PEMERINTAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II Kecamatan Danau Kerinci Perwakilan Kecamatan Keliling Danau Desa Keluru
PERATURAN DESA DESA KELURU – KPK KELILING DANAU KECAMATAN DANAU KERINCI NOMOR : 1 TAHUN 1992 TENTANG PENETAPAN FUNGSI DAN WILAYAH HUTAN ADAT TEMEDAK UNTUK PERLINDUNGAN DAN PEMANFAATAN BERKELANJUTAN SUMBER DAYA ALAM DESA KELURU Menimbang
:
a. bahwa Hutan Temedak telah disepakati secara tertulis pada tahun 1927 sebagai tanah larangan negeri Desa Keluru; b. bahwa Hutan Adat di Desa Keluru sebagaimana sumber daya alam lainnya memiliki kedudukan serta peranan penting bagi kehidupan manusia, oleh karena itu perlu pengaturan dalam perlindungan dan pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan yang terkendali, serasi dan seimbang untuk kesejahteraan masyarakat Desa Keluru, baik masa kini maupun masa depan. c. bahwa peranan dan kedudukan hutan tersebut diatas semak ini penting bagi masyarakat di Desa Keluru yang masih membutuhkan hutan sekitar desa dalam mendukung kelanjutan kehidupan sosial ekonomi dan sosia budayanya, karena sebagian besar wilayah hutan di Kabupaten Kerinci di luar Desa Keluru telah menjadi kawasan hutan lindung/suaka alam/ cagar alam/taman nasional, disamping luasnya lahan terlantar.
d. bahwa perlindungan dan pemanfaatan sumber daya di pedesaan dan lingkungannya pada hakikatnya merupakan bagian satu kesatuan dengan pembangunan desa yang berkelanjutan. e. bahwa setiap orang dan peran serta masyarakat setempat memiliki hak, kewajiban dan wewenang untuk memelihara, menjaga, memperbaiki dan memanfaatkan lingkungan sekitarnya secara berkelanjutan serta tinggal dalam lingkungan yang sehat dan baik. f. bahwa sehubungan dengan hal-hal diatas, dipandang perlu ditetapkan peraturan daerah yang memuat ketentuan-ketentuan mengenai penetapan fungsi dan Wilayah Hutan Adat untuk perlindungan dan pemanfaatan berkelanjutan Sumber Daya Alam di desa Keluru sebagai landasan kebijaksanaan selanjutnya dalam pengelolaan lingkungan hidup di pedesaan.
Mengingat
:
1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 20 ayat (1) dan Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945. 2. Undang-undang No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar PokokPokok Agraria. 3. Undang-undang
No.
5
Tahun
1974
tentang
Pokok-pokok
5
Tahun
1979
tentang
Pokok-pokok
Pemerintahan Daerah. 4. Undang-undang
No.
Pemerintahan Desa. 5. Undang-undang No. 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Lingkungan Hidup. 6. Undang-undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
Memperhatikan
:
1. Surat Bupati No. 552/51/118/Bappeda tanggal 4 Februari 1992 tentang rekomendasi kegiatan pembinaan Hutan Adat Temedak Desa Keluru.
2. Surat Pemuka Adat kepada Bupati KDH Tk. II Kerinci bulan Desember 1991 tanpa tanggal tentang Permohonan Pengukuhan hutan rakyat yang dikelola secara adat. 3. Surat Kesepakatan Pemuka Adat tertanggal 13 Oktober 1927 tentang Penetapan Daerah Temedak sebagai tanah larangan negeri Keluru. 4. Surat Kesepakatan Warga Desa tertanggal 12 Februari 1992 tentang kegiatan penguatan pengaturan hutan adat dalam upaya penjagaan keutuhan hutan dan pemanfaatannya secara lestari. 5. Hasil rapat Lembaga Musyawarah Desa dan LKMD tanggal 28 November 1991 tentang hutan wilayah hutan binaan (Rimbo Temedak). 6. Peta situasi Hutan Adat Temedak yang diterbitkan Kantor Badan Pertanahan Nasional Kerinci dan WWF/IP 3941, April 1992 7. Hasil Rapat Lembaga Musyawarah Desa tanggal 7 Juli dan 10 Juli 1992 tentang Perumusan Peraturan Dea tentang Penetapan fungsi dan wilayah Hutan Adat Temedak.
Dengan Persetujuan LEMBAGA MUSYAWARAH DESA DAN DEPATI NENEK MAMAK DESA KELURU – KPK. KELILING DANAU – KECAMATAN DANAU KERINCI MEMUTUSKAN Menetapkan :
PERATURAN DESA TENTANG PENETAPAN FUNGSI DAN WILAYAH HUTAN ADAT TEMEDAK UNTUK PERLINDUNGAN DAN PEMANFAATAN BERKELANJUTAN SUMBER DAYA ALAM DI DESA KELURU.
BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Desa ini yang dimaksud dengan: 1.
Sumber daya alam adalah unsur-unsur makhluk hidup (tumbuhan, binatang, manusia) dan tak hidup (tanah, cuaca, air) yang saling mempengaruhi dan tergantung satu sama lain dan membentuk sistem lingkungan di pedesaan.
2.
Perlindungan dan pemanfaatan (konservasi) sumber daya alam adalah pengaturan sumber daya alam yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kelanjutan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan mutu keaneka ragaman binatang dan tumbuhan dan nilai fungsinya.
3.
Fungsi Hutan Adat Temedak adalah kegunaan-kegunaan sumber daya hutan dalam mendukung kelanjutan pengembangan desa dan pelestarian alam pedesaan.
4.
Hutan Adat Temedak adalah wilayah hutan di Desa Keluru – Kecamatan Danau Kerinci – Kabupaten Kerinci yang memiliki kejelasan, ketetapan dan diketahui status kepemilikan dan tata batasnya dilapangan secara adat maupun hukum formal pemerintahan.
5.
Pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya suatu unsur dari luar atau berubahnya lingkungan oleh kegiatan manusia atau proses alami, sehingga mutu lingkungan turun dan tidak dapat berfungsi lagi.
6.
Perusakan lingkungan adalah tindakan yang menimbulkan perubahan langsung atau tidak langsung terhadap sifat-sifat fisik dan kehidupan yang berakibat lingkungan tidak berfungsi lagi dalam menunjang pembangunan berkelanjutan.
7.
Peran serta masyarakat adalah proses kesadaran masyarakat yang tumbuh secara swadaya, atas kehendak sendiri dan keinginan sendiri terlibat dalam merencanakan, melaksanakan dan menilai kembali dalam usaha-usaha perlindungan, pemeliharaan, pemulihan dan pemanfaatan lingkungan hidup .
8.
Desa Keluru adalah wilayah yang secara administratif terletak di Kec. Danau Kerinci – KPK Keliling Danau – Kab. Kerinci Propinsi Jambi yang mempunyai unsur-unsur tata batas administratif; perangkat pemerintahan desa dan perangkat adat sebagai
pelengkap; sistem kehidupan nilai-nilai tertentu; fasilitas sosial dan ekonomi serta bentang alam tertentu; serta peraturan-peraturan hukum yang berlaku. 9.
Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu dalam pemanfaatan, penataan, pemeliharaan, pengawasan, pengendalian, pemuliah dan pengembangan lingkungan hidup.
BAB II AZAS, TUJUAN DAN SASARAN Pasal 2 Perlindungan fungsi dan proses lingkungan hutan dan pemanfaatan sumber daya hutan adat Temedak berazaskan kemandirian, pemerataan kesempatan terhadap fungsi dan pemanfaatan hutan, penghormatan terhadap nilai-nilai adat yang masih berlaku, kebutuhan masyarakat setempat, pelestarian kemampuan fungsi dan proses dan pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan pedesaan lainnya secara serasi, seimbang, terkendali, terorganisasi dan berkelanjutan. Pasal 3 Perlindungan fungsi dan proses lingkungan hutan dan pemanfaatan Hutan Adat Temedak ditujukan kepada terpeliharanya fungsi dan proses di lingkungan hutan yang mendukung kelangsungan hidup Desa Keluru untuk meningkatkan kesejahteraan dan mutu hidup masyarakat Desa Keluru. Pasal 4 Sasaran yang ingin dicapai untuk mencapai tujuan sebagaimana yang dimaksud Pasal 3 adalah: 1.
Pemeliharaan dan perlindungan fungsi dan proses lingkungan hutan sebagai daerah resapan air/sumber air pedesaan, pencegah banjir dan erosi tanah, pengatur cuaca dan pelindung kesuburan tanah pedesaan serta perlindungan keragaman jenis tumbuhan dan binatang melalui kegiatan rutin masyarakat sebagai berikut: a.
Penanaman kembali tegakan pohon dan pengayaan jenis tumbuhan yang sesuai kondisi lingkungan setempat dan kebutuhan masyarakat Desa Keluru di Hutan Adat Temedak maupun di ruang terbuka desa lainnya (pekarangan, pinggiran
jalan, pinggiran bandar air, kebun) yang dilaksanakan secara massal, teratur, terkendali, terorganisasi dan berkelanjutan. b.
Tidak menebang tegakan pohon atau memusnahkan jenis tumbuhan yang dikategorikan
sebagai
sumber
makanan
kunci
makanan
satwa
(Kayu
Aro/Beringin), jenis tumbuhan yang unik dan sedikit jumlahnya/langka (batang Kubut, Kayu Pacet, dsb), jenis tumbuhan sebagai sumber benih tanaman budidaya (Kemiri, Aren, dsb), sumber bahan baku obat-obatan tradisional, tegakan pohon yang terletak di dekat sumber air, jurang dan anak sungai. c.
Tidak membunuh jenis-jenis satwa yang berperan penting sebagai penyebar biji/penyerbuk bunga tumbuhan, pemangsa hama penyakit tanaman budidaya; penyubur tanah, khususnya satwa, yang digolongkan satwa langka/ dilindungi, kecuali jika jenis satwa sangat mengancam dan merugikan hajat hidup orang banyak dengan penanganannya dilaksanakan oleh pihak yang berwenang.
d.
Tidak membuang sampah yang sangat sukar atau tidak dapat di hancurkan oleh proses alami, seperti plastik, karet, jenis-jenis logam, kaca di dalam lingkungan Hutan Adat Temedak.
e.
Tidak membangun sarana sosial desa (jalan aspal, sekolah, mesjid, dsb) atau bangunan pemukiman secara permanen di dalam Hutan Adat Temedak.
f.
Tidak mengusahakan Hutan Adat Temedak sebagai perluasan lahan budidaya masyarakat dari dalam/luar Desa Keluru dalam bentuk perkebunan/perladangan maupun persawahan.
g.
Tidak memasuki Hutan Adat Temedak secara massal dan berkelompok (lebih dari 25 orang), kecuali masyarakat setempat dalam kegiatan perlindungan hutan, serta seijin Depati – Nenek Mamak atau Kepala Desa atau seseorang yang diberi tanggung jawab.
2.
h.
Tidak melakukan kegiatan pembakaran di dalam hutan dan dipinggiran hutan.
i.
Tanah Hutan Adat Temedak tidak boleh dijual, digadai dan dijadikan anggunan.
Pemanfaatan sumber daya Hutan Adat Temedak secara bijaksana dan berkelanjutan dengan memegang teguh prinsip-prinsip pelestarian fungsi dan proses lingkungan hutan jangka panjang melalui kegiatan rutin masyarakat sebagai berikut: a.
Pemungutan isi hutan sebagai bahan baku kepentingan rumah tangga bagi penduduk asli yang berdomisili di Desa Keluru mengisi adat menurut sepanjang adat Keluru.
b.
Pemungutan isi hutan dalma kegiatan bahan baku industri rumah tangga untuk menghasilkan barang jadi, misalnya: industri kerajinan bambu, industri gula aren, industri obat tradisional, dsb.
c.
Pemungutan isi hutan sebagai sumber benih tumbuhan untuk kepentingan perbanyakan/pengayaan/budidaya jenis tumbuhan di dalam Hutan Adat Temedak dan ruang terbuka Desa Keluru (pekarangan, kebun, pinggiran jalan, pinggiran bandar air/anak sungai) serta kepentingan usaha pembibitan keluarga sepanjang tidak merusak pelestarian jenis.
d.
Pemungutan isi hutan sebagai bahan baku ramuan obat tradisional untuk kepentingan kesehatan masyarakat yang bertempat tinggal di Desa Keluru dan Pelayanan Kesehatan sukarela kepada pihak lain di luar Desa Keluru yang membutuhkan pertolongan.
e.
Pemanfaatan Hutan Adat Temedak sebagai tempat “belajar kembali ke alam” sambil berekreasi (pariwisata terbatas) dan penelitian berbagai ilmu yang memberikan sumbangan positif bagi masyarakat Desa Keluru.
f.
Kegiatan-kegiatan pada butir a sampai e harus mendapatkan ijin secara tertulis dari Kepala Desa – Depati Nenek Mamak atau seseorang yang diberikan tanggung jawab untuk mengatur tata tertibnya.
BAB IV HAK, KEWAJIBAN DAN WEWENANG Pasal 6 1.
Setiap orang yang bertempat tinggal tetap di Desa Keluru memiliki hak yang sama atas lingkungan hidup sehat baik dengan adanya fungsi dan proses lingkungan hutan serta berperan serta dalam seluruh tahapan perencanaan, pelaksanaan, penilaian kembali usaha-usaha perlindungan dan pemanfaatan hutan.
2.
Setiap orang yang bertempat tinggal tetap di Desa Keluru memiliki kewajiban yang sama dalam memelihara, memperbaiki serta mencegah dan menanggulangi fungsifungsi dan proses lingkungan hutan.
BAB V KELEMBAGAAN Pasal 7 1.
Perlindungan fungsi dan proses lingkungan hutan dan pemanfaatan Hutan Adat Temedak dilaksanakan secara terencana, terpadu dan terkendali oleh perangkat pemerintahan desa, pemuka adat dan lembaga-lembaga masyarakat biasa di Desa Keluru berdasarkan fungsi dari struktur Pemerintahan yang berlaku dan dipimpin oleh Pejabat Kepala Desa.
2.
Dalam teknis pelaksanaan, LMD menunjuk Pejabat Kepala Desa yang membentuk Panitia/kelompok kerja/anggota masyarakat untuk mengatur, melaksanakan dan mengendalikan sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 7 ayat 1.
3.
Pemerintahan Desa Keluru dapat melakukan hubungan kerjasama dengan instansi pemerintah setempat, individu yang terkait, partikelir/swasta, lembaga non Pemerintah atau kelompok-kelompok masyarakat di luar Desa Keluru sebagaimana yang dimaksud Pasal 7 ayat 1.
BAB V GANTI KERUGIAN DAN BIAYA PEMULIHAN Pasal 8 Barangsiapa seseorang/kelompok masyarakat di dalam/luar Desa Keluru terbukti secara hukum yang berlaku di Negara Republik Indonesia telah menurunkan mutu dan merusak fungsi dan proses lingkungan Hutan Adat Keluru memikul tanggung jawab dengan kewajiban membayar kerugian dan biaya pemulihan kepada penderita yang telah dilanggar haknya atas lingkungan hidup yang sehat dan baik, sebagaimana yang dimaksud Undangundang RI No. 4 Pasal 20 dan peraturan-peraturan lainnya yang masih berlaku.
BAB VI ASPEK HUKUM Pasal 9 1.
Barangsiapa seseorang/kelompok masyarakat terbukti dengan sengaja melakukan perbuatan atau tindakan kejahatan dan kelalaiaannya atau tindakan pelanggaran yang menyebabkan menurunnya mutu dan kerusakan fungsi dan proses lingkungan Hutan Adat Temedak, diancam hukum adat yang berlaku di negeri Keluru.
2.
Hukum Adat diberlakukan tanpa kekerasan dengan tujuan sebagai usaha penyadaran si pelaku tindakan kejahatan atau Pelanggar.
3.
Jenis hukuman sebagaimana yang dimaksud ayat 1 ditetapkan berdasarkan penilaian dari Kerapatan Adat Desa Keluru.
BAB VII KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 10 Peraturan Desa ini, apabila dipandang perlu dapat disempurnakan atau ditingkatkan menurut perkembangan kehidupan sosial masyarakat dan situasi lainnya dalam waktu setiap lima tahun sekali.
BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 11 1.
Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
2.
Peraturan Desa ini dapat disebut Peraturan Desa Keluru tentang Penetapan Fungsi dan Wilayah Hutan Adat Temedak.
3.
Peraturan Desa ini menjadi dasar hukum dalam peraturan-peraturan yang lebih tinggi.
4.
Hal-hal mana yang belum diatur dalam peraturan desa ini akan diatur lebih lanjut dalam Peraturan/Keputusan Desa selanjutnya.
Ditetapkan di Desa Keluru Pada tanggal 10 Juli 1992 Kepala Desa/ Ketua Lembaga Musyawarah Desa Desa Keluru – KPK. Keliling Danau Kecamatan Danau Kerinci ttd Darwis Khatib
Anggota Lembaga Musyawarah Desa 1.
9.
Haji Nurdin 2.
Abdul Wahab 10.
Mudar Wahab 3.
M. Rapat 11.
H. M. Sukur 4.
Rusli Rio Gilang 12.
Sabaruddin
Ismid Mahmud
5.
13.
Rusdi Adnan 6.
Suhaimi Sudin BA 14.
Usman Majid 7.
M. Jamil Rusnan 15.
Hairudin 8.
Ramli Yusub 16.
H. M. Nur 17.
Umar Yunus 22.
Bahtiar Sudin 18.
Mat Skin 23.
Lahmuddin BA 19.
Asan Basri 24.
Ishak Izin 20.
Ilyas Taher 25.
Supadi
Alimin
21.
Tajudin Mengetahui/menyetujui Camat Danau Kerinci
KPK Keliling Danau
Drs. Buchari H. Ali
Lukman BA
LAMPIRAN 2 RISALAH HUTAN ADAT TEMEDAK LOKASI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRATIF Lokasi Geografis : 20 10’ Lintang Selatan 100 30’ Bujur Timur. Lokasi Administratif : Desa Keluru, Perwakilan Kecamatan Keliling Danau, Kecamatan Danau Kerinci, Kabupaten Kerinci Propinsi Jambi. BATAS WILAYAH ADMINISTRATIF Sebelah Barat
:
Desa Jujun
Sebelah Timur
:
Desa Pidung
Sebelah Selatan
:
Desa Talang Lindung
Sebelah Utara
:
Danau Kerinci
BATAS WILAYAH ADAT Secara adat meliputi Muara Air Tua (tepi Danau Kerinci) terus ke Pematang Kepal berlanjut ke Sungai Kering terus ke Sungai Sidik terus ke Hulu Air Keluru selanjutnya ke Bukit Sigantung Rendah terus Ke Danau Padang terus ke Tanah Bekali selanjutnya ke Tunggul Buto terus ke Bukit Lemali dan berakhir di tepi Danau Kerinci.
AKSESBILITAS Terletak 20 km sebelah tenggara Sungai Penuh ibukota Kabupaten Kerinci via Jujun. TATA GUNA TANAH Dari 1.117 hektar luas desa pemanfaatan ruangnya terdiri dari: Bentuk bentang alam
Luas (hektar)
Hutan
75
Sawah
115
Tegalan/Kebun Campuran
111
Pekarangan/Bangunan Lain-lain (sungai, danau)
7 809