Perubahan Mata Pencaharian Pada Nelayan Danau Limboto (suatu penelitian di desa Ilotidea Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo) Hasni Abdul Halid Dr. Rauf Hatu, M.Si Sainudin Latare, S.Pd, M.Si Program Studi Sosiologi Jurnal ini merupakan hasil penelitian mengenai Perubahan Mata Pencaharian Nelayan Danau Limboto Desa Ilotidea Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo, di mana masyarakat ini mayoritasnya adalah nelayan, karena pendangkalan danau, para nelayan melakukan perubahan mata pencaharian. Dalam penelitian ini, perubahan mata pencaharian oleh para nelayan didalamnya terdapat proses sosial dimana hubungan interaksi antar nelayan sebelum dan sesudah berubah pekerjaan. mengenai perubahan mata pencaharian pastinya terdapat dampak dalam kehidupannya, yang akan di bahas pada penelitian ini yakni mengenai kehidupan oleh para nelayan sebelum dan sesudah berubah mata pencaharian. Masalah yang diteliti mencakup dua permasalahan berikut ini. 1. bagaimana proses sosial perubahan mata pencaharian nelayan danau limboto di desa Ilotidea Kecamatan. Tilango Kabupaten. Gorontalo. 2. bagaimana kehidupan nelayan sebelum dan sesudah melakukan perubahan mata pencaharian. Kajian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kajian mengenai perubahan untuk menganalisis permasalahan diatas Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik observasi, wawancara, dan studi pustaka/dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perubahan mata pencaharian nelayan danau limboto desa Ilotidea, Kec.Tilango, Kab.Gorontalo, dipengaruhi adanya pendangkalan danau limboto sehingga mereka melakukan perubahan mata pencaharian. Serta hubungan interaksi antar sesama nelayan disaat masih bekerja di danau dan setelah mereka melakukan perubahan mata pencaharian yang mengarah pada dampak kehidupan para nelayan. Kata kunci : Perubahan, proses sosial, interaksi
Permasalahan mengenai sumber daya air yang terjadi di Indonesia Mungkin sudah tidak asing lagi bagi kita semua. Indonesia adalah salah satu negara dengan kekayaan alam terbesar di Asia Tenggara. Semestinya tidak diragukan lagi bahwa air tersedia melimpah ruah di Indonesia karena luas perairan Indonesia yang lebih besar dari luas daratan. Tetapi yang terjadi pada kenyataannya sungguh ironis, kini krisis air di berbagai daerah menjadi berita utama dalam media massa.
Bahkan permasalahannya tidak hanya krisis air, namun meluas pada mulai rusaknya daerah-daerah perairan seperti danau.1 Di kawasan pesisir sebagian besar penduduknya bekerja sebagai nelayan. kelompok masyarakat nelayan merupakan unsur terpenting bagi eksistensi masyarakat pesisir. Masyarakat nelayan adalah kelompok masyarakat yang pekerjaannya menangkap ikan, dan kemudian menjualnya pada sekelompok masyarakat yang membutuhkan hasil tangkapan mereka. Danau Limboto adalah salah satu danau yang terdapat di Profinsi Gorontalo, tepatnya di Kabupaten Gorontalo. Pada mulanya danau ini sering digunakan untuk tempat
pelayaran, penangkapan ikan yang telah membantu
pemenuhan
kebutuhan masyarakat disekitar danau tersebut. Namun kondisi menjadi berubah karena permukaan air menjadi dangkal,masalah ini merupakan bencana bagi masyarakat yang sumber pendapatannya ada di danau ini. Kenyataan seperti ini selain disebabkan oleh faktor alam, ini juga tidak lepas dari kesadaran masyarakat terhadap pelestarian lingkungan. Karena ketidak seimbangan alam dan lingkungan tempat hidup manusia akan berakibat buruk bagi kelangsungan hidupnya, khususnya pada masyarakat yang bekerja sebagai nelayan didanau tersebut. Pendangkalan itu selain dipicu oleh erosi sungai, juga dipacu oleh para nelayan yang selama bertahun-tahun membangun perangkap ikan yang menggunakan gundukan tanah dari darat serta batang-batang pohon. Proses ini masih berlangsung hingga sekarang dan jika tidak ditanggulangi, proses tersebut akan terus berlangsung dan dapat menjadi kendala upaya membangun Kabupaten Gorontalo. Ketidak seimbangan alam dan lingkungan tempat hidup manusia akan berakibat buruk bagi kelangsungan hidup mereka. Kesehatan yang terganggu, bencana kelaparan akibat tidak ada ketersediaan bahan pangan menjadi ancaman bagi masyarakat sekitar. Pendangkalan akibat bertambahnya populasi eceng 1
Alfonsussimalango,kerusakan danau indonesia 2010. [0nline] tersedia di
http://alfonsussimalango.blogspot.com/2010/01/kerusakan-danau-indonesia.html diakses pada tanggal 10/12/2012
gondok telah meresahkan masyarakat setempat. Bagaimana tidak, sebab Danau Limboto merupakan pusat mata pencaharian penduduk selama beratus-ratus tahun yang lalu. Sehingga ketika danau ini menjadi dangkal, mata pencaharian penduduk terganggu dan menimbulkan penyakit sosial. Banyak dari para nelayan mencoba beralih ke pekerjaan lain,demi untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Hal yang paling menonjol adalah tidak sehatnya aktivitas perekonomian masyarakat di lingkungan tersebut. Kemudian melahirkan penyakit sosial lainnya. Kemungkinan-kemungkinan tersebut dapat terjadi jika permasalahan ini akan terus berlanjut. Untuk itu dalam mengatasi hal seperti ini Pemerintah harus ambil bagian dalam mengurusi rakyat yang melarat akibat kerusakan lingkungan hidup. Akan tetappi masalah pendangkalan ini bukan hanya semata-mata disebabkan oleh faktor alam saja, tapi juga faktor behaviorisme masyarakatnya sendiri. Oleh karena itu untuk menanggulangi masalah pendangkalan pada danau limboto, tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tapi juga masyarakat pada sekitar areal danau, dan terutama masyarakat nelayan yang kesehariannya memanfaatkan danau ini sebagai tempat mata pencahariannya. Desa Ilotidea merupakan desa yang sebagian besar penduduknya adalah nelayan, yang terletak di pesisir danau limboto tepatnya di Kecamatan tilango, Kabupaten gorontalo. Desa ini tidak hanya memiliki potensi alam, tetapi juga sumber daya manusia yang memiliki keterampilan dalam hal sebagai nelayan. Kehidupan sosial nelayan di Desa Ilotidea dapat dikatakan belum berkecukupan, bahkan juga masih kurang termasuk dalam hal pendidikan. Maka keterbatasan sosial yang dialami nelayan memang tidak terwujud dalam bentuk keterasingan, karena secara fisik masyarakat nelayan tidak dapat dikatakan terisolasi atau terasing. Namun lebih terwujud pada ketidakmampuan mereka dalam mengambil bagian dalam kegiatan ekonomi pasar secara menguntungkan, yang ditunjukkan oleh lemahnya mereka mengembangkan organisasii keluar lingkungan kerabat mereka atau komunitas lokal. Dalam hal ini yakni dengan mencari mata pencaharian lain untuk menopang kebutuhan hidup mereka sehari-hari. Selain gambaran fisik, identifikasi lain yang menonjol di kalangan nelayan adalah
rendahnya tingkat pendapatan mereka. Kondisi keterbatasan sosial yang diderita masyarakat nelayan Desa Ilotidea disebabkan oleh faktor-faktor yang kompleks. Persoalan yang terjadi pada danau Limboto, telah sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat pesisir danau Limboto yang khususnya berada pada desa Ilotidea. Karena dengan adanya pendangkalan danau Limboto kondisi danau tidak lagi dapat diharapkan bisa menopang kehidupan masyarakat pesisir danau terutama bagi masyarakat nelayan yang menggantungkan kehidupannya pada danau ini. Sehingganya para nelayan harus berfikir bagaimana cara untuk menanggulangi kondisi danau yang sudah tidak stabil dan pemanfaatanya yang sudah berkurang bahkan tidak menutup kemungkinan akan musnah untuk selamanya. Akan tetapi jika usaha-usaha yang dilakukan tidak lagi bisa untuk mengembalikan keadaan danau seperti semula, dan dengan pendapatan yang terus menurun inilah yang mendorong para nelayan untuk beralih mencari pekerjaan lain, para nelayan terpaksa harus mencoba untuk meninggalkan pekerjaan mereka sebagai nelayan dengan mencari pekerjaan lain sesuai dengan kemampuan yang mereka milki agar dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari. Berbicara mengenai alih pekerjaan atau beralih profesi maka tidaklah mudah bagi seseorang yang kesehariannya menjadi nelayan dan pekerjaan yang sudah digelutinya selama bertahun-tahun ini untuk bisa beralih ke pekerjaan lain, untuk itu dibutuhkan kreatifitas yang dapat menopang kelangsungan hidup masyarakat nelayan yang sudah terancam akan kehilangan pekerjaannya ini. Karena jika terus-menerus hanya berharap pada kondisi danau yang akan kembali stabil, kebutuhan rumah tangganya tidak akan dapat terpenuhi. Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses sosial terjadinya perubahan mata pencaharian bagi para nelayan danau limboto, khususnya di Desa Ilotidea, Kecamatan Tilango, Kabupaten Gorontalo. serta untuk mengetahui dampak perubahan mata pencaharian terhadap kehidupan pada masyarakat nelayan.
Metodologi Penelitian Penelitian ini akan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian deskriptif, artinya mencatat secara teliti segala gejala yang dilihat dan didengar
serta
dibacanya,
dan
peneliti
harus
membanding-bandingkan,
mengombinasikan, mengabstraksikan dan menarik kesimpulan. Penelitian ini
menggunakan
purposive sampling
(sampling
acak).
Digunakan oleh peneliti jika memiliki pertimbangan-pertimbangan tertentu dalam pengambilan informannya. Pertimbangannya bahwa informan tersebut dinilai yang benar-benar menguasai situasi sosial terhadap peristiwa yang sedang diteliti. Sedangkan jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data skunder. Data primer yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data-data yang menyangkut realitas perubahan mata pencaharian nelayan. Berkaitan dengan hal tersebut, maka faktor-faktor yang diteliti adalah kegiatan kaum nelayan, yakni aktifitas mereka sebelum dan hingga perubahan pencaharian. Data sekunder tertuju pada data-data kognitif (the cognitive data) yaitu pengetahuan ilmiah yang berupa data monografi kelurahan / desa, data responden, keadaan lingkungan dan data lokasi penelitian dan dokumen-dokumen resmi lainnya. Serta data perilaku (behavioral data) berupa aktivitas, perasaan, dan kelakuan para pelaku. 2 Dalam penelitian ini, data dikumpulkan melalui observasi dan wawancara. Sedangkan untuk menganalisis data dengan cara mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dan mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Penelitian ini dilaksanakan di desa Ilotidea Kecamatan Tilango kabupaten Gorontalo. Dengan pertimbangan dikarenakan peneliti melihat realitas perubahan pencaharian yang terjadi dalam masyarakat nelayan di Desa Ilotidea, tempat 2
Muhamad idrus. Metode penelitian ilmu sosial, Yogyakarta : Erlangga. 2009. Hal 62
dimana mereka menggatungkan hidupnya, yakni danau limboto saat ini yang sedang mengalami pendangkalan dan pemanfaatan yang tidak lagi stabil, sehingga peneliti tertarik untuk menelitinya, karena mengingat
hubungan solidaritas
masyarakat nelayan yang sudah sangat lama memanfaatkan danau ini sebagai pencaharian sebagian besar masyarakat nelayan Desa Ilotidea, dan tiba-tiba harus beralih ke pekerjaan lain. Hasil Penelitian dan Pembahasan Pada umumnya masyarakat selalu mengalami perubahan, tidak ada yang tidak mengalami perubahan. Sebab suatu masyarakat adalah suatu sistem yang selalu bergerak dan tidak menetap atau diam. Walaupun dalam taraf yang paling kecil sekalipun, masyarakat akan selalu melakukan suatu perubahan. Perubahan tersebut dapat berupa perubahan yang kecil sampai pada taraf perubahan yang sangat besar yang mampu memberikan pengaruh yang besar bagi aktivitas atau perilaku manusia. Perubahan dapat mencakup aspek yang sempit maupun yang luas. Aspek yang sempit dapat meliputi aspek perilaku dan pola pikir individu, sedangkan aspek yang luas dapat berupa perubahan dalam tingkat struktur masyarakat yang nantinya dapat mempengaruhi perkembangan masyarakat di masa yang akan datang. Dalam penelitian ini, perubahan dalam masyarakat yang bisa diartikan sebagai, suatu gerak yang di lakukan oleh setiap orang atau kelompok ketika berinteraksi dengan orang lain atau lingkungannya dalam hal ini lebih spesifik pada masyarakat nelayan, dalam lingkungan kerjanya. Akibat dari perubahan fungsi yang terjadi pada lingkunganya, maka berdampak pada setiap orang atau kelompok yang berada disekitarnya. Perubahan yang terjadi
pada nelayan Desa Ilotidea yakni perubahan
dalam segi “mata pencaharian” yang artinya perubahan pekerjaan oleh masyarakat yang tadinya sebagai nelayan kemudian beralih menjadi pedagang ataupun pekerjaan lainnya, yang disebabkan oleh kerusakan lingkungan yang menjadi tempat mata pencaharian mereka. Dari hasil observasi dilapangan, mayoritas penduduk desa Ilotidea bermata pencaharian sebagai pedagang, yang tadinya sebagian besar dari pedagang tersebut adalah nelayan. Dari segi pendidikan
masyarakat desa Ilotidea banyak yang tergolong pada tingkat tidak lulus sekolah dasar dan tidak sekolah. Dan hal inipun kaum perempuan berjumlah 857 jiwa, dan laki-laki berjumlah 879 jiwa. Dalam kajian ini, peneliti akan membahas mengenai Perubahan Mata Pencaharian Nelayan Danau Limboto Desa Ilotidea. Dimana dalam teorinya Menurut Zstompka konsep dasar mengenai perubahan sosial menyangkut tiga hal yakni yang pertama, studi mengenai perbedaan; yang kedua, studi harus dilakukan pada waktu yang berbeda; yang ketiga, pengamatan pada sistem sosial yang sama. Adapun temuan dari Pada Perubahan Mata Pencaharian Pada Nelayan Desa Ilotidea, Kecamatan Tilango, Kabupaten Gorontalo. yakni terkait mengenai perubahan sosial yang menurut Sztompka, studi mengenai perbedaan, studi harus dilakukan pada waktu yang berbeda, dan pengamatan pada sistem sosial yang sama. Peneliti menemukan pada saat observasi, perbedaan yang terlihat pada keadaan danau limboto yang menjadi sumber penghasilan oleh masyarakat nelayan yang dulunya menjadi kebanggan serta penopang hidup masyarakat nelayan kini telah terlihat berbeda dengan keadaan permukaan airnya yang penuh terselubung dengan tumbuhan enceng gondok yang menyerap air, sehingga menyebabkan pendangkalan yang terjadi secara berangsur-angsur dan tidak memakan waktu yang begitu lama. Akibat dari pendangkalan ini peneliti juga memperhatikan kegiatan masyarakat nelayan yang ada di Desa Ilotidea, terlihat dalam kegiatan mereka sehari-hari, yang tadinya banyak meluangkan waktunya untuk pergi mencari ikan di danau, oleh karena musibah yang melanda danau limboto maka para nelayan juga banyak yang telah beralih pada pekerjaan lain, yang menjadikan hubungan para nelayan juga telah bebeda tidak seperti dulu lagi, sehingga juga berdampak pada kehidupan para nelayan yang menjadi lebih baik dari sebelumnya. Berdasarkan wawancara dengan bapak Abdullah Tuna (64 thn) terhadap hubungan para nelayan disaat masih bersama memanfaatkan hasil danau, seakan
mempertegas hubungan para nelayan di desa Ilotidea, dalam isi wawancara tersebut dengan bapak Abdullah Tuna, ia menuturkan bahwa ; “...Kalo waktu masih sama-sama ba cari ikan di danau, itu torang pigi sama-sama, soalnya bagi yang ba pake jala itu harus berkelompok, sekitar enam orang itu bekerja sama ba tangkap ikan, baru nanti depe hasil tangkapan itu mo bagi sama-sama. Tp kalo yang ba pake oailo atau pancing itu jadi depe ikan sandiri, tapi kalo mo pigi turun ka danau itu tetap sama-sama...”3 Dari hasil wawancara di atas menunnjukkan bahwa kebiasaan yang sering dilakukan oleh para nelayan disetiap harinya bahkan setiap saat, dapat menimbulkan ikatan rasa kebersamaan diantara satu dengan yang lainnya. Suasana yang sangat akrab dalam kehidupan sehari-hari antar sesama nelayan dengan bersama-sama turun ke danau untuk mencari hasil tangkapan serta membagi hasil tangkapan yang di peroleh secara merata, karena para nelayan ini biasanya sering pergi berkelompok untuk pergi ke tempat dimana mereka harus bekerja memenuhi kebutuhan rumah tangganya. Akan tetapi kondisi yang terjadi saat ini tidak bisa dielakan yang mau atau tidak, harus diterima oleh para nelayan. Sebab sejak dari beberapa tahun yang lalu, keadaan lingkungan Danau Limboto, berangsur-angsur telah mulai kehilangan fungsinya sebagai sumber penghidupan bagi masyarakat nelayan Ilotidea. Seperti yang telah dikemukakan oleh bapak Poja Talib (45 thn)
mengenai
keadaan danau di saat telah mulai kehilangan fungsinya, dalam isi wawancara ini ia menuturkan bahwa ; “ Cuma dulu... torang banyak masyarakat disini yang jadi nelayan, ba tangkap ikan di danau situ, soalnya dulu itu, masih banyak ikan-ikan disitu, baru bukan Cuma ikan sesaja so yang paling banyak itu udang dengan payangga. tapi karna ini so jadi dangkal, karna itu eceng gondok so penuh di permukaan danau itu. torang juga kan... tidak bisa buat apaapa”, soalnya so talalu banyak”.4
3 4
wawancara dengan bapak Abdullah Tuna pada tanggal 05 April 2013 Wawancara dengan bapak Poja Talib, pada tanggal 05 April 2013
Merujuk pada isi wawancara yang dikemukakan diatas yakni, penyebab pendangkalan danau tersebut tidak terlepas dari faktor alam berupa tumbuhan enceng gondok yang menyelimuti lingkungan dan permukaan air danau hingga permukaan air danau hampir tidak kelihatan, dan juga banyak menyerap air yang menyebabkan pendangkalan, serta salah satu faktor lainnya adalah faktor behavioristik atau dari perilaku yang dibuat oleh masyarakat sendiri yakni dengan tidak memperdulikan serta menjadikan areal danau sebagai tempat penbuangan sampah, yang menyebabkan begitu banyaknya sampah-sampah yang menumpuk di area tepi danau, yang lama-kelamaan menjadi sulit untuk di bersihkan lagi karena saking banyaknya, sehingga kedua faktor inilah yang menjadi penyebab utama keadaan danau menjadi seperti ini, menjadikan kondisi Danau Limboto semakin lama semakin memburuk, dan mengakibatkan makin lajunya pendangkalan yang terjadi pada air danau, hal Inilah yang membuat kerisauan pada masyarakat nelayan Ilotidea, sebab kondisi Danau Limboto yang dulunya setiap hari bahkan setiap saat dijadikan tempat untuk menopang kehidupannya kini telah ditentukan oleh curah hujan untuk mendapatkan hasil tangkapan dan memanfaatkan kembali kestabilan danau seperti fungsinya. Sebagian besar para nelayan ini bekerjasama dalam menangkap ikan, rasa solidaritas yang tinggi antar sesama nelayan begitu dapat dirasakan disaat bersama-sama dalam menempuh segala rintangan yang menghalangi para nelayan dalam melakukan aktivitasnya, Yang menjadi suatu keunikan yang menarik dalam hubungan sesama nelayan ini walaupun kondisi danau yang sudah tidak seperti dahulu, maka hasil kekayaan danau yang ada di dalamnya juga ikut berkurang, tetapi para nelayan ini jika tiba musim hujan, dan keadaan danau memungkinkan untuk para nelayan mencari tangkapan ikan, maka para nelayan ini
tetap
berbondong-bondong untuk pergi turun kedanau mencari tangkapan ikan, bahkan dengan keadaan danau yang telah mendangkal para nelayan ini semakin mempererat hubungan kerja sama mereka dalam mencari ikan di danau tersebut. Akan tetapi situasi dalam keluarga yang terus mendorong, demi kehidupan sehari-harinya tidak bisa terus menerus hanya berharap pada musim yang nantinya akan mendukung. Maka dari itu para nelayan harus mempunyai fikiran dalam
menopang penghidupannya masing-masing. Yakni dengan fikiran, modal serta kemampuan ataupun keterampilan yang dimiliki oleh masing-masing individu maka para nelayan ini memutuskan untuk mencari pekerjaan lain sesuai kondisi mereka sendiri, ada yang menjadi pengemudi bentor, membuka usaha warung kecil-kecilan, menjadi petani, serta lebih banyak para nelayan tadi beralih menjadi pedagang ikan di pelelangan maupun di pasar-pasar, dan pedagang ikan keliling. Dengan demikian hubungan para nelayan dengan masing-masing pekerjaannya sudah tidak seperti disaat masih menjadi nelayan di Danau Limboto. Sebelum para nelayan melakukan perubahan mata pencaharian, kehidupan yang sangat bergantung hanya pada kondisi alam yang mendukung, tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari oleh para nelayan, bahkan jika curah hujan yang banyakpun tidak dapat menjamin bagi para nelayan untuk bisa mendapatkan hasil tangkapan ikan yang sangat mereka harapkan. Kondisi Danau Limboto, yang tidak lagi bersahabat dengan para nelayan, memaksakan mereka untuk berfikir bagaimana caranya untuk merubah ketergantungan dengan kondisi Danau Limboto yang semakin lama, semakin memburuk.
Penderitaan
serta
kesengsaraan
keluarga,
sehingga
dalam
kesehariannya apa yang menjadi kebutuhan sehari-harinya tidak lagi tercukupi, mendorong bagi para nelayan melahirkan solusi, dalam menghadapi persoalan yang sudah melilit penghidupannya. Solusi yang dilahirkan itu mengarah kepada perubahan dalam proses mata pencariannya. Ada yang beralih menjadi pedagang ikan dipelelangan, ada yang berjualan ikan dipasar-pasar, dan ada yang berkebun, serta ada yang beralih menjadi pengemudi bentor, perubahan ini terjadi karena persoalan kolektif yang dihadapi para nelayan utuk mempertahankan eksistensi kehidupan. hal yang sangat esensial atau fundamental yang merubah kehidupan para nelayan, karena keterpurukan dengan kondisi Danau Limboto sudah tidak lagi seperti fungsi dan masalah ini dirasakan secara kolektif bagi para nelayan. Sehingga ada beberapa dari informan dapat dikatakan telah berhasil dalam perubahan mata pencaharian yang dilakukannya. Sebab dengan adanya musibah yang melanda danau, maka sebagian para nelayan berani mengambil jalan untuk merubah mata pencahariannya. Hal ini membuktikan bahwa dengan adaya
perubahan mata pencaharian yang dilakukan oleh para nelayan pada umumya memang sangat menguntungkan daripada hanya berharap dengan danau yang belum tentu akan kembali seperti semula. Dengan ini maka kehidupan yang lebih baik ada pada saat masyarakat nelayan setelah merubah mata pencahariannya. Kesimpulan Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah : Dari penjelasan diatas tentang penelitian ini, maka bisa ditarik beberapa kesimpulan seperti yang terulis dibawah ini: (1) Perubahan mata pencarian nelayan Danau Limboto desa ilotidea pada dasarnya, atau yang paling esensial yang mendorong perubahan mata pencarian, yakni dengan tekanan keberadaan Danau Limboto yang semakin lama keadaan danau semakin mendangkal, hal ini disebabkan karena eceng gondok, dan sampah-sampah yang dibawa luapan banjir yang mengotori lingkungan Danau Limboto. Sehingga potensi danau sebagai sumber mata pencaharian kehilangan fungsinya, sebagai tempat penengkapan ikan bagi para nelayan Danau Limboto khususnya apa yang dirasakan masyarakat
Ilotidea, dimana mereka
sudah terbiasa bersama-sama dalam menjalani aktivitas sehari-hari pada danau ini. keresahan, kebingungan, ketidakberdayan membuat suasana ini menghantui kehidupan seharinya, yang mengarahkan keluarga para nelayan ke penghidupan yang melarat, kelaparan, karena tidak adanya pemasukan untuk mencukupi kebutuhan keluarganya. Kesengsaraan hidup yang dirasakan dalam keluarga yang disebabkan kehilangan fungsi Danau Limboto sebagai tempat pencarian ikan bagi para nelayan tersebut melahirkan ide untuk memikirkan bagaiman caranya, untuk mempertahankan eksistensi kelangsungan hidup para nelayan kedepannya. Sehingga dari keadaan para nelayan ini, arah hidup mereka, ada yang merubah, yang menjadi sumber mata pencahariannya, ke pedagang ikan di pelelangan, ada yang menjadi, penjual ikan dipasar-pasar, ada juga yang bertani, dan menjadi pengemudi bentor. (2) Dampak dari perubahan mata pencaharian para nelayan Danau Limboto merubah kehidupannya, tidak adanya, potensi, keterampilan kerja, dalam pekerjaan baru bagi para pelayan, sangat merasakan kesulitan dalam proses beradaptasi dengan lingkungan yang akan merubah keadaan keluarga, atau ingin keluar dari permasalahan yang melilit kehidupan keluarga bagi para nelayan.
Anggapan para nelayan tentang kesulitan yang dirasakan itu memang wajar, karena mereka sadar bahwa selama Danau Limboto belum kehilangan fungsinya sebagai tempat pencarian ikan. Dengan adanya pekerjaan baru, para nelayan ini, kehilangan rasa percaya diri tetang pekerjaan mereka, karena langkah mereka ambil ini akan mengarahkan kehidupan keluarganya kekehidupan yang lebih baik atau malah sebaliknya, apa yang dirasakan masyarakat nelayan Danau Limboto Desa Ilotidea selama dalam musim penceklik, keadaan ini, sangat mendidik para nelayan, dalam memikirkan, untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Keberanian yang kuat, dengan langkah yang diambil para nelayan, yang nampak dari arah perubahan mata pencahariannya, ternyata merubah pula keadaan keluarga, dari berawal dari keadaan Danau Limboto masih sesuai fungsinya, keadaan para nelayan belum
terlalu nampak kesejatreaan hidup, dan ketika,
Danau Limboto sudah kehilangan fungsinya, benih-benih kesejateraan hidup sudah tenggelam dengan kestabilan danau, yang sangat menceklik. Dengan adanya perubahan yang menjadi langkah mereka ternyata berubah pula kehidupanya yang lebih baik, sehingga merubah pula statusnya dalam kehidupan bermasyarakat. Saran 1)
Diharapkan kepada seluruh masyarakat nelayan Danau Limboto
secara
umum dan pemerintah Kabupaten Gorontalo agar selalu menjaga eksistensi Danau Limboto demi menjaga kelestarian Danau Limboto, sebagai bagian dari kekayaan alam Gorontalo. 2)
Dalam hal ingin mengembalikan fungsi Danau Limboto tentunya, bukan semata hanya tanggung jawab bagi masyarakat nelayan danau sendiri, akan tetapi dukungan pemerintah dalam menangani permasalahan danau terutama, eceng gondok,
yang sangat mengancam keberadaan Danau
Limboto, yang mengantarkan kondisi Danau Limboto bukan lagi akan mendangkal akan tetapi akan mengering. Dari permasalahan ini, sehingga keadaan danau limboto butuh perhatian yang serius dari semua instansi pemerintah Gorontalo, dalam menangani permasalahan yang melanda Danau Limboto untuk kelangsungan kebaikan lingkungannya.
Daftar Pustaka Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta. 2009 Bungin, Burhan. Metodologi penelitian Kualitatif, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. 2001 Basrowi dan Suwandi. Memahami penelitian kualitatif. Jakarta : PT. Rineka cipta. 2008 Idrus, Muhamad. Metode penelitian ilmu social, Yogyakarta : Erlangga. 2009 Sztompka, piotr. Sosiologi perubahan sosial, Jakarta : Prenada Jl. Tambra Raya No.23. 2010 Nawawi, Ismail. Pembangunan dan problema masyarakat,Surabaya: CV. Putra Media Nusantara. 2009 Martono, Nanang. Sosiologi perubahan sosial,Jakarta: Rajawali Pers. 2011 Kusnadi.Filosofi Pemberdayaan Masyarakat Pesisir,Bandung: Humaniora.2006 M. Dahlan Al Barry dan Pius A. Partanto, kamus Ilmiah Populer, Surabaya: Arkola. 1994 Alfonsus, Simalango . kerusakan danau indonesia. [online] http://Alfonsussimalango.Blogspot.Com/2010/01/Kerusakan Danau-Indonesia.Html diakses pada tanggal 10/12/2012 Ajat, Sudrajat. 2011. Bentuk-bentuk dan aturan dalam interaksi sosial [online] http:// Ajat Sudrajat.Blogspot.Com/2011- Bentuk-Bentuk dan Aturan dalam Insteraksi Sosial.htm