PEMBANGUNAN LANSKAP CLUSTER PADMA NIRWANA DAN ORCHARD WALK PADA KAWASAN PERMUKIMAN BOGOR NIRWANA RESIDENCE, BOGOR
Oleh : Hendy Satrio Aji A34204030
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
RINGKASAN HENDY SATRIO AJI. Pembangunan Lanskap Cluster Padma Nirwana dan Orchard Walk pada Kawasan Permukiman Bogor Nirwana Residence, Bogor. (Di bawah bimbingan QODARIAN PRAMUKANTO) Skripsi hasil kegiatan magang ini bertujuan untuk memperoleh pengetahuan, memperluas wawasan, dan pengalaman kerja guna mencapai profesionalisme di bidang arsitektur lanskap. Secara khusus, kegiatan ini bertujuan untuk mempelajari dan memahami proses pekerjaan softscape dan hardscape, mendapatkan pengalaman tentang sistem kerja di lapang dan di studio, mengenal berbagai jenis alat, bahan, metode, teknologi, dan sumber daya yang digunakan oleh perusahaan dalam pekerjaan lanskap. Kegiatan magang dilakukan selama 4 bulan, yaitu pada bulan Maret 2008 sampai Juli 2008. Kegiatan magang dilakukan pada divisi Planning and Design PT. Graha Andrasentra Propertindo (PT. GAP) selaku pengembang Bogor Nirwana Residence (BNR). Lokasi proyek kegiatan magang adalah pada cluster Padma Nirwana dan Orchard Walk. Metode kerja yang digunakan adalah partisipasi aktif di lapang dan di studio. Partisipasi aktif di di lapang adalah sebagai supervisor lanskap yang bertugas memeriksa pekerjaan kontraktor dan ikut serta dalam beberapa kegiatan penanaman. Partisipasi aktif di studio antara lain pemeriksaan shop drawing dan pembuatan laporan progress pekerjaan kontraktor. Dalam laporan ini diuraikan dan dibahas mengenai hasil kegiatan magang yang mencakup kegiatan lapangan dan kegiatan studio. Bidang lanskap berada dalam divisi Planning and Design (PT.GAP). Pelaksanaan pekerjaan lanskap dibagi menjadi 2, yaitu pelaksanaan administrasi dan pelaksanaan fisik. Kontraktor pelaksana di cluster Padma Nirwana adalah Ahmad Rifa`i yang dipilih dengan penunjukan langsung. Dokumen kontrak yang diterbitkan antara lain Surat Perjanjian Kerja (SPK) dan Commitment Order (CO). Tanaman yang digunakan untuk area ini disuplai dari nurseri Ahmad Rifa`i yang terletak di Jalan Gunung Sindur, Parung. Kendala yang terjadi pada saat pembersihan lahan antara lain banyaknya batu besar pada lahan yang akan ditanami. Pekerjaan pematokan lahan diawali dengan pengukuran untuk
menentukan titik mana yang diberi patok. Penanaman pohon diawali dengan pembuatan lubang tanam dengan ukuran 80cm x 80cm x 60cm. Lalu pohon dimasukkan ke lubang tanam dan lubang ditutup kembali dengan tanah lalu diberi steiger/penahan. Penanaman perdu dilakukan dengan langkah yang sama dengan penanaman pohon, sedangkan penanaman semak dilakukan dengan melepas semak dari polybag kemudian menanam semak pada lubang tanam. Untuk penanaman rumput dilakukan dengan metode penanaman lempengan. Pekerjaan hardscape yang dilakukan pada area ini adalah pembuatan track pada neighborhood park dan pembuatan batu hias pada welcome area. Pada Orchard Walk, kontraktor pelaksana pekerjaan lanskap adalah PT. AR Landscape yang ditunjuk dengan penunjukan langsung. Kendala yang ditemui saat pembersihan lahan di area ini adalah banyaknya sampah dan puing bangunan pada tapak. Pembuatan lubang tanam pohon di sebagian area dilakukan dengan cara dibobok dengan linggis, karena area yang akan ditanam telah dilakukan pengecoran. Pemeliharaan lanskap untuk kedua area ini dilakukan pada masa retensi selama 3 bulan. Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan antara lain penyiraman, pemupukan, penyulaman, penyiangan, dan pemeliharaan kebersihan. Kegiatan studio yang dilakukan selama magang adalah melakukan pemeriksaaan shop drawing, pembuatan as built drawing, dan laporan progress pekerjaan kontraktor. Dari hasil kegiatan magang ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan administrasi yang dilakukan adalah penunjukan kontraktor dan penerbitan dokumen kontrak. Kegiatan fisik antara lain pengadaan dan penyimpanan tanaman, pekerjaan pembersihan lahan, pematokan dan pembentukan lahan, penanaman pohon, perdu, semak, dan groundcover serta pekerjaan hardscape. Alat yang digunakan dalam pekerjaan lapang antara lain cangkul, sekop, rol meter, dan takel. Terdapat perbedaan nilai kapasitas kerja antara area Orchard Walk dengan cluster Padma Nirwana dikarenakan adanya faktor pengunjung pada Orchard Walk yang berlalu lalang sehingga menghambat pekerjaan lanskap. Kendala teknis yang terjadi dalam pelaksanaan pekerjaan ini antara lain belum selesainya pekerjaan bangunan, banyaknya sampah dan puing serta tidak adanya jadwal pelaksanaan. Sedangkan kendala manajerial adalah kurangnya koordinasi antara owner (BNR), kontraktor pelaksana, dan konsultan.
PEMBANGUNAN LANSKAP CLUSTER PADMA NIRWANA DAN ORCHARD WALK PADA KAWASAN PERMUKIMAN BOGOR NIRWANA RESIDENCE, BOGOR
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Departemen Arsitektur Lanskap Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
Oleh : Hendy Satrio Aji A34204030
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
Judul
: Pembangunan
Lanskap
Cluster
Padma
Nirwana
dan
Orchard Walk Pada Kawasan Permukiman Bogor Nirwana Residence, Bogor Mahasiswa
: Hendy Satrio Aji
NRP
: A34204030
Menyetujui, Dosen Pembimbing
Ir. Qodarian Pramukanto, M.Si. NIP. 131 669 948
Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr NIP. 131 124 019
Tanggal Lulus :
RIWAYAT HIDUP Hendy Satrio Aji dilahirkan di Kudus, Jawa Tengah, pada tanggal 27 April 1986. Penulis merupakan anak pertama dari pasangan Bapak Riyanto dan Ibu Aswati. Penulis mengawali jenjang pendidikannya di Sekolah Dasar Yaspen Tugu Ibu pada tahun 1992 – 1998, kemudian melanjutkan ke SLTPN 3 Depok pada tahun 1998 – 2001. Setelah lulus dari SLTP, pada tahun 2001 penulis melanjutkan pendidikannya di SMAN 3 Depok dan lulus pada tahun 2004. Di tahun yang sama penulis diterima di Program Studi Arsitektur Lanskap, Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Selama masa perkuliahan, penulis ikut berpartisipasi dalam kegiatan keorganisasian. Pada tahun 2006-2007 penulis menjabat sebagai pengurus Divisi Keprofesian dalam Himpunan Mahasiswa Arsitektur Lanskap (Himaskap) IPB. Selain itu, penulis juga mengikuti berbagai kegiatan kepanitiaan yang diselenggarakan oleh Departemen Arsitektur Lanskap. Tahun 2006 penulis mengikuti kegiatan magang di Kebun Raya Bogor dalam bidang pengenalan vegetasi lanskap. Pada tahun 2008, penulis mengikuti kegiatan magang untuk menyelesaikan studinya pada Divisi Planning and Design PT. Graha Andrasentra Propertindo yang merupakan pengembang kawasan permukiman Bogor Nirwana Residence, Bogor.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kegiatan magang ini dapat diselesaikan dengan baik. Kegiatan magang dengan aspek pelaksanaan pembangunan lanskap ini bertujuan untuk menyusun skripsi sebagai salah satu syarat kelulusan Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Kegiatan magang ini dilaksanakan atas kerjasama dengan PT. Graha Andrasentra Propertindo di Kotamadya Bogor, Provinsi Jawa Barat. Penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Ir. Qodarian Pramukanto, M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi, atas bimbingan dan bantuannya dalam penyusunan skripsi ini. 2. Dr. Ir. Nurhayati H.S. Arifin, M.Sc dan Dr. Ir Tati Budiarti, MS. Selaku dosen penguji, yang telah memberikan masukan untuk penyempurnaan skripsi. 3. Bapak Riyanto, Ibu Aswati, Reza Tiar Kusuma dan Aditya Nugraha atas bantuan, do`a dan seluruh dukungannya. 4. Seluruh dosen, pengajar, dan staf Departemen Arsitektur Lanskap IPB. 5. PT. Graha Andrasentra Propertindo dan PT. AR Landscape yang telah banyak membantu selama kegiatan di studio dan di lapangan. 6. Mustika Retno Arsyanur atas seluruh dukungan, semangat dan bantuannya. 7. PT. Lisakonsulindo, PT. Widjaja Ksuma Bhumi, PT. Abhirama Lestari, dan Kelurahan Sokatengah-Tegal, atas kerjasama, bimbingan dan bantuannya. 8. Seluruh mahasiswa Arsitektur Lanskap angkatan 41 atas bantuan, kerjasama, dan silaturahmi yang tidak terputus selama 4 tahun ini. 9. Seluruh mahasiswa Arsitektur Lanskap Institut Pertanian Bogor. 10. Seluruh pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga skripsi hasil kegiatan magang ini dapat berguna bagi pembacanya.
Bogor, September 2008
Penulis
DAFTAR ISI
Hal DAFTAR TABEL............................................................................................... ix DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... x DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xii BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................. 1 1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1 1.2 Tujuan .............................................................................................. 2 1.3 Manfaat ............................................................................................. 3 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 4 2.1 Permukiman ...................................................................................... 4 2.2 Lanskap Kawasan Permukiman......................................................... 5 2.3 Perencanaan Lanskap ........................................................................ 6 2.4 Perancangan Lanskap ....................................................................... 7 2.5 Pelaksanaan Pekerjaan Lanskap ........................................................ 8 BAB 3 METODOLOGI...................................................................................... 10 3.1 Waktu dan Tempat ............................................................................ 10 3.2 Metode Kerja ..................................................................................... 12 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................... 17 4.1 Kondisi Umum Kawasan Permukiman Bogor Nirwana Residence.. 17 4.1.1
Letak dan Luas ...................................................................... 17
4.1.2
Aksesibilitas ......................................................................... 19
4.1.3
Sejarah Perusahaan, Tahapan Dan Rencana Pembangunan.. 20
4.2 Kondisi Fisik dan Biofisik Kawasan Bogor Nirwana Residence...... 21 4.2.1
Iklim ...................................................................................... 21
4.2.2
Topografi dan Tanah ............................................................. 22
4.2.3
Hidrologi ............................................................................... 23
4.2.4
Vegetasi................................................................................. 23
4.2.5
Fauna ..................................................................................... 25
4.3 Divisi Planning and Design PT.Graha Andrasentra Propertindo ..... 25 4.4.1
Konsep dan Tujuan ............................................................... 25
4.4.2
Struktur Organisasi ............................................................... 26
4.4.3
Proses dan Prosedur Pekerjaan Lanskap ............................... 27
4.4 Pelaksanaan Administrasi ................................................................. 31 4.4.1
Pelaksanaan Administrasi Pekerjaan Lanskap Cluster Padma Nirwana ..................................................................... 31
4.4.2
Pelaksanaan Administrasi Pekerjaan Lanskap Orchard Walk ........................................................................ 34
4.5 Perencanaan dan Perancangan .......................................................... 36 4.5.1
Perencanaan Dan Perancangan Lanskap Cluster Padma Nirwana ..................................................................... 36
4.5.2
Perencanaan Dan Perancangan Lanskap Orchard Walk ....... 38
4.6 Pelaksanaan Fisik Pekerjaan Lanskap Cluster Padma Nirwana ....... 41 4.6.1
Pengadaan Tanaman dan Penyimpanan ................................ 43
4.6.2
Pekerjaan Pembersihan Lahan .............................................. 44
4.6.3
Pematokan dan Pembentukan Lahan .................................... 45
4.6.4
Penanaman Pohon ................................................................. 47
4.6.5
Penanaman Perdu, Semak dan Groundcover ........................ 50
4.6.6
Pekerjaan Hardscape ............................................................ 52
4.7 Pelaksanaan Fisik Pekerjaan Lanskap Orchard Walk....................... 53 4.7.1
Pengadaan Tanaman dan Penyimpanan ................................ 56
4.7.2
Pekerjaan Pembersihan Lahan .............................................. 57
4.7.3
Pematokan dan Pembentukan Lahan .................................... 58
4.7.4
Penanaman Pohon ................................................................. 60
4.7.5
Penanaman Perdu, Semak dan Groundcover ........................ 64
4.8 Pemeliharaan Lanskap ...................................................................... 66 4.8.1
Penyiraman............................................................................ 66
4.8.2
Penyulaman ........................................................................... 67
4.8.3
Penyiangan ............................................................................ 68
4.8.4
Pemupukan............................................................................ 69
4.8.5
Pemeliharaan Kebersihan...................................................... 69
4.9 Tenaga Kerja .................................................................................... 70 4.10 Kegiatan Studio............................................................................... 71 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 73 5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 73 5.2 Saran ................................................................................................. 74 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... .76 LAMPIRAN........................................................................................................ .78
DAFTAR TABEL Hal Tabel 1. Jenis Kegiatan Magang dan Alokasi Waktu. ........................................ 10 Tabel 2. Rincian Kegiatan Magang..................................................................... 14 Tabel 3. Hasil Analisis Laboratorium Sifat-Sifat Tanah..................................... 22 Tabel 4. Daftar Nama Tanaman pada Neighborhood Park................................. 37
ix
DAFTAR GAMBAR Hal Gambar 1.
Peta Lokasi Kegiatan Magang . ..................................................... 11
Gambar 2.
Bagan Alur Kegiatan Magang........................................................ 13
Gambar 3.
Peta Administratif Bogor Nirwana Residence ............................... 18
Gambar 4.
Akses Keluar Masuk Kawasan....................................................... 19
Gambar 5.
Peta Aksesibilitas Bogor Nirwana Residence ................................ 19
Gambar 6.
Struktur Organisasi PT. Graha Andrasentra Propertindo............... 29
Gambar 7.
Struktur Organisasi Divisi Planning and Design........................... 30
Gambar 8.
Kondisi existing taman sudut bagian depan cluster (a) dan pekerjaan pembersihan lahan pada taman sudut (b) ....................................... 45
Gambar 9.
Proses cut and fill taman sudut (a) dan pemadatan tanah (b)......... 46
Gambar 10. Trembesi (Samanea saman) ditanam sebelum proses pembersihan Lahan (a), pekerjaan pembuatan kontur yang beresiko merusak akar tanaman yang telah ditanam (b), dan lubang tanaman pohon yang telah dibuat (c)................................................................................ 48 Gambar 11. Gambar Detail Lubang Tanam Pohon............................................ 49 Gambar 12. Penanaman Palem Ekor Tupai (a) dan Root Barrier (b)................ 49 Gambar 13. Penanaman rumput (a) dan penumbukan rumput median jalan (b).............................................................................. 51 Gambar 14. Track bermain pada Neighborhood park (a) dan pembuatan batu hias pada welcome area (b) ................................................................... 53 Gambar 15. Penanaman rumput pada tempat penampungan (a) dan tanaman yang diambil dari tempat penampungan (b) ........................................... 57 Gambar 16. Kondisi existing salah satu bagian taman sayap kanan Orchard Walk Mall (a) dan proses pembersihan lahan pada sayap kanan Orchard Walk Mal (b) .................................................................................. 58 Gambar 17. Proses pengukuran dan pematokan lahan pada welcome area Orchard Walk Mall (a) dan pekerjaan pengurugan tanah subur pada welcome area Orchard Walk Mall (b) .......................................................... 59 Gambar 18. Pengangkutan Palem Washington dengan menggunakan takel (a), Pembobokan lubang tanam pada bagian tengah Orchard Walk Mall (b), Penanaman Palem Sadeng pada teras depan Orchard Walk Mall (c), dan Penanaman Palem Kurma pada tangga belakang (d)........ 62 Gambar 19. Ilustrasi pola penanaman groundcover secara zigzag ................... 65
x
Gambar 20. Penanaman Ixora sp. pada sayap kanan Orchard Walk Mall (a) dan penanaman rumput gajah mini pada sayap kanan Orchard Walk Mall (b)................................................................................. 65 Gambar 21. Penyiraman pohon pada Orchard Walk Mall (a) dan penyiraman pada cluster Padma Nirwana (b).............................................................. 67 Gambar 22. Pembongkaran Trembesi pada area parkir (a) dan perbaikan steiger Tabebuia pada sayap kanan Orchard Walk (b) ................................ 68 Gambar 23. Penyiangan pada sayap kanan Orchard Walk Mall......................... 68
xi
DAFTAR LAMPIRAN Hal Lampiran 1. Surat Perjanjian Kerja (SPK) Cluster Padma Nirwana .................. 78 Lampiran 2. Commitment Order (CO) area Orchard Walk Mall/Lifestyle Center ............................................................................................. 83 Lampiran 3. Rencana Anggaran Biaya Pekerjaan Lanskap Area Orchard Walk Mall ................................................................................................ 84 Lampiran 4. Rencana Anggaran Biaya Pekerjaan Lanskap Cluster Padma Nirwana .......................................................................................... 86 Lampiran 5. Site Plan Orchard Walk Arcade ..................................................... .88 Lampiran 6. Block Plan Orchard Walk Mall ..................................................... 89 Lampiran 7. As Built Drawing Taman A Orchard Walk Mall ........................... 90 Lampiran 8. As Built Drawing Taman B dan C Orchard Walk Mall ................. 91 Lampiran 9. Rencana Hijau Area Cluster Padma Nirwana ................................ 92 Lampiran 10. As Built Drawing Taman A Cluster Padma Nirwana................... 93 Lampiran 11. As Built Drawing Taman B Cluster Padma Nirwana ................... 94 Lampiran 12. As Built Drawing Taman C Cluster Padma Nirwana ................... 95 Lampiran 13. As Built Drawing Taman D Cluster Padma Nirwana................... 96 Lampiran 14. As Built Drawing Taman E Cluster Padma Nirwana ................... 97 Lampiran 15. As Built Drawing Taman F Cluster Padma Nirwana ................... 98 Lampiran 16. As Built Drawing Taman G Cluster Padma Nirwana................... 99 Lampiran 17. Lembar Laporan Pencatatan Progress Pekerjaan Penanaman ..... 100
xii
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk dan semakin pesatnya perkembangan kota-kota di Indonesia, menyebabkan kenyamanan dan kualitas lingkungan bagi penghuninya menurun. Ditambah dengan jumlah bangunan yang semakin banyak mengakibatkan jumlah ruang terbuka hijau di perkotaan menjadi semakin sedikit sehingga terjadi peningkatan suhu. Penurunan kualitas ini menyebabkan sebagian masyarakat berusaha untuk mencari permukiman baru yang memiliki kondisi iklim yang nyaman sebagai tempat menetap dan beristirahat. Menurut Laurie (1986), rumah menjadi perumahan apabila dipikirkan dalam kelipatannya baik sebagai sekumpulan kesatuan yang terpisah di atas petakpetak lahan individual ataupun sebagai kompleks rumah gandeng, kondominium, atau apartemen. Manusia membutuhkan rumah untuk dijadikan tempat tinggal, berlindung, membina keluarga, dan awal kegiatan sosial sebelum terjun ke masyarakat. Peraturan penyelenggaraan permukiman di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.4 Tahun 1992 tentang perumahan dan permukiman. Kumpulan rumah atau perumahan terbagi menjadi tiga tipe, yaitu tipe padat, menengah, dan mewah. Tipe perumahan padat dicirikan dengan bangunan rumah yang kecil dan padat serta kurang atau tidak ada fasilitas umum. Tipe perumahan mewah dicirikan dengan bangunan rumah besar dan mewah serta memiliki fasilitas umum yang memadai. Sedangkan tipe perumahan menengah berada di antara keduanya. Permukiman, selain memberikan kenyamanan, keamanan dan kesehatan, juga harus indah secara visual. Dengan demikian suatu lanskap permukiman terbangun tidak hanya nyaman, sehat, dan berkelanjutan, namun juga secara visual indah. Kebutuhan akan kawasan permukiman yang mampu mengakomodasikan kebutuhan akan tempat tinggal dan kebutuhan akan suatu lanskap yang mampu
menjaga kelestarian ekologi pun semakin besar. Namun sebagian besar usaha tersebut belum berlandaskan pada perencanaan yang menyeluruh dan terpadu sehingga belum sepenuhnya memberikan kenyamanan dan keamanan kepada penghuninya.
Pembangunan
kawasan
permukiman
sering
lebih
banyak
dicerminkan oleh adanya pembangunan fisik kawasan yang telah didominasi oleh sarana dan prasarana yang berupa struktur bangunan atau area perkerasan. Gejala pembangunan
kawasan
permukiman
pada
masa
yang
lalu
cenderung
meminimalkan ruang terbuka hijau dan menghilangkan wajah alam. Bogor Nirwana Residence merupakan suatu kawasan permukiman dengan konsep permukiman yang memiliki Ruang Terbuka Hijau (RTH), seperti taman ketetanggaan yang memiliki fungsi estetis dan fungsi rekreasi sebagai sarana rekreasi warga dan sarana untuk mempercantik lingkungan, serta fungsi ekologis sebagai salah satu sarana untuk menurunkan suhu lingkungan. Konsep yang ditawarkan permukiman ini adalah 60% area hijau. Keberadaan tanaman terutama vegetasi pohon akan memberikan manfaat yang besar bagi penghuni kawasan perumahan khususnya dan kawasan perkotaan pada umumnya, serta melindungi kawasan permukiman dari dampak negatif pembangunan perkotaan. Dalam
kegiatan
studinya,
mengaplikasikan langsung apa
penting
yang telah
bagi
mahasiswa
untuk
dipelajari selama
bisa
menjalani
perkuliahan. Oleh karena itu, kegiatan magang ini sangat penting bagi mahasiswa sebagai sarana pengaplikasian ilmu yang telah dipelajari.
1.2. Tujuan Tujuan umum yang ingin dicapai dalam kegiatan magang ini, yaitu untuk memperoleh pengetahuan, memperluas wawasan dan pengalaman kerja guna mencapai profesionalisme di bidang Arsitektur Lanskap. Selain itu, diharapkan dapat mengidentifikasi masalah yang berkenaan dengan kegiatan di bidang arsitektur lanskap dan mampu menyelesaikan masalah tersebut. Tujuan khusus kegiatan magang, yaitu: 1. Mempelajari dan memahami proses pekerjaan softscape dan hardscape mulai dari pelaksanaan administrasi hingga pelaksanaan pekerjaan fisik di lapang.
2
2. Mendapatkan pengetahuan dan pengalaman tentang sistem kerja di lapang dan di studio. 3. Mengenal berbagai jenis alat, bahan, metode, teknologi, dan sumber daya yang digunakan oleh perusahaan dalam pekerjaan lanskap. 4. Mengenal berbagai masalah di lapang dan meningkatkan kemampuan menganalisis kemudian mencari berbagai alternatif penyelesaiannya.
1.3 Manfaat Manfaat dari magang pelaksanaan proyek pembangunan lanskap Cluster Padma Nirwana dan Orchard Walk pada kawasan permukiman Bogor Nirwana Residence, Bogor ini adalah : 1. Menambah ilmu pengetahuan, keterampilan dan pengalaman kerja mahasiswa serta melengkapi ilmu arsitektur lanskap yang dipelajari di kampus dengan ilmu yang didapatkan selama kegiatan magang. 2. Memberikan alternatif-alternatif pemecahan masalah dan kendala yang terjadi sebagai suatu tanda pertukaran informasi, ilmu dan teknologi antara mahasiswa dan perusahaan di lokasi magang
3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Permukiman Berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 4 tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman, didefinisikan bahwa permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan maupun pedesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan. Sedangkan perumahan diartikan sebagai kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana lingkungan. Masalah permukiman yang sering terjadi adalah masuknya penggunaan yang tidak sesuai dengan land use pada area permukiman. Hal ini disebabkan tidak adanya kendali yang jelas. Sehingga diperlukan suatu perencanaan dan peraturan yang jelas untuk menghindari terjadinya kekacauan yang lebih lanjut (Simonds dan Starke, 2006). Adanya jaminan kehidupan yang layak menjadi suatu potensi yang memungkinkan masyarakat di dalamnya dapat berinteraksi satu sama lain secara positif. Sehubungan dengan hal tersebut memilih suatu tapak untuk perumahan harus sesuai dengan tujuan pembangunan fisik, termasuk pemasangan utilitas pengadaan rumah, sistem sirkulasi berikut fasilitas lingkungan dalam suatu kaitan yang terencana dengan baik dan terbebas dari faktor lingkungan yang tidak diinginkan (Chiara dan Koppelman,1990). Nurisjah
dan
Pramukanto
(1996)
menjelaskan
bahwa
dengan
memperhatikan karakter atau kekayaan tapak serta tujuan pengembangan tapak, suatu kawasan permukiman dapat menjadi tempat dan lingkungan hunian yang akan memberikan pada setiap warganya suatu kehidupan yang baik, dalam arti memuaskan, menyamankan, dan menyenangkan. Lingkungan seperti ini dapat menunjang tiap individu yang bermukim di dalamnya untuk mengkreasikan seluruh aktifitas jasmani maupun rohani (Nurisjah dan Pramukanto, 1996).
2.3. Lanskap Kawasan Permukiman Eckbo (1964) mengungkapkan bahwa lingkungan permukiman adalah suatu area yang di dalamnya terdapat susunan ketetanggaan atau kumpulan tempat tinggal dan sarana perkantoran, niaga, pendidikan, budaya, kesehatan, dan fasilitas administrasi penting lainnya di sekitar area tersebut. Kehadiran fasilitas penunjang yang terkumpul dan tersusun rapi di suatu kelompok hunian (cluster), adanya hubungan antar rumah melalui jalur yang dapat ditempuh dengan berjalan kaki (pedestrian), taman yang tersebar secara radial ataupun paralel, dan akses ke luar lingkungan yang mudah dapat menciptakan hubungan ketetanggaan yang ideal dalam lingkungan permukiman. (Eckbo,1964). Lingkungan hidup yang ideal bagi manusia adalah dunia dimana tegangan/ friksi dapat dihindarkan atau dipecahkan, sehingga dicapai perkembangan optimum dalam hubungan harmonis antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan alam, maupun manusia dengan manusia lainnya (Simonds dan Starke, 2006). Syarat mendasar di dalam lingkungan permukiman adalah kesesuaian yang harmonis antara kelompok-kelompok rumah dengan tapaknya. Kesesuaian tersebut dapat dikelompokkan ke dalam kesesuaian fungsional yang terintegrasi dengan tapak dengan sedikit kategori gangguan terhadap proses-proses alami tapak. Budihardjo dan Hardjohubojo (1993) berpendapat bahwa lingkungan permukiman tidak hanya menyangkut prasarana fisik permukiman dan fasilitas pelayanan umum, tetapi juga pembinaan fasilitas usaha. Nurisjah dan Pramukanto (1995) menyatakan beberapa syarat lingkungan yang umum direncanakan pada suatu kawasan permukiman, yaitu : 1. Adanya suatu titik yang memusatkan kompleks perumahan biasanya satu Sekolah Dasar dengan pertamanannya. Secara ideal, pertamanan ini dipusatkan dalam suatu taman sekolah TK dan SD dengan jarak sekitar 500 meter tanpa adanya jalan memotong. 2. Jalan masuk utama berbentuk a free flowing park away. 3. Pengurangan bentuk-bentuk tempat tinggal yang segi empat dan dikelilingi oleh areal yang berbahaya seperti sungai yang deras.
5
4. Adanya taman dan tempat rekreasi dari suatu kelompok rumah yang berdekatan. 5. Adanya berbagai fasilitas pendukung permukiman seperti tempat olah raga, taman dan pertokoan. Sarana dan prasarana rekreasi yang ada dalam kawasan permukiman setidaknya mampu mendukung akfifitas rekreasi yang dibutuhkan oleh penghuninya. Rekreasi tidak hanya untuk bentuk aktifitas yang menyenangkan, tetapi juga untuk memperkaya, memperluas dan mengembangkan kemampuan seseorang untu sesuatu yang baru dan yang lebih memuaskan (Nurisjah dan Pramukanto, 1995).
2.3. Perencanaan Lanskap Perencanaan lanskap adalah suatu perencanaan yang berpijak kuat pada dasar ilmu lingkungan/ekologi dan pengetahuan alam yang bergerak dalam kegiatan penilaian atas lahan yang luas, dalam mencari ketepatan tata guna lahan di masa mendatang (Rachman,1984). Perencanaan merupakan suatu proses yang dinamis, saling terkait dan saling menunjang (Gold, 1980). Proses perencanaan dan perancangan dalam arsitektur lanskap menurut Simonds dan Starke (2006) terdiri dari Commission, Research, Analysis, Synthesis, Construction, dan Operation. Commission adalah tahap dimana klien menyatakan keinginan/kebutuhannya serta membuat definisi pelayanan dalam suatu perjanjian kerja. Research merupakan tahap pengumpulan/inventarisasi data. Analysis merupakan tahap menganalisis tapak, melakukan pengkajian terhadap peraturan pemerintah, ketentuan standar, potensi, dan kendala serta membuat program pengembangan tapak. Synthesis merupakan tahap analisa perbandingan, pengkajian dampak, akomodasi dan konsolidasi, membuat studi skematik atas alternatif-alternatif yang kemudian dituangkan dalam ide konsep serta
menentukan
metode
pelaksanaan.
Construction
merupakan
tahap
pelaksanaan dengan mempersiapkan dokumen, kontrak kerja, supervisi dan pengecekan pelaksanaan. Operation merupakan tahap penyelesaian proyek yang mencakup pelaksanaan kunjungan periodik, penyesuaian dan perbaikan serta observasi penampakan.
6
Perencanaan lanskap terdiri atas tahapan-tahapan proses yang saling menyambung, dimulai dari survei sumber-sumber yang telah ada seperti keadaan Lanskap, manusia dan aktifitas pekerjaan dalam masyarakat. Perencanaan yang baik tidak dimulai dari suatu pemikiran yang abstrak dan rencana yang dipaksakan, tetapi harus dimulai dengan pengetahuan akan kondisi awal tapak dengan segala kemungkinannya (Munford dalam Simonds,1983), Lynch (1981) menyatakan bahwa proses perencanaan tapak dimulai dengan pemahaman terhadap orang-orang yang akan menggunakan tapak, mengenai peran yang akan mereka jalankan. Pemahaman ini berguna untuk mengambil keputusan dan kreasi yang diciptakan pada perencanaan yang dibuat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perencanaan adalah suatu proses penyusunan kebijaksanaan atau merumuskan apa yang harus dilakukan, untuk memperbaiki keadaan di masa mendatang. Simonds dan Starke (2006) menyatakan bahwa ketidakberhasilan suatu rencana dikarenakan kurang mendalamnya penghayatan terhadap tapak atau feel of the land dan kurang diperhatikannya aspek sosial khususnya pengguna. 2.4. Perancangan Lanskap Rachman (1984) menyatakan bahwa perancangan adalah ilmu dan seni pengorganisasian ruang dan masa dengan mengakomodasikan elemen Lanskap alami dan non-alami serta segenap kegiatan yang ada di dalamnya agar tetap tercipta suatu karya tata ruang yang secara fungsi berdaya guna dan secara estetika bernilai indah sehingga tercapai kepuasan jasmaniah dan rohaniah manusia sebagai makhluk hidup lain di dalamnya. Perancangan merupakan kegiatan pengaturan komposisi vertikal horizontal, tata bentuk, tata warna, tata tekstur, tata aroma dan tata gerak, pengaturan tata fungsi, tata bahan, tata penggambaran dan perhitungan konstruksi, biaya, ketentuan spesifikasi dan uraian teknis serta pemilihan bahan tanaman dan bangunan. Simonds dan Starke (2006) menyatakan bahwa terdapat sebuah prinsip yang biasa digunakan dalam merancang sebuah lanskap, yaitu dengan mengeliminasi elemen yang buruk dan menonjolkan elemen-elemen yang baik. Dalam lanskap, karakter tapak yang menarik harus diciptakan atau dipertahankan
7
sehingga semua elemen yang banyak variasinya ini menjadi kesatuan yang harmonis. Untuk mendapatkan hasil rancangan yang baik, maka dalam kegiatan perancangan harus berpedoman kepada prinsip perancangan yang terdiri dari kesatuan (unity), keseimbangan (balance) dan penekanan (emphasize). Kesatuan dapat diciptakan melalui pengulangan bentuk, penggunaan modul dan grid serta adanya tema. Keseimbangan diciptakan melalui pengulangan bentuk secara simetri, asimetri maupun radial. Penekanan dapat diciptakan melalui pengarahan letak dan kontras terhadap elemen serta variasi dalam ukuran dan jumlah elemen. Menurut Rachman (1984), tema merupakan unsur penyatu, gradasi sebagai pencipta variasi lembut, kontras sebagai pencipta variasi semarak dan kontrol sebagai unsur penyeimbang. Elemen-elemen perancangan harus diperhatikan untuk mewujudkan suatu rancangan yang lengkap agar tercapai suatu komposisi yang serasi dan ideal dalam rancangan yang diinginkan. Elemen-elemen perancangan tersebut adalah bentuk, skala, tekstur dan warna. Bentuk merupakan elemen perancangan yang memberikan kesan statis, stabil, labil, formal, informal, dan lain-lain. Skala dapat menunjukkan perbandingan antara ruang dengan elemen tertentu yang ukurannya sesuai dengan jarak pandang penglihatan. Tekstur berfungsi untuk memberikan suatu kesan pada persepsi manusia melalui penglihatan visual. Warna berperan dalam memperjelas suatu objek, memberi kesan pada bentuk dan bahannya (Hakim, 1987).
2.5. Pelaksanaan Pekerjaan Lanskap Tahap pelaksanaan pekerjaan Lanskap merupakan realisasi dan bentuk tindak lanjut dari kegiatan perancangan yang meliputi pekerjaan penyerahan kontrak, pengawasan, sanksi pelanggaran dan batas-batas pelaksanaan (Simonds dan Starke, 2006). Selanjutnya Rachman (1986) menambahkan bahwa di dalam proses pelaksanaan pekerjaan lanskap hal yang sangat penting dilakukan adalah pengawasan dan evaluasi secara sinambung dan fleksibel serta peka terhadap penyempurnaan sejauh waktu dan dana memungkinkan.
8
Pelaksanaan (construction) merupakan tahap yang dilakukan setelah proses perencanaan dan perancangan selesai. Menurut Harris dan Dines (1988), tahap pelaksanaan terdiri dari: 1. Pekerjaan pembangunan, pengawasan, dan koordinasi yang mencakup administrasi, jadwal kerja, laporan, dokumentasi, pengawasan, serta kontrol biaya. 2. Penyelesaian pekerjaan dan pembayaran. Pelaksanaan merupakan kumpulan proses atau sistem dan kegiatan berupa organisasi atau prosedur yang melibatkan unsur manusia. Kegiatan-kegiatan pelaksanaan harus menuju ke arah tujuan yang hendak dicapai dan tetap dalam arah kebijaksanaan yang telah ditetapkan. Pelaksanaan fisik pekerjaan lanskap antara lain meliputi pekerjaan pengukuran dan pematokan, pengolahan tanah, pelaksanaan hard material, pelaksanaan soft material dan pemeliharaan (Rachman, 1984). Arifin dan Arifin (2005) mengatakan bahwa pemborong pembuatan taman disebut juga sebagai kontraktor taman. Kontraktor taman terpilih harus melaksanakan pekerjaan sesuai gambar rencana dan dokumen lain yang ditetapkan perencana. Oleh karena itu, seorang kontraktor taman harus berhubungan dan berkomunikasi secara langsung dengan arsitek taman, baik sebelum penawaran kontrak atau sesudahnya. Selanjutnya, Arifin dan Arifin (2005) menambahkan bahwa seorang kontraktor taman tidak dapat mengubah rencana dan rancangan taman sekehendak hatinya sendiri, tetapi harus berkonsultasi dengan perancang taman atau paling tidak dengan pemiliknya.
9
BAB 3 METODOLOGI
3.1. Waktu dan Tempat Kegiatan magang ini dilakukan di Divisi Planning and Design PT. Graha Andrasentra Propertindo sebagai pengembang kawasan permukiman Bogor Nirwana Residence. Lokasi pelaksanaan proyek adalah di Cluster Padma Nirwana dan Orchard Walk (Gambar 1). Kegiatan magang ini dilaksanakan selama 4 bulan, dimulai pada Maret 2008 sampai dengan bulan Juli 2008. Pelaksanaan proyek telah mulai dikerjakan sebelum mahasiswa melakukan kegiatan magang (Tabel 1).
Tabel 1. Jenis Kegiatan Magang dan Alokasi Waktu. Kegiatan Administrasi a. Penunjukan kontraktor b. Dokumen proyek Kegiatan Studio a. Kelembagaan b. Perencanaan c. Perancangan d. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan fisik a. Pengadaan tanaman dan penyimpanan b. Pembersihan lahan c. Pematokan dan pengukuran d. Pekerjaan softscape e. Pekerjaan hardscape Pemeliharaan a. Pemeliharaan softscape b. Pemeliharaan hardscape
1
Maret 2 3
4
1
April 2 3
4
1
Mei 2 3
4
1
Juni 2 3
4
Juli 1
Bogor Nirwana Residence
Gambar 1. Peta Lokasi Kegiatan Magang (Sumber: Bogor Nirwana Residence, 2008)
11
3.2. Metode Kerja Metode kerja yang dilakukan pada kegiatan magang ini, antara lain berupa partisipasi aktif baik di lapang maupun di studio. Partisipasi di lapang antara lain sebagai supervisor lanskap yang bertugas memeriksa progress pekerjaan kontraktor serta ikut serta dalam beberapa kegiatan penanaman. Sedangkan partisipasi aktif di studio antara lain dalam pemeriksaan gambar kerja (shop drawing), pembuatan laporan progress pekerjaan kontraktor, dan pembuatan as built drawing. Selain itu, dilakukan pula wawancara dengan pihak BNR dan kontraktor serta melakukan telaah dokumen. Secara umum, kegiatan magang ini bertujuan untuk mempelajari dan memahami proses pembangunan lanskap. Tahap-tahap proses pembangunan lanskap tersebut adalah (Tabel 2): 1. Kegiatan administrasi, yaitu pemilihan kontraktor dan penerbitan dokumen proyek seperti Surat Perjanjian Kerja (SPK) dan Commitment Order (CO). 2. Kegiatan studio, yaitu penelaahan hasil perencanaan dan perancangan, monitoring dan evaluasi progress pekerjaan lanskap di lapangan serta pembuatan as built drawing. 3. Pelaksanaan fisik di lapangan, yaitu pengadaan tanaman dan penyimpanan, pembersihan lahan, pengukuran dan pematokan, pekerjaan softscape, dan hardscape. 4. Pemeliharaan, yaitu masa retensi yang dilaksanakan oleh kontraktor berdasarkan jangka waktu yang telah disepakati dalam SPK. Pada kegiatan magang ini, perencanaan dan perancangan dilakukan sebatas pada evaluasi hasil perencanaan dan perancangan, mahasiswa magang tidak terlibat kegiatan perencanaan dan perancangan secara mendalam. Hasil dari kegiatan magang ini berupa laporan kegiatan magang beserta analisis mengenai permasalahan yang muncul selama proses pelaksanaan. Dari hasil analisis masalah tersebut, diajukan beberapa alternatif solusi pemecahan masalah yang sesuai dengan ilmu Arsitektur Lanskap yang telah dipelajari (Gambar 2).
12
Tabel 2. Rincian Kegiatan Magang Pekerjaan Administrasi*
Aktivitas Penunjukan kotraktor Penerbitan dokumen proyek
Kegiatan Studio*
Perencanaan
Pelaksanaan Fisik
Outcome Prosedur penunjukan Surat perintah Kerja (SPK) Commitment Order Site Plan
Keterangan Penunjukan langsung
Mempelajari konsep dan gambar kerja Mempelajari Perancangan Planting Plan, planting plan, gambar detail gambar detail konstruksi dan konstruksi dan potongan gambar potongan Monitoring dan Hasil evaluasi Melakukan Evaluasi evaluasi berdasarkan monitoring yang dilakukan Pengadaan dan Jenis tanaman Mempelajari penyimpanan yang diperlukan proses pengadaan tanaman dan penyimpanan tanaman untuk pelaksanaan fisik Pembersihan lahan Lahan bersih dari Mempelajari sampah, tanaman proses dan alat liar, batu dan yang digunakan puing bangunan dalam pembersihan lahan dari sampah, tanaman liar, batu dan puing bangunan Pematokan dan Lahan diberi patok Mempelajari pembentukan untuk titik tanam proses dan alat lahan dan pembuatan yang digunakan kontur dalam pematokan yang diawali dengan pengukuran serta mempelajari proses pembentukan lahan
13
Tabel 2 (Lanjutan) Pelaksanaan Fisik Pekerjaan softscape
Pembuatan lubang tanam
Penanaman tanaman
Pekerjaan hardscape
Pembuatan track pada Community park
Pembuatan batu hias pada welcome area
Pemeliharaan
Pemeliharaan softscape
Penyiraman
Pemupukan
Mempelajari proses penggalian lubang tanam dan ukuran lubang tanam Mempelajari proses penanaman tanaman, pembuatan steiger/penahan, serta mempelajari sistem kerja alat yang digunakan Mempelajari proses pembuatan track pada community park mulai dari pembentukan pola, pemberian semen, sampai perataan permukaan dan penghalusan pola Mempelajari proses pembuatan batu hias beserta bahan dan alat yang diperlukan dimulai dari pencampuran bahan, pemberian semen, pemberian bentuk sampai penghalusan Mencatat frekuensi penyiraman, sumber air, waktu penyiraman Mempelajari proses pemupukan, jenis pupuk, kebutuhan pupuk dan waktu pemupukan
14
Tabel 2 (Lanjutan) Pemeliharaan Pemeliharaan softscape
Penyulaman
Mempelajari proses penyulaman, mencatat kegiatan penyulaman yang terjadi dan penyebabnya di lapangan Pemangkasan Mempelajari proses dan alat yang digunakan dalam pemangkasan dan tujuannya Pengendalian Mempelajari hama dan penyakit tindakan tanaman (PHPT) pengendalian tanaman sakit atau terserang hama Pemeliharaan Mencatat kegiatan kebersihan pemeliharaan kebersihan yang dilakukan kontraktor dan alat yang digunakan Pemeliharaan Pembersihan dari Mempelajari dan hardscape sampah dan mencatat proses kotoran pengangkutan sampah, penyapuan, penyikatan hardscape *Keterangan : Untuk kegiatan administrasi; perencanaan dan perancangan, mahasiswa magang tidak terlibat di dalamnya. Hal ini dikarenakan kegiatan-kegiatan tersebut sudah berlangsung sebelum kegiatan magang berlangsung. Mahasiswa magang mempelajari kegiatan-kegiatan tersebut dengan melakukan review melalui wawancara dan telaah pustaka.
15
PRA MAGANG Studi Pustaka
Persiapan : - Proposal - Perizinan lokasi magang - Perizinan magang
MAGANG Kegiatan administrasi : a. Penunjukan kontraktor b. Penerbitan Dokumen proyek
Kegiatan studio : a. Perencanaan b. Perancangan c. Monitoing dan evaluasi
Pelaksanaan fisik : a. Pekerjaan pendahuluan b. Persiapan lahan c. Pekerjaan softscape d. Pekerjaan hardscape e. Pekerjaan penyelesaian
Pemeliharaan : a. Pemeliharaan softscape b. Pemeliharaan hardscape
Review Kegiatan Magang : Check list kegiatan yang telah dilaksanakan, analisis dan sintesis
PASCA MAGANG Penyusunan Laporan Akhir
Gambar 2. Bagan Alur Kerja Kegiatan Magang
16
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1
Kondisi Umum Kawasan Permukiman Bogor Nirwana Residence
4.1.1
Letak dan Luas Kawasan Bogor Nirwana Residence terletak di Jalan Dreded-Pahlawan,
Kelurahan
Mulyaharja,
Kecamatan
Bogor
Selatan,
Kotamadya
Bogor.
Berdasarkan Master Plan Bogor Nirwana Residence, kawasan permukiman ini direncanakan akan dikembangkan dengan luas total 1140 ha yang terdiri dari kawasan perumahan dan hotel, kawasan komersial, kawasan rekreasi, dan kawasan pendidikan. Sedangkan luas total yang telah terbangun sampai dengan tahun 2008 adalah ± 70 ha. Bogor Nirwana Residence (BNR) berbatasan dengan Kelurahan Rangga Mekar di sebelah utara, sedangkan di sebelah selatan dibatasi oleh Kelurahan Pamoyanan. Di sebelah barat BNR berbatasan dengan Kelurahan Mulyaharja dan sebelah timur dibatasi oleh Sungai Cipinang Gading.(Gambar 3). Orchard Walk merupakan salah satu area komersial yang dikembangkan oleh BNR pada pengembangan tahap II. Orchard Walk terletak di boulevard yang bersebelahan dengan pintu gerbang Cluster Tirta Nirwana dan Padma Nirwana. Di area tersebut dibangun sekitar 67 bangunan arcade dua lantai dengan arsitektur modern. Di depan bangunan ini dialokasikan lahan untuk pedestrian selebar 9 meter yang diperuntukan bagi para pejalan kaki, serta kios-kios mobile berukuran mungil dan artistik untuk para pedagang yang akan menjajakan aneka ragam aksesoris, cinderamata, dan kebutuhan lain yang biasa terdapat di kaki lima di pusat-pusat keramaian. Orchard Walk terbagi menjadi 2 bagian, yaitu Orchard Walk Mall dan Orchard Walk Arcade. Orchard Walk Mall atau Lifestyle center adalah sebuah pusat perbelanjaan/mall yang terletak pada bagian ujung area Orchad Walk. Orchard Walk Mall sebelah utara berbatasan dengan jalan utama ROW 24 yang menghubungkan dengan pengembangan BNR tahap selanjutnya. Sebelah selatan Orchard Walk Mall berbatasan dengan waterpark The Jungle, sedangkan sebelah
barat berbatasan dengan Hotel Aston Bogor dan sebelah timur berbatasan dengan Orchard Walk Arcade. Orchard Walk Arcade merupakan sebuah pusat perbelanjaan berbentuk arcade yang tersusun secara linear. Orchard Walk Arcade berbatasan dengan Cluster Padma Nirwana di sebelah utara. Di sebelah selatan, Orchard Walk Arcade berbatasan dengan Cluster Tirta Nirwana dan di sebelah barat berbatasan dengan Orchard Walk Mall. Sedangkan di sebelah timur Orchard Walk Arcade berbatasan dengan cluster Arga Nirwana.
(Tanpa skala) Gambar 3. Peta Administratif BNR (tanpa skala) (Sumber: Bogor Nirwana Residence, 2008)
18
4.1.2
Aksesibilitas Terdapat beberapa akses yang dapat digunakan menuju BNR. Salah
satunya melalui Jalan Batu Tulis yang terdapat di sebelah tenggara atau Jalan Dreded-Pahlawan di sebelah timur (Gambar 3).
Gambar 4. Akses Keluar Masuk Kawasan
Jalan Dreded-Pahlawan dan Jalan Batu Tulis dapat dicapai dengan mudah dari Jalan Tol Jagorawi. Sebagai salah satu gerbang masuk dan keluar Kota Bogor, Jalan Tol Jagorawi memudahkan akses bagi para penghuni dan pengunjung BNR dalam mencapai lokasi yang mereka inginkan.
(Tanpa Skala) Gambar 5. Peta Aksesibilitas Bogor Nirwana Residence (Sumber: Bogor Nirwana Residence, 2008)
19
4.1.2
Sejarah Perusahaan, Tahapan dan Rencana Pembangunan Perkembangan pembangunan perumahan di Indonesia dimulai setelah
berjalannya rencana pembangunan lima tahun (repelita) kedua pada tahun 19741979. Berdasarkan Akta Pendirian No. 42 tanggal 15 Juni 1988 berdiri PT. Aliyah Panca Ha Fat yang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pengembangan properti. Berdasarkan Akta Perikatan Kesepakatan Bersama Nomor 10 tanggal 18 Oktober 1996, PT. Aliyah Panca Ha Fat diakuisisi oleh PT. Sanggraha Pelita Sentosa. Kemudian sesuai akta-akta jual beli No. 132, No. 133 dan No 134 tanggal 30 Mei 1997, seluruh saham dan aset PT. Sanggraha Pelita Sentosa di ambil alih oleh PT. Graha Andrasentra Propertindo. PT Graha Andrasentra Propertindo adalah anak perusahaan dari PT Bakrieland Development Tbk dengan kepemilikan saham 99,4%. Permukiman Bogor Nirwana Residence yang sebelumnya bernama Graha Bogor Indah, berada di bawah pengembangan PT. Graha Andrasentra Propertindo. Pada saat masih bernama Graha Bogor Indah, dibangunlah pengembangan tahap I seluas ± 30 Ha yang seluruhnya terdiri dari area perumahan. Pada pengembangan tahap II, PT. Graha Andrasentra Propertindo mulai mengembangkan kawasan yang menunjang kebutuhan hidup bagi para penghuni dan masyarakat umum selain pengembangan area perumahan. Pengembangan seluas ± 70 Ha ini terdiri dari area komersial, area rekreasi, dan area residensial berupa hotel, condotel, dan villa, serta pengembangan clustercluster perumahan baru. Sesuai dengan slogan permukiman Bogor Nirwana Residence, inspired by nature, kawasan permukiman ini direncanakan sebagai suatu kawasan permukiman dengan persentase area hijau lebih besar dari persentase area terbangun. Kawasan BNR memiliki 60% area hijau, dimana pada setiap sudut dari kawasan ini ditanami oleh vegetasi peneduh, semak, dan penutup tanah. Bogor Nirwana Residence juga mengembangkan design perumahan cluster. Tujuan dari clustering adalah untuk meningkatkan tingkat keamanan dan privasi bagi para penghuni, yang dicapai melalui metoda akses satu pintu gerbang. Lokasi kawasan yang terletak pada area sekitar kaki Gunung Salak membuat kawasan ini memiliki kualitas udara yang cukup baik dan cukup sejuk.
20
Selain sebagai suatu nilai tambah, hal ini juga merupakan suatu tantangan dan tuntutan bagi pihak pengembang untuk menjadikan kawasan permukiman ini tetap alami, asri dan tidak menimbulkan dampak lingkungan yang negatif dalam skala yang cukup besar bagi lingkungan sekitarnya. Berdasarkan masterplan Bogor Nirwana Residence, kawasan permukiman ini akan dikembangkan dengan luasan lahan ± 1140 Ha. Pengembangan tahap kedua yang sedang berlangsung terfokus pada pengembangan fasilitas dan sarana penunjang. Pengembangan tahap II ini memiliki konsep pengembangan kawasan permukiman yang juga dilengkapi dengan Commercial area, Leisure and entertainment area, dan Educational center area. Pengembangan ini tidak hanya ditujukan bagi penghuni BNR, karena area komersial dan rekreasi yang sedang dikembangkan juga ditujukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat umum. Pengembangan area untuk umum ini antara lain area rekreasi yang terdiri dari waterpark dan theme park, area komersial yaitu mall dan arcade, serta area residensial yaitu Hotel, Condotel dan Villa. Pada tahap selanjutnya dari pengembangan kawasan permukiman ini, akan dikembangkan area pendidikan, area bisnis, area rekreasi, dan pengembangan cluster perumahan baru serta pengembangan-pengembangan lainnya. Selain itu, untuk lebih memudahkan akses menuju kawasan BNR, telah direncanakan pembangunan future ring road yang langsung menghubungkan kawasan BNR dengan jalan Tol Jagorawi.
4.2
Kondisi Fisik dan Biofisik Kawasan Bogor Nirwana Residence
4.2.1
Iklim Berdasarkan Stasiun Klimatologi Darmaga Bogor (2006), suhu rata-rata
tahunan adalah 27,1 oC dengan suhu minimum rata-rata adalah 22,3 oC dan suhu maksimum rata-rata adalah 31,9 oC. Suhu maksimum dicapai pada bulan Oktober (34,1oC). Sedangkan suhu minimum dicapai pada bulan Agustus
(20,6oC).
Kelembaban relatif memiliki nilai rata-rata 82% dengan nilai minimum 62% dan nilai maksimum 93%. Curah hujan rata-rata di kawasan ini adalah 249,2 mm/bulan dengan curah hujan tertinggi pada bulan Januari (640 mm/bulan) dan terendah pada bulan September (28 mm/bulan).
21
4.2.2
Topografi dan Tanah Kawasan Bogor Nirwana Residence secara umum berada pada daerah
dengan topografi yang relatif landai dengan kemiringan berkisar antara 0 – 15 %. Hal ini merupakan salah satu potensi dari tapak karena kemungkinan terjadinya erosi sangat kecil sehingga akan memudahkan proses perencanaan dan perancangan pada tapak. Namun dari proses perencanaan dan perancangan tersebut sebaiknya dapat menciptakan suasana dinamis agar kesan datar tidak menimbulkan rasa bosan bagi pengguna tapak. Berdasarkan hasil analisis laboratorium service laboratory SEAMEO BIOTROP, tanah di kawasan Bogor Nirwana Residence termasuk jenis tanah Latosol Coklat (Tabel 3). Tanah Latosol Coklat biasanya terdapat pada daerah dengan curah hujan tinggi dan merupakan daerah vegetasi hutan basah. Tanah Latosol umumnya berasal dari batuan induk vulkanik, sebagai contoh, Latosol Coklat berasal dari abu vulkanik basa pada daerah berbukit yang agak tinggi.
Tabel. 3. Hasil Analisis Laboratorium Sifat-Sifat Tanah No 1
2 1
2 3 4 5 6
7 8
Parameter
Satuan
Sifat Fisika Tekstur % a. Pasir sangat halus (0,005 - 0,1 mm) % b. Pasir (0,1-10 mm) c. Debu % d. Liat % Permeabilitas cm/jam Sifat Kimia pH (1:1) a. H2O b. CaCl C Organik % N Total % C/N Ratio P Tersedia ppm Susunan Kation : a. Ca me/100gr b. Mg me/100gr c. K me/100gr d. Na me/100gr KTK me/100gr Kejenuhan Basa %
Hasil
Kriteria Penilaian*
5,41 9,12 37,04 48,43 3,7
Lambat - sedang
5,4 4,2 2,78 0,28 9,9 6,28
Sedang Sedang Rendah Sangat rendah
8,14 2,42 0,33 0,48 16,6 68,5
Sedang Tinggi Sedang Sedang Rendah-sedang Tinggi
Masam
Sumber : Hasil Analisis Laboratorium, Service Laboratory SEAMEO BIOTROP dalam ANDAL BNR (2005) *Suripin (2001) dan Jacob, A. (2001)
22
4.2.3
Hidrologi BNR terletak di sub Daerah Aliran Sungai (sub DAS) Cipinang Gading
yang termasuk dalam wilayah DAS Cisadane. Sungai Cipinang Gading terletak di sebelah Timur dan berbatasan langsung dengan BNR. Selain itu, pada kawasan perumahan tersebut juga terdapat sungai-sungai kecil (parit) yang mengalir di dalam kawasan perumahan. Sungai-sungai kecil tersebut merupakan anak sungai Cipinang Gading sehingga aliran sungainya bermuara pada Sungai Cipinang Gading. Sedangkan Sungai Cipinang Gading bermuara pada Sungai Cisadane. Keberadaan sungai kecil yang mengalir di dalam kawasan perumahan berguna untuk mengalirkan kelebihan air yang berasal dari air hujan yang disalurkan melalui saluran air yang berfungsi sebagai saluran drainase tapak. Untuk kebutuhan penyiraman, sumber air yang digunakan juga berasal dari Sungai Cipinang Gading.
4.2.4
Vegetasi Kawasan BNR pada awalnya merupakan area yang banyak ditumbuhi
semak belukar dengan beberapa pemanfaatan lain yang jumlahnya tidak terlalu luas seperti perladangan, persawahan, dan beberapa penggunaan untuk tanaman keras. Jenis tanaman yang di budidayakan antara lain padi (Oryza sativa), talas (Colocasia esculenta), ketela pohon (Manihot utilisima), serta jenis sayur-sayuran seperti sawi (Lactuca indica). Sawah yang terdapat di area studi pada umumnya adalah sawah setengah teknis dengan komponen utama penyusun ekosistemnya adalah padi sawah (Oryza sativa). Pemanfaatan areal sawah untuk pemanfaatan lain dilakukan dengan menanami pematang sawah dengan beberapa tanaman seperti kacang panjang (Vigna chinensis) dan Talas (Colacasia esculenta). Secara umum, konsep tata hijau dari kawasan permukiman Bogor Nirwana Residence adalah konsep resor permukiman bernuansa tropis melalui penataan vegetasi tropis seperti Palem, Pisang-pisangan, dan Kamboja. Pada jalan masuk utama, vegetasi yang sering ditemui di median jalan adalah pohon palem sadeng (Livistona chinensis), selain itu pada jalan masuk utama juga ditemui Pisangpisangan (Heliconia sp), Bayam Merah (Iresine herbstii), Damar (Agathis Dammara),
dan
Akasia
(Acacia
mangium).
Sedangkan
pada
kawasan
23
perumahan/housing, vegetasi yang dominan adalah Tabebuia kuning (Tabebuia sp.) sebagai peneduh dan pengarah jalan. Pada median jalan di beberapa cluster digunakan tanaman palem-paleman seperti Palem Sadeng (Livistona chinensis) dan Palem Ekor Tupai (Wodyetia bifurcata). Selain itu juga terdapat Kamboja (Plumeria rubra), Adam Hawa (Rhoeo discolor), Jengger Ayam (Celosia sp.), Iris (Iris sp.), Bougenvil (Bougainvillea sp.), Palem Kurma (Phoenix sp.), dan Pisang Kipas (Ravenala sp.) yang mendominasi taman-taman ketetanggaan pada setiap cluster perumahan tersebut. Vegetasi penutup tanah pada area perumahan ini didominasi oleh Rumput Gajah Mini (Axonopus compressus dwarf) dan Sutra Bombay (Portulaca grandiflora). Pada kawasan komersial, yaitu pada area Lifestyle Center dan Orchard Walk,
vegetasi
didominasi
oleh
Trembesi
(Samanea
saman),
Sengon
(Paraserianthes falcafaria), Flamboyan (Delonix regia) dan Tabebuia Kuning (Tabebuia sp.) yang berperan sebagai peneduh dan pengarah jalan. Sedangkan pada area parkir, vegetai peneduh yang dominan adalah Trembesi (Samanea saman), dan Pulai (Alstonia scholaris). Selain itu terdapat pula Palem Sadeng (Livistona chinensis), Palem Washington (Washingtonia robusta), dan Palem Bismarkia (Bismarckia nobilis). Semak yang terdapat pada kawasan komersial antara lain Soka (Ixora sp.), Bougenvil (Bougainvillea sp.),. Agave (Agave sp), Puring (Codiaeum variegatum), Palem Kurma (Phoenix sp.), dan Euphorbia sp. Untuk penutup tanah (groundcover), digunakan Ubi-ubian (Ipomoea batatas), Lantana sp., Portulaca grandiflora, dan Rumput Gajah Mini (Axonopus compressus dwarf) Untuk area rekreasi yaitu The Jungle Waterpark, vegetasi yang dominan adalah vegetasi dari famili Arecaceae atau palem-paleman, antara lain Palem Washington (Wahingtonia robusta), Palem Bismarkia (Bismarckia nobilis) dan Palem Kurma (Phoenix sp.). Sedangkan untuk kawasan hotel dan villa, vegetasi yang dipilih adalah vegetasi yang dapat memberikan nuansa tropis, antara lain Akasia (Acacia mangium), Pisang-pisangan (Heliconia sp.), Palem Sadeng (Livistona chinensis) dan Kamboja (Plumeria rubra).
24
4.2.5
Fauna Fauna di kawasan BNR dapat dibagi ke dalam dua jenis, yaitu hewan
budidaya dan satwa liar. Hewan budidaya yang ditemukan antara lain kerbau (Buballus buballus), ayam (Gallus domestica) dan kambing. Sedangkan satwa liar yang dapat ditemukan di kawasan BNR antara lain berbagai jenis burung, seperti cici padi (Cisticola exilis), prenjak (Prinia sp.), gereja (Passer montanus) dan kutilang (Pycnonotus aurigaster). Satwa liar lain yang dapat ditemukan di lokasi kegiatan diantaranya adalah kadal (Mabuoia multifasciata), ular air (Natrix sp.) dan berbagai jenis insekta. Biota perairan yang dapat ditemukan antara lain kelompok ikan (Pisces), Zooplankton, Fitoplankton dan hewan permukaan air yang lain seperti berudu atau kecebong.
4.3
Divisi Planning and Design PT.Graha Andrasentra Propertindo PT. Graha Andrasentra Propertindo (PT. GAP) merupakan anak
perusahaan dari Bakrieland development, Tbk yang bergerak di bidang pengembangan properti. Kawasan permukiman Bogor Nirwana Residence merupakan salah satu hasil pengembangan dari PT. GAP. PT. GAP dipimpin oleh seorang Chief Executive Officer (CEO) yang membawahi 4 orang chief pada bidang yang berbeda yaitu Chief Finance Officer (CFO), Chief Bussiness Development Officer (CBDO), Chief Marketing Officer (CMO), dan Chief Estate Management Officer (CEMO). Masing-masing chief membawahi divisi yang berbeda-beda sesuai dengan bidangnya. Bidang lanskap berada di bawah divisi Planning and Design. Divisi Planning
and
Design
berada
dibawah
kepemimpinan Chief
Bussiness
Development Officer (CBDO) bersama 4 divisi lainnya, yaitu Project Control Management (PCM), Infrastructure, Housing, dan Bussiness Development.
4.3.1
Konsep dan Tujuan Konsep pembangunan di Bogor Nirwana Residence adalah resor
perumahan yang menyajikan lingkungan alami. Didukung oleh lokasinya yang terletak di kaki Gunung Salak, pembangunan permukiman di BNR harus
25
didukung dengan penataan lingkungan yang asri dan tetap menjaga nuansa alami yang ada. Oleh karena itu, konsep yang ingin diwujudkan adalah penciptaan area hijau sebesar 60 % dari area terbangun. Namun, sejauh ini belum terdapat data yang pasti apakah konsep 60% area hijau tersebut sudah terpenuhi atau belum. Berdasarkan hasil pengamatan, area hijau atau RTH yang terdapat di kawasan BNR terdiri dari lawn, jalur hijau jalan, serta taman area housing dan komersial. Sebagai kawasan residensial bernuansa alami terbesar di Kota Bogor, kawasan Bogor Nirwana Residence berusaha menciptakan suatu kawasan yang berfungi sebagai area konservasi lingkungan, dimana nuansa alami terasa didalamnya. Hal ini didukung oleh konsep utama BNR untuk menciptakan 60% area hijau dari total luas area BNR. Nuansa alami juga dapat terlihat dari adanya penangkaran rusa. Hal ini merupakan salah satu usaha untuk melindungi satwa tersebut dari kepunahan karena jumlahnya yang semakin bekurang. Tujuan divisi Planning and Design secara umum adalah melakukan pekerjaan design mulai dari konsep, preliminary design, design development dan detail design juga sampai persiapan dokumen-dokumen tender untuk diserahkan kepada PCM / Panitia Tender sehingga menghasilkan suatu design project yang berkualitas dan sesuai dengan standar-standar design yang berlaku. Untuk mewujudkan tujuan ini dan menciptakan suatu lanskap yang fungsional dan estetis, divisi Planning and Design selalu berusaha untuk sebisa mungkin mengerjakan project oleh tenaga ahli PT. GAP. Sedangkan untuk project yang rumit dan kompleks dan tidak bisa dikerjakan sendiri, dapat dibantu dengan menggunakan jasa konsultan khusus. Pekerjaan pelaksanaan di lapangan dilakukan oleh kontraktor lanskap yang bertugas menata lanskap sesuai dengan design dan spesifikasi yang telah ditentukan.
4.3.2
Struktur Organisasi Divisi Planning and Design merupakan divisi yang berperan sebagai
perencana dan perancang kawasan Bogor Nirwana Residence pada bidang arsitektur, struktur bangunan, mekanikal elektrikal, dan lanskap. Keberadan divisi ini sangat berperan dalam menciptakan kawasan permukiman yang bernilai aman, nyaman dan bernilai estetis tinggi.
26
Divisi Planning and Design dibawahi oleh Chief Bussiness Development Officer/CBDO (Gambar 6). Divisi Planning and Design dipimpin oleh seorang kepala divisi (Division Head). Kepala divisi membawahi 3 Section Head yaitu Section Head Planning, Section Head Design, dan Section Head Engineering (Gambar 7). Bidang lanskap berada di bawah kepemimipinan Section Head Design. Tugas bagian design secara umum adalah membuat design seluruh project di kawasan permukiman Bogor Nirwana Residence. Dalam pembuatan design, divisi Planning and Design dapat dibantu oleh konsultan design jika pekerjaan yang dilaksanakan terlalu kompleks dan rumit. Selanjutnya hasil design dari konsultan di koreksi oleh divisi Planning and Design, khususnya oleh bagian design untuk bidang design arsitektur dan lanskap. Divisi Planning and Design juga bertugas untuk melakukan koordinasi dengan kontraktor dan divisi – divisi lain yang terkait dengan pekerjaan Planning and Design. Divisi Planning and Design memiliki hubungan horizontal dengan divisi Project Control Management (PCM) yang bertugas mengontrol proyek di lapangan. Divisi ini yang menangani proses tender dan menyimpan dokumen yang terkait dengan proyek seperti Surat Perjanjian Kerja (SPK) dan Commitment Order (CO). Divisi PCM bertugas untuk memeriksa hasil pekerjaan divisi Planning and Design sebelum menyerahkannya ke kontraktor dan juga bertugas untuk menghitung bahan yang dibutuhkan dan memeriksa spesifikasi bahan yang disediakan oleh kontraktor.
4.3.3. Proses dan Prosedur Pekerjaan Lanskap Divisi Planning and Design memiliki prosedur dalam melaksanakan pekerjaan yang terkait. Prosedur ini bertujuan agar divisi Planning and Design memiliki panduan dan batasan dalam melaksanakan tugasnya. Prosedur yang diterapkan dalam divisi Planning and Design adalah: 1. Planning dan design Direksi menginstruksikan pembuatan perencanaan dan design, baik dalam list budget maupun suatu project yang dibutuhkan atau diusulkan namun diluar list budget yang masing-masing telah mendapat persetujuan dari Direksi.
27
2. Pelaksanaan design terdiri dari: a. Pembuatan konsep design Pembuatan konsep design dapat dilakukan secara in-house maupun oleh konsultan yang telah ditunjuk. Konsep design suatu project harus mendapat persetujuan dari Direksi dan user dari Divisi lain. b. Pengembangan design Pada tahap pengembangan design dapat dilakukan oleh konsultan yang telah ditunjuk maupun oleh tim inhouse Planning and Design. Jika ditemukan perubahan pada tahap ini sehingga merubah konsep design awal, Planning and Design harus mempresentasikan kembali perubahan tersebut sehingga didapat suatu bentuk konsep yang matang dan harus mendapat persetujuan dari Direksi maupun user dari divisi lain. c. Detail design Detail design dapat dibuat oleh Planning and Design maupun konsultan yang ditunjuk. Pada tahap detail design perancangan tetap harus mengikuti konsep yang telah disetujui oleh Direksi dan user dari divisi lain, jika ada perubahan secara teknis karena suatu kondisi teknis, Planning and Design harus mempresentasikan perubahan tersebut. d. Persiapan Dokumen Tender Planning and Design disamping menyiapkan gambar-gambar untuk kontruksi juga harus menyiapkan dokumen tender lainnya seperti Bill of Quantity (BQ), spesifikasi, Rencana Kerja Syarat (RKS), persyaratan teknis serta persyaratan administrasi. Dokumen-dokumen tender tersebut diberikan kepada divisi Project control Management (PCM)/panitia tender, setelah PCM/panitia tender menerima dokumen tender tersebut, maka PCM/panitia tender harus segera melaksanakan tender dengan terlebih dahulu meminta persetujuan Direksi.
Prosedur ini berlaku bagi seluruh project yang dikerjakan oleh divisi Planning and Design. Namun dikarenakan belum adanya tenaga ahli di bidang lanskap pada divisi Planning and Design, pekerjaan lanskap banyak dikerjakan oleh konsultan dan kontraktor pelaksana pekerjaan lanskap.
28
Keterangan : Bagian berwarna merah merupakan tempat mahasiswa magang
Gambar 6. Struktur Organisasi PT. Graha Andrasentra Propertindo
29
Gambar 7. Struktur Organisasi Divisi Planning and Design
30
4.4
Pelaksanaan Administrasi
4.4.1
Pelaksanaan Administrasi Pekerjaan Lanskap Cluster Padma Nirwana Cluster Padma Nirwana merupakan salah satu Cluster yang dikembangkan
pada tahap II pengembangan Bogor Nirwana Residence. Pembangunan lanskap di kawasan ini bertujuan sebagai area hijau yang memiliki fungsi estetika, pelestarian lingkungan dan rekreasi. Pembangunan lanskap di Cluster Padma Nirwana diserahkan pada kontraktor Ahmad Rifa`i yang berkedudukan di perumahan Pamulang Permai. Pemilihan kontaktor ini dilakukan dengan cara penunjukkan langsung. Setelah ditunjuk untuk melaksanakan pekerjaan lanskap di Cluster Padma Nirwana, pihak Ahmad Rifa`i mengajukan hasil design lanskap yang akan dibangun beserta rancangan anggaran biaya (RAB) ke pihak BNR. Kemudian pihak kontraktor dengan pihak BNR mengadakan pertemuan untuk membicarakan mengenai design dan RAB. Pada pertemuan ini pihak kontrakor mengajukan penawaran harga ke pihak BNR dan kedua belah pihak melakukan perundingan untuk mempertemukan pendapat dari kedua pihak mengenai design, RAB, dan hal lain seperti cara pembayaran, pengadaan tanaman, dan sebagainya yang akan tercantum dalam Surat Perjanjian Kerja (SPK) (Lampiran 1). Surat Perjanjian Kerja (SPK) keluar setelah tercapainya kesepakatan antara kedua belah pihak pada pertemuan sebelumnya. Setelah kontraktor menerima SPK, pekerjaan pembangunan lanskap harus segera dilaksanakan. Berdasarkan pengamatan di lapangan, kontraktor segera melaksanakan pekerjaan pembangunan lanskap setelah tercapainya kesepakatan antara kedua belah pihak sedangkan SPK belum diterima oleh kontraktor. Hal ini dikarenakan banyaknya pekerjaan pembangunan lanskap yang ditangani oleh kontraktor di kawasan BNR, sehingga ditakutkan pekerjaan menjadi terlambat jika mereka menunggu menerima SPK terlebih dahulu lalu mulai melaksanakan pekerjaan lanskap. Pekerjaan lanskap wajib diselesaikan oleh kontraktor dalam jangka waktu 10 minggu terhitung sejak ditandatanganinya SPK. Masa retensi/pemeliharaan dilaksanakan selama 3 bulan dari tanggal serah terima ditandatangani.
31
Selain SPK, setelah pemilihan kontraktor dan perundingan dengan kedua pihak, diterbitkan juga dokumen Commitment Order (CO) (Lampiran 2). CO adalah bentuk perjanjian kerja yang dipegang oleh PT. GAP, berbeda dengan SPK yang merupakan perjanjian kerja yang dipegang oleh pihak kontraktor. Untuk persetujuan dokumen CO, perlu dilampirkan proposal dari kontraktor yang telah disetujui oleh Project Manager dan realisasi anggaran sebelumnya. Apabila CO melebihi anggaran yang disediakan, maka harus dilampirkan pula anggaran tambahan yang telah disetujui dan ditandatangani oleh pihak-pihak yang berwenang. Pada CO tercantum nama kontraktor, deskripsi pekerjaan atau barang, total anggaran, total realisasi, dan sertifikasi dengan tanda tangan dari pihak BNR yang terkait dengan pelaksanaan proyek antara lain Project Manager, PCM Manager, dan CBDO. Serta tercantum pula otorisasi yang ditandatangani oleh Accounting Manager, Finance Manager, CFO, dan CEO. Pada SPK juga dijelaskan mengenai pembayaran. RAB pelaksanaan untuk area ini adalah sebesar Rp. 549.580.000. Pembayaran dilakukan dalam 5 termint berdasarkan progress pekerjaan yang telah dilakukan. Uang muka atau DP (Down Payment) dibayar pada saat penunjukan kontraktor selesai dilakukan. DP yang dibayarkan adalah sebesar 20% dari harga borongan pekerjaan. Lalu setelah progress mencapai 50%, dilakukan pembayaran sebesar 25% dari harga borongan pekerjaan. Pada saat progress mencapai 75% kembali dilakukan pembayaran sebesar 25% dari harga borongan pekerjaan dan saat pekerjaan pembangunan lanskap telah selesai atau mencapai 100%, pembayaran dilakukan sebesar 25% dari harga borongan pekerjaan. Sisa 5% dari total 100% pembayaran dilakukan setelah kontraktor menyelesaikan pekerjaan pemeliharaan/masa retensi. Dokumen pembayaran pada tiap termint disimpan oleh Divisi PCM. Pemilihan kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan lanskap di BNR dilakukan dengan cara penunjukan langsung. Dilihat dari segi waktu, pemilihan kontraktor dengan cara ini lebih efisien dibandingkan dengan cara tender karena tidak perlu melalui berbagai tahap dalam tender. Pemilihan kontraktor didasari alasan bahwa pihak BNR telah mengenal kontraktor. Pemilihan ini tidak didasarkan atas kinerja kontraktor di lapangan.
32
Berdasaarkan hasil wawancara, kontraktor yang di pilih merupakan kontraktor yang secara hukum baru berdiri sebagai Perseroan Terbatas (PT) pada bulan Maret 2008. Namun dari segi pengalaman, kontraktor yang dipilih memiliki pengalaman ± 30 tahun melakukan pekerjaan di bidang lanskap dengan menggunakan nama pribadi pemiliknya. Pemilihan kontraktor melalui proses pelelangan atau tender merupakan salah satu cara yang efektif untuk memperoleh kontraktor yang profesional dan kompeten, karena kontraktor pemenang tender merupakan hasil seleksi dari sejumlah kontraktor yang diundang. Jika proses tender tidak memungkinkan dilakukan, penunjukan langsung dapat dilakukan dengan memperhatikan track record calon kontraktor yang akan dipilih. Hal ini dapat dilakukan melalui pengamatan terhadap ketepatan waktu penyelesaian pekerjaan, jenis pekerjaan yang dikerjakan, hasil kerja yang memuaskan dan reputasi kontraktor. Pemilihan kontraktor secara selektif diharapkan dapat mewujudkan hasil kerja yang memuaskan serta menciptakan suasana kerja yang profesional antara owner dengan kontraktor. Menurut Munandar (2007), secara garis besar SPK yang diterima oleh kontaktor memuat: a. Pihak yang memerintahkan (owner) dan yang menerima perintah (kontraktor); b. Pokok-pokok pekerjaan yang diperjanjikan; c. Harga yang tetap dan pasti serta tata cara dan syarat pembayaran; d. Persyaratan dan spesifikasi teknis; e. Jangka waktu penyelesaian/penyerahan; f. Sanksi dalam hal rekanan tidak memenuhi kewajibannya; g. Cara menyelesaikan perselisihan; h. Status hukum; i. Hak dan kewajiban pihak-pihak yang terkait dalam kontrak; j. Penggunaan barang dan jasa hasil produksi dalam negeri; k. Rumusan eskalasi harga (untuk proyek multi years). Pada SPK yang diterima oleh kontraktor pelaksana di BNR, tidak tercantum persyaratan dan spesifikasi teknis mengenai pekerjaan. Tanpa adanya
33
ketentuan tersebut, kontraktor tidak memiliki panduan/pedoman dalam melakukan pekerjaan. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya hasil pekerjaan yang tidak sesuai dengan standar. Dalam SPK juga tidak tercantum mengenai penggunaan barang dan jasa hasil produksi dalam negeri dan rumusan eskalasi harga karena proyek yang dikerjakan berlangsung dalam hitungan bulan, tidak dalam hitungan tahun (multi years) Selain itu, pada SPK juga tidak dijelaskan secara rinci sanksi bagi kedua belah pihak jika tidak memenuhi kewajibannya. Pada bab mengenai denda dalam SPK, hanya dijelaskan sanksi bagi pihak kedua (kontraktor) apabila terjadi keterlambatan dalam menyelesaikan pekerjaan. Sedangkan tidak dijelaskan denda bagi pihak pertama (BNR) apabila melakukan keterlambatan dalam pembayaran. Pada kenyataan di lapangan, kontraktor mengalami keterlambatan dalam menyelesaikan pekerjaannya, namun pihak BNR tidak mengenakan sanksi atas keterlambatan tersebut. Isi perjanjian dalam SPK sebaiknya diuraikan secara lebih terperinci sehingga pekerjaan yang dilakukan di lapangan dapat berjalan secara efektif dan efisien.
4.4.2
Pelaksanaan Administrasi Pekerjaan Lanskap Orchard Walk Orchard Walk merupakan sebuah area komersial yang dikembangkan oleh
pihak Bogor Nirwana Residence sebagai salah satu fasilitas penunjang untuk memenuhi kebutuhan para penghuni dan masyarakat umum. Pengembangan area komersial ini dimaksudkan untuk menjadikan kawasan Bogor Nirwana Residence sebagai one-stop living terlengkap dan terbesar di kota Bogor. Untuk melaksanakan pelaksanaan pembangunan di Orchard Walk, pihak BNR memilih PT. AR Landscape yang berkedudukan di BNR Cluster Bukit Nirwana sebagai kontraktor lanskap. Penunjukan kontraktor ini dilakukan dengan cara penunjukan langsung. Cara penunjukan langsung ini dilakukan karena pihak BNR telah melakukan kerjasama yang cukup lama dengan PT. AR, Landscape yang dahulu bernama Ahmad Rifa`i. Dikarenakan tidak adanya tenaga ahli di bidang lanskap pada divisi Planning and Design, maka PT. AR lebih sering berkonsultasi dalam masalah pembangunan lanskap dengan CBDO, yang sangat peduli terhadap masalah
34
lanskap di BNR. PT. Proses perancangan lanskap Orchard Walk dilakukan oleh PT.
Lisakonsulindo
sebagai
sebuah
konsultan
lanskap.
Setelah
proses
perancangan lanskap oleh PT. Lisakonsulindo selesai, PT. AR yang telah ditunjuk untuk melaksanakan pekerjaan lanskap segera melakukan perundingan dengan pihak BNR untuk membicarakan tentang pelaksanaan pembangunan lanskap di Orchard Walk. Setelah proses penunjukan kontraktor, dilanjutkan dengan penerbitan SPK dan CO. Dalam SPK dicantumkan bahwa pelaksanaan pekerjaan lanskap wajib diselesaikan dalam jangka waktu 40 hari mulai dihitung sejak ditandatanganinya SPK. Masa retensi/pemeliharaan pekerjaan dilaksanakan setelah proses serah terima pekerjaan dilakukan. Masa retensi dilaksanakan selama 3 bulan dari tanggal serah terima ditandatangani. RAB pelaksanaan untuk area ini adalah sebesar Rp. 340.715.620. Pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan lanskap Orchard Walk dilakukan dalam 4 termint berdasarkan progress pekerjaan yang telah dilakukan. Uang muka atau DP dibayarkan pada saat penunjukan kontraktor selesai dilakukan. DP untuk pekerjaan ini adalah sebesar 30% dari harga borongan pekerjaan atau harga total. Kemudian setelah pekerjaan mencapai progress 50%, dilakukan pembayaran sebesar 25% dari harga total. Setelah seluruh pekerjaan selesai dilaksanakan atau telah mencapai 100%, dilakukan pembayaran sebesar 40% dari harga total. Pembayaran sebesar 5% dari harga total dilakukan setelah PT. AR menyelesaikan masa retensi/pemeliharaan. Kendala yang sering terjadi di lapangan adalah terjadinya keterlambatan dalam proses pembayaran oleh pihak BNR kepada kontraktor. Sesuai dengan kesepakatan yang tercantum dalam SPK, proses pembayaran dilakukan secara bertahap dalam beberapa termint. Namun, pada kenyataannya pihak BNR sering terlambat melakukan pembayaran sekalipun progress pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor telah memenuhi persyaratan untuk pembayaran termint. Hal ini merupakan salah satu faktor penyebab keterlambatan penyelesaian pekerjaan oleh kontraktor. Keterlambatan pembayaran yang dilakukan oleh BNR menyebabkan kontraktor kekurangan modal untuk melakukan pekerjaannya, bahkan terkadang kontraktor harus
35
menggunakan dana pribadi agar pekerjaan tetap dilaksanakan sehingga dapat diselesaikan tepat waktu walaupun pada kenyataannya mengalami keterlambatan Kontraktor dipilih dengan cara penunjukan langsung. Kontraktor terpilih merupakan kontraktor yang sudah lama bekerja sama dengan BNR dan juga mengerjakan pekerjaan lanskap pada Cluster Padma Nirwana. Kinerja yang dilakukan oleh PT. AR cukup memuaskan pihak BNR. Hal ini dikarenakan PT. AR Landscape selalu siaga 24 jam setiap hari dalam tiap minggunya untuk melaksanakan pekerjaan lanskap. Kesiagaan 24 jam ini khususnya diujukan untuk penanganan hal-hal yang sifatnya mendesak seperti penggantian tanaman yang rusak pada malam hari, penanganan pohon yang tumbang, dan pembuatan lanskap suatu area yang akan di launching dalam tempo waktu yang singkat. Selain itu, PT. AR juga dapat membuat design taman sendiri untuk beberapa area.
4.5
Perencanaan dan Perancangan Carpenter et al. (1975) menyatakan bahwa untuk membuat sebuah lanskap
yang sesuai dengan rencana, dibutuhkan sebuah tim yang terdiri dari perencana, kontrakor/pelaksana, supervisor pemeliharaan dan nursery. Seluruh bagian dalam tim tersebut saling melengkapi serta memiliki tugas dan fungsi masing-masing untuk menciptakan suatu produk lanskap yang berkelanjutan.
4.5.1
Perencanaan dan Perancangan Lanskap Cluster Padma Nirwana Sebelum dilaksanakan kegiatan pelaksanaan fisik pekerjaan, dilaksanakan
kegiatan perencanaan dan perancangan lanskap untuk Cluster Padma Nirwana. Kegiatan perencanaan dan perancangan dilaksanakan dengan tujuan untuk memberikan suatu konsep pada area yang akan dikerjakan sehingga memiliki suatu ciri khas dibandingkan dengan area lain. Proses perencanaan dan perancangan dilaksanakan oleh Ahmad Rifa`i selaku kontraktor lanskap yang mengerjakan pekerjaan lanskap di area ini (Lampiran 9). Area ini direncanakan sebagai sebuah cluster permukiman dengan fasilitas rekreasi bagi penghuninya. Sesuai dengan hasil perencanaan yang dilakukan, di area tersebut, maka dirancang sebuah neighborhood park sebagai area rekreasi bagi penghuni (Lampiran 12). Jenis tanaman yang dipilih adalah
36
tanaman yang memiliki bentuk yang menarik dan memiliki bunga dan daun yang berwarna-warni. Pola lanskap yang digunakan didominasi oleh pola-pola organik. Selain neighborhood park, dirancang pula lanskap untuk median jalan, welcome area, taman kantong dan berm jalan. Pada neighborhood park digunakan berbagai macam jenis vegetasi, yang terdiri dari pohon, palem, perdu, semak dan groundcover (Tabel 4). Pemilihan jenis tanaman yang terdapat di neighborhood park ditujukan untuk menciptakan suasana atraktif dan nyaman untuk berekreasi bagi penghuni.
Tabel 4. Daftar Nama Tanaman pada Neighborhood Park Nama Tanaman
No Nama Lokal
Nama Latin
Pohon 1
Trembesi
Samanea saman
2
Ketapang kencana
Terminalia catappa
3
Bambu Jepang
Arundinaria pumila
4
Palem Washington
Washingtonia robusta
5
Phoenix
Phoenix dactalyfera
1
Kamboja merah
Plumeria rubra
2
Dracaena
Dracaaena sp.
3
Puring
Codiaeum variegatum
5
Batavia
Jathropa sp.
Perdu
Semak 1
Lantana
Lantana sp.
2
Walisongo
Schefflera arboricola
3
Soka
Ixora sp.
4
Euphorbia
Euphorbia milii
Herba 1
Pisang kipas
Ravenala madagaskariensis
37
Tabel 4.(Lanjutan) 2
Keladi hitam
Caladium sp.
3
Adam hawa
Rhoeo discolor
4
Lidah mertua
Sansivieria sp.
5
Nanas hias
Ananas sp.
6
Anggrek tanah
Spatoglothis sp.
Groundcover 1
Kucai mini
Carrex morrowi
2
Sambang darah
Hemigraphis colorata
3
Bawang-bawangan
Zephyranthes sp.
4
Pandan kuning
Pandanus sp.
5
Blue eyes
Nemophilla menziesii
6
Rumput gajah mini
Axonopus compressus dwarf
Sumber : Observasi lapang (BNR, 2008)
Sedangkan untuk median jalan, vegetasi yang digunakan didominasi oleh jenis palem, yaitu Palem Ekor Tupai (Wodyetia bifurcata), Palem Sadeng (Livistona chinensis), dan Palem Phoenix (Phoenix roebelenii) (Lampiran 11 dan 13). Semak yang digunakan didominasi oleh Bugenvil (Bougainvillea sp.). Pemilihan Bugenvil sebagai semak pada median jalan dinilai tepat karena bugenvil merupakan salah satu jenis tanaman yang efektif dalam menyerap polutan. Untuk lanskap berm jalan, digunakan jenis Rumput Gajah Mini (Axonopus compressus dwarf). Pada lanskap berm jalan ini dipilih Tabebuia (Tabebuia sp.) yang berfungsi sebagai pengarah.
4.5.2
Perencanaan dan Perancangan Lanskap Orchard Walk Sebagai sebuah area komersial, perencanaan dan perancangan yang
dilakukan pada Orchard Walk tentunya akan memiliki perbedaan dibandingkan dengan perencanaan dan perancangan pada area perumahan/cluster. Tujuan perencanaan dan perancangan lanskap di area ini adalah untuk membuat pengunjung tertarik untuk mengunjungi area tersebut, serta menjadikan pengunjung merasa nyaman berada di area tersebut.
38
Kegiatan perencanaan dan perancangan lanskap Orchard Walk ini dilakukan oleh PT. Lisakonsulindo sebagai sebuah konsultan yang bergerak di bidang lanskap. Lanskap di area ini direncanakan sebagai lanskap yang atraktif dan rekreatif. Konsep tata hijau area ini adalah konsep area rekreasi dimana diperlukan pemilihan jenis tanaman dengan bentuk tajuk, bunga dan daun yang indah serta penataan warna bunga dan daun pada vegetasi. Berdasarkan hasil perencanaan tersebut, proses perancangan dilaksanakan dengan pemilihan dan pengaturan komposisi jenis tanaman sesuai dengan konsep yang diberikan. Pekerjaan perencanaan dan perancangan yang dilakukan oleh PT. Lisakonsulindo didasarkan pada keterangan lingkup pekerjaan yang terlampir pada surat penawaran biaya design. Lingkup dan batasan pekerjaan PT. Lisakonsulindo adalah: a. Perencanaan dan perancangan softscape (Site plan dan detail) Pemilihan dan peletakan jenis tanaman seperti pohon, perdu, semak, dan groundcover yang disesuaikan dengan fungsi ruang yang ingin diciptakan dan dapat menjadi landmark setempat, disesuaikan dengan habitatnya, dan komposisi estetikanya. b. Perencanaan bentukan muka tanah dengan memperhatikan pula aliran air permukaan dan arah pembuangan ke drainase. c. Penempatan titik-titik siram. d. Panduan untuk penanaman dan perawatan tanaman.
Berdasarkan lingkup pekerjaan di atas, PT. Lisakonsulindo dapat melaksanakan pekerjaan sesuai dengan batasan yang ada dan berhak untuk melakukan penolakan dan di luar tanggung jawab mereka jika pekerjaan yang diberikan diluar batasan dan lingkup yang telah diberikan. Secara garis besar kegiatan perencanaan dan perancangan dilakukan dengan tahap pekerjaan sebagai berikut: a. Inventarisasi (telaah dokumen, site visit). b. Pembuatan kriteria design dan konsep. c. Review dan persetujuan klien terhadap konsep. d. Mempersiapkan gambar detail.
39
e. Membuat draft spesifikasi teknis material tanaman secara detail. f. Review dan persetujuan klien atas detail design. g. Penyelesaian design dan gambar detail yang diperlukan untuk konstruksi. h. Penyelesaian spesifikasi teknis. i. Pembuatan Rencana Anggaran Biaya (RAB) untuk masing-masing pekerjaan.
Orchard Walk Arcade merupakan area komersial dengan bangunan arcade yang tersusun secara linear dan dilengkapi dengan pedestrian track yang cukup lebar. Pada area ini diperlukan adanya tanaman yang memiliki fungsi sebagai peneduh pada pedestrian track agar kenyamanan pejalan kaki tetap terjaga. Sesuai dengan hasil perancangan yang dilakukan, tanaman peneduh yang dipilih adalah Trembesi (Samanea saman) dan Flamboyan Kuning (Peltophorum pterocarpum). Namun, Flamboyan Kuning diganti oleh Sengon (Paraserianthes falcataria) karena pertumbuhan Sengon lebih cepat dibandingkan Flamboyan dan Flamboyan sering menggugurkan daunnya yang menimbulkan kesan kotor (Lampiran 5). Pada bagian belakang Orchard Walk Arcade yang berbatasan dengan Cluster Tirta Nirwana dan Padma Nirwana, dipilih Bambu Pagar (Bambusa vulgaris) yang berfungsi sebagai pembatas antara area komersial dengan area residensial. Pada welcome area dari Orchard Walk Mall, dipilih jenis Palem washington (Washingtonia robusta) dengan tinggi tajuk 4 meter. Jenis palem ini dipilih karena memiliki bentuk batang yang khas dan memiliki kesan kokoh dan kuat sehingga dapat memberikan kesan megah pada welcome area. Sedangkan pada bagian teras depan dari Orchard Walk Mall, dipilih jenis Palem Sadeng (Livistona chinensis) yang memiliki tajuk yang khas dan bentuk batang yang tidak besar dengan tinggi tajuk 4 meter. Pada bagian belakang dari Orchard Walk Mall dipilih jenis Palem Kurma (Phoenix dactalyfera) yang ditempatkan pada bak tanaman pada tangga (Lampiran 6). Untuk area parkir Orchard Walk, dipilih jenis Pulai (Alstonia scholaris) sebagai tanaman peneduh. Pemilihan jenis pohon ini karena space median yang tersedia tidak begitu besar sehingga diperlukan jenis tanaman yang dapat
40
disesuaikan dengan space yang tersedia dan dapat memenuhi fungsi sebagai peneduh. Pada selasar kanan dan kiri bangunan Orchard Walk Mall dirancang 6 bak tanaman pada masing-masing sisi yang diisi oleh tanaman rendah dari golongan herba dan tanaman merambat. Tanaman yang digunakan untuk bak tanaman tersebut antara lain Sri Rejeki (Aglaonema nitidium silverqueen), Pakis Kelabang (Neprolephys exaltata), Daun Philo (Philodendron selloum), dan Sirih Gading (Epipremnum aureum).
4.6
Pelaksanaan Fisik Pekerjaan Lanskap Cluster Padma Nirwana Kegiatan pelaksanaan fisik pekerjaan lanskap pada Cluster Padma
Nirwana dilaksanakan oleh Ahmad Rifa`i sebagai sebuah kontraktor lanskap. Kegiatan ini dilaksanakan setelah ditunjuknya Ahmad Rifa`i oleh pihak BNR dan disetujuinya proposal yang diajukan oleh Ahmad Rifa`i mengenai pelaksanaan pekerjaan lanskap di area ini. Pelaksanaan fisik pekerjaan lanskap di area ini secara umum dapat dibagi menjadi beberapa bagian berdasarkan letak dan fungsinya, yaitu neighborhood park, taman kantong (vest pocket park), dan welcome area. Luas lanskap yang dikerjakan di area ini adalah 6761, 98 m2. Menurut Arifin, Munandar, Arifin, Pramukanto, dan Damayanti (2007), neighborhood park atau taman ketetanggaan adalah taman umum pada skala Rukun Tetangga dan Rukun Warga (RT/RW) dengan fasilitas sederhana sebagai sarana rekreasi, sosialisasi dan olahraga warga RT/RW setempat. Lebih lanjut, Arifin et al. (2007) menjelaskan bahwa taman kantong atau vest pocket park adalah taman-taman yang dibuat pada area-area pinggiran/pojokan yang merupakan lahan sisa yang ukurannya kecil, dan biasanya sebagai bagian dari suatu peruntukan/ruang terbangun seperti area perkantoran, area komersial, area industri, atau cluster permukiman. Pelaksanaan pekerjaan di lapang dilakukan tanpa harus menunggu diterbitkannnya Surat Perjanjian Kerja (SPK) ke tangan kontraktor. Hal ini dilakukan karena cukup banyaknya pekerjaan kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan pembangunan lanskap di kawasan BNR, sedangkan waktu dan tenaga kerja yang tersedia terbatas. Pelaksanaan fisik dimulai setelah adanya instruksi dari pihak BNR kepada kontraktor untuk segera memulai pekerjaan di lapang.
41
Pelaksanaan pekerjaan lanskap dilaksanakan dibawah pengawasan CBDO, divisi Project Control Management (PCM), dan divisi Planning and Design. Selain itu, pihak kontraktor juga menugaskan seorang mandor lapangan untuk mengawasi proses pekerjaan lanskap. Pembangunan lanskap dilakukan berdasarkan hasil design yang dikerjakan oleh kontraktor. Kontraktor tidak memiliki jadwal yang pasti untuk melaksanakan pekerjaannya, pembangunan lanskap ini dilakukan berdasarkan progress pekerjaan bangunan di lapangan. Pada area-area tertentu seperti median dan lanskap berm, mereka menunggu kontraktor bangunan untuk menyelesaikan pekerjaannya terlebih dahulu, seperti pemasangan kanstin pada median jalan. Hal ini dikarenakan adanya resiko kerusakan tanaman jika penanaman dilaksanakan sebelum para pekerja bangunan menyelesaikan pekerjaannya. Pembangunan lanskap Padma Nirwana dimulai dari pembangunan neighborhood park. Setelah pembangunan neighborhood park selesai, pekerjaan dilanjutkan dengan pembangunan taman sudut pada 5 titik di cluster ini (Lampiran 10, 15 dan 16). Pekerjaan selanjutnya adalah pembangunan taman segitiga yang terletak pada bagian belakang cluster ini (Lampiran 14). Kemudian dilanjutkan dengan penanaman pada median jalan yang terdapat pada 2 sisi Padma Nirwana, yaitu pada sisi bagian kanan dari gerbang dan sisi bagian kiri gerbang. Penanaman pada welcome area dilaksanakan setelah penanaman pada median selesai dikerjakan. Pelaksanakan pekerjaan lanskap terakhir yang dilakukan adalah penanaman pada lanskap berm jalan. Proses pembangunan lanskap Padma Nirwana diawali dengan tahapan pengadaan jenis tanaman sesuai dengan hasil design dan penyimpananannya. Kemudian setelah tanaman telah siap, dilakukan pekerjan pembersihan lahan yang dilanjutkan oleh pematokan dan pembentukan lahan. Jika lahan sudah terbentuk sesuai dengan design yang dibuat, selanjutnya dilakukan penanaman. Penanaman yang pertama kali dilakukan adalah penananaman pohon besar. Setelah pohon besar tertanam, dilakukanlah penanaman semak, perdu, dan ground cover. Pada beberapa area dibuat hardscape seperti batu hias dan track pada neighborhood park. Pembuatan hardscape dilakukan setelah seluruh proses penanaman pada area dimana hardscape tersebut berada selesai dilakukan.
42
4.6.1
Pengadaan Tanaman dan Penyimpanan Untuk pelaksanaan pekerjaan lanskap, hal pertama yang perlu dilakukan
adalah pengadaan tanaman yang diperlukan sesuai dengan design. Pengadaan tanaman dilakukan oleh kontraktor pelaksana lanskap, yaitu Ahmad Rifa`i. Tanaman yang diperlukan di suplai dari nurseri Ahmad Rifa`i yang terletak di Jalan Gunung Sindur, Parung. Setelah tanaman tersedia, tanaman diantarkan dengan menggunakan truk. Semak, perdu, dan groundcover dapat diangkut dalam jumlah banyak dalam sekali pengangkutan. Sedangkan untuk pohon-pohon besar seperti Trembesi dan Palem Washington hanya dapat memuat 3-4 pohon dalam sekali angkut. Pengangkutan pohon besar ini tidak dilakukan dalam jumlah banyak, karena ukuran alat angkut yang kurang besar dan juga dimaksudkan agar tajuk tanaman tidak rusak apabila tanaman yang diangkut saling berhimpitan. Setelah proses pengangkutan, tanaman diletakkan di tempat penampungan tanaman yang terletak di Cluster Bayu Nirwana. Penampungan tanaman ini dilakukan dengan tujuan agar tanaman yang telah tersedia dapat ditanam terlebih dahulu jika lahan yang akan ditanami belum disiapkan. Hal ini mencegah terjadinya kemungkinan tanaman mati apabila dibiarkan begitu saja. Selain itu, penampungan tanaman ini juga bertujuan untuk memudahkan sirkulasi kendaraan yang keluar masuk area proyek. Karena jika tanaman yang telah tersedia diletakkan di area proyek, tanaman dapat menghalangi sirkulasi kendaraan dan kemungkinan tanaman rusak akibat pekerjaan di area proyek. Dengan adanya tempat penampungan ini juga memudahkan kontraktor dalam pengadaan stok tanaman dalam keadaan yang mendesak. Contohnya apabila ada pohon yang rusak atau mati, pohon tersebut dapat diganti dengan mengambil persediaan jenis pohon yang sama di tempat penampungan. Apabila tidak terdapat tempat penampungan, penggantian tanaman untuk kasus tanaman yang rusak akan mengalami gangguan karena harus menunggu kedatangan jenis pohon yang sama yang diambil dari nurseri di Parung. Hal seperti ini sangat tidak efektif dan tidak efisien karena akan membuang waktu dan tenaga yang dapat dialokasikan untuk pekerjaan lainnya.
43
4.6.2
Pekerjaan Pembersihan Lahan Pekerjaan pembersihan lahan dilakukan setelah kontraktor, dalam hal ini
Ahmad Rifa`i, mendapatkan instruksi untuk melaksanakan pekerjaan pelaksanaan lanskap. Pemberian instruksi ini bertujuan untuk memberikan wewenang kepada Ahmad Rifa`i untuk melaksanakan pekerjaannya. Yang termasuk dalam pekerjaan pembersihan lahan disini adalah pembersihan lahan dari rumput, sampah, batu, dan puing bangunan. Kendala utama dalam pekerjaan pembersihan lahan di cluster ini yaitu banyaknya batu besar pada lahan yang akan ditanami. Batu besar ini sebagian kemudian dimanfaatkan oleh kontraktor bangunan untuk digunakan pada pondasi. Sedangkan batu yang tidak terpakai disingkirkan dari area penanaman. Namun pada taman segitiga, terdapat satu batu besar pada kondisi existing lahan yang kemudian digunakan sebagai ornamen pada taman. Batu besar tersebut diletakkan di tengah taman yang berfungsi sebagai point of interest pada taman segitiga tersebut. Pekerjaan
pembersihan
lahan
dilakukan
secara
manual
dengan
menggunakan cangkul, sekop, garpu, sapu, pengki, dan keranjang sampah (Gambar 8). Sampah, puing bangunan, dan batu kemudian dibawa oleh mobil pick up untuk diletakkan di tempat penampungan sampah. Setelah rumput dan tanaman liar selesai dicabuti, pada sebagian area di cluster ini diambil tanahnya sebagian untuk dijadikan sebagai tanah urugan di area lain salah satunya adalah area Orchard Walk. Pengambilan tanah ini juga dijadikan dasar bagi kontraktor dalam pembuatan kontur/level pada lahan yang akan ditanami. Karena pada lahan tersebut akan terdapat bagian-bagian yang ”bolong” akibat pengambilan tanah sehingga terjadi perbedaan ketinggian. Tujuan dari pembuatan level ini adalah untuk memberikan kesan dinamis yang ditampilkan melalui variasi ketinggian. Kapasitas kerja dari tenaga kerja pada pekerjaan pembersihan lahan di area ini adalah 15,04 m2/jam. Penghitungan kapasitas kerja ini dilakukan berdasarkan observasi lapang pada pekerjaan pembersihan lahan seluas 361,07 m2 yang dilakukan oleh 3 orang yang diselesaikan dalam waktu 8 jam. Kendala pembersihan lahan di area ini adalah banyaknya batu besar pada tapak.
44
(a)
(b)
Gambar 8. Kondisi existing taman sudut bagian depan cluster (a) dan pekerjaan pembersihan lahan pada taman sudut (b) 4.6.3
Pematokan dan Pembentukan Lahan Setelah lahan yang akan ditanam selesai dibersihkan dari rumput, sampah,
batu, dan puing bangunan, kemudian dilanjutkan dengan pekerjaan pematokan. Sebelum melakukan pematokan, dilakukan pengukuran lahan terlebih dahulu. Pekerjaan pengukuran lahan bertujuan untuk memeriksa kesesuaian luasan area yang akan dikerjakan dengan gambar kerja. Hasil pengukuran yang berbeda dapat menyebabkan perubahan kebutuhan material untuk tahap pekerjaan selanjutnya. Pekerjaan pematokan bertujuan untuk mendapatkan titik-titik tanam pohon dan pola penanaman semak serta sebagai batas area dalam pembuatan kontur. Alat yang digunakan berupa rol meter, tali rafia, dan patok bambu yang ditancapkan pada batas-batas dan titik-titik yang telah ditentukan. Pematokan ini harus benarbenar diperhatikan karena terkait dengan jarak tanam antar tanaman. Jarak tanaman yang terlalu rapat dapat menyebabkan tanaman, khususnya pohon, tumbuh tidak optimal. Sedangkan jarak tanam yang terlalu renggang menimbulkan kesan yang gersang dan kurang asri. Titik tanam ditentukan melalui penentuan titik acuan sebagai dasar untuk mengukur jarak ke titik tanam. Setelah pengukuran dan pematokan lahan selesai dilakukan, kemudian lahan dibentuk sesuai dengan design pada gambar kerja. Pekerjaan pembentukan lahan ini antara lain adalah pembuatan kontur/level, perataan tanah, dan pemadatan tanah. Proses pembentukan kontur/level dilakukan pada beberapa bagian dari lanskap cluster ini, yaitu neighborhood park dan taman sudut. Proses
45
pembuatan kontur ini dilakukan dengan teknik cut and fill. Tanah di cluster ini cukup subur sehingga dijadikan sebagai tanah urugan di area lain. Proses cut and fill dilakukan dengan cara manual, yaitu dengan mengunakan cangkul, sekop, dan garpu (Gambar 9). Tanah yang di-cut kemudian diletakkan di mobil pick-up untuk dibawa ke area yang membutuhkan untuk urugan. Proses fill dilakukan dengan mengurug tanah subur ke tapak. Sebelumnya, lahan harus bersih dari batu, sampah, dan puing bangunan, karena dapat mengganggu pertumbuhan akar di dalam tanah. Setelah proses cut and fill selesai dilakukan, kemudian tanah dipadatkan. Pada median jalan, taman segitiga dan welcome area, tidak terdapat bentukan kontur sehingga pembentukan lahan di area ini hanya dilakukan melalui pemadatan dan perataan tanah. Proses pembentukan lahan ini tidak dilakukan dengan menggunakan alat berat dikarenakan area yang dikerjakan tidak begitu luas. Luas taman-taman yang dikerjakan di area ini hanya berkisar antara 200-1500m2.
(a)
(b)
Gambar 9. Proses cut and fill taman sudut (a) dan pemadatan tanah (b)
46
4.6.4
Penanaman Pohon Pekerjaan penanaman pohon secara umum dilakukan setelah lahan yang
akan ditanami dibersihkan, diberi patok dan dilakukan pembentukan level serta pola penanaman. Namun pada beberapa bagian lanskap cluster ini, pohon besar seperti Trembesi (Samanea saman) ditanam sebelum dilakukan proses pembersihan lahan. Sedangkan pohon besar seperti Palem ekor tupai (Wodyetia bifurcata) dan Palem washington (Washingtonia robusta) ditanam pada lahan yang telah dibersihkan tetapi belum dilakukan pembentukan lahan. Penanaman pada lahan yang belum disiapkan seperti itu dapat menimbulkan kendala dalam pekerjaan, karena pada saat pembersihan dan pembentukan lahan terdapat resiko pohon terkena cangkul atau alat lain yang digunakan sehingga menyebabkan batang atau bahkan perakaran pohon rusak (Gambar 10). Hal ini menyebabkan pekerja harus berhati-hati dalam melakukan pekerjaannya sehingga pekerjaan yang dikerjakan memakan waktu yang lebih lama. Untuk mencegah terjadinya pekerjaan yang membutuhkan waktu yang lebih lama dari normal, maka diperlukan suatu sistem penjadwalan dalam proses pelaksanaan pekerjaan, termasuk pekerjaan penanaman pohon. Pekerjaan penanaman pohon dimulai dengan pembuatan lubang tanam. Pembuatan lubang tanam dilakukan dengan menggunakan cangkul pada titik-titik tanam yang telah diberi patok pada tahap pekerjaan sebelumnya. Lubang tanam untuk pohon besar berukuran 80cm x 80cm x 60cm (Gambar 11). Lubang tanam tidak dibuat terlalu dalam dengan tujuan untuk mencegah terjadinya kebusukan akar sehingga dapat menyebabkan kematian pohon. Setelah lubang tanam digali, pohon dimasukkan ke dalam lubang tanam. Sebelum pohon dimasukkan ke dalam lubang tanam, pembungkus bola akar dibuka terlebih dahulu. Hal ini dilakukan agar pembungkus akar tidak menghambat pertumbuhan akar. Pembukaan pembungkus akar ini dilakukan dengan hati-hati karena resiko kerusakan akar cukup tinggi. Setelah pohon berada didalam lubang tanam, kemudian lubang tanam diisi kembali dengan tanah. Tanah di sekitar pohon dibuat cembung untuk mencegah genangan air pada saat penyiraman atau hujan yang dapat mengakibatkan kebusukan pada batang atau akar tanaman. Kemudian setelah penutupan lubang tanam dengan tanah, dibuat
47
penahan/steiger yang bertujuan untuk menopang pohon selama perakaran pohon belum kuat untuk menopang bobot pohon itu sendiri. Steiger dibuat dari bambu berukuran 150 cm yang digunakan untuk menahan pohon besar seperti Trembesi, Palem ekor tupai dan Palem washington. Untuk menopang satu pohon diperlukan 3 bambu yang di pasang di sekitar pohon. Bambu kemudian ditancapkan kedalam tanah sedalam 50 cm dengan bagian atas bambu pada posisi menahan pohon. Setelah bambu ditancapkan ke dalam tanah, kemudian bagian atas ketiga bambu yang menahan pohon diikat satu sama lain dengan menggunakan tali rafia. Steiger dilepas setelah perakaran pohon cukup kuat untuk menahan bobot pohon pohon tersebut. Hal tersebut dapat dilihat dari adanya 3 atau 4 daun baru pada pohon. Hal ini berlangsung selama sekitar 1-2 bulan.
(a)
(b)
(c) Gambar 10. Trembesi (Samanea saman) ditanam sebelum proses pembersihan lahan (a) , pekerjaan pembuatan kontur yang beresiko merusak akar tanaman yang telah ditanam (b), dan lubang tanaman pohon yang telah dibuat (c)
48
Gambar 11. Gambar Detail Lubang Tanam Pohon
Pada neighborhood park, penanaman Trembesi dilakukan dengan menggunakan root barrier (Gambar 12b). Root barrier adalah alat yang dipasang pada lubang tanam yang berfungsi untuk menahan pertumbuhan akar agar tidak tumbuh ke segala arah. Biasanya alat ini digunakan pada area dengan perkerasan seperti trotoar. Alat ini hanya digunakan pada pohon besar berakar tunggang. Pemasangannya dilakukan sebelum pohon dimasukkan ke dalam lubang tanam. Penggunaan alat ini pada neighborhood park bertujuan untuk melindungi anakanak yang bermain dari bahaya tersandung akar tanaman yang tumbuh keluar.
(a)
(b)
Gambar 12. Penanaman Palem Ekor Tupai (a) dan Root Barrier (b)
49
Menurut Sauter (2007), urutan pekerjaan penanaman dimulai dengan penanaman pohon, kemudian semak dan terakhir adalah penanaman rumput. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan kontraktor telah melakukan urutan pekerjaan penanaman dengan baik dengan memulai pada penanaman pohon. Kapasitas kerja penanaman pohon pada area ini adalah 0,5 pohon/jam untuk pohon besar seperti Trembesi (Samanea saman). Pekerjaan terkadang terhambat karena adanya pekerjaan bangunan yang ada di sekitar tapak. Untuk meminimalisasi
resiko
kerusakan
tanaman
maka
kontraktor
melakukan
penanaman setelah pekerjaan bangunan dan infrastruktur selesai dikerjakan. Pekerjaan penanaman merupakan tahap pekerjaan yang harus dilakukan dengan hati-hati untuk meminimalisasi resiko kematian pada tanaman. Salah satu pekerjaan yang sangat penting adalah memperhatikan keberadaan bola akar pada tanaman. Salah satu kendala yang dihadapi adalah kontraktor kurang memperhatikan pentingnya bola akar tanaman. Hal ini dapat dilihat pada penanaman pohon sebelum dilakukannya pekerjaan pembersihan lahan dan pembuatan kontur. Pada saat pembersihan lahan dan pembuatan kontur, resiko akar tanaman terkena alat seperti cangkul sangatlah tinggi. Tetapi kontraktor melakukan pekerjaan penanaman pohon seperti ini pada hampir seluruh area penanaman di cluster ini. Sebaiknya sebelum melakukan penanaman, kontraktor melakukan pembersihan lahan dan pembentukan lahan terlebih dahulu agar resiko kerusakan tanaman dapat dihindari.
4.6.5
Penanaman Perdu, Semak dan Groundcover Setelah penanaman pohon, penanaman dilanjutkan dengan penanaman
perdu, semak dan groundcover. Penanaman perdu, semak dan groundcover dilakukan pada pola yang telah disiapkan pada tahap pekerjaan sebelumnya. Media tanam yang digunakan dalam penanaman ini merupakan hasil komposisi campuran tanah (top soil), pupuk kandang dan sekam dengan perbandingan yang telah ditentukan oleh kontraktor yaitu 2 : 1 : 1. Lubang tanam yang dibuat untuk penanaman semak berukuran kecil dan groundcover adalah sedalam 20-30 cm. Sedangkan untuk perdu tergantung dari ketinggian tanaman dan besar akarnya.
50
Untuk penanaman perdu, setelah media tanam disiapkan kemudian tanaman dimasukkan ke dalam lubang tanam yang telah disediakan. Kemudian lubang tanam ditutup kembali dengan tanah. Untuk beberapa jenis perdu, seperti kamboja merah (Plumeria rubra), dibuat penahan/steiger untuk menopang tanaman tersebut. Ukuran steiger yang dibuat sama dengan ukuran steiger pada pohon yaitu 150 cm. Untuk penanaman semak dan groundcover, setelah media tanam disiapkan kemudian tanaman dikeluarkan terlebih dahulu dari polybag. Setelah dikeluarkan dari polybag, hanya media tanam yang menempel pada akar tanaman saja yang ikut ditanam. Hal ini berbeda dengan yang hanya menggunakan media tanah sebagai media tanam, dimana seluruh media tanam pada polybag ikut ditanam ke dalam tanah. Pada penanaman groundcover, khususnya rumput, rumput langsung ditanam dengan metode penanaman lempengan. Setelah penanaman rumput selesai, kemudian rumput ditumbuk agar perakarannya menyatu dengan media tanam (Gambar 13). Rumput yang digunakan di seluruh area cluster ini adalah Rumput Gajah Mini (Axonopus compressus dwarf).
(a)
(b)
Gambar 13. Penanaman rumput (a) dan penumbukan rumput median jalan (b)
Kapasitas kerja penanaman semak dan perdu di area ini adalah 6,52 m2/jam. Sedangkan untuk kapasitas kerja penanaman rumput adalah 15,04 m2/jam. Penanaman perdu, semak dan groundcover harus menuggu selesainya pekerjaan bangunan. Penanaman rumput pada median jalan dan lanskap berm dilaksanakan setelah kontraktor bangunan menyelesaikan pekerjaan
51
pemasangan kanstin. Bila penanaman rumput dilakukan sebelum pemasangan kanstin, ada kemungkinan rumput akan rusak terinjak-injak pada saat pemasangan kanstin atau pada saat pelaksanaan pekerjaan lainnya.
4.6.6
Pekerjaan Hardscape Pekerjaan hardscape pada Cluster Padma Nirwana terdapat pada
neighborhood park dan welcome area yaitu pada pembuatan track bermain pada neighborhood park dan pembuatan batu hias pada welcome area. Pembuatan track dan batu hias dilakukan dengan menggunakan bahan campuran semen, pasir dan air. Pembuatan track dilakukan pada batas-batas yang telah dibuat dengan menggunakan patok pada tahap pekerjaan sebelumnya. Pembuatan track selebar ± 1 m ini dilakukan secara manual dengan menggunakan sekop dan ember. Bahan untuk pembuatan track ini adalah adukan semen dan pasir dengan perbandingan 1:4. Permukaan track diratakan dengan menggunakan kape dan papan. Track yang telah jadi kemudian dikeringkan. Proses pengeringan sebaiknya dihindari dari matahari langsung karena dapat beresiko terjadinya cracking atau retak. Pengeringan dengan air memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan matahari langsung walaupun membutuhkan waktu yang lebih lama. Hal ini dikarenakan udara pada semen dapat keluar dari adukan, sedangkan pada pengeringan dengan matahari, semen akan cepat mengeras dan udara tidak dapat keluar dari semen secara sempurna sehingga menyebabkan adanya rongga yang dapat menyebabkan terjadinya keretakan. Track dibuat dengan pola yang tidak beraturan dengan tujuan untuk menampilkan kesan dinamis. Kesan dinamis perlu ditampilkan pada neighborhood park karena fungsi area ini sebagai area rekreasi yang cenderung diisi oleh kegiatan-kegiatan yang bersifat santai dan tidak formal (Gambar 14a). Pembuatan batu hias dilakukan dengan pembuatan rangka terlebih dahulu (Gambar 14b). Pembuatan rangka diawali dengan pembuatan tulangan yang kemudian di tancapkan ke dalam tanah. Setelah itu dibuat rangka dari besi dengan diameter yang lebih kecil dan terakhir rangka dibungkus dengan menggunakan kassa ayam/kassa yang biasa digunakan sebagai ayakan pasir. Setelah rangka selesai dibentuk, kemudian rangka diberi lapisan dari adukan semen dan pasir
52
dengan perbandingan 1:1 kemudian dikeringkan. Setelah kering, kemudian diberi lapisan dari adukan semen dan pasir dengan perbandingan 1:4. Saat lapisan kedua setengah kering (± 3 jam), kemudian batu dihias dengan relief-relief yang menampilkan kesan batuan. Batu hias ini terdapat pada welcome area Cluster Padma Nirwana.
(a)
(b)
Gambar 14. Track pada Neighborhood park (a) dan pembuatan batu hias pada welcome area (b) 4.7
Pelaksanaan Fisik Pekerjaan Lanskap Orchard Walk Kegiatan pelaksanaan fisik di area Orchard Walk dilakukan oleh PT. AR
sebagai kontraktor yang bergerak di bidang lanskap. Pelaksanaan fisik dilaksanakan setelah penunjukan PT. AR, yang dahulu bernama Ahmad Rifa`i, menjadi kontraktor pelaksana di area ini. Sebelumnya proses perencanaan dan perancangan Orchard Walk dilakukan oleh sebuah konsultan lanskap yaitu PT. Lisakonsulindo. Setelah gambar kerja hasil perencanaan dan perancangan PT. Lisakonsulindo diterima oleh kontraktor, kontraktor dapat memulai pekerjaannya sesuai instruksi pihak BNR. Luas lanskap yang dikerjakan adalah 1737, 17 m2. Pelaksanaan pekerjaan lanskap ini dilakukan tanpa harus menunggu Surat Perjanjian Kerja (SPK) diterbitkan ke tangan kontraktor. Hal ini dikarenakan alasan yang sama dengan pada saat pembangunan lanskap Cluster Padma Nirwana, yaitu pekerjaan kontraktor yang sangat banyak di kawasan BNR. Kontraktor merupakan kontraktor tunggal untuk pekerjaan lanskap kawasan BNR, mulai dari pekerjaan perancangan taman, pelaksanaan sampai pemeliharaan taman. Pelaksanaan pekerjaan lanskap di Orchard Walk dapat dibagi menjadi beberapa area yaitu area arcade, area mall dan area parkir.
53
Pelaksanaan pekerjaan lanskap dilaksanakan dibawah pengawasan CBDO, divisi Project Control Management (PCM), dan divisi Planning and Design dengan bantuan mahasiswa magang IPB sebagai supervisor lapang. Mahasiswa magang bertugas untuk melakukan pengawasan pekerjaan lanskap, pengecekan spesifikasi tanaman yang disediakan oleh kontraktor serta pencatatan progress pekerjaan penanaman yang telah dilakukan oleh kontraktor dengan menggunakan lembar pencatatan progress penanaman (Lampiran 3). Mahasiswa magang tidak diserahkan wewenang untuk melakukan teguran kepada kontraktor. Mahasiswa magang hanya pelapor hasil pekerjaan lanskap di lapangan oleh kontraktor kepada divisi Planning and Design. Pihak kontraktor juga menugaskan seorang mandor lapangan untuk mengawasi pekerjaan lanskap yang dilaksanakan. Pelaksanaan pekerjaan lanskap merupakan tahap lanjutan dari tahap perencanaan dan perancangan lanskap. Sehingga pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan harus berdasarkan gambar kerja hasil perencanaan dan perancangan lanskap. Namun, kenyataan di lapangan banyak sekali design yang berbeda dengan gambar kerja (shop drawing). Jenis tanaman yang disediakan oleh kontraktor pun berbeda dengan gambar kerja dari PT. Lisakonsulindo. Kontraktor seperti memiliki design sendiri untuk pelaksanaan lanskap pada beberapa area. Berdasarkan hasil wawancara, kontraktor beralasan bahwa design yang mereka buat merupakan perintah dari pihak BNR yaitu dari CBDO. Ketika design yang dibuat oleh konsultan diaplikasikan di lapangan, CBDO yang memeriksa ke lapangan kurang setuju dengan design tersebut dikarenakan design monoton dan kurang indah. Kemudian CBDO memerintahkan kontraktor untuk menambahkan vegetasi yang dapat menimbulkan suasana yang lebih indah dan berbunga. Selain dilakukan penambahan vegetasi, terkadang CBDO juga memerintahkan kontraktor untuk merubah design dan bahkan bila perlu dilakukan pembongkaran tanaman yang dinilai kurang cocok, kemudian diganti tanaman yang lebih sesuai. Hal seperti ini seharusnya tidak akan terjadi jika adanya koordinasi yang lebih intense antara pihak BNR, pihak konsultan dan pihak kontraktor. Pelaksanaan pekerjaan lanskap ini dimulai dari penanaman pada area parkir yang terletak di dekat waterpark The Jungle. Kemudian dilakukan penanaman pohon peneduh pada area parkir yang terletak dekat rencana
54
pembangunan Hotel Aston. Pohon peneduh yang ditanam di area ini adalah pohon Trembesi (Samanea saman), sedangkan pada gambar kerja dari konsultan pohon peneduh yang digunakan adalah pohon Pulai (Alstonia scholaris). Alasan dari perubahan ini adalah pihak CBDO menginginkan pohon yang memiliki tajuk yang lebar sebagai peneduh sehingga digunakan Trembesi. Setelah itu dilakukan penanaman pohon Sengon (Paraserianthes falcataria) dan Trembesi (Samanea saman) di area Orchard Walk Arcade. Penanaman pohon peneduh pada awal pembangunan area Orchard Walk ini dimaksudkan agar ketika area Orchard Walk telah terbangun dan siap beroperasi, pohon peneduh tersebut sudah besar dan rindang sehingga dapat memenuhi fungsinya sebagai peneduh. Penanaman dilanjutkan dengan penanaman 5 Palem Kurma (Phoenix dactalyfera) pada tangga belakang Orchard Walk Mall. Penanaman juga dilakukan pada bagian tengah Orchard Walk Mall, yaitu penanaman 8 Palem Washington (Washingtonia robusta). Kemudian dilakukan penanaman 8 Palem Sadeng (Livistona chinensis) pada bagian depan Orchard Walk Mall. Pembongkaran tanaman dilakukan pada area parkir yang terletak dekat rencana pembangunan Hotel Aston dan pada tangga belakang Orchard Walk Mall. Tanaman yang dibongkar pada area parkir adalah Trembesi (Samanea saman). Terdapat 15 pohon Trembesi yang dibongkar karena mati. Matinya Trembesi disebabkan oleh busuknya akar karena lubang tanam yang terlalu dalam. Kemudian Trembesi yang mati dibawa ke tempat penampungan tanaman dan diganti dengan tanaman yang baru. Sedangkan tanaman yang diganti pada tangga Orchard Walk Mall adalah 2 Palem Kurma (Phoenix dactalyfera). Tanaman yang mati kemudian dibawa ke tempat penampungan. Penanaman pada bagian sayap depan dari Orchard Walk Mall dilakukan bersamaan dengan penanaman pada welcome area. Sayap depan Orchard Walk Mall didominasi oleh Tabebuia (Tabebuia sp.), sedangkan welcome area didominasi oleh Palem Washington (Washingtonia robusta). Kendala yang terdapat pada pelaksanaan pekerjaan lanskap di Orchard Walk ini adalah tidak adanya jadwal karena pelaksanaan pekerjaan lanskap harus menunggu selesainya pekerjaan bangunan. Bila pekerjaan lanskap dikerjakan sebelum kontraktor bangunan menyelesaikan pekerjaannya, resiko kerusakan
55
tanaman sangatlah besar karena terkena pekerjaan bangunan. Sebaiknya kontraktor membuat jadwal pekerjaan yang rinci sebagai acuan pelaksanaan pekerjaan di lapangan. agar pekerjaan lebih efektif dan efisien. Selain itu, dengan adanya jadwal maka dapat dilakukan perbandingan progress pekerjaan kontraktor, salah satunya melalui kurva s. Tidak adanya standar penampilan yang ditetapkan pihak BNR selaku owner dan pengelola menjadikan sulitnya kegiatan evaluasi untuk menilai kegiatan penanaman yang dilakukan kontraktor di lapangan. Proses pelaksanaan pekerjaan Orchard Walk diawali dengan tahapan pengadaan jenis tanaman sesuai dengan hasil design dan penyimpananannya. Setelah tanaman yang diperlukan tersedia, dilakukan pekerjaan pembersihan lahan yang dilanjutkan oleh pematokan dan pembentukan lahan. Jika lahan sudah terbentuk sesuai dengan design yang dibuat, selanjutnya dilakukan pekerjaan penanaman. Penanaman yang pertama kali dilakukan adalah penananaman pohon besar kemudian dilakukan penanaman semak, perdu dan groundcover.
4.7.1
Pengadaan Tanaman dan Penyimpanan Proses pengadaan tanaman sama dengan proses pengadaan tanaman pada
Cluster Padma Nirwana. Tanaman diambil dari nurseri PT. AR yang terletak di Jalan Gunung Sindur, Parung. Pengangkutan tanaman dilakukan dengan menggunakan truk. Pengangkutan tanaman dilakukan dengan sangat berhati-hati, khususnya pada pohon besar, karena ada resiko rusaknya bola akar dan tajuk jika tanaman diletakkan berhimpitan. Setelah tanaman diangkut dari nurseri, tanaman disimpan di tempat penampungan yang terletak di Cluster Bayu Nirwana. Pohon besar diturunkan dengan menggunakan ”takel” yaitu sejenis katrol untuk mengangkut tanaman. Rumput yang telah diangkut dari nurseri kemudian ditanam di tempat penyimpanan (Gambar 15a). Apabila dibutuhkan untuk penanaman, rumput dapat diambil dan dibawa ke lokasi penanaman. Dengan tanaman yang tersedia dalam jumlah yang cukup banyak pada penampungan, pengadaan tanaman dapat dilakukan dengan mengambil tanaman pada tempat penampungan, khususnya apabila terjadi kejadian yang tidak terduga seperti matinya Trembesi pada area parkir. Selain untuk menghemat waktu dan
56
efisiensi tenaga dan biaya, penyimpanan tanaman pada penampungan ini juga memberikan nilai tambah pada area penampungan tersebut karena sebelumnya area ini hanyalah lahan kosong. Namun jumlah tanaman yang disimpan pada tempat penampungan sebaiknya tidak terlalu banyak untuk mencegah terjadinya kematian pada tanaman bila tanaman tidak diberi perawatan.
(a)
(b)
Gambar 15. Penanaman rumput pada tempat penampungan (a) dan tanaman yang diambil dari tempat penampungan (b) 4.7.2
Pekerjaan Pembersihan Lahan Pekerjaan selanjutnya setelah pengadaan tanaman dan penyimpanan
adalah pekerjaan pembersihan lahan yang akan ditanami. Pekerjaan pembersihan lahan bertujuan untuk membersihkan lahan dari rumput, tanaman liar, sampah, batu dan puing bangunan sehingga lahan siap untuk ditanami. Pekerjaan pembersihan lahan ini dilakukan secara manual dengan menggunakan cangkul, sekop, pengki dan keranjang sampah. Kendala yang dihadapi pada pekerjaan pembersihan lahan di Orchard Walk adalah banyaknya sampah dan puing bangunan (Gambar 16a). Sampah sebagian besar berasal dari pengunjung waterpark The Jungle yang membuang sampah begitu saja di dekat bus mereka yang terparkir di sekitar area Orchard Walk. Sedangkan puing bangunan berasal dari pembangunan Orchard Walk Arcade dan Orchard Walk Mall. Kendala ini menjadikan pekerja lanskap harus bekerja ekstra untuk membersihkan lahan secepat mungkin. Sampah dan puing bangunan yang telah dikumpulkan kemudian dibuang ke tempat penampungan sampah. Pada beberapa area, batu besar yang terdapat pada kondisi existing lahan dimanfaatkan sebagai ornamen taman. Contohnya
57
adalah pada taman sayap kiri bangunan Orchard Walk Mall dan pada welcome area. Penggunaan batu besar ini, selain sebagai ornamen, juga berfungsi untuk menutupi bak kontrol dari bangunan yang terdapat pada taman. Bak kontrol tidak dibuat mati dengan tujuan agar dapat dilakukan maintenance.
(a)
(b)
Gambar 16. Kondisi existing salah satu bagian taman sayap kanan Orchard Walk Mall (a) dan proses pembersihan lahan pada sayap kanan Orchard Walk Mall (b) Kapasitas kerja untuk pekerjaan pembersihan lahan di area ini adalah 8,67 m2/jam. Nilai kapasitas kerja ini jauh lebih rendah dari nilai kapasitas kerja pembersihan lahan di Cluster Padma Nirwana karena pada area ini banyak terdapat sampah, batu dan puing bangunan selain tanaman liar yang harus disingkirkan.
4.6.2
Pematokan dan Pembentukan Lahan Setelah lahan dibersihkan dari tanaman liar, sampah, batu dan puing
bangunan, kemudian dilakukan pekerjaan pematokan lahan. Proses pematokan lahan ini diawali dengan pekerjaan pengukuran lahan. Pengukuran lahan ini bertujuan untuk menentukan jarak tanam tanaman dan menyesuaikan luasan lahan dengan gambar kerja. Pekerjaan pengukuran dilakukan secara manual dengan menggunakan rol meter dan tali rafia. Pematokan lahan dilakukan setelah pengukuran. Pekerja lanskap mengukur lahan menggunakan rol meter, kemudian titik-titik yang rencananya akan ditanami pohon diberi patok bambu (Gambar 17a). Pematokan ini juga bertujuan untuk memberi batas pola untuk penanaman semak dan groundcover.
58
Penentuan titik tanam dilakukan dengan menentukan titik yang menjadi patokan/acuan pada shop drawing terlebih dahulu. Titik acuan ini dipilih yang paling mudah ditentukan di lapangan. Kemudian dilakukan penentuan titik acuan di lapangan. Setelah itu titik acuan diberi tanda berupa patok. Titik tanam di lapangan diukur dengan menggunakan meteran berdasarkan jaraknya dari titik acuan. Pengukuran jarak ini mengacu pada shop drawing. Proses pembentukan lahan dilakukan setelah pemberian patok pada lahan. Lahan yang telah diberi patok diurug tanah subur/top soil yang diambil dari Cluster Padma Nirwana dan dari tanah di sekitar area Orchard Walk (Gambar 17b). Pengangkutan tanah dari Cluster Padma Nirwana dilakukan dengan menggunakan mobil pick up. Setelah diurug tanah subur, kemudian dilakukan perataan dan pemadatan tanah. Lanskap yang akan dibangun pada area Orchard Walk direncanakan tidak terdapat bentukan-bentukan kontur seperti yang ada pada lanskap Cluster Padma Nirwana.
(a)
(b)
Gambar 17. Proses pengukuran dan pematokan lahan pada welcome area Orchard Walk Mall (a) dan pekerjaan pengurugan tanah subur pada welcome area Orchard Walk Mall (b) Penentuan titik tanam dengan metode yang dilakukan kontraktor dinilai kurang efektif karena tidak jarang titik tanam yang ditentukan di lapangan tidak sesuai dengan titik tanam pada shop drawing. Namun hal tersebut di lapangan tidak menimbulkan masalah yang cukup besar karena pola penanaman tanaman di area ini didominasi oleh pola organik dan tidak beraturan. Sulistyantara (2006) mengatakan bahwa sebaiknya untuk mendapatkan ketepatan yang lebih tinggi
59
dalam penentuan titik tanam di lapangan dapat digunakan sistem grid. Pada shop drawing dibuat grid dengan ukuran tertentu. Kemudian di lapangan dibuat grid dengan ukuran yang sama pada peta setelah disesuaikan skalanya. Pembuatan grid ini dapat dilakukan dengan menggunakan patok bambu dan tali rafia. Dengan sistem grid ini, akurasi penentuan titik tanam lebih tinggi. Pengurugan tanah subur berfungsi sebagai media tanam yang baik untuk tanaman yang akan ditanam pada lahan tersebut. Perataan dan pemadatan tanah dilakukan secara manual dengan menggunakan cangkul. Idealnya sebelum proses pengurugan tanah, batu-batu besar yang terdapat pada lahan disingkirkan pada tahap pembersihan lahan karena dapat mengganggu pertumbuhan akar. Kontraktor kadang tidak melakukan pembersihan batu-batu yang cukup besar dengan alasan batu tersebut digunakan sebagai drainase agar air dapat meresap dengan baik dan tidak menggenang pada dasar tanah. Namun, batu-batu yang dibiarkan berukuran cukup besar sehingga dapat beresiko merusak perakaran tanaman, khususnya pada pohon. Sebaiknya dipilih batu dengan ukuran yang lebih kecil yang tidak menghambat perakaran tanaman. Dengan pemilihan batu yang berukuran lebih kecil, akar pohon tidak terhambat pertumbuhannya dan resapan air ke dalam tanah dapat berjalan dengan lancar sehingga tidak menyebabkan genangan air pada dasar tanah yang dapat menyebabkan busuknya akar tanaman.
4.6.3
Penanaman Pohon Idealnya pekerjaan penanaman pohon dilakukan setelah pekerjaan
pembersihan lahan, pematokan dan pembentukan lahan selesai dikerjakan. Hal ini dimaksudkan agar lahan yang akan ditanami disiapkan terlebih dahulu sehingga penanaman tanaman yang dilakukan pada tahap selanjutnya akan memberikan hasil yang optimal. Namun pada beberapa area, kontraktor melakukan penanaman pohon sebelum dilakukan pembentukan lahan. Hal ini dinilai kurang efektif karena lahan belum ditambahi tanah subur /top soil sedangkan tanah pada lahan yang akan ditanami memiliki tingkat kesuburan yang lebih rendah dibandingkan tanah urugan. Pekerjaan penanaman pohon dilakukan berdasarkan titik-titik tanam yang telah ditandai dengan patok. Penanaman pohon diawali dengan pembuatan lubang
60
tanam. Lubang tanam yang dibuat berukuran 80cm x 80cm x 60cm untuk pohon besar seperti Trembesi (Samanea saman), Sengon (Paraserianthes falcataria), Palem Sadeng (Livistona chinensis) dan Palem Washington (Washingtonia robusta). Setelah dibuat lubang tanam, kemudian pohon dimasukkan ke dalam lubang tanam secara hati-hati. Kemudian lubang tanam diisi kembali dengan tanah dan diberi steiger/penahan dari bambu dengan ukuran 150 cm yang ditanam ke dalam tanam sedalam 50 cm. Pemasangan steiger bertujuan untuk menopang tanaman agar tidak roboh, karena selain akar tanaman yang belum kuat menahan bobotnya sendiri, kecepatan angin di area pekerjaan cukup kuat untuk membuat posisi pohon menjadi miring. Oleh karena itu, pemasangan steiger harus diperhatikan agar posisinya kokoh dan menopang bobot tanaman dengan baik. Pada penanaman pohon di bagian tengah dan teras depan Orchard Walk Mall, pembuatan lubang tanam dilakukan dengan cara pembobokan dengan menggunakan linggis karena titik yang akan ditanami telah dilakukan pengecoran (Gambar 18a). Seharusnya ada koordinasi antara kontraktor lanskap dengan kontraktor bangunan sehingga kontraktor bangunan dapat menyediakan lubang tanam bagi kontraktor lanskap, sehingga tidak perlu melakukan pembobokan pada area yang telah di cor. Bagian teras depan dari Orchard Walk Mall ditanami oleh 8 Palem Sadeng (Livistona chinensis) (Gambar 18c). Pada bagian tengah Orchard Walk Mall ditanami oleh 8 Palem Washington (Washingtonia robusta). Sebelum ditanam di teras depan, Palem Sadeng ditanam di bagian tengah Orchard Walk Mall. Hal ini dilakukan karena Palem Washington yang diperlukan untuk bagian tengah belum tersedia. Penanaman sementara Palem Sadeng ini juga dimaksudkan agar tanaman tidak mati apabila dibiarkan begitu saja di tempat penampungan tanpa ditanami. Penurunan Palem Washington dari truk dilakukan dengan menggunakan takel/katrol (Gambar 18b). Pada penanaman Palem Washington ini terjadi perbedaan spesifikasi tanaman yang disediakan oleh kontraktor dengan spesifikasi tanaman menurut konsultan. Palem Washington yang disediakan oleh kontraktor memiliki spesifikasi tinggi 8 m, sedangkan berdasarkan spesifikasi konsultan, Palem Washington yang akan ditanam memiliki tinggi 4 m. Hal ini dikarenakan pihak CBDO meminta kepada kontraktor untuk menyediakan spesifikasi tanaman
61
yang tinggi. Pada awal penanaman, seluruh jenis palem tersebut diikat tajuknya dengan tujuan untuk mengurangi penguapan, karena akar tanaman belum stabil sehingga belum dapat mencari sumber air. Welcome area Orchard Walk Mall juga ditanami oleh 10 Palem Washington (Lampiran 7). Sedangkan pada bagian tangga belakang Orchard Walk Mall ditanami oleh 5 Palem Kurma (Phoenix dactalyfera). Palem kurma yang akan ditanam diangkut dengan cara dipanggul oleh pekerja, kemudian bagian tangga diberi alas berupa karung-karung yang berisi pupuk. Pemberian alas ini dimaksudkan untuk memudahkan pengangkutan palem kurma yang memiliki bobot yang berat. Pengangkutan dengan dipanggul akan mengalami kesulitan ketika menuruni tangga, maka tangga diberi alas agar tanaman dapat diturunkan dan dimasukkan ke bak tanaman dengan lebih mudah (Gambar 18d).
(a)
(b)
(c)
(d)
Gambar 18. Pembobokan lubang tanam pada bagian tengah Orchard Walk Mall (a), Pengangkutan Palem Washington dengan menggunakan takel (b), Penanaman Palem Sadeng pada teras depan Orchard Walk Mall (c), dan Penanaman Palem Kurma pada tangga belakang (d)
62
Pada Orchard Walk Arcade, penanaman yang dilakukan adalah penanaman pohon peneduh pada pedestrian track. Pohon yang ditanam adalah jenis pohon Sengon (Paraserianthes falcataria) dan Trembesi (Samanea saman). Penanaman juga dilakukan pada bagian belakang Orchard Walk Arcade yang berbatasan dengan Cluster Padma Nirwana dan Tirta Nirwana. Pada bagian belakang ini akan ditanami oleh Bambu Pagar (Bambusa vulgaris) yang berfungsi sebagai screen. Namun penanaman Bambu Pagar ini belum sempat terlaksana hingga kegiatan magang berakhir. Terdapat 54 pohon Trembesi dan 44 pohon Sengon yang ditanam pada Orchard Walk Arcade. Idealnya terdapat gambar titik penanaman pohon (planting plan) untuk Orchard Walk Arcade ini, namun pada kenyataannya planting plan hanya ada untuk Orchard Walk Mall. Penentuan titik tanam ini berguna bagi pihak BNR dalam pemasangan lighting pada area tersebut. Pekerjaan penanaman pohon ini dicatat dalam lembar pencatatan progress pekerjaan. Lembar pencatatan progress penanaman dibuat berdasarkan zona-zona yang terdapat pada gambar kerja dari PT. Lisakonsulindo. Pada lembar pencatatan ini tercantum jenis tanaman, zona yang diamati, spesifikasi tanaman, jumlah tanaman sesuai design, jumlah tanaman yang telah tertanam, dan urutan minggu dalam 1 bulan (Lampiran 17). Lembar pencatatan ini dilaporkan setiap bulannya kepada Kepala Divisi Planning and Design sebagai pegangan mereka atas progress pekerjaan lanskap yang telah dilakukan oleh kontraktor. Klasifikasi tanaman yang dilakukan pada lembar ini adalah berdasarkan klasifikasi yang dilakukan konsultan pada shop drawing. Menurut Carpenter et al (1975), tanaman di klasifikasikan menjadi pohon, perdu, semak, herba dan penutup tanah (groundcover). Pada shop drawing vegetasi hanya diklasifikasikan menjadi pohon dan semak. Jenis-jenis groundcover seperti Axonopus compressus dwarf pun masuk ke dalam kategori semak pada shop drawing dari konsultan. Dalam kkasifikasi menurut Carpenter, Axonopus compressus dwarf masuk ke dalam kategori groundcover atau penutup tanah. Kapasitas kerja penanaman pohon di area ini adalah 0,3 pohon/jam. Nilai kapasitas kerja ini lebih rendah dari nilai kapasitas kerja penanaman pohon di Cluster Padma Nirwana. Hal ini dikarenakan area ini berbatasan langsung dengan area waterpark sehingga banyak pengunjung yang lalu lalang di area ini sehingga
63
pekerjaan penanaman menjadi terganggu. Banyaknya pengunjung ini juga membuat mobilitas kendaraan pengangkut pohon menjadi terhambat.
4.6.3
Penanaman Perdu, Semak dan Groundcover Setelah penanaman pohon, pekerjaan penanaman dilanjutkan dengan
penanaman perdu, semak dan groundcover. Penanaman perdu, semak dan groundcover dilakukan dengan mengikuti pola yang telah ditetapkan pada tahap pekerjaan pematokan lahan. Perdu yang mendominasi area Orchard Walk ini adalah Euphorbia milii dan Kamboja Merah (Plumeria rubra) (Lampiran 8). Sedangkan semak yang ditanam pada area ini didominasi oleh Bugenvil (Bougainvillea sp.). Nasrullah et al. dalam Sulistyantara (2006) menyatakan bahwa Bugenvil merupakan salah satu jenis tanaman yang efektif dalam menyerap polutan. Rumput di seluruh area Orchard Walk adalah Rumput Gajah Mini (Axonopus compressus dwarf). Banyak terdapat perbedaan dalam jenis perdu, semak dan groundcover yang ditanam di area Orchard Walk ini dengan gambar kerja yang dibuat oleh konsultan. Berdasarkan hasil wawancara dengan kontraktor, perbedaan ini dikarenakan hasil design dari konsultan kurang memberikan kesan yang indah dan berwarna sehingga pada saat penanaman di lapangan, CBDO kurang puas dan meminta kepada kontraktor untuk menambahkan jenis tanaman yang lebih indah dan berwarna. Oleh karena itu kontraktor menambahkan jenis perdu, semak dan groundcover yang lebih indah dan memiliki daun dan bunga yang berwarna indah pada saat penanaman di lapangan. Proses penanaman semak diawali dengan persiapan media tanam. Media tanam yang digunakan adalah campuran tanah/top soil, sekam dan pupuk kandang dengan perbandingan 2:1:1. Kemudian dilanjutkan dengan pembuatan lubang tanam sedalam ± 30 cm. Selanjutnya tanaman dikeluarkan dari polybag dan dimasukkan ke dalam lubang tanam dan lubang tanam diisi kembali dengan tanah (Gambar 18a). Proses penanaman perdu dilakukan dengan tahap yang hampir sama, namun untuk ukuran lubang tanam berbeda tergantung besar akarnya. Pada penanaman perdu, setelah lubang tanam diisi kembali, kemudian perdu yang berukuran cukup besar seperti Kamboja Merah diberi penahan/steiger agar kokoh.
64
Jenis groundcover yang terlihat mendominasi di area Orchard Walk Mall adalah Ubi-ubian (Ipomoea batatas). Tanaman ini ditanam dengan jarak yang cukup renggang, yaitu sekitar 30-40 cm, karena pertumbuhan tanaman yang sangat tinggi sehingga tanaman dapat rimbun dalam waktu yang cukup cepat. Pola penanaman dibuat secara zigzag dengan tujuan agar tanaman dapat menutupi secara keseluruhan (Gambar 19). 30-40 cm
3040 cm
Gambar 19. Ilustrasi pola penanaman groundcover secara zigzag Penanaman rumput di area Orchard Walk ini dilakukan dengan penempelan lempengan rumput pada lahan (Gambar 20b). Setelah rumput menempel pada tanah kemudian rumput ditumbuk agar perakarannya kuat menempel pada tanah. Penanaman perdu, semak dan rumput di area Orchard Walk ini juga menunggu pekerjaan bangunan yang berada di sekitar lahan selesai dikerjakan agar tanaman yang telah tertanam terhindar dari resiko rusak dan mati.
(a)
(b)
Gambar 20. Penanaman Ixora sp. pada sayap kanan Orchard Walk Mall (a) dan penanaman rumput gajah mini pada sayap kanan Orchard Walk Mall (b)
65
Penanaman perdu, semak dan groundcover juga dicatat oleh mahasiswa magang ke dalam lembar pencatatan progress penanaman. Penanaman untuk perdu, semak dan groundcover dicatat dalam bentuk persentase area penanaman yang telah dikerjakan. Hal ini berbeda dengan pencatatan penanaman pohon dimana pohon yang ditanam dicatat berdasarkan jumlah satuan pohon yang tertanam.
4.8
Pemeliharaan Lanskap Pemeliharaan lanskap dilakukan kontraktor pada masa retensi yaitu masa
jaminan setelah pekerjaan pelaksanaan fisik selesai dikerjakan. Masa retensi untuk Cluster Padma Nirwana dan Orchard Walk berlangsung selama 3 bulan kalender setelah pekerjaan selesai dilaksanakan, sesuai dengan yang ditetapkan dalam SPK. PT. AR bertanggung jawab penuh dalam pekerjaan pemeliharaan pada area Orchard Walk dan Cluster Padma Nirwana sampai masa retensi selesai. Pemeliharaan lanskap secara berkala dan teratur diperlukan agar kondisi lanskap yang telah terbangun tetap terjaga keindahan dan keasriannya. Kegiatan yang termasuk dalam pemeliharaan lanskap adalah penyiraman, penyulaman, penyiangan, pemupukan, dan pemeliharaan kebersihan.
4.8.1
Penyiraman Penyiraman tanaman bertujuan untuk menjaga kelembaban tanah dan
merangsang pertumbuhan tanaman. Pekerjaan penyiraman tanaman dilakukan dua kali sehari, kecuali apabila hari hujan. Penyiraman dilakukan dengan menggunakan mobil tangki yang disediakan oleh BNR dan mesin pompa air milik kontraktor. Terdapat dua mobil tangki yang bertugas setiap harinya untuk melakukan penyiraman (Gambar 21b). Sumber air untuk penyiraman didapat dari Sungai Cibeureum yang terletak dekat dengan Cluster Bayu Nirwana. Penyiraman
tanaman
sangat
diperlukan
untuk
memudahkan
perakaran tanaman menyerap larutan hara yang tersedia dalam tanah (Arifin dan Arifin, 2005). Penyiraman dilakukan pada pagi hari pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 10.30 WIB dan sore hari pukul 15.00 WIB sampai dengan pukul 16.30 WIB (Gambar 21a). Menurut Arifin dan Arifin (2005), penyiraman
66
akan lebih baik dilakukan pada pagi atau sore hari. Jadwal penyiraman yang dilakukan kontraktor dinilai cukup dan memenuhi kebutuhan tanaman.
(a)
(b)
Gambar 21. Penyiraman pohon pada Orchard Walk Mall (a) dan penyiraman pada Cluster Padma Nirwana (b) Selain dari Sungai Cibeureum, kontraktor pun dapat memompa air tanah dengan mesin pompa air untuk penyiraman. Dari segi kualitas, air Sungai Cibeureum dinilai memiliki kualitas yang cukup memadai, dilihat dari warna air yang tidak keruh. Air tanah yang dipompa pun memiliki kualitas yang cukup baik. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh letak kawasan BNR yang berdekatan dengan Gunung Salak, sehingga kualitas air tanah yang ada masih terjaga.
4.8.2
Penyulaman Penyulaman dilakukan untuk mengganti tanaman yang mati atau rusak
dengan tanaman yang baru dengan ukuran dan kualitas yang sama. Perbaikan steiger juga dilakukan jika terjadi kerusakan atau pohon tidak berdiri dengan baik. Penyulaman atau penggantian tanaman ini dilakukan pada area parkir Orchard Walk dekat rencana pembangunan Hotel Aston. Terdapat 15 pohon Trembesi yang mati akibat akar yang busuk karena lubang tanam yang terlalu dalam. Trembesi dibongkar secara perlahan dengan tujuan tidak merusak bola akar tanaman (Gambar 22a). Setelah Trembesi berhasil dikeluarkan, kemudian diganti oleh tanaman baru dari tempat penampungan. Pada area sayap kanan Orchard Walk Mall, dilakukan perbaikan pemasangan steiger. Pemasangan steiger yang kurang kuat menyebabkan Tabebuia sp. yang ditanam menjadi miring akibat terkena angin (Gambar 22b).
67
(a)
(b)
Gambar 22. Pembongkaran Trembesi pada area parkir (a) dan perbaikan pemasangan steiger Tabebuia pada sayap kanan Orchard Walk (b) 4.8.3
Penyiangan Penyiangan merupakan pekerjaan pembersihan taman dari tanaman liar.
Tanaman pengganggu yang tumbuh di sela-sela tanaman pada taman dicabut beserta akarnya agar tidak cepat tumbuh kembali. Pekerjaan ini dilakukan setiap hari. Kontraktor memiliki tenaga kerja yang khusus bertugas untuk melakukan penyiangan di seluruh area yang menjadi tanggung jawab pemeliharaan kontraktor. Tenaga kerja ini terdiri dari ibu-ibu yang tinggal di sekitar kawasan BNR. Mereka bekerja dari pukul 07.00 WIB sampai pukul 10.00 WIB, kemudian dilanjutkan pukul 14.00 WIB sampai pukul 16.00 WIB (Gambar 23). Pekerjaan penyiangan gulma ini dilakukan secara manual yaitu dengan mencabut gulma dengan menggunakan tangan. Gulma tumbuh dengan sangat cepat pada seluruh lahan yang telah tertanam. Oleh karena itu, dibutuhkan tenaga kerja dalam jumlah yang cukup banyak dan dibutuhkan metode kerja yang efektif dan efisien.
Gambar 23. Penyiangan pada sayap kanan Orchard Walk Mall
68
4.8.4
Pemupukan Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara bagi tanaman yang
berguna untuk merangsang pertumbuhan akar, batang, dan daun pada tanaman. Selain itu pemupukan juga berguna untuk merangsang pembungaan pada jenis tanaman yang berbunga. Pemupukan sangat penting untuk diperhatikan pada masa awal penanaman. Sebagian tanaman mengalami stress yang ditandai dengan layunya daun tanaman. Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah pemberian pupuk untuk merangsang pertumbuhan tanaman. Pemupukan dengan menggunakan pupuk organik seperti pupuk kandang tidak dapat memenuhi kebutuhan seluruh unsur hara bagi tanaman. Oleh karena itu, dilakukan pemupukan tambahan dengan menggunakan pupuk anorganik seperti urea untuk memenuhi kebutuhan unsur makro dan mikro bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pemberian pupuk anorganik pada tanaman ini dilakukan setiap satu bulan sekali. Pada rumput, apabila mengalami perubahan warna menjadi kuning, maka untuk mengembalikannya seperti semula perlu diberi pupuk urea.
4.8.7
Pemeliharaan Kebersihan Kontraktor juga bertanggung jawab terhadap pemeliharaan kebersihan
pada taman. Pekerjaan ini mencakup pembersihan area dari sampah, daun kering dan batu sehingga taman terlihat bersih dan rapi. Kendala yang sering terjadi adalah pekerja bangunan yang sering membuang sampah dan puing bangunan ke sekitar taman, baik pada Cluster Padma Nirwana maupun pada Orchard Walk. Untuk mengatasi hal tersebut, sebaiknya kontraktor lanskap melakukan koordinasi dengan kontraktor bangunan agar masalah pembuangan sampah puing bangunan dapat diselesaikan dengan baik dan tidak ada pihak yang dirugikan. Pada Orchard Walk kendala yang terjadi adalah banyaknya sampah plastik, botol dan bungkus makanan yang dibuang sembarangan oleh para pengunjung waterpark The Jungle. Jumlah pengunjung yang sangat banyak membuat kawasan Orchard Walk yang belum selesai dibangun terlihat kumuh dengan banyaknya sampah berserakan yang mereka tinggalkan. Untuk mengatasi hal ini sebaiknya jumlah tempat sampah yang disediakan ditambah. Petugas
69
kebersihan di area ini pun harus bekerja lebih keras agar dapat menjadikan area ini tetap bersih dari sampah.
4.9
Tenaga Kerja Berdasarkan hasil wawancara, PT. AR Landscape yang sebelumnya
bernama Ahmad Rifa`i, memiliki jumlah tenaga kerja sebanyak 92 orang. Tenaga kerja ini terdiri dari sekitar 30 orang tenaga ahli dan sisanya adalah tenaga terampil. Tenaga ahli ini merupakan tenaga yang sudah bekerja untuk PT. AR sejak lama. Sedangkan tenaga terampil direkrut dari warga sekitar kawasan BNR. Dari keseluruhan jumlah tersebut, terdapat 30 orang yang bekerja sebagai pekerja pemeliharaan seperti penyiangan dan pemeliharaan kebersihan. Pada kenyataan di lapangan, tidak semua tenaga kerja bekerja setiap harinya. Jumlah pekerja yang bekerja di lapangan setiap harinya berkisar antara 40-50 orang. Hal ini dikarenakan ada sejumlah pekerja yang tidak bekerja setiap hari dan bergantian dengan yang lain. Selain itu ada juga pekerja yang hanya dikerahkan jika terdapat pekerjaan berat yang membutuhkan tenaga kerja dalam jumlah yang banyak. Jam kerja tenaga kerja ini adalah pukul 07.00 sampai pukul 17.00 WIB. Namun jika terdapat pekerjaan yang mendesak, para pekerja akan bekerja lembur bahkan hingga pagi. Hal ini terjadi pada saat pembangunan lanskap Cluster Bukit Nirwana dimana para pekerja melakukan lembur karena mengejar deadline untuk launching cluster ini. Selain itu pekerja juga bekerja lembur saat ada pohon tumbang yang mengganggu jalan akibat tersambar petir, sehingga mereka harus memindahkan pohon tumbang tersebut. Pekerjaan lanskap di area Orchard Walk dan Cluster Padma Nirwana dilakukan pada waktu yang hampir bersamaan sehingga tenaga kerja yang bekerja dibagi untuk mengerjakan di area Orchard Walk, Cluster Padma Nirwana dan pekerjaan di area lain. Pada pagi hari sebelum pukul 09.00 WIB, jumlah tenaga kerja yang dikerahkan untuk area Orchard Walk lebih banyak dibandingkan untuk area Padma Nirwana. Perbandingan tenaga kerjanya sekitar 60:40. Hal ini dikarenakan pada pukul 09.00 WIB wahana waterpark The Jungle mulai beroperasi, sehingga banyak pengunjung yang berlalu lalang di area ini sehingga pekerjaan tidak dapat dilakukan secara efektif. Setelah pukul 09.00 WIB, jumlah
70
pekerja yang dikerahkan ke Cluster Padma Nirwana menjadi lebih besar karena pada Orchard Walk tidak begitu banyak pekerjaan yang dapat dilakukan.
4.10
Kegiatan Studio Selama kegiatan magang berlangsung, kegiatan studio yang dilakukan
adalah pemeriksaan shop drawing, pembuatan laporan progress pekerjaan kontraktor dan pembuatan as built drawing. Pemeriksaan shop drawing hanya dilakukan untuk area Orchard Walk, karena untuk Cluster Padma Nirwana tidak terdapat shop drawing berupa site plan atau planting plan. Pada Cluster Padma Nirwana, hasil perancangan hanya digambarkan melalui sketsa tangan. Pemeriksaan shop drawing dilakukan dengan mengecek kesesuaian jumlah tanaman yang terdapat pada shop drawing dengan jumlah tanaman pada Bill of Quantity (BQ). Kemudian jumlah tanaman ini dicatat dan dimasukkan ke dalam lembar pencatatan progress pekerjaan kontraktor pada kolom kuantitas (Lampiran 3). Apabila terdapat ketidaksesuaian kemudian hal ini dikonsultasikan dengan Kepala Divisi Planning and Design atau kepada PT. Lisakonsulindo selaku konsultan lanskap yang melakukan perencanaan dan perancangan di area Orchard Walk. Setelah pemeriksaan shop drawing selesai dilakukan kemudian dibuat lembar pencatatan progress pekerjaan kontraktor. Lembar progress ini kemudian dilaporkan kepada Kepala Divisi Planning and Design setiap bulannya. Pembuatan as built drawing tidak dilakukan oleh kontraktor dengan alasan bahwa kontraktor tidak diminta oleh pihak BNR untuk membuat as built drawing. As built drawing dibuat secara sederhana oleh mahasiswa magang untuk dilampirkan pada laporan kegiatan magang yang akan diserahkan kepada divisi Planning and Design. Pembuatan as built drawing sederhana ini dilakukan dengan menggambar pola-pola lanskap yang dikerjakan kontraktor di lapangan beserta jenis vegetasi yang digunakan (Lampiran 8). Pengukuran tidak dapat dilakukan karena tidak tersedianya alat dan sumberdaya. Tujuan dari pembuatan as built drawing ini cenderung untuk melihat bentukan pola lanskap dan jenis vegetasi yang digunakan di lapangan. Pembuatan as built drawing sederhana ini mengacu pada as built drawing yang pernah dibuat oleh kontraktor pada area lain dimana kontraktor hanya membuat gambar pola tanaman dan jenis vegetasi yang
71
digunakan. Pembuatan as built drawing ini diawali dengan penggambaran gambar tapak terlebih dahulu. Penggambaran tapak ini dilakukan dengan mengacu pada shop drawing yang ada. Kemudian gambar tapak dibawa ke lapangan dan dilakukan
penggambaran
pola-pola
penanaman
vegetasi
pada
tapak.
Penggambaran pola ini diawali dengan penggambaran pola pada area sudut terlebih dahulu. Kemudian penggambaran pola dilanjutkan dengan pola-pola vegetasi yang terdapat di bagian tengah. Jenis vegetasi yang ditanam di tapak juga di catat. Penggambaran as built drawing ini salah satu manfaatnya adalah untuk mempermudah kegiatan maintenance. Dengan mengetahui jenis vegetasi beserta pola yang terdapat pada tapak, kegiatan pemeliharaan/maintenance dapat dilakukan dengan lebih efektif dan efisien karena dapat dilakukan kegiatan perencanaan pemeliharaan sesuai dengan pola dan jenis vegetasi yang terdapat pada tapak.
72
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1
Kesimpulan Kegiatan
magang
pekerjaan
lanskap
di
Kawasan
Permukiman
Bogor Nirwana Residence ini dilaksanakan pada Cluster Padma Nirwana dan Orchard Walk. Secara umum, dapat disimpulkan mahasiswa mendapatkan pengalaman dan pengetahuan mengenai proyek pekerjaan lanskap pada kedua area tersebut mulai dari tahap perencanaan dan perancangan, pelaksanaan administrasi, hingga pelaksanaan pekerjaan di lapangan serta proses pemeliharan selama masa retensi berlangsung. Dari kegiatan magang ini pula mahasiswa dilatih unutk menganalisis permasalahan yang ada di lapang dan mencari solusi atas permasalahan yang terjadi. Secara khusus, dapat disimpulkan: 1. Pelaksanaan administrasi terdiri dari penunjukan kontraktor dan penerbitan SPK. Pelaksanaan fisik di lapangan terdiri dari pengadaan tanaman dan penyimpanan, pembersihan lahan, pematokan dan pembentukan lahan, penanaman penanaman pohon, semak, perdu, dan groundcover, pekerjaan hardscape serta pemeliharaan. 2. Pekerjaan di lapangan dilakukan berdasarkan hasil perencanaan dan perancangan. Sedangkan pekerjaan di studio yang dilakukan adalah mengevaluasi pekerjaan di lapangan, mengecek shop drawing, dan pembuatan as built drawing. 3. Alat yang digunakan dalam pekerjaan penanaman di lapangan antara lain cangkul, linggis, kored, dan takel. Sedangkan untuk pekerjaan pengukuran dan pematokan lahan digunakan rol meter, rafia dan patok bambu. Untuk pembuatan hardscape, alat yang digunakan adalah sekop, ember, kape dan papan. Bahan untuk pembuatan hardscape yaitu semen, pasir, dan besi sebagai rangka hardscape. Untuk pekerjaan pemeliharaan, alat yang digunakan yaitu selang untuk menyiram tanaman, sapu untuk pemeliharaan kebersihan dan cangkul untuk kegiatan penyulaman pohon.
4. Terdapat perbedaan nilai kapasitas kerja di Cluster Padma Nirwana dan Orchard Walk dikarenakan faktor pengunjung. Area Orchard Walk yang terletak dekat waterpark The Jungle menyebabkan banyaknya pengunjung yang berlalu lalang, baik dengan kendaraan maupun dengan berjalan kaki. Hal ini mengganggu pekerjaan penanaman yang dilakukan oleh kontraktor lanskap. 5. Terdapat beberapa kendala pada proses pelaksanaan di lapang. Secara teknis lapang kendala yang terjadi adalah belum selesainya pekerjaan bangunan, banyaknya sampah dan puing bangunan pada tapak, tidak adanya tenaga ahli di bidang lanskap pada divisi Planning and Design, serta tidak adanya jadwal yang jelas mengenai pelaksanaan pada tapak. Secara manajerial, kendala yang dihadapi adalah kurang koordinasi antara pihak owner (BNR), konsultan dan kontraktor pelaksana lanskap yang menyebabkan banyaknya terjadi perubahan design di lapangan.
5.2
Saran Berdasarkan pengamatan selama kegiatan magang berlangsung, ada
beberapa hal yang dapat dijadikan sebagai masukan baik bagi PT. Graha Andrasentra Propertindo (PT. GAP) maupun untuk PT. AR Landscape, yaitu: 1. PT. GAP sebaiknya memiliki tenaga ahli di bidang lanskap untuk meningkatkan pengawasan pekerjaan kontraktor di lapangan, karena pekerjaan kontraktor seringkali tidak sesuai dengan spesifikasi yang disepakati. Dengan peningkatan peningkatan pengawasan tersebut diharapkan kontraktor dapat bekerja lebih baik agar tidak terjadi hal-hal yang merugikan pihak PT. GAP sebagai owner. 2. Dalam pemilihan kontraktor pelaksana tidak ada salahnya jika PT. GAP mencoba membuka kesempatan kontraktor lain untuk mengerjakan pekerjaan lanskap dengan mengadakan lelang. Sehingga pekerjaan lanskap untuk seluruh kawasan BNR tidak hanya dipegang oleh satu kontraktor saja. Pelaksanaan pekerjaan oleh hanya satu kontraktor dikhawatirkan dapat menyebabkan terjadinya pengerjaan yang terburu-buru sehingga hasil yang didapat tidak maksimal.
74
3. Sebaiknya ada koordinasi antara pihak PT. GAP, kontraktor pelaksana lanskap dan konsultan lanskap. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi banyaknya perubahan desain dari konsultan dengan yang dikerjakan di lapang. Melalui koordinasi yang lebih intens dengan mempertemukan hasil pemikiran dari ketiga pihak diharapkan pekerjaan lanskap di lapangan menjadi lebih efektif dan efisien. 4. Sebaiknya ada jadwal pelaksanaan yang akan dikerjakan di lapangan. Sehingga dapat dilakukan perbandingan dengan progress yang sudah dilaksanakan di lapang.
75
DAFTAR PUSTAKA Arifin, H.S. dan N.H.S. Arifin. 2005. Pemeliharaan Taman Edisi Revisi. Penebar Swadaya.Jakarta.169 hal. , A. Munandar, N.H.S. Arifin, Q. Pramukanto, dan V.D. Damayanti. 2007. Sampoerna Hijau Kotaku Hijau: Buku Panduan Penataan Taman Umum, Penanaman Tanaman, Penanganan Sampah, dan Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta. 188 hal. Budihardjo, E. dan S. Hardjohubojo. 1993. Kota Berwawasan Lingkungan. Penerbit Alumni.Bandung.241hal. Carpenter, P.L., T.D. Walker and F.O. Lanphear. 1975. Plant In The Landscape. W. H. Freeman and Co. San Fransisco. 418p. Chiara, J.D. dan L.E. Koppelman. 1990. Standar Perencanaan Tapak. Erlangga. Jakarta.380hal. Cleland, D.I dan L.R. Ireland. 2002. Project Management.McGraw-Hill. Ireland. Gold, S. 1980. Recreational Planning and Design. McGraw-Hill Book Co.New York. 322p. Hakim, R. dan H. Utomo. 2004. Komponen Arsitektur Lanskap. Bumi Aksara. Jakarta. 242 hal. Harris, C.W. dan N.T. Dines. 1988. Time Saver Standard for Landscape Architecture. McGraw-Hill.Book Co. New York. 961 p. Laurie, M. 1990. Pengantar Kepada Arsitektur Pertamanan. Intermedia. Bandung. 134hal. Munandar, A. 2007. Hand Out kuliah Tatalaksana Profesi Arsitektur Lanskap. Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Nurisjah, S. dan Q. Pramukanto. 1995. Penuntun Praktikum Perencanaan Lanskap. IPB. Bogor. 59hal. (tidak dipublikasikan) Quantum Indotama, P.T. 2005. Analisis Dampak Lingkungan Pembangunan Bogor Nirwana Residence. Tidak dipublikasikan. Rachman, Z. 1984. Proses Berfikir Lengkap Merencana dan Melaksana dlam Arsitektur Pertamanan. Makalah Diskusi pada Festival Tanaman Himagron. IPB. Bogor. (tidak dipublikasikan). Undang-Undang Republik Indonesia No.4 Tahun 1992 tentang perumahan dan pemukiman. 1992. http://www.pu.go.id
Simonds, J.O., dan B.W. Starke. 2006. Landscape Architecture : A Manual of Environmental Planning and Design. McGraw-Hill Book Co. New York. 278p. Sulistyantara, B. 2006. Handout kuliah UTS Ruang Terbuka Hijau. Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
77
LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Perjanjian Kerja (SPK) cluster Padma Nirwana
79
Lampiran 1. (Lanjutan)
80
Lampiran 1. (Lanjutan)
81
Lampiran 1. (Lanjutan)
82
Lampiran 2. Commitment Order (CO) area Orchard Walk Mall/Lifestyle Center
83
Lampiran 3. Rencana Anggaran Biaya Pekerjaan Lanskap Area Orchard Walk Mall
84
Lampiran 3. (Lanjutan)
85
Lampiran 4. Rencana Anggaran Biaya Pekerjaan Lanskap Cluster Padma Niwana
86
Lampiran 4. (Lanjutan)
87
Lampiran 5. Site Plan Orchard Walk Arcade.
88
Lampiran 6. Block Plan Orchard Walk Mall.
76 89
Lampiran 7. As Built Drawing Taman A Orchard Walk Mall
90
Lampiran 8. As Built Drawing Taman B dan C Orchard Walk Mall
85 91
Lampiran 9. Rencana Hijau Area Cluster Padma Nirwana
86 92
Lampiran 10. As Built Drawing Taman A Cluster Padma Nirwana
87 93
Lampiran 11. As Built Drawing Taman B Cluster Padma Nirwana
88 94
Lampiran 12. As Built Drawing Taman C Cluster Padma Nirwana
89 95
Lampiran 13. As Built Drawing Taman D Cluster Padma Nirwana
90 96
Lampiran 14. As Built Drawing Taman E Cluster Padma Nirwana
97 91
Lampiran 15. As Built Drawing Taman F Cluster Padma Nirwana
92 98
Lampiran 16. As Built Drawing Taman G Cluster Padma Nirwana
99 93
Lampiran 17. Lembar Pencatatan Progress Penanaman
`MEI 2008 LIFESTYLE Gambar LS 33-1301 Jenis No Nama Tanaman Tanaman 1 Washingtonia robusta Pohon Alstonia scholaris 2 3 Tabebuia sp. 1 Neprolephys exaltata 2 Tradescantia spathea 3 Ipomoea batatas Semak 4 Ruelia melacosperma 5 Axonopus compressus dwarf 6 Neomarica longifolia
Gambar LS 33-1302 Jenis No Nama Tanaman Tanaman 1 Washingtonia robusta Pohon 1 Aglaonema nitidium silverqueen 2 Crossandra infundibuliformis 3 Epipremnum aureum Semak Neprolephys exaltata 4 5 Neomarica longifolia 6 Ipomoea ungu 7 Philodendron selloum
Gambar LS 33-1303 Jenis Nama Tanaman No Tanaman 1 Pohon Plumeria rubra yellow Euphorbia pulcherrima red 1 Euphorbia pulcherrima white 2 Semak 3 Neomarica longifolia 4 Portulaca grandiflora
Qua ntity 12 6 4
1
2
Minggu I 3 4
5
6
1
2
Minggu II 3 4 5
6
1
2
Minggu III 3 4 5
6
1
2
Minggu IV 3 4
5
6
Qua ntity 3
1
2
Minggu I 3 4
5
6
1
2
Minggu II 3 4 5
6
1
2
Minggu III 3 4 5
6
1
2
Minggu IV 3 4
5
6
Apr Total il
Qua ntity 3
1
2
Minggu I 3 4
5
6
1
2
Minggu II 3 4 5
6
1
2
Minggu III 3 4 5
6
1
2
Minggu IV 3 4
5
6
Apr Total il
Apr Total il 6 6
Lampiran 17. (Lanjutan) Gambar LS 33-1304 Jenis No Nama Tanaman Tanaman 1 Phoenix dactilifera Pohon Plumeria rubra yellow 2 3 Washingtonia robusta 1 Epipremnum aureum Semak Philodendron selloum 2 3 Crossandra infundibuliformis
Gambar LS 33-1305 Jenis No Nama Tanaman Tanaman 1 Phoenix dactilifera Pohon Plumeria rubra yellow 2 1 Aglaonema nitidium silverqueen 2 Epipremnum aureum 3 Pistia stratiotes Semak 4 Neprolephys exaltata 5 Portulaca grandiflora 6 Philodendron selloum
Gambar LS 33-1306 Jenis No Nama Tanaman Tanaman 1 Pohon Phoenix dactilifera 1 Epipremnum aureum Semak Euphorbia pulcherrima white 2 3 Petunia sp.
Qua ntity 8 10 1
Qua ntity 2 2
Qua ntity 3
1
2
Minggu I 3 4
5
6
1
2
Minggu II 3 4 5
6
1
2
Minggu III 3 4 5
6
1
2
Minggu IV 3 4
5
6
1
2
Minggu I 3 4
5
6
1
2
Minggu II 3 4 5
6
1
2
Minggu III 3 4 5
6
1
2
Minggu IV 3 4
5
6
Apr Total il 2 2
1
2
Minggu I 3 4
5
6
1
2
Minggu II 3 4 5
6
1
2
Minggu III 3 4 5
6
1
2
Minggu IV 3 4
5
6
Apr Total il 3 3
Apr Total il
Lampiran 17. (Lanjutan) Gambar LS 33-1307 Jenis Nama Tanaman No Tanaman 1 Pohon Tabebuia sp. 1 Epipremnum aureum 2 Crossandra infundibuliformis 3 Axonopus compressus dwarf Semak 4 Neomarica longifolia 5 Ipomoea ungu 6 Philodendron selloum
Gambar LS 33-1308 Jenis No Nama Tanaman Tanaman 1 Pohon Palm artificial 1 Epipremnum aureum 2 Neprolephys exaltata Semak 3 Aglaonema nitidium silverqueen 4 Philodendron selloum
Gambar LS 33-1309 Jenis Nama Tanaman No Tanaman 1 Pohon Tabebuia sp. 1 Crossandra infundbuliformis Semak Ipomoea ungu 2 3 Philodendron selloum
Gambar LS 33-1310 Jenis No Nama Tanaman Tanaman 1 Palm artificial Pohon Plumeria rubra yellow 2 3 Tabebuia sp. 1 Neomarica longifolia Semak Ipomoea ungu 2 3 Portulaca grandiflora
Qua ntity 9
1
2
Minggu I 3 4
5
6
1
2
Minggu II 3 4 5
6
1
2
Minggu III 3 4 5
6
1
2
Minggu IV 3 4
5
6
100%
100%
100%
Qua ntity 9
1
2
Qua ntity 6
1
2 6
1
2
Qua ntity 9 1 6
Apr Total il 6 6
100%
Minggu I 3 4
5
6
1
2
Minggu II 3 4 5
6
1
2
Minggu III 3 4 5
6
1
2
Minggu IV 3 4
5
6
Minggu I 3 4
5
6
1
2
Minggu II 3 4 5
6
1
2
Minggu III 3 4 5
6
1
2
Minggu IV 3 4
5
6
Minggu I 3 4
5
6
1
2
Minggu II 3 4 5
6
1
2
Minggu III 3 4 5
6
1
2
Minggu IV 3 4
5
6
Apr Total il
Apr Total il 6
Apr Total il
Lampiran 17. (Lanjutan) Gambar LS 33-1311 Jenis Nama Tanaman No Tanaman 1 Pohon Peltophorum pterocarpum 1 Semak Epipremnum aureum
Gambar LS 33-1312 Jenis No Nama Tanaman Tanaman 1 Pohon Tabebuia sp. 1 Ipomoea ungu Semak 2 Neomarica longifolia
Qua ntity 3
1
2
Qua ntity 6
1
Minggu I 2 3 4 7
1
2
1
2
Gambar LS 33-1313 Jenis No Nama Tanaman Tanaman 1 Peltophorum pterocarpum Pohon 2 Washingtonia robusta 1 Semak Epipremnum aureum
Qua ntity 6 4
Gambar LS 33-1314 Jenis Nama Tanaman No Tanaman 1 Pohon Washingtonia robusta 1 Semak Axonopus compressus dwarf
Qua ntity 8
Minggu I 3 4
5
6
1
2
Minggu II 3 4 5
6
1
2
Minggu III 3 4 5
6
1
2
Minggu IV 3 4
5
6
5
6
1
2
Minggu II 3 4 5
6
1
2
Minggu III 3 4 5
6
1
2
Minggu IV 3 4
5
6
Minggu I 3 4
5
6
1
2
Minggu II 3 4 5
6
1
2
Minggu III 3 4 5
6
1
2
Minggu IV 3 4
5
6
Apr Total il
Minggu I 3 4
5
6
1
2
Minggu II 3 4 5
6
1
2
Minggu III 3 4 5
6
1
2
Minggu IV 3 4
5
6
Apr Total il
100%
Apr Total il
Apr Total il 7
100%