EVALUASI PENGELOLAAN LANSKAP PERMUKIMAN KAWASAN SENTUL CITY, BOGOR
LIDYA WIDIASTUTI
DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012
ABSTRACT
The development of the City currently are solid with residents demanding the availability of facilities and infrastructure supporting activities and needs. The limitations of the land became one of the constraints in fulfilling it. The solution in this case is the construction of settlements on the outskirts of the city. One area of Sentul City, Bogor, which is a planned new town which has the concept of eco city. The purpose of this internship activities to evaluate of settlement landscape management in Sentul City. The method used is by following the management activities which took place by studying the implementation of administrative activities, maintenance activities, as well as monitoring and evaluation activities. This activity was carried out with survey, interviewing officials, contractors, labors, maintenance activities, observation and dissemination of the questionnaire for residents of the settlement area of Sentul City. Processing of data is carried out by some of the qualitative analysis of the analysis of the potential and the constraints of some aspects of ecological aspects, social aspects, and management aspects, analysis of the characteristics and occupant perceptions based on questionnaire data, quantitative analysis of landscape maintenance activities consist of work capacity and HOK based on direct observation, and SWOT analysis to determine the appropriate management strategies in maintaining or improving the settlement landscape management in Sentul City. The result of this internship activities include a proposed management plan which includes organizational, schedule maintenance, labors, tools and materials, and the budgetary cost.
Keywords : Cluster, Ecological City, Green City, Sustainability, SWOT
RINGKASAN LIDYA WIDIASTUTI. Evaluasi Pengelolaan Lanskap Permukiman Kawasan Sentul City, Bogor. Dibimbing oleh HADI SUSILO ARIFIN
Perkembangan kota saat ini yang padat dengan penduduk menuntut ketersediaan sarana dan prasarana yang menunjang aktivitas maupun kebutuhan. Keterbatasan lahan menjadi salah satu kendala dalam pemenuhan hal tersebut, khususnya pada perkotaan yang diakibatkan peningkatan kawasan industri, pembangunan fisik, dan pertumbuhan ekonomi (Wiradisuria 1983). Solusi dalam hal ini adalah pembangunan permukiman pada pinggiran kota. Salah satunya kawasan Sentul City, Bogor yang merupakan kota baru yang terencana yang memiliki konsep eco city. Pembangunannya sangat memperhatikan kebutuhan permukiman mencakup sarana dan prasarana memadai serta memberikan kenyamanan penghuni. Kegiatan magang skripsi berlangsung pada minggu terakhir Februari 2012 hingga minggu terakhir bulan Mei 2012. Kegiatan ini dilakukan di Unit Lanskap dan Kebersihan, Departemen Pemeliharaan Kota, PT. Sukaputera Graha Cemerlang. Dalam pelaksanaan kegiatan magang ini mahasiswa mempelajari organisasi dan mekanisme kerja perusahaan dan berpatisipasi aktif dalam proses pemeliharaan lanskap. Pemeliharaan lanskap ini mencakup kawasan permukiman Sentul City dengan luas kawasan pemeliharaan sebesar 297 ha. Kawasan pemeliharaan ini meliputi taman yang terdapat di sepanjang jalan utama, taman lingkungan di setiap cluster, dan kawasan RTH. Kegiatan pemeliharaan ini pihak pengelola bekerjasama dengan pihak kontraktor yaitu CV. Gelar Jaya, CV Cipta Anugrah Maulita, dan PT. Makna Prakarsa Utama. Metode pengambilan data dilakukan dengan metode survey, wawancara pihak pengelola, kontraktor, tenaga kerja, pengamatan kegiatan pemeliharaan, dan penyebaran kuisioner untuk penghuni kawasan permukiman Sentul City. Pengolahan data dilakukan dengan beberapa analisis yaitu analisis kualitatif terhadap potensi dan kendala dari beberapa aspek yaitu aspek ekologis, aspek sosial, dan aspek pengelolaan, analisis karakteristik dan persepsi penghuni berdasarkan data kuisioner, analisis kuantitatif kegiatan pemeliharaan lanskap terdiri dari kapasitas kerja dan HOK berdasarkan pengamatan langsung, dan analisis SWOT untuk menentukan strategi pengelolaan yang sesuai dalam mempertahankan atau meningkatkan pengelolaan lanskap permukiman Sentul City. Berdasarkan analisis kualitatif diperoleh potensi dan kendala yang ada pada proses kegiatan pemeliharaan lanskap permukiman Sentul City. Potensi misalnya kegiatan pemeliharaan bermitra dengan pihak kontraktor sehingga mekanisme kerja bisa lebih baik, pengelolaan lanskap permukiman baik, dan kerjasama dengan unit maupun departemen lain baik yang menunjang kelancaran kegiatan. Kendalanya adalah kedisiplinan tenaga kerja yang kurang, jumlah tenaga kerja yang kurang, dan alat dan bahan yang dirasa belum cukup. Permasalahan yang terjadi lebih kepada desain yang kurang memperhatikan pengelolaannya. Misalnya pohon beringin yang ditanam di berm dengan kondisi akar yang menjalar berdampak pada kerusakan saluran terbuka dan jalan. Selain itu,
penggunaan tanaman dengan high maintenance tidak dipertimbangkan terutama dengan kondisi budgeting yang tidak besar sehingga kegiatan pemeliharaan kurang berjalan maksimal. Kawasan pemeliharaan yang luas terkadang menghambat kegiatan pengontrolan di lapang terutama dengan keterbatasan jumlah pengawas lapang. Berdasarkan analisis karakteristik penghuni berdasarkan asal daerah diperoleh bahwa 10% penghuni berasal dari luar Jabodetabek dan 90% berasal dari Jabodetabek, berdasarkan alasan bertempat tinggal, 16,70% beralasan strategis dan lainnya dan 66,70% beralasan nyaman dan aman. Berdasarkan analisis persepsi penghuni terhadap pengelolaan yang telah berlangsung diperoleh bahwa, 66,7% pemeliharan lanskap dinilai baik, 73,33% fasilitas dinilai cukup baik, 70% kebersihan dinilai cukup baik, 60% keamanan dinilai cukup baik, dan sebanyak 73,33% aksesibilitas dinilai responden kurang baik. Berdasarkan analisis kapasitas kerja menunjukkan kinerja tenaga kerja masih dibawah standar sehingga perlu dilakukan perbaikan. Analisis selanjutnya adalah analisis SWOT yang indikatornya diperoleh dari analisis yang telah dilakukan sebelumnya terhadap beberapa aspek yaitu aspek ekologis, aspek sosial, dan aspek pengelolaan. Indikator tersebut kemudian dianalisis dan dimasukkan ke dalam matriks SWOT sehingga menghasilkan 9 langkah strategi pengelolaan yang sesuai untuk mendukung keberlanjutan lanskap permukiman Sentul City. Langkah-langkah strategi pengelolaan tersebut adalah 1) meningkatkan pengawasan terhadap kinerja pekerja di lapang dan terhadap peluang vandalisme, 2) meningkatkan kualitas pengelolaan yang telah berlangsung, 3) meningkatkan kegiatan pengelolaan dengan bekerjasama dengan mitra kerja dalam memperbaiki kinerja menjadi lebih baik, 4) meningkatkan pendekatan sosial terhadap masyarakat sekitar, 5) menjalin hubungan kerja sama yang baik dengan berbagai pihak, 6) meningkatkan penyerapan tenaga kerja dari masyarakat sekitar dan pembinaan SDM, 7) menambah lokasi sumber air cadangan, 8) meningkatkan pengelolaan sumber daya air cadangan dan pengawasan terhadap kegiatan pemeliharaan, 9) melakukan pergantian tenaga kerja, pelatihan yang berkesinambungan untuk mengembangkan SDM, dan memberikan penghargaan kepada pekerja dengan prestasi yang telah dicapai. Strategi pengelolaan ini menjadi rekomendasi pengelolaan yang diharapkan dapat meningkatkan kegiatan pengelolaan lanskap permukiman Sentul City. Kata Kunci: analisis SWOT, keberlanjutan, pemeliharaan lanskap, permukiman, rencana pengelolaan lanskap
EVALUASI PENGELOLAAN LANSKAP PERMUKIMAN KAWASAN SENTUL CITY, BOGOR
LIDYA WIDIASTUTI
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Departemen Arsitektur Lanskap
DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini, saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Evaluasi Pengelolaan Lanskap Permukiman Kawasan Sentul City, Bogor” adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Semua sumber data dan informasi baik yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan dari penulis lain, telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan pada Daftar Pustaka skripsi ini. Bogor, Desember 2012
Lidya Widiastuti A44080044
© Hak cipta milik IPB, tahun 2012 Hak cipta dilindungi undang-undang Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah, dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB.
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB.
Judul
:
Evaluasi Pengelolaan Lanskap Permukiman Kawasan Sentul City, Bogor
Nama
:
Lidya Widiastuti
NRP
:
A44080044
Departemen
:
Arsitektur Lanskap
Menyetujui, Dosen Pembimbing
Prof. Dr. Ir. Hadi Susilo Arifin, M.S. NIP. 19591106 198501 1 001
Mengetahui, Ketua Departemen Arsitektur Lanskap
Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA. NIP. 19480912 197412 2 001
Tanggal lulus :
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Evaluasi Pengelolaan Lanskap Permukiman Kawasan Sentul City, Bogor dengan sebaik-baiknya. Skripsi ini merupakan hasil dari kegiatan magang di Sentul City yang penyusunannya bertujuan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana dari Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada Prof. Dr. Ir. Hadi Susilo Arifin, M.S. selaku dosen pembimbing atas bimbingan, masukan, dan arahannya selama penyusunan skripsi ini. Selain itu, terima kasih juga ditujukan kepada pihak-pihak yang telah banyak memberi motivasi, saran, dan nasehat yang sangat membantu penulis. Prof. Dr. Ir. Wahju Qamara Mugnisjah, M.Agr dan Dr. Ir. Qadarian Pramukanto, M.Si selaku dosen penguji, Vera D Damayanti, SP, M.LA selaku dosen pembimbing akademik, Ibu Prastity Handayani, Bapak Andhika Fajar, Bapak Toro, Bapak Pranawa, serta seluruh karyawan PT. Sukaputera Graha Cemerlang khususnya Departemen Pemeliharaan Kota yang telah membimbing penulis selama kegiata magang berlangsung, temanteman Arsitektur Lanskap 45 atas semua kebersamaan dan bantuannya selama ini, seluruh teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang selalu memberi dukungan kepada penulis. Terakhir ucapan terima kasih yang tidak terlupakan kepada mama, papa, kakak, adik, dan keluarga lainnya yang telah memberikan semangat, dukungan, dan doa kepada penulis. Penulis menyadari bahwa hasil skripsi ini belum sempurna. Kritik dan saran akan penulis terima dengan tangan terbuka. Besar harapan penulis, skripsi ini dapat bermanfaat bagi Sentul City dan semua pihak yang berkepentingan.
Bogor, Desember 2012
Penulis
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 15 Oktober 1990. Penulis merupakan anak keempat dari lima bersaudara dari Ayahanda Deddy Hariadi dan Ibunda Endang Pujiastuti Hartini. Pendidikan penulis diawali pada tahun 1995 dengan menyelesaikan Taman Kanak-Kanak (TK) di TK Negeri Mexindo, Bogor pada tahun 1996. Pada tahun 2002 penulis lulus dari SDN Panaragan 1, Bogor. Kemudian pada tahun 2005 penulis menyelesaikan studi di SMP Insan Kamil, Bogor. Selanjutnya pada tahun 2008 penulis lulus dari MAN 1, Bogor. Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) pada tahun 2008 melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) sebagai mahasiswa Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian. Selama menjalankan studi di IPB, penulis aktif menjadi
pengurus Himpunan mahasiswa arsitektur lanskap (Himaskap)
divisi eksternal periode 2011/2012, aktif mengikuti kepanitiaan beberapa acara yang diselenggarakan oleh Departemen Arsitektur Lanskap, dan pernah mengikuti kegiatan magang di Dinas Cipta Karya Bogor pada tahun 2011.
DAFTAR ISI
Halaman DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii
I
II
III
IV
PENDAHULUAN .................................................................................. 1 1.1
Latarbelakang ............................................................................... 1
1.2
Tujuan ........................................................................................... 2
1.3
Manfaat ......................................................................................... 2
1.4
Kerangka Pikir .............................................................................. 2
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 4 2.1
Eco City ......................................................................................... 4
2.2
Permukiman ................................................................................... 5
2.3
Pengelolaan ................................................................................... 6
2.4
Pengelolaan Lanskap...................................................................... 8
2.5
Evaluasi ......................................................................................... 9
METODOLOGI ................................................................................... 10 3.1
Lokasi dan Waktu Magang ............................................................ 10
3.2
Metode Magang ............................................................................. 11
3.3
Tahapan Magang ............................................................................ 11
HASIL .................................................................................................... 20 4.1
Analisis Situasional ....................................................................... 20
4.2
Aspek Ekologis ............................................................................. 27 4.2.1 Topografi ............................................................................ 28 4.2.2 Tanah .................................................................................. 28 4.2.3 Iklim ................................................................................... 29 4.2.4 Hidrologi ............................................................................ 30
4.2.5 Vegetasi dan Satwa ............................................................ 31 4.2.6 4.3
4.4
Sirkulasi ............................................................................ 33
Aspek Sosial ................................................................................... 33 4.3.1
Analisis Karakteristik Penghuni......................................... 34
4.3.2
Analisis Persepsi Penghuni ................................................ 35
4.3.3
Analisis Kondisi Sosial ...................................................... 37
Aspek Pengelolaan ......................................................................... 37 4.4.1 Struktur Organisasi Perusahaan .......................................... 38 4.4.2 Pengelolaan Tenaga Kerja................................................... 41 4.4.2.1 Perekrutan Tenaga Kerja ........................................ 42 4.4.2.2 Waktu Kerja ........................................................... 42 4.4.2.3 Kesejahteraan Tenaga Harian ................................ 43 4.4.3 Koordinasi antara Pengelola dan Kontraktor ....................... 43 4.4.4 Jadwal Pemeliharaan ............................................................ 44 4.4.5 Alat dan Bahan ..................................................................... 46 4.4.6 Keselamatan Pekerja ............................................................ 47 4.4.7 Anggaran Biaya .................................................................... 47 4.4.8 Pemeliharaan Lanskap ......................................................... 49
4.5
Analisis SWOT .............................................................................. 59 4.5.1 Identifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman .. 60 4.5.2 Penilaian Faktor Internal dan Eksternal .............................. 64 4.5.3 Pembuatan Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE) ..................... 65 4.5.4 Matriks SWOT .................................................................... 67 4.5.5 Pembuatan Tabel Rangking Alternatif Strategi .................. 69
V
PEMBAHASAN ................................................................................... 70 5.1
Evaluasi Aspek Ekologis ............................................................. 70
5.2
Evaluasi Aspek Sosial ................................................................. 72
5.3
Evaluasi Aspek Pengelolaan ........................................................ 73
5.4
5.3.1
Pemeliharaan Lanskap .................................................... 78
5.3.2
Kapasitas Kerja ............................................................... 82
Rekomendasi Strategi Pengelolaan ............................................. 91
VI
RENCANA PENGELOLAAN ........................................................... 95 6.1
Struktur Organisasi ...................................................................... 95
6.2
Jadwal Pemeliharaan ................................................................... 97
6.3
Ketenagakerjaan .......................................................................... 97
6.4
Alat dan Bahan Pemeliharaan...................................................... 98
6.5
Anggaran Biaya ........................................................................... 99
VII SIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 100 7.1
Simpulan ........................................................................................ 100
7.2
Saran ............................................................................................... 100
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 102 LAMPIRAN .................................................................................................... 105
DAFTAR TABEL
Halaman 1. Indikator Evaluasi Aspek Ekologis ........................................................... 12 2.
Indikator Evaluasi Aspek Sosial ............................................................... 13
3.
Indikator Evaluasi Aspek Pengelolaan...................................................... 14
4.
Formulir Tingkat Kepentingan Faktor Internal ......................................... 15
5.
Formulir Tingkat Kepentingan Faktor Eksternal ...................................... 15
6.
Pembobotan Faktor Internal ...................................................................... 16
7.
Pembobotan Faktor Eksternal ................................................................... 16
8.
Skala Penilaian Peringkat untuk Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan External Factor Evaluation (EFE) ........................................... 17
9.
Formulir Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) ................................. 18
10. Formulir Matriks External Factor Evaluation (EFE) ............................... 18 11. Matriks SWOT .......................................................................................... 19 12. Formulir Perangkingan Alternatif Strategi dari Matriks SWOT............... 19 13. Perincian Penggunaan Lahan Masing-Masing Desa untuk Pembangunan Kawasan Sentul City................................................................................. 21 12. Rencana Peruntukkan Lahan Efektif......................................................... 22 13. Rencana Peruntukkan Lahan Terbangun .................................................. 22 14. Status Kesuburan Tanah di Permukiman Sentul City ............................... 28 15. Kelembaban Udara Kawasan Sentul City ................................................ 29 16. Suhu Udara Kawasan Sentul City. ............................................................ 30 17. Jumlah Tenaga Kerja dari Masing-Masing Kontraktor ............................ 42 18. Kegiatan Pemeliharaan Lanskap di Sentul City ........................................ 45 19. Persentase Anggaran Biaya Pemeliharaan Kontraktor Lanskap Sentul City ........................................................................................................... 48 20. Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal Pengelolaan Lanskap Permukiman Sentul City........................................................................... 64 21. Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal Pengelolaan Lanskap Permukiman Sentul City ........................................................................... 65 22. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) Pengelolaan Lanskap Permukiman Sentul City........................................................................... 66 23. Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE) Pengelolaan Lanskap Permukiman Sentul City........................................................................... 66
24. Matriks SWOT .......................................................................................... 68 25. Perangkingan Alternatif Strategi ............................................................... 69 26. Pembagian Kawasan Pemeliharaan........................................................... 75 27. Kapasitas Kerja Pemeliharaan................................................................... 83
DAFTAR GAMBAR
Halaman 1.
Kerangka Pikir ......................................................................................... 3
2.
Peta Area Magang Sentul City: Masterplan Sentul City (Atas) dan Lokasi magang di kawasan permukiman Sentul City (bawah) ................ 10
3.
Pengolahan Air Bersih ............................................................................. 31
4.
Karakteristik Penghuni Berdasarkan Asal Daerah ................................... 35
5.
Karakteristik Penghuni Berdasarkan Alasan Bertempat Tinggal ............. 35
6.
Persepsi Penghuni tentang Kebersihan, Pemeliharaan Lanskap, Fasilitas, Keamanan, dan Aksesibilitas .................................................................... 36
4.
Bagan Struktur Organisasi Departemen Pemeliharaan Kota ................... 40
5.
Kegiatan Pembersihan di Kawasan Permukiman Sentul City: (a). Penyapuan cluster;(b). Pengangkutan sampah;(c) Pembersihan saluran; (d). Pembersihan jalan ................................................................ 51
6.
Kegiatan Pemangkasan di Kawasan Permukiman Sentul City: (a). Pemangkasan rumput (in house);(b). Pemangkasan semak;(c). Pemangkasan pohon salam;(d). Pemangkasan pohon palm phoenix ....... 53
7.
Kegiatan Penyiraman di Kawasan Permukiman Sentul City:(a). Penyiraman penutup tanah;(b) Penyiraman setelah penyulaman ............. 54
8.
Kegiatan Pemupukan di Kawasan Permukiman Sentul City: (a). Pemupukan dengan metode disebar;(b). Pemupukan dengan metode bokoran ..................................................................................................... 55
9.
Kegiatan Pengendalian Gulma di Kawasan Permukiman Sentul City: (a). Penyiangan;(b). Penyetikan................................................................ 56
10. Kegiatan Pendangiran di Kawasan Permukiman Sentul City ................... 57 11. Kegiatan Penyulaman................................................................................ 57 12. Sumber Tanaman untuk Kegiatan Penyulaman: (a). Kegiatan penjarangan;(b). Nursery .......................................................................... 58 15. Kegiatan Penyemprotan Hama di Kawasan Permukiman Sentul City ..... 59 16. Hasil Pemetaan Matriks IFE dan EFE ...................................................... 67 17. Bagan Struktur dan Rekomendasi bagi Departemen Pemeliharaan Kota .... ............................................................................................................... 96
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman 1.
Kuisioner Penghuni .................................................................................. 105
2.
Kuisioner Matriks IFE dan EFE ............................................................... 108
3.
Masterplan Kawasan Permukiman Sentul City ........................................ 113
4.
Zona Kawasan Pemeliharaan.................................................................... 114
5.
Penilaian Faktor Internal .......................................................................... 115
6.
Penilaian Faktor Eksternal ........................................................................ 116
7.
Surat Perjanjian Kerja ............................................................................... 117
8.
Standar Penampilan Pekerjaan Perawatan Taman dan Kebersihan Lingkungan Sentul City ............................................................................ 126
9.
Spesifikasi Pekerjaan Perawatan Taman .................................................. 133
10. Form Cheklist Bersama ............................................................................ 136 11. Contoh Perhitungan Analisis harga Satuan Pekerjaan Perawatan Taman dan Kebersihan Lingkungan Sentul City ................................................. 137 12. Alur Koordinasi antara Pengelola dan Kontraktor ................................... 138 13. Kapasitas Kerja Pemeliharaan Lanskap Permukiman Sentul City ........... 139 14. HOK.......................................................................................................... 157 15. Daftar Vegetasi ......................................................................................... 158
1
I
1.1
PENDAHULUAN
Latar Belakang Perkembangan kota saat ini yang padat dengan penduduk menuntut
ketersediaan
sarana dan prasarana yang menunjang aktivitas dan kebutuhan.
Keterbatasan lahan menjadi salah satu kendala dalam pemenuhan hal tersebut, khususnya pada perkotaan yang diakibatkan peningkatan kawasan industri, pembangunan fisik, dan pertumbuhan ekonomi. Solusi dalam hal ini adalah pembangunan permukiman pada pinggiran kota. Salah satunya kawasan Sentul City Bogor, yang merupakan kota baru terencana dan memiliki konsep eco city. Pembangunannya tersebut memperhatikan kebutuhan pemukiman mencakup sarana dan prasarana memadai serta memberikan kenyamanan penghuni. Lingkungan permukiman merupakan lingkungan yang penting untuk diperhatikan dari segi kelayakan huni, keindahan, dan kenyamanan. Lanskap permukiman merupakan salah satu bagian yang penting dalam mempengaruhi kualitas visual dan ekologis lingkungan tempat tinggal. Kedua hal tersebut memiliki keterkaitan satu sama lain, saling melengkapi sehingga keberadaannya harus selaras. Terkait dengan pentingnya kualitas visual dan ekologis perlu diperhatikan dalam penataan ruang, fungsi estetika, dan fungsi ekologisnya. Namun, pada kenyataannya hal tersebut terkadang diabaikan sehingga terjadi ketidakseimbangan kedua fungsi yang berefek pada keberlanjutan lanskapnya, seperti semakin berkurangnya ruang terbuka hijau (RTH). Minimnya ketersediaan lahan untuk RTH merupakan hal yang sering terjadi pada kondisi saat ini. Banyak faktor yang melatarbelakangi hal tersebut, salah satunya penggunaan lahan yang hanya berorientasi pada keuntungan ekonomi. Pengelola permukiman terkadang hanya memfokuskan pada aspek ekonomi dengan memaksimalkan penggunaan lahan untuk dijadikan bangunan, tanpa mempertimbangkan aspek lain seperti adanya ruang terbuka hijau yang mempengaruhi lingkungan sekitar. Dampak dari hal tersebut adalah tidak adanya area resapan air, pengaruh terhadap iklim mikro setempat, dan hal lain di luar
2
aspek ekologis seperti tidak adanya area yang memfasilitasi penghuni untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat fisik. Pengelolaan lanskap permukiman yang terencana dan dikelola dengan baik sangat diperlukan sehingga keberlanjutannya tetap terjaga. 1.2
Tujuan Tujuan dari kegiatan magang adalah menyusun strategi rencana pengelolaan
lanskap
permukiman
berdasarkan
evaluasi
sistem
pengelolaan
lanskap
permukiman di Sentul City. 1.3
Manfaat Manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan magang adalah
1.
menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman kerja,
2.
memahami tata cara pelaksanaan pengelolaan lanskap permukiman,
3.
rekomendasi sebagai rujukan untuk pengelolaan lanskap permukiman yang lebih baik.
1.4
Kerangka Pikir Kondisi saat ini mendorong pembangunan kota yang mempertimbangkan
keselarasan terhadap lingkungan sekitar. Sentul City merupakan suatu kawasan yang memiliki konsep Eco City atau yang biasa disebut kota berkelanjutan. Konsep keberlanjutan Eco City mengandung tiga pernyataan yaitu efisiensi sumber daya lahan, bahan, dan energi (Arifin, 2011). Kota mandiri yang berkelanjutan
mempertimbangkan dampak lingkungan dengan melakukan
penghematan energi, pemakaian air, dan polusi. Pengelolaan menjadi hal yang mendasar dalam keberlanjutan suatu kota. Keberlanjutan tersebut berimplikasi kepada keseimbangan aspek ekonomi, sosial, dan ekologi antara manusia dan alam. Pengelolaan lanskap dalam keberlanjutannya akan dianalisis dari 3 aspek, yaitu aspek ekologis, sosial, dan pengelolaan. Aspek tersebut akan ditinjau sehingga diketahui potensi dan kendala yang terdapat di kawasan permukiman tersebut. Kemudian potensi dan kendala tersebut akan dianalisis dengan metode SWOT sehingga pada akhirnya akan dihasilkan strategi pengelolaan lanskap
3
permukiman, untuk merumuskan rencana pengelolaan lanskap permukiman yang efektif dan efisien (Gambar 1). Kawasan permukiman Sentul City dengan konsep Eco City
Evaluasi Aspek Ekologi
Evaluasi Aspek Pengelolaan
- Kondisi umum - Data fisik dan biofisik a. Topografi b. Tanah c. Iklim d. Hidrologi e. Vegetasi f. Satwa g. Sirkulasi
- Organisasi - Tenaga kerja - Metode kerja - Spesifikasi bahan dan alat - Skedul pengelolaan - Anggaran biaya
Analisis SWOT
Strategi Bagi Rencana Pengelolaan Lanskap Permukiman yang Efektif dan Efisien Gambar 1. Kerangka Pikir
Evaluasi Aspek Sosial
- Demografi - Karkteristik penghuni a. Asal b. Usia c. Jenis kelamin d. Fasilitas
4
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Eco City Eco-city atau biasa juga disebut kota berkelanjutan adalah kota yang
melibatkan aspek ekologi, ekonomi, sosial, dan budaya dari suatu kota. Kota berkelanjutan yang dimaksud adalah kota mandiri yang mampu menopang kebutuhan masyarakat di dalamnya dengan memaksimalkan sumber daya lokal yang dimiliki. Pemanfaatan kekayaan sumber daya lokal dapat meminimumkan bantuan kebutuan hidup dari kota sekitarnya, sehingga suatu kota mampu bertahan
hidup.
Selain
itu,
kota
mandiri
yang
berkelanjutan
juga
mempertimbangkan dampak-dampak lingkungan dengan melakukan penghematan energi, pemakaian air, dan polusi. Sumber daya lokal perlu dilestarikan agar kualitas lingkungan pada wilayah tersebut tidak rusak. Selain itu, sumber daya lokal juga dapat menjadi identitas kota dan kebanggaan masyarakat (Arifin dan Nakagoshi, 2011). Definisi lain tentang kota berkelanjutan menambahkan aspek sosial dan budaya. Sebuah konsep kota berkelanjutan yang komprehensif juga memasukkan unsur keseimbangan kesempatan, keindahan, mendorong kreativitas, meningkatkan akses komunikasi dan mobilitas, jarak yang lebih dekat, dan keragaman budaya. Sehingga keberlanjutan berimplikasi kepada keseimbangan aspek ekonomi, sosial, dan ekologi antara manusia dan alam. Oleh karena itu aspek ekologi, ekonomi, sosial, dan budaya harus terlibat dalam pelaksanaannya (Arifin dan Nakagoshi, 2011). Perkembangan kawasan bangunan yang tidak teratur akan menghancurkan kehidupan alam dan menciptakan kota yang tidak layak dihuni. Kota dan pedalaman harus berinteraksi seperti jari yang disambungkan satu sama lain. Jika lahan berbukit-bukit, maka dataran dan lembah dimanfaatkan untuk pedesaan dan pertanian, sedangkan lerengan merupakan perkotaan (Frick dan Suskiyanto, 2007). Setiap kawasan membutuhkan tata ruang berdasarkan pengaturan ruang, arti, dan maknanya. Suatu kawasan/kota yang tumbuh liar dan tidak teratur akan kehilangan bagian yang sangat penting dari faktor keberlanjutannya. Lahan
5
penghijauan (taman dan hutan kota) yang hilang mengakibatkan kota tidak dapat bernapas lagi. Berdasarkan Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 bahwa rencana induk (master plan) kawasan/kota seharusnya mengandung minimal 30% luas tanah untuk dijadikan ruang terbuka hijau (RTH). Perbandingan luas antara lingkungan buatan dan lingkungan alam melewati ambang batas tertentu akan mempengaruhi iklim kota. Peningkatan suhu iklim kota tersebut rata-rata 1-2ºC dan pada waktu malam dapat mencapai 6ºC, pencemaran meningkat dan tentu saja beban atas kesehatan meningkat pula (Frick dan Suskiyanto, 2007). Maka dalam hal ini, keberadaan ruang terbuka hijau sangat diperlukan dalam menyeimbangkan kondisi kota yang semakin dipadatkan oleh peningkatan pembangunan yang tidak memperhatikan lingkungan sekitarnya. Permukiman juga seharusnya memiliki ruang terbuka hijau yang menjadi indikator dalam mempertahankan keberlanjutan ekologis lingkungan. Hal penting yang dihasilkan dari keberlanjutan tersebut adalah meminimalisir polusi, mengatur tata guna lahan seefisien mungkin, dan mendaur ulang energi yang telah terpakai. Sehingga secara keseluruhan kota memiliki kontribusi yang minimal terhadap proses perubahan iklim secara global atau global climate change. 2.2
Permukiman Pembangunan
tempat
tinggal
merupakan
komponen
penting
dari
keberlanjutan hidup manusia, pembangunan tersebut tidak hanya menyangkut pembangunan prasarana fisik pemukiman dan fasilitas pelayanan umum, tetapi juga pembinaan fasilitas usaha. Pengembangan manusianya itu sendiri merupakan hal
yang penting
sebagai
titik
sentral
dari
penggerak
pembangunan.
Pembangunan rumah atau tempat tingggal sebagai kebutuhan kehidupan manusia harus selaras dengan lingkungan sekitarnya. Dengan demikian, peranan pemukiman sangat penting dalam ikhtiar menjadikan penduduk unsur utama dalam pembangunan dan memungkinkan lingkungan hidup menunjang proses pembangunan secara berkelanjutan (Frick dan Suskiyanto, 2007). Pertambahan jumlah penduduk mengakibatkan kebutuhan permukiman semakin meningkat. Persoalan yang ada sekarang adalah cara mengembangkan permukiman dengan
6
dampak kerusakan lingkungan yang sekecil mungkin. Mencakup dalam hal ini, pengembangan yang horizontal maupun vertikal dalam rangka meningkatkan daya tampung lingkungan binaan (Wiradisuria, 1983). Penggunaan lahan untuk berbagai jenis pemanfaatan terlebih dahulu dilakukan evaluasi lahan. Evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui kualitas lahan yang berpengaruh pada berbagai jenis pemanfataannya. Beberapa kualitas lahan yang harus dipertimbangkan dalam pemanfaatan kawasan permukiman yaitu ketersediaan air minum, drainase, konfigurasi lahan, stabilitas lapisan tanah, ketersediaan bahan bangunan, ketersediaan sumber energi, iklim mikro yang nyaman, kesesuaian untuk penggunaan lahan pertanian, lokasi yang memiliki potensi ekonomi, dan aksesibilitas (Van der zee, 1990). Pemanfaatan lahan untuk permukiman yang merupakan wilayah dengan populasi yang tinggi karena menjadi tempat tinggal manusia, perlu didukung dengan adanya infrastruktur penunjang dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Terutama dengan wilayah permukiman besar berbagai infrastruktur harus ada seperti pendidikan, pasar, titik perhentian transportasi, pelayanan kesehatan, penyuluhan, jasa keuangan, dan administrasi (Van der zee, 1990). Infrastruktur lain yang perlu ada yaitu jalur transportasi dan sumber air terdiri dari bendungan, waduk, kanal, dsb. Infrastruktur ini terkadang berada di luar kawasan permukiman (Van der zee, 1990). 2.3
Pengelolaan Setiap lingkungan hunian manusia memerlukan proses manajemen yang
harus
dilakukan
meliputi
setting terhadap
objek
lanskap,
perencanaan
pengoperasian, penempatan setiap area kegiatan pemeliharaan, pemantauan terhadap kegiatan pemeliharaan, dan perencanaan kembali sesuai tujuan dan kepentingan awal (Parker dan Bryan, 1989). Pengelolaan merupakan sebuah proses yang meliputi kegiatan merencanakan yaitu menetapkan sasaran dan tindakannya, merumuskan rencana pengelolaan yang akan dilaksanakan baik jangka pendek maupun jangka panjang, dan sumber daya untuk mencapai sasaran organisasi.
7
Organisasi yang baik akan menghasilkan efisiensi dan efektivitas penggunaan tenaga kerja, peralatan, bahan, dan waktu (Arifin dan Arifin, 2005). Efektifitas pekerjaan pegawai pemeliharaan taman ditentukan oleh motivasi kerja dan keterampilan pegawai, sistematika jadwal perencanaan pemeliharaan, ketersediaan alat dan bahan yang sesuai dengan kebutuhan, tingkat pengawasan kerja di lapang, dan kelancaran komunikasi pimpinan dengan para mandor serta mandor dengan pegawai pemeliharaan taman di lapang. Sistem organisasi dalam pemeliharaan taman senantiasa dilakukan oleh pemelihara taman skala besar, seperti pengelolaan taman pemukiman real estate, taman perkantoran, taman umum milik pemerintah, dan taman rekreasi. Pengelola seharusnya dapat merencanakan program pemeliharaan dengan pengorganisasian yang baik (Sternloff dan Warren, 1984) sebagai berikut. 1.
Fasilitas dan peralatan taman yang harus dipelihara perlu diinventarisasi dan diidentifikasi.
2.
Pemeliharaan rutin direncanakan meliputi, penyusunan standar pemeliharaan fasilitas dan peralatan taman, pengidentifikasian dan pembuatan daftar kebutuhan tugas pemeliharaan rutin secara spesifik untuk mencapai standar pemeliharaan, penentuan frekuensi tugas pemeliharaan pada setiap jenis pekerjaan, penentuan kebutuhan bahan dan peralatan yang digunakan untuk setiap tugas tersebut, dan penetapan perkiraan waktu pelaksanaan tugas yang tepat.
3.
Alat- alat yang digunakan untuk pemeliharaan tidak rutin atau yang bersifat insidental direncanakan.
4.
Jadwal dan cara pemeliharaan pencegahan untuk mengatasi keadaan yang mungkin mempercepat kerusakan taman.
5.
Jadwal tanggung jawab penugasan untuk setiap pekerjaan yang meliputi penugasan perorangan, kelompok, atau penyerahan tugas kepada kontraktor.
6.
Pengawasan terhadap sistem pekerjaan perencanaan dan perancangan, ketepatan jadwal pekerjaan pemeliharaan, serta kapasitas pekerjaan.
7.
Sistem analisis biaya pemeliharaan yang telah dibuat.
8
Tujuan pemeliharaan adalah untuk menjaga taman dan area rekreasi beserta fasilitas dalam keadaan atau mendekati aslinya. Untuk mencapai hasil yang diharapkan, terdapat tiga hal penting yang harus diperhatikan oleh pihak pengelola, yaitu menetapkan prinsip-prinsip operasi, mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan, dan memelihara fasilitas berdasarkan standar pemeliharaan yang telah ditetapkan (Sternloff dan Warren, 1984). 2.4
Pengelolaan Lanskap Pengelolaan Lanskap adalah kegiatan untuk menjaga lanskap agar tetap
nyaman, menarik, baik dalam maupun luar guna meningkatkan suatu fungsi dan estetika dari suatu lanskap. Fungsi dari pengelolaan lanskap adalah sebagai keberlanjutan dari kegiatan perencanaan dan desain. Kegiatan pengelolaan dimulai dari pengembangan strategi pengelolaan yang berkelanjutan dari desain sampai pemeliharaan dalam upaya untuk membangun lanskap yang berfungsi lebih efisien dan meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan (Forman dan Godron, 1986). Pengelolaan lanskap alami meliputi lanskap hutan, lanskap pertanian, serta lanskap yang ada di sekitar bangunan yang menggunakan beberapa prinsip-prinsip ekologi. Pengelolaan keseluruhan lanskap dimulai dari survey unsur-unsur lanskap yang ada didalamnya, hal-hal yang mempengaruhi lanskap tersebut, serta perubahan lanskap dari waktu ke waktu. Wilayah di dunia termasuk bentang alamnya, tundra, gurun, padang rumput, hutan hujan tropis, sebagian besar telah dipergunakan untuk areal pertanian, hutan produksi, dan tempat tinggal. Penggunaannya juga tidak berjalan mulus ada masalah-masalah khususnya dalam pengelolaan, namun bukan pada daerah yang telah dipergunakan saja, daerah belum dipergunakan juga mempunyai masalah dengan kriteria permasalahan berbeda (Forman dan Godron, 1986). Pengelolaan yang obyektif, mempertahankan atau mengembalikan kondisi alami, mempertimbangkan psikologis manusia dalam mempengaruhi melalui seluruh elemen lanskap. Perlindungan dalam pengelolaan ini berkaitan dengan tingkat sensitivitas manusia terhadap elemen lanskap seperti area rekreasi alam.
9
Daerah tersebut memberikan tempat terisolasi bagi tanaman langka atau hewan yang memang membutuhkan area yang masih alami tanpa gangguan dari manusia sekalipun, karena kegiatan manusia di area tersebut tidak sesuai dengan kondisi alam disana (Forman dan Godron, 1986). Pengelolaan lanskap yang berkelanjutan merupakan pengelolaan yang mencakup dalam hal pemeliharaan dan perbaikan integritas lanskap yang telah ada, yang didasarkan pada prinsip-prinsip tindakan positif yang mencerminkan suatu kesadaran akan hal kebutuhan dalam meningkatkan kualitas hidup dan lingkungan. Tujuan dari pengelolaan tersebut yakni mempertahankan lanskap yang telah ada, melindungi sumber daya alam, pengembangan lanskap yang berkelanjutan, efisiensi dalam penggunaan lanskap, serta mengurangi dampak negatif penurunan kualitas lingkungan (Benson dan Roe, 2000). 2.5
Evaluasi Keberlanjutan suatu taman ditentukan oleh perangkat pengelolaan taman
yang baik. Salah satu perangkat pengelolaan tersebut ialah evaluasi. Evaluasi ini didukung dengan adanya monitoring saat pelaksanaan. Monitoring merupakan bagian utuh dari rangkaian proses internal yang dilakukan rutin dalam pengumpulan informasi, pencatatan, dan pelaporan terhadap kondisi taman yang ada (Arifin et al., 2008). Sedangkan evaluasi adalah suatu proses menaksir kinerja dan keluaran yang dihasilkan oleh suatu program atau kegiatan pengelolaan taman. Evaluasi ini menguji kesesuaian kondisi taman dengan rencana/rancangan taman dan kualitas standar, memberi masukan dan memperbaiki permasalahan yang ada dan membantu pengelolaan untuk perencanaan mendatang. Mekanisme monitoring dan evaluasi dilengkapi dengan standar prosedural, indikator, dan kriteria standar (Arifin et al., 2008).
10
III
METODOLOGI
3.1 Lokasi dan Waktu Magang Magang ini dilakukan di kawasan permukiman Sentul City yang terletak pada Kecamatan Citeureup dan Kecamatan Kedung Halang meliputi, Desa Babakan Madang, Sumurbatu, Bojongkoneng, Cijayanti, Cipambuan, Citaringgul, Cadasngampar, dan Kadumangu (Gambar 2).
No Scale Area Magang
Sumber : Masterplan Sentul City 2008
No Scale
Gambar 2. Peta Area Magang Sentul City: Masterplan Sentul City (Atas) dan Lokasi magang di kawasan permukiman Sentul City (Bawah)
11
Sebelah utara kawasan ini berbatasan dengan Desa Cipambuan dan Desa Kadumangu, sebelah barat berbatasan dengan Desa Cijayanti, Desa Cikeas, dan Desa Cadasngampar. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Hambalang dan Desa Karang Tengah, dan sebelah selatan berbatasan dengan Desa Ngarak. Kawasan Sentul sendiri dilintasi oleh dua sungai, yaitu Sungai Cikeas dan Sungai Citeureup. Waktu pelaksanaan magang adalah dalam kurun waktu 3 bulan, dari bulan Februari 2012 hingga Mei 2012. 3.2
Metode Magang Metode yang dilakukan dalam magang ini adalah partisipasi aktif di lapang
dengan
mengikuti
berbagai
kegiatan
pemeliharaan
lanskap.
Kegiatan
pemeliharaan tersebut sebagai berikut. a. berperan aktif dan mengamati dalam pelaksanaan pemeliharaan lanskap di setiap cluster yang menyangkut koordinasi tenaga kerja, waktu, peralatan, dan bahan. b. wawancara dengan berbagai pihak yang terlibat dalam kegiatan pemeliharaan lanskap. Data yang diperoleh dari wawancara tersebut mencakup data tentang kondisi umum di lapang, sistem pembagian kerja, teknik pemeliharaan, bahan, dan alat yang digunakan, jadwal pemeliharaan, serta anggaran biaya. c. mempelajari permasalahan yang ada pada kasus lanskap khususnya dalam kegiatan pengelolaan lanskap pemukiman. d. melakukan pengamatan aspek ekologis, sosial, dan pengelolaan serta mengevaluasi pelaksanaan pemeliharaan lanskap pemukiman tersebut. e. menganalisis permasalahan yang berkaitan dengan kegiatan perngelolaan untuk memperoleh solusi. 3.3
Tahapan Magang Pelaksanaan magang terdiri dari beberapa tahapan proses magang, yaitu
dimulai dengan mengumpulkan berbagai data yang dibutuhkan. Pada tahapan ini dilakukan persiapan berupa persiapan data dasar (kondisi umum lokasi magang)
12
dan data penunjang (peta cluster yang akan diamati) untuk membantu ketika proses magang dilakukan, terutama saat turun lapang. Setelah itu dilanjutkan dengan pengambilan data, data yang dikumpulkan meliputi data aspek ekologis, aspek sosial, dan aspek pengelolaan. Cara pengumpulan data meliputi observasi lapang, wawancara dengan penghuni maupun pengelola tapak, serta studi pustaka. Khusus untuk metode penggunaan kuisioner sebelumnya dilakukan perhitungan terlebih dahulu untuk jumlah sample yang akan digunakan (Lampiran 1). Ukuran sample yang akan diwawancarai sebanyak 30 responden dan diterapkan dengan cara purposive. Data yang telah dikumpulkan kemudian diolah, pengolahan tersebut dimaksudkan untuk mengevaluasi aspek-aspek yang dibutuhkan disesuaikan dengan tujuan magang. Hasil dari ketiga evaluasi tersebut menjadi salah satu pertimbangan dalam penentuan potensi dan kendala yang ada di dalam pengelolaan lanskap kawasan permukiman tersebut. Evaluasi beberapa aspek dan analisis yang digunakan ialah sebagai berikut. 1.
Evaluasi aspek ekologis
Evaluasi dilakukan dengan menganalisis kondisi fisik dan biofisik pada kawasan permukiman meliputi topografi, tanah, iklim, hidrologi, vegetasi, satwa, dan sirkulasi (Tabel 1). Evaluasi ini menjadi tolak ukur dalam melihat kesesuaian bentuk dan ukuran cluster yang ada dengan keadaan kondisi lingkungan sekitar. Tabel 1. Indikator Evaluasi Aspek Ekologis No 1 2 3 4 5 6 7
Aspek Topografi Tanah Iklim Vegetasi Satwa Hidrologi Sirkulasi
Indikator Perlakuan cut and fill Jenis tanah dan status kesuburan tanah Pengaruh pada pertumbuhan tanaman dan kenyamanan kawasan Keberadaan vegetasi lokal Keberadaan habitat satwa Keberadaan sumber daya air Kemudahan akses
Pengukuran tingkat kenyamanan diperoleh dengan rumus: THI = 0,8T + (RH x T)/ 500 THI T
= Temperature Humidity Index = Suhu rata-rata
500 = Nilai konstanta RH = Kelembaban rata-rata
13
Keterangan: 21≤THI≤28
= nyaman
THI < 21 atau THI > 28
= tidak nyaman
Hasil dari pengukuran THI tersebut menunjukkan tingkat kenyamanan kawasan tersebut. 2.
Evaluasi aspek sosial Evaluasi ini dilakukan meliputi analisis kualitatif mengenai keadaan
demografi kawasan dan karakter penghuni dilihat dari usia, jenis kelamin, asal daerah, dan fasilitas (Tabel 2). Melalui analisis kuantitatif pada aspek sosial akan diketahui karakteristik dan persepsi dari penghuni kawasan permukiman. Hasil evaluasi ini khususnya dapat menunjukkan proporsi tingkat penilaian penghuni terhadap pengelolaan yang telah berlangsung. Selain itu, melakukan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat sekitar wilayah Sentul City. Tabel 2. Indikator Evaluasi Aspek Sosial No
Aspek
Indikator
1
Demografi kawasan
Penyebaran penghuni
2 3
Karakteristik penghuni Persepsi terhadap pengelolaan lanskap permukiman
Status ekonomi dan status sosial Tingkat penilaian terhadap pengelolaan kebersihan, pemeliharaan lanskap, fasilitas, keamanan, dan aksesibilitas
4
Kondisi sosial masyarakat sekitar
Konflik sosial dan solusi yang telah ditempuh
3.
Evaluasi aspek pengelolaan Evaluasi
dilakukan
dengan
menganalisis
hal-hal
yang
mendukung
keberlangsungan aspek pengelolaan meliputi struktur organisasi, metode kerja yang digunakan, jumlah tenaga kerja, spesifikasi bahan dan alat yang digunakan, skedul pengelolaan, dan anggaran biaya yang dikeluarkan (Tabel 3). Analisis kuantitatif digunakan dalam aspek pengelolaan untuk memperoleh data mengenai kapasitas kerja, kebutuhan pekerja dari perhitungan HOK, dan kuisioner. Hasil evaluasi tersebut dapat menunjukkan keefektifan dan keefisienan pengelolaan yang telah berlangsung dengan membandingkannya berdasarkan standar yang ada.
14
Tabel 3. Indikator Evaluasi Aspek Pengelolaan No
4.
Aspek
Indikator
1
Struktur Organisasi
Mekanisme kerja dan koordinasi pekerjaan
2 3
Metode kerja Jumlah tenaga kerja
4
Spesifikasi alat dan bahan
Efektivitas dan efisiensi yang dihasilkan Efektivitas, kebutuhan pekerja, kapasitas kerja, dan kedisiplinan kerja Ketersediaan dan jenis alat dan bahan yang digunakan
5
Skedul pengelolaan
Kesesuaian pelaksanaan di lapang
6
Anggaran biaya
Kelancaran dan kemudahan pelaksanaan pengelolaan
Analisis SWOT Analisis SWOT ini digunakan untuk merumuskan strategi manajemen
lanskap pemukiman di Sentul City. Analisis SWOT mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi manajemen program. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunity) namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threat). Analisis SWOT menganalisis kekuatan dan kelemahan dari faktor internal dan menganalisis peluang dan ancaman dari faktor eksternal. Metode analisis yang digunakan adalah analisis data secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis SWOT secara kualitatif adalah analisis yang dilakukan terhadap faktor-faktor internal dan eksternal yang berguna untuk menjawab perumusan permasalahan mengenai hal yang menjadi kekuatan dan kelemahan yang ada dan hal yang menjadi peluang serta ancaman dari luar yang harus dihadapi. Analisis secara kuantitatif dalam SWOT adalah dengan melakukan pemberian bobot dan rating sehingga menghasilkan matriks SWOT (David, 2009). Kerangka kerja dengan menggunakan pendekatan analisis SWOT adalah sebagai berikut. a. Analisis Penilaian Faktor Internal dan Eksternal Penilaian faktor internal (IFE) digunakan untuk mengetahui sejauh mana kekuatan dan kelemahan yang dimiliki dengan cara mendaftarkan semua kekuatan dan kelemahan. Sedangkan penilaian faktor eksternal (EFE) untuk mengetahui sejauh mana ancaman dan peluang yang dimiliki dengan cara mendaftarkan ancaman dan peluang tersebut (David, 2009).
15
b. Penentuan Bobot Setiap Variabel Sebelum melakukan pembobotan faktor internal dan eksternal, terlebih dahulu ditentukan tingkat kepentingannya. Setiap faktor internal dan eksternal diberi nilai berdasarkan tingkat kepentingannya (Tabel 4 dan Tabel 5). Tabel 4. Formulir Tingkat Kepentingan Faktor Internal Simbol Faktor-Faktor Internal Kekuatan (Strength) S1 S2 S3 Sn Kelemahan (Weaknesses) W1 W2 W3 Wn Sumber: (Rosa, 2003)
1
2
3
4
1
2
3
4
Tabel 5. Formulir Tingkat Kepentingan Faktor Eksternal Simbol Faktor-Faktor Internal Peluang (Opportunities) S1 S2 S3 Sn Ancaman (Threats) W1 W2 W3 Wn Sumber: (Rosa, 2003)
Penentuan bobot dilakukan dengan cara mengajukan identifikasi faktor strategi internal dan eksternal kepada pihak pengelola (Lampiran 2). Metode tersebut digunakan untuk memberikan penilaian terhadap bobot setiap faktor penentu internal dan eksternal (Tabel 6). Pemberian bobot menggunakan teknik delphi untuk mendapatkan penilaian para responden mengenai faktor-faktor strategis internal maupun eksternal
16
perusahaan. Penentuan bobot setiap variabel menggunakan skala 1, 2, 3, dan 4. Pemberian Alternatif pemberian bobot terhadap faktor-faktor strategis internal dan eksternal yang tersedia ini adalah : 1 : tidak penting 2 : kurang penting 3 : penting 4: sangat penting Tabel 6. Pembobotan Faktor Internal Simbol
Tingkat Kepentingan
Faktor 1
2
3
4
Jumlah Responden
RataRata
Bobot
Jumlah Responden
RataRata
Bobot
Kekuatan (Strength) S1 S2 S3 Sn Kelemahan (Weaknesses) W1 W2 W3 Wn Total
Sumber: (Rosa, 2003) Tabel 7. Pembobotan Faktor Eksternal Simbol
Tingkat Kepentingan
Faktor 1
Peluang (Opportunities) O1 O2 O3 On Ancaman (Threats) T1 T2 T3 Tn Total
Sumber: (Rosa, 2003)
2
3
4
17
c. Penentuan Peringkat (Rating) Penentuan tiap variabel terhadap kondisi objek diukur dengan menggunakan nilai peringkat berskala 1-4 terhadap masing-masing faktor strategis (Tabel 8). Matriks Faktor-Faktor Internal (IFE) pemberian peringkat 1 menunjukkan faktor sangat lemah, peringkat 2 menunjukkan faktor lemah, peringkat 3 menunjukkan faktor kuat, dan peringkat 4 menunjukkan faktor sangat kuat. Matriks FaktorFaktor Eksternal (EFE) pemberian peringkat mengindikasikan seberapa efektif startegi pengelola dalam merespons faktor eksternal, dimana 4 = respon pengelola sangat baik, 3 = respon pengelola baik, 2 = respon pengelola cukup baik, 1 = respon pengelola kurang baik. Nilai dari pembobotan dikalikan dengan peringkat pada setiap faktor dan semua hasil kali tersebut dijumlahkan secara vertikal untuk memperoleh skor pembobotan (Tabel 9 dan Tabel 10 ). Tabel 8. Skala Penilaian Peringkat untuk Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan External Factor Evaluation (EFE) Nilai peringkat
Matriks IFE
Matriks EFE
1
Kekuatan yang sangat kecil
Kelemahan yang tidak berarti
Peluang rendah, respon kurang baik
Threats (T) Ancaman sedikit
2
Kekuatan sedang
Kelemahan yang kurang berarti
Peluang sedang, respon cukup baik
Ancaman sedang
3
Kekuatan yang besar
Kelemahan yang berarti
Peluang tinggi, respon di baik
Ancaman besar
4
Kekuatan yang sangat besar
Kelemahan yang sangat berarti
Peluang sangat tinggi, respon sangat baik
Ancaman sangat besar
Strengths (S)
Weakness (W)
Opportunities (O)
Sumber: (David, 2009) Total skor pembobotan berkisar antara 1-4 dengan rata-rata 2,5. Jika total skor pembobotan IFE dibawah 2,5 maka dapat dinyatakan bahwa kondisi internal lemah, sedangkan jika berada di atas 2,5 maka dinyatakan kondisi internal kuat. Demikian juga total pembobotan EFE, jika di bawah 2,5 menyatakan bahwa kondisi eksternal lemah dan jika diatas 2,5 menyatakan bahwa kondisi eksternal kuat (David, 2009).
18
d. Penentuan Alternatif Strategi Alat yang digunakan untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan adalah matriks SWOT (Tabel 11). Hubungan antara kekuatan dan kelemahan dengan peluang dan ancaman digambarkan dalam matriks tersebut. Matriks ini menghasilkan beberapa alternatif strategi sehingga kekuatan dan peluang dapat ditingkatkan serta kelemahan dan ancaman dapat diatasi. Tabel 9. Formulir Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) Faktor strategis internal
Bobot
Rating
Skor Bobot x Rating
Kekuatan 1 2 Kelemahan 1 2 Total
Sumber: (David, 2009) Tabel9.10. Formulir Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE) Tabel Formulir Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE) Faktor strategis internal Peluang 1 2 Ancaman 1 2 Total
Sumber: (David, 2009)
Bobot
Rating
Skor Bobot x Rating
19
Tabel 11. Matriks SWOT Eksternal Internal Strenghts
Weaknesses
Opportunities Menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengambil kesempatan yang ada Mendapatkan keuntungan dari kesempatan yang ada untuk mengatasi kelemahan-kelemahan
Threats Menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman yang dihadapi Meminimumkan kelemahan dan menghundari ancaman yang ada
Sumber: (David, 2009) e.
Pembuatan Tabel Rangking Analisis Strategi Penentuan prioritas dari strategi yang dihasilkan dilakukan dengan
memperhatikan faktor-faktor yang saling terkait. Jumlah dari skor pembobotan akan menentukan rangking prioritas strategi (Tabel 12). Jumlah skor ini diperoleh dari penjumlahan semua skor di setiap faktor-faktor strategis yang terkait. Rangking akan ditentukan berdasarkan urutan jumlah skor terbesar sampai terkecil dari semua strategi yang ada. Tabel 12. Formulir Perangkingan Alternatif Strategi dari Matriks SWOT Alternatif strategi SO1 SO2 SO3 Son WO1 WO2 WO3 WOn ST1 ST2 ST3 STn WT1 WT2 WT3 WTn
Keterkaitan dengan unsur SWOT
Sumber: (Saraswati, 2010)
Nilai
Rangking
20
IV 4.1
HASIL
Analisis Situasional Sentul City merupakan kota mandiri yang di dalamnya terdapat kawasan
permukiman dan aspek pendukung lainnya dengan total luas wilayah mencapai 2.465 ha pada batasan kawasan seluas 3.001,4 ha (Amdal Sentul City 2009), secara geografis terletak pada 06º33’55” - 06º37’45” LS dan 106º50’20” 106º57”10” BT. Sebelah utara kawasan ini berbatasan dengan Desa Cipambuan dan Desa Kadumangu, sebelah barat berbatasan dengan Desa Cijayanti, Desa Cikeas, dan Desa Cadasngampar. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Hambalang dan Desa karang Tengah, dan sebelah selatan berbatasan dengan Desa Ngarak. Sentul City yang diapit oleh beberapa desa dan beberapa wilayah yaitu, Bogor, Jakarta, dan Jonggol ini memudahkan pencapaian ke kawasan tersebut. Akses dari kota Bogor menuju Sentul City dapat ditempuh melalui Tol Bogor Ring Road dan Tol Jagorawi yang juga menjadi akses dari Jakarta, sedangkan akses dari kota Jonggol dapat ditempuh melalui Karang Tengah. Pembangunan perumahan Sentul City berada di dalam kawasan yang mencakup 2 kecamatan dan 8 desa yaitu Kecamatan Babakan Madang, Kecamatan Sukaraja terdiri dari Desa Cipambuan, Desa Babakan Madang, Desa Citaringgul, Desa Bojong Koneng, Desa Sumur Batu, Desa Cijayanti, Desa Kadumanggu dan Desa Cadas Ngampar (Tabel 13). Kawasan ini dikelilingi oleh beberapa gunung, yaitu Gunung Pancar, Gunung Paniisan, dan Gunung Salak. Rencana pengembangan kawasan permukiman Sentul City telah sesuai dengan Rencana Tata Ruang Kabupaten Bogor tahun 1997. Kawasan tersebut yang mulanya berfungsi sebagai lahan budidaya telah diusulkan dan ditetapkan menjadi kawasan permukiman. Masterplan kawasan permukiman Sentul City dapat (Gambar Lampiran 3).
21
Tabel 13. Perincian Penggunaan Lahan Masing-Masing Desa untuk Pembangunan Kawasan Sentul City No 1 2 3 4 5 6 7 1
Nama Desa/Kecamatan Kecamatan Babakan Madang Cipambuan Babakan Madang Citaringgul Bojong Koneng Sumur Batu Cijayanti Kadumanggu Kecamatan Sukaraja Cadasngampar Total
Luas (m²) 683.222 2.035.756 2.923.644 10.049.679 3655.291 3.621.643 11.424 365.871 23.346.530
Sumber: (Sentul City, 2009) Berdasarkan Rencana Induk Tata Ruang Kawasan Permukiman Sentul City, rencana peruntukkan lahan Sentul City sebagai kota mandiri yang did alamnya mencakup permukiman, pembangunannya direncanakan dengan berbagai macam sarana dan prasarana guna memenuhi kebutuhan penghuni (Tabel 14 dan Tabel 15). Semua fasilitas pada kawasan ini ada yang bersifat memberikan pelayanan pusat kawasan dan pelayanan pusat lingkungan. Pusat kawasan berada di jalan utama sedangkan pusat lingkungan tersebar pada cluster yang ada. Hal ini sesuai dengan proyek yang terbagi atas daerah pusat kawasan dan cluster. Peruntukkan lahan yang efektif yaitu seluas 2.465 ha yang dimanfaatkan untuk permukiman dan fasilitas pendukungnya. Luas lahan yang efektif berada pada kemiringan lereng lebih dari 40% dimanfaatkan untuk konservasi. Wilayah terbangun dengan proporsi terhadap luas area 2.465 ha yaitu sekitar 29,95 %. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang pada pasal 29 ayat 2 adalah proporsi ruang terbuka hijau pada wilayah kota paling sedikit 30 % dari wilayah kota, maka permukiman Sentul City sudah memenuhi persyaratan tersebut.
22
Tabel 14. Rencana Peruntukkan Lahan Efektif Areal Komersial Peruntukan
Luas (ha)
Proporsi (%)
1.091,15
44,39
189,50
7,69
195,30
7,92
Perumahan Perdagangan, Perkantoran, Industri Ringan Fasilitas khusus komersial Fasilitas khusus non komersial Sarana dan prasarana Total
1.478,95
60,00
Areal non komersial Proporsi Luas (ha) (%) 510,20 20,70 34,30
1,39
31,40 410,20 986,10
1,27 16,64 40,00
Sumber: (Sentul City, 2009) Tabel 15. Rencana Peruntukkan Lahan Terbangun Areal Komersial Peruntukan
Luas (ha)
Proporsi (%)
Areal non komersial Luas Proporsi (ha) (%)
Wilayah terbangun Luas (ha)
Proporsi (%) 21,64
Perumahan Perdagangan, Perkantoran, Industri Ringan
382,51
15,52
150,90
6,12
533,41
107,43
4,36
13,11
0,53
120,54
4,89
Fasilitas khusus komersial
24,08
0,98
24,08
0,98
Fasilitas khusus non komersial
2,35
0,10
2,35
0,10
Sarana dan prasarana
58,00
2,35
58,00
2,35
224,36
9,10
738,38
29,95
Total
514,02
20,85
Sumber: (Sentul City, 2009) Kawasan Sentul City dalam perencanaan pembangunannya memiliki konsep utama yaitu Eco City, dalam memperkuat konsep tersebut maka masingmasing aspek berbeda memiliki konsep tersendiri. Konsep dari berbagai aspek tersebut yaitu konsep tata ruang, konsep permukiman, konsep tata hijau, konsep sirkulasi, dan konsep utilitas. Kawasan permukiman Sentul City memiliki konsep tata ruang dengan proporsi hijauan lebih banyak yang dialokasikan tersebar di seluruh wilayah tersebut. Konsep tata ruang ini menunjukkan perencanaan kota mandiri yang terarah dengan segala pendukung didalamnya. Penataan ruang kawasan Sentul City dengan membagi kawasan tersebut menjadi tiga bagian utama yaitu area penerimaan, area koridor, dan area permukiman. Area penerimaan merupakan area dengan jalan utama tanpa kavling di sekitarnya dan aspek pendukung lainnya yang memberikan identitas dari kawasan tersebut.
23
Sedangkan Area koridor sebagai penghubung area penerimaan dan area permukiman dengan kondisi topografi yang relatif datar sehingga diberikan penataan lanskap yang dapat menghilangkan kesan menjenuhkan. Di dalam area ini dikembangkan menjadi area umum dengan ditunjang fasilitas-fasilitas umum, seperti sekolah, central bussiness distric, dan lain-lain. Area permukiman merupakan area dengan kondisi topografi yang beragam, sehingga dalam perencanaannya lebih menonjolkan pemandangan di sekitarnya dengan membuka daerah yang memiliki potensi alam yang baik. Antara area koridor dengan area permukiman dipisahkan oleh sebuah pintu gerbang. Konsep permukiman yang ditawarkan oleh Sentul City ialah hunian yang menyatu dengan alam. Hal ini didukung dengan lokasi dikelilingi alam yang indah sehingga konsep yang diusung semakin kuat. Selain hal tersebut, sarana dan prasarana yang aman dan nyaman menjadi aspek pendukung keberlanjutan permukiman tersebut. Sarana permukiman pada kawasan Sentul City ini dilengkapi dengan fasilitas untuk melayani penghuni maupun penduduk di sekitar kawasan. Fasilitas yang terdapat pada kawasan ini meliputi fasilitas perdagangan seperti Mall, fasilitas untuk perdagangan, perkantoran, dan industri ringan seperti Plaza Amsterdam, Plaza Niaga 1, dan Plaza Niaga 2. Pada permukiman Sentul City ini juga terdapat dua fasilitas khusus yaitu fasilitas khusus “Salable” dan fasilitas khusus “Non-Salable”. Fasilitas khusus “Salable” adalah fasilitas khusus dengan tujuan komersial seperti sekolah Pelita Harapan, fasilitas rekreasi, Maintenance, Golf Maintenance Building, kantor pengelola, lapangan golf, Golf Club House, fasilitas base ball, pelatihan bola voli, hotel, ecoart park, taman budaya, helypad, reservoir, WTP, dan Citeureup Water Pump Station. Sedangkan fasilitas khusus “Non- Salable” adalah fasilitas khusus dengan tujuan nonkomersial seperti terminal bus internal, Telkom, pospol, fasilitas pemerintahan, danau buatan, pengolahan sampah hijau, dan fasilitas ibadah. Namun ada yang dirasakan kurang oleh penghuni untuk fasilitas yang disediakan oleh pihak Sentul City yaitu tempat pemakaman bagi penghuni dan warga sekitar. Konsep tata hijau di kawasan Sentul City yaitu menata kawasan tersebut agar menyatu dengan karakter alam di sekitarnya. Kawasan Sentul City ini berada
24
di daerah perbukitan yang dikelilingi lereng-lereng gunung yang hijau baik binaan maupun alami. Penyesuaian tanaman pendukung dengan karakter pengunungan banyak diimplementasikan sehingga menguatkan konsep yang ingin ditonjolkan oleh
Sentul
City.
Kawasan
permukiman
Sentul
City
pada
dasarnya
mempertahankan ketinggian permukaan lahan atau karakter perbukitan yang menjadi potensi alam kawasan tersebut. Pembentukan tanah (cut and fill) yang dapat mengubah karakter bentang alam seminimalisir mungkin dihindari. Jalan dan rumah dibangun mengikuti kontur sehingga menghasilkan jalan lingkungan yang berbelok-belok dan rumah di atas jalan (up slope) dan di bawah jalan (down slope). Permukiman Sentul City berada di daerah perbukitan sehingga view ke arah Gunung Pancar tidak terhalang oleh penutupan bangunan maupun vegetasi. Jenis tanah di wilayah Sentul City didominasi oleh tanah cadas yang sulit ditanami karena kondisi tanah yang miskin hara. Usaha yang dilakukan untuk memperbaiki kesuburan tanah biasanya dengan pelapisan jenis tanah lokasi lain yang lebih subur. Vegetasi penyusun tata hijau di wilayah Sentul City memiliki beberapa fungsi antara lain sebagai pembentuk ruang, pengontrol kebisingan, pengontrol visual, pengarah, estetika, habitat satwa, serta fungsi pendukung lainnya. Berdasarkan fungsi tersebut maka peletakkannya disesuaikan dengan kebutuhan pada tiap lokasi. Perencanaan tata hijau di kawasan Sentul City ini diatur dengan proporsi 60% dari total wilayah keseluruhan. Proporsi tata hijau yang cukup besar merupakan refleksi konsep awal dari Sentul City, tata hijau tersebut diimplementasikan menyebar di seluruh kawasan. Pada saat ini kondisi hijauan yang berada di kawasan ini sudah mencapai kurang lebih sekitar 40%. Tata hijau pada lanskap jalan mempunyai bentuk-bentuk tanaman vertikal, menjuntai, bulat, dan jenis-jenis palem dipadukan dengan pola penanaman berkelompok. Tanaman sebagai pengontrol kebisingan di tempatkan pada lokasi dekat perkantoran, permukiman, dan bangunan lainnya. Tanaman pengontrol kebisingan diantaranya tanjung (Mimusops elengi), kerai payung (Fellicium decipiens), kembang sepatu (Hibiscus rosasinensis), bugenvil (Bougenvillea spectabilis), dan oleander (Nerium oleander).
25
Pada jalan lokal 2 dan lokal 3, tanaman lebih banyak difungsikan sebagai pengontrol visual, karena kendaraan cenderung berjalan dengan kecepatan rendah dan intensitas relatif sedikit. Tanaman yang ditampilkan lebih bersifat artistik, misalnya kembang sepatu (Hibiscus rosasinensis), palem merah (Cyrtostachys lakka), palem sadeng (Livistonia rotundifolia), pohon kamboja (Plumeria acuminate), palem raja (Roystonia regia), palem putri (Veitchia meriilii), dan sebagainya. Pada taman gerbang, taman intersection, dan taman lingkungan digunakan tanaman berdaun cerah baik ditanam secara individual maupun berkelompok untuk menambah nilai estetika Jenis tanaman yang ada di jalan utama memiliki beberapa fungsi dasar selain memberikan nilai estetika yaitu meredam suara, menahan angin, dan menyerap polutan, serta tanaman yang tidak membutuhan pemeliharaan intensif. Penataan tanaman menggunakan prinsip-prinsip perancangan yang dapat menghilangkan kesan menjenuhkan. Sedangkan jenis tanaman yang berada di cluster disesuaikan dengan tema cluster tersebut. Pada cluster bertema Bali seperti Taman Legian, Taman Udayana, Taman Besakih, Tampak Siring terdapat pohon kamboja dan jenis-jenis pandan yang mencirikan karakter taman Bali. Selain tema, jenis tanah juga mempengaruhi pemilihan tanaman. Karena jenis tanah di Sentul City terkadang sulit ditanami oleh tanaman tertentu, selain itu biaya penggalian tanahnya lebih besar dari biaya tanamannya, sehingga penyesuaian tanaman dengan tanah menjadi hal utama. Konsep sirkulasi pada kawasan Sentul City secara umum memiliki tiga jenis jalan sebagai berikut: 1.
jalan lokal 1 adalah sepanjang jalan utama. Terdiri dari dua tipe sebagai berikut. a. Jalan lokal dua jalur, masing-masing memiliki lebar 9 m dengan median jalur hijau 12 m dan bahu jalan masing-masing 4 m. b. Jalan lokal satu jalur dengan dua arah yang berlawan selebar 6 m dengan bahu jalan 4 m.
2.
jalan lokal 2 adalah jalan yang menghubungkan antara jalan utama dengan jalan masuk ke lingkungan permukiman. Lebar badan jalan 10 m dengan dua
26
arah yang berlawanan tanpa median dan bahu jalan 1,5 m. Namun ada beberapa cluster besar yang memiliki median jalan pada tipe jalan ini. Batas jalan antara kolektor dan jalan utama ditandai dengan taman gerbang dan taman intersection; 3.
jalan lokal 3 adalah jalan yang melintasi setiap cluster di lingkungan permukiman. Lebar jalan 10 m dengan dua arah berlawanan tanpa median dan bahu jalan 1,5 m. Jalan Lokal 1 (jalan utama) dan Jalan Lokal 2 dihubungkan dengan daerah
persimpangan (intersectional) berupa pertigaan jalan, perempatan jalan, bundaran jalan, dan pulau lalu lintas. Adanya persimpangan di setiap pertemuan kedua jalan ini memberikan orientasi kepada pengguna jalan. Persimpangan ditata sesuai aspek fungsional maupun estetika sehingga memberikan rasa aman, menunjukkan identitas, dan menarik perhatian pengguna jalan. Jalan lokal 2 menghubungkan fasilitas penunjang jalan utama di dalam cluster dan areal komersial, termasuk jalan akses ke cluster. Jalan lokal 2 ini dilengkapi dengan sistem utilitas misalnya jaringan air bersih, air limbah, aliran air hujan, sistem penerangan jalan, dan telekomunikasi. Jalan lokal 3 menghubungkan blok antara rumah di dalam satu cluster. Jalan utama merupakan jalan yang menghubungkan seluruh wilayah permukiman (cluster, areal komersial, fasilitas umum) dan jalan lingkungan yang terdapat dalam cluster atau areal komersial. Jalan yang berada di kawasan Sentul City mengikuti kontur sehingga menghasilkan jalan yang berkelok-kelok. Jalan utama di Sentul City relatif panjang sekitar 6,5 km terbagi menjadi tiga yaitu Jalan M.H. Thamrin, Jalan Siliwangi, dan Jalan Bali Raya. Sirkulasi jalan utama dibagi dua jalur untuk menjamin keamanan pengguna jalan, mengingat kecepatan ratarata kendaraan yang melintas relatif tinggi sekitar 70 km/jam. Sistem utilitas pada wilayah Sentul City meliputi jaringan telekomunikasi, jaringan listrik, dan jaringan drainase. Jaringan listrik menggunakan sistem jaringan bawah tanah dengan tujuan membebaskan pandangan dari kabel-kabel yang terkesan tidak rapi, namun sistem jaringan listrik bawah tanah ini tidak diterapkan di seluruh wilayah dikarenakan biaya yang cukup tinggi. Sedangkan
27
jaringan telekomunikasi ditunjang dengan dibangunnya STO Telkom. Jaringan listrik dan telekomunikasi di wilayah ini khusus dikelola oleh Unit Pemeliharaan Infrastruktur
dibawah
naungan
Departemen
Pemeliharaan
Kota
(Town
Maintenance Departement). Jaringan drainase pada kawasan Sentul City menggunakan sistem jaringan tertutup dan terbuka. Diameter gorong-gorong yang digunakan pada jaringan tertutup adalah 2 m dengan tempat pertemuan saluran gabungan (perpotongan antar saluran) berukuran 2,5m x 2,5 m dan kedalaman sekitar 3 m sesuai topografi lahan. Sistem saluran drainase yang digunakan pada jalan utama yaitu sistem drainase terbuka berupa saluran air di bagian tepi jalan dan bagian tengah median jalan. Jarak antara saluran air di bagian tepi dengan badan jalan ± 1,25 m. Untuk air kotor limbah rumah tangga akan dialirkan oleh jaringan pipa ke suatu bak penampungan (STP) kemudian diolah, disaring, dan diendapkan bakteri guna mematikan bakteri pengganggu dan selanjutnya dialirkan ke sungai. Sebelum masuk ke badan air penerima, air diolah terlebih dahulu di instalasi pengolahan air limbah. Hal ini dilakukan pada sistem drainase yang lengkap. 4.2
Aspek Ekologis Sentul City merupakan kawasan yang dikelilingi oleh pegunungan dan bukit
dengan kontur serta kemiringan lahan telah diberi perlakukan cut and fill. Hal ini dilakukan untuk menyesuaikan kebutuhan perumahan dan fasilitas komersial lainnya, namun banyak juga yang kondisi kontur dan kemiringan lahannya dipertahankan. Kondisi ini menjadi potensi untuk menonjolkan kawasan Sentul City yang mengusung konsep Eco City. Sentul City memiliki kondisi iklim tropis yang menunjang perkembangan berbagai macam vegetasi. Dengan adanya keragaman vegetasi ini dapat menjadi habitat yang baik bagi satwa yang ada di sekitar lingkungan Sentul City. Namun, perkembangan vegetasi tidak hanya difaktori oleh iklim tetapi ditunjang juga dengan kondisi tanah yang baik. Berdasarkan pengamatan dan wawancara dengan pihak Sentul City, kondisi tanah di kawasan ini kurang baik karena berbatu hal ini menyulitkan saat penanaman.
28
Sehingga untuk jenis tanaman tertentu tidak bisa berkembang dengan baik di kawasan ini. Kawasan Sentul City dilalui oleh oleh aliran sungai Citeureup dan Cikeas. Sungai ini dimanfaatkan oleh pihak pengelola untuk diolah menjadi air bersih yang disalurkan ke penghuni kawasan tersebut. 4.2.1 Topografi Sentul City merupakan kawasan dengan kondisi topografi datar hingga bergunung-gunung dan berada pada ketinggian 200 m - 750 m di atas permukaan air laut. Kawasan ini memiliki kemiringan lereng 0% - ≥ 25%, maka pada saat proses pematangan lahan dilakukan grading 30% (17º) guna menjaga stabilitas lereng untuk menghindari longsoran dan beban erosi. 4.2.2 Tanah Berdasarkan penilaian studi AMDAL yang telah dilakukan oleh pihak Sentul City menunjukkan bahwa kawasan Sentul City tergolong kedalam lima klasifikasi tanah, yaitu Typic Hapludult, Typic Dystropept, Typic Hemipropept, Oxic Dystropept, dan Aquic Dystropept (Bukit Sentul, 2000). Berikut ini merupakan penilaian status kesuburan tanah yang berada di permukiman Sentul City (Tabel 16). Tabel 16. Status Kesuburan Tanah di Permukiman Sentul City No
Klasifikasi
KTK
KB
P₂O₅
Kandungan Organik
Status Kesuburan
1
Typic Hapludult
S
R
SR-R
S
R
2
Typic Dystropept
S
SR-R
SR-R
S
R
3
Oxic Dystropept
R-S
SR-R
SR-R
R-S
R
4
Typic Humitropept
R
SR-R
SR-R
S-T
R
5
Aquic Dystropept
S
SR-R
S
S
S
Sumber: (Bukit Sentul, 2000) KTK = Kapasitas Tukar Kation SR = Sangat Rendah S = Sedang
KB = Kejenuhan Basa R = Rendah T = Tinggi
Kesuburan tanah dipengaruhi oleh beberapa hal yakni kandungan unsur hara, tindakan pengolahan yang tepat, dan pengembalian bahan organik.
29
Kandungan unsur hara ini yang terkait dengan tingkat KTK, KB, dan P₂O₅ yang ada di dalam tanah. Jenis tanah yang berada di Sentul City rata-rata memiliki solum tanah dengan kedalaman < 90 cm, maka pada bagian lapisan atas (olah) dimanfaatkan dengan pengembangan tata hijau karena kandungan bahan organiknya lebih banyak.
4.2.3 Iklim Berdasarkan data yang diperoleh dari stasiun pengukur iklim Badan Metereologi dan Geofisika Dramaga Bogor, kelembaban rata-rata bulanan periode tahun 2002 hingga 2012 berkisar antara 76,75% - 86,25%. Kelembaban minimum terjadi pada bulan Agustus dan kelembaban maksimum terjadi pada bulan Februari (Tabel 17). Sementara itu, data temperatur menunjukkan suhu rata-rata bulanan periode tahun 2002 hingga 2012 tercatat suhu terendah 24,64 ̊C pada bulan Januari dan suhu tertinggi 26,76 ̊C pada bulan Oktober (Tabel 18). Curah hujan tahunan rata-rata kawasan Sentul City lebih dari 4000 mm. Rata-rata curah hujan bulanan berkisar antara 175,45 mm/bulan - 474,57 mm/bulan. Bulan basah tertinggi terjadi antara bulan Oktober sampai bulan Mei dengan jumlah hari hujan rata-rata sebanyak 13 hari/bulan. Tabel 17 . Kelembaban Udara Kawasan Sentul City Tahun
Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
2002
2003
2004
2005
74,4 86,9 83,9 83,6 80,5 79,9 82,4 76,1 75,1 72,0 83,3 84,7
79,4 80,8 83,7 83,8 80,0 78,0 72,4 73,9 81,1 83,1 85,9 87,7
88,3 88,1 82,9 82,0 83,8 76,9 83,8 74,2 82,4 80,5 84,8 86,1
88,3 87,8 88,3 83,4 81,5 84,9 82,4 81,0 80,8 82,5 83,0 84,3
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
86,6 77,9 86,9 89,2 83,4 84,2 82,0 87,2 79,5 82,7 77,2 82,0 78,4 77,3 70,9 76,3 64,5 76,3 71,8 81,2 81,7 85,6 87,3 89,6 Rata-Rata
81,9 90,1 83,8 83,3 79,7 79,1 73,6 81,1 78,6 80,1 85,5 86,5
88,0 88,0 82,0 82,0 85,0 81,0 77,0 75,0 75,0 82,0 81,0 85,0
88,0 85,0 86,0 77,0 84,0 86,0 84,0 84,0 84,0 86,0 82,0 83,0
83,0 79,0 82,0 84,0 84,0 77,0 80,0 75,0 73,0 75,0 80,0 84,0
86,0 87,0 80,0 n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a
RataRata 83,80 86,25 83,65 82,83 82,07 80,20 79,13 76,75 77,08 79,42 83,28 85,40 81,65
n.a: not available Sumber: (Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika Dramaga Bogor, 2012)
30
Tabel 18. Suhu Udara Kawasan Sentul City Tahun 2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
RataRata
Januari
24,3
24,2
23,4
25,0
25,1
24,3
24,0
25,0
25,3
25,4
25,1
24,64
Februari
24,4
24,6
24,4
25,9
25,1
24,3
25,2
25,1
25,9
25,6
25,6
25,10
Maret
25,9
25,1
26,0
25,6
25,3
25,6
25,2
25,8
26,0
25,7
26,2
25,67
April
26,0
26,3
26,4
26,5
25,7
25,7
26,2
26,2
27,1
25,8
n.a
26,19
Mei
26,2
26,0
26,2
26,7
26,8
26,7
26,6
26,1
26,7
26,1
n.a
26,41
Juni
26,2
26,6
25,7
26,3
26,5
25,9
26,3
26,1
25,9
26,1
n.a
26,16
Juli
25,5
26,2
25,4
26,0
26,7
26,2
26,9
25,8
25,8
25,8
n.a
26,00
Agustus
25,8
27,1
26,3
26,0
26,6
26,7
26,6
26,3
25,8
25,7
n.a
26,29
September
26,4
26,4
26,5
26,1
27,7
26,8
27,0
26,6
25,3
25,1
n.a
26,40
Oktober
28,3
26,1
27,4
26,6
27,7
26,3
27,5
26,0
25,4
26,3
n.a
26,76
November
26,1
25,9
26,4
26,8
27,2
25,8
26,0
26,3
25,9
25,3
n.a
26,17
Desember
26,0
24,9
25,2
25,1
25,6
24,3
25,6
26,1
25,5
26,1
n.a
25,44
Bulan
Rata-Rata
25,93
n.a: not available Sumber: (Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika Dramaga Bogor, 2012) Hasil yang diperoleh dari kelembaban rata-rata dan suhu udara rata-rata menunjukkan bahwa tingkat kenyamanan dari kawasan Sentul City tergolong nyaman dengan nilai THI sebesar 24,98.
4.2.4
Hidrologi Permukiman Sentul City merupakan kawasan yang dibangun di daerah
yang ketersediaan airnya minim, baik air permukaan maupun air tanahnya. Jenis air di kawasan ini dibagi berdasarkan sumbernya yaitu air sungai, air tanah, dan mata air. Kawasan ini dilewati oleh Sungai Citeureup dan Sungai Cikeas merupakan sungai permanen yang berair sepanjang tahun dan anak-anak sungainya yang berair hanya pada saat musim penghujan. Air tanah yang berada di kawasan ini hanya dalam bentuk air tanah dangkal dengan kedalaman muka air tanah berkisar antara 4 m - 12 m. Potensi air tanah bebas di kawasan ini kecil dan dipengaruhi oleh musim. Mata air merupakan sumber air yang mengalir langsung menjadi aliran permukaan pada sungai-sungai yang ada di kawasan tersebut dengan debit air yang umumnya kecil yaitu kurang lebih sebesar 0,5 liter/detik.
31
Kebutuhan air bersih untuk operasional permukiman Sentul City dan sarana penunjangnya bersumber dari layanan PDAM Kabupaten Bogor yang didistribusikan melalui reservoir yang berada di Cipambuan, kemudian didistribusikan ke daerah pelayanan kawasan Sentul City. Selain itu, bersumber dari Sungai Citeureup dan Sungai Cikeas yang berfungsi sebagai cadangan (make up water), pemasok kebutuhan air di kawasan Sentul City terutama ketika musim kemarau, dan mengairi danau buatan yang berada di dalam kawasan. Pemanfaatan kedua sungai tersebut oleh pihak Sentul City telah disetujui oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat untuk memanfaatkan air dari sungai-sungai tersebut, dengan dikeluarkannya SIPA (Surat Izin Pengambilan Air). Air yang diperoleh dari kedua sungai tersebut diolah terlebih dahulu pada Instalasi Pengolahan Air Minum di dalam kawasan yakni Water Treatment Plant (WTP) (Gambar 3). Selain dari PDAM dan kedua sungai tersebut, sumber air berasal juga dari tampungan air hujan. Air yang berasal dari ketiga sumber ini ditampung pada waduk (reservoir) dan kolam untuk memenuhi kebutuhan air minum, penyiraman tanaman dan pembersihan jalan, dan dijadikan sebagai sumber air baku (Sentul City, 2009).
Gambar 3. Pengolahan Air Bersih (WTP) 4.2.5 Vegetasi dan Satwa Vegetasi yang berada di kawasan Sentul City memiliki tipe yang digolongkan menjadi vegetasi binaan dan vegetasi liar. Vegetasi yang berada di kawasan Sentul City memiliki jumlah 32.876 pohon namun yang teridentifikasi hanya 68 spesies. Spesies yang lebih mendominasi yaitu spesies tanaman introduksi dan hanya 27 spesies tanaman asli (Arifin dan Nakagoshi 2011). Tipe vegetasi binaan meliputi vegetasi hutan, vegetasi kebun campuran, vegetasi
32
tegalan, dan vegetasi sawah, sedangkan vegetasi liar yaitu vegetasi semak belukar. Tiga vegetasi pertama merupakan bentuk vegetasi yang mendominasi pada musim penghujan, vegetasi sawah mendominasi daerah pinggiran sungai, dan vegetasi semak belukar mendominasi saat musim kemarau (Bukit Sentul, 2000). Vegetasi hutan berada di topografi yang berbukit terjal, spesifiknya di bagian puncak bukit, umumnya berupa hutan alami dan hutan binaan. Hutan alami di Sentul City didominasi oleh pohon Karet (Hevea brasillensis Willd.Ex. Juss M.A) yang merupakan jenis tanaman asli kawasan tersebut. Sedangkan hutan binaan didominasi oleh pohon Pinus (Pinus merkusii Jungh) yang mencirikan suasana pegunungan sesuai dengan konsep Sentul City yang ingin menyatu dengan Gunung Pancar. Vegetasi kebun campuran merupakan bentuk vegetasi yang memberikan karakteristik pada daerah yang dekat dengan permukiman, menyebar di daerah dengan topografi bergelombang sampai berbukit. Vegetasi ini terdiri dari tanaman produksi dan tanaman penghasil bunga. Jenis tanaman produksi diantaranya cengkih (Eugenia aromaticum), bambu (Bambusa sp.), kopi (Coffea Arabica), rambutan (Nephellium lappaceum), dan jahe (Zingiber officinale). Tanaman penghasil buah adalah pohon durian (Durio zibethinus), mangga (Mangivera indica), kelapa (Coccos nucifera), dan manggis (Garsinia mangostana). Vegetasi tegalan di kawasan ini diantaranya tanaman budidaya yaitu ketela/singkong (Manihot utilisma) dan pisang (Musa paradisiaca). Sedangkan vegetasi sawah yang terdapat selain padi (Oryza sativa L.) yaitu talas (Colocasia esculenta), kacang tanah (Arachis hypogeal), dan tanaman budidaya lainnya. Vegetasi semak belukar yang ada di kawasan ini, yaitu tanaman sulanjana (Hierochloa horsfieldii). Jenis-jenis lainnya terdiri dari harendong bulu (Melastorna
malabthricum),
seuseurehan
(Smilax
macrantha),
jarong
(Stacytarpheta jamaicensis), sikejut (Mimosa pudica), dan jenis-jenis rumputrumputan. Secara umum jenis satwa di kawasan ini cukup beragam mulai dari jenis satwa terrestrial yaitu reptil, amphibi, burung dan mamalia, serta biota akuatik. Satwa yang sering ditemui diantaranya kupu-kupu dan lebah yang ada pada
33
tanaman berbunga. Spesies burung yang terdapat pada kawasan ini terdiri dari burung gereja hingga burung madu yang habitatnya di semak belukar. Satwa burung banyak dijumpai di areal penghijauan karena pada area ini terdapat pohon trembesi (Samanea saman) yang sering dijadikan sarangnya. Sedangkan satwa amphibi banyak dijumpai di pinggir sungai, kolam, dan danau. Biota akuatik pada kawasan ini meliputi ikan, plankton (Zooplankton, Phytoplankton) dan makrozoobentos, serta hewan permukaan air lainnya seperti berudu (Bukit Sentul, 2000).
4.2.6 Sirkulasi Kawasan Sentul City memiliki jalur sirkulasi yang baik sehingga memudahkan aksesibilitas di dalam maupun dari luar kawasan. Akses dari luar kawasan menuju Sentul City dapat ditempuh melalui jalan Tol Jagorawi lalu keluar di Pintu Tol Sentul Selatan. Akses dari kota Bogor menuju Sentul City dapat melalui Tol Bogor Ring Road, sedangkan akses dari kota Jonggol melalui Karang Tengah. Secara umum Sentul City memiliki 3 jenis jalan, yaitu jalan arteri dua jalur, jalan kolektor dan sub kolektor. Jalan utama Sentul City memiliki panjang 6,2 Km dengan badan jalan antara 6-10 m dilapisi hotmix. Jalan arteri Sentul City dibagi menjadi dua, yaitu jalan Thamrin dan Jalan Siliwangi. Sepanjang jalan arteri terdapat komplek-komplek pemukiman yang biasa disebut dengan Cluster. Jalan arteri dan tiap Cluster dihubungkan dengan jalan kolektor. Jalan sub kolektor adalah jalan yang terdapat di lingkungan Cluster yang menghubungkan antar rumah ke rumah. 4.3
Aspek Sosial Kawasan Sentul City memiliki keunggulan dengan kondisi alam baik di
dalam dan di luar lingkungan Sentul City. Hal ini menjadi daya tarik bagi penghuni dalam memilih lokasi tempat tinggal. Penghuni yang tinggal di kawasan permukiman ini didominasi dari luar wilayah Sentul City yang termasuk dalam area Jabodetabek. Mereka memilih permukiman Sentul City untuk ditempati setiap hari atau hanya saat weekend saja. Penghuni membutuhkan permukiman
34
yang tidak terlalu jauh dari perkotaan, namun dapat memberikan kenyaman untuk bertempat tinggal. Kawasan permukiman ini yang dikelilingi oleh beberapa wilayah desa terkadang menimbulkan masalah dari aspek sosial, hal ini karena adanya kesenjangan sosial. Dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut maka dilakukan analisis karakteristik penghuni untuk menunjukkan asal daerah penghuni dan latar belakang menentukan lokasi bermukim. Kemudian analisis persepsi penghuni menunjukkan penilaian terhadap pemeliharaan, fasilitas, dan aksesibilitas di permukiman Sentul City yang telah berlangsung Kawasan Sentul City mengalami perkembangan yang pesat sejak tahun 1995 dengan adanya pembangunan skala besar untuk berbagai kegiatan. Sentul City sendiri memiliki akses langsung dari jalan tol Jagorawi dan tol Bogor Ring Road sehingga suasana lingkungan industri tidak terasa. Pada kawasan ini juga dibangun sejumlah fasilitas komersial, perkantoran, olahraga dan rekreasi yang berorientasi pada kebutuhan penduduk di sebuah kota. Potensi ekonomi yang berkembang tidak hanya dirasakan di dalam kawasan saja, namun di sekitar Sentul City juga. Hal ini didasari oleh keberadaan Sentul City yang berlokasi di beberapa wilayah desa, sehingga sebagian besar tenaga kerja di Sentul City merupakan penduduk sekitar lokasi. Terserapnya tenaga kerja lokal seoptimal mungkin yang berasal dari penduduk sekitar lokasi kawasan merupakan tujuan awal dari pembangunan kawasan ini. Setidaknya lebih dari 25 % tenaga kerja di kawasan Sentul City merupakan penduduk lokal yang berada di sekitar kawasan. Rekrutmen tenaga keja tersebut disesuaikan dengan spesifikasi keahlian. Selain itu, pemberian peluang usaha sektor informal bagi warga sekitar menjadi kesempatan untuk perkembangan ekonominya. Hal ini bertujuan untuk memberikan manfaat dari keberadaan Sentul City bagi warga sekitar (Sentul City, 2011). Dalam hal ini, analisis kondisi sosial dilakukan untuk menunjukkan situasi sosial yang berlangsung dengan adanya keberadaan Sentul City. Berikut penjelasan analisis lebih terperinci. 4.3.1
Analisis Karakteristik Penghuni Karakteristik penghuni permukiman Sentul City diperoleh dari penyebaran
kuisioner secara acak. Responden yang mengisi ditetapkan sejumlah 30 orang
35
terdiri dari 10 orang perempuan dan 20 orang laki-laki. Berdasarkan tingkat pendidikan, sebanyak 70 % responden merupakan lulusan S1, kemudian disusul dengan lulusan D3 (16,70 %), lulusan S2 (10%), dan SMA (3,33%). Berdasarkan profesi, sebanyak 46,7% responden berprofesi pegawai swasta, disusul oleh wirausahawan (40%), lainnya (3,33%), dan ibu rumah tangga (3,33%). . Berdasarkan daerah asal, sebanyak 90% responden berasal dari daerah di luar Sentul yang masih termasuk ke dalam wilayah Jabodetabek, sedangkan responden yang berasal dari luar Jabodetabek terdapat 10 % (Gambar 4). Berdasarkan alasan memilih permukiman Sentul City, sebanyak 66,7% responden beralasan memilih karena kawasan ini nyaman dan aman dan disusul dengan letak yang strategis serta lainnya masing-masing sebanyak 16,7% (Gambar 5). . Dari intensitas menghuni, sebanyak 86,7% setiap hari menempati tempat tinggal di permukiman ini dan sebanyak 13,3% responden setiap weekend baru menempati rumah yang berada di Sentul City.
Gambar 4. Karakteristik Penghuni Berdasarkan Asal Daerah
Gambar 5. Karakteristik Penghuni Berdasarkan Alasan bertempat Tinggal 4.3.2 Analisis Persepsi Penghuni Analisis persepsi ini dibutuhkan untuk mengetahui pendapat penghuni tentang pengelolaan lanskap permukiman Sentul City dan pemenuhan kebutuhan penghuni. Aspek pengelolaan ini meliputi lanskap, kebersihan, fasilitas, keamanan, dan aksesibilitas. Sebanyak 53,33% responden menilai kelengkapan
36
fasilitas di permukiman Sentul City ini kurang lengkap, sebanyak 43,33% responden menilai sudah cukup lengkap, dan 3,33% menilai sudah lengkap. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kelengkapan dari segi fasilitas khususnya untuk kawasan permukiman di dalam kota baru masih kurang terutama fasilitas umum dan fasilitas sosial. Selain itu, moda transportasi umum di dalam kawasan sangat diperlukan oleh penghuni untuk memudahkan beraktivitas. Persepsi penghuni tentang pengelolaan kawasan permukiman yang mendukung rasa nyaman dalam bertempat tinggal dapat dilihat dari 4 aspek yaitu kebersihan, pemeliharaan lanskap, fasilitas, keamanan, dan aksesibilitas (Gambar 6).
Gambar 6. Persepsi penghuni tentang Kebersihan, Pemeliharaan Lanskap, Fasilitas, Keamanan, dan Aksesibilitas Gambar 6 menunjukkan bahwa dalam hal kebersihan sebanyak 70% responden menilai cukup baik, 13,33% responden menilai baik, 13,33 % responden juga menilai kurang baik, dan 3,33% responden yang menilai sangat baik. Dalam hal pemeliharaan lanskap, sebanyak 66,7% responden menilai baik, 20% responden yang menilai cukup baik, 10% responden menilai kurang baik, dan 3,33% yang menilai sangat baik. Aspek fasilitas, sebanyak 73,33% yang menilai cukup baik, 20% responden menilai kurang baik, dan 6,7% responden yang menilai baik. Dalam hal keamanan, sebesar 60% responden menilai cukup baik, 16,67% menilai baik, sebesar 13, 33% responden menilai kurang baik, dan sebesar 10% responden menilai baik. Selain itu dalam hal aksesibilitas, sebanyak
37
73,33% responden menilai cukup baik, 16,7% responden menilai kurang baik, dan 10% yang menilai baik. 4.3.3 Analisis Kondisi Sosial Pembangunan
Sentul City tentunya memberikan dampak positif maupun
negatif bagi masyarakat di luar lingkungan Sentul City. Kawasan Sentul City memiliki peluang ekonomi cukup besar yang dapat dimanfaatkan juga oleh warga sekitar. Namun, di sisi lain dengan adanya pembangunan kawasan tersebut menggeser lahan pertanian yang pada mulanya merupakan sektor mata pencaharian penduduk sekitar. Kondisi tersebut berdampak terhadap menurunnya nilai ekonomis komoditi pertanian. Mata pencaharian penduduk sekitar didominasi pada sektor pertanian namun hal tersebut mengalami penurunan, karena adanya perubahan pemanfaatan lahan pertanian menjadi kegiatan non-pertanian (terutama kegiatan properti perumahan) dan akibat menurunnya nilai ekonomis komoditi pertanian. Untuk warga yang dulunya bekerja di sektor pertanian maupun perkebunan sebagian besar direkrut menjadi pekerja di pengelola Sentul City, khususnya di bidang pemeliharaan lanskap. Menghilangnya peluang pekerjaan di sektor pertanian dapat digantikan oleh peluang kerja non-pertanian, apabila dilihat dari jenis pekerjaan penduduk banyak yang merupakan sektor informal seperti buruh serabutan, ojeg sepeda motor, dan buruh bongkar muat. Menghilangnya peluang pekerjaan di sektor pertanian
digantikan
dengan
peluang
kerja
non-pertanian.
Terkadang
ketidakmampuan untuk meraih peluang di luar pekerjaan sektor pertanian melahirkan kecenderungan premanisme (Sentul City, 2009).
4.4
Aspek Pengelolaan Sentul City merupakan sebuah kawasan kota mandiri yang pada mulanya
bernama Bukit Sentul, diprakarsai pada tahun 1993 oleh suatu perseroan bernama PT. Bukit Sentul Tbk. PT. Bukit Sentul Tbk memperoleh izin lokasi di Kabupaten Bogor pada tahun 1995 dengan No. 460.2/149/IL-PRW/KPN/1995 pada lahan seluas 2.465 ha untuk peruntukan Pembangunan Perumahan, Perhotelan, Pusat Perdagangan, Kawasan Wisata, serta Fasilitas Pendukung lainnya. PT. Bukit
38
Sentul Tbk mengalami perubahan nama menjadi PT. Sentul City Tbk sejak 19 Juli 2006, seiring perubahan nama tersebut maka pembangunan perumahan Bukit Sentul mengalami penyesuaian nama menjadi Sentul City. PT. Sentul City Tbk bergerak sebagai pengembang perkotaan, dimana kegiatannya mencakup aktivitas pembangunan infrastruktur dengan fasilitas pendukungnya, disertai dengan pengadaan Ruang Terbuka Hijau sebagai bentuk komitmen terhadap salah satu konsepnya yaitu Eco City. Pelaksanaan kegiatan pembangunan tersebut dilakukan dengan melakukan kerja sama dengan pihak luar atau kontraktor yang mempunyai kredibilitas baik. Pembangunan yang telah berlangsung di Sentul City tentunya membutuhkan pengelolaan yang baik demi keberlanjutannya. Pengelolaan tersebut dinaungi oleh suatu perseroan bernama PT. Sukaputra Graha Cemerlang (PT. SGC) dan PT. Gunung Geulis Elok Abadi, kedua perusahaan tersebut merupakan anak perusahaan dari PT. Sentul City Tbk. PT. Sukaputra Graha Cemerlang didirikan pada tanggal 19 Januari 1996, perusahaan ini bergerak dalam bidang pengelolaan kota seperti lingkungan, listrik, jalan, telekomunikasi, dan fasilitas penunjang lainnya. PT Gunung Geulis Elok Abadi didirikan pada tanggal 03 Maret 1994 dan bergerak dalam pengelolaan bangunan-bangunan komersial distrik. 4.4.1
Struktur Organisasi Perusahaan PT. Sukaputera Graha Cemerlang merupakan suatu perseroan yang
bergerak dibidang pengelolaan kota mencakup mengelola kota, mengoperasikan, dan memelihara seluruh fasilitas umum di kawasan permukiman Sentul City seperti jalur hijau, taman lingkungan, kebersihan lingkungan dan sampah, jalan, drainase, jaringan air bersih, jaringan listrik, jaringan telekomunikasi, dan fasilitas pendukung lainnya. PT. Sukaputera Graha Cemerlang terbagi menjadi beberapa departemen antara lain, Departemen Pemasaran dan Pelayanan Konsumen (Marketing and Costumer Service), Departemen Pengelolaan Air (Water Treatment Plan), Departemen Pemeliharaan Kota, Departemen Penegak Tata Tertib, dan Departemen Keamanan (Security). Departemen Pemasaran dan Pelayanan Konsumen bertugas mengurus penagihan Biaya Pengelolaan Lingkungan (BPL), melayani permintaan, dan
39
menerima complaint penghuni. Seluruh permintaan dan complaint penghuni diterima dan diinformasikan kepada departemen terkait. Complaint tidak bisa dilakukan oleh penghuni tidak tetap (sifatnya mengontrak). Departemen Pengelolaan Air bertanggung jawab dalam pengolahan dan penyuplaian kebutuhan air penghuni. Departemen Pemeliharaan Kota bertanggung jawab dalam perbaikan infrastruktur, pemeliharaan lanskap, dan kebersihan lingkungan kawasan permukiman. Departemen Penegak Tata Tertib bertanggung jawab dalam mengawasi prosedur yang berlangsung. Departemen Keamanan bertugas dalam menjaga keamanan baik fisik maupun material di lingkungan permukiman Sentul City. Pemeliharaan lanskap dalam pelaksanaannya merupakan tanggung jawab Unit Lanskap dan Kebersihan di bawah pimpinan Departemen Pemeliharaan Kota. Selain Unit Lanskap dan Kebersihan, Departemen Pemeliharaan Kota juga menaungi dua unit lainnya yaitu Unit Pemeliharaan Infrastruktur dan Unit Pergudangan dan Administrasi. Unit Pemeliharaan Infrastruktur mencakup Unit Pemeliharaan Jalan dan Drainase RTW (maintenance road and drainage RTW) dan Unit Mekanik dan Listrik (mechanical electrical) (Gambar 7). Unit pergudangan dan administrasi
ini menangani persediaan peralatan penunjang
kegiatan lapang dan mengkoordinir complaint dan request. Departemen Pemeliharaan Kota ini bertugas mengkoordinasikan pekerjaan unit-unit yang dinaunginya, menjalankan mekanisme kerja pemeliharaan, melaksanakan checklist kerja dan serah terima pekerjaan dari divisi proyek, merencanakan dan mengevaluasi program kerja bulanan pada masing-masing unit, menerima dan memeriksa laporan mingguan hasil kerja setiap unit, mengontrol pekerjaan lapang, mengecek segala fasilitas umum (mencatat segala kerusakan dan kekurangan di lapang), dan sebagainya. Bagian administrasi selain mengkoordinir complaint dan request juga bertugas mengawasi status ekspedisi dokumen departemen ini termasuk diantaranya pembuatan Surat Perintah Kerja (SPK) dan tagihan kontraktor. Bagian infastruktur memiliki tugas dalam pengawasan, penentuan anggaran, mengatur penjadwalan sampai realisasi untuk kegiatan pemeliharaan fisik dan
40
infrastruktur. Pemeliharaan fisik yang dilakukan pada fasilitas sosial dan umum seperti PJU, shelter bus, pos jaga security, lapangan basket, pemeliharaan jalan, dan perbaikan pagar pembatas. Bagian infrastruktur berkoordinasi dengan bagian pergudangan untuk pengadaan material. Bagian pergudangan ini bertanggung jawab dalam administrasi khusus pergudangan, penyimpanan barang, mengontrol persediaan barang, pemesanan barang yang telah diajukan dari masing-masing unit, dan penentuan anggaran untuk pengajuan pembelian barang. Departemen Pemeliharaan Kota Administrasi
Lanskap dan Kebersihan
Pemeliharaan Infrastruktur
Jalan dan Drainase RTW
Lanskap
Mekanik dan Listrik
Pengawas Lapang
Pergudangan
Kebersihan
Peralatan
Operator Pemeliharaan
Unit tempat magang Gambar 7. Bagan Struktur Organisasi Departemen Pemeliharaan Kota Bagian lanskap bertugas melakukan pengawasan sistem kerja dan penentuan anggaran dari kontraktor lanskap, melakukan checklist dua mingguan untuk memantau progress pekerjaan lapang yang dilakukan kontraktor, melakukan pengawasan untuk pengangkutan sampah hijau, menindaklanjuti complaint dan request terkait dengan lanskap yang kemudian dikoordinasikan dengan pihak kontraktor untuk teknik pengerjaan dan biayanya, serta melaporkan hasil temuan lapang. Sedangkan untuk bagian kebersihan lingkungan bertanggung jawab dalam pengangkutan sampah rumah tangga, sampah hijau, dan sampah puing. Kontraktor lanskap memiliki struktur organisasi yang sederhana terdiri dari satu orang direktur, satu orang wakil direktur, satu orang administrasi, satu orang
41
penjaga gudang, dan empat orang pengawas lapang serta sisanya adalah tenaga kerja harian. Pengawas tersebut dibagi setiap area yang telah ditentukan oleh masing-masing kontraktor. 4.4.2 Pengelolaan Tenaga Kerja Tenaga kerja pada pemeliharaan lanskap ini dibagi menjadi dua, yaitu tenaga kerja yang berasal dari PT. Sukaputera Graha Cemerlang (in house) dan tenaga kerja yang berasal dari pihak kontraktor lanskap. Tenaga kerja yang berasal dari PT. Sukaputera Graha Cemerlang terdiri dari bagian lanskap dan koordinator kebersihan yang bertugas mengontrol pekerjaan pemeliharaan di lapang. Bagian lanskap ini terdiri dari koordinator lanskap yang bertanggung jawab atas pekerjaan pemeliharaan lanskap yang berlangsung, pengawas lapang yang bertugas mengontrol pekerjaan di lapang dan melaporkan temuan lapang, dan operator pemeliharaan bertugas melakukan pemeliharaan lanskap berdasarkan complaint atau request (pangkas rumput), namun selain itu membantu juga kegiatan pemeliharaan lainnya yang terkadang membutuhkan tenaga kerja. PT. Sukaputera Graha Cemerlang dalam pemeliharaan lanskap memiliki mitra kerja yaitu pihak kontraktor CV. Gelar Jaya, CV. Cipta Anugrah Maulita, dan PT. Makna Prakarsa Utama. Pada mulanya pembentukan kontraktor ini sebagai sebuah lembaga berbadan hukum dibentuk secara sengaja oleh pihak Sentul City, yang sebelumnya tenaga kerja semua dikelola langsung oleh Sentul City. CV. Gelar Jaya hingga saat ini memiliki tenaga kerja sebanyak 87 orang, kontaktor CV. Cipta Anugrah Maulita sebanyak 89 orang, dan kontraktor PT. Makna Prakarsa Utama sebanyak 61 orang (Tabel 17). Tenaga kerja untuk untuk perawatan meliputi tenaga penyapuan, tenaga pangkas semak, tenaga pengendalian hama dan penyakit, tenaga penyiangan, tenaga pemupukan, tenaga pangkas pohon, dan tenaga penyetikan berm. Pembagian tenaga kerja perawatan dalam melakukan pekerjaan pemeliharaannya tidak hanya memegang satu pekerjaan. Hal ini disebabkan karena jumlah tenaga kerja yang mengalami pengurangan di tahun sebelumnya. Selain itu ada pekerjaan pemeliharaan yang bersifat insidental sehingga tenaga kerja yang menangani pemeliharan tersebut biasanya diambil dari tenaga kerja pemeliharaan rutin.
42
Misalnya, ketika ada penyemprotan hama maka sementara menggunakan tenaga kerja penyapuan atau penyiangan.
Tabel 17. Jumlah Tenaga Kerja dari Masing-Masing Kontraktor Tugas Pemeliharaan Administrasi Pengawas lapang Tenaga pangkas rumput Tenaga perawatan dan kebersihan Supir tangki dan operator Supir pick up dan operator Total
4.4.2.1
Jumlah Tenaga Kerja (orang) Kawasan 1 Kawasan 2 Kawasan 3 1 3 1 4 4 4 15 14 13 63 63 39 1 2 1 3 3 3 87 89 61
Perekrutan Tenaga Kerja Perekrutan tenaga kerja di Departemen Pemeliharaan Lingkungan
melalui proses penyeleksian yang dilakukan oleh bagian Recruitment and Development Departement (HRD) dari PT. Sukaputera Graha Cemerlang. Sedangkan tenaga kerja dari kontraktor meliputi pengawas, administrasi, pergudangan, dan tenaga kerja harian seluruhnya dominan direkrut dari masyarakat sekitar oleh pihak kontraktor. 4.4.2.2
Waktu Kerja Karyawan yang bekerja di PT. Sentul City khususnya PT. Sukaputera
Graha Cemerlang ketentuan waktu kerjanya dimulai pada pukul 08.30 wib hingga 17.30 wib. Waktu istirahat yang diberikan pada pukul 12.00 wib sampai 13.00 wib dan pengisian absen dilakukan di Plaza Niaga I (Kantor PT. SGC) dan di Posko Maung (Security) Sebanyak dua kali yaitu pada pukul 08.30 wib dan 17.30 wib. Tenaga kerja kontraktor yaitu pengawas dan tenaga harian bekerja pada hari Senin-Minggu pada pukul 08.00 wib sampai 16.00 wib dengan waktu istirahat pada pukul 12.00 sampai 13.00. Namun, untuk tenaga harian dari kontraktor CV. CAM waktu kerjanya dimulai pada pukul 07.30 wib sampai 16.00, dengan waktu istirahat pada pukul 11.30 wib sampai 13.00 wib. Pengisian absen dilakukan dua kali pada saat pukul 07.30 dan 13.00 hal ini dilakukan untuk memantau tenaga kerja yang bekerja paruh waktu. Pengontrolan absen ini menjadi
43
tanggung jawab dari pengawas lapang dari pihak kontraktor. Selain itu, pengawas dari bagian lanskap mengontrol juga tenaga harian yang masuk dan bekerja di lapang. Hal ini merupakan salah satu bentuk koordinasi dari pihak pengelola dan kontraktor terkait kedisplinan pekerja. Permasalahan yang sering ditemui di lapang mengenai waktu kerja tenaga harian yaitu ketidakdisiplinan pekerja yang tidak mematuhi prosedur jam kerja yang telah dibuat kontraktor. Banyak para pekerja yang istirahat mendahului waktu yang ditentukan dan kembali bekerja terlambat dari waktu yang sudah disepakati. 4.4.2.3
Kesejahteraan Tenaga Harian Tenaga kerja harian konraktor diberikan upah tiap dua minggu sekali
oleh pengawas sebesar Rp. 35.000/hari bagi tenaga pemeliharaan hal ini berlaku hanya pada CV. Gelar Jaya. Sedangkan untuk kontraktor CV. CAM berlaku upah Rp. 30.000/hari dengan ketentuan waktu pembayaran sama dengan kontraktor CV. Gelar Jaya. PT. MPU memberikan upah kepada tenaga hariannya sebesar Rp. 28.000/hari oleh pengawas dengan periode waktu yang sama dengan kontraktor lainnya. Seiring dengan penyesuaian UMR dan pertimbangan faktor lainnya upah tenaga kerja harian masing-masing kontraktor mengalami peningkatan menjadi Rp. 41.000/hari untuk tenaga perawatan taman kecuali pemangkasan rumput dan pohon. Pemangkasan rumput dan pohon serta pembersihan sampah tenaga kerja harian diberi upah sebesar Rp. 44.000/hari. 4.4.3
Koordinasi antara Pengelola dengan Kontraktor Kelancaran segala kegiatan ini bermula dari koordinasi dengan
komunikasi yang baik antara atasan dan bawahan ataupun sebaliknya. Dalam hal ini, koordinasi antara pengelola dengan kontraktor di Sentul City cukup efektif (Lampiran 11). Adanya instruksi yang jelas dari pengelola dan inisiatif dari pihak kontraktor membangun kerjasama yang sinergis diantara keduanya. Berdasarkan kesepakatan
bersama,
pihak
kontraktor
datang
ke
kantor
departemen
pemeliharaan setiap hari yang diwakili oleh direktur atau pengawas untuk menerima instruksi kegiatan pemeliharaan tambahan dari complaint maupun
44
request. Selain itu, membahas progress pekerjaan dan permasalahan yang dihadapi berkenaan dengan kegiatan pemeliharaan. 4.4.4 Jadwal Pemeliharaan Pelaksanaan kegiatan pemeliharaan lanskap menyesuaikan dengan jadwal pemeliharaan yang dibuat oleh pengelola dan disepakati bersama dengan pihak kontraktor. Pelaksanaan jadwal tersebut berdasarkan rencana kerja dan checklist lapangan yang mengacu pada spesifikasi pekerjaan perawatan taman dan kebersihan lingkungan Sentul City. Kegiatan pemeliharaan dilakukan setiap hari dimulai pada pukul 08.00 wib sampai 16.00 wib dengan waktu istirahat pukul 12.00 wib sampai 13.00 wib. Pada hari minggu kegiatan pemeliharaan yang berlangsung hanya penyapuan saja. Kegiatan pemeliharaan ada yang bersifat rutin, mingguan, bulanan, tahunan, dan insidental. Hal tersebut didasari oleh kebutuhan yang ada di lapang. Pemeliharaan ini meliputi, penyapuan, penyiangan gulma, penggemburan tanah, penyiraman, penyulaman, pemangkasan rumput (RTH, kavling, berm), pemangkasan semak, pemangkasan pohon, penyetikan, penyemprotan hama dan penyakit, dan pemupukan (Tabel 18). Berdasarkan pengamatan lapang kegiatan pemeliharaan terkadang tidak sesuai dengan rencana kerja dan checklist lapangan yang telah disepakati. Hal ini terlihat ketika pekerjaan sudah masuk periode B tetapi masih mengerjakan pekerjaan periode A, sehingga terjadi keterlambatan penyelesaian pekerjaan yang berdampak pada periode selanjutnya. Mengingat ketidakdisplinan yang dilakukan kontraktor tersebut, pengelola menerapkan tindakan tegas dengan pemotongan pembayaran kepada kontraktor yang tidak menyelesaikan pekerjaan tepat waktu. Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan pihak kontraktor tidak sepenuhnya mengikuti spesifikasi pekerjaan (Tabel Lampiran 9), kontraktor lebih terfokus pada standar penampilan pekerjaan perawatan dan pengaturan prestasi kerja. Kondisi ini terlihat pada pengamatan di lapang, pihak kontraktor melakukan pemangkasan rumput RTH setiap dua bulan sekali, namun pada kenyataannya rumput RTH tersebut perlu dipangkas setiap satu bulan sekali. Keadaan ini menjadi bahan evaluasi pengelola sehingga pengelola melakukan penyesuaian jadwal pemeliharaan tersebut dengan kondisi lapang.
45
Tabel 18. Kegiatan Pemeliharaan Lanskap di Sentul City No
Kegiatan Pemeliharaan
Frekuensi Pemeliharaan (Lapang) Setiap hari
Frekuensi Pemeliharaan (Spesifikasi Pekerjaan) Setiap hari
1
Penyapuan
2
Penyiraman
2 kali/hari
Setiap hari
3
Penyiangan gulma dan penyetikan
1 kali/bulan
1 kali/bulan
4
Pemangkasan rumput Rumput berm, taman gerbang, taman
1 kali/bulan
Spine Road, dan taman lingkungan
Rumput
halaman
depan,
rumput
1 kali/bulan
1 kali/15 hari (taman gerbang, taman spine road), 1 kali/20 hari (rumput berm, dan 1 kali/bulan (taman lingkungan) 1 kali/bulan
kavling, dan rumput RTH 5
Pemangkasan pohon
Insidental
6
Pemangkasan semak
1 kali/bulan
1 kali/6 bulan (pohon jalan) dan 1 kali/tahun (pohon penghijauan) -
7
Penggemburan tanah 1 kali/bulan
1 kali/bulan
Pohon jalan
1 kali/4 bulan
1 kali/4 bulan
Pohon penghijauan
1 kali/tahun
1 kali/tahun
Pohon jalan
1 kali/6 bulan
1 kali/4 bulan
Taman gerbang dan taman spine
1 kali/4 bulan
1 kali/4 bulan
Taman lingkungan
1 kali/6 bulan
1 kali/6 bulan
Pohon penghijauan
1 kali/tahun
1 kali/tahun
9
Pengendalian hama dan penyakit
Insidental
10
Pengangkutan sampah hijau
Setiap hari
11
Perawatan saluran
1 kali/bulan
1 kali/6 bulan (pohon jalan) dan 1 kali/tahun (taman gerbang, taman lingkungan, taman spine road dan pohon penghijauan) Sesuai dengan jadwal pemangkasan dan penyapuan 1 kali/3 bulan
Taman gerbang, taman lingkungan, taman spine road
8
Pemupukan
road
Sumber: Hasil Pengamatan, Wawancara, dan Data Perusahaan
46
4.4.5
Alat dan Bahan Kegiatan pemeliharaan dalam praktek di lapang membutuhkan alat dan
bahan yang memadai. Alat dan bahan untuk pemeliharaan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab pihak kontraktor. Namun, tidak hanya kontraktor pihak pengelola pun menyediakan alat dan bahan untuk pekerja pemeliharaan in house seperti mobil tangki penyiraman, mobil amrol, mesin pangkas rumput gendong, gacok, golok, sapu lidi, gunting stek, dan cangkul. Alat dan bahan yang dimiliki oleh kontraktor yaitu kendaraan pengangkut sampah, mobil tangki penyiraman, mesin potong rumput gendong, cangkul, golok, sapu, parang, arit, gunting pangkas galah, gergaji tangan, garpu, gunting stek, dan bahan bakar mesin untuk kendaraan pemeliharaan. Bahan yang menjadi tanggung jawab pihak kontraktor yaitu pupuk dan pestisida. Pihak pengelola juga menyediakan pupuk olahan dari sampah hijau yang bisa digunakan dalam kegiatan pemeliharaan. Pihak pengelola menyediakan mobil tangki yang dapat disewa oleh pihak kontraktor yang penyimpanannya menjadi tanggung jawab pihak pengelola. Pemeliharaan alat dan bahan yang dilakukan kontraktor lebih khusus kepada kendaraan operasional dengan service berkala sedangkan pemeliharaan untuk alatnya bersifat insidental ketika kerusakan terjadi baru dilakukan pergantian secepatnya. Selain itu, adapula kontraktor
yang
mempercayakan
perawatan
alat
kepada
operator
pemeliharaannya. Alat dan bahan yang menjadi inventaris kontraktor disimpan di gudang penyimpanan yang dikelola oleh satu orang pengawas. Gudang ini bertujuan untuk mempermudah dalam penyimpanan alat. Kondisi di lapang menunjukkan bahwa perawatan alat oleh operator pemeliharaan taman terkadang kurang diperhatikan. Misalnya alat tidak dibersihkan kembali, keadaan
ini dapat
menyebabkan alat menjadi mudah rusak. Hal ini mengakibatkan masa efektif peralatan menjadi berkurang, karena masa efektif peralatan bergantung pada aspek perawatan dan penyimpanan.
47
4.4.6
Keselamatan Pekerja Kegiatan pemeliharaan lanskap tidak sedikit yang membutuhkan pekerja
dengan keterampilan atau teknik khusus dalam pelaksanaanya. Dalam menunjang kelancaran kegiatan tersebut, maka pihak kontraktor dan pengelola harus memperhatikan keselamatan tenaga kerjanya dengan penyediaan alat pelindung di lapang. Hal ini guna meminimalisir adanya kejadian yang tidak diinginkan seperti kecelakaan di lapang. Alat pelindung yang disediakan oleh pihak pengelola untuk keselamatan pekerjanya antara lain sepatu boot, helm proyek, dan sarung tangan. Sedangkan yang disediakan oleh pihak kontraktor yaitu sepatu boot, helm proyek, sabuk pengaman, kacamata pelindung, dan sarung tangan. Prosedur yang diberikan untuk pekerjaan di lapang terkadang tidak dilaksanakan oleh tenaga kerja misalnya kegiatan penebangan pohon tetapi tidak menggunakan sepatu boot, helm proyek, sarung tangan disertai dengan merokok. Selain itu, untuk menjamin keselamatan pekerja di lapang tenaga kerja mendapatkan jamsostek . 4.4.7
Anggaran Biaya Biaya pemeliharaan lanskap Sentul City meliputi biaya perawatan taman
(perawatan taman, perawatan rumput, perawatan pohon, perawatan jogging track, perawatan saluran) dan kebersihan lingkungan. Biaya pemeliharaan ini dihitung berdasarkan luasan area perawatan setiap unit pemeliharaan dan setiap bulan. Area perawatan yang dimaksud misalnya perawatan taman gerbang atau perawatan rumput berm bahu jalan. Biaya pemeliharaan ini diperoleh dari kesepakatan antara pengelola dan kontraktor dengan pertimbangan kemampuan tenaga kerja, upah tenaga kerja (UMR), harga bahan dan peralatan yang digunakan, serta frekuensi pekerjaan. Persentase biaya pemeliharaan kontraktor lebih terperinci mencakup upah tenaga kerja harian tetap, upah tenaga kerja musiman, kebutuhan operasional, pembelian dan perbaikan peralatan, pupuk dan pestisida, administrasi, dan lain-lain (Tabel 19 ). Periode pekerjaan pemeliharaan di Sentul City adalah satu bulan yaitu dimulai dari tanggal 16 bulan sebelumnya sampai tanggal 16 bulan berikutnya. Pembayaran disepakati dilakukan pada tanggal 1 sesuai bobot yang dicapai
48
selama 2 minggu dengan progress 50 % dan tanggal 16 dengan progress total 100 %. Biaya yang dikeluarkan oleh pengelola untuk pembayaran kontraktor tertera pada Surat Perjanjian Pekerjaan (SPK) yaitu kawasan I sebesar Rp. 1.517.508.423,-, kawasan II sebesar Rp. 1.493.724.457,-, dan kawasan III sebesar Rp. 801.335.667,- (Lampiran 7). Biaya tersebut merupakan biaya pemeliharaan dalam kurun waktu satu tahun dan pelaksanaan pekerjaan dilakukan sesuai dalam tabel Pengaturan Frekuensi Pekerjaan yang telah disepakati . Biaya akan dihitung berdasarkan tabel kemajuan pekerjaan dengan mengacu pada luas area perawatan, rencana kerja dan checklist lapangan, dan pengaturan prestasi kerja. Namun, apabila pekerjaan tidak sesuai dengan progress yang disepakati maka akan diberi peringatan tertulis dan biaya dihitung berdasarkan progress pekerjaan yang dicapai. Tabel 19. Persentase Anggaran Biaya Pemeliharaan Kontraktor Lanskap Sentul City No
Pengeluaran
Persentase Biaya (%)
1
Upah tenaga kerja harian tetap
60
2
Upah tenaga kerja musiman
5
3
Kebutuhan operasional di lapang (bahan bakar)
15
4
Pembelian dan perbaikan peralatan
5
5
Pembelian pupuk, pestisida
5
6
Administrasi dan lain-lain
10
Total
100
Sumber: Wawancara Dana untuk pemeliharaan ini bersumber dari pembayaran Biaya Pengelolaan Lingkungan (BPL) yang dikeluarkan oleh penghuni atau pemilik kavling setiap bulan disesuaikan dengan luas hunian. BPL mencakup biaya pemeliharaan taman, penerangan jalan umum (PJU), pemeliharaan infrastruktur, saluran air dan listrik, serta keamanan.
49
4.4.8 Pemeliharaan Lanskap Pemeliharaan lanskap permukiman meliputi pemeliharaan ideal dan pemeliharaan fisik. Pemeliharaan ideal adalah pemeliharaan yang mengacu pada tujuan dan desain semula. Pemeliharaan ini berkaitan dengan mempertahankan konsep dasar Sentul City yaitu menyatu dengan karakter alam sekitar, dalam hal ini Gunung Pancar. Kawasan permukiman Sentul City terdiri dari cluster-cluster dengan tema yang berbeda. Cluster yang bernuansa Bali seperti Taman Besakih, Taman Tampak Siring, Taman Udayana, Taman Legian menonjolkan karakter lanskap Bali yang memperkuat tema tersebut. Cluster Bukit Golf Hijau ini area yang berbatasan dengan lapangan golf dan memiliki bentukan lahan yang berbukit yang mempertegas tema cluster tersebut. Cluster mountain view residence dengan bentukan lahan yang berbukit dan bernuansa pegunungan diperkuat dengan view luas ke Gunung Pancar dengan karakter tanaman jenis-jenis cemara. Penyesuaian cluster dengan tema yang diharapkan tidak sepenuhnya terwujud. Tema dalam sebuah hunian memang penting, namun hendaknya dipertimbangkan kembali untuk menyesuaikan dengan konsep dasar serta karakter alamnya, sehingga mempermudah dalam pemeliharaan Pemeliharaan fisik di Sentul City mencakup pemeliharaan soft material dan hard material. Pemeliharaan soft material terdiri dari pembersihan, pemangkasan, penyiraman, pemupukan, pendangiran, penyiangan, pengendalian hama dan penyakit, dan penyulaman. Pemeliharaan hard material terdiri dari pemeliharaan patung, pot tanaman, saluran, jogging track, dan pedestrian track. Pemeliharaan fisik ini direncanakan sesuai jadwal yang dibuat oleh pengelola dan disepakati oleh pihak kontraktor sebagai pelaksana. Pelaksanaan pemeliharaan ini diutamakan pada daerah intensif seperti jalan utama, sarana dan prasarana pendukung permukiman , dan gerbang utama tiap cluster kemudian area semi intensif pada tiap kawasan pemeliharaan. Kegiatan pemeliharaan fisik yang telah diamati di kawasan permukiman Sentul City sebagai berikut. a.
Pembersihan Kegiatan
pembersihan
ini
berkaitan
dengan
kebersihan
kawasan
permukiman Sentul City. Kegiatan ini meliputi penyapuan, pengangkutan sampah
50
hijau, pembersihan jalan, pengangkutan puing, dan pengangkutan sampah rumah tangga (Gambar 8). Kegiatan penyapuan, pengangkutan sampah hijau pemeliharaan dan penghuni, dan pembersihan jalan menjadi tanggung jawab kontraktor, sedangkan kegiatan pengangkutan sampah hijau penghuni dan puing menjadi tanggung jawab pihak pengelola. Pihak pengelola bekerja sama dengan pemerintah daerah (Pemda) untuk pengangkutan sampah rumah tangga. Pengangkutan sampah hijau penghuni, pemeliharaan, puing, dan penyapuan dilakukan setiap hari, sedangkan pengangkutan sampah rumah tangga dilakukan setiap dua hari sekali. Pembersihan jalan dilakukan pada kondisi tertentu (insidental) (Gambar 8d). Penyapuan dilakukan di seluruh kawasan permukiman Sentul City beserta sarana dan prasarananya. Penyapuan jalan ini membersihkan seluruh jenis sampah, baik rontokan daun, sampah plastik, dan sampah lainnya yang mengotori (Gambar 8a). Kegiatan ini berlangsung sesuai dengan jam kerjanya yaitu pukul 08.00 - 16.00 wib khusus kontraktor CAM pekerjaan ini dimulai pukul 07.30 08.30 wib. Berdasarkan pengamatan di lapang, masih banyak pekerja yang tidak disiplin dengan tidak mengikuti prosedur pekerjaan, seperti menggunakan rompi, menggunakan karung untuk mengumpulkan sampah, dan istirahat mendahului waktu yang telah ditentukan. Selain itu, kendala dalam kegiatan pemeliharaan ini yaitu tidak ada tenaga kerja pengganti ketika tenaga kerja harian yang biasa bekerja tidak masuk. Hal ini menyebabkan kegiatan pemeliharaan tidak terlaksana sesuai jadwal sehingga banyak sampah yang menumpuk. Pengangkutan sampah hijau yang dilakukan oleh pihak kontraktor terdiri dari sampah hijau sisa kegiatan pemeliharaan dan sampah penyapuan. Sampah penghuni dan puing diangkut oleh pihak pengelola menggunakan dua truk amrol dengan jumlah tenaga kerja 6 orang (pengemudi 2 orang dan operator pengangkut sampah 4 orang) (Gambar 8b). Sampah hijau penghuni, puing, dan sisa kegiatan pemeliharaan yang telah diangkut dikumpulkan ke suata area yang telah ditentukan sebagai tempat pembuangan sampah sementara. Hasil sampah hijau diolah menjadi pupuk kompos yang dapat digunakan untuk kegiatan pemeliharaan
51
lanskap di Sentul City, pengolahan sampah hijau ini sudah berlangsung sejak tahun 2007.
(a)
(b)
(c) (d) Gambar 8. Kegiatan Pembersihan: (a). Penyapuan Cluster;(b). Pengangkutan sampah;(c). Pembersihan saluran;(d). Pembersihan jalan b.
Pemangkasan Kegiatan pemangkasan di kawasan Sentul City meliputi pemangkasan
rumput yang secara umum terdiri dari rumput berm, rumput RTH, dan rumput kavling, pemangkasan pohon terdiri dari pohon penghijauan, pohon jalan, dan pohon penghuni, dan pemangkasan semak, perdu, penutup tanah, dan tanaman pot. Pemangkasan semak, perdu, dan penutup tanah termasuk ke dalam perawatan taman (taman lingkungan, taman spine road, taman gerbang). Waktu kegiatan pemangkasan ini berbeda-beda, untuk pemangkasan rumput berm dan rumput pada taman dilakukan sebulan sekali,sedangkan rumput RTH dan rumput kavling dilakukan setiap 2 bulan sekali. Namun, menanggapi keluhan yang ada rumput RTH dan rumput kavling pada kondisi tertentu dipangkas setiap sebulan sekali terutama saat musim penghujan. Pemangkasan penutup tanah berdasarkan pengamatan dilapang berlangsung tiap sebulan sekali, sedangkan perdu dan tanaman pot disesuaikan dengan rencana kerja. Pemangkasan pohon terutama yang percabangannya mengganggu dilakukan secara insidental. Kegiatan pemangkasan rumput dilakukan setiap sebulan sekali, dua bulan sekali, dan sesuai dengan permintaan penghuni (complaint dan request).
52
Pemangkasan rumput berdasarkan permintaan penghuni dilakukan oleh pihak kontraktor dan pekerja in house. Alat yang digunakan untuk kegiatan pemangkasan ini yaitu mesin pangkas rumput gendong (Gambar 9a). Pekerjaan yang dilakukan oleh pihak kontraktor lebih dominan berdasarkan standar penampilan dibandingkan dengan spesifikasi pekerjaan.. Kendala yang dihadapi saat pemangkasan rumput biasanya pada alat yang sudah lewat masa efektifnya sehingga terkadang mengalami masalah teknik seperti mesin yang sering mati dan bensin yang mudah cepat habis. Selain itu kondisi tanah yang berbatu dapat membahayakan keselamatan kerja operator taman dan menghambat target pekerjaan yang diharapkan. Kegiatan pemangkasan juga diterapkan pada semak dan tanaman pot dengan menggunakan gunting pangkas dan gunting stek (Gambar 9b). Kegiatan ini dilakukan oleh dua orang tenaga kerja, dalam pekerjaan ini jumlah tenaga kerja tersebut sudah cukup karena tanaman yang dipangkas dipilih berdasarkan kebutuhan perawatan. Pemangkasan juga dilakukan pada pohon yang bergantung pada bentuk dan fungsi pemangkasannya. Kegiatan pemangkasan pohon ini terdapat dalam spesifikasi pekerjaan dan telah terjadwal, namun pelaksanaanya tergantung kondisi pohon tersebut. Pemangkasan pohon menggunakan gergaji galah, gergaji tangan, golok, gergaji mesin, gunting pangkas, dan tali sebagai alat bantu. Pemangkasan pohon yang mengganggu percabangan dilakukan secara insidental. Pemangkasan mempunyai tiga tujuan yaitu pemangkasan untuk kesehatan pohon, pemangkasan untuk keamanan, dan pemangkasan untuk penampilan (Arifin dan Arifin, 2005). Pemangkasan pohon yang dilakukan apabila percabangannya telah mengganggu contohnya pemangkasan pada pohon salam (Syzygium polyanthum) yang terletak pada berm menggunakan gergaji galah (Gambar 9c). Pemangkasan untuk penampilan contohnya pengurangan pelepah pohon palm phoenix (Phoenix roebilini) menggunakan golok (Gambar 6d). Sisa hasil pemangkasan diangkut oleh mobil pengangkut sampah kontraktor dan dikumpulkan pada tempat penampungan sampah sementara.
53
(a)
(b)
(c) (d) Gambar 9. Kegiatan Pemangkasan: (a). Pemangkasan rumput (in house);(b). Pemangkasan semak;(c). Pemangkasan pohon salam;(d). Pemangkasan pohon palm phoenix c.
Penyiraman Kegiatan penyiraman ini menjadi tanggung jawab pihak kontraktor,
dilakukan setiap hari kecuali pada hari hujan. Penyiraman ini dilakukan menggunakan mobil tangki dengan kapasitas 5000 liter dari pihak kontraktor Gelar Jaya dan mobil tangki 4500 liter dari pihak kontraktor CAM. Mobil tangki dari kontraktor memiliki ritase rata-rata 3 rit/hari. Pekerjaan penyiraman ini dilakukan pada pohon, semak, penutup tanah, dan pengisian air pada pot tanaman air (Gambar 10a). Penyiraman intensif dilakukan pada tanaman yang membutuhkan air yag lebih banyak dan tanaman yang baru disulam (Gambar 10b). Jumlah areal yang harus disiram dengan asumsi kebutuhan semak dan rumput 5 liter/m² dan pohon sekitar 10 liter/pohon. Jika dibandingkan dengan luasan areal pemeliharaan, kebutuhan air untuk penyiraman masih kurang terutama pada musim kemarau.
54
Sumber air untuk pengisian tangki berasal dari Torn R21 dengan sistem pengisian menggunakan kran, sedangkan pihak kontraktor CAM melakukan pengisian dengan penyedotan di Danau Taman Parahyangan. Pengisian air tersebut berdasarkan area pemeliharaan yang memperhitungkan jarak dari tempat pengisian ke area pemeliharaan. Hal ini berkaitan dengan efisiensi penggunaan solar untuk kendaraan tersebut. Kegiatan penyiraman ini memiliki waktu yang berbeda dari masing-masing kontraktor. Kontraktor CAM melakukan kegiatan penyiraman dimulai pukul 05.30 hingga 10.00 wib dan dilanjutkan pada pukul 15.00 hingga 18.00 wib. Kontraktor Gelar Jaya dan MPU melakukan kegiatan penyiraman dimulai dari pukul 08.00 hingga 10.00 wib dan dilanjutkan pada pukul 13.30 hingga 16.00 wib. Penyiraman yang baik dilakukan pada pagi hari dan sore hari. Kawasan Sentul City yang memiliki kelembaban udara relatif tinggi lebih baik dilakukan kegiatan penyiraman sore hari, hal ini menghindari berkembangnya penyakit yang disebabkan oleh cendawan (Arifin dan Arifin, 2005). Kendala yang dihadapi berkaitan dengan kegiatan ini yaitu saat musim kemarau. Tanaman membutuhkan lebih banyak air namun ketersediaan air minim, selain itu pekerja harus lembur hingga jam 10 malam karena tangki penyiraman yang kurang.
(a)
(b)
Gambar 7. Kegiatan Penyiraman: (a). Penyiraman penutup tanah:(b). Penyiraman setelah penyulaman d. Pemupukan Pemupukan tanaman mempunyai prinsip menyuplai hara tambahan yang dibutuhkan tanaman sehingga tanaman tidak kekurangan nutrisi. Pupuk yang diberikan dapat berupa pupuk organik dan pupuk anorganik (Arifin dan Arifin, 2005). Kegiatan pemupukan dilaksanakan berdasarkan spesifikasi pekerjaan dan jadwal yang disepakati yaitu 3 bulan sekali untuk pola taman, 6 bulan sekali untuk
55
taman lingkungan, dan setahun sekali untuk pohon penghijauan. Kegiatan pemupukan juga dilakukan ketika tanaman mengalami gejala kekurangan hara seperti daun menguning, layu, atau tidak berbunga. Metode pemupukan yang diterapkan yaitu pada semak dilakukan dengan cara disebar pada permukaan tanah, rumput dengan cara disemprot menggunakan tangki penyiraman, dan pohon dengan metode bokoran dengan menggunakan kored, pupuk diberikan secara melingkar di sekitar permukaan tanah (Gambar 11). Kegiatan pemupukan ini menggunakan pupuk organik (pupuk kandang) dan pupuk anorganik (NPK dan urea). Pemberian dosis pupuk pada tanaman semak sekitar 2 kg/m² dengan menggunakan pupuk kandang. Penggunaan pupuk anorganik NPK dengan komposisi urea sebesar 25% diberikan pada semak sekitar 20 gr/m² dan pohon kecil sekitar 50 gr/m². Untuk pupuk urea diberikan pada rumput di seluruh kawasan sebesar 100 kg urea dalam 4500 liter air. Kegiatan pemupukan ini dilakukan pada pagi hari menghindari penguapan yang berlebihan ketika siang hari. Berdasarkan pengamatan lapang, pemberian dosis pupuk anorganik pada semak ini dilakukan dengan perkiraan tanpa perhitungan yang akurat.
(a)
(b)
Gambar 11. Kegiatan Pemupukan: (a). Pemupukan dengan metode disebar;(b). Pemupukan dengan metode bokoran e.
Pengendalian Gulma Pengendalian gulma merupakan kegiatan pemeliharaan fisik yang bertujuan
untuk mengatasi tanaman penganggu yang mengurangi nilai estetika. Kegiatan ini berlangsung setiap bulan pada taman gerbang, taman lingkungan, taman spine road, pohon penghijauan, dan pohon jalan. Pengendalian gulma berupa
56
penyiangan
yang
terkadang
bersamaan
dengan
pendangiran.
Kegiatan
pengendalian gulma ini dilakukan dengan cara manual menggunakan tangan atau kape (Gambar 12a). Gulma yang biasa tumbuh adalah putri malu, rumput liar, dan alang-alang. Pengendalian gulma selain dengan pendangiran dilakukan bersamaan dengan kegiatan penyetikan (Gambar 12b). Kegiatan penyetikan dilakukan pada tanaman penutup tanah seperti kacang hias (Arachis pintoi) dan rumput yang telah melewati batas kanstin jalan atau di sela-sela paving block. Kegiatan penyetikan dilakukan secara manual dengan tangan dan menggunakan kape. Tenaga penyiangan dan penyetikan ini merupakan bagian dari tenaga perawatan taman dan kebersihan. Tenaga penyiang mulanya memiliki jumlah yang tetap tetapi karena adanya pengurangan tenaga kerja, pekerjaan penyiang ini dilakukan juga oleh tenaga kebersihan atau tenaga perawatan taman lainnya sehingga jumlahnya tidak pasti. Tenaga penyiang ini dibagi berdasarkan kebutuhan di lapang dan luas area pemeliharaannya.
(a)
(b)
Gambar 12. Kegiatan Pengendalian Gulma: (a). Penyiangan;(b). Penyetikan f.
Pendangiran Pendangiran merupakan kegiatan pemeliharaan yang bertujuan untuk
memberikan pertumbuhan yang optimal pada tanaman. Hal ini dilakukan pada tanaman, baik penutup tanah, perdu, dan pohon yang kondisi permukaan tanahnya sudah memadat. Kegiatan pendangiran ini dilakukan setiap bulan bersamaan dengan pengendalian gulma namun untuk pohon jalan disesuaikan dengan spesifikasi pekerjaan. Pelaksanaan kegiatan ini mengacu pada rencana kerja dan checklist lapangan. Kegiatan pendangiran dilakukan dengan menggunakan kored
57
atau kape yang juga digunakan untuk penyiangan gulma (Gambar 13). Tenaga kerja pendangiran ini dibagi berdasarkan kebutuhan lapang dan luas area pemeliharaanya.
Gambar 13. Kegiatan Pendangiran atau Penggemburan Tanah Kegiatan pendangiran ini dilakukan dengan cara membuat bokoran di sekeliling tanaman bergantung pada besarnya tanaman. Waktu pelaksanaan kegiatan ini biasanya dari pagi hingga siang hari. sebelum dilakukan pendangiran didahulukan pembersihan gulma. g.
Penyulaman Penyulaman merupakan kegiatan pemeliharaan fisik yang bertujuan untuk
mengganti tanaman yang mati/rusak, baik karena serangan hama atau penyakit, kerusakan mekanis, maupun tanaman sudah tua (Arifin dan Arifin 2005) (Gambar 14). Kegiatan penyulaman ini dilakukan secara insidental dan tidak tercantum dalam spesifikasi pekerjaan. Tanaman yang digunakan menyulam diperoleh dari hasil kegiatan penjarangan tanaman dan dari nursery yang dimiliki oleh pihak pengelola (Gambar 15). Namun nursery yang ada belum sepenuhnya lengkap sehingga harus dilakukan perbanyakan sebagai tanaman cadangan ketika dibutuhkan. Kegiatan penyulaman diutamakan pada area yang memiliki nilai visual yang tinggi seperti taman spine road, taman gerbang, dan taman lingkungan yang berada pada tiap cluster.
Gambar 14. Kegiatan Penyulaman
58
(a)
(b)
Gambar 15. Sumber Tanaman untuk Kegiatan Penyulaman: (a). Kegiatan penjarangan;(b). Nursery Kegiatan penyulaman ini dilakukan oleh tenaga kerja perawatan taman dan kebersihan yang dibagi oleh pengawas lapang sesuai kebutuhan dan luas area pemeliharaan. h.
Pengendalian Hama dan Penyakit Pengendalian hama dan penyakit adalah salah satu bentuk kegiatan
pemeliharaan fisik yang bersifat insidental. Kegiatan ini dilakukan ketika tanaman terkena gangguan hama atau penyakit sehingga memberikan kesan yang kurang baik dan mengurangi keindahan. Hal tersebut selain membahayakan bagi keberlanjutan elemen tanaman, juga akan mengganggu kenyamanan dan keamanan pengguna. Pengendalian hama dan penyakit dapat dilakukan secara karantina, mekanis dan fisik, teknik budidaya, biologi, dan kimiawi dengan pestisida (Arifin dan Arifin, 2005). Berdasarkan pengamatan lapang di kawasan Sentul City pengendalian hama yang dilakukan secara kimiawi dengan menggunakan pestisida. Hal ini disebabkan serangan hama yang sudah tergolong berat sehingga membutuhkan pengendalian yang efisien dan efektif sebagai alternatif terakhir.
Pengendalian
secara kimiawi
ini
dilakukan
dengan
penyemprotan dan penginjeksian pada batang (tranfusi). Penyemprotan pestisida biasanya dilakukan pagi atau sore hari dengan memperhatikan arah angin (Arifin dan Arifin, 2005). Pengendalian hama dan penyakit yang dilakukan secara kimiawi ini menggunakan alat handsprayer semi otomatis yang berkapasitas 14 liter. Insektisida yang biasa digunakan yaitu Dechis 2cc/liter, bahan aktif dari Dechis adalah Deltamethrin 25g/l. Selain insektisida, penanggulangan hama juga menggunakan pestisida Roundup 5cc/liter dan diberikan secukupnya sesuai
59
dengan tingkat keparahan hama atau penyakit yang dialami oleh tanaman. Hama yang menyerang pada pohon bismark (Bismarckia nobilis) adalah hama kumbang badak. Penyemprotan dilakukan dengan menggunakan sprayer gendong (Gambar 16). Pekerja biasanya menggunakan masker dan kacamata untuk menghindari bahaya keracunan saat penyemprotan.
Sumber : Kontraktor Gelar Jaya Gambar 16. Penyemprotan Hama i
Pemeliharaan Hardscape Kegiatan pemeliharaan hardscape ini terdiri dari pemeliharaan patung, pot
tanaman, lampu taman, saluran, jogging track, dan pedestrian track,. Pemeliharaan patung dan pot tanaman bersifat insidental dan terkadang dilakukan setiap setahun sekali tepatnya pada saat pergantian tahun. Pemeliharaan yang dilakukan adalah kegiatan pencucian dari lumut dan kotoran dengan menggunakan mobil tangki, mesin steem, dan sikat agar lebih bersih. 4.5 Analisis SWOT Penentuan strategi pengelolaan lanskap kawasan permukiman Sentul City dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT. Analisis SWOT merupakan metode dalam menentukan strategi dengan menganalisis faktor internal dan eksternal yang dimiliki dan hasil diskusi dengan pihak pengelola lanskap di Sentul City. Faktor internal terdiri dari kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness), sedangkan faktor eksternal terdiri dari peluang (opportunity) dan ancaman (threat).
60
4.5.1 Identifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman 1.
Kekuatan (Strength)
a.
Pemeliharaan lanskap baik Pengelolaan lanskap permukiman Sentul City mencakup pemeliharaan
lanskap permukiman yang terencana dengan baik. Penilaian ini didasarkan oleh hasil kuisiner yang menunjukkan persentase tertinggi pada penilaian baik sebesar 66,70%. Penjadwalan kegiatan pemeliharaan yang tersusun, evaluasi pekerjaan yang rutin dilakukan, dan perbaikan kinerja para pekerja. b.
Pemeliharaan lanskap bermitra dengan pihak kontraktor Pemeliharaan lanskap di Sentul City dalam pelaksanaanya bermitrakan
dengan pihak kontraktor. Hal ini memudahkan dalam mekanisme kerja dan mengontrol kegiatan di lapang. c.
Koordinasi yang baik Kelancaran pelaksanaan kegiatan pemeliharaan tidak lepas dari koordinasi
yang baik antara pihak pengelola dan pihak kontraktor. Pengontrolan kegiatan pemeliharaan di lapang menjadi tanggung jawab bersama yaitu pengawas lapang dari pihak pengelola dan kontraktor. Hal ini meminimalisir ketidaksinambungan antara pihak pengelola dan kontraktor. d.
Pelayanan yang cukup baik terhadap complaint dan request penghuni Respon pengelola terhadap complaint dan request dari penghuni cukup baik
dengan waktu pelaksanaan yang terjadwal dari tiap butir complain dan request. Request adalah penghuni meminta bantuan pada pihak pengelola untuk melakukan tindakan diluar kewenangan/kewajiban penghuni namun masih menjadi tanggung jawab pengelola. Complaint adalah pengaduan atas ketidakpuasan penghuni atas standar pemeliharaan yang seharusnya menjadi hak penghuni namun pengelola tidak melakukannya. e.
Pengelolaan lanskap permukiman cukup baik Pengelolaan
lanskap
permukiman
meliputi
pemeliharaan
lanskap,
infrastruktur, kebersihan, listrik, air dan pendukung lainnya. Aspek pengelolaan tersebut berjalan cukup baik didukung dengan tenaga kerja dan ketersedian alat dan bahan yang cukup memadai. Sesuai dengan hasil kuisioner dengan responden
61
penghuni bahwa rata-rata aspek pengelolaan lanskap permukiman dinilai cukup baik. f.
Tenaga kerja sudah cukup sesuai dengan keahlian Tenaga kerja yang ada khususnya untuk pemeliharaan lanskap bekerja
cukup sesuai dengan keahliannya. Terutama penanggung jawab pemeliharaan lanskap (pengelola) dan operator pemeliharaan taman (kontraktor dan in house). 2.
Kelemahan (Weakness)
a.
Soft skill pengawas lapang (pengelola) kurang Pengawas lapang lanskap khususnya perlu menguasai penggunaan software
Auto Cad hal ini sangat berhubungan dengan kerja di lapang (area pemeliharaan). Selain itu kemampuan mengenal jenis tanaman, hama, dan penyakit tanaman sangat penting ketika menghadapi pekerjaan di lapang, hal ini dirasa masih kurang dimiliki oleh pengawas lapang. Kondisi ini didukung dengan pekerja yang memiliki latar belakang pendidikan yang bukan sesuai dengan kriteria pengawas yang diharapkan yaitu SMK Pertanian dan SPMA. b.
Jumlah tenaga kerja kontraktor kurang Jumlah tenaga kerja yang kurang mengakibatkan terjadinya tanggung jawab
pekerjaan yang ganda bagi pekerja, hal ini menyebabkan kurang fokusnya tenaga kerja ketika pelaksanaan di lapang. Selain itu, target pekerjaan yang ingin dicapai terkadang tidak sesuai yang diharapkan. Misalnya tenaga penyapuan yang seharusnya dalam waktu 7 jam kerja menyapu, 3 jam terakhir digunakan untuk melakukan penyiangan. c.
Tenaga kerja kontraktor yang kurang disiplin Kelancaran sebuah kegiatan ditunjang oleh kedisiplinan yang dimiliki oleh
tenaga kerjanya. Namun dalam realitanya, tenaga kerja banyak yang melakukan ketidakdisiplinan seperti mengakhiri pekerjaan sebelum waktu yang telah ditentukan, melakukan kegiatan lain saat bekerja, tidak mengikuti prosedur saat bekerja (penggunaan rompi dan kelengkapan lainnya). Hal ini salah satunya difaktori oleh kurangnya kesadaran pekerja untuk melakukan pekerjaan dengan baik.
62
d.
Kurangnya Penanggung Jawab Unit Pemeliharaan Lanskap Wilayah pemeliharaan yang luas yaitu 297 ha hanya dikelola oleh satu
orang penanggung jawab. Hal ini menyulitkan saat mengontrol kegiatan lapang dan kefokusan dalam pengelolaan berkurang. e.
Birokrasi Pelaksanaan kegiatan pemeliharaan dan pengadaan barang untuk unit
mechanic electrical dan road and drainage terkadang terkendala dengan adanya birokrasi yang panjang. Hal ini merupakan prosedur perizinan, namun kondisi ini sering menyebabkan keterlambatan kegiatan pemeliharaan yang berdampak pada banyaknya keluhan penghuni. f.
Kurangnya ketersediaan alat dan bahan (kontraktor) Ketersediaan alat dan bahan sangat penting guna menunjang kelancaran
kegiatan pemeliharaan. Namun alat dan bahan yang dimiliki kontraktor masih kurang seperti tidak adanya chainshaw dan terbatasnya stok pupuk. Hal ini menjadi kendala dalam pelaksanaan di lapang yang mengakibatkan lamanya penanganan ketika ada complaint dan request. g.
Tenaga kerja kontraktor yang dominan usia lanjut Usia tenaga kerja mempengaruhi produktivitas kerja yang dihasilkan,
terutama pekerjaan di lapang yang membutuhkan energi ekstra. Namun pihak kontraktor, masih banyak yang mempekerjakan tenaga kerja dengan usia lanjut dengan alasan masa kerja yang sudah lama dan kinerja yang cukup baik, walaupun produktivitas sudah menurun. 3.
Peluang (Opportunity)
a.
Kerjasama dengan berbagai pihak Sentul City yang memiliki wilayah yang sangat luas dalam mengefektifkan
dan mengefisienkan kegiatan pengelolaan sebaiknya menjalin kerjasama dengan berbagai pihak. Kerja sama ini misalnya dengan pihak kontraktor dalam pemeliharaan
lanskap
dan
pihak
terkait
lainnya,
sehingga
kegiatan
pengelolaannya menjadi lebih terkendali. Selain itu, dalam menunjang kegiatan pemeliharaan lanskap, ketersediaan bahan sangat penting. Misalnya ketika akan melakukan kegiatan pemupukan stok pupuk kompos harus dapat memenuhi
63
kebutuhan di lapang. Kemudian saat proses penyulaman dan penjarangan tanaman maka dibutuhkan nursery yang dapat menampung dan menyuplai tanaman. Biaya yang terbatas terkadang memberikan dampak pada kegiatan pemeliharaan menjadi kurang maksimal, maka untuk menekan biaya diperlukan pengelololan mandiri terkait kompos dan nursery. Hal ini sudah dilakukan oleh pihak pengelola, namun masih belum berjalan efektif sehingga perlu ditingkatkan kembali dengan melakukan kerja sama dengan pihak lain untuk menjalankan pengelolaan tersebut b.
Iklim tropis Lokasi Sentul City yang berada di kawasan tropis menunjang pertumbuhan
tanaman dengan baik. Hal ini akan mempengaruhi kegiatan pemeliharaan yang berlangsung. 4.
Ancaman (Threat)
a.
Konflik dengan warga sekitar Kondisi Sentul City yang berada di beberapa desa terkadang menimbulkan
konflik dengan warga sekitar. Hal ini timbul karena adanya kesenjangan sosial dan tekanan ekonomi. Konflik ini pada kondisi tertentu mengganggu kegiatan pemeliharaan yang berlangsung dengan sasaran pekerja di lapang. b.
Vandalisme Wilayah Sentul City yang mudah diakses oleh siapa saja terkadang memiliki
dampak negatif seperti vandalisme. Vandalisme ini dilakukan di lingkungan Sentul City oleh pihak tidak bertanggung jawab dengan mencoret-coret batang pohon, jalan, atau merusak fasilitas yang ada. c.
Keterbatasan sumber daya air Kawasan Sentul City memiliki sumber daya air yang terbatas, terutama
ketika musim kemarau resapan air semakin berkurang. Hal ini menjadi salah satu kendala dalam kegiatan pemeliharaan yaitu penyiraman, pada saat bersamaan kebutuhan air meningkat namun tidak diiringi dengan persediaan air yang memadai. d.
Pengangkutan sampah ilegal oleh operator angkut sampah Pemda Pengangkutan sampah dibagi menjadi dua yaitu sampah hijau dan sampah
rumah tangga. Sampah hijau menjadi tanggung jawab pihak pengelola sedangkan
64
sampah rumah tangga tanggung jawab pihak Pemda. Namun dalam kenyataannya, terkadang supir atau operator pengangkutan sampah mengambil kesempatan dengan mengangkut sampah warga di luar Sentul City yang dilewati dan dipunguti biaya, sehingga berdampak pada sampah penghuni ada yang tidak terangkut. Hal ini disebabkan mobil pengangkut sampah sudah penuh muatannya karena mengangkut sampah ilegal. Sampah ilegal yang dimaksud yaitu sampah yang diangkut bukan sesuai dengan kesepakatan pengelola. 4.5.2 Penilaian Faktor Internal dan Eksternal Setiap faktor internal dan eksternal diberi nilai berdasarkan tingkat kepentingannya (Tabel Lampiran 5 dan Tabel Lampiran 6). Setelah memperoleh tingkat kepentingan dari setiap faktor internal dan eksternal, selanjutnya dilakukan pembobotan (Tabel 20 dan 21).
Tabel 20. Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal Pengelolaan Lanskap Permukiman Sentul City Simbol
Tingkat Kepentingan
Faktor 1
2
Jumlah Responden
Rata-Rata
Bobot
3
3
4,000
0,088
3
3
4,000
0,088
3
3
4,000
0,088
2
3
3,667
0,080
3
3
4,000
0,088
3
3
4,000
0,088
1
1
3
3,000
0,066
2
1
3
3,333
0,073
3
Kekuatan (Strengths) S1 Pemeliharaan lanskap cukup baik S2 Pemeliharaan lanskap bermitra
4
dengan kontraktor S3
Koordinasi yang baik
S4
Pelayanan yang cukup baik terhadap complaint dan request
S5
Pengelolaan lanskap permukiman cukup baik Tenaga kerja sudah cukup sesuai keahlian
S6
Kelemahan (Weaknesses) W1 Soft skill pengawas lapang (pengelola) kurang W2
Jumlah tenaga kerja kontraktor kurang
1
1
65 Lanjutan Tabel 20. Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal Pengelolaan Lanskap Permukiman Sentul City Simbol
W3
Faktor
Tingkat Kepentingan 1 2 3 4
W4
Tenaga kerja kontraktor kurang disiplin Kurangnya penanggung jawab Unit Pemeliharaan Lanskap
W5
Birokrasi
W6
Kurangnya ketersediaan alat dan bahan Tenaga kerja yang dominan usia lanjut
W7
Jumlah Responden
Rata -Rata
Bobot
1
2
3
3,667
0,080
1
1
1
3
3,000
0,066
1
1
1
3
3,000
0,066
2
1
3
3,333
0,073
1
1
3
2,667
0,058
45,663
1,000
1
Total
Tabel 21. Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal Pengelolaan Lanskap Permukiman Sentul City Simbol
Tingkat Kepentingan
Faktor 1
2
Peluang (Opportunities) O1 Kerjasama dengan berbagai pihak O2
Iklim tropis
3
4
Jumlah Responden
RataRata
Bobot
3
3
3,000
0,176
3
3
3,000
0,176
Ancaman (Threats) T1
Konflik dengan warga sekitar
2
T2
Vandalisme
T3
Keterbatasan sumberdaya air
T4
Pengangkutan sampah ilegal oleh
3
1
3
3,333
0,196
3
3
2,667
0,157
3
3
3,000
0,176
3
2,000
0,117
17,000
1,000
operator angkut sampah Pemda Total
4.5.3 Pembuatan Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE) Setelah diperoleh bobot dari masing-masing faktor strategis internal dan eksternal, selanjutnya dilakukan penentuan peringkat (rating) antara 1-4. Kemudian rating setiap faktor tersebut dikali dengan bobot untuk memperoleh skor pembobotan yang tercantum dalam matriks IFE dan EFE (Tabel 22 dan Tabel 23).
66
Tabel 22. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) Pengelolaan Lanskap Permukiman Sentul City Faktor Strategis Internal
Bobot
Rating
Skoring
Pemeliharaan Lanskap baik
0,088
4,00
0,352
Pemeliharaan lanskap bermitra dengan kontraktor
0,088
4,00
0,352
Kekuatan (Strengths)
Koordinasi yang baik
0,088
4,00
0,352
Pelayanan yang cukup baik terhadap complaint dan request
0,080
3,00
0,240
Pengelolaan lanskap permukiman cukup baik
0,088
4,00
0,352
Tenaga kerja sudah cukup sesuai keahlian
0,088
3,00
0,264
Kelemahan (Weaknesses) Soft skill pengawas lapang (pengelola) kurang
0,066
1,00
0,066
Jumlah tenaga kerja kontraktor kurang
0,073
2,00
0,146
Tenaga kerja kontraktor kurang disiplin
0,080
2,00
0,160
Kurangnya Penanggung jawab Unit Pemeliharaan Lanskap
0,066
1,33
0,088
Birokrasi
0,066
1,33
0,088
Kurangnya ketersediaan alat dan bahan
0,073
1,67
0,122
Tenaga kerja kontraktor yang dominan usia lanjut
0,058
1,00
0,058
1,000
37,00
2,639
Total
Tabel 23. Matriks External Factor Evaluation (IFE) Pengelolaan Lanskap Permukiman Sentul City Faktor Strategis Eksternal
Bobot
Rating
Skoring
Kerjasama dengan berbagai pihak
0,176
3,000
0,528
Iklim tropis Ancaman (Threats)
0,176
3,000
0,528
Konflik dengan warga sekitar
0,196
2,667
0,523
Vandalisme
0,157
2,333
0,366
Keterbatasan sumber daya air Pengangkutan sampah ilegal oleh operator angkut sampah Pemda
0,176
2,000
0,352
0,117
1,000
0,117
Total
1,000
11,000
2,414
Peluang (Opportunities)
Menurut David (2009), jika nilai total skor IFE dan EFE lebih dari 2,5, maka nilai tersebut menunjukkan kondisi yang kuat. Berdasarkan perhitungan IFE dan EFE yang ditampilkan pada Tabel 24 dan Tabel 25, kondisi internal Pengelolaan Lanskap Permukiman Sentul City kuat karena memiliki nilai total
67
skor di atas 2,5 yaitu sebesar 2,639, namun kondisi eksternalnya lemah karena skornya dibawah 2,5 yaitu 2,414. Dari skor yang didapat dari pembobotan rangking di atas, akan diketahui posisi Pengelolaan Lanskap Permukiman Sentul City pada kuadran tertentu yang dapat menyatakan kekuatan dan kelemahannya melalui matriks internal-eksternal (IE). Matriks IE didasarkan pada dua dimensi kunci yaitu skor total matriks IFE pada sumbu x dan total matriks EFE pada sumbu y. Total matriks IFE adalah 2,639 dan total matriks EFE adalah 2,414. Hasil pemetaan matriks IFE dan EFE Pengelolaan Lanskap Permukiman Sentul City (Gambar 17).
Kuat
I IV VII
Total Skor IFE 3,0 Rata-Rata 2,0 Lemah 1,0 4,0 II III Tinggi 3,0 V VI Menengah 2,0 VIII IX Rendah 1,0
Gambar 17. Hasil Pemetaan Matriks IFE dan EFE Berdasarkan nilai total skor IFE dan EFE, Pengelolaan Lanskap Permukiman Sentul City berada pada kuadran V. Kuadran V menunjukkan bahwa Pengelolaan Lanskap Permukiman Sentul City berada pada posisi hold and maintan. Strategi yang sesuai adalah strategi seperti penetrasi pasar dan pengembangan produk, dalam hal ini meningkatkan kualitas pengelolaan lanskap permukiman. Secara spesifik, strategi manajemen yang dapat diambil oleh pihak pengelola Sentul City akan diperoleh dari matriks SWOT di subbab berikutnya.
4.5.4 Matriks SWOT Setelah melakukan identifikasi faktor internal dan eksternal, kemudian akan dianalisis ke dalam matriks SWOT untuk mendapatkan langkah-langkah pengelolaan lanskap permukiman yang sesuai (Tabel 24).
68
Tabel 24. Matriks SWOT Eksternal
Opportunities (Peluang)
Threats (Ancaman)
1. Kerjasama dengan berbagai pihak 2. Iklim tropis yang menunjang pertumbuhan
1. Konflik dengan warga sekitar 2. Vandalisme 3. Keterbatasan sumber daya air 4. Pengangkutan sampah illegal
Internal Strenghts (Kekuatan) 1. Pemeliharaan lanskap baik 2. Pemeliharaan lanskap bermitra dengan pihak kontraktor 3. Koordinasi yang baik 4. Pelayanan yang cukup baik terhadap complaint dan request 5. Pengelolaan lanskap permukiman cukup baik 6. Tenaga kerja cukup sesuai keahlian
Weaknesses (Kelemahan)
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Strategi SO 1. Meningkatkan kualitas pengelolaan yang telah berlangsung 2. Menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan berbagai pihak
Strategi WO 1. Meningkatkan kegiatan Soft skill pengawas lapang pengelolaan dengan (pengelola) kurang bekerjasama dengan mitra Jumlah tenaga kerja kerja dalam rangka kontraktor kurang memperbaiki kinerja Tenaga kerja kurang disiplin menjadi lebih baik Kurangnya penanggung jawab 2. Melakukan pergantian Unit Pemeliharaan Lanskap tenaga kerja, pelatihan Birokrasi yang berkesinambungan Kurangnya ketersediaan alat untuk mengembangkan dan bahan (kontraktor) SDM, dan memberikan Tenaga kerja yang dominan penghargaan kepada usia lanjut pekerja dengan prestasi yang telah dicapai
Strategi ST 1. Meningkatkan pengawasan terhadap kinerja pekerja di lapang dan terhadap peluang vandalisme 2. Meningkatkan pendekatan sosial terhadap masyarakat sekitar 3. Menambah lokasi sumber air cadangan Strategi WT 1. Meningkatkan penyerapan tenaga kerja dari masyarakat sekitar dan meningkatkan pembinaan SDM 2. Mengembangkan pengelolaan sumber daya air cadangan dan pengawasan terhadap kegiatan pemeliharaan
69
4.5.5 Pembuatan Tabel Rangking Alternatif Strategi Penentuan alternatif strategi pengelolaan lanskap di kawasan permukiman Sentul City dilakukan dengan mempertimbangkan faktor-faktor internal dan eksternal yang saling terkait. Hasil ini menunjukkan perangkingan dari alternatif strategi pengelolaan yang diperoleh dari matriks SWOT (Tabel 25). Tabel 25. Perangkingan Alternatif Strategi No
Alternatif Strategi
1.
Meningkatkan kualitas pengelolaan yang telah berlangsung Menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan berbagai pihak Meningkatkan pengawasan terhadap kinerja pekerja di lapang dan terhadap peluang vandalisme Meningkatkan pendekatan sosial terhadap masyarakat sekitar Menambah lokasi sumber air cadangan Meningkatkan kegiatan pengelolaan dengan bekerjasama dengan mitra kerja dalam rangka memperbaiki kinerja menjadi lebih baik Melakukan pergantian tenaga kerja, pelatihan yang berkesinambungan untuk mengembangkan SDM, dan memberikan penghargaan kepada pekerja dengan prestasi yang telah dicapai Meningkatkan penyerapan tenaga kerja dari masyarakat sekitar dan meningkatkan pembinaan SDM Mengembangkan pengelolaan sumber daya air cadangan dan pengawasan terhadap kegiatan pemeliharaan
2. 3.
4. 5. 6.
7.
8.
9.
Keterkaitan dengan unsur SWOT S1, S4, S5, S6, O2
Skor
Rangking
1.736
2
S2, S3, S4, O1
1.472
5
S1, S2, S3, S4, S5, T4
1.765
1
S3, S4, T1, T2
1.481
4
S3, S5, T3
1.056
7
W2, W4, W5, W6, O1,
1.500
3
W1, W3, W7, O1
0.812
9
W1, W2, W3, W7, T1, T2
1.319
6
W3, W4, W5, W6, T3, T4
0.927
8
O2
70
V
5.1
PEMBAHASAN
Evaluasi Aspek Ekologis Kawasan Sentul City sebagai kota mandiri ditunjang oleh kondisi jalur
sirkulasi yang baik dan kemudahan aksesibilitas di dalam maupun dari luar kawasan. Kawasan ini memiliki topografi dan kemiringan lahan yang beragam, hal ini menjadi salah satu potensi yang bisa dikembangkan. Cluster yang berada di Sentul City sebagian besar mengikuti kemiringan yang sudah ada. Hal ini menjadikan daya tarik tersendiri karena view yang diperoleh menjadikan keunggulan dari letak rumah yang dibangun. Kondisi iklim di Sentul City tergolong ke dalam iklim tropis yang berpengaruh baik pada pertumbuhan berbagai jenis tanaman. Selain itu, berpengaruh pada tingkat kenyamanan Sentul City yang tergolong nyaman sehingga menjadi potensi kawasan tersebut. Namun, tanah di kawasan ini masuk kategori kurang baik karena bersifat cadas dan sulit ditanami. Beberapa kali melakukan penanaman selalu gagal dengan kondisi tanaman yang tumbuh kurang baik. Hal ini disiasati dengan pelapisan tanah subur yang diambil dari lokasi lain untuk menunjang pertumbuhan tanaman. Dalam mempertimbangkan pemeliharaan, faktor dasar dalam pemilihan tanaman yaitu kesesuaian dengan kondisi cuaca dan tanah dari sebuah tapak, ketahanan terhadap serangga dan penyakit, harapan hidup, dan ukuran, bentuk, dan kebiasaan pertumbuhan lainnya. Apabila tanaman tidak cocok dengan iklim sebuah tapak maka akan cenderung berumur pendek dan rentan terhadap serangan penyakit atau serangga. Jika kondisi tanah tidak tepat untuk tanaman tertentu, maka akan membutuhkan biaya lebih mahal untuk pengolahan tanahnya. Selain itu tanaman dengan umur pendek lebih sering tidak dipergunakan kecuali dengan beberapa alasan khusus. Tanaman yang tumbuh terlalu cepat memungkinkan pemeliharaan pemangkasan terus menerus. Tanaman dengan sistem akar invansif dapat menyebabkan masalah dengan penanaman lain, trotoar, pembatas, dan utilitas bawah tanah. Hal-hal ini menjadi pertimbangan dalam memilih tanaman yang akan berhubungan dengan pemeliharaan yang akan dilakukan (Eckbo, 1964).
71
Kawasan ini memiliki dua tipe vegetasi yaitu vegetasi binaan dan vegetasi liar. Beberapa jenis vegetasi berada di topografi yang berbukit terjal yang umumnya merupakan hutan alami dan hutan binaan. Keadaan vegetasi pada kawasan ini dengan jumlah dan jenis yang beragam menjadi potensi habitat beragam satwa (Bukit Sentul, 2000). Namun, kondisi saat ini menunjukkan bahwa sudah banyak tanaman introduksi yang masuk pada kawasan ini dan menggeser tanaman lokal. Sentul City berada di kawasan yang dialiri oleh dua sungai utama yaitu sungai Cikeas dan sungai Citereup yang merupakan salah satu sumber air Sentul City. Kedua sungai ini berfungsi sebagai cadangan (make up water), pemasok kebutuhan air di kawasan Sentul City terutama ketika musim kemarau, dan mengairi danau buatan yang berada dalam kawasan. Kebutuhan air bersih untuk operasional permukiman Sentul City dan sarana penunjangnya bersumber dari layanan PDAM Kabupaten Bogor. Selain kedua sungai tersebut dan PDAM sumber air berasal dari air hujan yang ditampung pada waduk. Air yang ditampung dari waduk ini digunakan untuk penyiraman tanaman dan dijadikan sebagai sumber air baku. Air baku yang diperoleh dari berbagai sumber air belum memenuhi standar untuk air yang dapat dikonsumsi, hal ini disadari oleh pihak Sentul City sehingga dalam waktu dekat pemasok kebutuhan air bersih sepenuhnya dari PDAM. Keadaan kawasan Sentul City baik secara fisik maupun biofisik sudah menunjang untuk pemenuhan kebutuhan sebuah kota mandiri yang didalamnya terdapat permukiman. Namun sebaiknya penggunaan untuk kawasan permukiman ini dilaksanakan secara lebih bijaksana lagi melihat keadaan di dalam kawasan dan lingkungan sekitar memiliki potensi alam yang baik. Tanaman introduksi banyak digunakan pada kawasan ini dengan tujuan estetik dan ekonomi, namun pihak sentul City mulai menyadari terkait pelestarian tanaman lokal sehingga saat ini pihak Sentul City mulai kembali melakukan penambahan tanaman lokal. Merujuk konsep eco city yang diunggulkan oleh Sentul City sudah seharusnya dapat melakukan efisiensi sumber daya lahan, bahan dan energi, mempertahankan tanaman asli, low maintenance, dan mendukung kelestarian sosial budaya dan
72
masyarakat setempat (Arifin, 2011). Hal ini perlu ditingkatkan kembali oleh pihak Sentul City guna mempertahankan konsep yang sudah melekat pada kawasan ini, dengan menggunggulkan tanaman lokal serta mempertimbangkan penggunaan tanaman dari segi kemudahan pemeliharaannya.
5.2
Evaluasi Aspek Sosial Evaluasi aspek sosial ini dilakukan untuk melihat tingkat kepuasan penghuni
terhadap pengelolaan lanskap permukiman Sentul City dan melihat kondisi sosial yang berlangsung antara masyarakat sekitar dengan adanya keberadaan Sentul City. Evaluasi ini merujuk hasil analisis karakteristik dan persepsi penghuni. Selain itu, merujuk analisis terhadap kondisi sosial masyarakat sekitar yang berada di beberapa wilayah desa. Berdasarkan hasil analisis karakteristik penghuni menunjukkan bahwa penghuni yang bermukim di Sentul City merupakan orang berpendidikan dan berada pada tingkat ekonomi dan sosial dalam kelas menengah dan menengah atas. Selain itu, hasil analisis ini menunjukkan bahwa penghuni merasa cukup nyaman dengan kondisi lingkungan tempat tinggal di Sentul City. Dalam hal ini, penghuni membutuhkan tempat tinggal yang nyaman, jauh dari hiruk pikuk aktivitas yang terjadi di pusat kota, dan memiliki lokasi yang cukup strategis. Berdasarkan hasil analisis persepsi penghuni dapat disimpulkan dari keempat aspek yang dianalisis, aspek fasilitaslah yang paling banyak mendapatkan penilaian kurang baik. Hal ini menjadi perhatian oleh pihak pengelola Sentul City untuk peningkatan pemeliharaan fasilitas dan juga penambahan fasilitas yang dapat mendukung kebutuhan penghuni terutama fasilitas umum dan fasilitas sosial. Selain aspek fasilitas, ketiga aspek lainnya yaitu aspek kebersihan, pemeliharaan lanskap, dan aksesibilitas mendapatkan nilai yang cukup baik dari penghuni. Hal ini harus dipertahankan dan ditingkatkan lebih baik lagi untuk memberikan pelayanan terbaik bagi penghuni yang tinggal di kawasan permukiman Sentul City. Berdasarkan analisis kondisi sosial yang telah dilakukan pembangunan Sentul City tentunya memberikan dampak positif maupun negatif bagi masyarakat
73
sekitar. Upaya meminimalisir dampak negatif yang dirasakan masyarakat tentang tahap pembangunan kawasan ini, maka dilakukan pengelolaan di setiap tahapannya. Selain itu kesempatan diberikan kepada masyarakat dalam pemanfaatan sementara pada lahan yang belum dibangun untuk pertanian lahan kering (palawija) oleh masyarakat sekitar, sesuai kesepakatan/persetujuan dari pihak Sentul City (Sentul City, 2009). Usaha lain yang dilakukan oleh pihak Sentul City untuk meminimalisir dampak negatif tersebut dengan pendekatan kepada tokoh masyarakat sekitar dan mengadakan program corporate social responsibility (CSR). Program CSR ini merupakan program dengan tujuan sosial kepada masyarakat sekitar dengan pemberian benih tanaman, ikan, pemeliharaan tanaman, perbaikan rumah, khitanan massal, santunan pada saat bulan ramadhan, dan kegiatan lain seperti adanya lomba pekarangan terbaik. Hal ini cukup berjalan efektif dalam menanggulangi masalah sosial di sekitar lingkungan Sentul City.
5.3
Evaluasi Aspek Pengelolaan Pengelolaan lanskap kawasan Sentul City merupakan tanggung jawab dari
PT. Sukaputera Graha Cemerlang (PT. SGC). Perusahaan ini bertanggung jawab dalam mengelola, mengoperasikan, dan memelihara seluruh fasilitas umum di dalam kawasan Sentul City. PT. SGC ini menaungi beberapa departemen, diantaranya sebagai berikut. 1.
Departemen Pemasaran dan Pelayanan Konsumen (Marketing and Costumer Service) Departemen ini menerima pengaduan (complaint) konsumen terhadap masalah lingkungan, keamanan, pembayaran, dan masalah lain tentang pengelolaan kawasan Sentul City. Selain itu, menerima permintaan (request) yang diajukan oleh konsumen mengenai hal yang terkait dengan pengelolaan kota. Namun, pengaduan dan permintaan khususnya untuk kawasan permukiman hanya bisa diajukan oleh penghuni tetap,
2.
Departemen Keamanan (Security) Departemen ini mengurus keamanan kawasan permukiman. Keamanan di lingkungan
cluster dilakukan dengan sistem pengontrolan pada waktu
74
tertentu dan sistem penggunaan kartu bagi penghuni maupun tamu yang akan masuk ke lingkungan cluster, 3.
Departemen Pemeliharaan Kota Departemen ini mengatur kegiatan pemeliharaan di kawasan Sentul City meliputi perbaikan infrastruktur, pemeliharaan lanskap, dan kebersihan lingkungan kawasan permukiman,
4.
Departemen Keuangan (Billing and Collection) Departemen ini bertanggung jawab dengan segala masalah keuangan dan pembayaran kegiatan pengelolaan,
5.
Departemen Pengelolaan Air (WTP) Departemen ini bertanggung jawab dalam pengolahan air bersih dan menyuplai kebutuhan air penghuni,
6.
Departemen Penegak Tata Tertib Departemen ini bertanggung jawab dalam mengontrol dan mengawas berjalannya peraturan dan prosedur yang berlangsung di lingkungan Sentul City. Departemen ini mencakup BCD, Waslap, dan HCU. Pemeliharaan lanskap kawasan Sentul City menjadi salah satu tanggung
jawab dari Departemen Pemeliharaan Kota. Bagian khusus yang menangani pemeliharaan lanskap ini adalah Unit Lanskap dan Kebersihan pada Departemen Pemeliharaan Kota. Tujuan dari pemeliharaan lanskap ini mengacu pada konsep dasar perencanaan dan menjaga serta meningkatkan nilai estetika yang menjadi salah satu keunggulan bagi kawasan Sentul City. Biaya Pengelolaan lingkungan kawasan permukiman Sentul City meliputi biaya perawatan
taman, kebersihan areal, keamanan lingkungan, dan
pemeliharaan fasilitas umum. Dalam menunjang biaya pengelolaan tersebut, setiap penghuni dikenai Biaya Pengelolaan Lingkungan (BPL) yang harus dibayar setiap bulannya. Berdasarkan wawancara, tarif BPL yang berlaku di kawasan ini berkisar antara Rp. 700/m² hingga Rp. 800/m² tergantung pada luas tanah/kavling hunian yang berada di kawasan ini. Saat ini anggaran biaya dirasa cukup dan tidak mengalami kendala, jika mengalami kekurangan dapat diatasi melalui pengajuan dana ke departemen keuangan PT. SGC.
75
Pemeliharaan lanskap Sentul City dilaksanakan oleh Unit Lanskap dan Kebersihan selaku penanggung jawab dari pihak PT. Sukaputera Graha Cemerlang (PT. SGC). Unit ini mengontrol, mengawas, dan
mengevaluasi
pekerjaan pemeliharaan lanskap di lapang yang telah dikerjakan oleh pihak kontraktor. Pekerjaan pemeliharaan tersebut sebagian besar dikerjakan oleh pihak kontraktor, namun dari pihak unit lanskap dan kebersihan memiliki pekerja in house yang juga melaksanakan pemeliharaan tersebut. Kawasan pemeliharaan lanskap Sentul City meliputi index cluster, index comersial, dan index macro (Tabel 25). Kawasan ini terbagi menjadi tiga yaitu kawasan I, kawasan II, dan kawasan III. Kawasan I dikerjakan oleh kontraktor CV. Gelar Jaya, kawasan II dikerjakan oleh kontraktor CV. Cipta Anugerah Maulita, dan kawasan III dikerjakan oleh kontrakntor PT. Makna Prakarsa Utama. Luas kawasan I, kawasan II, dan kawasan III serta pembagian wilayah kerjanya berdasarkan Surat Perjanjian Kerja (SPK) (Lampiran 7). Kawasan pemeliharaan ini juga terbagi berdasarkan tingkat intensitas pemeliharaannya, yaitu daerah intensif, semi intensif, dan ekstensif. Daerah intensif meliputi area median jalan, berm jalan utama (kiri dan kanan), taman gerbang pada tiap cluster dan taman lingkungan yang ada pada cluster dengan spesifikasi tanaman tertentu. Daerah semi intensif meliputi taman lingkungan pada cluster, rumput berm pada cluster yang penghuni tidak padat, taman lingkungan pada area perkantoran dan komersial, dan area pejalan kaki. Daerah ekstensif meliputi areal penghijauan, areal kavling, dan areal dengan topografi curam. Tabel 25. Pembagian Kawasan Pemeliharaan Kawasan I
Kawasan II
Kawasan III
Makro
Makro
Makro
1. 2.
1. Jl. Siliwangi, Jl. Bali Raya, Jl. Lingkar TMD, Shelter Jl. Siliwangi dan Jl. Bali Raya 2. Community centre setiap cluster 3. WTP Permanent
1. Jl. Juanda dan Jl. National Road,
Mikro
Mikro
3.
Jl. MH. Thamrin CBD, Graha Utama, Graha Madya, Plaza Amsterdam, Plaza Niaga I,dan Plaza Niaga II Posko Maung dan Terminal Bis
Mikro
76 Lanjutan Tabel 30. Pembagian Kawasan Pemeliharaan 1. 2. 3. 4. 5.
Mikro Mediterania Golf Hill Mediterania I Mediterania II Bukit Golf Hijau Taman Victoria
Mikro 1. Taman Parahyangan 2. Taman Imperial 3. Northridge 4. Lakeside home 5. Taman Venesia 6. Taman Pasadena 7. Taman Sakura 8. Mountain View Residence 9. Taman Legian 10. Taman Udayana 11. Taman Tampak Siring 12. Taman Besakih
Mikro 1. Taman Andalusia 2. Taman Casablanca 3. Sierra Madre 4. Taman Equator 5. Taman Yunani 6. Empire Park 1 7. Empire Park 2 8. England Park 9. Countrywood 10. Alpensia 11. Pine Forest
Tenaga kerja pada pemeliharaan lanskap ini dibagi menjadi dua, yaitu tenaga kerja yang berasal dari PT. Sukaputera Graha Cemerlang (in house) dan tenaga kerja yang berasal dari pihak kontraktor lanskap. Tenaga kerja yang berasal dari PT. Sukaputera Graha Cemerlang terdiri dari bagian lanskap dan koordinator kebersihan yang bertugas mengontrol pekerjaan pemeliharaan di lapang. Pihak pengelola dan kontraktor melakukan kerjasama dalam pemantauan kinerja pekerja dalam melakukan kegiatan pemeliharaan. Performa pekerja di lapang terkadang ada yang terlihat kurang maksimal hal ini disebabkan tumpang tindih pekerjaan. Pembagian tugas yang tidak sesuai ini mengakibatkan kinerja yang kurang efektif karena pekerja menjadi tidak fokus. Kondisi ini dialami oleh pihak kontraktor yang memiliki tenaga kerja yang kurang sebagai penyesuaian kesepakatan anggaran biaya. Pengelolaan tenaga kerja kontraktor juga menghadapi masalah terkait kurangnya motivasi pekerja dalam melakukan pekerjaan yang berdampak pada waktu penyelesaian. Hal ini diatasi dengan pemberian motivasi berupa insentif atau bonus bagi pekerja yang memiliki kinerja baik. Sedangkan untuk kekurangan tenaga kerja jangka pendek disiasati dengan strategi pemanfaatan tenaga kerja secara efisien dengan penjadwalan kegiatan yang terarah dan terencana. Sedangkan jangka panjang dengan penambahan tenaga kerja. Kegiatan pemeliharaan lanskap tidak sedikit yang membutuhkan pekerja dengan keterampilan atau teknik khusus dalam pelaksanaanya. Dalam menunjang kelancaran kegiatan tersebut, maka pihak kontraktor dan pengelola harus memperhatikan keselamatan tenaga kerjanya dengan penyediaan alat pelindung di lapang. Berdasarkan pengamatan di lapang, masih ada pekerja yang
77
kurang mematuhi prosedur yang berlaku di lapangan. Hal tersebut tentunya akan membahayakan tenaga kerja, seharusnya para pekerja bisa lebih mengikuti prosedur pekerjaan lapang demi keselamatan kerja. Untuk keberlangsungan pelaksanaan prosedur keselamatan kerja maka diperlukan monitoring oleh pengawas dan sosialisasi yang intensif guna meningkatkan kesadaran pekerja. Ketidakdisiplinan juga terlihat dari pemanfaatan waktu kerja yang tidak optimal. Cukup banyak tenaga kerja yang mengakhiri pekerjaan tidak sesuai dengan waktu yang ditentukan. Hal ini akan berdampak pada hasil kinerja dari kontraktor. Faktor dari kondisi tersebut salah satunya terkait dengan kesejahteraan tenaga harian. Kesejahteraan tenaga harian diharapkan lebih diperhatikan mengingat UMR yang berlaku di Kabupaten Bogor dan pemberian uang insentif untuk meningkatkan komitmen kerja yang baik. Selain itu, perlu melakukan pengawasan yang lebih ketat dan sanksi yang lebih tegas dari pihak kontraktor. Solusi permasalahan ini telah dilakukan oleh pihak Sentul City dengan meningkatkan kesejahteraan tenaga kerjanya dan kondisi ini berdampak pada performa di lapang yang lebih baik dari sebelumnya. Pemeliharaan lanskap dalam pelaksanaan di lapang membutuhkan kelengkapan alat dan bahan guna kelancaran pekerjaan tersebut. Selain kelengkapan alat dan bahan, perawatannya juga harus diperhatikan agar dapat digunakan dalam jangka waktu yang cukup lama. Peralatan dapat tahan lama bila dirawat dan disimpan dengan benar (Arifin dan Arifin, 2005). Hal ini harus diperhatikan oleh kontraktor atau pengelola untuk menjaga keawetan alat. Kondisi alat pemeliharaan yang baik ditunjang dengan perawatan dan perbaikan yang cepat jika alat yang digunakan mengalami kendala teknis. Perawatan dan perbaikan alat tersebut sebaiknya dikuasai oleh operator pemeliharaan taman sehingga ketika ada kendala saat pengoperasian dapat diatasi secara cepat tanpa menunggu teknisi atau pengawas untuk memperbaikinya (Arifin dan Arifin, 2005). Pihak kontraktor pemelihara ini memberikan pembekalan kepada operator pemelihara untuk menangani kendala teknis pada alat ketika di lapang, namun untuk kontraktor CAM khususnya difasilitasi teknisi jika kondisi kerusakan dianggap berat. Kontraktor Gelar Jaya mempercayakan
78
sepenuhnya untuk perbaikan kerusakan alat kepada operator pemelihara dan pengawas lapang. Hasil pemeliharaan yang efektif selain ditunjang dengan kinerja pekerja yang baik juga ditentukan oleh ketersediaan alat dan bahan. Ketersediaan alat dan bahan yang dimiliki secara keseluruhan cukup memadai namun masih perlu ditambahkan guna menunjang kegiatan di lapang. Spesifikasi alat dan bahan yang digunakan sebaiknya atas persetujuan dari pihak kontraktor pemeliharaan dan pengelola yang disertakan pada dokumen kontrak. Hal ini dilakukan guna mengontrol persediaan alat dan bahan serta memperoleh hasil yang sesuai dengan standar penampilan. Pemeliharaan lanskap membutuhkan biaya yang tidak sedikit karena meliputi biaya untuk pihak pengelola (supervisor lanskap), pengawas lapang, tenaga kerja in house, alat pemeliharaan dan perawatan, dan biaya pihak kontraktor terdiri dari biaya tenaga kerja harian, alat dan bahan pemeliharaan, perawatan alat, dan biaya lainnya. Anggaran biaya ini perlu direncanakan agar penggunaannya efektif dan efisien. Anggaran biaya pemeliharaan taman sebaiknya diperkirakan sebelum membuat perencanaan taman, karena hal ini akan mempengaruhi keberlanjutan sebuah taman. Anggaran biaya pemeliharaan taman secara umum dapat ditentukan dari hasil pencatatan kegiatan yang dilakukan oleh operatotr, supervisor, atau superintendent pemelihara taman. Hasil pencatatan tersebut dapat diketahui kebutuhan alat, bahan, dan tenaga kerja jika diikuti dengan penjadwalan pemeliharaan taman yang baik dan benar (Arifin dan Arifin, 2005). Kontraktor pemelihara dalam menyusun rancangan anggaran biaya melakukan perhitungan analisis harga satuan terlebih dahulu (Tabel Lampiran 10). Analisis perhitungan ini digunakan juga untuk menghitung harga satuan item pemeliharaan lainnya. 5.3.1 Pemeliharaan Lanskap Pemeliharaan lanskap permukiman meliputi pemeliharaan ideal dan pemeliharaan fisik. Pemeliharaan ideal yaitu pemeliharaan yang mengacu pada tujuan dan desain semula. Pemeliharaan ini berkaitan dengan mempertahankan
79
konsep dasar Sentul City yaitu menyatu dengan karakter alam sekitar. Keberlanjutan suatu desain bergantung pada konsistensi pemeliharaan yang disesuaikan dengan penggunaan dan tujuan desain (Eckbo, 1964). Sentul City telah melakukan hal tersebut, namun perlu diperhatikan berkaitan dengan kelengkapan nursery yang mempermudah dalam penyulaman tanaman. Selain itu, jaringan utilitas bawah tanah sebaiknya direncanakan dengan baik sehingga tidak sering terjadi bongkar pasang. Desain yang kurang tepat akan berdampak pada pemeliharaan khususnya anggaran biaya. Pemeliharaan fisik di Sentul City mencakup pemeliharaan soft material dan hard material. Pemeliharaan soft material terdiri dari pembersihan, pemangkasan, penyiraman, pemupukan, pendangiran, penyiangan, pengendalian hama penyakit, dan penyulaman. Pemeliharaan hard material terdiri dari pemeliharaan patung, pot tanaman, saluran, jogging track, dan pedestrian track. Pelaksanaan kegiatan pemeliharaan ini mengalami beberapa kendala dan temuan ketidakdisiplinan pekerja seperti kegiatan pembersihan terutama penyapuan dan kegiatan pemangkasan rumput. Berdasarkan pengamatan tenaga kerja seringkali menyudahi pekerjaannya tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Hal ini bisa diatasi dengan pengontrolan lebih ketat, pemberian sosialisasi intensif, dan pemberian sanksi. Kendala dialami dalam beberapa kegiatan pemeliharaan seperti pelaksanaan kegiatan pemangkasan, kondisi tanah yang berbatu dan mesin yang mengalami masalah teknis terkadang menyulitkan proses kegiatan. Sehingga pelaksanaan terkadang terhambat yang berdampak pada progress pekerjaan yang tidak sesuai target. Dengan kondisi seperti ini memungkinkan menurunkan kinerja pekerja, sehingga hal ini diatasi dengan membersihkan lahan yang akan dipangkas, mengganti mesin pangkas yang sudah tua, melakukan service berkala lebih intensif pada mesin yang penggunaannya relatif sering. Kegiatan pemeliharaan lain yang mengalami kendala yaitu penyiraman saat musim kemarau. Keterbatasan air akibat sumber air yang minim di dalam kawasan ini mengharuskan pihak pengelola dan kontraktor meyiasati dengan penggunaan cadangan air di danau buatan. Selain itu kondisi cuaca yang panas
80
berdampak pada penguapan lebih cepat dan tanaman mengalami kekurangan air, jika tidak diatasi akan mengakibatkan stress pada tanaman sehingga perlu disiram secara intensif. Namun jumlah mobil tangki penyiraman belum cukup untuk mengefektifkan kegiatan penyiraman ini sehingga kegiatan penyiraman dilakukan hingga malam hari. Kegiatan penyiraman ini seharusnya tidak dilakukan hingga malam hari karena dapat menimbulkan penyakit tanaman. Kondisi ini dapat diatasi dengan penambahan mobil tangki penyiraman sehingga waktu yang dibutuhkan tidak hingga malam hari. Metode pemeliharaan yang kurang sesuai dapat berdampak pada hasil yang didapatkan. Misalnya pada kegiatan pemupukan, berdasarkan pengamatan lapang pemberian dosis pupuk anorganik pada semak ini dilakukan dengan perkiraan tanpa perhitungan yang akurat. Hal ini memungkinkan pemberian pupuk yang tidak merata sebagian dapat terpenuhi namun ada juga yang masih kurang bahkan mungkin ada yang berlebihan. Kondisi ini harus menjadi perhatian bagi kontraktor akan kebutuhan tanaman sehingga hasil yang didapatkan akan sesuai. Penggunaan pupuk yang berlebihan juga akan mempercepat pertumbuhan gulma seperti pupuk kandang. Menghindari pertumbuhan gulma tersebut perlu melakukan tindakan preventif dengan tidak terlalu banyak menggunakan pupuk kandang. Hal ini dikarenakan pupuk kandang yang beredar di pasaran terkadang belum disterilisasi dan banyak mengandung benih rumput yang masih tumbuh (Arifin dan Arifin, 2005). Berdasarkan pengamatan dalam kondisi tertentu pertumbuhan gulma yang cukup cepat tidak diimbangi dengan jumlah tenaga kerjanya. Hal ini terkadang menjadi masalah karena ada beberapa area yang cukup lama untuk penanganan pengendalian gulmanya dikarenakan tenaga kerja yang kurang. Tenaga kerja penyiang ini dibagi oleh pengawas lapang, oleh karenanya pengawas lapang perlu jeli melihat kondisi area dengan gulma yang banyak. Pembagian proporsi tenaga kerja penyiang ini harus tepat sehingga pelaksanaan kegiatan pemeliharaan ini berjalan efektif dan efisien. Selain gulma, hama dan penyakit tanaman menjadi problema dalam pemeliharaan lanskap. Perlu penanganan yang tepat agar masalah ini cepat diatasi.
81
Pengendalian hama dan penyakit tanaman bisa menggunakan cara manual (alami) dan kimiawi. Penggunaan cara kimiawi dengan menggunakan pestisida. Kelengkapan pekerja perlu diperhatikan guna keselamatan dalam bekerja. Penggunaan cara kimiawi ini dilakukan dengan alat handsprayer semi otomatis. Teknik dalam penyemprotan ini dengan memperhatikan hembusan angin, namun pekerja dominan kurang mempertimbangkan hal tersebut. Penyemprotan pestisida dengan cara yang benar adalah searah dengan hembusan angin (Arifin dan Arifin, 2005). Hal ini dapat menjadi perhatian bagi pelaksana pemelihara di Sentul City. Kegiatan pemeliharaan lanskap lainnya yang perlu memperhatikan teknik dalam pelaksanaanya yaitu pendangiran (penggemburan) dan penyulaman. Pendangiran merupakan kegiatan pemeliharaan yang bertujuan untuk memberikan pertumbuhan yang optimal pada tanaman. Penggemburan tanah akan memberikan sirkulasi udara yang baik di daerah perakaran (Arifin dan Arifin, 2005). Hal yang perlu diperhatikan saat melakukan kegiatan pendangiran ini yaitu jangan sampai merusak perakaran tanaman dan tidak dilakukan pada saat kemarau atau pada saat terik matahari. Hal ini dikarenakan dapat mempercepat laju evaporasi yang mengakibatkan stress pada tanaman (Arifin dan Arifin, 2005). Penyulaman merupakan kegiatan pemeliharaan fisik yang bertujuan untuk mengganti tanaman yang mati/rusak, baik karena serangan hama atau penyakit, kerusakan mekanis, maupun tanaman sudah tua (Arifin dan Arifin, 2005). Kegiatan penyulaman tanaman dilakukan tidak hanya untuk taman yang baru dibangun saja, tetapi juga taman yang sudah terwujud dengan baik agar penampilan
keseluruhan
taman
tetap
impresif.
Penyulaman
ini
harus
memperhatikan beberapa hal diantaranya, tersedianya tanaman pengganti yang kondisinya harus lebih baik, tanaman yang rusak atau mati sebaiknya dicabut atau dibuang terlebih dahulu agar tidak mengganggu tanaman yang sehat, dan penyiraman dilakukan secara rutin (Arifin dan Arifin, 2005).
Hal ini telah
diperhatikan oleh pihak pengelola, namun terkadang sulitnya mencari tanaman pengganti untuk penyulaman dari sisa penjarangan dan kondisi nursery yang kurang lengkap menjadi faktor penghambat dalam kegiatan pemeliharaan ini. Nursery atau pembibitan tanaman sangat diperlukan untuk taman yang berskala
82
luas, sehingga untuk memenuhi kebutuhan nursery diperlukan stok tanaman yang mampu memenuhi kebutuhan. 5.3.2 Kapasitas Kerja Pemeliharaan lanskap akan berjalan efektif salah satunya dipengaruhi oleh kapasitas kerja dari tenaga kerja. Kapasitas kerja ini dapat menjadi dasar dalam penentuan kebutuhan tenaga kerja dengan menyesuaikan luasan yang dipelihara. Efektivitas pekerjaan pemeliharaan ini juga ditentukan oleh ketersediaan jadwal pekerjaan yang terencana dengan baik. Sentul City yang bekerjasama dengan tiga kontraktor tentunya memiliki tenaga kerja yang bervariasi, terutama dari kapasitas kerja masing-masing kontraktor. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di lapang kinerja masing-masing tenaga harian bervariasi, ada yang sangat baik hingga kurang baik. Maka dibutuhkan evaluasi kapasitas kerja untuk meningkatkan efektivitas pekerjaan yang dihasilkan. Efektivitas kerja para operator taman menentukan efisiensi biaya pemeliharaan taman. Efektivitas kerja ini dapat dilihat dari perhitungan kapasitas kerja yang dilakukan oleh operator pemeliharaan taman (Arifin dan Arifin, 2005). Kapasitas kerja ini salah satunya dipengaruhi oleh kedisplinan pekerja itu sendiri. Perhitungan kapasitas kerja ini berdasarkan pengamatan lapang dengan sample cluster yang ada di permukiman Sentul City. Pengamatan ini dilakukan tiga kali dengan mengikuti waktu kerja tenaga harian. Pengamatan yang dilakukan yaitu terhadap pemeliharaan lanskap meliputi penyapuan, penyiangan, penggemburan, pemangkasan pohon, pengendalian hama dan penyakit, pemupukan, penyetikan, pemangkasan rumput, pemangkasan semak, dan penyiraman (Tabel Lampiran 12). Pengamatan ini menghasilkan kapasitas kerja dan efektifitas kerja (Tabel 26). Kawasan permukiman Sentul City dengan area pemeliharaan yang cukup luas membutuhkan tenaga kerja yang memadai. Setiap tenaga kerja memiliki target kerja yang ditentukan oleh pihak pengawas (kontraktor) dan pihak pengelola. Dengan kendala yang ada di lapang, seperti target yang sepenuhnya belum tercapai dibutuhkan analisis terhadap kebutuhan tenaga kerja yang dilakukan
dengan
perhitungan
HOK
yang
dibutuhkan
dalam
kegiatan
83
pemeliharaan lanskap permukiman Sentul City. Perhitungan HOK ini diperoleh dengan memperhitungkan kapasitas kerja, frekuensi pemeliharaan, dan luas area yang dipelihara (Tabel Lampiran 13). Tabel 26. Kapasitas Kerja Pemeliharaan a.
Penyapuan Rumput Rata-Rata Luasan Pekerjaan yang Diselesaikan (m²)
Standar Kapasitas Kerja/Jam (m²)*
Efektivitas Kerja (%)
No
Kontraktor
Area
1
Gelar Jaya
Bukit Golf Hijau (gunung)
331,53
400
82,88
Bukit Golf Hijau (bukit)
365,63
400
91,40
Bukit Golf Hijau (lembah)
351,14
400
87,78
Bukit Golf Hijau (puncak)
372,36
400
93,09
Mediterania I
356,59
400
89,14
Mediterania II
405,32
400
101,33
Taman Victoria
329,37
400
82,34
Jl. M.H. Thamrin
361,63
400
90,40
T. Legian
389,32
400
95,98
T. Tampak Siring
389,42
400
97,35
T. Besakih
373,28
400
93,32
T. Venesia
382,98
400
95,74
T. Pasadena
365,53
400
91,38
T. Imperial
379,45
400
99,92
T.Parahyangan
403,17
400
100,79
Jl. Siliwangi
360,09
400
90,02
Jl. Bali Raya
348,99
400
87,24
England dan Country Wood
334,51
400
83,62
T. Yunani
396,70
400
99,17
T. Empire
380,71
400
95,17
T. Casablanca
390,73
400
97,68
2
3
Cipta Anugrah Maulita
Makna Prakarsa Utama
T. Andalusia
350,39
400
87,59
T. Equator
397,14
400
99,28
Pine Forest
283,99
400
70,99
363,34
400
90,98
Rata-Rata Kapasitas Kerja
Sumber : * (Arifin dan Arifin 2005
84
Lanjutan Tabel 26. Kapasitas Kerja Pemeliharaan b. No 1
2
3
Penyapuan Perkerasan Kontraktor Gelar Jaya
Cipta Anugrah Maulita
Makna Prakarsa Utama
Rata-Rata Luasan Pekerjaan yang Diselesaikan (m²)
Standar Kapasitas Kerja/Jam (m²)*
Efektivitas Kerja (%)
Bukit Golf Hijau (gunung)
708,31
800
88,53
Bukit Golf Hijau (bukit)
739,91
800
92,48
Bukit Golf Hijau (lembah)
791,92
800
98,90
Bukit Golf Hijau (puncak)
710,27
800
88,78
Mediterania I
768,04
800
96,00
Mediterania II
770,99
800
96,37
Taman Victoria
653,58
800
81,69
Jl. M.H. Thamrin
791,14
800
98,89
Area
T. Legian
703,72
800
87,96
T. Tampak Siring
716,07
800
89,50
T. Udayana
718,25
800
89,78
T. Besakih
688,16
800
86,02
T. Venesia
771,21
800
96,40
T. Pasadena
741,51
800
92,68
T. Imperial
721,15
800
90,14
T.Parahyangan
797,59
800
99,69
Jl. Siliwangi
757,53
800
94,69
Jl. Bali Raya
748,38
800
93,54
England dan Country Wood
662,23
800
82,77
T. Yunani
689,61
800
86,20
T. Empire
675,39
800
84,42
T. Casablanca
729,44
800
91,18
T. Andalusia
689,96
800
86,24
T. Equator
739,48
800
92,43
Pine Forest
609,68
800
76,21
Rata-Rata Kapasitas Kerja
723,74
800
90,46
Sumber : * (Arifin dan Arifin 2005)
85
Lanjutan Tabel 26. Kapasitas Kerja Pemeliharaan c.
Pemangkasan Rumput
No
Kontraktor
1
Gelar Jaya
2
3
Cipta
Rata-Rata Luasan Pekerjaan yang Diselesaikan (m²)
Standar Kapasitas Kerja/Jam (m²)*
Efektivitas Kerja (%)
Bukit Golf Hijau (gunung)
243,72
250
97,49
Bukit Golf Hijau (bukit)
240,40
250
96,16
Bukit Golf Hijau (lembah)
239,84
250
95,93
Bukit Golf Hijau (puncak)
246,29
250
98,51
Bukit Golf Hijau (raya)
246,04
250
98,41
Mediterania I Mediterania II
246,59
250
98,63
242,54
250
97,01
Taman Victoria
240,95
250
96,38
Jl. M.H. Thamrin
241,20
250
96,48
Area
T. Legian
238,62
250
95,45
Anugrah
T. Tampak Siring
245,17
250
98,06
Maulita
T. Udayana
243,93
250
97,57
T. Besakih
232,84
250
93,13
T. Venesia
232,22
250
92,89
T. Pasadena
243,69
250
97,47
T. Imperial
235,93
250
94,37
T.Parahyangan
229,32
250
91,72
England dan Country Wood
245,83
250
98,33
T. Yunani
241,22
250
96,48
T. Empire
237,04
250
94,81
T. Casablanca
226,95
250
90,78
T. Andalusia
242,00
250
96,8
T. Equator
239,96
250
95,98
Pine Forest
235,69
250
94,27
239,91
250
95,96
Makna Prakarsa Utama
Rata-Rata Kapasitas Kerja
Sumber : * (Arifin dan Arifin 2005)
86
Lanjutan Tabel 26. Kapasitas Kerja Pemeliharaan d.
Pemangkasan Perdu
No
Kontraktor
1
Cipta Anugrah Maulita
Rata-Rata Jumlah Pohon (pohon/jam)
Standar Kapasitas Kerja/Jam (pohon)*
Efektivitas Kerja (%)
Jl. Siliwangi
4
5
80
Jl. Bali Raya
4
5
80
4
5
80
Area
Rata-Rata Kapasitas Kerja
Sumber : * (Arifin dan Arifin 2005)
e.
Pemangkasan Penutup tanah
No
Kontraktor
Area
1
Gelar Jaya
Bukit Golf Hijau (gunung)
24,32
Standar Kapasitas Kerja/Jam (m²)* 10
Bukit Golf Hijau (bukit)
24,84
10
248,40
Bukit Golf Hijau (lembah)
25,28
10
252,80
Bukit Golf Hijau (puncak)
26,23
10
262,30
Mediterania I Mediterania II
25,27
10
252,70
23,15
10
231,50
Jl. M.H. Thamrin
23,73
10
237,30
24,69
10
246,90
Rata-Rata Kapasitas Kerja
Rata-Rata Luasan Pekerjaan yang Diselesaikan (m²)
Efektivitas Kerja (%) 243,20
Sumber : * (Arifin dan Arifin 2005)
f.
Penyiraman
No
Kontraktor
1
Gelar Jaya Cipta Anugrah Maulita Makna Prakarsa Utama
2
3
Rata-Rata Luasan Pekerjaan yang Diselesaikan (m²)
Standar Kapasitas Kerja/Jam (m²)*
Efektivitas Kerja (%)
Jl. M.H.Thamrin
635,76
700
90,82
Jl. Siliwangi
600,19
700
85,74
Jl. Juanda
608,47
700
86,92
614,81
700
87,83
Area
Rata-Rata Kapasitas Kerja
Sumber : * (Arifin dan Arifin 2005)
87
Lanjutan Tabel 26. Kapasitas Kerja Pemeliharaan g.
Penyiangan disertai pendangiran
No
Kontraktor
1
Gelar Jaya
2
3
Cipta Anugrah Maulita
Makna Prakarsa Utama
Rata-Rata Luasan Pekerjaan yang Diselesaikan (m²)
Standar Kapasitas Kerja/Jam (m²)*
Efektivitas Kerja (%)
Bukit Golf Hijau (gunung)
32,30
40
80,75
Bukit Golf Hijau (bukit)
29,47
40
73,69
Bukit Golf Hijau (lembah)
34,46
40
86,16
Bukit Golf Hijau (puncak)
35,86
40
89,65
Mediterania I
38,58
40
96,45
Mediterania II
39,71
40
99,27
Taman Victoria
31,65
40
79,14
Jl. M.H. Thamrin
36,71
40
91,78
T. Legian
31,22
40
78,05
T. Tampak Siring
28,87
40
72,18
T. Udayana
31,76
40
79,40
T. Besakih
30,52
40
76,30
T. Venesia
32,76
40
81,90
T. Pasadena
30,61
40
76,52
T. Imperial
34,03
40
85,07
T.Parahyangan
30,49
40
76,24
Jl. Siliwangi
33,27
40
83,18
England dan Country Wood
31,06
40
77,65
T. Yunani
28,49
40
71,23
T. Empire
32,31
40
80,78
T. Casablanca
32,72
40
81,81
T. Andalusia
33,42
40
83,55
T. Equator
32,51
40
81,29
Pine Forest
30,29
40
75,72
32,63
40
81,57
Area
Rata-Rata Kapasitas Kerja
Sumber : * (Arifin dan Arifin 2005)
88
Pengamatan yang dilakukan di lapang menghasilkan kapasitas kerja tiap pemeliharaan
yang
dibandingkan
dengan
standar
berdasarkan
literatur.
Perbandingan kapasitas kerja ini menunjukkan efektivitas kerja dari pekerja masing-masing kontraktor. Efektivitas yang dihasilkan rata-rata dibawah 100% terutama pemangkasan perdu yang memiliki hasil paling rendah diantara pemeliharaan yang diamati. Hal ini dilatarbelakangi oleh beberapa faktor yaitu faktor alam, faktor alat dan bahan, dan faktor tenaga kerja. Faktor alam seperti ketika datang musim penghujan, pertumbuhan gulma sangat cepat sedangkan waktu kerja menjadi berkurang dan pertumbuhan rumput menjadi cepat yang tidak bisa diiringi dengan pemangkasan yang intensif. Selain itu kondisi lahan yang berbatu menyulitkan saat pemangkasan rumput. Faktor alat dan bahan ini seperti mesin pangkas rumput gendong yang masa efektif penggunaannya telah lewat sehingga performa di lapang kurang baik. Ketersediaan mesin tebang pohon (chainsaw) yang tidak dimiliki oleh pihak kontraktor yang terkadang menghambat. Faktor tenaga kerja seperti kurangnya pengetahuan dalam bekerja dan kurangnya kesadaran dari pekerja dalam menjalani tugasnya. Hal ini tercermin saat bekerja sering terlihat istirahat, pulang lebih awal, dan kurangnya motivasi dalam bekerja. Tindakan yang perlu dilakukan untuk mengatasi faktor tenaga kerja yang sering menjadi kendala dalam kinerja pekerja yaitu memberikan pelatihan dan pengetahuan sebelum terjun ke lapang untuk melaksanakan pemeliharaan sehingga kinerja sesuai dengan yang diharapkan. Memberikan motivasi bekerja dengan reward, award, atau bonus sehingga timbul kesadaran untuk bekerja lebih baik. Hal ini sejalan dengan pendapat yang mengemukakan bahwa dalam meningkatkan kinerja para pekerja perlu diperhatikan dua faktor yaitu kecakapan dan komitmen. Kecakapan terbentuk dari pengalaman, keahlian, dan pengetahuan sedangkan komitmen berasal dari motivasi diri (Sternloff dan Warren, 1984). Selain tindakan tersebut, perlu dilakukan pengawasan dari pihak kontraktor maupun unit lanskap sehingga dapat dievaluasi pekerja dengan kinerja baik dan kurang baik.
89
Kegiatan
pemeliharaan
lanskap
di
Sentul
City
dengan
kawasan
pemeliharaan yang luas membutuhkan monitoring yang rutin dan ketat. Hal ini guna memantau keefektifan kinerja kontraktor setiap harinya dalam mencapai target yang telah ditentukan. Proses monitoring ini telah dilakukan oleh pengawas pengelola dan kontraktor. Kegiatan monitoring ini dengan mengelilingi dan mengawasi pekerjaan dari tenaga kerja harian pada area pemeliharaan. Kegiatan monitoring dari kedua pihak ini berjalan lancar karena didukung oleh komunikasi yang baik dari masing-masing pihak. Pihak Sentul City perlu meningkatkan kembali pemantauan kinerja kontraktor agar kualitas pengelolaan lanskap yang diinginkan tercapai. Pekerjaan yang dilakukan kontraktor tidak saja dimonitoring tapi dilakukan evaluasi harian dan 2 mingguan. Evaluasi harian dilakukan dengan pihak pengelola dengan diskusi mengenai kekurangan kegiatan pemeliharaan yang harus diperbaiki setiap harinya dan memantau progress pekerjaan yang telah dilakukan. Evaluasi hasil pekerjaan 2 mingguan dilakukan melalui checklist bersama, pelaksanaan checklist bersama dilakukan pada tanggal 1 atau 16. Pelaksanaan checklist bersama dilakukan oleh Unit Lanskap dan Kebersihan beserta wakil dari masing-masing kontraktor. Pedoman pengoreksian pada pelaksanaan checklist bersama adalah standar penampilan yang telah ditetapkan oleh pengelola. Kegiatan checklist ini dilakukan dalam dua tahap yaitu pra-checklist dan checklist. Pra-checklist dilakukan untuk memberi catatan kepada kontraktor kegiatan pemeliharaan yang belum sesuai dengan standar penampilan. Kegiatan prachecklist dilakukan tiga hari sebelum akhir periode sekitar tanggal 12 untuk periode tanggal 1 sampai 15 dan pada tanggal 27 untuk periode tanggal 16 sampai 30, teknis pelaksanaanya sama dengan kegiatan checklist. Pada tanggal 16 untuk periode tanggal 1 sampai 15 dilakukan checklist untuk mengontrol penyelesaian pekerjaan yang menjadi catatan saat pra-cheklist. Kegiatan checklist ini efektif untuk melatih kedisiplinan kontraktor agar tidak terjadi keterlambatan dalam pelaksanaan kegiatan pemeliharaan pada periode berikutnya. Hasil kegiatan pemeliharaan dapat terlihat pada pelaksanaan checklist bersama. Apabila ada beberapa kondisi lapang baik softscape maupun hardscape
90
yang tidak memenuhi standar penampilan, pengelola akan memberikan catatan kepada kontraktor (Lampiran 6). Catatan tersebut biasanya berupa kekurangan dari kegiatan pemeliharaan yang telah dilakukan. Hasil pemeliharaan yang kurang sesuai ini disebabkan kurangnya pengawasan terhadap kinerja tenaga kerja harian, kurangnya kejelasan tugas yang diberikan oleh pengawas, dan kurangnya keseriusan dari tenaga kerja dalam menjalani tugasnya. Maka diperlukan pengawasan yang lebih ketat dari pengawas kontraktor, kejelasan tugas yang diberikan dari pengawas kontraktor, dan pemberian bonus untuk menigkatkan motivasi bagi pekerja yang melaksanakan tugasnya dengan serius, serta tindakan tegas dengan pemberian sanksi bagi pekerja yang tidak melakukan tugasnya dengan baik.
Evaluasi kegiatan pemeliharaan ini tidak hanya dilakukan oleh pengelola dan kontraktor, tetapi juga dilakukan oleh penghuni. Salah satu bentuk evaluasi dari pekerjaan pemeliharaan yang diajukan oleh penghuni adalah complaint. Pengajuan complaint mengenai pemeliharaan lanskap dilakukan melalui telepon atau datang langsung ke kantor Departemen Pemasaran dan Pelayanan Konsumen. Komplain tersebut ditindaklanjuti ke Departemen Pemeliharaan Kota melalui faks dan diterima oleh bagian Administrasi kemudian disampaikan kepada Unit Lanskap dan Kebersihan. Unit Lanskap dan Kebersihan akan melihat langsung kondisi di lapang dengan pihak kontraktor yang memelihara kawasan tersebut dan memutuskan perkiraan waktu penyelesaian complaint tersebut. Faks yang sudah disertai dengan perkiraan waktu penyelesaian komplain dikirim balik ke Departemen Pemasaran dan Pelayanan Konsumen. Apabila complaint telah selesai
dikerjakan
maka
pihak
Unit
Lanskap
dan
Kebersihan
akan
mengkonfirmasi ke Departemen Pemasaran dan Pelayanan Konsumen dan informasi tersebut akan diinformasikan langsung kepada penghuni. Penanganan complaint dilakukan paling cepat pada hari itu juga dan paling lambat tiga hari setelah pengajuan komplain tersebut. Waktu untuk menyelesaikan complaint ratarata satu minggu atau kurang dari satu minggu. Hal ini cukup baik dan diharapkan dapat dipertahankan tetapi jumlah complaint setiap bulannya sebisa mungkin dapat diminimalisir. Complaint dari penghuni tercatat dalam form checklist harian
91
5.4
Rekomendasi Strategi bagi Rencana Pengelolaan Lanskap Permukiman Sentul City Melalui hasil evaluasi aspek ekologis, evaluasi sosial, dan evaluasi
pengelolaan, dan analisis SWOT, rekomendasi pengelolaan lanskap permukiman Sentul City dapat disusun. Evaluasi aspek ekologis menunjukkan bahwa kondisi Sentul City telah terjadi beberapa perubahan dari kondisi sebelumnya, terutama vegetasi yang ada didominasi vegetasi introduksi. Evaluasi aspek sosial menunjukkan bahwa penghuni menilai baik untuk pemeliharaan lanskap dan menilai cukup baik untuk aspek kebersihan, fasilitas, keamanan, dan aksesibilitas. Evaluasi pengelolaan lanskap menunjukkan bahwa pengelolaan lanskap perlu ditingkatkan khususnya dalam pembinaan SDM. Analisis SWOT menunjukkan bahwa pihak pengelola perlu meningkatkan pengawasan terhadap kinerja pekerja di lapang dan terhadap peluang vandalisme. 5.4.1 Meningkatkan pengawasan terhadap kinerja pekerja di lapang dan terhadap peluang vandalisme Pengelolaan lanskap Sentul City dalam pelaksanaannya bermitra kerja dengan pihak kontraktor. Adanya kerjasama tersebut seharusnya menghasilkan pengelolaan yang lebih baik. Namun, pengelolaan tersebut terkendala dalam tenaga kerja yang kurang disiplin baik terkait prosedur kerja. Kondisi ini perlu mendapatkan perhatian oleh pihak pengelola atau pihak kontraktor karena hasil pemeliharaan juga bergantung pada kinerja pekerja di lapang. Pihak pengelola dan pihak kontraktor perlu meningkatkan pengawasan dengan lebih rutin mengontrol pekerjaan di lapang. Pengontrolan lebih intensif di seluruh kawasan Sentul City juga perlu dilakukan untuk menjaga fasilitas agar terhindar dari vandalisme. 5.4.2 Mempertahankan kualitas pengelolaan yang telah berlangsung Kegiatan pengelolaan lanskap permukiman di Sentul City secara keseluruhannya sudah baik. Namun, menurut survey dan wawancara yang dilakukan baik dengan pengelola dan penghuni intensitas dan kualitas kegiatan pemeliharaan masih perlu ditingkatkan lagi untuk mencapai hasil yang lebih baik. Kegiatan pemeliharaan seperti penyapuan dan penyiangan gulma masih belum
92
berlangsung secara maksimal. Ada area tertentu yang kegiatan penyapuannya tidak sesuai target dan ada area taman yang gulmanya sudah cukup banyak namun lamban penanganannya. Selain itu, penangangan terhadap complaint dan request terkadang kurang cepat. Hal ini harus diperhatikan oleh pihak pengelola dan pihak kontraktor guna meningkatkan kualitas pemeliharaan dan pengelolaan yang lebih baik. 5.4.3 Meningkatkan kegiatan pengelolaan dengan bekerjasama dengan mitra kerja dalam rangka memperbaiki kinerja menjadi lebih baik Kegiatan pengelolaan lanskap permukiman Sentul City meliputi kegiatan pemeliharaan, tenaga kerja, administrasi, jadwal pemeliharaan, dan ketersediaan alat dan bahan. Kegiatan pengelolaan ini kurang efektif dan efisien jika hanya dilakukan oleh pihak pengelola saja karena area pemeliharaan yang luas yaitu 297 ha. Maka kegiatan pengelolaan ini bekerjasama oleh pihak kontraktor dengan tujuan memudahkan mekanisme kerja. Walaupun sudah bekerjasama dengan pihak kontraktor kegiatan pengelolaan ini untuk beberapa aspek masih kurang seperti jumlah tenaga kerja, penanggung jawab unit lanskap (pengelola), ketersediaan alat dan bahan, hal ini cukup berpengaruh pada kinerja yang dihasilkan. Kondisi ini dapat diatasi dengan koordinasi yang baik antara kedua pihak dalam meningkatkan kegiatan pengelolaan untuk menghasilkan kinerja yang lebih baik. 5.4.4
Meningkatkan pendekatan sosial terhadap masyarakat sekitar Kegiatan
pengelolaan
khususnya
kegiatan
pemeliharaan
dalam
pelaksanaanya perlu peran serta masyarakat sekitar. Hal ini untuk menunjang kelancaran kegiatan tersebut dan meminimalisir dampak negatif perilaku masyarakat seperti vandalisme. Maka diperlukan pendekatan sosial terhadap masyarakat sekitar yang lebih intensif untuk mengatasi hal-hal negatif yang terjadi.
93
5.4.5
Menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan berbagai pihak Dalam menjalankan kegiatan pengelolaan ini, pihak pengelola tidak
melakukannya sendiri melainkan juga melakukan kerjasama dengan berbagai pihak seperti pihak kontraktor, unit lain dalam satu departemen pengelolaan kota, Pemda, dan masyarakat sekitar. Kegiatan pengelolaan ini tidak akan berjalan lancar tanpa kerja sama yang dilakukan. Kerja sama yang sudah terjalin harus dijaga untuk keberlangsungan kegiatan pengelolaan kedepannya. 5.4.6 Meningkatkan penyerapan tenaga kerja dari masyarakat sekitar dan pembinaan SDM Kegiatan pengelolaan lanskap berjalan lancar salah satunya dipengaruhi oleh kinerja para pekerja. Para pekerja khususnya yang bekerja di lapang perlu memiliki
keterampilan
dan
pengetahuan
dalam
melaksanakan
kegiatan
pemeliharaan. Keterampilan dan pengetahuan ini beberapa faktor dalam mempengaruhi kapasitas kerja yang dihasilkan. Kapasitas kerja ini akan berdampak pada kegiatan pemeliharaan yang akan dicapai. Untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan tersebut maka perlu adanya pembinaan dengan pelatihan yang berkesinambungan. Sentul City yang berada di beberapa wilayah desa berkomitmen 25% tenaga kerjanya diserap dari masyarakat sekitar. Mengingat kondisi sosial dan ekonomi yang terjadi di masyarakat sekitar, maka pihak Sentul City perlu meningkatkan penyerapan tenaga kerja dari daerah sekitar untuk meminimalisir dampak negatif yang akan timbul. 5.4.7
Menambah lokasi sumber air cadangan Ketersediaan air tanah pada kawasan Sentul City yang minim akan
menjadi kendala pada saat musim kemarau. Hal tersebut telah disadari oleh pihak Sentul City dengan membuat sumber air cadangan yang berasal dari air hujan dan sumber air lainnya. Namun, mengingat kebutuhan air yang cukup tinggi dan mengantisipasi surutnya sumber air tersebut diperlukan penambahan lokasi sumber air di kawasan Sentul City.
94
5.4.8 Meningkatkan pengelolaan sumber pengawasan terhadap kegiatan pemeliharaan
daya
air
cadangan
dan
Kegiatan pemeliharaan akan berjalan lancar saat koordinasi dan kerjasama dari semua pihak berlangsung baik. Koordinasi dan kerjasama terjalin antara pengelola dan pihak kontraktor, pengelola dan tenaga kerja, dan kontraktor dengan tenaga kerja. Kegiatan pemeliharaan ini dalam pelaksanaannya perlu diawasi untuk meminimalisir ketidakdisiplinan yang terjadi di lapang dan mengontrol progress pekerjaan di lapang. Sumber daya air merupakan salah satu komponen penting dalam kegiatan pemeliharaan. Sumber daya air yang dimaksud adalah sumber daya air cadangan hasil tampungan dari air hujan dan air sungai yang bisa digunakan untuk kegiatan penyiraman. Minimnya air tanah yang ada di kawasan Sentul City menjadi kendala dalam kegiatan penyiraman terutama saat kemarau. Kebutuhan air tanaman semakin tinggi saat musim kemarau harus diimbangi dengan suplai air yang diberikan melalui penyiraman. Kegiatan penyiraman menggunakan air dengan salah satu sumbernya berasal dari sumber daya air cadangan tersebut, mengingat kebutuhan air yang meningkat saat kemarau. Maka peningkatan pengelolaan sumber daya cadangan air ini perlu dilakukan dengan menambah lokasi sumber air.
5.4.9 Melakukan pergantian tenaga kerja, pelatihan yang berkesinambungan untuk mengembangkan SDM, dan memberikan penghargaan kepada pekerja atas prestasi yang telah dicapai Tenaga kerja dalam kegiatan pengelolaan khususnya pemeliharaan menjadi komponen penting karena sangat berpengaruh besar dengan hasil pemeliharaan yang diperoleh. Tenaga kerja yang disiplin dan terampil akan menghasilkan kinerja yang baik. Selain itu, faktor umur cukup berpengaruh dalam produktivitas kerja yang dihasilkan. Untuk meningkatkan hasil dari kegiatan pemeliharaan terkait dengan tenaga kerja, maka perlu melakukan pengembangan SDM, memberikan motivasi dan apresiasi terhadap pekerja yang berkinerja baik, dan melakukan pergantian tenaga kerja yang telah lanjut usia.
95
VI
RENCANA PENGELOLAAN
Kegiatan magang yang telah berlangsung pada pengelolaan permukiman Sentul City ini menghasilkan rencana pengelolaan lanskap permukiman. Rencana pengelolaan ini merupakan hasil akhir dengan tujuan mengoptimalkan kegiatan pengelolaan yang telah berlangsung. Rencana pengelolaan ini terdiri dari lima aspek yaitu, struktur organisasi, jadwal pemeliharaan, ketenagakerjaan, alat dan bahan, dan anggaran biaya. Dalam menunjang keberhasilan dalam menjalankan kegiatan pengelolaan ini Unit Lanskap dan Kebersihan diharapkan mendukung dalam pelaksanaanya. Selain itu, kerjasama dengan unit lain akan membantu dalam kegiatan pengelolaan ini. Kegiatan pengelolaan lanskap mencakup beberapa tahapan yang dimulai dari perencanaan program pemeliharaan sampai dilanjutkan dengan pelaksanaan kegiatan pemeliharaan serta pengawasan/monitoring dan evaluasi kegiatan pemeliharaan (Arifin dan Arifin, 2005). Rencana pengelolaan ini merupakan hasil evaluasi dari kegiatan pemeliharaan yang telah direncanakan sebelumnya. Rencana pengelolaan yang telah disusun dapat berubah dalam menyesuaikan keadaan. Perubahan ini disebabkan oleh kemajuan teknologi, harga alat dan bahan, dan upah tenaga kerja. 6.1
Struktur Organisasi Struktur organisasi yang dimiliki oleh Departemen Pemeliharaan Kota ini
sudah cukup baik karena memiliki penanggung jawab di masing-masing unit. Hal ini akan memudahkan pelaksanaan kegiatan karena adanya pengontrolan di setiap unit. Dengan struktur organisisai yang baik, penempatan orang yang berkompeten, serta adanya koordinasi yang baik akan mampu mendukung keberhasilan dari kegiatan pengelolaan yang dilakukan. Berdasarkan pengamatan pada penerapan struktur organisasi terdapat ketidaksesuaian, hal ini dikarenakan jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) yang minim terkadang mengakibatkan tumpang tindih pekerjaan. Jumlah SDM yang terbatas harus mampu memberikan pengarahan dan pengawasan pada area
96
pemeliharaan yang cukup luas serta melaksanakan tugas jabatannya. Untuk mengatasi permasalahan ini menambah SDM untuk pengawas di lapang dan meningkatkan kerjasama dengan pihak kontraktor. Hal ini dilakukan untuk mengefektifkan dan mengefisiensi pelaksanaan pekerjaan. Selain itu, bagian administrasi pada Unit Lanskap dan Kebersihan masih dikerjakan oleh staf pengawas lapang, kondisi ini menyebabkan ketidakfokusan pekerja. Bagian administrasi ini membutuhkan staf tersendiri, dikarenakan harus mengarsipkan seluruh dokumen yang terkait dengan lanskap dan kebersihan pada kawasan permukiman Sentul City dan mengkoordinir complaint dan request yang masuk. Untuk mengatasi kondisi ini pihak pengelola perlu merekrut staf administrasi sehingga segala dokumen, complaint, dan request bisa terkelola dengan baik. Hal ini terutama memudahkan ketika akan mencari dokumen yang dibutuhkan. Berikut ini struktur organisasi Departemen Pemeliharaan Kota permukiman Sentul City (Gambar 18). Departemen Pemeliharaan Kota Administrasi Pemeliharaan Infrastruktur
Jalan dan Drainase RTW
Mekanik dan Listrik
Pergudangan
Lanskap dan Kebersihan
Lanskap
Kebersihan
Peralatan Administrasi
Pengawas Lapang
Operator Pemeliharaan
Menambah staf lapang
Gambar 18. Bagan Struktur dan Rekomendasi bagi Departemen Pemeliharaan Kota Rekomendasi : 1. Menambah tenaga kerja pengawas di lapang dengan klasifikasi yang sesuai seperti lulusan Sekolah Menengah Teknik Pertanian (SMTP) dan meningkatkan kerjasama dengan pihak kontraktor dalam hal pengawasan 2. Menambah staf administrasi untuk mengelola dokumen, complaint, dan request terkait dengan lanskap dan kebersihan kawasan permukiman Sentul City
97
6.2
Jadwal Pemeliharaan Jadwal pemeliharaan merupakan panduan dalam pelaksanaan kegiatan
pemeliharaan di lapang yang waktunya telah disesuaikan dari setiap kegiatan tersebut. Jadwal pemeliharaan yang baik akan memudahkan supervisor dalam mengontrol seluruh kegiatan pemeliharaan rutin atau yang bersifat insidental, mengontrol tenaga kerja, serta peralatan dan bahan yang digunakan dalam kegiatan pemeliharaan. Langkah-langkah dalam menentukan jadwal pemeliharaan tersebut adalah sebagai berikut (Carpenter et al., 1975). a. Mengklasifikasikan tingkat pemeliharaan dari masing-masing area, b. Membuat daftar dari seluruh tanaman di area pemeliharaan tersebut, c. Menentukan kegiatan pemeliharaan yang dilakukan dengan menyesuaikan kebutuhan di setiap area. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan terhadap lanskap permukiman yang dipelihara, pemeliharaan yang dilakukan bersifat intensif, semi intensif, dan ekstensif. Pelaksanaan kegiatan pemeliharaan intensif dilakukan setiap hari. Kegiatan pemeliharaan semi intensif dilakukan setiap dua minggu dan setiap satu bulan sekali. Kegiatan pemeliharaan ekstensif dilakukan setiap dua bulan sekali. Kegiatan pemeliharaan ini bersifat kontrak yang mencakup seluruh lanskap di masing-masing area pemeliharaan. Kegiatan pemeliharaan yang dijadwalkan juga harus disesuaikan dengan kondisi di lapang. Pihak pengelola sudah mempunyai daftar tanaman yang cukup lengkap, tetapi sebaiknya setiap ada pergantian tanaman atau penanaman baru perlu diinventarisasi ke dalam daftar tanaman sehingga daftar tanaman yang dimiliki selalu terbaharui (Lampiran 14). 6.3
Ketenagakerjaan Pengelola Sentul City khususnya Departemen Pemeliharaan Kota dalam
pelaksanaan pemeliharaan lanskap bermitra kerja dengan kontraktor. Tenaga kerja pemeliharaan lanskap terbagi menjadi dua yaitu in house dan tenaga kerja dari kontraktor. Tenaga kerja in house untuk operator pemeliharaan lanskap berjumlah dua orang dan pengawas lapang tiga orang. Tenaga pengawas lapang yang sebelumnya berjumlah tiga orang menjadi dua orang mengakibatkan kurang
98
efektifnya pelaksanaan pengontrolan yang berlangsung dikarenakan area pemeliharaan yang cukup luas. Tenaga kerja in house diberi upah berdasarkan jumlah kehadirannya sedangkan pengawas lapang yang telah menjadi pegawai tetap diberi upah berdasarkan UMR. Tenaga kerja dari pihak kontraktor memiliki jumlah yang berbeda, jumlah tersebut mengalami pengurangan dari tahun sebelumnya. Hal ini dapat diatasi dengan menambah tenaga kerja dengan kualifikasi yang sesuai. Tenaga kerja yang diserap dominan dari masyarakat sekitar hal ini merupakan komitmen awal pihak Sentul City. Kendala yang dihadapi adalah kurangnya tingkat kedisplinan dan kesadaran pekerja untuk melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik. Solusi dari hal tersebut adalah pemberian sosialisasi khususnya untuk prosedur di lapang, pemberian penghargaan terhadap pekerja yang melaksanakan tugasnya sesuai target dalam kurun waktu yang ditentukan (misalnya 3 bulan), pengawasan yang ketat, dan pemberian sanksi tegas terhadap pekerja yang melanggar peraturan. 6.4
Alat dan Bahan Pemeliharaan Kegiatan pemeliharaan berjalan lancar jika didukung dengan alat dan bahan
yang memadai. Keterbatasan alat dan bahan akan menghambat proses pengerjaan atau penyelesaian suatu pekerjaan. Secara keseluruhan pihak pengelola dan pihak kontraktor memiliki peralatan penunjang yang cukup lengkap, apabila terdapat kerusakan pengelola dan kontraktor akan segera memperbaiki alat tersebut. Namun pihak kontraktor masih perlu melengkapi peralatan penunjang lainnya yaitu alat pemangkasan chainsaw dan menambah mobil tangki penyiraman. Selain itu, pergantian alat dengan masa efektif penggunaan masih kurang diperhatikan. Pihak pengelola dan kontraktor sebaiknya perlu membuat inventarisasi peralatan dengan masa efektif dari masing-masing alat. Selain itu, pengecekan pada alat harus sering dilakukan terutama pada alat yang intensif digunakan. Sedangkan untuk bahan, pihak pengelola sudah memiliki nursery dan pengelolaan kompos yang dapat digunakan kegiatan pemeliharaan. Namun hal tersebut dirasa masih kurang dengan kelengkapan nursery yang belum mampu memenuhi kebutuhan di lapang. Selain itu, pengelolaan kompos juga belum berjalan efektif sehingga hasil
99
yang diperoleh belum maksimal. Hal tersebut dapat diatasi dengan peningkatan pengelolaan pada nursery terkait dengan pengadaan tanaman dan kegiatan pembuatan kompos yang terjadwal. 6.5
Anggaran Biaya Kegiatan pemeliharaan lanskap Sentul City dilaksanakan dengan mitra kerja
pengelola yaitu kontraktor. Sehingga biaya pemeliharaannya telah ditenderkan terlebih dahulu sebelum menjalin kerjasama dengan pihak kontraktor tersebut. Anggaran biaya pada kegiatan pemeliharaan lanskap sampai saat ini sudah cukup dan tidak mengalami kendala. Biaya pemeliharaan terutama untuk pengadaan bahan kompos dapat diminimalisir. Hal ini dilakukan dengan memanfaatkan hasil kompos yang diolah oleh pengelola. Anggaran biaya pemeliharaan ini bisa mengalami perubahan dalam penyesuaian terhadap kenaikan UMR, peningkatan jumlah tenaga kerja, harga peralatan, dan harga bahan. Perubahan tersebut didasari dengan negosiasi dan kesepakatan antara pihak pengelola dan pihak kontraktor
100
VII
7.1
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan Simpulan yang didapatkan berdasarkan hasil kegiatan magang ini ialah
sebagai berikut: 1.
memberikan pengalaman, pengetahuan dalam bidang pengelolaan lanskap permukiman khususnya dalam pemeliharaan lanskap, dan memberikan kemampuan teknis pemeliharaan lanskap;
2.
dapat mempelajari dan menganalisis kawasan permukiman Sentul City dalam berbagai aspek seperti, aspek ekologis, sosial, dan pengelolaan lanskap dalam mengevaluasi pengelolaan lanskap permukiman kawasan Sentul City. Serta memberikan solusi berupa strategi alternatif sebagai rekomendasi pihak pengelola;
3.
berdasarkan analisis SWOT, diperoleh skor strategi tertinggi 1,765 yaitu meningkatkan pengawasan terhadap kinerja pekerja di lapang dan terhadap peluang vandalisme. Pengawasan tersebut dilakukan oleh pengelola dan kontraktor dan pengarahan yang baik saat pelaksanaan kegiatan di lapang. Skor strategi terendah 0,812 adalah melakukan pergantian tenaga kerja, pelatihan yang berkesinambungan untuk mengembangkan SDM, dan memberikan penghargaan kepada pekerja atas prestasi yang telah dicapai.
7.2
Saran Strategi yang utama dalam pengelolaan lanskap permukiman Sentul City
adalah meningkatkan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan pemeliharaan di lapang. Hal ini perlu dilakukan lebih ketat oleh pihak kontraktor dan pengelola dalam meningkatkan kinerja para tenaga kerja. Salah satu keberhasilan dan kelancaran dalam pengelolaan lanskap permukiman adalah pengelolaan tenaga kerja. Pengelolaan tenaga kerja ini meliputi kedisplinan, motivasi, dan kecakapan bekerja di lapang. Pembinaan dengan pelatihan untuk tenaga kerja perlu dilakukan untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja itu sendiri. Pengelolaan tenaga kerja yang baik akan memberikan dampak positif bagi keseluruhan dalam pengelolaan
101
lanskap permukiman. Selain itu, evaluasi dengan intensitas yang lebih sering perlu dilakukan terutama untuk mengetahui kapasitas kerja di lapang. Hal ini dilakukan guna menyesuaikan antara kemampuan tenaga kerja dengan luasan area pemeliharaan. Ketersediaan alat dan bahan dalam pemeliharaan lanskap perlu diperhatikan. Perawatan alat harus dilakukan secara berkala dan pergantian alat-alat yang sudah melewati masa efektifnya. Hal ini terkait dengan kelancaran kegiatan pemeliharaan di lapang. Penyediaan bahan penunjang kegiatan pemeliharaan harus tersedia cukup untuk mengantisipasi kebutuhan insidental. Hubungan yang baik dengan masyarakat sekitar dengan pendekatan sosial secara persuasif perlu ditingkatkan untuk menunjang kelancaran.
102
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, HS. 2011. Konsep Kota Hijau – Kota Ekologis – Kota yang Berkelanjutan dan Implementasinya di Indonesia. Green City 2011 Workshop Perundangundangan Bidang Penataan Ruang dan Konsep Rencana Aksi Kota Hijau Bogor : Faculty of Agriculture, Bogor Agricultural University. Arifin, HS dan Nakagoshi, N. 2011. Landscape Ecology and Urban Biodiversity in Tropical Indonesian Cities. Springer. Volume 7. Hal 33-43. Arifin, HS dan Nurhayati, HSA. 2005. Pemeliharaan Taman. Jakarta: Penebar Swadaya. Arifin, HS, Munandar, A, Arifin, NHS, Pramukanto, Q, dan Damayanti, VD. 2008. Sampoerna Hijau Kotaku Hijau : Buku Panduan Penataan Taman Umum, Penataan Tanaman, Penanganan Sampah, dan Pemberdayaan Masyarakat. Bogor: Sampoerna Hijau. Benson, JF dan Roe, MH. 2000. Landscape and Sustainability. London: Spon Pr. [BMKG] Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Klimatologi Dramaga Bogor. 2012. Data Iklim Kabupaten Bogor Wilayah Sentul City Januari 2002-Desember 2012. Tidak dipublikasikan. Bukit Sentul Tbk. 2000. AMDAL Pembangunan Permukiman Bukit Sentul. Bandung. Carpenter PL, Walker TD, and Lanphear FO. 1975. Plants in the Landscape. San Fransisco: W.H.Freeman & Co. David, FR. 2009. Manajemen Strategis Konsep ke-12. Dono S, penerjemah.. Terjemahan dari : Strategis Management Concept, 12th ed. Jakarta: Salemba Empat Frick, H dan Suskiyanto, FX. 2007. Dasar-Dasar Arsitektur Ekologis : konsep pembangunan berkelanjutan dan ramah lingkungan. Yogyakarta: Kanisius. Forman, R dan Godron, M. 1986. Landscape Ecology. USA :Harvard Univ Pr. Eckbo, G. 1964. Urban Landscape Design. New Yor : McGraw-Hill Company. Marbun, BN. 1979. Kota Indonesia Masa Depan : masalah dan prospek. Jakarta: Erlangga. Parker, J dan Bryan, P. 1989. Landscape Management and Maninteance. Brookfield-USA: Gower Publishing Company.
103
Rosa, ES. 2003. Analisis Manajemen Strategi pada Kecap Zebra dalam Menghadapi Persaingan yang Semakin Kompetitif [Thesis]. Program Pasca Sarjana Manajemen dan Bisnis. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Saraswati, DAS. 2010. Manajemen Program Rekreasi Berbasis Ekologi di Taman Budaya, Sentul City, Bogor [Skripsi]. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor Sentul City Tbk. 2009. Pekerjaan Pemantauan RKL/RPL Pembangunan Kawasan Perumahan Sentul City. Bandung. Sentul City Tbk. 2011. Revisi Pekerjaan Pemantauan RKL/RPL Pembangunan Kawasan Perumahan Sentul City. Bandung. Simonds, JO dan Starke, BW. 2006. Landscape Architecture A Manual of Environmental Planning and Design. New York: McGraw-Hill. Sternloff, RE dan Warren, R.1984. Park and Recreation Maintanance and Management. New York: John Wiley & Sons. Van der zee, D. 1990. Aspects of Settlement, Infrastructure, and Population in Land Evaluation. International Institute For Aerospace Survey and Earth Scienes (ITC). Wiradisuria, R. 1983. Sejumlah Masalah Pemukiman Kota dalam Pemukiman dan Lingkungan Hidup. Budiharjo E, editor. Bandung: Alumni.
104
LAMPIRAN
105
Lampiran 1. Kuisioner Penghuni Kawasan Permukiman Sentul City Departemen Arsitektur Lanskap Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor Judul Skripsi Magang : Evaluasi Pengelolaan Lanskap Permukiman Kawasan Sentul City, Bogor Oleh: Lidya Widiastuti/A44080044 Responden Yth. Terima kasih atas waktu yang telah Anda sediakan untuk mengisi kuisioner ini. Data yang ada di dalam kuisioner ini akan digunakan dalam kegiatan penelitian skripsi dan tidak akan dipublikasikan. Nama
:
Alamat
:
Jenis kelamin :
Laki-laki
Perempuan
Umur
<14 tahun
25 – 55 tahun
15 – 24 tahun
> 55 tahun
Tidak Lulus SD
Lulus SMA
Lulus D3
Lulus SD
Lulus D1
Lulus S1
Lulus SMP
Lulus D2
Lulus S2
Pendidikan
:
:
Lulus S3
Pekerjaan
:
Siswa
TNI
Pegawai swasta
Mahasiswa
Wirausahawan
Lainnya….
PNS
Ibu rumah tangga
106
Daerah asal
:
Jabodetabek Luar Jabodetabek, sebutkan…
1. Alasan memilih tinggal di kawasan permukiman Sentul City:
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Strategis
Nyaman dan aman
Memiliki banyak fasilitas
Lainnya, sebutkan...
Intensitas menghuni Setiap hari
Hari libur
Seminggu sekali
Tidak pernah
Ketersediaan fasilitas sarana dan prasarana Sangat lengkap
Kurang lengkap
Lengkap
Tidak lengkap
Kondisi fasilitas sarana dan prasarana Sangat baik
Kurang baik
Baik
Tidak baik
Aksesibilitas didalam kawasan permukiman Sangat baik
Kurang baik
Baik
Tidak baik
Aksesibilitas kawasan permukiman dengan lingkungan sekitar Sangat baik
Kurang baik
Baik
Tidak baik
Kondisi lanskap maupun tata hijau yang ada disekitar permukiman Sentul City Sangat baik
Kurang baik
Baik
Tidak baik
8.
Bagaimana sistem pengelolaan permukiman yang telah ada dari segi,
a.
Kebersihan Sangat baik
Baik
Kurang baik
Tidak baik
107
b.
Keamanan Sangat baik
c.
Baik
Kurangbaik
Tidak baik
Baik
Kurang baik
Tidak baik
Cukup baik
Kurang baik
Lanskap/tata hijau Sangat baik
9.
Tidak baik
Pelayanan Sangat baik
e.
Kurang baik
Fasilitas Sangat baik
d.
Baik
Baik
Tingkat kebutuhan ketersediaan transportasi umum didalam kawasan Sangat perlu
Kurang perlu
Perlu
Tidak perlu
10. Harapan anda untuk pengelolaan permukiman kawasan Sentul City, sebutkan, ..................................................................................................................... ..................................................................................................................... ....................................................................................................................
-------------------------Terima Kasih--------------------------
108
Lampiran 2. Kuisioner Matriks IFE dan EFE Departemen Arsitektur Lanskap Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor Nama Mahasiswa
: Lidya Widiastuti
NRP
: A44080044
Judul Skripsi
: Evaluasi Pengelolaan Lanskap Permukiman Sentul City, Bogor
Kepada responden yang terhormat, Dalam rangka menyelesaikan tugas akhir di Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, diperlukan dukungan Bapak/Ibu untuk mengisi kuesioner ini. Kuesioner ini dibuat untuk mendukung proses akhir pengolahan data dalam rangka pemecahan masalah. Pengisian kuesioner ini memiliki tujuan penentuan bobot dan rating pada Matriks IFE dan EFE. Kuesioner ini digunakan untuk mendapatkan penilaian para responden mengenai faktor-faktor strategis internal maupun eksternal kegiatan pengelolaan lanskap permukiman dengan cara pemberian bobot dan rating (peringkat) terhadap pengaruh faktor tersebut. Faktor tersebut dapat mempengaruhi dalam penentuan strategi dan pemecahan masalah kegiatan pengelolaan tersebut. Pemilihan alternatif strategi dalam memecahkan masalah perusahaan mungkin akan menjadi pilihan yang patut dipertimbangkan dengan adanya sinergitas atas seluruh aspek yang terkait. Untuk itu, saya sangat mengharapkan kesediaan waktu Bapak/Ibu untuk mengisi kuesioner ini. Atas kesediaan Bapak/Ibu yang telah meluangkan waktunya dalam mengisi kuesioner ini, penyusun mengucapkan terima kasih.
DATA RESPONDEN 1.
Nama
: ..................................................................................
2.
Jenis Kelamin
: ................................................................................
3.
Usia
: ...............................................................................
4.
Pendidikan Terakhir
: ...............................................................................
5.
Jabatan
: ...............................................................................
109
KUESIONER MATRIKS IFE DAN EFE
PETUNJUK UMUM 1.
Pengisian kuesioner dilakukan secara tertulis oleh responden.
2.
Jawaban merupakan pendapat pribadi dari masing-masing responden.
3.
Dalam pengisian kuesioner, responden diharapkan melakukan secara langsung (tidak menunda) untuk mengindari inkonsistensi jawaban.
I.
PENENTUAN BOBOT
PETUNJUK PENGISIAN 1.
Alternatif pemberian bobot terhadap faktor-faktor strategis internal dan eksternal yang tersedia untuk kuesioner ini adalah : 1 = tidak penting 2 = kurang penting 3 = penting 4 = sangat penting
2.
Penentuan bobot merupakan pendapat masing-masing responden terhadap tingkat kepentingan
3.
faktor-faktor internal dan eksternal dari kegiatan pengelolaan lanskap permukiman yang telah berlangsung.
110
a.
Penentuan bobot faktor-faktor strategis internal
No 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 7
b.
Faktor-Faktor Internal Kekuatan Pemeliharaan lanskap baik Pemeliharaan lanskap bermitra dengan kontraktor Koordinasi yang baik Pelayanan yang cukup baik terhadap complaint dan request Pengelolaan lanskap permukiman cukup baik Tenaga kerja sudah cukup sesuai keahlian Kelemahan Soft skill pengawas lapang (pengelola) kurang Jumlah tenaga kerja kontraktor kurang Tenaga kerja kontraktor kurang disiplin Kurangnya Penanggung jawab Unit Pemeliharaan Lanskap Birokrasi Kurangnya ketersediaan alat dan bahan Tenaga kerja kontraktor yang dominan usia lanjut
1
2
3
4
Penentuan bobot faktor-faktor strategis internal
No. Faktor-Faktor Ekternal Peluang 1 Kerjasama dengan berbagai pihak 2 Iklim tropis Ancaman 1 Konflik dengan warga sekitar 2 Vandalisme 3 Keterbatasan sumber daya air 4 Pengangkutan sampah ilegal oleh operator angkut sampah Pemda
1
2
3
4
111
II.
PENENTUAN RATING
PETUNJUK PENGISIAN 1. Alternatif pemberian peringkat terhadap faktor-faktor strategis internal dan eksternal yang tersedia untuk kuesioner ini adalah : MATRIKS IFE (FAKTOR-FAKTOR INTERNAL) Berikan peringkat 1 sampai 4 untuk masing-masing faktor untuk mengindikasikan apakah faktor tersebut sangat lemah (peringkat = 1) atau faktor tersebut lemah (peringkat = 2), faktor tersebut kuat (peringkat = 3), atau faktor tersebut sangat kuat (peringkat = 4). Perhatikan bahwa kekuatan harus mendapatkan peringkat 3 atau 4 dan kelemahan harus mendapatkan peringkat 1 atau 2. MATRIKS EFE (FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL) Berikan peringkat 1 sampai 4 untuk masing-masing faktor eksternal kunci tentang seberapa efektif strategi perusahaan saat ini dalam merespons faktor tersebut, dimana 4 = respon pengelola sangat baik, 3 = respon pengelola baik , 2 = respon pengelola cukup baik, dan 1 = respon pengelola kurang baik. Penting untuk diperhatikan bahwa ancaman dan peluang dapat diberi peringkat 1, 2, 3, atau 4. Pemberian masing-masing faktor strategis dilakukan dengan tanda silang (X) pada tingkat 1-4 yang paling sesuai menurut responden. 2. Penentuan peringkat merupakan pendapat masing-masing responden terhadap kemampuan pengelola dalam menghadapi faktor-faktor strategis internal dan eksternal kegiatan pengelolaan tersebut.
112
c. No. 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 7
d. No. 1 2 1 2 3 4
Penentuan rating faktor-faktor strategis internal Faktor-Faktor Internal Kekuatan Pemeliharaan lanskap baik Pemeliharaan lanskap bermitra dengan kontraktor Koordinasi yang baik Pelayanan yang cukup baik terhadap complaint dan request Pengelolaan lanskap permukiman cukup baik Tenaga kerja sudah cukup sesuai keahlian Kelemahan Soft skill pengawas lapang (pengelola) kurang Jumlah tenaga kerja kontraktor kurang Tenaga kerja kontraktor kurang disiplin Kurangnya Penanggung jawab Unit Pemeliharaan Lanskap Birokrasi Kurangnya ketersediaan alat dan bahan Tenaga kerja kontraktor yang dominan usia lanjut
1
2
3
4
1
2
3
4
Penentuan rating faktor-faktor strategis internal Faktor-Faktor Ekternal Peluang Kerjasama dengan berbagai pihak Iklim tropis Ancaman Konflik dengan warga sekitar Vandalisme Keterbatasan sumber daya air Pengangkutan sampah ilegal oleh operator angkut sampah Pemda
113
Lampiran 3. Masterplan Sentul City
114 Lampiran 4. Zona Pemeliharaan Lanskap
107
115
Lampiran 5. Penilaian Faktor Internal a. Responden 1 No 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 7
Faktor-Faktor Internal Kekuatan Pemeliharaan lanskap baik Pemeliharaan lanskap bermitra dengan kontraktor Koordinasi yang baik Pelayanan yang cukup baik terhadap complaint dan request Pengelolaan lanskap permukiman cukup baik Tenaga kerja sudah cukup sesuai keahlian Kelemahan Soft skill pengawas lapang (pengelola) kurang Jumlah tenaga kerja kontraktor kurang Tenaga kerja kontraktor kurang disiplin Kurangnya Penanggung jawab Unit Pemeliharaan Lanskap Birokrasi Kurangnya ketersediaan alat dan bahan Tenaga kerja kontraktor yang dominan usia lanjut
1
2
3
4 √ √ √ √ √ √
√
√ √ √
√ √
√
b. Responden 2 No 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 7
Faktor-Faktor Internal Kekuatan Pemeliharaan lanskap baik Pemeliharaan lanskap bermitra dengan kontraktor Koordinasi yang baik Pelayanan yang cukup baik terhadap complaint dan request Pengelolaan lanskap permukiman cukup baik Tenaga kerja sudah cukup sesuai keahlian Kelemahan Soft skill pengawas lapang (pengelola) kurang Jumlah tenaga kerja kontraktor kurang Tenaga kerja kontraktor kurang disiplin Kurangnya Penanggung jawab Unit Pemeliharaan Lanskap Birokrasi Kurangnya ketersediaan alat dan bahan Tenaga kerja kontraktor yang dominan usia lanjut
1
2
3
4 √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √
√ √
c. Responden 3 No 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 7
Faktor-Faktor Internal Kekuatan Pemeliharaan lanskap baik Pemeliharaan lanskap bermitra dengan kontraktor Koordinasi yang baik Pelayanan yang cukup baik terhadap complaint dan request Pengelolaan lanskap permukiman cukup baik Tenaga kerja sudah cukup sesuai keahlian Kelemahan Soft skill pengawas lapang (pengelola) kurang Jumlah tenaga kerja kontraktor kurang Tenaga kerja kontraktor kurang disiplin Kurangnya Penanggung jawab Unit Pemeliharaan Lanskap Birokrasi Kurangnya ketersediaan alat dan bahan Tenaga kerja kontraktor yang dominan usia lanjut
1
2
3
√
√ √
4 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
116
Lampiran 6. Penilaian Faktor Eksternal a. Responden 1 No. 1 2 1 2 3 4
Faktor-Faktor Ekternal Peluang Kerjasama dengan berbagai pihak Iklim tropis Ancaman Konflik dengan warga sekitar Vandalisme Keterbatasan sumber daya air Pengangkutan sampah ilegal oleh operator angkut sampah Pemda
1
2
3
4
√ √
√
√ √ √
b. Responden 2 No. 1 2 1 2 3 4
c. No. 1 2 1 2 3 4
Faktor-Faktor Ekternal Peluang Kerjasama dengan berbagai pihak Iklim tropis Ancaman Konflik dengan warga sekitar Vandalisme Keterbatasan sumber daya air Pengangkutan sampah ilegal oleh operator angkut sampah Pemda
1
2
3
4
√ √
√
√ √ √
Responden 3 Faktor-Faktor Ekternal Peluang Kerjasama dengan berbagai pihak Iklim tropis Ancaman Konflik dengan warga sekitar Vandalisme Keterbatasan sumber daya air Pengangkutan sampah ilegal oleh operator angkut sampah Pemda
1
2
3
4
√ √
√
√ √
√
117
Lampiran 7. Surat Perjanjian Kerja CV. Gelar Jaya SURAT PERJANJIAN PEKERJAAN PERAWATAN TAMAN & KEBERSIHAN LINGKUNGAN (Selanjutnya disebut Perjanjian)
Pada hari ini, hari Jumat tanggal tiga belas bulan Mei tahun dua ribu sebelas (13-05-2011), yang bertanda tangan di bawah ini : ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------YULI DWI KUSMADI, swasta, bertempat tinggal di Jakarta. --------------------------------------------------------------------Dalam hal ini bertindak dalam jabatannya selaku Direktur, demikian sah mewakili Direksi, dari dan oleh karena itu bertindak untuk dan atas nama perseroan terbatas PT. Sukaputra Graha Cemerlang, berkedudukan di Kabupaten Bogor. ----------------------------------------------------------------------------------------------------Selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA. -----------------------------------------------------------------------------------------------ASEP ROHMAT HIDAYAT, swasta, bertempat tinggal di KP. Cibarengkok, Rukun Tetangga 008, Rukun Warga 003, Kelurahan Sumur Batu, Kecamatan Babakan Madang, Bogor, pemegang Kartu Tanda Penduduk nomor 3201052502730002, yang dikeluarkan oleh Kelurahan Sumur Batu, yang masa berlakunya berakhir pada tanggal dua puluh lima Februari dua ribu empat belas (25-02-2014). ---------------------------------------------------------Dalam hal ini bertindak dalam jabatannya selaku Direktur, demikian sah mewakili perseroan komanditer CV. Gelar Jaya, berkedudukan di Cikampek. ----------------------------------------------------------------------------------------------Selanjutnya disebut PIHAK KEDUA. ---------------------------------------------------------------------------------------------------PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara bersama-sama disebut juga “Para Pihak” dan masing-masing disebut juga “Pihak”. ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Para Pihak dengan ini menerangkan terlebih dahulu : ----------------------------------------------------------------------------- Bahwa PIHAK PERTAMA adalah suatu badan hukum yang ditunjuk oleh PT. Sentul City Tbk. untuk melakukan pengelolaan lingkungan di seluruh kawasan perumahan Sentul City sebagaimana tercantum pada surat penunjukan Pengelolaan Lingkungan No. 19/PJJN/CL-BS/I/2003 tertanggal 03 Januari 2003, Surat Penunjukan Pengelolaan Lingkungan mana telah mengalami beberapa kali perubahan, dan terakhir dirubah dengan Addendum IV tanggal 8 Desember 2008 Nomor 022/PSS/SC-CL/XII/2008. ------------------------ Bahwa PIHAK KEDUA adalah suatu badan usaha yang salah satu usahanya selain sebagaimana yang tercantum di dalam anggaran dasarnya juga melakukan jasa cleaning service, landscape maintenance, perawatan tanaman dan lain sebagainya. ----------------------------------------------------------------------------------------- Bahwa untuk membantu PIHAK PERTAMA di dalam menciptakan suatu lingkungan yang sehat, nyaman, bersih, indah, teratur dan banyak diminati orang, maka PIHAK KEDUA bermaksud untuk bekerja sama dengan PIHAK PERTAMA di dalam melakukan perawatan taman dan kebersihan lingkungan di Sentul City, yang dengan ini PIHAK PERTAMA menerima dengan baik maksud dari PIHAK KEDUA tersebut. --------------- Bahwa berhubung dengan apa yang diuraikan di atas, maka Para Pihak telah saling setuju dan sepakat serta mengikat diri untuk membuat Perjanjian ini dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan sebagai berikut : -
118
PASAL 1 PENUNJUKAN PIHAK PERTAMA dengan ini menunjuk PIHAK KEDUA untuk memberikan jasa kepada PIHAK PERTAMA untuk melakukan pekerjaan perawatan taman dan kebersihan lingkungan di Sentul City, yang dengan ini PIHAK KEDUA menerima penunjukan dari PIHAK PERTAMA dengan baik dan bertanggung jawab. -------------------------
PASAL 2 RUANG LINGKUP PEKERJAAN
1. PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA setuju dan sepakat bahwa ruang lingkup pekerjaan PIHAK KEDUA adalah sebagai berikut : --------------------------------------------------------------------------------------------------------------a. Perawatan Taman ; ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------b. Perawatan Rumput ; -------------------------------------------------------------------------------------------------------------c. Perawatan Pohon ; ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------d. Kebersihan Sampah Hijau ; ----------------------------------------------------------------------------------------------------e. Perawatan Saluran. --------------------------------------------------------------------------------------------------------------PERAWATAN TAMAN DAN KEBERSIHAN LINGKUNGAN ------------------------------------------------------------Selanjutnya, disebut pekerjaan. --------------------------------------------------------------------------------------------------Perawatan Taman, meliputi : -------------------------------------------------------------------------------------------------------No
Jenis Pekerjaan
Qty
Satuan
Terbilang
Lokasi
1.
Perawatan Taman Gerbang (Taman Gate atau Taman Entrance)
15.522
M²
Lima belas ribu lima ratus dua puluh dua meter persegi
Terlampir
M²
Enam Puluh Tujuh Ribu empat ratus dua puluh tiga Meter Persegi
Terlampir
M²
Dua puluh tiga ribu tiga ratus tiga puluh sembilan meter persegi
Terlampir
Perawatan Taman Lingkungan 67.423
2. (Taman Koridor, Taman Island ) Perawatan Taman Spine Road 3.
( Taman Median, Taman bahu jalan, Taman Intersection, Taman Landmark )
23.339
Perawatan Rumput, meliputi : --------------------------------------------------------------------------------------------------------------No.
Jenis Pekerjaan
Qty
Satuan
Terbilang
Lokasi
Terlampir
Terlampir
1.
Perawatan Rumput Bahu Jalan
214.140
M²
Dua ratus empat belas ribu seratus empat puluh meter persegi
3.
Perawatan Rumput Ruang Terbuka Hijau (RTH)
242.013
M²
Dua ratus empat puluh dua ribu tiga belas meter persegi
119
Perawatan Pohon, meliputi : ------------------------------------------------------------------------------------------------------No.
Jenis Pekerjaan
Qty
Satuan
Terbilang
Lokasi
1.
Perawatan Pohon Jalan ( di Berm dan di Median )
4.542
Pohon
Empat ribu lima ratus empat puluh dua pohon
Terlampir
2.
Perawatan Pohon Penghijauan di seluruh Area ( di kavling kosong, RTH dan Taman Lingkungan )
Pohon
Empat puluh tujuh ribu empat ratus empat puluh tujuh pohon
Terlampir
47.447
Kebersihan Lingkungan, meliputi : ----------------------------------------------------------------------------------------------No.
1.
Jenis Pekerjaan
Sapu Jalan
Qty
104.185
Satuan
Terbilang
Lokasi
M²
Seratus empat ribu seratus delapan puluh lima meter persegi
Terlampir
Perawatan Jogging Track, meliputi : -------------------------------------------------------------------------------------------No.
1.
Jenis Pekerjaan
Jogging Track
Qty
2.049
Satuan
Terbilang
Lokasi
M²
Dua ribu empat puluh Sembilan meter persegi
Terlampir
Perawatan Saluran, meliputi : ----------------------------------------------------------------------------------------------------No.
1.
Jenis Pekerjaan
Perawatan Saluran
Qty
13.394
Satuan
Terbilang
Lokasi
M’
Tiga Belas Ribu Tiga Ratus Sembilan Puluh Empat meter
Terlampir
2.
PIHAK KEDUA berjanji dan mengikatkan diri kepada PIHAK PERTAMA bahwa dalam melaksanakan pekerjaan PIHAK KEDUA akan mematuhi dan mengindahkan syarat-syarat serta ketentuan Standar Pekerjaan Perawatan Taman dan Kebersihan Lingkungan yang merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari Perjanjian ini, dan oleh karenanya segala penyimpangan yang terjadi dalam pelaksanaan menjadi beban dan tanggung jawab PIHAK KEDUA sepenuhnya ---------------------------
3.
PIHAK KEDUA dalam melakukan Pekerjaan Perawatan Taman dan Kebersihan Lingkungan berdasarkan pada Prestasi Kerja yang ditentukan oleh PIHAK PERTAMA dalam Tabel Prestasi Kerja yang merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari Perjanjian ini, dan oleh karenanya segala penyimpangan yang terjadi dalam pelaksanaan menjadi beban dan tanggung jawab PIHAK KEDUA sepenuhnya-------------------------------------------------------------------------------------------------------PASAL 3 JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu selama 1 (satu) tahun lamanya, terhitung mulai tanggal Enam Belas Bulan Mei Tahun Dua ribu sebelas (16-05-2011) dan akan berakhir dengan sendirinya pada tanggal Lima belas Bulan Mei Tahun dua ribu dua belas (15-05-2012). -------------------------------------------------------------------------
120
Atas persetujuan kedua belah pihak dapat diperpanjang kembali untuk jangka waktu dan dengan syarat-syarat yang akan ditentukan kemudian, akan tetapi tidak merupakan kewajiban bagi PIHAK PERTAMA untuk memperpanjang jangka waktu Perjanjian ini. ----------------------------------------------------------------------------------------Bilamana hendak diperpanjang, maka hal ini harus diberitahukan oleh pihak yang satu kepada pihak yang lainnya sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan sebelum jangka waktu Perjanjian ini berakhir. ----------------------------PASAL 4 UANG JASA 1.
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA setuju dan sepakat satu sama lain bahwa uang jasa yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA atas pelaksanaan pekerjaan perawatan taman dan kebersihan lingkungan di Sentul City adalah sebesar Rp. 1.517.508.423,- (Satu milyar lima ratus tujuh belas juta lima ratus delapan ribu empat ratus dua puluh tiga rupiah). Pelaksanaan Pekerjaan dilakukan sesuai dalam Tabel Pengaturan Frekuensi Pekerjaan yang telah disepakati yang merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari Perjanjian ini. --------------------------------------------------
2.
Uang jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat 1 Perjanjian ini akan dibayarkan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA apabila pelaksanaan pekerjaan perawatan taman dan kebersihan lingkungan di Sentul City dianggap selesai dengan progress 100% menurut Standar Pekerjaan yang telah disepakati yang merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari Perjanjian ini. ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
3.
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA setuju dan sepakat satu sama lain bahwa apabila pelaksanaan pekerjaan perawatan taman dan kebersihan lingkungan di Sentul City tidak sesuai dengan yang Standar Pekerjaan yang telah disepakati atau pelaksanaan pekerjaan perawatan taman dan kebersihan lingkungan di Sentul City tidak mencapai progress 100% maka akan dihitung secara proporsional berdasarkan Tabel Progress Pekerjaan yang merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari Perjanjian ini. ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
4.
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA setuju dan sepakat satu sama lain bahwa besarnya uang jasa sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 4 ayat 1 Perjanjian ini ; : ----------------------------------------------------
a. b. c.
5.
Sudah termasuk di dalamnya biaya Jasa Kontraktor 10% (sepuluh persen). --------------------------------Tidak termasuk PPN 10 % (sepuluh Persen). --------------------------------------------------------------------------Sudah termasuk PPh sebesar 2% (duapersen) -----------------------------------------------------------------------
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA setuju dan sepakat satu sama lain bahwa besarnya uang jasa sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 4 ayat 1 juncto Pasal 4 ayat 4. -------------------------------------------
PASAL 5 TATA CARA PEMBAYARAN
1.
2.
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA setuju dan sepakat satu sama lain bahwa pembayaran atas pelaksanaan pekerjaan perawatan taman dan kebersihan lingkungan di Sentul City akan dilaksanakan dalam kurun waktu 14 (empat belas) hari setelah PIHAK PERTAMA menerima dari PIHAK KEDUA Berita Acara dengan Progress 50% (Lima Puluh Persen), bukti pembayaran berupa kwitansi, surat/dokumen kelengkapan lainnya yang telah ditandatangani oleh kedua akan pihak. -----------------------------------------------
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA setuju dan sepakat satu sama lain bahwa uang jasa atas pelaksanaan pekerjaan perawatan taman dan kebersihan lingkungan di Sentul City yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA akan dilakukan pembayarannya oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA setelah PIHAK PERTAMA menerima pelaksanaan pekerjaan perawatan taman dan
121
kebersihan lingkungan di Sentul City sesuai bobot yang dicapai selama 2 (dua) minggu, yaitu setiap tanggal 1 (satu) dengan progress 50 % (lima puluh persen) dan 16 (enam belas) dengan progress total 100 % (seratus persen ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
3.
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA setuju dan sepakat satu sama lain bahwa pembayaran uang jasa atas pelaksanaan pekerjaan perawatan taman dan kebersihan lingkungan di Sentul City dapat dilakukan pembayarannya oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA dengan menerbitkan cheque atau giro bilyet atau perintah transfer ke dalam rekening bank yang akan ditetapkan oleh PIHAK KEDUA ---------------
PASAL 6 EVALUASI PEKERJAAN
1.
2.
3.
4.
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA setuju dan sepakat satu sama lain bahwa PIHAK PERTAMA berhak untuk melakukan evaluasi/pemeriksaan atas pelaksanaan pekerjaan perawatan taman dan kebersihan lingkungan di Sentul City yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA setiap 1 (satu) bulan dengan berpedoman pada Standard Pekerjaan Perawatan Taman dan Kebersihan Lingkungan yang telah ditentukan dan sepakati bersama oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA. -------------------------------------
PIHAK KEDUA setuju dan dengan ini mengikatkan dirinya kepada PIHAK PERTAMA untuk menyelesaikan dan melaporkan hasil pekerjaan/rekap progress kerja kepada PIHAK PERTAMA setiap akhir bulan disertai Berita Acara Opname yang dilakukan oleh kedua belah pihak. ----------------------------------------------------------
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA setuju dan sepakat satu sama lain bahwa selama masa evaluasi, apabila pelaksanaan pekerjaan perawatan taman dan kebersihan lingkungan di Sentul City yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA tidak sesuai dengan Standar Pekerjaan Perawatan Taman dan Kebersihan Lingkungan atau tidak mencapai progress 100% (seratus persen), maka PIHAK PERTAMA akan memberikan peringatan pertama secara tertulis dan pembayaran atas jasa perawatan taman dan kebersihan lingkungan di Sentul City akan dilakukan sesuai progress yang dicapai. -------------------------------
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA setuju dan sepakat satu sama lain bahwa apabila dalam masa evaluasi pelaksanaan pekerjaan perawatan taman dan kebersihan lingkungan di Sentul City, PIHAK KEDUA mendapatkan Surat Peringatan 3 (tiga) kali secara berturut-turut masing-masing dengan tenggang waktu 7 (tujuh) hari dan PIHAK KEDUA tetap tidak melakukan pelaksanaan pekerjaan perawatan taman dan kebersihan lingkungan di Sentul City sebagaimana mestinya, maka PIHAK PERTAMA berhak untuk mengakhiri Perjanjian ini secara sepihak dengan memberitahukan secara tertulis terlebih dahulu kepada PIHAK KEDUA, dan PIHAK KEDUA dengan ini membebaskan PIHAK PERTAMA dari segala tuntutan dan/atau gugatan dalam bentuk apa pun dan/atau dalam jumlah berapa pun sehubungan dengan hal tersebut di atas. ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
PASAL 7 JADWAL/WAKTU PELAKSANAAN KERJA
1.
2.
3.
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA setuju dan sepakat bahwa waktu pelaksanaan pekerjaan perawatan taman dan kebersihan lingkungan di Sentul City dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA setiap hari yaitu dari hari Senin sampai dengan hari Sabtu mulai jam 08.00 WIB sampai dengan jam 16.00 WIB, dan waktu istirahat mulai jam 12.00 WIB sampai dengan jam 13.00 WIB., sedangkan pada hari Minggu pelaksanaan pekerjaan perawatan taman dan kebersihan lingkungan di Sentul City khusus pekerjaan sapu jalan dimulai jam 08.00 WIB sampai dengan jam 16.00 WIB untuk seluruh lokasi. ---------------------------------
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA setuju dan sepakat satu sama lain bahwa pelaksanaan pekerjaan perawatan taman dan kebersihan lingkungan di Sentul City untuk lokasi Fasilitas Umum (Fasum) dan Fasilitas Sosial (Fasos) yang tidak memberlakukan jam istirahat akan tetapi akan diatur tersendiri dengan pengaturan shift yang ditentukan oleh PIHAK KEDUA. ---------------------------------------------------------------------
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA setuju dan sepakat satu sama lain bahwa apabila PIHAK KEDUA didalam melaksanakan pekerjaan perawatan taman dan kebersihan lingkungan di Sentul City tidak
122
memenuhi Standar Pekerjaan Perawatan Taman dan Kebersihan Lingkungan, maka PIHAK PERTAMA berhak memerintahkan PIHAK KEDUA di luar jam pelaksanaan pekerjaan yang sebagaimana diatur pada Pasal 7 ayat 1 Perjanjian ini untuk membersihkan tanpa dikenakan biaya tambahan apa pun. -----------------
PASAL 8 KOORDINATOR PEKERJAAN
1.
2.
3.
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA setuju dan sepakat bahwa di dalam melaksanakan pelaksanaan pekerjaan perawatan taman dan kebersihan lingkungan di Sentul City, maka PIHAK KEDUA wajib menempatkan seorang koordinator di lokasi pekerjaan selaku wakilnya yang syah untuk melaksanakan dan/atau menerima arahan atau petunjuk dari PIHAK PERTAMA. ------------------------------------------------------
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA setuju dan sepakat bahwa koordinator selaku wakil yang sah dari PIHAK KEDUA sebagaimana dimaksud pada Pasal 8 ayat 1 Perjanjian ini, berhak untuk mengambil keputusan dan melaksanakan keputusan dengan tetap memperhatikan dan tidak melanggar/menyimpang dari ketentuan Standar Pekerjaan Perawatan Taman dan Kebersihan Lingkungan di Sentul City dan wajib melaporkan setiap keputusan dan pelaksanaan dari keputusan tersebut kepada PIHAK PERTAMA -------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA setuju dan sepakat bahwa apabila menurut pandangan PIHAK PERTAMA semata koordinator yang ditunjuk oleh PIHAK KEDUA selaku wakil yang sah dari PIHAK KEDUA sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 8 ayat 1 Perjanjian ini kurang memenuhi persyaratan baik dari segi koordinasi dan kecakapan/kemampuan dalam melaksanakan pekerjaan dimaksud, maka PIHAK KEDUA wajib untuk segera menggantinya dengan koordinator/tenaga ahli lain yang memenuhi persyaratan. -----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
PASAL 9 KEWAJIBAN PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA setuju dan sepakat satu sama lain bahwa ada pun yang menjadi kewajiban PIHAK KEDUA selama Perjanjian ini masih berlangsung adalah : -----------------------------------------------
1. 2. 3. 4.
5. 6. 7. 8.
Memelihara dan merawat kebersihan lokasi pekerjaan perawatan taman dan kebersihan lingkungan di Sentul City sesuai dengan Standar Pekerjaan Perawatan Taman dan Kebersihan. --------------------------------Menyediakan tenaga kerja yang cakap, terampil, cekatan, sehat jasmani dan rohani dan/atau memenuhi syarat untuk melaksanakan pekerjaan perawatan taman dan kebersihan lingkungan di Sentul City sesuai Standar Pekerjaan Perawatan Taman dan Kebersihan LIngkungan. --------------------------------------------------Merekrut dan mempekerjakan tenaga kerja yang berasal dari daerah setempat di mana lokasi pekerjaan perawatan taman dan kebersihan lingkungan dilakukan atas beban biaya PIHAK KEDUA sepenuhnya, satu dan lain dengan tetap memperhatikan ketentuan ketenagakerjaan yang berlaku. ---------------------------PIHAK KEDUA wajib menyediakan : ---------------------------------------------------------------------------------------------a. Koordinator Pelaksana ; ------------------------------------------------------------------------------------------------------b. Tenaga Pelaksana ; -----------------------------------------------------------------------------------------------------------c. Alat Kerja Manual ( alat gali, alat tukang, alat pangkas, alat kebersihan dan alat bantu ) ; ---------------d. Alat Kerja Mesin ( Mesin potong rumput gendong, Mesin potong rumput Dorong); -------------------------e. Mobil Operasional (Mobil Operasional pengangkut sampah hijau hasil pekerjaan, pengangkut alat kerja, mobilisasi tenaga kerja, dan mobil tangki air) termasuk spare part dan perawatan mesin ; -------f. Bahan-bahan ( pupuk anorganik, pupuk organik dan pestisida), pupuk organik/kompos dibeli dari PIHAK PERTAMA ; ------------------------------------------------------------------------------------------------------------g. Bahan Bakar Minyak. ---------------------------------------------------------------------------------------------------------Meminta persetujuan tertulis terlebih dahulu dari PIHAK PERTAMA apabila PIHAK KEDUA bermaksud untuk menambah jumlah tenaga kerja PIHAK KEDUA sehubungan dengan bertambahnya volume/beban pekerjaan PIHAK KEDUA. ---------------------------------------------------------------------------------------------------------Memeriksa dan mengisi daftar hadir/absensi bagi tenaga kerja yang telah disiapkan oleh PIHAK KEDUA setiap harinya paling lambat pukul 08.00 WIB. -------------------------------------------------------------------------------Membuat rencana kerja setiap minggu yang harus dilaporkan kepada PIHAK PERTAMA paling lambat hari Jum’at pada minggu yang bersangkutan. --------------------------------------------------------------------------------------Bersama-sama dengan PIHAK PERTAMA melaksanakan/memeriksa check list hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA dengan waktu pelaksanaan ditentukan oleh PIHAK PERTAMA.
123
9. 10. 11. 12. 13.
14. 15. 16.
17.
Menyerahkan kepada PIHAK PERTAMA daftar hadir tenaga kerja bersamaan dengan hasil opname paling lambat pada hari Jum’at pukul 09.00 WIB. ------------------------------------------------------------------------------------Menyediakan seragam kaos bagi semua tenaga kerja PIHAK KEDUA yang telah disetujui PIHAK PERTAMA. -----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Menyediakan segala peralatan dan perlengkapan kerja yang memadai dan dapat mendukung kebersihan di lokasi pekerjaan serta menjaga/menjamin keselamatan dan kesehatan kerja para tenaga kerja. ----------Mentaati dan mematuhi seluruh ketentuan baik yang telah ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA maupun yang akan ditetapkan kemudian oleh PIHAK PERTAMA. -----------------------------------------------------------------Memberikan laporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan pekerjaan sehari-hari kepada Kepala Bagian Landscape Maintenance dan/atau kepada petugas/pihak lain yang ditunjuk dan ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA berdasarkan surat penunjukan PIHAK PERTAMA. ----------------------------------------------------------Membuang sampah hijau ke pool sampah yang telah ditentukan atau tempat lain yang ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA. -------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Menghadiri setiap pertemuan yang diadakan oleh PIHAK PERTAMA untuk mengevaluasi pelaksanaan pekerjaan yang telah dan akan dilakukan oleh PIHAK KEDUA. ---------------------------------------------------------Mengganti alat/sarana milik PIHAK PERTAMA dan/atau alat/sarana milik Pihak luar/pengunjung yang hilang atau rusak yang disebabkan karena kesalahan dan/atau kelalaian tenaga kerja PIHAK KEDUA atas beban biaya PIHAK KEDUA sepenuhnya. -------------------------------------------------------------------------------------Bertanggung jawab atas segala resiko yang menimpa tenaga kerja dan pihak ketiga akibat kesalahan, kesengajaan/ketidaksengajaan dan/atau kelalaian PIHAK KEDUA maupun tenaga kerja PIHAK KEDUA. -
PASAL 10 KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA
1.
PIHAK PERTAMA berkewajiban untuk melakukan pembayaran uang jasa kepada PIHAK KEDUA atas pelaksanaan pekerjaan perawatan taman dan kebersihan lingkungan di Sentul City yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA sesuai dengan jumlah yang telah disepakati dan dengan syarat dan waktu yang telah ditentukan. ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
2.
PIHAK PERTAMA berkewajiban untuk memberikan teguran/peringatan kepada PIHAK KEDUA apabila PIHAK KEDUA dan/atau tenaga kerja PIHAK KEDUA melanggar ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA. ----------------------------------------------------------------------------------------------
PASAL 11 PENGALIHAN PEKERJAAN PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA setuju dan sepakat satu sama lain bahwa selama Perjanjian ini berlangsung, PIHAK KEDUA dilarang dan tidak diperkenankan oleh PIHAK PERTAMA dengan cara atau dengan alasan apa pun juga untuk mengalihkan pelaksanaan pekerjaan perawatan taman dan kebersihan lingkungan di Sentul City kepada pihak lain dalam bentuk atau cara apa pun juga, kecuali dengan persetujuan tertulis terlebih dahulu dari PIHAK PERTAMA. --------------------------------------------------------------------------------------
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA setuju dan sepakat bahwa apabila PIHAK KEDUA melanggar ketentuan sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 11 ayat 1 Perjanjian ini, maka PIHAK PERTAMA berhak secara sepihak untuk mengakhiri Perjanjian ini tanpa harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari PIHAK KEDUA. PASAL 12 KENAIKAN HARGA PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA setuju dan sepakat satu sama lain bahwa dalam hal terjadi perubahan dalam kebijakan moneter Pemerintah Republik Indonesia yang diumumkan secara resmi dan diatur dalam peraturan Pemerintah Khusus untuk pelaksanaan pekerjaan ini membawa pengaruh terhadap kenaikan harga, Para Pihak sepakat bahwa harga borongan ini akan tetap berlaku dan tidak akan mengalami perubahan, kecuali ditentukan lain oleh PIHAK PERTAMA, semata-mata atas pertimbangan PIHAK PERTAMA ----------------
124
PASAL 13 PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA
1.
2.
Untuk pengelolaan pekerjaan perawatan taman dan kebersihan lingkungan di Sentul City, PIHAK KEDUA wajib mengutamakan mempekerjakan masyarakat setempat yang memiliki kemampuan sesuai dengan standard pekerjaan perawatan taman dan kebersihan lingkungan, serta wajib melakukan pembinaan dan pelatihan yang baik dalam rangka profesionalisme kerja, baik dari segi disiplin kerja, peningkatan kualitas kerja dan pembinaan mental pekerja - --------------------------------------------------------------------------------------------
Pembinaan yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA dimaksud, harus dapat dilakukan dengan baik, menciptakan suasana yang harmonis, aman, nyaman dan kondusif didalam area/wilayah/lingkungan Sentul City dan sekitarnya. ----------------------------------------------------------------------------------------------------------
PASAL 14 LAIN - LAIN
1.
2.
3.
Apabila dari hasil evaluasi PIHAK PERTAMA atas hasil pekerjaan PIHAK KEDUA didapati hal-hal yang tidak sesuai atau menyimpang dari persyaratan kerja yang telah ditetapkan dimaksud pasal 9 surat perjanjian ini, maka PIHAK PERTAMA berhak untuk melakukan perubahan-perubahan atas : item pekerjaan, luas/volume pekerjaan, spesifikasi pekerjaan, frekwensi pekerjaan, jadwal/waktu pelaksanaan pekerjaan, serta nilai uang jasa pekerjaan dan PIHAK KEDUA diwajibkan untuk menerima dan melaksanakan perubahan tersebut.
Apabila dikemudian hari timbul kebijakan dari PIHAK PERTAMA maka PIHAK PERTAMA berhak untuk melakukan perubahan-perubahan atas : item pekerjaan, luas/volume pekerjaan, spesifikasi pekerjaan, frekwensi pekerjaan, jadwal/waktu pelaksanaan pekerjaan, serta nilai uang jasa pekerjaan dan PIHAK KEDUA bersedia dan menerima serta melaksanakan perubahan tersebut.
Apabila PIHAK KEDUA tidak berhasil atau gagal melakukan pembinaan dimaksud pasal 13, sehingga menyebabkan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti : penghentian kerja, unjuk rasa, dan lain-lain dari karyawan PIHAK KEDUA, maka PIHAK KEDUA bertanggung jawab sepenuhnya untuk mengatasi, meredakan dan menyelesaikan unjuk rasa tersebut dan PIHAK KEDUA bertanggung jawab sepenuhnya atas kerugian moril dan materil yang ditimbulkan kepada PIHAK PERTAMA.
PASAL 15 KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE) 1.
2.
3. 4.
Apabila terjadi hal-hal di luar kemampuan Para Pihak yang merupakan suatu keadaan memaksa (force majeure), sehingga dapat berakibat merugikan Para Pihak, maka pihak yang mengalami force majeure diwajibkan untuk memberitahukan secara tertulis kepada pihak yang lainnya dalam waktu 2 X 24 jam setelah terjadinya force majeure tersebut. ------------------------------------------------------------------------------------Yang dimaksud sebagai suatu keadaan memaksa/force majeure antara lain seperti kebakaran, bencana alam seperti gempa bumi yang mengakibatkan bangunan atau peralatan rusak berat, banjir dan larangan oleh Pihak Penguasa atau Peraturan Pemerintah dalam bidang ekonomi dan keuangan. ------------------------
Bila terjadi force majeure, maka Para Pihak sepakat untuk merundingkan kembali hak dan kewajiban masing-masing pihak untuk menyelesaikan segala akibat hukum yang ditimbulkannya. --------------------------Keadaan memaksa (force majeure) yang terjadi yang mengakibatkan terlambatnya dan/atau terhentinya pelaksanaan sebagian maupun seluruh Perjanjian ini, bukan merupakan alasan untuk membatalkan Perjanjian ini. ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
125
PASAL 16 PENYELESAIAN PERSELISIHAN 1.
2.
Apabila terjadi perbedaan pendapat atau perselisihan antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA, maka kedua belah pihak telah sepakat untuk menyelesaikannya secara musyawarah. ----------------Apabila tidak dapat diselesaikan secara musyawarah, maka PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat mengenai Perjanjian ini dan segala akibatnya serta pelaksanaannya memilih domisili hukum yang umum dan tetap di Kantor Panitera Pengadilan Negeri Cibinong. -------------------------------------------------------
PASAL 17 PERJANJIAN TAMBAHAN Hal - hal yang tidak atau belum cukup diatur dalam Perjanjian ini, akan diatur/ditetapkan oleh Para Pihak dalam suatu Perjanjian tambahan (Addendum) tersendiri, yang merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari Perjanjian ini.
PASAL 18 PENUTUP Demikian Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani dengan dilandasi oleh itikad baik oleh Para Pihak dan dibuat dalam rangkap 2 (dua) yang masing-masing bermaterai cukup dan mempunyai kekuatan hukum yang sama bagi masing-masing pihak. -----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sentul City, 13 Mei 2011 PIHAK PERTAMA PT. Sukaputra Graha Cemerlang
Yuli Dwi Kusmadi Direktur
PIHAK KEDUA CV. Gelar Jaya
Asep Rohmat Hidayat Direktur
126
Lampiran 8. Standar Penampilan Pekerjaan Perawatan Taman dan Kebersihan Lingkungan Sentul City STANDAR PENAMPILAN PEKERJAAN PERAWATAN TAMAN & KEBERSIHAN LINGKUNGAN SENTUL CITY LANDSCAPE MAINTENANCE – TOWN MAINTENANCE DEPT. PT. SUKAPUTERA GRAHA CEMERLANG TAHUN 2012
NO 1
URAIAN Taman Gerbang ( Gate & Entrance)
DEFINISI VISUAL Taman bersih, rapi, pola design utuh, gradasi tanaman jelas, relatif berbunga
STANDAR PENAMPILAN 1. Rumput - Bebas gulma - Tumbuh rapat - Tinggi max. 7cm - level baik, tidak ada genangan air
2
Taman Lingkungan
Taman bersih, rapi, kompak, gradasi jelas
- Tidak melewati batas (jalan, kanstin, saluran)
( Fasum, Fasos, Koridor & Islands) 2. Ground Cover a) Media Tanam 3
Taman Spine Road ( Jl. Utama, median, berm, landmark, intersection )
Taman bersih, rapi, pola design utuh, gradasi jelas dan relatif berbunga
- Gembur dan subur - Relatif Bebas Gulma - Tidak ada genangan air b) Fisik Tanaman - Berbunga pada musimnya - Bebas hama, penyakit dan parasit - Tanaman tumbuh rapat
127 Lanjutan Lampiran 8. Standar Penampilan Pekerjaan Perawatan Taman dan Kebersihan Lingkungan Sentul City NO
URAIAN
DEFINISI VISUAL
STANDAR PENAMPILAN 3. Semak / Perdu a) Media Tanam - Gembur dan subur - Relatif Bebas Gulma - Tidak ada genangan air b) Fisik Tanaman 1)
Akar - Bebas hama dan penyakit - Perakaran tidak nampak dipermukaan
2)
Batang - Batang tegak dan kokoh - Bebas hama dan penyakit - Percabangan bagus - Bebas tunas air - Tidak ada batang / cabang yang kering
3)
Daun - Bebas hama dan penyakit - Warna cerah/sehat
4)
Bunga - Bebas hama dan penyakit
- Relatif Berbunga sesuai jenis dan musim
128 Lanjutan Lampiran 8. Standar Penampilan Pekerjaan Perawatan Taman dan Kebersihan Lingkungan Sentul City NO
URAIAN
DEFINISI VISUAL
STANDAR PENAMPILAN 4. Pohon a) Media Tanam - Gembur dan subur - Bebas Gulma - Tidak ada genangan air b) Fisik Tanaman 1)
Akar - Bebas hama dan penyakit - Perakaran tidak nampak dipermukaan
2)
Batang - Batang tegak dan kokoh - Bebas hama dan penyakit - Percabangan bagus - Bebas tunas air - Tidak ada batang / cabang yang kering
3)
Daun - Bebas hama dan penyakit - Warna cerah/sehat - Bentuk tajuk bagus
4
Rumput Berm (Normal)
Rumput hijau, bebas gulma & sampah, tinggi rumput max. 5cm
1. Level baik, tidak ada genangan air 2. Bebas dari batu, puing dan sampah 3. Bebas dari gulma
Lanjutan Lampiran 8. Standar Penampilan Pekerjaan Perawatan Taman dan Kebersihan Lingkungan Sentul City 129 NO
URAIAN
DEFINISI VISUAL
STANDAR PENAMPILAN 4. Tinggi rumput max. 5cm 5. Tidak melebihi batas (jalan, kanstin, saluran) 6. Rumput rapat
Rumput Berm* (rotasi 2 Bulan)
Rumput hijau, bebas gulma & sampah, tinggi rumput max. 15cm
1. Level baik, tidak ada genangan air 2. Bebas dari batu, puing dan sampah 3. Bebas dari gulma (alang-alang, mimosa, sulamjana) 4. Tinggi rumput max. 15cm 5. Tidak melebihi batas (jalan, kanstin, saluran) 6. Rumput rapat
5
Rumput Kavling (Normal)
Rumput bebas puing dan sampah, tinggi max. 15 cm
1. Bebas dari puing dan sampah 2. Tidak melebihi batas (jalan, kanstin, saluran) 3. Tinggi maksimum : - rumput : < 15 cm - alang-alang : < 35 cm 4. Alang-alang secara bertahap diupayakan hilang
Rumput Kavling* (rotasi 2 Bulan)
Rumput bebas puing dan sampah, tinggi max. 30 cm
1. Bebas dari puing dan sampah 2. Tidak melebihi batas (jalan, kanstin, saluran) 3. Tinggi maksimum : - rumput : < 30 cm - alang-alang : < 50 cm 3.
Alang-alang secara bertahap diupayakan hilang
130 Lanjutan Lampiran 8. Standar Penampilan Pekerjaan Perawatan Taman dan Kebersihan Lingkungan Sentul City NO
URAIAN Rumput Kavling** (4 Bulan)
DEFINISI VISUAL Rumput bebas puing dan sampah, tinggi max. 50 cm
STANDAR PENAMPILAN 1. Bebas dari puing dan sampah 2. Tidak melebihi batas (jalan, kanstin, saluran) 3. Tinggi maksimum : - rumput : < 50 cm - alang-alang : < 80 cm 4. Alang-alang secara bertahap diupayakan hilang
6
Rumput Halaman Depan
Rumput hijau, bebas gulma, puing & sampah, tinggi rumput max. 10 cm
1. Bebas dari puing dan sampah 2. Bebas dari gulma 3. Tinggi rumput max. 10cm 4. Tidak melebihi batas saluran 5. Alang-alang secara bertahap diupayakan hilang
7
Rumput Ruang Terbuka Hijau (RTH) (Normal)
Rumput hijau, bebas gulma, puing & sampah, tinggi rumput max.30cm
1. Bebas dari puing dan sampah 2. Bebas dari gulma 3. Tidak melebihi batas saluran 4. Tinggi maksimum : - rumput : < 30 cm - alang-alang : < 50 cm 5. Alang-alang secara bertahap diupayakan hilang
Rumput Ruang Terbuka Hijau (RTH)* (2 Bulan)
Rumput hijau, bebas gulma, puing & sampah, tinggi rumput max. 40 cm
1. Bebas dari puing dan sampah 2. Bebas dari gulma 3. Tidak melebihi batas saluran 4. Tinggi maksimum : - rumput : < 40 cm
131 Lanjutan Lampiran 8. Standar Penampilan Pekerjaan Perawatan Taman dan Kebersihan Lingkungan Sentul City NO
URAIAN
DEFINISI VISUAL
STANDAR PENAMPILAN - alang-alang : < 70 cm 5. Alang-alang secara bertahap diupayakan hilang
Rumput (RTH)** (4 Bulan)
Ruang
Terbuka
Hijau
Rumput hijau, bebas gulma, puing & sampah, tinggi rumput max. 50 cm
1. Bebas dari puing dan sampah 2. Bebas dari gulma 3. Tidak melebihi batas saluran 4. Tinggi maksimum : - rumput : < 50 cm - alang-alang : < 1 m 5. Alang-alang secara bertahap diupayakan hilang
8
Pohon Jalan
Pohon dengan kondisi bagus yang berfungsi sebagai koridor jalan
1. Batang tegak dan kokoh 2. Bebas hama, penyakit dan parasit 3. Percabangan bagus 4. Bebas Tunas air 5. Tidak ada batang / cabang yang kering 6. Bentuk tajuk bagus 7. Pohon yang belum tegak/doyong, harus ditegakkan 8. Tidak menghalangi rambu jalan, jaringan kabel udara, dan PJU
132 Lanjutan Lampiran 8. Standar Penampilan Pekerjaan Perawatan Taman dan Kebersihan Lingkungan Sentul City NO 9
URAIAN Pohon Penghijauan (Kavling, RTH)
DEFINISI VISUAL Pohon yang berfungsi sebagai penyeimbang lingkungan
STANDAR PENAMPILAN 1. Batang tegak dan kokoh 2. Bebas hama, penyakit dan parasit 3. Bebas dari spanduk 4. Tinggi percabangan dari permukaan tanah + 2m 5. Pohon yang belum tegak/doyong, harus ditegakkan 6. Tidak menghalangi rambu jalan, jaringan kabel udara, dan PJU
10
Sapu Jalan
1. Bebas dari rumput 2. Bebas dari sampah 3. Bebas tanah/lumpur
11
Hardscape
1. Bebas dari rumput 2. Bebas dari tulisan dan coretan 3. Warna tidak kusam 4. Bentuk sesuai dengan asal
12
Saluran
5. Tidak ada rumput liar 1. Tidak ada sampah 2. Bebas dari rumput
133
Lampiran 9. Spesifikasi Pekerjaan Perawatan Taman dan Kebersihan Lingkungan Sentul City SPESIFIKASI PEKERJAAN PERAWATAN TAMAN TAMAN & KEBERSIHAN LINGKUNGAN SENTUL CITY LANDSCAPE MAINTENANCE – TOWN MAINTENANCE DEPT. PT. SUKAPUTERA GRAHA CEMERLANG TAHUN 2012
No 1
2
Jenis Perawatan Taman Gerbang
Taman Lingkungan
Jenis Pekerjaan -
Taman Spine Road
(hari/bln) 15 hari
-
Penyiangan rumput, ground cover, semak Penyetikan rumput batas tepi saluran, kanstin, beton jepit, aspal
-
Penyiraman ground cover, semak, pohon
6
hari
-
Penyapuan lokasi Pemangkasan rumput, ground cover, semak, pohon
1 30
hari hari
Penyiangan alang-alang dan gulma Penyetikan rumput batas tepi saluran, kanstin, beton jepit, aspal
30
hari
-
30
hari
-
Pemupukan ground cover, semak, pohon
180
hari
-
Penyemprotan ground cover, semak, pohon
360
hari
-
Penyiraman ground cover, semak, pohon Penyapuan lokasi Pemangkasan rumput,ground cover, semak, pohon
6
hari
-
3
Pemangkasan rumput, ground cover, semak, pohon
Frekuensi Pekerjaan
-
20
hari
20
hari
Pemupukan ground cover, semak, pohon
120
hari
Penyemprotan ground cover, semak, pohon
360
hari
1 hari 15
hari
Keterangan Sampah hasil pekerjaan dikumpulkan dan dibuang ke Tempat Pembuangan Sampah Graha Karya
Sampah hasil pekerjaan dikumpulkan dan dibuang ke Tempat Pembuangan Sampah Graha Karya
134
Lanjutan Lampiran 9. Spesifikasi Pekerjaan Perawatan Taman dan Kebersihan Lingkungan Sentul City No
4
5
Jenis Perawatan
Rumput Berm
Rumput Halaman Depan
Jenis Pekerjaan
Frekuensi Pekerjaan (hari/bulan) 20 hari 20 hari 120 hari 360 hari 6 hari 1 hari 20 hari 20 hari
-
Penyiangan alang-alang dan gulma Penyetikan rumput batas tepi saluran, kanstin, beton jepit, aspal Pemupukan ground cover, semak, pohon Penyemprotan ground cover, semak, pohon Penyiraman ground cover, semak, pohon Penyapuan lokasi Pemangkasan rumput Penyiangan alang-alang dan gulma
-
Penyetikan rumput batas tepi saluran, kanstin, beton jepit, aspal
20
hari
-
Penyapuan lokasi
-
Pemangkasan rumput
1 30
hari hari
-
Penyetikan rumput batas tepi saluran dan tepi rumah
30
hari
Keterangan
Sampah hasil pekerjaan dikumpulkan dan dibuang ke Tempat Pembuangan Sampah Graha Karya Sampah hasil pekerjaan dikumpulkan dan dibuang ke Tempat Pembuangan Sampah Graha Karya
6
Rumput Kavling
-
Pemangkasan rumput
30
hari
Sampah hasil pekerjaan dikumpulkan dan dibuang ke Tempat Pembuangan Sampah Graha Karya
7 8
Rumput RTH Pohon Jalan
-
Pemangkasan rumput Penggemburan tanah
30 120 120
hari hari hari
Sampah hasil pekerjaan dikumpulkan dan dibuang ke Tempat
Pemupukan pohon
135
Lanjutan Lampiran 9. Spesifikasi Pekerjaan Perawatan Taman dan Kebersihan Lingkungan Sentul City
No
Jenis Perawatan
Jenis Pekerjaan
Frekuensi Pekerjaan
Keterangan
(hari/bulan)
9
Pohon Penghijauan
-
Pemangkasan dahan pohon
180
hari
Pembuangan Sampah
-
Penyemprotan Hama Penyakit
-
Penggemburan tanah Pemupukan pohon
180 360
hari hari
360
hari
-
Pemangkasan dahan pohon
360
hari
-
Penyemprotan Hama Penyakit
360
hari
Graha Karya Sampah hasil pekerjaan dikumpulkan dan dibuang ke Tempat Pembuangan Sampah Graha Karya Sampah hasil pekerjaan dikumpulkan dan dibuang ke Tempat Pembuangan Sampah Graha Karya
10
Sapu Jalan
-
Penyapuan lokasi
1
kali/hari
11
Jogging Track
-
Pembersihan Saluran
90
hari
-
Pengangkutan Sampah
90
hari
-
Pembersihan Saluran
90
hari
-
Pengangkutan Sampah
90
hari
12
Saluran terbuka
Sampah hasil Pekerjaan dikumpulkan dan dibuang ke Tempat Pembuangan Sampah Graha Karya Sampah hasil Pekerjaan dikumpulkan dan dibuang ke Tempat Pembuangan Sampah Graha Karya
136
Lampiran 10. Form Cheklist Bersama CV. Cipta Anugrah Maulita
137
Lampiran 11. Contoh Perhitungan Analisis harga Satuan Pekerjaan Perawatan dan Kebersihan Lingkungan Sentul City •
Tabel 1 Tenaga Kerja
Kegiatan Perawatan
Peralatan
Kemampuan (/m²)
Upah (Rp/hari)
Harga Upah (Rp/m²)
(a)
(b)
(c)
44000
a/b = K
Jenis Alat
Harga Alat
Kekuatan alat (hari)
Harga alat (/m²)
(d)
(e)
(f)
Mesin pemangk as gendong
L
365
L/a/e = M
Sapu lidi
L
15
Perawatan Rumput Berm
Pemangkas an Rumput (berm)
2000
Penyapuan Berm
11000
41000
a/b = K
Pengki
L
30
L/a/e = M
Pencabutan Rumput Liar
30000
41000
a/b = K
Kored
L
180
L/a/e = M
Edging rumput dengan batas perkerasan
30000
41000
a/b = K
Cangkul
L
365
L/a/e = M
Pemupuka n
10000
41000
a/b = K
Kored
L
180
L/a/e = M
•
Tabel 2 Bahan
Jenis
Harga bahan
(g)
Frekuensi
Kebutuhan
Harga (/m²)
(h)
(i)
3 ltr
g x h /a = N
Alat
Bahan
(1 bln)
(1 bln)
(k)
(l)
M x 30 = P
N x 30 = Q
Total Biaya
Upah (1 bln)
(j)
Perawatan Rumput Berm Bensin campur
Pupuk Urea
5000
3500
20
g x h /a = N
K x 30 = O
K+M+N=R
Kx1=O
Mx1=P
K+M=S
Kx7=O
Mx7=P
K+M=T
K x 15 = O
M x 15 = P
K+M=U
K x 15 = O
M x 15 = P
N x 30 = Q
K+M+N=V
R+S+T+U+V=W Total (Tenaga Kerja, Peralatan, Bahan, Frekuensi)
138
Lampiran 12. Alur Koordinasi antara Pengelola dan Kontraktor
Kepala Departemen Pemeliharaan
Unit Lanskap
f
Unit Kebersihan
c
d
b Pengawas Lapang Lanskap
Direktur Kontraktor
g
h Pengawas Lapang
j
i Tenaga Kerja Harian Keterangan :
a) b) c) d) e) f) g) h)
i)
Intensitas hubungan sering Intensitas hubungan sedang Intensitas hubungan jarang Koordinator unit lanskap dan kebersihan melaporkan kegiatan pemeliharaan yang direncanakan dan sedang berjalan Diskusi non-formal berkenaan dengan permasalahan atau progress kegiatan pemeliharaan di lapang Koordinasi antar unit lanskap dan kebersihan terkait dengan kebersihan lingkungan Koordinasi mengenai kebersihan lingkungan di lapang terutama jika ada complaint Rapat antara pengelola dan kontraktor dengan tujuan mengevaluasi hasil pekerjaan pemeliharaan lanskap Koordinasi permasalahan pemeliharaan lanskap di kawasan terutama mengenai complaint dan pembahasan progress pekerjaan Koordinasi antara pengawas dari pengelola dan pengawas lapang pihak kontraktor berkenaan dengan pekerjaan pemelihara terutama complaint dan request Pengarahan yang dilakukan oleh direktur kontraktor terhadap pengawas lapang mengenai kegiatan pemeliharaan lanskap, penyampaian informasi complaint dan request, pemantauan kinerja tenaga harian, ketersediaan alat dan bahan, serta permasalahan di lapang. Pengawas lapang memberikan pengarahan kepada tenaga harian mengenai kegiatan pemeliharaan yang dilakukan selain kegiatan rutin (jika ada complaint dan request), membantu menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan tenaga kerja, dan melakukan pendekatan sosial agar terjalin komunikasi yang baik sehingga berefek pada kelancaran pekerjaan. Pada kondisi tertentu, direktur langsung koordinasi dengan tenaga kerja harian dan memantau langsung kegiatan pemeliharaan
139
Lampiran 13. Tabel Kapasitas Kerja Pemeliharaan Lanskap Permukiman Sentul City a. Penyapuan Rumput No 1
2
3
4
5
6
7
Kontraktor Gelar Jaya
Area Bukit Golf Hijau (gunung)
Bukit Golf Hijau (bukit)
Bukit Golf Hijau (lembah)
Bukit Golf Hijau (puncak)
Mediterania I
Mediterania II
TVT
Tanggal
Luasan Pekerjaan yang diselesaikan (m²)
06032012 (F)
364.57
07032012 (2H)
344.61
07052012 (F)
285.43
06032012(F)
374.85
07032012 (2H)
412.38
07052012 (F)
309.66
06032012(F)
404.6
07032012 (2H)
344.54
07052012 (F)
304.28
08032012 (F)
367.01
09032012 (2H)
420.76
07052012 (2H)
329.33
08032012 (F)
391.5
09032012 (2H)
386.54
07052012 (2H)
291.74
08032012 (F)
466.26
09032012 (2H)
383.81
07052012 (2H)
365.91
10032012 (F)
376.54
Rata-rata luasan pekerjaan yang diselesaikan (m²) 331.53
Standar Kapasitas Kerja/Jam (m²) 400
365.63
400
351.14
400
87.78
372.36
400
93.09
356.59
400
89.14
405.32
400
101.33
329.37
400
82.34
Kegiatan diluar pekerjaan
Waktu hujan
Keterangan
Efektivitas Kerja (%) 82.88
06032012 (14.5515.20)
91.40
140 Lanjutan Lampiran 13. Kapasitas Kerja Penyapuan Rumput
No
Kontraktor
8
9
10
11
12
13
14
Area
Jl. MH. Thamrin
CAM
TLG
TTS
TUD
TBI
VEN
PAS
Tanggal
Luasan Pekerjaan Yang diselesaikan (m²)
11032012 (2H) 08052012 (F)
290.34 321.24
21052012 (F)
371.42
22052012 (2H)
316.23
23052012 (F) 06032012 (F)
397.24 381.84
07032012 (2H)
377.06
09052012 (F)
392.88
06032012 (F)
396.87
07032012 (2H)
373.23
09052012 (F)
398.16
06032012 (F)
261.69
07032012 (2H)
225.93
10052012 (F)
363.29
08032012 (F)
372.96
09032012 (2H)
384.6
10052012 (F)
362.28
08032012 (F)
376.16
09032012 (2H)
374.18
10052012 (F)
398.6
08032012 (F)
383.66
09032012 (2H)
320.56
Rata-Rata Luasan Pekerjaan yang Diselesaikan (m²)
Standar Kapasitas Kerja/Jam (m²)
Kegiatan diluar pekerjaan
Waktu Hujan
Keterangan
Efektivitas Kerja (%)
361.63
400
90.40
383.92
400
95.98
389.42
400
97.35
283.63
400
70.90
373.28
400
93.32
382.98
400
95.74
365.53
400
91.38
141
Lanjutan Lampiran 13. Kapasitas Kerja Penyapuan Rumput Kontraktor No
Area
15
IMP
16
TPG
17
Jl. Siliwangi
18
19
20
21
Jl. Bali raya
MPU
ENG dan CWD
TYN
EMP
Tanggal
Luasan Pekerjaan Yang Diselesaikan (m²)
10052012 (F) 10032012 (F)
392.38 372.15
11032012 (2H)
360.91
10052012 (F)
406.03
09032012 (F)
05.71
10032012 (2H)
414.7
11052012 (F)
389.11
24052012 (2H)
350.3
25052012 (F)
366.79
26052012 (F)
363.19
27052012 (F)
353.14
28052012 (F)
349.14
29052012 (F)
344.7
06032012 (F)
324.69
07032012 (2H)
266.91
08052012 (F)
411.94
06032012 (F)
405.31
07032012 (2H)
370.3
08052012 (F)
414.5
06032012 (F)
388.14
Rata-Rata Luasan Pekerjaan yang Diselesaikan (m²)
Standar Kapasitas Kerja/Jam (m²)
Kegiatan Diluar Pekerjaan
Waktu Hujan
Keterangan
Efektivitas Kerja (%)
379.45
400
99.92
403.17
400
100.79
360.09
400
90.02
348.99
400
87.24
334.51
400
83.62
396.70
400
99.175
380.71
400
07032012 (F) 10.30 11.10 (istirahat)
95.17
142
Lanjutan Lampiran 13. Kapasitas Kerja Penyapuan Rumput
No
Kontraktor
Area
Tanggal
07032012 (2H)
22
23
24
25
Rata-rata Kapasitas Kerja
CAS
AND
EQU
PFE
Luasan Pekerjaan Yang Diselesaikan (m²)
Rata-Rata Luasan Pekerjaan yang Diselesaikan (m²)
Standar Kapasitas Kerja/Jam (m²)
Kegiatan Diluar Pekerjaan
Waktu Hujan
Keterangan
Efektivitas Kerja (%)
379.14
08052012 (F)
374.86
08032012 (F)
392.26
09032012 (2H)
349.96
08052012 (F)
429.97
08032012 (F)
296.28
09032012 (2H)
355.56
08052012 (F)
399.35
08032012 (F)
416.94
09032012 (2H)
372.46
09052012 (F)
402.02
10032012 (F)
274.27
11032012 (2H)
281.64
09052012 (F)
296.07
390.73
400
97.68
350.39
400
87.59
397.14
400
99.28
283.99
400
70.99
365.39
400
90.98
143
Lanjutan Lampiran 13. Kapasitas Kerja Penyapuan Rumput b. No
1
2
3
4
5
6
7
Penyapuan Perkerasan Kontraktor
Gelar Jaya
Area
Bukit Golf Hijau (gunung)
Bukit Golf Hijau (bukit)
Bukit Golf Hijau (lembah)
Bukit Golf Hijau (puncak)
Mediterania I
Mediterania II
TVT
Tanggal
Luasan Pekerjaan yang diselesaikan (m²)
06032012 (F)
714.23
07032012 (2H)
707.09
07052012 (F)
703.625
06032012 (F)
627.29
07032012 (2H)
790.63
07052012 (F)
801.812
06032012 (F)
834.39
07032012 (2H)
747.33
07052012 (F)
791.96
08032012 (F)
730.23
09032012 (2H)
713.43
07052012 (2H)
687.16
08032012 (F)
800.16
09032012 (2H)
707.61
07052012 (2H)
796.37
08032012 (F)
764.34
09032012 (2H)
783.68
07052012 (2H)
764.95
09032012 (F)
614.22
10032012 (2H)
681.5
Rata-rata luasan pekerjaan yang diselesaikan (m²) 708.31
Standar Kapasitas Kerja/Jam (m²)
Kegiatan diluar pekerjaan
Waktu hujan
Keterangan
800
Efektivitas Kerja (%) 88.53
739.91
800
06032012 (14.5515.20)
06032012 (sampah daun banyak)
791.22
800
98.90
710.27
800
88.78
768.04
800
96.00
770.99
800
96.37
653.58
800
Sampah daun banyak
92.48
81.69
144
Lanjutan Lampiran 13. Kapasitas Kerja Penyapuan Perkerasan
No
Kontraktor
8
9
10
11
12
13
14
Area
Jl. MH. Thamrin
CAM
TLG
TTS
TUD
TBI
VEN
PAS
Tanggal
Luasan Pekerjaan yang Diselesaikan (m²)
08052012 (F)
665.02
21052012 (F)
773.63
22052012 (2H)
792.09
23052012 (F)
807.72
06032012 (F)
710.63
07032012 (2H)
736.16
09052012 (F)
664.37
06032012 (F)
714.41
07032012 (2H)
724.74
09052012 (F)
709.06
06032012 (F)
686.53
07032012 (2H)
729.97
10052012 (F)
738.27
08032012 (F)
676.5
09032012 (2H)
706.22
10052012 (F)
681.78
08032012 (F)
793.81
09032012 (2H)
740.38
10052012 (F)
779.44
08032012 (F)
787.38
Rata-Rata Luasan Pekerjaan yang Diselesaikan (m²)
Standar Kapasitas Kerja/Jam (m²)
791.14
800
98.89
703.72
800
87.96
716.07
800
07032012 (2H) 10.00-11.20 (sudah istirahat)
89.50
718.25
800
06032012 (F) 10.35-11.30 (sudah istirahat), 10.1511.30 (mengobrol)
89.78
688.16
800
09032012 (F) 10.00-10.15 (Merokok)
86.02
771.21
800
96.40
741.51
800
92.68
Kegiatan Diluar Pekerjaan
Waktu Hujan
Keterangan
Efektivitas Kerja (%)
145
Lanjutan Lampiran 13. Kapasitas Kerja Penyapuan Perkerasan No Kontraktor
15
IMP
16
TPG
17
18
19
20
21
Area
Jl. Siliwangi
CAM
MPU
Jl. Bali Raya
ENG dan CWD
TYN
EMP
Tanggal
Luasan Pekerjaan yang Diselesaikan (m²)
09032012 (2H)
759.3
10052012 (F)
765.26
10032012 (F)
707.77
11032012 (2H)
744.36
10052012 (F)
711.34
10032012 (F)
838.24
11032012 (2H)
753.6
11052012 (F)
800.93
24052012 (F)
765.69
25052012 (2H)
754.93
26052012 (F)
751.96
27052012
725.36
28052012
789.6
29052012
730.18
06032012 (F)
648.63
07032012 (2H)
636.52
08052012 (F)
701.56
06032012 (F)
667.26
07032012 (2H)
635.21
08052012 (F)
766.37
06032012 (F)
712.2
Rata-Rata Luasan Pekerjaan yang Diselesaikan (m²)
Standar Kapasitas Kerja/Jam (m²)
721.15
800
797.59
800
757.53
800
94.69
748.38
800
93.54
662.23
800
82.77
689.61
800
86.20
675.39
800
84.42
Kegiatan Diluar Pekerjaan
Waktu Hujan
Keterangan
Efektivitas Kerja (%)
90.14
11032012 (2H) 10.15-10.25 (meroko dan ngopi)
99.69
146
Lanjutan Lampiran 13. Kapasitas Kerja Penyapuan Perkerasan No Kontraktor
22
23
24
25
Area
CAS
AND
EQU
PFE
Tanggal
Luasan Pekerjaan yang Diselesaikan (m²)
07032012 (2H)
586.66
08052012 (F)
727.32
08032012 (F)
661.45
09032012 (2H)
759.16
08052012 (F)
767.71
08032012 (F)
658.17
09032012 (2H)
616.84
08052012 (F)
794.88
08032012 (F)
789.72
09032012 (2H)
660.09
09052012 (F)
768.65
10032012 (F)
602.76
11032012 (2H)
620.8
09052012 (F)
605.48
Rata-Rata Kapasitas Kerja
Rata-Rata Luasan Pekerjaan yang Diselesaikan (m²)
Standar Kapasitas Kerja/Jam (m²)
729.44
800
689.96
800
739.48
800
609.68
800
723.71
800
Kegiatan Diluar Pekerjaan
Waktu Hujan
keterangan
Efektivitas Kerja (%)
91.18
08032012 (F) 10.30 - 11.10 (istirahat), 11.00-11.30 (menyapu sambil penyetikan berm)
86.24
92.43
13.00 - 15.30 (tidak ada penyapuan)
76.21
90.46
147
Lanjutan Lampiran 13. Kapasitas Kerja Penyapuan Perkerasan c. No
1
Pemangkasan Rumput Kontraktor
Gelar Jaya
2
Bukit Golf Hijau (lembah)
4
Bukit Golf Hijau (puncak)
5
7
Bukit Golf Hijau (gunung)
Bukit Golf Hijau (bukit)
3
6
Area
Bukit Golf (Raya)
Gelar Jaya
Mediterania I
Mediterania II
Tanggal
Luasan Pekerjaan yang diselesaikan (m²)
12042012 (F)
240.4
13042012 (2H)
244.19
03052012 (F)
246.59
16042012 (F)
233.79
17042012 (2H)
232.18
07052012 (F)
255.23
23042012 (F)
237.44
24042012 (2H)
245.34
14052012 (F)
236.75
26042012 (F)
251.42
27042012 (2H)
238.42
21052012 (F)
249.03
02042012 (F)
243.58
03042012 (2H)
237.09
01052012 (F)
257.46
18042012 (F)
241.58
09042012 (2H)
238.1
28052012 (F)
260.11
10042012 (F)
237.36
11042012 (2H)
235.45
Rata-rata luasan pekerjaan yang diselesaikan (m²) 243.72
Standar Kapasitas Kerja/Jam (m²)
Kegiatan diluar pekerjaan
Waktu hujan
Keterangan
Efektivitas Kerja (%)
250
97.49
240.40
250
96.16
239.84
250
95.93
246.29
250
98.51
246.04
250
98.41
246.59
250
98.63
242.54
250
97.01
148
Lanjutan Lampiran 13. Kapasitas Kerja Pemangkasan Rumput No
Kontraktor
8
Area
TVT
Tanggal
Luasan Pekerjaan yang Diselesaikan (m²)
09052012 (F)
254.82
04042012 (F)
244.16
05042012 (2H)
240.35
Rata-Rata Luasan pekerjaan yang Diselesaikan (m²)
240.95
Standar Kapasitas Kerja/Jam (m²)
250
Kegiatan Diluar Pekerjaan
Waktu Hujan
Keterangan
Efektivitas Kerja (%)
96.38
08052012 (F) 9
10
11
12
13
14
Jl. MH. Thamrin
CAM
TLG
TTS
TUD
TBI
VEN
28052012 (F)
251.84
29052012 (2H)
224.03
31052012 (F)
247.74
21022012 (F)
236.48
22022012 (2H)
230.47
01032012 (F)
248.93
27022012 (F)
240.03
28022012 (2H)
248.16
05032012 (F)
247.33
08032012 (F)
228.16
09032012 (2H)
253.42
12032012 (F)
250.22
15032012 (F)
245.02
16032012 (2H)
235.89
19032012 (F)
217.61
22032012 (F)
230.98
241.20
250
96.48
238.62
250
95.45
245.17
250
98.06
243.93
250
97.57
232.84
250
93.13
232.22
250
92.89
149
Lanjutan Lampiran 13. Kapasitas Kerja Pemangkasan Rumput No Kontraktor
Area
Tanggal
26032012 (2H)
15
PAS
16
IMP
17
18
19
20
21
TPG
MPU
ENG dan CWD
TYN
EMP
CAS
Luasan Pekerjaan yang diselesaikan (m²)
Rata-rata luasan pekerjaan yang diselesaikan (m²)
Standar Kapasitas Kerja/Jam (m²)
243.69
250
97.47
235.93
250
94.37
229.32
250
91.72
245.83
250
98.33
241.22
250
96.48
237.04
250
94.81
226.95
250
90.78
Kegiatan diluar pekerjaan
Waktu hujan
Keterangan
Efeltivitas Kerja (%)
241.46
27032012 (F)
224.24
29032012 (F)
251.08
30032012 (2H)
246.35
01062012 (F)
233.64
04062012 (F)
240.55
07062012 (2H)
235.38
08062012 (F)
231.86
10062012(F)
235.58
11062012 (2H)
224.68
12062012 (F)
227.71
18062012 (F)
244.72
19062012 (2H)
246.38
20062012 (F)
246.4
25062012 (F)
253.76
26062012 (2H)
232.17
27062012 (F)
237.74
28062012 (F)
235.05
29062012 (2H)
243.57
08052012 (F)
232.52
09042012 (F)
232.51
150
Lanjutan Lampiran 13. Kapasitas Kerja Pemangkasan Rumput No Kontraktor
22
Area
AND
23
EQU
24
PFE
Luasan Pekerjaan Yang Diselesaikan (m²)
Tanggal
10042012 (2H)
227.63
08052012 (F)
220.72
10042012 (F)
245.6
11042012 (2H)
231.67
08052012 (F)
248.75
12042012 (F)
236.95
13042012 (2H)
246.1
09052012 (F)
236.84
18042012 (F)
240.72
19042012 (2H)
242.28
16052012 (F)
224.09
Rata-Rata Luasan Pekerjaan yang Diselesaikan (m²)
Standar Kapasitas Kerja/Jam (m²)
242.00
250
96.80
239.96
250
95.98
235.69
250
94.27
239.91
250
95.96
Rata-Rata Kapasitas Kerja
d.
Kegiatan Diluar Pekerjaan
Waktu Hujan
Keterangan
Efektivitas Kerja (%)
Pemangkasan Semak
No 1
Kontraktor CAM
Jumlah pohon yang dikerjakan
Rata-rata jumlah pohon (pohon/jam)
18042012
3
3.5
Standar Kapasitas Kerja/Jam (pohon) 5
14052012
4
12032012
3
3
5
60
07052012
3 3.25
5
65
Area Jl. Siliwangi
Jl. Bali Raya
Tanggal
Rata-Rata Kapasitas Kerja
Kegiatan diluar pekerjaan
Waktu Hujan
Keterangan
Efektivitas Kerja (%) 70
151
Lanjutan Lampiran 13. Kapasitas Kerja Pemeliharaan e. Pemangkasan Penutup Tanah No
1
Kontraktor
Gelar Jaya
03032012 (F)
Luasan pekerjaan yang diselesaikan (m²) 23.34
24042012 (F)
24.12
05032012 (F)
23.65
10042012 (F)
24.99
15032012 (F)
23.71
12042012 (F)
25.97
28032012 (F)
24.44
02052012 (F)
26.13
04042012 (F)
26.59
26042012 (F)
25.87
Mediterania I
05062012 (F)
24.47
25.27
10.00
Mediterania II
18032012 (F) 22052012 (F)
26.06 23.17
23.15
10.00
28062012 (F)
23.12
Area
Jl. MH Thamrin
Bukit Golf Hijau (gunung)
Bukit Golf Hijau (bukit)
Bukit Golf Hijau (lembah)
Bukit Golf Hijau (puncak)
Tanggal
Rata-Rata Kapasitas Kerja
Rata-rata luasan pekerjaan yang diselesaikan (m²)
Standar Kapasitas Kerja/Jam (m²)
23.73
10.00
237.30
24.32
10.00
243.20
24.84
10.00
248.40
25.28
10.00
252.80
26.23
10.00
262.30
252.70
Kegiatan diluar pekerjaan
Waktu Hujan
Keterangan
Efektivitas Kerja (%)
231.50
24.68 246.80
152
Lanjutan Lampiran 13. Kapasitas Kerja Pemeliharaan f. Penyiangan disertai dengan pendangiran No
1
2
3
4
5
6
7
Kontraktor
Gelar Jaya
Area
Bukit Golf Hijau (gunung)
Bukit Golf Hijau (bukit)
Bukit Golf Hijau (lembah)
Bukit Golf Hijau (puncak)
Mediterania I
Mediterania II
TVT
Tanggal
Luasan Pekerjaan yang diselesaikan (m²)
06032012 (F)
33.04
07032012 (2H)
30.46
07052012 (F)
33.40
06032012 (F)
22.22
07032012 (2H)
32.34
07052012 (F)
33.87
06032012 (F)
34.08
07032012 (2H)
33.86
07052012 (F)
35.46
08032012 (F)
34.65
09032012 (2H)
35.46
07052012 (2H)
37.47
08032012 (F)
46.08
09032012 (2H)
35.80
07052012 (2H)
33.86
08032012 (F)
46.37
09032012 (2H)
38.74
07052012 (2H)
34.02
09032012 (F)
35.15
Rata-rata luasan pekerjaan yang diselesaikan (m²) 32.3
Standar Kapasitas Kerja/Jam (m²)
Kegiatan diluar pekerjaan
Waktu hujan
Keteranga n
Efeltivitas Kerja (%)
40
80.75
29.47
40
73.69
34.46
40
86.16
35.86
40
38.58
40
39.71
40
31.65
40
08 Maret 2012 10.30-10.45 (istrahat)
09 Maret 2012 (15.00-15.50)
2 orang yang bekerja
89.65
2 orang yang bekerja
96.45
2 orang yang bekerja
99.27
2 orang yang bekerja
79.14
153
Lanjutan Lampiran 13. Kapasitas Kerja Penyiangan disertai Pendangiran
No
Kontraktor
Area
Tanggal
10032012 (2H) 8
Jl. MH. Thamrin
Luasan Pekerjaan yang diselesaikan (m²)
Rata-rata luasan pekerjaan yang diselesaikan (m²)
Standar Kapasitas Kerja/Jam (m²)
36.71
40
31.22
40
78.05
28.87
40
72.18
31.76
40
79.40
30.52
40
76.30
32.763
40
81.90
30.61
40
76.52
38.044
22032012 (F)
10
11
12
13
14
TLG
TTS
TUD
TBI
VEN
PAS
Keteranga n
Efeltivitas Kerja (%)
24.68
36.86
CAM
Waktu hujan
28032012 (F) 28032012 (2H)
9
Kegiatan diluar pekerjaan
0703 2012 (F)
35.24 30.96
08032012 (2H)
30.65
09032012 (F)
32.06
07 032012 (F)
29.44
08032012 (2H)
25.12
09052012 (F)
32.06
07032012 (F)
30.62
08032012 (2H)
32.33
10032012 (F)
32.34
09032012 (F)
32.59
12 2012 (2H)
27.88
10052012 (F)
31.10
12032012 (F)
35.88
13032012 (2H)
32.93
10052012 (F)
29.48
12032012 (F)
32.07
13032012 (2H)
30.43
2 orang yang bekerja
91.78
154
Lanjutan Lampiran 13. Kapasitas Kerja Penyiangan disertai Pendangiran Area No
Kontraktor
Tanggal
15
IMP
16
TPG
17
18
19
20
21
Jl. Siliwangi
MPU
ENG dan CWD
TYN
EMP
CAS
Luasan Pekerjaan yang diselesaikan (m²)
10052012 (F)
29.33
14032012 (F)
33.64
15032012 (2H)
34.57
10052012 (F)
33.88
14032012 (F)
28.04
15032012 (2H)
26.72
11052012 (F)
31.19
Rata-rata luasan pekerjaan yang diselesaikan (m²)
Standar Kapasitas Kerja/Jam (m²)
34.03
40
85.07
30.49
40
76.24
83.18
Kegiatan diluar pekerjaan
Waktu hujan
Keteranga n
Efeltivitas Kerja (%)
05062012 (F)
31.64
06062012 (2H)
34.90
33.27
40
07062012 (F) 16032012 (F)
33.28 33.24
31.06
40
18032012 (2H)
29.14
08052012 (F)
30.80
16032012 (F)
25.78
28.49
40
71.23
32.31
40
80.78
32.72
40
81.81
18032012 (2H)
27.70
08052012 (F)
32.00
16032012 (F)
35.27
18032012 (2H)
27.32
08052012 (F)
34.35
19032012 (F)
33.98
20032012 (2H)
29.64
02 April 2012 (15.00-15.40)
77.65
155
Lanjutan Lampiran 13. Kapasitas Kerja Penyiangan disertai Pendangiran
No
Kontraktor
Area
22
AND
23
EQU
24
Jl. Juanda
Tanggal
Luasan pekerjaan yang diselesaikan (m²)
08052012 (F)
34.56
19032012 (F)
31.82
20032012 (2H)
32.08
08052012 (F)
36.37
19032012 (F)
30.86
20032012 (2H)
31.72
09052012 (F)
34.97
19032012 (F)
31.20
20032012 (2H)
25.25
09052012 (F)
34.42
Rata-rata luasan pekerjaan yang diselesaikan (m²)
Standar Kapasitas Kerja/Jam (m²)
33.42
40
83.55
32.51
40
81.29
30.29
40
75.72
32.63
40
81.57
Rata-Rata Kapasitas Kerja
g.
Waktu hujan
Keterangan
Efektivitas kerja (%)
Penyiraman
No
Kontraktor
1
Gelar Jaya
2
Kegiatan diluar pekerjaan
CAM
Area Jl. MH Thamrin
Jl. Siliwangi
Luasan pekerjaan yang diselesaikan (m²)
Rata-rata luasan pekerjaan yang diselesaikan (m²)
07062012 (F)
634.88
635.76
Standar Kapasitas Kerja/Jam (m²) 700
08062012 (F)
645.61
13062012 (F)
626.8
04062012 (F)
562.13
600.19
700
12062012 (F)
611.38
25062012 (F)
627.06
Tanggal
Kegiatan diluar pekerjaan
Waktu hujan
Keterangan
Efektivitas Keerja (%) 90.82
85.74
156
Lanjutan Lampiran 13. Kapasitas Kerja Penyiraman
Luasan pekerjaan yang diselesaikan (m²)
Rata-rata luasan pekerjaan yang diselesaikan (m²)
20062012 (F)
580.85
608.47
Standar Kapasitas Kerja/Jam (m²) 700
21062012 (F)
617.3
28062012 (F)
627.28 614.81
700
No Kontraktor 3
MPU
Area Jl. Juanda
Tanggal
Rata-Rata Kapasitas Kerja
Kegiatan diluar pekerjaan
Waktu hujan
Keterangan
Efektivitas Kerja (%) 86.92
87.83
157
Lampiran 14. HOK
` Penyapuan
Pemangkasan rumput Pemangkasan semak Pemangkasan penutup tanah Penyiangan disertai penggemburan Penyiraman
HOK per hari
Frek per tahun
HOK per tahun
Kebutuhan pekerja
72318 64094 49218 182158 67651 74592 397
Waktu yang dibutuhkan (jam) 97.50 87.04 71.84 750.58 284.58 312.91 122.15
13.93 12.43 10.26 107.22 40.65 44.70 17.45
364 364 364 18 18 18 24
5070.29 4526.17 3735.71 1930.06 731.78 804.63 418.81
16.20 14.46 11.93 6.20 2.35 2.59 1.35
24.52
5040.7
205.57
29.37
24
704.83
2.25
35.30 31.50 31.54 635.80 600.20 608.50
42191 51476 76669 23339 34714 53483
1195.21 1634.15 2430.84 36.71 57.83 87.89
170.74 233.45 347.26 5.24 8.26 12.56
18 18 18 364 364 364
3073.40 4202.12 6250.76 1908.94 3007.59 4570.67
9.82 13.42 19.97 6.10 9.61 14.60 130.86 = 131
Kawasan
Satuan
KK per jam
Luas area
I II III I II III II
m² m² m² m² m² m² pohon
741.70 736.40 685.10 242.70 237.70 238.40 3.25
I
m²
I II III I II III
m² m² m² m² m² m²
158
Lampiran 15. Daftar Vegetasi NO
Jenis Tanaman
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Lokal Akasia Teh-tehan Agave strip kuning Agave Jeunjing/Sengon Alamanda Keladi hias Honje merah Nanas merah Pule Podocarpus Cemara Norflok
Latin Acacia mangium Willd Acalypha macrophylla L. Agave Americana Agave angustivolia Albizzia falcata Back. Allamanda cathartica L. Alocasia esculenta Alpinia purpurata Ananas comosus Alstonnia scholaris L. R. Br. Podocarpus macrophyllus Araucaria heterophylla Salisb. Franco
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
Pinang Sukun Belimbing Tebu putih Rumput gajah Bunga Kupu-kupu Bismarkia Bougenvil Wali Songo Melati kosta Kaliandra Sikat Botol Kenari Hijau Kana Cassia fistula Cemara Sumatra Kapuk Bintaro Palm Kuning Kayu Manis Kelapa Gading Palm Saledri Bakung Taiwan beauty Palm Merah Cimbopogon
Areca catechu L. Artocarpus altilis Park. Fosberg Averrhoa carambola L. Arundodonax versicolor Axonopus compressus Bauhinia blakeana Dunn Bismarckia nobilis Bougenvillea spectabilis Brassaia actinophyla F. Muell. Brunfelsia uniflora (pohl.d.don) Calliandra calothyrsus Meissn Callistemon citrinus Curt. Skeels Canarium decumanum Canna hybrida Cassia fistula L. Casuarina sumatrana Ceiba pentandra Gaertn. Cerbera Odollam Gaertn Chrysalidocarpus lutescens Cinnamomum burmanii Cocos nucifera L. Caryota mitis Lour Crinum asiaticum L. Cuphea hssopifolia ‘alba’ Crytostachys lakka Becc. Cymbopogon nardus L. Rendle
159 Lanjutan Lampiran 15. Daftar Vegetasi NO 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76
Jenis Tanaman Lokal Flamboyan Asam Keranji Sempur Bisbul Melati air Kelapa Sawit Dadap Merah Anyang-anyang Patah tulang Beringin Beringin Karet Biola Cantik Barringtonia Kirei Payung Gamelina Jati Putih Melinjo Lobi-lobi Karet Kembang sepatu Waru Hopea odorata Soka Jarak merah Bungur Lamtoro Palem Kipas Palm Uray/sirip ikan Palm Sadeng Limus/Bachang Mangga Sapu Tangan Sawo Kecik Pandan Palm Botol Mindri Tanjung Cempaka
Latin Delonix regia Boyer ex Hook. Rafin. Diallium indum L. Dillenia obovata Bl. Hoogl. Diospyros philippensis Desr. Kostel. Echinodorus paleafolius Elaeis guineensis Jacq. Erythrina crista-galli L. Elaeocarpus grandiflorus J.E. Smith Euphorbia tirucolly Ficus benjamina L. Ficus elastica Nois. ex Bl. Ficus lyrata Warb Barringtonia asiatica Kurz. Filicium decipiens W. & A. Thw. Gmelina arborea Roxb. Gmelina sp. Gnetum gnemon L. Governour plum Hevea brasillensis Willd. Ex. A. Juss M.A. Hibiscus rosa-sinensis L. Hibiscus tiliacecus L. Hopea odorata Roxb. Ixora javanica L. Jatropha gossypifolia L. Lagerstroemia indica Pers. Leucaena leucocephala Lmk De Wit Livistona chinensis Livistona decipiens Livistonia rotundifolia Mangifera foetida Mangifera indica Maniltoa Schefferi K.Schum Manilkara kauki L. Dubard. Pandanus tectorius soland.ex park Mascarena lagenicaulis Melia azedarach L. Mimusops elengi L. Michelia champaca L.
160 Lanjutan Lampiran 15. Daftar Vegetasi NO
Jenis Tanaman
77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88
Lokal Mengkudu Rambutan Oleander Paraserianthes Pandan Melintir Philodendron Palm Phoenix Pinus Kol Banda Kamboja Kiputri Glodokan Bulat
89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110
Glodokan Tiang Matoa Sutera bombay Angsana Pisang Kipas Adam hawa Palm Raja Trembesi Kecapi Schizolobium Kecrutan Mahoni Salam Asam Jawa Jati mas Ketapang Palm Ekor Tupai Tapak Dara Palm Putri Bambu Jepang Bambu kuning Tabebuia
Sumber: (Sentul City, 2009)
Latin Morinda citrifolia L. Nephelium lappaceum L. Nerium oleander L. Paraserianthes falcataria L. Nielsen Pandanus utilis Philodendron selloum Phoenix roebelinii O’Brien Pinus merkusii Jungh. Pisonia grandis 'Alba' Span. Plumeria rubra L. Podocarpus nerifalius Polyalthea fragrans Dalzell Hook. F. & Thomson Polyanthea longifolia Pometia pinnata J.R & G. Forst. Portulaca grandiflora Pterocarpus indicus Willd. Ravenala madagascariensis Sonn. Rhoeo discolor Roystonia regia (H.B.K.) O.F.Cook Samanea saman Jacq Merr. Sandoricum koetjape Burm. F. Merr. Shizolobium parahyba Spathodea campanulata Beauv. Swietenia mahogani L. Jacq Syzygium polyanthum Wight Walp. Tamarindus indica L. Tectona grandis L. F. Terminalia cattapa L. Uraria lagopodioides L. Desv. Ex. DC. Vinca roseus Vitsia merlii Arundinaria pumila Bambusa vulgaris 'Wamin' Tabebuia sp.