9 renca kerja, juga menyetujui surat atau dokumen atau perjanjian kerja sesusai kerja dan tanggung jawab. Group maneger dalam melaksanakan kerja dibantu oleh staf kebun, yaitu asisten kepala, asisten kebun dan kepala administrasi (kasi). Asisten kepala (Askep) bertugas memimpin semua kegiatan operasional bidang tanaman dan non tanaman di rayon melalui penggunaan faktor-faktor produksi. Selain itu askep juga bertugas mengendalikan biaya yang berpedoman kepada anggaran yang telah ditetapkan oleh manajemen. Asisten kebun bertugas untuk menyusun dan menyerahkan rencana anggaran kerja afdeling (harian, bulanan, tahunan) kepada GM dan asisten kepala untuk dievaluasi. Dalam melaksanakan pekerjaannya seorang asisten kebun dibantu oleh mandor panen, kerani afdeling, mandor pupuk, mandor perawatan, dan Kerani produksi. Mandor panen bertugas dalam mengawasi proses kerja pemanenan kelapa sawit. Mandor perawatan bertugas dalam mengawasi setiap kegiatan perawatan tanaman kelapa sawit. Mandor pupuk bertugas mengawasi kegiatan pemupukan kebun kelapa sawit. Kerani produksi pertugas untuk mengecek hasil panen tandan buah segar (TBS) untuk diangkut ke pabrik kelapa sawit (PKS), dan kerani Afdeling bertugas membantu asisten kebun dalam menyusun serta melaporkan setiap hasil pekerjaan di lapang, serta administrasi afdeling. Jumlah staf dan non staf disajikan pada Tabel 3, sedangkan struktur organisasi PT PISP I disajikan pada lampiran 6. Tabel 3 Jumlah karyawan staf dan non-staf di Kebun Sei Air Hitam tahun 2014 Status Pegawai Jumlah Karyawan staf 14 Karyawan non staf Pegawai bulanan tetap (PBT) 49 Karyawan harian tetap (KHT) 168 Karyawan borongan (SPKL) 58 Total 289 Indek Tenaga Kerja (ITK) 0.12 Sumber: kantor Kebun PT. PISP I 2014
PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Kegiatan teknis yang diakukan di Kebun SAH selama magang adalah sebagai karyawan harian lepas (KHL). Sebelum kerja diwajibkan mengikuti apel pagi setiap hari kerja pada pukul 06.00 WIB. Pada apel pagi dilakukan absensi kehadiran dan pembagian hanca panen. Tidak selamanya pemanen mendapatkan hanca panen, kadang ada beberapa pemanen yang tidak mendapatkan hanca panen. Hal tersebut bergantung pada taksasi dan kebutuhan tenaga panen. Kegiatan dimulai pada pukul 07.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB, untuk istirahat (wolon) pada pukul 12.00 hingga pukul 14.00 WIB, selanjutnya kembali kerja hingga pukul 17.00 WIB.
10
Pemupukan Pemupukan adalah kegiatan pemberian hara tambahan kepada tanaman agar tanaman dapat tumbuh secara maksimum. Pemupukan juga bertujuan untuk menambah kandungan hara pada tanah supaya menjaga kesuburan tanah sehingga tanaman dapat tumbuh dengan normal dan dapat meningkatkan produktivitas tanaman. Pemupukan dilakukan pada tanah lembab dan kering, tidak dilakukan pada tanah yang tergenang oleh air, agar akar tanaman dapat menyerap pupuk dengan maksimum. Aplikasi pupuk harus berpedoman kepada 4T (tepat dosis, tepat aplikasi, tepat waktu, tepat cara). Unsur hara yang terbawa di TBS harus dikembalikan melalui penambahan pupuk mineral dan mengembalikan sisa-sisa bahan organik. Jenis pupuk yang digunakan di Kebun SAH berdasarkan rekomendasi dari Research and Development setelah melakukan analisis daun dan analisis tanah. Berdasarkan analisis tersebut pupuk yang digunakan di Kebun Sei Air Hitam ada dua jenis, yaitu pupuk organik dan anorganik. Pupuk organik yang digunakan berupa janjangan kosong sedangan pupuk anorganik yang digunakan yaitu Urea, MOP, Kieserite, Rock Phosphat, dan HGF-Borate. Sistem yang digunakan dalam pemupukan adalah setiap pokok harus mendapatkan dosis pupuk sesuai rekomendasi dari tim Research Centre. Sistem pemupukan di Kebun SAH dikerjakan dengan sistem borongan blok per blok dengan tujuan agar hasil pemupukan lebih teroganisir dengan baik dengan hasil pemupukan maksimum, lebih terkonsentrasi dan lebih terfokus dalam hanca pemupukan. Pemupukan di Kebun SAH dipimpin oleh mandor pupuk yang membawahi 6-9 karyawan pemupuk. Tim pemupuk terdiri atas mandor pupuk, penabur pupuk, pelangsir pupuk dan pengecer pupuk, untuk menghemat biaya tim pelangsir sekaligus menajadi tim pengecer. Pemupukan dilakukan secara manual dan mekanik, Pemupukan manual dilakukan pada blok yang bergelombang atau rolling dan pada blok yang terdapat parit alamnya. Peralatan yang digunakan untuk pemupukan secara manual adalah ember plastik, kain untuk menggendong ember, dan mangkuk takaran. Pemupukan secara mekanik dilakukan dengan menggunakan fertilizer spreader dan hanya dilakukan untuk daerah datar atau flat. Pemupukan dengan cara manual lebih efisien dalam hal biaya tetapi memerlukan pengawasan yang lebih intensif dibandingkan dengan pemupukan secara mekanik. Sedangakan pemupukan secara mekanik lebih merata dalam penaburan pupuk dibandingkan sengan pemupukan secara manual. Sebelum melakukan pemupukan, asisten kebun terlebih dahulu membuat bon permintaan yang dibuat oleh kerani afdeling. Pengambilan pupuk dari gudang pupuk dilakukan oleh mandor pupuk dengan membawa bon permintaan bahan yang telah ditandatangani oleh asisten kebun, asisten kepala, kepala tata usaha (KTU),dan group manager. Jumlah pupuk yang diambil oleh mandor pupuk jumlahnya atau bobot harus sama dengan jumlah yang tertera pada bon permintaan bahan. Pupuk yang telah diuntil diangkut ke dalam dump truck oleh para tim pengecer untuk diecer ke lahan. Aplikasi pemupukan disajikan pada Gambar 1.
11
b.
a.
c.
d.
Gambar 1 Pemupukan di kebun Sei Air Hitam a). Aplikasi pupuk mekanik menggunakan fertilizer spreader, b). Titik suplai untilan pupuk, c). Pelangsiran pupuk dari titik suplai ke pasar pikul, d). Penaburan pupuk MOP. Penguntilan merupakan kegiatan mengemas ulang kembali pupuk dengan bobot tertentu dan dikemas kembali di dalam karung sesuai dengan dosis pupuk per pokok. Penguntilan dilakukan oleh tenaga penguntil. Bobot pupuk yang akan diuntil harus sesuai tonase dengan yang tertera di dalam bon permintaan. Tenaga penguntil mendapatkan upah sebessar Rp 20/kg. Pengeceran pupuk ke lahan harus berdasarkan titik penempatan pupuk yang telah ditentukan, titik penempatan pupuk merupakan titik pengeceran untilan pupuk yang terletak pada beberapa pasar pikul. Ketentuan titik pengeceran pupuk berdasarkan dosis pokok dan jumlah pokok di dalam blok yang akan dipupuk. Jumlah untilan pupuk tiap titik eceran berbeda beda, hal tersebut tergantung dari dosis pokok dan jumlah pokok pada blok yang akan dipupuk. Pupuk yang telah diecer pada setiap titik pengeceran pupuk akan dilangsir masuk ke dalam blok dan segera ditabur oleh tim penabur pupuk sesuai dengan rekomendasi pupuk pada blok tersebut. Penabur pupuk harus menebarkan pupuk merata di sekililing piringan dan pupuk yang ditebar tidak boleh menggumpal, supaya hara yang diserap merata oleh tanaman. Setelah semua pupuk telah ditabur, maka karung bekas pupuk harus dikutip untuk dicek kembali, apakah semua pupuk telah benar-benar ditabur. Karung bekas pupuk digulung setiap kurang lebih 10 lembar karung. Kegiatan tersebut berfungsi sebagai kontrol jumlah pupuk yang dibawa ke lapangan. Selain itu juga untuk pemeriksaan apakah seluruh pupuk sudah ditabur dan tidak ada pupuk yang
12 hilang. Kemudian karung bekas pupuk tersebut diletakkan di gudang dan ditata rapi. Infus Akar (FeSO₄) Infus akar adalah proses memasukan carian (FeSO₄) dengan mengguanakan cara injeksi pada akar aktif. Bahan yang digaunkan di Kebun SAH adalah ferum (Fe). Tujuan dilakukan infus akar adalah untuk mengurangi dampak gejala defisiensi hara Fe. Kegiatan infus akar dimulai dari sensus pokok yang terkena gejala defisiensi hara Fe yang dilihat dari warna daun muda atau pupus (pelepah muda yang belum terbuka) yang menguning dengan tingkat gejala serangan berat dan sedang. Setelah itu melakukan pelabelan di batang pokok kelapa sawit yang akan diaplikasi berisi tingkat defisiensi, bahan yang digunakan, dan tanggal aplikasi. Kegiatan selanjutnya yaitu mencari akar aktif dengan ciri-ciri akar tersebut tunggal, tidak bercabang, bukan akar gantung, tidak terlalu kecil, dan akar tersebut terkubur tanah. Setelah akar aktif ditemukan dosis FeSO₄ yang diberikan untuk gejala defisiensi sedang sebesar 0.40 kg pokok-1 dan asam sitrat 0.00264 kg pokok-1, sedangkan untuk gejala defisiensi berat adalah FeSO₄ sebesar 0.60 gk pokok-1 dan asam sitrat 0.0396 gr pokok-1. Cairan infus terdiri atas 1 kg FeSO₄ ditambah 2.5 liter air dan 0.066 kg asam sitrat. Infus akar menggunkan tenaga kerja borongan atau SPKL (Surat perintah Kerja Lokal) yang terdiri datas 12 orang yang terbagi menjadi empat tim. Setiap tim memiliki hanca sendiri. Untuk upah pekerja berdasarkan gejala tingkat serangan, jika gejala defisiensi sedang maka upah Rp 800/pokok, sedangkan jika gejala defisiensi berat Rp 900/pokok. Kendala yang dihadapi saat melakukan infus akar adalah sulitnya pekerja menemukan dan memilih akar yang aktif, sehingga penginfusan dilakukan pada sembarang akar. Aplikasi infus akar FeSO4 disajikan pada Gambar 2.
b. a. Gambar 2 Aplikasi infus akar dengan FeSO4 a). Pelabelan pada pokok yang akan diinfus, b). Aplikasi infus akar Permasalahan dalam infus akar berupa masih adanya pekerja yang kurang jujur dalam menentukan tingkat defisiensi Fe sehingga tanaman yang seharusnya mengalami defisiensi berat hanya diberi aplikasi sedang dengan alasan perbedaan harga upah aplikasi masing-masing tingkat defisiensi. Sering terjadi pekerja melakukan kesalahan dalam menentukan akar aktif pada aplikasi infus. Permasalahan yang lain berupa kurang terampilnya pekerja dalam meletakan posisi plastik infus sehingga apabila dilakukan pengecekan infus beberapa hari setelah aplikasi maka banyak ditemukan plastik infus yang kosong akibat tertusuk
13 akar atau kondisi tali pengikat yang kurang baik sehingga cairan infus habis bukan karena terserap oleh akar kelapa sawit. Pengambilan Sampel Daun (LSU) Leaf Sample Unit (LSU) yaitu suatu unit sampel daun yang diambil dari kelompok lahan dengan tanaman yang diamati mewakili dan homogen. Manfaat LSU adalah sebagai indikator status hara tanaman yang menggambarkan kecukupan hara, indikasi kekurangan dan kelebihan hara yang menjadi pertimbangan dalam pemberian dosis pupuk. Dasar pembagian LSU yaitu umur tanaman, jenis tanah, keseragaman kultur teknis, topografi lahan, dan varietas tanaman. Pengambilan LSU sebaiknya pada pagi hari yaitu pukul 06.00 – 12.00 WIB dan tidak dibenarkan sore hari, apabila malam hujan ≥ 20 mm maka LSU ditunda besok harinya dan apabila pada saat LSU sedang berjalan, turun hujan, maka ditunda sampai hujan berhenti dan rintik-rintik hujan tidak ada lagi. Jumlah pokok sampel yang diambil yaitu 33 – 36 pokok per blok LSU. Penetapan pokok sampel bergantung pada sistem, misalnya 12 x 9, artinya tiap 12 dalam barisan dan tiap 9 pokok dalam jalur, mulai diambil pokok ke-5 baris ke-3 setiap masuk barisan LSU, kondisi pokok sampel relatif sama dengan kondisi tanaman di blok tersebut. Pokok yang tidak boleh dijadikan sampel yaitu pokok sakit atau abnormal, tumbuh miring, di pinggir parit atau sungai, tanaman sisipan, dan di sekelilingnya ada tanaman kosong atau tidak ditanam. Pemilihan pelepah untuk LSU yaitu pelepah ke-17, dihitung dari pelepah satu yaitu pelepah yang paling muda yang telah membuka sempurna. Anak daun yang diambil yaitu anak daun yang berada di antara ekor kadal dapat dilihat pada Gambar 3, dua dari kanan dan dua dari kiri, sehingga ada empat anak daun dari setiap pelepah dan dipotong menjadi 10 cm.
Gambar 3 Ekor kadal pada pelepah daun kelapa sawit. Cara pengamatan sampel daun yaitu daun disimpan dalam kantong plastik yang bersih dan diberi label, tidak boleh terkena tanah, kotoran/debu, dan pupuk, tidak boleh terkena sinar matahari langsung, tidak boleh terkena keringat atau asap rokok. Setelah itu anak daun akan dioven sampai kering. Pemanenan Pemanenan adalah pengambilan buah kelapa sawit yang telah memenuhi kriteria matang panen dari pohonnya, selanjutnya bersama-sama brondolannya dikumpulkan untuk diangkut ke pabrik. Pemanenan merupakan kegiatan inti dari
14 operasional kebun kelapa sawit untuk mendapatkan jumlah TBS yang tinggi, mendapatkan jumlah minyak dan kernel yang tinggi, mendapatkan mutu minyak yang tinggi, biaya panen efisien, dan eksploitasi berjalan dengan baik sehingga mencapai umur produktif yang lama. Kriteria matang panen merupakan indikasi yang dapat membantu pemanen memotong buah pada saat yang tepat. Kriteria panen kelapa sawit dapat ditentukan yaitu buah matang yang telah membrondol, minimal sudah terdapat 12 brondolan yang lepas dari TBS/janjang atau 2 brondolan/kg berat janjang. Mutu panen buah yang baik ditentukan oleh derajat kematangan buah yang akan mempengaruhi rendemen minyak. Tingkat kematangan buah dinyatakan dengan fraksi tandan atau buah luar yang memberondol tercantum pada Tabel 4. Tabel 4 Kriteria matang panen berdasarkan tingkat fraksi buah kelapa sawit PT PISP 1 Fraksi % Brondolan Lepas Derajat Kematangan 00 0 0 1 – 12.5 1 12.5 – 25 2 25 – 50 3 50 – 75 4 75 – 100 5 Buah dalam memberondol Sumber : Kantor kebun PT Perdana Inti Sawit Perkasa I
Sangat mentah Mentah Matang Matang I Matang II Lewat matang I Lewat matang II
Kesalahan yang sering dilakukan oleh pemanen adalah memotong buah mentah dan meninggalkan brondolan di piringan. Untuk menanggulangi hal tersebut yang paling baik dilakukan adalah kontrol sesering mungkin di tempat pengumpulan hasil (TPH) dan hanca panen. Kerugian akibat memotong buah mentah yaitu kehilangan sebagian potensi produksi minyak, mengganggu kelestarian produksi, dan merugikan pabrik kelapa sawit. Sedangkan kerugian meninggalkan brondolan adalah kerugian secara ekonomis bagi perusahaan. Persiapan panen merupakan kegiatan pra panen yang mempengaruhi keberhasilan panen. Hal-hal yang dilakukan dalam mempersiapkan pelaksanaan pekerjaan panen, yaitu persiapan kondisi areal, penyediaan tenaga kerja, pembagian hanca panen, dan penyediaan alat-alat kerja (Pahan 2010). Alat-alat yang digunakan untuk kegiatan panen terbagi menjadi tiga fungsi yaitu alat untuk memotong tandan, mengangkut TBS ke TPH, dan alat untuk memuat TBS. Pusingan panen adalah waktu yang diperlukan antara panen terakhir sampai panen berikutnya pada tempat yang sama. Di kebun SAH pusingan panen yang digunakan adalah 6/7 artinya areal dibagi 6 seksi dan dipanen selama 6 hari dalam 7 hari. Pusingan panen yang digunakan adalah pusingan panen yang normal karena proses pematangan buah adalah ± 7 hari. Sering kali pusingan panen berubah bergantung pada kondisi kerapatan buah. Sebelum dilakukan pemanenan, perlu dilakukan taksasi produksi harian yang dilakukan sehari sebelum panen. Angka kerapatan panen (AKP) merupakan perkiraan jumlah tandan matang di suatu areal/blok yang dapat dipanen. Tujuan adalah memperkirakan produksi harian yang akan dipanen pada areal tersebut
15 besok harinya agar mempermudah pengaturan dan pelaksanaan panen dan memperkirakan kebutuhan tenaga kerja yang diperlukan. Rumus AKP:
Taksasi panen merupakan kegiatan perkiraan panen untuk menentukan jumlah tandan yang akan dipanen berdasarkan jumlah dan keadaan tandan bunga betina yang kemungkinan menjadi tandan buah. Rumus taksasi panen dan kebutuhan tenaga pemanen: Taksasi Panen = A x B x C x D Kebutuhan Tenaga Pemanen :
Keterangan A = Luas blok yang akan di panen B = Angka kerapatan panen (AKP) C = Jumlah pokok/ha
D = Bobot janjang rata-rata (BJR) E = Prestasi pemanen HK-1
Pelaksanaan panen dilakukan sesuai dengan hanca yang telah ditentukan. Satu orang pemanen dapat juga memanen lebih dari satu hanca dalam satu hari sesuai dengan pembagian hanca. Pemanen dalam mengerjakan hanca sering kali dibantu oleh satu atau dua orang dan biasa disebut helper. Helper tersebut membantu pemanen dalam mengutip brondolan yang jatuh di piringan, mengangkut TBS ke TPH, dan sebagai pemanen cadangan. Proses pemanenan disajikan pada Gambar 4.
a.
b.
Gambar 4 Proses pemanenan kelapa sawit, a). Penurunan buah dengan menggunakan egrek, b). Pelangsiran buah ke TPH
16 Pemanen dalam memotong buah matang terlebih dahulu memotong pelepah yang menyangga buah tersebut atau yang mengganggu pelaksanaan panen. Hal tersebut dilakukan untuk mempermudah pemotongan tandan buah yang akan dipanen. Pelepah yang sudah dipotong kemudian disusun membentuk huruf “U” mengelilingi pokok atau membentuk huruf “I” sebagai gawangan mati dengan ujung pelepah mengarah utara-selatan. Pemotongan tandan pada tanaman menghasilkan (TM) yang tinggi dilakukan dengan egrek, sedangkan pada tanaman yang pendek dengan menggunakan dodos. TBS yang sudah dipanen kemudian diangkut ke TPH dengan menggunakan angkong. Panjang tangkai dari pangkal buah ± 1 cm yang berbentuk huruf “V” (cangkem kodok). Alat yang digunakan untuk memotong tangkai panjang adalah kampak. Pada tangkai buah diberi nomor kavel pemanen di hanca tersebut. Buah yang sudah di TPH disusun rapi dengan tangkai buah menghadap ke jalan untuk mempermudah pengangkut melihat nomor panen serta mempermudah kerani produksi dan mandor panen dalam melakukan pengecekan buah. Pengangkutan Tandan Buah Segar (TBS) ke Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Tujuan dari pengangkutan tandan buah segar (TBS) ke pabrik adalah untuk mengirim TBS dan brondolan ke pabrik dalam keadaan baik melalui penanganan secara hati-hati, dan menjaga jadwal pengiriman dan jumlah buah secara tepat sehingga pabrik kelapa sawit (PKS) dapat bekerja dalam pengolahan buah secara optimal. Standar perusahaan pengangkutan TBS ke pabrik adalah seluruh TBS harus dikirim pada hari itu juga, TBS tidak boleh diinapkan di lapangan. Sebelum TBS dikirim ke PKS, TBS diperiksa terlebih dahulu oleh kerani prduksi untuk menjamin buah bersih dari buah mentah dan tangkai buah panjang. Tenga kerja yang digunakan untuk Pengangkutan TBS adalah 7 orang dengan 2 orang sebagai supir truk dan 5 orang sebagai pemuat, truk yang digunakan di setiap Afdeling berjumlah 2 truk. Waktu yang dibutuhkan untuk bongkar muat buah adalah rata-rata 45 menit dengan jumlah buah 280 tandan per trip. Proses pengangkutan buah dari TPH ke PKS disajikan pada Gambar 5. .
a.
b.
Gambar 5 Proses pengakutan TBS dari TPH ke PKS a). TBS di TPH, b). Pemutan TBS ke dum truck Proses pengangkutan TBS diawasi oleh kerani produksi dan asisten afdeling dengan tujuan agar memastikan semua buah terkirim ke PKS, tidak ada buah tertinggal dan TPH bersih dari berondolan. Sebelum dan sesudah muat buah
17 ke PKS, truk harus ditimbang dahulu untuk mendapatkan bobot bersih buah yang dikirim ke PKS. Standar pengiriman TBS ke PKS adalah 6.5 ton per trip. Jika teradapat buah restan di lapangan diusahakan agar mengangkut buah yang restan tersebut terlebih dahulu jika ada. Pengendalian Gulma Sebelum melakukan kegiatan pengendalian gulma dengan menggunakan herbisida, bahan yang akan digunakan terlebih dahulu diambil di gudang yang pembagiannya diatur oleh mandor perawatan. Jenis gulma dominan yang terdapat di areal pertanaman adalah Cleome rutidospermae, Clidemia hirta, Nephrolephis biserata, Ottochloa nodosa, Ageratum conyzoides, Gleichenia linearis, Mikania micrantha, Boreria alata, Paspalum conjugatum, dan Melastoma malabathricum. Pasar pikul dan piringan merupakan salah satu sarana terpenting dalam hal kegiatan panen. Pasar pikul merupakan jalan untuk pemanen melangsir TBS yang telah dipanen menuju ke TPH. Apabila pasar pikul dan piringan banyak ditumbuhi gulma, maka keadaan tersebut akan mempersulit pemanen dalam melakukan kegiatan panen dan pelangsiran buah ke TPH. Piringan merupakan tempat untuk menyebarkan pupuk dan merupakan tempat jatuhnya brondolan dan tandan buah. Kebersihan piringan sangat mutlak diperlukan, karena jika piringan itu semak tertutup gulma maka akan mempersulit pemanen melihat brondolan yang jatuh di piringan. Pengendalian gulma secara kimiawi menggunakan herbisida campuran (paraquat + methyl metsulfuron, atau glyphosate + methylmetsulfuron, glyphosate + fluroxypir). Di afdeling II chemis pasar pikul dan piringan menggunakan bahan metafuron yang dilarutkan dengan bionasa dengan perbandingan 1 : 1. Pencampuran metafuron bertujuan untuk merekatkan. Standar chemis piringan adalah piringan bebas dari gulma pada radius minimal 1,5m pada TBM dan ≥ 2m pada TM. Sedangkan standar untuk pasar pikul adalah pada radius 1.2 – 1.5 m pasar pikul bebas dari gulma. Kegiatan Pengendalian gulma secara kimia dapat dilihat pada Gambar 6.
a.
b.
Gambar 6 Aplikasi pengendalian gulma secara kimiawi, a). Alat semprot micron herbi, b). Aplikasi penyemprotan. Pengendalian gulma secara kimia dilakukan oleh tim unit semprot yang terdiri dari 10 orang dan seorang supir mobil pembawa air dibawah mandoran perawatan. Penyemprotan dilakukan blok per blok dengan rotasi 3 bulan per blok. Tenaga kerja yang digunakan pada kegiatan ini adalah tenaga kerja borongan atau
18 SPKL. Upah aplikasi herbisida Rp 15 000/ha .Prestasi kerja tenaga penyemprot rata-rata 3 ha HK-1 Aspek Manejarial Penggerak utama dalam suatu organisasi suatu perusahaan adalah sistem manajerial. Sistem manajerial yang baik didukung dengan sumber daya manusia yang handal dapat memberikan pengaruh yang positif bagi suatu perusahaan. Setelah penulis mengikuti kegiatan-kegiatan secara langsung di lapangan sebagai KHL, maka selanjutnya penulis berstatus sebagai pendamping mandor. Mandor adalah manajer tingkat bawah yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan semua kegiatan di lapangan. Mandor harus mampu memotivasi pekerja untuk bekerja sesuai dengan standar operasional perusahaan. Pengawasan yang dilakukan oleh mandor bertujuan untuk meningkatkan keefektifan bekerja. Setiap mandor bertanggung jawab terhadap hasil kerja yang dikoordinirnya dengan selalu berpedoman pada LRK (Lembar Rencana Kerja) yang telah ditetapkan asisten kebun dan perusahaan. Setiap hari mandor mengisi buku kerja mandor yang berisi daftar hadir pekerja setelah selesai kegiatan dan prestasi kerja yang diperolehnya pada hari itu. Buku kerja mandor merupakan alat yang digunakan dalam pengawasan pekerja. Mandor harus bisa memberi motivasi dan mengarahkan pekerja dalam melakukan suatu pekerjaan, karena hal inilah yang menentukan tercapainya target atau tidak suatu pekerjaan. Jumlah tenaga kerja yang diawasi oleh mandor bervariasi antara 5 – 25 orang. Seorang mandor mempunyai kegiatan-kegiatan wajib yang harus diikuti, diantaranya apel pagi bersama KHT, briefing bersama asisten kebun atau asisten kepala untuk mendapatkan pengarahan tentang pekerjaan yang akan dilaksanakan, briefing tentang teknik aplikasi pekerjaan yang sesuai dengan ketentuan perusahaan (SOP), mengisi daftar hadir pekerja sebelum dan sesudah bekerja, mengawasi pekerjaan secara langsung serta mengarahkan pekerja agar bekerja lebih efektif, menghitung dan melaporkan hasil pekerjaan meliputi prestasi kerja pekerja dan kualitas pekerjaan serta masalah yang dihadapi kepada asisten kebun. Selain itu, mandor juga mempunyai kewajiban mengurus pengambilan material dan mempersiapkan tenaga kerja. Karyawan harian lepas (KHL). Penulis menjadi karyawan harian lepas (KHL) selama satu bulan. Penulis bertugas sebagai penguntil pupuk, muat bongkar pupuk, pelangsir pupuk, penebar pupuk, pengendalian gulma secara kimia (semprot lalang dan ekot kucing), pengambilan contoh daun, dan panen kelapa sawit. Pendamping mandor. Penulis melakukan berbagai kegiatan pengawasan di berbagai kegiatan pemupukan, perawatan dan pemanenan. Kegiatan yang dilakukan antara lain sebagai mandor pupuk, mandor perawatan, mandor panen, dan kerani produksi. Mandor Pupuk. Tugas mandor pupuk adalah membuat perencanaan blok/petak yang akan dipupuk atas persetujuan asisten afdeling, membuat permintaan bahan/bon gudang yang disetujui asisten kebun, asisten kepala, kepala administrasi, dan GM, serta meminta kendaraan pengangkutan pupuk ke kerani
19 afdeling, menghitung tenaga kerja yang hadir untuk menentukan luasan yang akan dipupuk, apel pagi dan memberikan pengarahan kepada karyawan, mengawasi pengambilan pupuk di gudang, mengikuti dan mengawasi distribusi pupuk dari gudang ke lapangan, mengontrol dan mengawasi pelaksanaan pemupukan. Mandor perawatan. Mandor perawatan bertugas merencanakan dan mengawasi seluruh kegiatan perawatan, mengatur hanca perawatan, mengatur kebutuhan tenaga kerja dan material yang akan digunakan, dan memeriksa kualitas pekerjaan. Beberapa kegiatan yang termasuk dalam kegiatan pemeliharaan adalah pengendalian gulma, infus akar, dan pengendalian hama dan penyakit. Mandor panen. Tugas mandor panen adalah membuat perencanaan blok/petak yang harus dipanen atas persetujuan asisten kebun, kemudian melakukan apel pagi dengan karyawan, sambil memberikan pengarahan tentang standar pelaksanaan panen dan keselamatan kerja. Pada saat itu dilakukan juga pengabsenan karyawan untuk mengetahui jumlah tenaga kerja pemanen. Mandor panen kemudian memberi hanca kepada masing-masing pemanen dan melaksanakan pengawasan panen. Setelah pelaksanaan pemanenan, mandor panen menerima laporan hasil panen dari pemanen, menghitung jumlah TBS yang dipanen pada hari tersebut, mengisi daftar hadir karyawan,dan mengisi Buku Kerja Mandor (BKM). Norma kerja ditentukan oleh berapa banyak TBS yang dihasilkan pada hari itu. Bagi pemanen yang melebihi basis maka pemanen tersebut berhak mendapatkan premi. Kerani produksi. Kerani produksi bertanggung jawab dalam pengangkutan TBS ke PKS mulai dari kegiatan bongkar muat dari TPH ke truk. Penulis membantu kerani produksi melakukan grading buah, penghitungan jumlah TBS yang di angkut dalam 1 trip. Penulis memastikan tidak ada buah mentah yang terangkut ke PKS serta memastikan TPH bersih dengan tidak adanya berondolan yang tertinggal. Kerani afdeling. Saat penulis bertugas sebagai pendamping kerani afdeling, penulis bertugas dalam menyusun laporan pekerjaan seperti: monitoring hasil panen, peta kerja, daftar premi, daftar lembur, dan bon permintaan barang. Penulis juga membuat rencana kerja harian dan bulanan di Afdeling. Asisten kebun. Asisten kebun berkewajiban memastikan kehadiran karyawan tiap kemandoran, melakukan pengawasan terhadap mandor, kontrol lapangan seperti mengawasi pemupukan agar sesuai dengan jenis, dosis, waktu, dan cara yang ditentukan oleh perusahaan. Mengawasi pelaksanaan panen di lapangan, mengawasi pengangkutan TBS dan brondolan dari TPH sampai ke pabrik serta mengawasi keadaan jalan koleksi di Afdeling agar terjamin untuk transportasi buah dan pemupukan. Selain itu, penulis juga membantu asisten dalam menyusun rencana anggaran kerja Afdeling (harian, bulanan, dan tahunan).