PASCA PANEN CABE MERAH
Oleh : Isnawan BP3K Nglegok
1.. Pengangkutan
I.
Latar Belakang Pengangkutan merupakan mata rantaipenting dalam penanganan pascapanen dan Pada tahap ini transportasi memiliki peranan penting untuk memindahkan cabe dari lapangan ke tempat pengolahan (sertasi dan grading), kemudian ke pasar dan gudang. Selama proses pengangkutan perlu dicermati penanganannya.
II.
Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Setelah berlatih peserta terampil menganghut hasil cabe untuk memperpanjang kesegaran buah
III.
Tempat dan waktu Proses pembelajaran dilakukan di lapangan dengan waktu 45 menit
IV.
Alat dan Bahan Alat :
1. Catatan waktu tanam untuk mengetahui umur tanaman dan menentukan saat panen. 2. Gerobag 3. Sepeda 4. Alat tulis dan blangko isian untuk mencatat kegiatan
Bahan:
-
Buah cabe merah
V.
Langkah Kerja
No 1 2 3
VI.
Uraian Angkutlah buah cabe dengan alat yang cocok Angkutlah buah cabe sesuai kapasitas alat
Informasi Pada tahap ini transportasi memiliki peranan penting untuk memindahkan cabe dari lapangan ke tempat pengolahan (sertasi dan grading), kemudian ke pasar dan gudang. Selama proses pengangkutan perlu dicermati penanganannya.
Daftar Pustaka 1. Anonimus, 2003. Pedoman Umum Budidaya Cabai Merah. Direktorat Jenderal Bina Produksi Bhortikultura. Direktorat Tanaman Sayuran, Hias dan Aneka Tanaman. 2. Anonimus, 2008. Standar Operasional Prosedur (SOP) Budidaya Cabai Merah. Kabupaten Blitar, 2008. Dinas Pertanian Tanaman Propinsi Jawa Timur. Surabaya. 3. Adhi Santtika, Ph.D, 2002. Agribisnis Cabai. Seri Agribisnis. Penerbit Penebar Swadaya. Cetakan IV. 4. Subhan, 2011, Budidaya Cabai Merah (Capsicum annum). Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Jl. Tangkuban Perahu 517. Lembang – Bandung 5. Sumarni, N. 1996. Budidaya cabai merah. Teknologi Produksi Cabai Merah. Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Puslitbang.Hort. Badan Litbang Pertanian. Jakarta. 6. Memilih Varietas Cabai menjelang Musim kemarau. Agrowangi Klinik Agribis. 2011. http://agrowangi.blogspot.com/2011/05/memilih-varietas-cabemenjelang-musim.html. 7. Teknis Budidaya Cabai Sistem Mulsa Plastik. http:// kebunwhy.8m.com/cabai.html
8. Teknis Budidaya cabai. http://teknis-budidaya.blogspot.com/2007/10/budidayacabai.htm
VII.
Evaluasi Manual : ............. No : ……………………
LEMBAR KEMAJUAN BERLATIH Judul Kegiatan : ..................................................
No
Uraian Kegiatan
Kemajuan Berlatih Peserta A
1.
Mengangkut buah cabe sesuai alat yang cocok
2.
Mengangkut buah cabe sesuai kapasitas alat
B
Paraf Pelatih
C
3. 4. 5. Nama Peserta :……………………. Nilai : A = Terampil B = CukupTerampil C = KurangTerampil
Tanggal :…........ Pelatih : ..............
PETLAP PASCA PANEN CABE MERAH 2. . Pengumpulanm dan Pembersihan hasil panen
1. Latar Belakang Teknologi penanganan cabai segar dapat diawali sejak proses pemetikan yang tepat serta pemisahan dengan buah yang busuk untuk menghindari terjadinya penularan ke buah cabai yang sehat. Pada saat proses panen, sebaiknya cabai merah sesegera mungkin ditempatkan pada kondisi yang sejuk serta tidak ditutup secara rapat. Proses curing (pembentukan dan kestabilan warna) dilakukan terlebih dahulu sebelum proses penanganan pascapanen lainnya. 2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Setelah berlatih peserta trampilk mengangkut buah cabe dan membersihkan hasil panen untuk mendapatkan buah cabai bermutu yang telah terpisah dari kotoran dan buah yang jelek. 3. Tempat dan waktu Proses pembelajaran dilakukan di lapangan dengan waktu 45 menit 4. Alat dan Bahan Alat :
1. Catatan waktu sejak proses pemetikan serta pemisahan dengan buah yang busuk . 2. Alat tulis dan blangko isian untuk mencatat kegiatan 3. Alas plastic / terpal untuk tempat membersihkan hasil panen
Bahan:
-
Buah Cabe Merah
5. Langkah Kerja No Uraian 1 Kumpulkan buah cabai di tempat penampungan yang dekat dengan tempat pemanenan 2
Pisahkan dari kotoran dan buah yang busuk
3.
Pisahkan buah cabai yang bentuknya kurang baik
4.
6. Informasi Penanganan pasca panen cabe dikatakan hampir belum sepenuhnya dilaksanakan para petani karena terbatasnya pengetahuan dan fasilitas. Selain itu, kejelasan spesifikasi produk yang diinginkan konsumen tidak diketahui secara jelas oleh petani. Spesifikasi produk hanya diketahui oleh pedagang pengumpul. Keadaan ini menyebabkan daya tawar petani lebih rendah daripada daya tawar pedagang pengumpul. Tidak semua buah cabe yang dipanen bisa dijual karena rusak. Kerusakan atau kehilangan hasil pasca panen tanaman cabe bisa disebabkan hama penyakit, kerusakan seara mekanis dan kerusakan fisik. Kerusakan yang disebabkan hama penyakit merupakan bawaan dari lapangan. Hama penting yang sering merusak buah cabe di Indonesia di antaranya lalat buah (Bactrocera dorsalis Hend) dan ulat buah prodenia (Spodoptera Litura F). Sementara itu, penyakit yang sering menyerang buah cabe adalah antraknosa, Collectrchum nigrum, dan Phythopthora capsici. Lokasi pengumpulan/penampungan harus didekatkan dengan tempat pemanenan agar tidak terjadi penyusutan atau penurunan kualitas akibat pengangkutan dari dan ke tempat penampungan yang teralu lama/jauh. Perlakuan/tindakan penanganan dan spesifikasi wadah yang digunakan harus disesuaikan dengan sifat dan karakteristik komoditi yang ditangani.
7. Daftar Pustaka. Standar Prosedur Operasional (Spo) Budidaya Cabai Merah (Capsicum Annum L.). Kabupaten Magetan Taufik. M. 2010. Analisis Pendapatan Usahatani dan Penanganan Pasca Panen Cabe Merah. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan
1. Evaluasi Manual : ............. No : ……………………
LEMBAR KEMAJUAN BERLATIH Judul Kegiatan : Pengumpulan dan pembersihan
No
Uraian Kegiatan
Kemajuan Berlatih Peserta A
1.
Pengumpulan Buah cabai ditempat penampungan yang dekat dengan tempat pemanenan
2.
Memisahkan dari kotoran dan buah yang busuk
3.
Memisahkan buah cabai yang bentuknya kurang baik
B
Paraf Pelatih
C
4. 5. Nama Peserta : …...................... Nilai : A = Terampil B = CukupTerampil C = KurangTerampil
Tanggal :…........ Pelatih : ..............
PETLAP PASCA PANEN CABE MERAH 3. Sortasi dan Pengkelasan
1. Latar Belakang Cabai merah segar dapat langsung disortasi dan dipisahkan sesuai mutu atau dapat dilakukan proses pascapanen lainnya sesuai dengan tujuan pemasaran. Pada proses sortasi dan grading ini, sudah dapat ditentukan cabai akan dapat dijual segaratau diolah menjadi alternatif produk lain. Cabai merah yangmemiliki mutu sesuai dengan persyaratan SNI 01-4480-1998, Penanganan pascapanen sangat penting dilakukan untuk mempertahankan mutu cabai merah karena sifatnya yang mudah rusak akibat aktivitas kimia dan biologis. Dalam proses sortasi dilakukan pemisahan antara buah yang baik dengan yang rusak ataupun busuk. Kematangan cabai disesuaikan dengan permintaan, lama penyimpanan dan lamanya transportasi ke pasar. Buah yang akan segera dijual dalam bentuk segar dipanen matang, sedangkan buah yang akan dikirim jarak jauh dipanen pada saat buah matang hijau. Buah yang akan dikeringkan dipanen setelah matang penuh atau berwarna merah.
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Setelah berlatih peserta terampil melakukan sortasi dan pengkelasan cabe berdasarkan keseragaman baik varietas, berat, ukuran, warna, tingkat kesegaran dan ketuaan 3. Tempat dan waktu Proses pembelajaran dilakukan di lapangan dengan waktu 45 menit 4. Alat dan Bahan Alat :
Bahan:
1. Wadah/keranjang; 2. Timbangan; 3. Alat tulis dan blangko isian untuk mencatat kegiatan -
5. Langkah Kerja
Buah Cabe Merah
No 1 2
3
Uraian Pisahkan buah cabai yang sudah dibersihkan berdasarkan kesempurnaan fisik (sehat, normal dan baik) Pilih dan pisah-pisahkan buah cabai ketempat yang terpisah antara buah yang ukuran dan warnanya atau tingkat kematangan yang seragam. Pisahkan buah cabai yang bentuknya kurang baik
4
6. Informasi Penampilan produk yang seragam, baik ukuran panjang, diameter, bentuk, permukaan, warna, maupun kekerasan buah, akan memberikan penilaian yang lebih baik. Untuk itu diperlukan sortasi dan grading terhadap buah cabe yang diinginkan konsumen, baik rumah tangga, kelompok konsumen swalayan, restoran, hotel, industri pangan olahan tradisional maupun skala industri. Umumnya, sortasi dan grading dilakukan oleh pedagang pengumpul. Sortasi terhadap warna menjadi hal yang sangat penting bagi konsumen. Karenanya harus ada upaya untuk menstabilkan warna cabe sebelum dikeringkan. Petani di Indonesia akan menghamparkan buah cabe yang sudah dipetik di tempat teduh, dengan tujuan untuk mencegah pembusukan sebelum dijual ke pasar. Tindakan seperti ini disebut curing yaitu mengondisikan buah cabe untuk dapat menyesuaikan dengan keinginan dari pasar.
Curing terutama ditujukan untuk memaksimalkan pembentukan dan kestabilan warna cabai merah sebelum dikeringkan. Curing pada penyimpanan cabai merah segar dimaksudkan untuk membuang panas lapang, untuk mengurangi beban refrigerator. Petani cabai sering menghamparkan hasil panennya di dalam rumah atau di tempat teduh, sebelum dijual. Cara ini dimaksudkan untuk mencegah kebusukan. Daftar Pustaka 9. Anonimus, 2003. Pedoman Umum Budidaya Cabai Merah. Direktorat Jenderal Bina Produksi Bhortikultura. Direktorat Tanaman Sayuran, Hias dan Aneka Tanaman. 10. Anonimus, 2008. Standar Operasional Prosedur (SOP) Budidaya Cabai Merah. Kabupaten Blitar, 2008. Dinas Pertanian Tanaman Propinsi Jawa Timur. Surabaya. 11. Adhi Santtika, Ph.D, 2002. Agribisnis Cabai. Seri Agribisnis. Penerbit Penebar Swadaya. Cetakan IV. 12. Subhan, 2011, Budidaya Cabai Merah (Capsicum annum). Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Jl. Tangkuban Perahu 517. Lembang – Bandung 13. Sumarni, N. 1996. Budidaya cabai merah. Teknologi Produksi Cabai Merah. Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Puslitbang.Hort. Badan Litbang Pertanian. Jakarta. 14. Memilih Varietas Cabai menjelang Musim kemarau. Agrowangi Klinik Agribis. 2011. http://agrowangi.blogspot.com/2011/05/memilih-varietas-cabemenjelang-musim.html. 15. Teknis Budidaya Cabai Sistem Mulsa Plastik. http:// kebunwhy.8m.com/cabai.html 16. Teknis Budidaya cabai. http://teknis-budidaya.blogspot.com/2007/10/budidayacabai.htm
7. Evaluasi Manual : ............. No : ……………………
LEMBAR KEMAJUAN BERLATIH Judul Kegiatan : ..................................................
No
Uraian Kegiatan
Kemajuan Berlatih Peserta A
1.
Memisahkan buah cabe berdasarkan kesempurnaan fisik
2.
Melakukan pemisahan buah cabe berdasrkan ukuran, warna, dan tingkat kematangan
3.
Memisahkan cabe yang bentuknya kurang baik
B
Paraf Pelatih
C
4. 5. Nama Peserta :……………………. Nilai : A = Terampil B = CukupTerampil C = KurangTerampil
Tanggal :…........ Pelatih : ..............
PETLAP PASCA PANEN CABE MERAH 4. Penyimpanan
1. Latar Belakang Di Indonesia, cabai umumnya lebih banyak diperdagangkan dalam bentuk segar. Karena itu, para produsen dan pengelola komoditas cabai berupaya supaya cabai tetap kelihatan segar. Untuk itu diperlukan tindakan yang benar pada saat handling, pengemasan dan penyimpanan agar mutu tetap stabil dan bisa diterima konsumen dengan harga yang tinggi. Setelah pemetikan, proses fisiologi tetap berjalan, tergantung pada situasi luar, seperti temperatur dan kelembaban. Proses fisiologi tetap dipertahankan tetapi lajunya harus dikurangi. Caranya dengan menekan tingkat respirasi, yaitu mengatur temperatur dan kelembaban udara di sekelilingnya dengan menempatkan produk dalam ruangan yang sistem udaranya terkendali. Selain laju respirasi, harus juga ditekan laju transpirasi yaitu proses penguapan dari buah cabai dengan cara meningkatkan kelembaban udara dan menurunkan temperatur, atau dengan menempatkan buah cabai dalam kemasan tertentu untuk mengurangi gerakan udara di sekeliling cabai. Cabai yang telah dipanen dapat disimpan di lapangan atau di ruang tertutup, yaitu bangunan berventilasi, ruang berpendingin atau ruang tertutup yang konsentrasi gasnya berbeda dengan atmosfer. Penyimpanan yang baik dapat memperpanjang umur dan kesegaran cabai tanpa menimbulkan perubahan fisik atau kimia. Cara yang biasa digunakan adalah menyimpan cabai segar pada suhu dingin, sekitar 4OC. Menurut Asgar (2009), pendinginan bertujuan menekan tingkat perkembangan mikroorganisme dan perubahan biokimia. Penyimpanan pada suhu rendah merupakan cara terbaik untuk mempertahankan kesegaran cabai. Suhu optimal pendingin bergantung pada varietas cabai dan tingkat kematangannya.
Pendinginan dengan menggunakan refrigerator umumnya lebih mudah dibandingkan dengan cara lainnya. Namun, cara ini sulit diterapkan di tingkat petani karena biayanya mahal. Penyimpanan dengan modifikasi atmosfer atau udara terkendali dapat memperlambat respirasi dengan mengurangi kandungan O2 serta meningkatkan kandungan CO2 dan N2. Dengan cara ini, aktivitas metabolisme bahan akan berkurang sehingga memperlambat proses kerusakan dan memperpanjang masa simpan. Pantastico et al. (1975) serta Dasuki dan Muhamad (1997) menyatakan, penyimpanan dengan udara terkontrol dan dimodifikasi dapat menghambat metabolisme sehingga menunda pematangan dan pembusukan buah. Oleh karena itu, cabai yang akan disimpan hendaknya sehat, seragam kematangannya, dan dikemas dengan baik. 2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Setelah berlatih peserta terampil menyimpan cabe yang berkualitas. 3. Tempat dan waktu Proses pembelajaran dilakukan di lapangan dengan waktu 45 menit 4. Alat dan Bahan Alat :
1. 2. 3.
Bahan:
Waring; Gudang; Alat tulis dan blangko isian untuk mencatat kegiatan -
Buah Cabe Merah
5. Langkah Kerja No Uraian 1 Masukkan buah cabai yang telah disortasi ke dalam wadah berupa kotak kayu/ keranjang bambu/waring; 2
Simpan buah cabai dalam rak-rak yang tersusun rapi di ruang penyimpanan/gudang yang berfentilasi;
3
6. Informasi 7. Di Indonesia, cabe umumnya lebih banyak diperdagangkan dalam bentuk segar. Karena itu, para produsen dan pengelola komoditas cabe berupaya supaya cabe tetap kelihatan segar. Untuk itu diperlukan tindakan yang benar pada saat handling, pengemasan dan penyimpanan agar mutu tetap stabil dan bisa diterima konsumen dengan harga yang tinggi. Setelah pemetikan, proses fisiologi tetap berjalan, tergantung pada situasi luar, seperti temperatur dan kelembaban. Proses fisiologi tetap dipertahankan tetapi lajunya harus dikurangi. Caranya dengan menekan tingkat respirasi, yaitu mengatur temperatur dan kelembaban udara di sekelilingnya dengan menempatkan produk dalam ruangan yang sistem udaranya terkendali. Selain laju respirasi, harus juga ditekan laju transpirasi yaitu proses penguapan dari buah cabe dengan cara meningkatkan kelembaban udara dan menurunkan temperatur, atau dengan menempatkan buah cabe dalam kemasan tertentu untuk mengurangi gerakan udara di sekeliling cabe. Sampai saat ini pendinginan masih merupakan cara yang terbaik untuk penyimpanan cabai segar.
Suhu optimal pendinginan tergantung pada varietas dan tingkat
kematangan.
Selain mengalami proses respirasi, cabai merah akan mengalami
pelayuan akibat adanya proses transpirasi.
Hal ini dapat dicegah dengan jalan
menaikan kelembaban udara, menurunkan suhu, mengurangi gerakan udara dengan menggunakan bungkus atau kemasan.
Pendinginan dimaksudkan bahwa mikro
organisme tidak dapat berkembang dan sebagian besar perubahan biokimia dapat dicegah.
Daftar Pustaka
1. Anonimus, 2003. Pedoman Umum Budidaya Cabai Merah. Direktorat Jenderal Bina Produksi Bhortikultura. Direktorat Tanaman Sayuran, Hias dan Aneka Tanaman. 2. Anonimus, 2008. Standar Operasional Prosedur (SOP) Budidaya Cabai Merah. Kabupaten Blitar, 2008. Dinas Pertanian Tanaman Propinsi Jawa Timur. Surabaya 3. Adhi Santtika, Ph.D, 2002. Agribisnis Cabai. Seri Agribisnis. Penerbit Penebar Swadaya. Cetakan IV. 4. Subhan, 2011, Budidaya Cabai Merah (Capsicum annum). Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Jl. Tangkuban Perahu 517. Lembang – Bandung 5. Sumarni, N. 1996. Budidaya cabai merah. Teknologi Produksi Cabai Merah. Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Puslitbang.Hort. Badan Litbang Pertanian. Jakarta. 6. Memilih Varietas Cabai menjelang Musim kemarau. Agrowangi Klinik Agribis. 2011. http://agrowangi.blogspot.com/2011/05/memilih-varietas-cabemenjelang-musim.html. 7. Teknis Budidaya cabai. http://teknis-budidaya.blogspot.com/2007/10/budidayacabai.htm
8. Evaluasi Manual : ............. No : ……………………
LEMBAR KEMAJUAN BERLATIH Judul Kegiatan : ..................................................
No
Uraian Kegiatan
Kemajuan Berlatih Peserta A
1.
Memasukkan buah cabai yang telah disortasi ke dalam wadah berupa kotak kayu/ keranjang bambu/waring;
2.
Menyimpan buah cabai dalam rak-rak yang tersusun rapi di ruang penyimpanan/gudang yang berfentilasi
3.
B
C
Paraf Pelatih
4. 5. Nama Peserta :……………………. Nilai : A = Terampil B = CukupTerampil C = KurangTerampil
Tanggal :…........ Pelatih : ..............
PETLAP PASCA PANEN CABE MERAH 5. Pengemasan
1. Latar Belakang Pengemasan sangat penting dilakukan pada cabai merah dengan tujuan untuk melindungi mutu cabai sebelum dipasarkan. Pengemasan yang yang baik dapat mencegah kehilangan hasil, mempertahannkan mutu dan penampilan, serta memperpanjang masa simpan cabai. Kemasan yang biasa digunakan untuk memudahkan penyimpanan dan pengangkutan cabai di pasar domestik adalah keranjang bamboo, peti kayu/plastic. Kemasan yang ideal adalah yang mudah diangkat, aman, ekonomis dan dapat menjamin keberhasilan produk. Kemasan yang biasa digunakan pedagang adalah jala dengan kapasitas 9 – 100 kg. kemasan ini sangat praktis, tetapi tidak dapat melindungi cabai dan keruskan mekanis dan fisiologis, terutama pada saat ditimbang maupun pada saat pengangkutan. 2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Setelah berlatih peserta trampil melakukan pengemasan cabe untuk melindungi mutu produk cabe dari kerusakan mekanis, fisik dan fisiologi pada saat handling, pengangkutan dan bongkar muat.
3. Tempat dan waktu Proses pembelajaran dilakukan di lapangan dengan waktu 45 menit 4. Alat dan Bahan Alat :
1. kantong plastic 2. Net Jaring 3. Keranjang 4. Kotak kayu 5. Karung sak 6. Karton 7. Timbangan 8. Alat tulis dan blangko isian untuk mencatat kegiatan
Bahan:
-
Buah Cabe Merah
5. Langkah Kerja No Uraian 1 Timbang cabai merah yang telah disortir (per 50 kg – 100 kg), lalu masukan kedalam karung/bull 2
Jahit ujung bull dengan tali plastik
3
6. Informasi Pengemasan bertujuan untuk melindungi mutu produk cabe dari kerusakan mekanis, fisik dan fisiologi pada saat handling, pengangkutan dan bongkar muat. Kemasan yang ideal harus kuat, memiliki daya lindung yang tinggi terhadap kerusakan, mudah di-handle, aman dan ekonomis. Wadah kemasan dapat dibuat secara tradisional berupa keranjang bambu atau rotan, karung plastik polietilen dan kardus berventilasi. Para petani dan pedagang cabe untuk pasar tradisional biasanya mengemas cabe dengan karung plastik berlubang-lubang. Sementara itu, pasar swalayan menghendaki kemasan dalam kardus. Pengemasan adalah suatu proses perlakuan sebelum pemasaran dan dapat mencegah kerusakan. Pengemasan yang baik dapat mencegah kehilai ngan hasil, memelihara mutu dan penampakkan akan tetap baik serta memegang peranan penting dalam pengawetan bahan. Kemasan yang ideal adalah bila mudah diangkat, aman, ekonomis, mudah untuk menghitung jumlahnya dan dapat menjamin kebersihan. Kemasan yang digunakan pedagang saat ini adalah kemasan karung jala dengan kapasitas 90 – 100 kg. Kemasan ini sangat praktis dalam pembongkaran tetapi tidak dapat melindungi cabai dari kerusakan mekanis dan fisiologis terutama waktu ditimbun dalam alat angkut.
Penggunaan kemasan cabai di Indonesia dewasa ini sudah banyak dilakukan, namun penggunaan kemasan dengan jenis dan desain yang baik belum begitu diperhatikan. Salah satu cara untuk mengurangi atau meniadakan kenaikan suhu, cabai merah harus dikemas dalam wadah berventilasi. Ada tiga kemasan yang bisa dijadikan pertimbangan, yaitu : 1. Wadah kerajnag bambu yang berukuran rusuk alas 40 cm, tinggi 44 cm dan diameter tutup 50 cm; 2. Kemasan karton ukuran 35 x 40 x 50 cm, yang keenam sisinya berlubang dengan diameter 1 cm, dan jarak antar titik-titik pusat lubang 10 cm; 3. karung plastik (wadah pupuk) berukuran (kapasitas) 25 kg. Ketiga alat kemas tersebut dapat memuat buah cabai sampai 20 kg. Daftar Pustaka 1. Anonimus, 2003. Pedoman Umum Budidaya Cabai Merah. Direktorat Jenderal Bina Produksi Bhortikultura. Direktorat Tanaman Sayuran, Hias dan Aneka Tanaman. 2. Anonimus, 2008. Standar Operasional Prosedur (SOP) Budidaya Cabai Merah. Kabupaten Blitar, 2008. Dinas Pertanian Tanaman Propinsi Jawa Timur. Surabaya. 3. Adhi Santtika, Ph.D, 2002. Agribisnis Cabai. Seri Agribisnis. Penerbit Penebar Swadaya. Cetakan IV. 4. Subhan, 2011, Budidaya Cabai Merah (Capsicum annum). Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Jl. Tangkuban Perahu 517. Lembang – Bandung. 5. Sumarni, N. 1996. Budidaya cabai merah. Teknologi Produksi Cabai Merah. Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Puslitbang.Hort. Badan Litbang Pertanian. Jakarta. 6. Memilih Varietas Cabai menjelang Musim kemarau. Agrowangi Klinik Agribis. 2011. http://agrowangi.blogspot.com/2011/05/memilih-varietas-cabemenjelang-musim.html. 7. Teknis Budidaya Cabai Sistem Mulsa Plastik. http:// kebunwhy.8m.com/cabai.html 8. Teknis Budidaya cabai. http://teknis-budidaya.blogspot.com/2007/10/budidayacabai.html
7. Evaluasi Manual : ............. No : ……………………
LEMBAR KEMAJUAN BERLATIH Judul Kegiatan : ..................................................
No
Uraian Kegiatan
Kemajuan Berlatih Peserta A
1.
Menimbang cabai merah yang telah disortir (per 50 kg – 100 kg).
2.
Memasukan ke dalam karung/bull
3.
Menjahit ujung bull dengan tali plastik
B
Paraf Pelatih
C
4. 5. Nama Peserta :……………………. Nilai : A = Terampil B = CukupTerampil C = KurangTerampil
Tanggal :…........ Pelatih : ..............