PANEN DAN PASCA PANEN DURIAN Oleh : drh. Linda Hadju Widyaiswara Madya
BALAI PELATIHAN PERTANIAN JAMBI
2012
PANEN DAN PASCA PANEN DURIAN Oleh : drh. Linda Hadju Widyaiswara Madya BALAI PELATIHAN PERTANIAN JAMBI 2012
I. PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang Durian ditemukan pertama kali pada abad ke-18 di Malaya oleh Murray.
Namun, sebetulnya sebelum abad ke -18 pun durian sudah tampak tersebar di hutan-hutan tropis basah di daerah Asia Tenggara. Penyebaran tanaman durian di Indonesia meliputi Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan sebagian Pulau Papua. Buah durian yang dibungkus dengan kulit berduri memiliki aroma harum yang khas. Umumnya hanya daging buah yang dikonsumsi orang. Padahal ada bagian lain dari tanaman ini yang dapat dimakan, yaitu bunga dan bijinya. Saat ini durian semakin banyak dilirik orang untuk dikebunkan. Buah ini memang layak untuk dikebunkan secara komersial, mengingat permintaan dan harganya yang tinggi dibandingkan dengan buah-buahan lain. Apalagi pasokan dari tanaman milik rakyat danhutan pun masih belum menutupi permintaan. Bahkan durian unggul jenis monthong yang harganya berkisar antara Rp. 15.000Rp. 40.000,- perkg masih mengandalkan pasokan dari Thailand dan Malaysia. Daya serap pasar terhadap durian sampai dengan dua puluh tahun mendatang diperkirakan cukup baik. Dari perhitungan kasar, potensi pasar durian Indonesia masih mampu menyerap pengembangan sampai 100.000 ha dengan tingkat produksi 10 ton per ha atau 1 milyar kg per musim.
Gambar : Pohon Durian yang Sedang Berbuah
Saat ini, luas kebun durian komersial di Indonesia, baik jenis lokal maupun jenis non lokal, seperti monthong, chanee, D24, kan yao, kradum thong, diperkirakan masih di bawah 1000 ha. Sebagian kebun tersebut masih berupa tanaman baru. Kebun durian komersial yang sudah berproduksi masih berupa kebun-kebun kecil antara 5-20 ha dengan total luas tidak sampai 200 ha. Melihat hal ini dapat disimpulkan bahwa pembukaan kebun durian komersial masih terbuka dan sangat menjanjikan (Bernard, T Wahyu Wiryanta, 2010). Dalam menghasilkan buah, selain dipengaruhi oleh asal bahan bibit, tanaman durian juga dipengaruhi oleh jenis atau varietasnya. Tanaman durian yang berasal dari bibit yang dibuat dengan cara okulasi atau sambung pucuk tentu akan menghasilkan buah lebih cepat daripada tanaman yang berasal dari biji. Begitu juga dengan jenis atau varietasnya. Pada umumnya, tanaman durian lokal berbuah pada umur8-10 tahun sejak ditanam dengan bibit yang berasal dari okulasi atau sambung pucuk. Durian yang genjah, seperti monthong dan chanee, bisa menghasilkan buah pada umur 4-5 tahun sejak ditanam dengan jenis bibit yang sama. Pada umur sekitar 8 tahun, tanaman durian sudah mulai berbunga. Musim berbunga jatuh pada waktu kemarau, yakni bulan Juni sampai September sehingga pada bulan Oktober hingga bulan Pebruari buah sudah dewasa dan siap dipetik. Buah durian yang sudah matang akan jatuh sendiri.
Untuk menjaga
supaya buah tidak langsung jatuh, kira-kira sebulan sebelum matang buah dapat diikat dengan tali plastik. Tujuan pengikatan tersebut ialah agar tangkai buah yang terlepas dari batang atau ranting pohon tetap menggantung pada tali sehingga buah durian tersebut dapat diambil dalam keadaan utuh. 1.2.
Kompetensi Dasar
.
Setelah selesai berlatih peserta
pascapanen durian dengan benar. 1.3. Indikator Keberhasilan Setelah selesai berlatih peserta mampu : 1. Menentukan waktu dan kriteria panen 2. Menentukan cara panen durian 3. Melaksanakan pascapanen durian
mampu melaksanakan panen dan
II. MELAKUKAN PANEN DURIAN 2.1.
Menentukan Waktu Panen Penentuan waktu panen buah durian yang bisa dilakukan oleh para petani
tradisional adalh dengan menunggu buah jatuh.
Waktu panen buah durian
sebenarnya berbeda-beda, tergantung pada jenis atau varietasnya.
Pada
umumnya, buah durian mengalami tingkat kematangan sempurna empat bulan setelah bunga mekar. Hasil penelitian tentang waktu panen untuk varietas durian lokal di Indonesia belum pernah ada yang melakukannya. Namun untuk jenis monthong dan chanee, waktu panennya sudah diteliti oleh para petani di Thailand. Untuk jenis durian monthong, waktu petik yang tepat adalah 125-135 hari setelah bunga mekar. Untuk durian jenis chanee, waktunya adalah 110-116 hari setelah bunga mekar. Panen buah yang bertujuan untuk langsung dikonsumsi bisa dilakukan pada saat buah mengalami tingkat kematangan 100%. Tandanya, buah akan jatuh sendiri. Panen yang bertujuan untuk dijual dengan pengangkutan jarak jauh atau untuk diekspor, pemetikannya dilakukan pada tingkat kematangan 80-85%. Untuk mengetahui tingkat kematangan buah durian, para petani durian yang sudah maju biasanya memberi label tentang waktu berbunga dan menghitungnya. Misalnya pada durian monthong, tingkat kematangan buah 80% akan diperoleh pada umur 100 hari sejak bunga mekar. Pada tingkat kematangan ini buah dapat tahan disimpan selama 2-3 minggu. 2.2.
Kriteria Panen Selain berdasarkan perhitungan hari setelah bunga mekar, penentuan
waktu petik juga dilakukan berdasarkan tanda-tanda fisik pada buah. Beberapa tanda buah durian sudah matang sebagai berikut : a. Umumnya durian siap dipanen 4-5 bulan setelah penyerbukan berlangsung. b. Ujung duri kulit buah berwarna coklat tua c. Garis-garis di antara duri warnanya menjadi gelap d. Tangkai buah lunak dan mudah dibengkokkan e. Buku pada tangkai buah membengkak f. Tercium khas aroma durian
g. Bila diketuk terdengar suara seperti memukul gentong yang berisi air atau bergema.
Gambar : Buah Durian Masak 2.3.
Cara Panen Cara pemanenan yang benar adalah dengan memetik atau memotong
buah di pohon dengan menggunakan pisau atau galah berpisau. Bagian yang dipotong adalah tangkai buah yang dekat dengan pangkal batang, bukan yang dekat dengan pangkal buah.
Pada waktu pemanenan, usahakan buah durian
tidak sampai jatuh ke tanah karena buah akan rusak sehingga kualitasnya berkurang. Cara panen buah durian adalah sebagai berikut : a) Buah dipanen pada tingkat kematangan 80-85 %, b) Buah yang berukuran besar diikat dengan tali yang dihubungkan dengan cabang + 1 bulan sebelum mencapai tingkat kematangan 80 - 85 %, c) Pemanenan dilakukan dengan memotong tangkai buah dengan gunting kira-kira 1,5-2 cm dari
dahan diatas bonggol. Pada saat pemotongan
tangkai buah disisakan 10 cm d) Tangkai buah digunting, jangan sampai mengenai bonggol. Karena bonggol merupakan tempat munculnya bunga pada musim berikutnya
e) Buah durian yang terletak pada bagian pohon yang tinggi sebaiknya diturunkan perlahan-lahan dengan mengunakan tali rafia agar tidak menyentuh tanah atau merusak duri. f) Buah yang dipanen diletakkan dalam boks plastik/keranjang panen tanpa alas kertas (alat pengumpul sementara di lapangan). g) Catat waktu, lokasi panen dan jumlahnya
Gambar : Buah Durian Siap Panen
III. MELAKUKAN PASCAPANEN DURIAN Buah hasil pemetikan yang ditujukan untuk pemasaran jarak jauh atau untuk ekspor perlu mengalami penanganan pascapanen yang benar supaya kualitasnya tidak turun. Penanganan buah durian pascapanen adalah sebagai berikut : 3.1.
Pengumpulan Pengumpulan buah durian adalah merupakan rangkaian kegiatan setelah
panen sebelum buah diproses lebih lanjut, dikumpulkan dan disimpan dalam suatu tempat. Adapun tujuannya adalah : 1. Buah terhindar dari pengaruh buruk fisik/ lingkungan (angin, panas, hujan dsb), 2. Buah segera bisa diproses lebih lanjut. Kondisi gudang untuk pengumpulan buah durian haruslah memenuhi syarat : a) Lantai gudang harus bersih, aerasi baik b) Suhu berkisar 28 – 300C c) Kelembaban maksimum 90% d) Pengumpulan durian dilakukan dalam keranjang e) Kemasan buah ditumpuk secara hati-hati (maksimum 8 tumpuk) dengan membuat pembatas antara kemasan f) Segala kegiatan yang dilaksanakan harus tercatat
Gambar : Buah Durian Yang Telah Dipanen dan Dikumpulkan
3.2.
Sortasi Sortasi adalah kegiatan
memisahkan buah antara yang baik dan jelek,
buah matang dan belum matang, serta berdasarkan ukuran besar kecilnya buah. Langkah-langkah sortasi adalah sebagai berikut : a) Pilih buah yang ukurannya seragam, bentuknya normal, tidak cacat, dan tidak terserang hama atau penyakit pada buah b) Pisahkan buah tersebut dari buah yang terlalu muda, kulit berlubang, bekas gerekan hama, pecah atau retak, duri memar karena jatuh ke tanah, dan bentuknya abnormal atau cacat. c) Potong tangkai buah yang disisakan pada saat pemetikan/panen d) Pilih dan pisahkan buah berdasarkan ukuran dan bentuk. e) Buah yang terseleksi diletakkan di keranjang yang beralas kertas koran f) Posisi tangkai buah menghadap ke bawah 3.3. Pencucian Pencucian
adalah
kegiatan
membersihkan
buah
durian
dengan
menggunakan air dari berbagai macam kotoran (getah, serangga, cendawan dsb ) Tujuannya agar penampakan dan kebersihan buah durian yang dipanen lebih baik. Langkah-langkah pencucian adalah sebagai berikut : – Masukkan buah ke dalam bak berisi air, kemudian buah dibersihkan dengan mengunakan sikat. – Air cucian diganti setelah air keruh ( ± setiap 10 kali pencucian) – Buah dicelupkan ke dalam air yang sudah ditambahkan fungisida berbahan aktif aluminiumtris (O-ethyl phosphonate) seperti Alliete 800 WP yang tujuannya untuk menghindari serangan penyakit busuk buah karena jamur Phytophthora sp. – Buah durian dibilas dengan mengunakan air bersih – Setelah dibilas, buah diletakkan secara teratur di atas karung dan dikeringanginkan 3.4. Grading Buah diseleksi berdasarkan tingkatannya. Untuk ekspor dengan negara tujuan Amerika Serikat dan Eropa, berat buah yang diminta adalah 2,5-3 kg. Untuk negara-negara Asia, bobot yang diminta adalah 2-5 kg. Selain seleksi
berdasarkan bobot, seleksi juga dilakukan berdasarkan jumlah juring dan isinya. Khusus untuk durian monthong, klasifikasinya sebagai berikut : a) Mutu kelas I, mempunyai 4-5 juring yang semuanya terisi penuh. b) Mutu kelas II, mempunyai 5 juring, 2 juring terisi penuh c) Mutu kelas III, mempunyai 5 juring, 3 juring tidak terisi penuh. Buah yang memiliki bentuk tidak beraturan hanya bisa dijual untuk pasaran lokal. 3.5.
Pelabelan Pelabelan
adalah
kegiatan
menempelkan
label
pada
buah
dan
kemasannya dimana tujuannya adalah menunjukkan identitas produk (jenis, jumlah, berat, saat masak dan nama produsen). Langkah-langkah pelabelan adalah sebagai berikut : –
Tempelkan label pada kotak kemasan, sebagai identitas produk/perusahaan (berat kotor, berat bersih, grade buah, waktu panen dan waktu konsumsi).
–
Tempelkan sticker kecil pada tangkai buah sebagai identitas klas buah dan logo perusahaan serta asal buah.
3.6.
Pengemasan Pengemasan adalah kegiatan penyusunan buah dalam suatu wadah,
dimana tujuannya adalah melindungi buah dari kerusakan fisik selama proses penyimpanan dan pengangkutan. Adapun langkah-langkah pengemasan adalah sebagai berikut : diambil perlahan dan dimasukkan ke dalam kemasan – Masukkan buah ke dalam wadah dari kotak kardus (ketebalan 0,5 – 1cm) secara hati-hati, – Wadah dilengkapi dengan partisi / sekat. – Satu kemasan bisa menampung 3-5 buah durian dengan total berat 1015 kg. – Ukuran kardus tinggi ± 20 cm dan ukuran panjang 40 – 50 cm, dinding tertutup rapat untuk menekan laju respirasi pada buah durian. – Dinding kemasan dilengkapi dengan double wall – Atau dikemas dengan menggunakan plastik. Buah durian dipotong dengan hati-hati agar bentuk daging buah tidak tergores pisau, kemudian daging buah dan biji buahnya (pongge) diambil perlahan dan dimasukkan ke dalam kemasan yang tersedia. Dengan kemasan semacam ini konsumen dapat
melihat warna daging buah langsung dari luar kemasan tanpa membuka kemasan.
Gambar : Pengemasan Buah Durian 3.7.
Penyimpanan Penyimpanan adalah kegiatan meletakkan buah di
dalam
dimana tujuannya adalah mengamankan produk sebelum
proses
gudang,
pengangkutan. Adapun langkah-langkah penyimpanan adalah sebagai berikut : Buah dalam kotak kardus disimpan dalam gudang yang bersih, bebas dari investasi hama dan penyakit. Penyimpanan buah digudang maksimum 2 hari pada suhu (16-200C) normal sebelum didistribusikan. Buah ditumpuk, maksimum 4 tumpuk. Barang yang masuk pertama harus keluar lebih dahulu. 3.8.
Distribusi Distribusi adalah kegiatan memindahkan buah durian dari gudang
penyimpanan ke tempat/tujuan pasar yang diinginkan. Tujuannya adalah untuk memperlancar pemasaran hasil produksi dengan tetap menjaga kondisi kesegaran buah sesuai jadwal yang telah ditentukan konsumen. Adapun langkah-langkah distribusi adalah sebagai berikut : Distribusi dilaksanakan harus tepat waktu,
Untuk kotak/box kardus maksimum 8 tumpuk, untuk menjaga sirkulasi udara di dalam kendaraan selama perjalanan dapat dilakukan dengan membuat jarak antar barisan tumpukan. Ditutup rapat dengan kontainer tertutup, agar tidak kehujanan/kepanasan Pemindahan kotak kardus dilakukan dengan hati hati.
IV. DAFTAR PUSTAKA 1.
Anonim. 1997. Budidaya Durian. Kanisius. Yogyakarta.
2. Bernard, T Wahyu Wiryanta. 2010. Sukses Bertanam Durian. Agromedia Pustaka. Jakarta. 3. Lindung. 2010. Standar Operasional Prosedur (SOP) Durian. Balai Pelatihan Pertanian Jambi. Jambi. 4.
Nipan, M.AH. 2002. Prospek Agrobisnis Berkebun Durian. Effhar. Semarang.
5.
Setiadi. 2009. Bertanam Durian. Penebar Swadaya. Jakarta.
6.
Sunarjono, H. 2006. Berkebun 21 Jenis Tanaman Buah. Penebar Swadaya. Jakarta.