ALTERNATIF PENANGANAN PASCA PANEN CABAI MERAH YANA MELIMPAH
DISUSUN OLEH DARA TIKA SARI
PROGRAM STUDI HORTIKULTURA JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG 2012
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Tanaman cabai (capsicum sp) diperkirakan memiliki 20 spesies. Di Indonenesia dikenal denga cabai dua spesies yaitu spesies capsicum annum atau tau cabai merah dan capsicum frutescens atau cabai rawit. Cabai merah sendiri terbagi menjadi tiga jenis yaitu cabai merah besar ( Hot Beauty), cabai merah semi (Hot Chilli), dan cabai merah keriting (TM-99, CHT-01,Taro, dan Blora F-1). (Setiadi 1999). Cabai merupakan salah satu produk pertanian yang mempunyai kadar air lebih dari 90%, sehingga masuk kedalam golongan high perishable (sangat mudah rusak). Meningkatnya luas area tanam dan prorduktivitas panen persatuan luas menyebabkan terjadinya over produksi, bahkan terjadinya booming saat panen raya. Disisi lain peningkatan kapasitas permintaan tak sebanding dengan meningkatnya produksi. Karna hasil pertanian merupakan komoditas yang sangat rentang dengan hokum penawaran – permintaan, yaitu apabila penawaran berlebih sedangkan permintaan dikonsumen relative tetap, maka permintaan akan turun. Untuk itu harus diupayakan beberapa alternative lain untuk untuk mengatasi sifat cabai yang sangat mudah rusak dan jatuhnya harga cabai. Salah satunya dengan penerapan pasca panen untuk
mengolah cabai menjadi produk olahan yang mempunyai umur simpan yang lebih lama. (W.David Downey dkk,1992) Untuk melakukan proses pengeringan cabai ada dua cara yaitu dengan bantuan sinar matahari atau dengan alat pengering. Pengeringan dengan sinar mataharidisebut juga cara ilmiah karna sepenuhnya tergantung pada panas matahari,sedangkan pengearingan dengan alat pengering sumber panas sepenuhnya diperoleh dari panas buatan. Cara buatan terdiri dari dua cara sesuai dengan jenis alat yang digunakan, yaitu dengan modern dan dengan alat sederhana. Dengan alat modern akan lebih memudahkan dalam pengoprasiannya, sedangkan dengan alat sederhana menuntut kita turut campur tangan mengenai pengeringannya. (setiadi 1999)
1.2 Tujuan
Memberikan alternative penanganan paaca panen cabai bagi petani cabai yang menghasilkan produk yang melimpah dan produk yang sesuai dengan standar mutu. Memberikan alternative pada konsumen berupa produk cabai merah yang siap pakai dan mempunyai umur simpan yang lebih lama dibandingkan cabai merah segar. Membuka peluangan pengembangan Home Industry.
II. HASIL DAN PEMBAHASAN
Buah cabai dapat dimanfaatkan untuk keperluan masak memasak dan pengobatan. Untuk keperluan memesak cabai dapat dikonsumsi langsung dalam bentuk sambal, maupun olahan dalam bentuk kering dan pasta. Dalam industry makanan,cabai juga digunakan sebagai bahan tambahan untuk penyedap dan bumbu, sepertiuntuk mie instan dan saus, serta untuk menggantikan fungsi lada. Cabai dipercaya dapat meningkatkan selera makan konsumen. Selain untuk makan, cabai juga digunakan untuk pembuatan minuman ginger beer dengan cara mengekstrakkan Proses pengeringan dengan alat sederhana memerlukan waktu +20 jam dengan biaya bahan bakar minyak tanah sebanyak 8 liter dan kadar 10%. Proses ini lebih cepat dan tingkat kekeringannya lebih seragam dibandingkan pengeringan secara manual. Sedangkan proses pengeringan secara manual (dengan sinar matahari) memerlukan waktu 7 hari memiliki kadar air 25% dengan tingkat pengeringan yang kurang seragam. Setelah dikeringkan cabai bias untuk diolah menjadi suatu produk olahan. Macam – macam produk cabe merah kering yang bias diproduksi ada tiga jenis yaitu cabai merah kering utuh, cabai merah bubuk, dan cabai merah kering keeping. (Odilia winneke, dkk, 2001).
Cabai merah kering utuh Diperoleh dengan cara memblancing cabai dan mengeringkan nya hingga kadar air + 12%. Cabai merah kering mempunyai rasa pedas yang lembut. Apa bila akan digunakan, pilih cabai merah yang utuh, tidak beraroma apek dan berwarna merah gelap. Rendam cabai kering dalam air panas secukupnya agar lunak sebelum dipakai agar aroma dan cita rasanya prima.
Cabai merah bubuk Diperoleh dengan cara menggiling cabai kering yang sudah dibuang bijinya hingga halus kemudian diayak. Berwarna merah terang hingga merah tua.
Cabai merah kering keeping Diperoleh dari cabai merah kering yang dipanggang dalam oven hingga kering kemudian ditumbuk kasar. Penentuan harga jual cabai kering tidak hanya dilakukan perhitungan biaya
yang diperlukan untuk memproduksi cabai kering, namun juga diperlukan survey pasar sehingga harga yang ditetepkan dapat tepat atau sesuai dengan harga umum dipasaran.(indriyo,1994). Harga cabai utuh di toko atau swalayan mencapai Rp 3.000,00 per 40 gram dan harga cabai kerng bubuk mencapai Rp 3000,00 per 20 gram. Dengan melihat harga jual cabai kering bubuk dan cabai kering utuh di pasaran dan harga jual pada saat panen raya yang hanya Rp 8000,00/50 gram cabai kering utuh, maka kondisi ini merupakan peluang bagi petani pada saat panen raya cabai
merah. Sehingga panen raya cabai bukan lagi sebagai ancaman namun berubah menjadi peluang bisnis yang menjanjikan peningkatan kesejahteraan petani cabai.
III. KESIMPULAN
1. Hasil surrvei menunjukkan bahwa konsumen menyukai dan dapat menerima olahan yang menggunakan bahan dasar cabai merah kering. Sehingga dapat menjadi altenatif produk cabai merah yang siap pakai dan mempunyai umur simpan yang lebih lama dibandingkan cabai merah segar. 2. Fariasi produk cabai merah kering terutama pada saat panen raya, dapat membuka peluang usaha industry rumah tangga, sehingga panen raya cabai merah merupakan peluang untuk meningkatkan kesejahteraan petani cabai
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Produk Olahan Cabai Merah, Majalah Trubus No. 354 edisi Mei 1999, Jakarta Pengabdian kepada Masyarakat, Edisi VI. Direktorat Pembinaan Pengabdian penerapan ipteks dan Pengabdian pada Masyarakat, Dirjen Dikti, Jakarta Setiadi, 1999. Bertanam Cabai. Penebar Swadaya, Jakarta W. David Downey dkk, 1992. Manajemen Agribisnis. Penerbit Erlangga, Jakarta.