PETUNJUK LAPANGAN Oleh : Isnawan BP3K Nglegok
MENGENDALIKAN HAMALALAT BUAH (BACTROCERA SPP)TANAMAN CABE
I.
Latar Belakang Lalat buah (Bactrocera dorsalis) merupakan serangga hama, yang meletakkan telurnya ke dalam buah cabe dan melengkapi siklus hidupnya,didalam buah cabe tersebut. Telur hama lalat buah berkembang didalam buah,menjadi larva instar-satu, instar dua, dan larva instrar tiga , kemudian larva instar tiga akhirnya loncat keluar dari buah dan kemudian membentuk pupa di dalam tanah. Selain sebagai media untuk perkembangan dan pertumbuhan larva lalat buah, buah juga sebagai sumber makanan lalat buah dewasa. Ketersediaan makanan berupa buah sepanjang waktu memberi peluang bagi lalat buah untuk tetap hidup dan bertahan di habitat tersebut.
II.
Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Setelah mengikuti pembelajaran peserta terampil melakukan pengendalian hama lalat buah tanaman cabai
III.
WaktudanTempat Proses pembelajaran dilakukan di lapangan dengan waktu 45 menit
IV.
AlatdanBahan Alat : - Cangkul , sabit - Perangkap lalat buah - Alat Pelindung Diri (APD)
Bahan:
-
Tanaman selasih/ lampes antraktan metil eugenol Insektisida Pertanaman cabai yang sudah bisa dipanen
1
V.
LangkahKerja No Uraian 1 Lakukan rotasi tanaman apabila lahan endemis lalat bibit 2
Lakukan pemasangan perangkap likat kuning di sekitar pertanaman
3
Kumpulkan buah yang jatuh/rontok, setelah terkumpul kemudian benamkan ke dalam tanah atau dibakar( lakukan sanitasi buah yang rontok )
4
LakukanPengasapan (dengan membakar jerami), pengasapan di sekitar tanaman cabai untukmengusir lalat buah efektif 3 hari
5
Lakukanpenanaman /gunakan tanaman perangkap (selasih/ lampes)
6
Lakukanpengendalian OPT menggunakan Penggunaan perangkap / antraktan metil eugenol 20 perangkap/ha
7
Lakukan penyemprotan dengan insektisida berbahan aktif alfa sipermetrin atau betasiflutrin, dan deltametrin apabila sudah endemis (ikuti petunjuk yang ada pada wadah insektisida)
VI.
Informasi
Bioekologi Serangga dewasa panjangnya + 0.5 cm, berwarna coklat-tua, dan meletakkan telurnya di dalam buah cabai. Telur tersebut akan menetas, kemudian merusak buah cabai. Buah-buah yang diserang akan menjadi bercak-bercak bulat, kemudian membusuk dan berlubang kecil.
2
Tanaman yang seringkali diserang oleh larva lalat buah diantaranya adalah belimbing, mangga, nangka, rambutan, melon, dan semangka, cabai, jeruk, jambu, pisang susu danpisang raja sere.
Imago dari lalat buah
Gejala Serangan Gejala serangan pada buah yang terinfestasi lalat buah ditandai dengan adanya noda-noda kecil bekas tusukan ovipositornya. Rata-rata tingkat serangan lalat buah pada cabai berkisar antara 20-25%.
Gambar Gejala serangan hama lalat buah
Cara pengendalian : 1. Secara mekanik dilakukan dengan mengumpulkan semua buah cabai yang rontok
kemudian dibakar, karena larva di dalam buah cabai
akan berubah jadi pupa yang akhirnyaBudidaya dan menjadi lalat buah baru. Dengan cara ini, siklus hidup lalat buah akan terputus; 2. Penggunaan atraktan yang berbahan aktif metyl eugenol, caranya diteteskan pada kapas dan dimasukkan ke dalam botol bekas air mineral. Penggunaan perangkap ini dimaksudkan untuk menekan serangan lalat buah. Pemasangan perangkap ini dilakukan sebulan setelahtanaman cabai ditanam. Jumlah perangkap yang diperlukan 40 3
buah/ha, dengan dosis 1 ml/perangkap. Dua minggu sekali, perlu ditambahkan lagi atraktan tersebut. Pemasanganatraktan ini dilakukan sampai akhir panen; 3. Penggunaan insektisida secara berselang-seling. Insektisida yang dapat dipilih antara lain yang berbahan aktif alfa sipermetrin, betasiflutrin, dan deltametrin. Penyemprotan dilakukan pada pagi hari ketika sayap lalat buah masih basah sehingga menyulitkan dirinya untuk terbang. Untuk meningkatkan efikasi insektisida dapat ditambah dengan bahan perekat perata
Pemasangan perangkap methil eugenol untuk mengendalikan hama lalat buah Pengendalian OPT secaraumum 1. Cara Kultur Teknis Pengendalian dengan cara kultur teknis yaitu dengan sanitasi dengan membersihkan lahan dari gulma dan membakar bagian tanaman yang terserang atau dengan menanam tanaman perangkap disekeliling pertanaman cabai dengan menanam tanaman yang lebih tinggi dari tanaman cabai.
2. Secara Kimiawi Pengendalian
hama
secara
kimiawi
merupakan
upaya
pengendalian
pertumbuhan hama tanaman menggunakan zat kimia pembasmi hama tanaman yaitu pestisida. Definisi dari pestisida, ‘pest” memiliki arti hama, sedangkan “cide” berarti membunuh, sering disebut “pest killing agent”.
4
Penggunaan bahan kimia untuk mengendalikan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) sebenarnya telah dilakukan sejak berabad-abad yang lalu seperti penggunaan bubur Bordeaux, campuran kapur dan belerang, larutan arsenik, ataupun insektisida alami. Hampir setiap usaha pertanian sejumlah bahan kimia digunakan untuk memberantas gulma, hama dan penyakit. Sehingga saat ini banyak sekali jenis pestisida yang digunakan untuk memberantas gangguan hama dan penyakit terhadap tanaman. Cara Menggunakan Pestisida Cara penggunaan pestisida yang tepat merupakan salah satu faktor yang penting dalam menentukan keberhasilan pengendalian hama. Walaupun jenis obatnya manjur, namun karena penggunaannya tidak benar, maka menyebabkan siasianya penyemprotan.Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan pestisida, di antaranya adalah keadaan angin, suhu udara, kelembapan dan curah hujan. Angin yang tenang dan stabil akan mengurangi pelayangan partikel pestisida di udara. Apabila suhu di bagian bawah lebih panas, pestisida akan naik bergerak ke atas. Demikian pula kelembapan yang tinggi akan mempermudah terjadinya hidrolisis partikel pestisida yang menyebabkan kurangnya daya racun. Sedang curah hujan dapat menyebabkan pencucian pestisida, selanjutnya daya kerja pestisida berkurang. Hal-hal teknis yang perlu diperhatikan dalam penggunaan pestisida adalah ketepatan penentuan dosis. Dosis yang terlalu tinggi akan menyebabkan pemborosan pestisida, di samping merusak lingkungan. Dosis yang terlalu rendah menyebabkan hama sasaran tidak mati. Di samping berakibat mempercepat timbulnya resistensi. Petunjuk Penggunaan Pestisida 1. Memilih pestisida Di pasaran banyak dijual formulasi pestisida yang satu sama lain dapat berbeda nama dagangnya, walaupun mempunyai bahan aktif yang sama. Untuk memilih pestisida, pertama yang harus diingat adalah jenis jasad
5
pengganggu yang akan dikendalikan. Hal tersebut penting karena masingmasing formulasi pestisida hanya manjur untuk jenis jasad pengganggu tertentu. Maka formulasi pestisida yang dipilih harus sesuai dengan jasad pengganggu yang akan dikendalikan. Untuk mempermudah dalam memilih pestisida dapat dibaca pada masing-masing label yang tercantum dalam setiap pestisida. Dalam label tersebut tercantum jenis-jenis jasad pengganggu yang dapat dikendalikan. Juga tercantum cara penggunaan dan bahayabahaya yang mungkin ditimbulkan. Untuk menjaga kemanjuran pestisida, maka sebaiknya belilah pestisida yang telah terdaftar dan diizinkan oleh Departemen Pertanian yang dilengkapi dengan wadah atau pembungkus asli dan label resmi.Pestisida yang tidak diwadah dan tidak berlabel tidak dijamin kemanjurannya. 2. Menyimpan pestisida Pestisida senantiasa harus disimpan dalam keadaan baik, dengan wadah atau pembungkus asli, tertutup rapat, tidak bocor atau rusak. Sertakan pula label asli beserta keterangan yang jelas dan lengkap. Dapat disimpan dalam tempat yang khusus yang dapat dikunci, sehingga anak-anak tidak mungkin menjangkaunya, demikian pula hewan piaraan atau temak. Jauhkan dari tempat minuman, makanan dan sumber api. Buatlah ruang yang terkunci tersebut dengan ventilasi yang baik. Tidak terkena langsung sinar matahari dan ruangan tidak bocor karena air hujan. Hal tersebut kesemuanya dapat menyebabkan penurunan kemanjuran pestisida. Untuk berjaga-jaga apabila sewaktu-waktu pestisida tumpah, maka harus disediakan air dan sabun ditergent, beserta pasir, kapur, serbuk gergaji atau tanah sebagai penyerap pestisida. Sediakan pula wadah yang kosong, sewaktu-waktu untuk mengganti wadah pestisida yang bocor. 3. Menggunakan pestisida Untuk menggunakan pestisida harus diingat beberapa hal yang harus diperhatikan:
6
o
Pestisida digunakan apabila diperlukan.
o
Sebaiknya makan dan minum secukupnya sebelum bekerja dengan pestisida.
o
Harus mengikuti petunjuk yang tercantum dalam label.
o
Anak-anak tidak diperkenankan menggunakan pestisida, demikian pula wanita hamil dan orang yang tidak baik kesehatannya.
o
Apabila terjadi luka, tutuplah luka tersebut, karena pestisida dapat terserap melalui luka.
o
Gunakan perlengkapan khusus, pakaian lengan panjang dan kaki, sarung tangan, sepatu kebun, kacamata, penutup hidung dan rambut dan atribut lain yang diperlukan.
o
Hati-hati
bekerja
dengan
pestisida,
lebih-lebih
pestisida
yang
konsentrasinya pekat. Tidak boleh sambil makan dan minum. o
Jangan mencium pestisida, karena pestisida sangat berbahaya apabila tercium.
o
Sebaiknya pada waktu pengenceran atau pencampuran pestisida dilakukan di tempat terbuka. Gunakan selalu alat-alat yang bersih dan alat khusus.
o
Dalam
mencampur
pestisida
sesuaikan
dengan
takaran
yang
dianjurkan. Jangan berlebih atau kurang. o
Tidak diperkenankan mencampur pestisida lebih dari satu macam, kecuali dianjurkan.
o
Jangan menyemprot atau menabur pestisida pada waktu akan turun hujan, cuaca panas, angin kencang dan arah semprotan atau sebaran berlawanan arah angin.
o
Bila tidak enak badan berhentilah bekerja dan istirahat secukupnya.
o
Wadah bekas pestisida harus dirusak atau dibenamkan, dibakar supaya tidak digunakan oleh orang lain untuk tempat makanan maupun minuman.
o
Pasanglah tanda peringatan di tempat yang baru diperlakukan dengan pestisida.
o
Setelah bekerja dengan pestisida, semua peralatan harus dibersihkan, demikian pula pakaian-pakaian, dan mandilah dengan sabun sebersih mungkin. 7
VII.
Evaluasi Manual : ............. No : …………………
LEMBAR KEMAJUAN BERLATIH
JudulKegiatan : Pengendalian OPT hamathripspadatanamancabai
N o
Kemajuan BerlatihPe serta
UraianKegiatan
A 1
Melakukan rotasi tanaman
2
Melakukan pemasangan perangkap likat kuning di sekitar pertanaman
3
Melakukan pengumpulan buah yang jatuh/rontok dan membenamkan atau membakar
4
Melakukan pengasapandenganjerami
5
Melakukan pengendalian menggunakan tanaman perangkap (selasih/ lampes)
6
Melakukan pengendalian OPT menggunakan Penggunaan perangkap / antraktan metil eugenol
7
Melakukan penyemprotan dengan insektisida
B
ParafPelatih
C
NamaPeserta :……………………. Tanggal :…........
Nilai : A = Terampil (81-100) B = CukupTerampil (60-79) C = KurangTerampil (< 60)
Pelatih : ..............
8
VIII.
DaftarPustaka
1. Adhi Santtika, Ph.D, 2002. Agribisnis Cabai. Seri Agribisnis. Penerbit Penebar Swadaya.Cetakan IV. 2. Anonimus, 2003. Pedoman Umum Budidaya Cabai Merah. Direktorat Jenderal Bina Produksi Bhortikultura. Direktorat Tanaman Sayuran, Hias dan Aneka Tanaman. 3. Anonimus, 2008. Standar Operasional Prosedur (SOP) Budidaya Cabai Merah. KabupatenBlitar, 2008. Dinas Pertanian Tanaman Propinsi Jawa Timur. Surabaya 4. Anonimus, 2008. Teknologi Budidaya Cabai Merah. Balai besar Pengkajian dan pengembangan Teknologi Pertanian. Badan Pengembangan dan Penelitian Pertanian. 5. Memilih Varietas Cabai menjelang Musim kemarau. Agrowangi Klinik Agribis. 2011.http://agrowangi.blogspot.com/2011/05/memilih-varietas-cabemenjelang-musim.html. 6. Subhan, 2011, Budidaya Cabai Merah (Capsicum annum). Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Jl. Tangkuban Perahu 517. Lembang – Bandung 7. Sumarni, N. 1996. Budidaya cabai merah. Teknologi Produksi Cabai Merah. Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Puslitbang.Hort. Badan Litbang Pertanian. Jakarta. 8. Teknis Budidaya Cabai Sistem Mulsa Plastik. http:// kebunwhy.8cm.com/ /cabai.html 9. Teknis Budidaya cabai. http://teknis budidaya. Blogspot.com/2007/10/ budidaya-cabai.html
9