KEANEKARAGAMAN SPESIES BACTROCERA DAN PARASITOIDNYA YANG MENYERANG BERBAGAI JENIS BUAH DI PASAR BANDUNGAN BACTROCERA SPECIES DIVERSITY AND PARASITOID THE ATTACK IN VARIOUS TYPES OF FRUIT IN MARKET BANDUNGAN Dyah Rini Indriyanti*, Duhita Endrawila Pinasthika. dan Bambang Priyono Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang E-mail:
[email protected]*)
ABSTRACT Bactrocera fruit flies are important pests which attack many kinds of fruit. The aims of this study were identifying the diversity index and parasitoid of Bactrocera in some fruits attacked in Bandungan Market, Semarang Regency. The are eight kinds of fruit used in this study ie; mango, guava, rose-apple, star fruit, peppers, jackfruit, oranges, and tomatoes. Rotten fruit were brought to the laboratory, Bactrocera were reared until imago and examined the diversity of species and the parasitoids. Five types of them are positive containing Bactrocera inside the fruit; mango, guava, rose-apple, and star fruit. There are two species of Bactrocera found, they are Bactrocera carambolae and Bactrocera papaye. The level of diversity of fruit flies was low (0,11). Bactrocera carambolae more dominan than Bactrocera papaye. The Bactrocera composition similarity was 75%. Parasitoids found in this study are Fopius arisanus and Opius dichasmimorpha. Keywords: Diversity, Bactrocera (Diptera: Tephritidae), Bandungan Market
35
hasil 35 jenis tananam dari 18 famili
PENDAHULUAN Indonesia merupakan
negara
tumbuhan tercatat sebagai inang lalat
agraris yang kaya akan aneka jenis
buah dan 27 jenis diantaranya merupakan
tanaman buah-buahan. Permintaan akan
laporan baru sebagai inang lalat buah.
buah baik dari dalam maupun luar negeri terus
meningkat.
Hal
Penelitian
tersebut
buahan yang dijual di Pasar Bandungan
ekonomis buah meningkat serta memicu
berasal dari berbagai kota yang ada di
persaingan dagang antara pasar tradisional
Indonesia terutama wilayah Jawa. Buah-
dan pasar modern dalam menyediakan
buah tersebut harus memiliki kualitas
buah-buahan berkualitas baik. Kualitas
yang baik agar diminati pembeli. Namun
dan kebersihan buah di pasar tradisional
demikian masih ada kerusakan buah yang
jauh lebih rendah dibandingkan pasar konsumen
diakibatkan karena serangan lalat buah
lebih
yang terinfeksi dari kebun sebelum
memilih membeli buah di pasar modern
diperdagangkan.
seperti di supermarket. Kualitas buah dipengaruhi
oleh
beberapa
Berdasarkan
faktor.
serangan
hama,
dan
lalat buah, sex ratio, dan parasitoid lalat buah
Salah satu spesies hama utama banyak
sayuran
di
menyerang Indonesia
buah
adalah
belakang
mengidentifikasi keanekaragaman spesies
penyakit.
yang
latar
tersebut, maka tujuan penelitian yaitu
Beberapa faktor tersebut antara lain suhu, kelembaban,
pasar
sayuran di Kabupaten Semarang. Buah-
banyak orang. Secara otomatis nilai
sehingga
di
Bandungan yang menjadi sentra buah dan
menyebabkan keberadaan buah dicari
modern,
dilakukan
Bactrocera
yang
menyerang
beberapa jenis buah di Pasar Bandungan.
dan METODE PENELITIAN
genus
Tephritidae).
Penelitian eksplorasi deskriptif ini
Tephritidae merupakan famili terbesar
dilakukan pada bulan Agustus - Oktober
dari ordo Diptera dan merupakan salah
2013. Buah yang terserang Bactrocera
satu famili terpenting karena secara
diambil dari Pasar Bandungan Jawa
ekonomi sangat merugikan (Siwi et al.
Tengah, lalu dibawa ke Laboratorium
2006). Survei spesies lalat buah th 2008
Biologi Universitas Negeri Semarang
menunjukkan bahwa terdapat 63 spesies
untuk dilakukan rearing. Buah terinfeksi
lalat buah di Indonesia (AQIS 2008).
Bactrocera
Penelitian Suputa et al (2010) mengenai
plastik beralas tissue ukuran 10x9x8 cm.
survey lalat buah di Indonesia diperoleh
Tiap satu buah satu wadah, ukuran tempat
Bactrocera
(Diptera:
36
diletakkan
dalam
wadah
bervariasi
tergantung
ukuran
buah.
Wadah kemudian diletakkan dalam toples
Indeks dominansi yang dikemukakan oleh
yang lebih besar ukurannya dan bagian
Simpson yaitu (Ludwig dan Reynold,
alasnya diberi serbuk gergaji untuk
1988):
tempat pupasi, sedangkan bagian atas
∑( )
wadah ditutup dengan kain tile. Larva
Keterangan: C = Indeks dominansi Simpson ni = Jumlah total individu spesies larva ke-i N = Jumlah seluruh individu dalam total n
instar akhir akan keluar dari daging buah, lalu meloncat keluar masuk ke dalam serbuk gergaji untuk membentuk pupa. Pupa yang terbentuk dipindah pada wadah plastik lain dan ditunggu sampai menjadi
Perhitungan indeks kemerataan spesies
imago. Imago yang keluar dari pupa
menggunakan
diidentifikasi spesies, jenis kelamin dan
(Odum 1993). Rumus tersebut sebagai
parasitoidnya. Imago diidentifikasi secara
berikut:
rumus
Shannon-Wiener
morfologi menggunakan panduan Siwi et al. 2006, Borror et al. 2005, Ginting 2009
Keterangan:
serta sumber lain yang relevan. Selain
E = Indeks kemerataan spesies S = Jumlah spesies H' = Indeks keanekaragaman
rearing buah terserang, dilakukan pula wawancara
penjual
mendapatkan data
buah sekunder.
untuk
spesies
Data
Nilai indeks kesamaan spesies dihitung
jumlah species Bactrocera yang diperoleh
menggunakan Indeks Kesamaan Sorensen
dihitung indek keanekaragaman, indek
(Odum 1993) dirumuskan dengan:
dominansi, indek kemerataan, dan indek kesamaan species, rumus indek sebagai Keterangan: IS = Indeks kesamaan spesies Sorensen A = jumlah jenis buah yang diserang species A B = jumlah jenis buah yang diserang species B C = jumlah jenis buah yang diserang species A dan B
berikut. Indeks keanekaragaman spesies Shannon-Wiener dihitung dengan rumus ∑
,
Keterangan: H' = Indeks keanekaragaman spesies Shannon-Wienner ni = Jumlah individu spesies ke-i N = Jumlah individu seluruh spesies 37
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian keanekaragaman spesies lalat buah Bactrocera yang menyerang berbagai buah di Pasar Tradisional Bandungan, telah diidentifikasi terdapat dua spesies lalat buah, yaitu Bactrocera carambolae dan Bactrocera papaye. Ciri morfologi Bactrocera carambolae dan Bactrocera papaye tercantum pada Tabel 1. Tabel 1. Ciri Morfologi Bactrocera carambolae dan Bactrocera papaye No 1.
2.
3.
4.
Morfologi Kepala
Bactrocera carambolae
Bactrocera papaya
Spot hitam berbentuk oval
Spot hitam besar berbentuk oval pada muka
Pita kuning yang agak lebar di sisi lateral (lateral postsutural vitae)
Pita kuning di sisi lateral lebar dan parallel
Pita hitam pada garis costa dan garis anal (anal streak). Pola sayap ujung (apex) berbentuk seperti pancing
Sayap pita hitam tipis pada costa sampai bagian apeks
Thorax
Sayap
Abdomen
Abdomen berwarna coklat oranye Abdomen dengan pola T yang jelas dan dengan pola T yang tipis dan jelas terdapat pola hitam berbentuk segiempat pada tergum IV *Identifikasi menggunakan Siwi et al. 2006, Borror et al. 2005, dan Ginting 2009
Hasil penelitian tentang keanekaragaman lalat buah Bactrocera pada beberapa jenis buah di Pasar Bandungan, tercantum pada Tabel 2.
38
Tabel 2. Keanekaragaman Lalat Buah Bactrocera (Diptera: Tephritidae) di Pasar Bandungan, Kabupaten Semarang No. 1.
Jenis Lalat Buah
Buah
Bactrocera carambolae
Mangga Jambu biji Jambu air Belimbing Cabai Nangka Jeruk Tomat
Berat Buah (gram/ per mikrohabitat) 300 250 100 160 0,3 50 125 100
Sex Ratio Imago ♂ ♀ 7 11 43 31 15 12 166 101 7 3 0 0 0 0 0 0
ni
18 74 27 267 10 0 0 0 N 396 2. Bactrocera papaye Mangga 300 11 14 25 Jambu biji 250 0 0 0 Jambu air 100 4 1 5 Belimbing 160 1 0 1 Cabai 0,3 0 0 0 Nangka 50 0 0 0 Jeruk 125 0 0 0 Tomat 100 0 0 0 N 31 N total 427 H' 0,11 E 0,16 C 0,87 *Keterangan: ni=jumlah individu spesies i pada setiap buah, N= jumlah individu setiap spesies, N total= jumlah individu semua spesies, H'=keanekaragaman, E=kemerataan , C=indeks dominansi Indeks kesamaan komposisi buah yang diserang oleh lalat buah Bactrocera di Pasar Bandungan tercantum pada Tabel 3.
Tabel 3. Indek Kesamaan Spesies Lalat Buah Bactrocera di Pasar Bandungan, Kabupaten Semarang No.
Nama Buah
Bactrocera carambolae
Bactrocera papaye
1.
Mangga
√
√
2.
Jambu biji
√
−
3.
Jambu air
√
√
4.
Belimbing
√
√
5.
Cabai
√
−
6.
Nangka
−
−
7.
Jeruk
−
−
8.
Tomat
−
−
A
5
B
3
C
3
IS 75% *Keterangan: A= jumlah jenis buah yang diserang Bactrocera carambolae, B= jumlah jenis buah yang diserang Bactrocera papaye, C= jumlah jenis buah yang diserang Bactrocera carambolae dan Bactrocera papaye, IS= indeks kesamaan spesies Sorensen.
Penelitian ini juga ditemukan parasitoid dari lalat buah Bactrocera. Parasitoid yang ditemukan tercantum pada Tabel 4.
39
Tabel 4. Identifikasi parasitoid yang menyerang Bactrocera sp. No.
Nama Buah
Jenis Parasitoid yang Ditemukan
Jenis Kelamin Jantan
1. 2. 3. 4.
Mangga Jambu biji Jambu air Belimbing
5. 6. 7. 8.
Cabai Nangka Jeruk Tomat
Fopius arisanus Fopius arisanus Fopius arisanus Opius dichasmimorpha Fopius arisanus -
1 1 0 7 0 -
40
Jumlah
Betina 0 8 37 0 3 -
1 9 37 7 3 -
Bactrocera papaye memiliki
air, belimbing dan cabai) yang
ciri morfologi yang hampir mirip
mengandung
dengan
banyak
Bactrocera
carambolae,
lalat
dari
jantan
betina,
lebih
sedangkan
namun demikian jika diteliti lebih
kelimpahan B. carambolae dan B.
dalam terdapat perbedaan. Perbedaan
papaye
yang
terdapat pada bagian spot kepala,
mangga
lebih banyak betina dari
pita pada thorak, pola pada sayap,
pada jantan. Hal ini berarti potensi
pola berbentuk T pada abdomen
serangan B. carambolae & B. papaya
(Tabel 1). Imago jantan dan betina
pada mangga dapat diprediksi akan
mudah dibedakan dari morfologi
meningkat pada generasi berikutnya,
ujung abdomennya. Imago betina
mengingat
mempunyai ciri khas pada ujung
carambolae betina 1,6x lebih besar
abdomen
dari pada
berfungsi
berbentuk sebagai
runcing
peletak
menyerang
buah
kelimpahan
jantan
B.
dan B. papaya
telur
betina 1,3x lebih besar dari pada
(ovipositor), sedangkan pada jantan
jantan (Tabel 2). Perbedaan sex ratio
berbentuk tumpul. Perbedaan ciri
akan berpengaruh pada populasi lalat
morfologi jantan dan betina ini
buah.
mempermudah
dengan jumlah individu betina lebih
penelitian
dalam
Suatu
menentukan sex ratio jantan dan
banyak
betina.
pertumbuhan Sex ratio jantan dan betina
populasi
akan
menjadi
serangga
mempengaruhi
populasi
meningkat.
berikutnya Hal
ini
pada Bactrocera carambolae dan
disebabkan karena seekor individu
Bactrocera papaye yang ditemukan
betina akan menghasilkan keturunan
pada penelitian ini berbeda-beda
pada
pada setiap jenis buah yang diserang.
dibandingkan
Data sex ratio jantan dan
generasi
Sebaliknya,
berikutnya
seekor jika
suatu
jantan. populasi
betina yang diperoleh dari lima jenis
dengan jumlah individu jantan yang
buah terserang, ada kecenderungan
lebih banyak maka, diprediksi akan
kelimpahan Bactrocera jantan lebih
menurun kepadatan populasi pada
banyak dari pada betina. Empat dari
generasi berikutnya.
lima jenis buah (jambu biji, jambu
41
Menurut Soesilohadi (2002),
berbeda
jauh.
Bactrocera
bahwa sex ratio jantan dan betina
carambolae
dipengaruhi oleh ketersediaan buah
dominan yang ditemukan pada lima
(kuantitas
jenis
buah)
di
lapangan.
buah
merupakan
(total
spesies
396
ekor),
Penurunan sex ratio seiring dengan
sedangkan Bactrocera papaye pada
meningkatnya
buah
tiga jenis buah (total 31 ekor). Hal
menunjukkan bahwa semakin tinggi
ini menunjukkan penyebaran spesies
kelimpahan
lalat
jumlah
sumberdaya
akan
buah
tidak
rata
cenderung dihasilkan individu betina
kemerataan
yang semakin banyak. Sebaliknya,
Bactrocera tidak seimbang (Tabel 2).
semakin rendah jumlah buah maka
Menurut Siwi et al (2006) B.
cenderung
akan
lebih
banyak
carambolae
dihasilkan individu jantan.
spesies
sehingga
lalat
mempunyai
buah
banyak
inang diantaranya buah belimbing,
Hasil penelitian menunjukkan
papaya,
jambu
air,
jambu
biji,
bahwa keanekaragaman lalat buah
kluwih, cabai, nangka, jambu bol,
Bactrocera
Bandungan
mangga, tomat. Persebaran hama ini
indeks
hampir di seluruh Indonesia kecuali
keanekaragaman (H' = 0,11). Hal ini
Papua. Persebaran di manca Negara
disebabkan adanya spesies yang
meliputi Malaysia, Asia Tenggara,
dominan
Thailand
Selatan,
Singapura,
tinggi (C = 0,87). Spesies lalat buah
Suriname,
Kepulauan
Andaman,
yang dominan adalah B.carambolae.
Perancis Guinana dan Guyana. Hal
B.carambolae
lebih
dominan
ini diperkuat pendapat Himawan et
dibandingkan
dengan
B.papaye
al (2013) B. carambolae menyukai
karena B. carambolae ditemukan
buah jambu biji, belimbing, jeruk,
pada lima jenis buah sedangkan B.
mangga.
di
rendah
Pasar
dengan
sehingga
dominansinya
papaye pada tiga jenis buah.
Menurut Siwi et al (2006)
Tingkat kemerataan spesies
Bactrocera papaye menyerang buah
ini rendah (E = 0,16) karena jumlah
pisang, mangga, rambutan, manggis
individu
dan papaya. Persebarannya diseluruh
antara
Bactrocera
carambolae dan Bactrocera papaye
Indonesia.
42
Hasil penelitian ini didukung
dan kemerataan. Keanekaragaman
dengan pernyataan Muryati et al.
rendah
karena
(2007),
spesies
yang
bahwa
Bactrocera
ditemukan lebih
satu
dominan,
carambolae dan Bactrocera papaye
kemerataan tidak seimbang. Hasil ini
merupakan
didukung dengan Feldhamer et al.
spesies
yang
paling
sering ditemukan karena tanaman
(1999)
inang kedua spesies lalat buah
keanekaragaman
tersebut tersedia sepanjang tahun.
komponen utama, yaitu kekayaan
Pada umumnya buah-buah yang
ada
di
Pasar
yang menyatakan bahwa memiliki
dua
spesies dan kemerataan spesies.
Bandungan
Indek kesamaan (IS) spesies
memiliki kualitas yang baik. Buah-
Bactrocera yang ditemukan pada
buahan yang dijual merupakan buah
buah yang terserang tinggi tergolong
pilihan. Buah yang rusak sebagian
tinggi yakni 75%, karena IS > 50%).
besar karena buah tertekan oleh buah
Hal
lainnya saat proses distribusi buah
terserang oleh kedua spesies lalat
sehingga buah mengalami kerusakan
buah berjumlah tiga dari lima jenis
bentuk dan bukan karena terserang
buah yang diserang lalat buah. Tiga
lalat buah. Spesies lalat buah yang
jenis buah yang diserang Bactrocera
ditemukan sedikit, diduga karena
carambolae dan Bactrocera papaye
cara perawatan buah ketika masa
yaitu
tanam diperhatikan. Hal ini didukung
belimbing.
dengan hasil pengamatan bahwa
dikarenakan
pada beberapa buah tertentu yang
carambolae dan Bactrocera papaye
dijual di Pasar Bandungan dijumpai
bersifat polifag. Hama ini merusak
buah yang masih dibungkus plastik,
pada
misalnya jambu biji. Cara ini dapat
jambu,
mengurangi
(Kuswadi et. al 2000).
serangan
lalat
Bactrocera.
ini
disebabkan
mangga,
buah
jambu
Selain
buah jeruk
oleh
mangga, siem,
yang
air, itu,
dan juga
Bactrocera
belimbing, dan
cabai
Menurut
Drew dan Hancock (1994), bahwa
Penelitian ini menunjukkan
dua spesies lalat buah simpatrik yang
terdapat hubungan antara tingkat
terdapat
keanekaragaman dengan dominansi
Bactrocera carambolae (Drew &
43
di
Indonesia
adalah
Hacock) dan Bactrocera papaye
yang diserang parasitoid tidak akan
(Drew & Hancock). Kedua lalat buah
menjadi
tersebut
namun
melainkan menjadi imago parasitoid.
dalam
Hal ini sesuai dengan Susanti (2012)
preferensi, atau kesukaan inang, dan
yang menyatakan bahwa parasitoid
daerah sebar (Zubaidah 2008).
berkembang
sangat
memiliki
mirip
perbedaan
Rendahnya
kelimbahan
Bactrocera
dewasa
dalam
inangnya
perlahan hingga inang mati dan
spesies Bactrocera diduga karena
muncul imago parasitoid.
faktor lain, diantaranya serangan parasitoid
lalat
buah.
kecenderungan parasitoid
Ada
KESIMPULAN
kelimpahan meningkat
Hasil
identifikasi
lalat
buah
dengan
Bactrocera yang menyerang berbagai
lalat
buah yang dijual di pasar Bandungan
Bactrocera, hal ini terlihat pada buah
ada dua spesies yaitu: B.carambolae
belimbing,
menyerang buah mangga, jambu biji,
meningkatnya
tertinggi
kelimpahan
kelimpahan parasitoid (
Spesies
belimbing, dan cabai dan B. papaye
parasitoid yang ditemukan ada dua
menyerang buah mangga, jambu air,
spesies yaitu Fopius arisanus dan
dan
Opius dichasmimorpha.
spesies
Suputa
37
ekor).
et
al.
(2006)
belimbing. lalat
Keanekaragaman buah
Bactrocera
tergolong rendah (nilai 0,11). B.
menyatakan, musuh alami yang telah
carambolae
diidentifikasi menyerang Bactrocera
dibandingkan B.papaye dengan nilai
diantaranya
indeks dominansi mendekati 1 yaitu
Dichasmimorpha
longicaudata (Hymenoptera: Tetrastichus (Hymenoptera:
Ashmead
0,87.
Pteromalidae), difardii
Eulophidae)
Penyebaran
ditemukan
Walker
lebih
tidak
dominan
spesies rata
yang
sehingga
kemerataan spesies (E) rendah yaitu
dan
0,16 (0 < E < 0,5). Kesamaan spesies
parasitoid Fopius arisanus Sonan.
(IS) tergolong tinggi dengan nilai
Parasitoid yang ditemukan
75% (IS > 50%). Spesies parasitoid
pada penelitian ini menyerang pada
yang
saat stadium larva. Telur atau larva
arisanus dan Opius dichasmimorpha.
44
ditemukan
yaitu,
Fopius
beberapa aroma buah terhadap preferensi oviposisi Bactrocera carambolae Drew dan Hancock (Diptera: Tephritidae). Jurnal HPT 1 (2): 72-79.
DAFTAR PUSTAKA [AQIS] Australian Quarantine and Inspection Service. 2008. Friut Flies Indonesia: Their Identification, Pest Status and Pest Management. Conducted by the international center for the management of pest fruit flies Griffith University, Brisbane, Australia, and ministry of Agriculture, Republic of Indonesia. Borror
Kuswadi
DJ, De Long D.M. and Triplehorn C.A. 2005. An Introduction to the study of insect. Saunders Collage Publishing.
Drew RAI. dan Hancock. 1994. Bulletin of Entomological Research Supplement series. The Bactrocera dorsalis complex of Fruit Flies (Diptera : Tephritidae : Dacinae) in Asia. London: CAB Internasional.
AN, Indarwatmi M, Nasution IA, Darmawi, Himawan T. 2000. Pengamatan Dinamika Populasi dan Penangkapan Massal Lalat Buah Bactrocera carambolae (Drew & Hancock) untuk Pengendalian di Kebun Mangga (Prosidding pada Pertemuan Ilmiah Penelitian dan Pengembangan Teknologi Isotop dan Radiasi). Puslitbang Teknik Isotop dan Radiasi, BATAN, Jakarta dan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang. [diakses 3 September 2013].
Ludwig JA & Reynolds. 1988. Stastical ecology : A primer methods and computing. John Wiley & Sons. New York.
Feldhamer GA, Vessey SH, Drickamer LC. 1999. Mammology: Adaptation, Diversity, and Ecology. USA: McGraw-Hill.
Muryati, Hasyim A, Kogel de WJ. 2007. Distribusi spesies lalat buah di Sumatera Barat dan Riau. Jurnal Holtikultura 17(1): 61-68.
Ginting R. 2009. Keanekaragaman Lalat Buah (Diptera: Tephritidae) Di Jakarta, Depok, dan Bogor Sebagai Bahan Kajian Penyusunan Analisis Risiko Hama (Tesis). Bogor: Institut Pertanian Bogor
Odum
Himawan T, Wijayanto P dan Karindah S. 2013. Pengaruh 45
EP. 1993. Dasar-Dasar Ekologi. Edisi ketiga. Gajah mada University Press. Jogjakarta. H. 134-162.
Zubaidah S. 2008. Daya Atraktan Ekstrak Daun Slasih (Ocimum santum)dpan Biji Pala (Myristica fragant) terhadap Lalat Buah (Bactrocera sp) [Skripsi]: UIN Malang. Siwi SS, Hidayat P, Suputa. 2006. Taksonomi dan Bioekologi Lalat Buah Penting di Indonesia. BB-Biogen. Suputa, Cahyanti, Kustaryati A, Railan M, Issusilaningtyas, Taufiq A. 2006. Pedoman Identifikasi Lalat Buah (Diptera: Tephritidae). Yogyakarta: UGM. _____, Trisyono YA, Martono E, Siwi SS. 2010. Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia. 16(2):62-75. Susanti
DA. 2012. Identifikasi Parasitoid Pada Lalat Buah Bactrocera cucurbitae Dalam Buah Pare Momordica charantia. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
46
47