BioSMART Volume 6, Nomor 2 Halaman: 117-125
ISSN: 1411-321X Oktober 2004
Keanekaragaman Jenis, Plasma Nutfah, dan Potensi Buah-buahan Asli Kalimantan Species diversity, genetic resources, and potential of the indigenous fruits in Kalimantan TAHAN UJI♥ "Herbarium Bogoriense", Bidang Botani, Pusat Penelitian Biologi-LIPI, Bogor 16013 Diterima: 15 Desember 2003. Disetujui: 17 Mei 2004.
ABSTRACT Based on literatures study, and observation both herbarium collections and fresh materials in the fields, there are 226 species of indigenous fruits encountered in Kalimantan. From these records, fifty-eight species are cultivated, and 31 species are as endemic. This study also reported that the wild relatives species of durian (Durio spp.), mangga (Mangifera spp.), manggis (Garcinia spp.), and rambutan (Nephelium spp.) are indigenous fruits, which have a good prospect to be developed in Kalimantan. Keywords: species diversity, genetic resources, potential, indigeneous fruits, Kalimantan.
PENDAHULUAN Sebagai negara mega-biodiversity, Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi, baik keanekaragaman ekosistem, keanekaragaman jenis, maupun keanekaragaman sumber daya genetiknya. Indonesia memiliki sedikitnya 40 tipe ekosistem darat alami dan sekitar 30.000 jenis tumbuhan berbunga serta sumber daya genetik yang tak terhingga banyaknya. Sebagai bagian dari kawasan Indo-Malaya, Indonesia juga merupakan salah satu dari delapan pusat keanekaragaman genetika tanaman di dunia khususnya untuk buah-buahan tropis seperti durian, rambutan dan bacang (mangga) (Sastrapradja dan Rifai, 1989). Dilaporkan pula bahwa di Indonesia terdapat 329 jenis buah-buahan yang terdiri dari 61 suku dan 148 marga (Rifai, 1986). Pulau Kalimantan sebagai salah satu dari lima pulau besar di Indonesia memiliki kawasan hutan tropika basah dengan tingkat keanekaragaman jenis tergolong tinggi di dunia. Namun akibat penggundulan hutan, praktek perladangan illegal, pembukaan areal perkebunan yang terlantar, percetakan daerah persawahan, dan pembukaan hasil-hasil penambangan liar yang semakin meningkat adalah beberapa contoh penyebab penurunan areal kawasan hutan di Kalimantan. Kegiatan-kegiatan tersebut juga berakibat terhadap menurunnya populasi bahkan musnahnya beberapa jenis tumbuhan hutan termasuk jenisjenis buah-buahan hutan dan sumber daya genetik atau plasma nutfahnya. Sampai saat ini, hasil hutan yang paling dikenal dari Kalimantan adalah kayunya. Sedangkan kelompok jenis ♥ Alamat korespondensi: Jl. Ir. H. Juanda 22, Bogor 16013. Tel.: +62-251-322035. Fax.: +62-251-336538. e-mail:
[email protected].
tumbuhan sebagai penghasil buah-buahan belum banyak dikenal. Hal ini disebabkan antara lain karena dari sudut pandang kehutanan, buah-buahan hutan masih dianggap sebagai hasil hutan ikutan (minor forest products) dan secara ekonomis dianggap kurang penting. Pada hal Kalimantan di samping terkenal dengan kekayaan keanekaragaman jenis dan plasma nutfah buah-buahan lokalnya, kawasan ini juga merupakan pusat persebaran beberapa komoditas buah-buahan tropis yang bernilai ekonomi tinggi. Namun sayangnya kekayaan keanekaragaman jenis dan plasma nutfah buah-buahan asli Kalimantan yang cukup melimpah tersebut ternyata belum dimanfaatkan secara maksimal. Di samping itu juga akan jauh lebih baik apabila suatu daerah memilih untuk memanfaatkan dan mengembangkan tumbuhan asli di daerahnya karena secara alami telah beradaptasi dengan baik. Oleh karena itu penelitian tentang kekayaan keanekaragaman jenis dan plasma nutfah buah-buahan asli Kalimantan perlu dilakukan. Langkah awal adalah dengan melakukan inventarisasi kekayaan keanekaragaman jenis dan plasma nutfah buah-buahan asli Kalimantan. Langkah selanjutnya adalah seleksi khususnya terhadap jenis-jenis/populasi buah-buahan asli yang potensial dan bernilai lebih. Hasil seleksi tersebut dapat dipergunakan dan dimanfaatkan sebagai material dasar pemuliaan. BAHAN DAN METODE Data dan informasi tentang keanekaragaman jenis dan plasma nutfah buah-buahan asli Kalimantan diperoleh dengan tiga macam cara, yaitu penelusuran pustaka, pengamatan spesimen herbarium yang disimpan di Herbarium Bogoriense dan pengamatan langsung di lapangan. Pengamatan di lapangan diperoleh dari hasil kegiatan penulis selama melakukan eksplorasi dan koleksi flora di berbagai 2004 Jurusan Biologi FMIPA UNS Surakarta
118
B i o S M A R T Vol. 6, No. 2, Oktober 2004, hal. 117-125
daerah/kabupaten di Kalimantan. Eksplorasi dan koleksi flora antara lain dilakukan di Pontianak dan Ketapang (Kalimantan Barat), Palangkaraya (Kalimantan Tengah), Samarinda dan Balikpapan (Kalimantan Timur). Dalam tulisan ini batasan “buah-buahan” adalah mencakup jenis tumbuhan tahunan yang menghasilkan buah dapat dimakan (edible fruit) (Verheij dan Coronel, 1991). Buah tersebut baik sebagai fungsi utama atau hanya sampingan dan yang dimakan segar secara langsung ataupun diproses terlebih dulu serta yang lazim dikonsumsi masyarakat lokal. Namun beberapa jenis yang buahnya tidak lazim dimakan tetapi berasal dari marga (genus) yang umum dikenal sebagai kelompok buah-buahan dimasukkan dalam batasan ini. Hal ini mengingat potensi sumber daya genetik (plasma nutfah) yang terkandung dalam setiap jenisnya. Istilah buah-buahan “asli” Kalimantan adalah jenis buah-buahan lokal yang tumbuh secara alami ataupun yang asalnya dari Kalimantan. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil penelitian telah ditemukan 226 jenis (dari 35 suku) buah-buahan asli Kalimantan baik yang dapat dimakan maupun sebagai sumber keanekaragaman genetik atau yang dikenal dengan istilah “plasma nutfah”. Dari 226 jenis buah-buahan tersebut hanya 58 jenis yang telah dibudidayakan dan sisanya masih tumbuh liar di hutanhutan. Pengelompokan berdasarkan perawakannya maka sebagian besar dari 226 jenis tersebut adalah berupa pohon sebanyak 201 jenis, liana 12 jenis, perdu 8 jenis, semak 3 jenis dan terna 2 jenis. Sedangkan dari 35 suku yang tercatat, 5 di antaranya mempunyai jumlah jenis besar, masing-masing adalah suku Euphorbiaceae (31 jenis), Anacardia-ceae (27 jenis), Moraceae (25 jenis), Sapindaceae (18 jenis) dan Clusiaceae (16 jenis) (Tabel 1.). Jika dilihat dari prospek nilai ekonominya, ada 3 marga dari 3 suku tersebut yang mempunyai prospek bagus untuk dikembangkan di masa mendatang. Ketiga marga tersebut adalah Garcinia (suku Clusiaceae), Mangifera (Anacardiaceae), dan Nephelium (Sapindaceae). Di samping itu ditemukan pula satu marga lainnya dari suku Bombacaceae yaitu Durio yang juga sangat potensial untuk dikembangkan. Berikut ini diuraikan buah-buahan asli Kalimantan dari beberapa marga dan kerabatnya yang berpotensi untuk diteliti dan dikembangkan. Kerabat durian (Durio spp.) Keanekaragaman jenis Durio dilaporkan sekitar 30 jenis, 14 jenis endemik di Borneo, 3 jenis endemik di Semenjung Malaya dan 1 jenis di Sumatera (Yap et al., 1995). Tingginya jumlah jenis Durio yang endemik di Kalimantan memberikan gambaran bahwa kawasan ini merupakan salah satu pusat terpenting untuk keanekaragaman buah-buahan kerabat durian. Di kawasan pulau ini juga dapat ditemukan berbagai jenis Durio mulai dari yang ukuran buahnya sebesar bola tenis sampai buah kelapa ataupun yang arilusnya berwarna keputihan sampai merah tua, dengan rasa yang manis sampai sangat manis
serta yang tidak berbau sampai yang berbau tajam. Sedangkan menurut Seibert (dalam Siregar dkk., 2000) tidak kurang dari 18 jenis Durio menghuni Kalimantan dan 14 jenis di antaranya endemik. Dalam penelitian ini hanya ditemukan 15 jenis Durio di Kalimantan, 9 jenis diantaranya endemik dan 2 jenis lainnya sudah termasuk tumbuhan langka. Kedua jenis Durio langka adalah D. kutejensis dan D. oxleyanus (Kartikasari, 2001). Dari 15 jenis Durio yang ditemukan hanya 4 jenis yang telah dibudidayakan sedangkan sisanya masih tumbuh liar di hutan-hutan. Di samping itu tercatat ada 7 jenis Durio yang dapat dimakan buahnya (edible fruits) Ketujuh jenis Durio tersebut adalah Durio dulcis, D. grandiflorus, D. graveolens, D. kutejensis, D. oxleyanus, D. Lowianus, dan D. zibethinus. Sedangkan empat jenis Durio yang telah dibudidayakan yaitu Durio zibethinus, D. kutejensis, D. lowianus dan D. dulcis (Tabel 1.). Dua dari 4 jenis Durio yang telah dibudidayakan yaitu D. kutejensis dan D. dulcis, keduanya merupakan tumbuhan endemik dan hanya dikenal serta dikonsumsi di Kalimantan saja. Sampai saat ini usaha pembudidayaan D. dulcis masih dalam skala yang relatif kecil di Kalimantan. Pada hal jenis yang arilus buahnya berwarna merah tua/merah coklat dan rasanya sangat manis ini mempunyai potensi yang bagus untuk dikembangkan di masa mendatang. Berbeda dengan D. zibethinus, jenis durian ini merupakan buah-buahan favorit yang sangat dikenal baik di Kalimantan maupun di luar Kalimantan. Di Kalimantan terdapat cukup banyak kultivar D. zibethinus dengan rasa, aroma dan warna arilusnya yang bervariasi. Bahkan ditemukan buah durian tanpa biji. Kultivar-kultivar tersebut merupakan keanekaragaman sumber plasma nutfah durian. Sayangnya kekayaan keanekaragaman jenis dan plasma nutfah buah-buahan dari marga Durio ini belum diberdayakan secara optimal khususnya di Kalimantan. Oleh karena itu kekayaan keanekaragaman jenis dan plasma nutfah komoditas buah-buahan ini perlu diberdayakan agar diperoleh bibit buah-buahan Durio yang unggul baik kualitas maupun produksi buahnya. Harapannya dari hasil seleksi individu-individu jenis terpilih melalui usaha pemuliaan akan dapat diperoleh buah-buahan dari kerabat durian yang kurang berduri, berdaging buah kering dan berwarna merah-kuning, serta berasa manis gurih. Kerabat mangga (Mangifera spp.) Indonesia merupakan salah satu pusat keaneka-ragaman mangga di dunia. Hal ini disebabkan karena Indonesia di samping kaya dengan keanekaragaman jenis, tingkat diversitas genetiknya juga sangat tinggi. Kalimantan sebagai bagian dari salah satu pulau besar di Indonesia mempunyai keanekaragaman jenis dan plasma nutfah buahbuahan mangga yang tinggi. Di kawasan pulau ini dapat ditemukan berbagai macam buah-buahan dari kerabat mangga mulai yang berukuran mini (sebesar jari jempol manusia) sampai yang berukuran besar (sebesar buah kelapa) ataupun yang berdaging buah rasa asam sampai manis serta yang sedikit beraroma sampai yang beraroma sangat harum.
UJI – Buah-buahan asli Kalimantan
119
Tabel 1. Jenis buah-buahan asli Kalimantan. Nama Suku dan Jenis ANACARDIACEAE 1. Bouea oppositifolia (Roxb.) Meisner 2. B. macrophylla Griff.* 3. Dracontomelon dao (Blanco) Merr. & Roffe 4. Mangifera applanata Kosterm.+ 5. M. caesa Jack* 6. M. casturi Kosterm.*+ 7. M. decandra Ding Hou* 8. M. foetida Lour.* 9. M. gedepe Miq.* 10. M. griffithii Hook. f.* 11. M. havilandii Ridl.+ 12. M. indica L.* 13. M. kemanga Blume* 14. M. laurina Blume 15. M. leschenaultii Marchand 16. M. macrocarpa Blume 17. M. magnifica Koch.* 18. M. minor Blume 19. M. odorata Griff.* 20. M. pajang Kosrem.*+ 21. M. parvifolia Boerl.& Koords.* 22. M. quadrifida Jack* 23. M. rufocostata Kosterm. 24. M. similis Blume 25. M. swintonioides Kosterm. 26. M. torquenda Kosterm. APOCYNACEAE 27. Leuconitis eugenifolia A. DC. 28. Willughbeia coriacea Wallich 29. W. angustifolia (Miq.) Markgraf 30. W. firma Blume AQUIFOLIACEAE 31. Ilex cymosa Blume ARECACEAE 32. Calamus manan Miq.* 33. C. ornatus Blume 34. Daemonorops didymophylla Becc. 35. D. hystrix (Griff.) Mart. 36. Eugeissona insignis Becc.+ 37. E. utilis Becc.+ 38. Salacca affinis Griff. BOMBACACEAE 39. Durio acutifolius (Mast.) Kosterm.+ 40. D. carinatus Mast. 41. D. dulcis Becc.*+ 42. D. excelsus (Korth.) Bakh.+ 43. D. grandiflorus (Mast.) Kosterm. & Soegeng+ 44. D. graveolens Becc. 45. D. griffithii (Masters) Bakh. 46. D. kutejensis (Hassk.) Becc.*+ # 47. D. lanceolatus Masters+ 48. D. lissocarpus Mast.+ 49. D. lowianus Scort. Ex King* 50. D. oblongus Mast.+ 51. D. oxleyanus Griff. # 52. D. testudinarum Becc.+ 53. D. zibethinus Murray* BURSERACEAE 54. Dacryodes rostrata (Blume) H.J. Lam
Nama Daerah / Lokal
Daerah Persebaran
Pemanfaatan
Perawakan
Rambunia (K), kunangan (S) Bernia (K), gandaria (I) Dau (J), singkuang (K), dar (P) Asem depeh, asam batu, pelipisan (K) Binjai, wani (K) Kasturi (K) Konyot (K), kemang badak (S) Bacang (I), asem hambawang (K) Kedepir (J), gedepe (S), kepi, repeh (K) Rawah (K) Asam bulitisan, bajan lian Mangga (I), empelam, memplam (K) Kemang (I), palong (K) Pelem kecik (J), empelem (K) Limus tepung (J) Gompor (J), haju (S) Putaran (S), asem putar (K) Panyabunga (K), fo karuku (Sl) Kuweni, bembem (I) Asem payang, hambalang (K) Rawa, nyabung (S, K) Asem kumbang (K) Asem kiat (S), asem tanduy (K) Tayas, asem rawa (S), pipit (K) Asem kelat (S), kelau (K) Tayas (S), kemantan, asem putaran (K)
S,K J,S,K,M I K S,K K S,K S,K J,S,K S,K K J,S,K S,K I J,S,K J,S,K S,K K,Sl, P I K S,K I S,K S,K S,K S,K
1 1 1 3 1, 3 1 1 1 3 1 1 1, 2, 3 1, 3 1 1 1 3 4 1, 2 1 1 1 1 4 3 1
P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P
Pulai akar (S) Dango, tampirak (K) Jitan (K)
S,K J,S,K S,K,M S,K
1 1 1 1
L L L L
Kambasirak (K)
S,K
1
P
Manau (I) Rotan kesup (S), buku dalam (Sl) Rotan tunggal (S) Jato (K) Kajatao (K) Linsum (S)
S,K J,S,K,Sl S,K J,S,K K K S,K
1 1 1 1 1 1 1
L L L L P P S
Durian anggang, tupaloh (K) Durian hantu, durian paya (S) Durian merah, lahong, lajung, durian pipit (K) Apon, kelinjing (K) Sukang (K) Durian burung, tinambela (S) Lai kuyu, alai kuyuk (K) Lai, sekawi, durian pekawai (K) Durian pelanduk, durian danggang (K) Teratuan burung (K) Tekawai (K) Terantongan, kerantongan (K), durian daun (S) Durian kakura, durian sekura (K) Durian (I)
K S,K K K K S,K S,K K K K K,S K K,S K J,S,K
4 4 1 4 1 1 4 1, 2 4 4 1 4 1 4 1, 2
P P P P P P P P P P P P P P P
Kembajau (K), asem begomdang (S)
S,K,Sl
1
P
120
B i o S M A R T Vol. 6, No. 2, Oktober 2004, hal. 117-125
Tabel 1. Jenis buah-buahan asli Kalimantan (lanjutan). Nama Suku dan Jenis CELASTRACEAE 55. Bhesa paniculata Arn. 56. Salacia grandiflora Kurz. CLUSIACEAE 57. Calophyllum inophyllum Linn. 58. C. pucherrimum Wall. ex Choisy 59. C. tetrapterum Miq. 60. Garcinia bancana (Miq.) Miq. 61. G. beccari Pierre+ 62. G. candiculata Ridley+ 63. G. celebica L. 64. G. dulcis (Roxb.) Kurz.* 65. G. eugeniaefolia Wall. 66. G. forbesii King* 67. G. gaudichandii Blume+ 68. G. havilandii Staff. 69. G. maingaji Hook. f. 70. G. malaccensis Hook. f. 71. G. mangostana L. 72. G. nervosa Miq. 73. G. nigrolineata T. Anderson* 74. G. parvifolia (Miq.) Miq.* 75. G. prainiana King 76. G. rigida Miq.+ 77. G. rostrata 78. G. sizygiifolia Pierre 79. G. tetrandra COMBRETACEAE 80. Terminalia bellirica (Gaertner) Roxb. 81. T. microcarpa Decne CONNARACEAE 82. Rourea borneensis CORNACEAE 83. Nyssa javanica (Blume) Wangerin DILLENIACEAE 84. Dillenia sumatrana Miq. EBENACEAE 85. Diospyros bantamensis 86. D. diepenhorstii Miq. 87. D. foetida Bakh. 88. D. korthalsiana Hiern. 89. D. macrophylla Blume 90. D. pyrrocarpa Miq. ELAEOCARPACEAE 91. Elaeocarpus ferrugineus (Jack) Steudel 92. E. floribundus Blume 93. E. glaber Blume 94. E. palembanicus Miq. 95. E. petiolatus (Jack) Wallich 96. E. robustus Roxb. 97. E. submonoceras Miq. 98. E. stipularis Blume EUPHORBIACEAE 99. Antidesma bunius (L) Sprengel 100. A. coriaceum Tulasne 101. A. ghaesembilla Gertner 102. A. stipulare Blume 103. Aporosa prainiana King ex Gage 104. Baccaurea angulata Merr.+ 105. B. bracteata Muell.- Arg.*
Daerah Persebaran
Pemanfaatan
Pimpuh rawaneh (S) Andor solpu (S)
S,K
1
L
Nyamplung (I) Betangur, onyem (S) Katuri, selapan (S) Funi (K) Baros (J), kirasa (Sl) Mundu (J), beruas udas (K) Acu (K) Manggis utan (K) Manggis (I) Anglau, selapan (S) Kandis (I) Bonah (K) Funi (I) -
I S,K J,S,K S,K K K I J,K K K K,S K K,S K,S J,S,K S,K K J,S,K K K K I K,Sl,NT, P
1 1 1 1 1 4 1 1 4 1 4 4 4 4 1 1 1 1, 2 1 4 1 1 4
P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P
Jaha sapi (J), ulu belu (S) Selumpit (J), leka sela (Sl)
I I
1 1
P P
Lintit nyamuk (K)
K
1
P
Waru gading (J)
J,S,K
1
P
Sipang-sipang (S)
S,K
1
P
Jambu dipo (S) Kasar bake (K) Tutup kebalik (K) Siamang (S) -
S,K S,K K K J,S,K,Sl S,K
1 1 1 1 1 1
P P P P P P
Kemesu (J), baduk (K) Surigama (K) Mangkinang (K) Umbing hitam (K) Mangkinang daun (K) -
K J,K J,S,K, NT S,K S,K S,K J,S,K J,S,K
1 1 1 1 1 1 1 1
P P P P P P P P
Papar buwuk (K) Lonang (K) Sulaketan (J) Jentikan (K) Belimbing darah (I), pasi roso (K) Pangal (K)
I S,K J,K J,S,K,M S,K K S,K
1 1 1 1 1 1 1
P P P P P P P
Nama Daerah / Lokal
Perawakan
UJI – Buah-buahan asli Kalimantan
121
Tabel 1. Jenis buah-buahan asli Kalimantan (lanjutan).
Rambai ayam, rambai bukit (S) Tampoi kunig (K) Rambai hutan (S, K) Kelepeso, lempahung kompayang (K) Kapul (K), tampoi bulan (S) Rambai keli (K) Rambai (I) Nani hua (Mal) Setambun (I), sipon (K) Sebangkui (K) Menteng, kepundung (I) Tampoi bunga (I) Rian (K) Gurak gatak (K), bua tampoi (S) Urisan-urisan (J) Kimalaka (I) Budi, luda (S)
Daerah Persebaran S,K K S,K J,S,K,Sl S,K J,S,K S,K S,K S,K J,S,K K,M S,K S,K S,K S,K J,S,K S,K S,K K I S,K I J,S,K, NT S,K
Pemanfaatan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1, 2 1 2 1
Keranji (I) Keranji bulu (I)
J,S,K S,K
1 1
P P
Rukam (I) Becamploh (S) Rukem karang (J), Rukem putih (S)
I J,S,K J,S,K
1 1 1
P P P
Senduduk (I) Temberas nasi (S) -
I S,K J,S,K
1 1 1
Pd Pd Pd
Langsatan (J), balik-balik (S) Langsat burung (K) Kayu lilin (K), bomberang (S) Kawauk (J) Kayu sirah (S), malasot (Sl) Duku, kokosan, lansat (I) Kecapi kera, sentul kera (S) Kecapi, sentul (I)
I K S,K J,S,K, NT J,S,K S,K,Sl J,S,K S,K K I
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
P P P P P P P P P P
Sukun (I), kolor (K) Mentawa, pupuan (K), bakil (S) Dadah (I) Benda (J), jomok (K) Tampang (K), sembir (J) Cempedak (I), nakan, todak (K) Kemando, pereti (K), antarodan (S) Keledang (I), bangsal (K) Tampang (I) Betoh, tampang (K) Terap (K)
I S,K S,K J,S,K, NT J,K I S,K S,K K S,K K K K
2, 3 1 1 1 2, 3 1, 2, 3 1 1 1 1 1 1 1
P P P P P P P P P P P P P
Nama Suku dan Jenis
Nama Daerah / Lokal
106. B. brevipes Hook. f. 107. B. edulis Merr.+ 108. B. griffithii Hook. f. 109. B. javanica Muell.-Arg. 110. B. kunsleri King ex Gage 111. B. lanceolata (Miq) Muell.-Arg.* 112. B. macrocarpa (Miq.) Muell.-Arg.* 113. B. macrophylla Muell.-Arg 114. B. minor Hook. f. 115. B. motleyana (Muell.-Arg.) Muell.-Arg.* 116. B. nanihua Merr. 117. B. parviflora (Muell.-Arg.) Muell.- Arg.* 118. B. polyneura Hook. f. 119. B. pubera (Miq.) Muell.-Arg. 120. B. pyriformis Gage 121. B. racemosa (Reinw. ex Blume) Muell.- Arg.* 122. B. reticulata Hook. f. 123. B. sumatrana Muell.-Arg. 124. B. trigonocarpa Merr.+ 125. Blumeodendron tokbrai (Blume) J.J. Smith 126. Cheilosa malayana (Hook.f.) Corner ex Airy Shaw 127. Glochidion obscurum Blume 128. Phyllanthus emblica L.* 129. Sapium baccatum Roxb. FABACEAE 130. Dialium indicum L.* 131. D. platysepalum Baker FLACOURTIACEAE 132. Flacourtia rukam Zoll. & Moritzi* 133. Hydnocarpus heterophylla Blume 134. Scolopia spinosa (Roxb.) Warb. MELASTOMATACEAE 135. Melastoma malabathricum L 136. Memecylon campanulatum Clarke 137. M. edule Roxb. MELIACEAE 138. Aglaia edulis (Foxb.) Wallich 139. A. exstipulata (Griff.) W. T. 140. A. forbesii King 141. A. leptantha Miq. 142. A. rufinervis (Blume) Bentveizen 143. A. tomentosa Teysm.& Binn. 144. Lansium domesticum Correa* 145. Sandoricum beccarianum Baillon 146. S. borneense Miq.+ 147. S. koetjape (Burm. f.) Merr.* MORACEAE 148. Artocarpus altilis (Parkinson) Fosberg* 149. A. anisophyllus Miq.* 150. A. dadah Miq. 151. A. elasticus Reinw. ex Blume* 152. A. glaucus Blume 153. A. integer (Thunb.) Merr.* 154. A. kemando Miq.* 155. A. laceifolius Roxb.* 156. A. nitidus Trecul ssp. borneensis (Merr.) Jarrett*+ 157. A. nitidus Trecul ssp. griffithii (King) Jarret 158. A. nitidus Trecul ssp. humilis (Becc.) Jarrett 159. A. obtusus*+ 160. A. odoratissimus Blanco*+
Perawakan P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P
122
B i o S M A R T Vol. 6, No. 2, Oktober 2004, hal. 117-125
Tabel 1. Jenis buah-buahan asli Kalimantan (lanjutan).
Pusar (J), mandali, kujan (K) Bulu timun (J) Uyah-uyahan (J), periyeh (S) Sipadi (S) Buah ara Purut (J)
Daerah Persebaran J,S,K K,Sl,M I J,S,K J,S,K I J,S,K
Pemanfaatan 1 1 1 1 1 1 1
-
K
1
P
-
S,K
1
P
Pisang hutan, pisang monyet (I) Pisang hutan (K)
I K
4 4
Tp Tp
-
J,S,K, NT
1
P
Tapuhut (K) Andong (J), musisin batu (K) Musisin (K) Duwet, jamblang (J) Jambu burung laki (K) Tabatik (K) Jambon (J) Salam (I), kupek (K) Gowok, kupa (I) Jambu burung bini (K) Pacal (J)
S,K K J,S,K,M I I K S,K I J,S,K J,K K J,S,K,Sl
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
P P Pd Pd P P P P P P P P
Belian landak (K), kopi gunung (J)
J,S,K,Sl,M
1
P
Buah kapas (I), mengkapas (Mal)
S,K,M
1
Pd
Kecalingan (J) Berete (J) Bereretan (J), sabit (K)
I I I
1 1 1
L L L
-
S,K
1
P
Limau hantu (I)
S,K,M,P
4
P
Tambalilin (K), sipaturut (S)
J,S,K,Sl
1
P
Cukilan (J), sicancang (S) Ihau, buku (K)
I K
1 1
P P
-
K
1
P
Kenyem, bengalon (K) Mata andau, kokang (K) Rangkong, rekep (K) Rambutan kabung (I), ranggung (K) Rambutan (I) Ridan (S), Terinjuk (K) Kapulasan (I), rambutan sibabad (J), tenggaring (K) -
J,K J,S,K, NT K J,S,K J,S,K,Sl S,K K K J,S,K,Sl K
1 1 1 1 1, 2 1 4 4 1 4
P P P P P P P P P P
Nama Suku dan Jenis
Nama Daerah / Lokal
161. A. rigidus Blume ssp. rigidus 162. A. sericicarpus Jarrett 163. Ficus drupacea Thunb. 164. F. montana Burm. f. 165. F. sinuata Thunb. 166. F. variegata Blume 167. Paratocarpus venenosus (Zoll. & Moritzi) Becc. ssp. venenosus 168. P. venenosus (Zoll. & Mo ritzi) Becc. ssp. borneensis (Becc.) Jarrett 169. P. venenosus (Zoll. & Mo ritzi) Becc. ssp. forbesii (King) Jarrett MUSACEAE 170. Musa acuminata Colla 171. M. borneensis Becc.+ MYRICACEAE 172. Myrica esculenta Buch.-Ham MYRTACEAE 173. Eugenia cerina M.R.Henderson 174. E. paludosa Henderson 175. Rhodamnia cinerea Jack 176. Rhodomyrtus tomentosa (Aiton) Hassk. 177. Syzygium cumini (L.) Skeets* 178. S. kuchingensis Merr. 179. S. lineatum (DC.) Merr. & Perry 180. S. nervosum DC. 181. S. polyanthum (Wight) Walpers* 182. S. polycepalum (Miq.) Merr. & Perry* 183. S. woodii Merr. 184. S. zeylanicum (L.) DC. OLACACEAE 185. Anacolosa frutescens (Blume) Blume POLYGALACEAE 186. Xanthophyllum obscurum A.W. Bennett ROSACEAE 187. Rubus fraxinifolius Poiret 188. R. moluccanus L. 189. R. rosifolius J.E. Smith RUBIACEAE 190. Porterandia anisophylla (Jack ex Roxb.) Ridley RUTACEAE 191. Citrus macroptera Montr. SABIACEAE 192. Meliosma sumatrana (Jack) Walp. SAPINDACEAE 193. Allophyllus cobbe (L.) Rachuscel 194. Dimocarpus longan Lour. ssp. malesianus Leenh. var. malesianus* 195. D. longan Lour. ssp. malesianus var. echinatus Leenh. 196. Lepisanthes alata (Blume) Leenh. 197. L. amoena (Hassk.) Leenh. 198. Nephelium cuspidatum Blume var. cuspidatum*+ 199. N. cuspidatum Blume var. eriopetalum* 200. N. lappaceum L.* 201. N. maingayi Hiern.* 202. N. meduseum Leenh. 203. N. melanomiscum Radlk. 204. N. ramboutan-ake (Labill.) Leenh.* 205. N. reticulatum Radlk.+
Perawakan P P P P Pd P P
UJI – Buah-buahan asli Kalimantan
123
Tabel 1. Jenis buah-buahan asli Kalimantan (lanjutan).
Namun (K) Matoa, kasai (I), leungsir (J) Rambutan pacet (I)
Daerah Persebaran S,K I S,K J,S,K
Pemanfaatan 1 1 1 1
Petai eilin (K) Balam terupuh (S) Balam bakuka (S) Nyatoh jangkar (K) Balam durian (S) Balam sundi, balam beringin (S) Simpur (K) Lewang (K)
J,S,K,Sl S,K,Sl I S,K J,S,K J,S,K S,K K
1 1 1 1 1 1 1 1
P P P P P P P P
Perepat merah (K), Bogem (J) Bogem kelabu (S)
I I
1 1
P P
Punah (K)
S,K
2
P
Kakapasan (J), suwa lansat (S)
I
1
Pd
Keput bajuku (K) -
K K K
1 1 1
P P P
Sulik tekuluk (K) -
K J,S,K
1 1
S S
Nama Suku dan Jenis
Nama Daerah / Lokal
206. N. uncinatum Radlk. ex Leenh.* 207. Pometia pinnata J.R. & G. Foster* 208. Xerospermum laevigatum Radlk. 209. X. noronhianum (Blume) (Blume) SAPOTACEAE 210. Chrysophyllum lanceolatum (Blume) DC. 211. P. obovatum (Griff.) Engl. 212. Palaquium rostratum (Miq.) Burck. 213. P. walsurifolium Pierre ex Dubard 214. Payena acuminata (Blume) Pierre 215. P. laerii (Teysm. & Binned) Kurz 216. P. lowiana Pierre 217. Pouteria malaccensis (Clarke) Baehni SONNERATIACEAE 218. Sonneratia caseolaris (L.) Engl. 219. S. ovata Backer THEACEAE 220. Tetramerista glabra Miq. THYMELAEACEAE 221. Phaleria capitata Jack TILIACEAE 222. Microcos hirsuta Burret 223. M. ovatolanceolata Burr. 224. M. stylocarpa (Warb.) Burret ZINGIBERACEAE 225. Alpinia mutica Roxb. 226. Eltingera littoralis (Koenig) Giseke
Perawakan P P P P
Keterangan: • Daerah persebaran: I = Indonesia; J = Jawa; K = Kalimantan; M = Maluku; NT = Nusa Tenggara; P = Papua; S = Sumatera; Sl = Sulawesi. • Perawakan: P = pohon; Pd = perdu; S = semak; L = liana; Tp = terna-pohon. • Status: * = dibudidayakan; + = tumbuhan endemik; # = tumbuhan langka. • Pemanfaatan: 1 = buah masak dimakan segar, 2 = buah masak diolah sebagai bahan makanan/minuman, 3 = buah muda dimakan segar atau sebagai campuran makanan, 4 = sebagai bahan/material pemuliaan (sambungan, persilangan, dan lain-lain).
Gruezo (1991) melaporkan bahwa di seluruh dunia terdapat sekitar 40 jenis Mangifera. Kostermans dan Bompard (1993) melaporkan bahwa di Kalimantan saja terdapat 31 jenis Mangifera dan 3 jenis di antaranya endemik. Sedangkan dalam penelitian ini ditemukan 23 jenis Mangifera asli Kalimantan, 13 jenis diantaranya telah dibudidayakan dan 4 jenis lainnya merupakan tumbuhan endemik (Tabel 1.). Ketiga jenis mangga yang endemik yaitu Mangifera applanata, M. casturi, M. havilandii dan M. pajang. Khususnya untuk M. casturi, jenis mangga yang ukuran buahnya kecil ini mempunyai warna buah yang bervariasi dari kuning orange sampai ungu kehitaman. dan rasanya cukup enak serta baunya harum. Berbeda dengan M. pajang, jenis mangga ini mempunyai buah yang berukuran paling besar (diameter buahnya mencapai 20 cm) dibandingkan dengan jenis-jenis dari marga Mangifera lainnya. Keistimewaan lain pada M. pajang adalah kulit buahnya dapat dikupas seperti halnya kalau mengupas kulit buah pisang. Jenis mangga ini telah banyak ditanam di kebun-kebun milik penduduk lokal terutama di Kalimantan Timur dan Kalimantan Barat. Di samping M. pajang, jenisjenis Mangifera lainnya yang juga banyak ditanam oleh
penduduk di Kalimantan dan mempunyai keanekaragaman plasma nutfah yang cukup tinggi adalah M. indica, M. odorata dan M. foetida (Purwanto, 2000). Besarnya keanekaragaman jenis dan plasma nutfah Mangifera di Kalimantan akan memberikan harapan yang baik untuk pengembangannya di masa mendatang khususnya dalam usaha pemuliaan tanaman mangga. Kerabat manggis (Garcinia spp.) Manggis dari Indonesia merupakan salah satu buah tropika terbaik dan yang paling disukai di dunia. Permintaan pasar global terhadap komoditas buah manggis terus meningkat karena kelezatan buahnya. Namun permasalahan utama yang dihadapi dalam budi daya manggis antara lain adalah lambatnya laju pertumbuhan, panjangnya dormansi mata tunas serta adanya getah kuning pada buahnya. Oleh karena itu faktor-faktor yang menjadi kendala dalam budi daya tersebut harus dapat diminimalisasi. Salah satunya adalah dengan cara pemuliaan tanaman. Menurut Hambali (dalam Sari dan Hanan, 2000) dilaporkan bahwa keanekaragaman jenis dan plasma nutfah marga Garcinia di Indonesia sangat tinggi.
124
B i o S M A R T Vol. 6, No. 2, Oktober 2004, hal. 117-125
Hal ini sangat menguntungkan dalam pelaksanaan pemuliaan tanaman. Dilaporkan pula bahwa di seluruh Indonesia diperkirakan terdapat sekitar 91 jenis Garcinia dan lebih dari 50 jenis yang dapat dicoba kompatibilitasnya sebagai batang bawah manggis. Dalam penelitian ini hanya dapat ditemukan 20 jenis Garcinia asli Kalimantan. Dari 20 jenis Garcinia tersebut hanya 4 jenis yang telah dibudidayakan dan sisanya masih tumbuh liar di hutanhutan. Jenis buah-buahan yang tumbuh liar di hutan-hutan ini mempunyai kontribusi besar untuk batang bawah atau interstem terhadap penampilan agronomi jenis tanaman budi daya (Purnomo dkk, 2002). Sedangkan 4 jenis Garcinia yang telah dibudidayakan yaitu G. dulcis, G. forbesii, G. Nigrolineata, dan G. parviflora (Tabel 1.). Jenis yang terakhir ini yaitu G. parviflora mempunyai perawakan pohon yang pendek yaitu antara 2-5 meter tingginya sehingga jenis ini berpotensi sebagai material batang bawah. Demikian pula untuk G. celebica juga berpotensi sama sebagai material batang bawah karena pada G. celebica mempunyai laju pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan G. mangostana (Syah dkk., 2002). Di Kalimantan dapat ditemukan pohon manggis (G. mangostana) yang tumbuh secara liar di hutan-hutan pamah Dipterocarpaceae. Populasi manggis yang tumbuh liar di hutan dapat dimanfaatkan sebagai pohon induk (sumber plasma nutfah) karena tahan terhadap serangan hama dan penyakit. Di samping itu di Kalimantan juga dapat ditemukan tetua diploid dari manggis yaitu G. malaccensis. Jenis pohon ini mempunyai ciri fenotip yang sangat mirip dengan manggis namun dalam ukuran yang lebih kecil. G. malaccensis adalah diploid dan berumah dua sehingga mempunyai keragaman genetik yang tinggi sekaligus juga membuka peluang bagi pemuliaan tanaman manggis. Diharapkan dengan ditemukannya G. malaccensis maka akan membuka peluang dihasilkannya manggis triploid yang tanpa biji karena manggis merupakan tanaman tetraploid. Pada penelitian anatomi batang dilaporkan bahwa G. malaccensis juga menunjukkan tingkat kompatibilitas yang tinggi terhadap manggis (G. mangostana) (Tirtawinata dan Hapid, 2000). Kekayaan jenis kerabat manggis (Garcinia spp.) ini selain dapat dimanfaatkan sebagai bahan rekayasa genetika dalam perbaikan varietas dan dalam pembibitan sebagai batang bawah untuk mempercepat pertumbuhan manggis juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber polen dalam persilangan (Syah dkk., 2002). Di samping itu, kerabat manggis (Garcinia spp.) juga dilaporkan dapat dimanfaatkan sebagai pohon pinggir jalan, reboisasi dan pencegah erosi serta sumber makanan bagi satwa liar (Sari dan Hanan, 2000). Kerabat rambutan (Nephelium spp.) Kalimantan juga merupakan pusat keanekaragaman rambutan. Di kawasan pulau ini dapat ditemukan berbagai macam buah-buahan dari kerabat rambutan mulai yang berukuran kecil sebesar kelereng sampai yang berukuran sebesar kepalan tangan, atau yang kulit buahnya rata sampai yang berambut panjang serta yang rasanya asam sampai yang manis. Seibert (1991) melaporkan bahwa di seluruh dunia terdapat 22 jenis Nephelium dan 16 jenis
(termasuk 8 jenis endemik) di antaranya terdapat di Borneo. Di samping keanekaragaman jenis Nephelium di Kalimantan cukup tinggi, sumber daya genetik yang ada dalam setiap jenisnya juga tinggi. Sebagai contoh, rambutan (N. lappaceum) yang ditanam di satu desa (Mekar Jaya) di daerah Sambas-Kalimantan Barat telah ditemukan tidak kurang dari 15 kultivar (Siregar dkk., 2000). Dalam penelitian ini hanya ditemukan 9 jenis Nephelium asli Kalimantan, 5 jenis di antaranya telah dibudidayakan dan 2 jenis lainnya merupakan tumbuhan endemik (Tabel 1.). Di samping N. lappaceum, jenis lainnya yang juga diduga mempunyai keanekaragaman genetik yang tinggi adalah N. maingayi dan N. ramboutanake. Karena kedua jenis Nephelium ini juga banyak ditanam di kebun-kebun dan pekarangan penduduk. Dalam upaya untuk mendapatkan buah rambutan yang berkualitas bagus dan produksi buahnya tinggi maka dapat dilakukan dengan cara memadukan antara sifat-sifat baik yang dimiliki oleh setiap kelompok populasi jenis. Sehingga diharapkan akan dapat diperoleh buah rambutan yang berbuah lebat, berdaging buah manis dan kering serta ngelotok, kulit buahnya merah darah dan kurang berambut. Buah-buahan lain Masih cukup banyak jenis buah-buahan asli Kalimantan yang bernilai ekonomi dan berpotensi untuk dikembangkan ataupun yang secara genetik merupakan aset yang tidak ternilai dan perlu mendapat perhatian untuk pengembangannya. Beberapa di antaranya adalah kerabat menteng (Baccaurea spp.). Dari hasil penelitian ini ditemukan 20 jenis Baccaurea, 7 jenis telah dibudidayakan dan sisanya masih tumbuh secara liar di hutan-hutan (Tabel 1.). Ketujuh jenis Baccaurea yang telah dibudidayakan adalah Baccaurea bracteata, B. lanceolata, B. macrocarpa, B. motleyana, B. parviflora, B. Pubera, dan B. racemosa. Sebagian besar jenis dalam kerabat marga Baccaurea ini hasil panen buahnya hanya dikonsumsi sendiri dan tidak untuk dijual, kecuali Baccaurea motleyana dan B. racemosa. Kedua jenis Baccaurea tersebut dilaporkan bahwa frekuensinya cukup signifikan ditemukan di kawasan pemukiman suku Dayak di Kalimantan (Purwanto, 2000). Oleh karena itu pula keanekaragaman genetik kedua jenis Baccaurea tersebut juga cukup besar. Di samping itu kedua jenis ini juga seringkali dapat dijumpai di pasar-pasar tradisional terutama pada waktu musim panen buah. Tingginya keanekaragaman jenis dan plasma nutfah kerabat menteng ini merupakan modal utama dalam usaha untuk meningkatkan kualitasnya. Buah-buahan lainnya yang juga berpotensi untuk dikembangkan adalah jenis-jenis dari kerabat nangka (Artocarpus spp.). Kerabat nagka (Artocarpus spp.) di Indonesia tercatat ada 26 jenis (Purnomo dkk., 2002). Dari hasil penelitian ini tercatat ada 13 jenis Artocarpus asli Kalimantan dan 3 jenis di antaranya endemik (Tabel 1.). Ketiga jenis Artocarpus yang endemik adalah A. nitidus ssp. borneensis, A. obtusus dan A. odoratissimus. Di samping itu, 9 dari 13 jenis Artocarpus tersebut telah dibudidayakan dan sisanya masih tumbuh liar di hutanhutan. Kesembilan jenis Artocarpus yang telah
UJI – Buah-buahan asli Kalimantan
dibudidayakan adalah A. altilis, A. anisophyllus, A. elasticus, A. integer, A. kemando, A. lanceifolius, A. nitidus ssp. boeneensis, A. obtusus dan A. odoratissimus. Dua dari 9 jenis Artocarpus yang telah dibudidayakan, A. integer dan A. heterophyllus adalah yang paling banyak ditemukan dan ditanam di kebun-kebun dan pekarangan penduduk di Kalimantan. Oleh karena itu kedua jenis Artocarpus ini di samping mempunyai keanekaragaman genetik yang cukup besar juga berpotensi untuk dikembangkan di Kalimantan. KESIMPULAN Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Kalimantan kaya akan keanekaragaman jenis dan plasma nutfah buah-buahan aslinya. Suatu peluang besar dimungkinkan untuk meningkatkan penganekaragaman, mutu, dan produksi buah-buahan asli Indonesia khususnya Kalimantan. Tidak semua jenis perlu dikembangkan sekarang. Pemilihan prioritas seyogyanya didasarkan pada perhitungan ekonomi pasar, permintaan kebutuhan dasar serta modal bahan dasar kekayaan keanekaragaman jenis dan plasma nutfah buah-buahan yang dimiliki. Prioritas utama yang dipilih untuk dapat dikembangkan saat ini antara lain adalah jenis-jenis dari kerabat durian, mangga, rambutan, dan manggis. Kegiatan pemuliaan memerlukan waktu yang cukup lama, karena sebagian besar jenis-jenis buah-buahan asli Kalimantan tersebut tergolong jenis pohon yang daur hidupnya panjang. DAFTAR PUSTAKA Gruezo, W. S. 1991. Mangifera L. In Verheij, E.W.M. and E. Coronel (eds.). Edible Fuits and Nuts. Netherlands: Pudoc Wageningen/Plant Resources of South-East Asia (PROSEA). Kartikasari, S.N. 2001. Tumbuhan langka Indonesia. Dalam Mogea J.P., D. Gandawidjaja, H. Wiriadinata, R.E. Nasution, dan Irawati. LIPISeri Panduan Lapangan. Bogor: Balai Penelitian Botani, Puslitbang Biologi-LIPI.
125
Kostermans, A.J.G.H. and J.M. Bompard. 1993. The Mangoes. Their Botany, Nomenclature, Horticulture and Utilization. London: IBPGR & Academic Press. Purnomo, S., Suharto, Sudjito dan S. Hosni. 2002. Eksplorasi dan konservasi sumber daya genetik. Buletin Plasma Nutfah 8 (1): 6-15. Purwanto, Y. 2000. Etnobotani dan Konseravasi Plasma Nutfah Hortikultura: Peran sistem Pengetahuan Lokal pada Pengembangan dan Pengelolaannya. Proseding Seminar Sehari. Hari Cinta Puspa & Satwa Nasional. Menggali Potensi dan Meningkatkan Prospek Tanaman Hortikultura Menuju Ketahanan Pangan. Bogor: Pusat Konservasi Tumbuhan-Kebun Raya Bogor, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Rifai, M.A. 1986. Flora Buah-buahan Indonesia. Bogor: LBN-LIPI. Sari, R. dan A. Hanan. 2000. Garcinia (Clusiaceae) di Kebun Raya Bogor; fisiognomi, keragaman, dan potensi. Proseding Seminar Sehari. Hari Cinta Puspa & Satwa Nasional. Menggali potensi dan meningkatkan prospek tanaman hortikultura menuju ketahanan pangan. Bogor: Pusat Konservasi Tumbuhan-Kebun Raya Bogor, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Sastrapradja, S. D. dan M.A. Rifai. 1989. Mengenal Sumber Pangan Nabati dan Plasma Nutfahnya. Bogor: Komisi Pelestarian Plasma Nutfah Nasional dan Puslitbang Bioteknologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Seibert, B. 1991. Nephelium L. In Verheij, E.W.M. and R.E. Coronel (eds.). Edible Fruits and Nuts. Netherlands: Pudoc Wageningen. Plant Resources of South-East Asia (PROSEA). Siregar, M., E.N. Sambas, dan Ismail. 2000. Peran masyarakat adat Kalimantan dalam melestarikan plasma nutfah pohon buah-buahan. Proseding Seminar Sehari. Hari Cinta Puspa & Satwa Nasional. Menggali Potensi dan Meningkatkan Prospek Tanaman Hortikultura Menuju Ketahanan Pangan. Bogor: Pusat Konservasi TumbuhanKebun Raya Bogor, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Syah, M.J.A., T. Purnama, dan F. Osman. 2002. Keragaman daun, buah, dan pertumbuhan beberapa spesies kerabat manggis. Buletin Plasma Nutfah 8 (1): 1-5. Tirtawinata, M. R. dan U. Hapid. 2000. Studi anatomi keragaman Garcinia spp. sebagai calon batang bawah manggis (Garcinia mangostana L.). Proseding Seminar Sehari. Hari Cinta Puspa & Satwa Nasional. Menggali Potensi dan Meningkatkan Prospek Tanaman Hortikultura Menuju Ketahanan Pangan. Bogor: Pusat Koservasi Tumbuhan-Kebun Raya Bogor, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Verheij, E.W.M. and R.E. Coronel (eds.). 1991. Edible Fruits and Nuts. Netherland: Pudoc Wageningen. Plant Resources of South-East Asia (PROSEA). Yap, S.K., A. Martawijaya, R.B. Miller, and R.H.M.J. Lemmens. 1995. Durio Adans. In Lemmens, R.H.M.J., I. Soerianegara, and W.C. Wong (eds.). Timber Trees: Minor Commercial Timbers. Bogor. Plant Resources of South-East Asia (PROSEA).