Proce . gs of 6th Basic Science National Seminar Department of Physics , Faculty of Sciences Brawijaya University, Indonesia, February 21st, 2009
'.~
; 1 'i
.~~~ : : : ;~!'
...•.
.'
- ", '
'. ~ ' , '
.. ... ' :
Potensi Rutan Lindung Gunung Kelud sebagai Plasma Nutfah . ~ , Tumbuhan Liar .Berprospe~ Ekonomi Syamsul Hidayat & Inggit Puji Astuti Pusat Konservasi Tumblihan-Kebun Raya Bogor, LIPI
[email protected]; inggit
[email protected]
Abstrak. Mount Kelud is wellknown for its ecotourism. On the other hand the economic value of its vegetation is poorly known. The study of usefitl plant in Mount Kelud Protected Forest is in adequate. Only a few researchers have observed the wild plant potential for medicinal use. Eight transects were established to investigate those plants. Twenty-four species were found to be potential for medicine, seven species as source offruits, eleven species as ornamental plants, and thirteen species for other prospect. Kata kunci: Mount Kelud protected forest, plant, economic
Pendahuluan Hutan Lindung Gunung Ke1ud adalah salah satu hutan tropis yang tersisa di daerah Jawa Timur. Secara administrasi kawasan ini berada pada daerah perbatasan Kabupaten Kediri, Kabupaten Blitar dan Kabupaten Ma1ang. Kawasan yang terkenal dengan kawahnya yang masih aktif ini mempakan daerah wisata yang cukup banyak diminati pengunjung. Tingginya aktivitas manusia ke daerah kawasan hutan sekitar Gunung Kelud ditunjang dengan aksesibilitas yang mudah menyebabkan kawasan hutan mendapat ancaman kerusakan yang perlu mendapat perhatian. Keaktifan Gunung Kelud dengan puncak tertinggi 1731 m dpl ini juga membuat kondisi ekosistem kawasan hutan cukup terganggu untuk beberapa peri ode. Beberapa kawasan yang gundul akibat bencana semburan lava ditambah dengan perambahan oknum masyarakat semakin mempersempit keberadaan kawasan hutan yang masih menyimpan beragam flora khas Jawa ini. Pada abad ke-20, Gunung Kelud tercatat meletus pada tahun 1901, 1919, 1951, 1966, dan 1990. Menurut penelitian gunung ini sangat aktif dan selama kurun waktu 100 tahun terakhir tercatat sudah terjadi letusan lebih dari 40 kali (Anonim. 2007). Aktivitas gunung ini meningkat pada akhir September 2007 dan masih terns berlanjut hingga Oktober tahun yang sarna. Fenornena alarn ini tentu berpengaruh terhadap kestabilan lingkungan di sekitar kawasan hutan Gunung Kelud. Sebagaimana kawasan hutan lainnya di pulau Jawa, kawasan hutan lindung Gunung Kelud memiliki beberapa jenis flora yang berpotensi untuk dikembangkan baik secara ekologis maupun secara ekonomis. Beberapajenis tumbuhan obat di kawasan hutan Jawa bahkan sudah mu1ai langka (Hidayat. 2006). Hutan yang berjarak tidak terlalu jauh dari pemukiman masyarakat ini perlu dirawat dan diberdayakan untuk kemakmuran rakyat sekaligus rnenunjang tujuan pemanfaatan secara 1estari. Keseimbangan antara tujuan me1estarikan keanekaragarnan hayati dengan berbagai kebutuhan lainnya da1am berbagai keputusan yang diambil dapat dicapai jika nilai dan pi1ihan para pemangku kepentingan, khususnya masyarakat yang hidupnya mengandalkan hutan setempat, diperhitungkan (Sheil. 2004). Bahkan dalarn Agenda 21 (Anonim.1997) disebutkan bahwa 'Upaya pelestarian hams disertai dengan perneliharaan sistem pengetahuan tradisional dan pengembangan sistem pemanfaatan keanekaragaman hayati yang dilandasi oleh pembagian keuntungan yang adil'. Tumbuhan berpotensi ohat, pangan, tanaman hias, bahkan berpotensi industri rumah tangga perlu digaJi agar keberadaan hutan lebih menyatu dengan masyarak at sekitar. Dengan diketahuinya beberapa jenis ' fumbuhan liar berprospek ekonomi diharapkan rnasyarakat clapat lebih menghargm keberadaan hutat1 dati ikut menjaganya demi kele§tarian dan kl!§~jaht~[33n bersama.
ISBN: 978-979-19450-0-4
v-
7
Proceeding f 6th Basic Science National Seminar Department of Physics, Faculty of Sciences Brawijaya University, Indonesia, February 21st, 2009
Metode Untuk mengetahui jenis-jenis tumbuhan berprospek ekonomi yang terdapat di Hutan Lindung Gunung Kelud maka dilakukan sampling dengan Inenggunakan transek 10 xl00 m. Inventarisasi jenis tumbuhan liar dilakukan pada 8 jalur transek yang terbagi dalam 4 sektor. Pencatatan meliputijenis tumbuhan dan habitusnya serta potensinya. Untuk menegaskan potensi dilakukan wawancara dengan beberapa warga sekitar, sedangkan untuk memastikan jenis dilakukan pengkajian melalui spesimen herbarium. Keberadaan populasi dinyatakan secara kualitatif dengan katagori melimpah, banyak, sedang, sedikit, dan jarang (Kayode. 1999) Lokasi transek dipusatkan di kawasan hutan Gajah mungkur, Watu lawang dan Lungur dowo yang merupakan wilayah administrasi RPH Gandusari, BKPH Wlingi, KPH Blitar. Ketiga lokasi ini ditempuh melalui Desa Rotorejo, Kecamatan Gandusari, tepatnya pada posisi LS 07° 59'36.7" dan BT 112 0 18'02.8" , mempakan desa terdekat di kaki Gunung Kelud. Sedangkan satu lokasi lagi yaitu Hutan Lindung Kalikuning, blok butan Salaman di Desa Penataran, Kecamatan Glegok tepatnya pada posisi LS 07° 57'56.5" dan BT 112° 16' 13.2" yang merupakan areal kerja RPH Penataran, KPH Blitar. Hasil dan Pembahasan Gunung Kelud memiliki sisa hutantropis yang lebih didominasi oleh jenis-jenis perdu dan merambat seperti jenis-jenis rotan -;(Plectocomia elongataMartelli, Calamus spp) dan bambu (Gigantochloa -apus Kurz.). Eupatorium riparium Reg., Polygonum chinense Linn, Costus speciosus (J.King) Sm, Donax parviflora Ridl., Maranta arundinacea L., Gleichenia linearis (Burm. f.) C. B. Clarke, dan jenis-jenis dari suku Zingiberaceae serta Asteraceae lebih mendominasi kawasan, Hal ini mirip dengan kondisi hutan di kawasan Gunung Kawi (Hidayat. 2008) yang merupakan kawasan gunung terdekat dengan Gunung Kelud. Kondisi panas sangat teras a dengan suhu udara rata-rata pada pagi hingga siang hari antara 25-30° C dan kelembaban relatif udara rata-rata di bawah 90%. Jenis-jenis Cinnamomum spp yang wnumnya berpotensi obat banyak ditemukan di sini antara lain Cinnamomum sintoc Blume, Cinnamomum burmanni Nees ex Blume, Cinnamomum iners Reinw. ex Blume dan Cinnamomum cassia (L.) Nees ex Blume. Demikian halnya jenis-jenis Araceae seperti Alocasia macrorrhiza Schott dan Amorphophallus mullen' Blwne dapat ditemukan di antara dominasi tegakan Cyathea contaminans (Wall.) Copel. di Lungurdowo. Tegakan yang bempa pohon besar memang sangat jarang ditemukan, kecuali beberapa jenis seperti Tabernaemontana macrocarpa Jack, Vernonia arborea Ham., Ficus spp dan Trevesia sundaica Miq. serta jenis palem-paleman (Arecaceae). Jenis palem-paleman seperti Pinanga kuhlii Blume dan rotan Daemonorops melanochaetes Blume lebih mudah ditemukan di kawasan hutan Watulawang yang secara umum tanahnya bel1'asir dan berserasah tebal dengan pH tanah antara 6.9 -7.1 dan kemiringan lahan 50% -70% pada ketinggian 850 -900 m dpl. Sementara itu untuk menuju Hutan Lindung KalilUlning biok Salaman hams didahului memasuki kawasan perkebunan blok Candisewu. Sepanjang perjalanan menuju kawasan akan ditemui beragam tanaman kebun yang tumbuh baik seperti jati, jenlk, sengon, tebu, dan cengkeh. Kawasan hutan blok Salaman relatif datar nalnun berbatasan langsung dengan teb'lng~tet>1ng yang sangat curam di hutan lindung campuran. Di blok hutan Salaman inilah dapat ditemukan Alstonia scholaris CR.) Br. yang cukup besar, yang memang sering Inenjadi sasaran orang untuk
v - 8
Pro edings of 6th Basic Science National Seminar De .utment of Physics, Faculty of Sciences Brawijaya University, Indonesia, February 21st, 2009
diambil kulit kayunya sebagai obat malaria. Selain itu potensi blok Salaman sebagai plasma nutfah tmnbuhan obat sangat baik, terutama ditemukannya jenis-jenis dari Zingiberaeeae seperti Amomum compactum Soland ex Maton, .Costus speciosus '(J.King) Sm, Etlingera megalocheilos (Griff.), Curculigo capitulata (Lour:) Kuntze, dan CommeUna paludosa Blume. Sementara dari jenis merambat, Piper spp sangat mendominasi kawasan yang memiliki suhu udara antara 29-30° C dan kelembaban relatif 80-85% ini. Kawasan pada ketinggian 730 -780 m dpl ini juga menyimpan potensi lain dari marga Cinnamomum yaitu Cinnamomum iners dan bahkan bila masuk lebih jauh lagi ke kawasan ini, dapat ditemukan pohon penting dan langka seperti Parkia timoriana (DC) Merr. Hal ini berdasarkan informasi dari warga yang pernah menemukannya, seperti halnya ditemukan Me/icope latifolia (DC) T.G. Hartley dan Artocarpus altiUs (Park. Ex Zoll.) Forsberg. Namun demikian ditemukannya jenis-jenis bernilai ekonomi ini diharapkan masyarakat dan pengelola kawasan tidak hanya menyikapi dengan baik nilai-nilai ekonominya saja seperti terjadi di Taman Nasional Meru Betiri yang masyarakatnya mengumpulkan biji kedawung (Parkia timoriana) sedangkan sinyal kelangkaannya tidak menjadi stimulus terhadap aksi konservasinya (Arnzu. 2007) Tumbuhan obat liar yang paling dominan di lokasi ini adalah walidengen atau Chloranthus erectus (Bueh-Ham) Verde, menurut Mabberley (1990) bersinonim dengan C. officinalis Bl. Jenis ini berupa perdu tegak 0,5-2,5 m, tumbuh pada ketinggian 50-1450 m dpl. Menurut Heyne (1987) orang Sunda membuat ekstrak akar kering sebagai bahan penyegar. Sedangkan di Jawa Timur daunnya digunakan sebagai teh. Semua bagian tumbuhan ini jika diremas akan harum, akarnya berbau seperti kamper dan rasanya sedikit agak pahit. Tumbuhan ini dapat digunakan untuk mengobati demam dan sakit kulit. Beberapa jenis lain yang lebih spesifik berprospek dikembangkan seeara ekonomi adalah seperti tereantum pada tabel-tabel berikut : Tabel I. Jenis-jenis tumbuhan berprospek sebagai bahan obat Namajenis Namadaerah Suku Alstonia scholaris R. Br. Pule Apoeynaeeae Amomum compactum Soland Kapolaga Zingiberaeeae ex Maton Amorphophallus mulleri lIes-iles Araceae Blume Chloranthus erectus (BuehWalidengen Chloranthaeeae Ham) Verde. Cinnamomum sintoc Blume Sintok Lauraeeae Costus speciosus (J.King) Sm Pacing Costaceae Curculigo capitulata (Lour.) Amarylidaeeae Kuntze Etlingera megalocheilos tepus Zingiberaeeae (Griff.) Criuk Eupatorium odoratum Linn Asteraceae Eupatorium riparium Reg. Teklan Asteraeeae Graptophyllum pictum (L.) Daun wungu Aeanthaceae Griff. Leea indica (Burm.f.) Merr. Leeaeeae Litsea heiferi Hk.f. var. ovata Krangean Lauraceae
ISBN: 978-979-19450-0-4
Habitus Pohon Herba
Populasi Jarang Me limp ah
Herba
Sedikit
Perdu
Melimpah
Pohon Herba Herba
Sedikit Banyak Sedang
Herba
Sedang
Herba Herba Perdu
Melimpah Me limp ah Sedikit
Perdu Pohon
Sedikit Jarang
v - 9
Proceedings of b Basic Science National Seminar Department of ysics , Faculty of Sciences Brawijaya University, Indonesia, February 21st, 2009
. . Gamble Maranta arundinacea L. Michelia champaca L. Nauclea lanceo/ata Blume Piper baccatum Blun1e Piper majusculum Blume Pol~Konum chinense Linn Rubus reflexus Merr. var. hui (DreIs) Mete Schefflera elliptica (Blume) Harms. Syzygium polyanthum (Wight) Walp. Tabernaemontana macrocarpa Jack Vernonia arborea Ham
' .
'
.
Marantaeeae Magnoliaeeae Rubiaeeae Piperaceae Piperaceae Polygonaeeae Rosaceae
Herba Pohon Pohon Merambat Merambat Perdu Merambat
Banyak Sedikit Sedikit Sedang Sedang Melimpah Sedang
Pulo waras
Araliaceae
Merambat
Sedikit
Salam
Myrtaeeae
Pohon
Sedikit
Cembirit
Apoeynaceae
Pohon
Sedikit
Sembung
Asteraceae
Pohon
Jarang
Cempaka Nyampuh '
Porongan
Tabel2. Jenis-jenis tumbuhan berprospek sebagai smnber buah Suku Namajenis Nama daerah Arecaceae Arenga pinnata Merr. Aren Sukun Moraceae Artocarpus altilis (Park. Ex Zoll.) Forsberg. Artocarpus elasticus Reinw. Bendo Moraceae Pundung Euphorbiaceae Baccaurea javanica Muell Fagaceae Castanopsis argentea Blume Pasang Gondang Moraceae Ficus variegata Blume Rosaceae Rubus rosaefolius Smith Arbei Tabe13. Jenis-jenis tumbuhan berprospek sebagai tanaman hias Suku Namajenis Nama daerah Cembilung Begoniaceae Begonia papenoei Standley Calathea grandiflora Marantaceae Donn.Sm. Vitaceae Cissus discolor Blume Cyathea contaminans (Wall.) Cyatheaceae copel Araceae Epipremnum pinnatum (L.) Engl. Warn Malvaceae Hibiscus tiliaceus L. Orchidaceae Nephelaphyllum pulchrum Blume Orchidaceae Phaius tankervilleae banks ex I' Heritier) Blume Pinanga kuhlii Blume Areeaceae Njawar Arecaeeae Caryota mitis Lour. Araceae Rhaphidophora sylvestris (Blume) Engl.
v - 10
Habitus Pohon Pohon
Populasi Jarang Sedikit
Pohon Pohon Pohon Pohon Perdu
Jarang Jarang Jarang Sedikit Banyak
Habitus Herba Herba
Populasi Banyak Banyak
Merambat Pakupohon
Sedang Jarang
Merambat
Sedikit
Perdu Epifit
Sedikit Jarang
Herba
!arang
Pohon Pohon Merambat
Sedikit Sedikit Sedikit
Pr edings of 6th Basic Science National Seminar D partment of Physics, Faculty of Sciences Brawijaya University, Indonesia, February 21st, 2009
Tabel4. Jenis-jenis tiunbuhan liar potensi laitmya Nama daerah Suku Namajenis Sengon Albizia chinensis Merr. Mimosaceae "Lauraceae " Cinnamomum cassia (L.) Nees ex Blume "Lauraceae Cinnamomum iners Reinw. Ex Blume Horsfieldia iryaghedhi M yristicaceae (Gaertn.) Warb. Knema sumatrana Myristicaceae (Blume) W.J. de Wilde Vitex pinnata L Verbenaceae Litsea javanica Blume Lauraceae Plectocomia elongata Rotan Arecaceae Martelli Elaeocarpus sphaericus Ganitri Elaeocarpaceae (Gaertn.) K.Schum. Donax parvijlora Ridl. Bamban Marantaceae Gigantochloa apus Kurz. Bambu tali Poaceae
Calliandra calothyrsus Meissner Sapindus rarak DC
Lerak
Habitus" Pohon Pohon
Potensi Kayu Kayu
Pohon
Kayu
Pohon
Kayu
Pohon
Kayu
Pohon Pohon Merambat
Kayu Kayu Bahan kerajinan Bahan kerajinan Bahan tikar Bahan anyaman Pakan temak Bahan sabun
Pohon Herba Perdu
Mimosaceae
Perdu
Sapindaceae
Pohon
Kesimpulan dan Saran Kawasan Hutan Lindung Gunung Kelud menyimpan beragam tumbuhan liar yang berprospek ekonomi. Beberapa jenis diantaranya berprospek sebagai bahan obat (24 jenis), sebagai sumber buah (7 jenis), sebagai tanaman hias (11 jenis) dan berpotensi lainnya (13 jenis). Keberadaan jenis-jenis tumbuhan liar ini perIu digali dan dikembangkan untuk pemanfaatan secara lestari. Pohon besar relatif jarang ditemukan, namun beberapa pohon besar yang dapat ditemukan seperti Alstonia scholaris, Cinnamomum sintoc dan bahkan Parkia timoriana merupakan jenis-jenis pohon obat yang penting dan langka. Sedangkan tumbuhan obat liar yang paling dominan di lokasi ini adalah walidengen atau Chloranthus erectus. Keberadaan tumbuh-tumbuhan liar berprospek ekonomi ini diharapkan menjadi stimulus yang baik bagi pengelola kawasan dan masyarakat sekitamya untuk aksi ekonomi maupun aksi konservasinya.
Pustaka [I]Anonim. (2007), www.indonesia-aman.infol?p=I51 - 28k. akses 18 Desember 2008 [2]Hidayat, S., (2006), Tumbuhan Obat Langka di Pulau Jawa: Populasi & Sebaran, Pusat Konservasi Tumbuhan-Kebun Raya Bogor, LIPI. Bogor. [3]Sheil, D., Miriam van Heist, Basuki, Mellinda Wan, N. Liswanti, R.K.Puri, A.Wijaya, E.M.Angi, Rukmiyatai, M.A. Satjono, I. Samsoedin, K.Sidiyasa, Chris andini , E.Permana, F.Gatzweller & B.Johnson. (2004), Mengeksplorasi Keanekaragaman Hayati Lingkungan dan
ISBN: 978-979-19450-0-4
V- II
Proceedings 6th Basic Science National Seminar Department of Physics, Faculty of Sciences Brawijaya University, Indonesia, February 21st, 2009
Pandangan Masyarakat Lokal Mengenai Berbagai Lanskap Hutan, Center for International " Forestry Research, Bogor. [4]Anonim. (1997), Ringkasan Agenda 21 Indonesia (Strategi Nasional untuk Pembangunan Berkelanjutan), Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup, Jakarta. [5]Kayode, J. (1999), Phytosociological investigation of compositae weeds in abandoned farmlands in Ekiti State, Nigeria. Compositae Newsletter:34. p62-65. The Swedish Museum of Natural History, Sweden. [6]Hidayat. S, R .. S.Astuti dan LSupriatna. (2008), Potensi Tumbuhan Obat dari Gunung Kawi, Warta Kebun Raya Vol.8 No. 1. p29-34. Pusat Konservasi Tumbuhan- Kebun Raya Bogor, LIP!. Bogor. [7]Amzu, E., K. Sofyan, L.B. Prasetyo, dan H.Kartodihardjo. (2007), Sikap Masyarakat dan Konservasi: Suatu Analisis Kedawung (Parkia timoriana (DC) Merr.) Sebagai Stimulus Tumbuhan Obat Bagi Masyarakat, Kasus di Taman Nasional Meru Betiri., Media Konservasi Vol. XIIINomor 1, April 2007, p22-32 Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan IPB. Bogor. [8]Mabberley. (1990), The Plant Book. Calubridge University Press. [9]Heyne, K. (1987), Tumbuhan Berguna Indonesia., Yayasan Sarana Wana Jaya, Jakarta.
v -
12