PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP)
PENGOLAHAN LAHAN
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN PUSAT PELATIHAN PERTANIAN 2015
1
PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PENGOLAHAN LAHAN A. DEFINISI Adalah pengolahan lahan secara konvensional, pengolahan tanah konservasi Olah Tanah (OT) dan Tanpa Olah Tanah (TOT) B. TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah proses pembelajaran, peserta dapat : 1. Menentukan waktu pengolahan lahan sesuai kalender tanam. 2. Mengenal alat mesin pengolahan lahan. 3. Melakukan olah tanah. 4. Membuat saluran irigasi dan drainase. 5. Mengaplikasikan pupuk organik dan pengapuran. C. MAKSUD Peserta mampu memahami dan melaksanakan tata cara pengolahan lahan yang benar dalam budidaya tanaman kedelai. D. METODE 1. 2. 3. 4. 5.
Ceramah Ungkapan pengalaman Penugasan Curah pendapat Praktek
E. ALAT DAN BAHAN 1.
Alat a. b. c. d.
2.
Bahan a. b. c. d. e.
F.
ATK Alat pengolahan lahan OHP Telepon seluler
Kertas HVS Kertas koran Spidol Kapur Pupuk organik
TEMPAT Kelas dan Lahan praktek P4S
G. WAKTU 3 jam pelajaran @ 45 menit/jp pelajaran (1 jam teori, 2 jam praktek) 2
H.
LANGKAH KERJA No 1
Tahapan Menentukan
Alat bantu
Uraian Kegiatan
1. Mengakses kalender tanam dengan Telepon seluler
waktu
cara :
pengolahan
a. Mengetik di telepon seluler (HP) :
lahan sesuai
INFO
KATAM
Kalender Tanam
kecamatan
spasi
nama
Contoh : INFO
KATAM
KARANGPAWITAN b. Kirim ke no 083 123 456 500 atau 081 235 651 111 c. Setelah mendapat jawaban waktu tanam untuk kecamatan tersebut, maka bisa dihitung kapan waktu pengolahan lahannya 2
Mengenal
1. Mengamati cara kerja traktor roda 2
alsintan
2. Mengamati cara kerja traktor roda 4
pengolahan lahan 3
Melakukan
1. Jika menggunakan lahan tegalan
Pengolahan Lahan
Pengolahan dan
membuat saluran
tanah
dilakukan
secara sempurna ; 2 kali dibajak kemudian diratakan
irigasi 2. Menyiapkan ajir bambu, panjang
serta drainase
180 cm (10 batang), pendek 30 cm (10 batang) dan tali raffia 1 roll (1Kg) 3. Membuat bendengan dan saluran antar bedengan a. Lebar bedengan
: 180 cm
b. Lebar saluran
: 30 cm
c. Kedalaman saluran;: 30 cm d. Panjang bedengan : 30 m 4. Pembuatan bedengan dan saluran menyerap tenaga kerja laki-laki 90 HOK/Ha
3
4
Menjelaskan
1.
Menjelaskan Sistem tanpa olah
Sistem
Tanpa
tanah
Olah
Tanah
herbisida
(TOT) pra
Menyiapkan tumbuh
2
liter
ditambah perekat herbisida
(TOT)
1
liter/Ha 2.
Tanah bekas tanaman padi tidak perlu di olah / Tanpa Olah Tanah (TOT) Antara lain dengan cara buatkan saluran setiap 4-5 m petakan, dengan kedalaman 25-30 cm lebar 30 cm. dengan maksud untuk mengurangi kelebihan air sekaligus sebagai antisipasi bila tidak ada hujan
3.
Melakukan
penyemprotan
gulma/rumput
dengan
dosis
herbisida 8 cc/liter air dan perekat herbisida 2 cc/liter air 4.
Mengair
lahan
yang
akan
ditanami benih menjelang 2 hari sebelum tanam 5
Mengaplikasikan 1.
Ambil sampel tanah di suatu
pengapuran
bidang lahan dari beberapa titik sampel 2.
Campurkan sampel tanah tadi menjadi satu dan aduk sampai rata
3.
Masukkan tanah sebanyak ¼ bagian botol air mineral
4.
Masukkan air mineral ke dalam botol dengan perbandingan tanah : air = 1 : 1
5.
Kocok botol tadi selama 10 menit
6.
Diamkan selama 10 menit atau sampai tanah mengendap dan air terlihat agak jernih
7.
Masukkan ujung kertas lakmus ke dalam air selama 1 menit, kemudian angkat
8.
Amati perubahan warna pada kertas
lakmus
kemudian
bandingkan dengan bagan warna
4
yang tertera pada boks kertas lakmus 9.
pH tanah diketahui dari hasil perbandingan tersebut dan catat hasilnya, bila pH tanah terutama < 5 maka diperlukan pengapuran
10. Kebutuhan
kapur
menaikkan
pH
diperlukan
1
untuk
sebanyak ton/ha,
1,0
dengan
mengetahui pH tanah ideal untuk tanaman
kedelai
adalah
5,8
sampai 6,9 maka dapat dihitung jumlah kapur yang diperlukan untuk
menaikkan
ph
tanah
tersebut. 11. Sebarkan kapur secara merata kemudian tanah dibalik sedalam 20-30 cm lalu disiram air hingga cukup basah. 6
Mengaplikasikan 1.
Hitung kebutuhan pupuk organik
pupuk organik
sesuai
dosis
yang
direkomendasikan 2.
Aplikasikan tersebut
pupuk
dengan
cara
organik sesuai
anjuran
I.
HASIL Simpulkan hasil pengolahan lahan yang Saudara lakukan .............................................................................................................................. .......... .............................................................................................................................. ....... .............................................................................................................................. ....... .............................................................................................................................. .......
5
J.
EVALUASI DIRI Dalam penerapan pengolahan lahan, apakah Saudara mengalami kesulitan ? Beri tanda ( √ ) pada gambar berikut !!!
…….
……..
…….
dapat menerapkan pengolahan lahan tanpa bimbingan dapat menerapkan pengolahan lahan dengan bimbingan belum dapat mengolah lahan
6
K.
INFORMASI :
1. PERSIAPAN LAHAN Tanaman kedelai biasanya ditanam pada tanah kering (tegalan) atau tanah persawahan. Pengolahan tanah bagi pertanaman kedelai di lahan kering sebaiknya dilakukan pada akhir musim kemarau, sedangkan pada lahan sawah, umumnya dilakukan pada musim kemarau. Persiapan lahan penanaman kedelai di areal persawahan dapat dilakukan secara sederhana. Mula-mula jerami padi yang tersisa dibersihkan, kemudian dikumpulkan, dan dibiarkan mengering. Selanjutnya, dibuat petak-petak penanaman dengan lebar 3 m - 10 m, yang panjangnya disesuaikan dengan kondisi lahan. Diantara petak penanaman dibuat saluran drainase selebar 25 cm - 30 cm, dengan kedalaman 30 cm. Setelah didiamkan selama 7-10 hari, tanah siap ditanami. Jika areal penanaman kedelai yang digunakan berupa lahan kering atau tegalan, sebaiknya dilakukan pengolahan tanah terlebih dahulu. Tanah dicangkul atau dibajak sedalam 15 cm – 20 cm. Di sekeliling lahan dibuat parit selebar 40 cm dengan kedalaman 30 cm. Selanjutnya, dibuat petakanpetakan dengan panjang antara 10 m – 15 m, lebar antara 3 m – 10 m, dan tinggi 20 cm – 30 cm. Antara petakan yang satu dengan yang lain (kanan dan kiri) dibuat parit selebar dan sedalam 25 cm. Antara petakan satu dengan petakan di belakangnya dibuat parit selebar 30 cm dengan kedalaman 25 cm. Selanjutnya, lahan siap ditanami benih. 2. PEMBUATAN SALURAN DRAINASE Fungsi saluran drainase adalah membuang kelebihan air saat curah hujan tinggi atau memasukkan air pengairan, dengan tujuan: a.
Membuat aerasi tanah optimal untuk perkecambahan benih dan perkembangan serta pertumbuhan akar dan tanaman.
b.
Mempermudah
dan
mempercepat
pembagian
dan
perataan
air
pengairan. c.
Mempermudah
dan
mempercepat
pelaksanaan
penyemprotan
pestisida atau herbisida (sebagai jalan tenaga kerja penyemprotan ke tengah pertanaman). d.
Mempercepat pembuangan kelebihan air. Arah saluran drainase adalah memotong kontur atau searah kemiringan lereng. Jarak antar saluran drainase atau lebar bedengan ditentukan oleh tekstur tanah dan kemiringan lahan. Drainase rapat dibutuhkan oleh tanah berat (kadar liat tinggi) dan lahan yang landai dalam skala luas. Pada saat curah hujan tinggi pada awal pertumbuhan, maka hasil biji 7
kedelai berbanding lurus dengan jarak antar saluran drainase atau lebar bedengan. Pada tanah struktur gembur dan lebih mudah diolah, serta direkomendasikan kepada petani untuk menerapkan atau membuat saluran drainase setiap 3-5 m. Pada tanah berat yang bertekstur lempung jarak antar saluran drainase dapat diperapat antara 3-4 meter. Sedangkan ukuran saluran drainase lebar 30 cm dengan kedalaman 30 cm. 3. PENGAPURAN Lahan suboptimal, khususnya lahan kering masam dan lahan rawa memiliki tingkat kemasaman yang tinggi. pH adalah tingkat keasaman atau kebasa-an suatu benda yang diukur dengan menggunakan skala pH antara 0 hingga 14. Sifat asam mempunyai pH antara 0 hingga 7 dan sifat basa mempunyai nilai pH 7 hingga 14. Sebagai contoh, jus jeruk dan air aki mempunyai pH antara 0 hingga 7, sedangkan air laut dan cairan pemutih mempunyai sifat basa dengan nilai pH 7 – 14. Air murni adalah netral atau mempunyai nilai pH 7. Biasanya jika pH tanah semakin tinggi maka unsur hara akan semakin sulit diserap tanaman, demikian juga sebaliknya jika terlalu rendah akar juga akan kesulitan menyerap makanannya yang berada dalam tanah. Akar tanaman akan mudah menyerap unsur hara atau pupuk yang kita berikan jika pH dalam tanah sedang-sedang saja (cenderung netral). Jika pH larutan tanah meningkat hingga di atas 5,5; Nitrogen (dalam bentuk nitrat) menjadi tersedia bagi tanaman. Di sisi lain Pospor akan tersedia bagi tanaman pada Ph antara 6,0 hingga 7,0. Beberapa
bakteri
membantu
tanaman
mendapatkan
N
dengan
mengubah N di atmosfer menjadi bentuk N yang dapat digunakan oleh tanaman. Bakteri ini hidup di dalam nodule akar tanaman legume (seperti alfalfa dan kedelai) dan berfungsi secara baik bilamana tanaman dimana bakteri tersebut hidup tumbuh pada tanah dengan kisaran pH yang sesuai. Sebagai contoh kedelai tumbuh dengan baik pada tanah dengan kisaran pH 6,0 hingga 7,0. Kacang tanah tumbuh dengan baik pada tanah dengan pH 5,3 hingga 6,6. Banyak tanaman termasuk sayuran, bunga dan semak-semak serta buah-buahan tergantung dengan pH dan ketersediaan tanah yang mengandung nutrisi yang cukup. Jika larutan tanah terlalu masam, tanaman tidak dapat memanfaatkan N, P, K dan zat hara lain yang mereka butuhkan. Pada tanah masam, tanaman mempunyai kemungkinan yang besar untuk teracuni logam berat yang pada akhirnya dapat mati karena keracunan tersebut. 8
4. PUPUK ORGANIK Menurut Permen Menteri Pertanian No. 02Pert/HK 060/1/ 10 06/ : Pupuk organik dan pembenah tanah dalam Anonimous (2007) Pupuk Organik adalah Pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri dari bahan organik yang berasal dari tanaman atau hewan yang telah melalui proses rekayasa, dapat bebentuk padat atau cair yang digunakan untuk mensuplai bahan organik, memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Pemberian pupuk organik mempunyai fungsi : a.
Memberi nutrisi bagi tanaman baik unsur mikro maupun makro
b.
Memperbaiki struktur tanah
c.
Meningkatkan kapasitas tukar kation
d.
Meningkatkan kemampuan tanah untuk mengikat air
e.
Meningkatkan aktifitas biologi tanah
f.
Meningkatkan pH tanah
Pemberian pupuk organik dan kimia dalam bentuk dan jumlah yang tepat berperan penting dalam keberlanjutan sistem produksi kedelai
9