PETUNJUK LAPANGAN 3. PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG 1. DEFINISI Panen merupakan pemetikan atau pemungutan
hasil setelah tanam dan penanganan
pascapanen merupakan Tahapan penanganan hasil pertanian setelah panen
Teknologi penanganan panen dan pascapanen jagung terdiri dari 5 (lima) kelompok besar, yaitu pemanenan, pengangkutan, pengeringan, pemipilan, dan penyimpanan. 2. TUJUAN Peserta mampu memahami dan melakukan Panen dan penanganan pasca panen secara benar
3. MANFAAT Peserta mampu mengidentifikasi ciri – ciri jagung masak secara fisiologis dan mampu melakukan penanganan panen dan pascapanen secara benar. 4. METODE Ceramah ,diskusi, dan praktek 5. ALAT DAN BAHAN Manual dan mekanis 6. TEMPAT Lahan peraktek 7. LANGKAH KEGIATAN 1. Siapkan alat praktek 2. Tentukan ciri – ciri jagung yang siap dipanen 3. Petik tongkol dengan tangan hingga terlepas dari batangnya 4. Masukkan jagung ke dalam wadah seperti karung 5. Pengeringan 6. Pemipilan 7. Peyimpanan
1
Tahapan Proses Pemanenan Jagung No .
Tahapan
Uraian Kegiatan
Gambar -
1
1. Amati ciri – ciri jagung yg siap dipanen dan di tandai dengan masak fisiologis
Pemetikan Jagung
2. Panen di lakukan secara manual. 3. Tongkol jagung di panen dengan cara di patahkan atau di putar .
Kelobot atau pembungkus biji sudah kering atau kuning ,
Apabila kelobot dibuka, maka terlihat biji mengkilat dan keras,
2
2
Penjemuran secara alami
3
Pengeringan secara Mekanis ( driyer)
Hasil panen dikumpulkan dan masukkan dalam wadah keranjang atau karung
1. Lakukan penjemuran 2. Lakukan pembalikan setiap 2 jam sekali 3. Pastikan Kadar air hingga mencapai 17 % 4. Pembakaran diawali dengan menyulutkan api ke dalam tumpukan kayu di bagian bawah,atau gunakan kompor LPG . 5. Pada saat kayu mulai menyala, kipas ditiupkan sehingga udara pembakaran secara perlahan dihembuskan kedalam tungku dengan arah aliran kebawah.
4
Pemipilan secara mekanis
1. Siapkan alat dan bahan 2. Hidupkan mesin 3. Masukkan jagung secara bertahap 4. Masukkan jagung ke dalam karung
3
5
Pemipilan jagung secara manual
Lakukan tangan
pemipilan atau
alat
dengan manual
lainnya
4.
Pengeringan pipilan jagung
Lakukan
penjemuran
hasil
pipilan jagung di lantai jemur. Lakukan pembalikan setiap 2 jam sekali
5
Penggudangan
Lakukan penggudangan jagung dengan cara membuat alas dari kayu dan di tumpuk secara menyilang.
Teknik panen umumnya dilakukan secara manual dengan tangan. Tata cara panen jagung adalah sebagai berikut : a. Tentukan tanaman (pohon) yang bertongkol matang fisiologis (tua) b. Petik tongkol dengan tangan hingga terlepas dari batangnya 4
c. Lakukan pemetikan tongkol-tongkol lainnya pada tanaman yang terdapat diareal kebun
Tata cara panen yang baik sangat menentukan terhadap mutu hasil yang diperoleh dan akan menekan kehilangan hasil akibat pemanenan. Pemanenan yang terlalu cepat akan menyebabkan kuantitas hasil yang diperoleh rendah dan pemanenan yang terlambat akan menyebabkan sebahagian hasil akan hilang akibat serangan jamur, serangga dan binatang pengerat.
8. EVALUASI Simpulkan hasil penerapan teknis penanaman yang Saudara lakukan ........................................................................................................................................ ..................................................................................................................................... ..................................................................................................................................... ..................................................................................................................................... 9. HASIL Dalam penerapan teknis penanaman, apakah Saudara mengalami kesulitan ? Beri tanda ( √ ) pada gambar berikut !!!
…….
……..
…….
dapat menerapkan teknik panen dan pasca panen jagung tanpa bimbingan dapat penerapan teknik panen dan pasca panen jagung dengan bimbingan belum dapat penerapan teknik panen dan pasca panen jagung
5
INFORMASI
A.
Latar Belakang
Pengelolaan agribisnis yang baik harus dilakukan pada setiap sub sektor baik sektor on farm maupun off farm sehingga akan memberikan keuntungan yang optimal bagi pelaku agribisnis. Salah satunya adalah pemanenan. Dalam pemanenan banyak hal yang harus diperhatikan seperti kriteria panen dan teknik panen. Apabila proses ini dilakukan sesuai dengan persyaratan yang diperlukan maka akan diperoleh hasil panen dengan mutu yang baik serta dapat menekan kehilangan hasil pada saat panen. Persyaratan dan teknik panen yang dilakukan dengan baik juga akan memudahkan penanganan selanjutnya yaitu pasca panen dan pengolahan hasil menjadi produk setengah jadi maupun produk jadi. Bahan baku yang bermutu baik juga akan meningkatkan mutu produk olahan jagung.
Teknik panen umumnya dilakukan secara manual dengan tangan. Tata cara panen jagung adalah sebagai berikut : d. Tentukan tanaman (pohon) yang bertongkol matang fisiologis (tua) e. Petik tongkol dengan tangan hingga terlepas dari batangnya f. Lakukan pemetikan tongkol-tongkol lainnya pada tanaman yang terdapat diareal kebun
Tata cara panen yang baik sangat menentukan terhadap mutu hasil yang diperoleh dan akan menekan kehilangan hasil akibat pemanenan. Pemanenan yang terlalu cepat akan menyebabkan kuantitas hasil yang diperoleh rendah dan pemanenan yang terlambat akan menyebabkan sebahagian hasil akan hilang akibat serangan jamur, serangga dan binatang pengerat.
B.
Kriteria Panen 6
Penentuan saat panen jagung yang paling tepat amat tergantung pada tujuan penggunaan produksi. Untuk dikonsumsi sebagai jagung rebus atau jagung bakar, Saat panen yang paling tepat adalah pada stadium tongkol setengah tua, yaitu tongkol berukuran maksimum , berbiji penuh, padat dan bila biji ditekan tampak bekas melekuk. Pada skala usaha komersial, panen tongkol jagung umumnya dilakukan setelah mencapai stadium tua (matang fisiologis), karena biji-bijinya akan dikeringkan. Panen jagung stadium tua dapat dilakukan pada saat kadar air jagung tinggi dan kadar air rendah. Panen jagung kadar air tinggi dilakukan segera saat tongkol menunjukkan stadium matang fisiologis. Panen jagung juga dapat dilakukan pada kadar air rendah, yaitu dengan membiarkan dulu tongkol masak (kering) diladang, dibagian pucuknya dipotong agar kadar air biji saat panen mencapai 20 – 24 %. Waktu panen yang terlalu awal atau tongkol belum mencapai matang fisiologis dapat menurunkan kualitas produksi, yaitu persentasi butir muda cukup tinggi dan daya simpannya rendah . Sebaliknya panen jagung yang terlalu tua menyebabkan kerusakan akibat deraan lingkungan dan serangan hama. Panen pada musim hujan sering menyebabkan biji jagung berjamur, sehingga memudahkan kontaminasi aflatoksin oleh jamur (cendawan) Aspergillus sp.
Ciri-ciri jagung siap dipanen pada saat matang fisiologis adalah sebagai berikut: 1. Tongkol berumur 7-8 minggu setelah keluar bunga 2. Kelobot tongkol sudah berwarna kuning atau putih kekuning-kuningan
Pengeringan Pengeringan jagung bertongkol merupakan salah satu tahapan dalam penanganan pasca panen jagung. Terdapata beberapa metode pengeringan yang biasa dilakukan sesuai dengan jumlah jagung yang akan dikeringkan dan kondisi geografis daerah masing-masing. Pemilihan metode yang tepat diperlukan untuk menghasilkan jagung bertongkol yang memenuhi persyaratan untuk disimpan sementara maupun untuk dipipil. Perkembangan teknologi pengeringan hasil pertanian umumnya dan jagung khususnya saat ini sangatlah pesat. Terdapat berbagai macam alat dan mesin pengering dengan berbagai macam model dengan prinsip kerja yang berbeda. Dalam penggunaan alat dan mesin tersebut sangatlah penting dikuasai tentang prinsip kerja, pengoperasian dan perawatan alsin pasca operasi sehingga alsin dapat bekerja optimal dengan produktivitas yang tinggi, biaya produksi dan pemneliharaan alsin yang minimal. 7
Pengeringan jagung bertongkol merupakan kegiatan yang sangat penting dalam tahapan penanganan pasca panen jagung. Jagung yang telah dipanen harus segera dikeringkan apabila hendak disimpan sebelum dilakukan pemipilan maupun jika segera dipipil. Tujuan pengeringan adalah untuk mengurangi kadar air sehingga mencapai batas aman untuk penyimpanan dalam pengertian tidak dapat lagi ditumbuhi oleh mikroba perusak. Tujuan lain adalah supaya dalam penanganan selanjutnya tidak mengalami kerusakan seperti pada waktu pemipilan. Kadar air yang terlalu rendah pada waktu pemipilan akan menyebabkan biji jagung menjadi pecah / rusak sehingga akan mempermudah infeksi jamur dan bakteri. Pengeringan dengan sinar matahari atau penjemuran adalah pengeringan yang paling sederhana. Keuntungan dari metode pengeringan ini adalah biaya pengeringan yang lebih murah dan terjangkau ditingkat petani serta tidak membutuhkan tingkat ketrampilan yang tinggi. Kelemahannya adalah pengeringan sangat dibatasi oleh kondisi cuaca, dimana apabila cuaca mendung atau hujan maka pengeringan tidak dapat dilakukan
Dalam rangka mempermudah pemahaman mengenai teknologi pengeringan jagung, ada beberapa pengertian umum yang harus dipahami yaitu : 1.
2.
3.
4.
5. 6.
Pindah panas adalah merupakan proses dinamis dimana panas dipindahkan secara spontan dari suatu badan ke badan yang lain yang bersuhu lebih rendah. Kecepatan pindah panas tergantung pada perbedan suhu, makin besar perbedaan suhu maka pindah panas akan semakin cepat Konduksi adalah pindah panas dimana energi molekul langsung berubah dari daerah yang lebih panas ke daerah yang lebih dingin. Molekul yang berenergi lebih besar memindahkan sebahagian energi ke ke molekul tetangganya yang berenergi lebih kecil Pemancaran atau radiasi Pemindahan energi panas dengan gelombang elektromagnetikyang memindahkan energi panas dari satu badan ke badan yang lain dengan cara yang sama dengan cara memindahkan cahaya dengan gelombang cahaya elektromagnetik Pengeringan adalah proses pemindahan dari bahan atau substansi lain. Proses yang terjadi adalah pemindahan panas untuk melengkapi panas laten penguapan yang dibutuhkan dan pergerakan air atau uap air melalui bahan pangan kemudian keluar dari bahan untuk mempengaruhi pemisahan dari bahan pangan Laju pengeringan adalah jumlah uap air (Kg) yang diuapkan dari suatu bahan pada proses pengeringan dalam setiap jam Efisiensi Pengeringan adalah perbandingan atara jumlah energi yang dimanfaatkan dengan jumlah energi ( kalor) yang di keluarkan dalam proses pengeringan
8
Banyak hal yang perlu diperhatikan dalam hal pemilihan metode pengeringan. Pengeringan yang umum dilakukan adalah pengeringan dengan mengginakan sinar matahari / penjemuran dan pengeringan dengan menggunakan pengering mekanis (artificial) . Apabila sinar matahari cukup tersedia sebaiknya pengeringan dilakukan dengan menjemur dengan tujuan untuk menekan biaya pengeringan, namun apabila cuaca mendung atau musim hujan harus segera dilakukan pengeringan dengan pengering mekanis. Jika menggunakan pengering mekanis, supaya pengeringan berlangsung secara efisien dan ekonomis diperlukan pemilihan alat yang baik dengan efisiensi yang tinggi dan pengoperasiannya mudah. Untuk itulah diperlukan pengetahuan yang baik tentang teknologi pengeringan hasil pertanian umumnya dan jagung khususnya sehingga kualitas hasil yang diperoleh baik dan biaya yang dialokasikan untuk pengeringan dapat ditekan seminimal mungkin.
9