ISSN-P 2407-2192 Jurnal Teknik Informatika Politeknik Sekayu (TIPS) Volume II, No. 1, Mei 2015, h. 53 - 72
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN E-LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASILBELAJAR MATA KULIAH KOMPUTER MAHASISWA PROGRAM STUDI KEBIDANAN DI STIK BINA HUSADA PALEMBANG Oleh Tri Rizqi Ariantoro NIDN.0220018302 Program Studi Kebidanan, STIK BINA HUSADA Palembang Email:
[email protected] ABSTRAK Dukungan Infrastruktur Jaringan Komputer di STIK Bina Husada Palembang sangat memicu untuk dikembangkannya fasilitas-fasilitas layanan kepada mahasiswa. Selain Sistem Informasi Akademik, masalah yang telah menjadi tuntutan di perkuliahan adalah penyediaan sarana belajar mengajar atau perkuliahan. Riset terbaru menyebutkan bahwa mahasiswa sekarang menuntut lebih banyak waktu yang berkualitas untuk bisa berdiskusi dan membantu pemahaman dalam perkuliahan. Tatap muka di kelas menjadi tidak cukup untuk memenuhi waktu yang berkualitas itu. Salah satu alternatif adalah dikembangkannya system e-learning yang bisa memberi lebih banyak waktu dan kesempatan kepada mahasiswa untuk bisa berdiskusi. E-learning adalah sebuah proses pembelajaran dimana penyampaian materi, diskusi, dan lain-lain kegiatan perkuliahan dilakukan melalui media elektronik. Sistem e-learning yang dikembangkan adalah berbasis web dan menggunakan moodle sebagai software pembelajarannya, sehingga sistem e-learning ini disebut Internet Enabled Learning. Sampai sejauh ini sistem e-learning yang dikembangkan di program studi Kebidanan sudah pada tahap implementasi dan uji coba. Dari hasil pengujian Sistem E-learning pada mata kuliah Komputer, rata-rata responden tertarik dan antusias menggunakan model pembelajaran ini. Dengan pemanfaatan e-learning sebagai sarana pembelajaran diharapkan kualitas pembelajaran dan hasil belajar diharapkan akan semakin baik. Hasil beberapa uji coba pembelajaran dengan e-learning itu telah memberikan banyak masukan untuk perbaikan sistem.
Kata kunci: model pembelajaran, e-learning, hasil belajar.
I.
bidang yang mendapatkan dampak yang
Pendahuluan
cukup berarti dengan perkembangan teknologi ini
1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi beberapa tahun
belakangan
ini
berkembang
adalah bidang pendidikan, dimana pada dasarnya
dengan
pendidikan merupakan suatu proses komunikasi
kecepatan yang sangat tinggi, sehingga dengan
dan informasi dari pendidik kepada peserta didik
perkembangan ini telah mengubah paradigma
yang berisi informasi-informasi pendidikan, yang
masyarakat dalam mencari dan mendapatkan
memiliki unsur-unsur pendidik sebagai sumber
informasi, yang tidak lagi terbatas pada informasi
informasi, media sebagai sarana penyajian ide,
surat kabar, audio visual dan elektronik, tetapi juga
gagasan
sumber- sumber informasi lainnya yang salah satu
didik itu sendiri, beberapa bagian unsur ini
diantaranya melalui jaringan Internet. Salah satu
mendapatkan sentuhan media teknologi informasi,
Jurnal TIPS, Volume II, No. 1, Mei 2015, h. 53–72
dan
materi
pendidikan
serta peserta
53
sehingga mencetuskan lahirnya ide tentang e-
multimedia
learning (Utomo, 2001). Skenario mengajar dan
kelancaran proses pembelajaran. Segala persiapan
belajar perlu disiapkan secara matang dalam sebuah
seperti penjadwalan sampai dengan penentuan
kurikulum pembelajaran yang memang dirancang
teknis komunikasi selama proses pembelajaran
berbasis
pembelajaran
merupakan tahapan penting dalam melaksanakan
berbasis internet bukan berarti sekedar meletakkan
pembelajaran berbasis web. Penelitian ini dilakukan
materi ajar pada web. Selain materi ajar, skenario
dengan membuat model pembelajaran elektronik
pembelajaran perlu disiapkan dengan matang untuk
(e-learning) untuk meningkatkan hasilbelajar mata
mengundang keterlibatan peserta didik secara aktif
kuliah komputer di Program Studi Kebidanan STIK
dan konstruktif dalam proses belajar mereka.
Bina Husada Palembang yang berbasis internet
Teknologi baru
yang
internet.
memiliki
Menerapkan
terutama
peran
bidang
ICT
dapat
digunakan
peran
penting
sebagai
demi
sarana
yang
semakin penting dalam
menunjang proses belajar mengajar serta tidak
orang
bahwa
hanya menerapkan materi ajar pada web, tetapi juga
multimedia akan dapat membawa kita kepada
menciptakan skenario pembelajaran dengan matang
situasi belajar dimana "learning with effort" akan
untuk mengundang keterlibatan peserta didik secara
dapat digantikan dengan "learning with fun".
aktif dan konstruktif dalam proses belajar mereka.
pembelajaran.
Apalagi
yang
dalam
memegang
Banyak
dalam
percaya
pembelajaran
orang
dewasa,
Penerapan
E-learning
pendidikan
menyulitkan untuk dilaksanakan karena berbagai
diperlukan adanya tatap muka. Seluruh bahan ajar,
faktor pembatas seperti usia, kemampuan daya
diskusi, konsultasi, penugasan, latihan, ujian, dan
tangkap, kemauan berusaha, dll. Jadi proses
kegiatan
pembelajaran yang menyenangkan, kreatif, tidak
disampaikan melalui internet. Dengan kata lain
membosankan menjadi pilihan para fasilitator. Jika
model ini menggunakan sistem jarak jauh, untuk
situasi belajar seperti ini tidak tercipta, paling tidak
itulah peneliti mengangkat penelitian ini yang
multimedia dapat membuat belajar lebih efektif
berjudul “Penerapan Model Pembelajaran E-
menurut pendapat beberapa pengajar. Pada saat ini
Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata
kita semua memahami bahwa "proses belajar"
Kuliah
dipandang
KebidananDi STIK Bina Husada Palembang“.
proses
yang
aktif
dan
terpisah
keperluan
learning with effort menjadi hal yang cukup
sebagai
sepenuhnya
untuk
pembelajaran
Komputer
lainnya
Mahasiswa
dan
tidak
sepenuhnya
Program Studi
partisipatif, konstruktif, kumulatif, dan berorientasi pada
tujuan
Pembelajaran
pembelajaran, Umum
(TPU)
baik
Tujuan
maupun
Tujuan
1.2
Perumusan Masalah
1.2.1 Sistem
dapat
meningkatkan
kontribusi dan interaktifitas antar peserta didik. Melalui tatap muka peserta didik dapat mengenal sesama peserta didik dan guru pendampingnya. Keakraban ini sangat menunjang kerja kolaborasi mereka secara virtual.Persiapan matang sebelum menerapkan
sebuah
pembelajaran
hanya
pengganti kuliah;
antara pertemuan secara tatap muka dengan elektronik
dikembangkan
merupakan alat bantu perkuliahan, bukan
Pembelajaran Khusus (TPK). Mengkombinasikan
pembelajaran
yang
1.2.2
Sistem
yang
dikembangkan
adalah
berbasis web dengan dukungan PHP programming dan database MySQL; 1.2.3 Software implementasi e-learning yang dicoba
untuk
dikembangkan
dalam
pembelajaran ini adalah Moodle.
berbasis
Jurnal TIPS, Volume II, No. 1, Mei 2015, h. 53–72
54
yang besar dalam menarik perhatian mahasiswa
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian E-learning yang dikembangkan di Program
dalam
PBM,
karena
pada
dasarnya
media
Studi Kebidanan STIK Bina Husada Palembang
mempunyai dua fungsi utama, yaitu media sebagai
diharapkan bisa memberikan tambahan waktu yang
alat bantu dan media sebagai sumber belajar bagi
berkualitas diluar jam kuliah dan menjadi alat bantu
mahasiswa (Djamarah, 2002; 137). Umar Hamalik
perkuliahan untuk penyampaian materi dan tugas-
(1986), Djamarah (2002) dan Sadiman, dkk (1986),
tugas terstruktur dari mata kuliah. Selain itu juga
mengelompokkan media ini berdasarkan jenisnya
dengan pembelajaran elearning ini diharapkan
ke dalam beberapa jenis :
terselenggaranya pembelajaran mata kuliah secara
a) Media auditif, yaitu media yang hanya
online yang mampu memberi dukungan bagi
mengandalkan kemampuan suara saja, seperti
terselenggaranya
taperecorder;
sehingga
perkuliahan
mahasiswa
bisa
yang
melakukan
interaktif diskusi
b) Media visual, yaitu media yang hanya
dengan dosen maupun dengan mahasiswa yang lain
mengandalkan indra penglihatan dalam wujud
dalam forum diskusi yang disediakan dalam sistem
visual;
elearning ini.
c) Media
audiovisual,
yaitu
media
yang
mempunyai unsur suara dan unsur gambar. 2.
Landasan Teori
2.1 Peranan
Jenis media ini mempunyai kemampuan
Media
Ajar
Dalam
Proses
Pembelajaran
jenis:
Strategi mengajar menurut Muhibbin Syah (2002), didefiniskan sebagai sejumlah langkah yang direkayasa sedemikian rupa untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu. Strategi mengajar ini mecakup beberapa tahapan, seperti :
(PBM),
yang
berkaitan
dengan
strategi yang akan digunakan oleh pengajar dalam menentukan pola ajar untuk mencapai sasaran PBM;
dan visual diam, seperti film sound slide; b. Audio visual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang
Sementara itu, selain media-media tersebut di atas, di lembaga pendidikan kehadiran perangkat komputer telah merupakan suatu hal yang harus dikondisikan dan disosialisasikan untuk menjawab tantangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan
2. Strategi perencanaan proses belajar mengajar, berkaitan dengan langlah-langkah pelaksanaan mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Dalam tahap ini termasuk perencanaan tentang media ajar yang akan digunakan;
dengan
teknologi. Di sisi lain sangat banyak pengguna jasa dibidang komputer yang mengharapkan dapat membantu mereka baik sebagai tutor, tutee maupun tools yang belum mampu dipenuhi oleh tenaga yang profesional dibidangnya yang dihasilkan
3. Strategi pelaksanaan proses belajar mengajar, berhubungan
a. Audio visual diam, yang menampilkan suara
bergerak, seperti film, video cassete dan VCD.
1. Strategi perumusan sasaran proses belajar mengajar
yang lebih baik, dan media ini dibagi ke dalam dua
pendekatan
sistem
pengajaran yang benar-benar sesuai dengan pokok bahasan materi ajar. Dalam pelaksanaannya, teknik penggunaan
melalui lembaga pendidikan yang ada.
Hal ini
juga dikeluhkan oleh para pengajar terhadap kemampuan mengimplementasikan,
untuk serta
memahami, mengaplikasikan
pengajaran sejalan dengan tuntutan kurikulum
dan pemanfaatan media turut memberikan andil Jurnal TIPS, Volume II, No. 1, Mei 2015, h. 53–72
55
karena keterbatas informasi dan pelatihan yang
disampaikan secara „synchronously’ (pada waktu
mereka peroleh.
yang sama) ataupun „asynchronously’ (pada waktu yang berbeda). Materi pengajaran dan pembelajaran
2.2
Definisi E-Learning Jaya
mendefinisikan
Kumar
yang disampaikan melalui media ini mempunyai
C.
elearning
Koran sebagai
(2002), sembarang
pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau internet) untuk menyampaikan isi pembelajaran, interaksi, atau bimbingan. Ada pula yang
menafsirkan e-
learning sebagai bentuk pendidikan jarak jauh yang dilakukan melalui media internet. Sedangkan Dong (dalam Kamarga, 2002) mendefinisikan elearning sebagai kegiatan belajar asynchronous melalui
perangkat
elektronik
komputer
yang
teks, grafik, animasi, simulasi, audio dan video. Ia juga
harus
menyediakan
„discussiongroup’ dalam
dengan
bidangnya.
Tradisional
kemudahan bantuan
untuk
profesional
Perbedaan
Pembelajaran
e-learning
yaitu
dengan
kelas
„tradisional‟, dosen/guru dianggap sebagai orang yang serba tahu dan ditugaskan untuk menyalurkan ilmu pengetahuan kepada pelajarnya. Sedangkan di dalam pembelajaran „e-learning’ fokus utamanya adalah mahasiswa/siswa. Mahasiswa mandiri pada waktu tertentu dan bertanggung-jawab
untuk
memperoleh bahan belajar yang sesuai dengan
pembelajarannya.
kebutuhannya.
learning’ akan „memaksa‟ mahasiswa memainkan
Atau
e-learning
didefinisikan
sebagai berikut : e-Learning is a generic term for all technologically supported learning using an array of teaching and learning tools as phone bridging, audio and videotapes, teleconferencing, satellite transmissions, and the more recognized web-based training or computer aided instruction also commonly referred to as online courses (Soekartawi,
Haryono
dan
Librero,
2002).
Rosenberg (2001) menekankan bahwa e-learning merujuk pada penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan
serangkaian
solusi
yang
dapat
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Hal ini senada dengan Cambell (2002), Kamarga (2002) yang intinya menekankan penggunaan internet dalam pendidikan sebagai hakekat e-learning. Bahkan Onno W. Purbo (2002) menjelaskan bahwa istilah “e” atau singkatan dari elektronik dalam elearning digunakan sebagai istilah untuk segala teknologi yang digunakan untuk mendukung usahausaha
pengajaran
lewat
teknologi
elektronik
internet. Internet, Intranet, satelit, tapeaudio/video, TV interaktif dan CD-ROM adalah sebagian dari media elektronik yang digunakan pengajaran boleh Jurnal TIPS, Volume II, No. 1, Mei 2015, h. 53–72
Suasana
pembelajaran
„e-
peranan yang lebih aktif dalam pembelajarannya. Mahasiswa membuat perancangan dan mencari materi dengan usaha, dan inisiatif sendiri. Khoe Yao Tung (2000) mengatakan bahwa setelah kehadiran dosen dalam arti sebenarnya, internet akan menjadi suplemen dan komplemen dalam menjadikan wakil guru yang mewakili sumber belajar yang penting di dunia. Cisco (2001) menjelaskan filosofis e-learning sebagai berikut. Pertama,
e-learning
merupakan
informasi, komunikasi,
penyampaian
pendidikan, pelatihan
secara on-line. Kedua, e-learning menyediakan seperangkat alat yang dapat memperkaya nilai belajar
secara
konvensional
konvensional, kajian
(model
belajar
terhadap buku teks, CD-
ROM, dan pelatihan berbasis komputer) sehingga dapat
menjawab
globalisasi.
Ketiga,
tantangan
perkembangan
e-learning
tidak
berarti
menggantikan model belajar konvensional di dalam kelas, tetapi memperkuat model belajar tersebut melalui pengayaan content dan pengembangan teknologi
pendidikan.
Keempat,
Kapasitas
mahasiswa amat bervariasi tergantung pada bentuk 56
isi
dan
cara
penyampaiannya.
Makin
baik
a. Suplemen
keselarasan antar konten dan alat penyampai
Dikatakan berfungsi sebagai supplemen
dengan gaya belajar, maka akan lebih baik
(tambahan), apabila peserta didik mempunyai
kapasitas siswa yang pada gilirannya akan memberi
kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan
hasil yang lebih baik. Sementara itu Onno W.
materi pembelajaran elektronik atau tidak. Dalam
Purbo (2002) mensyaratkan tiga hal yang wajib
hal ini, tidak ada kewajiban/keharusan bagi peserta
dipenuhi dalam merancang e-learning, yaitu :
didik
sederhana, personal, dan cepat.
elektronik. Sekalipun sifatnya opsional, peserta
Sistem yang sederhana akan memudahkan
untuk
mengakses
materi
pembelajaran
didik yang memanfaatkannya tentu akan memiliki
peserta didik dalam memanfaatkan teknologi dan
tambahan pengetahuan atau wawasan.
menu yang ada, dengan kemudahan pada panel
b. Komplemen (tambahan)
yang disediakan, akan mengurangi pengenalan
Dikatakan berfungsi sebagai komplemen
sistem e-learning itu sendiri, sehingga waktu
(pelengkap) apabila materi pembelajaran elektronik
belajar peserta dapat diefisienkan untuk proses
diprogramkan
belajar itu sendiri dan bukan pada belajar
pembelajaran yang diterima siswa di dalam kelas
menggunakan
(Lewis, 2002). Sebagai komplemen berarti materi
sistem
e-learning-nya.
Syarat
untuk
melengkapi
personal berarti pengajar dapat berinteraksi dengan
pembelajaran
baik
yang
menjadi materi reinforcement (pengayaan) atau
berkomunikasi dengan murid di depan kelas.
remedial bagi peserta didik di dalam mengikuti
Dengan pendekatan dan interaksi yang lebih
kegiatan
personal, peserta didik diperhatikan kemajuannya,
pembelajaran
serta dibantu segala persoalan yang dihadapinya.
enrichment, apabila kepada peserta didik yang
Hal ini akan membuat peserta didik betah berlama-
dapat dengan cepat menguasai/memahami materi
lama di depan layar komputernya. Kemudian
pelajaran yang disampaikan guru secara tatap muka
layanan ini ditunjang dengan kecepatan, respon
(fastlearners)
yang cepat terhadap keluhan dan kebutuhan peserta
mengakses materi pembelajaran elektronik yang
didik
memang
seperti
lainnya.
layaknya
seorang
Dengan
guru
demikian
perbaikan
elektronik
materi
diprogramkan
pembelajaran elektronik
diberikan
secara
untuk
konvensional.
Materi
dikatakan
sebagai
kesempatan
untuk
khusus dikembangkan
untuk
pembelajaran dapat dilakukan secepat mungkin
mereka. Tujuannya agar semakin memantapkan
oleh pengajar atau pengelola.
tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi pelajaran yang disajikan guru di dalam kelas.
2.3
Fungsi dan Manfaat E-Learning
Dikatakan sebagai program remedial,
Ada 3 (tiga) fungsi pembelajaran elektronik terhadap kegiatan pembelajaran di dalam kelas (classroom instruction), yaitu sebagai suplemen yang
sifatnya
pilihan/opsional,
pelengkap
(komplemen), atau pengganti (substitusi) (Siahaan, 2002).
apabila
kepada peserta didik yang mengalami kesulitan memahami materi pelajaran yang disajikan guru secara tatap muka di kelas (slow learners) diberikan kesempatan
untuk
memanfaatkan
materi
pembelajaran elektronik yang memang secara khusus dirancang untuk mereka. Tujuannya agar peserta didik semakin lebih mudah memahami materi pelajaran yang disajikan guru di kelas.
Jurnal TIPS, Volume II, No. 1, Mei 2015, h. 53–72
57
c. Substitusi (pengganti)
maju
pembelajaran yang bersifat konvensional. Tidak
Beberapa perguruan tinggi di negara-negara
semua peserta didik dalam kegiatan pembelajaran
memberikan
konvensional
beberapa
alternatif
model
dapat,
berani
atau
mempunyai
kegiatan pembelajaran/perkuliahan kepada para
kesempatan untuk mengajukan pertanyaan ataupun
mahasiswanya. Tujuannya agar para mahasiswa
menyampaikan pendapatnya di dalam diskusi. Hal
dapat
kegiatan
ini disebabkan karena pada pembelajaran yang
perkuliahannya sesuai dengan waktu dan aktivitas
bersifat konvensional, kesempatan yang ada atau
lain sehari-hari mahasiswa.
yang
secara
Ada
fleksibel
3
mengelola
alternatif
model
kegiatan
pembelajaran yang dapat dipilih peserta didik, yaitu:
(1)sepenuhnya
secara
tatap
muka
disediakan
dosen/guru/instruktur
untuk
berdiskusi atau bertanya jawab sangat terbatas. 2. Memungkinkan
terjadinya
interaksi
pembelajaran dari mana dan kapan saja (time
(konvensional), (2) sebagian secara tatap muka dan
and place flexibility);
sebagian lagi melalui internet, atau bahkan (3)
Mengingat sumber belajar yang sudah dikemas
sepenuhnya melalui internet. Alternatif model
secara elektronik dan tersedia untuk diakses oleh
pembelajaran
dipilih
peserta didik melalui internet, maka peserta didik
mahasiswa tidak menjadi masalah dalam penilaian.
dapat melakukan interaksi dengan sumber belajar
Karena ketiga model penyajian materi perkuliahan
ini kapan saja dan dari mana saja (Dowling, 2002).
mendapatkan pengakuan atau penilaian yang sama.
Demikian
Jika mahasiswa dapat menyelesaikan program
pembelajaran,
perkuliahannya dan lulus melalui cara konvensional
guru/dosen/instruktur begitu selesai dikerjakan.
atau sepenuhnya melalui internet, atau bahkan
Tidak perlu menunggu sampai ada janji untuk
melalui perpaduan kedua model ini, maka institusi
bertemu dengan dosen/instruktur.
penyelenggara
3. Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang
mana
pun
pendidikan
yang
akan
akan
memberikan
juga
dengan
tugas-tugas
kegiatan
dapat
diserahkan
kepada
pengakuan yang sama. Keadaan yang sangat
luas (potentialto reach aglobal audience);
fleksibel ini dinilai sangat membantu mahasiswa
Dengan fleksibilitas waktu dan tempat, maka
untuk mempercepat penyelesaian perkuliahannya.
jumlah peserta didik yang dapat dijangkau melalui
Manfaat pembelajaran elektronik Learning
kegiatan pembelajaran elektronik semakin lebih
Menurut A. W. Bates (Bates, 1995) dan K. Wulf
(Wulf,
1996)
manfaat
banyak atau meluas. Ruang dan tempat serta waktu
Pembelajaran
tidak lagi menjadi hambatan. Siapa saja, dimana
elektronik Learning (e-Learning) itu terdiri atas 4
saja, dan kapan saja, seseorang dapat belajar.
hal, yaitu:
Interaksi dengan sumber belajar dilakukan melalui
1. Meningkatkan kadar interaksi pembelajaran
internet. Kesempatan belajar benar-benar terbuka
antara peserta didik dengan guru atau instruktur
lebar bagi siapa saja yang membutuhkan.
(enhance interactivity);
4. Mempermudah
Apabila dirancang secara cermat, pembelajaran
penyimpanan
penyempurnaan materi
pembelajaran
dan (easy
elektronik dapat meningkatkan kadar interaksi
updating of content as well as archivable
pembelajaran, baik antara peserta didik dengan
capabilities).
guru/instruktur,
didik,
Fasilitas yang tersedia dalam teknologi internet
maupun antara peserta didik dengan bahan belajar
dan berbagai perangkat lunak (software) yang terus
(enhance interactivity). Berbeda halnya dengan
berkembang
antara
sesama
peserta
Jurnal TIPS, Volume II, No. 1, Mei 2015, h. 53–72
turut
membantu
mempermudah 58
pengembangan bahan belajar elektronik. Demikian
internet, menurut Onno W. Purbo (1997), “ada lima
juga dengan penyempurnaan atau pemutakhiran
aplikasi standar internet yang dapat digunakan
bahan belajar sesuai dengan tuntutan perkembangan
untuk
materi
secara
MailingList (milis), Newsgroup, File Transfer
itu,
Protocol (FTC), dan World Wide Web (WWW)”.
materi
Sedangkan Rosenberg (2001) mengkatagorikan tiga
pembelajaran dapat pula dilakukan, baik yang
kriteria dasar yang ada dalam e-learning. Pertama,
didasarkan atas umpan balik dari peserta didik
e-learning bersifat jaringan, yang membuatnya
maupun atas hasil penilaian guru/dosen/instruktur
mampu memperbaiki secara cepat, menyimpan atau
selaku penanggung jawab atau pembina materi
memunculkan
pembelajaran itu sendiri.
sharing pembelajaran dan informasi. Kedua, e-
keilmuannya
periodik
dan
dapat
mudah.
penyempurnaan
dilakukan Di
metode
samping
penyajian
keperluan
pendidikan,
kembali,
yaitu
email,
mendistribusikan,
dan
learning dikirimkan kepada pengguna melalui 2.4
Teknologi Pendukung E-learning
komputer dengan menggunakan standar teknologi
Dalam prakteknya e-learning memerlukan bantuan teknologi. Karena itu dikenal istilah: computer based learning (CBL) yaitu pembelajaran yang sepenuhnya menggunakan komputer; dan computer
assisted
learning
(CAL)
Teknologi
pembelajaran
terus
berkembang. Namun pada prinsipnya teknologi tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: Technology based learning dan Technology based web-learning. Technology based learning ini pada prinsipnya
terdiri
dari
Audio
Technologies
(radio,
voicemailtelephone)
dan
Technologies
(video
tape,
Information audiotape,
Video video
Information text,
video
messaging). Sedangkan technology based weblearning pada dasarnya adalah Data Information Technologies (bulletin board, Internet, e-mail, telecollaboration). Dalam pelaksanaan pembelajaran seharihari, yang sering dijumpai adalah kombinasi dari teknologi yang dituliskan di atas (audio/data, video/data, audio/video). Teknologi ini juga sering dipakai pada pendidikan jarak jauh (distance education), dimasudkan agar komunikasi antara murid dan guru bisa terjadi dengan keunggulan teknologi e-learning ini. Di antara banyak fasilitas Jurnal TIPS, Volume II, No. 1, Mei 2015, h. 53–72
Ketiga,
e-learning
terfokus
pada
pandangan pembelajaran yang paling luas, solusi pembelajaran
yang
menggungguli
paradikma
tradisional dalam pelatihan.
yaitu
pembelajaran yang menggunakan alat bantu utama komputer.
internet.
Ada
beberapa
alternatif
paradigma
pendidikan melalui internet ini yang salah satunya adalah
system
(Kardiawarman,
“dot.comeducational 2000).
Paradigma
system” ini
dapat
mengitegrasikan beberapa sistem seperti, Pertama, paradigma virtualteacherresources, yang dapat mengatasi
terbatasnya
jumlah
guru
yang
berkualitas, sehingga siswa tidak haus secara intensif
memerlukan
dukungan
guru,
karena
peranan guru maya (virtual teacher) dan sebagian besar diambil alih oleh sistem belajar tersebut. Kedua, virtual
school
system, yang
dapat
membuka peluang menyelenggarakan pendidikan dasar, menengah dan tinggi yang tidak memerlukan ruang dan waktu. Keunggulan paradigma ini daya tampung mahasiswa tak terbatas. Mahasiswa dapat melakukan kegiatan belajar kapan saja, dimana saja, dan darimana saja. Ketiga, paradigma cyber educational resources system, atau dot com leraning resources system. Merupakan pedukung kedua paradigma di atas, dalam membantu akses terhadap artikel atau jurnal elektronik yang tersedia secara bebas dan gratis dalam internet. Penggunaan 59
e-learning tidak bisa dilepaskan dengan peran
didukung oleh internet tersebut terutama berkaitan
Internet. Menurut Williams (1999). Internet adalah
dengan
‘a large collection of computers in networks that
dikembangkan,
are tied together so that many users can share their
sederhana,
vast resources’.
komunikasi yang dilakukan untuk mengajak siswa
strategi
pembelajaran
yang
akan
yang kalau dijabarkan secara
bisa
diartikan
sebagai
kegiatan
mengerjakan tugas-tugas dan membantu siswa 2.5
Internet sebagai Media Pembelajaran Penggunaan
Internet
untuk
dalam memeperoleh pengetahuan yang dibutuhkan
keperluan
pendidikan yang semakin meluas terutama di negara-negara
maju,
merupakan
fakta
dalam rangka mengerjakan tugas-tugas tersebut (Boettcher, 1999).
yang
menunjukkan bahwa dengan media ini memang dimungkinkan diselenggarakannya proses belajar mengajar yang lebih efektif. Hal itu terjadi karena dengan sifat dan karakteristik Internet yang cukup khas, sehingga diharapkan bisa digunakan sebagai media pembelajaran sebagaimana media lain telah dipergunakan sebelumnya seperti radio, televisi, CD-ROM Interkatif dan lain-lain.
Strategi pengajaran, presentasi
pembelajaran diskusi,
dan
yang
membaca,
evaluasi,
meliputi penugasan,
secara
umum
keterlaksanaannya tergantung dari satu atau lebih dari tiga mode dasar dialog/komunikasi sebagai berikut (Boettcher, 1999): a. dialog/komunikasi antara guru dengan siswa; b. dialog/komunikasi antara siswa dengan sumber belajar; c. dialog/komunikasi di antara siswa. Apabila
ketiga
aspek
tersebut
bisa
diselenggarakan dengan komposisi yang serasi, maka diharapkan akan terjadi proses pembelajaran yang optimal. Para pakar pendidikan menyatakan bahwa
keberhasilan
pencapaian
tujuan
dari
pembelajaran sangat ditentukan oleh keseimbangan antara ketiga aspek tersebut (Pelikan, 1992). Kemudian dinyatakan pula bahwa perancangan suatu
pembelajaran
dengan
mengutamakan
keseimbangan antara ketiga dialog/komuniaksi tersebut Gambar 1. Jaringan internet yang dapat diakses untuk pembelajaran
sangat
penting
pada
lingkungan
pembelajaran berbasis Web (Boettcher, 1999). Yang kemudian menjadi pertanyaan adalah, apakah Internet mampu memenuhi ketiga persyaratan
Sebagai
media
yang
diharapkan
akan
menjadi bagian dari suatu proses belajar mengajar di sekolah, internet harus mampu memberikan dukungan bagi terselenggaranya proses komunikasi interaktif antara guru dengan siswa sebagaimana yang
dipersyaratkan
pembelajaran.
Kondisi
dalam yang
suatu harus
kegiatan mampu
Jurnal TIPS, Volume II, No. 1, Mei 2015, h. 53–72
tersebut?.
Sebagaimana
telah
dibahas
secara
sepintas di bagian depan, sesungguhnya internet merupakan media yang bersifat multi-rupa, pada satu
sisi
berkomunikasi
Internet secara
bisa
digunakan-untuk
interpersonal
misalnya
dengan menggunakan e-mail dan chat sebagai sarana berkomunikasi antar pribadi (one-to-one 60
communications), di sisi lain dengan e-mailpun
menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.
pengguna bisa melakukan komunikasi dengan lebih
Sedangkan menurut Clark (1996), WBI adalah
dari satu orang atau sekelompok pengguna yang
pengajaran individual yang dikirim melalui jaringan
lain
Bahkan
komputer umum atau pribadi dan ditampilkan oleh
sebagaimana telah disinggung di bagian depan,
webbrowser. Oleh karena itu kemajuan WBI akan
internet juga memiliki kemampuan memfasilitasi
terkait dengan kemajuan teknologi web (perangkat
kegiatan diskusi dan kolaborasi oleh sekelompok
keras dan perangkat lunak) maupun pertumbuhan
orang. Disamping itu dengan kemampuannya untuk
jumlah situs-situs web di dunia yang sangat cepat.
menyelenggarakan
Kemajuan
(onetomany
communications).
komunikasi
tatap
muka
perangkat
keras
ditandai
dengan
(teleconference), memungkinkan pengguna internet
pemakaian teknologi ATM (Asynchronous Transfer
bisa berkomunikasi secara audiovisual sehingga
Mode) dan serat optis yang memungkinkan transfer
dimungkinkan terselenggaranya komunikasi verbal
data yang besar dan cepat. Dalam bidang perangkat
maupun non-verbal secara real-time.
lunak,
Dengan demikian terlihat bahwa secara
Java
Microsystems
yang
dikembangkan
mampu
membuat
oleh
Sun
aplikasidalam
nyata internet memang akan bisa digunakan dalam
halaman web yang bersifat dinamis.Disamping itu
setting pembelajaran di sekolah, karena memiliki
perkembangan WBI juga dipacu oleh besarnya
karakteristik yang khas yaitu (1) sebagai media
keuntungan yang didapat bila dibanding dengan
interpersonal dan juga sebagai media massa yang
media pengajaran lainnya. Pemanfaatan internet
memungkinkan terjadinya komunikasi one-to-one
dalam WBI ini mampu mendorong perkembangan
maupun one-to-many, (2) memiliki sifat interkatif,
universitas terbuka atau pembelajaran jarak jauh,
dan (3) memungkinkan terjadinya komunikasi
karena WBI dianggap paling murah dibanding
secara sinkron (syncronous) maupun tertunda
CAI/CBI, siaran
(asyncronous),
lainnya. Dengan WBI ini belajar tidak lagi terikat
sehingga
memungkinkan
waktu
radio, kaset video, dan lain-
terselenggaranya ketiga jenis dialog/komunikasi
dengan
dan
yang merupakan syarat terselengaranya suatu
kenyataannya
proses belajar mengajar. Dengan demikian terlihat
memang bias mengirim video tetapi tidak mampu
bahwa sebagaimana media lain yang selama ini
secepat kalau mengakses kaset video, televisi, atau
telah dipergunakan sebagai media pendidikan
CD-ROM secara langsung. Lagi pula, interaksi
secara luas, Internet juga mempunyai peluang yang
waktu nyata yang dijalin tidak sebaik komunikasi
tak kalah besarnya dan bahkan mungkin karena
telepon ataupun konferensi video. Sedangkan
karakteristiknya yang khas maka di suatu saat nanti
informasi tekstual yang diperoleh pun juga tidak
Internet bisa menjadi media pembelajaran yang
sebaik dari buku atau majalah. Akan tetapi
paling terkemuka dan paling dipergunakan secara
mengapa web demikian pesat perkembangannya?.
luas.
Hal ini karena dalam web bisa didapatkan gabungan
sekarang
ruang ini,
tentunya. melalui
Pada internet
keuntungan atas media lain tersebut. Dalam web 2.6
Pengajaran Berbasis Web
bisa diperoleh informasi video dan suara sekaligus
Khan (1997) mendefinisikan pengajaran
teks dan gambar serta dimungkinkan komunikasi
berbasis web (WBI) sebagai program pengajaran
interaktif dari berbagai sumber informasi di seluruh
berbasis hypermedia yang memanfaatkan atribut
dunia. Disamping itu, menurut McManus (1995)
dan sumber daya World Wide Web (Web) untuk
ternyata jaringan internet bukanlah semata-mata
Jurnal TIPS, Volume II, No. 1, Mei 2015, h. 53–72
61
suatu media, tetapi lebih dari itu juga merupakan
pengerjaan soal-soal sedang berlangsung. Kerugian
pemberi materi dan sekaligus materinya. Seorang
cara kedua adalah bahwa setiap satu jawaban
dosen yang mengajarkan suatu topik tertentu
memerlukan identifikasi karena setiap pengiriman
melalui
merupakan kejadian yang
web
akan
dengan
mudah
independent.
Namun
menghubungkannya dengan situs-situs web yang
halini bisa diatasi dengan field tersembunyi dan
berkaitan dengan topik tersebut.
dengan"cookie".
Program WBI yang baik menurut Albert dan
Tahapan
perancangan
WBI
meliputi
Canale (1996) harus mempunyai kemampuan yang
penentuan karakteristik peserta didik, dePenelitian
lebih dari pada sekedar menjalin komunikasi dua
hasil belajar yang diharapkan, identifikasi materi
arah. Kemampuan ini meliputi:
dan strategi evaluasi,perencanaan struktur dasar
a. Penyampaian materi dalam berbagai bentuk
program, implementasi perancangan prototipe dan
data serta dapat dihubungkan ke berbagai
uji coba, merevisi dan memvalidasi,menginstall
sumber informasi lainnya (hypermedia);
serta monitoring dan review (James, 1997). Seorang
b. Pendaftaran mahasiswa secara on-line sehingga bisa dilakukan setiap saat;
dosen yang akan mengelola suatu mata kuliah dalam bentuk WBI perlu mencermati tahapan
c. Identifikasi akses berikutnya bagi mahasiswa yang sudah terdaftar;
tersebut.
Adapun
perencanaan
yang
bersifat
perangkat keras serta infrasturktur yang mendukung
d. Penelusuran kemajuan belajar;
jaringan internet bukan menjadi tanggung jawab
e. Evaluasi;
masing- masing dosen mata kuliah, akan tetapi
f. Fleksibilitas kontrol terhadap alur pembelajaran
menjadi
dan lain-lain.
tanggung
jawab
lembaga
secera
keseluruhan.
Masalah evaluasi menjadi rumit dalam program WBI. Seperti halnya dalam program belajar jarakjauh lainnya, tidak ada suatu cara untuk menjamin bahwa orang yang duduk mengerjakan soal-soal di depan komputer yang letaknya jauh di belahan bumi sana adalah mahasiswa yang telah terdaftar. Fasilitas login dengan username dan password semata-mata hanya untuk kepentingan keamanan akses mahasiswa dari orang lain yang tidak dikehendaki. Oleh karena itu kejujuran mahasiswa
memegang
peranan
yang
sangat
penting. Dengan asumsi bahwa soal-soal dikerjakan oleh mahasiswa yang terdaftar, maka evaluasi secara on-line dapat dilakukan dengan cara mengirim seluruh jawaban soal- soal sekaligus dalam satu dokumen HTML atau setiap satu jawaban soal dikirim sendiri- sendiri. Kerugian cara pertama adalah bahwa umpan balik setiap satu jawaban soal tidak bisa diberikan segera pada saat Jurnal TIPS, Volume II, No. 1, Mei 2015, h. 53–72
2.7 E-Learning Sebagai Media Pembelajaran Pembelajaran dengan menggunakan media elektronik.
E-learning,
“ElectronicLearning”
seperti juga disampaikan
namanya dengan
menggunakan media elektronik yang terhubung dengan
Internet
(WorldWideWeb)
yang
menghubungkan semua unit komputer di seluruh dunia yang terkoneksi dengan Internet) dan Intranet (jaringan yang bisa menghubungkan semua unit komputer dalam sebuah perusahaan). Jika Anda memiliki komputer yang terkoneksi dengan Internet, Anda sudah bisa berpartisipasi dalam elearning. Dengan cara ini, jumlah pembelajar yang bisa ikut berpartisipasi bisa jauh lebih besar dari pada cara belajar secara konvensional di ruang kelas (jumlah siswa tidak terbatas pada besarnya ruang kelas). Teknologi ini juga memungkinkan penyampaian pelajaran dengan kualitas yang relatif 62
lebih standar dari pada pembelajaran di kelas yang
dengan kegiatan rutin siswa), maka e-learning
tergantung pada “mood” dan kondisi fisik dari
memberikan fleksibilitas dalam memilih waktu
instruktur. Dalam e-learning, modul-modul yang
dan tempat untuk mengakses pelajaran. Siswa
sama
kualitas
tidak perlu mengadakan perjalanan menuju
pembelajaran) bisa diakses dalam bentuk yang
tempat pelajaran disampaikan, e-learning bisa
sama oleh semua siswa yang mengaksesnya,
diakses darimana saja yang memiliki akses ke
sedangkan dalam pembelajaran konvensional di
Internet.
kelas, karena alasan kesehatan atau masalah
mobiletechnology (dengan palmtop, bahkan
pribadi, satu instruktur pun bisa memberikan
telepon selular jenis tertentu), semakin mudah
pelajaran di beberapa kelas dengan kualitas yang
mengakses e- learning. Berbagai tempat juga
berbeda.
sudah menyediakan sambungan internet gratis
(informasi,
penampilan,
dan
Bahkan,
dengan
berkembangnya
Pembelajaran formal vs informal. E-learning
(di bandara internasional dan cafe-cafe tertentu),
dalam arti luas bisa mencakup pembelajaran yang
dengan demikian dalam perjalanan pun atau
dilakukan di media elektronik (internet) baik secara
pada waktu istirahat makan siang sambil
formal maupun informal. E-learning secara formal,
menunggu hidangan disajikan,
misalnya adalah pembelajaran dengan kurikulum,
memanfaatkan waktu untuk mengakses e-
silabus, mata pelajaran dan tes yang telah diatur dan
learning.
disusun berdasarkan jadwal yang telah disepakati
2.
Anda bisa
Independent Learning
pihak-pihak terkait (pengelola e-learning dan
E-learning
pembelajar
pembelajar untuk memegang kendali atas
sendiri).
Pembelajaran seperti ini
memberikan
kesuksesan
oleh
atau
pembelajar diberi kebebasan untuk menentukan
pembelajaran jarak jauh yang dikelola oleh
kapan akan mulai, kapan akan menyelesaikan,
universitas dan perusahaan-perusahaan (biasanya
dan bagian mana dalam satu modul yang ingin
perusahan konsultan) yang memang bergerak di
dipelajarinya terlebih dulu. Ia bisa mulai dari
bidang penyediaan jasa e-learning untuk umum. E-
topik-topik ataupun halaman yang menarik
learning bisa juga dilakukan secara informal
minatnya terlebih dulu, ataupun bisa melewati
dengan interaksi yang lebih sederhana, misalnya
saja bagian yang ia anggap sudah ia kuasai. Jika
melalui
atau
ia mengalami kesulitan untuk memahami suatu
website pribadi, organisasi dan perusahaan yang
bagian, ia bisa mengulang-ulang lagi sampai ia
ingin mensosialisasikan jasa, program, pengetahuan
merasa mampu memahami. Seandainya, setelah
atau keterampilan tertentu pada masyarakat luas
diulang masih ada hal yang belum ia pahami,
(biasanya tanpa memungut biaya).
pembelajar
sarana
pada
karyawannya,
mailinglist,
e-newsletter
Beberapa manfaat yang bisa dinikmati dari proses
pembelajaran
dengan
e-learning,
bisa
masing-masing,
bagi
biasanya tingkat interaksinya tinggi dan diwajibkan perusahaan
belajar
kesempatan
menghubungi
artinya
instruktur,
narasumber melalui email atau ikut dialog interaktif pada waktu-waktu tertentu. Jika ia
diantaranya :
tidak sempat mengikuti dialog interaktif, ia bisa
1. Fleksibilitas.
membaca hasil diskusi di message board yang
Jika
pembelajaran
konvensional
di
kelas
tersedia di LMS (di Website pengelola). Banyak
mengharuskan siswa untuk hadir di kelas pada
orang yang merasa cara belajar independen
jam-jam tertentu (seringkali jam ini bentrok
seperti ini lebih efektif daripada cara belajar
Jurnal TIPS, Volume II, No. 1, Mei 2015, h. 53–72
63
lainnya yang memaksakannya untuk belajar
berkomunikasi dengan relatif mudah tanpa
dengan urutan yang telah ditetapkan.
dibatasi
3. Biaya
oleh
hal-hal
yang
bersifat
protokoler;
Banyak biaya yang bisa dihemat dari cara
b. Memanfaatkan
pembelajaran dengan e-learning. Biaya di sini tidak hanya dari segi finansial tetapi juga dari
keunggulan
komputer
(digital media dan computer networks); c. Menggunakan bahan ajar bersifat mandiri
segi non-finansial. Secara finansial, biaya yang
(self
bisa dihemat, antara lain biaya transportasi ke
dikomputer sehingga dapat diakses oleh
tempat belajar dan akomodasi selama belajar
dosen dan mahasiswa kapan saja dan dimana
(terutama jika tempat belajar berada di kota lain
saja bila yang bersangkutan memerlukan;
dan negara lain), biaya administrasi pengelolaan
learning
d. Memanfaatkan
materials)
jadual
disimpan
pembelajaran,
(misalnya: biaya gaji dan tunjangan selama
kurikulum, hasil kemajuan belajar dan hal-
pelatihan,
tenaga
hal yang berkaitan dengan administrasi
makanan
pendidikan dapat dilihat setiap saat di
biaya
administrasi
instruktur
pengelola
dan
pelatihan,
selama pelatihan), penyediaan sarana dan
komputer.
fasilitas
(misalnya:
Pemanfaatan e-learning tidak terlepas dari
penyewaan ataupun penyediaan kelas, kursi,
jasa internet, karena teknik pembelajaran yang
papan tulis, LCDplayer, OHP). Pada dasarnya
tersedia di internet begitu lengkap, dan hal ini akan
cara penyampaian atau cara pemberian (delivery
mempengaruhi
system) dari e-learning, dapat digolongkan
pembelajaran. Dahulu, proses belajar mengajar
menjadi dua, yaitu: komunikasi satu arah dan
dominasi oleh peran pendidik, karena itu disebut
komunikasi dua arah.
the era of teacher. Kini, proses belajar dan
fisik
untuk
belajar
tugas
dosen
dalam
proses
Komunikasi atau interaksi antara dosen dan
mengajar, banyak didominsi oleh peran pendidik
mahasiswa memang sebaiknya melalui sistem dua
dan buku (the era of teacher and book) dan pada
arah. Dalam e-learning, sistem dua arah ini juga
masa mendatang prose belajar mengajar akan
bisa diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
didominasi oleh peran pendidik, buku dan teknologi
1. Dilaksanakan melalui cara langsung artinya
(the era of teacher, book and technology). Dalam
pada saat instruktur memberikan materi
era global seperti sekarang ini, mau atau tidak mau,
kuliah,
suka atau tidak suka , kita harus berhubungan
peserta
didik
dapat
langsung
mendengarkanya;
dengan teknologi khususnya teknologi informasi.
2. Dilaksanakan melalui cara tidak langsung,
Hal ini disebabkan karena teknologi tersebut telah
misalnya pesan dari instruktur direkam dahulu
mempengaruhi kehidupan kita sehari-hari. Oleh
sebelum digunakan.
karenya sebaiknya kita tidak „gagap‟ teknologi.
Beberapa
karakteristik
e-learning
yang
Banyak hasil penelitian menunjukan bahwa siapa
dapat dijadikan media pembelajaran di Perguruan
yang
terlambat
menguasai
informasi,
maka
Tinggi dan disekolah antara lain:
terlambat pulalah memperoleh kesempatan untuk
a. Memanfaatkan jasa teknologi elektronik,
maju. Pengembangan e-learning tidak semata-mata
dosen dan mahasiswa atau guru dengan
hanya menyajikan materi pelajaran secar online
siswa, siswa dengan sesama siswa atau
saja, namun harus komunikatif dan menarik. Materi
dosen/guru dengan sesama dosen/guru dapat
pembelajaran didesain seolah peserta didik belajar
Jurnal TIPS, Volume II, No. 1, Mei 2015, h. 53–72
64
dihadapan pengajar melalui layar komputer yang
2.8
Keunggulan dan Kekurangan E-Learning
dihubungkan melalui jaringan internet.
Petunjuk
tentang
manfaat
penggunaan
Untuk dapat menghasilkan e-learning yang
internet, khususnya dalam pendidikan terbuka dan
menarik dan diminati dalam meningkatkan kualitas
jarak jauh (Elangoan, 1999; Soekartawi, 2002;
pembelajaran, ada tiga syarat hal yang wajib
Mulvihil,
dipenuhi dalam merancang e-learning, yaitu
Pertama, Tersedianya fasilitas e-moderating di
1. Sederhana,
sistem
antara
lain.
mana dosen dan mahasiswa dapat berkomunikasi
dalam
secara mudah melalui fasilitas internet secara
memanfaatkan teknologi dan menu yang ada,
regular atau kapan saja kegiatan berkomunikasi itu
dengan kemudahan pada panel yang disediakan,
dilakukan dengan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat
waktu belajar peserta akan lebih efisien;
dan waktu. Kedua, Dosen dan mahasiswa dapat
peserta
sederhana
1997),
akan
memudahkan
yang
1997; Utarini,
didik
2. Personal, pengajar/dosen dapat berinteraksi
menggunakan bahan
ajar atau petunjuk belajar
dengan baik dengan mahasiswanya, seperti
yang terstruktur dan terjadual melalui internet,
layaknya berkomunikasi di depan kelas. Dengan
sehingga keduanya bisa saling menilai sampai
pendekatan dan interaksi yang lebih personal,
berapa
peserta didik diperhatikan kemajuanya, serta
Mahasiswa dapat belajar atau me-review bahan ajar
dibantu segala persoalan yang dihadapi;
(mata kuliah) setiap saat dan di mana saja kalau
3. Cepat,
layanan
yang
bahan
ajar
dipelajari.
Ketiga,
dengan
diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan di
kecepatan, respon yang cepat terhadap keluhan
komputer. Keempat, bila mahasiswa memerlukan
dan
sehingga
tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan
perbaikan pembelajaran dapat dilakukan secepat
yang dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di
mungkin oleh pengajar atau pengelola.
internet secara lebih mudah. Kelima, baik dosen
kebutuhan
ditunjang
jauh
peserta
didik,
Secara ringkas e-learning perlu diciptakan seolah-olah
secara
melalui internet yang dapat diikuti dengan jumlah
konvensional, hanya saja dipindahkan kedalam
peserta yang banyak, sehingga menambah ilmu
sistem digital melalui internet. Karena itu e-
pengetahuan dan wawasan
learning perlu mengadaptasi unsur-unsur yang
Keenam, berubahnya peran mahasiswa dari yang
biasa
pembelajaran
biasanya pasif menjadi aktif. Ketujuh, relatif lebih
konvensional. Misalnya dimulai dari perumusan
efisien. Misalnya bagi mereka yang tinggal jauh
tujuan operasional dan dapat diukur, ada apersepsi
dari perguruan tinggi atau sekolah konvensional.
atau
peserta
dilakukan
pretest,
didik
dalam
belajar
maupun mahasiswa dapat melakukan diskusi
sistem
membangkitkan
yang lebih luas.
motivasi,
Walaupun demikian pemanfaatan internet
uraian
untuk pembelajaran atau e-learning juga tidak
materi yang jelas, contoh-contoh konkrit, problem
terlepas dari berbagai kekurangan. Berbagai kritik
solving, tanya jawab, diskusi, posttest, sampai
(Bullen, 2001, Beam, 1997), antara lain. Pertama,
penugasan dan kegiatan tindak lanjutnya. Oleh
Kurangnya interaksi antara guru dan siswa atau
karena itu merancang e-learning perlu melibatkan
bahkan antar siswa itu sendiri. Kurangnya interaksi
pihak terkait, antara lain : pengajar, ahli materi, ahli
ini bisa memperlambat terbentuknya values dalam
komunikasi, programmer, seniman dan lain-lain.
proses
menggunakan bahasa yang komunikatif,
belajar
dan
mengajar.
Kedua,
Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya mendorong tumbuhnya Jurnal TIPS, Volume II, No. 1, Mei 2015, h. 53–72
65
aspek bisnis/komersial. Ketiga, Proses belajar dan
dipilih secara acak (random) sebagai peserta uji
mengajarnya cenderung ke arah pelatihan dari pada
coba elearning sebanyak 15 mahasiswa, dalam hal
pendidikan. Keempat, Berubahnya peran guru dari
ini adalah mata kuliah Komputer pada semester
yang semula
ganjil.
menguasai
teknik pembelajaran
konvensional, kini juga dituntut mengetahui teknik
Adapun objek dari penelitian ini adalah
pembelajaran yang menggunakan ICT. Kelima,
pembelajaran
Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang
menggunakan fasilitas internet atau dikenal dengan
tinggi cenderung gagal. Keenam, Tidak semua
pembelajaran elektronik (e - learning)
tempat
tersedia
fasilitas
internet.
internet.
Kedelapan,
kuliah
komputer
dengan
Ketujuh,
Kurangnya tenaga yang mengetahui dan memiliki keterampilan
mata
3.3
Prosedur Penelitian Hasil pengujian pembelajaran mata kuliah
Kurangnya
komputer
penguasaan bahasa komputer.
dengan
metode
e-learning
akan
menghasilkan data-data dan penyajian materi yang 3.
Metodologi Penelitian
lebih simple dan dapat diakses oleh dosen dan
3.1
Metode Penelitian
mahasiswa tanpa terkendala oleh jarak dan waktu.
Penelitian
dilakukan
dengan
membuat
Dimanapun mereka berada, ketika ada komputer
model pembelajaran e-learning mata kuliah pada
yang
Mahasiswa Semester III (Tiga) Program Studi
mereka dapat memperoleh informasi dan materi
Kebidanan di STIK Bina Husada Palembang,
yang
dengan didukung oleh software Moodle. Salah satu
menganalisis data penelitian dapat dilakukan
media yang mendukung pembelajaran ini adalah
dengan beberapa langkah, diantaranya :
jaringan komputer yang memungkinkan untuk
telah terkoneksi dengan internet, maka
diperlukan.
Adapun
langkah
untuk
1. Menyiapkan materi bahan ajar: materi dapat
dikembangkan dalam bentuk web yang berbasis
disediakan
internet. Penyajian e-learning berbasis web ini bisa
materi dan soal yang disediakan dan hasil
menjadi lebih interaktif. Informasi- informasi
pengerjaanya
perkuliahan juga bisa realtime. Begitu pula dengan
tersebut dapat dijadikan sebagai tolak ukur
komunikasinya, meskipun tidak secara langsung
dan
tatapmuka, tetapi forum diskusi perkuliahan bisa
dibutuhkan;
dilakukan.Sementara
itu
Program
yang
dalam bentuk modul, adanaya
dapat
mahasiswa
ditampilkan.
mendapatkan
Hasil
apa
yang
2. Membuat Komunitas: para mahasiswa dapat
diimplementasikan untuk elearning Mahasiswa
mengembangkan
komunitas
online
untuk
Semester III (Tiga) Program Studi Kebidanan Di
memperoleh dukungan dan berbagai informasi
STIK Bina Husada Palembang ini adalah paket-
yang saling menguntungkan;
paket perangkat lunak e-learning dari Moodle,
3. Menyediakan Pengajar online : Para dosen/
meskipun masih banyak software yang dapat
pengajar selalu online untuk memberikan
digunakan
arahan kepada para mahasiswa, menjawab
untuk
mendukung
pembelajaran
pertanyaan dan membantu dalam diskusi;
interaktif dengan e-learning.
4. Kesempatan bekerja sama: adanya perangkat 3.2
Subyek dan Obyek Penelitian Subjek
dalam
penelitian
lunak yang dapat mengatur pertemuan online ini
adalah
sehingga
proses
belajar
mengajar
dapat
mahasiswa yang mengambil mata kuliah yang telah
Jurnal TIPS, Volume II, No. 1, Mei 2015, h. 53–72
66
dilakukan secara bersamaan atau real time
mengajar tetap dapat berjalan dalam lingkungan
tanpa kendala jarak;
virtual. Oleh karena itu, e-learning sering disebut
5. Menggunakan
fasilitas
Multimedia
:
juga dengan Virtual Learning Environment (VLE).
penggunaan teknologi audio dan video dalam
Moodle adalah sebuah nama untuk sebuah
penyampaian materi sehingga menarik minat
program aplikasi yang dapat merubah sebuah media
dalam belajar.
pembelajaran kedalam bentuk web. Aplikasi ini memungkinkan mahasiswa/siswa untuk masuk ke
3.4
Tinjauan
Terhadap
Mata
Kuliah
Komputer Mata
Komputer
ini
bukanlah
program studi kebidanan. Selesai mengikuti mata kuliah ini mahasiswa diharapkan mampu mengerti dan memiliki pengetahuan keterampilan dasar pengoperasian
komputer
maupun
menggunakan software komputer (Office yaitu Ms. Word, Ms. Excel dan Ms. Powerpoint serta pembuatan blog). Adapun materi kuliah komputer adalah Pengenalan Dasar Komputer (Hardware dan Software serta sejarah komputer), Microsoft Word, Microsoft
Excel,
Microsoft
Powerpoint
dan
Pengenalan Dasar Internet (Email dan Blog). Metode yang digunakan pada mata kuliah ini : ceramah, diskusi
digital untuk mengakses
materi-materi pembelajaran. Dengan menggunakan
Kuliah
merupakan mata kuliah wajib dari perkuliahan pada
dalam
dalam “ruang kelas”
praktikum (manual dan pemecahan
dan
masalah.
komputer), Evaluasi
dilakukan dengan memberikan tugas-tugas pada setiap pokok bahasan, dan 2 x ujian (UTS dan UAS).
Moodle, kita dapat membuat materi pembelajaran, kuis, jurnal elektronik dan lain-lain. Moodle itu sendiri adalah singkatan dari Modular Object Oriented Dynamic Learning Environment. Moodle merupakan sebuah aplikasi Course Management System (CMS) yang gratis dapat di-download, digunakan ataupun dimodifikasi oleh siapa saja dengan lisensi secara GNU (General Public License).
Anda
dapat
mendownload
aplikasi
Moodle di alamat http://www.moodle.org. yang dikembangkan oleh Martin Dougiamas. Saat ini Moodle sudah digunakan pada lebih dari 150.000 institusi di lebih dari 160 negara di dunia. Beberapa keunggulan
dan
yang
kita
dapatkan dari membangun e-learning dengan menggunakan Moodle: 1. Sederhana, efisien, ringan dan kompatibel dengan banyak browser; 2. Mudah cara instalasinya serta mendukung
C.5. Aplikasi Moodle sebagai Virtual Learning Environment Seiring kemajuan teknologi dan perubahan tren serta gaya hidup manusia yang cenderung bergerak secara dinamis (mobile), kebutuhan akan proses belajar jarak jauh atau yang biasa disebut dengan teleedukasi semakin meningkat pula. Elearning sebagai salah satu bagian dari teleedukasi memberikan alternatif cara belajar baru. Mahasiswa dan Dosen tidak berada dalam ruang dan waktu yang sama. Meskipun demikian, proses belajar dan
banyak bahasa, termasuk Indonesia; 3. Tersedianya pengaturan
manajemen situs
situs
keseluruhan,
untuk
mengubah
theme, menambah module, dan sebagainya; 4. Tersedianya manajemen pengguna; 5. Manajemen kursus, penambahan jenis kur sus, pengurangan, atau pengubahan kursus; 6. ModulChat,
modul
pemilihan
(polling),
modul forum, modul untuk jurnal, modul untuk kuis, modul untuk survai dan workshop, dan masih banyak lainnya; 7. Free dan open source software.
Jurnal TIPS, Volume II, No. 1, Mei 2015, h. 53–72
67
Ini sejalan dengan kebijakan pemerintah dengan IGOS-nya, Moodle bersifat free dan open source. Oleh karena itu, Moodle sesuai digunakan di lingkungan pendidikan. Di samping itu, Moodle bisa dimodifikasi dan disesuaikan dengan kultur yang ada di Indonesia. -Kebutuhan untuk Instalasi Moodle Moodle
dikembangkan
Gambar 3. Menu Login di
lingkungan
platform LAMP (Linux, Apache, MySQL, dan PHP) namun
telah
dites
juga
dengan
databasePostgreSQL. Moodle juga pernah diuji pada lingkungan Windows XP dan Netware 6. Untuk menjalankan Moodle di Linux diperlukan: 1.
WebserverApache.
2.
PHP versi 4.1.0 ke atas, dengan setting sebagai berikut: a) Dukungan
terhadap
pustaka
Gambar 4. LoginUser
GD
diaktifkan, mendukung JPG dan PNG. b) Dukungan
terhadap
pustaka
zlib
diaktifkan. c) Dukungan terhadap session diaktifkan. d) Dukungan terhadap uploadfile diaktifkan. e) Dukungan
terhadap
SafeMode
harus
dinonaktifkan. 3.
Database server MySQL atau PotgreSQL. Versi
Gambar 5. Materi Kuliah di Elearning
Moodle selanjutnya juga akan mendukung software database lainnya.
4.2 Pembahasan Penelitian
4.
Hasil Dan Pembahasan
4.1 Hasil
ini
melibatkan
sebanyak
15
mahasiswa yang mewakili dari mahasiswa program studi kebidanan semester III (tiga) dan dipilih
Berikut tampilan dari elearning dari Stik Bina
secara acak (random) sebagai peserta uji coba
Husada Palembang (www.elearningstikbinahusada.
elearning. Mahasiswa tersebut selain melakukan uji
web.id) :
coba penggunaan elearning, juga mengisi angket yang telah dibuat untuk mengetahui pendapat dari mahasiswa mengenai penerapan elearning dalam kegiatan pembelajaran. Dan dipergunakan rumus skala likert dalam perhitungan hasil angket tersebut. Skala Likert adalah suatu skala psikometrik yang umum digunakan dalam kuesioner, dan merupakan
Gambar 2. Menu Utama Elearning Jurnal TIPS, Volume II, No. 1, Mei 2015, h. 53–72
skala yang paling banyak digunakan dalam riset 68
berupa survei (Fathir.M, 2013). Penggunaan yang
Untuk
penelitian yang sering menggunakan skala ini
diketahui dulu skor tertinggi (X) dan angka
adalah bila penelitian menggunakan jenis penelitian
terendah (Y) untuk item penilaian dengan rumus
survei deskriptif (gambaran). Nama skala ini
sebagai berikut :
diambil dari nama penciptanya Rensis Likert, yang
Y = Skor tertinggi likert x jumlah panelis; X = Skor terendah likert x jumlah panelis. Jumlah skor tertinggi untuk item SANGAT SUKA
menerbitkan suatu laporan yang menjelaskan penggunaannya. Sewaktu menanggapi pertanyaan dalam skala Likert, responden menentukan tingkat persetujuan mereka terhadap suatu pernyataan dengan memilih salah satu dari pilihan yang tersedia. Biasanya disediakan lima pilihan skala dengan format seperti: A. Pertanyaan Positif (+) Skor 1. Sangat (tidak setuju/buruk/kurang sekali) Skor 2. Tidak (setuju/baik/) atau kurang Skor 3. Netral / Cukup Skor 4. (Setuju/Baik/suka) Skor 5. Sangat (setuju/Baik/Suka) B. Pertanyaan Negatif (-) Skor 1. Sangat (setuju/Baik/Suka) Skor 2. (Setuju/Baik/suka) Skor 3. Netral / Cukup Skor 4. Tidak (setuju/baik/) atau kurang Skor 5. Sangat (tidak setuju/buruk/kurang sekali) Berikut akan diuraikan hasil dari kuesioner menggunakan skala Likert. - Panelis yang menjawab sangat suka (5) berjumlah 7 orang; - Panelis yang menjawab suka (4) berjumlah 5 orang; - Panelis yang menjawab netral (3) berjumlah 1 orang; - Panelis yang menjawab tidak suka (2) berjumlah 2 orang; - Panelis yang menjawab sangat tidak suka (1) berjumlah 0 orang; RUMUS : T x Pn T = Total jumlah panelis yg memilih Pn = Pilihan angka Skor likert Panelis yang menjawab sangat suka (5) = 7 x 5 = 35 Panelis yang menjawab suka (4) = 5 x 4 = 20 Panelis yang menjawab netral (3) = 1 x 3 =3 Panelis yang menjawab tidak suka (2) = 2x2=4 Panelis yang menjawab sangat tidak suka (1) = 0 x 1 = 0 Semua hasil dijumlahkan Total skor = 62 Jurnal TIPS, Volume II, No. 1, Mei 2015, h. 53–72
mendapatkan
hasil
interpretasi,
harus
ialah 5 x 15 = 75, sedangkan item SANGAT TIDAK SUKA ialah 1 x 15 = 15. Jadi, jika total skor penilaian panelis di peroleh angka 62, maka penilaian interpretasi panelis terhadap cita rasa produk tersebut adalah hasil nilai yang dihasil dengan menggunakan rumus Index %. RUMUS INDEX % = Total Skor / Y x 100 PRA Penyelesaian Sebelum menyelesaikannya kita harus mengetahui interval (Jarak) dan interpretasi persen agar mengetahui penilaian dengan metode mencari Interval skor persen (I). Rumus Interval I = 100 / Jumlah Skor (likert) Maka = 100 / 5 = 20 Hasil (I) = 20 (Ini adalah intervalnya jarak dari terendah 0 % hingga tertinggi 100%) Berikut kriteria interpretasi skornya berdasarkan interval :
Angka 0% – 19,99% = Sangat (tidak setuju/buruk/kurang sekali) Angka 20% – 39,99% = Tidak setuju / Kurang baik) Angka 40% – 59,99% = Cukup / Netral Angka 60% – 79,99% = (Setuju/Baik/suka) Angka 80% – 100% = Sangat (setuju/Baik/Suka) Penyelesaian Akhir = Total skor / Y x 100 = 62 / 75 x 100 =82.66 %, kategori Sangat (setuju/Baik/Suka) Jadi dapat disimpulkan bahwa elearning sangat bermanfaat jika diterapkan guna mendukung proses pembelajaran. Elearning ini dibuat menggunakan aplikasi Moodle. Moodle adalah sebuah nama untuk sebuah 69
program aplikasi yang dapat merubah sebuah media
juga proses ujian atau kuis tersebut dapat dilakukan
pembelajaran
secara
ke
dalam
bentuk
web
(Farry
online
sehingga
tidak
membutuhkan
Apriliano Haskari, S.TP.,M.Si, 2012). Aplikasi ini
kehadiran peserta ujian dalam suatu tempat. Peserta
memungkinkan siswa untuk masuk kedalam "ruang
ujian dapat mengikuti ujian di rumah, kantor,
kelas" digital untuk mengakses materi-materi
warnet bahkan di saat perjalanan dengan membawa
pembelajaran. Dengan menggunakan Moodle, kita
laptop dan mendukung koneksi internet.
dapat membuat materi pembelajaran, kuis, jurnal
Berbagai bentuk materi pembelajaran dapat
elektronik dan lain-lain. Kata Moodle adalah
dimasukkan dalam aplikasi Moodle ini. Berbagai
singkatan dari ModularObject-OrientedDynamic
sumber (resource) dapat ditempelkan sebagai
Learning Environment. Moodle merupakan sebuah
materi pembelajaran. Nasakah tulisan yang ditulis
aplikasi Course Management System (CMS) yang
dari aplikasi pengolah kata Microsoft Word, materi
gratis dapat di-download, digunakan ataupun
presentasi yang berasal dari Microsoft Power Point,
dimodifikasi oleh siapa saja dengan lisensi secara
Animasi Flash dan bahkan materi dalam format
GNU (General Public License). Anda dapat men-
audio dan video dapat ditempelkan sebagai materi
download
pembelajaran.
aplikasi
Moodle
di
alamat
Berikut
ini
beberapa
aktivitas
http://www.moodle.org/. Saat ini Moodle sudah
pembelajaran yang didukung oleh Moodle adalah
digunakan pada lebih dari 150.000 institusi di lebih
sebagai berikut:
dari
Assignment : Fasilitas ini digunakan untuk
160
negara
didunia.
Aplikasi
Moodle
dikembangkan pertama kali oleh Martin Dougiamas
memberikan
penugasan
kepada
pada Agustus 2002 dengan Moodle Versi 1.0. Saat
pembelajaran secara online. Peserta pembelajaran
ini Moodle bisa dipakai oleh siapa saja secara Open
dapat mengakses materi tugas dan mengumpulkan
Source. Sistem yang dibutuhkan agar aplikasi
hasil tugas mereka dengan mengirimkan file hasil
Moodle ini dapat berjalan dengan baik adalah
pekerjaan mereka.
sebagai berikut:
Chat : Fasilitas ini digunakan untuk melakukan
• Apache Web Server
proses
• PHP
pengajar
• Database MySQL atau PostgreSQL
melakukan dialog teks secara online.
Dengan menggunakan Moodle kita dapat
chatting dan
diciptakan
(pembelajaran
pembelajaran.
DistanceLearning
elektronik)
(Pembelajaran
Jarak
ataupun Jauh).
peserta
online).
Antara
pembelajaran
dapat
Forum : Sebuah forum diskusi secara online dapat
membangun sistem dengan konsep E-Learning secara
(percakapan
peserta
dalam
membahas
Antara
pengajar
suatu
materi
dan
peserta
pembelajaran dapat membahas topik-topik belajar
Dengan konsep ini sistim belajar mengajar akan
dalam suatu forum diskusi.
tidak
Kuis : Dengan fasilitas ini memungkinkan untuk
terbatas
ruang
dan
waktu.
Seorang
dosen/dosen/pengajar dapat memberikan materi
dilakukan ujian ataupun test secara online.
kuliah dari mana saja. Begitu juga seorang
Survey : Fasilitas ini digunakan untuk melakukan
mahasiswa/siswa dapat mengikuti kuliah dari mana
jajak pendapat.
saja. Bahkan proses kegiatan test ataupun kuis
Bahasa : Beberapa pilihan bahasa juga telah
dapat dilakukan dengan jarak jauh. Seorang
disediakan
dosen/dosen/pengajar dapat membuat materi soal
terhadap bahasa tertentu ini terus berkembang dan
ujian secara online dengan sangat mudah. Sekaligus
dapat di dapatkan dengan cara men-download-nya
Jurnal TIPS, Volume II, No. 1, Mei 2015, h. 53–72
oleh
aplikasi
Moodle.
Dukungan
70
dari websiteMoodle. Saat ini penggunaan bahasa
4.
Pengembangan
model
Indonesia juga telah didukung oleh Moodle.
elektronik
seperti
Sehingga website pembelajaran yang kita buat
computer
memerlukan
tersebut tampil dalam bahasa Indonesia. Moodle
berbagai pakar, terutama pakar pendidikan
juga menyediakan kemudahan untuk mengganti
disatu pihak dan pakar teknologi informasi
model tampilan (themes) websitee-learning dengan
dipihak lain, sehingga tercipta perpaduan
menggunakan teknik template. Beberapa model
dan penciptaan inovasi pembelajaran yang
themes yang menarik telah disediakan oleh Moodle.
lebih simple dan fleksibel;
Selain itu tidak menutup kemungkinan bagi kita
5.
pada
pembelajaran matakuliah keterlibatan
Sebanyak 82,66% dari mahasiswa yang
untuk merancang dan membuat bentuk tampilan
melakukan uji coba dan menjawab angket
(themes) sendiri.
yang telah diberikan, menyatakan setuju untuk
5.
Kesimpulan Dan Saran
menerapkan
elearning
dalam
kegiatan pembelajaran.
5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1.
mata
kuliah
dapat
menghemat
biaya
pengajaran dan pelatihan, akan tetapi
(e-learning) di Program Studi Kebidanan
memerlukan investasi yang sangat besar
khususnya mahasiswa semester III (tiga)
pada permulaanya, sehingga jika tidak
Stik Bina Husada Palembang, memberikan
dikelola dengan baik akan mengakibatkan
sebuah terobosan baru dibidang pengajaran
kerugian yang besar;
pembelajaran,
karena
mampu
2. Pemanfaatan
e-learning
membutuhkan
meminimalkan perbedaan cara mengajar
budaya belajar mandiri dan kebiasaan untuk
dan materi, sehingga memberikan standar
belajar. Kurangnya interaksi antar dosen
kulitas pembelajaran yang lebih konsisten;
dengan mahasiswa atau bahkan antar
Sistem
di
mahasiwa itu sendiri bias memperlambat
mengantisipasi
terbentuknya budaya atau values dalam
e-learning
perlukan
untuk
adalah
mutlak
perkembangan jaman dengan dukungan Teknologi
3.
1. Penerapan e-learning pada pembelajaran
Model pembelajaran dengan kelas virtual
dan
2.
5.2 Saran
Informasi
dimana
proses belajar dan mengajar;
semua
3. Sarana e-learning ini sangat positif sekali
menuju ke era digital, baik mekanisme
untuk dikembangkan dengan layanan yang
maupun konten;
lain seperti media komunikasi dalam format
Dari hasil pengujian pembelajaran, seperti
video atau voice.
pada mata kuliah computer secara online dengan metode e-learning yang didukung oleh adanya perangkat lunak yang dapat mengatur pertemuan online sehingga proses belajar mengajar dapat dilakukan secara bersamaan ataureal time tanpa kendala jarak dan waktu; Jurnal TIPS, Volume II, No. 1, Mei 2015, h. 53–72
71
DAFTAR PUSTAKA Apriliano, Farry. 2012. Manual Penggunaan Moodle (Modular Object - Oriented Dynamic Learning Environment). Universitas Sriwijaya. Palembang. Anwar, Oos M. (2000), Internet : Peluang dan Tantangan Pendidikan Nasional, Jurnal Teknodik Depdiknas, Jakarta Baisoetii. (1998). Komputer dan Pendidikan. Yogyakarta Bloom, S. Benyamin (1956). Taxonomy of Educational Objective The Classification of Educational Goal. Daniel, Jos (1986). Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : Rineka Cipta. Djamarah, SyaifulB dan Zain, Aswan. (2002) Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. GreenL (1996). Creatives Silde / Tape Programs. Colorado : Libraries Unlimited, Inc Littleton. Hasbullah, (2006) Implementasi E-Learning Dalam Pengembangan Pembelajaran di Perguruan Tinggi (Proceeding), SNPTE 2006, UNY, Yogyakarta. Hamalik, Oemar (1986). Media Pendidikan. Bandung : Penerbit Alumni. Horton, William. (2000). Designing Web Based Training, John Wiley & Son Inc. USA. HackbarthS. (1996). The Educational Technology Handbook. New Jersey : Educational Technology Publication, Englewood Cliffs. Hannafin, M. J., Peck, L. L. (1998). The Design Development and Education of Instructional Software. New York: Mc. Millan Publ., Co. Heinich, R.,et.al. (1996) Instructional Mediaand Technologies for Learning. New Jersey: Prentice Hall, Englewood Cliffs. Joyce. WeiIM & Showers.B (1992). Models of Teaching. Massachussetts Allynand Bacon. Kamarga, Hanny. (2002). Belajar Sejarah melalui e-learning; Alternatif Mengakses Sumber Informasi Kesejarahan. Jakarta: Inti Media. Khan,B.H. (1997). Web-Based Instruction. Educational Technology Publications, New Jersey : Englewood Cliffs. Koran, Jaya Kumar C. (2002), Aplikasi EJurnal TIPS, Volume II, No. 1, Mei 2015, h. 53–72
Learning dalam Pengajaran dan pembelajaran di Sekolah Malaysia. (8 November 2002). Mayer, R. E. (2001). Multimedia Learning. USA: Cambride University Press. Mayer,RE &Moreno R, (2004) Animation as an aid to multimedia learning. Educational Psychology Review McManus,T. (1995). Special considerations for designing Internet based education. Technology and Teacher Education Annual. Ryann Ellis., (2004), Learning Circuit, eLearning Trends 2004, http:/www.learningcircuits.org/2004/nov2 004/LC_Trends_2004.htm PramonoH. (2004). Bilarnanakan Multimedia Menunjang Kualitas Pembelajaran? Seminar Nasional Teknologi Pembelajaran. Jakarta Romi Satria Wahono, (2003) Strategi Baru Pengelolaan Situs eLearning Gratis, http://www.ilmukomputer.com. Syah, Muhibbin.(2002). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Rosda karya Soekarwati., (2000), Prospek Pembelajaran Melalui Internet, Makalah Seminar Teknologi Kependidikan, UT Pustekkom dan IPTPI, Jakarta Soekartawi,(2003) Prinsip Dasar E-Learning : Teori Dan Aplikasinya Di Indonesia, Jurnal Teknodik, Edisi No.12/VII /Oktober/2003. Tafiardi, (2005), Meningkatkan Mutu Pendidikan Melalui E-Learning, Jurnal Pendidikan Penabur, Juli 2005, Jakarta. Utomo, Junaidi. (2001). Dampak Internet Terhadap Pendidikan : Transformasi atau Evolusi, Seminar Nasional Universitas Atma Jaya Yogyakarta.. Waller, Vaughan and Wilson., (2001), A Definition for E-Learning” in Newsletter of Open and Distance Learning Quality Control. http://www.odlqc.org.uk/odlqc/n19-e.html). http://www.ilmukomputer.com/
72