HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN PELAKSANAAN PENDOKUMENTASIAN PENGKAJIAN KEPERAWATAN DI UNIT MEDIKAL BEDAH PKSC JAKARTA (THE RELATIONSHIP OF INDIVIDUAL CHARACTERISTICS WITH THE IMPLEMENTATION OF NURSING ASSESMENT DOCUMENTATION IN MEDICAL SURGICAL UNIT PKSC JAKARTA)
Oleh : “Bena Mehuli Tarigan”
ARTIKEL ILMIAH
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN STIK SINT CAROLUS, JAKARTA FEBRUARI, 2013 ABSTRAK
Masalah: Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien. Tujuan penelitian adalah mengetahui gambaran dan hubungan antara karakteristik individu dengan pelaksanaan pendokumentasian pengkajian keperawatandi Unit Medikal Bedah PKSC. Metode : Penelitian menggunakan desain kuantitatif: deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi adalah perawat yang bekerja di tujuh Unit Medikal Bedah dengan latar belakang pendidikan minimal DIII Keperawatan. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebesar 126 responden yang diambil dengan proportional random sampling data yang Analisis univariat digunakan untuk menyajikan frekuensi dan analisis bivariat dengan uji Kendall’s tau b dan Chi Square pada nilai alpha (α) 0,05. Hasil : Prosentase terbesar 58,7% responden usia muda (20-40 tahun), tingkat pendidikan 87,3% DIII keperawatan, jenis kelamin 97,6% perempuan, 88,1% masa kerja lama > 5 tahun, 87,3% peringkat fungsi dalam jabatan (PFIII), pernah pelatihan sebesar 56,3%, tingkat berpengetahuan baik sebesar 71,4% dan 51,4% melaksanakan pendokumentasian lengkap terhadap pengkajian keperawatan. Ada hubungan bermakna antara tingkat pendidikan (p=0,039), peringkat fungsi (p=0,039), dan tingkat pengetahuan(p=0,008) dan tidak terdapat hubungan bermakna antara umur (p=0,950), masa kerja (p=0,885), jenis kelamin (p=0,522), dan pelatihan (p=0,822) dengan kelengkapan dokumentasi pengkajian keperawatan di Unit Medikal Bedah PKSC Jakarta Kesimpulan : Ada hubungan bermakna antara tingkat pendidikan, peringkat fungsi dan tingkat pengetahuan dengan pelaksanaan pendokumentasian pengkajian keperawatan di Unit Medikal Bedah PKSC Jakarta. Tidak terdapat hubungan bermakna antara umur, masa kerja, jenis kelamin, dan pelatihan dengan pelaksanaan pendokumentasian pengkajian keperawatan di Unit Medikal Bedah PKSC Jakarta. Kata Kunci : Pendokumentasian Pengkajian Keperawatan
ABSTRACK Introduction : Assessment is the initial stage of nursing process and a systematic process of collecting data from multiple data sources for evaluating and indentifying the client’s health status. This study aimed to determine the relationship between the image and the individual characteristics of the implementation of the nursing assessment documentation in the medical surgical. Method : Quantitative design:descriptive correlative with cross sectional method. Populationn are nurses who worked at seven medical surgical units with minimum educational background diploma of nursing. Samples this study are 126 respondents which taken with proportional random sampling. Analytical techniques are univariate analysis to present frequencies and bivariate analyzes conducted by kendall’s tau b test and Chi square in the alpha value (a) 0.05. Result : the greatest percentage of 58.7% of respondents younger age (20-40 years), educational level diploma of nursing 87.3%, 97.6% female gender, 88.1 % longer service life of > 5 years, 87.3% ranking functions in the office (PFIII), amounting to 56.3% once the training, good knowledge level of 71.4% and 51.4% carry a complete documentation of the nursing assessment, there is a relationship significant correlation between level of education (p = 0.039), level of functioning (p = 0.039), and the level of knowledge (p = 0.008), and there is no significant relationship between age (p = 0.950), year (p = 0.885), gender (P = 0.522), training (p = 0.822) with complete documentation of nursing assessment. Discussion : there is a relationship significant correlation between level of education, level of functioning, the level of knowledge with complete documentation of nursing assessment in the medical-surgical unit PKSC Jakarta. there is no significant relationship between age, year, gender, training with complete documentation of nursing assessment. Keywords : Documenting nursing assessment
A.
PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penelitian Pelayanan kesehatan St Carolus berdiri sejak tahun 1919 adalah salah satu lembaga pelayanan kesehatan di Jakarta dan memiliki tenaga perawat dengan jumlah keseluruhan perawat 504 dengan latar belakang pendidikan SPK, DIII, S1 dan S2.Dari hasil wawancara tanggal 16 Maret 2012 dengan supervisor klinik, perawat ruangan dan pengamatan langsung terhadap pelaksanaan pendokumentasian pengkajian di ruang medikal bedah lantai V PKSC, diperoleh data dari 20 status pasien yang sedang dirawat, 70% diantaranya pendokumentasian pengkajian kurang lengkap. Sementara berbagai upaya telah dilakukan antara lain: adanya siang klinik tentang pendokumentasian pengkajian, SAK disetiap ruangan untuk penuntun dalam pekerjaan, mengingatkan perawat untuk melakukan tindakan harus segera didokumentasikan, kadang-kadang ada reward tiap bulan. Tapi kenyataannya masih banyak yang tidak melengkapi pendokumentasian pengkajian khususnya di bagian pemeriksaan fisik.
2. Perumusan Masalah Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari sistem kesehatan, sehingga pelayanan keperawatan mempunyai arti penting bagi pasien khususnya bagi penyembuhan maupun rehabilitasi di rumah sakit. Kegiatan yang ada di rumah sakit salah satu adalah kegiatan pendokumentasian pengkajian keperawatan, tetapi dalam penulisan dokumen tersebut perawat masih menemukan banyak kendala sehingga belum bisa dilakukan dengan baik. Berdasarkan uraian latar belakang masalah maka rumusan masalah penelitian adalah bagaimana hubungan karakteristik individu dengan pelaksanaan pendokumentasian pengkajian keperawatan ?
3. Tujuan Penelitian Tujuan umum penelitian adalah untuk diidentifikasi hubungan antara karakteristik individu dengan pelaksanaan pendokumentasian pengkajian keperawatan di Unit Medikal Bedah PKSC Jakarta.
B.
METODE PENELITIAN 1. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini meliputi semua perawat di tujuh Unit Medikal Bedah PKSC sedangkan sampel penelitiannya adalah perawat yang mempunyai latar belakang pendidikan S1 dan DIII Keperawatan yang berada dalam jenjang fungsional, III1, III2, III3, III4, IV1 dan yang bekerja lebih dari 1 (satu) tahun yang bersedia menjadi responden tidak termasuk di ruangan khusus (Ruang Hemodialisa, UGD, OK dan Unit Rawat Jalan) yang berjumlah 184 orang, sehingga sampel yang diperoleh sebanyak 126 orang. 2. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Pengumpulan data ini dilakukan di tujuh Unit Medikal Bedah PKSC Jakarta. Yaitu: Unit Lidwina, Elisabeth, Carolus, Lukas, Maria, Ignatius, dan Xaverius. Dengan jumlah sampel 126 responden. Waktu pengumpulan data dilaksanakan pada Agustus 2012 sampai dengan September 2012. 3. Prosedur Pengumpulan Data a. Tahap Persiapan Persiapan pengumpulan data dilakukan dengan menyerahkan surat ijin penelitian dari institusi pendidikan kepada Direktur PK. Sint Carolus Jakarta sebagai tempat diadakannya penelitian. Selain itu peneliti juga melakukan pendekatan kepada kepala unit untuk menyampaikan rencana pengumpulan data, setelah ijin penelitian disetujui oleh direktur PKSC. b. Tahap Pelaksanaan Pengumpulan data dilakukan di Unit Medikal Bedah PKSC Jakarta dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner dibagikan kepada semua kepala unit perawatan kemudian diberikan penjelasan kepada kepala unit dan sebagian responden. Hal ini dilakukan agar responden yang ditetapkan tidak saling bekerja
sama
dalam
menjawab
pertanyaan.
Sebelumnya
responden
dipersilahkan menandatangani lembar persetujuan sebagai responden yang telah disediakan oleh peneliti. Lembar jawaban dan kuesioner yang telah diisi lengkap dikembalikan kepada kepala unit masing-masing bersama lembar persetujuan kemudian dikumpulkan langsung kepada peneliti, dianalisis dan diklasifikasikan berdasarkan data-data yang diperoleh.
4. Instrument Pengumpulan Data Pada penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrument berupa kuesioner yang dibuat oleh peneliti dengan mengacu pada kerangka konsep, dimana pertanyaan yang dibuat dikembangkan dari variabel-variabel yang ada. 5. Analisis Data a. Analisis Univariat Analisis univariat dilakukan untuk melihat distribusi frekuensi berbagai variabel yang akan diteliti, baik variabel bebas maupun variabel terikat dan membandingkan frekuensi antar variabel. b. Analisis Bivariat Adalah analisis tabel silang dua variabel yaitu variabel independen dan variabel dependen. Pada analisis bivariat akan digunakan uji statistik pada tingkat kepercayaan 95% dengan alpha 0,05 (jika pv<0,05 maka artinya ada hubungan bermakna antara variabel, jika pv> 0,05 maka artinya tidak ada hubungan bermakna antara variabel). Uji statistik yang digunakan yaitu: Kendalls tau b dan Chi Square (kai kuadrat) (Nursalam, 2001). Peneliti menggunakan uji chi square karena uji chi square digunakan untuk melakukan uji pada satu, dua atau lebih sampel atau variabel dengan bentuk masing-masing kategori.
C.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Analisis Univariat Tabel V.I Distribusi Variabel Usia, Tingkat Pendidikan, Jenis Kelamin, Masa Kerja, Peringkat Fungsi Dalam Jabatan, Pelatihan, Tingkat Pendidikan Perawat Tentang Pelaksanaan Pendokumentasian Di Tujuh Unit Medikal Bedah PKSC, Agustus-September 2012 (n = 126) No. 1.
2.
3
4
5
6
7
Analisa univariat Usia
Frekuensi
Persentase (%)
Dewasa Muda
74
58,7
Dewasa Menengah
52
41,3
Tingkat Pendidikan
Frekuensi
Persentase (%)
DIII Keperawatan
110
87,3
S1 Keperawatan
16
12,7
Jenis Kelamin
Frekuensi
Persentase (%)
Laki – laki
3
2,4
Perempuan
123
97,6
Masa Kerja
Frekuensi
Persentase (%)
Baru > 1-5 tahun
15
11,9
Lama > 5 tahun
111
88,1
Peringkat fungsi dalam jabatan
Frekuensi
Persentase (%)
Perangkat fungsi III
110
87,3
Perangkat fungsi IV
16
12,7
Pelatihan
Frekuensi
Persentase (%)
Tidak pernah
55
43,7
Pernah
71
56,3
Tingkat pengetahuan
Frekuensi
Persentase (%)
Kurang baik
36
28,6
Baik
90
71,4
Pada Tabel V.1 dapat disimpulkan bahwa sebagian besar jumlah responden perawat sebanyak 74 orang (58,7%) berada dalam kategori usia dewasa muda (20-40 tahun), sebesar 110 orang (87,3 %) berada pada tingkat pendidikan D3 Keperawatan. Jenis kelamin responden sebagian besar sebanyak 123 orang (97,6%) berjenis kelamin perempuan, masa kerja perawat sebagian besar dalam kategori masa kerja lama lebih dari 5 tahun sebanyak 111 responden (88,1 %), dan peringkat fungsi dalam jabatan perawat sebanyak 110 responden (87,3%) berada dalam peringkat fungsi III dalam jabatan. Dalam pelatihan perawat disimpulkan bahwa sebanyak 71 responden perawat (56,3%) pernah mendapat pelatihan, sedangkan tingkat pengetahuan perawat sebanyak 90 responden perawat (71,4%) memiliki pengetahuan yang baik tentang pelaksanaan pendokumentasian. 2. Analisis Bivariat Tabel V.2 Hubungan antara usia, tingkat pendidikan, jenis kelamin, masa kerja, peringkat fungsi dalam jabatan, pelatihan, tingkat pengetahuan dengan pelaksanaan pendokumentasian pengkajian keperawatan di unit medikal bedah PKSC Jakarta, Agustus-September 2012 (n=126)
Hubungan Variabel
P Value
Kesimpulan
Usia dengan pelaksanaan pendokumentasian
0,950
Tidak terdapat hubungan yang bermakna
Tingkat pendidikan dengan pelaksanaan pendokumentasian Jenis kelamin dengan pelaksanaan pendokumentasian Masa kerja dengan pelaksanaan pendokumentasian Peringkat fungsi dalam jabatan dengan pelaksanaan pendokumentasian Pelatihan dengan pelaksanaan pendokumentasian Tingkat pengetahuan dengan pelaksanaan pendokumentasian
0,039
Ada hubungan yang bermakna
0,522
Tidak terdapat hubungan yang bermakna
0,885
Tidak terdapat hubungan yang bermakna
0,039
Ada hubungan yang bermakna
0,822
Tidak terdapat hubungan yang bermakna
0,008
Ada hubungan yang bermakna
Tabel V.2 Menerangkan tentang analisis hubungan antara usia (pv = 0,950), jenis kelamin (pv = 0,522), masa kerja (pv = 0,885) dan pelatihan (pv = 0,822) dengan pelaksanaan
pendokumentasian
tidak
terdapat
hubungan
yang bermakna.
Sedangkan hubungan antara tingkat pendidikan (pv = 0,039), peringkat fungsi dalam jabatan (pv = 0,039), tingkat pendidikan (pv = 0,008) dengan pelaksanaan pendokumentasian ada hubungan yang bermakna. Gibson (1996) dalam tesis Indiyah (2001) yang mengatakan bahwa usia mempunyai efek tidak langsung pada perilaku dan kinerja individu. Semakin tinggi usia seseorang, belum tentu ia mampu menunjukkan kematangan intelektual baik secara kognitif, maupun psikomotor saat melakukan pekerjaan, terutama dalam pelaksanaan pendokumentasian pengkajian keperawatan. Hal ini bisa terjadi karena beberapa faktor seperti nilai personal yang dimiliki oleh individu yang bersangkutan, fleksibilitas serta faktor-faktor psikologis lain yang mempengaruhi seseorang
dalam
pelaksanaan
pendokumentasian
pengkajian
keperawatan.
Ditambah lagi bila tenaga perawat kurang dan tuntutan pasien tinggi. Robbin (2009) yang menyatakan tidak ada perbedaan yang konsisten antara perempuan dan laki-laki dalam kemampuan pemecahan masalah, keterampilan analisis, dorongan kompetitif, motivasi, kemampuan sosial, dan kemampuan belajar. Menurut peneliti Ketidaksesuaian antara teori dengan hasil penelitian ini dimungkinkan karena proporsi perawat dengan jenis kelamin jauh berbeda dalam jumlah antara perawat perempuan dan laki-laki sehingga kurang memadai dianalisis dan disimpulkan. Indiyah (2001) menyatakan bahwa semakin lama seorang
bekerja maka
semakin terampil orang yang bekerja. Begitu juga Hidayat (2000) mengatakan bahwa masa seseorang
mempengaruhi kualitas pekerjaannya, semangat yang
dimiliki dapat meningkatkan keterampilan, dan motivasi yang kuat, yang akan berdampak pada perubahan yang lebih baik. Menurut pendapat peneliti, semakin lama seseorang bekerja maka akan mendukung kemampuannya dalam melakukan suatu pekerjaan. Begitu pula dengan semakin lama perawat bekerja, maka kemampuannya
dalam
melaksanakan
pendokumentasian
akan
lebih
baik.
Ketidaksesuaian antara teori dengan hasil penelitian ini dimungkinkan karena proporsi perawat lama (> 5 tahun) lebih banyak dari perawat yang baru (1-5 tahun) tidak seimbang sehingga tidak dapat dianalisis dan disimpulkan. Namun, perbedaan hasil ini tidak jauh berbeda sehingga peneliti berpendapat bahwa perawat dengan
masa kerja > 5 tahun lebih kemungkinan dipengaruhi oleh beban tambahan karena jumlah pasien yang banyak, fungsi supervisi, pembimbingan, sumber fungsi pengarahan belum optimal sedangkan
perawat baru perlu di evaluasi kembali
program orientasi. Teori yang dikemukakan oleh Siagian (2000) yang menyatakan bahwa sesungguhnya pelatihan pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja karyawan. Akan tetapi, setelah pelatihan juga harus dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan pendokumentasian dalam pengkajian yang dilakukan oleh perawat. Melihat hasil penelitian di atas bahwa sebagian perawat yang telah mendapat pelatihan tentang pelaksanaan pendokumentasian tidak menerapkannya sesuai dengan yang telah diperoleh sehingga dibutuhkan adanya evaluasi yang baik. Sedangkan untuk variabel yang berhubungan yaitu tingkat pendidikan, peringkat fungsi dalam jabatan, tingkat pengetahuan dengan pelaksanaan pendokumentasian perawat. Teori Wawan (2010) menyatakan bahwa makin tinggi pendidikan seseorang, makin mudah untuk menerima informasi sehingga mampu untuk membuat keputusan dalam melakukan pendokumentasian. Dari hasil penelitian ini, peneliti mempunyai asumsi bahwa pendidikan DIII saja masih perlu ditingkatkan kemampuannya dalam melakukan pendokumentasian dengan benar dan lengkap. Dalam hal ini peneliti sangat sependapat dengan Wawan (2010) dan Siagian dalam Saselah (2010) bahwa dengan pendidikan yang tinggi akan meningkatkan motivasi, keinginan dan kematangan intelektual dalam penerapan pendokumentasian pengkajian secara lengkap. Davis dan Newstrom (1994) mengatakan bahwa tingkat pekerjaan atau jabatan merupakan dua sumber status yang penting, dimana orang-orang dengan pekerjaan pada tingkat pendapatan yang lebih tinggi merasa lebih puas. Mereka biasanya memperoleh gaji dan kondisi kerja yang baik sehingga menyebabkan mereka mempunyai alasan yang baik untuk merasa puas dan memiliki motivasi untuk mendokumentasikannya lebih tinggi. Menurut peneliti semakin tinggi peringkat fungsi (PF) seseorang semakin termotivasi dalam melakukan pekerjaannya dalam hal melakukan pendokumentasian keperawatan dibandingkan dengan perawat dengan peringkat fungsi yang rendah. Hal ini didukung dengan hasil penelitian dalam tabel V.13 dimana responden dengan peringkat fungsi III tidak lengkap dalam pelaksanaan pendokumentasian pengkajian yaitu sebesar 93,4% dibandingkan dengan responden perawat yang melaksanakan pendokumentasian pengkajian secara
lengkap hanya sebesar 81,5%. Sementara responden perawat dengan peringkat fungsi IV yang melaksanakan pendokumentasian pengkajian keperawatan secara lengkap sebesar 18,5% dan hanya 6,6% saja yang melakukan pendokumentasian pengkajian keperawatan secara tidak lengkap. Hal ini menunjukkan bahwa pelaksanaan pendokumentasian keperawatan yang dituntut untuk dilaksanakan sesuai dengan jabatan dan tanggung jawab yang diberikan, bukan sekedar rutinitas yang dilakukan. Dengan kenaikan jabatan maka seseorang akan termotivasi untuk meningkatkan kinerja yang mana mempunyai rasa tanggungjawab yang besar didalam bekerja. Notoatmodjo (2010) bahwa pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya suatu tindakan seseorang dan didukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Mariesca Saselah (2010) yang berjudul faktor-faktor yang berhubungan dengan pendokumentasian pengkajian keperawatan di Puskesmas Kecamatan Wilayah Jakarta Timur yang menyatakan bahwa ada hubungan bermakna antara pengetahuan dengan pendokumentasian keperawatan. Peneliti berpendapat bahwa pengetahuan yang baik sangat diperlukan untuk menghasilkan suatu pekerjaan yang
baik.
Begitu
pula
dalam
pelaksanaan
pendokumentasian
pengkajian
keperawatan, sangat dibutuhkan pengetahuan yang baik dari seorang perawat sehingga standart format pengkajian keperawatan medikal bedah yang ada di PKSC yang telah dilakukan dengan baik.
D.
SIMPULAN DAN SARAN 1. SIMPULAN Karakteristik perawat di tujuh unit medikal bedah PKSC adalah 58,7% berusia dewasa muda (20-40 tahun), 87,3% tingkat pendidikan D3, 97,6% jenis kelamin perempuan, 88,1% masa kerja > 5 tahun, 87,3% peringkat fungsi III, dan 71,4% memiliki pengetahuan yang baik tentang pendokumentasian keperawatan. Adapun hasil analisis bivariat didapatkan Ada hubungan bermakna antara tingkat pendidikan (pv=0,039), peringkat fungsi (pv=0,039), tingkat pengetahuan (pv=0,008) dengan pelaksanaan pendokumentasian keperawatan. Tidak ada hubungan bermakna antara umur (pv=0,950), jenis kelamin (pv=0,522),masa kerja (pv=0,885), dan pelatihan (pv=0,822) dengan pelaksanaan pendokumentasian keperawatan.
2. SARAN Bagi Semua Perawat perlu meningkatkan pengetahuan tentang pentingnya dokumentasi pengkajian agar pelayanan keperawatan yang diberikan berkualitas. Perawat dapat meningkatkan pengetahuannya dengan peningkatan studi lebih lanjut, agar dapat mendukung pelaksanaan pendokumentasian yang lebih baik. Selain peningkatan pengetahuan dan pendidikan, dalam mendukung pelaksanaan pendokumentasian yang lebih baik dapat juga dilakukan melalui mengikuti kenaikan peringkat fungsi jabatan. Pelaksanaan pendokumentasian pengkajian keperawatan yang terdiri dari wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dilakukan saat pasien masuk. Bagi kepala unit, supervisor klinik, dan ketua tim. Kepala unit, supervisor klinik, dan ketua tim melakukan evaluasi rutin setiap 6 bulan sekali terhadap pelatihan yang diberikan. Perlu dilakukan pengontrolan dari supervisor klinik dan ketua tim pada waktu tertentu berkaitan dengan pendokumentasian pengkajian keperawatan untuk melihat sejauh mana perawat telah melakukan pengkajian keperawatan. Supervisor klinik dan ketua tim juga hendaknya dan mengevaluasi (dengan mengingatkan perawat setiap pergantian shift) untuk menulis hasil pemeriksaan fisik yang telah dikerjakan oleh perawat di unit rawat inap. Sebagai role model dalam pelaksanaan pendokumentasian pengkajian keperawatan. Memberi pengarahan saat perawat mengalami
kesulitan
dalam
pelaksanaan
pendokumentasian
pengkajian.
Mengadakan siang klinik pada perawat di Unit Medikal Bedah terutama pada pendokumentasian pengkajian keperawatan. Memberikan pujian setiap evaluasi rutin kepada perawat yang telah melakukan pendokumentasian keperawatan secara lengkap Memberi kesempatan kepada perawat di Unit Medikal Bedah untuk mengikuti pelatihan dan seminar keperawatan. Bagi institusi PKSC. Melakukan pelatihan secara merata dan bergilir untuk semua perawat di unit terutama pada pelaksanaan pengkajian pendokumentasian terutama pemeriksanaan fisik. Selain itu, setiap perawat yang mengikuti pelatihan sebaiknya dievaluasi sejauh mana perawat mampu mengaplikasikan dengan benar dan tepat pelaksanaan
pendokumentasian
pengkajiaan
keperawatan.
Mengembangkan
pengetahuan perawat dengan cara memberikan kesempatan untuk melanjutkan studi lebih lanjut. Memberikan penghargaan perawat teladan bagi perawat yang berprestasi dan memiliki kinerja yang baik dari segi hard skill dan soft skill (kognitif, afektif, dan psikomotor).
E.
DAFTAR PUSTAKA Ali, Zaidin. 2010. Dasar-Dasar Dokumentasi Keperawatan. Jakarta : EGC Asnawi, S. 2007. Teori Motivasi : Dalam Pendekatan Psikologi Industri dan Organisasi. Cet. 3. Jakarta : Studio Press Bickley, Lynn S. 2008. Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan Bates: Buku Saku. Alih bahasa, Esty Wahyudi. Ed.5. Jakarta:EGC. Breann, S dan Moore,dkk. 1999. Medical test: pemeriksaan medis. Jakarta: EGC. Bunga L. Asnet & Tarigan Emiliana. 2010. Panduan Riset Keperawatan Program S1 Keperawatan. Jakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sint Carolus. Dalami, Ermawati dkk. 2011. Dokumentasi Keperawatan Dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Trans Info Media. Departemen Kesehatan : Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan. 2006. Kurikulum Pendidikan DIII Keperawatan. Jakarta : Departemen Kesehatan Dinarti dkk. 2009. Dokumentasi Keperawatan. Jakarta: Trans Info Media. Direktorat Keperawatan. 2011. Standar Praktek Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: PK St Carolus ( tidak dipublikasikan) Doenges, Marilynn E.1999. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC. Dona, Dominggo Hieronima. 2008. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Tingkat Pengetahuan Perawat Tentang Dokumentasi Keperawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Ende. Jakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sint Carolus. Emiliana. 2004. Tesis : Persepsi Perawat Pelaksana Terhadap Jenjang Karir dan Hubungannya Dengan Kinerja Di Unit Medikal Bedah PK Sint Carolus Jakarta: Jakarta : Program Pasca Sarjana Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia 2004. Faisal, Rizal. 2005. Hubungan Kepuasan Fisik dengan Kinerja Perawat. Diperoleh di http://Waydwiyuri Santoso. Word Pres. Com/2010/01/1 pada tanggal 24 april 2012. Gibson et all dalam Indiyah, Sri. 2001. Tesis : Analisis Hubungan Antara Karakteristik Individu dan Organisasi Dengan Kinerja Perawat primer di Unit Interna-Bedah Pelayanan Kesehatan Sint Carolus. Jakarta : Program Pasca Sarjana Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia 2010 Hamzah, Haji. 2011. Teori motivasi dan pengukurannya analisis di bidang pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Httt://copyaskep.wordpress.com/2011/09/09/asuhan-keperawatan. Diperoleh 31 Mei 2012 Ilyas, Y. 1999. Kinerja : Teori, Penilaian, dan Penelitian. Jakarta : Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan FKM Universitas Indonesia. Kozier, dkk. 2010. Fundamental Keperawatan Edisi 7 Vol. 1. Jakarta: EGC. Mansyah, Barto dkk. 2011. Jurnal Forum Kesehatan. Palangkaraya: Politeknik Kesehatan Kemenkes Palangkaraya. Marni. 2006. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Perawat dalam Melakukan Pendokumentasian Keperawatan di Ruang Medikal Bedah Rumah Sakit Pluit. Jakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sint Carolus Martini, 2007. Hubungan Karakteristik Perawat, Sikap, Beban Kerja, Ketersedian Fasilitas dengan pendokumentasian Asuhan Keperawatan di Rawat Inap BPRSUD Kota Salatiga. Semarang Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro Murniwati. 2006. Hubungan Antara Karakteristik Individu dan Motivasi Dengan Pengetahuan Perawat Tentang Pengambilan Keputusan Berdimensi Etik Di Unit Interne-Bedah PK Sint Carolus. Jakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sint Carolus Nurjannah, Intansari. 2010. Proses Keperawatan Nanda, NOC dan NIC. Yogyakarta: MocoMedia Nursalam. 2008. Proses dan Dokumentasi Keperawatan: Konsep dan Praktik. Jakarta: Salemba Medika. , 2008. Proses dan Dokumentasi Keperawatan Edisi 2: Konsep dan Praktik. Jakarta: Salemba Medika. Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rinekacipta ,
2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineka cipta
,
2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta :Rineka cipta , 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan.Jakarta : Rineka cipta
Potter dan perry. 2005. Fundamental keperawatan, ed 4. Jakarta:EGC Priharjo,Robert. 2007. Pengkajian Fisik Keperawatan ed 2. Jakarta: EGC Robbins, S. 1996. Perilaku Organisasi, Kontroversi, Aplikasi. Edisi pertama. Jakarta : Prehalindo Rohana, Hotma. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perawat dalam Pelaksanaan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap RS PGI Cikini. Jakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sint Carolus
Santoso. Andy A. 2007. Pemeriksaan Fisik. Jakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sint Carolus Saselah, Mariesca. 2010. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pendokumentasian pengkajian keperawatan di Puskesmas kecamatan Wilayah Jakarta Timur 2010. Jakarta : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sint Carolus Program S1 Keperawatan Setiadi, 2012. Konsep dan Penulisan Dokumentasi Asuhan Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu Siagian, Sondang P. 2004. Teori Motivasi Dan Aplikasinya. Jakarta: Rinneka Cipta Simamora, Henry. 1999. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Kedua. Yogyakarta : Bagian penerbitan STIE YKPN Suara, Mahyar dkk. 2010. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Trans Info Media Sulistiowati, Erni. 2012. Faktor-faktor yang berhubungan dengan penerapan Discharge planning Di Unit Medikal Bedah PKSC Jakarta. : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sint Carolus. Sunaryo. 2004. Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta : EGC UI Nasir, A&Muhith,A.(2011). Dasar – dasar keperawatan jiwa. Jakarta : Salemba Medika Wawan, A & Nuha M. D. 2010. Teori dan pengukuran pengetahuan, sikap dan perilaku manusia Yogyakarta : Medika Widayatun, Tri Rusmi. 1999. Ilmu Perilaku. Jakarta : PT. Fajar Interpratama