Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
FUNGSI PENGAWASAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DALAM PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA DI DESA TINTIN PENINJAU KECAMATAN EMPANANG KABUPATEN KAPUAS HULU TAHUN 2012 Oleh: LANDA NIM. E42010040 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat, 2015 E-mail :
[email protected]
Abstrak Penelitian ini membahas pengawasan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dalam pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) di Desa Tintin Peninjau Kecamatan Empanang Kabupaten Kapuas Hulu, yang bertujuan untuk mengetahui fungsi pengawasan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dalam pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) di Desa Tintin Peninjau Kecamatan Empanang Kabupaten Kapuas Hulu. Penelitian ini diangkat karena masih terdapat permasalahan dalam pengawasan terutama dalam pengelolaan dan penggunaan Alokasi Dana Desa (ADD). Oleh sebab itu penelitian ini dilakukan sebagai upaya untuk mencari tahu penyebab permasalahan yang menyebabkan kurang maksimalnya pengawasan yang dilakukan oleh Badan Permusyawaratan Desa (BPD). Penelitian ini dilakukan di Desa Tintin Peninjau Kecamatan Empanang Kabupaten Kapuas Hulu. Pengumpulan data dengan observasi, wawancara secara mendalam dan dokumentasi, adapun dengan menentukan pihak-pihak yang menjadi narasumber teknik Perposive Sampling yaitu informan yang benar-benar memahami pengawasan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dalam pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD). Data yang dikumpulkan kemudian di analisis dengan metode kualitatif. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa pengawasan yang dilakukan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dalam pengelolaan Alokasi Dana Desa yaitu pada saat persiapan, perencanaan dan pelaksanaan serta penggunaan Alokasi Dana Desa (ADD) masih belum optimal yaitu 30% untuk penyelenggaraan Pemerintahan Desa seperti peningkatan pelayanan desa, intensif pemerintah desa, pembelian alat kantor untuk pemerintah desa dan BPD dan 70% untuk pemberdayaan masyarakat yang fisik seperti pembuatan jembatan, jalan desa dan non fisik seperti penyuluhan lingkungan hidup, kesehatan, pendidikan di Desa Tintin Peninjau Kecamatan Empanang Kabupaten Kapuas Hulu sudah dilakukan dengan baik. Kata-kata kunci: Pengawasan, Pembangunan, Alokasi Dana Desa.
1 LANDA, NIM. E42010040 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Abstract This study discusses supervision Village Consultative Body (BPD) in the management of the Village Fund Allocation (ADD) in the village of Tintin Editor Empanang District of Kapuas Hulu, which aims to determine the supervisory function Village Consultative Body (BPD) in the management of the Village Fund Allocation (ADD) in the Village Tintin Editor Empanang District of Kapuas Hulu. This study was appointed because there are problems in monitoring, especially in the management and use of the Village Fund Allocation (ADD). Therefore, this study was conducted in an attempt to figure out the cause of the problems that cause maximal supervision carried out by the Village Consultative Body (BPD). This research was conducted in the village of Tintin Editor Empanang District of Kapuas Hulu. The collection of data through observation, in-depth interviews and documentation, while the parties determine that the informant Perposive sampling technique that informants who really understands supervision Village Consultative Body (BPD) in the management of the Village Fund Allocation (ADD). Data collected later in the analysis with qualitative methods. Results of the study showed that the surveillance conducted Village Consultative Body (BPD) in the management of the Village Fund Allocation ie at the time of preparation, planning and implementation and use of the Village Fund Allocation (ADD) is still not optimal, namely 30% for the implementation of the Government such as the village of rural service improvement, intensive village government, the purchase of office equipment for the village government and BPD and 70% for physical community empowerment such as the manufacture of bridges, rural roads and non-physical, such as environmental education, health, education in the village of Tintin Editor Empanang District of Kapuas Hulu has done well. Keywords: Monitoring, Development, Village Fund Allocation.
2 LANDA, NIM. E42010040 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
oleh
A. PENDAHULUAN
badan
yang
ada
dalam
tubuh
pemerintahan desa itu sendiri (Situmorang, 1.
1994:28).
Latar Belakang Penelitian Peningkatan efisien dan efektifitas
Kedisplinan pegawai untuk mentaati
dalam pelaksanaan pemerintahan desa sudah
peraturan kerja dan pelaksanaan tugas yang
menjadi kebutuhan yang wajib dipenuhi,
lainnya
maka
sangat
Keadaan tersebut disebabkan oleh tingkat
dibutuhkan bagi masyarakat terlebih dari
kesadaran para pegawai akan tugasnya
aparat
desa.
belum
yang
cenderung
partisipasi
semua
pelaksana
pihak
pemerintah
Penyelenggaraan pemerintah desa
terkadang
maksimal
masih
diremehkan.
sehingga
lebih mengurus
pribadi
sangat mendesak, khususnya pada masa
Penguasa atau pimpinan perlu melakukan
reformasi saat ini. Arah pendekatan dalam
pengawasan
memberikan pelayanan kepada masyarakat
pemerintahan dan pembangunan, hal ini
dan sebagai upaya penyampaian kebijakan
bertujuan untuk menunjang terwujudnya
pusat
pemerintahan yang bersih dan berwibawa,
sebagai
pelaksana
program
atau
golongannya.
tugas-tugas
pokok
sebab tanpa pengawasan yang efektif baik
pemerintah. Hal ini ditandai oleh adanya tuntutan bagi
kepentingan
kepentingan
efektif adalah merupakan kebutuhan yang
dan
atau
pegawai
masyarakat,
akan
menunjang
terciptanya aparatur pemerintah desa yang
secara langsung maupun tidak langsung akan
mengakibatkan
terjadinya
penyimpangan atau penyelewengan. Badan Permusyarawatan Desa Tintin
berwibawa, bersih, teratur dan tertib dalam menjalankan fungsi dan tugas yang sesuai
Peninjau
dengan ketentuan yang belaku.tuntutan dari
pengawasan kinerja pemerintahan desa di
masyarakat itu timbul karena ada sebabnya,
Desa Tintin Peninjau, dimana salah satu
yaitu ada kegiatan-kegiatan yang tidak
misi yang ingin di capai adalah mencegah
terpuji yang dilakukan oleh pemerintah
terjadinya
penyimpangan
umumnya dan aparat pemerintahan desa
melaksanakan
manajemen
pemerintahan
khususnya.
desa. ADD
sebagaiamana
Penyimpangan-penyimpangan
yang terjadi di kalangan pemerintah desa
yang
memiliki
Tujuan
fungsi
dalam
dalam
salah satu penenyebabnya kurang efektifitas
tercantum dalam Surat Edaran Mendagri
pelaksanaan pengawasan yang dilakukan
Nomor 140/640/SJ, tanggal 22 maret hal 4 3
LANDA, NIM. E42010040 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
adalah
meningkatkan penyelenggaraan
Desa dalam Pengawasan Alokasi Dana Desa
pemerintahan desa dalam melaksanakan
di
pelayanan pemerintahan, pembangunan dan
Empanang Kabupaten Kapuas Hulu Tahun
kemasyarakatan
sesuai
2012 yang mana belum terlaksana dengan
meningkatkan
kemampuan
kewenangannya, lembaga
kemasyarakatan di desa dalam perencanaan, pelaksanaan
dan
pembangunan dengan
secara
potensi
Desa
Tintin
maksimalnya
Peninjau
Kecamatan
pengawasan
dalam
penyelenggaraan alokasi dana desa.
pengendalian partisipatif
3. Rumusan Masalah
meningkatkan
Berdasarkan uraian yang terdapat
kesempatan
pada latar belakang di atas, maka berikut
berkerja dan kesempatan berusaha bagi
dirumuskan tentang beberapa permasalahan
masyarakat
pokok
pemerataan
desa,
sesuai
pendapatan,
desa;
peningkatan
dan,
swadaya
mendorong gotong-royong
dalam
“Bagaimana
penelitian
ini
yaitu:
Pelaksanaan
masyarakat berdasarkan butir-butir tersebut
Permusyawaratan
diatas. Kebijakan ADD merupakan salah
menjalankan fungsi pengawasan alokasi
satu wujud otonomi desa yang terbukti dapat
dana
mendorong
Kecamatan Empanang Kabupaten Kapuas
terciptanya
kemandirian,
demokrasi, pastisipasi dan kesejahteraan
desa
di
Desa
Badan
Desa
(BPD)
Tintin
dalam
Peninjau
Hulu Tahun 2012.
masyarakat desa. Berkaitan dengan tujuan dari program ADD tersebut di atas agar dalam pelaksanaannya dapat sesuai dengan peraturan
yang
menyimpang ditetapkan
dari
maka
4. Tujuan Penelitian Ingin
mengetahui
sejauh
mana
berlaku
dan
tidak
pengawasan yang dilakukan oleh Badan
rencana
yang
telah
Permusyarawatan
diperlukan
kepatuhan,
Desa
pelaksanaan Alokasi Dana Desa pada Tahun
pengawasan dan partisipasi.
Anggaran 2012.
2. Fokus penelitian
5. Manfaat Penelitian
Melihat konteks penelitian yang akan
terhadap
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
diteliti sangat luas, maka peneliti dalam hal
menambah
dan
memperluas
wawasan
ini membatasi atau memfokuskan penelitian
keilmuan, khususnya dalam kajian ilmu
pada Pelaksanaan Badan Permusyawaratan
pemerintahan. Dari sisi teoritis, penelitian 4
LANDA, NIM. E42010040 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
ini bermanfaat sebagai media aplikasi teori
pelaksanaan (actuating), serta pengawasan
yang dapat berguna dalam mengembangkan
(controlling).
pengetahuan dan pengalaman peneliti. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
Menurut Schermerhorn dalam Ernie dan Saefullah (2005:317), mendifinisikan
dijadikan sebagai bahan kajian bagi anggota
pengawasan
BPD dan Kepala Desa khususnya di Desa
dalam menetapkan ukuran kinerja dalam
Tintin
pengambilan
tindakan
mendukung
pencapaian
Peninjau
Kecamatan
Kabupaten Kapuas
Empanang
Hulu untuk saling
merupakan
sebagai
proses
yang
dapat
hasil
yang
memberi ruang gerak berdasarkan fungsi
diharapkan sesuai dengan ukuran yang telah
dan perannya masing-masing dan menjadi
ditetapkan tersebut. Sedangkan menurut
bahan kajian dalam rangka meningkatkan
Mathis dan Jackson (2006:303), menyatakan
efektifitas
mewujudkan
bahwa
pengawasan
kehidupan masyarakat yang demokratis
proses
pemantauan
berdasarkan nilai-nilai budaya masyarakat
berdasarkan
setempat.
kinerja, memastikan kualitas atas penilaian
kerja
dalam
standar
merupakan
sebagai
kinerja
karyawan
untuk
mengukur
kinerja dan pengambilan informasi yang dapat dijadikan umpan balik pencapaian hasil B. TEORI DAN METEDOLOGI
yang
dikomunikasikan
ke
para
karyawan. Defenisi ini tidak hanya terpaku pada
Pengawasan merupakan salah satu dari fungsi manajemen yang berada pada tahap akhir, pengawasan tersebut berfungsi menentukan apakah yang dilaksanakan telah sesuai dengan apa yang direncanakan. Manajemen itu sendiri berdasarkan uraian George
Terry
(dalam
Handayaningrat,
1996:25) bahwa proses dari manajemen yang lebih dikenal dengan akronim POAC, terdiri
atas:
Perencanaan
(planning),
pengorganisasian (organizing), penggerakan
apa yang direncanakan, tetapi mencakup dan melingkupi tujuan organisasi. Hal tersebut akan mempengaruhi sikap, cara, sistem, dan ruang lingkup pengawasan dilakukan
oleh
seorang
yang akan manajer.
Pengawasan sangat penting dilakukan oleh perusahaan atau kantor pemerintahan dalam kegiatan. Operasionalnya kemungkinan
untuk
terjadinya
mencegah
penyimpangan-
penyimpangan dengan melakukan tindakan 5
LANDA, NIM. E42010040 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
koreksi terhadap penyimpangan tersebut
melakukan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
diperlukan untuk memperbaiki kesalahan-
oleh perusahaan atau kantor sebelumnya.
kesalahan
Menurut
Harahap
(2001:14),
tindakan
yang
korektif
ada
yang
sebelumnya.
Pengawasan yang efektif.
Pengawasan adalah keseluruhan sistem,
Membantu usaha dalam mengatur
teknik, cara yang mungkin dapat digunakan
pekerjaan agar dapat terlaksana dengan baik.
oleh seorang atasan untuk menjamin agar
Fungsi
segala aktivitas yang dilakukan oleh dan
terakhir dari proses manajemen. Fungsi ini
dalam organisasi benar-benar menerapkan
terdiri dari tugas-tugas memonitor dan
prinsip efisiensi dan mengarah pada upaya
mengevaluasi aktivitas perusahaan agar
mencapai keseluruhan tujuan organisasi.
target perusahaan tercapai. Dengan kata lain
Sedangkan menurut Maringan (2004:61),
fungsi pengawasan menilai apakah rencana
pengawasan adalah proses dimana pimpinan
yang ditetapkan pada fungsi perencanaan
ingin
telah tercapai.
mengetahui
hasil
pelaksanaan
pekerjaan yang dilakukan bawahan sesuai
pengawasan
Adapun
jenis
merupakan
penelitian
fungsi
yang
dengan rencana, perintah, tujuan, kebijakan
digunakan
yang telah ditentukan. Selain itu menurut
adalah Deskriptif, yaitu penelitian yang
Dessler
berusaha
(2009:2),
pengawasan
menyatakan
(Controlling)
bahwa
peneliti dalam penelitian ini
untuk
menuturkan
atau
merupakan
menggambarkan pemecahan masalah yang
penyusunan standar seperti kuota penjualan,
ada sekarang berdasarkan data-data dan
standar
produksi;
fakta, menganalisis dan menginterperstasi
pemeriksaan untuk mengkaji prestasi kerja
(Narbuko dan achmadi, 2005:44). Peneliti
aktual dibandingkan dengan standar yang
menggunakan jenis penelitian deskriptif ini
telah
tindakan
karena hendak menggambarkan secara rinci
Berdasarkan
hal-hal yang berkaitan dengan pengawasan
kualitas,
atau
ditetapkan;
korektif
yang
level
mengadakan
diperlukan.
penjelasan para ahli diatas, maka dapat
langsung
dan
tidak
langsung
dalam
diambil kesimpulan bahwa pengawasan
pelaksanaan program Alokasi Dana Desa
merupakan suatu tindakan pemantauan atau
(ADD) di Desa Tintin Peninjau Kecamatan
pemeriksaan kegiatan perusahaan untuk
Empanang Kabupaten Kapuas Hulu.
menjamin pencapaian tujuan sesuai dengan
Pengelolaan Alokasi Dana Desa
rencana yang ditetapkan sebelumnya dan
(ADD) harus di dasarkan pada mekanisme 6
LANDA, NIM. E42010040 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
pengelolaan berdasarkan tahap pelaksanaan
musyawarah
yaitu
kesepakatan dan disetujui
persiapan,
perencanaan
dan
sudah
menjadi bersama
pelaksanaan dengan menggunakan prinsip
forum
pengelolaan yaitu dapat diterima semua
apakah Pemerintahan
pihak,
melakukan survey terkait harga barang
transparan,
dapat
dipertanggungjawabkan dan berkelanjutan. Sehingga
hasil
yang
diharapkan
dari
musyawarah. Serta melihat Desa sudah
dan jasa terkait pelaksanaan. 3.
Pelaksanaan
Meminta
pemberian Alokasi Dana Desa (ADD) dapat
pertanggungjawaban atas hasil dari
tercapai
sesuai
namun tidak
pelaksanaan Alokasi Dana Desa (ADD)
terlepas
dari
Badan
dan jika terjadi kekeliruan maka Badan
Permusyawaratan Desa (BPD), sehingga
Permusyawaratan Desa (BPD) dapat
dapat mencegah terjadinya kekeliruan atau
melihat, mengecek serta memeriksa
penyimpangan serta dapat mengevaluasi
secara langsung apa yang terjadi.
harapan pengawasan
permasalah yang terjadi dalam pengelolaan Alokasi
Dana
pengawasan
Desa (ADD). Adapun
yang
dilakukan
Badan
Penggunaan Alokasi Dana Desa (ADD) bertujuan agar apa yang diharapkan bias
tercapai
seperti
terwujudnya
Permusyawaratan Desa (BPD) pada saat
kelembagaan di desa yang mandiri dengan
pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD)
didukung oleh Sumber Daya Manusia
dapat dilihat sebagai berikut:
(SDM)
1.
Persiapan Ikut serta bersama aparatur
menyelenggarakan
desa dalam mengadakan sosialisasi dan
tersedianya sarana dan
membagikan selembaran terkait berapa
yang dapat mendukung kemajuan dan
besar Alokasi Dana Desa (ADD) yang
perkembangan desa sesuai dengan potensi
akan diterima desa.
desa, terselenggaranya pembangunan di desa
Perencanaan Mengontrol serta melihat
dengan menggunakan pola pembangunan
tingkat
partisipasi
2.
minat
masyarakat
dalam
aspirasi
di
menyampaikan MUSREMBANGDes.
Menyetujui
yang
handal
dalam
tugas pemerintahan,
dan
prasarana didesa
terjadinya
proses
pembelajaran dalam masyarakat yang tidak terlepas
dari
pengawasan
Badan
rencana kegiatan dan mengesahkan
Permusyawaratan Desa (BPD). Penggunaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
Alokasi Dana Desa (ADD) didasarkan pada
(APBDes) apabila dalam penyusunan
30%
untuk
untuk
penyelenggaraan 7
LANDA, NIM. E42010040 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Pemerintah Desa yaitu tunjangan aparatur desa,
tunjangan
operasional
non
aparatur
Pemerintahan
desa,
Desa
dan
Pengawasan
Badan
Permusyawaratan pengelolaan
Desa
(BPD)
dalam
Alokasi Dana Desa (ADD)
operasional Lembaga Kemasyarakatan Desa
yaitu
(LKD) dan 70% untuk
pemberdayaan
pelaksanaan serta penggunaan Alokasi Dana
masyarakat
pemberdayaan
Desa
mencakup
persiapan,
(ADD)
ekonomi, pemberdayaan lingkungan desa
penyelenggaraan
dan pemberdayaan Sumber Daya Manusia
70% untuk
(SDM).
tidak
Adapun
perencanaan
yaitu
30%
dan
untuk
Pemerintahan Desa dan
pemberdayaan
masyarakat,
tugas
Badan
(BPD)
sebagai
pelaksanaan yaitu diterima semua pihak,
pengawas dalam penggunaan Alokasi Dana
transparansi, dapat dipertanggung jawabkan
Desa (AAD) dapat dilihat pada tabel sebagai
dan berkelanjutan. Jadi secara keseluruhan
berikut :
pengawasan
Permusyawaratan
1.
Desa
Penyeleggaraan Melihat
Pemerintahan
Pemerintahan
menggunakan (ADD)
Alokasi
apakah
keseimbangan dalam
2.
Desa Dana
Desa dalam Desa
mengupayakan
terlepas dari prinsip-prinsip dalam
yang
Permusyawaratan pengelolaan
dan
dilakukan Desa
Badan
(BPD)
baik
penggunaan dilakukan
secara langsung dan tidak langsung. Hal ini
dilakukan untuk meningkatkan harkat
mewujudkan
dan martabat masyarakat desa melalui
kesejahteraan aparatur desa sehingga
percepatan dan pemerataan pembangunan,
dapat
melalui upaya pemberdayaan masyarakat
memberikan
pelayanan
baik
kepada masyarakat.
sehingga tujuan pemberian Alokasi Dana
70% untuk pemberdayaan masyarakat
Desa (ADD) dapat tercapai sesuai harapan.
Melihat apakah penggunaan Alokasi Dana Desa (ADD) di upayakan untuk keseimbangaan
dan
kesinambungan
C. PENUTUP
pembangunan saran dan prasarana yang didasarkan
pada
sehingga
mampu
skala
prioritas,
1.
Kesimpulan
mendukung
Berdasarkan hasil penelitian dan
perkembangan dan peningkatkan di
hasil
desa.
kemukakan pada bab sebelumnya, ada
pembahasan
yang
telah
peneliti
beberapa kesimpulan yang dapat peneliti 8 LANDA, NIM. E42010040 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
sampaikan dari Fungsi Pengawasan Badan
member kontribusi secara praktis maupun
Permusyarawatan Desa dalam Pengelolaan
teoritis.
Alokasi Dana Desa di Desa Tintin Peninjau Kecamatan Emapanang Kabupaten Kapuas Hulu. Adapun kesimpulan yang
peneliti
dapatkaan adalah sebagai berikut : 1.
Secara keseluruhan pengawasan yang dilakukan oleh Badan Permusyawaratan Desa (BPD) belum optimal dalam pengelolaan dan penggunaan Alokasi Dana Desa (ADD) dilakukan secara langsung dan tidak langsung.
2.
Penggunaan Alokasi Dana Desa (ADD) 30% untuk penyelenggaraan Pemerintah Desa yaitu
tunjangan aparatur desa,
tunjangan
non
aparatur
Operasional
Pemerintah
Desa
desa, dan
Operasional (Lembaga Kemasyarakatan Desa)
LKD
pemberdayaan
serta
70%
masyarakat
untuk yaitu
pemberdayaan ekonomi, pemberdayaan lingkungan desa dan pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM).
a)
Manfaat Praktis Hasil penelitian dalam Skripsi ini diharapkan
dapat
bermanfaat
bagi
Pemerintah
Kabupaten Kapuas Hulu
terutama kepada Badan Pemberdayaan Desa,
Perempuan
dan
Keluarga
Berencana Kabupaten Kapuas Hulu terutama
menyangkut
pembinaan
Lembaga dan Organisasi yang ada di desa Tintin Peninjau. Mendorong Badan Permusyarawatan Desa untuk lebih melakukan pengawasan terkait
yang serius
mengenai pengelolaan alokasi
dana desa di desa Tintin Peninjau dengan
melakukan
pembinaan,
pengertian, dan komunikasi yang baik terhadap masyarakat. Dari hasil
penelitian
ini juga
diharapkan dapat memberikan masukan baik kepada Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu terutama kepada Badan Pemberdayaan Desa, Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Kapuas
2.
Implikasi Penelitian yang dilakukan mengenai
Fungsi Pengawasan Badan Pemusyarawatan Desa dalam Pengelolaan Alokasi Dana Desa di desa Tintin Peninjau ini diharapkan dapat
Hulu dan juga Pemerintah Desa Tintin Peninjau Tentang fungs Pengawasan Badan Permusyarwatan Desa dalam Pengelolaan Alokasi Dana Desa. Kalau dilihat dari daftar hadir Musrembang Desa hanya satu orang saja perwakilan 9
LANDA, NIM. E42010040 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
masyarakat yang hadir dalam rapat
pengawasan dan pelaksanaan tersebut
tersebut. Sebenarnya seluruh elemen
kurang didukung dengan partisipasi
masyarakat seperti Tokoh dan Pemuka
masyarakat
Masyarakat, Pemangku Adat, PNS,
terjadi
TNI/POLRI, Organisasi
dan timbulnya masalah seperti yang
dan Tokoh
Pemuda, Mahasiswa, Sarjana, Swasta
dan
pengawasan
akan
penyimpangan-penyimpangan
peneliti temukan dalam penelitian
juga harus terlibat dalam pengawasan tersebut.
3.
b) Manfaat teoritis Dari
hasil
Berdasarkan kesimpulan di atas,
penelitian
bahwa
ada
beberapa faktor yang mempengaruhi kecenderungan
seseorang
saran-saran yang diberikan oleh peneliti antara lain:
dalam
berpartisipasi menurut Anggel (dalam
1.
Peninjau
1. Faktor Usia.
proses
3. Faktor Pendidikan.
Kebebasan
dapat melihat bagaimana pengelolaan ADD akan lebih baik dan transparan.
memberikan manfaat bagi Pemerintah dalam
2.
berjalan
dengan
pengelolaan efektif
(ADD) akan
akan
sebaliknya
apabila suatu
desa
untuk
informasi atas segala
kepada masyarakat, sehingga meminimalkan
kecurangan
apabila
dalam
terjadinya pengelolaan
Alokasi Dana Desa (ADD).
masyarakat mau berpartisipasi aktif di dalamnya,
kepala
bentuk dokkumen Alokasi Dana Desa
Pengelolaan Alokasi Dana Desa. Suatu dan
Diharapkan memberikan
Pengawasan
Badan Permusyarwatan Desa dalam
pengawasan
tentang
masyarakat desa, sehingga masyarakat
Anggel tersebut di harapkan dapat
Fungsi
laporan
dan nilai-nilai akuntabilitas kepada
Faktor-faktor yang dikemukakan oleh
Peninjau
penyampaian
pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD)
Untuk
Berprakarsa dan Berkreasi.
meningkatkan
Empanang
pertanggungjawaban
4. Faktor Pekerjaan dan Penghasilan.
Tintin
Kecamatan
Kabupaten Kapuas Hulu memperbaiki
2. Faktor Jenis Kelamin.
Desa
Diharapkan agar aparatur Pemerintah Desa khususnya Kepala Desa Tintin
Suciati, 2006, 52) yaitu:
5. Faktor
Saran
3.
Peneliti
merekomendasikan
untuk
dibentuk badan pengawas independen 10 LANDA, NIM. E42010040 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
pengawasan
Alokasi
Dana Desa
(ADD), sehingga dalam pelaksanaanya
Kadarman. 2001. Pengantar Ilmu Manajemen: Buku Panduan Mahasiswa. Jakarta: PT.Prehallindo.
akan lebih baik dan dapat menghindari penyalahgunaan pengelolaan ADD oleh pihak
pelaksana
tersebut.
pengelola
Peningkatan
kalangan
BPD
ADD
SDM kiranya
di lebih
ditingkatkan agar anggota BPD dapat mampu sebagai
menjalankan
fungsinya
penyalur aspirasi masyarakat
dan fungsi pengawasan dapat berjalan dengan maksimal. 4.
Maringan. 2004. Dasar dasar Administrasi dan Manajemen. Jakarta: GhaliaIndonesia Mathis,John H. Jackson. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Pertama Salemba Empat, Jakarta Mulyadi, 2007. Total Quality Management, Yogyakarta: Aditya Media Narbuko, Cholid., H. Abu Achmadi. 2005. Metode Penelitian. Jakarta : PT Bumi Aksara
Pembuatan APBDes kiranya dapat lebih berlandaskan masyarakat
kepada desa
yang
kebutuhan menjadi
kebutuhan primer masyarakat desa.
D. DAFTAR PUSTAKA Buku-Buku: Dessler, Gary. 2009. Manajemen SDM buku 1. Jakarta : Indeks
Reksohadiprodjo, Sukanto. 2008. DasarDasar Manajemen, edisi keenam, cetakan kelima. Yogyakarta: BPEE. Sahdan, Gorris Dkk. 2004. Buku Saku Pedoman Alokasi Dana Desa (ADD). Bandung Siagian, Sondang. 2008. Pengantar Manajemen, edisi pertama. Jakarta: Bumi Aksara Simbolon Masry, Maringan. 2004, DasarDasar Administrasi dan Manajemen. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Handayaningrat, Soewarno. 1996. Pengantar Studi Ilmu Administrasi Dan Manajemen, cetakan keenam belas, Penerbit : PT. Toko Gunung Agung, Jakarta.
Situmorang, Victor dan Jusuf Juhir. 1994. Aspek Hukum Pengawasan Melekat. Yogyakarta: Rineka Cipta.
Harahap, Ducan, 2001, Sistem Pengawasan Manajemen (Management Control System), Jakarta : Quantum.
Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta
Husnaini. 2001. Manjemen Teori Praktik dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed Methods). Bandung : Alfabeta 11
LANDA, NIM. E42010040 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Tohardi, Ahmad. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia, Bandung: CV. Mandar Maju Trisnawati Ernie dan Saefullah, (2005). Pengantar Manajemen. Jakarta: Kencana. Trisnawati, Sule Erni, dan Kurniawan Saefullah. 2005. Pengantar Manajemen, edisi pertama, cetakan pertama. Penerbit : Prenada Media, Jakarta. Ukas, Maman. 2004. Manajemen : Konsep, Prinsip, dan Aplikasi, Penerbit: Agnini, Bandung. Wasistiono dan Tahrir. 2006. Prospek Pengembangan Desa. Fokus Media.
Tesis : Alipius. 2013. Implementasi dan Pengawasan Pengelolaan Alokasi Dana Desa oleh Pemerintah dan Masyarakat di Desa Engkersik. Skripsi Simin. 2011. Pelaksanaan fungsi Pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) Terhadap Kebijakan Pertambangan Rakyat di Kabupaten Sintang. Pontianak: Tesis
12 LANDA, NIM. E42010040 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat