Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.ac.id
PENGANGKATAN PEGAWAI DALAM JABATAN STRUKTURAL DI LINGKUNGAN PUSKESMAS PADA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KUBU RAYA (Studi Kasus Puskesmas Korpri Desa Sungai Raya Dalam Kecamatan Sungai Raya) Oleh ARNI ASTUTI NIM. E21111038 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura Pontianak. Tahun 2015 Email :
[email protected]
Abstrak Permasalah dalam penelitian ini adalah Pengangkatan Pegawai dalam Jabatan Struktural di lingkungan Puskesmas pada Dinas Kesehatan Kabupaten Kubu Raya. Di dalam Pengangkatan Pimpinan Puskesmas Korpri kurang memperhatikan syarat-syarat pengangkatan dalam jabatan struktural yang salah satu syarat tersebut adalah tidak terpenuhi syarat pendidikan di mana syarat pendidikan tersebut telah ditentukan oleh Negara dalam keputusan Mentri Aparatur Negara dan Peraturan Mentri Kesehatan. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan bentuk penelitian kualitatif pendekatan yang digunakan adalah semiotif/semiologi yang menyangkut studi tentang makna keputusan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori Sondang P. Siagian (2014 : 207-209) tentang pengembangan karir mempertimbangkan 5 faktor sebagai berikut : 1.Perlakuan yang adil, 2. Kepedulian para atasan langsung, 3. Informasi tentang berbagai peluang promosi, 4. Minat untuk dipromosikan, 5.Tingkat kepuasan. Hasil penelitian menunjukan pengangkatan pegawai dalam jabatan struktural di lingkungan puskemas pada dinas kesehatan Kabupaten Kubu Raya. Studi kasus yang dilakukan pada Puskesmas Korpri Desa Sungai Raya dalam bahwa pimpinan Puskesmas yang diangkat dalam jabatan struktural berpendidikan SPK, hal tersebut tidak sesuai dengan peraturan Mentri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara didalam Badan Kepegawaian Negara (BKN) nomor 13 tahun 2002 tentang pengangkatan pegawai dalam jabatan struktural dan peraturan mentri kesehatan nomor 75 tahun 2014 tentang organisasi pusat kesehatan masyarakat. Saran yang disampaikan dalam penulisan skripsi ini untuk memberikan kesempatan bagi PNS didalam mengembangkan kariernya, setiap proses pengangkatan pegawai dalam suatu jabatan hendaknya mengikuti Peraturan Pemerintah yang telah ditetapkan agar terwujudnya pengangkatan pegawai dalam jabatan struktural yang profesional sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta terwujudnya keadilan bagi pegawai yang ingin mengembangkan karir dengan baik untuk dapat di promosikan dalam menduduki jabatan yang sesuai dengan profesionalisme, pangkat ,golongan, masa kerja dan pendidikan. Kata-kata Kunci : Peraturan Pemerintah, Pengembangan Karir, Pengangkatan pimpinan Puskesmas Korpri
. THE APPOINTMENT OF PUBLIC SERVICE EMPLOYEES TO STRUCTURAL POSITIONS AT THE COMMUNITY HEALTH CENTER OF THE HEALTH OFFICE OF KUBU RAYA (A Case Study On The Community Health Center (Puskesmas) Korpri Of Sungai Raya Dalam Village, Sub-District Of Sungai Raya) Abstract The problem in this article is the Appointment of Public Service Employees to Structural Positions at the Community Health Center (Puskesmas) of the Health Office of Kubu Raya. The appointment of leadership positions at the Puskesmas Korpri had yet to consider the qualifications of the appointment in which one of the unfulfilled requirements was the mnimum education specified by the State in the Decision of the State Minister
2 ARNI ASTUTI , NIM. E21111038 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.ac.id
for Administrative Reform and the Regulation of the Minister of Health. The research method used was a descriptive method in the form of qualitative research using the semiotic approach concerning the study of the meaning of decisions. In this study, the researcher used the theory proposed by Sondang P. Siagian (2014 : 207209) about career development by considering 5 factors as follows: 1. Fair treatment; 2. Concern of the direct supervisor; 3. Information on various promotional opportunities; 4. Interest in being promoted; 5. Level of satisfaction. The research findings showed that the appointment of public service employees to structural positions within the Community Health Centers in the Office of Health of Kubu Raya Regency, based on the the case studies conducted at the Puskesmas Korpri, was that the leaders were selected from the SPK graduates. It was not in accordance with the regulations of the State Minister for Administrative Reform in the State Public Service Agency (BKN) Number 13/2002 on the Appointment of Public Service Employees to Strultural Positions, and the Regulations of the Minister of Health Number 75/2014 on the Communty Health Center organization. The suggestion proposed in this thesis was, among others, to provide the opportunity for civil servants to develop their career, each process of the appointment of public service employees to structural positions should comply with the prevailing Government Regulations so as to ensure professinalism and justice for public service employees who wish to develop a career in order to be promoted in positions corresponding to their professionalism, rank, class, working period and education. Keywords:
Government Regulation, Career Development, Appointment of the Leadership Position of the Puskesmas Korpri.
Menurut
A. PENDAHULUAN
keputusan
mentri
kesehatan nomor 128 Tahun 2004 tentang Puskesmas adalah pusat pelayanan
kebijakan dasar puskesmas yang berhak
masyarakat, puskesmas merupakan suatu
menjadi
kesatuan organisasi kesehatan fungsional
Sarjana (Strata –1) yang dalam pendidikan
yang
terdapat
merupakan
pusat
pengembangan
pimpinan
puskesmas
kurikulum
ilmu
adalah
kesehatan
kesehatan masyarakat yang juga membina
masyarakat jadi para sarjana seperti Dokter
peran
Gigi,
serta
masyarakat
disamping
Sarjana
Kesehatan
memberikan pelayanan secara menyeluruh
Sarjana
dan terpadu kepada masyarakat diwilayah
pimpinan Puskesmas.
kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.
Keperawatan
Bila
didudukan
Masyarakat,
dapat
menjadi
pada
Jabatan
Fungsi puskesmas sebagai berikut ;
Struktural seharusnya pimpinan puskesmas
1.
Sebagai pusat pembanguana kesehatan
setara dengan pejabat eselon III/b. Namun
masyarakat di wilayah kerjanya.
karena adanya PP No. 41 Tahun 2007,
Membina
peran
pimpinan puskesmas hanya setara dengan
diwilayah
kerjanya
2.
serta
masyarakat
dalam
rangka
meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat .
pejabat eselon IV/a. Mengacu pada Permenkes No. 75 Tahun 2014 sebagai berikut : 3
ARNI ASTUTI , NIM. E21111038 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.ac.id
1) Pasal
32
mengatakan
puskesmas
5) Dalam hal ini puskesmas kawasan
mengatakan unit pelayanan teknis dinas
terpencil dan sangat terpencil tidak
kesehatan kabupaten/kota sesuai dengan
tersedia tenaga kesehatan sebagaimana
ketentuan
dimaksudkan pada ayat (2) huruf a,
peraturan
perundang-
undangan.
maka kepala puskesmas merupakan
2) Pasal 33 ayat 1-5 sebagai berikut : a. Puskesmas
dipimpin
tenaga oleh
2 tahun dan, c. Telah
mengikuti
pelatihan
Puskesmas korpri memiliki jumlah PNS
dengan
pangkat/
golongan,
1. Pangkat golongan a) angkat/golonganIII/as/dIII/d=14
3) Puskesmas dipimpin oleh seorang kepala puskesmas.
Orang b) Pangkat/golonganII/as/d
Puskesmas
sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) merupakan seorang tenaga kesehatan dengan kriteria sebagai berikut:
c) Pangkat/golonganI/a
s/d I/d
=
-
Orang 2. Pendidikan a) S1
= 3 Orang
sarjana dan memiliki kompetensi
b) D4
= - Orang
manajemen kesehatan masyarakat.
c) D3
= 6 Orang
b. Masa kerja dipuskesmas minimal 2
d) D1
= 1 Orang
(dua) Tahun dan mengikuti
II/d = 4
Orang
a. Tingkat pendidikan paling rendah
c. Telah
tingkat
pendidikan, dan masa kerja sebagai berikut:
manajemen puskesmas
4) Kepala
dengan
pendidikan paling rendah diploma 3 .
seorang kepala puskesmas b. Masa kerja dipuskesmas minimal
kesehatan
e) SMA sederajat = 8 Orang pelatihan
manajemen puskesmas.
3. Masa Kerja a) 1 s/d 5 tahun
= 1 Orang
d. Kepala puskesmas bertanggungjawab
b) 5 s/d 10 tahun
= 10 Orang
atas seluruh kegiatan dipuskesmas.
c) 10 s/d 15 tahun
= 2 Orang
e. Dalam melaksanakan tanggungjawab
d) 15 s/d 20 tahun
= 4 Orang
e) 20 s/d 30 tahun
= 1 Orang
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) f. kepala puskesmas merencanakan dan
Dalam
pelaksanaan
kegiatan
mengusulkan kebutuhan sumberdaya
puskesmas,puskesmas korpri di pimpin oleh
puskesmas kepada dinas kesehatan
kepala puskesmas yang pendidikannya
kabupaten/kota.
SPK/ SMA sederajat dengan masa kerja 15 tahun, dengan pangkat/ golongan III/c. 3
ARNI ASTUTI , NIM. E21111038 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.ac.id
Menurut peraturan Permenkes tahun 2014
dengan meningkatkan kedudukan dalam
dinyatakan
hirarki formal yang sudah ditetaplkan
bahwa
berpendidikan
kepala
puskesmas
sarjana
kesehatan
dalam
organisasi.
Dalam
masyarakat, Hal tersebut juga berkaitan
tradisonal,
dengan
peraturan
kepegawaian
dianggap sinonim dengan persiapan untuk
Negara
tentang
pelaksanaan
mobilitas kejenjang lebih tinggi sehinggga
peraturan pemerintah No.100 tahun 2002
karir akan mendukung efektivitas individu
tentang pengangkatan pegawai negri sipil
dan organisasi dalam mencapai tujuannya.
badan ketentuan
dalam jabatan struktural sebagaimana telah
pengembangan
paradigma
Menurut
karir
pendapat
sering
Dalil
S
diubah dengan peraturan pemerintah No.13
(2002:277) kareir merupakan suatu proses
tahun
yang sengaja diciptakan perusahaan untuk
2002
dinyatakan
bahwa
untuk
menjamin kepastian arah pembangunan
membantu
karir
partisipasi ditempat kerja. Sementara itu
ditetapkan
pola
dasar
dengan
keputusan presiden.
Glueck
karyawan
agar
(1997:134)
membantu
menyatakan
karir
individual adalah urutan pengalaman yang berkaitan dengan pekerjaan yang alami seseorang selama masa kerjanya.
B. KERANGKA TEORI
Menurut Pengertian karir ditafsirkan beragam oleh para ahli sesuai
Sumitro
(2001:271)
pengalaman, seperti yang dapat dilihat dari
disiplin ilmunya.
biografi
Menurut Simaora (2001/505) karier adalah
melihat
keterampilan,
“urutan aktivitas/aktivitas yang berkaitan
untuk
meningkatkan
dengan pekerjaan dan prilaku-prilaku, nilai-
pengembangan nilai-nilai kewirausahaan,
nilai
dan mendorong untuk mencetuskan ide-ide
dan
aspiransi
seseorang
selama
seseorang
rentang hidup orang tersebut”. Perencanaan
kewirausahaan.
karir merupakan proses yang disengaja
Promosi
dimana
dengan
melaluinya
bermanfaat
PNS
dan
untuk
kompetensi
kewirausahaan,
di
lakukan
seseorang
berdasarkan perbandingan objektif antara
menjadi sadar akan aktribut-aktribut yang
kompetensi, kualifikasi, dan persyaratan
berhubungan dengan karir personal dan
yang di butuhkan oleh jabatan penilaian
serangkaian
atas
langkah
sepanjang
hidup
memberikan sumbangan pemenuhan karier. Menurut
pendapat
prestasi
kerja,
kepemimpinan
kerjasama, kreativitas, dan pertimbangan
Ekaningrum
dari tim penilai kinerja PNS pada instansi
(2002/256) karier tidak lagi diartikan
pemerintah, tanpa membedakan jender,
sebagai adanya penghargaan institusional
suku, agamam, ras, dan golongan. Dalam 4
ARNI ASTUTI , NIM. E21111038 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.ac.id
hal promosi ini, setiap PNS yang memenuhi
dimaksud, kepala puskesmas merencanakan dan
syarat mempunyai hak yang sama untuk di
mengusulkan
promosikan kejenjang jabatan yang lebih
puskesmas
tinggi, yang di lakukan oleh Pejabat
kabupaten/kota. Dalam hal di puskesmas
Pembina Kepegawaian setelah mendapat pertimbangan tim penilai PNS pada instansi pemerintah.tim penilai kinerja PNS di bentuk pejabat yang berwenang. Promosi
kebutuhan kepada
sumber dinas
daya
kesehatan
kawasan terpencil dan sangat terpencil tidak tersedia tenaga kesehatan sebagimana dimaksud pada kreteria pada huruf (a), maka kepala puskesmas merupakan tenaga kesehatan dengan tingkat pendidikan paling rendah diploma 3.
pejabat administrasi dan pejabat fungsional
Peneliti menggunakan teori yang telah
PNS di lakukan oleh pejabat Pembina
dikemukakan
kepegawaian
(2014:207-209). Agar dapat menetukan jalur
setelah
mendapat
Sondang
pengembangan
P.Siagian
pertimbangan tim penilai kinerja PNS pada
karir
instansi pemerintah
mempertimbangkan lima faktor antara lain :
Berdasarkan peraturan BKN No.13
dan
oleh
karir
perlu
1. Perlakuan yang adil
Tahun 2002 tentang Pengangkatan Pegawai
2. Keperdulian para atasan langsung
Negri Sipil Dalam Jabatan Struktural dan
3. Informasi tentang berbagai peluang promosi
Permenkes No.75 Tahun 2014 Tentang Pusat
4. Minat untuk di promosikan
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), dalam
5. Tingkat kepuasan.
pasal 32 dan 33 mengatakan bahwa puskesmas merupakan kesehatan
unit
pelaksana
kabupaten/kota,
ketentuan
peraturan
teknis sesuai
dinas dengan
perundang-undangan
Kerangka pikir penelitian yang akan di lakukan bertumpu pada alur kerangka pikir di bawah ini. Gambar 1. Bagan alur pikir
bahwa kepala puskesmas di pimpin oleh seorang kepala puskesmas. Kepala puskesmas yang di maksudkan merupakan seorang tenaga kesehatan dengan kriteria sebagai berikut: a. Tingkat pendidikan paling rendah sarjana dan
memiliki
kompetensi
manajemen
kesehatan masyarakat. b. Masa kerja di puskesmas minimal 2 ( dua) tahun dan. c. Telah
mengikuti
pelatihan
manajemen
puskesmas. Kepala puskesmas bertanggung jawab atas seluruh kegiatan di puskesmas dalam melaksanakan
tanggungjawab
sebagaimana 5
ARNI ASTUTI , NIM. E21111038 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.ac.id
C. METODE PENELITIAN
1. Teknik Pengumpulam Data a. Wawancara
Jenis penelitian ini adalah jenis
Wawancara merupakan suatu proses
penelitian deskriptif yang bertujuan untuk
interaksidan komunikasi.Dalam proses
memperoleh gambaran secara sistematis
ini hasil wawancara ditentukan oleh
nyata dan akurat mengenai pengangkatan
beberapa faktor yang berinteraksi dan
pegawai
mempengaruhi arus informasi.
dalam
jabatan
structural
di
lingkungan puskesmas korpri desa sungai dalam
kecamatan
sungai
pada
dinas
b . Dokumentasi Dokumentasi
merupakan
catatan
kesehatan kabupaten kubu raya, penelitian
peristiwa yang sudahberlaku.Dokumen
kualitatif merupakan suatu prasyarat untuk
bisa berbentuk gambar misalnya foto,
dapat
gambar
menerapkan
dalam
kegiatan
penelitian yang baik. Memenuhi
hidup,
sketsa
dan
lain
lain.Dokumen yang berbentuk karya Subjek
objek
misalnya karya seniyang dapat berupa
penelitian agar mendapatkan infomrasi dan
gambar, patung, film, dan lain-lain.Studi
data yang akurat, peneliti menentukan
dokumen merupakan pelengkap dari
informasi.
pengunaan
Adapun
subjek
dan
dan
objek
penelitian adalah sebagai berikut :
bag
observasi
dan
wawancara dalam penelitian kualitatif.
a. Subjek Penelitian : 1. Sub
metode
2. Teknik analis data
kepegawaian
dinas
kesehatan kubu raya
Dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung
dan
pengumpulan
data
2. Bagian tata usaha puskesmas Korpri
dilakukan juga dalam periode tertentu
3. 3 orang staf puskesmas Korpri
serta data pada saat wawancara
b. Objek Penelitian Pengangkatan
3. Teknik keabsahan data pegawai
dalam
Pengecekan
keabsahan
data
yang
jabatan structural di lingkungan puskesmas
diambil peneliti menggunakan teknik
pada dinas kesehatan Kabupaten Kubu
triagulasi yaitu tahap orientasi, tahap ini
Raya khususnya puskesmas Korpri desa
adalah tahap prasurve kelokasi yang
sungai raya dalam kesehatan sungai raya
akan diteliti, tahan ekplorasi yaitu tahap
kabupaten kubu raya.
melakukan
wawancara
serta
dokumentasi, dan tahap memberchek setelah
diperoleh
dilapangan
baik
melalui
obesrvasi,
wawancara,
atau
dokumentasi selanjutnya peneliti akan 6 ARNI ASTUTI , NIM. E21111038 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.ac.id
menccockkan
data
tersebut
permasalahn
yang
dengan
diteliti
guna
diberhentikan, memasuki usia pensiun atau meninggal dunia.
melengkapi atau merevisi. 2.
Keperdulian Atasan Langsung Para
pegawai
pada
umumnya
mendambakan keterlibatan atasan langsung
D. HASIL PEMBAHASAN
mereka dalam dalam perencanaan karir Berdasarkan
Teori
yang
masing
–
masing.Salah
satu
bentuk
dikemukakan oleh Sondang P. Siagian (
keperdulian itu adalah memberikan umpan
2014:207-209)
balik
Mengatakan
agar
ddapat
kepada
pelaksanaan
para
tugas
pegawai masing
–
tentang masing
menentukan jalur karier dan tujuan karier
sehingga para pegawai tersebut mengetahui
pegawai
potensi yang perlu dikembangkan dan
yang
dapat
ditempuh
perlu
mempertimbangkan 5 faktor yang dijadikan
kelemahan
yang
perlu
diatasi.
teori utama pada penelitian ini diantara lain
Padagilirannya umpan balik itu merupakan
factor-faktor tersebut adalah :
bahan penting bagi para pegawai mengenai langkah apa yang perlu diambilnya agar
1.
kemungkinannya
Perlakuan yang adil Perlakuan
menjdi lebih besar. Perhatian yang lebih
berkarir.perlakuan yang adil itu hanya bisa
besar dari bagian kepegawaian terhadap
terwujud apa bila kriteria promosi di
pengembangan
dasarkan
–
organisasi menumbuhkan Royalitas yang
pertimbangan yang obyektif, rasional dan di
lebih tinggi dan komitmen organisasional
ketahui
kalangan
yang lebih besar dikalangan pegawai. Sikap
memberikan
demikian pada umumnya mengakibatkan
petunjuk tentang siapa diantara pekerja
keinginan pindah ke organisasi lain menjadi
yang wajar dan pantas untuk di promosikan
rendah karena para pegawai yakin bahwa
di masa depan dan demikian suplay internal
organisasi
dapat lebih terjamin. Berarti organisasi
kepentingan dan memuaskan kebutuhan
tidak selalu mencari tenaga kerja dari luar
para anggotanya.
secara
adil
dipromosikan
dalam
pada
yang
untuk
pertimbangan
luas
pegawai.Pengembangan
di
karir
para
anggota
berusahamemelihara
organisasi untuk mengisi lowongan yang terjadi secara lateral karena berbagaihal seperti adanya pekerja yang berhenti,
3.
Tingkat kepuasan. Meskipun
secara
umum
dapat
dikatakan bahwa setiap orang ingin meraih 7 ARNI ASTUTI , NIM. E21111038 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.ac.id
kemajuaan, termasuk dalam meniti karier,
bahwa prinsip keadilan
ukuran
keberhasilan
memang
berbeda
–
tersebut
merupakan
dan kesamaan
yang
digunakan
kesempatan untuk dipertimbangkan untuk
beda.
Perbedaan
dipromosikan
akibat
tingkat
tidak
diterapkan
dalam
organisasi.
kepuasan seseorang berlain – lainan pula. Menarik untuk mencatat bahwa kepuasan
5.
Minat untuk dipromosikan.
dalam konteks karir tidak selalu berarti
Pendekatan yang tepat digunakan
keberhasilan mencapai posisi tinggi dalam
dalam
hal
menumbuhkan
organisasi, melainkan dapat pula berarti
pekerja untuk mengembangkan karir ialah
bersedia
menerima kenyataan bahwa,
pendekatan yang fleksibel dan proaktif.
karena berbagai faktor pembatas yang
Artinya, minat untuk mengembangkan karir
dihadapi oleh seseorang, pekerja “ puas “
sangat individualistik sifatnya. Seorang
apabila ia dapat mencapai tingkat tertentu
pekerja memperhitungkan berbagai faktor
dalam karirnya, meski pun tidak banyak
seperti usia, jenis kelamin, jenis dan sifat
anak tangga yang berhasil dinaikinya.
pekerjaan
Tegasnya, seseorang bisa “ puas “ karena
pelatihan yang pernah ditempuh, jumlah
mengetahui bahwa apa yang dicapainya itu
tanggungan dan berbagai variabel lainnya.
sudah merupakan hasil yang maksimal dan
Berbagai paktor tersebut dapat berakibat
berusaha mencapai anak tangga yang lebih
pada
tinggi akan merupakan usaha yang sia – sia
mengenbangkan
karena mustahil untuk dicapai.
berbagai faktor tersebut tidak mustahil
sekarang,
besarnya
minat
para
pendidikan
minat karirnya
dan
seseorang .
sebaliknya
membatasi keinginan mencapai jenjang 4.
Informasi tentang berbagai peluang
karir yang lebih tinggi. Hal ini berarti jenis
promosi
informasi yang
Parapegawai
dibutuhkan pun berbeda
umumnya
dari seorang pekerja kepekerja yang lain.
mereka
Disinilah letak pentingnya fleksibelitas dan
mengharapkan bahwa mereka memiliki
sikap proaktif dimaksud karena dengan
akses kepada informasi tentang berbagai
pendekatan
demikian
peluang untuk dipromosikan. Akses ini
mengelola
sumber
sangat penting terutama apa bila lowongan
mengetahui setiap keinginan pegawai dan
yang tersedia diisi melalui proses seleksi
menyesuaikan
internal yang sifatnya kompetitif. Jika akses
langkah tertentu berdasarkan keinginan
demikian tidak ada atau sangat terbatas,
yang individualistik tersebut.
mengharapkan
bahwa
bagian daya
pengambilan
yang manusia
langkah
–
para pekerja akan mudah beranggapan 8 ARNI ASTUTI , NIM. E21111038 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.ac.id
6.
Pengangkatan PNS dalam Jabatan
b. Serendah-rendahnya memiliki pejabat 1
Struktural menurut BKN (Badan
(satu) tingkat dibawahjenjang pangkat
Kepegawaian
yang ditentukan.
Negara)
PP
No.13
c. Memiliki
tahun 2002. Tentang
kesatuan
pelaksanaan
kualifikasidan
tingkat
pendidikan yang ditentukan
peraturan pemerintah No.100 tahun 2000
d. Semua unsur penilaian prestasi kerja
tentang pengangkatan Pegawai Negeri Sipil
sekarang ukurannya bernilai baik dalam
dalam Jabatan Struktural sebagaimana telah
2 (dua) tahun terakhir
diubah. Dalam peraturan pemerintah No.13
e. Memiliki
tahun 2002 pasal 12 ayat 1 dinyatakan : a. Bahwa untuk menjamin kepastian arah
kompotensi
jabatan
yang
diperlukan. f. Sehat jasmani dan rohani.
pengembangan karier ditetapkan pola
Disamping persyaratan sebagaimana
dasar karir dengan keputusan presiden.
dimaksud dalam angka 1(satu) pejabat
b. Pola dasar karier sebagaimana dimaksud
Pembina kepegawaian proses dan pejabat
dalam huruf (a) yang
merupakan pedoman
memuat
penyusunan
teknik pola
dan
karier
Pembina
kepegawaian
metode
memperhatikan
dengan
berikut:
daerah
faktor-faktor
perlu sebagai
menggunakan unsur-unsur antara lain
a. Senioritas
pendidikan formal , pendidikan dan
b. Usia
pelatihan,
c. Pendidikan dan pelatihan (diklat) jabatan
usia,
pangkat/golongan
,
masa
kerja,
ruang
tingkat
jabatan.
d. Pengalaman 7.
c. Setiap pimpinan istansi wajib menyusun dan menetapakan pola karier pegawai
Penetapan dan
Menurut
badan
promosi
jabatan
karier menurut
peraturan menteri aparatur Negara.
negeri sipil dilingkungan masing-masing berdasarkan pola dasar karier.
pengembangan
Persyaratan yang ditentukan BKN yang
tertulis
diatas
sejalan
dengan
kepegawaian
peraturan menteri pendayagunaan Negara
negera PP No.13 tahun 2002 pada pasal 12
aparatur Negara dan reformasi birokrasi
mengatakan untuk dapat di angkat dalam
republik Indonesia bahwa sesuai dengan
jabatan struktural seorang pegawai negeri
undang-undang No. 5 tahun 2014 di
sipil harus memenuhi syarat pengangkatan
tetapkan bahwa:
sebagai berikut :
1) Pengembangan karier telah ditentukan
a. Berstatus Pegawai Negeri Sipil.
pasal 69 yang berbunyisebagai berikut: 9
ARNI ASTUTI , NIM. E21111038 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.ac.id
2) Pengembangan karier PNS dilakukan berdasarkan
dipromosikan
kualifikasi,kompetensi,
kejenjang
jabatan
yang telah tinggi.
penilaian kinerja dan keluluhan instasi
d. Promosi pejabat administrasi dan
pemerintah.
jabatan fungsional PNS di lakukan
3) Pengembangan
karier
PNS
oleh pejabat Pembina kepegawaian
sebagaimana dimaksud pada ayat(1)
setelah mendapatkan perhubungan
dilakukan dengan memperhubungkan
tim
integritas dan moralitas.
instansi pemerintah.
4) Pola karier telah ditentukan pasal 71
e. Tim
yang berbunyi sebagaiberikut: a. Untuk
menjamin
penilai
kinerja
penilai
PNS
kinerja
pada
PNS
sebagaimana dimaksud pada ayat
potensi
PNS
(3) dibentuk oleh pejabat yang
dengan kebutuhan penyelenggaraan tugaspemerintah dan pembangunan
berwenang . 8.
Pengangkatan
kepala
puskesmas
perlu disusun pola karier PNS yang
menurut permenkes No 75tahun
terintegrasi secara nasional.
2014.
b. setiap instansi pemerintah menyusun
Menurut permenkes No 75 tahun
pola karier PNS secara khusus
2014 sebagai berikut:
sesuai
1. Pasal
dengan
kebutuhan
berdasarkan pola karier nasional. 5) Promosi PNS telah ditentukan pasal 73 yang berbunyi sebagai berikut: a. Promosi
PNS
di
mengatakan
puskesmas
merupakan unit pelaksanaan teknis dinas kesehatan kabupaten/kota, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undang.
lakukan
berdasarkanperbandingan objektif b. Antara,kompetensi,kualitifikasdan persyaratan yang dibutuhkan oleh jabatan, penilaian atas prestasi kerja, kepemimpinan,
32
kerjasama,kreatif
dan pertimbangan dari tim penilai kerja PNS pada instansi pemerintah, tanpa membedakan,suku,agama, ras golongan.
2. Pasal 33 ayat 1-5 sebagai berikut: a. Puskesmas dipimpin oleh seorang kepala puskesmas b. Masa kerja dipuskesmas minimal 2(dua) tahun dan, c. Telah
mengikuti
pelatihan
manajemen puskesmas. 3. Kepala puskesmas bertanggungjawab atas seluruh kegiatan dipuskesmas. 4. Dalam
melaksanakan
tanggungjawab
c. Setiap PNS yang memenuhi syarat
sebagaimanadimaksudkan kepada ayat
mempunyai hak yang sama untuk
(2) huruf a, maka kepala puskesmas merupakan tenaga kesehatan dengan 10
ARNI ASTUTI , NIM. E21111038 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.ac.id
tingkat
pendidikan
paling
rendah
diploma tiga (D.3).
Seseorang dipromosikan seperti atasan langsung danbagian kepegawaian, pendapat tersebut
berkaitan
dengan
ketentuan
Pemerintah didalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi
E. PENUTUP
Birokrasi Republik Indonesia UU No.5 tahun 2014 ayat 2 bahwa pola karier telah
1. Kesimpulan a. Proses
Pengangkatan
Kepala
berikut:
Puskesmas Pengangkatan korpri
kurang
pengangkatan
ditentukan pasal 71 yang berbunyi sebagai
kepala
puskesmas
memperhatikan menurut
BKN.
a. Untuk menjamin potensi PNS dengan
syarat
kebutuhan
penyelenggarakan
Dalam
pemerintah dan pembangunan perlu
peraturan pemerintah No.13 tahun 2002
disusun
bahwa pegawai negeri sipil untuk diangkat
berinteragrasi secara nasional.
menduduki
jabatan
struktural
pola
karier
tugas
PNS
yang
harus
b. Setipa instansi pemerintah menyusun
memenuhi syarat pengangkatan yang telah
pola karier PNS secara khusus sesuai
ditentukan, bahwa salah satu syarat yang
dengan kebutuhan berdasarkan pola
tidak terpenuhi dalam pengangkatan kepala
karier nasional puskesmas.
puskesmas tersebut adalah tidak memiliki kualitifikasi
tngkat
pendidikan
c. Promosi Pegawai
yang
Kegiatan dalam mempromosikan
ditentukan seperti yang tercantum pada
pegawai
syarat
merupakan
pengangkatan
dalam
jabatan
dalam salah
jabatan satu
struktural
tahapan
dalam
struktural pada huruf c kualifikasi tingkat
mengangkat jenjang karier aparatur Negara
pendidikan pada dasarnya akan mendukung
dalam
pelaksanaan tugas dalam jabatannya.
kedepan.dalam
b. Pengembangan Karier
pendayagunaan
pengembangan
kariernya
peraturan aparatur
menteri
Negara
dan
Pengangkatan PNS dalam jabatan
reformasi birokrasi Indonesia, bahwa sesuai
yang tidak sesuai dengan peraturan dan
dengan Undang-Undang No.5 tahun 2014
ketentuan yang telah ditetapkan pemerintah
ayat 3promosi PNS telah ditentukan pasal
akan mempengaruhi perkembangan karier
72 pada ayat 2 yang berbunyi sebagai
PNS yang lainnya.Didalam pengembangan
berikut:
karier
lain
1. Promosi PNS dilakukan berdasarkan
dimaksud bahwa berbagai pihak berwenang
perbandingan objektif antara kompetensi
yaitu
memutuskan
pengenalam
layak
tidak
pihak
layaknya. 11
ARNI ASTUTI , NIM. E21111038 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.ac.id
kualitifikasi , dan persyaratan yang
hendaknya
dibutuhkan oleh jabatan.
undang-undang yang telah ditetapkan.
2. Setiap PNS yang memenuhi syarat mempunyai
hak
dipromosikan
yang
kejenjang
sama
untuk
jabatanlebih
tinggi.
harus
Pukesmas korpri kepala
tata
mengikuti
peraturan
tidak memiliki tenaga
usaha,
semua
kegiatan
administrasi dilaksanakan 1 pekarya senior dan 2 tenaga honor sehingga menghambat
3. Promosi pejabat administrasi dan jabatan
kegiatan
administrasi
puskesmas
dan
fungsional PNS dilakukan oleh pejabat
menjadi tidak optimal oleh sebab itu
pembina kepegawaian.Setelah mendapat
penulis menyarankan, tenaga tata usaha
pertimbangan tim penilai kinerja PNS
dipuskesmas
pada instansi pemerintah.
administrasi berjalan lancar.
ditambah
agar
kegiatan
4. Tim penilai kinerja PNS sebagaimana
Perlakuaan yang adil itu hanya bisa
dimaksudkan pada ayat (3) dibentuk oleh
rasa terwujud apa bila kriteria promosi
pejabat yang berwenang .
didasarkanpada
Jadi sangat jelas diayat 2.UU NO.72
pertimbangan
–
pertimbangan yang obyektif,rasional dan
tahun 2014 tersebut bahwa pemerintah
diketahui secara luas dikalangan pegawai.
memberikan hak kepada Pegawai Negeri
Untuk mewujudkan pengangkatan pegawai
yang
biasa
dalam jabatan struktural yang profesional
dipromosikan kejenjang jabatan yang lebih
sesuai dengan ketentuan yang berlaku
tinggi baik pejabat administrasi maupun
diperlukan yaitu :
sudah
memenuhi
syarat
jabatan fungsional bagi Pegawai negeri sipil
1. Perlakuan yang adil.
untuk berkarya didalam mencapai tujuan
2. Kepedulian atasan langsung
hidup yang lebih baik dimasa depan.
3. Informasi tentang berbagai peluang promosi jabatan. 4. Minat untuk dipromosikan.
2. Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah
5. Tingkat kepuasan.
dikemukakan diatas, maka sebagai sarana pemecahan masalah penulis menyarankan hal-hal sebagai berikut :
F. REFERENSI
Untuk memberikan kesempatan bagi PNS
untuk
kariernya, kesempatan
dapat
setiap pegawai
mengembangkan prosespengangkatan dalam
jabatan
1.
Buku-buku
Simamora Henry. 2001, Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit STIE YKPN , Yogyakarta. 12
ARNI ASTUTI , NIM. E21111038 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.ac.id
Ekaningrum Indri F, 2002, The Bounderyless Caree, Pada Abad Jurnal (Kajian Ekonomi Manajemen dan Akuntasi) , Vol .IX .No.1 Februari 2002. FE Unika Soegijapranata. Semarang) Dalil Sandoro 2002 , Paradigma Baru Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit Asmara Book , Yogyakarta. Glueck, greer, CG. 1997 Strategy Anghuman Resouces a Beneral Managerial Perspectue, NJ: Prantiee Hall, Engle wood Clifft. Sumitro, Nana 2001 Pengembangan Kualitas Sumber Daya Manusia dan Perpektif PIO. Penerbit PIO Fakuktas Psikologi UI, Depok . P. Siagian, Sondang. 2014. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta :PT Bumi Aksara.
2.
Dokumen
Peraturan Pemerintah dan Perkemenkes No. 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 Tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Struktural Sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002.
13 ARNI ASTUTI , NIM. E21111038 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN