PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF DALAM KARANGAN ARGUMENTASI Pada SISWA KELAS X-AP 1 SMK CYBER MEDIA TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh DEWI ASTUTI NIM: 106013000292
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011
PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF DALAM KARANGAN ARGUMENTASI Pada SISWA KELAS X-AP 1 SMK CYBER MEDIA TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh DEWI ASTUTI NIM: 106013000292
Dibawah Bimbingan
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011
ii
SURAT PERYATAAN KARYA ILMIAH
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Nama
: Dewi Astuti
Tempat/Tgl.Lahir
: Pacitan, 07 Desember 1989
NIM
: 106013000292
Jurusan/ Prodi
: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Judul Skripsi
: Penggunaan
Kalimat
Efektif
dalam
Karangan
Argumentsai Pada Siswa Kelas X Ap 1 SK Cyber Media Tahun Pelajaran 2010/2011 Dosen Pembimbing : Drs. E. Kusnadi Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.
Jakarta, 23 Juni 2011 MahasiswaYbs.
Dewi Astuti
iii
ABSTRAK
Dewi Astuti, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, “Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Judul Skripsi Penggunaan Kalimat Efektif Dalam Karangan Argumentasi Pada Siswa Kelas X AP 1 SMK CYBER MEDIA TAHUN PELAJARAN 2010-20011.” Sebuah kalimat dapat dikatakan sebagai alat komunikasi bila dapat menyampaikan suatu ide kepada pembaca atau pendengar. Untuk mencapai tujuan tersebut, sebuah kalimat harus ditulis secara efektif. Kalimat efektif merupakan kalimat yang dapat menggambarkan secara jelas maksud atau ide yang akan disampaikan kepada pembaca atau pendengar. Dengan demikian penggunaan kalimat efektif sangat membantu pembaca atau pendengar agar tidak salah menilai tulisan yang disampaikan dan maksud atau ide tersampaikan dengan baik tanpa membaca kembali atau mengira-ngira inti dari suatu permasahan. Penggunaan kalimat efektif banyak ditemui pada karangan argumentasi. Dalam kegiatan menulis karangan argumentasi banyak dijumpai penggunaan kalimat secara tidak efektif yang mengakibatkan ide penulis tidak tersampaikan dengan baik. Dari penjabaran singkat di atas, maka yang akan menjadi fokus penelitian adalah penggunaan kalimat efektif dalam karangan argumentasi pada siswa kelas X AP 1 SMK Cyber Media tahun pelajaran 2010-20011. Penelitian ini bertujuan mengetahui bagaimana gambaran penggunaan kalimat efektif serta faktor apa saja yang menyebabkan kesalahan dalam penggunaan kalimat efektif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara mengumpulkan karangan siswa lalu menganalisis kalimat dan mengumpulkannya berdasarkan fokus penelitian.Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik koding dan skoring. Hasil penelitian menunjukkan kemampuan penggunaan kalimat efektif siswa sudah cukup baik yang ditunjukkan dengan tingkat keterpahaman mencapai 80 %; dari 34 siswa yang diteliti hanya 2 orang yang memiliki tingkat keterpahaman yang rendah, yaitu 40 %. Hasil frekuensi kesalahan terbanyak ada pada penggunaan kepaduan dalam kalimat yang masih sangat rendah, siswa terlalu bertele-tele dalam mengugkapkan sebuah ide, banyak menggunakan sinonim ganda dan makna jumlah jamak yang berlebihan serta penggunaan kata hubung yang tidak tepat. Adapun faktor yang menyebabkan siswa melakukan kesalahan penggunaan kalimat efektif diantaranya adalah: sulit mencari ide, kurang kreatif , sulit mengembangkan karangan, Sulit untuk berpikir secara runtut, Penggunaan bahasa lisan kedalam tulisan.
iv
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmannirrahim Alhamdulillahi Rabbil‘alamin, segala puji dan syukur penulis haturkan ke hadirat Allah SWT, atas segala taufiq dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga senantiasa Allah berikan kepada Nabi Muhammad Saw, keluarga, para sahabat-nya, dan para pengikut-nya sampai akhir zaman. Adapun penulisan skripsi ini diajukan untuk mendapatkan gelar sarjana pendidikan bahasa dan sastra Indonesia. Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis banyak menerima saran, petunjuk, bimbingan, dan masukkan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak, khususnya kepada: 1.
Bapak Prof. Dr. Rosyada, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Bapak Drs. E. Kusnadi sebagai Penasehat Akademik Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia tahun 2006–2010 sekaligud dosen pembimbing skripsi yang dengan sabar meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan nasihat kepada penulis dan motivasi.
3.
Ibu Mahmudah Fitriyah, M.Pd. sebagai Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang selalu mengarahkan dan memberikan semangat.
4.
Dosen-dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Khususnya dosendosen di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan bimbingan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan.
5.
Pimpinan dan Staf perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6.
Kepala Sekolah Smk Cyber Media Jakarta, Bapak Amid, M.Pd yang telah memberikan izin dan kesempatan penulis untuk melaksanakan penelitian, serta guru-guru SMK Cyber Media.
v
7.
Siswa-siswi kelas X-AP1 SMK Cyber Media Jakarta tahun pelajaran 2010/2011 yang telah tulus, setia, dan ikhlas untuk menerima pembelajaran kalimat efektif.
8.
Teristimewa untuk Ibunda dan Ayahandaku, yang selalu menyanyangi aku sedari kecil, yang tak pernah lelah mengajariku banyak hal, yang tak berhenti berdoa untukku, ketulusanmu dalam membimbing tak terbalaskan, hanya Allah SWT yang dapat membalasnya, semoga aku bisa memberikan yang terbaik untukmu.
9.
Teman-teman angkatan 2006. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
sebab itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran demi kesempurnaannya. Hanya kepada Allah jualah kita berserah diri, semoga yang kita amalkan mendapat Ridho-Nya. Amin ya Robbal ‘alamin. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat menyumbangkan sesuatu yang bermanfaat bagi para pembaca, semua pihak yang memerlukan, dan khususnya kepada penulis sebagai calon guru.
Jakarta, Desember 2010 Penulis,
Dewi Astuti
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... i ABSTRAK .......................................................................................................... ii KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii DAFTAR ISI ....................................................................................................... v DAFTAR TABEL .............................................................................................. vii DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... ix
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ..................................................................... 2 C. Perumusan Masalah ...................................................................... 2 D. Tujuan Penelitian........................................................................... 2 E. Manfaat Penelitian ........................................................................ 5
BAB II
ACUAN TEORETIS A. Pengertian kalimat efektif ............................................................ 6 B. Ciri-ciri kalimat efektif.................................................................. 7 C. Pengertian karangan ..................................................................... 12 D. Jenis karangan .............................................................................. 12 E. Hakikat Karangan argumentasi .................................................... 14
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan penelitian .......................................................................... 20 B. Metode Penelitian ......................................................................... 20 C. Tempat Penelitian.......................................................................... 20 D. Subjek Penelitian........................................................................... 20 E. Objek Penelitian ............................................................................ 21 F. Instrumen Penelitian...................................................................... 21
vii
G. Kriteria Analisis ............................................................................ 22
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ............................................................................ 24 1. Gambaran Umum Objek Penelitian ...................................... 24 2. Deskripsi Data ....................................................................... 25 B. Pembahasan .................................................................................. 59
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ....................................................................................... 60 B. Saran ............................................................................................. 60
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 62
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Frekuensi kesalahan penggunaan kalimat efektif AD .......................... 27
Tabel 2
Frekuensi kesalahan penggunaan kalimat efektif AS........................... 28
Tabel 3
Frekuensi kesalahan penggunaan kalimat efektif CS .......................... 29
Tabel 4
Frekuensi kesalahan penggunaan kalimat efektif DA .......................... 30
Tabel 5
Frekuensi kesalahan penggunaan kalimat efektif DD ......................... 31
Tabel 6
Frekuensi kesalahan penggunaan kalimat efektif EP ........................... 31
Tabel 7
Frekuensi kesalahan penggunaan kalimat efektif ET ........................... 32
Tabel 8
Frekuensi kesalahan penggunaan kalimat efektif FK........................... 33
Tabel 9
Frekuensi kesalahan penggunaan kalimat efektif FY.......................... 34
Tabel 10 Frekuensi kesalahan penggunaan kalimat efektif IS ............................ 35 Tabel 11 Frekuensi kesalahan penggunaan kalimat efektif KH ......................... 36 Tabel 1
Frekuensi kesalahan penggunaan kalimat efektif 2 LS ........................ 37
Tabel 13 Frekuensi kesalahan penggunaan kalimat efektif LL ........................... 37 Tabel 15 Frekuensi kesalahan penggunaan kalamat efektif MP ......................... 38 Tabel 16 Frekuensi kesalahan penggunaan kalimat efektif MR.......................... 39 Tabel 1
Frekuensi kesalahan penggunaan kalimat efektif MH ........................ 40
Tabel 18 Frekuensi kesalahan penggunaan kalimat efektif MF .......................... 40 Tabel 19 Frekuensi kesalahan penggunaan kalimat efektif MR......................... 41 Tabel 20 Frekuensi kesalahan penggunaan kalimat efektif NL........................... 42 Tabel 21 Frekuensi kesalahan penggunaan kalimat efektif NJ ........................... 43 Tabel 22 Frekuensi kesalahan penggunaan kalimat efektif NN .......................... 44 Tabel 23 Frekuensi kesalahan penggunaan kalimat efektif NF........................... 45 Tabel 24 Frekuensi kesalahan penggunaan kalimat efektif NO .......................... 46 Tabel 25 Frekuensi kesalahan penggunaan kalimat efektif RS ........................... 47 Tabel 26 Frekuensi kesalahan penggunaan kalimat efektif SL .......................... 48 Tabel 27 Frekuensi kesalahan penggunaan kalimat efektif ST ........................... 49 Tabel 28 Frekuensi kesalahan penggunaan kalimat efektif TA.......................... 50 Tabel 29 Frekuensi kesalahan penggunaan kalimat efektif TC.......................... 50 Tabel 30 Frekuensi kesalahan penggunaan kalimat efektif TN.......................... 51
ix
Tabel 31 Frekuensi kesalahan penggunaan kalimat efektif TH.......................... 52 Tabel 32 Frekuensi kesalahan penggunaan kalimat efektif VL.......................... 53 Tabel 33 Frekuensi kesalahan penggunaan kalimat efektif WH ........................ 54 Tabel 34 Frekuensi kesalahan penggunaan kalimat efektif ZL .......................... 55 Tabel 35 Klasifikasi kesalahan peggunaan kalimat efektif berdasarkan frekuensi kesalahan terbanyak ........................................ 56 Tabel 36 Presentase kesalahn penggunan kalimat efektif dari tiap-tiap siswa.... 57
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Angket Lampiran 2 Soal Lampiran 3 RPP Lampiran 4 Surat Bimbingan Skripsi Lampiran 5 Surat Izin Penelitian Lampiran 6 Surat Telah Melaksanakan Penelitian
xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pelajaran bahasa Indonesia merupakan pelajaran yang penting dan perlu diberikan atau diajarkan kepada siswa di sekolah. Pelajaran bahasa Indonesia masuk ke dalam mata pelajaran yang diujikan dalam UAN. Oleh karena itu, pelajaran Bahasa Indonesia harus diajarkan dari tingkat pendidikan yang terendah sampai yang tertinggi. Kondisi akhir-akhir ini menunjukan tingkat keprihatinan kita terhadap mata pelajaran bahasa Indonesia. Manfaat dari mempelajari bahasa indonesia dapat dirasakan ketika mereka berada dalam kelompok masyarakat. Peristiwa di atas mungkin terjadi dikarenakan oleh cara penyampaian materi bahasa Indonesia di sekolah oleh guru yang tidak menarik perhatian siswa dalam kegiatan belajar mengajar sehingga siswa menjadi tidak antusias, bosan, dan cenderung meremehkan pelajaran bahasa Indonesia. Dari pemaparan di atas dapat kita simpulkan bahwa para guru dituntut untuk selalu menambah pengetahuan dan mencari metode atau teknik pembelajaran yang sesuai dan dapat diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga pelajaran bahasa Indonesia dapat menyenangkan bagi siswa. Di sinilah peran guru dalam meningkatkan pembelajaran bahasa Indonesia. Guru dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif, dalam artian tidak hanya mengandalkan satu metode saja. Terdapat empat keterampilan bahasa yang harus dikuasai oleh para siswa diantaranya adalah keterampilan yang mencakup beberapa aspek yang penting dikuasai oleh siswa yaitu: keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis yang penting untuk perkembangan siswa di dalam lingkungan sosial. Kualitas dari dari keempat keterampilan tadi masih sangat minim, itu disebabkan karena bahasa Indonesia tidak menjadi pelajaran yang disukai dan dianggap menjenuhkan oleh siswa. Hal itu dikarenakan teknik guru dalam menyampaikan pelajaran menggunakan metode konvensional yang dikenal dengan metode
1
ceramah. Cara mengajar dengan ceramah dapat dikatakan juga sebagai teknik kuliah, merupakan suatu cara mengajar yang digunakan untuk menyampaikan keterangan atau informasi atau uraian tentang suatu pokok pesoalan serta masalah secara lisan. 1 Metode ceramah diartikan sebagai cara mengaplikasi pelajaran melalui penuturan
secara
lisan
atau
penjelasan
langsung
sekelompok
siswa.
Mendengarkan ceramah guru membuat siswa tidak cukup untuk memperoleh pengetahuan yang mendalam serta tidak mempunyai pengalaman. Siswa butuh diberi kesempatan atau diberi peluang untuk mendapatkan informasi lebih banyak lagi atau melakukan pengamatan dan memecahkan masalah. Oleh karena itu sebagai guru yang profesional diharapkan untuk selalu menambah pengetahuan dan mencari metode atau teknik yang tepat agar mata pelajaran bahasa Indonesia dapat disukai oleh para siswa. Jika guru dapat mengajar dengan menggunakan metode dan teknik pembelajaran yang sesuai maka mata pelajaran bahasa Indonesia yang selama ini tidak disukai akan menjadi mata pelajaran favorit dan prestasi belajar pun akan meningkat serta tujuan pembelajaran yang diinginkan, yaitu dapat berkomunikasi dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar, dapat tercapai. Pelajaran menulis dapat dijadikan usaha untuk mengembangkan penggunaan bahasa yang baik dan benar. Pelajaran menulis sangat berperan penting dalam menghasilkan tulisan yang berkualits. Bukan hanya untuk penulis tetapi pembaca pun dapat merasakan manfaat dari tulisan tersebut. Pelajaran menulis mendorong siwa untuk kreatif dalam mengemukakan ide-ide atau gagasan-gagasan yang kemudian dituangkan dalam bentuk tulisan. Pelatihan menulis yang kurang diberikan oleh guru dan kebiasaan mencatat bahan pelajaran dari papan tulis yang tidak ditambahkan parafrase mengakibatkan siswa sulit untuk mengembangkan tulisannya. Salah satu yang sering kita temukan adalah susahnya memulai untuk menulis, mereka pun susah untuk menentukan
1
Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetyo, Srategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Pustaka Setia, 1997), hlm. 137.
2
topik tulisan karena selama ini hanya melihat contoh tanpa diberi kesempatan untuk melahirkan sebuah tulisan yang berkualitas. Perkembangan teknologi juga ikut berperan terhadap kendala siswa menulis dengan bahasa yang baik dan benar. Banyak siswa yang menggunakan bahasa yang tidak baku misalnya “menuliskan kata sapaan tanpa huruf kapital (Anda, Bapak, Ibu), menuliskan kata yang tidak hemat, seperti: banyak siswasiswa, para tamu-tamu, dll.” Mereka pun sering menggunakan bahasa dalam penulisan pesan singkat yang beredar di kalangan remaja. Kesalahan-kesalahan yang sering ditemukan adalah pilihan kata atau diksi, kosa kata, kata depan, repetisi. Kemalasan juga menjadi kendala yang besar saat seseorang mencoba untuk menulis. Siswa malas untuk berpikir dan mencari ide-ide baru yang dapat mereka tuangkan dalam tulisan. Padahal banyak jenis karangan yang dapat mereka pilih untuk menghasilkan sebuah tulisan yang bagus. Salah satu bentuk karangan yang dapat siswa kembangkan adalah karangan argumentasi. Penggunaan kalimat efektif juga banyak ditemukan dalam karangan karangan argumentasi. Karangan argumentasi adalah karangan yang bertujuan untuk menyampaikan pandangan, mendiskusikan suatu persoalan tanpa perlu mencapai suatu penyelesaian, mengusahakan suatu pemecahan masalah, mengupayakan keyakinan pembaca agar menyetujui dan terpengaruh dengan alasan-alasan yang kita kemukakan. Oleh karena itu penggunaan kalimat efektif bisa dijadikan bahan pelajaran dalam pelatihan menulis karangan argumentasi serta belajar menggunakan bahasa yang baik dan sesuai dengan kaidah kebahasaan. Dalam penulisan suatu karya, banyak siswa yang tidak menggunakan kalimat efektif. Kalimat efektif dapat diartikan sebagai kalimat yang dapat mengkomunikasikan pikiran, perasaan penulis atau pembicara secara tepat. Dengan kalimat efektif, komunikasi penulis dan pembaca atau pendengar tidak akan menghadapi keraguan, salah komunikasi, salah informasi atau salah pengertian. Berdasarkan latar belakang di atas, Oleh karena itu, penulis merumuskan penelitian dengan judul Penggunaan Kalimat Efektif dalam Karangan
3
Argumentasi Siwa Kelas X AP 1 SMK Cyber Media Jakarta Tahun Pelajaran 2010/2011.
B. Identifikasi masalah 1. Kesalahan penggunaan kalimat efektif dalam karangan argumentasi siswa kelas X SMK Cyber Media Jakarta. 2. Faktor–faktor yang menyebabkan kesalahan penggunaan kalimat efektif dalam karangan argumentasi.
C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimanakah gambaran penggunaan kalimat efektif dalam karangan argumentasi siswa kelas X SMK Cyber Media Jakarta? 2. Faktor apa sajakah yang dihadapi siswa ketika menulis kalimat efektif dalam karangan argumentasi?
D. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi, dan rumusan masalah di atas, masalah dalam penelitian ini dibatasi pada kesalahan penggunaan kalimat efektif dalam karangan argumentasi.
E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini untuk: 1. Untuk mengetahui tingkat kemampuan menggunakan kalimat efektif dalam karangan argumentasi siswa. 2. Untuk
mengetahui
faktor-faktor
yang
menyebabakan
penggunaan kalimat efektif dalam karangan argumentasi siswa.
4
kesalahan
F. Manfaat penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, baik secara teoretis maupun praktis. Untuk lebih jelas mengenai kedua manfaat tersebut, dapat diuraikan sebagai berikut.
Manfaat teoretis 1. Sebagai bahan perbandingan bagi guru dalam mengetahui kemampuan menulis siswa. 2. Sebagai bahan referensi bagi guru untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap pemakaian kalimat efektif dalam karangan argumentasi 3. Untuk menambah khasanah konsep tentang penyebab kesalahan dalam penggunaaan kalimat efektif dalam karanagn argumentasi.
Manfaat praktis 1. Bagi guru Guru dapat mengikuti langkah-langkah mengevaluasi penyebab kesalahan pengguanan kalimat efektif dalam karangan argumentasi. 2. Bagi siswa Siswa diharapkan dapat meminimalisasi kesalahan penggunaan kalimat efektif dalam karangan argumentasi 3. Bagi sekolah Sebagai bahan pertimbangan dalam mengetahui kemampuan menulis siswa 4. Bagi peneliti Dapat mengetahui penyebab kesalahan pengunaan kalimat efektif dalam karangan argumentasi
5
BAB II ACUAN TEORETIS
A. Pengertian kalimat Efektif Kalimat
efektif
dapat
diartikan
sebagai
kalimat
yang
dapat
mengkomunikasikan pikiran, perasaan penulis atau pembicara kepada pembaca atau pendengar secara tepat. Dengan kalimat efektif, komunikasi penulis dan pembaca atau pendengar tidak akan menghadapi keraguan atau salah komunikasi. Banyak pengertian tentang kalimat efektif yang dikemukakan oleh para ahli bahasa diantaranya adalah: Kalimat efektif ialah kalimat yang mampu membuat isi atau maksud yang disampaikannya itu tergambar lengkap dalam pikiran si pembaca (penerima bahasa), persis seperti apa yang disampaikan penulis.
2
Selain pengertian di atas
kalimat efektif adalah kalimat yang singkat, padat, jelas, lengkap, dan dapat menyampaikan informasi secara tepat.
3
Adapula yang menyebutkan bahwa
kalimat efektif adalah “kalimat yang dapat menyampaikan pesan (informasi) 4
secara singkat, lengkap, dan mudah diterima oleh pendengar.
Lalu ada yang
menyebutkan kalimat dikatakan efektif bila mampu membuat proses penyampaian dan penerimaan itu berlangsung dengan sempurna. Kalimat yang efektif mampu membuat isi atau maksud yang disampaikan tergambar lengkap dalam pikiran si penerima (pembaca), persis seperti apa yang disampaikan.
5
Pengertian lain
diungkapkan bahwa kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca
2
Sawidago Wounded dan Diana Leroy Simanjuntak, Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa Jurusan Nonbahasa Indonesia, (Jakarta: Univesitas Tarumanegara, 1993), hlm. 121. 3 Wijono Hs, Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi, (Jakarta: Grasindo, 2007) Cet. Ke-2, hlm.160. 4 Asul Wiyanto, Terampil Menulis Paragraf, (Jakarta: Grasindo, 2004), hlm. 49. 5 Abdul Razak, Kalimat Efektif, Struktur, Gaya, dan Variasi, (Jakarta: Gramedia, 1986), hlm. 2.
6
seperti apa yang ada dalam pikiran pembicaran atau penulis.6 Gorys Keraf dalam bukunya menyatakan pengertian kalimat efektif adalah: 1. Kalimat yang secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau penulis 2. Sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan pendengar atau pembaca.7 Kalimat efektif adalah kalimat atau bentuk kalimat yang dengan sadar dan sengaja disusun untuk mencapai daya informasi yang tetap dan baik
8
Dari pengertian-pengertian yang telah diungkapkan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengkomunikasikan pikiran penulis dan pendengar. Ada dua pihak yang terlibat dalam pembicaraan ini: pertama adalah penulis dan yang kedua adalah pembaca, maka maksud dari pembicaraan yang ingin kita sampaikan harus disusun sedemikian rupa agar tidak terjadi kesalahpahaman antara penulis dengan pembaca. Selain itu, fungsi kalimat sebagai alat komunikasi dapat terwujud.
B. Ciri-Ciri Kalimat Efektif Membicarakan tentang kalimat efektif tidak lepas dari ciri-ciri yang terdapat di dalamnya. Mengenai ciri-ciri kalimat efektif banyak batasan yang diberikan para ahli tentang ciri-ciri tersebut walau berbeda dalam perumusan namun secara prinsip tampak sejalan.
Ciri-ciri kalimat efektif adalah: 1. Kesepadanan Kesepadanan ialah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai.
9
Kesepadanan artinya “hubungan timbal balik antara
6
Zainal Arifin dan Amran Tasai, Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Akademika Pressindo, 2006), hlm. 99. 7 Gorys Keraf, komposisi Sebuah Pengantar Kemahiran Berbahasa, (Flores: Nusa Indah, 1994), hlm. 36. 8 E. Suhendar dan Pien Supinah, Bahasa Indonesia (Kebahasaan), (Bandung: Pionir Jaya, 1992), hlm. 297. 9 Ibid, hlm. 110.
7
predikat dengan objek serta dengan keterangan-keterangan yang menjelaskan unsur-unsur kalimat tadi.10 Kesepadanan memiliki beberapa ciri seperti: a. Mempunyai subjek dan predikat dengan jelas. Kejelasan subjek dan predikat dapat dilakukan dengan menghindarkan pemakaian kata depan di, dalam, bagi, untuk, pada, sebagai, tentang, mengenai, menurut, dsb di depan subjek. Contoh: Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. Seharusnya: Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. b. Tidak terdapat subjek ganda Contoh: Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh para dosen. Seharusnya: Dalam menyusun laporan itu, saya dibantu oleh para dosen. c. Kata penghubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal Contoh: Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama Seharusnya: Kami datang agak terlambat. Oleh karena itu, kami tidak dapat mengikuti acara pertama. Perbaikan kalimat di atas bisa dilakukan dengan cara mengubah kalimat dengan menjadikan kalimat majemuk dan mengganti ungkapan penghubung intrakalimat menjadi kalimat ungkapan penghubung antarkalimat.
2. Keparalelan Kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu. Jika kalimat tersebut menggunakan nomina, bentuk kedua dan seterusnya juga menggunakan 10
Ramlan A. Gani dan Mahmudah Fitriyah. ZA, Disiplin Berbahasa Indonesia, (Jakarta: FITK Press, 2010), hlm. 64.
8
nomina, jika menggunakan verba maka seterusnya gunakan verba. Kesatuan unsur-unsur yang digunakan secara konsisten. Kesejajaran ialah menempatkan gagasan yang sama penting dan fungsinya ke dalam struktur kebahasaan yang sama.11 Contoh: Karena sering tidak masuk kuliah, Amir tidak dapat menjawab soal yang sangat mudah.
3. Ketegasan Yang dimaksud dengan ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan pada ide pokok kalimat.
Ada berbagai cara untuk membentuk
penekanan dalam kalimat. a. Meletakkan kata yang ditonjolkan di depan kalimat. Contoh: Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya. Penekanannya ada pada harapan presiden. b. Membuat urutan kata yang bertahap. Contoh: Bukan seribu, sejuta, atau seratus tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar. Seharusnya: Bukan seratus, seribu, atau sejuta tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar. c. Melakukan pengulangan kata atau repetisi. Contoh: Saya suka akan kecantikan mereka, saya suka akan kelembutan mereka. d. Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan. Contoh: Anak itu tidak malas dan cenderung curang, tetapi rajin dan jujur.
11
Minto Rahayu, Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi, (Jakarta: Grasindo, 2007), hlm.
86.
9
e. Mempergunakan partikel penekanan (penegasan). Contoh: Saudaralah yang bertanggung jawab. f. Menggunakan klimaks atau anti klimaks. Contoh: jangankan menjalankan salat sunah, salat wajib saja dia tinggalkan.
4. Kehematan Kehematan adalah hemat mempergunakan kata, frase, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Kehematan tidak berarti harus menghilangkan katakata yang dapat menambah kejelasan kalimat. Kehematan berarti penghematan terhadap kata yang memang tidak dipergunakan, sejauh tidak menyalahi tata bahasa. kriteria kehematan diantaranya: a. Menghilangkan pengulangan subjek. Contoh: Karena ia tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu. Seharusnya: Karena tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu b. Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponim kata. Contoh: kata pipit sudah mewakili kata burung. Di mana engkau menangkap burung pipit itu? c. Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat Kata naik bersinonim dengan ke atas. Contoh: Mereka naik ke atas menggunakan tangga. Seharusnya: Mereka naik menggunakan tangga. d. Menjamakan kata-kata yang berbentuk jamak. Banyak para jemaah yang menjadi korban ketika terjadinya musibah di Jamarat Mina. Seharusnya: Banyak jamaah yang menjadi korban ketika terjadinya musibah di Jamarat Mina.
10
e. Penggunaan bentuk panjang yang salah. Contoh: Dosen itu memberikan teguran kepada mahasiswa yang sering tidak masuk kuliah. Seharusnya: Dosen menegur mahasiswa yang sering tidak masuk kuliah
5. Kecermatan Kecermatan adalah bahwa kalimat ini tidak menimbulkan tafsiran ganda dan tepat dalam pilihan kata. Contoh: Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah. Seharusnya: Mahasiswa yang terkenal di perguruan tinggi itu menerima hadiah.
6. Kepaduan Kepaduan adalah kepaduan pernyataan dalam kalimat sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah. Kepaduaan adalah adanya hubungan yang padu (koheren) antarunsur kalimat. Satu unsur dengan unsur yang lain tidak boleh diselingi sebuah kata yang tidak penting dan letak kata dalam kalimat tidak boleh dipertukarkan. 12 Sebuah kalimat dikatakan padu bisa ditempuh dengan jalan: a. Hindari kalimat yang panjang dan bertele-tele. b. Kalimat yang padu menggunakan pola aspek+agen+verba secara tertib. c. Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti “daripada” atau “tentang” antara predikat kata kerja dan objek penderita. Contoh: Pembangunan desa daripada kita bertujuan untuk memakmurkan rakyat daripada desa, bukan untuk segelintir orang tersebut.
12
A. Gani, op. cit., hlm 75.
11
Seharusnya: Pembangunan desa kita bertujuan untuk kemakmuran rakyat desa, bukan untuk segelintir orang.
7. Kelogisan Ide kalimat itu dapat diterima oleh akal dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku.13 Kemampuan sebuah kalimat untuk menyatakan sesuatu dengan logika. Sebuah kalimat memiliki kelogisan jika masuk akal. Contoh: Waktu dan tempat kami persilakan. Seharusnya: Bapak Menteri kami silakan.
C. Pengertian Karangan Karangan merupakan karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Lima jenis karangan yang sering kita jumpai dalam keseharian adalah karangan narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.
D. Jenis karangan 1. Karangan Narasi Karangan narasi merupakan corak tulisan yang bertujuan menceritakan peristiwa atau pengalaman manusia berdasarkan perkembangandari waktu ke waktu agar pembaca terkesan. Contoh karangan narasi terdapat dalam cerita fiksi, misalnya cerita pendek atau novel. 2. Karangan Deskripsi Deskripsi adalah karangan yang melukiskan suatu objek atau peristiwa secara rinci sehingga pembaca dapat mencitrai maksud, pembaca seolah-olah melihat, mendengar, apa yang dialami penulis. Dalam karangan deskripsi,
13
Wounded dan Diana Leroy Simanjuntak, op. cit., hlm. 129.
12
pembaca seolah-olah mendengar, merasakan, dan menyaksikan sendiri tentang tema/topik tersebut. 3. Karangan Eksposisi Eksposisi atau paparan merupakan corak tulisan yang bertujuan menginformasikan, menerangkan, dan menguraikan sustu gagasan. Oleh karena itu, paragraf eksposisi harus dapat memberikan tambahan pengertian dan pengetahuan kepada pembacanya. 4. Karangan Persuasi Persuasi adalah corak tulisan yang bertujuan mengajak pembaca agar mau melakukan sesuatu yanfg disampaikan penulis setelah sebelumnya memberikan penjelasan yang meyakinkan. Iklan yang berbentuk advertorial merupakan contoh persuasi. Iklan layanan masyarakat, misalnya tentang bahaya narkoba atau penyakit AIDS, yang berisi ajakan kepada masyarakat untuk menghindari perilaku-perilaku tertentu, juga meruapakan persuasi. 14 5. Karangan Argumentasi Argumentasi atau bahasan meruakan corak tulisan yang bertujuan membuktikan dan meyakinkan ayau mempengaruhi pembaca agar menerima suatu pendapat. Perbedaannya dengan eksposisi adalah argumentasi berusaha menyakinkan pembaca, sedangkan eksposisi berusaha menjelaskan sesuatu kepada pembaca.
E. Hakikat Karangan Argumentasi 1. Pengertian Karangan Argumentasi Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya karangan argumentasi merupakan karangan yang berusaha untuk mempengaruhi pembaca agar menerima pendapat pengarang. Penulis akan memaparkan tentang karangan argumentasi. karangan argumentasi adalah karangan yang tujuannya untuk mempengaruhi pembaca, meyakinkan, mengajak, agar pembaca mau berbuat
14
Tim Bahasa dan Sastra Indonesia, Bahasa Indonesia untuk Kelas X SMK (Jakarta: Galaxy Puspa Mega, 2007), hlm. 47.
13
seperti apa yang dikehendaki oleh penulis.15 Argumentasi adalah tulisan yang bertujuan meyakinkan atau membujuk pembaca tentang kebenaran pendapat atau pernyataan penulis.16 Karangan argumentasi merupakan salah satu bentuk karangan yang berusaha mempengaruhi pembaca atau pendengar agar menerima pernyataan yang dipertahankan, baik yang didasarkan pada pertimbangan logis maupun emosional. 17 Karangan argumentasi berusaha untuk meyakinkan pembaca agar mereka percaya dengan apa yang kita bicarakan. Oleh karena itu agar tujuan tersebut tercapai maka penulis harus melengkapi tulisannya dengan data dan fakta untuk memberikan pembuktian, alasan agar pembaca percaya dengan apa yang kita sampaikan. Adapun ciri-ciri karangan argumentasi adalah 1. Bertujuan meyakinkan orang lain 2. Berusaha membuktikan kebenaran suatu pernyataan atau pokok persoalan 3. Mengubah pendapat pembaca 4. Fakta yang ditampilkan merupakan bahan pembuktian.18
2. Langkah-Langkah Membuat Karangan Argumentasi Langkah-langkah membuat karangan argumentasi: a. Menentukan topik. b. Menentukan tujuan yang akan dicapai agar tulisan lebih terarah. c. Mengumpulkan bahan, sebelum menulis karangan argumentasi terlebih dahulu cari data dan fakta yang mendukung karangan agar pembaca tertarik untuk membaca dan tergugah pikirannya lalu mau mengikuti apa yang kita sampaikan. Data dan fakta tersebut didapat dari proses pengamatan, penelitian ataupun wawancara dengan objek yang telah mengalami peristiwa yang terjadi. 15
Wounded dan Diana Leroy Simanjuntak, op. cit., hlm. 162. M. Atar Semi, Menulis Efektif, (Padang: Angkasa Raya, 1990), hlm. 47. Cet- Ke 1. 17 M. Yunus, dkk, Menulis 1 (Jakarta: Universitas Terbuka, 2009), hlm 94. Cet. Ke- 2. 18 Wounded dan Diana Leroy Simanjuntak, op. cit., hlm. 162. 16
14
d. Menarik kesimpulan, setelah semua data dan fakta kita ungkapkan menggunakan bahasa yang sedemikian rupa lalu kita tarik kesimpulan dari karangan tersebut. Pada bagian penutup kita mengajak, mempengaruhi kembali pembaca agar mereka mencoba melakukan apa yang telah kita paparkan dalam karangan yang telah disuguhkan. Pada dasarnya cara penyusunan karangan argumentasi sama seperti yang telah penulis paparkan di atas tetapi beberapa ahli menambahkan langkah-langkah pembuatannya agar karangan argumentasi menjadi sempurna. langkah-langkah penyusunan karangan argumentasi seperti: a. Tentukan sikap atau posisi anda. Di dalam menulis argumentasi amat diperlukan penentuan sikap tentang suatu masalah. Anda harus tegas menetapkan sikap atau posisi anda: apakah berada di pihak yang pro atau yang kontra. b. Nyatakan pada bagian awal atau pengantar tentang sikap anda dengan paragraf yang singkat namun jelas. c. Kembangkan penalaran anda dengan urutan dan kaitan yang jelas. Fakta-fakta harus disusun secara rapi sehingga kejelasan untuk menuju kepada suatu kesimpulan yang dapat diterima. d. Uji argumen anda dengan jalan mencoba mengandaikan diri anda berada di posisi kontras. e. Hindarilah menggunakan istilah yang terlalu umum atau istilah yang dapat menimbulkan prasangaka atau melemahkan argumen anda. f. Penulis
harus
menetapkan
tepat
titik
ketidaksepadaana
yang
akan
diargumenkan. 3. Metode Argumentasi Ada banyak metode yang dapat ditempuh untuk menghasilkan sebuah karangan argumentasi yang baik di antaranya adalah: a. Sebab akibat Isi argumentasi yang didasarkan pada sebab-akibat selalu menggunakan proses berpikir kausalitas. Proses berpikir ini menyatakan bahwa suatu sebab tertentu akan melahirkan sebuah akibat yang sebanding atau sebaliknya.
15
b. Sirkumstansi atau keadaan Keadaan adalah proses dalam sebab akibat, kalau penyajian keadaan tidak meyakinkan sebagai keadaan terpaksa, argumen akan ditolak; suasana terpaksa tidak boleh menghasilkan alternatif.sejauh tidak ada alternative lain, maka keadaan itulah yang dijadikan argument. c. Persamaan Kekuatan argumentasi dengan metode persamaan terletak pada suatu pernyataan mengenai kesamaan antara dua barang. Kekuatan argumentasi dengan metode ini akan sangat dipengaruhi oleh hubungan langsung dengan kebenaran yang terdapat dalam topik yang diperbandingkan. d. Perbandingan Dalam perbandingan ada salah satu hal yang diperbandingkan lebih kuat dari hal yang dijadikan dasar perbandingan. e. Pertentangan Prinsip dari metode ini adalah jika kita memperoleh kerugian dari situasi sekarang maka kemungkinan besar kita akan mendapatkan keuntungan dalam situasi yang berlawanan dengan situasi yang sekarang. Dengan kata lain, kegagalan, kekecewaan atau ketidakpuasan saat ini selalu menimbulkan harapan atau keinginan akan situasi yang berlawanan dari situasi saat ini. f. Kesaksian atau autoritas Merupakan topik atau sumber dari luar karena proposisi yang digunakan milik orang lain. Kesaksian dapat diterima baik jika saksi dengan hasil argumen.
4. Sasaran Argumentasi a. Argumentasi harus mengandung kebenaran untuk mengubah sikap dan keyakinan orang mengenai topik yang akan diargumentasikan. b. Penulis harus berusaha menghindari setiap istilah yang dapat menimbulkan prasangka c. Membatasi pengertian istilah yang dipergunakan untuk menghindari salah pengertian.
16
d. Penulis harus menetapkan secara tepat, tidak ketidaksepadanan yang akan diargumentasikan.
5. Topik Karangan Argumentasi Dari penjelasan tentang karangan argumentasi dan tujuannya maka topik yang biasa digunakan dalam karangan tersebut merupakan bagian dari pengalaman. Dalam argumentasi kita ingin mengambil hati pembaca para pembaca maka ungkapkan data dan fakta secara detil dan sebanyak-banyaknya dengan begitu maka pembaca akan mengubah pemikirannya tentang masalah yang kita ungkapkan.
6. Komposisi Argumentasi Penulisan karangan argumentasi sama halnya dengan menulis karangan pada umumnya yaitu dimulai dengan pendahuluan. Pendahuluan merupakan bagian untuk menarik perhatian pembaca, memusatkan perhatian kepada argumen-argumen yang disampaikan, serta menunjukan dasar dari argumentasi yang dikemukakan. Setelah pemaparan alasan lalu kemukanan data dan fakta yang mendukung karangan tersebut lalu buat suatu kesimpulan.
7. Penelitian Terdahulu Kalimat efektif sudah banayak digunakan sebagai penelitian, seperti penelitian yang dilakukan oleh rifanti dalam penelitiannya yang berjudul “Penggunaan Kalimat Efektif Siswa SMEA PGRI V Jakarta Dalam Mengarang Tahun Pelajaran 1986.”19 Penelitian yang dilakukan oleh rifanti terbukti bahwa siswa yang dapat membuat atau mengunakan kalimat efektif hanya 8. 33 % dan yang tidak dapat membuat atau menggunakan kalimat efektif sebanyak 91, 67 %. Berarti siswa SMA PGRI V Jakarta masih banyak yang belum dapat membuat kalimat efektif. Selain penelitian yang dilakukan oleh Rifanti yang lebih menekankan kepada tingkat persentasi siswa yang dapat membuat kalimat efektif 19
Rifanti, Abstrak Skripsi :Penggunaan Kalimat Efektif Siswa SMEA PGRI V Jakarta Dalam Mengarang Tahun Pelajaran 1986, (Jakarta: Perpustakaan Universitas Negeri Jakarta, 1986)
17
penelitian yang dilakukan oleh Tutwuri Yuliarti dalam skripsinya “Kalimat Efektif Dalam Karangan Deskripsi Siswa Kelas VI 20
Kepanjen Tahun Ajaran 2005/2006”
SDN Panggunggrejo 1
ia lebih menekankan kepada bagaimana
gambaran tentang bentuk pemakaian kalimat gramatikal dalam karangan deskripsi. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Tutwuri, kalimat gramatikal dalam kelengkapan struktur kalimat, bentuk kalimat hemat lebih cenderung ditandai syarat menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat. Bentuk kalimat padu lebih cenderung ditandai syarat kalimat mempunyai subjek dan predikat jelas; bentuk kalimat jelas dalam karangan deskripsi lebih cenderung ditandai syarat penulisan tanda baca yang tepat. Selain penelitian yang dilakukan oleh Tutwuri, ada penelitian yang hampir serupa yang dilakukan oleh Guntur Yaris Adi Prasetya dengan judul pemakaian “Kalimat Efektif Dalam Karangan Narasi Siswa Kelas Vi Tahun Pelajaran 2007/2008”.21 dalam
SDN Pakisjajar 2 Kabupaten Malang
penelitiannya, guntur menekankan bagaimana gambaran penggunaan kalimat logis dalam karangan narasi, menggunakan kalimat hemat, penggunaan kalimat padu dalam karangan narasi. Hasil penelitiaannya adalah pemakaian kalimat logis dalam karangan narasi cenderung ditndai dengan syarat, melesapnya pengulangan subjek dan menghindarkan superordinat pada hiponimi kata, pemakaian kalimat padu dalam karangan narasu cenderung ditandai oleh kalimat yang mempunyai subjek dan predikat yang jelas. Dari ketiga penelitian skripsi yang sudah ada, perbedaan yang mendasar dengan penelitian skripsi ini adalah pada dua skripsi di atas penempatkan gambaran tentang bentuk pemakian kalimat gramatikal, dan yang stu lebih menekankan pada tingkat persentase siswa yang tidak dapa dan dapat membuat kalimat efektif, sedangkan pada penelitian skripsi yang penulis lakukan penelitian untuk mengetahui tingkat kemampuan menggunanakn kalimat efektif dalam karangan argumentasi dan menegatahui faktor-faktor apa saj yang menyebabakn kesalahan penggunaan kalimat efektif dalam karangan argumentasi.
20
Tutwuri Yuliarti, Abstrak Skripsi: Kalimat Efektif Dalam Karangan Deskripsi Siswa Kelas VI SDN Panggunggrejo 1 Kepanjen Tahun Ajaran 2005/2006 terdapat di http: // sastra. Um.ac.id, diakses pada 22 juni 2011 pukul: 14:15 21 Guntur Yaris Adi Prasetya, Abstrak Skripsi: Pemakaian Kalimat Efektif Dalam Karangan Narasi Siswa Kelas Vi SDN Pakisjajar 2 Kabupaten Malang Tahun Pelajaran 2007/2008. terdapat di http//karya-ilmiah.um.ac.id, diakses pada 22 juni 2011 pukul: 14:15
18
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian Berdasarkan landasan teori dalam bab 2 yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan kalimat efektif dalam karangan argumentasi siswa kelas X AP 1 SMK Cyber Media semester 2 tahun pelajaran 2010/2011.
B. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Teknik ini digunakan untuk menarik kesimpulan melalui usaha menentukan karakteristik dan dilakukan secara objektif dan sistematis.
C. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMK Cyber Media. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Januari Tahun Pelajaran 2010/2011.
D. Subjek Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas X SMK Cyber Media yang berjumlah 255 siswa. 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda, hewan, tumbuhan, gejala, nilai tes, atau peristiwa, sebagai sumber data yang memiliki karakter tertentu dalam suatu penelitian.22 Populasi adalah keseluruhan objek dari suatu penelitian. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMK Cyber Media. Dalam penelitian ini peneliti tidak mengambil seluruh siswa kelas X sebagai subjek penelitian akan tetapi
22
Herman Wasito, Pengantar Metodologi Penelitian, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1995), hlm, 49.
19
sebagian saja yang dalam istilah penelitian dikenal dengan istilah sampel sebagai bagian yang dianggap dapat mewakili dari populasi yang ada.
2. Sampel Sampel secara sederhana dapat diartikan sebagai bagian dari populasi yang menjadi sumber data sebenarnya dalam suatu penelitian.
23
Sampel adalah bagian
dari sebagian populasi yang memiliki sifat dan karakteristik yang sama sehingga betul-betul dapat mewakili populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X AP 1 SMK Cyber Media yang diperoleh dengan cara random sampling. Random sampling adalah bahwa semua anggota populasi mempunyai peluang yang sama untuk dimasukan menjadi anggota sampel. Pelaksanaannya adalah dengan semua kelas yang ada ditulis dalam beberapa kertas kemudian kertas dikocok, kertas
yang keluar dari kocokan adalah kelas yang tepilih untuk
dilaksanakannya penelitian. Adapun penggunaan random sampling dalam penelitian ini dengan ada 6 kelas di SMK Cyber Media terdiri dari 3 jurusan yang berbeda dan masing-masing terdiri dari jurusan memiliki 2 kelas yaitu teknik komputer jaringan, administrasi perkantoran dan multimedia. Seluruh nama kelas di tulis dalam beberapa kertas lalu dimasukan kedalam sebuah kaleng lalu dikocok. Nama yang keluar dari kocokan adalah kelas Mm1, Tkj 2 dan Ap1. ketiga nama kelas yang keluar dimasukan kembali kedalam kaleng dan dikocok. Nama yang keluar adalah kelas X AP1, maka nama kelas tersebut yang akan dijadikan sebagai subjek dalam penelitian ini yang berjumlah 34 orang siswa.
E. Objek penelitian Objek dari penelitian ini berupa kalimat efektif dalam karangan argumentasi siswa X AP 1 SMK Cyber Media.
F. Instrumen Penelitian Instrumen dalam penelitian ini adalah tabel analisis, soal karangan siswa dan angket. 23
Ibid, hlm. 51.
20
G. Kriteria analisis Dalam menganalisis kalimat-kalimat pada karangan argumentasi peneliti membatasi kriteria analisis pada ciri-ciri kalimat efektif saja. Kriterianya adalah: 1. Kesepadanan sturuktur meliputi hal berikut: a. Subjek tidak didahului kata depan b. Predikat tidak didahului kata yang c. Pemakaian konjungsi (kata penghubung) harus tepat 2. Informasi jelas, meliputi: a. Tidak mengandung makna ganda (ambigu) b. Tidak mengandung salah nalar c. Tidak mengandung kerancuan 3. Ada kesejajaran atau keparalelan bentuk kata, yakni: Mengandung kesejajaran bentuk kata antara bagian pertama dan bagian berikutnya. 4. Pilihan kata harus cermat, meliputi: Tidak mengandung unsur mubazir, seperti subjek ganda, makna jamak ganda (pleonasme), dan unsur sinonim ganda. 5. Mengandung kepaduan, meliputi: a. Kalimat tidak bertele-tele b. Tidak menyisipkan kata “seperti” atau ”tentang” antara predikat kata kerja dan objek penderita.
H. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini agar data-data yang diperoleh valid maka, penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data di antaranya adalah: 1. Mengumpulkan karangan argumentasi siswa. 2. Menganalisis data dan mengumpulkannya berdasarkan fokus penelitian.
21
I. Teknik Analis Data Dalam penelitian ini penulis menggunakan cara sebagai berikut: 1. Teknik pengkodean Teknik pengkodean dilakukan dengan cara membuat singkatan kata atau simbol yang dipakai untuk mengklasifikasi serangkaian kata, kalimat, dan alinea dari hasil catatan lapangan.24 Tujuannya adalah menunjukan adanya situasi atau kegiatan yang menjadi fokus penelitian untuk mengelompokkan data lapangan. Setelah data-data diperoleh, kemudian data diolah dan dianalisis berdasarkan kode pada tiap variabel. 2. Teknik skoring Teknik ini digunakan untuk menberikan skor pada hasil penelitian. Melalui teknik ini akan diketahui persentase pemahaman siswa tentang materi yang diajarkan. Rumusnya: P= F/N x 100% Keterangan:
P= Persentase kesalahan penggunaan kalimat efektif F= Frekuensi kesalahan N = Jumlah
24
Wiriatmadja, Rochiati, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Rosda Karya, 2005), hlm 140.
22
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. PROFIL SEKOLAH 1. Sejarah SMK Cyber Media SMK Cyber media merupakan sekolah yang didirikan oleh PEKIK, Persatuan Kaum Ibu Kebayoran, juga disebut dalam akronim PEKIK, sebuah organisasi yang diinisiasi, digagas, digerakkan dan dikembangkan oleh perempuan, ibu-ibu, diseputar (d/h kelurahan) Kebayoran, PEKIK berposisi menjadi fasilitator dari dinamika kebudayaan termasuk didalamnya proses pertahanan tradisi, pengembangan diri hingga penegasan eksistensi dari anggotaanggotanya, masyarakat Kebayoran dan masyarakat negeri ini secara keseluruhan. PEKIK adalah sebuah bukti kekuatan perempuan, ibu-ibu, yang tidak hanya mampu mengaktualisir diri dan keperempuannya, tapi juga bertahan menghadapi semua rintangan zaman yang silih berganti dilaluinya. hingga saat ini, Persatuan Kaum Ibu Kebayoran, terus melakukan pengembangan, pembaruan dan penyegaran, baik dalam hal organisasi maupun kegiatan-kegiatannya. Nama Sekolah
: SMK CYBER MEDIA
Kelompk
: Teknologi dan Manajemen
Program studi
: 1. Teknik Komputer & Jaringan 2. Multimedia 3. Administrasi Perkantoran
Nss/Nid
: -
NIS
: -
Alamat
: Jalan Duren Tiga Raya No. 12, Kelurahan: Duren Tiga, Kecamatan: Pancoran , Propinsi : DKI Jakarta
Status sekolah
: Swasta
Tahun akreditasi
: 2010
Penyelenggara kbm : 06:30 -1200 12:30-17:50
23
Visi: Menjadi Lembaga Pendidikan Kejuruan yang mampu menghasilkan tenaga terampil sesuai standar global. Misi 1. Fokus pada kualitas, kurikulum dan pembelajaran yang berbasis kompetensi 2. Mengembangkan profesionalisme dengan penguasaan bahasa asing dan disiplin tinggi. 3. Menjawab tuntutan perusahaan akan tenaga terampil pada tingkat teknis operasional. Program Keahlian : Teknik Komputer & Jaringan •
Mampu menginstalasi dan mengkonfigurasi jaringan lokal ( Local Area Network )
•
Mampu merangkai Sistem Operasi Jaringan
•
Mampu merancang, menginstalasi dan membuat konfigurasi Wide Area Network
•
Mampu operating Sistem Server, Administrasi Server dalam Jaringan
•
Web Data Base
•
Bahasa Pemprograman
Multimedia •
Mampu Mangembangkan citra dan animasi digital
•
Mampu Mengembangkan Web Interaktif
•
Mampu Merekam dan menyunting audio-video
•
Mampu Mengembangkan aplikasi multimedia interaktif
•
Bahasa Pemprograman
Administrasi Perkantoran •
Kemampuan berkomunikasi baik lisan maupun tertulis dengan relasi dan memperhatikan norma dan lingkungan masyarakat
•
Kemampuan teknologi informasi untuk melaksanakan tugas secara efektif dan efisien
24
•
Kemampuan untuk merencanakan, melaksanakan, mengorganisasi, dan mengevaluasi tugas yang menjadi tanggung jawabnya
•
Kemampuan dalam mengelola surat/dokumen sesuai standar operasi dan prosedur untuk mendukung tugas pokok lembaga
•
Kemampuan mengelola administrasi keuangan sehingga segala aspek keuangan dapat dilaporkan dan dipertanggungjawabkan
•
Bahasa Pemrograman
Struktur organisasi SMK CYBER MEDIA Kepala Sekolah
: Drs. Amid, M.Pd.
Walik Bidang Kesiswaan
: Moch Achmadi, S.Pd.
Wakil Bidang Kutikulum
: Nurhadi S.Pd.
Wakil Kepala Bidang Humas : Joko Suranto, BA Kepala Program AP
: Sri Herawati, M.Pd
Kepala Program MM
: A. Lailatul Hadi S.Kom.
Kepala Program TKJ
: Wahyu Irzadi S.Kom.
Fasilitas yang dimiliki oleh SMK Cyber Media dalam menunjang kegiatan Belajar mengajar terdiri dari: 1. Ruang kelas memadai 2. Auditorium untuk segala kegiatan pendidikan 3. Laboratorium lengkap untuk menunjang pembelajaran masing-masing jurusan 4. Musholla 5. Kantin 6. Sarana Olah Raga 7. Area Parkir luas 8. Keamanan 9. Free WIFI / Hotspot
25
B. Deskripsi Data Pada deskripsi data penulis akan menjabarkan tentang keselahan-kesalahan penggunaan kalimat efektif siswa kelas 1 AP SMK Cyber Media yang berjumlah 34 orang. Setelah ditemukan kesalahan-kesalahannya maka data-data akan dianalaisis lalu disajikan. Tabel kesalahan penggunaan kalimat efektif dalam karangan argumentasi Tabel 1 Kesalahan Penggunaan Kalimat Efektif Ciri-ciri kalimat efektif
Paragraf A1
A2
A3
A4
satu
A5 √
dua tiga jumlah
1
A1= Kesepadanan
A3= Kesejajaran/Keparalelan
A2= Informasi Jelas
A4= Pilihan Kata Harus Cermat
A5= Kepaduan Adapun analisis deskripsi datanya adalah sebagai berikut: Berdasarkan Tabel 1 di atas, dapat dilihat bahwa kesalahan penggunaan kalimat efektif dalam karangan argumentasi siswa AD yang berjudul teknologi canggih senjata Corner Shof (Gif) made in Israel sebanyak dua kali. Kesalahan tersebut di antaranya adalah kesalahan penggunaan kesepadanan. Adapun kesalahan-kesalahan tersebut terletak pada paragraf satu baris ke9, sedangkan paragraf dua dan tiga tidak ditemukan kesalahan dalam menggunakan kalimat efektif Pada paragraf kedua siswa melakukan kesalahan dalam menggunakan kesepadanan yakni: predikat didahului kata “ yang” Letnan Kolonel Gollan yang pernah bertugas pada pasukan antiterorisme di Israel Seharusnya: 26
Letnan Kolonel Gollan pernah bertugas pada pasukan antiterorisme di Israel Tabel 2 Kesalahan Penggunaan Kalimat Efektif Ciri-ciri kalimat efektif
Paragraf A1 satu
A2
A3
A4
A5
√
dua tiga jumlah
1
Berdasarkan Tabel 2 di atas, dapat dilihat bahwa kesalahan penggunaan kalimat efektif dalam karangan argumentasi yang dilakukan oleh siswa AS yang berjudul banjir sebanyak satu kali. Kesalahan tersebut di antaranya adalah penggunaan kesepadanan. Adapun kesalahan-kesalahan tersebut terletak pada paragraf satu baris ke- 12, sedangkan paragraf dua dan tiga tidak ditemukan kesalahan dalam menggunakan kalimat efektif dalam karangan argumentasi. Adapun kesalahan-kesalahan tersebut dapat dianalisis sebagai berikut: Pada pargaraf kedua siswa melakukan kesalahan dalam kesepadanan kalimat yakni Banyak warga yang khawatir dengan banjir susulan Seharusnya: Banyak warga khawatir dengan banjir susulan
27
Tabel 3 Kesalahan Penggunaan Kalimat Efektif ciri-ciri kalimat efektif
Paragraf A1
A2
A3
A4
A5
satu dua tiga
√
jumlah
2
Berdasarkan Tabel 3 di atas, dapat dilihat bahwa kesalahan penggunaan kalimat efektif dalam karangan argumentasi yang dilakukan oleh siswa CS yang berjudul bahaya merokok sebanyak 3 kali. Kesalahan tersebut di antaranya adalah penggunaan kesepadanan. Adapun kesalahan-kesalahan tersebut terletak pada paragraf satu dan paragraf dua sedangkan paragraf tiga tidak ditemukan kesalahan dalam menggunakan kalimat efektif dalam karangan argumentasi. Adapun kesalahan-kesalahan tersebut dapat dianalisis sebagai berikut: 1. Kesalahan pada paragraf tiga Pada paragraf dua, siswa melakukan kesalahan dalam menggunakan “kesepadanan” yakni: predikat didahului oleh kata “yang”, pemakaian konjungsi yang tidak tepat. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk kita agar bisa berhenti merokok…. Seharusnya Banyak cara dapat dilakukan untuk berhenti merokok… 2. Kesalahan pada paragraf tiga, siswa menggunakan konjungsi yang tidak tepat. Biasanya kalau kita sudah mempunyai anak kecil, cenderung anak itu akan mengikutinya. Seharusnya Biasanya jika mempunyai anak, mereka cenderung akan mengikuinya.
28
Tabel 4 Kesalahan Penggunaan Kalimat Efektif Ciri-ciri kalimat efektif
Paragraf A1 satu
A2
A3
A4
A5
√
dua tiga jumlah
1
Berdasarkan Tabel 4 di atas, dapat dilihat bahwa kesalahan penggunaan kalimat efektif dalam karangan argumentasi yang dilakukan oleh siswa DA yang berjudul banjir sebanyak satu kali. Kesalahan tersebut di antaranya adalah penggunaan kesepadanan. Adapun kesalahan-kesalahan tersebut terletak pada paragraf satu baris ke-3, sedangkan paragraf dua dan tiga tidak ditemukan kesalahan dalam menggunakan kalimat efektif dalam karangan argumentasi. Adapun kesalahan-kesalahan tersebut dapat dianalisis sebagai berikut: Pada paragraf pertama siswa melakukan kesalahan dalam menggunakan kesepadanan yakni subjek didahului kata depan. Pada dasarnya, banjir merupakan suatu bencana alam Seharusnya Banjir merupakan bencana alam
Tabel 5 Kesalahan Penggunaan Kalimat Efektif Paragraf
ciri-ciri kalimat efektif A1
A2
A3
A4
A5
satu dua
√
tiga jumlah
1
29
Berdasarkan Tabel 5 di atas, dapat dilihat bahwa kesalahan penggunaan kalimat efektif dalam karangan argumentasi yang dilakukan oleh siswa DD yang berjudul pergaulan remaja sebanyak satu kali. Kesalahan tersebut di antaranya adalah penggunaan kepaduan Adapun kesalahan-kesalahan tersebut terletak pada paragraf dua sedangkan paragraf pertama dan ketiga tidak ditemukan kesalahan menggunakan kalimat efektif dalam karangan argumentasi. Adapun kesalahankesalahan tersebut dapat dianalisis sebagai berikut: Pada paragraf 2 siswa melakukan kesalahan pada penggunaan kepaduan, kalimat yang ia tulis bertele-tele. Pergaulan yang baik adalah remaja yang berkumpul untuk mengadakan kegiatan sosial ……… Seharusnya Kegiatan sosial dapat menumbuhkan pergaulan yang baik antar remaja
Tabel 6 Kesalahan Penggunaan Kalimat Efektif Paragraf
Ciri-ciri kalimat efektif A1
A2
A3
A4
A5
satu dua
√
tiga
√
jumlah
1
1
Berdasarkan Tabel 6 di atas, dapat dilihat bahwa kesalahan penggunaan kalimat efektif dalam karangan argumentasi yang dilakukan oleh siswa EP sebanyak dua kali. Kesalahan tersebut di antaranya adalah penggunaan kepaduan Adapun kesalahan-kesalahan tersebut terletak pada paragraf dua dan tiga. Adapun kesalahan-kesalahan tersebut dapat dianalisis sebagai berikut: 1. Pada paragraf pertama baris ke-1 siswa melakukan kesalahan pada penggunaan kepaduan, kalimat yang ia tulis bertele-tele.
30
Masa remaja adalah masa akan beralihnya ketergantungan hidup kepada orang lain Seharusnya Masa remaja adalah masa transisi dari ketergantungan terhadap orang tua kedalam tanggung jawab terhadap diri sendiri… 2. Pada paragraf kedua baris ke- 6 siswa melakukan kesalahan pada penggunaan kesepadanan kalimat yaitu subjek didahului kata depan. Pada umumnya jumlah remaja laki-laki yang melakukan kejahatan … Seharusnya Umumnya jumlah remaja laki-laki yang melakukan kejahatan……..
Tabel 7 Kesalahan Penggunaan Kalimat Efektif Ciri-Ciri Kalimat Efektif
Paragraf A1
A2
A3
A4
A5
√
√
1
1
satu dua tiga jumlah
Berdasarkan Tabel 7 di atas, dapat dilihat bahwa kesalahan penggunaan kalimat efektif dalam karangan argumentasi yang dilakukan oleh siswa EP yang berjudul kenakalan remaja sebanyak 2 kali. Kesalahan tersebut di antaranya adalah penggunaan kepaduan. Adapun kesalahan-kesalahan tersebut terletak pada paragraf dua sedangkan paragraf pertama dan tiga tidak ditemukan kesalahan dalam menggunakan kalimat efektif dalam karangan argumentasi. Adapun kesalahan-kesalahan tersebut dapat dianalisis sebagai berikut: Pada paragraf kedua siswa melakukan kesalahan pada penggunaan kepaduan, yaitu kalimat yang ia tulis bertele-tele. Faktor sosial faktor terbesar dari kebiasaan merokok dipengaruhi oleh faktor sosial atau lingkungan. 31
Seharusnya Faktor sosial dan lingkungan merupakan faktor terbesar yang mempengaruhi kebiasaan merokok.
Tabel 8 Kesalahan Penggunaan Kalimat Efektif Ciri-ciri kalimat efektif
Paragraf A1
A2
A3
A4
A5
satu dua
√
tiga jumlah
1
Berdasarkan Tabel 8 di atas, dapat dilihat bahwa kesalahan penggunaan kalimat efektif dalam karangan argumentasi yang dilakukan oleh siswa FK yang berjudul kebakaran sebanyak satu kali. Kesalahan tersebut di antaranya adalah penggunaan kepaduan. Adapun kesalahan-kesalahan tersebut terletak pada paragraf kedua baris ke- 4, sedangkan paragraf satu dan dua tidak ditemukan kesalahan dalam menggunakan kalimat efektif dalam karangan argumentasi. Adapun kesalahan-kesalahan tersebut dapat dianalisis sebagai berikut: Pada paragraf pertama siswa melakukan kesalahan pada penggunaan kepaduan, kalimat bertele-tele. Pada sebagian kasus, bagaimanapun, kemanapun manusia untuk memperkirakan keadaan masa depan… Seharusnya Bagaimanapun manusia tidak dapat memperkirakan keaadaan masa depan……
32
Tabel 9 Kesalahan Penggunaan Kalimat Efektif Ciri-Ciri Kalimat Efektif
Paragraf A1
A2
A3
A4
A5
satu
√
dua tiga jumlah
1
Berdasarkan Tabel 9 di atas, dapat dilihat bahwa kesalahan penggunaan kalimat efektif dalam karangan argumentasi yang dilakukan oleh siswa FY yang berjudul banjir sebanyak satu kali. Kesalahan tersebut di antaranya adalah penggunaan kepaduan. Adapun kesalahan-kesalahan tersebut terletak pada paragraf pertama barus ke- 1, sedangkan paragraf dua dan tiga tidak ditemukan kesalahan dalam menggunakan kalimat efektif dalam karangan argumentasi. Adapun kesalahan-kesalahan tersebut dapat dianalisis sebagai berikut: Pada paragraf pertama siswa melakukan kesalahan pada penggunaan kepaduan, kalimat bertele-tele. Peluapan air yang berlebihan disuatu tempat akibat hujan besar. seharusnya Meluapnya air yang berlebihan akan mengakibatkan banjir.
33
Tabel 10 Kesalahan Penggunaan Kalimat Efektif Ciri-ciri kalimat efektif
Paragraf A1
A2
A3
A4
A5
satu dua tiga
√
jumlah
1
Berdasarkan Tabel 10 di atas, dapat dilihat bahwa kesalahan penggunaan kalimat efektif dalam karangan argumentasi yang dilakukan oleh siswa IS yang berjudul narkoba sebanyak satu kali. Kesalahan tersebut di antaranya adalahtidak menggunakan kesejajaran dalam kalimat. Adapun kesalahan-kesalahan tersebut terletak pada paragraftiga baris ke-3, sedangkan paragraf satu dan dua tidak ditemukan kesalahan dalam menggunakan kalimat efektif dalam karangan argumentasi. Adapun kesalahan-kesalahan tersebut dapat dianalisis sebagai berikut: Pada paragraf pertama siswa melakukan kesalahan pada penggunaan kepaduan, tidak ada kesejajaran bentuk dalam kalimat. Orang tua diharapakan untuk mengawasi dan mendidik anaknya agar selalau menjauhi penyalahgunaan narkoba. Seharusnya Orang tua diharapakan untuk mengawasi dan mendidik anaknya agar selalu menjauhi menyahgunakan narkoba.
34
Tabel 11 Kesalahan Penggunaan Kalimat Efektif Paragraf
ciri-ciri kalimat efektif A1
A2
A3
A4
satu
A5 √
dua tiga jumlah
1
Berdasarkan Tabel 11 di atas, dapat dilihat bahwa kesalahan penggunaan kalimat efektif dalam karangan argumentasi yang dilakukan oleh siswa Kh yang barjudul kemacetan lalu lintas sebanyak
satu kali. Kesalahan tersebut di
antaranya adalah penggunaan kepaduan. Adapun kesalahan-kesalahan tersebut terletak pada paragraf pertama, sedangkan paragraf dua dan tiga tidak ditemukan kesalahan dalam menggunakan kalimat efektif dalam karangan argumentasi. Adapun kesalahan-kesalahan tersebut dapat dianalisis sebagai berikut: Pada paragraf pertama siswa melakukan kesalahan pada penggunaan kepaduan, yaitu kalimat bertele-tele. Kemacetan lalu lintas yang selama ini kita temui disebabkan oleh banyak faktor yang kompleks, dimana faktor satu dengan yang lainya saling berkaitan. Seharusnya Kemacetan lalu lintas yang selama ini ditemui disebabkan oleh banyak faktor yang kompleks, faktor satu dengan yang lainya saling berkaitan. Tabel 12 Kesalahan Penggunaan Kalimat Efektif Paragraf satu
ciri-ciri kalimat efektif A1
A2
A3
√
dua tiga jumlah
1 35
A4
A5
Berdasarkan Tabel 12 di atas, dapat dilihat bahwa kesalahan penggunaan kalimat efektif dalam karangan argumentasi yang dilakukan oleh siswa LS yang berjudul dampak internet sebanyak satu kali. Kesalahan tersebut di antaranya adalah penggunaan kepaduan. Adapun kesalahan-kesalahan tersebut terletak pada paragraf pertama, sedangkan paragraf dua dan tiga tidak ditemukan kesalahan dalam menggunakan kalimat efektif dalam karangan argumentasi. Adapun kesalahan-kesalahan tersebut dapat dianalisis sebagai berikut: Pada paragraf pertama siswa melakukan kesalahan pada penggunaan kesepadanan yaitu penggunaan kata hubung yang tidak tepat. ……..pornografi yang dapat menghabiskan uang hanya karena untuk melayani kecanduan tersebut. Dan ……. Seharusnya ……..pornografi dapat menghabiskan uang untuk melayani kecanduan tersebut dan Tabel 13 Kesalahan Penggunaan Kalimat Efektif Paragraf
Ciri-ciri kalimat efektif A1
A2
A3
A4
A5
satu dua tiga
√
jumlah
1
Berdasarkan Tabel 13 di atas, dapat dilihat bahwa kesalahan penggunaan kalimat efektif dalam karangan argumentasi yang dilakukan oleh siswa LL yang berjudul maraknya facebook di Indonesia sebanyak satu kali. Kesalahan tersebut diantaranya adalah penggunaan kesepadanan Adapun kesalahan-kesalahan tersebut terletak pada paragraf tiga baris ke- 3, sedangkan paragraf satu dan dua tidak ditemukan kesalahan dalam menggunakan kalimat efektif dalam karangan argumentasi. Adapun kesalahan-kesalahan tersebut dapat dianalisis sebagai berikut: 36
Pada paragraf ketiga siswa melakukan kesalahan pada penggunaan kesepadanan, yakni: Seorang pelajar yang tentunya mempunyai kewajiban untuk belajar Seharusnya Seorang pelajar tentunya mempunyai kewajiban untuk belajar. Tabel 14 Kesalahan Penggunaan Kalimat Efektif Ciri-ciri kalimat efektif
Paragraf A1
A2
A3
satu
A4
A5 √
dua tiga jumlah
1
Berdasarkan Tabel 14 di atas, dapat dilihat bahwa kesalahan penggunaan kalimat efektif dalam karangan argumentasi yang dilakukan oleh siswa MF yang berjudul banjir sebanyak
satu kali. Kesalahan tersebut di antaranya adalah
penggunaan kesepadanan. Adapun kesalahan-kesalahan tersebut terletak pada paragraf satu baris ke- 1, sedangkan paragraf dua dan tiga tidak ditemukan kesalahan dalam menggunakan kalimat efektif dalam karangan argumentasi. Adapun kesalahan-kesalahan tersebut dapat dianalisis sebagai berikut: Pada paragraf pertama siswa melakukan kesalahan pada penggunaan kepaduan, yakni: Kalimat bertele-tele Banjir adalah dimana suatu daerah dalam keadaan tergenang oleh jumlah air yang banyak. Seharusnya Banjir adalah sebuah peristiwa tergenangnya air dalam jumlah yang banyak.
37
Tabel 15 Kesalahan Penggunaan Kalimat Efektif Paragraf
Ciri-Ciri Kalimat Efektif A1
A2
A3
A4
A5
satu dua tiga
√
jumlah
1
Berdasarkan Tabel 15 di atas, dapat dilihat bahwa kesalahan penggunaan kalimat efektif dalam karangan argumentasi yang dilakukan oleh siswa MR facebook sebanyak satu kali. Kesalahan tersebut di antaranya adalah penggunaan kesepadanan. Adapun kesalahan-kesalahan tersebut terletak pada paragraf satu, sedangkan paragraf dua dan tiga tidak ditemukan kesalahan dalam menggunakan kalimat efektif dalam karangan argumentasi. Adapun kesalahan-kesalahan tersebut dapat dianalisis sebagai berikut: Pada paragraf pertama baris ke- 2 siswa melakukan kesalahan pada penggunaan kepaduan, yakni: kalimat bertele-tele. Mempelajari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, membuat kita tidak gaptek istilahnya. Seharusnya Mempelajari perkembangan ilmu dan teknologi membuat tidak gagap terhadap teknologi. Tabel 16 Kesalahan Penggunaan Kalimat Efektif ciri-ciri kalimat efektif
Paragraf A1
A2
A3
satu
A4
A5 √
dua tiga jumlah
1
38
Berdasarkan Tabel 16 di atas, dapat dilihat bahwa kesalahan penggunaan kalimat efektif dalam karangan argumentasi yang dilakukan oleh siswa MH yang berjudul pemanasan global sebanyak satu kali. Kesalahan tersebut di antaranya adalah penggunaan kesepadanan. Adapun kesalahan-kesalahan tersebut terletak pada paragraf satu baris ke- 1, sedangkan paragraf dua dan tiga tidak ditemukan kesalahan dalam menggunakan kalimat efektif dalam karangan argumentasi. Adapun kesalahan-kesalahan tersebut dapat dianalisis sebagai berikut: Pada paragraf pertama siswa melakukan kesalahan pada penggunaan kepaduan, yakni: kalimat bertele-tele. Pemanasan global adalah adanya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer. Seharusnya Pemanasan global adalah proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer.
Tabel 17 Kesalahan Penggunaan Kalimat Efektif Paragraf satu
ciri-ciri kalimat efektif A1
A2
A3
A4
A5
√
dua tiga jumlah
1
Berdasarkan Tabel 17di atas, dapat dilihat bahwa kesalahan penggunaan kalimat efektif dalam karangan argumentasi yang dilakukan oleh siswa MF yang berjudul narkoba sebanyak satu kali. Kesalahan tersebut di antaranya adalah penggunaan kesepadanan. Adapun kesalahan-kesalahan tersebut terletak pada paragraf satu, sedangkan paragraf dua baris satu, sedangkan pada paragraf dua dan tiga tidak ditemukan kesalahan dalam menggunakan kalimat efektif dalam karangan argumentasi.
39
Adapun kesalahan-kesalahan tersebut dapat dianalisis sebagai berikut: Pada paragraf pertama siswa melakukan kesalahan pada penggunaan kesepadanan yakni: penggunaan kata hubung yang tidak tepat. Narkoba merupakan suatu bahan zat adiktif yang mempengaruhi kesehatan manusia. Dan dapat…………. Seharusnya Narkoba merupakan zat adiktif yang mempengaruhi kesehatan manusia dan dapat ......
Tabel 18 Kesalahan Penggunaan Kalimat Efektif Ciri-ciri kalimat efektif
Paragraf A1
A2
A3
A4
A5
satu dua
√
tiga jumlah
1
Berdasarkan Tabel 18 di atas, dapat dilihat bahwa kesalahan penggunaan kalimat efektif dalam karangan argumentasi yang dilakukan oleh siswa MR yang berjudul sampah sebanyak satu kali. Kesalahan tersebut di antaranya adalah penggunaan kesepadanan. Adapun kesalahan-kesalahan tersebut terletak pada paragraf tiga baris ke- 12, sedangkan paragraf satu dan dua tidak ditemukan kesalahan menggunakan kalimat efektif dalam karangan argumentasi. Adapun kesalahan-kesalahan tersebut dapat dianalisis sebagai berikut: Pada ketiga pertama siswa melakukan kesalahan pada penggunaan kesepadanan yakni: tidak menggunakan kata hubung yang tepat. Bagaimana dengan kota besar lainnya kalau Jakarta saja sudah mencapai 60.000 ton sampah per hari?
40
Seharusnya Bagaimana dengan kota besar lainnya jika Jakarta saja sudah mencapai 60.000 ton sampah per hari? Tabel 19 Kesalahan Penggunaan Kalimat Efektif Paragraf
ciri-ciri kalimat efektif A1
A2
A3
A4
A5
satu
√
dua tiga jumlah
1
Berdasarkan Tabel 19 di atas, dapat dilihat bahwa kesalahan penggunaan kalimat efektif dalam karangan argumentasi yang dilakukan oleh siswa NO satu sebanyak satu kali. Kesalahan tersebut diantaranya adalah penggunaan kepaduan. Adapun kesalahan-kesalahan tersebut terletak pada paragraf satu, baris satu sedangkan paragraf dua dan tiga tidak ditemukan kesalahan dalam menggunakan kalimat efektif dalam karangan argumentasi. Adapun kesalahan-kesalahan tersebut dapat dianalisis sebagai berikut: Pada paragraf pertama siswa melakukan kesalahan pada penggunaan kepadauan yakni: kalimat bertele-tele. Kenakalan remaja adalah suatu perbuatan yang melanggar norma. Seharusnya Kenakalan remaja adalah perbuatan melanggar norma. Tabel 20 Kesalahan Penggunaan Kalimat Efektif Paragraf satu
Ciri-ciri kalimat efektif A1
A2
A3
√
dua tiga jumlah
1 41
A4
A5
Berdasarkan Tabel 20 di atas, dapat dilihat bahwa kesalahan penggunaan kalimat efektif dalam karangan argumentasi yang dilakukan oleh siswa NL sebanyak satu kali. Kesalahan tersebut di antaranya adalah penggunaan kesepadanan Adapun kesalahan-kesalahan tersebut terletak pada paragraf satu baris tiga, sedangkan paragraf dua dan tiga tidak ditemukan kesalahan dalam menggunakan kalimat efektif dalam karangan argumentasi. Adapun kesalahan-kesalahan tersebut dapat dianalisis sebagai berikut: Pada paragraf pertama siswa melakukan kesalahan pada penggunaan kesepadanan, yakni: kalimat bertele-tele. Berbicara dengan bahasa Indonesia yang baik. Karena lebih sopan dan dapat mencerminkan bahwa kita cinta Indonesia. Seharusnya Berbicara dengan bahasa Indonesia yang baik karena lebih sopan dan dapat mencerminkan bahwa kita cinta Indonesia.
Tabel 21 Kesalahan Penggunaan Kalimat Efektif Ciri-Ciri Kalimat Efektif
Paragraf A1
A2
A3
A4
A5
satu dua tiga
√
jumlah
1
Berdasarkan Tabel 21 di atas, dapat dilihat bahwa kesalahan penggunaan kalimat efektif dalam karangan argumentasi yang dilakukan oleh siswa NJ yang berjudul adopsi anak Indonesia oleh orang asing mengapa tidak? sebanyak satu kali. Kesalahan tersebut di ataranya adalah penggunaan kepaduan. Adapun kesalahan-kesalahan tersebut terletak pada paragraf tiga baris tiga , sedangkan paragraf satu dan dua tidak ditemukan kesalahan dalam menggunakan kalimat efektif dalam karangan argumentasi. 42
Adapun kesalahan-kesalahan tersebut dapat dianalisis sebagai berikut: Pada paragraf kedua siswa melakukan kesalahan pada penggunaan kesepadanan yakni: penggunaan kata hubung yang tidak tepat. Oleh karena itu kalau kita ingin menjadi bangsa yang mempunyai kepribadian mandiri. seharusnya Oleh karena itu jika ingin menjadi bangsa yang mempunyai kepribadian mandiri Tabel 22 Kesalahan Penggunaan Kalimat Efektif Paragraf
ciri-ciri kalimat efektif A1
A2
A3
A4
A5
satu dua tiga
√
jumlah
1
Berdasarkan Tabel 22 di atas, dapat dilihat bahwa kesalahan penggunaan kalimat efektif dalam karangan argumentasi yang dilakukan oleh siswa NN yang berjudul bahaya rokok sebanyak satu kali. Kesalahan tersebut di antaranya adalah penggunaan kepaduan. Adapun kesalahan-kesalahan tersebut terletak pada paragraf tiga baris tiga, sedangkan paragraf satu dan dua tidak ditemukan kesalahan dalam menggunakan kalimat efektif dalam karangan argumentasi. Adapun kesalahan-kesalahan tersebut dapat dianalisis sebagai berikut: Pada paragraf ketiga siswa melakukan kesalahan pada penggunaan kepaduan, yakni kalimat bertele-tele. Peringatan bahaya merokok yang tercantum di bungkus rokok hanya sebagian kecil bahaya dari rokok, sebagian lain antara lain: seharusnya Peringatan bahaya merokok yang terdapat di dalam bungkus rokok hanya sebagian kecil dari bahaya rokok, antara lain 43
Tabel 23 Kesalahan Penggunaan Kalimat Efektif Ciri-Ciri Kalimat Efektif
Paragraf A1
A2
A3
A4
satu
A5 √
dua tiga jumlah
1
Berdasarkan Tabel 23 di atas, dapat dilihat bahwa kesalahan penggunaan kalimat efektif dalam karangan argumentasi yang dilakukan oleh siswa NF yang berjudul aids
sebanyak
satu kali. Kesalahan tersebut di antaranya adalah
penggunaan kepaduan. Adapun kesalahan-kesalahan tersebut terletak pada paragraf satu, sedangkan pada paragraph dua dan tiga tidak ditemukan kesalahan dalam menggunakan kalimat efektif dalam karangan argumentasi. Adapun kesalahan-kesalahan tersebut dapat dianalisis sebagai berikut: Pada paragraf pertama siswa melakukan kesalahan pada penggunaan kesepadanan yakni kalimat bertele-tele. AIDS adalah merupakan dampak atau efek dari perkembangan virus. Seharusnya AIDS adalah dampak atau efek dari perkembangan virus.
Tabel 24 Kesalahan Penggunaan Kalimat Efektif Paragraf
Ciri-Ciri Kalimat Efektif A1
A2
A3
satu
A4
A5 √
dua tiga jumlah
1
44
Berdasarkan Tabel 24 di atas, dapat dilihat bahwa kesalahan penggunaan kalimat efektif dalam karangan argumentasi yang dilakukan oleh siswa NO yang berjudul banjir sebanyak
satu kali. Kesalahan tersebut di antaranya adalah
penggunaan kepaduan. Adapun kesalahan-kesalahan tersebut terletak pada paragraf satu baris satu, sedangkan pada paragraf dua dan tiga tidak ditemukan kesalahan dalam menggunakan kalimat efektif dalam karangan argumentasi. Adapun kesalahan-kesalahan tersebut dapat dianalisis sebagai berikut: Pada paragraf pertama siswa melakukan kesalahan pada penggunaan kalimat yang bertele-tele. Banjir adalah hal yang rutin setiap tahun pasti datang. Seharusnya Banjir, hal yang rutin setiap tahun pasti datang. Tabel 25 Kesalahan Penggunaan Kalimat Efektif Ciri-ciri kalimat efektif
Paragraf A1
A2
A3
A4
A5
satu dua
√
tiga jumlah
1
Berdasarkan Tabel 25 di atas, dapat dilihat bahwa kesalahan penggunaan kalimat efektif dalam karangan argumentasi yang dilakukan oleh siswa RS yang berjudul banjir symbol jakarta sebanyak
satu kali. Kesalahan tersebut di
antaranya adalah penggunaan kepaduan. Adapun kesalahan-kesalahan tersebut terletak pada paragraf dua baris ke- 4, sedangkan pada paragraf satu dan tiga tidak ditemukan kesalahan dalam menggunakan kalimat efektif dalam karangan argumentasi. Adapun kesalahan-kesalahan tersebut dapat dianalisis sebagai berikut Pada paragraf ketiga siswa melakukan kesalahan pada penggunaan kesepadanan yakni penggunaan kata hubung yang tidak tepat. 45
Bangunan yang sudah tidak sebanding dengan daerah untuk resapan air. Sehingga………….. Seharusnya Bangunan yang sudah dibangun tidak sebanding dengan daerah untuk resapan air sehingga………… Tabel 26 Kesalahan Penggunaan Kalimat Efektif Ciri-ciri kalimat efektif
Paragraf A1
A2
A3
satu
A4
A5 √
dua tiga jumlah
1
Berdasarkan Tabel 26 di atas, dapat dilihat bahwa kesalahan penggunaan kalimat efektif dalam karangan argumentasi yang dilakukan oleh siswa SL yang berjudul narkoba sebanyak satu kali. Kesalahan tersebut diantaranya adalah penggunaan kepaduan. Adapun kesalahan-kesalahan tersebut terletak pada paragraf tiga baris ke- 1, sedangkan pada paragraf satu dan dua tidak ditemukan kesalahan dalam menggunakan kalimat efektif dalam karangan argumentasi. Adapun kesalahan-kesalahan tersebut dapat dianalisis sebagai berikut: Pada paragraf pertama siswa melakukan kesalahan pada penggunaan kepaduan, yakni: kalimat bertele-tele. Masalah penyalahgunaan narkoba, atau zat adiktif lainya yang bisa dikenal masyarakat sebagai narkoba. Seharusnya Penyalahgunaan zat adiktif dan lainya biasa dikenal dengan sebutan narkoba.
46
Tabel 27 Kesalahan Penggunaan Kalimat Efektif Ciri-Ciri Kalimat Efektif
Paragraf A1 satu
A2
A3
A4
A5
√
dua tiga jumlah
1
Berdasarkan Tabel 27 diatas, dapat dilihat bahwa kesalahan penggunaan kalimat efektif dalam karangan argumentasi yang dilakukan oleh siswa SF yang berjudul kanker serviks sebanyak satu kali. Kesalahan tersebut di antaranya adalah penggunaan kesepadanan. Adapun kesalahan-kesalahan tersebut terletak pada paragraf satu baris ke- 2, sedangkan pada paragraf satu dan tiga tidak ditemukan kesalahan dalam menggunakan kalimat efektif dalam karangan argumentasi. Adapun kesalahan-kesalahan tersebut dapat dianalisis sebagai berikut: Pada paragraf pertama siswa melakukan kesalahan pada penggunaan kesepadanan yakni kalimat penggunaan kata hubung yang tidak tepat Kanker serviks. Yang dikenal juga dengan istilah kanker lehar rahim. seharusnya Kanker serviks termasuk dalam kanker yang dikenal juga dengan istilah kanker lehar rahim. Tabel 28 Kesalahan Penggunaan Kalimat Efektif Paragraf
Ciri-Ciri Kalimat Efektif A1
A2
A3
A4
A5
satu dua
√
tiga jumlah
1
47
Berdasarkan Tabel 28 di atas, dapat dilihat bahwa kesalahan penggunaan kalimat efektif dalam karangan argumentasi yang dilakukan oleh siswa TA yang berjudul demam yang semakin mewabah yaitu game sebanyak satu kali. Kesalahan tersebut di antaranya adalah penggunaan kepaduan. Adapun kesalahankesalahan tersebut terletak pada paragraf tiga baris ke- 1, sedangkan pada paragraf satu dan dua tidak ditemukan kesalahan dalam menggunakan kalimat efektif dalam karangan argumentasi. Adapun kesalahan-kesalahan tersebut dapat dianalisis sebagai berikut: Pada paragraf kedua siswa melakukan kepaduan, yakni penulisan kalimat yang bertele-tele. PSP sendiri mungkin mengingatkan kita pada era game boy, dimana sebuah game dapat dimainkan dimanapun. Seharusnya PSP mengingatkan pada era game boy yang dapat dimainkan dimanapun.
Tabel 29 Kesalahan Penggunaan Kalimat Efektif Ciri-ciri kalimat efektif
Paragraf A1
A2
A3
satu
A4
A5 √
dua tiga jumlah
1
Berdasarkan Tabel 29 di atas, dapat dilihat bahwa kesalahan penggunaan kalimat efektif dalam karangan argumentasi yang dilakukan oleh siswa TC yang berjudul narkotika sebanyak satu kali. Kesalahan tersebut di antaranya adalah penggunaan kepaduan. Adapun kesalahan-kesalahan tersebut terletak pada paragraf dua baris ke- 1, sedangkan pada paragraf satu dan tiga tidak ditemukan kesalahan dalam menggunakan kalimat efektif dalam karangan argumentasi. Adapun kesalahan-kesalahan tersebut dapat dianalisis sebagai berikut: 48
Pada paragraf pertama siswa melakukan kesalahan pada penggunaan kepaduan. Penyebab orang mengkonsumsi narkoba karena keluarga yang kurang harmonis Seharusnya Penyebab seseorang mengkonsumsi narkoba dikarenan kondisi dalam keluarga yang kurang harmonis
Tabel 30 Kesalahan Penggunaan Kalimat Efektif Paragraf
ciri-ciri kalimat efektif A1
A2
A3
A4
A5
satu dua tiga
√
jumlah
1
Berdasarkan Tabel 30 di atas, dapat dilihat bahwa kesalahan penggunaan kalimat efektif dalam karangan argumentasi yang dilakukan oleh siswa TN yang berjudul bahaya rokok
sebanyak satu kali. Kesalahan tersebut di antaranya
adalah penggunaan kepaduan. Adapun kesalahan-kesalahan tersebut terletak pada paragraf tiga, baris ke- 2, sedangkan pada paragraf satu dan dua tidak ditemukan kesalahan dalam menggunakan kalimat efektif dalam karangan argumentasi. Adapun kesalahan-kesalahan tersebut dapat dianalisis sebagai berikut: Pada paragraf tiga siswa melakukan kesalahan pada penggunaan kesepadanan yakni penggunaan kata hubung yang tidak tepat. Faktor orang yang melakukan merokok, yaitu menganggap dirinya keren saat dia sedang merokok. Seharusnya Faktor seseorang merokok karena menganggap dirinya terlihat gagah saat merokok. 49
Tabel 31 Kesalahan Penggunaan Kalimat Efektif Ciri-Ciri Kalimat Efektif
Paragraf A1
A2
A3
A4
A5
satu dua tiga
√
jumlah
1
Berdasarkan Tabel 31 di atas, dapat dilihat bahwa kesalahan penggunaan kalimat efektif dalam karangan argumentasi yang dilakukan oleh siswa TH yang berjudul pergaulan bebas sebanyak satu kali. Kesalahan tersebut di antaranya adalah penggunaan kepaduan. Adapun kesalahan-kesalahan tersebut terletak pada paragraf satu baris ke-n6 , sedangkan pada paragraf dua dan tiga tidak ditemukan kesalahan dalam menggunakan kalimat efektif dalam karangan argumentasi. Adapun kesalahan-kesalahan tersebut dapat dianalisis sebagai berikut: Pada paragraf pertama siswa melakukan kesalahan pada penggunaan kesepadanan, yakni: penggunaan kata hubung yang tidak tepat. Jika hamil hanya tinggal datang ke dokter Seharusnya Jika hamil cukup datang ke dokter Tabel 32 Kesalahan Penggunaan Kalimat Efektif Paragraf
ciri-ciri kalimat efektif A1
A2
A3
satu
A4 √
dua tiga jumlah
1
50
A5
Berdasarkan Tabel 32 di atas, dapat dilihat bahwa kesalahan penggunaan kalimat efektif dalam karangan argumentasi yang dilakukan oleh siswa VL yang berjudul hal-hal yang mempengaruhi timbulnya pergaulan bebas sebanyak satu kali. Kesalahan tersebut di antaranya adalah pilihan kata yang tidak tepat. Adapun kesalahan-kesalahan tersebut terletak pada paragraf satu baris 1, sedangkan pada paragraf dua dan tiga tidak ditemukan kesalahan dalam menggunakan kalimat efektif dalam karangan argumentasi. Adapun kesalahan-kesalahan tersebut dapat dianalisis sebagai berikut: Pada paragraf pertama siswa melakukan kesalahan pada penggunaan pilihan kata yang tidak tepat (sinonim ganda). Memiliki banyak kawan adalah merupakan suatu prestasi. Seharusnya Memiliki banyak kawan merupakan suatu prestasi.
Tabel 33 Kesalahan Penggunaan Kalimat Efektif Paragraf
Ciri-ciri kalimat efektif A1
A2
A3
satu
A4
A5
√
dua tiga jumlah
1
Berdasarkan Tabel 33 di atas, dapat dilihat bahwa kesalahan penggunaan kalimat efektif dalam karangan argumentasi yang dilakukan oleh siswa WH yang berjudul pergaulan bebas sebanyak satu kali. Kesalahan tersebut di antaranya adalah pilihan kata yang tidak tepat. Adapun kesalahan-kesalahan tersebut terletak pada paragraf satu baris ke2, sedangkan pada paragraf dua dan tiga tidak ditemukan kesalahan dalam menggunakan kalimat efektif dalam karangan argumentasi.
51
Adapun kesalahan-kesalahan tersebut dapat dianalisis sebagai berikut: Pada paragraf pertama siswa melakukan kesalahan pada penggunaan pilihan kata yang tidak tepat (makna jamak ganda). Banyak anak-anak muda menggunakan narkoba. Seharusnya Banyak anak muda menggunakan narkoba Tabel 34 Kesalahan Penggunaan Kalimat Efektif Paragraf
ciri-ciri kalimat efektif A1
A2
A3
A4
A5
satu dua tiga
√
jumlah
1
Berdasarkan Tabel 34 di atas, dapat dilihat bahwa kesalahan penggunaan kalimat efektif dalam karangan argumentasi yang dilakukan oleh siswa ZL yang berjudul banjir sebanyak satu kali. Kesalahan tersebut diantaranya adalah pilihan kata yang tidak tepat. Adapun kesalahan-kesalahan tersebut terletak pada paragraf satu baris ke1, sedangkan pada paragraf dua dan tiga tidak ditemukan kesalahan dalam menggunakan kalimat efektif dalam karangan argumentasi. Adapun kesalahan-kesalahan tersebut dapat dianalisis sebagai berikut: Pada paragraf tiga siswa melakukan keslahan dengan menggunakan kalimat yang bertele- tela dan menggunakan kata hubung yang salah. Banjir adalah menguapnya air melebihi kapasitas yang terjadi karna curah hujan yang tinggi dan karna faktor alam yang dapat merusak rumah-rumah dan kerusakan lingkungan.
52
Seharusnya Banjir adalah meluapnya air melebihi kapasitas terjadi karena curah hujan yang tinggi dan berakibat pada rusaknya rumah-rumah dan lingkungan. Tabel 35 Klasifikasi Kesalahan Penggunaan Kalimat Efektif Berdasarkan Frekuensi Kesalahan Terbanyak Kode kalimat
Frekuensi
Peringkat
No efektif
Kata depan
kesalahan
Kesalahan
1
Ks
Kesepadanan
13
1
2
Kp
Kepaduan
19
2
2
3
Pemilihan kata 3
tidak tepat
Tingkat keterpahaman siswa dalam menggunakan kalimat efektif Untuk mengetahui tingkat keterpahaman siswa terhadap kalimat efektif maka dapat diketahui dengan rumus persentase P= f/n X 100% Keterangan:
p = Persentase kesalahan penggunaan kalimat efektif F = Frekuensi kesalahan n = Jumlah kata depan
Setelah diketahui kesalahannya, kemudian dideskripsikan dengan kategori persentase sebagai berikut: 0%- 10%
Sangat kecil
11 %- 49 %
Sebagian kecil
50 %
Separuh
51 %- 100%
Sebagian besar atau seluruhnya
Hasil perhitungan dapat dijabarkan sebagai berikut:
53
Tabel 36 Persentase Kesalahan Penggunaan Kalimat Efektif Berdasarkan Akumulasi Kesalahan Penggunaan Kalimat Efektif Dari Tiap-Tiap Siswa Paragraf No
Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 29 29 30 31 32 33 34
AD AS CS DA DD EP ET FK FY IS KH LS LL MF MR MH MD MK NO NL NJ NH NF NO RS SL SF TA TC TR TH VI WH ZY
Jumlah
Satu Dua Tiga Empat 1
2 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 2 1 1 1 1 1
1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1
2 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 15
9
Jumlah
13
54
Persentase (%) 40 % 20% 40% 20% 20% 40% 20% 20% 20% 20% 20% 20% 20% 20% 20% 20% 20% 20% 20% 20% 20% 20% 20% 20% 20% 20 % 40 % 20% 40% 20% 20% 20% 20% 20%
Tingkat keterpahaman (%) 60% 80% 60% 80% 80 % 60 % 80 % 80 % 80 % 80 % 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80 % 80% 60% 80% 60% 80% 80 % 80 % 80 % 80 %
Berdasarkan table 39 tentang Persentase kesalahan penggunaan kalimat efektif berdasarkan akumulasi kesalahan penggunaan kalimat efektif dari tiaptiaps siswa di atas, diketahui bahwa pemahaman siswa tentang penggunaan kalimat efektif dalam karangan argumentasi cukup baik. Hal ini terbukti dari rendahnya frekuensi kesalahan yang dilakukan siswa. Rata-rata frekuensi kesalahan yang dilakukan hanya 1 kesalahan dan beberapa melakukan kesalahan sebanyak 2 kali.
C. Pembahasan Dari deskripsi data yang telah diungkapkan di atas dapat dilihat bahwa terdapat korelasi antara rendahnya persentase kesalahan dengan tingginya tingkat keterpahaman siswa. > siswa persentase keterpahamannya mencapai 80 % dan tingkat kesalahan rata-rata siswa mencapai 20 %, hanya ada sebagian kecil (2 orang) yang mencapai tingga persentase keterpahaman 40 %, itu menunjukan tingkat keterpahaman 60 %. Dari kategori persentase kesalahan yang telah diungkapkan maka persentase kesalahan yang dilakukan siswa adalah berada pada persentase 11 %-49 % yang berarti hanya sebagian kecil kesalahan penggunaan kalimat efektif dalam karangan argumentasi. Hasil presentase yang ditunjukan oleh tabel di atas sebagian besar siswa memahami penggunaan kalimat efektif. Berdasarkan frekuensi kesalahan yang ditunjukkan maka yang paling besar mengalami kesalahan adalah kepaduan. Ratarata dari siswa melakukan kesalahan dengan menulis kalimat dengan berteleletele, memakai sinonim ganda, makna jamak yang berlebihan dan penggunaan kata hubung yang tidak tepat. Berdasarkan hasil angket, kesalahan penggunaan kalimat efektif diakibatkan oleh penggunaan bahasa yang tidak baku, sulit memilih kata yang tepat, kekurangpahaman siswa tentang penggunaan kalimat efektif, bahasa lisan yang terbawa pada saat mereka menulis karangan argumentasi dan kurangnya siswa diberi pelatihan dalam menulis untuk siswa.
55
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan teori dan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis maka penulis dapat mengemukakan beberapa simpulan dan saran 1. Kemampuan penggunaan kalimat efektif siswa sudah cukup baik ditunjukkan dengan tingkat keterpahaman mencapai 80 %, dari 34 siswa yang diteliti hanya 2 orang yang memiliki tingkat keterpahaman yang rendah yaitu 40 %. Hasil frekuensi kesalahan terbanyak ada pada penggunaan kepaduan dalam kalimat yang masih sangat rendah, siswa terlalu bertele-tele dalam mengugkapkan sebuah ide, banyak menggunakan sinonim ganda dan makna jumlah jamak yang berlebihan dan penggunaan kata hubung yang tidak tepat. 2. Adapun faktor yang menyebabkan siswa melakukan kesalahan penggunaan kalimat efektif diantaranya adalah a. Sulit mencari ide b. Kurang kreatif c. Sulit mengembangkan karangan d. Sukit untuk berpikir secara runtut e. Penggunaan bahasa lisan yang kerap mereka gunakan dalam kehidupan sehari-hari B. Saran Berdasarkan simpulan di atas maka penulis menyampaikan beberapa saran yang ditujukan kepada : 1. Guru: a. Hendaknya guru lebih sering melatih siswa dalam pelajaran menulis. b. Memilih metode, teknik serta strategi pembelajaran yang tepat agar siswa mudah memahami materi tentang kalimat efektif. c. lebih banyak mengalokasikan waktu untuk pelajaran menulis. 2. Siswa: Mengikuti arahan yang diberikan oleh guru dan lebih sering melatih keterampilan menulisnya agar kualitas karangan semakin bagus.
56
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan Joko Tri Prasetya. 2005. Srategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia. Cet. Ke- 2. Arifin, E. Zainal dan S. Amran Tasai. 2006. Cermat berbahasa Indonesia, Jakarta: Akademika Pressindo. A. Gani, Ramlan. 2010. Disiplin Berbahasa Indonesia, Jakarta: Fitk Press. Akhadiah, Sabarti dkk. 2007. Menulis 1, Jakarta: Universitas Terbuka. Cet. ke- 3. Akhadiah, Sabarti dkk. 2003. Pembinaan Kemampuan Menulis, Jakarta: Erlangga. Cet. Ke- 13. Badudu, J.S.1986. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar II, Jakarta: Gramedia. HS, Widjono. 2007. Bahasa Indonesia, Mata Kuliah Kepribadian di Perguruan Tinggi, Jakarta: Grasindo. Cet. Ke- 2. Keraf, Gorys. 1994. Komposisi Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa, Flores: Nusa Indah. Cet. Ke- 10 Keraf, Gorys. 2004. Argumentasi dan Narasi, Flores: Nusa Indah. Cet. Ke- 15. Prasetya-Guntur Yaris Adi, “Pemakaian Kalimat Efektif dalam Karangan Narasi Siswa Kelas VI SDN Pakisjajar Kabupaten Malang Tahun Ajaran 2005/2006”, dari http://karya-ilmiah.umac.id diakses 22 juni 2011. Razak, Abdul. 1986. Menulis Efektif, Struktur, Gaya, dan Variasi, Jakarta: Gramedia. Rahayu, Minto. 2007. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian, Jakarta: Grasindo. Rifanti, 1986 Penggunaan Kalimat Efektif Siswa SMEA PGRI V Jakarta Dalam Mengarang Tahun Pelajaran 1986, Jakarta: Perpustakaan Universitas Negeri Jakarta. Semi, Atar. 1990. Menulis Efektif. Padang: Angkasa Jaya. Cet. Ke-1. Suhendar, M.E. dan Pien Supinah. 1997. Bahasa Indonesia (Kebahasaaan), Bandung: Pionir Jaya. Cet. Ke- 1
57
Soedjito. 1991. Kalimat Efektif. Bandung: Remaja Rosda Karya. Tim Bahasa dan Sastra Indonesia, 2007. Bahasa Indonesia untuk Kelas X SMK. Jakarta: Galaxy Puspa Mega. Yuliarti-Tutwuri, “Kalimat Efektif dalam Karangan Deskripsi Siswa Kelas VI SDN Panggungrejo Kepanjen Tahun Ajaran 2005/2006”, dari http://sastra.um .ac.id diakses 22 juni 2011. Yunus, M dkk. 2009. Menulis 1, Jakarta : Universitas Terbuka. Cet. Ke- 2. Wiyanto, Asul. 2004. Terampil Menulis Paragraf. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia. Wiriatmadja, Rochiati. 2005, Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Rosda Karya. Widyamarta, 1990. Seni Menggayakan Kalimat. Yogyakarta: Kanisisus. Cet. Ke1. Wounded, Sawidago dan Diana Leroy Simanjuntak. 1993. Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa Jurusan Nonbahasa Indonesia, Jakarta: Univesitas Tarumanegara.
58
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Nama sekolah
: SMK CYBER MEDIA
Mata pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/semester
: X/II
Standar Kompetensi
: Berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia setara tingkat semenjana
Kompetensi Dasar
: Menggunakan kalimat yang baik, tepat, dan santun
Indikator
: Mampu memilih dan menggunakan kalimat efektif
Alokasi waktu
: 2 X 45 menit
A. Tujuan pembelajaran
: Mampu memilih dan menggunakan kalimat efektif dalam karangan argumentasi
B. Materi pembelajaran Penggunaan kalimat efektif dalam karanga argumentasi C. Metode pembelajaran Penugasan D. Kegiatan pembelajaran Kegiaran awal 1. Guru mengkondisika kelas 2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 3. Guru dan siswa bertanya jawab tentang materi yang diajarkan Kegiatan inti 1. Guru menjelaskan materi tentang kalimat efektif. 2. Guru menugaskan siswa membuat karangan argumentasi menggunakan kalimat efektif Kegiatan Penutup 1. Siswa dan guru menyimpulkan materi pembelajaran 2. Siswa dan guru melakukan refleksi
59
3. Guru menetukan kegiatan pembelajaran selanjutunya E. Sumber belajar Buku teks F. Penilaian Teknik: tes tulis Bentuk: karanagn arhgumentasi Soal: Buatlah sebuah karangan argumentasi menggunakan kalimat efektif Perhitungan nilai akhir dalm 0-100 adalah sebagai beikut: Nilai akhir = perolehan skor X skor ideal (100) = Skor maksismal
Mengetahui
Jakarta,
Kepala sekolah
Guru mata pelajaran
Drs. Amid, M.Pd.
Mei 2011
Dewi Astuti
60
Angket
Nama responden: a. Petunjuk pengisisn angket 1. Sebelum mengisi angket, tulislah mana pada tempat yang telah disediakan. 2. Jawablah pertanyaan yang disediakan berdasarkan pendapatmu! 3. Jawaban tidak mempengaruhi hasil belajar.
b. Soal angket 1. Apakah anda diajarkan tentang kalimat efektif? 2. kapan anda diajarkan tentang kalimat efektif? 3. Apa yang anda ketahui tentang kalimat efektif? 4. Apakah anda memiliki kesulitan dalam menulis karangan argumentasi menggunakan kalimat efektif? 5. Kesulitan apa saja yang anda alami dalam penulisan karangan argumentasi menggunakan kalimat efektif?
61
62
63
64