Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
STRATEGI PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT (PUSKESMAS) DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAAN KESEHATAN DASAR DI NANGA KETUNGAU KECAMATAN KETUNGAU HILIR KABUPATEN SINTANG Oleh: TIO RYANDI NIM. E42010033 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat, tahun 2015 E-mail :
[email protected] Abstrak Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk menganalisis kualitas pelayanan kesehatan dasar di puskesmas Nanga Ketungau apkah sudah terlaksana dengan baik atau belum.Penulisan skripsi ini didasarkan karena adanya masalah yaitu berupa keluhan dari masyarakat tentang pelayanan yang diberikan oleh pihak puskesmas kurang optimal.Adanya keluhan dari masyarakat tentang pelayanan yang diberikan pihak puskesmas.Hal ini disebabkan oleh kurangnya tenaga kesehatan dan juga alat medis yang dimiliki oleh puskesmas Nanga Ketungau.Hasil penelitian ini adalah pertama, faktor internal yaitu kekuatan, berupa kualitas tenaga kesehatan yang cukup baik sehingga mampu melaksanakan pelayanan dengan baik.Kelemahan berupa kurangnya tenaga kesehatan dan juga sarana penunjang yang dimiliki oleh puskesmas.Kedua, faktor eksternal yaitu peluang berupa adanya diklat/bimtek tenaga kesehatan.Ancaman berupa kepercayaan masyarakat berkurang.Kesimpulan dari penelitia ini adalah bahwa puskesmas Nanga Ketungau mempunyai kekuatan serta kelemahan dalam melaksanakan pelayanan kesehatan.Kekuatan dari puskesmas yaitu adanya motivasi kerja dari tenaga kesehatan, sedangkan kelemahannya berupa kurangnya tenaga kesehatan yang dimiliki oleh puskesmas Nanga Ketungau.Rekomendasi dari penelitian ini adalah pelayanan kesehatan di puskesmas Nanga Ketungau perlu ditingkatkan lagi sehingga masyarakat mempercayai pelayanan yang dilakukan oleh puskesmas Nanga Ketungau. Kata-kata Kunci : Kualitas Pelayanan, Analisis, Puskesmas.
STRATEGYCOMMUNITY HEALTH CENTERSINIMPROVING THE QUALITY OFPRIMARY HEALTH CARE IN NANGA KETUNGAU KETUNGAU HILIR DISTRICT OF SINTANG Abstract Research is intended to analyze the quality of basic health services in Nanga Ketungau health centers is already performing well or not. Research writing is based due to problems in the form of complaints from the public about the services provided by the clinic less than optimal. Complaints from the public about the services provided by the health centers. This is caused by a lack of health personnel and medical equipment owned by Nanga Ketungau health centers. Results of this research is the first, internal factors are the strength, such as the quality is good enough health workers so that they can carry out the service properly. Weaknesses include lack of health personnel and facilities which are owned by health centers. Second, external factors are the opportunities in the form of the training / Bimtek health personnel. Threat of diminished public confidence. The conclusion from this is that health centers empirically Nanga Ketungau have strengths and weaknesses in implementing health services. The strength of the health centers namely the work motivation of health workers, while weaknesses include lack of health personnel Nanga Ketungau owned by health centers. Recommendations from this study is the health services in Nanga Ketungau health centers need to be improved so that people trust the services performed by community Nanga Ketungau health centers. Keywords :Quality of Service, Analysis, Health Centers.
1 TIO RYANDI, NIM. E42010033 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
serta tersedianya pelayanan kesehatan yang
A. PENDAHULUAN
memadai dan terjangkau untuk semua 1.
anggota
Latar Belakang Penelitian Pelayanan
kesehatan
merupakan
untuk
masyarakat. mewujudkan
Tantangan
utama
hal
adalah
itu
salah satu pelayanan yang mendapat banyak
menyediakan pelayanan kesehatan dasar
sorotan dalam beberapa tahun terakhir
atau
terutama di kabupaten Sintang.Banyak
kesehatan dasar merupakan segala kegiatan
faktor yang menyebabkan ketimpangan
kesehatan
yang
didalam pelayanan kesehatan terutama yang
puskesmas
dan
terkait dengan kuslitas tenaga kesehatan,
pelaksananan kesehatan dasar ini yaitu
ketimpangan
diantaranya
untuk meningkatkan jangkauan dan mutu
penyakit,
pelayanan kesehatan di puskesmas serta
perkembangan teknologi kesehatan dan
dalam rangka pemenuhan kesehatan dasar
kedokteran, pola pembiayaan kesehatan
bagi seluruh masyarakat.
diakibatkan
tersebut perubahan
pola
primary
berbasis pembayaran swadana (out of pocket).
health
Berdasarkan
care.Pelayanan
dilaksanakan
oleh
jajarannya.Pentingnya
peraturan
daerah
kabupaten sintang Nomor 3 Tahun 2008,
Selama ini dari aspek pengaturan
pelayanan kesehatan dasar terdiri dari
masalah kesehatan baru di atur dalam
beberapa pelayanan, yaitu :
tataran Undang-Undang dan peraturan yang
1.
ada dibawahnya, tetapi sejak Amandemen
Pelayanan kesehatan pengobatan dan tindakan ringan;
UUD 1945 perubahan ke dua dalam Pasal
2.
Pelayanan kesehatan ibu dan anak;
28H
Negara
3.
Pencabutan gigi;
menyatakan
4.
Penambalan gigi;
bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera
5.
Perawatan inap.
Undang–Undang
Republik
Indonesia,
Dasar yang
lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
Namun pada dasarnya pelayanan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik
kesehatan dasar masih belum optimal
dan
dilaksanakan khususnya pada Puskesmas
sehat
serta
berhak
memperoleh
pelayanan kesehatan.
Nanga Ketungau, Kecamatan Ketungau
Pelayanan kesehatan adalah hak
Hilir,
Kabupaten
Sintang.
Pelayanan
dasar masyarakat. Setiap orang berhak
kesehatan dasar di Puskesmas Nanga
mendapatkan pelayanan dan perawatan
Ketungau dikatakaan masih belum berjalan
kesehatan. Untuk itu, tugas pemerintah
dengan optimal disebabkan oleh beberapa
adalah
hal, yaitu :
menciptakan
kondisi
yang
memungkinkan setiap individu hidup sehat 2 TIO RYANDI, NIM. E42010033 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
a.
Kurangnya sarana dan prasaranaa
dalam melaksanakan pelayanan kesehatan
yang
dasar.
dimiliki oleh puskesmas
Nanga Ketungau;
c.
Ketersedian dan kecukupan sarana dan prasarana merupakan syarat mutlak
Rendahnya
pasien. Nanga
Ketungau
merupakan puskesmas yang mempunyai
penyelesaian tugas yang diberikan. Sesuatu
wilayah kerja yang sangat luas yaitu
yang sangat mustahil tujuan akan dicapai
sebanyak 8 desa yang berada di Kecamatan
apabila
tidak
Ketungau Hilir.Jumlah penduduk dari 8
mendukung, seperti halnya di Puskesmas
desa tersebut berjumlah 11.663 jiwa yang
Nanga Ketungau. Sarana dan prasarana di
terdiri dari 6.010 penduduk laki-laki dan
Puskesmas Nanga Ketungau masih belum
5.653 penduduk perempuan.Hal inilah yang
lengkap atau sudah rusak yang dimana
menuntut petugas kesehatan di Puskesmas
sarana dan prasarana tersebut belum diganti
Nanga
oleh pemerintah daerah dalam hal ini yang
kemampuan yang baik dalam melakukan
bertanggung jawab yaitu Dinas Kesehatan
pelayanan kesehatan dasar.Namun, pada
Kabupaten Sintang.
kenyataannya
sarana
pelaksanaaan
Puskesmas
dan
b.
dari
para
petugas kesehatan dalam melayani
yang harus dipenuhi untuk membantu kelancaran
kemampuan
dan
Kurangnya kesehatan
prasarana
jumlah yang
ketungau
harus
masih
memiliki
banyak
petugas
petugas
kesehatan di Puskesmas Nanga Ketungau
menangani
yang belum memiliki kemampuan yang baik dalam melakukan pelayanan kesehatan
pelayanan kesehatan; Selain sarana dan prasarana, jumlah
dasar.Masih banyak petugas kesehatan di
petugas kesehatan juga mempengaruhi dari
Puskesmas Nanga Ketungau yang perlu
keberhasilan dalam melakukan pelayanan
mengikuti
kesehatan dasar. Apabila jumlah petugas
(Bimbingan Teknis). Dengan mengikuti
kesehatan kurang sementara jumlah volume
Bimtek
pekerjaan banyak, maka penyelesaian tugas
Puskesmas Nanga Ketungau akan memiliki
akan lambat. Kebanyakan puskesmas di
kemampuan
Kabupaten Sintang ini masih kekurangan
melakukan pelayanan kesehatan terutama
tenaga petugas kesehatan, seperti halnya di
pelayanan
Puskesmas
baiknya kemampuan petugas kesehatan
Nanga
Nanga Ketungau
Ketungau.Puskesmas masih
banyak
membutuhkan tenaga petugas kesehatan
pelatihan
maka
seperti
petugas
yang
sangat
kesehatan
Bimtek
kesehatan
baik
dasar.
di
dalam
Semakin
maka semakin baik kualitas pelayanan yang dilakukan
oleh
petugas
kesehatan
di
Puskesmas Nanga Ketungau. 3 TIO RYANDI, NIM. E42010033 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
2.
bagi
Rumusan Permasalahan Setelah
diuraikan
dalam
Latar
permasalahannya
”Bagaimana
strategi
Masyarakat
yakni
2. Sebagai
:
Pusat
Kesehatan
(Puskesmas)
Dalam
tentang
pelayanan yang berkualitas.
Belakang dan Fokus Penelitian, dapat dirumuskan
masyarakat
masukan
bagi
pemerintah dalam memberikan pelayanan yang berkualitas.
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat prasejahtera di
B. TEORI DAN METODOLOGI
Nanga Ketungau Kecamatan Ketungau Hilir Kabupaten Sintang?”
1.
Teori a) Strategi
3.
Pada dasarnya manajemen strategic
Tujuan Penelitian Untuk mengetahui, mendiskripsikan
merupakan perpaduan antara manajemen
dan menganalisis strategi Pusat Kesehatan
sebagai proses penggerakkan orang untuk
Masyarakat Dalam Meningkatkan Kualitas
mencapai tujuan dan strategi sebagai cara
Pelayanan
Bagi
dan taktik dalam rangka menjalankan
(Mayarakat
fungsi manajemen untuk mencapai tujuan
Kesehatan
Masyarakat
Dasar
Prasejahtera
Miskin) Di Nanga Ketungau, Kecamatan
organisasi.
Ketungau Hilir, Kabupaten Sintang yang
Menurut Nawawi ( dalam Pasolong,
berkuantitas dan memiliki ketepatan waktu.
2013:90 ), manajemen strategik adalah perencanaan
4.
berskala
jangkauan
masa
Manfaat Penelitian.
depan yang jauh dan ditetapkan sebagai
1) Manfaat Teoritis
keputusan
manajemen
puncak
Secara teoritis hasil penelitian ini
memungkinkan
dapat memperkaya temuan ilmiah
secara efektif dalam usaha menghasilkan
dalam
Ilmu Pemerintahan pada
sesuatu yang berkualitas, dengan diarahkan
umumnya sehingga dapat menjadi
pada optimalisasi pencapaian tujuan dan
bahan studi perbandingan terhadap
berbagai sasaran organisasi.
pihak-pihak yang berminat terhadap tema yang serupa.
Dengan organisasi
organisasi
agar
berinteraksi
manjemen dimungkinkan
strategik, untuk
mengidentifikasi peluang dan ancaman dari 2) Manfaat Praktis 1. Memberikan
lingkungan external dan memanfaatkan informasi
dan
menambah wawasan pemikiran
kekuatan dan meminimalkan kelemahan dari
lingkungan
internal.Untuk 4
TIO RYANDI, NIM. E42010033 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
menganalisis faktor eksternal dan internal, peneliti
menggunakan
analisis
b) Jumlah tenaga kesehatan
SWOT
untuk mengindentifikasi berbagai faktor
yang masih kurang. c) Faktor Eksternal
tersebut.
Faktor eksternal adalah faktor dari
Menurut Safa’i, analisis SWOT
lingkungan luar yang meliputi terbentuknya
adalah analisis yang dilakukan dengan
opportunities
pencermatan
(ancaman)
(scanning)
terhadap
(peluang)
yang
dan
mempengaruhi
threats dalam
lingkungan dengan menganalisis kekuatan,
pembuatan keputusan.
kelemahan, peluang dan ancaman. (Safa’i,
a. Peluang (opportunities) yang dapat
2007:90)
dimanfaatkan oleh Puskesmas Nanga
Untuk menganalisis secara lebih
Ketungau, yaitu:
dalam tentang SWOT, maka perlu dilihat
a) Adanya diklat/bimtek;
faktor internal dan eksternal sebagai bagian
b) Koordinasi dengan instansi terkait
penting dalam analisis SWOT, yaitu :
cukup solid. b. Ancaman
b) Faktor Internal Faktor internal adalah faktor dari
(threaths)
dihindari
oleh
yang
harus
Puskesmas
Nanga
lingkungan dalam organisasi yang meliputi
Ketungau, yaitu :
terbentuknya
strengths
a) Kepercayaan masyarakat berkurang
weaknesses
(kelemahan)
(kekuatan) yang
dan turut
b) Kualitas Pelayanan
mempengaruhi pembuatan keputusan.
Sinambela dalam bukunya yang
1) Kekuatan (strengths) yang ada
berjudul
Reformasi
Pelayanan
Publik,
di Puskesmas Nanga Ketungau,
mendefinisikan kualitas adalah “Segala
yaitu:
sesuatu yang mampu memenuhi keinginan
a) Kualitas Tenaga Kesehatan
atau kebutuhan pelanggam (meeting the
yang cukup memadai; b) Sikap
mental,
motivasi
needa of costumers)”,( Sinambela, 2006:6).
disiplin,
kerja
Lukman
menjelaskan
dan
kualitas pelayanan adalah: “Pelayanan yang
pemahaman tupoksi yang
diberikan kepada pelanggan sesuai dengan
baik.
standar pelayanan yang telah dibakukan
2) Kelemahan (weaknesses) yang ada
Sampara
di
Puskesmas
Nanga
Ketungau, yaitu : a) Kurangnya
sebagai
prasarana yang dimiliki;
dan
dalam
memberikan
layanan. Standar pelayanan adalah ukuran yang
sarana
pedoman
telah
pembakuan
ditentukan
sebagai
suatu
pelayanan
yang
baik”.
(Lukman, 1999:14). 5
TIO RYANDI, NIM. E42010033 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Aparatur
pemerintah
dalam
2. Sistem merupakan program, prosedur
memberikan pelayanan harus berorientasi
dan sumberdaya yang dirancang untuk
kepada masyarakat sehingga menciptakan
mendorong
pelayanan
menilai jasa atau layanan yang nyaman
yang
berkualitas.
Menurut
Tjiptono dalam bukunya yang berjudul Prinsip-Prinsip
Total
Quality
Service,
mendefinisikan kulitas pelayanan, yaitu: “Sebagai
sistem
3. Sumberdaya karyawan
manajemen
semua
pelanggan.
karyawan,
serta
menggunakan metode-metode kualitatif dan kuantitatif
untuk
memperbaiki
dan
manusia disemua
merupakan posisi
yang
memiliki kapasitas dan hasrat untuk responsif
dan
menyampaikan,
dan berkualitas bagi pelanggan.
strategik dan integratif yang melibatkan manajer
,
4. Tujuan
terhadap
kebutuhan
keseluruhan
merupakan
secara
kepuasan pelanggan atau masyarakat,
proses-proses
memberikan tanggung jawab kepada
organisasi, agar dapat memenuhi dan
setiap orang, dan melakukan perbaikan
melebihi
yang
berkesinambungan
kebutuhan,
keinginan,
dan
harapan pelanggan”. (Tjiptono, 2005:56).
bahwa
pengertian
kualitas
(Tjiptono,
2005:56-57).
Pendapat yang dikemukakan oleh Tjiptono
berkesinambungan.
Berdasarkan penjelasan diatas maka ukuran kualitas pelayanan dilihat dari
pelayanan merupakan suatu sistem yang
strategi,
strategis melibatkan seluruh satuan kerja
pelanggan
atau satuan organisasi dari mulai pimpinan
Menanggapi penjelasan tersebut, maka
sampai
peneliti mengambil indikator dan sub
pegawai
sehingga
memenuhi
kebutuhan yang diharapkan masyarakat. Kualitas
pelayanan
sumberdaya
atau
tujuan
manusia,
keseluruhan.
indikator dari kualitas pelayanan yaitu:
sebuah
Pertama, bahwa untuk terciptanya
harus
kualitas pelayanan maka harus adanya
diciptakan oleh aparatur maupun oleh
strategi. Strategi merupakan pernyataan
masyarakat.
yang dikomunikasikan baik dari aparatur
keinginan
dan
merupakan
sistem,
kebutuhan
yang
Tjiptono menjelaskan bahwa total
kepada
masyarakat
atau
sebaliknya
quality service terbagi atas empat faktor,
sehingga sasaran organisasi dapat tercapai.
yaitu:
Pengertian strategi menurut Tjiptono adalah
1. Strategi merupakan pernyataan yang
pernyataan yang jelas dan dikomunikasikan
jelas dan dikomunikasikan dengan baik
dengan baik mengenai posisi dan sasaran
mengenai posisi dan sasaran organisasi
organisasi dalam hal layanan pelanggan.
dalam hal layanan pelanggan.
(Tjiptono, 2005 : 56). 6
TIO RYANDI, NIM. E42010033 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Istianto
dalam
bukunya
yang
berjudul Manajemen Pemerintahan Dalam
terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif (sugiyono, 2009:8).
Persepektif Pelayanan Publik menjelaskan strategi adalah pernyataan yang jelasdan dikomunikasikan dengan baik mengenai posisi dan sasaran organisasi dalamhal
C. HASIL
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN
layanan pelanggan (Istianto, 2009:143). 1. Dampak Dari Diterapkannya Strategi 2. Metode Penelitian
Di
Penelitian dengan judul Strategi Pusat
Kesehatan
Meningkatkan
Masyarakat Kualitas
Dalam
Puskesmas
Nanga
Kecamatan
Ketungau
Ketungau
Hilir
Kabupaten sintang
Pelayanan
Berdasarkan hasil penelitian selama
Kesehatan Dasar Di Nanga Ketungau
di lapangan menunjukkan bahwa sektor
Kecamatan
Kabupaten
pelayanan publik bidang kesehatan di
Sintang dilaksanakan dengan menggunakan
Puskesmas Nanga Ketungau sudah cukup
jenis penelitian deskriptif dan pendekatan
baik dan sesuai dengan harapan.Hal ini
kualitatif.Pemilihan
penelitian
terlihat dari kesiapsiagaan tenaga kesehatan
deskriptif dan pendekatan kualitatif karena
dalam memberikan pelayanan serta tingkat
penulis lebih mengarah kepada fenomena
antusias
dan situasi sosial yang terjadi di instansi
pengobatan ke Puskesmas.Pelayanan yang
dalam mencapai tujuannya.
diberikan oleh Puskesmas juga sudah cukup
Ketungau
Hilir
jenis
Peneliti mendapatkan pemahaman
baikdan
masyarakat
maju.Hal
dalam
ini
melakukan
terlihat
dari
tentang penelitian deskriptif dari beberapa
masyarakat yang merasasangat terbantu
ahli.
(2008:108),
dengan adanya pelayanan kesehatan yang
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang
sangat baik yang di lakukan oleh oleh pihak
bermaksud memberikan gambaran suatu
tenaga kesehatan di Puskesmas.
Menurut
Tohardi
gejala sosial tertentu, sebelumnya sudah ada informasi mengenai gejala sosial
2. Dampak Positif dari di Terapkannya
tersebut, namun belum memadai. Metode
Strategi
penelitian
Ketungau Kecamatan Ketungau Hilir
kualitatif
sering
disebut
di
Puskesmas
penelitian naturalistic karena penelitiannya
Kabupaten Sintang
dilakukan secara alamiah.Disebut sebagai
Berdasarkan
metode
kualitatif,
karena
data
yang
hasil
Nanga
observasi,
wawancara terhadap seluruh informan dan dokumentasi selama melakukan penelitian 7
TIO RYANDI, NIM. E42010033 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
di lapangan, adapun dampak positif dari
Ketungau untuk menerapkan strategi
diterapkannya strategi di Puskesmas Nanga
yang dimiliki.
Ketungau di Kecamatan Ketungau Tengah
2) Masih belum maksimalnya pelaksaan
Kabupaten Sintang adalah sebagai berikut :
strategi
1) Pelayanan
Puskesmas
yang
Dilakukan
Oleh
Puskesmas Nanga Ketungau cukup
yang
masih
pelayanan
merasa yang
di
oleh
3) Adanya sebagian masyarakat yang
baik. 2) Masyarakat
dilakukan
belum
nyaman
atas
pelayanan
berikan
oleh
Puskesmas.
percaya
yang
terhadap
diberikan
oleh
Puskesmas. 3) Kelancaran pada proses pelayanan publik.
D. SIMPULAN,
4) Meningkatnya kesadaran masyarakat
SARAN
DAN
KETERBATASAN
terhadap pentingnya kesehatan diri sendiri.
1. Simpulan
5) Sarana dan Prasarana yang dimiliki oleh Puskesmas cukup memadai. 6) Meningkatnya jumlah pengunjung di Puskesmas Nanga Ketungau.
Berdasarkan uraian pada bab V tentang hasil penelitian dan pembahasan, dapat diambil beberapakesimpulan sebagai berikut : a.
Faktor-faktor internal yang dimiliki oleh
3. Dampak Negatif dari di Terapkannya
puskesmas
Nanga
Ketungau
Nanga
meliputi kekuatan (strengths) yaitu
Ketungau Kecamatan Ketungau Hilir
kualitas tenaga kesehatan yang cukup
Kabupaten Sintang
memasai, serta sikap mental, disiplin,
Strategi
di
Berdasarkan
Puskesmas
hasil
observasi,
motivasi kerja dan pemahaman tupoksi
wawancara terhadap seluruh informan dan
yang
dokumentasi selama melakukan penelitian
(weaknesses) yaitu belum memadai
di lapangan, adapun dampak negatif dari
sarana dan prasarana penunjang, dan
strategi yang di terapkan oleh Puskesmas
jumlah tenaga kesehatan yang masih
Nanga Ketungau di Kecamatan Ketungau
kurang.
Hilir Kabupaten Sintang adalah sebagai
b.
baik,
kelemahan
Faktor-faktor eksternal yang dihadapi
berikut :
oleh
1) Masih kurangnya tenaga kesehatan
mencakup
yang dimiliki oleh Puskesmas Nanga
dan
yaitu
Puskesmas
Nanga
peluang
adanya
Ketungau
(opportunities)
diklat/bimtek,
serta 8
TIO RYANDI, NIM. E42010033 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
koordinasi
dengan
instansi
terkait
kualitas
cukup solid dan ancaman (threats)
melakukan
yaitu
lain:strategi
berkurangnya
kepercayaan
masyarakat. c.
tenaga
pelayanan,
Nanga
Ketungau
kualitas
dalam antara
mengoptimalkan
diklat/bimtek
Puskesmas
kesehatan
untuk
tenaga
meningkatkan
kesehatan,
mempunyai faktor intenal yang terdiri
pengadaan
dari kekuatan dan kelemahan, serta
penunjang, strategi pengadaan jumlah
faktor eksternal
tenaga
yang
terdiri
dari
sarana
kerja,
dan
startegi
strategi
prasarana
pelaksanaan
peluang dan ancaman. Faktor internal
penyuluhan, dan startegi peningkatan
yaitu
pelayanan.
kekuatan
yang
dimiliki
Puskesmas Nanga Ketungau dari segi kualitas tenaga kesehatan Puskesmas
2.
Saran
Nanga Ketungau cukup memadai, serta
Berdasarkan seluruh hasil penelitian
sikap mental, disiplin, motivasi kerja
serta
dan
beberapa saran sebagai berikut :
pemahaman
tupoksi
tenaga
kesehatan Puskesmas Nanga Ketungau
a.
kesimpulan,
dapat
dikemukakan
Faktor-faktor internal dari kelemahan
baik. Namun kelemahan yang dimiliki
(weaknesses) yang harus dilakukan
oleh
Puskesmas Nanga ketungau adalah
Puskesmas
Nanga
Ketungau
adalah belum memadainya sarana dan
melengkapi
prasarana
dan
prasarana
penunjang
untuk
penunjang dan juga jumlah personil
kualitas
tenaga
tenaga kesehatan supaya pelayanan
tenaga
kesehatan
meningkatkan kesehatan,
sarana
serta
jumlah
kesehatan yang masih kurang dalam melakukan pelayanan. Untuk faktor
di
Puskesmas
Nanga
ketungau dapat berjalan dengan baik. b.
Faktor-faktor eksternal dari ancaman
eksternalnya dari segi peluang yaitu
(threats) yang perlu Puskesmas Nanga
adanya diklat/bimtek yang berguna
ketungau
untuk
dan
melakukan penyuluhan baik secara
kemampuan tenaga kesehatan, serta
langsung maupun tidak langsung untuk
koordinasi
membuat masyarakat percaya bahwa
meningkatkan
dengan
kualitas
instansi
terkait
lakukan
adalah
adalah
cukup solid agar instansi tersebut dapat
pelayanan
yang
membantu atau memenuhi kebutuhan
kesehatan
di
yang di perlukan Puskesmas Nanga
Ketungauakan menjadi semakin baik.
Ketungau.
Dengan
demikian
ditemukan strategi untuk meningkatkan
c.
dilakukan
tenaga
Puskesmas
Nanga
Strategi peningkatan kualitas tenaga kesehatan harus dikembangkan oleh 9
TIO RYANDI, NIM. E42010033 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Puskesmas Nanga Ketungau. Yang
Nanga Ketungau Kecamatan Ketungau
harus dilakukan oleh Puskesmas Nanga
Hilir Kabupaten Sintang.
Ketungau
adalah
strategi
mengoptimalkan diklat/bimtek untuk meningkatkan
kualitas
tenaga
E. APRESIASI
kesehatan; strategi pengadaan sarana dan
prasarana
penunjang;
strategi
Pada
kesempatan
ini,
penulis
pengadaan jumlah tenaga kesehatan;
mengucapkan terima kasih kepada seluruh
startegi pelaksanaan penyuluhan; dan
dosen, pengasuh, pengelola Program Studi
strategi peningkatan pelayanan.
Ilmu Pemerintahan Kerjasama Universitas Tanjungpura dengan Pemerintah Provinsi
3.
Kalimantan Barat dan Pemerintah Daerah
Keterbatasan Penelitian Adapun
keterbatasan
dalam
penelitian ini, yaitu : a.
Kabupaten Sintang, khususnya Pemerintah Kecamatan Ketungau Hilir dan Puskesmas
Sebagian data yang ada di Puskesmas
Nanga Ketungau yang telah membantu
Nanga Ketungau belum diperbaharui
serta memberikan izin selama melakukan
sehingga beberapa data tidak dapat
penelitian sehingga penelitian ini dapat
ditampilkan. Keterbatasan ini menjadi
terselesaikan.
kendala tersendiri bagi penulis dalam mengidentifikasi
strategi
yang
diterapkan oleh Puskesmas. b.
Beberapa
informan
F. DAFTAR PUSTAKA mengalami
kesulitan dalam menjawab pertanyaan-
Buku-Buku:
pertanyaan
Bungin, B. 2010.Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu sosial Lainnya. Jakarta : Kencana.
wawancara
yang
disampaikan oleh penulis. Kesulitan ini diakui
sebagai
permasalahan
yang
umum dan merupakan keterbatasan informan
tersebut
mengemukakan
dalam
pendapatnya
secara
langsung. c.
Keterbatasan membuat memperoleh
waktu penulis
penelitian tidak
informasi
Indradi, S S. 2010. Etika Birokrasi dan Akuntabilitas Sektor Publik. Malang : Angritek YPN. Istianto, Bambang. 2009. Manajemen Pemerintahan dalam Perspertif Pelayanan Pubik.Jakarta : Grasindo.
bisa secara
maksimal tentang strategiPuskesmas
Kumorotomo, W. 1992. Etika Administrasi Negara. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. 10
TIO RYANDI, NIM. E42010033 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Lubis, M. Etika Pegawai Negeri. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.
Tjiptono, Fandi. 2005. Prinsip-Prinsip Total Quality Service.Yogyakarta : Andi.
Lukman, Sampara. 1999. Manajemen Kualitas Pelayanan. Jakarta : STIA LAN Press.
Tohardi. 2008. Petunjuk Praktis Menulis Skripsi. Bandung : Penerbit Mandar Maju
Maleong, J L.. 1994. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdda Karya. Moekijat. 1995. Organisasi. Bandung Rosdakarya.
Pengembangan : PT. Remaja
Widodo, J. 2001. Good Governance. Surabaya : Insan Cendekia. ------. 2011. Pedoman Penulisan Skripsi Mahasiswa Program Studi Ilmu Pemerintahan.Pontianak : Prodi IP FISIP Untan.
Mubyarto. 1992. Etos Kerja dan Kohesi Sosial. Yogyakarta : Aditya Media.
Peraturan Undangan/dokumen :
Nawawi, H. 2000. Manajemen Strategik Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan.Yogyakarta : Gadjah Mada University Press
Badan Pusat Statistik Kabupaten Sintang. 2013. Kecamatan Ketungau Hilir Dalam Angka.Sintang: Badan Pusat Statistik Kabupaten Sintang.
Pasolong, Harbani. 2013. Teori Administrasi Publik. Bandung : Alfabeta.
------. 2012. Kecamatan Ketungau Hilir Dalam Angka.Sintang: Badan Pusat Statistik Kabupaten Sintang.
Perundang-
Safa’i. 2007. Strategi dan Kebijakan Pembangunan Ekonomi Daerah Perspektif Teoristik. Malang: Penerbit Averroes Press.
Perda Kabupaten Sintang No 3 Tahun 2008 Tentang Pelyanan Kesehatan Dasar Profil Puskesmas Nanga Ketungau
Sinambela, L P. 2006. Reformasi Pelayanan Publik. Jakarta : PT. Bumi Akasara.
Undang-Undang Dasar 1945 perubahan ke dua dalam Pasal 28H Tentang Pelayanan Kesehatan
Subkhi A dan Jauhar M. 2013.Pengantar Teori dan Perilaku Organisasi. Jakarta : Prestasi Pustaka.
Undang-Undang Dasar 1945 perubahan ke tiga Pasal 34 ayat (3) Tentang Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Sugiyono. 2009. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : ALFABETA
Skripsi :
Surjadi, H. 2009. Pengembangan kinerja Pelayanan Publik. Bandung : PT. Refika Aditama. Thoha, M. 1983. Perilaku Organisasi, Konsep Dasar dan Aplikasi. Jakarta : PT. Raja Grafinda Persada.
Pramono, Wahyu. 2004. Kualitas Pelayanan Kesehatan Di RSUD Soedarso Kota Pontianak.Pontianak: Universitas Tanjungpura. Fatmiyati, Sri. 2010. Kualitas Pelayanan Kesehatan Bersubsidi Di Puskesmas 11
TIO RYANDI, NIM. E42010033 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Pandan Kecamatan Sungai Teblian Kabupaten Sintang. Pontianak: Universitas Tanjungpura.
Rujukan Elektronik : (http://tentangpelayananpublik.blogspot.co m) di akses pada 26 November 2014. (http://id.wikipedia.org/wiki/AnalisisSWO T ) di akses pada 30 Desember 2014.
12 TIO RYANDI, NIM. E42010033 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat