HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG KONSERVASI TANAMAN BAKAU DAN MOTIVASI SISWA DALAM MEMELIHARA TANAMAN BAKAU DENGAN PARTISIPASI SISWA DALAM KONSERVASI TANAMAN BAKAU DI DESA CIKAWUNGADING KECAMATAN CIPATUJAH KABUPATEN TASIKMALAYA (Kajian Pada Siswa/Siswi Kelas X dan XI SMAN 2 Cipatujah)
Oleh
MUHAMMAD ARIF YUDIA MULYADI NIM. 138101028 ABSTRAK Muhammad Arif Yudia Mulyadi. Tesis. 2015. Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Konservasi Tanaman Bakau dan Motivasi Siswa Dalam Memelihara Tanaman Bakau Dengan Partisipasi Siswa Dalam Konservasi Tanaman Bakau Di Desa Cikawungading Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya (Kajian Pada Siswa/Siswi Kelas X dan XI SMAN 2 Cipatujah). Program Pascasarjana Universitas Siliwangi Tasikmalaya, Pembimbing: Dr. H. Endang Surahman, M.Pd dan Dr. Siti Fadjarajani, M.T. email :
[email protected] Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan tentang konservasi tanaman bakau dan motivasi siswa dalam memelihara tanaman bakau dengan partisipasi siswa dalam konservasi tanaman bakau di desa Cikawungading Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya. Metode penelitian ini menggunakan metoda deskriptif korelasional dengan tes pemahaman, angket, studi dokumentasi, dan studi kepustakaan. Analisis data dengan menggunakan uji regresi sederhana dan uji regresi ganda. Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 2 Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya yang berjumlah 60 orang dan sampel dalam penelitian ini adalah 60 orang dengan teknik totaly sampling. Teknik analisis data yang digunakan yaitu menggunakan bantuan program SPSS. Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan data dengan α = 0,05 diperoleh bahwa (1) Ada hubungan pengetahuan tentang konservasi tanaman bakau dengan partisipasi siswa dalam konservasi tanaman bakau di desa Cikawungading Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya, hal ini ditandai dengan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,590. (2) Ada hubungan motivasi siswa dalam memelihara tanaman bakau dengan partisipasi siswa dalam konservasi tanaman bakau di desa Cikawungading Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya. Hubungan motivasi siswa dalam memelihara tanaman bakau dengan partisipasi siswa dalam konservasi tanaman bakau di desa Cikawungading Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya dengan nilai (r) sebesar 0,710. (3) Ada hubungan pengetahuan tentang konservasi tanaman bakau dan motivasi siswa dalam memelihara tanaman bakau dengan partisipasi siswa dalam konservasi tanaman bakau di desa Cikawungading Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya. Pengetahuan tentang konservasi tanaman bakau dan motivasi siswa dalam
1
memelihara tanaman bakau dengan partisipasi siswa dalam konservasi tanaman bakau di desa Cikawungading Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya dengan koefisien korelasi (r) yang diperoleh sebesar 0,754. Kata kunci : pengetahuan, konservasi, motivasi, partisipasi, tanaman bakau ABSTRACT Muhammad Arif Yudia Mulyadi. Thesis. 2015. Relationship Between Mangrove Plant Conservation Awareness and Motivation Students in Maintaining Plant Mangrove With Student Participation In Mangrove Plant Conservation District of Cipatujah Cikawungading In the village of Tasikmalaya District (Study On Students / student of Class X and XI SMAN 2 Cipatujah). Siliwangi University Graduate Program Tasikmalaya, Supervisor: Dr. H. Endang Surahman, M.Pd and Dr. Siti Fadjarajani, M.T. email :
[email protected] This study aimed to determine the relationship between knowledge about the conservation of mangroves and student motivation in maintaining mangrove plants with student participation in the conservation of mangrove plants in the village Cikawungading Cipatujah District of Tasikmalaya District. This research method using descriptive correlational method comprehension tests, questionnaires, documentation studies, and literature. Analysis of the data using simple regression test and multiple regression test. The population used in this study were all students of SMAN 2 Cipatujah Tasikmalaya District, amounting to 60 people and samples in this study were 60 people with totaly sampling technique. The data analysis technique used is using SPSS. Based on the analysis and processing of data with α = 0.05 was obtained that (1) There is a relationship between knowledge about the conservation of mangrove plants with student participation in the conservation of mangrove plants in the village Cikawungading Cipatujah District of Tasikmalaya District, it is characterized by a correlation coefficient (r) of 0.590. (2) There was a student motivation in maintaining mangrove plants with student participation in the conservation of mangrove plants in the village Cikawungading Cipatujah District of Tasikmalaya District. Student motivation in maintaining relationships mangroves with student participation in the conservation of mangrove plants in the village Cikawungading Cipatujah District of Tasikmalaya District with the value (r) of 0.710. (3) There is a relationship between knowledge about the conservation of mangroves and student motivation in maintaining mangrove plants with student participation in the conservation of mangrove plants in the village Cikawungading Cipatujah District of Tasikmalaya District. Knowledge of mangrove conservation and student motivation in maintaining mangrove plants with student participation in the conservation of mangrove plants in the village Cikawungading Cipatujah District of Tasikmalaya District with the correlation coefficient (r) obtained at 0.754. Keywords: knowledge, mangroves
conservation,
motivation,
participation,
mangrovesion,
2
A. PENDAHULUAN Bakau atau mangrove merupakan karakteristik dari bentuk tanaman pantai, estuari atau muara sungai, dan delta di tempat yang terlindung daerah tropis dan sub tropis. Dengan demikian maka mangrove merupakan ekosistem yang terdapat di antara daratan dan lautan dan pada kondisi yang sesuai mangrove akan membentuk hutan yang ekstensif dan produktif. Karena hidupnya di dekat pantai, mangrove sering juga dinamakan hutan pantai, hutan pasang surut, hutan payau, atau hutan bakau. Istilah bakau itu sendiri dalam bahasa Indonesia merupakan nama dari salah satu spesies penyusun hutan mangrove yaitu Rhizophora sp. Sehingga dalam percaturan bidang keilmuan untuk tidak membuat bias antara bakau dan mangrove maka hutan mangrove sudah ditetapkan merupakan istilah baku untuk menyebutkan hutan yang memiliki karakteristik hidup di daerah pantai. Mangrove adalah individu jenis tumbuhan maupun komunitas tumbuhan yang tumbuh di daerah pasang surut. Hutan mangrove sering disebut hutan bakau atau hutan payau. Dinamakan hutan bakau oleh karena sebagian besar vegetasinya didominasi oleh jenis bakau, dan disebut hutan payau karena hutannya tumbuh di atas tanah yang selalu tergenang oleh air payau. Arti mangrove dalam ekologi tumbuhan digunakan untuk semak dan pohon yang tumbuh di daerah intertidal dan subtidal dangkal di rawa pasang tropika dan subtropika. Tumbuhan ini selalu hijau dan terdiri dari bermacam-macam campuran apa yang mempunyai nilai ekonomis baik untuk kepentingan rumah tangga (rumah, perabot) dan industri (pakan ternak, kertas, arang). (Edi Mulyadi dan Nur Fitriani, 2000: 2). Hutan mangrove adalah hutan yang tumbuh di muara sungai, daerah pasang surut atau tepi laut. Tumbuhan mangrove bersifat unik karena merupakan gabungan dari ciri-ciri tumbuhan yang hidup di darat dan di laut. Umumnya mangrove mempunyai sistem perakaran yang menonjol yang disebut akar nafas (pneumatofor). Sistem perakaran ini merupakan suatu cara adaptasi terhadap keadaan tanah yang miskin oksigen atau bahkan anaerob. Dalam dua dekade ini keberadaan ekosistem mangrove mengalami penurunan kualitas secara drastis. Saat ini mangrove yang tersisa hanyalah berupa komunitaskomunitas mangrove yang ada disekitar muara-muara sungai dengan ketebalan 10-100 meter, didominasi oleh Avicennia Marina, Rhizophora Mucronata, Sonneratia
3
Caseolaris yang semuanya memiliki manfaat sendiri. Misalkan pohon Avicennia memiliki kemampuan dalam mengakumulasi (menyerap dan menyimpan dalam organ daun, akar, dan batang) logam berat pencemar, sehingga keberadaan mangrove dapat berperan untuk menyaring dan mereduksi tingkat pencemaran diperairan laut, dan manfaat ekonomis seperti hasil kayu serta bermanfaat sebagai pelindung bagi lingkungan ekosistem daratan dan lautan. (Wijayanti, 2007:15). Kerusakan dan degradasi ekosistem mangrove merupakan masalah umum di berbagai negara, terutama negara-negara berkembang dan miskin. Kerusakan ini terutama disebabkan oleh konversi untuk pemukiman, pertambakan, pengambilan kayu, dan sebagainya, yang tidak mempertimbangkan kelestarian serta oleh kegiatan yang tidak terkendali (M. Ghufran H. Kordi K, 2012:136). Kerusakan hutan erat kaitannya dengan peningkatan daya dukung lingkungan yang disebabkan oleh meningkatnya jumlah penduduk dalam daerah aliran sungai. Timbulnya kerusakan dalam ekosistem adalah dikarenakan penduduk dalam usaha mencukupi kebutuhannya melakukan desakan kepada kawasan hutan dan menebangi pohon-pohon serta membuka lahan pertanian baru (A.G. Kartasapoetra, 2010: 100-102). Kerusakan ekosistem mangrove disebabkan oleh banyak faktor, baik berdirisendiri, tumpang tindih maupun saling mendukung. Pengambilan kayu, baik untuk kontruksi bangunan, kayu bakar dan produksi arang dilakukan oleh masyarakat miskin. Harga kayu bakar yang tinggi mengikuti tinggi harga dan hilangnya minyak tanah mendorong okupasi ekosistem mangrove untuk kayu bakar, di sisi lain lemahnya penegakan hukum menjadi faktor penyebab kerusakan ekosistem mangrove yang tumpang-tindih (M. Ghufran H. Kordi K, 2012:137). Dengan demikian, kerusakan hutan mangrove disebabkan dua hal yaitu aktivitas manusia dan faktor alam. Aktifitas manusia yang menyebabkan Kerusakan hutan mangrove adalah perambahan hutan mangrove secara besar-besaran untuk pembuatan arang, kayu bakar, dan bahan bangunan, serta penguasaan lahan oleh masyarakat, pembukaan lahan untuk pertambakan ikan dan garam, pemukiman, pertanian, pertambangan, dan perindustrian. (Edi Mulyadi dan Nur Fitriani, 2000: 15). Kerusakan ekosistem mangrove dapat ditekan dengan mencegah dan mengelola berbagai faktor yang menyebabkan kerusakan ekosistem tersebut. Karena
4
itu, setiap upaya yang dilakukan untuk menekan kerusakan ekosistem mangrove, termasuk melakukan pengelolaan, perlu mengidentifikasi faktor-faktor penyebabnya. Konservasi itu sendiri merupakan berasal dari kata Conservation yang terdiri atas kata con (together) dan servare (keep/save) yang memiliki pengertian mengenai upaya memelihara apa yang kita punya (keep/save what you have), namun secara bijaksana (wise use). Ide ini dikemukakan oleh Theodore Roosevelt yang merupakan orang Amerika pertama yang mengemukakan tentang konsep konservasi. Konservasi juga dapat dipandang dari segi ekonomi dan ekologi dimana konservasi dari segi ekonomi berarti mencoba mengalokasikan sumberdaya alam untuk sekarang, sedangkan dari segi ekologi, konservasi merupakan alokasi sumberdaya alam untuk sekarang dan masa yang akan datang. Ekosistem mangrove sebagai cagar alam dan suaka margasatwa berfungsi terutama sebagai pelindung dan pelestari keanekaragaman hayati. Kriteria kawasan cagar alam adalah kawasan yang ditunjuk mempunyai keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa serta tipe ekosistemnya, mewakili formasi biota tertentu dan/atau unit penyusunnya mempunyai kondisi alam, baik biota maupun fisiknya yang masih asli dan tidak atau belum diganggu oleh manusia, mempunyai luas dan bentuk tertentu agar menunjang pengelolaan yang efektif dengan daerah penyangga yang cukup luas, dan/atau mempunyai ciri khas dan dapat merupakan satu-satunya contoh di suatu daerah serta keberadaannya memerlukan konservasi. Kawasan suaka margasatwa adalah kawasan yang ditunjuk merupakan tempat hidup dan perkembangbiakan dari satu jenis satwa yang perlu dilakukan upaya konservasinya, memiliki keanekaragaman satwa yang tinggi, merupakan tempat dan kehidupan bagi jenis satwa migran tertentu, dan/atau mempunyai luas yang cukup sebagai habitat jenis satwa yang bersangkutan. Untuk konservasi hutan mangrove dan sempadan pantai, Pemerintah Republik Indonesia telah menerbitkan Keppres No. 32 tahun 1990. Sempadan pantai adalah kawasan tertentu sepanjang pantai yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi pantai, sedangkan kawasan hutan mangrove adalah kawasan pesisir laut yang merupakan habitat hutan mangrove yang berfungsi memberikan perlindungan kepada kehidupan pantai dan lautan. Sempadan pantai berupa jalur hijau adalah selebar 100 m dari pasang tertinggi kearah daratan.
5
Dalam melakukan perbaikan dan pelestaran hutan mangrove dibutuhkan partisipasi dari berbagai pihak. Partisipasi adalah ikut sertanya suatu kesatuan untuk mengambil bagian dalam aktivitas yang dilaksanakan oleh susunan kesatuan yang lebih besar. Partisipasi masyarakat di sekitar hutan mangrove mempunyai peranan yang tidak kalah pentingnya bagi kelestarian hutan mangrove. Partisipasi tersebut dapat secara individual maupun kelompok masyarakat. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (UU No.2/2009) Pasal 6 ayat (1) yang berbunyi .setiap orang mempunyai hak dan kewajiban untuk berperan serta dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup.. Dalam penjelasannya ditegaskan bahwa hak dan kewajiban setiap orang sebagai anggota masyarakat untuk berperan serta dalam kegiatan pengelolaan lingkungan hidup mencakup baik terhadap perencanaan maupun tahap-tahap perencanaan dan penilaian. Partisipasi sangat menentukan dalam rangka keberhasilan mencapai tujuan pembangunan termasuk rehabilitasi hutan dan lahan. Hal ini senada dengan Tjokroamidjojo (1996), bahwa berhasilnya pencapaian tujuan-tujuan pembangunan memerlukan keterlibatan aktif dari masyarakat pada umumnya. Tidak saja dari pengambilan kebijakan tertinggi, para perencana, pegawai pelaksana operasional, tetapi juga dari petani-petani, nelayan, buruh, pedagang kecil, pengusaha, dan lain-lain, keterlibatan aktif ini disebut partisipasi. Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik dan ingin mengadakan penelitian dengan mengambil judul “Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Konservasi Tanaman Bakau dan Motivasi Siswa Dalam Memelihara Tanaman Bakau Dengan Partisipasi Siswa Dalam Konservasi Tanaman Bakau Di Desa Cikawungading Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya (Kajian Pada Siswa/Siswi Kelas X dan XI SMAN 2 Cipatujah) B. KAJIAN PUSTAKA 1. Pengetahuan Tentang Konservasi Tanaman Bakau Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya, pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga), dan indera
6
penglihatan (mata) (Notoatmodjo, 2005: 50). Pengetahuan merupakan penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan lain sebagainya). Pengetahuan adalah pelbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal dengan indikator pengetahuan yaitu pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural, dan pengetahuan metakognitif yang dibatasi pada enam level antara lain remembering (mengingat), understanding (memahami), applying (menerapkan), analysing (menganalisis, mengurai), evaluating (menilai) dan creating (mencipta). Mangrove merupakan ekosistem unik dengan fungsi yang unik dalam lingkungan hidup. Oleh adanya pengaruh laut dan daratan, di kawasan mangrove terjadi interaksi kompleks antara sifat fisika dan sifat biologi. Karena sifat fisiknya, mangrove mampu berperan sebagai penahan ombak serta penahan intrusi dan abrasi air laut. Proses dekomposisi serasah bakau yang terjadi mampu menunjang kehidupan makluk hidup di dalamnya. Keunikan lainnya adalah fungsi serbaguna hutan mangrove sebagai sumber penghasilan masyarakat desa di daerah pesisir, tempat berkembangnya biota laut tertentu dan flora-fauna pesisir, serta dapat dikembangkan sebagai wanawisata untuk kepentingan pendidikan dan penelitian (Arifin Arief, 2003: 9-10). Pengetahuan tentang konservasi tanaman bakau adalah pelbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal dengan dimensi pengetahuan yaitu pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural, dan pengetahuan metakognitif yang dibatasi pada enam level antara lain remembering (mengingat),
understanding
(memahami),
applying
(menerapkan),
analysing
(menganalisis, mengurai), evaluating (menilai) dan creating (mencipta) berkaitan dengan konsep konservasi, definisi tanaman bakau (mangrove), fungsi tanaman bakau, manfaat tanaman bakau, ciri-ciri tanaman bakau, kondisi tanaman bakau di Indonesia, penyebab kerusakan tanaman bakau, dan upaya pelestarian tanaman bakau.
2. Motivasi siswa dalam memelihara tanaman bakau Mohamad Uzer Usman (2001: 24) menyatakan bahwa “Motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk
7
memenuhi kebutuhan dalam mencapai tujuan”. Motivasi diartikan juga sebagai suatu usaha untuk menciptakan situasi dan kondisi yang memungkinkan individu untuk mengembangkan dan mengaktifkan motif-motif yang ada dalam diri yang dapat diwujudkan dalam perbuatan atau tingkah laku. Hal ini senada dengan pendapat Sardiman A. M (2005: 12) yaitu “Motivasi dapat dikatakan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu”. Selanjutnya, Sardiman
A. M. (2005:73) menyatakan bahwa
“Motivasi adalah daya penggerak yang telah menjadi aktif, yang terjadi pada saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sempat dirasakan atau mendesak”. Muhibbinsyah (2002: 136), menguraikan secara rinci kedua macam motivasi, yaitu: a. Motivasi Intrinsik Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorong melakukan hidup sehat. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam diri seseorang, misalkan: 1) Keinginan untuk hidup sehat untuk pribadi 2) Keinginan untuk hidup sehat untuk lingkungan b. Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah hal atau keadaan yang datang dari luar individu siswa, yang mendorongnya untuk melakukan hidup sehat, misalnya: -
Ingin mendapat perhatian
-
Ingin mendapat pujian
-
Ingin mendapat penghargaan Teori motivasi yang digunakan adalah teori motivasi dari Abraham Maslow
yang dinamakan Maslow’s Needs Hierarchy Theory/A Theory of Human Motivation. Teori hierarki kebutuhan menyatakan bahwa seseorang berprilaku dan bekerja, karena adanya dorongan untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan. Maslow berpendapat, kebutuhan yang diinginkan seseorang itu berjenjang artinya, jika kebutuhan yang pertama telah terpenuhi, kebutuhan tingkat kedua telah terpenuhi, muncul kebutuhan tingkat ketiga dan seterusnya sampai tingkat kebutuhan kelima. 3. Partisipasi Siswa Dalam Konservasi Tanaman Bakau
8
Partisipasi merupakan kesediaan untuk membantu keberhasilan setiap program sesuai dengan kemampuan setiap orang tanpa mengorbankan kepentingan diri sendiri. Menurut Talizidulu (1987: 102) partisipasi adalah sebagai pengambilan bagian dalam kegiatan bersama. Theodorson dalam Mardikanto (1994: 231) mengemukakan bahwa dalam pengertian sehari-hari, partisipasi merupakan keikutsertaan atau keterlibatan seseorang (individu atau siswa masyarakat) dalam suatu kegiatan tertentu. Keikutsertaan atau keterlibatan yang dimaksud di sini bukanlah bersifat pasif tetapi secara aktif ditujukan oleh yang bersangkutan. Oleh karena itu, partisipasi akan lebih tepat diartikan sebagi keikutsertaan seseorang didalam suatu kelompok sosial untuk mengambil bagian dalam kegiatan masyarakatnya, di luar pekerjaan atau profesinya sendiri. Partisipasi didefinisikan sebagai keikutsertaan siswa secara aktif disertai rasa tanggung jawab dalam kegiatan konservasi tanaman bakau di desa Cikawungading Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya, dengan indikator yaitu partisipasi buah pikiran, partisipasi harta dan uang, dan partisipasi tenaga atau gotong-royong. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa partisipasi siswa dalam konservasi tanaman bakau merupakan keikutsertaan atau keterlibatan siswa secara aktif untuk membantu keberhasilan setiap program sesuai dengan kemampuan setiap orang tanpa mengorbankan kepentingan diri sendiri meliputi partisipasi buah pikiran, harta, tenaga dan sosial yang dibatasi pada kesadaran dan usaha/gagasan untuk melakukan konservasi tanaman bakau di desa Cikawungading Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya C. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini penulis menggunakan metoda deskriptif korelasional, sebab penelitian ini berkenaan dengan peristiwa-peristiwa atau fenomena-fenomena yang telah dan sedang terjadi dan berhubungan dengan kondisi objek penelitian masa kini. Tehnik yang digunakan dalam penelitian ini adalah tehnik analisis korelasional yaitu ingin menemukan ada tidaknya hubungan antara pengetahuan tentang konservasi tanaman bakau dan motivasi siswa dalam memelihara tanaman bakau dengan partisipasi siswa dalam konservasi tanaman bakau di desa Cikawungading Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya. Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 2 Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya yang berjumlah 60 orang. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan cara pengambilan sampel dengan teknik total sampling, yaitu
9
semua anggota populasi sasaran dijadikan sampel penelitian. Adapun yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah 60 orang siswa. Untuk memperoleh data maka peneliti akan menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, yaitu observasi Lapangan (field observation), kuesioner, studi dokumentasi, dan studi kepustakaan. D. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian a. Hubungan antara pengetahuan tentang konservasi tanaman bakau dengan partisipasi siswa dalam konservasi tanaman bakau di desa Cikawungading Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan tentang konservasi tanaman bakau dengan partisipasi siswa dalam konservasi tanaman bakau di desa Cikawungading Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya dilakukan uji statistik, yaitu uji t dengan kriteria uji (dua sisi). Langkah pertama adalah mencari koefesien korelasi. Koefisien korelasi adalah suatu alat statistik yang dapat digunakan untuk menentukan derajat hubungan antara variabel-variabel. Dari pengolahan SPSS diperoleh hasil koefisien korelasi antara variable X1 dan Y diperoleh 0,590 dan thitung sebesar 5,566. Pada taraf kepercayaan 95% dengan dk = 58 dari tabel diperoleh ttabel sebesar t(0,95)(83)
= 1,68. Ternyata thitung > ttabel, 5,566 > 1,68 sehingga Ho ditolak, artinya dapat
disimpulkan bahwa terdapat korelasi antara variabel pengetahuan tentang konservasi tanaman bakau (X1) berpengaruh terhadap variabel partisipasi siswa dalam konservasi tanaman bakau di desa Cikawungading Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya (Y) atau korelasi yang bersifat nyata dan bersifat positif. Selanjutnya perhitungan koefisien determinasi pada derajat hubungan antara variabel X1 dan variabel Y adalah 34,80%. Hal ini berarti variabel pengetahuan tentang konservasi tanaman bakau (X1) mempengaruhi variabel partisipasi siswa dalam konservasi tanaman bakau di desa Cikawungading Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya (Y) sebesar 34,80%, sedangkan variabel sisanya 65,20% dipengaruhi variabel lain. Kemudian dilakukan pengolahan dengan SPSS untuk menganalisis regresi antara variabel X1 dan variabel Y dengan hasil perhitungan diperoleh nilai F0 sebesar 30,976. Dengan mengambil taraf signifikan alfa sebesar 5% maka dari tabel distribusi F di dapat nilai Ftabel untuk F0.05;1,83 = 2,84. Dikarenakan 30,976 > 2,84 maka Ho ditolak.
10
Artinya dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan secara linear antara pengetahuan tentang konservasi tanaman bakau (variabel X1) dengan partisipasi siswa dalam konservasi tanaman bakau di desa Cikawungading Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya (variabel Y). Sedangkan untuk pengujian keberartian koefisien regresi dapat dilakukan sebagai berikut : -
Nilai t-hitung sebesar 15,538 dengan taraf signifikansi sebesar 5% maka nilai ttabel adalah 1,68 maka tidak dapat menolak Ho atau dengan kata lain konstanta tidak berpengaruh.
-
Nilai thitung kedua sebesar 5,566 sehingga thitung > ttabel = 5,566 > 1,68, maka menolak Ho atau dengan kata lain pengetahuan tentang konservasi tanaman bakau akan berpengaruh terhadap partisipasi siswa dalam konservasi tanaman bakau di desa Cikawungading Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya.
b. Hubungan antara motivasi siswa dalam memelihara tanaman bakau dengan partisipasi siswa dalam konservasi tanaman bakau di desa Cikawungading Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya Untuk mengetahui hubungan antara motivasi siswa dalam memelihara tanaman bakau dalam pendidikan lingkungan hidup dengan perilakunya dalam pemeliharaan dilakukan uji statitistik. Dari pengolahan SPSS diperoleh hasil nilai koefisien korelasi antara variable X2 dan Y diperoleh 0,710 dan thitung sebesar 7,681. Pada taraf kepercayaan 95% dengan dk = 58 dari tabel diperoleh ttabel sebesar t(0,95)(83) = 1,68. Ternyata thitung > ttabel, 7,681 > 1,68 sehingga Ho ditolak, artinya dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi antara variabel motivasi siswa dalam memelihara tanaman bakau (X2) berpengaruh terhadap variabel partisipasi siswa dalam konservasi tanaman bakau di desa Cikawungading Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya (Y) atau korelasi yang bersifat nyata dan bersifat positif. Selanjutnya perhitungan koefisien determinasi pada derajat hubungan antara variabel X2 dan variabel Y diperoleh hasil perhitungan sebesar 50,40 %. Hal ini berarti variabel motivasi siswa dalam memelihara tanaman bakau (X2) mempengaruhi variabel partisipasi siswa dalam konservasi tanaman bakau di desa Cikawungading Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya (Y) sebesar 50,40%, sedangkan variabel sisanya 49,60% dipengaruhi variabel lain.
11
Kemudian dilakukan pengolahan dengan SPSS untuk menganalisis regresi antara variabel X dan variabel Y. Hasil perhitungan diperoleh nilai F0 berdasarkan hasil perhitungan SPSS sebesar 58,991. Dengan mengambil taraf signifikan alfa sebesar 5% maka dari tabel distribusi F di dapat nilai Ftabel untuk F0.05;1,83 = 2,84. Dikarenakan 58,991 > 2,84 maka Ho ditolak. Artinya dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan secara linear antara motivasi siswa dalam memelihara tanaman bakau (variabel X2) dengan Partisipasi siswa dalam konservasi tanaman bakau di desa Cikawungading Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya (variabel Y). Sedangkan untuk pengujian keberartian koefisien regresi dapat dilakukan sebagai berikut : 1) Nilai t-hitung sebesar 11,473 dengan taraf signifikansi sebesar 5% maka nilai ttabel adalah 1,68 maka tidak dapat menolak Ho atau dengan kata lain konstanta tidak berpengaruh. 2) Nilai thitung kedua sebesar 7,681 sehingga thitung > ttabel = 7,681 > 1,68, maka menolak Ho atau dengan kata lain motivasi siswa dalam memelihara tanaman bakau akan berpengaruh terhadap partisipasi siswa dalam konservasi tanaman bakau di desa Cikawungading Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya. c. Hubungan antara pengetahuan tentang konservasi tanaman bakau dan motivasi siswa dalam memelihara tanaman bakau dengan partisipasi siswa dalam konservasi tanaman bakau di desa Cikawungading Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan tentang konservasi tanaman bakau dan motivasi siswa dalam memelihara tanaman bakau dengan partisipasi siswa dalam konservasi tanaman bakau di desa Cikawungading Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya dlakukan melalui uji F. Hasil pengolahan data melalui program SPSS diperoleh nilai Anova diketahui bahwa Fhitung atau Fstatistik sebesar 37,560. Sedangkan nilai Ftabel dengan derajat kebebasan = n-k-1 = 57, dengan tingkat kepercayaan 95%. Pada df= 57 α = 0,05 maka F(0,05)(2/87) diperoleh angka Ftabel sebesar 2,87. Ini menunjukkan nilai Fhitung > Ftabel (37,560 > 2,87), sehingga dapat diambil keputusan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan diterimanya H1 berarti hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan tentang konservasi tanaman bakau dan motivasi siswa dalam memelihara tanaman bakau dengan partisipasi
12
siswa dalam konservasi tanaman bakau di desa Cikawungading Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya. Selanjutnya untuk mengetahui besarnya hubungan secara simultan antara variabel pengetahuan tentang konservasi tanaman bakau dan motivasi siswa dalam memelihara tanaman bakau dengan partisipasi siswa dalam konservasi tanaman bakau di desa Cikawungading Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya dapat dilihat dari nilai koefisien korelasi (r) adalah sebesar 0,754. Angka ini menunjukan bahwa variabel pengetahuan tentang konservasi tanaman bakau dan motivasi siswa dalam memelihara tanaman bakau mempunyai hubungan sebesar 0,754 dengan partisipasi siswa dalam konservasi tanaman bakau di desa Cikawungading Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya. Angka 0,754 rnenunjukan hubungan yang baik antar variabel penelitian. Selanjutnya perhitungan koefisien determinasi pada derajat hubungan antara variabel X1, X2 dan variabel Y diperoleh hasil perhitungan sebesar 56,90%. Hal ini berarti 56,90% partisipasi siswa dalam konservasi tanaman bakau di desa Cikawungading Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya ditentukan oleh pengetahuan tentang konservasi tanaman bakau dan motivasi siswa dalam memelihara tanaman bakau, sedangkan sisanya 43,10% berhubungan dengan faktor lain diluar kedua variabel tersebut. Berdasarkan angka koefesien determinasi diketahui bahwa pengetahuan tentang konservasi tanaman bakau dalam penelitian ini secara simultan berkaitan dengan partisipasi siswa dalam konservasi tanaman bakau di desa Cikawungading Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya. 2. Pembahasan a. Hubungan antara pengetahuan tentang konservasi tanaman bakau dengan partisipasi siswa dalam konservasi tanaman bakau di desa Cikawungading Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya Berdasarkan hasil perhitungan statistik dengan menggunakan SPSS diketahui bahwa pengetahuan tentang konservasi tanaman bakau (X1) memberikan kontribusi pada partisipasi siswa dalam konservasi tanaman bakau di desa Cikawungading Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya sebesar 0,590 artinya bahwa partisipasi siswa dalam konservasi tanaman bakau di desa Cikawungading Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya di kelas X dan XI SMA Negeri 2 Cipatujah ditentukan oleh pengetahuan
13
tentang konservasi tanaman bakau sebesar 34,80%. Dengan demikian semakin tinggi :
pengetahuan tentang konservasi tanaman bakau maka semakin baik partisipasi siswa
dalam konservasi tanaman bakau di desa Cikawungading Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya. Pengetahuan tentang konservasi tanaman bakau merupakan pelbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal tentang kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia, dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Dengan pengetahuan lingkungan yang tinggi maka akan berpengaruh terhadap partisipasi siswa dalam konservasi tanaman bakau di desa Cikawungading Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya. Sebaliknya, jika pengetahuan lingkungannya rendah maka akan menurunkan partisipasi siswa dalam konservasi tanaman bakau di desa Cikawungading Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya. b. Hubungan antara motivasi siswa dalam memelihara tanaman bakau dengan partisipasi siswa dalam konservasi tanaman bakau di desa Cikawungading Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya Berdasarkan perhitungan statistik dengan menggunakan SPSS, motivasi siswa dalam memelihara tanaman bakau berhubungan positif dengan partisipasi siswa dalam konservasi tanaman bakau di desa Cikawungading Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya sebesar 0,710. Hal ini berarti bahwa partisipasi siswa dalam konservasi tanaman bakau di desa Cikawungading Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya di kelas X dan XI SMA Negeri 2 Cipatujah ditentukan oleh motivasi siswa dalam memelihara tanaman bakau sebesar 50,40%. Semakin baik motivasi siswa dalam memelihara tanaman bakau maka perilakunya pun akan semakin baik pula. Motivasi adalah keadaan psikologis yang merangsang dan memberi arah terhadap aktivitas manusia. Dialah kekuatan yang menggerakan dan mendorong aktivitas seseorang. Motivasi seseorang itulah yang membimbingnya kearah untuk mencapai tujuan-tujuannya. Supardi dan Anwar (2004:47) mengatakan motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan. Motivasi yang ada pada seseorang
14
akan mewujudkan suatu perilaku yang diarahkan pada tujuan mencapai sasaran kepuasan. Jadi, motivasi bukanlah yang dapat diamati tetapi adalah hal yang dapat disimpulkan adanya karena sesuatu perilaku yang tampak. Menurut As'ad (2003:45), motivasi seringkali diartikan dengan istilah dorongan. Dorongan atau tenaga tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat sehingga motivasi tersebut merupakan driving force yang menggerakkan manusia untuk bertingkah laku dan di dalam perbuatannya itu mempunyai tujuan tertentu. Dengan demikian motivasi diduga akan memberikan pengaruh yang besar terhadap partisipasi siswa dalam memelihara lingkungan. Apabila motivasinya baik atau tinggi maka akan terbentuk partisipasi yang baik dari siswa dalam pemeliharaan lingkungan. Sebaliknya jika motivasinya rendah atau kurang maka akan terbentuk partisipasi kurang baik pada diri siswa dalam pemeliharaan lingkungan. c. Hubungan antara pengetahuan tentang konservasi tanaman bakau dan motivasi siswa dalam memelihara tanaman bakau dengan partisipasi siswa dalam konservasi tanaman bakau di desa Cikawungading Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya Berdasarkan hasil perhitungan statistik dengan menggunakan SPSS, diketahui bahwa pengetahuan tentang konservasi tanaman bakau dan motivasi siswa dalam memelihara tanaman bakau mempunyai hubungan yang positif terhadap partisipasi siswa dalam konservasi tanaman bakau di desa Cikawungading Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya di kelas X dan XI SMA Negeri 2 Cipatujah. Hal ini dibuktikan dengan basil uji F yang menunjukan bahwa Fhitung > F tabel yaitu 37,560 > 2,87. Kedua hubungan antara variabel independen dan variabel dependen yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian ini adalah sebesar 0,754. Koefesien korelasi sebesar 0,754 termasuk kedalam keeratan hubungan yang sedang. Koefisien determinasi dalam penelitian ini diperoleh sebesar 56,90%, ini berarti bahwa pengetahuan tentang konservasi tanaman bakau dan motivasi siswa dalam memelihara tanaman bakau berhubungan dengan partisipasi siswa dalam konservasi tanaman bakau di desa Cikawungading Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya, sedangkan sisanya sebesar 43,10% berhubungan dengan faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
15
Partisipasi merupakan kesediaan untuk membantu keberhasilan setiap program sesuai dengan kemampuan setiap orang tanpa mengorbankan kepentingan diri sendiri. Menurut Talizidulu (1987: 102) partisipasi adalah sebagai pengambilan bagian dalam kegiatan bersama. Menurut Keith Davis partisipasi didefinisikan sebagai berikut: “Partisipation is defined as a mental and emotional involved at a person in a group situasion which encourager then contribut to group goal and share responsibility in them”. (Partisipasi dimaksudkan sebagai keterlibatan mental dan emosi seseorang kepada pencapaian tujuan dan ikut bertanggung jawab di dalamnya). Dalam defenisi tersebut kunci pemikirannya adalah keterlibatan mental dan emosi. Partisipasi juga dapat diartikan sebagai keikutsertaan, peran serta atau keterlibatan yang berkaitan dengan keadaaan lahiriahnya (B. Suryobroto, 2002:279). Theodorson dalam Mardikanto (1994: 231) mengemukakan bahwa dalam pengertian sehari-hari, partisipasi merupakan keikutsertaan atau keterlibatan seseorang (individu atau siswa masyarakat) dalam suatu kegiatan tertentu. Keikutsertaan atau keterlibatan yang dimaksud di sini bukanlah bersifat pasif tetapi secara aktif ditujukan oleh yang bersangkutan. Oleh karena itu, partisipasi akan lebih tepat diartikan sebagi keikutsertaan seseorang didalam suatu kelompok sosial untuk mengambil bagian dalam kegiatan masyarakatnya, di luar pekerjaan atau profesinya sendiri. Berdasarkan pengertian partisipasi diatas, partisipasi dapat diidentifikasikan sebagai berikut: a. Bahwa partisipasi dicirikan sebagai keikutsertaan atau berperan serta, yang disertai dengan rasa tanggung jawab untuk mencapai tujuan bersama. b. Partisipasi merupakan keterlibatan mental dan emosional dalam situasi kelompok dengan memberikan sumbangan pemikiran dan perasaan, serta daya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. c. Partisipasi tersebut disertai dengan rasa kesadaran dan kerelaan atau keikhlasan tanpa paksaan. Tahap-tahap dalam berpartisipasi menurut Soekadi (1985: 60) adalah sebagai berikut: a. Idea planning stage, yaitu suatu tahapan dimana seseorang ikut aktif dengan mengembangkan pikirannya di dalam merencanakan suatu kegiatan organisasi.
16
b. Implementation stage, adalah tahapan dimana seseorang ikut aktif dalam pelaksanaan kegiatan organisasi. c. Utilization stage, adalah suatu tahapan dimana seseorang ikut menggunakan atau memanfaatkan hasil-hasil dari usaha bersama yang telah disepakati. d. Responsibility stage, adalah sutau tahap dimana seseorang ikut bertanggung jawab semua yang telah dilakukannya serta hasil yang telah dicapai. Tahapan-tahapan partisipasi tersebut, jika diterapkan dalam kegiatan partisipasi siswa adalah: a) Peran aktif siswa dalam mengembangkan pemikiran, ide/gagasan dalam merencanakan, b) Peran aktif siswa dalam pelaksanaan kegiatan, c) Peran aktif dalam menggunakan atau memanfaatkan hasil, d) Ikut serta bertanggung jawab atas semua yang telah dilakukan serta hasil yang telah dicapai. Dalam menggerakkan partisipasi siswa dalam konservasi tanaman bakau di desa Cikawungading Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya, banyak faktor yang berpengaruh yaitu pengetahuan dan motivasi. Pengetahuan dan motivasi sangat menentukan besar kecilnya partisipasi. Dengan pengetahuan tentang lingkungan hidup dan motivasi dalam memelihara lingkungan yang tinggi maka akan berpengaruh terhadap partisipasi siswa dalam konservasi tanaman bakau di desa Cikawungading Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya. Sebaliknya, jika pengetahuan tentang lingkungan hidup dan motivasi dalam memelihara lingkungan rendah maka akan menurunkan partisipasi siswa dalam konservasi tanaman bakau di desa Cikawungading Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya. E. PENUTUP 1. Simpulan a. Ada hubungan pengetahuan tentang konservasi tanaman bakau dengan partisipasi siswa dalam konservasi tanaman bakau di desa Cikawungading Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya, hal ini ditandai dengan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,590. Hal ini mengandung makna bahwa semakin tinggi :pengetahuan tentang konservasi tanaman bakau maka semakin baik
17
partisipasi siswa dalam konservasi tanaman bakau di desa Cikawungading Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya. b.
Ada hubungan motivasi siswa dalam memelihara tanaman bakau dengan partisipasi siswa dalam konservasi tanaman bakau di desa Cikawungading Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya. Hubungan motivasi siswa dalam memelihara tanaman bakau dengan partisipasi siswa dalam konservasi tanaman bakau di desa Cikawungading Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya dengan nilai r sebesar 0,710. Hal ini mengandung makna bahwa partisipasi siswa dalam konservasi tanaman bakau di desa Cikawungading Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya ditentukan oleh motivasi siswa dalam memelihara tanaman bakau. Semakin baik motivasi siswa dalam memelihara tanaman bakau maka perilakunya pun akan semakin baik pula.
c.
Ada hubungan pengetahuan tentang konservasi tanaman bakau dan motivasi siswa dalam memelihara tanaman bakau dengan partisipasi siswa dalam konservasi tanaman bakau di desa Cikawungading Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya. Pengetahuan tentang konservasi tanaman bakau dan motivasi siswa dalam memelihara tanaman bakau dengan partisipasi siswa dalam konservasi tanaman bakau di desa Cikawungading Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya dengan koefisien korelasi (r) yang diperoleh sebesar 0,754. Hal ini mengandung makna bahwa pengetahuan tentang konservasi tanaman bakau dan motivasi siswa dalam memelihara tanaman bakau berhubungan dengan partisipasi siswa dalam konservasi tanaman bakau di desa Cikawungading Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya.
2. Saran Berdasarkan kesimpulan, maka saran-saran yang dapat penulis ajukan adalah sebagai berikut: a. Pengetahuan tentang konservasi tanaman bakau memiliki hubungan dengan partisipasi siswa dalam konservasi tanaman bakau di desa Cikawungading Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya, maka untuk meningkatkannya perlu terus digalakkan program konservasi. b. Motivasi siswa dalam memelihara tanaman bakau memiliki hubungan dengan partisipasi siswa dalam konservasi tanaman bakau di desa Cikawungading
18
Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya, maka untuk meningkatkannya perlu adanya upaya-upaya untuk peningkatan motivasi siswa dalam memelihara tanaman bakau. c. Penelitian ini terbatas pada variable pengetahuan tentang konservasi tanaman bakau dan motivasi siswa dalam memelihara tanaman bakau, maka perlu penelitian lanjutan yang mengungkap factor-faktor yang berhubungan dengan perilaku siswa secara mendalam dengan melibatkan variable-variabel lainnya. Selain itu, karena cakupan penelitian ini masih terbatas, maka diharpkan penelitian selanjutnya cakupannya lebih luas misalnya SMA tingkat Kabupaten Tasikmalaya.
19
DAFTAR PUSTAKA
Arief, Arifin. (2003). Hutan Mangrove. Fungsi dan Manfaatnya. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Edi Mulyadi dan Nur Fitriani (2000). Konservasi Mangrove Sebagai Pendukung Sumber Hayati Perikanan Pantai. Jurnal Litbang Pertanian 23(1) 2004 Ghufran, M. H.Kordi. K. (2012). Ekosistem Mangrove Potensi, Fungsi, dan. Pengelolaan. Jakarta: Rineka Cipta. Kartasapoetra, A.G. (2010). Teknologi Konservasi Tanah dan Air. Jakarta: Rineka Cipta. Mardikanto, Totok. 1994. Bunga Rampai Pembangunan Pertanian. Surakarta. UNS Press. Moch. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional. Bandung : Remaja Rosdakarya. , 2000 Muhibbin, Syah. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers. Notoatmodjo, Soekidjo. (2003). Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Rineka. Cipta. Jakarta. Sardiman, A.M. 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Talizidulu 1987. Pembangunan Masyarakat. Jakarta : Bima Aksara Wijayanti, (2007). Konservasi Hutan Mangrove Sebagai Wisata Pendidikan, Tugas Akhir Mahasiswa Teknik Lingkungan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, Surabaya
20