PERBANDINGAN PENGARUH ANTARA METODE KOMANDO DENGAN METODE PENUGASAN TERHADAP KETERAMPILAN PASSING BAWAH PERMAINAN BOLA VOLI (Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMPN 1 Sukahening Kabupaten Tasikmalaya) oleh; Agus Romi Iskandar; 1 Dr. H. Cucu Hidayat, M. Pd.;2 H. Abdul Narlan, M.Pd.;3 dan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya Dosen (Pembimbing I) Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya Dosen (Pembimbing II) Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauhmana Pengaruh antara metode komando denagan penugasan terhadap keterampilan passing bawah bola voli. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Eksperimen. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VII SMPN 1 Sukahening Kabupaten Tasikmalaya. Sampel diambil sebanyak 30 orang sehingga penelitian ini merupakan penelitian populasi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes passing bawah permainan bola voli. Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data serta pengujian hipotesis dengan, penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut : 1) Terdapat perbedaan pengaruh yang berarti antara metode komando dengan metode penugasan terhadap keterampilan passing bawah permainan bola voli, dan 2) metode komando lebih efektif dibandingkan dengan metode penugasan terhadap keterampilan passing bawah permainan bola voli pada Siswa Kelas VII SMPN 1 Sukahening Kabupaten Tasikmalaya. Mengacu pada hasil yang telah diperoleh dari penelitian ini, maka penulis menyarankan kepada guru Penjaskes serta pelatih dan pembina cabang olahraga bola voli, untuk menggunakan ke dua metode tersebut, karena ke dua metode tersebut berpengaruh terhadap keterampilan passing bawah pada permainan bola voli .
Kata Kunci: Perbandingan,Metode, komando,Penugasan, Bolavoli.
1
2
ABSTRACT
The aim of the research is to know how far the influence of command method and assignment method toward the skills of passing down of volleyball game. Method of the research used in this research is experimental. The population of the research is the students of the seventh grade of SMPN1 sukahening tasikmalaya. The samples taken as many as 30 students so this research is the research of population. The research instrument is a test of passing down of volleyball game. Based on the result of the processing and analysing the data and examining the hypothesis, the writer can concludes it as follows: 1) there is a significant influence of the difference between assignment method and command method toward the skill of passing down of volleyball game, and 2) command method more effective than the assignment method toward the skill of passing down of the volleyball game at the sudents of the seventh grade of SMPN1 sukahening tasikmalaya. Refers to the results that have been obtained from this research, the writer suggests to penjaskes teachers and the coaches and the volleyball coaches to use the two methods, because the two methods of the skills passing down in the game of volleyball
Kata Kunci: example, Methode, command, assignment, volleyball
3
A. PENDAHULUAN Salah satu tujuan pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (Penjaskes) berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) tahun 2004, adalah mengembangkan kemampuan gerak dan keterampilan berbagai macam permainan dan olahraga. Upaya mencapai tujuan tersebut bukan hal yang mudah. Hal ini terbukti dengan masih banyaknya guru Penjaskes baik di sekolah dasar maupun sekolah menengah yang menemukan kesulitan terutama pada saat melaksanakan proses pembelajaran praktek. Tidak sedikit guru yang menghadapi kesulitan baik dalam memberi contoh gerakan-gerakan teknik dasar cabang olahraga tertentu atau evaluasi gerakan-gerakan yang dilakukan peserta didiknya, terutama gerakan-gerakan teknik dasar yang tidak dapat dilakukan dengan gerakan lamban. Untuk mengatasi hal tersebut, guru harus kreatif dan berupaya merencanakan dan melaksanakan pembelajaran yang betul-betul kondusif sehingga tujuan yang sudah ditentukan dalam pembelajaran tersebut dapat dicapai dengan hasil yang memuaskan. Permainan bola voli adalah permainan memantul-mantulkan bola oleh tangan atau lengan dari dua regu yang bermain di atas lapangan yang mempunyai ukuran-ukuran tertentu. Untuk masing-masing regu, lapangan dibagi dua sama besar oleh net atau tali yang dibentangkan di atas lapangan dengan ukuran ketinggian tertentu. Satu orang pemain tidak boleh memantulkan bola dua kali secara berturut-turut, dan satu regu dapat memainkan bola maksimal tiga kali sentuhan di lapanganya sendiri. Passingmerupakan kunci untuk mempertahankan hidupnya suatu permainan. Untuk mengatasi hal seperti itu diperlukan suatu model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik gerakan passing dan karakteristik siswanya itu sendiri. Sesuai dengan perkembangan fisik dan tingkat kesulitan dari setiap teknik dasar permainan bola voli, untuk melakukan gerakan fisik, teknik passing bawah merupakan teknik yang sulit dilakukan oleh para siswa. Masih banyak siswa yang tidak berani melakukan gerakan passing bawah pada saat dia bermain bomla voli, walaupun sebenarnya teknik passing bawah itu adalah salah satu teknik dasar yang dominan karena merupakan kunci
untuk bertahan, menerima, dan
memainkan bola yang datang dari daerah lawan atau teman seregu. Proses pembelajaran teknik passing bawah bertujuan agar siswa mampu melakukan gerakan tersebut dengan kontrol yang baik,pada saat guru atau model (pemain bola voli profesional misalnya) memberi contoh gerakan yang benar dengan kontrol yang baik, siswa
4
tidak akan bisa mengamati urutan gerakan yang dilakukan oleh guru atau model tersebut karena gerakannya tentu sangat cepat, Salah satu upaya yang tepat dilakukan oleh guru untuk mengatasi hal tersebut adalah menngunakan metode komando dan penugasan dalam pelaksanaan pembelajaran. Metode Penugasan seperti yang telah disebutkan terlebih dahulu merupakan suatu cara memberikan kesempatan kepada siswa untuk melaksanakan tugas berdasarkan petunjuk langsung yang telah dipersiapkan guru sehingga siswa dapat mengalami secara nyata. Keuntungan metode penugasan adalah siswa bisa belajar mandiri dengan panduan buku, dapat meningkatkan daya kreasi siswa, tidak tergantung pada guru, guru dapat memberikan perhatian sepenuhnya karena tidak memberikan aba-aba, siswa dapat mengembangkan dan memvariasikan suatu gerakan. Kelemahan metode penugasan adalah kurang disiplinnya siswa, tidak adanya kekompakan antar sesama siswa dalam pelaksanaan suatu gerakan, tidak terkontrolnya gerakan siswa atau latihan siswa oleh guru, pemakaian waktu latihan tidak efisien. Jadi untuk bisa bermain bola voli maka pemain harus menguasai teknik-teknik dasar agar lebih mudah melakukan permainan yang benar. Permainan bola voli modern sangat membutuhkan teknik dasar yang baik dalam meningkatkan performa permainan. Berdasarkan pada paparan di atas, penulis tertarik untuk meneliti
tentang
perbandingan pengaruh metode komando dan penugasan terhadap teknik passing bawah dalam permainan bola voli. Dalam hal ini penulis akan mencoba melakukan penelitian eksperimen pada siswa kelas VII SMPN 1 Sukahening kabupaten Tasikmalaya, dengan tujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pembelajaran metode komando dan penugasan terhadap keterampilan passing bawah dalam permainan bola voli.
B. PROSEDUR PENELITIAN Metode Penelitian Hampir semua penelitian mempunyai hipotesis yang perlu diuji kebenarannya secara empiris karena hipotesis merupakan jawaban sementara dari masalah penelitian. Untuk membuktikan kebenaran dari hipotesis yang penulis ajukan, penulis melakukan penelitian melalui ujicoba atau eksperimen untuk melihat suatu hasil (keterampilan passing bawah) sebagai akibat melakukan pembelajaran menggunakan metode komando dan metode
5
penugasan. Oleh karena itu metode penelitian yang penulis gunakan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah metode eksperimen. Pengertian metode eksperimen diungkapkan Surakhmad (1998:149) sebagai berikut: Dalam arti kata yang luas, bereksperimen ialah mengadakan kegiatan percobaan untuk melihat suatu hasil. Hasil itu yang menegaskan bagaimanakah kedudukan perhubungan kausal antara variabel-variabel yang diselidiki. Tujuan eksperimen bukanlah pada pengumpulan data deskripsi melainkan pada penemuan faktor-faktor penyebab dan faktor-faktor akibat; karena itu maka di dalam eksperimen orang bertemu dengan dinamik dalam interaksi variabel-variabel. Dari kutipan tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam suatu penelitian eksperimen diperlukan adanya suatu faktor yang diujicobakan. Faktor yang diujicobakan dalam penelitian ini adalah pembelajaran menggunakan metode komando dan metode penugasan. Kedua bentuk metode pembelajaran itu diharapkan dapat memberikan suatu hasil yang dapat menunjukkan hubungan kausal dari variabel-variabel dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini penulis menghadapi dua kelompok subjek yang diteliti, yaitu kelompok A yang diberi metode komando kelompok B yang diberi metode penugasan selama 16 pertemuan termasuk pretest dan postest. Variabel Penelitian Mengacu pada desain penelitian seperti yang dikemukakan di atas, penulis dapat menentukan variabel dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebasnya terdiri atas dua macam, yaitu metode komando dan metode penugasan. Sedangkan variabel terikatnya hanya satu, yaitu keterampilan passing bawah bola voli. Instrumen Penelitian Dalam setiap penelitian, data merupakan faktor yang utama. Tanpa data penelitian tersebut tidak akan terjadi karena penelitian yang sebenarnya bukan hanya mengumpulkan data saja tetapi justru data tersebutlah yang diolah atau dianalisis sehingga peneliti dapat menafsirkan hasil penelitiannya berdasarkan data yang diperolehnya. Banyak cara yang dapat kita lakukan untuk memperoleh data penelitian. Salah satu di antaranya adalah dengan teknik tes. Arikunto, Suharsimi (2010:193) mengemukakan bahwa “Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”.
6
Data yang diperoleh dari tes dalam proses pendidikan mencakup ranah kognitif, afektif, dan motorik. Data atau informasi yang bersifat motorik dapat dihimpun melalui tes khusus. Menurut Nurhasan (1999:14) data/informasi yang bersifat motorik dapat dihimpun antara lain melalui tes kemampuan gerak dasar, tes kemampuan fungsional, tes cardio vaskuler, dan tes keterampilan. Sesuai dengan data yang ingin diperoleh dari eksperimen ini, maka instrumen pengumpulan data yang dipergunakan penulis dalam penelitian ini ialah Tes Keterampilan passing bawah Bola voli. Butir tes yang digunakan adalah keterampilan passing bawah dengan validitas 0,733 dan reliabilitas 0,758. tes ini bertujuan untuk mengukur keterampilan dalam melakukan pass bawah selama 60 detik. Alat dan perlengkapan yang dibutuhkan dalam instrumen ini sebagai berikut: 1. Tiang berukuran 2,43 m a. Net b. Bola voli c. Stopwatch d. Lapangan dengan bentuk segi empat sama sisi dengan ukuran 4,5 X 4,5 m e. Bangku/box agar petugas tes yang berdiri di atasnya, pandangannya segaris (horizontal) dengan tinggi net. Pelaksanaannya sebagai berikut: a. Peserta tes berdiri di tengah area ukuran 4,5 X 4,5 m b. Untuk memulai tes, bola dilambungkan sendiri oleh peserta tes, setelah mendengar abaaba “ya” c. Setelah bola dilambungkan, peserta tes melakukan passing bawah dengan ketinggian minimal 2,00 m d. Bila peserta tes gagal melakukan passing bawah dan bola keluar area, maka peserta tes segera mengambil bola tersebut dan melanjutkan passing bawah kembali. e. Bila kedua kaki peserta tes berada di luar area, maka petugas tes 1 memerintahkan agar peserta tes segera kembali ke area, dan bola yang terpantul sewaktu kedua kaki berada di luar area tidak dihitung
7
Populasi dan Sampel Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian. Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto, Suharsimi (2010:173), sebagai berikut ”Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMPN 1 Sukahening Kabupaten Tasikmalaya tahun ajaran 2013/2014 sebanyak 30 orang. Sedangkan pengertian sampel Menurut Arikunto, Suharsimi (2010:174) ”Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”.Dalam penelitian ini penulis mengambil seluruh dari jumlah populasi atau total sampling.
C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi data Sesuai dengan permasalahan yang penulis bahas dalam penelitian ini, berikut ini penulis kemukakan data penelitian berupa hasil tes awal dan tes akhir (tes passing bawah) sebelum dan sesudah siswa kelas VII SMPN 1 Sukahening Kabupaten Tasikmalaya tahun ajaran 2013/2014”. Untuk lebih jelasnya data tersebut penulis deskripsikan pada Tabel 4.1 di bawah ini.
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
Tabel 4.1 Deskripsi Hasil Tes Awal Dan Akhir Kelompok A Nama Tes Awal Tes Akhir Selisih Asep 21 30 9 Acep wendi 39 47 8 Najib 18 28 10 Fajar 27 35 8 Jejen 25 32 7 Rijki 23 30 7 Sulaeman 14 24 10 Elisa 14 20 6 Rani 16 22 6 Deti 13 20 7 Rose 22 27 5 Riska 17 25 8 Wida 11 16 5 Risma 18 27 9 Fuji 15 26 11
Ket
Kel
A
8
Tabel 4.2 Deskripsi Hasil Tes Awal Dan Akhir Kelompok B No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
Nama Kiki Riyan Denri Nanang Ilham Ari Yogi Euis Yosi Yanti Iis hasanah Dewi Eva Kania Dian
Tes Awal 26 12 23 28 33 28 12 18 25 18 11 17 16 16 14
Tes Akhir 31 17 30 32 37 32 17 25 30 22 16 23 26 21 20
Selisih 5 5 7 4 4 4 5 7 5 4 5 6 10 5 6
Ket
Kel
B
Data tersebut di atas diolah dengan. menggunakan pendekatan statistik sesuai dengan prosedur pengolahan data yang dikemukakan dalam BAB III. Dari pengolahan data tersebut diperoleh deskripsi data berupa hasil penghitungan skor rata-rata (mean), standar deviasi, dan varian hasil tes awal dan tes akhir. Deskripsi hasil penghitungan tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.3 di bawah ini: Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Rata-rata Standar Deviasi, dan Varians dari Kedua Kelompok Latihan Variabel
Rata-rata
Simpangan Baku
Varians
Kelompok A Tes Awal
19,9
6,6
43,56
Tes Akhir
27,4
7,6
57,76
Kelompok B Tes Awal
20,3
6,5
42,25
Tes Akhir
25,7
6,5
42,25
Pengujian Persyaratan Analisis
9
1. Hasil Perhitungan Distribusi Normal dari Kedua Kelompok Latihan Setelah diketahui nilai rata-rata, standar deviasi, dan varians dari kedua kelompok tersebut, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian normalitas data. Pengujian normalitas data menggunakan uji liliefors. Hasil pengujian akan menentukan pendekatan mana yang akan dipergunakan dalam analisis data apakah pendekatan parametrik atau nonparametrik. Pendekatan parametrik digunakan apabila hasil tes normal, sedangkan pendekatan non parametrik digunakan apabila hasil tes tersebut tidak normal. Setelah proses perhitungan dilakukan, maka diperoleh hasil seperti dalam Tabel 4.4 di bawah ini. Tabel 4.4 Hasil Pengujian Distribusi Normal dari Masing-masing Kelompok Latihan Variabel
Nilai chikuadrat
Nilai chi-kuadrat
Hasil
Tabel (α = 0,95 k-3)
Hitung (C0) Kelompok A Tes Awal
5,41
5,99
Normal
Tes Akhir
4,36
5,99
Normal
Kelompok B Tes Awal
2,47
5,99
Normal
Tes Akhir
1,75
5,99
Normal
2. Hasil Pengujian Homogenitas Data dari Kedua Kelompok Latihan Untuk menguji hipotesis dengan rumus statistik t, maka data tersebut harus homogen. Pengujian homogenitas data menggunakan rumus homogenitas. Untuk lebih jelasnya hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4.5 di bawah ini.
10
Tabel 4.5 Hasil Pengujian Homogenitas Data dari Kedua Kelompok Latihan Variabel
Nilai F hitung
Kelompok A
1,33
Nilai F hitung pada (α = 0,95) (14:14) 2,48
Kelompok B
1,00
2,48
Hasil Homogen Homogen
Pengujian Hipotesis Sehubungan dengan data dalam penelitian ini berdistribusi normal dan homogen, maka statistik yang digunakan adalah parametrik. Dengan demikian untuk keperluan hipotesis penelitian, ditempuh analisis statistik dengan menggunakan uji-t. 3. Hasil Analisis Data Latihan Kelompok A (Metode Komando) Pengujian hipotesis bertujuan untuk membuktikan apakah hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima atau ditolak. Untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan tersebut, maka dipergunakan uji-t. hasil uji-t untuk kelompok A dapat dilihat pada Tabel 4.6 di bawah ini. Tabel 4.6 Analisis Data Peningkatan Hasil Latihan Kelompok A Variabel
Nilai t hitung
Nilai t tabel dengan (α = 0,975) dk = 28
Hasil
2,88
2,05
Signifikan
Kelompok A Tes Awal Tes Akhir
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa t hitungberada
hitung
≥ dari t
tabel.Ini
berarti t
di luar penerimaan hipotesis, jadi hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis kerja
diterima. Dengan demikian, metode komando mempunyai pengaruh berarti terhadap peningkatan passing bawah dapat diterima dan terbukti.
11
4. Hasil Analisis Data Latihan Kelompok B (Metode Penugasan) Untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan tersebut, digunakan uji perbedaan dan rata-rata yaitu Uji-t. Uji ini untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang berarti terhadap hipotesis yang diajukan. Hasil Uji-t untuk kelompok B dapat dilihat pada tabel 4.7 di bawah ini. Tabel 4.7 Analisis Data Peningkatan Hasil Latihan Kelompok B Variabel
Nilai t hitung
Nilai t tabel dengan (α = 0,975) dk = 28
Hasil
2,28
2,55
Signifikan
Kelompok B Tes Awal Tes Akhir
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa t hitung
hitung
(2,28) ≥ dari t
tabel
(2,55). Ini berarti t
berada di luar batas penerimaan hipotesis, sehingga hipotesis (Ho) ditolak dan hipotesis
kerja diterima. Dengan demikian, metode penugasan mempunyai pengaruh yang berarti terhadap peningkatan passing bawah dapat diterima dan terbukti. 5. Hasil Analisis Data Perbedaan Latihan Kelompok A dan B Karena data distribusi normal dan homogen, maka hipotesis diuji dengan menggunakan Uji-t. Uji ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan peningkatan antara kelompok A dan kelompok B sesuai dengan hipotesis yang diajukan. Hasil pengujian perbedaan peningkatan hasil latihan tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.8 di bawah ini. Tabel 4.8 Hasil Analisis Data Perbedaan Peningkatan Hasil Latihan Kelompok A dengan Kelompok B Variabel Kelompok A Kelompok B
7,73 5,47
t tabel dengan (α = 0,975) dk = 28
t hitung
Kesimpulan
2,05
3,65
Terdapat perbedaan yang berarti
12
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa t hitung (3,65) ≥ dari t tabel (2,05) dan berada di dalam daerah penerimaan hipotesis, sehingga hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis kerja diterima. Artinya perkembangan hasil latihan dari kedua kelompok tersebut terdapat perbedaan peningkatan yang berarti. Di antara kedua kelompok tersebut terdapat perbedaan peningkatan hasil latihan. Metode komando lebih baik dari pada metode penugasan terhadap keterampilan passing bawah bola voli. Berdasarkan pengujian hipotesis menggunakan pendekatan statistik, hipotesis penelitian yang penulis ajukan yaitu : 1. Metode komando berpengaruh secara berarti terhadap hasil belajar passing bawah dalam permainan bola voli pada siswa kelas VII SMPN 1 Sukahening Kabupaten Tasikmalaya. 2. Metode penugasan berpengaruh secara berarti terhadap hasil belajar passing bawah pada permainan bola voli pada siswa kelas VII SMPN 1 Sukahening Kabupaten Tasikmalaya. 3. Metode komando lebih berpengaruh secara berarti terhadap hasil belajar passing bawah pada permainan bola voli pada siswa kelas VII SMPN 1 Sukahening kabupaten Tasikmalaya. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, hipotesis ketiga yang penulis ajukan bahwa metode komando lebih berpengaruh secara berartidaripada metode penugasan ternyata hasilnya diterima. Kebenaran hasil pengujian hipotesis tersebut didukung pula data hasil penelitian dengan menggunakan uji t` yang menunjukkan nilai t`hitung sebesar(3,65) yang berada di luar daerah penerimaan hipotesis (t`tabel sebesar 2,05).
D. PENUTUP Simpulan Sesuai dengan analisis dan pembahasan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut. 1. Terdapat pengaruh secara berarti metode komando terhadap peningkatan passing bawah dalam permainan bola voli pada siswa kelas VII SMPN 1 Sukahening Kabupaten Tasikmalaya tahun ajaran 2013/ 2014.
13
2. Terdapat pengaruh secara berarti metode penugasan terhadap peningkatan passing bawah dalam permainan bola voli pada siswa kelas VII SMPN 1 Sukahening Kabupaten Tasikmalaya tahun ajaran 2013/ 2014. 3. Metode komando lebih berpengaruh secara berarti dari pada metode penugasan terhadap peningkatan passing bawah dalam permainan bola voli pada siswa kelas VII SMPN 1 Sukahening Kabupaten Tasikmalaya tahun ajaran 2013/ 2014. Saran Berdasarkan hasil penelitian seperti yang dikemukakan di atas, penulis memberikan saran-saran kepada semua pihak yang terkait dalam penelitian ini, sebagai berikut: 1) Para pelatih, guru, dan pembina olahraga hendaknya selalu memperhatikan penguasaan siswa atau atlet mengenai teknik dasar cabang olahraga yang ditekuninya agar mudah meningkatkan prestasinya. 2) Metode komando dan penugasan hendaknya dijadikan salah satu alternatif metode yang digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran/pelatihan teknik dasar cabang olahraga tertentu, karena secara empirik kedua metode tersebut efektif digunakan dalam pembelajaran/pelatihan teknik dasar bola voli khususnya teknik passing bawah dalam permainan bola voli.
14
E. DAFTAR PUSTAKA Ali, Mukti. (2013). Metode penugasan siswa.[Online]. Tersedia : http://muktialistkipnganjuk.com/2013/02/metode-penugasan-siswa.html. (8 Februari 2014) Aqib, Zainal. (2013). Model-model Media, dan strategi pembelajaran konstektual (inovatif). Bandung : Yrama Widiya Arikunto, Suharsimi. (2013). Prosedur penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. Bompa, T.O. 1984. Theory and Methodology of training. Kendall, Hunt Publishing Company, Dubuque, IQWA. Huda, Miftahul. (2010). Model-model pengajaran dan pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Lutan. (1989). Untuk menggambarklan tingkat kemahiran seseorang dalam melaksanakan tugas. Nurhasan dan Abdul Narlan (2001). Tes pengukuran olahraga. Diktat. Bandung, FOK-IKIP. Sagala, Sayiful (2012). Pembelajaran dengan metode penugsan. [Online]. Tersedia:http://ndukyati.com/2012/08/pembelajaran-dengan-metode-penugasan.html. (8 Februari 2014). Sajoto, Mochamad. 1988. Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Depdikbud Dirjen Dikti. Jakarta. Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta. Suprijono, Agus. (2009). Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Surakhmad, 1998 Pengertian metode eksperimen.