HUBUNGAN ANTARA POWER OTOT TUNGKAI DAN POWER OTOT LENGAN DENGAN KECEPATAN RENANG 50 METER GAYA BEBAS (Studi Deskriptif pada Mahasiswa Putra Angkatan 2012 PJKR FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya)
Oleh YUSUP HIDAYAT 102191483
Dibawah bimbingan : H. Abdul Narlan, M.Pd. dan H. Doddy A. Hidayat, M.Pd.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SILIWANGI TASIKMALAYA 2014
ABSTRAK Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara power otot tungkai dan power otot lengan dengan kecepatan renang 50 meter gaya bebas. Populasi dan sampel adalah mahasiswa putra angkatan 2012 PJKR FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya sebanyak 20 sebanyak 140 orang. Sampel diambil secara acak dengan teknik purposive sampling sebanyak 20 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes standing broad jump, tes two hand medicine ball put, dan tes renang gaya bebas 50 meter. Penelitian ini menyimpulkan terdapat hubungan yang berarti antara power otot tungkai dan power otot lengan secara bersama-sama dengan kecepatan renang 50 meter gaya bebas. Kata Kunci : Hubungan, power otot tungkai, power otot lengan, dan renang gaya bebas
ABSTRACT This descriptif study aimed to determine the correlation between leg muscle power and muscle power arm with speed freestyle swimming. Population and sample is a students of PJKR FKIP Siliwangi University Tasikmalaya academic years 2013 as many as 14 people using total sampling techniques. Samples were taken at random by using purposive sampling as many as 20 people. The instrument used in this study were standing broad jump test, two hand medicine ball put test, and 50 metres freestyle swimming test. The study concluded there is a significant correlation between leg muscle power and muscle power arm together with the speed freestyle swimming 50 metres Keywords: Correlation, leg muscle power, muscle power arm, and freestyle swim
1
2
A. PENDAHULUAN Sebagaimana telah diketahui, bahwa olahraga pada hakikatnya bukan hanya untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan saja, tetapi juga bertujuan untuk meraih prestasi dalam olahraga. Tidak mudah untuk melahirkan seorang atlet yang mampu berprestasi tinggi. Perlu waktu dan kerja keras untuk mewujudkannya, salah satunya adalah pembinaan yang berkesinambungan. Pendekatan ilmiah sangat diperlukan dalam masa pembaharuan dan pembangunan sekarang ini untuk memecahkan berbagai masalah dalam berbagai bidang, termasuk bidang keolahragaan. Olahraga sebagai bidang lintas sektoral dapat memanfaatkan berbagai ilmu pengetahuan, antara lain anatomi, fisiologi, biologi, kinesiologi, body mekanik, sports medicine, ilmu pendidikan, ilmu kepelatihan, dan psikologi. Oleh karena itu, disamping memperhatikan faktor-faktor yang ditemukan oleh setiap cabang ilmu pengetahuan membantu peningkatan prestasi olahraga. Maka tidak kalah pentingnya pula pengalaman-pengalaman praktis di lapangan hendaknya dikombinasikan dalam pembinaan olahraga. Setiap aktivitas manusia dalam berolahraga selalu melibatkan kondisi fisik atau keadaan tubuh yang prima. Kondisi fisik merupakan suatu kesatuan utuh dari komponenkomponen yang tidak dapat
dipisahkan begitu saja, baik peningkatan maupun
pemeliharaannya Selain itu, kondisi fisik adalah satu prasarat yang sangat diperlukan dalam usaha peningkatan prestasi seorang atlet, bahkan dapat dikatakan sebagai keperluan yang tidak dapat ditunda atau ditawar-tawar lagi. Manusia memiliki alasan yang berbeda-beda dalam melakukan aktivitas olahraga. Menurut Sajoto (1995 : 1) ada empat dasar tujuan manusia melakukan kegiatan olahraga, yaitu : 1. Mereka yang melakukan kegiatan olahraga hanya untuk rekreasi, yaitu mereka yang melakukan olahraga untuk mengisi waktu senggang dilakukan dengan penuh kegembiraan. Jadi segalanya dikerjakan dengan santai dan tidak formal, baik tempat, sasaran maupun peraturannya. 2. Mereka yang melakukan kegiatan olahraga untuk tujuan pendidikan, seperti misalnya anak-anak sekolah yang diasuh oleh guru olahraga. Kegiatan formal tujuannya guna mencapai sasaran pendidikan nasional melalui kegiatan olahraga yang telah disusun melalui kurikulum tertentu. 3. Mereka yang melakukan kegiatan olahraga dengan tujuan mencapai tingkat kesegaran jasmani tertentu. Dalam hal ini mulai dari berbagai ilmu pengetahuan kedokteran, ekonomi, sosial, lingkungan hidup dan lain sebagainya diperhitungkan dan diperhatikan, dikerjakan dengan formal, baik program, sarana maupun fasilitasnya, di bawah asuhan tenaga profesional. 4. Mereka yang melakukan olahraga untuk mencapai sasaran prestasi tertentu.
3
Dari keempat tujuan manusia melakukan kegiatan olahraga yang telah diuraikan di atas, tujuan manusia melakukan olahraga untuk mencapai sasaran suatu prestasi tertentu adalah hal yang paling utama dan yang perlu diperhatikan dalam peningkatan dan pemeliharaannya. Menurut Sajoto (1995 : 7) untuk mencapai suatu prestasi optimal seseorang harus memiliki empat macam kelengkapan yaitu
meliputi : “1) Pengembangan fisik
(physical build up), 2) pengembangan teknik (technical build up), 3) pengembangan mental (mental build up), dan 4) kematangan juara.” Pengembangan fisik merupakan salah satu syarat yang sangat dibutuhkan dalam setiap usaha peningkatan prestasi olahragawan. Dalam setiap usaha peningkatan kondisi fisik harus dikembangkan semua komponen yang ada, walaupun dalam pelaksanaan program perlu adanya prioritas untuk menentukan komponen mana yang perlu mendapatkan porsi latihan lebih besar, sesuai dengan olahraga yang ditekuni. Salah satu cabang olahraga yang memerlukan kondisi fisik yang optimal adalah renang. Menurut Nenggala (2006 : 75) renang adalah “olahraga yang paling baik untuk sebagai aktivitas olahraga, karena renang adalah aktivitas yang melibatkan gerak semua organ tubuh baik untuk pertumbuhan kesehatan baik fisik maupun mental berupa ketahanan, kemampuan, dan kecepatan.” Renang merupakan cabang olahraga yang berbeda jika dibandingkan dengan cabang olahraga pada umumnya. Sebagaimana dijelaskan Dwijowinoto (1997 : 2) sebagai berikut : Renang akan berhubungan dengan media air, hal ini sangat berbeda dengan cabangcabang olahraga lain, dimana medianya adalah tanah (lapangan) atau udara di sekitarnya. Olahraga renang tahanan yang dihadapinya adalah air, sedangkan cabang lain lari misalnya, tahanan (hambatan) yang dilawan adalah udara (angin) maka tahanan dalam renang lebih berat dibanding dengan lari. Perenang yang dapat memperkecil tahanan yang dihadapinya akan semakin cepat renangnya. Renang yang biasa dilakukan oleh para perenang, yang juga selalu muncul dalam setiap lomba terdiri dari empat gaya, yang meliputi gaya bebas atau crawl stroke, gaya dada atau breast stroke, gaya kupu-kupu atau butterfly stroke, dan gaya punggung atau back stroke. Keempat gaya tersebut masing-masing mempunyai tingkat kesulitan sendiri-sendiri. Pada setiap perlombaan nomor gaya bebas hampir semua perenang memilih gaya crawl, maka gaya crawl sering dinamakan gaya bebas. Banyaknya perenang memilih gaya crawl saat mengikuti perlombaan dalam nomor gaya bebas karena gaya crawl merupakan gaya renang tercepat dibandingkan dengan ketiga gaya yang lain ialah gaya dada, gaya punggung dan gaya kupu-kupu. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Setiawan (2004 : 9) yang
4
mengatakan bahwa, “Teknik dasar renang gaya crawl meliputi posisi tubuh, gerakan lengan, gerakan tungkai, gerakan pengambilan nafas dan gerakan koordinasi.” Perenang berprestasi harus memperhatikan teknik dan mekanika renang yang disebutkan secara benar, selain mental, kematangan juara, dan fisik. Sajoto (1995 :
8 – 10)
menjelaskan sebagai berikut : Perenang yang berprestasi harus ditunjang oleh kesegaran fisik antara lain kekuatan atau strenght, kecepatan atau speed, daya tahan atau endurance, daya otot atau muscular power, daya lentur atau flexibility, koordinasi atau coordination, kelincahan atau agility, keseimbangan atau balance, ketepatan atau accuracy, reaksi atau reaction. Ada tiga komponen kondisi fisik yang dibutuhkan untuk dapat melakukan unjuk kerja pada olahraga renang, yaitu kekuatan, kecepatan, dan power. Namun demikian, faktor lain yang sangat diperlukan pada olahraga renang adalah power. Power pada umumnya yaitu cardiorespyratory endurance yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan seluruh tubuh untuk selalu bergerak dalam tempo sedang sampai cepat. Menurut Badriah (2002 : 24) power adalah “kemampuan otot atau sekelompok otot melakukan kontraksi secara eksplosif dalam waktu yang sangat singkat. Latihan untuk power dapat diberikan pada minggu 5, 6, dan 7 dalam pre season yaitu musim jauh sebelum pertandingan.” Dalam hal ini, power yang berkaitan dengan olahraga renang gaya bebas adalah power otot tungkai dan otot lengan. Olahraga renang mempunyai banyak fungsi, yaitu untuk latihan, alat pendidikan, mata pencaharian, media kebudayaan, bahan tontonan, sarana pembinaan kesehatan, diplomasi, dan tidak kalah pentingnya sebagai kebanggaan suatu negara atau bangsa. Sasaran utamanya adalah manusia secara keseluruhan, baik dalam segi jasmani maupun rohani. Subyek atau obyek olahraga renang adalah manusia dengan kemampuan fisik dan psikisnya untuk bereaksi. Dengan demikian, untuk mendapatkan prestasi renang yang tinggi, seseorang perlu dilatih kemampuan fisik dan psikisnya. Kemampuan fisik yang dimaksud di sini adalah komponen-komponen fisik yang dapat mendukung prestasi atlet, di antaranya kecepatan. Kecepatan merupakan salah satu komponen fisik yang sama pentingnya dengan komponenkomponen fisik yang lainnya. Hampir semua cabang olahraga baik perorangan maupun beregu harus memiliki kemampuan tersebut. Hal ini berarti bahwa, keberhasilan perenang untuk memenangkan suatu perlombaan pada dasarnya berasal dari kecepatan perenang. Kecepatan menurut Sajoto (1995 : 8) adalah “kemampuan seseorang untuk mengerjakan gerakan berkesinambungan dalam bentuk yang sama dalam waktu yang sesingkatsingkatnya.”
5
Unsur lain dari kondisi fisik yang dibutuhkan untuk dapat melakukan renang khususnya gaya bebas yang baik adalah power. Pada umumnya power berupa cardiorespyratory endurance yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan seluruh tubuh untuk selalu bergerak dalam tempo sedang sampai cepat. Menurut Badriah (2002 : 24) power adalah “kemampuan otot atau sekelompok otot melakukan kontraksi secara eksplosif dalam waktu yang sangat singkat.” Power sangat mempengaruhi keberhasilan prestasi renang gaya bebas, disamping penguasaan teknik gaya yang benar. Di antara komponen power yang digunakan oleh atlet renang gaya bebas yaitu power otot tungkai dan power otot lengan. Kedua jenis power tersebut sangat berpengaruh terhadap setiap cabang olahraga, termasuk renang gaya bebas. Maglischo (1983) yang dikutip oleh Setiawan (2004 : 11) menjelaskan bahwa, “Tenaga dorong dapat ditingkatkan dengan latihan kekuatan otot dan memperbaiki teknik gaya, sedang hambatan dapat dikurangi berdasarkan jenisnya. Ada tiga macam hambatan, yaitu hambatan gesekan, hambatan bentuk dan hambatan gelombang. Sedangkan power otot lengan berfungsi sebagai pendayung.” Pada renang gaya bebas gerakan laju ke depan ditentukan oleh anggota tubuh bagian atas berupa gerakan ayunan lengan (stroke) dan gerakan anggota tubuh bagian bawah berupa gerakan menendang (kick) dengan koordinasi gerak yang tepat. Gerakan ayunan lengan dan gerakan menendang oleh kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan terhadap suatu ketahanan dan kekuatan merupakan komponen yang sangat penting dari kemampuan fisik yang ada. Berdasarkan uraian di atas, penulis melakukan suatu penelitian ilmiah dengan mengambil judul “Hubungan antara Power Otot Tungkai dan Power Otot Lengan dengan Kecepatan Renang 50 Meter Gaya Bebas.” Untuk memperoleh data penelitian, penulis menggunakan subjek penelitian yaitu mahasiswa putra angkatan 2012 pada Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (PJKR) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Siliwangi Tasikmalaya.
B. METODOLOGI PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Dalam penelitian ini penulis menggunakan variabel bebas dan variabel terikat, dimana variabel bebas kesatu (X1) adalah power otot tungkai, variabel bebas kedua (X2) adalah power otot lengan, dan variabel terikat (Y) adalah kecepatan renang 50 meter gaya bebas. Penulis dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data yaitu studi lapangan (field research) dengan cara melaksanakan observasi dan serangkaian tes serta studi kepustakaan. Untuk
6
memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka alat pengumpul datanya adalah berupa pengukuran tes power otot tungkai, tes power otot lengan, dan tes renang gaya bebas 50 meter. Populasi dan sampel penelitian ini adalah mahasiswa putra angkatan 2012 PJKR FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya sebanyak 140 yang tersebar di delapan kelas. Sampel diambil menggunakan teknik purposive sampling sebanyak 20 orang. Langkah-langkah yang penulis lakukan dalam penelitian ini yaitu menetapkan metode penelitian, menentukan populasi serta memilih dan menetapkan sampel, mempersiapkan instrumen penelitian, mengadakan tes, mengolah dan menganalisis data serta melakukan pengujian hipotesis, mengambil kesimpulan, dan pelaporan hasil penelitian. Dalam penelitian ini, untuk mengolah dan menganalisis data menggunakan rumusrumus statistik, dengan langkah-langkah yaitu : 1. Mengubah skor rata-rata dari masing-masing variabel tes 2. Menghitung standar deviasi atau simpangan baku 3. Menghitung variansi dari masing-masing variabel tes 4. Mencari nilai korelasi antar variabel 5. Menguji signifikansi korelasi tunggal 6. Mencari nilai korelasi berganda (multiple correlation) 7. Menguji kebermaknaan korelasi berganda 8. Mencari kontribusi dari tiap variabel X terhadap variabel Y digunakan rumus determinasi Sehubungan metode yang digunakan yaitu metode deskriptif, maka pengambilan data hanya dilakukan melalui satu kali tes. Pengambilan data ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 15 Februari 2014 bertempat di Kolam Renang Mangkubumi Indah Kota Tasikmalaya. Adapun yang menjadi subjek penelitian adalah mahasiswa putra angkatan 2012 PJKR FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya, yang beralamat di Jl. Siliwangi Kotak Pos 24 Tasikmalaya.
C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Deskripsi Data Data penelitian ini diperoleh melalui serangkaian pengukuran (tes), yaitu pengukuran power otot tungkai (X1), power otot lengan (X2), dan renang gaya bebas 50 meter (Y). Tes tersebut dilakukan pada 20 orang sampel yaitu mahasiswa putra angkatan 2012 PJKR FKIP Universitas Siliwangi. Adapun data dari ketiga butir tes tersebut penulis deskripsikan pada tabel di bawah ini.
7
Tabel 1. Data Hasil Penelitian
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Nama Sampel Ramdan M. M. Nur H. Agni H. Luki R. Adang I. Faisal R. Dian N. Arya B. Wili S. Agus M. Aldi A. Firmansyah Esa K. Deni A. M. Restu Rian F. Dede A. Iman A. Wahyu N. Deswan
Skor X1 Power Otot Tungkai (cm) 2,55 1,94 2,35 2,33 1,87 2,23 2,53 2,20 2,21 2,29 2,43 2,44 2,42 2,43 2,54 2,48 1,94 2,30 2,11 2,35 = 218,76 X S = 54,82
Skor X2 Power Otot Lengan (cm) 4,40 3,50 5,00 4,18 3,90 4,80 3,94 3,85 3,55 2,91 3,30 5,80 4,16 4,78 3,69 4,35 3,63 4,24 3,19 5,48 = 413,25 X S = 75,33
Skor Y Renang Gaya Bebas 50 m (dtk) 47.55 61.02 51.84 53.06 61.09 43.12 53.05 61.15 61.19 56.92 59.92 49.12 40.58 51.07 61.04 43.70 61.14 51.47 61.14 44.56 = 53,54 X S = 7,06
Agar data hasil penelitian sebagaimana pada tabel di atas memberi makna, maka data tersebut diolah dan dianalisis dengan pendekatan statistik. Langkah dalam pengolahan dan analisis data adalah mencari nilai rata-rata (mean) dan standar deviasi dari masing-masing tes, hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 2. Hasil Penghitungan Nilai Rata-rata dan Standar Deviasi Variabel Tes
Rata-rata
Standar Deviasi
1. Power otot tungkai
218,76
54,82
2. Power otot lengan
413,25
75,33
3. Kecepatan renang gaya bebas
53,54
7,06
2. Pengujian Persyaratan Analisis Selanjutnya, untuk mengetahui nilai korelasi antara ketiga butir tes, maka dilakukan pengujian korelasi. Butir-butir atau variabel-variabel tes yang akan diuji korelasinya adalah
8
power otot tungkai dengan kecepatan renang 50 meter gaya bebas, power otot lengan dengan kecepatan renang 50 meter gaya bebas, dan power otot tungkai dengan power otot lengan. Berdasarkan hasil penghitungan korelasi dari ketiga butir tes tersebut, maka hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3. Hasil Penghitungan Interkorelasi Nilai Kategori thitung ttabel (r)
Variabel Tes
Hasil
1. Power otot tungkai dengan kecepatan
0,61
Sedang
3,28 2,10
Signifikan
2. Power otot lengan dengan kecepatan
0,74
Tinggi
4,69 2,10
Signifikan
3. Power otot tungkai dengan otot lengan
0,43
Sedang
2,00 2,10 Tidak signifikan
Untuk menafsirkan nilai korelasi, penulis berpedoman pada interpretasi nilai korelasi menurut Surakhmad (1998 : 302) sebagai berikut. Sampai 0,20 0,21 – 0,40 0,41 – 0,70 0,71 – 0,90 0,91 – 1,00
: : : : :
Korelasi yang rendah sekali Korelasi yang rendah tapi ada Korelasi yang sedang Korelasi yang tinggi Korelasi yang tinggi sekali
Berdasarkan Tabel 3 dan interpretasi nilai korelasi di atas, dapat dilihat bahwa power otot tungkai mempunyai korelasi yang signifikan dengan kecepatan renang 50 meter gaya bebas, dimana nilai korelasinya adalah 0,61 dan termasuk kategori sedang. Kemudian antara power otot lengan dengan kecepatan renang 50 meter gaya bebas terdapat korelasi yang signifikan, dengan nilai korelasi sebesar 0,74 dan termasuk kategori tinggi. Sedangkan antara power otot tungkai dengan power otot lengan mempunyai korelasi yang sedang tetapi tidak signifikan, dimana nilai korelasinya adalah sebesar 0,43. Selanjutnya untuk mengetahui bagaimana hubungan atau korelasi dari power otot tungkai dan power otot lengan secara bersama-sama dengan kecepatan renang 50 meter gaya bebas, maka penulis melakukan pengolahan dan analisis data menggunakan rumus korelasi berganda (multiple correlation), dengan rumus yaitu : Ry1.2 =
ry12
ry 22
2 ry1 x ry 2 x r1.2 2 1 r1.2
Adapun penghitungan korelasi dari ketiga butir tes tersebut adalah sebagai berikut :
9
Power tungkai ry1 = 0,61
Kecepatan renang 50 m gaya bebas
Ry1.2
r1.2 = 0,43
ry2 = 0,74 Power otot lengan
Ry1.2 =
=
=
(0,61)2
0,5476
(0,74)2
2 x (0,61) x (0,74) x (0,43) 1 (0,43)2
0,3721 0,3882 1 0,1849
0,5315 0,8151
= 0,81 Perhitungan di atas menunjukkan bahwa power otot tungkai dan power otot lengan secara bersama-sama memiliki hubungan dengan kecepatan renang 50 meter gaya bebas, dengan nilai korelasi sebesar 0,81 dan termasuk kategori tinggi.
3. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan untuk membuktikan apakah hipotesis penelitian diterima atau ditolak. Oleh karena itu, hipotesis penelitian yang penulis ajukan perlu dibuktikan kebenarannya. Sesuai dengan hipotesis yang diajukan, maka penulis akan menguji hipotesis tersebut menggunakan pendekatan statistik signifikansi korelasi berganda dengan rumus sebagai berikut : R2
F =
(1
k
2
R ) (n
k
1)
Dimana k = 2 dan (n – k – 1) = (20 – 2 – 1) = 17 Kriteria pengujian hipotesis adalah terima hipotesis nol (Ho) jika Fhitung lebih kecil dari Ftabel pada
= 0,05 dan tolak dalam hal lainnya.
10
Adapun hasil perhitungan signifikansi korelasi berganda dari ketiga butir tes tersebut adalah sebagai berikut :
(0,81) 2 F =
2 2
(1
0,81 ) (20 2
1)
0,6561 =
2 (1 0,6561) 17
=
0,32805 0,02023
= 16,22 Dari perhitungan di atas, ternyata hasilnya membuktikan bahwa nilai Fhitung lebih besar dari nilai Ftabel pada
= 0,05. Dengan demikian, hipotesis penelitian yang penulis ajukan
terbukti atau hipotesis nol (Ho) ditolak. Hal ini berarti bahwa power otot tungkai dan power otot lengan secara bersama-sama mempunyai korelasi yang sangat berarti dengan kecepatan renang 50 meter gaya bebas. Selanjutnya untuk mencari persentase dukungan dari power otot tungkai dan power otot lengan terhadap kecepatan renang gaya bebas, penulis melakukan perhitungan dengan menggunakan rumus determinasi, dan hasilnya adalah sebagai berikut : 1. Power otot lengan dengan kecepatan renang
= 0,612 x 100% = 37,21%
2. Power otot lengan dengan kecepatan renang
= 0,742 x 100% = 54,76%
3. Gabungan keduanya dengan kecepatan renang
= 0,812 x 100% = 65,61%
4. Lainnya
= 100% – 65,61% = 34,39%
4. Pembahasan Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis terhadap data hasil penelitian dan sesuai dengan hipotesis yang penulis ajukan, maka hasil penelitian tersebut dapat penulis bahas sebagai berikut : a. Hipotesis pertama yang menyatakan, “Terdapat hubungan yang berarti antara power otot tungkai dengan kecepatan renang 50 meter gaya bebas mahasiswa putra angkatan 2012 PJKR FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya” hasilnya terbukti dan dapat diterima, dimana nilai kontribusinya berdasarkah hasil uji determinasi adalah sebesar 37,21%. Diterimanya hipotesis tersebut diduga disebabkan dalam olahraga renang gaya bebas,
11
power otot tungkai sangat dominan pada saat melakukan ayunan kaki, di mana gerakan kaki yang efisien tidak akan menimbulkan efek samping terhadap gerakan lainnya sehingga renang akan stabil dan cepat. Hal ini didukung pula oleh hasil uji korelasi yaitu sebesar 0,61 yang termasuk dalam kategori korelasi sedang. b. Hipotesis kedua yang menyatakan, “Terdapat hubungan yang berarti antara power otot lengan dengan kecepatan renang 50 meter gaya bebas mahasiswa putra angkatan 2012 PJKR FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya” hasilnya terbukti dan dapat diterima, dimana nilai kontribusinya berdasarkah hasil uji determinasi adalah sebesar 54,76%. Diterimanya hipotesis tersebut diduga disebabkan dalam cabang olahraga renang gaya bebas, power otot lengan sangat dibutuhkan saat melakukan ayunan dan kayuhan yang membutuhkan kekuatan dan kecepatan untuk menghasilkan daya dorong sehingga renang menjadi cepat. Hal ini didukung pula oleh hasil uji korelasi yaitu sebesar 0,74 yang termasuk dalam kategori korelasi tinggi. c. Hipotesis ketiga yaitu : “Power otot tungkai dan power otot lengan secara bersama-sama memiliki hubungan yang berarti dengan kecepatan renang 50 meter gaya bebas mahasiswa putra angkatan 2012 PJKR FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya” hasilnya hipotesis diterima, meskipun nilai korelasi sebesar 0,81 yang termasuk kategori tinggi. Diterimanya hipotesis ketiga ini disebabkan power otot tungkai dan power otot lengan merupakan komponen kondisi fisik yang cukup besar pengaruhnya dalam olahraga renang, meskipun power otot tungkai dan power otot lengan yang dimiliki setiap perenang berbeda-beda. Berdasarkan hasil penghitungan determinasi, hipotesis ini mendapat dukungan sebesar 65,61%, sedangkan sisanya sebesar 34,39% merupakan dukungan faktor lain seperti faktor mental, taktik, dan faktor eksternal perenang lainnya. Dari serangkaian pengolahan dan analisis data yang penulis lakukan, maka hubungan antara power otot tungkai dan power otot lengan dengan kecepatan renang 50 meter gaya bebas cukup erat. Power otot lengan berfungsi sebagai pendayung, sedangkan power otot tungkai diperlukan oleh perenang untuk menghasilkan daya dorong dan mengurangi hambatan. Hal ini menunjukkan bahwa power otot tungkai dan power otot lengan merupakan dua hal yang tak terpisahkan dalam olahraga renang. Dengan bentuk fisik badan proporsional dan ditunjang dengan power otot tungkai dan power otot lengan yang memadai memungkinkan seorang perenang mampu melakukan kemampuan renang gaya bebas yang baik dengan kecepatan maksimal.
12
D. SIMPULAN Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data hasil penelitian, yang diperoleh melalui pengukuran power otot lengan, power otot tungkai, dan kecepatan renang 50 meter gaya bebas, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut. 1. Terdapat hubungan yang berarti antara power otot tungkai dengan kecepatan renang 50 meter gaya bebas mahasiswa putra angkatan 2012 PJKR FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya. 2. Terdapat hubungan yang berarti antara power otot lengan dengan kecepatan renang 50 meter gaya bebas mahasiswa putra angkatan 2012 PJKR FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya. 3. Power otot tungkai dan power otot lengan secara bersama-sama memiliki hubungan yang berarti dengan kecepatan renang 50 meter gaya bebas mahasiswa putra angkatan 2012 PJKR FKIP Universitas Siliwangi.
E. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi Baru. Jakarta : Rineka Cipta. Badirah, Dewi L. (2002) Fisiologi Olahraga dalam Perspektif dan Praktik. Pustaka Ramadhan.
Bandung :
Dwijowinoto, Kasiyo (1997). Renang, Pengembangan Pengajaran Teknik dan Taktik. Semarang : IKIP Semarang Press. Harsono. (2001). Latihan Kondisi Fisik. Yogyakarta : Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta. Indik. (1997). Didaktik Metodik Renang. Bandung : FPOK IKIP Bandung. Nenggala, Asep K. (2006). Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Jakarta : Grafindo Media Pratama. Nurhasan, dan Abdul Narlan. (2001). Tes dan Pengukuran Pendidikan Olahraga. Diktat. Bandung : FPOK–IKIP. Poerwadarminta, W.J.S. (1976). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : PN Balai Pustaka. Priatna, Jaka. (2010). Kontribusi Power otot Lengan dan Power Tungkai terhadap Kecepatan Renang Gaya Bebas. Skripsi. Tasikmalaya : PJKR FKIP Unsil, tidak dipublikasikan. Sajoto, M. (1995). Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Semarang : Dahara Prize.
13
Setiawan, Tri Tunggal. (2004). Renang Dasar I. Semarang : Universitas Negeri Semarang Press. Surakhmad, Winarno. (1998) Pengantar Penelitian Ilmiah : Dasar, Metode, dan Teknik. Bandung : Tarsito.