KONTRIBUSI POWER OTOT TUNGKAI DAN FLEKSIBILITAS PUNGGUNG TERHADAP KETERAMPILAN HANDSPRING (Studi Deskriptif pada Mahasiswa Putra PJKR FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya Angkatan 2013)
Oleh
MUHAMMAD NURHAMZAH 092191144 Dibawah bimbingan : H. Abdul Narlan, M.Pd. dan H. Agus Mulyadi, M.Pd.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SILIWANGI TASIKMALAYA 2014
ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kontribusi power otot tungkai dan fleksibilitas punggung terhadap keterampilan handspring menggunakan metode deskriptif. Populasi adalah mahasiswa PJKR FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya kelas D, E, dan F angkatan 2013 sebanyak 96 orang. Sampel 15 orang diambil dengan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes standing broad jump, tes bridge up, dan tes handspring. Penelitian ini menyimpulkan terdapat kontribusi yang berarti dari power otot tungkai dan fleksibilitas punggung secara bersama-sama terhadap keterampilan handspring. Kata Kunci : Kontribusi, power otot tungkai, fleksibilitas punggung, dan handspring
ABSTRACT The purpose of this study was to determine the contributions of leg muscle power and back flexibility toward handspring skills using descriptive methods. The population is the students of PJKR FKIP Siliwangi University Tasikmalaya class D, E, and F academich years 2013 as many as 96 people. Sample 15 people were taken by purposive sampling technique. The instrument used in this study were standing broad jump test, bridge up test, and handspring test. The study concluded there is a significant contributions of leg muscle power and back flexibility together toward handspring skills. Keywords: Correlation, leg muscle power, muscle power arm, and handspring
1
2
A. PENDAHULUAN Olahraga telah menjadi gejala sosial yang tersebar di seluruh dunia. Olahraga dapat digunakan dan diarahkan untuk berbagai tujuan setiap negara di dunia termasuk Indonesia, untuk menghadapi tantangan untuk meningkatkan dan memelihara kesegaran jasmani warga negaranya. Terlebih lagi negara maju, dimana segala sesuatunya menggunakan alat bantu mesin yang lebih praktis dan efisien. Apabila hal tersebut terus berlangsung dan tanpa adanya gerak dari tubuh manusia berkurang yang akan membuat tubuh menjadi kaku. Oleh karena itu, diperlukan latihan tubuh berbentuk olahraga yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan dengan memperhatikan prinsip-prinsip latihan yang mendasarinya. Latihan tubuh yang diciptakan dengan sengaja, disusun secara sistematik, dan dilakukan secara sadar dengan tujuan membentuk dan mengembangkan pribadi secara harmonis dikenal dengan sebutan senam. Sebagaimana dikemukakan oleh Nenggala (2006 : 72) bahwa senam adalah “latihan tubuh yang dipilih dan dikonstruk dengan sengaja, dilakukan secara sadar dan berencana, disusun secara sistematis dengan tujuan meningkatkan kesegaran jasmani mangembangkan keterampilan, dan menanamkan nilai-nilai mental spiritual.” Saat ini senam biasa digunakan orang untuk rekreasi, relaksasi atau menenangkan pikiran, biasanya ada yang melakukannya di rumah, di tempat fitness, di gymnasium maupun di sekolah. Senam merupakan aktivitas fisik yang dilakukan baik sebagai cabang olahraga tersendiri maupun sebagai latihan untuk cabang olahraga lainnya. Berlainan dengan cabang olahraga lain umumnya yang mengukur hasil aktivitasnya pada obyek tertentu, senam mengacu pada bentuk gerak yang dikerjakan dengan kombinasi terpadu dan menjelma dari setiap bagian anggota tubuh dari komponen-komponen kemampuan motorik, seperti kekuatan, kecepatan, keseimbangan, kelentukan, agilitas, dan ketepatan. Dengan koordinasi yang sesuai dan tata urutan gerak yang selaras akan terbentuk rangkaian gerak artistik yang menarik Senam sangat penting untuk pembentukan kelenturan tubuh yang menjadi arti penting bagi kelangsungan hidup manusia. Senam ada berbagai macam, diantaranya senam lantai, senam hamil, senam aerobik, senam pramuka, Senam Kesegaran Jasmani (SKJ), dan lain-lain. Gerakan dalam olahraga senam banyak macamnya, di antaranya adalah handspring (handstand) dan kayang. Handspring adalah gerakan yang dibuat dari sikap membungkuk kemudian mengangkat kedua kaki tepat rapat ke atas dengan kedua tangan menumpu di lantai, sedangkan kayang merupakan latihan pembentukan sikap dasar pada handspring, caranya yaitu kedua tangan dan kaki berada di lantai kemudian tubuh diangkat/dilentingkan.
3
Wisahati dan Teguh Santosa (2010:101) mengemukakan bahwa, “Handspring atau lenting tangan adalah gerakan dengan awalan lari dengan melecutkan kedua kaki ke depan atas dengan sumber gerakan pinggang setelah kedua tangan bertumpu di atas matras.” Untuk melakukan kegiatan tersebut diperlukan komponen kondisi fisik yang prima salah satunya power (daya tahan). Komponen kondisi fisik yang berkaitan terhadap keterampilan handspring antara lain power otot tungkai. Badriah (2002 : 24) mengemukakan bahwa power adalah “kemampuan otot atau sekelompok otot melakukan kontraksi secara eksplosif dalam waktu yang sangat singkat.” Power otot tungkai sangat diperlukan pada saat pelaksanaan handspring, dimana tubuh yang diangkat ke atas dengan bertumpu pada kedua kaki, terutama pada saat melakukan tolakan dan pendaratan. Disamping power, fleksibilitas sangat berperan terhadap keterampilan handspring. Menurut Sajoto (1995 : 9) fleksibilitas adalah “efektivitas seseorang dalam menyesuaikan diri untuk segala aktivitas dengan pengukuran tubuh yang luas. Hal ini akan sangat mudah ditandai dengan tingkat fleksibilitas persendian pada seluruh permukaan tubuh.” Dengan demikian, fleksibilitas merupakan unsur kesegaran fisik yang berpengaruh terhadap keterampilan handpsring, dimana berperan dalam hal elastisitas gerakan yang bersumbu pada arculatsio abdominalis. Fleksibilitas yang dimaksud adalah fleksibilitas punggung. Penjelasan di atas membuktikan bahwa, power otot tungkai dan fleksibilitas punggung merupakan komponen kondisi fisik yang dominan pada cabang olahraga senam dan memerlukan latihan yang cukup intensif. Namun ini menjadi salah satu masalah bagi atlet yang tidak memiliki power otot tungkai dan fleksibilitas punggung yang baik akibat kurangnya latihan dan kurangnya informasi mengenai cara-cara melatih gerakan handspring. Hal ini berdampak pada saat melakukan handspring, dimana seseorang tidak mampu ketika melakukan tolakan, menahan berat badan dengan kedua tangan, dan mendarat dengan sempurna menggunakan kedua kaki. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti mengenai sejauhmana kontribusi power otot tungkai dan fleksibilitas punggung terhadap keterampilan handspring, dan hasilnya penulis tuangkan dalam bentuk karya ilmiah dengan judul : “Kontribusi Power Otot Tungkai dan Fleksibilitas Punggung terhadap Keterampilan Handspring.” Untuk memperoleh data, penulis menggunakan subjek penelitian mahasiswa Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (PJKR) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Siliwangi Tasikmalaya angkatan 2013.
4
B. METODOLOGI PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Dalam penelitian ini penulis menggunakan variabel bebas dan variabel terikat, dimana variabel bebas kesatu (X1) adalah power otot tungkai, variabel bebas kedua (X2) adalah fleksibilitas punggung, dan variabel terikat (Y) adalah keterampilan handspring. Penulis dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data yaitu studi lapangan (field research) dengan cara melaksanakan observasi dan serangkaian tes serta studi kepustakaan. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka alat pengumpul datanya adalah berupa pengukuran tes power otot tungkai, tes fleksibilitas punggung, dan tes handspring. Populasi dan sampel penelitian ini adalah mahasiswa putra PJKR FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya angkatan 2013 kelas D, E, dan F sebanyak 96 orang. Sampel diambil menggunakan teknik purposive sampling sebanyak 15 orang. Langkah-langkah yang penulis lakukan dalam penelitian ini yaitu menetapkan metode penelitian, menentukan populasi serta memilih dan menetapkan sampel, mempersiapkan instrumen penelitian, mengadakan tes, mengolah dan menganalisis data serta melakukan pengujian hipotesis, mengambil kesimpulan, dan pelaporan hasil penelitian. Dalam penelitian ini, untuk mengolah dan menganalisis data menggunakan rumusrumus statistik, dengan langkah-langkah yaitu : 1. Mengubah skor rata-rata dari masing-masing variabel tes 2. Menghitung standar deviasi atau simpangan baku 3. Menghitung variansi dari masing-masing variabel tes 4. Mencari nilai korelasi antar variabel 5. Menguji signifikansi korelasi tunggal 6. Mencari nilai korelasi berganda (multiple correlation) 7. Menguji kebermaknaan korelasi berganda 8. Mencari kontribusi dari tiap variabel X terhadap variabel Y digunakan rumus determinasi Sehubungan metode yang digunakan yaitu metode deskriptif, maka pengambilan data hanya dilakukan melalui satu kali tes. Pengambilan data ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 8 Maret 2014 bertempat di GOR Mashud Wisnusaputra di Jl. Siliwangi Kotak Pos 24 Tasikmalaya Kota Tasikmalaya.
5
C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Deskripsi Data Data penelitian ini diperoleh melalui serangkaian pengukuran (tes), yaitu tes power otot tungkai (X1), tes fleksibilitas punggung (X2), dan tes keterampilan handspring (Y). Tes tersebut dilakukan pada 20 orang sampel penelitian. Adapun data dari ketiga butir tes tersebut penulis deskripsikan pada tabel berikut ini. Tabel 1. Data Hasil Penelitian
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Nama Sampel REZA EGI RIJAL ANTO RIO AJIS PAHMI BAYU YOSEP DEWI A. HADI DADANG RIDWAN RUDI PALAH
Skor X1 Power Otot Tungkai (cm) 210 160 235 237 231 253 253 260 250 270 250 270 281 225 271
Skor X2 Fleksibilitas Punggung (cm) 46 60 38 70 70 56 74 60 70 72 48 70 73 42 53
Skor Y Tes Handspring 6,50 6,80 6,50 6,10 5,60 7,50 6,80 7,80 8,50 7,81 6,80 7,70 8,60 5,10 6,80
Agar data hasil penelitian sebagaimana pada tabel di atas memberi makna, maka data tersebut diolah dan dianalisis dengan pendekatan statistik. Langkah dalam pengolahan dan analisis data adalah mencari nilai rata-rata (mean) dan standar deviasi dari masing-masing tes, hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 2. Hasil Penghitungan Nilai Rata-rata dan Standar Deviasi Variabel Tes
Rata-rata
Standar Deviasi
1. Tes Power Otot Tungkai
243,73
30,25
2. Tes Fleksibilitas Punggung
60,13
12,31
3. Tes Keterampilan Handspring
6,99
1,00
6
2. Pengujian Persyaratan Analisis Untuk mengetahui nilai korelasi antara ketiga butir tes, maka dilakukan pengujian korelasi. Butir-butir atau variabel-variabel tes yang akan diuji korelasinya adalah power otot tungkai terhadap keterampilan handspring, fleksibilitas punggung terhadap keterampilan handspring, dan power otot tungkai dengan fleksibilitas punggung. Berdasarkan hasil penghitungan korelasi dari ketiga butir tes tersebut, maka hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 3. Hasil Penghitungan Interkorelasi Variabel Tes
Power otot tungkai dengan keterampilan handspring Fleksibilitas punggung dengan keterampilan handspring Power otot tungkai dengan fleksibilitas punggung
Nilai (r)
Kategori thitung
ttabel
Hasil
0,72
Tinggi
3,77 2,16
Signifikan
0,57
Sedang
2,51 2,16
Signifikan
0,49
Sedang
2,03 2,16
Tidak Signifikan
Untuk menafsirkan nilai korelasi, penulis berpedoman pada interprestasi nilai korelasi menurut Surakhmad (1998 : 302) sebagai berikut : Sampai 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,699 0,70 – 0,899 0,90 – 1,000
: : : : :
Korelasi yang rendah sekali Korelasi yang rendah tapi ada Korelasi yang sedang Korelasi yang tinggi Korelasi yang tinggi sekali
Berdasarkan Tabel 3 dan interprestasi nilai korelasi di atas, dapat dilihat bahwa antara power otot tungkai mempunyai hubungan yang signifikan dengan keterampilan handspring, dimana nilai korelasinya adalah 0,72 dan termasuk kategori tinggi. Antara fleksibilitas punggung dengan keterampilan handspring terdapat hubungan yang signifikan dengan nilai korelasi sebesar 0,57 dan termasuk kategori sedang. Kemudian antara power otot tungkai dengan fleksibilitas punggung mempunyai hubungan yang tidak signifikan, dimana nilai korelasinya adalah 0,49 dan termasuk kategori sedang. Selanjutnya untuk mengetahui bagaimana hubungan antara power otot tungkai dan fleksibilitas punggung secara bersama-sama terhadap keterampilan handspring, maka penulis melakukan pengolahan dan analisis data menggunakan rumus korelasi berganda (multiple correlation), dengan rumus:
7
Ry1.2 =
ry12
ry 22
2 ry1 x ry 2 x r1.2 2 1 r1.2
Adapun penghitungan korelasi dari ketiga butir tes tersebut adalah sebagai berikut : Ry1.2 =
=
=
(0,72)2
0,5184
(0,57)2
2 x (0,72) x (0,57) x (0,49) 1 (0,49)2
0,3249 0,4022 1 0,2401
0,4411 0,7599
= 0,76 Power Otot Tungkai ry1 = 0,72
r1.2 = 0,49
Ry1.2 = 0,76
Keterampilan Handspring
ry2 = 0,57 Fleksibilitas Punggung
Perhitungan di atas menunjukkan bahwa power otot tungkai dan fleksibilitas punggung secara bersama-sama memiliki hubungan yang kuat dengan keterampilan handspring, yang dibuktikan dengan nilai korelasi sebesar 0,76 dan termasuk kategori tinggi. 3. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan untuk membuktikan apakah hipotesis penelitian diterima atau ditolak. Oleh karena itu, hipotesis penelitian yang penulis ajukan perlu dibuktikan kebenarannya. Sesuai dengan hipotesis yang diajukan, maka penulis akan menguji hipotesis tersebut menggunakan pendekatan statistik signifikan korelasi berganda dengan rumus sebagai berikut :
8
R2 F=
1 R
k
2
, dimana k = 2 dan (n – k – 1) = (15 – 2 – 1) = 12.
n k 1 Kriteria pengujian hipotesis adalah terima hipotesis nol (H0) jka Fhitung lebih kecil dari Ftabel pada α = 0,05 dan tolak dalam hal lainnya. Adapun hasil penghitungan signifikan korelasi berganda dari ketiga butir tes tersebut adalah sebagai berikut: 0,76 2
F=
2 1 0,76
2
15 2 1
0,5776 =
2 1 0,5776 12
=
0,2888 0,0352
= 8,20 Dari penghitungan di atas, ternyata hasil membuktikan bahwa nilai Fhiutng sebesar 8,20 lebih besar dari nilai Ftabel pada α = 0,05 dengan dk = (2;12), yaitu 3,88. Dengan demikian, hipotesis yang penulis ajukan terbukti dan hipotesis nol (H0) ditolak. Hal ini berarti bahwa power otot tungkai dan fleksibilitas punggung secara bersama-sama mempunyai kontribusi positif dan signifikan terhadap keterampilan handspring. Selanjutnya untuk mencari persentase dukungan dari power otot tungkai dan fleksibilitas punggung terhadap keterampilan handspring, penulis melakukan perhitungan dengan menggunakan rumus determinasi, dan hasilnya adalah sebagai berikut : a. Power otot tungkai terhadap handspring
= 0,722 x 100% = 51,84%
b. Fleksibilitas punggung terhadap handspring
= 0,572 x 100% = 32,49%
c. Gabungan keduanya terhadap handspring
= 0,762 x 100% = 57,76%
d. Lainnya
= 100% – 57,76% = 42,24%
4. Pembahasan Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis terhadap data hasil penelitian dan sesuai dengan hipotesis yang penulis ajukan, maka hasil penelitian tersebut dapat penulis bahas sebagai berikut. a. Hipotesis pertama yang menyatakan, “Terdapat kontribusi yang berarti dari power otot tungkai terhadap keterampilan handspring mahasiswa PJKR FKIP Universitas Siliwangi
9
Tasikmalaya angkatan 2013” hasilnya hipotesis diterima dan termasuk kategori tinggi, dimana nilai korelasinya adalah 0,72. Diterimanya hipotesis ini diduga disebabkan power otot tungkai sangat diperlukan pada saat menolakkan kaki dan mengangkat kedua tungkai ke atas. Tanpa dukungan power otot tungkai yang kuat, maka akan kesulitan dalam mengayunkan dan mengangkat kedua tungkai ke atas saat posisi badan terbalik serta ketika melakukan pendaratan. Dengan demikian, maka power otot tungkai berpengaruh terhadap keterampilan handspring. Hal ini didukung oleh hasil penghitungan determinasi yang hasilnya sebesar 51,84%. b. Hipotesis kedua menyatakan, “Terdapat kontribusi yang berarti dari fleksibilitas punggung terhadap keterampilan handspring mahasiswa PJKR FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya angkatan 2013”, hasilnya hipotesis diterima dimana nilai korelasi yang diperoleh yaitu sebesar 0,57 termasuk dalam kategori sedang. Diterimanya hipotesis tersebut diduga disebabkan dalam melakukan gerakan handpsring akan terjadi gerakan persendian punggung untuk dapat lentur guna menggulung badan ke depan. Fleksibilitas punggung sangat dibutuhkan oleh atlet senam, dimana fleksibilitas dominan lebih dominan digunakan untuk membuat suatu rangkaian, demikian juga halnya pada sikap handpsring. Tanpa adanya fleksibilitas punggung yang baik, maka hasil gerakan yang dilakukan kurang sempurna atau tidak sama sekali terjadi gerakan handpsring yang sebenarnya. Dengan demikian, maka fleksibilitas punggung berpengaruh terhadap keterampilan handspring. Hal ini didukung oleh hasil penghitungan determinasi yang hasilnya sebesar 32,49%. c. Hipotesis ketiga yaitu, “Terdapat kontribusi yang berarti dari power otot tungkai dan fleksibilitas punggung secara bersama-sama terhadap keterampilan handspring mahasiswa PJKR FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya angkatan 2013”, hasilnya hipotesis diterima dan termasuk kategori tinggi, dimana nilai korelasinya adalah 0,76. Diterimanya hipotesis ketiga ini disebabkan oleh kedua komponen ini secara bersama-sama sangat mendukung terhadap cabang olahraga senam, khususnya dalam melakukan gerakan handspring. Hal ini terbukti berdasarkan hasil penghitungan determinasi, hipotesis ini mendapat dukungan sebesar 57,76% sedangkan sisanya sebesar 42,24% merupakan dukungan faktor lain, diantarannya faktor teknik, mental, kondisi fisik, dan sebagainya. Berdasarkan hasil tersebut, maka power otot tungkai dan fleksibilitas punggung merupakan satu kesatuan antara komponen kondisi fisik dan teknik yang tidak dapat dipisahkan dalam gerakan handspring. Baik power otot tungkai maupun fleksibilitas punggung merupakan komponen kondisi fisik yang harus dilatih secara terus menerus,
10
sehingga intensitas latihannya cukup berat dan tinggi. Dengan intensitas tersebut, kemungkinan terjadinya cidera baik pada lengan maupun kaki sangat besar apa dalam proses latihannya tidak memperhatikan prinsip-prinsip latihan.
D. SIMPULAN Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data hasil penelitian, yang diperoleh melalui pengukuran (tes) power otot tungkai, power otot lengan, dan keterampilan handspring, penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut : 1. Terdapat kontribusi yang berarti dari power otot tungkai terhadap keterampilan handspring mahasiswa PJKR FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya angkatan 2013. 2. Terdapat kontribusi yang berarti dari fleksibilitas punggung terhadap keterampilan handspring mahasiswa PJKR FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya angkatan 2013. 3. Terdapat hubungan yang sangat berarti power otot tungkai dan fleksibilitas punggung secara bersama-sama terhadap keterampilan handspring mahasiswa PJKR FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya angkatan 2013.
E. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta.
Jakarta :
Badawi, Muhammad. (2011). Kontribusi Kekuatan Otot Lengan dan Bahu dan Panjang Lengan dengan Hasil Servis Atas Bolavoli Pada Siswa Putera Kelas Atas SD Negeri Surotrunan, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen Tahun Ajaran 2010/2011. Skripsi. Yogyakarta : FIK UNY, tidak diterbitkan. Badirah, Dewi L. (2002) Fisiologi Olahraga dalam Perspektif dan Praktik. Pustaka Ramadhan.
Bandung :
Hadi, Sutrisno. (1984). Metodologi Research. Jilid I. Yogyakarta : Andi Offset. Harsono. (2001). Latihan Kondisi Fisik. Yogyakarta : Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta. Nazir, Moh. (1999). Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia. Nenggala, Asep K. (2006). Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Jakarta : Grafindo Media Pratama. Nurhasan dan Abdul Narlan. (2001). Tes dan Pengukuran Olahraga. Diktat. Bandung, FPOK–IKIP.
11
Iip. (2010). Kontribusi Fleksibilitas Punggung dan Power Otot Tungkai terhadap keterampilan Handspring. Skripsi. Tasikmalaya, PJKR FKIP Unsil, tidak dipublikasikan. Sajoto, M. (1995). Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Semarang : Dahara Prize. Surakhmad, Winarno. (1998) Pengantar Penelitian Ilmiah : Dasar, Metode, dan Teknik. Bandung : Tarsito. Wisahati, Aan S. dan Teguh Santosa (2010). Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan untuk SMP/MTs Kelas IX. Jakarta : Pusat Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional.