HUBUNGAN ANTARA POWER OTOT TUNGKAI DAN POWER OTOT LENGAN DENGAN KECEPATAN RENANG GAYA CRAWL 50 METER (Studi Deskriptif pada Mahasiswa Putra Angkatan 2012/2013 PJKR FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya)
FIKI SETIYADI 102191462
Dibawah bimbingan : H. Abdul Narlan, M.Pd. dan H. Doddy A. Hidayat, S.Pd.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SILIWANGI TASIKMALAYA 2014
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara power otot tungkai dan power otot lengan dengan kecepatan renang gaya crawl 50 meter menggunakan metode deskriptif. Populasi dan sampel adalah mahasiswa putra angkatan 2012/2014 PJKR FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya sebanyak 140 orang yang tersebar di delapan kelas. Sampel diambil menggunakan teknik purposive sampling sebanyak 20 orang Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes standing broad jump, tes two hand medicine ball put, dan tes renang gaya crawl 50 meter. Penelitian ini menyimpulkan terdapat hubungan yang berarti antara power otot tungkai dan power otot lengan secara bersama-sama dengan kecepatan renang gaya crawl 50 meter. Kata Kunci : Hubungan, power otot tungkai, power otot lengan, dan renang gaya crawl
ABSTRACT This study aims to determine the relationship between leg muscle power and muscle power arm with a speed of 50 meters crawl swimming style using descriptive methods. Population and sample student of PJKR FKIP Siliwangi University Tasikmalaya academicc years 2012/2013 as many 140 people spread over eight classes. Samples were taken using purposive sampling as many as 20 people. Instruments used in this study is the standing broad jump test, two hand medicine ball put test, and crawl style swimming 50 meters test. This study concludes that there is a significant relationship between leg muscle power and muscle power arm together with the speed of 50 meters crawl swimming style. Keywords: Relationships, leg muscle power, muscle power arm, and crawl swimming styles
1
2
A. PENDAHULUAN Olahraga merupakan suatu aktivitas fisik yang bersifat positif yang dapat menyehatkan
jasmani
maupun
rohani
serta
dapat
mendorong,
membina,
serta
mengembangkan potensi jasmani, rohani, dan sosial. Oleh sebab itu, olahraga seharusnya dilakukan oleh umat manusia dan pemerintah harus berperan untuk menjadikan olahraga sebagai ajang kompetisi dan prestasi. Setiap cabang olahraga membutuhkan kondisi fisik yang prima untuk mencapai prestasi yang maksimal, karena kondisi fisik merupakan pondasi dasar pada setiap cabang olahraga. Kondisi fisik merupakan suatu kesatuan utuh dari komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja, baik peningkatan maupun pemeliharaannya Selain itu, kondisi fisik adalah satu prasarat yang sangat diperlukan dalam usaha peningkatan prestasi seorang atlet, bahkan dapat dikatakan sebagai keperluan yang tidak dapat ditunda atau ditawar-tawar lagi. Manusia memiliki alasan yang berbeda-beda dalam melakukan aktivitas olahraga. Menurut Sajoto (1995 : 1) ada empat dasar tujuan manusia melakukan kegiatan olahraga, yaitu : 1. Mereka yang melakukan kegiatan olahraga hanya untuk rekreasi, yaitu mereka yang melakukan olahraga untuk mengisi waktu senggang dilakukan dengan penuh kegembiraan. Jadi segalanya dikerjakan dengan santai dan tidak formal, baik tempat, sasaran maupun peraturannya. 2. Mereka yang melakukan kegiatan olahraga untuk tujuan pendidikan, seperti misalnya anak-anak sekolah yang diasuh oleh guru olahraga. Kegiatan formal tujuannya guna mencapai sasaran pendidikan nasional melalui kegiatan olahraga yang telah disusun melalui kurikulum tertentu. 3. Mereka yang melakukan kegiatan olahraga dengan tujuan mencapai tingkat kesegaran jasmani tertentu. Dalam hal ini mulai dari berbagai ilmu pengetahuan kedokteran, ekonomi, sosial, lingkungan hidup dan lain sebagainya diperhitungkan dan diperhatikan, dikerjakan dengan formal, baik program, sarana maupun fasilitasnya, di bawah asuhan tenaga profesional. 4. Mereka yang melakukan olahraga untuk mencapai sasaran prestasi tertentu. Dari keempat tujuan manusia melakukan kegiatan olahraga yang telah diuraikan di atas, tujuan manusia melakukan olahraga untuk mencapai sasaran suatu prestasi tertentu adalah hal yang paling utama dan yang perlu diperhatikan dalam peningkatan dan pemeliharaannya. Menurut Sajoto (1995 : 7) untuk mencapai suatu prestasi optimal seseorang harus memiliki empat macam kelengkapan, meliputi :
“1) Pengembangan fisik (physical
build up), 2) pengembangan teknik (technical build up), 3) pengembangan mental ( mental build up ), dan 4) kematangan juara.”
3
Pengembangan fisik merupakan salah satu syarat yang sangat dibutuhkan dalam setiap usaha peningkatan prestasi olahragawan. Dalam setiap usaha peningkatan kondisi fisik harus dikembangkan semua komponen yang ada, walaupun dalam pelaksanaan program perlu adanya prioritas untuk menentukan komponen mana yang perlu mendapatkan porsi latihan lebih besar, sesuai dengan olahraga yang ditekuni. Salah satu cabang olahraga yang memerlukan kondisi fisik yang optimal adalah renang. Menurut Nenggala (2006 : 75) renang adalah “olahraga yang paling baik untuk sebagai aktivitas olahraga, karena renang adalah aktivitas yang melibatkan gerak semua organ tubuh baik untuk pertumbuhan kesehatan baik fisik maupun mental berupa ketahanan, kemampuan, dan kecepatan.” Renang merupakan cabang olahraga yang berbeda jika dibandingkan dengan cabang olahraga pada umumnya. Sebagaimana dijelaskan Dwijowinoto (1997 : 2) sebagai berikut : Renang akan berhubungan dengan media air, hal ini sangat berbeda dengan cabangcabang olahraga lain, dimana medianya adalah tanah (lapangan) atau udara di sekitarnya. Olahraga renang tahanan yang dihadapinya adalah air, sedangkan cabang lain lari misalnya, tahanan (hambatan) yang dilawan adalah udara (angin) maka tahanan dalam renang lebih berat dibanding dengan lari. Perenang yang dapat memperkecil tahanan yang dihadapinya akan semakin cepat renangnya. Renang yang biasa dilakukan oleh para perenang, yang juga selalu muncul dalam setiap lomba terdiri dari empat gaya, yang meliputi gaya bebas atau crawl stroke, gaya dada atau breast stroke, gaya kupu-kupu atau butterfly stroke, dan gaya punggung atau back stroke. Keempat gaya tersebut masing-masing mempunyai tingkat kesulitan sendiri-sendiri. Gaya crawl oleh sebagian orang disebut gaya bebas. Sebetulnya istilah ini salah, sebab gaya bebas merupakan nama nomor perlombaan renang, sedangkan gaya crawl merupakan salah satu teknik renang. Pada setiap perlombaan nomor gaya bebas hampir semua perenang memilih gaya crawl maka gaya crawl sering dinamakan gaya bebas. Banyaknya perenang memilih gaya crawl saat mengikuti perlombaan dalam nomor gaya bebas karena gaya crawl merupakan gaya renang tercepat dibandingkan dengan ketiga gaya yang lain ialah gaya dada, gaya punggung dan gaya kupu-kupu. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Setiawan (2004 : 9) yang mengatakan bahwa, “Teknik dasar renang gaya crawl meliputi posisi tubuh, gerakan lengan, gerakan tungkai, gerakan pengambilan nafas dan gerakan koordinasi.” Perenang berprestasi harus memperhatikan teknik dan mekanika renang yang disebutkan secara benar, selain mental, kematangan juara, dan fisik. Sajoto (1995 : menjelaskan sebagai berikut :
8 – 10)
4
Perenang yang berprestasi harus ditunjang oleh kesegaran fisik antara lain kekuatan atau strenght, kecepatan atau speed, daya tahan atau endurance, daya otot atau muscular power, daya lentur atau flexibility, koordinasi atau coordination, kelincahan atau agility, keseimbangan atau balance, ketepatan atau accuracy, reaksi atau reaction. Ada tiga komponen kondisi fisik yang dibutuhkan untuk dapat melakukan unjuk kerja pada olahraga renang, yaitu kekuatan, kecepatan, dan power. Namun demikian, faktor lain yang sangat diperlukan pada olahraga renang adalah power. Power pada umumnya yaitu cardiorespyratory endurance yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan seluruh tubuh untuk selalu bergerak dalam tempo sedang sampai cepat. Menurut Badriah (2002 : 24) power adalah “kemampuan otot atau sekelompok otot melakukan kontraksi secara eksplosif dalam waktu yang sangat singkat. Latihan untuk power dapat diberikan pada minggu 5, 6, dan 7 dalam pre season yaitu musim jauh sebelum pertandingan.” Dalam hal ini, power yang berkaitan dengan olahraga renang gaya bebas adalah power otot tungkai dan otot lengan. Dalam cabang olahraga renang tolak ukur prestasi ditentukan oleh waktu tempuh. Keberhasilan perenang untuk memenangkan suatu perlombaan pada dasarnya berasal dari kecepatan perenang. Kecepatan menurut Sajoto (1995 : 8) adalah “kemampuan seseorang untuk mengerjakan gerakan berkesinambungan dalam bentuk yang sama dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.” Kecepatan perenang adalah hasil dari dua kekuatan. Kedua kekuatan yang dimaksud, yaitu kemampuan perenang untuk menghasilkan daya dorong dan mengurangi hambatan. Kekuatan yang mendorong maju disebut dorongan dan ditimbulkan oleh lengan dan tungkai. Menambah daya dorong dapat dilakukan dengan meningkatkan tenaga dorong yaitu melatih kekuatan otot. Hambatan disebabkan oleh air yang harus dibawanya saat melakukan renang. Untuk mengurangi hambatan dapat dilakukan sesuai dengan bentuk hambatannya. Daya dorong atau dorongan ialah kekuatan yang mendorong perenang maju dan ditimbulkan oleh lengan dan tungkai perenang. Sebenarnya kekuatan ini dilakukan oleh tekanan yang ditimbulkan oleh lengan dan tungkai ketika lengan dan tungkai mendorong air ke belakang. Pada renang gaya bebas gerakan laju ke depan ditentukan oleh anggota tubuh bagian atas berupa gerakan ayunan lengan (stroke) dan gerakan anggota tubuh bagian bawah berupa gerakan menendang (kick) dengan koordinasi gerak yang tepat. Gerakan ayunan lengan dan gerakan menendang oleh kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan terhadap suatu ketahanan dan kekuatan merupakan komponen yang sangat penting dari kemampuan fisik yang ada.
5
Berdasarkan uraian di atas, penulis melakukan suatu penelitian ilmiah dengan mengambil judul “Hubungan antara Power Otot Tungkai dan Power Otot Lengan dengan Kecepatan Renang Gaya Crawl 50 Meter.” Untuk memperoleh data penelitian, penulis menggunakan subjek penelitian yaitu mahasiswa putra angkatan 2012/2013 pada Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (PJKR) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Siliwangi Tasikmalaya.
B. METODOLOGI PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Dalam penelitian ini penulis menggunakan variabel bebas dan variabel terikat, dimana variabel bebas kesatu (X1) adalah power otot tungkai, variabel bebas kedua (X2) adalah power otot lengan, dan variabel terikat (Y) adalah kecepatan renang gaya crawl 50 meter. Penulis dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data yaitu studi lapangan (field research) dengan cara melaksanakan observasi dan serangkaian tes serta studi kepustakaan. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka alat pengumpul datanya adalah berupa pengukuran tes power otot tungkai, tes power otot lengan, dan tes renang gaya crawl 50 meter. Populasi dan sampel penelitian ini adalah mahasiswa putra angkatan 2012/2013 PJKR FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya sebanyak 140 yang tersebar di delapan kelas. Sampel diambil menggunakan teknik purposive sampling sebanyak 20 orang Langkahlangkah yang penulis lakukan dalam penelitian ini yaitu menetapkan metode penelitian, menentukan populasi serta memilih dan menetapkan sampel, mempersiapkan instrumen penelitian, mengadakan tes, mengolah dan menganalisis data serta melakukan pengujian hipotesis, mengambil kesimpulan, dan pelaporan hasil penelitian. Dalam penelitian ini, untuk mengolah dan menganalisis data menggunakan rumusrumus statistik, dengan langkah-langkah yaitu : 1. Mengubah skor rata-rata dari masing-masing variabel tes 2. Menghitung standar deviasi atau simpangan baku 3. Mencari nilai korelasi antar variabel 4. Menguji signifikansi korelasi tunggal 5. Mencari nilai korelasi berganda (multiple correlation) 6. Menguji kebermaknaan korelasi berganda 7. Mencari kontribusi dari tiap variabel X terhadap variabel Y digunakan rumus determinasi
6
Sehubungan metode yang digunakan yaitu metode deskriptif, maka pengambilan data hanya dilakukan melalui satu kali tes. Pengambilan data ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 7 Januari 2014 bertempat di Kolam Renang Mangkubumi Indah Kota Tasikmalaya. Adapun yang menjadi subjek penelitian adalah mahasiswa putra angkatan 2012/13 PJKR FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya, yang beralamat di Jl. Siliwangi Kotak Pos 24 Tasikmalaya.
C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Deskripsi Data Data penelitian ini diperoleh melalui serangkaian pengukuran (tes), yaitu pengukuran power otot tungkai (X1), power otot lengan (X2), dan renang gaya crawl 40 meter (Y). Tes tersebut dilakukan pada 20 orang sampel yaitu mahasiswa putra angkatan 2012/2014 PJKR FKIP Universitas Siliwangi. Adapun data dari ketiga butir tes tersebut penulis deskripsikan pada tabel di bawah ini. Tabel 1. Data Hasil Penelitian
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Nama Sampel Ramdan Mulyadi M. Nur Hasan Agni Herton Lucky Rahman Adang Ismail Dian Nugraha Faisal Rohman Arya Bagus Wili Sanjaya Agus Maulana Aldi Anugrah Firmansyah P. Esa Kurnia Deni Abdul Gani M. Restu Rian F. Dede Aminasir Iman Arisman Wahyu Nurizki Deswan
Skor Tes Power Otot Tungkai (cm) 2,55 1,94 2,35 2,33 1,87 2,33 2,53 2,20 2,21 2,29 2,43 2,44 2,42 2,43 2,54 2,48 1,94 2,30 2,11 2,35
Skor Tes Power Otot Lengan (cm) 4,40 3,50 5,00 4,18 3,90 4,80 3,94 3,85 3,55 5,48 2,91 3,30 4,61 4,78 3,69 4,35 3,63 4,24 3,19 5,80
Skor Tes Renang Gaya Crawl 50 m (dtk) 47.55 62.49 51.84 5.06 69.20 43.12 5305 75.99 79.14 56.92 56.92 49.12 40.58 51.07 64.37 43.70 74.07 51.47 74.97 44.56
7
Agar data hasil penelitian sebagaimana pada tabel di atas memberi makna, maka data tersebut diolah dan dianalisis dengan pendekatan statistik. Langkah dalam pengolahan dan analisis data adalah mencari nilai rata-rata (mean) dan standar deviasi dari masing-masing tes, hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 2. Hasil Penghitungan Nilai Rata-rata dan Standar Deviasi Variabel Tes
Rata-rata
Standar Deviasi
1. Power otot tungkai
229,7
20,3
2. Power otot lengan
415,5
76,1
3. Kecepatan renang gaya crawl
57,16
12,07
2. Pengujian Persyaratan Analisis Selanjutnya, untuk mengetahui nilai korelasi antara ketiga butir tes, maka dilakukan pengujian korelasi. Butir-butir atau variabel-variabel tes yang akan diuji korelasinya adalah power otot tungkai dengan kecepatan renang gaya crawl 50 meter, power otot lengan dengan kecepatan renang gaya crawl 50 meter, dan power otot tungkai dengan power otot lengan. Berdasarkan hasil penghitungan korelasi dari ketiga butir tes tersebut, maka hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 3. Hasil Penghitungan Interkorelasi Variabel Tes
1. Power otot tungkai dengan kecepatan renang gaya crawl 50 meter 2. Power otot lengan dengan kecepatan renang gaya crawl 50 meter. 3. Power otot tungkai dengan otot lengan
Nilai Kategori thitung ttabel (r)
Hasil
0,56
Sedang
2,87 2,10
Signifikan
0,62
Sedang
3,33 2,10
Signifikan
0,19
Rendah Sekali
0,83 2,10
Tidak Signifikan
Untuk menafsirkan nilai korelasi, penulis berpedoman pada interpretasi nilai korelasi menurut Surakhmad (1998 : 302) sebagai berikut : Sampai 0,20 0,21 – 0,40 0,41 – 0,70 0,71 – 0,90 0,91 – 1,00
: : : : :
Korelasi yang rendah sekali Korelasi yang rendah tapi ada Korelasi yang sedang Korelasi yang tinggi Korelasi yang tinggi sekali
8
Berdasarkan Tabel 3 dan interpretasi nilai korelasi di atas, dapat dilihat bahwa power otot tungkai mempunyai korelasi yang signifikan dengan kecepatan renang gaya crawl 50 meter, dimana nilai korelasinya adalah 0,56 dan termasuk kategori sedang. Kemudian antara power otot lengan dengan kecepatan renang gaya crawl 50 meterterdapat korelasi yang signifikan, dengan nilai korelasi sebesar 0,62 dan termasuk kategori sedang. Sedangkan antara power otot tungkai dengan power otot lengan mempunyai korelasi yang rendah sekali (tidak signifikan), dimana nilai korelasinya adalah sebesar 0,19. Selanjutnya untuk mengetahui bagaimana hubungan atau korelasi dari power otot tungkai dan power otot lengan secara bersama-sama dengan kecepatan renang gaya crawl 50 meter, maka penulis melakukan pengolahan dan analisis data menggunakan rumus korelasi berganda (multiple correlation). Adapun penghitungan korelasi dari ketiga butir tes tersebut adalah sebagai berikut :
Power tungkai ry1 = 0,56
Kecepatan renang gaya crawl 50 m
Ry1.2
r1.2 = 0,19
ry2 = 0,62 Power otot lengan
Ry1.2 =
ry12 ry 22 2 ry1 x ry 2 x r1.2 2 1 r1.2
=
(0,56) 2 (0,62) 2 2 x (0,56) x (0,62) x (0,19) 1 (0,19) 2
=
0,3364 0,3844 0,13194 1 0,0361
=
0,5889 0,9639
= 0,78
9
Perhitungan di atas menunjukkan bahwa power otot tungkai dan power otot lengan secara bersama-sama memiliki hubungan dengan kecepatan renang gaya crawl 50 meter, dengan nilai korelasi sebesar 0,78 dan termasuk kategori tinggi.
3. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan untuk membuktikan apakah hipotesis penelitian diterima atau ditolak. Oleh karena itu, hipotesis penelitian yang penulis ajukan perlu dibuktikan kebenarannya. Sesuai dengan hipotesis yang diajukan, maka penulis akan menguji hipotesis tersebut menggunakan pendekatan statistik signifikansi korelasi berganda dengan rumus sebagai berikut :
R2 F =
k
2
(1 R ) (n k 1)
Dimana k = 2 dan (n – k – 1) = (20 – 2 – 1) = 17 Kriteria pengujian hipotesis adalah terima hipotesis nol (Ho) jika Fhitung lebih kecil dari Ftabel pada = 0,05 dan tolak dalam hal lainnya. Adapun hasil perhitungan signifikansi korelasi berganda dari ketiga butir tes tersebut adalah sebagai berikut : (0,78) 2 F =
2 2
(1 0,78 ) (20 2 1)
0,6084 =
2 (1 0,6084) 17
=
0,3042 0,02304
= 13,20 Dari perhitungan di atas, ternyata hasilnya membuktikan bahwa nilai Fhitung lebih besar dari nilai Ftabel pada = 0,05. Dengan demikian, hipotesis penelitian yang penulis ajukan terbukti atau hipotesis nol (Ho) ditolak. Hal ini berarti bahwa power otot tungkai dan power otot lengan secara bersama-sama mempunyai korelasi yang sangat berarti dengan kecepatan renang gaya crawl 50 meter.
10
Selanjutnya untuk mencari persentase dukungan dari power otot tungkai dan power otot lengan terhadap kecepatan renang gaya crawl 50 meter, penulis melakukan perhitungan dengan menggunakan rumus determinasi, dan hasilnya adalah sebagai berikut : 1. Power otot tungkai terhadap kecepatan renang
= 0,562 x 100% = 31,36%
2. Power otot lengan terhadap kecepatan renang
= 0,622 x 100% = 38,44%
3. Gabungan keduanya terhadap kecepatan renang = 31,36% + 38,44% = 69,80% 4. Lainnya
= 100% – 69,80% = 30,20%
4. Pembahasan Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis terhadap data hasil penelitian dan sesuai dengan hipotesis yang penulis ajukan, maka hasil penelitian tersebut dapat penulis bahas sebagai berikut : 1. Hipotesis pertama yang menyatakan, “Terdapat hubungan yang berarti antara power otot tungkai dengan kecepatan renang gaya crawl 50 meter mahasiswa putra angkatan 2012/2013 PJKR FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya” hasilnya terbukti dan dapat diterima, dimana nilai kontribusinya berdasarkah hasil uji determinasi adalah sebesar 36,36%. Diterimanya hipotesis tersebut diduga disebabkan dalam olahraga renang gaya crawl, power otot tungkai sangat dominan pada saat melakukan ayunan kaki, di mana gerakan kaki yang efisien tidak akan menimbulkan efek samping terhadap gerakan lainnya sehingga renang akan stabil dan cepat. Hal ini didukung pula oleh hasil uji korelasi yaitu sebesar 0,56 yang termasuk dalam kategori korelasi sedang. 2. Hipotesis kedua yang menyatakan, “Terdapat hubungan yang berarti antara power otot lengan dengan kecepatan renang gaya crawl 50 meter mahasiswa putra angkatan 2012/2013 PJKR FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya” hasilnya terbukti dan dapat diterima, dimana nilai kontribusinya berdasarkah hasil uji determinasi adalah sebesar 38,44%. Diterimanya hipotesis tersebut diduga disebabkan dalam cabang olahraga renang gaya crawl, power otot lengan sangat dibutuhkan saat melakukan ayunan dan kayuhan yang membutuhkan kekuatan dan kecepatan untuk menghasilkan daya dorong sehingga renang menjadi cepat. Hal ini didukung pula oleh hasil uji korelasi yaitu sebesar 0,62 yang termasuk dalam kategori korelasi sedang. 3. Hipotesis ketiga yaitu : “Power otot tungkai dan power otot lengan secara bersama-sama memiliki hubungan yang berarti dengan kecepatan renang gaya crawl 50 meter mahasiswa putra angkatan 2012/2013 PJKR FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya” hasilnya hipotesis diterima, meskipun nilai korelasi sebesar 0,78 yang termasuk kategori tinggi.
11
Diterimanya hipotesis ketiga ini disebabkan power otot tungkai dan power otot lengan merupakan komponen kondisi fisik yang cukup besar pengaruhnya dalam olahraga renang, meskipun power otot tungkai dan power otot lengan yang dimiliki setiap perenang berbeda-beda. Berdasarkan hasil penghitungan determinasi, hipotesis ini mendapat dukungan sebesar 69,80%, sedangkan sisanya sebesar 30,20% merupakan dukungan faktor lain seperti faktor mental, taktik, dan faktor eksternal perenang lainnya. Dari serangkaian pengolahan dan analisis data yang penulis lakukan, maka hubungan antara power otot tungkai dan power otot lengan dengan kecepatan renang gaya crawl 50 meter sangat erat. Power otot lengan berfungsi sebagai pendayung, sedangkan power otot tungkai diperlukan oleh perenang untuk menghasilkan daya dorong dan mengurangi hambatan. Hal ini menunjukkan bahwa power otot tungkai dan power otot lengan merupakan dua hal yang tak terpisahkan dalam olahraga renang. Dengan bentuk fisik badan yang ditunjang dengan power otot tungkai dan power otot lengan yang memadai memungkinkan seorang perenang mampu melakukan kemampuan renang gaya crawl dengan baik dan cepat.
D. SIMPULAN Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data hasil penelitian, yang diperoleh melalui pengukuran power otot lengan, power otot tungkai, dan kecepatan renang gaya crawl 50 meter, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut : 1. Terdapat hubungan yang berarti antara power otot tungkai dengan kecepatan renang gaya crawl 50 meter mahasiswa putra angkatan 2012/2013 PJKR FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya. 2. Terdapat hubungan yang berarti antara power otot lengan dengan kecepatan renang gaya crawl 50 meter mahasiswa putra angkatan 2012/2013 PJKR FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya. 3. Power otot tungkai dan power otot lengan secara bersama-sama memiliki hubungan yang berarti dengan kecepatan renang gaya crawl 50 meter mahasiswa putra angkatan 2012/2013 PJKR FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya.
E. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi Baru. Jakarta : Rineka Cipta. Badirah, Dewi L. (2002) Fisiologi Olahraga dalam Perspektif dan Praktik. Pustaka Ramadhan.
Bandung :
12
Dwijowinoto, Kasiyo (1997). Renang, Pengembangan Pengajaran Teknik dan Taktik. Semarang : IKIP Semarang Press. Harsono. (2001). Latihan Kondisi Fisik. Yogyakarta : Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta. Indik. (1997). Didaktik Metodik Renang. Bandung : FPOK IKIP Bandung. Nenggala, Asep K. (2006). Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Jakarta : Grafindo Media Pratama. Nurhasan, dan Abdul Narlan. (2001). Tes dan Pengukuran Pendidikan Olahraga. Diktat. Bandung : FPOK–IKIP. Poerwadarminta, W.J.S. (1976). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : PN Balai Pustaka. Priatna, Jaka. (2010). Kontribusi Power otot Lengan dan Power Tungkai terhadap Kecepatan Renang Gaya Bebas. Skripsi. Tasikmalaya : PJKR FKIP Unsil, tidak dipublikasikan. Sajoto, M. (1995). Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Semarang : Dahara Prize. Setiawan, Tri Tunggal. (2004). Renang Dasar I. Semarang : Universitas Negeri Semarang Press. Surakhmad, Winarno. (1998) Pengantar Penelitian Ilmiah : Dasar, Metode, dan Teknik. Bandung : Tarsito.