PENGARUH PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) DALAM MENUNJANG PROFESIONALISME GURU IPS (Studi Kasus Pada Guru IPS SMP Se-Kecamatan Sawangan Depok Jawa Barat)
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh APRIAN SYARIF HIDAYAT 1111015000084
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015
ABSTRAK Aprian Syarif Hidayat (NIM: 111101500084). Pengaruh Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Terhadap Profesionalisme Guru IPS (Studi Kasus pada Guru IPS SMP Se- Kecamatan Sawangan Jawa Barat).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jalannya program pendidikan dan latihan profesi guru (PLPG), seberapa besar profesionalisme guru IPS, dan apakah ada pengaruh antara pendidikan dan latihan profesi guru (PLPG) dengan profesionalisme guru IPS. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan FebruariMei 2015 di SMP se-Kecamatan Sawangan Depok Jawa Barat. Metode yang diguakan adalah metode kuantitatif. Tekhnik pengambilan sampel yaitu dengan metode sampel jenuh. Instrumen penelitian menggunakan angket dengan bentuk pilihan ganda. Teknik korelasi yang digunakan adalah product moment. Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini bahwa terjadi hubungan antara pendidikan dan latihan profesi guru dengan profesionalisme guru IPS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai r hitung sebesar 0,707 dan termasuk dalam kategori sedang. Dari hasil pengujian diperoleh F sebesar 11.116 dengan tingkat signifikansi (sig) sama dengan atau lebih kecil dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh antara Pendidikan dan Latihan Profesi Guru dengan profesionalisme guru IPS, dengan R square sebesar 49.9%. Dengan demikian terdapat hubungan yang kuat antara pendidikan dan latihan profesi guru dengan profesionalisme guru IPS di SMP se-Kecamatan Sawangan Depok Jawa Barat.
Kata Kunci: PLPG, Profesionalisme Guru IPS, Pendidikan dan Pelatihan
ABSTRACT Aprian
Syarif
Hidayat
(NIM:
111101500084).
The
Correlation
of
Professional Teacher Education and Training (PTET) Toward Social Science Teachers’ Professionalism (A Case Study on Social Science Teachers in Junior High School at Sawangan District, West Java).
The study is aimed to determine the sustainability of Professional Teacher Education and Training (PTET) Program, the measurement of teachers’ professionalism, the correlation of Professional Teacher Education and Training (PTET) toward social science teachers’ professionalism. The study was conducted on February – May 2015 in Junior High School throughout the district of Sawangan – Depok, West Java. The method used in the study is quantitative method. The sampling technique method was saturated sample method. Questionnaire in multiple choice form is used as the research instrument. Product moment is the correlation technique used in the study. The research finding is there is a correlation between Professional Teacher Education and Training Program and Social Science teachers’ professionalism. The research finding shows that the value of r is 0,707 and it is included in moderate category. The value of F gained 11.116 from the test result with the significance level = 0,05 or < 0,05. On the other word, there is a correlation between Professional Teacher Education and Training Program and Social Science teachers’ professionalism with the value of R square 49.9%. So, there is a correlation between Professional Teacher Education and Training Program and Social Science teachers’ professionalism in Junior High School throughout the district of Sawangan – Depok, West Java.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahim Assalaamu’alaikum Wr.Wb Alhamdulillahirabbil’alamin puji syukur pada Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Dalam Menunjang Profesionalisme Guru IPS”. Shalawat beriring salam untuk tuntunan dan suri tauladan Rasulullah Shallallahu„alaihiwasallam beserta keluarga dan sahabat beliau yang senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai Islam yang sampai saat ini dapat dinikmati oleh seluruh manusia di penjuru dunia. Skripsi ini merupakan salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Pendidikan S1 (S.Pd) pada Program Studi Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis meyakini dalam penilitian ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan mulai dari penyusunan proposal skripsi hingga penulisan laporan skripsi ini. Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak, sehingga pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa hormat penulis menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya bagi semua pihak yang telah memberikan bantuan moril maupun materil baik langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai, terutama kepada yang saya hormati:
i
ii
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, rektor Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Dr. Iwan Purwanto,
M.Pd, Ketua Jurusan/Program Studi
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. 4. Dr. Abdul Rozak, M.Si dan Neng Sri Nuraeni, M.Pd selaku pembimbing penyusunan skripsi yang telah banyak meluangkan waktunya dan motivasinya untuk peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini. 5. Seluruh dosen Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah memberikan sumbangsihnya berupa ilmu dan pengalaman. 6. Seluruh staff dan pegawai Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 7. Seluruh Sekolah Menengah Pertama Kecamatan Sawangan Kota Depok Jawa Barat yang telah memberikan izin dan informasi yang berguna bagi penulis. 8. Teristimewa kepada Orang Tua penulis, Madanih dan Rosiah yang selalu
mendoakan,
memberikan
motivasi,
kasih
sayang,
pengorbanan baik dari segi moril, materil kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 9. Kakak-kakak penulis, Hikma warda dan Hidayat serta keponakan satu-satunya Rafaifa Asyillah yang memberikan dorongan dan semangat kepada penulis. 10. Teman-teman seperjuangan Pendidikan IPS angkatan 2011, terutama Sigit “Kubal” Dawson, Asif “Jamet” Putra, Imam “ Jubleg” Munandar, dan Muslih “Acih” Udin yang telah menemani dan memotivasi dalam penyelesaian skripsi ini. 11. Motivator Pribadi, Fatikah Suryani yang tanpa henti selalu memberikan dukungan dan semangat.
iii
12. Semua pihak yang telah membantu penulis baik moril maupun materil yang penulis tidak dapat sebutkan satu persatu. Penulis menyadari masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis sangat terbukan terhadap kritik dsan saran yang membangun demi perbaikan di masa yang akan datang. Demikian
semoga
Allah
SWT
membalas
semua
kebaikan
dan
kebijakannya. Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan mempunyai nilai yang berguna bagi pembacanya.
Jakarta, Oktober 2015
Aprian Syarif Hidayat
DAFTAR ISI Daftar Isi...........................................................................................................
iv
Daftar Tabel .....................................................................................................
vii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ A. Latar Belakang .....................................................................................
1
B. Identifikasi Masalah .............................................................................
7
C. Pembatasan Masalah ............................................................................
7
D. Perumusan Masalah .............................................................................
7
E. Tujuan Penelitian .................................................................................
8
F. Manfaat Penelitian ...............................................................................
8
BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR A. Kajian Teori 1. Hakikat Pendidikan dan Latihan Profesi Guru.........................
9
a. Pengertian Pendidikan dan Pelatihan ...........................
9
b. Tujuan Pendidikan dan Latihan Profesi Guru ..............
16
c. Penyelenggaraan Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 16 d. Materi Pendidikan dan Latihan Profesi Guru...............
19
2. Pengertian Profesionalisme Guru .............................................
21
a. Kompetensi Pedagogis .................................................
24
b. Kompetensi Profesional ...............................................
30
c. Kompetensi Kepribadian ..............................................
32
d. Kompetensi Sosial........................................................
33
3. Ciri-Ciri Guru Profesional........................................................
35
4. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial ............................................
37
B. Penelitian Yang Relevan ......................................................................
38
C. Kerangka Berfikir.................................................................................
41
iv
v
D. Pengajuan Hipotesis .............................................................................
43
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ..............................................................
44
B. Metode Penelitian.................................................................................
44
C. Populasi dan Sampel ............................................................................
45
D. Tekhnik Pengolahan Data ....................................................................
45
1. Survei/Angket ..........................................................................
45
2. Studi Dokumentasi ...................................................................
46
E. Instrument Penelitian ........................................................................... 1. Definisi Konseptual ..................................................................
46
2. Definisi Operasional.................................................................
46
a. Pendidikan Dan Latihan Profesi Guru .........................
46
b. Profesionalisme Guru IPS ............................................
47
3. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian .................................................
47
F. Tekhnik Analsis Data ...........................................................................
51
1. Tahap Pra Lapangan .................................................................
51
2. Tahap Editing dan Scoring .......................................................
51
3. Tahap Analisis Data .................................................................
52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ....................................................................................
54
1. Deskripsi Objek Penelitian .......................................................
54
a. Deskripsi Kota Depok ..................................................
54
b. Deskripsi Kecamatan Sawangan ..................................
56
c. Profil SMP Se-Kecamatan Sawangan ..........................
58
2. Karakteristik Responden ..........................................................
71
a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ..
71
b. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir ........................................................................
72
vi
c. Karakteristik Responden Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan ....................................................................
73
d. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Mengajar 3. Deskripsi Variabel Penelitian
73
a. Variabel Pendidikan dan Latihan Profesi Guru ............
74
b. Variabel Profesionalisme Guru IPS..............................
78
4. Uji Persyaratan Analisis ...........................................................
81
a. Uji Normalitas ..............................................................
81
1) Variabel PLPG..................................................
81
2) Variabel Profesionalisme Guru IPS..................
82
b. Uji Validitas..................................................................
83
c. Analisis Reliabilitas Tes ...............................................
87
B. Pengajuan Hipotesis dan Pembahasan .................................................
88
1. Pengujian Hipotesis ..................................................................
88
2. Pembahasan ..............................................................................
90
a. Pendidikan dan Latihan Profesi Guru ..........................
91
b. Profesionalisme guru IPS .............................................
91
c. Pengeruh PLPG Terhadap Profesionalisme Guru IPS .
91
BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan ..........................................................................................
93
B. Saran .....................................................................................................
94
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
95
LAMPIRAN ..............................................................................................................
99
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Perbadingan Antara Pendidikan dan Pelatihan ................................
13
Tabel 2.2 Rambu-Rambu Struktur Kurikulum Pendidikan Dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Smp/Smp-Lb .................................................................
17
Tabel 2.3 Dimensi IPS Dalam Kehidupan Manusia ........................................
38
Tabel 2.4 Kerangka Berfikir ............................................................................
40
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Penilitian Pengaruh PLPG Dalam Menunjang Profesionalisme Guru IPS ................................................................................
48
Tabel 3.2 Skor Jawaban Angket.......................................................................
52
Tabel 3.3 Nilai Proporsi Dalam Persen ............................................................
53
Tabel 4.1 Data Sekolah Smp Se-Kecamatan Sawangan ..................................
58
Tabel 4.2 Karakteristik Guru berdasarkan Jenis Kelamin ...............................
71
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan .............
72
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan ........................................................................................................
73
Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Mengajar...................
73
Tabel 4.6 Skor Variabel PLPG ........................................................................
75
Tabel 4.7 Kategori Pendidikan Dan Pelatihan Profesi Guru............................
77
Tabel 4.8 Skor Variabel Profesionalisme Guru IPS ........................................
79
Tabel 4.9 Kategori Profesionalisme Guru IPS .................................................
80
Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas Variabel PLPG .............................................
82
Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas Variabel Profesionalisme Guru....................
83
vii
viii
Tabel 4.12 Validitas Variabel Pendidikan dan Latihan Profesi Guru ..............
83
Tabel 4.13 Validitas Variabel Profesionalisme Guru ......................................
85
Tabel 4.14 Realibilitas PLPG ...........................................................................
87
Tabel 4.15 Realibilitas Profesionalisme Guru IPS ...........................................
88
Tabel 4.16 Variables Entered/Removed ..........................................................
88
Tabel 4.17 ANOVA .........................................................................................
89
TABEL 4.18 Coefficients ................................................................................
89
Tabel 4.19 Model Summary.............................................................................
90
Tabel 4.20 Pedoman Interpretasi Koefesiensi Korelasi ...................................
92
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian. Sebab orang yang pandai berbicara dalam bidang-bidang tertentu, belum dapat disebut sebagai guru. Untuk menjadi guru diperlukan syarat-syarat khusus, apalagi sebagai guru yang profesional yang harus mengusai selukbeluk pendidikan dan pengajaran dengan berbagai ilmu pengetahuan. Guru diakui sebagai sebuah profesi di dalam pendidikan Indonesia ketika setelah dikeluarkannya Undang-Undang No 14 Tahun 2005 tentang Undang-Undang Guru dan Dosen. Bukan hanya itu Peraturan Pemerintah (PP) No 74 tahun 2008 tentang Guru dan Peraturan Mentri pendidikan nasional No 18 Tahun 2007 tentang sertifikasi guru dalam jabatan memerlukan adanya penyelenggaraan sertifikasi profesi melaui penilaian portofolio atau melalui pendidikan profesi yang diadakan oleh LPTK yang telah di tetapkan pemerintah.1 Salah satu komponen pendidikan yang sangat penting dalam rangka pelaksanaan rencana strategis tersebut adalah guru. Guru merupakan komponen pendidikan yang sangat menentukan dalam membentuk wajah pendidikan di Indonesia.2 Tuntutan yang besar tersebut sepenuhnya sesuai dengan kondisi tenaga pendidik yang ada. Kualifikasi akademik dan kompetensi guru masih jauh dari standar dengan apa yang diharapkan. Tidak hanya akademik, kualifikasi kompetensi guru juga belum seperti yang diharapkan.
1
Republik Indonesia, UU RI No 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Gufran, dkk., “pelaksanaan PLPG Sebagai Wahana Pengembangan dan Audit Kompetensi Dalam Sertifikasi Guru Bidang Kejuruan,” jurnal Ekonomi dan Pendidikan, vol 34 No, 2, Yogyakarta, 2011, h, 116 2
1
2
Era globalisasi sekarang ini, pendidikan menjadi faktor utama dan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Dalam pendidikan yang ada sekarang ini, guru merupakan pelaku utama dan memegang peran yang sangat strategis dalam dunia pendidikan. Guru mempunyai tanggung jawab sebagai agen perubahan prilaku, sosial, pola pikir dan sikap untuk merubah manusia menuju kehidupan yang lebih baik. Dalam memenuhi tugas dan tanggung jawab yang dimiliki oleh seorang guru, mereka dituntut mempunyai kompetensi dan keterampilan yang baik. Yang dimaksud dengan kompetensi adalah kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh PNS, berupa pengentahuan, keterampilan, dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya.3 Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.4 Dipertegas
kembali
melalui
Peraturan
Menteri
Pendidikan
Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, guru harus memiliki kompetensi yang meliputi kompetensi sosial, kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik dan kompetensi profesionalisme.5 Namun, kenyataannya di lapangan guru seringkali ditemukan tidak memiliki penuh kompetensi yang seharusnya dimiliki untuk menjalankan tugas-tugasnya dalam pendidikan. Sehingga pembelajaran kurang efektif dan tidak jarang tujuan dari pembelajaran tidak tercapai. Ini menyebabkan mutu pendidikan menjadi sangat rendah.
3
Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah RI No 100 Tahun 2000 Tentang Pengangkatan Pegawai Negri Sipil Dalam Jabatan Struktural, Penjelasan Pasal 5e 4 Republik Indonesia, UU RI No 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, Pasal 1 5 Republik Indonesia, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru l, No. 16 Th. 2007
3
Rendahnya mutu pendidikan di Indonesia merupakan bayangan dari rendahnya kualitas sistem pendidikan nasional. Banyak faktor yang mempengaruhi mutu pendidikan di Indonesia. Rendahnya kesejahteraan guru menjadi alasan yang paling mendasar dari rendahnya mutu pendidikan nasional. Bukan rahasia lagi gaji seorang guru hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, sehingga tidak ada tambahan dana untuk melanjutkan pendidikan. Selain kesejahteraan guru yang rendah, kualitas tenaga pendidik juga menjadi sorotan utama. Rendahnya profesionalitas kompetensi guru secara umum semakin membuat laju perkembangan pendidikan belum mencapai tujuannya. Jika guru mutu rendah, maka mereka akan sulit berkompetensi dengan guru yang lebih bermutu. Di tingkat taman kanak-kanak berdasarkan data pendidikan nasional Depdiknas 2007/2008, sekitar 88 persen tak layak menjadi guru karena tingkat pendidikannya yang tidak layak. Di tingkat SMP sekitar 29,33 persen dan di SMA sekitar 15,25 persen.6 Kurang adanya keinginan dan kemauan dari tenaga pendidik untuk mengembangkan diri dalam segi pengetahuan dan kompetensi telah berdampak langsung terhadap mutu pendidikan yang semakin tertinggal jauh dari negara-negara lain. Berdasarkan data DitJen PMPTK bahwa, “ hingga 2007 tercatat baru 16,57% guru SD berkualifikasi S-1 dan guru SMP sebanyak 61,31%. Di jenjang menengah, guru SMA yang berkualifikasi akademik S-1 sebanyak 83,34% dan SMK sebanyak 77,53%.7 Dengan kualifikasi tersebut maka tujuan pendidikan nasional akan sangat sulit tercapai, karena masih banyak guru yang belum memiliki kualifikasi akademik yang diharapkan.
6
Jejen Musfah. Penigkatan Kompetensi Guru. (Jakarta:PRENADA MEDIA GROUP, 2011), h. 5. 7 Ibid., h. 4
4
Pendidikan yang baik akan tercapai apabila para guru memiliki kemampuan dan keterampilan untuk menjalankan fungsi dan tugasnya. Guru harus diberi pelatihan – pelatihan dan kursus untuk mengembangkan dan memperluas wawasan, pengetahuan dan keterampilannya. Selain itu, untuk mencapai mutu pendidikan yang di inginkan banyak cara yang harus dilakukan. Salah satunya dengan cara memberikan program-program pendidikan seperti pelatihan, seminar dan kursus yang akan sangat membantu guru mengembangkan kompetensi guru itu sendiri. Dengan pendidikan yang di ikuti, guru dapat mengembangkan dan memperluas
wawasan
dan pengetahuannya
sehingga
guru dapat
menjalankan tugasnya secara profesional. Definisi guru profesional menurut UU RI No 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.8. Dengan kata lain guru profesional adalah orang yang terlatih, terdidik dan bertanggung jawab serta memiliki pengalaman di dunia pendidikan. Sehingga guru dapat mengerjakan tugas sebagaimana mestinya. Guru sebagai aktor utama dalam pendidikan haruslah mempunyai pengalaman di bidanganya, karena tuntutan tugas untuk guru tidaklah mudah. Untuk memenuhi tuntutan sebagai guru yang profesional, guru harus memiliki kualifikasi sebagai pendidik dengan cara mengikuti pelatihan dari institusi formal.
8
Republik Indonesia, UU RI No 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, Pasal 1
5
Salah satu cara meningkatkan kompetensi guru yaitu melalui Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG). PLPG adalah cara untuk mengembangkan sumber daya guru terutama untuk mengembangkan segi pengetahuan serta keterampilan guru agar sesuai dengan tuntutan lembaga pendidikan yang ada. PLPG diharapkan mampu mencetak guru-guru yang profesional dan kompeten di bidangnya. Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) adalah serangkaian dari sertifikasi guru dalam jabatan setelah melalui proses penilaian portofolio dan tidak lolos dalam penilaian tersebut, maka seorang guru peserta sertifikasi yang tidak lolos penilaian portofolio harus mengikuti Pendidikan Dan Latihan Profesi Guru (PLPG).9 Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru, pelaksanaan sertifikasi bagi guru dalam jabatan dilakukan dengan dua cara yaitu uji kompetensi melalui penilaian portofolio dan pemberian sertifikasi pendidik secara langsung bagi guru yang memenuhi persyaratan.10 Peserta sertifikasi melalui penilaian portofolio yang belum mencapai skor minimal kelulusan, diharuskan untuk melengkapi portofolio atau mengikuti Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) yang diakhiri dengan ujian. Artinya pendidikan dan pelatihan profesi guru diperuntukan bagi mereka yang tidak lulus sertifikasi melalui portofolio. Tujuan diadakannya pendidikan dan pelatihan profesi guru adalah untuk
meningkatkan
kompetensi,
profesionalisme,
memantapkan
penguasaan dan kemampuan guru dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 dan menentukan kelulusan guru peserta sertifikasi. 11
9
R, Pendidikan dan Latihan Profesi Guru, Depok, 07 Februari 2015. Republik Indonesia, PP RI nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru 11 Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan Indonesia, Sertifikasi Guru Dalam Jabatan buku 4. 2014, h.4 10
6
Dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan utama dari PLPG adalah meningkatkan kompetensi dan profesionalisme guru peserta sertifikasi yang belum mencapai batas minimal skor kelulusan pada penilaian portofolio serta menentukan kelulusan peserta sertifikasi guru melalui uji tulis dan uji kinerja di akhir PLPG. Sesuai dengan UU RI No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa Sertifikat kompetensi diberikan oleh penyelenggara pendidikan dan lembaga pelatihan kepada peserta didik dan warga masyarakat sebagai pengakuan terhadap kompetensi untuk melakukan pekerjaan tertentu setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang terakreditasi atau lembaga sertifikasi.12 Pengakuan profesional bagi tenaga pendidik khususnya guru dapat dibuktikan melalui setifikasi pendidik berupa sertifikat pendidik. Sertifikat pendidik di dapatkan melalui pendidikan dan pelatihan profesi bagi guru prajabatan. Sedangkan guru dalam jabatan diperoleh melalui penilaian portofolio atau pemberian sertifikat langsung. Adapun latar belakang penelitian ini adalah karena rendahnya kualitas guru di depok. seperti yang dikatakan oleh sekretaris Komisi D DPRD Kota Depok Agnes Marlyn Pantow menilai kualitas guru di Kota Depok, Jawa Barat, rendah. Akibatnya, mutu pendidikan di Kota Depok sulit untuk ditingkatkan.13 Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, penulis tertarik melakukan penelitian dan menulisnya dalam bentuk skripsi yang
berjudul:
PROFESI
“PENGARUH GURU
PENDIDIKAN
(PLPG)
DALAM
DAN
LATIHAN
MENUNJANG
PROFESIONALISME GURU IPS”
12
Republik Indonesia, UU RI No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Pasal 61 13
http://news.okezone.com/read/2008/02/19/1/84674/kualitas-guru-di-depok-rendah, diakses 30 Maret 2015, jam 08.37 WIB
7
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan oleh penulis diatas, maka masalah yang di identifikasi adalah sebagai berikut: 1.
Program PLPG berjalan kurang efektif.
2.
Kompetensi profesionalisme guru IPS masih rendah.
3.
Program PLPG masih kurang membantu dalam menumbuhkan profesionalisme guru IPS.
4.
Kurangnya pengaruh Pendidikan dan Latihan Profesi Guru dalam menunjang profesionalisme guru IPS.
5.
Banyak Faktor yang mempengaruhi rendahnya profesionalisme guru IPS.
C. Pembatasan Masalah Agar penelitian ini terarah dan tidak ada keraguan dalam penafsiran, maka peneliti menjadikan fokus penelitian menjadi ruang lingkup
penelitian
adalah
Pengaruh
PLPG
dalam
menunjang
profesionalisme guru IPS (Studi pada Guru IPS SMP se-Kecamatan Sawangan Depok Jawa Barat). D. Perumusan Masalah Didasarkan pada identifikasi dan pembatasan masalah yang telah di kemukakan, maka rumusan masalah yang diajukan untuk penelitian ini adalah: 1. Bagaimana Pengaruh PLPG dalam menunjang profesionalisme guru IPS (Studi pada Guru IPS SMP se-Kecamatan Sawangan Depok Jawa Barat)? E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengetahui jalannya program pendidikan dan latihan profesi guru. 2. Mengetahui profesionalisme guru IPS yang telah mengikuti PLPG. 3. Mengetahui pengaruh Pendidikan dan Latihan Profesi Guru dalam menunjang profesionalisme guru IPS.
8
F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah: 1.
Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk para guru bahwa mengembangkan profesionalisme guru adalah suatu kebutuhan dan juga keharusan.
2.
Manfaat Praktis a. Bagi Sekolah Penelitian ini berguna untuk mengetahui tingkat profesionalisme guru IPS yang telah mengikuti PLPG. b. Bagi Peneliti Untuk memberikan wawasan pengetahuan bagaimana pengaruh Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) dalam menunjang profesionalisme guru IPS. c. Bagi LPTK Untuk memberikan masukan untuk bahan evaluasi dari program Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) dalam menunjang Profesionalisme Guru IPS.
BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR A. Kajian Teori 1. Hakikat Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) a. Pengertian Pendidikan dan Pelatihan Menurut UU RI No 20 Tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.1 Dalam banyak kajian tentang pendidikan sering kita dengar tentang pendidikan seumur hidup atau lifelong education. Pendidikan seumur hidup adalah prinsip pendidikan yang menyatakan bahwa pendidikan seumur hidup sebagai tujuan atau ide formal untuk pengorganisasian dan perstrukturan pengalaman pendidikan.2 Pendidikan merupakan salah satu cara untuk meningkatakan pengetahuan, keterampilan individu. Pendidikan dapat terjadi dimana saja dan kapan saja. Kegiatan pendidikan juga membutuhkan waktu yang panjang, karena tidak mudah untuk mengembangkan kemampuan tersebut. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, pendidikan adalah proses mengubah sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui cara pengajaran dan pelatihan; proses, cara, perbuatan mendidik.3
1
Republik Indonesia, UU RI No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional,
2
Rulam Ahmadi, Pengantar Pendidikan, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), h. 127 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ed. 4, cet-1, (Jakarta: Gramedia Pusta Utama, 2008), h.
Pasal 1 3
326.
9
10
Pendidikan merupakan hal yang wajib dipenuhi oleh setiap individu. Karena hanya pendidikan lah individu ataupun kelompok dapat berkembang kearah yang benar. Tentunya dengan pendidikan yang baik pula arah yang dituju akan tercapai. Menurut Noor Syam pendidikan adalah sebagai aktifitas dan usaha manusia untuk meningkatkan kepribadian dengan jalan membina potensi pribadinya, yaitu rohani (pikir, karsa, rasa, cipta, dan budi nurani) dan jasmani (panca indra dan keterampilan).4 Menurut La Belle pendidikan dipandang sebagai difusi sikap, informasi, dan keterampilan belajar yang diperoleh dari partisipasi sederhana dalam program-program berbasis masyarakat, merupakan sebuah komponen fundamental dalam usaha perubahan sosial mikro.5 Sementara pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara merupakan proses pembudayaan yakni suatu usaha memberikan nilai-nilai luhur kepada generasi baru dalam masyarakat yang tidak hanya bersifat pemeliharaan tetapi juga dengan maksud memajukan serta memperkembangkan kebudayaan menuju ke arah keluhuran hidup kemanusiaan.6 Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta didik, untuk mencapai tujuan pendidikan, yang berlangsung dalam lingkungan tertentu.7 Dalam pengertian yang agak luas, pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan.8
4
Rulam Ahmadi, Pengantar Pendidikan, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), h. 37. Ibid., h. 34 6 http://langkahkebebasan.blogspot.com/p/edukasi.html diakses 14 oktober 2014, jam 14.00 WIB 7 Nana Syaodih Sukmadinata,”Landasan Psikologi Proses Pendidikan”, cet-4, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2007), h.3 8 Muhibbin Syah,”Psikologi Pendidikan dengan pendekatan baru”, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014), h.11 5
11
Dari beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah kegiatan yang harus di ikuti oleh setiap individu manusia
atau
kelompok
untuk
membina
dan
mengembangkan
keterampilan, pengetahuan dan tata prilaku dengan maksud memajukan dan Mengembangkan kebudayaan manusia ke arah yang diharapkan. Setiap pendidikan pasti mempunyai tujuan. Tujuan ini biasanya menyangkut kepentingan peserta didik sendiri, kepentingan masyarakat dan tuntutan lapangan kerja. Tujuan pendidikan menurut UNESCO, pada 2015 ada enam tujuan pendidikan yang disepakati secara internasional untuk memenuhi kebutuhan belajar semua anak, ramaja, dan orang dewasa. 1) Tujuan pertama: memperluas dan meningkatkan perawatan dan pendidikan anak usia dini yang komprehensif, terutama bagi anak-anak yang paling rentan dan kurang beruntung. 2) Tujuan kedua: memastikan bahwa menjelang tahun 2015, semua anak khususnya anak perempuan, anakanak dalam keadaan sulit dan mereka yang termasuk etnis minoritas, memilik akses ke pendidikan dasar lengkap, gratis, dan wajib dengan kualitas yang baik. 3) Tujuan ketiga: memastikan kebutuhan belajar semua anak muda dan orang dewasa terpenuhi melalui akses yang adil terhadap pembelajran yang tepat dan program keterampilan hidup. 4) Tujuan keempat: mencapai 50 persen perbaikan dalam tingkat keaksaraan dewasa menjelang tahun 2015 tertama bagi perempuan, dan akses yang adil pada pendidikan dasar dan berkelanjutan bagi semua orang dewasa. 5) Tujuan kelima: menghapus disparitas gender dalam pendidikan dasar dan menengah pada 2005 dan mencapai kesetaraaan gender dalam pendidikan pada 2015 dengan fokus jaminan bagi perempuan atas akses penuh dan sama pada prestasi dalam pendidikan dasar dengan kualitas yang terbaik.
12
6) Tujuan keenam: meningkatkan semua aspek kualitas pendidikan dan memastikan keunggulan semua sehingga hasil pembelajaran yang diakui dan terukur dicapai oleh semua, terutama dalam keaksaraan, berhitung, dan keterampilan hidup yang penting.9 Upaya untuk mencapai maksud dan tujuan dari pendidikan tersebut, mutu guru haruslah di tingkatkan. Harus diadakan supervisi pendidikan dengan cara pemberian layanan bantuan profesional kepada guru untuk meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan tugas-tugas pengelolaan proses pembelajaran. Salah satu upaya yang di gunakan adalah melalui sertifikasi guru. Dengan adanya sertifikasi guru diharapkan mutu guru dan layanan pendidikan semakin maksimal. Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan dosen. Sertifikat pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru dan dosen sebagai tenaga profesional.10 Program sertifikasi guru pada dasarnya memberikan harapan yang tinggi untuk peningkatan mutu pendidikan nasional, bahwa para guru yang benar-benar memenuhi persyaratan akan dapat lulus sertifikasi. Mereka yang lulus dikategorikan sebagai pendidik profesional, sehingga diharapkan mutu pendidikan di Indonesia meningkat karena memiliki tenaga pendidik yang kompeten. Sertifikasi ini dilakukan oleh LPTK Rayon. Jika ada peserta sertifikasi yang belum lulus direkomendasikan untuk melakukan kegiatan mandiri
untuk
memenuhi
kekurang
persyaratan,
atau
mengikuti
Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG). Pendidikan dan latihan profesi guru (PLPG) ini sangatlah penting untuk membangun sumber daya manusia yang berkecimpung di dunia pendidikan. Selain itu akan sangat berguna untuk menghasilkan tenaga pendidik yang profesional di bidangnya. 9
Rulam Ahmadi, Pengantar Pendidikan, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), h. 42. Republik Indonesia, UU RI No 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, Pasal 1
10
ayat10
13
Salah satu syarat di profesi guru dalam undang-undang guru dan dosen adalah memiliki kualifikasi akademik yang relevan dengan mata pelajaran yang di ajarkannya. Dengan demikian diharapkan tidak akan ada lintas disiplin ilmu dalam mengajar. Tabel 2.1 Perbadingan Antara Pendidikan dan Pelatihan11 Aspek
Pendidikan
Pelatihan
Pengembangan
Menyeluruh
Khusus
kemampuan Jangka
waktu Long term
Short term
pelakasanaan Materi yang diberikan Penekanan
Lebih umum
metode Conventional
Lebih khusus Inconventional
belajar Penghargaan
akhir Gelar
Sertifikat
proses Area Kemampuan
Kognitif, afektif
Psikomotor
Kesimpulan yang dapat diambil dari tabel diatas adalah pelatihan yang merupakan bagian dari suatu pendidikan juga, tetapi memiliki pengertian yang berbeda. Walaupun berbeda dalam pengertian, pendidikan dan pelatihan tetap memiliki tujuan yang sama. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia pelatihan mempunyai kata dasar latih yang artinya ajar. Sedangkan pelatihan adalah adalah proses, cara perbuatan melatih; kegiatan atau pekerjaan melatih.12
11
Lamria Rouli Marbun, “gambaran Sistem Literatur Pendidikan dan Pelatihan,” Skripsi FKM Universitas Indonesia, 2009 12 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ed. 4, cet-1, (Jakarta: Gramedia Pusta Utama, 2008), h. 794
14
Menurut Siagian bahwa perbedaan antara pengembangan dan pelatihan pada intinya yaitu pelatihan yang dimaksudkan untuk membantu kemampuan para pekerja dalam melaksanakan tugas sekarang atau dengan kata lain, pelatihan adalah suatu bentuk investasi jangka pendek, pengembangan lebih berorientasi pada produktifitas para pekerja dimasa depan atau pengembangan suatu investasi SDM jangka panjang.13 Dapat ditarik kesimpulan bahwa pelatihan adalah salah satu proses dari pendidikan itu sendiri, karena dalam pelatihan terdiri dari proses pemberian ilmu pengetahuan dan keterampilan untuk bekerja dan membangun Sumber daya manusia ke arah yang diharapkan. Selain itu pelatihan juga diharapkan dapat memperbaiki sikap dan mempersiapkan tenaga kerja untuk jabatan yang lebih tinggi. Karena jabatan yang tinggi memerlukan tanggung jawab yang lebih tinggi pula. Secara umum pendidikan dan pelatihan mempunyai tujuan antara lain adalah: 1) Meningkatkan semangat kerja. 2) Pembinaan budi pekerti. 3) Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan YME. 4) Meningkatkan taraf hidup. 5) Meningkatkan kecerdasan. 6) Meningkatkan keterampilan. 7) Meningkatkan derajad dan kesejahteraan. 8) Meningkatkan lapangan kerja. 9) Meratakan pembangunan dan pendapatan.14 Dapat tarik kesimpulan bahwa pendidikan dan pelatihan adalah cara untuk membangun sumber daya manusia yang terlatih agar memiliki pengetahuan, keterampilan dan kecakapan untuk memenuhi kebutuhannya dalam bekerja.
13 14
Medan
Siagian, “Filsafat Administrasi”. (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), h. 82 Mahmun syarif, Peningkatan Kerja PNS Melalui Diklat”, jurnal diklat keagamaan
15
Menurut Wahjosumidjo, arti pendidikan dan pelatihan dapat dirumuskan suatu program kesempatan belajar yang direncanakan untuk menghasilkan anggota, staff demi memperbaiki penampilan seseorang yang telah mendapatkan tugas menduduki jabatan15 Sedangkan manfaat pendidikan dan pelatihan menurut Sondang P. Siagian bagi organisasi, diantaranya: 1) Peningkatan produktivitas organisasi secara keseluruhan. 2) Terwujudnya hubungan yang serasi antara atasan dan bawahan. 3) Terjadi proses pengambilan keputusan yang lebih cepat dan tepat 4) Timbul dorongan pada diri pekerja untuk terus meningkatkan kemampuan kerjanya. 5) Peningkatan kemampuan pegawai untuk mengatasi stress, frustasi dan konflik. 6) Meningkatkan kepuasan kerja. 7) Semakin besar pengakuan atas kemampuan seorang. 8) Mengurangi ketakutan menghadapi tugas-tugas baru dimasa depan.16 Pendidikan dan pelatihan bagi guru sekiranya dilakukan secara terus menerus. Ini dikarenakan guru sebagai ujung tombak pendidikan harus memiliki kompetensi yang maksimal, sehingga proses pembelajaran di sekolah berjalan dengan semestinya yang di harapkan. Pendidikan bagi guru sangatlah dibutuhkan, guru sebagai salah satu Agent of Change dalam pendidikan. Pendidikan dan pelatihan tidak hanya berguna bagi diri sendiri tetapi juga bagi orang banyak. Disinilah
peran
PLPG
dibutuhkan
untuk
meningkatkan
pengetahuan dan wawasan guru dalam menunjang kewajibannya. Selain itu PLPG juga akan menciptakan tenaga didik yang selain berwawasan dan pengetahuan luas juga akan menghasilkan tenaga pendidik yang berketerampilan dan profesional dalam mengemban tugasnya.
15
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik Permasalahannya, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), Cet. Ke-3, h. 381 16 Sondang P. Siagian, Manajemen SDM, (Jakarta: Bumi Aksara, 1999), h. 183
dan
16
b. Tujuan Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) bertujuan untuk meningkatkan kompetensi, profesionalisme, memantapkan penguasaan dan kemampuan guru dalam mengimplementasikan kurikulum 2013, dan menentukan kelulusan guru peserta sertifikasi.17 Pelaksanaan kegiatan berskala nasional seperti sertifikasi guru ini tentunya mempunya tujuan. Adapun tujuan tersebut adalah: 1) Menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajran dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional. 2) Meningkatkan proses dan mutu hasil pendidikan. 3) Meningkatkan martabat guru. 4) Meningkatkan profesionalisme guru.18 Dapat disimpulkan bahwa tujuan di adakannya Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) untuk meningkatkan profesionalisme tenaga kerja. Selain itu untuk mengembangkan kompetensi baik di bidang wawasan, keahlian, kecakapan dan sikap. Karena seorang guru harus memenuhi semua aspek tersebut, dan bukan hanya sebagian saja. c. Penyelenggaraan Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Berdasarkan peraturan penyelenggaraan pendidikan dan latihan profesi guru harus dilakukan sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku, agar berjalan sesuai dengan yang di harapkan. Penyelenggaraan PLPG dilakukan berdasarkan proses baku sebagai berikut. 1) PLPG dilaksanakan oleh LPTK penyelenggara sertifikasi guru dalam jabatan yang telah ditetapkan Pemerintah dan didukung oleh Perguruan Tinggi yang memiliki program studi relevan dengan bidang studi/mata pelajaran guru peserta PLPG. 2) PLPG diselenggarakan selama minimal 10 hari dan bobot 90 Jam Pertemuan (JP), dengan alokasi 22 JP teori dan 68 JP praktik. Satu JP setara dengan 50 menit. 17
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan Indonesia, Sertifikasi Guru Dalam Jabatan buku 4. 2014, h.4 18 Lita Latiana., “Peran Sertifikasi Guru Dalam Meningkatkan Profesionalisme Pendidik,” jurnal Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang, Semarang, h. 2
17
3) Penentuan tempat pelaksanaan PLPG harus memperhatikan kelayakan (representatif dan kondusif) untuk proses pembelajaran. 4) Rombongan belajar (rombel) PLPG diupayakan satu bidang keahlian/mata pelajaran. 5) Satu rombel maksimal 36 orang peserta, dan satu kelompok peer teaching/peer counseling/peer supervising maksimal 12 orang peserta. Dalam kondisi tertentu jumlah peserta satu rombel atau kelompok peer teaching/peer counseling/peer supervising dapat disesuaikan. 6) Satu kelompok peer teaching/peer counseling/peer supervising difasilitasi oleh satu orang instruktur yang memiliki NIA yang relevan termasuk pada saat ujian. 7) PLPG diawali pretest secara tertulis (1 JP) untuk mengukur kompetensi pedagogik dan profesional awal peserta. 8) Pembelajaran dalam PLPG dilakukan dalam bentuk workshop yang didahului dengan penyampaian materi penunjang workshop dengan menggunakan multi media dan multi metode yang berbasis pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM). 9) PLPG diakhiri uji kompetensi dengan mengacu pada rambu-rambu pelaksanaan PLPG. Uji kompetensi meliputi uji tulis dan uji kinerja (ujian praktik).19 Tabel 2.2 RAMBU-RAMBU STRUKTUR KURIKULUM PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) SMP/SMP-LB Standar Kompetensi Lulusan: 1. Memahami karakteristik peserta didik dan mampu merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran yang mendidik. 2. Memiliki kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, berwibawa, dan berakhlak mulia. 3. Menguasai keilmuan, kajian kritis dan pendalaman isi dalam konteks kurikulum sekolah. 4. Mampu berkomunikasi dan bergaul dengan peserta didik, kolega dan masyarakat.20
19
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan Indonesia, Sertifikasi Guru Dalam Jabatan, buku 4. 2014, h.40 20 Ibid.,h, 24
18
No A 1
2
B 1
2
3 C
Materi UMUM Pretest
Pengembangan profesionalitas guru
POKOK Pendalaman materi mata pelajaran yang belum dikuasai oleh sebagian besar guru Model-model pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan, asemen, dan pemanfaatan media di sesuaikan dengan karakteristik perkembangan peserta didik yang mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk meningkatkan pengetahuan, teknologi, dan seni termasuk keimanan, ketaqwaan, dan akhlak mulia. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan penulisan karya ilmiah lainnya WORKSHOP
Teori Praktik 1
Pembinaan guru profesional berbasis karakter meliputi antara lain: (1) citra diri positif, (2) etika, (3) etos kerja, (4) komitmen, dan (5) empati.
3
6
6
Pendalaman materi PTK
2
6 1
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan penulisan karya ilmiah lainny
2
Pengembangan dan pengemasan perangkat pembelajaran
Keterangan
32
Praktik penyusunan rancangan PTK untuk perbaikkan pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pembelajaran Pengembang an dan Pengemasan perangkat pembelajaran (silabus, RPP, bahan ajar, LKS, media pembelajaran, dan instrumen penilaian)
19
D
PRAKTIK PEMBELAJRAN
Pelaksanaan pembelajaran (peer teaching)
E 1 2
UJIAN Tulis Praktek Jumlah JP
30
Satu kelas (lebih kurang 36 peserta), dibuat 3 kelompok dan dilaksanakan secara parallel Tiap peserta tampil 3 kali @ 1 JP Tampilan ke-3 merupakan ujian praktik
4 22
*) 68
Catatan: Pembinaan dan pengembangan kompetensi kepribadian dan sosial guru terintegrasi dalam kegiatan PLPG *) Sudah terintegrasi di D Ujian akhir harus dapat memastikan bahwa peserta telah memenuhi standar kompetensi sebagaimana yang dimaksud dalam Undangundang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen serta Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. PLPG diharapkan tidak hanya mengham-hamburkan dana yang telah di anggarkan. Program PLPG sangat diharapkan menjadi suatu program yang memberikan nilai tambah untuk para guru dan organisasi. d. Materi Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Dalam pendidikan haruslah ada materi yang diberikan, baik berupa standar isi materi, bentuk materi, dan penulis materi. Materi berguna untuk membantu mencapai tujuan yang ingin dicapai. Materi PLPG disusun dengan memperhatikan empat kompetensi guru, yaitu:
20
1) Pedagogik. 2) Profesional. 3) Kepribadian. 4) Sosial. Standardisasi kompetensi dirinci dalam materi PLPG ditentukan oleh LPTK penyelenggara sertifikasi dengan mengacu pada rambu-rambu yang ditetapkan oleh Dirjen Dikti/Ketua Konsorsium Sertifikasi Guru dan hasil need assesment. Materi PLPG dapat berupa buku, diktat, atau modul. Oleh karena pembelajaran dalam PLPG lebih menekankan workshop, sebaiknya bahan ajar dikemas bentuk modul.21 Dalam modul PLPG terdiri dari bab 1 sampai bab 5. Dimana rinciannya adalah sebagai berikut: 1) Bab 1 pendahuluan: deskripsi, prasyarat, petunjuk menggunakan modul, tujuan akhir. 2) Bab 2 kebijakan pengembangan profesi guru : tujuan antara, uraian materi, hakikat guru profesional, guru sebagai profesi, kompetensi guru, tanggung jawab keprofesionalan, kewajiban guru profesional, pengembangan profesional guru, citra diri positif, etika, kode etik guru, etos kerja, komitmen, empati. 3) Bab 3 model dan perangkat pembelajaran: konsep model pembelajaran, klasifikasi model pembelajaran, model pembelajaran ekspositori, model pembelajaran inkuiri, model pembelajaran berbasis masalah, model pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir, model pembelajaran kooperatif, model pembelajaran kontekstual, model pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan, identifikasi kesulitan belajar, cara mengatasi kesulitan belajar, merencanakan program pembelajaran, contoh penerapan pakem dalam pembelajaran ips, lesson study, pengembangan silabus dan rpp, teori dan desain pengembangan pembelajaran, prosedur pengembangan silabus, alokasi waktu, menentukan sumber belajar, menentukan karakter yang diharapkan.
21
Ibid.,, h.5
21
4) Bab 4 penelitian tindakan kelas: materi penelitian tindakan kelas, prinsip penelitian tindakan kelas, a) karakteristik penelitian tindakan kelas, cara memulai ptk, menemukan akar masalah, menyususun hipotesis tindakan, menuliskan judul penelitian, perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, refleksi, pergantian siklus, insrumen penelitian, triangulasi. contoh ptk dapat dilihat di dalam lampiran. 5) Bab 5 ilmu pengetahuan sosial sekolah menengah pertama: pada bab ini terdiri dari materi pembelajar ips smp. mulai dari materi, cara pembelajaran, soal dan kunci jawaban.22 2. Pengertian Profesionalisme Guru Guru dalam kamu besar bahasa Indonesia memiliki arti orang yang pekerjaannya (mata Pencahariannya, profesinya) mengajar.23 Dalam Undang-Undang Guru dan Dosen (pasal 1 ayat 1) dikatakan guru adalah pendidik profesional yang mempunyai tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.24 Sedangkan menurut Mulyasa, istilah guru adalah pendidik yang menjadi tokoh, panutan dan identifikasi para peserta didik dan lingkungannya, karena itulah guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin.25 Dijelaskan juga dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 tahun 2007 telah ditetapkan standar kompetensi pedagogik guru. Standar kompetensi pedagogik guru merupakan kemampuan minimal yang harus dimiliki guru dalam melaksanakan pembelajaran. Dengan adanya kualifikasi dan kompetensi tersebut diharapkan seorang guru menjadi tenaga pendidik dan pengajar yang professional, sehinggga tujuan dari pendidikan nasional dapat tercapai dengan baik.
22
Konsorsium Sertifikasi Guru, PLPG Sertifikasi Guru 2013 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta, 2013 23 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ed. 4, cet-1, (Jakarta: Gramedia Pusta Utama, 2008), h. 469 24 Undang-Undang Guru dan Dosen, UU RI No 14 Tahun 2005…h.2 25 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional. (Bandung : PT Rosda Karya, 2015),hlm 37
22
Guru Ilmu Pengetahuan Sosial pada jenjang SMP/MTs haruslah memiliki kompetensi sebagai berikut: a. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir mata pelajaran IPS baik dalam lingkup lokal, nasional, maupun global. b. Membedakan struktur keilmuan IPS dengan Ilmu-ilmu Sosial. c. Menguasai konsep dan pola pikir keilmuan dalam bidang IPS. d. Menunjukkan manfaat mata pelajaran IPS.26 Dapat di ketahui dari kesimpulan diatas bahwa peran guru dalam proses kemajuan pendidikan sangatlah penting. Guru merupakan salah satu faktor utama bagi terciptanya generasi penerus bangsa yang berkualitas, tidak hanya dari sisi intelektulitas saja melainkan juga dari tata cara berperilaku dalam masyarakat. Profesi adalah sebuah pekerjaan yang digeluti dengan penuh pengabdian dan dedikasi serta dilandasi oleh keahlian atau keterampilan tertentu.27 Dalam kamus besar bahasa Indonesia profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan, keahlian (keterampilan, kejujuran, dsb) tertentu.28 Kata profesionalisme dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah mutu, kualitas, dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau orang yang profesional.29 Profesionalisme dapat diartikan sebagai ”komitmen para anggota suatu profesi untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya dan terusmenerus mengembangkan strategi-strategi yang digunakannya dalam melakukan pekerjaan sesuai dengan profesinya itu”.30
26
Republik Indonesia, Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Tentang Standar Kualifikasi Akademik Dan Kompetensi Guru, No. 16 Th. 2007 27 Marselus R. Payong, Sertifikasi Profesi Guru. (Jakarta: Indeks, 2011), h. 6 28 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ed. 4, cet-1, (Jakarta: Gramedia Pusta Utama, 2008), h. 1104 29 Ibid.,, h.1104 30 Sudarwan Danim, Inovasi Pendidikan dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kependidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2002) h. 23
23
Dr. Sikun Pribadi mendefinisikan Profesi adalah suatu pernyataan atau suatu janji terbuka, bahwa seseorang akan mengabdikan dirinya kepada suatu jabatan atau pekerjaan dalam arti biasa, karena orang tersebut merasa terpanggil untuk menjabat pekerjaan itu.31 Dapat diartikan profesi adalah suatu jabatan yang menuntut keterampilan dan keahlian dari pelakunya, dan keahlian dan keterampilan tersebut hanya bisa di dapatkan melalui pendidikan dan pelatihan. Guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan maksimal. Dengan kata lain, guru profesional adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan baik, serta memiliki pengalaman yang kaya di bidangnya.32 Profesionalisme guru adalah sikap profesional yang berarti melakukan sesuatu sebagai pekerjaan, sebagai profesi dan bukan sebagai pengisi waktu luang atau sebagai hobby belaka, seorang profesional mempunyai keahlian dengan pengetahuan yang dimiliki dalam melayani pekerjaanya.33 Dapat kita tarik kesimpulan bahwa guru yang profesional adalah guru yang melaksankan tugas dengan sebaik baiknya untuk melaksanakan fungsi dan tujuan sekolah dengan kompetensi-kompetensi yang telah di miliki. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata kompetensi adalah (kewenangan) kekuasaan untuk menentukan atau memutuskan sesuatu Hal.34
31
Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Konsep dan Strategi, (Bandung: Mandar Maju,
1991), h. 1 32
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2010), cet 24, h.15 33 Widyaka, dkk., “Evaluasi Program Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Sekolah Menengah PErtama Negri di DInas Pendidikan Kabupaten Kubu Raya”, jurnal tesis pada Program Magister Ilmu Sosial Universitas Tanjungpura Pontianak, Pontianak, 2013, h. 7 34 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ed. 4, cet-1, (Jakarta: Gramedia Pusta Utama, 2008), h. 719
24
Pengertian kemampuan
dan
lain
kompetensi
kewenangan
guru
juga
dapat
dalam
diartikan
sebagai
melaksanakan
profesi
keguruannya.35 Dapat ditarik kesimpulan bahwa kompetensi adalah kemampuan seorang guru dalam menjalankan profesinya yaitu sebagai pengajar. Menurut Undang-undang No 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen menyatakan bahwa guru profesional haruslah memiliki kualifikasi akademi minimal S1 atau D-IV dan memiliki empat standar kommpetensi. 36 a. Kompetensi Pedagogis Peraturan menteri Pendidikan Nasional No. 16 Tahun 2007 tentang standar kualifikasi dan kompetensi guru yang terkait dengan pedagogis adalah:37 1) Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, kultural, emosional, dan intelektual. Indikator yang muncul dalam penguasaan karakteristik peserta didik diantaranya: a) Guru dapat mengidentifikasi karakteristik belajar setiap peserta didik di kelasnya. b) Guru memastikan bahwa semua peserta didik mendapatkan kesempatan yang sama untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran. c) Guru dapat mengatur kelas untuk memberikan kesempatan belajar yang sama pada semua peserta didik dengan kelainan fisik dan kemampuan belajar yang berbeda. d) Guru mencoba mengetahui penyebab penyimpangan perilaku peserta didik untuk mencegah agar perilaku tersebut tidak merugikan peserta didik lainnya. e) Guru membantu mengembangkan potensi dan mengatasi kekurangan peserta didik.
35
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2010),
cet 24, h.4. 36 37
Republik Indonesia, UU RI No 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, Pasal 9 Marselus R. Payong, Sertifikasi Profesi Guru. (Jakarta: Indeks, 2011), h. 28
25
f) Guru memperhatikan peserta didik dengan kelemahan fisik tertentu agar dapat mengikuti aktivitas pembelajaran, sehingga peserta didik tersebut tidak termarginalkan (tersisihkan, diolok-olok, minder, dsb).38 2) Menguasai teori-teori dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik. Indikator
yang
muncul
dalam
penguasaan
prinsip-prinsip
pembelajaran yang mendidik diantaranya: a) Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menguasai materi pembelajaran sesuai usia dan kemampuan belajarnya melalui pengaturan proses pembelajaran dan aktivitas yang bervariasi. b) Guru selalu memastikan tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi pembelajaran tertentu dan menyesuaikan aktivitas pembelajaran berikutnya berdasarkan tingkat pemahaman tersebut. c) Guru dapat menjelaskan alasan pelaksanaan kegiatan/aktivitas yang dilakukannya, baik yang sesuai maupun yang berbeda dengan rencana, terkait keberhasilan pembelajaran. d) Guru menggunakan berbagai teknik untuk memotiviasi kemauan belajar peserta didik. e) Guru merencanakan kegiatan pembelajaran yang saling terkait satu sama lain, dengan memperhatikan tujuan pembelajaran maupun proses belajar peserta didik. f) Guru memperhatikan respon peserta didik yang belum/kurang memahami materi pembelajaran yang diajarkan dan menggunakannya untuk memperbaiki rancangan pembelajaran berikutnya.39 3) Mengembangkan kurikulum
yang terkait dengan mata
pelajaran atau bidang pengembangan yang diampu. Indikator
yang
muncul
dalam
pengembangan
kurikulum
diantaranya: a) Guru dapat menyusun silabus yang sesuai dengan kurikulum.
38
Kementerian Pendidikan Nasional direktorat Jenderal Peningkatan Mutu, Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru(Pk Guru), 2010. H, 44 39 Ibid., 45
26
b) Guru merancang rencana pembelajaran yang sesuai dengan silabus untuk membahas materi ajar tertentu agar peserta didik dapat mencapai kompetensi dasar yang ditetapkan. c) Guru mengikuti urutan materi pembelajaran dengan memperhatikan tujuan pembelajaran. d) Guru memilih materi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, tepat dan mutakhir, sesuai dengan usia dan tingkat kemampuan belajar peserta didik, dapat dilaksanakan di kelas dan sesuai dengan konteks kehidupan sehari-hari peserta didik.40 4) Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik. Indikator yang muncul dalam menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik diantaranya: a) Guru melaksanakan aktivitas pembelajaran sesuai dengan rancangan yang telah disusun secara lengkap dan pelaksanaan aktivitas tersebut mengindikasikan bahwa guru mengerti tentang tujuannya. b) Guru melaksanakan aktivitas pembelajaran yang bertujuan untuk membantu proses belajar peserta didik, bukan untuk menguji sehingga membuat peserta didik merasa tertekan. c) Guru mengkomunikasikan informasi baru (misalnya materi tambahan) sesuai dengan usia dan tingkat kemampuan belajar peserta didik. d) Guru menyikapi kesalahan yang dilakukan peserta didik sebagai tahapan proses pembelajaran, bukan semata-mata kesalahan yang harus dikoreksi. Misalnya: dengan mengetahui terlebih dahulu peserta didik lain yang setuju/tidak setuju dengan jawaban tersebut, sebelum memberikan penjelasan tentang jawaban yg benar. e) Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai isi kurikulum dan mengkaitkannya dengan konteks kehidupan sehari-hari peserta didik. f) Guru melakukan aktivitas pembelajaran secara bervariasi dengan waktu yang cukup untuk kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan usia dan tingkat kemampuan belajar dan mempertahankan perhatian peserta didik. g) Guru mengelola kelas dengan efektif tanpa mendominasi atau sibuk dengan kegiatannya sendiri agar semua waktu peserta dapat termanfaatkan secara produktif. h) Guru mampu menyesuaikan aktivitas pembelajaran yang dirancang dengan kondisi kelas.
40
Ibid., 46
27
i) Guru memberikan banyak kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya, mempraktekkan dan berinteraksi dengan peserta didik lain. j) Guru mengatur pelaksanaan aktivitas pembelajaran secara sistematis untuk membantu proses belajar peserta didik. Sebagai contoh: guru menambah informasi baru setelah mengevaluasi pemahaman peserta didik terhadap materi sebelumnya. k) Guru menggunakan alat bantu mengajar, dan/atau audiovisual (termasuk TIK) untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran.41 5) Memanfaaatkan tekhnologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran. Indikator yang muncul dalam memanfaaatkan tekhnologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran adalah: a) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran yang diampu.42 6) Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik dan mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Indikator yang muncul dalam memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik dan mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya adalah: a) Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mendorong peserta didik mencapai prestasi secara optimal. b) Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mengaktualisasikan potensi peserta didik, termasuk kreativitasnya.43 7) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik. Indikator yang muncul dalam berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik adalah:
41
Ibid., 47 Republik Indonesia, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, No. 16 Th. 2007 43 Ibid. 42
28
a) Guru menggunakan pertanyaan untuk mengetahui pemahaman dan menjaga partisipasi peserta didik, termasuk memberikan pertanyaan terbuka yang menuntut peserta didik untuk menjawab dengan ide dan pengetahuan mereka. b) Guru memberikan perhatian dan mendengarkan semua pertanyaan dan tanggapan peserta didik, tanpa menginterupsi, kecuali jika diperlukan untuk membantu atau mengklarifikasi pertanyaan/tanggapan tersebut. c) Guru menanggapi pertanyaan peserta didik secara tepat, benar, dan mutakhir, sesuai tujuan pembelajaran dan isi kurikulum, tanpa mempermalukannya. d) Guru menyajikan kegiatan pembelajaran yang dapat menumbuhkan kerja sama yang baik antarpeserta didik. e) Guru mendengarkan dan memberikan perhatian terhadap semua jawaban peserta didik baik yang benar maupun yang dianggap salah untuk mengukur tingkat pemahaman peserta didik. f) Guru memberikan perhatian terhadap pertanyaan peserta didik.44 8) Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses hasil belajar. Indikator yang muncul dalam menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses hasil belajar adalah: a) Guru menyusun alat penilaian yang sesuai dengan tujuan pembelajaran untuk mencapai kompetensi tertentu seperti yang tertulis dalam RPP. b) Guru melaksanakan penilaian dengan berbagai teknik dan jenis penilaian, selain penilaian formal yang dilaksanakan sekolah, dan mengumumkan hasil serta implikasinya kepada peserta didik, tentang tingkat pemahaman terhadap materi pembelajaran yang telah dan akan dipelajari. c) Guru menganalisis hasil penilaian untuk mengidentifikasi topik/kompetensi dasar yang sulit sehingga diketahui kekuatan dan kelemahan masing-masing peserta didik untuk keperluan remedial dan pengayaan.
44
Kementerian Pendidikan Nasional direktorat Jenderal Peningkatan Mutu, Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru(Pk Guru), 2010. H, 49
29
d) Guru memanfaatkan masukan dari peserta didik dan merefleksikannya untuk meningkatkan pembelajaran selanjutnya, dan dapat membuktikannya melalui catatan, jurnal pembelajaran, rancangan pembelajaran, materi tambahan, dan sebagainya. e) Guru memanfatkan hasil penilaian sebagai bahan penyusunan rancangan pembelajaran yang akan dilakukan selanjutnya.45 9) Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran. Indikator yang muncul dalam memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran adalah: a) Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk menentukan ketuntasan belajar. b) Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk merancang program remedial dan pengayaan. c) Mengkomunikasikan hasil penilaian dan evaluasi kepada pemangku kepentingan. d) Memanfaatkan informasi hasil penilaian dan evaluasi pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.46 10) Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Indikator yang muncul dalam melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran adalah: a) Melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan. b) Memanfaatkan hasil refleksi untuk perbaikan dan pengembangan pembelajaran dalam mata pelajaran yang diampu. c) Melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dalam mata pelajaran yang diampu.47
45
Ibid., 50 Republik Indonesia, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, No. 16 Th. 2007 47 Ibid. 46
30
b. Kompetensi Profesional Kompetensi profesional telah diamantkan oleh PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional. Secara lebih spesifik menurut Permendiknas No. 16/2007, standar kompetensi di jelaskan dalam lima kompetensi inti. Adalah:48 1) Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. Indikator yang muncul dalam menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu adalah: a) Guru melakukan pemetaan standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk mata pelajaran yang diampunya, untuk mengidentifikasi materi pembelajaran yang dianggap sulit, melakukan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, dan memperkirakan alokasi waktu yang diperlukan. b) Guru menyertakan informasi yang tepat dan mutakhir di dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran. c) Guru menyusun materi, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yang berisi informasi yang tepat, mutakhir, dan yang membantu peserta didik untuk memahami konsep materi pembelajaran.49 2) Menguasai standar kompetensi, dan kompetensi dasar mata pelajaran atau bidang pengembangan yang diampu. Indikator yang muncul dalam menguasai standar kompetensi, dan kompetensi dasar mata pelajaran atau bidang pengembangan yang diampu adalah: a) Memahami standar kompetensi mata pelajaran yang diampu. b) Memahami kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu.
48
Marselus R. Payong, Sertifikasi Profesi Guru. (Jakarta: Indeks, 2011), h. 43 Kementerian Pendidikan Nasional direktorat Jenderal Peningkatan Mutu, Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru(Pk Guru), 2010. h. 56 49
31
c) Memahami tujuan pembelajaran yang diampu.50 3) Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif. Indikator
yang
muncul
dalam
mengembangkan
materi
pembelajaran yang diampu secara kreatif adalah: a) Memilih materi pembelajaran yang diampu sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik. b) Mengolah materi pelajaran yang diampu secara kreatif sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik.51 4) Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif. Indikator yang muncul dalam mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif adalah: a) Melakukan refleksi terhadap kinerja sendiri secara terus menerus. b) Memanfaatkan hasil refleksi dalam rangka peningkatan keprofesionalan. c) Melakukan penelitian tindakan kelas untuk peningkatan keprofesionalan. d) Mengikuti kemajuan zaman dengan belajar dari berbagai sumber.52 5) Memanfaatkan tekhnologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri. Indikator yang muncul dalam memanfaatkan tekhnologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri adalah: a) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam berkomunikasi. b) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk pengembangan diri.53
50
Republik Indonesia, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, No. 16 Th. 2007 51 Ibid. 52 Ibid. 53 Ibid.
32
c. Kompetensi Kepribadian Tugas seorang guru bukan hanya memberikan ilmu bagi siswanya, tetapi juga menjadi teladan dan contoh moral yang ada di masyarakat. Selain itu menjadi seorang guru haruslah memiliki kepribadian yang jujur, berprilaku baik sehingga menjadi teladan bagi para murid-muridnya. Menurut Permendiknas No 16/2007, kemampuan dalam standar kompetensi kepribadian mencakup lima kompetesni utama yakni:54 1) Bertindak sesuai norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia. Indikator yang muncul dalam bertindak sesuai norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia adalah: a) Menghargai peserta didik tanpa membedakan keyakinan yang dianut, suku, adat-istiadat, daerah asal, dan gender. b) Bersikap sesuai dengan norma agama yang dianut, hukum dan sosial yang berlaku dalam masyarakat, dan kebudayaan nasional Indonesia yang beragam.55 2) Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi pesertaa didik dan masyarakat. Indikator yang muncul dalam menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi pesertaa didik dan masyarakat adalah: a) Berperilaku jujur, tegas, dan manusiawi. b) Berperilaku yang mencerminkan ketakwaan dan akhlak mulia. c) Berperilaku yang dapat diteladan oleh peserta didik dan anggota masyarakat di sekitarnya.56 3) Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan wibawa. Indikator yang muncul dalam menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan wibawa adalah: a) Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap dan stabil. 54
Marselus R. Payong, Sertifikasi Profesi Guru. (Jakarta: Indeks, 2011), h. 51 Republik Indonesia, op. cit., No. 16 Th. 2007 56 Ibid. 55
33
b) Menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, arif, dan berwibawa.57 4) Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri. Indikator yang muncul dalam menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri adalah: a) Menunjukkan etos kerja dan tanggung jawab yang tinggi. b) Bangga menjadi guru dan percaya pada diri sendiri. c) Bekerja mandiri secara profesional.58 5) menjungjung tinggi kode etik profesi guru. Indikator yang muncul dalam menjungjung tinggi kode etik profesi guru adalah: a) Memahami kode etik profesi guru. b) Menerapkan kode etik profesi guru. c) Berperilaku sesuai dengan kode etik profesi guru.59 d. Kompetensi Sosial Kompetensi sosial merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru untuk berkomunikasi dengan baik dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali dari peserta didik, dan masyarakat sekitar. Menurut Permendiknas No 16/2007, kemampuan dalam standar kommpetensi sosial mencakup empat kompetensi utama adalah:60 1) Bersikap
inklusif
dan
bertindak
objektif
serta
tidak
diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial. Indikator yang muncul dalam bersikap inklusif dan bertindak objektif serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial adalah:
57
Ibid. Ibid. 59 Ibid. 60 Marselus R. Payong, Sertifikasi Profesi Guru. (Jakarta: Indeks, 2011), h. 61 58
34
a) Bersikap inklusif dan objektif terhadap peserta didik, teman sejawat dan lingkungan sekitar dalam melaksanakan pembelajaran. b) Tidak bersikap diskriminatif terhadap peserta didik, teman sejawat, orang tua peserta didik dan lingkungan sekolah karena perbedaan agama, suku, jenis kelamin, latar belakang keluarga, dan status sosial-ekonomi.61 2) Berkomunikasi secara effektif, empatik, dan santun degan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat. Indikator yang muncul dalam berkomunikasi secara effektif, empatik, dan santun degan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat adalah: a) Berkomunikasi dengan teman sejawat dan komunitas ilmiah lainnya secara santun, empatik dan efektif. b) Berkomunikasi dengan orang tua peserta didik dan masyarakat secara santun, empatik, dan efektif tentang program pembelajaran dan kemajuan peserta didik. c) Mengikutsertakan orang tua peserta didik dan masyarakat dalam program pembelajaran dan dalam mengatasi kesulitan belajar peserta didik.62 3) Beradaptasi di tempat tugas di seluruh wilayah republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial dan buadaya. Indikator yang muncul dalam beradaptasi di tempat tugas di seluruh Indonesia yang memiliki keragaman sosial dan buadaya adalah: a) Beradaptasi dengan lingkungan tempat bekerja dalam rangka meningkatkan efektivitas sebagai pendidik. b) Melaksanakan berbagai program dalam lingkungan kerja untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas pendidikan di daerah yang bersangkutan.63 4) Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.
61
Republik Indonesia, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, No. 16 Th. 2007 62 Ibid. 63 Ibid.
35
Indikator yang muncul dalam berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain adalah: a) Berkomunikasi dengan teman sejawat, profesi ilmiah, dan komunitas ilmiah lainnya melalui berbagai media dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran. b) Mengkomunikasikan
hasil-hasil
inovasi
pembelajaran
kepada komunitas profesi sendiri secara lisan dan tulisan maupun bentuk lain.64 3. Ciri-Ciri Guru Profesional Seorang guru yang telah memiliki sertikat menandakan bahwa dia adalah
seorang
yang
profesional
dan
akan
di
tuntut
tentang
keprofesionalannya tersebut. Profesionalisme guru sangatlah strategis, karena posisi tersebut akan membawa pendidikan kearah yang profesional juga. Menurut Rochman Natawidjaja mengemukakan beberapa kriteria sebagai ciri suatu profesi, yaitu: 1) Ada standar untuk kerja yang baku dan jelas. 2) Ada lembaga pendidikan khusus yang menghasilkan pelakunya dengan program dan jenjang pendidikan yang baku serta memiliki standar akademik yang memadai dan yang bertanggung jawab tentang pengembangan ilmu pengetahuan yang melandasi profesi itu. 3) Ada organisasi (lembaga pendidikan) yang mewadahi para pelakunnya untuk mempertahankan dan memperjuangkan eksistensi dan kesejahteraannya. 4) Ada etika dan kode etik yang mengatur perilaku para pelakunya. 5) Ada sistem imbalan terhadap jasa layanannya yang adil dan baku. 6) Ada pengakuan masyarakat terhadap pekerjaan itu sebagai suatu profesi.65
64
ibid Syafruddin Nurdin dan BAsyiruddiin Usman, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), h. 17-18 65
36
Guru profesional adalah guru yang memiliki keahlian, keterampilan dan tanggung jawab. Sedangkan H.A.R Tilaar menggagaskan profil guru profesional abad 21 sebagai berikut:66 a. Memiliki kepribadian yang matang dan berkembang sebagaimana dirumuskan. Ini menjelaskan bahwa guru profesional adalah pribadi-pribadi yang unggul. b. Menguasai ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang kuat. c. Menguasai keterampilan untuk membangkitkan minat dan potensi peserta didik. d. Pengembangan profesi yang berkesinambungan profesi guru adalah profesi pendidik. Tuntutan terhadap guru yang profesional merupakan respon dari lingkungan sosial masyarakat yang ingin adanya peningkatan kualitas dalam pelayanan dunia pendidikan. Arifin
mengungkapkan
guru
Indonesia
yang
profesional
dipersyaratkan mempunyai: a. Dasar ilmu yang kuat sebagai pengejawantahan terhadap masyarakat tekhnologi dan masyarakat ilmu pengetahuan di abad 21. b. Penguasaan kiat-kiat profesi berdasarkan riset dan praksis pendidikan yaitu ilmu pendidikan sebagai ilmu praksis bukan hanya merupakan konsep-konsep belaka. Pendidikan merupakan proses yang terjadi di lapangan dan bersifat ilmiah, serta riset pendidikan hendaknya diarahkan pada praksis pendidikan masyarakat Indonesia. c. Pengembangan kemampuan profesional yang 67 berkesinambungan. Guru yang profesional selain menjadi pendidik, mereka juga akan menjadi panutan masyarakat di sekelilingnya. Masyarakat akan menilai kepribadian guru tersebut sehari-hari. Guru profesional juga di tuntut harus mampu berperan sebagai manajer yang baik, dimana guru dapat melangsungkan seluruh tahap-tahap pembelajaran sehingga tujuan dari pembelajaran tersebut dapat tercapai. 66
Edi Hendri, “Guru berkualitas: Professional dan Cerdas Emosi,” jurnal saung guru UPI Bandung vol I No, 2, Bandung, 2010, h, 3 67 Mustofa, “Upaya Pengembangan Profesionalisme Guru di Indonesia,” jurnal Ekonomi dan Pendidikan, vol 4 No, 1, Yogyakarta, 2007, h, 78
37
Dari berbagai pengertian tentang ciri-ciri guru profesional diatas, dapat kita tarik kesimpulan bahwa guru profesional adalah guru yang mempunyai pribadi yang baik, pengetahuan yang luas sehingga dapat menjalankan tiugas dan kewajibannya dengan baik serta mampu mengembangkan keprofesionalannya secara berkesinambungan. 4. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial Pada kenyataannya perkembangan hidup seseorang dimulai saat lahir sampai menjadi dewasa tidak dapat terlepas dari masyarakat. Kehidupan sosial manusia di masyarakat meliputi aspek-aspek hubungan sosial, ekonomi, psikologi, budaya, sejarah, geografi, dan politik. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang di mulai dari Sekolah Dasar (SD) hingga perguruan tinggi. Di masa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan kehidupan global yang akan selalu mengalami perubahan. Menurut Numan Soemantri Ilmu Pengetahuan Sosial adalah penyederhanaan dari displin-disiplin ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis atau psikologis untuk tujuan pendidikan umum.68 Pendidikan IPS merupakan padanan dari social studies dalam konteks kurikulum di amerika serikat. Istilah tersebut pertama kali di gunakan di AS pada tahun 1913 mengadopsi nama lembaga social studies yang mengembangkan kurikulum di AS.69 Standar kompetensi dan kompetensi dasar IPS menggunakan tiga dimensi dalam mengkaji dan memahami fenomena sosial serta kehidupan manusia secara keseluruhan. Ketiga dimensi tersebut disajikan dalam bentuk tabel.
68
Isti Dwi Iriani, “penerapan Metode Pembelajaran Snowball drilling Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa IPS,” Skripsi FIS Universitas Negeri Yogyakarta, 2012, h. 13 69 Trianto,”model pembelajaran terpadu konsep, strategi dan kompetensi lainnya dalam kurikulum KTSP,”Jakarta; bumi aksara, 2012, h. 172
38
Tabel 2.3 Dimensi IPS Dalam Kehidupan Manusia70 Dimensi dalam kehidupan manusia
Ruang
Waktu
Alam sebagai tempat dan Area dan Subtansi penyedia Pembelajaran potensi sumber daya
Nilai/Norma
Alam dan kehidupan yang selalu berproses, masa lalu, saat ini, dan yang akan datang
Kaidah atau aturan yang menjadi perekat dan penjamin keharmonisan kehidupan manusia dan alam Konsisten dengan aturan Contoh kompetensi Adaptasi Berfikir kronologis, yang disepakati dan dasar yang spasial dan prospektif, kaidah alamiah masingdikembangkan eksploratif antisipatif masing disiplin ilmu Alternatif Ekonomi, sosiologi, dan penyajian dalam Goegrafi Sejarah antropologi mata pelajaran Jadi dapat ditarik kesimpulan Ilmu pengetahuan Sosial adalah sekelompok disiplin akademis yang mempelajari aspek-aspek yang berhubungan dengan manusia dan lingkungan sosialnya.
B. Penelitian Yang Relevan No
Judul Penelitian
1
Perbedaan
Hasil Penelitian
Profesionalitas
Guru Hasil
penelitian
menunjukan
(1)
Teknik Elektronika Yang Lulus profesionalitas guru teknik elektronika Portofolio Dan Pendidikan Dan lulus portofolio sebesar 100% dalam Latihan
Profesi
Guru
Berdasarkan
(PLPG) kategori
Yogyakarta
(2)
Penguasaan profesionalitas guru teknik elektronika
Kompetensi Pedagogik Di Smk Se- lulus Kabupaten
profesional;
Sleman (oleh
Dan
PLPG
sebesar
60%
dalam
Kota kategori profesional; (3) tidak ada Ikasari perbedaan profesionalitas guru teknik
Surahman) Jurnal pada Elektronik elektronika yang lulus portofolio dan Pendidikan
Teknik
Elektronika yang
Universitas Negri Yogyakarta
70
Ibid., h. 176
lulus
PLPG
berdasarkan
penguasaan kompetensi pedagogik di
39
SMK se-Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta.71 2
Pelaksanaan
PLPG
Sebagai Hasil penelitian menunjukan relevansi
Wahana Pengembangandan Audit kurikulum, kualitas instruktur, sarana Kompetensi Dalam Sertifikasi Guru dan prasarana pendukung, penentuan bidang Kejuruan (oleh Gufran,dkk) rombongan belajar, proses KBM, dan Jurnal pada Universitas Negeri sistem evaluasi pelaksanaan PLPG Malang
pada kategori baik, sedangkan media pembelajaran pada kategori kurang.72
3
Hubungan
Sistem
Pembinaan Hasil
penelitian
menunjukkan
Profesional Guru dengan Kinerja pengaruh signifikan antara seluruh Guru SD", (oleh H. Mohamad komponen Nanang Rofi'u).
sistem
pembinaan
profesional guru terhadap kinerja guru
Tesis Pada Program Pascasarjana SD di Kecamatan Banjaran Kabupaten Universitas Pendidikan Indonesia Bandung dengan kontribusi pengaruh sebesar 15,1%.73
Bandung
4
Evaluasi Pendidikan dan Latihan Hasil penelitian menunjukan (1) PLPG Profesi
Guru
meningkatkan
(PLPG)
dalam mampu
kompetensi
dan seorang
meningkatkan guru
baik
kompetensi kompetensi
kinerja guru sertifikasi Di SMK Piri pedagogik, kepribadian, sosial maupun 1 Yogyakarta. (Oleh Jumanto) Tesis
pada
profesional,
(2)
masih
ditemui
Universitas beberapa kendala dalam mengikuti
71
Ikasari Surahman, “Perbedaan Profesionalitas Guru Teknik Elektronika Yang Lulus Portofolio Dan Pendidikan Dan Latihan Profesi Guru (PLPG),” Jurnal Elektronika Pendidikan teknik elektronika Universitas Negeri Yogyakarta, 2013, h. vii 72
Gufran, dkk., “pelaksanaan PLPG Sebagai Wahana Pengembangan dan Audit Kompetensi Dalam Sertifikasi Guru Bidang Kejuruan,” jurnal Ekonomi dan Pendidikan, vol 34 No, 2, Yogyakarta, 2011, h, 125 73 Rofi’u, “hubungan Sistem Pembinaan Profesional Guru dengan Kinerja Guru SD di Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung,” tesis pada Sekolah Pasca Sarjana UPI Bandung, Bandung, 2003, h. xi
40
Muhammadiyah Yogyakarta.
PLPG, antara lain : perbedaan latar belakang
pendidikan
dan
permasalahan yang dihadapai oleh peserta PLPG.74 5
Pengaruh Pendidikan Dan Latihan Hasil penelitian menunjukkan bahwa Profesi Guru (PLPG) Terhadap Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Kemampuan
Profesional
Guru mempunyai pengaruh yang tinggi
(SMA Muhammadiyah 3 Jember, terhadap kemampuan profesional guru SMK Kartini Jember Dan SMK di lingkungan SMA Muhammadiyah 3 Trunojoyo
Jember,
Oleh
Fifin Jember, SMK Kartini Jember dan
Alfiani Rosita
SMK
Skripsi pada Pendidikan Ekonomi 2011. Fakultas
Keguruan
Dan
Trunojoyo
Jember
Tahun
75
Ilmu
Kependidikan Universitas Jember. 6
Pengaruh
PLPG
Terhadap Kesimpulan dari penelitian ini adalah
Peningkatan Profesionalisme Guru PLPG berpengaruh signifikan terhadap Pkn Di Kota Bandung (Oleh Hani peningkatan Nurul Lathifah) Skripsi
pada
profesionalisme
guru,
akan tetapi secara per kompetensi Jurusan
Ilmu seperti
kompetensi
pedagogik,
Kewarganegaraan Fakultas Ilmu kepribadian, sosial dan profesional Pengetahuan
Sosial
Universitas tidak berpengaruh signifikan.76
Pendidikan Indonesia
74
Jumanto, “Evaluasi Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) dalam meningkatkan kompetensi dan kinerja guru sertifikasi,” tesis pada Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta, 2013, h. vii 75 Fifin Alfiani Rosita, “Pengaruh Pendidikan Dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Terhadap Kemampuan Profesional Guru,” Skripsi pada Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Kependidikan Universitas Jember, Jember, 2011, h. 8 76 Hani Nurul Lathifah, “Pengaruh PLPG Terhadap Peningkatan Profesionalisme Guru Pkn Di Kota Bandung,” Skripsi pada Jurusan Ilmu Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial UPI, Bandung, 2013, h. abstrak
41
C. Kerangka Berfikir Sistem pendidikan membutuhkan sumber daya yang bekualitas agar mampu mewujudkan pendidikan yang berkualitas. Kinerja guru merupakan
kemampuan
guru
dalam
merencanakan
pembelajaran,
melaksanakan proses pembelajaran, serta menilai dan evaluasi hasil pembelajaran. Pemerintah
Indonesia
membuat
program
pengembangan
kompetensi guru dengan melakukan program sertifikasi. Dengan adanya program tersebut guru diharapkan dapat semakin mengembangkan dan meningkatkan kinerjanya dalam posisi sebagai seorang guru profesional sehingga tujuan pendidikan nasional dapat terwujud dengan baik dan posisi sebagai seorang guru akan lebih dihargai. Program PLPG adalah salah satu program pelatihan yang dapat menambah tingkat kompetensi guru. Selain itu PLPG juga menyiapkan tenaga pendidik untuk memperoleh sertifikasi dan kenaikan pangkat ke jabatan yang lebih baik. Pendidikan dan latihan profesi guru memberikan peserta berbagai pengembangan kompetensi yang harus dimiliki. Kompetensi yang akan di kembangkan adalah kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial. Sehingga guru akan mampu memberikan pelayanan pendidikan dan semakin dihargai dimasa yang akan datang. Dengan Program PLPG yang diikuti tenaga pendidik, tenaga pendidik akan mengetahui tugas dan tanggung jawabnya, sehingga ia akan berusaha memberikan pelayanan yang maksimal dan menghasilkan guru yang profesional.
42
Tabel 2.4 Kerangka Berfikir Guru
Pendidikan Dan Latihan Profesi Guru
Profesionalisme
Kompetensi
Kompetensi Pedagogis
Kompetensi Kepribadian
Kompetensi Profesional
Guru Profesional
Kompetensi Sosial
43
D. Pengajuan Hipotesis Hipotesis adalah dugaan/pernyataan sementara yang diungkapkan yang akan menjadi jawaban dari sebuah permasalahan yang akan diteliti. Berdasarkan kerangka berfikir diatas maka dapat diambil kesimpulan untuk dijadikan hopotesis adalah sebagai berikut: Terjadi pengaruh yang positif antara Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru dengan Profesionalisme Guru IPS. Ho : Tidak terdapat pengaruh antara pendidikan dan latihan profesi guru dengan profesionalisme guru IPS. Ha : Terdapat pengaruh antara pendidikan dan latihan Profesi guru dengan profesionalisme guru IPS.
BAB III METODOLOGI PENILITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat yang di jadikan tempat penelitian adalah SMP SeKecamatan Sawangan Depok Jawa Barat. Objek penelitiannya adalah guru IPS SMP Se-Kecamatan Sawangan Depok Jawa Barat. Waktu penelitian yang dibutuhkan untuk mendapatkan data yang diperlukan untuk penelitian, maka penelitian di laksanakan pada bulan Oktober sampai Maret 2014/2015. No
1 2 3
4
Bulan
Nama Kegiatan
Oktober
Penyusunan Proposal
November
Januari
Maret
x x
Observasi
x x
Pengumpulan
x x
Data Pengolahan
x x x
Data
B. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian skripsi ini adalah metode Kuantitatif deskriptif, dimana metode penelitian ini menggambarkan dan menjelaskan objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta dan data pada saat sekarang. Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya1
1
Nana Syaodih Sukmadinata,”Landasan Psikologi Proses Pendidikan”, cet-4, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2007) h.3
9
10
C. Populasi dan Sampel Populasi adalah generalisasi yang teridi atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.2 Dalam penelitian skripsi ini populasi yang diambil adalah Guru SMP Bidang Studi IPS Se-Kecamatan Sawangan Depok Jawa Barat. Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.3 Penetapan ukuran sampel dari populasi menggunakan sampling jenuh. Sampling jenuh adalah tekhnik pengumpulan sampel bila semua anggota populasi dikenakan sebagai sample. Hal ini dikarenakan populasinya kecil dan kurang dari 30 orang.4 D. Tekhnik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data perlu dilakukan dengan tujuan agar peneliti mendapatkan data–data yang valid dalam penelitian. Peneliti menggunakan metode sebagai berikut: 1. Survei/Angket Metode angket atau kuesioner yaitu tekhnik pengumpulan data yangd dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.5 Tehnik ini untuk memperoleh data dari guru seputar pengaruh Pendidikan Dan Latihan Profesi Guru dalam menunjang profesionalisme guru IPS.
2
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D), (Bandung: ALfabeta, 2011), h.80 3 Ibid., h, 81 4 Ibid., h, 85 5 Ibid., h, 142
11
2. Studi Dokumentasi Peneliti menggunakan metode dokumentasi yaitu dengan cara pengumpulan data dan mencari dokumen- dokumen yang terkait dengan penelitian. Dokumen dalam penelitian ini bisa berupa daftar anggota, dan dokumen lainnya yang dapat membantu mempercepat proses penelitian. E. Instrumen Penelitian 1. Definisi Konseptual Pengaruh Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) dalam menunjang profesionalisme guru dapat di simpulkan tercapainya sebuah tujuan profesi guru dalam meningkatkan pengetahuan, kompetensi, keterampilan, dan tangguung jawab guru dalam organisaninya. Profesionalisme guru merujuk kepada kemampuan guru untuk melaksanakan rencana pembelajaran, menguasai materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan studi yang di ampu. 2. Definisi Operasional a. Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Pengaruh Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) bisa diukur dengan meningkatnya kompetensi, wawasan, pengetahuan, dan pengalaman yang baru dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (KBM), membantu guru dalam menerapkan strategistrategi pembelajaran sehingga menghasilkan peserta didik yang mampu bersaing. Indikatornya adalah sebagai berikut: a) Mendapatkan wawasan tentang profesionalisme guru. b) Mendapatkan wawasan tentang konsep keilmuan IPS c) Mendapatkan wawasan tentang model-model pembelajaran yang relevan dengan materi IPS. d) Mendapatkan wawasan tentang media pembelajaran yang relevan.
12
e) Mendapatkan wawasan tentang Penelitian Tindakan Kelas/ Karya Tulis Ilmiah. f) Mendapatkan wawasan tentang perangkat pembelajaran. g) Membuat RPP dengan baik dan benar dengan sesuai ketentuan. h) Membuat proposal PTK. i) Praktek Mengajar/Peer Teaching b. Profesionalisme Guru IPS profesionalisme dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah mutu, kualitas, dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau orang yang profesional.6 Indikatornya antara lain: a. Memiliki kompetensi pedagogik. b. Memiliki kompetensi professional. c. Memiliki kompetensi kepribadian. d. Memiliki kompetensi sosial. 3. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Menurut Sugiyono, instrument penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang Diamati. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner.7 Agar pengumpulan data lebih tertuju pada tujuan yang akan dicapai, maka peneliti membuat kisi-kisi instrument penelitian sebagai berikut:
6
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ed. 4, cet-1, (Jakarta: Gramedia Pusta Utama, 2008),
hal. 1104. 7
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D), (Bandung: ALfabeta, 2008), h.148
13
Table 3.1 Kisi-Kisi Penilitian Pengaruh PLPG Dalam Menunjang Profesionalisme Guru IPS No
Variable
Dimensi
Indikator
Soal
Item
1,3,4, 5,6,16 Materi
,17,19
Pembelajaran
,43,50
13
,54,55 ,53 pokok Model Pembelajaran
Metode
Pendidikan dan 1
Pengajaran
Latihan Profesi Guru
7,24,2 7,31,3
5
6 8,28,3 3,39,4
5
1
Membuat RPP
2,11,1
dengan baik dan
3,44,4
benar
6,52
6
12,18,
Workshop
Perangkat Pembelajaran
23,26, 30,32,
10
34,35, 37,38
media pembelajaran
9,25,2 9,40,5 1
5
14
Pelaksanaan Pembelajaran Praktik
(Peer Teaching)
Pembelajaran
15,21, 22,42
10,14,
PTK dan Penulisan Karya Ilmiah
20,45, 47,48,
Variable
2
Profesionalisme
55
Dimensi
Indikator
Soal
karakteristik peserta didik
13,34, 41,42,
prinsip pembelajaran
Pedagogis
8
19
Menguasai teori dan 2,43,4
Kompetensi
Item
1,4,7,
Menguasai
Guru IPS
7
49,
jumlah
No
4
4,45
4
Memanfaatkan tekhnologi informasi dan komunikasi
6,35,4 6,47
4
untuk pembelajaran Menyelenggarakan penilaian
dan 3,30,4
evaluasi proses hasil 8,49
4
belajar Melakukan tindakan rekflektif
untuk
peningkatan kualitas
5,22,5 0,51
4
15
pembelajaran Menguasai
materi,
struktur,
konsep
yang
mendukung
mata pelajaran yang
10,12, 26,28
4
diampu Menguasai
standar
Kompetensi kompetensi
dan
Profesional
kompetensi dasar Mengembangkan
6
14,33,
keprofesionalan secara berkelanjutan Mengembangkan materi pembelajaran secara kreatif Menampilkan
9,25,3
54
8,11,1 5,27
3
3
4
diri
sebagai pribadi yang 16,37, jujur dan berakhlak 38
3
mulia Kompetensi Kepribadian
Menunjukkan kerja,
etos
tanggung
jawab, rasa bangga menjadi guru, dan
18,52, 39
3
rasa percaya diri Menjunjung
kode 17,31,
etik keguruan Kompetensi Sosial
Bertindak dan diskriminatif
55
objektif tidak
24,29, 32
3
3
16
Berkomunikasi secara santun dengan sesama orang
pendidik, tua
dan
20, 21,56,
4
58
masyarakat Berkomunikasi dengan
komunitas
profesi sendiri dan profesi lain secara
23,40 57,53
4
lisan atau bentuk lain Jumlah
58
F. Tekhnik Pengolahan dan Analisis Data Analisis data digunakan untuk menguraikan keterangan atau data yang diperoleh agar data tersebut dapat di mengerti dan di pahami. Dari jawaban yang telah diberikan oleh responden, kemudian akan di satukan secara sistematis. Tahap-tahap penelitian ini adalah: 1.
Tahap Pra-Lapangan Kegiatan ini meliputi rancangan penelitian, memilih tempat
penelitian, mengurus izin, menilai keadaan lapangan, memilih informan, dan menyiapkan perlengkapan penelitian. 2.
Tahap Editing dan Skoring Data yang didapatkan dari angket diolah melalui tahap ini. Editing
merupakan salah satu cara untuk menilai kembali hasil-hasil penelitian yang didapatkan dilapangan yang kemudian diolah dan harus diteliti dan dianalisa dan kemudian memberikan skor terhadap pertanyaan yang terdapat di angket penelitian.
17
Angket penelitian ini menggunakan skala likert. Skala likert ini mengukur
opini
atau
persepsi
responden berdasarkan
tingkat
persetujuan atau ketidaksetujuan.8 Table 3.2 Skor Jawaban Angket Positif (+)
3.
Negatif (-)
Jawaban
Skor
Jawaban
Skor
Sangat Setuju
5
Sangat Setuju
1
Setuju
4
Setuju
2
Ragu-ragu
3
Ragu-ragu
3
Tiak Setuju
2
Tiak Setuju
4
Sangat Tidak Setuju
1
Sangat Tidak Setuju
5
Tahap Analisis Data Pada kegiatan menganalisa dan pengolahan data penelitian secara
keseluruhan tentang Pengaruh PLPG dalam menunjang profesionalisme guru IPS. Data yang di dapatkan dari angket dianalisa secara kuantitatif. Untuk menganalisis setiap variabel menggunanakan rumus sebagai berikut: F P=
_____________ X 100% N
Sedangkan untuk mencari hubungan kedua variabel digunakan tehnik
analisa
korelasi
dengan
rumus
product
moment
dengan
menggunakan SPSS 20. Selanjutnya persentase yang diperoleh kemudian di interpretasikan, sebagaimana yang dikemukakan oleh Moh. Idochi Anwar sebagai berikut:9 8
Purwanto. dkk, Metode Penelitian Kuantitatif, (Yogyakarta: Gava Media, 2011) hal. 63 Rofi’u, “hubungan Sistem Pembinaan Profesional Guru dengan Kinerja Guru SD di Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung,” tesis pada Sekolah Pasca Sarjana UPI Bandung, Bandung, 2003, h. 103 9
18
Tabel 3.3 Nilai Proporsi Dalam Persen 90% - 100%
sangat tinggi
80% - 89%
tinggi
70% - 79%
cukup
60% - 69%
Sedang
50% - 59%
sangat rendah
40% - ke bawah
rendah sekali
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Objek Penelitian a. Deskripsi Kota Depok Kota Depok adalah sebuah kota Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kota ini terletak tepat di selatan Jakarta, yakni antara Jakarta-Bogor. Depok dahulu adalah Kota Kecamatan dalam wilayah Kabupaten Bogor, yang kemudian mendapat status Kota Administratif pada tahun 1982. Sejak 20 April 1999, Depok ditetapkan menjadi Kotamadya (sekarang: kota) yang terpisah dari Kabupaten Bogor. Kota Depok terdiri atas 11 kecamatan, yang dibagi menjadi 63 kelurahan. Secara geografis Kota Depok terletak pada koordinat 6o 19’ 00” – 6o 28’ 00” Lintang Selatan dan 106o 43’ 00” – 106o 55’ 30” Bujur Timur. Secara geografis, Kota Depok berbatasan langsung dengan Kota Jakarta atau berada dalam lingkungan wilayah Jabotabek.1 Bentang alam Kota Depok dari Selatan ke Utara merupakan daerah dataran rendah – perbukitan bergelombang lemah, dengan elevasi antara 50 – 140 meter diatas permukaan laut dan kemiringan lerengnya kurang dari 15%. Kota Depok sebagai wilayah termuda di Jawa Barat, mempunyai luas wilayah sekitar 200,29 km2.2 Pemekaran Kecamatan di Kota Depok dari 6 (enam) menjadi 11 (sebelas) kecamatan merupakan implementasi dari Perda Kota Depok Nomor 08 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kecamatan di Kota Depok, yang diharapkan akan berdampak positif bagi masyarakat.
1 2
http://jabarprov.go.id/index.php/pages/id/1063 http://www.depok.go.id/profil-kota/geografi
54
55
Di samping itu, dengan pemekaran ini menjadikan setiap kecamatan hanya akan membawahi empat hingga tujuh kelurahan saja, di mana sebelumnya 6 hingga 14 Kelurahan, diharapkan camat dapat lebih intensif untuk berkoordinasi dengan para Lurah dan aparaturnya sehingga dapat memperkokoh fungsinya dalam mensukseskan program-program yang digulirkan Pemkot melalui berbagai OPD. Adapun selengkapnya nama-nama kecamatan dan kelurahan hasil pemekaran berdasarkan Peraturan Daerah yang disahkan oleh DPRD Kota Depok, sebagai berikut:3 1) Kecamatan Beji meliputi wilayah kerja: Kelurahan Beji, Kelurahan Beji Timur, Kelurahan Kemiri Muka, Kelurahan Pondok Cina, Kelurahan Kukusan, dan Kelurahan Tanah Baru. 2) Kecamatan Pancoran Mas meliputi wilayah kerja: Kelurahan Pancoran Mas, Kelurahan Depok, Kelurahan Depok Jaya, Kelurahan Rangkapan Jaya, Kelurahan Rangkap Jaya Baru, dan Kelurahan Mampang. 3) Kecamatan Cipayung meliputi wilayah kerja: Kelurahan Cipayung, Kelurahan Cipayung Jaya, Kelurahan Ratu Jaya, Kelurahan Bojong Pondok Terong, dan Kelurahan Pondok Jaya. 4) Kecamatan Sukmajaya meliputi wilayah kerja: Kelurahan Sukmajaya,
Kelurahan
Mekarjaya,
Kelurahan
Baktijaya,
Kelurahan Abadijaya, Kelurahan Tirtajaya, dan Kelurahan Cisalak. 5) Kecamatan Cilodong meliputi wilayah kerja: Kelurahan Sukamaju, Kelurahan Cilodong, Kelurahan Kalibaru, Kelurahan Kalimulya, dan Kelurahan Jatimulya. 6) Kecamatan Limo meliputi wilayah kerja: Kelurahan Limo, Kelurahan Meruyung, Kelurahan Grogol, dan Kelurahan Krukut. 3
Peraturan Daerah Kota Depok, “Nomor 08 Tahun 2007 Tentang Pembentukan Kecamatan Di Kota Depok”
56
7) Kecamatan Cinere meliputi wilayah kerja: Kerurahan Cinere, Kelurahan Gandul, Kelurahan Pangkal Jati Lama, dan Kelurahan Pangkal Jati Baru. 8) Kecamatan Cimanggis meliputi wilayah kerja: Kelurahan Cisalak
Pasar,
Kelurahan
Mekarsari,
Kelurahan
Tugu,
Kelurahan Pasir Gunung Selatan, Kelurahan Harjamukti, dan Kelurahan Curug. 9) Kecamatan Tapos meliputi wilayah kerja: Kelurahan Tapos, Kelurahan Leuwinanggung, Kelurahan Sukatani, Kelurahan Sukamaju Baru, Kelurahan Jatijajar, Kelurahan Cilangkap, dan Kelurahan Cimpaeun. 10) Kecamatan Sawangan meliputi wilayah kerja: Kelurahan Sawangan,
Kelurahan
Kedaung,
Kelurahan
Cinangka,
Kelurahan Sawangan Baru, Kelurahan Bedahan, Kelurahan Pengasinan, dan Kelurahan Pasir Putih. 11) Kecamatan Bojongsari meliputi wilayah kerja: Kelurahan Bojongsari, Kelurahan Bojongsari Baru, Kelurahan Serua, Kelurahan Pondok Petir, Kelurahan Curug, Kelurahan Duren Mekar, dan Kelurahan Duren Seribu.. b. Deskripsi Kecamatan Sawangan Kecamatan Sawangan merupakan Kecamatan yang berada di bawah Pemerintah Kota Depok yang merupakan bagian dari Provinsi Jawa Barat. Kecamatan Sawangan memiliki 7 kelurahan, yaitu: 1) Kelurahan Sawangan 2) Kelurahan Sawangan Baru 3) Kelurahan Pengasinan 4) Kelurahan Cinangka 5) Kelurahan Pasir Putih 6) Kelurahan Kedaung 7) Kelurahan Bedahan
57
Luas Wilayah Kecamatan Sawangan mencapai 4.671,20 KM2 dan luas area sekitar 2.928,93 Ha. Dengan ketinggian wilayah dari permukaan laut berkisar 50 s/d 60 m, dengan permukaan tanah yang relatif datar dan tidak berbukit-bukit. Pola penggunaan tanah secara garis besar terdiri dari:4 1) Perumahan : 695 Ha (23,73 %) 2) Industri : 3) Pekarangan : 1.165 Ha (39,78 %) 4) Sawah : 211 Ha (7,20 %) 5) Ladang : 92.5 Ha (3,16 %) 6) Kuburan : 37 Ha (1,26 %) 7) Lain-lainnya : 728,43 Ha (24,87 %) Kecamatan Sawangan terletak disebelah Barat Kota Depok, dengan batas-batas wilayah : 1) Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kota Tangerang Selatan, Banten dan Kecamatan Limo. 2) Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kabupaten Bogor. 3) Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kecamatan Bojongsari 4) Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kecamatan Limo dan Kecamatan Pancoran Mas.
4
http://sawangan.depok.go.id diak e 30 uni 2015 . jam, 19:30
58
c. Profil SMP Se-Kecamatan Sawangan Kecamatan Sawangan Depok Jawa Barat mempunyai 17 Sekolah Menengah Pertama yang terdiri dari 1 SMP Negri dan 16 SMP Swasta. Dimana SMP Negri 10 menjadi rayon untuk SMP yang ada di Kecamatan Sawangan Depok Jawa Barat. Untuk mengetahui mengenai efektivitas PLPG dalam menunjang profesionalisme guru IPS Se- Kecamatan Sawangan Depok Jawa Barat penulis telah melakukan penyebaran angket kepada 27 responden yang diketahui pada saat observasi. Dalam penelitian ini terdapat dua variable yaitu pendidikan dan pelatihan profesi guru sebagai variabel X dan profesionalisme guru IPS sebagai variabel Y. Tabel 4.1 Data Sekolah Menengah Pertama Se-Kecamatan Sawangan5
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
NAMA SATUAN PENDIDIKAN SMP Al Ihsan SMP Al-Araf Indonesia SMP Bina Insan Cendikia SMP Bina Mulia SMP Islam Al Maarif SMP Islam Ar Rihlah SMP Islam Darul Quran SMP Islam Hidayatul Ihsan SMP Islamiyah Sawangan SMP IT Daaarul Rahman SMP Madinatul Qur An SMP Muhammadiyah 19 SMP Muhammadiyah 29 SMP Negeri 10 Depok SMP Puspita SMP Yapan Indonesia SMPs IT Darus Sholihin
5
ALAMAT Jl. Bungsan No. 51 Rt 005/03 Jl. H. Sulaiman No. 72 Jl. H. Sulaeman No. 10 Bedahan Pasir Putih Jalan Pahlawan No.5 Kel. Duren Serebu Rt. 03/01 Jl. Masjid Syamsul Iman Rt. 01/04 Jl. Kemang No. 5 Jl. Raya Muhtar No. 136 Sawangan Jl. Sawangan Elok No.1 Jl. Raya Muchtar, Gg.Poncol Jl. Abdul Wahab Sawangan No. 19 Jl. Abdul Wahab No.29 Jl. Raya Bedahan Sawangan Jl. Panggulan Rt. 02/05 Jl. Muhtar No 50 Jl.H.Sulaeman JUMLAH
STATUS SWASTA SWASTA SWASTA SWASTA SWASTA SWASTA SWASTA SWASTA SWASTA SWASTA SWASTA SWASTA SWASTA NEGERI SWASTA SWASTA SWASTA
http://dapodik.disdik.jabarprov.go.id diak e 28 anuari 2015 . jam, 21:23
JUMLAH GURU IPS PLPG 1 0 1 1 0 1 1 1 3 3 1 2 2 5 1 3 1 27
59
1) SMP Al-Ihsan Nama
: SMP Al-Ihsan
NPSN
: 20229038
Alamat
: Jl. Bungsan No. 51 Rt 005/03
Kode Pos
: 16519
Desa/Kelurahan
: Bedahan
Kecamatan
: Sawangan
Kab.-Kota
: Kota Depok
Propinsi
: Jawa Barat
Status Sekolah
: Swasta
Waktu Penyelenggaraan
: Pagi
Jenjang Pendidikan
: SMP
Naungan
: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
No. SK. Pendirian
: Nomor : 642.2 - 005 u2013
Tanggal SK. Pendirian
: 2000-01-25
No. SK. Operasional
: 1112/IO2.1/KEP/OT/2001
Tanggal SK. Operasional : 2001-01-05 Akreditasi
:B
No. SK. Akreditasi
: 02.00/534/BAP-SM/XI/2010
Tanggal SK. Akreditasi
: 18-12-2006
No. Sertifikasi ISO
: Proses Sertifikasi
Telepon
:-
Fax
: 0251-8601230
Luas Tanah
: 4,115 m2
2) SMP Al-Araf Indonesia Nama
: SMP Al-Araf Indonesia
NPSN
: 69787059
Alamat
: JL. H.SULAIMAN NO.72
Kode Pos
: 16519
60
Desa/Kelurahan
: Bedahan
Kecamatan
: Sawangan
Kab.-Kota
: Kota Depok
Propinsi
: Jawa Barat
Status Sekolah
: Swasta
Waktu Penyelenggaraan
: Pagi
Jenjang Pendidikan
: SMP
Naungan
: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
No. SK. Pendirian
: 421./2693-pendas/2013
No. SK. Operasional
: 421.1/2693-Pendas/2013
Tanggal SK. Operasional : 2013-08-30 No. Sertifikasi ISO
: Belum bersertifikat
Telepon
:
Fax
: 02129219936
Email
:
[email protected]
Website
: http://www.alarafindonesia.sch.id
Luas Tanah
: 1,500 m2
-
3) SMP Bina Insan Cendikia Nama
: SMP Bina Insan Cendikia
NPSN
: 20232519
Alamat
: Jl. H. Sulaeman No. 10 Bedahan
Kode Pos
: 16519
Desa/Kelurahan
: Bedahan
Kecamatan
: Sawangan
Kab.-Kota
: Kota Depok
Propinsi/Luar
: Jawa Bara
Status Sekolah
: Swasta
Waktu Penyelenggaraan
: Sehari penuh (5 h/m)
Jenjang Pendidikan
: SMP
Naungan
: Kementerian Pendidikan dan
61
Kebudayaan No. SK. Pendirian
: 421.2/1788-Disdik/2006
Tanggal SK. Pendirian
: 2006-07-16
Tanggal SK. Operasional : 1910-01-01 Akreditasi
:B
No. SK. Akreditasi
: 02.004/441/BAP-SM/XI/2008
Tanggal SK. Akreditasi
: 08-09-2014
No. Sertifikasi ISO
: Belum bersertifikat
Luas Tanah
: 3,500 m2
4) SMP Bina Mulia Nama
: SMP Bina Mulia
NPSN
: 20229008
Alamat
: Pasir Putih
Kode Pos
: 16519
Desa/Kelurahan
: Pasir Putih
Kecamatan/Kota
: Sawangan
Kab.-Kota
: Kota Depok
Propinsi
: Jawa Barat
Status Sekolah
: Swasta
Waktu Penyelenggaraan
: Pagi
Jenjang Pendidikan
: SMP
Naungan
: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
No. SK. Pendirian
: 421.3/1387a-disdik/2005
Tanggal SK. Pendirian
: 2005-06-30
No. SK. Operasional
: 421.3/1387A-DISDIK/2005
Tanggal SK. Operasional : 2005-06-30 Akreditasi
:B
No. SK. Akreditasi
: 02.00/692/BAP-SM/X/2011
Tanggal SK. Akreditasi
: 28-10-2011
No. Sertifikasi ISO
: Belum bersertifikat
62
Luas Tanah
: 784 m2
5) SMP Islam Al Maarif Nama
: SMP Islam Al-Maarif
NPSN
: 20229039
Alamat
: Jalan Pahlawan No.5
Kode Pos
: 16516
Desa/Kelurahan
: Cinangka
Kecamatan/Kota
: Sawangan
Kab.-Kota
: Kota Depok
Propinsi
: Jawa Barat
Status Sekolah
: Swasta
Waktu Penyelenggaraan
: Pagi
Jenjang Pendidikan
: SMP
Naungan
: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
No. SK. Pendirian
: 020/Y-AM/VIII/1987
Tanggal SK. Pendirian
: 1985-09-19
No. SK. Operasional
: 108/102/KEP/E/88
Tanggal SK. Operasional : 1988-04-19 Akreditasi
:B
No. SK. Akreditasi
: 02.00/534/BAP-SM/XI/2010
Tanggal SK. Akreditasi
: 13-01-2015
No. Sertifikasi ISO
: Belum bersertifikat
Luas Tanah
: 1,500 m2
6) SMP Islam Ar-Rihlah Nama
: SMP Islam Ar-Rihlah
NPSN
: 20229043
Alamat
: Kel.durenseribu Rt.03/01
Kode Pos
: 16518
Desa/Kelurahan
: Duren Seribu
Kecamatan/Kota
: Sawangan
63
Kab.-Kota
: Kota Depok
Propinsi
: Jawa Barat
Status Sekolah
: Swasta
Waktu Penyelenggaraan
: Pagi
Jenjang Pendidikan
: SMP
Naungan
: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
No. SK. Pendirian
: 421.2/2452.DISDIK.2005
Tanggal SK. Pendirian
: 2005-12-06
No. SK. Operasional
: 421.2/2452.DISDIK.2005
Tanggal SK. Operasional : 2005-12-06 Akreditasi
:B
No. SK. Akreditasi
: 02.00/692/BAP-SM/X/2011
Tanggal SK. Akreditasi
: 28-10-2011
No. Sertifikasi ISO
: Proses Sertifikasi
Luas Tanah
: 1,650 m2
7) SMP Islam Darul Quran Nama
: SMP Islam Darul Quran
NPSN
: 20229018
Alamat
: Jl. Masjid Syamsul Iman Rt. 01/04
Kode Pos
: 16519
Desa/Kelurahan
: Bedahan
Kecamatan
: Sawangan
Kab.-Kota
: Kota Depok
Propinsi
: Jawa Barat
Status Sekolah
: Swasta
Waktu Penyelenggaraan
: Pagi
Jenjang Pendidikan
: SMP
Naungan
: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
No. SK. Pendirian
: 421.2/1787-Disdik/2006
64
Tanggal SK. Pendirian
: 2006-10-13
No. SK. Operasional
: 421.2/1787-DISDIK/2006
Tanggal SK. Operasional : 2010-01-08 Akreditasi
:B
No. SK. Akreditasi
: 02.00/311/BAP-SM/SK/X/2014
Tanggal SK. Akreditasi
: 15-10-2014
No. Sertifikasi ISO
: Belum bersertifikat
Luas Tanah
: 1,700 m2
8) SMPI Hidayatul Ihsan Nama
: SMPI Hidayatul Ihsan
NPSN
: 20229049
Alamat
: Jl. Kemang No. 5
Kode Pos
: 16519
Desa/Kelurahan
: Pasir Putih
Kecamatan/Kota
: Sawangan
Kab.-Kota
: Kota Depok
Propinsi
: Jawa Barat
Status Sekolah
: Swasta
Waktu Penyelenggaraan
: Pagi
Jenjang Pendidikan
: SMP
Naungan
: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
No. SK. Pendirian
: 1168.102.KOP.OT.1995
Tanggal SK. Pendirian
: 1995-12-04
No. SK. Operasional
: 421.3.1146-PENDAS
Tanggal SK. Operasional : 2004-06-16 Akreditasi
:B
No. SK. Akreditasi
: 02.00/692/BAP-SM/X/2011
Tanggal SK. Akreditasi
: 28-10-2011
No. Sertifikasi ISO
: Belum bersertifikat
Luas Tanah
: 3,000 m2
65
9) SMP Islamiyah Sawangan Nama
: SMP Islamiyah Sawangan
NPSN
: 20229058
Alamat
: Jl. Raya Muhtar No. 136 Sawangan
Kode Pos
: 16511
Desa/Kelurahan
: Sawangan
Kecamatan/Kota
: Sawangan
Kab.-Kota/Negara (LN)
: Kota Depok
Propinsi
: Jawa Barat
Status Sekolah
: Swasta
Waktu Penyelenggaraan
: Kombinasi
Jenjang Pendidikan
: SMP
Naungan
: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
No. SK. Pendirian
: 036/I02.Kep/E.83
Tanggal SK. Pendirian
: 1983-05-17
No. SK. Operasional
: 063/102.KEP/E83
Tanggal SK. Operasional : 1983-05-17 Akreditasi
:A
No. SK. Akreditasi
: 02.00/442/BAP-SM/X/2014
Tanggal SK. Akreditasi
: 17-10-2014
No. Sertifikasi ISO
: Belum bersertifikat
Luas Tanah
: 6,110 m2
10) SMP IT Daarul Rahman Nama
: SMPIT Daarul Rahman
NPSN
: 20232520
Alamat
: Jl. Sawangan Elok No.1
Kode Pos
: 16518
Desa/Kelurahan
: Duren Seribu
Kecamatan/Kota
: Sawangan
Kab.-Kota/Negara (LN)
: Kota Depok
66
Propinsi
: Jawa Barat
Status Sekolah
: Swasta
Waktu Penyelenggaraan
: Kombinasi
Jenjang Pendidikan
: SMP
Naungan
: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
No. SK. Pendirian
: 023 LPI.DR III XII/06
Tanggal SK. Pendirian
: 2006-06-01
Tanggal SK. Operasional : 1910-01-01 Akreditasi
:A
No. SK. Akreditasi
: 02.00/441/BAP-SM/XI/2008
Tanggal SK. Akreditasi
: 25-11-2007
No. Sertifikasi ISO
: Belum bersertifikat
Luas Tanah
: 7,128 m2
11) SMP Madinatul Qur’an Nama
: SMP Madinatul Qur’an
NPSN
: 20229060
Alamat
: Jl.Raya Muchtar, Gg.Poncol
Kode Pos
: 16511
Desa/Kelurahan
: Sawangan Lama
Kecamatan/Kota
: Sawangan
Kab.-Kota/Negara (LN)
: Kota Depok
Propinsi
: Jawa Barat
Status Sekolah
: Swasta
Waktu Penyelenggaraan
: Kombinasi
Jenjang Pendidikan
: SMP
Naungan
: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
No. SK. Pendirian
: 421.2/2562.pendas
Tanggal SK. Pendirian
: 2004-12-03
No. SK. Operasional
: 421.2/1371-DISDIK/2009
67
Tanggal SK. Operasional : 2009-10-19 Akreditasi
:B
No. SK. Akreditasi
: 02.00/534/BAP.SM/XI/2010
Tanggal SK. Akreditasi
: 09-11-2010
No. Sertifikasi ISO
: Belum bersertifikat
Luas Tanah
: 3,830 m2
12) SMP Muhammadiyah 19 Nama
: SMP Muhammadiyah 19
NPSN
: 20229074
Alamat
: Jl. Abdul Wahab Sawangan No. 19
Kode Pos
: 16511
Desa/Kelurahan
: Sawangan Lama
Kecamatan/Kota
: Sawangan
Kab.-Kota/Negara (LN)
: Kota Depok
Propinsi
: Jawa Barat
Status Sekolah
: Swasta
Waktu Penyelenggaraan
: Pagi
Jenjang Pendidikan
: SMP
Naungan
: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
No. SK. Pendirian
: 330-Ys/Bid.PMU/I/1976
Tanggal SK. Pendirian
: 1966-06-11
No. SK. Operasional
: 421.2/107-DISDIK/2011
Tanggal SK. Operasional : 2011-12-26 Akreditasi
:B
No. SK. Akreditasi
: 02.00/534/BAP-SM/XI/2010
Tanggal SK. Akreditasi
: 09-11-2010
No. Sertifikasi ISO
: Belum bersertifikat
Luas Tanah
: 3,000 m2
68
13) SMP Muhammadiyah 29 Nama
: SMP Muhammadiyah 29
NPSN
: 20229076
Alamat
: Jl. Abdul Wahab Sawangan No. 29
Kode Pos
: 16511
Desa/Kelurahan
: Cinangka
Kecamatan/Kota
: Sawangan
Kab.-Kota/Negara (LN)
: Kota Depok
Propinsi
: Jawa Barat
Status Sekolah
: Swasta
Waktu Penyelenggaraan
: Pagi
Jenjang Pendidikan
: SMP
Naungan
: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
No. SK. Pendirian
: 551/I02/Kep/E/86
Tanggal SK. Pendirian
: 1986-11-01
No. SK. Operasional
: 421.2/1497-DISDIK/2009
Tanggal SK. Operasional : 2009-10-29 Akreditasi
:B
No. SK. Akreditasi
: 02.00/534/BAP-SM/XI/2010
Tanggal SK. Akreditasi
: 09-11-2010
No. Sertifikasi ISO
: Belum bersertifikat
Luas Tanah
: 4,200 m2
14) SMP Negeri 10 Depok Nama
: SMP Negeri 10 Depok
NPSN
: 20229081
Alamat
: Jl. Raya Bedahan Sawangan
Kode Pos
: 16519
Desa/Kelurahan
: Bedahan
Kecamatan
: Sawangan
Kab.-Kota
: Kota Depok
69
Propinsi
: Jawa Barat
Status Sekolah
: Negeri
Waktu Penyelenggaraan
: Pagi
Jenjang Pendidikan
: SMP
Naungan
: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
No. SK. Pendirian
: 142/K/PDS/PKT/85
Tanggal SK. Pendirian
: 1910-01-01
Tanggal SK. Operasional : 1910-01-01 Akreditasi
:A
No. SK. Akreditasi
: 02.00/692/BAP-SM/X/2011
Tanggal SK. Akreditasi
: 28-10-2011
No. Sertifikasi ISO
: Belum bersertifikat
Luas Tanah
: 10,400 m2
15) SMP Puspita Nama
: SMP Puspita
NPSN
: 20268914
Alamat
: Jl. Panggulan Rt. 02/05
Kode Pos
: 16518
Desa/Kelurahan
: Pengasinan
Kecamatan
: Sawangan
Kab.-Kota
: Kota Depok
Propinsi
: Jawa Barat
Status Sekolah
: Swasta
Waktu Penyelenggaraan
: Pagi
Jenjang Pendidikan
: SMP
Naungan
: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
No. SK. Pendirian
: 421.2/147/disdik/2010
Tanggal SK. Pendirian
: 2010-03-20
No. SK. Operasional
: 421.2/147/DISDIK/2010
70
Tanggal SK. Operasional : 2010-03-20 Akreditasi
:B
No. SK. Akreditasi
: 02.00/207/BAP-S/M
Tanggal SK. Akreditasi
: 02-10-2012
No. Sertifikasi ISO
: Belum bersertifikat
Luas Tanah
: 2,700 m2
16) SMP Yapan Indonesia Nama
: SMP Yapan Indonesia
NPSN
: 20229132
Alamat
: Jl. Muhtar No 50
Kode Pos
: 16511
Desa/Kelurahan
: Sawangan Baru
Kecamatan/Kota
: Sawangan
Kab.-Kota/Negara (LN)
: Kota Depok
Propinsi
: Jawa Barat
Status Sekolah
: Swasta
Waktu Penyelenggaraan
: Pagi
Jenjang Pendidikan
: SMP
Naungan
: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
No. SK. Pendirian
: 010/I02.Kep/E.81
Tanggal SK. Pendirian
: 1981-01-09
No. SK. Operasional
: 421.2/1101-DISDIK/2009
Tanggal SK. Operasional : 2009-08-13 Akreditasi
:A
No. SK. Akreditasi
: 02.00/692/BAP SM/SM/X/2011
Tanggal SK. Akreditasi
: 10-08-2011
No. Sertifikasi ISO
: Belum bersertifikat
Luas Tanah
: 4,000 m2
71
17) SMP IT Darus Sholihin Nama
: SMP IT Darus Sholihin
NPSN
: 20256560
Alamat
: Jl.H.Sulaeman
Kode Pos
: 16519
Desa/Kelurahan
: Bedahan
Kecamatan
: Sawangan
Kab.-Kota
: Kota Depok
Propinsi
: Jawa Barat
Status Sekolah
: Swasta
Waktu Penyelenggaraan
: Pagi
Jenjang Pendidikan
: SMP
Naungan
: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
No. SK. Pendirian
: 421.2/1278-disdik/2009
Tanggal SK. Pendirian
:-
No. SK. Operasional
: 421.2/1513-Pendas/2012
Tanggal SK. Operasional : Akreditasi
:B
No. SK. Akreditasi
: 02.00/207/BAP-SM/SK/X/2012
Tanggal SK. Akreditasi
: 25-06-2012
No. Sertifikasi ISO
: Belum bersertifikat
Luas Tanah
: 1,000 m2
2. Karakteristik Responden a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No 1 2
Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan Jumlah
Frekuensi 15 12 27
Persentase % 55.55% 44.45% 100%
72
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat jumlah guru IPS PLPG sebanyak 27 orang dengan persentase sebesar 55.55 % guru laki-laki dan 44.45 % guru perempuan. Artinya guru IPS yang sudah mengikuti PLPG lebih banyak didominasi oleh Laki-Laki. Tabel diatas dapat dilihat dalam gambar berikut:
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Perempuan 44%
b. Karakteristik
Laki-Laki 56%
Responden
Berdasarkan
Tingkat
Pendidikan Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan No 1 2
Pendidikan Terakhir S1 S2 Jumlah
Frekuensi 21 6 27
Persentase % 77.78% 22.22% 100%
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat jumlah guru IPS PLPG sebanyak 27 orang dengan persentase sebesar 77.78 % lulusan S1 dan 22.22 % lulusan S2. Artinya guru IPS yang sudah mengikuti PLPG lebih banyak didominasi oleh lulusan S1. Tabel diatas dapat dilihat dalam gambar berikut:
73
Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan 22% Strata 1 78%
Strata 2
c. Karakteristik Responden Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan No 1 2
Jurusan Belajar Pendidikan Non-Pendidikan Jumlah
Frekuensi 18 9 27
Persentase % 66.67% 33.33% 100%
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat jumlah guru IPS PLPG sebanyak 27 orang dengan persentase sebesar 66.67 % lulusan sarjana pendidikan dan 33.33 % lulusan sarjana non-pendidikan. Artinya guru IPS yang sudah mengikuti PLPG lebih banyak didominasi oleh lulusan sarjana pendidikan. Tabel diatas dapat dilihat dalam gambar berikut: Karakteristik Responden Berdasarkan Jurusan Belajar 33%
Pendidkan 67%
Non Pendidikan
d. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Mengajar Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Mengajar No 1 2 3
Lama Mengajar 1-8 Tahun 9-15 Tahun < 15 Tahun Jumlah
Frekuensi 8 15 4 27
Persentase % 29.63% 55.55% 14.82% 100%
74
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat jumlah guru IPS PLPG sebanyak 27 orang dengan persentase sebesar 29.63 % sudah mengajar antara 1-5 tahun, 55.55% sudah mengajar 6-10 tahun dan 14.82 % sudah mengajar lebih dari 10 tahun. Artinya guru IPS yang sudah mengikuti PLPG lebih banyak didominasi oleh guru yang telah mengajar antara 5-10 tahun. Tabel diatas dapat dilihat dalam gambar berikut:
Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Mengajar 15% 30% 55%
1-8 Tahun 9-15 Tahun < 15 Tahun
3. Deskripsi Variabel Penelitian a. Variabel Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) merupakan salah satu cara untuk menambah wawasan, pengetahuan dan kemampuan seorang guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang pendidik. Seperti yang sudah dijelaskan di bab sebelumnya pendidikan dan latihan profesi guru itu meliputi Praktek Mengajar/Peer Teaching, Membuat proposal PTK, Membuat RPP dengan baik dan benar dengan sesuai ketentuan, Mendapatkan wawasan tentang perangkat pembelajaran, Mendapatkan wawasan tentang Penelitian Tindakan Kelas/ Karya Tulis Ilmiah, Mendapatkan wawasan tentang media pembelajaran yang relevan, Mendapatkan wawasan tentang model-model pembelajaran yang relevan dengan materi IPS, mendapatkan wawasan tentang profesionalisme guru, mendapatkan wawasan tentang konsep keilmuan IPS.
75
Dari indikator diatas di muat dalam 55 pertanyaan dengan disertai 5 alternatif jawaban. Berikut ini adalah skor rata rata varabel pendidikan dan latihan profesi guru berdasarkan data yang diperoleh dari kuisioner penelitian. alternatif jawaban : Tentang Pendidikan dan Latihan Profesi Guru: 1) Alternatif jawaban SS ( sangat Setuju ) dengan bobot nilai 5 2) Alternatif jawaban S ( Setuju ) dengan bobot nilai 4 3) Alternatif jawaban R ( Ragu-Ragu ) dengan bobot nilai 2 4) Alternatif jawaban TS ( Tidak Setuju ) dengan bobot nilai 2 5) Alternatif Jawaban STS ( Sangat Tidak Setuju) dengan bobot nilai 1
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Tabel 4.6 Skor Variabel PLPG Jumlah Nilai No Jumlah Nilai 216 246 15 264 233 16 231 226 17 217 260 18 203 219 19 200 244 20 192 182 21 208 167 22 226 171 23 223 175 24 218 173 25 212 246 26 211 233 27 228
Untuk menentukan nilai interval dari hasil angket tentang Pendidikan dan Latihan Profesi Guru IPS, penulis menggunakan rumus:
76
1) Mean :6 =
= = 215.70 2) Jumlah Interval :7 K
= 1 + 3,3 log N = 1 + 3.3 log 27 = 5.723500422 (dibulatkan menjadi 6)
3) Range:8 Xmax = 264 R
Xmin = 167
= Xmax - Xmin = 264 – 167 = 97
4) Menentukan Interval Kelas: 9 i
= =
= 16.16666667 (dibulatkan menjadi 16)
Jadi, interval kelasnya 16 dan jumlah intervalnya 6.
6
Budi Susetyo, Statistika Untuk Analisis Data Penelitian, (Bandung: PT Refika Aditama, 2010) hal. 21 7 Ibid. 8 Ibid. 9 Ibid.
77
Tabel 4.7 Kategori Pendidikan Dan Latihan Profesi Guru No
Interval
Kategori
Frekuensi
Persentase
1
248 – 264
Sangat Baik
3
11.11%
2
232 – 247
Baik
4
14.81%
3
216 – 231
Cukup Baik
9
33.33%
4
200 – 215
Cukup
5
18.52%
5
184 – 199
Buruk
1
3.70%
6
167 – 183
Sangat Buruk
5
18.52%
27
100%
Jumlah
Kategori Pendidikan Dan Latihan Profesi Guru 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
Cukup
Buruk
Sangat Buruk
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa : a) Sebanyak 3 responden ( 11,11% ) termasuk dalam kategori sangat baik. b) Sebanyak 4 responden ( 14,81% ) termasuk dalam kategori baik. c) Sebanyak 9 responden ( 33.33% ) termasuk dalam kategori cukup baik. d) Sebanyak 5 responden ( 18,52% ) termasuk dalam kategori cukup.
78
e) Sebanyak 1 responden ( 3.70% ) termasuk dalam kategori buruk f) Sebanyak 5 responden ( 18,52% ) termasuk dalam kategori sangat buruk. Berdasarkan tabel di atas dapat disampaikan bahwa hasil angket dari responden berkenaan dengan pelaksanaan Pendidikan dan Latihan Profesi guru IPS, dengan nilai terendah 167 dan nilai tertinggi 264. Berdasarkan hasil perhitungan Mean adalah 215.74 termasuk dalam kategori cukup baik. Ini terbukti dengan skor 9 responden (33.33%) pada kategori cukup baik. b. Variabel Profesionalisme Guru IPS Profesionalisme mutlak harus dmiliki oleh seorang guru dalam menjalankan tugasnya dalam mendidik. Profesioalisme memiliki empat indikato komptensi. Kompetensi tersebut yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial. Dari indikator tersebut di muat dalam 58 pertanyaan dengan disertai 5 alternatif jawaban. Berikut ini adalah skor rata rata varabel pendidikan dan latihan profesi guru berdasarkan data yang diperoleh dari kuisioner penelitian. Alternatif jawabannya adalah : Tentang Profesionalisme Guru IPS: 1) Alternatif jawaban SS ( sangat Setuju ) dengan bobot nilai 5 2) Alternatif jawaban S ( Setuju ) dengan bobot nilai 4 3) Alternatif jawaban R ( Ragu-Ragu ) dengan bobot nilai 2 4) Alternatif jawaban TS ( Tidak Setuju ) dengan bobot nilai 2 5) Alternatif Jawaban STS ( Sangat Tidak Setuju) dengan bobot nilai 1
79
Tabel 4.8 Skor Variabel Profesionalisme Guru IPS No 2
Jumlah Nilai 251
No 16
Jumlah Nilai 228
3
262
17
240
4
237
18
263
5
223
19
231
6
214
20
279
7
210
21
208
8
218
22
234
9
256
23
205
10
230
24
210
11
236
25
210
12
231
26
277
13
229
27
227
14
230
Untuk menentukan nilai interval dari hasil angket tentang Profesionalisme Guru IPS, penulis menggunakan rumus: 5) Mean : =
= = 234 6) Mencari jumlah interval : K
= 1 + 3,3 log N = 1 + 3.3 log 27
= 5.723500422 (dibulatkan menjadi 6)
80
7) Mencari Range Xmax = 279
Xmin = 205
= Xmax - Xmin
R
= 279– 205 = 74 8) Menentukan Interval Kelas i
= =
= 12.3 (dibulatkan menjadi 12)
Jadi, interval kelasnya 12 dan jumlah intervalnya 6 Tabel 4.9 Kategori Profesionalisme Guru IPS No
Interval
Kategori
Frekuensi
Persentase
1
265 – 279
Sangat Baik
2
7.40%
2
253 – 264
Baik
4
14.80%
3
241 – 252
Cukup Baik
1
3.70%
4
229 – 240
Cukup
9
33.33%
5
217 – 228
Buruk
5
18.52%
6
205 – 216
Sangat Buruk
6
22.22%
27
100%
Jumlah
Kategori Profesionalisme Guru IPS 10 8 6 4 2 0 Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
Cukup
Buruk
sangat buruk
81
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa : a) Sebanyak 2 responden (7.40%) termasuk dalam kategori sangat baik. b) Sebanyak 4 responden (14.80%) termasuk dalam kategori baik. c) Sebanyak 1 responden (3.70%) termasuk dalam kategori cukup baik. d) Sebanyak 9 responden (33.33%) termasuk dalam kategori cukup. e) Sebanyak 5 responden (18.52%) termasuk dalam kategori buruk. f) Sebanyak 6 responden (22.22%) termasuk dalam kategori sangat buruk. Berdasarkan tabel di atas dapat disampaikan bahwa hasil angket dari responden berkenaan dengan Profesionalisme Guru IPS, nilai terendah 205 dan nilai tertinggi 279. Berdasarkan hasil perhitungan Mean adalah 234 termasuk dalam kategori cukup. Ini terbukti dengan skor 9 responden (33.33%) pada kategori cukup. 4. Uji Persyaratan Analisis a. Uji normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui kenormalan distribusi data, masing masing variabel. Uji normalitas dalam penelitian ini menggnakan Kolmogorov-smirnov dengan menggunakan alat bantu SPSS 20. Ketentuan perhitungan normalitas ini adalah apabila sig. > 0,05 maka data tersebut normal, jika Sig. < 0,05 maka data tersebut tidak normal. Adapun hasil pperhitungan terhadap data tersebut adalah:
82
1) Variabel Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas Variabel PLPG
df PLPG
27
Kolmogorov-Smirnova Taraf Sig. signifikansi 0.05 .200
Keputusan Normal
Terlihat pada tabel uji normalitas diatas bahwa nilai signifikasi PLPG 0,200 (>0,05). Berdasarkan data diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa seluruh variabel dalam penelitian ini berdistribusi normal. 2) Variabel Profesionalisme Guru IPS
83
Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas Variabel Profesionalisme Kolmogorov-Smirnova Taraf Keputusan df Sig. Signifikansi Profesionalisme 27 .122 0.05 Normal Terlihat pada tabel uji normalitas diatas bahwa nilai signifikasi Profesionalisme Guru IPS 0,122 (>0,05). Berdasarkan data diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa seluruh variabel dalam penelitian ini berdistribusi normal. b. Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengetahui valid atau tidaknya butir-butir soal tes. Peneliti hanya akan menggunakan soal-soal yang terbukti valid dari hasil analisis instrumen. Hasil analisis perhitungan validitas butir soal (r
hitung
) dikonsultasikan dengan (r
signifikan 5 %. Bila harga (r
hitung
> r
dikatakan valid. Sebaliknya bila harga (r
tabel hitung
tabel
), dengan taraf
) maka butir soal tersebut < r
tabel
) maka butir soal
tersebut dikatakan tidak valid. Uji validitas instrumen ini dilakukan dengan menggunakan SPSS 20, yaitu dengan memperhatikan angka pada Corrected Item-Total Correlation, yang merupakan korelasi antara skor item dengan skor total item. Berikut ini hasil uji Validitas masing-masing variabel: Tabel 4.12 Validitas Variabel Pendidikan dan Latihan Profesi Guru No 1 2 3 4 5 6 7
r hitung .620 .324 .491 .587 .505 -.243 .581
r tabel 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374
Kesimpulan Valid Tidak valid Valid Valid Valid Tidak valid Valid
84
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
.581 .734 .539 .580 .620 .678 .672 .494 .586 .581 .581 -.333 .634 .461 .456 .461 .666 .586 .529 .494 .494 .494 .434 .438 .371 .822 .659 .581 .666 .600 .659 .507 .494 .377 .766 .594 .407 .593
0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
85
46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
.526 .437 .526 .600 .428 .586 .494 -.219 .688 .648 .732 .402 .548 .548 .597
0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid valid
Terlihat pada tabel diatas bahwa dari 60 soal yang di ujikan, terdapat 55 soal yang valid dan 5 yang tidak valid. Maka dalam penelitian peneliti hanya menggunakan soal yang valid.
Tabel 4.13 Validitas Variabel Profesionalisme Guru No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
r hitung .865 .374 .680 .512 .524 .546 .633 .633 .600 .548 .480 .465 .397 .675
r tabel 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374
Kesimpulan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
86
15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52
.782 .633 .633 .633 -.288 .675 .503 .481 .503 .518 .633 .604 .652 .702 .684 .517 .628 .796 .816 .626 .633 .510 .610 .627 .803 .783 .524 .745 .704 .628 .640 .831 .400 .831 .831 .831 .633 .783
0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374
Valid Valid Valid Valid Tidak valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
87
53 54 55 56 57 58 59 60
0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374
-.640 .549 .657 .518 .783 .662 .662 .407
Tidak valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Terlihat pada tabel diatas bahwa dari 60 soal yang di ujikan, terdapat 58 soal yang valid dan 2 yang tidak valid. Maka dalam penelitian, peneliti hanya menggunakan soal yang valid. 5. Analisis Reliabilitas Tes Setelah uji validitas dilakukan, selanjutnya dilakukan uji reliabilitas pada instrumen tersebut. Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui tingkat konsistensi jawaban tetap atau konsisten untuk diujikan kapan saja instrumen tersebut disajikan.
Tabel 4.14 Realibilitas PLPG
Cronbach's Alpha
N of Items ,952
60
Koefisien reliabilitas butir soal Pendidikan dan Latihan Profesi Guru diperoleh r
hitung
= 0,952 sedang product moment dengan taraf
signifikan 5 % dan n = 30 diperoleh = 0,374, karena (r
hitung
> r
tabel
)
artinya koefisien reliabilitas butir soal uji coba memiliki kriteria pengujian yang tinggi (reliabel).
88
Tabel 4.15 Realibilitas Profesionalisme Guru IPS
Cronbach's Alpha
N of Items
,969
60
Koefisien reliabilitas butir soal Profesionalisme Guru IPS diperoleh r hitung = 0, 969 , sedang product moment dengan taraf signifikan 5 % dan n = 30 diperoleh = 0,374, karena (r hitung > r tabel ) artinya koefisien reliabilitas butir soal uji coba memiliki kriteria pengujian yang tinggi (reliabel). B. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan 1. Pengujian Hipotesis Deskripi data hasil korelasi antara Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (variabel X) dan Profesionalisme Guru IPS (variabel Y) yang dilakukan pada guru IPS SMP Se-Kecamatan Sawangan Depok Jawa Barat dengan menggunakan bantuan sofware SPSS 20 for windows dengan tekhnik enter methode, yaitu dengan
cara
memasukkan
data
variabel
X
(PLPG)
dan
variabel
Y
(Profesionalisme Guru IPS) kedalam form yang tersedian pada program tersebut, seperti gambar berikut:
Tabel 4.16 Variables Entered/Removeda Model
Variables Entered
Variables
Method
Removed 1
PROFESIONALISME
b
. Enter
a. Dependent Variable: PLPG b. All requested variables entered.
Berdasarkan hasil perhitungan pengaruh antara Pendidikan dan Latihan Profesi Guru dengan Profesionalisme Guru IPS diperoleh data sebagai berikut:
89
Tabel 4.17 ANOVAa Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Regression
9113.141
1
9113.141
Residual
9136.489
25
365.460
18249.630
26
Total
Sig. .000b
24.936
Dari hasil pengujian diperoleh F sebesar 24.936 dengan tingkat signifikansi (sig) sama dengan atau lebih kecil dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh antara Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (variabel X) dengan profesionalisme guru IPS (variabel Y). Selanjutnya, untuk mengetahui apakah pengaruh tersebut signifikan atau tidak, maka nilai koefesiensi regresi dari variabel pendidikan dan latihan profesi guru (X1). Maka hasilnya adalah sebagai berikut: TABEL 4.18 Coefficientsa Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
t
Sig.
Coefficients B (Constant)
Std. Error 4.400
42.474
.903
.181
Beta .104
.918
4.994
.000
1 Profesionalisme
.707
a. Dependent Variable: PLPG
Berdasarkan hasil analisis regresi linier sederhana diperoleh nilai t hitung sebesar 4.994 > t tabel 2.060 dan nilai signifikansi (sig) .000 < 0.05. maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, yang artinya Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (X) berpengaruh signifikan terhadap profesionalisme guru IPS (Y). Untuk mengeahui seberapa besar hubungan antara kedua variabel dan untuk melihat seberapa besar variabel profesionalisme guru IPS di pengaruhi oleh variabel pendidikan dan latihan profesi guru dapat dilihat sebagai berikut:
90
Model
R
1
.707a
Tabel 4.19 Model Summary R Square Adjusted R Std. Error of Square the Estimate .499 .479 19.117
Nilai koefesiensi tabel R adalah 0.707, berada diantara 0,60 - 0,799 maka dapat disimpulkan pengaruh antara variabel X dengan variabel Y dalam kategori kuat. Kemudian untuk melihat seberapa besar kontribusi PLPG mempengaruhi profesionalisme guru IPS dapat digunakan rumus Koefisien Penentu (KP) atau ada yang menyebutnya koefisien Determinasi yang dirumuskan KP = R2 x 100%. KP
= 0.7072 x 100% = 49.9%
Dapat ditarik kesimpulan bahwa PLPG memberikan pengaruh terhadap profesionalisme guru IPS sebesar 49.9% sedangakan sisanya dipengaruhi faktor lain. Dari hasil analisis korelasi sederhana (r) didapat korelasi antara pendidikan dan laihan proofesi guru (PLPG) dengan profesionalisme guru IPS (r) adalah 0,707. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi pengaruh antara pendidikan dan latihan profesi guru dengan profesionalisme guru IPS. Sedangkan arah hubungan adalah positif karena nilai r positif. 2. Pembahasan a. Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Berdasarkan deskripsi data pendidikan dan laihan profesi guru menunjukkan bahwa skor yang tertinggi pada posisi cukup baik sebanyak 33,33% dengan rentang nilai 216-231. Hal ini menandakan bahwa program pendidikan dan latihan profesi guru cukup baik dan oleh sebab itu harus ada perbaikan dan perencanaan program yang lebih baik kedepannya.
91
Berdasarkan hasil deskripsi data pendidikan dan pelatihan profesi guru, maka dengan demikian bahwa permasalahan pertama dalam skripsi ini tentang bagaimana berjalannya program pendidikan dan latihan profesi guru telah terjawab. b. Profesionalisme Guru IPS Berdasarkan
deskripsi
data
Profesionalisme
Guru
IPS
menunjukkan bahwa skor yang tertinggi pada posisi cukup sebanyak 33,33% dengan rentang nilai 229 - 240. Hal ini menandakan bahwa profesionalisme guru IPS terbilang kurang. Maka harus diadakan pelatihan dan pendidikan bagi guru IPS untuk meningkatkan profesionalisme. Sehingga lebih baik kedepannya Berdasarkan hasil deskripsi data profesionalisme guru IPS, maka dengan demikian bahwa permasalahan kedua dalam skripsi ini tentang bagaimana profesionalisme guru IPS setelah mengikuti PLPG telah terjawab. c. Pengaruh PLPG Terhadap Profesionalisme Guru IPS Berdasarkan hasil deskripsi data diatas bahwa pengaruh antara pendidikan dan latihan profesi guru dengan profesionalisme guru IPS sebesar 0,707. Angka hasil korelasi tersebut sesuai dengan tabel 4.16 tentang interpretasi nilai r menunjukkan bahwa korelasi antara PLPG dengan profesionalisme guru IPS terdapat korelasi yang kuat. Berdasarkan hasil deskripsi data profesionalisme guru IPS, maka dengan demikian bahwa permasalahan ketiga dalam skripsi ini tentang bagaimana pengaruh pendidikan dan latihan profesi guru dalam menunjang profesionalisme guru IPS telah terjawab.
92
Tabel 4.1710 Pedoman Interpretasi Koefesiensi Korelasi Interval Koefesien
10
Tingkat Hubungan/Pengaruh
0,00
- 0,199
Sangat Rendah
0,20
- 0,399
Rendah
0,40
- 0,599
Sedang
0,60
- 0,799
Kuat
0,80
- 1,000
Sangat Kuat
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D), (Bandung: ALfabeta, 2011), h.184
BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan Berdasarkan deskripsi data, analisis data dan interpretasi data hasil penelitian tentang pengaruh pendidikan dan latihan profesi guru dalam menunjang profesionalisme guru IPS SMP se-Kecamatan Sawangan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Program Pendidikan dan latihan profesi guru berada pada kategori cukup baik. Hal ini dapat dilihat setelah mengikuti PLPG, guru mendapatkan pengetahuan dan pengalaman tentang kegiatan belajar mengajar, memotivasi guru agar para guru menerapkan model-model pembelajaran di kelas sehingga pembelajaran tidak berjalan membosankan dan membantu guru dalam merencanakan proses pembelajaran. 2. Profesionalisme guru IPS SMP se-Kecamatan Sawangan berada pada kategori cukup. peningkatan kompetensi guru dalam hal aspek
kompetensi
profesionalisme,
padagogik,
sosial
dan
kepribadian guru masih terbilang kurang, karena kurang adanya pengawasan dan pembinaan berkelanjutan dari masing-masing sekolah setalah guru mengikuti pendidikan dan latihan profesi guru. 3. Pengaruh antara pendidikan dan latihan profesi guru degan profesionalisme guru IPS SMP se-Kecamatan Sawangan berada pada tingkat korelasi kuat yaitu R = 0.707 pada taraf signifikansi 0,05 (5%). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara pendidikan
dan
latihan
profesionalisme guru IPS.
93
profesi
guru
dalam
menunjang
94
Dari hasil perhitungan koefesien diterminasi (R Square) sebesar 49.9% maka hal ini dapat disimpulkan bahwa kontribusi PLPG terhadap profesionalisme guru IPS pada kategori kuat Oleh karena itu, kegiatan program pendidikan dan pelatihan harus terus menerus di tingkatkan untuk peningkatan profesionalisme guru IPS. Berdasarkan deskripsi data, analisis data dan interpretasi data hasil penelitian tentang pengaruh pendidikan dan latihan profesi guru dalam menunjang profesionalisme guru IPS SMP se-Kecamatan Sawangan dan kesimpulan diatas dapat dinyatakan bahwa hasil penelitian ini adalah menerima hipotesis alternatif (Ha) dan menolak hipotesis nol (Ho), yaitu terdapat pengaruh yang positif, kuat dan linier antara pendidikan dan latihan profesi guru (variabel X) dengan profesionalisme guru IPS (variabel Y) SMP se-Kecamatan Sawangan Depok Jawa Barat. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian diatas maka peneliti mengajukan beberapa saran kepada: 1. Penyelenggara diharapkan makin meningkatkan inovasi dalam pembelajaran, khususnya banyaknya pelatihan dan pendidikan, semakin banyak pelatihan dan pendidikan maka akan semakin baik pula bagi peningkatan mutu guru. 2. Sekolah diharapkan menyediakan fasilitas yang baik dan fasilitas yang dibutuhkan oleh guru, sehingga para guru dapat terbantu dalam menggunakan pengetahuan dan keterampilannya yang di dapat dari program PLPG, sehingga pembelajaran di sekolah dapa di tingkatkan. 3. Guru hendaknya menggunakan pengetahuan yang di dapatkan dari PLPG dengan sebaik-baiknya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Diharapkan guru juga lebih banyak mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan untuk menambah wawasan dan keterampilan dalam pengajaran.
DAFTAR PUSTAKA A. Buku Ahmadi, Rulam. Pengantar Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014. DirJen Dikti Kementrian Pendidikan Indonesia, Sertifikasi Guru Dalam Jabatan buku 4. 2014 Danim, Sudarwan. Inovasi Pendidikan dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kependidikan. Bandung: Pustaka Setia, 2002. Hamalik, Oemar, Pendidikan Guru Konsep dan Strategi, Bandung: Mandar Maju, 1991 Kamus Besar Bahasa Indonesia. Ed.4, cet-1. Jakarta: Gramedia Pusta Utama, 2008. Kementerian Pendidikan Nasional direktorat Jenderal Peningkatan Mutu, Pembinaan Dan Pengembangan Profesi Guru Buku 2 Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru(Pk Guru), 2010 Mulyasa. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung : Remaja Rosda Karya, 2015. Musfah, Jejen. Penigkatan Kompetensi Guru. Jakarta: Prenada Media Group, 2011. Nurdin, dkk. Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, Jakarta: Ciputat Pers, 2002 Payong, Marselus. Sertifikasi Profesi Guru. Jakarta: Indeks, 2011. Purwanto, dkk. Metode Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Gava Media, 2011 Siagian. Filsafat Administrasi. Jakarta: Bumi Aksara, 2003. Sugiyono, “Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D).” Bandung: ALfabeta, 2008. Syaodih Sukmadinata, Nana. Landasan Psikologi Proses Pendidikan, cet4, Bandung: Remaja Rosda Karta, 2007.
95
96
Susetyo, Budi.”Statistika Untuk Analisis Data Penelitian”, Bandung: PT Refika Aditama, 2010. Syah, Muhibbin. “Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru”’ Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014. Siagian, Sondang P. Manajemen SDM. Jakarta: Bumi Aksara, 1999. Trianto. model pembelajran terpadu konsep, strategi dan kompetensi lainnya dalam kurikulum KTSP. Jakarta; bumi aksara, 2012. Umar. Riset Sumber Daya Manusia dan Administrasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2004. Uzer Usman. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosda Karya, 2010. Wahjosumidjo. Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002. B. Jurnal dan Skripsi Edi Hendri. Guru berkualitas: Profesional dan Cerdas Emosi.
jurnal
saung guru UPI Bandung vol I No, 2. 2010. Fifin Alfiani Rosita. Pengaruh Pendidikan Dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Terhadap Kemampuan Profesional Guru. Skripsi pada Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Kependidikan Universitas Jember, Jember, 2011. Gufron,dkk., pelaksanaan PLPG Sebagai Wahana Pengembangan dan Audit Kompetensi Dalam Sertifikasi Guru Bidang Kejuruan. jurnal Ekonomi dan Pendidikan, vol 34 No, 2, Yogyakarta, 2011. Hani
Nurul
Lathifah.
Pengaruh
PLPG
Terhadap
Peningkatan
Profesionalisme Guru Pkn Di Kota Bandung. Skripsi pada Jurusan Ilmu Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial UPI, Bandung, 2013.
Ikasari Surahman. Perbedaan Profesionalitas Guru Teknik Elektronika Yang Lulus Portofolio Dan Pendidikan Dan Latihan Profesi Guru
97
(PLPG).
Jurnal
Elektronika
Pendidikan
teknik
elektronika
Universitas Negeri Yogyakarta, 2013. Isti Dwi Iriani. penerapan Metode Pembelajaran Snowball drilling Untuk Meningkatkan
Keaktifan
Belajar
Siswa
IPS.
Skripsi
FIS
Universitas Negeri Yogyakarta, 2012. Jumanto. Evaluasi Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) dalam meningkatkan kompetensi dan kinerja guru sertifikasi. tesis pada Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta, 2013. Lamria Rouli Marbun. Gambaran Sistem Literatur Pendidikan dan Pelatihan. Skripsi FKM Universitas Indonesia, 2009. Lita
Latiana.
Peran
Sertifikasi
Guru
Dalam
Meningkatkan
Profesionalisme Pendidik. Jurnal Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang, Semarang. Mahmun syarif, Peningkatan Kerja PNS Melalui Diklat. Jurnal Diklat Keagamaan Medan. Mustofa. Upaya Pengembangan Profesionalisme Guru di Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Pendidikan Yogyakarta, vol 4 No, 1. 2007. Rofi’u. hubungan Sistem Pembinaan Profesional Guru dengan Kinerja Guru SD di Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung. Tesis pada Sekolah Pasca Sarjana UPI Bandung, 2003. Widyaka, dkk. Evaluasi Program Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Sekolah Menengah Pertama Negri di DInas Pendidikan Kabupaten Kubu Raya” jurnal tesis pada Program Magister Ilmu Sosial Universitas Tanjungpura Pontianak, 2013. C. Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 16 Th. 2007. Peraturan Pemerintah RI No 100 Tahun 2000 Tentang Pengangkatan Pegawai Negri Sipil Dalam Jabatan Struktural. Peraturan Daerah Kota Depok, Nomor 08 Tahun 2007 Tentang Pembentukan Kecamatan Di Kota Depok. Republik Indonesia, UU RI No 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen.
98
Republik Indonesia, PP RI nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru. Republik Indonesia, UU RI No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Republik Indonesia, UU RI No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. http://dapodik.disdik.jabarprov.go.id http://jabarprov.go.id http://news.okezone.com http://sawangan.depok.go.id http://sawangan.depok.go.id http://www.depok.go.id
PLPG 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 4 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
2 4 4 2 4 3 4 4 4 5 2 4 2 3 4 5 4 2 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4
3 4 5 5 4 4 3 4 4 5 4 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4
4 4 5 4 4 4 3 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 5
5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4
6 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 1 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4
7 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 5
8 4 5 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 3 5 4 4 4 4 4 5 4
9 4 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 jumlah
10 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4
11 3 5 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 5 5 2 2 5 4 4 2 2 3 2 3 5 2
12 4 5 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 5
13 4 5 5 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 5 4 2 3 4 3 5 4
14 3 5 2 4 4 4 4 3 4 4 2 3 4 4 5 5 2 5 4 5 2 2 2 2 2 5 5
15 4 5 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 5 5 5 5 2 1 1 1 1 5 3
16 4 5 3 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 2 4 4 4 5 5
17 4 5 4 3 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5
18 3 5 4 3 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 3 4 4 4 4 4 5
19 3 5 5 4 4 3 2 3 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 2 3 2 3 5 4
20 3 5 4 4 3 4 2 3 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 3 3 3 3 5 4
21 4 5 5 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 2 3 3 3 3 5 5
PROF 1 2 3 4
1 4 5 5 4
2 4 5 4 4
3 4 5 4 5
4 4 5 4 4
5 5 4 5 4
6 5 4 4 3
7 4 4 5 5
8 4 5 5 4
9 5 4 4 4
10 4 5 4 4
11 4 4 5 4
12 5 4 4 4
13 4 4 5 5
14 4 4 5 5
15 5 5 4 4
16 4 4 5 4
17 4 4 5 5
18 4 4 5 4
19 4 4 4 4
20 4 4 5 4
21 5 5 4 4
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
4 3 2 4 3 4 4 4 4 4 4 5 5 4 3 4 4 2 2 2 2 4 4
3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 3 3 3 3 4 2
4 3 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 3 5 4 4 4 4 4 5 4
4 3 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 5
4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4
4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2
4 4 2 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4
4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 1 5 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4
4 3 2 3 5 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 jumlah
4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4
4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4
4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4
3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4
4 4 2 4 5 4 4 4 4 4 3 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4
4 4 4 3 5 4 4 4 4 4 4 3 5 5 4 5 4 5 5 1 5 5 4
4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 5 1 3 5 4
4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4
3 4 4 5 5 4 4 4 4 4 3 2 5 5 4 5 4 5 5 1 3 5 4
3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 5 4 4 3 4 4 5 5 1 3 4 4
22 3 5 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 5 5 5 5 4 4 2 2 2 4 2 5 5
23 3 5 4 3 4 3 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 5 4 3 3 3 3 5 4
24 4 5 3 4 3 3 2 2 4 4 4 3 4 4 5 5 2 5 4 4 2 3 2 2 2 5 5
25 4 5 5 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 3 3 3 3 5 5
26 3 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 3 5 4 5 5 5 4 4 2 2 2 2 3 4 5
27 4 4 5 4 4 4 3 5 5 4 4 4 3 5 4 4 5 5 4 5 4 2 2 2 3 4 4
28 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 2 2 2 2 5 4 jumlah
29 5 5 4 4 4 3 3 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 3 3 3 4 4 5
30 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 5 5 4 5 2 2 2 2 2 4 4
31 4 5 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 2 2 2 2 4 4
32 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 3 2 2 2 2 4 5
33 4 5 4 3 3 4 2 2 3 4 4 4 4 4 4 5 4 5 3 4 2 1 1 1 1 4 5
34 3 5 2 4 4 4 2 3 4 4 4 3 3 3 6 5 4 5 4 3 2 1 1 1 1 6 5
35 4 5 5 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 5 5 4 4 2 2 2 2 2 4 2
36 3 5 2 4 3 3 2 2 4 4 4 3 3 4 4 2 4 4 3 4 2 2 2 2 2 4 2
37 4 5 5 4 3 4 2 4 4 4 4 3 3 5 4 5 2 2 4 4 2 2 2 2 2 4 5
38 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 5 4 1 4 4 4 4 2 2 2 2 2 4 1
39 4 5 5 4 3 3 2 4 4 4 4 3 4 4 4 5 5 4 4 4 4 2 2 2 2 4 5
40 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 3 3 4 4
41 5 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 1 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 1
42 5 5 5 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3
43 3 5 4 4 3 3 2 4 4 4 2 4 4 4 3 5 4 5 4 4 3 4 4 4 4 3 5
22 4 5 5 4
23 5 4 5 4
24 4 4 5 4
25 4 4 5 5
26 4 5 5 4
27 4 5 4 4
28 5 4 4 4
29 4 4 4 4
30 4 4 5 4
31 5 4 4 3
32 4 4 5 5
33 5 4 5 4
34 4 4 5 4
35 4 4 5 4
36 4 5 5 4
37 4 5 5 5
38 4 5 3 3
39 4 4 4 5
40 5 4 4 4
41 4 4 4 3
42 4 4 4 4
43 5 4 5 3
4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4
4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 2 4 5 2 4 4 4 4 3 4 4 5 4 5 4 4 3 4 3 5 4
4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 3 4 3 5 4
4 4 4 3 5 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 5 4 5 5 5 3 5 4
3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4
4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 jumlah
4 3 4 3 5 4 4 3 4 4 4 3 4 5 5 5 3 4 4 4 4 5 3
3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4
3 3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 2 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4
4 2 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 2 5 5 4 4 4 4 4 5 4
4 3 4 4 5 4 4 4 4 3 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4
4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4
4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4
4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4
4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4
4 3 2 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4
4 3 2 3 5 4 4 4 4 4 4 1 4 5 4 5 2 4 2 4 4 5 2
4 4 4 3 5 4 4 4 4 3 3 4 4 5 4 4 4 4 2 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 5 4 5 4 3 3 3 3 5 4
3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 3 3 1 3 3 5 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4
44 4 5 4 3 3 3 2 5 3 4 4 4 4 4 3 4 5 4 3 4 2 5 5 5 4 3 4
45 3 4 4 2 3 3 3 5 3 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 2 2 2 4 4
46 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5
44 5 4 5 4
45 5 4 4 3
46 4 5 4 4
47 48 5 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 3 4 1 4 1 4 1 4 1 4 3 5 4 jumlah
47 5 5 4 4
48 5 5 5 4
49 5 5 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 5 2 5 4 5 5 4 4 4 4 3 5
50 5 5 4 5 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4
51 4 5 5 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 3 4 4 4 4 5 5
52 4 5 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5
53 3 5 3 5 3 4 4 4 4 2 4 3 3 3 5 4 2 4 4 4 2 2 2 2 2 5 4
54 4 5 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 3 4 4 4 4 5 5
55 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 5 2 4 4 4 4 4 4
jumlah 216 264 231 217 203 200 192 208 226 223 218 212 211 228 246 233 226 260 219 244 182 167 171 175 173 246 233
49 5 4 4 4
50 5 4 5 3
51 5 4 4 4
52 5 4 4 4
53 5 4 5 4
54 5 4 5 4
55 5 4 5 5
56 4 5 5 4
57 5 5 3 5
58 5 4 5 5
jumlah 257 251 262 237
4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 3 1 3 2 5 4
3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 5 2 4 2 1 3 5 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 2 5 4 5 2 4 4 4 3 5 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 2 4 1 4 3 5 4 jumlah
4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 2 4 3 4 4 5 4
4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 5 4 4 5 2 4 4 1 3 5 4
4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 3 5 4 4 2 4 3 5 4
4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 5 4 4 2 4 4 5 4
4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 5 4 5 4 4 4 4 4 2 4 4 4
4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4
4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 2 4 4 4 4 3 4
4 4 4 3 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 2 5 4 5 3 5 4
4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 2 4 5 5 5 2 5 3 5 3 5 4
4 4 4 4 2 4 2 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 2 4 5 4 3 5 4 4 5 5 4 3 4 4 2 2 4 4 4 2 5 5 4 4 jumlah
223 214 210 218 256 230 236 231 229 230 222 228 240 263 231 279 208 234 205 210 210 277 227 6318
Explore Notes Output Created
09-SEP-2015 20:23:52
Comments
Input
Active Dataset
DataSet0
Filter
<none>
Weight
<none>
Split File
<none>
N of Rows in Working Data
27
File
User-defined missing values Definition of Missing
for dependent variables are treated as missing.
Missing Value Handling
Statistics are based on cases Cases Used
with no missing values for any dependent variable or factor used. EXAMINE VARIABLES=VAR00001 VAR00002 /PLOT BOXPLOT STEMLEAF NPPLOT
Syntax
/COMPARE GROUPS /STATISTICS DESCRIPTIVES /CINTERVAL 95 /MISSING LISTWISE /NOTOTAL. Processor Time
00:00:00.69
Elapsed Time
00:00:00.67
Resources
UJI NORMALITAS Case Processing Summary Cases Valid N
Missing
Percent
N
Total
Percent
N
Percent
PLPG
27
100.0%
0
0.0%
27
100.0%
Profesionalisme
27
100.0%
0
0.0%
27
100.0%
Descriptives Statistic Mean
215.70
95% Confidence Interval for
Lower Bound
205.22
Mean
Upper Bound
226.18
5% Trimmed Mean
215.73
Median
218.00
Variance PLPG
5.099
701.909
Std. Deviation
26.494
Minimum
167
Maximum
264
Range
97
Interquartile Range
33
Skewness
-.250
.448
Kurtosis
-.499
.872
234.00
3.990
Mean 95% Confidence Interval for
Lower Bound
225.80
Mean
Upper Bound
242.20
5% Trimmed Mean
233.10
Median
230.00
Variance Profesionalisme
Std. Error
Std. Deviation
429.846 20.733
Minimum
205
Maximum
279
Range
74
Interquartile Range
33
Skewness Kurtosis
.678
.448
-.268
.872
Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov Statistic
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
27
.437
.931
27
.072
.097
27
.200
Profesionalisme
.150
27
.122
a. Lilliefors Significance Correction
PLPG
VAR00001 Stem-and-Leaf Plot Frequency 1.00 3.00 1.00 1.00 3.00 6.00 4.00 3.00 3.00 .00 2.00 Stem width: Each leaf:
Stem & 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
. . . . . . . . . . .
Leaf 7 135 2 2 038 126789 3668 133 466 04
10 1 case(s)
Sig.
.963
PLPG
*. This is a lower bound of the true significance.
df
*
Profesionalisme
VAR00002 Stem-and-Leaf Plot Frequency 2.00 5.00 5.00 7.00 1.00 3.00 2.00 2.00
Stem & 20 21 22 23 24 25 26 27
. . . . . . . .
Leaf 58 00048 23789 0011467 0 167 23 79
Stem width: Each leaf:
10 1 case(s)
Regression Hasil Hipotesis
Variables Entered/Removed Model
1
Variables
Variables
Entered
Removed
VAR00002
a
Method
b
. Enter
a. Dependent Variable: VAR00001 b. All requested variables entered.
Model Summary Model
R
1
.707
R Square
a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.499
.479
19.117
a. Predictors: (Constant), VAR00002
a
ANOVA Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
9113.141
1
9113.141
Residual
9136.489
25
365.460
18249.630
26
Total
F
Sig.
24.936
.000
t
Sig.
b
a. Dependent Variable: VAR00001 b. Predictors: (Constant), VAR00002
Coefficients Model
Unstandardized Coefficients
a
Standardized Coefficients
B
Std. Error
(Constant)
4.400
42.474
VAR00002
.903
.181
Beta .104
.918
4.994
.000
1
a. Dependent Variable: VAR00001
.707
USULAN PENELITIAN GURU IPS
PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MASALAH PENYIMPANGAN SOSIAL MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE TERHADAP SISWA KELAS VIII-1 SMP .........
LOGO SEKOLAH
Disusun Oleh : ................
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA ...... TAHUN ..........
Sistematika Proposal Penelitian Sistematika proposal penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut: Judul A. B. C. D.
Bab 1 Pendahuluan Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian
A. B. C. D.
Bab 2 Kajian Pustaka Deskripsi Teori Hasil Penelitian yang Relevan Kerangka Berfikir Hipotesis Tindakan
A. B. C. D. E. F. G. H.
Bab 3 Metodologi Penelitian Setting Penelitian Metodologi Penelitian Siklus Penelitian Kriteria Keberhasilan Instrumen Penelitian Anallisis Data Kolaborasi Jadual Penelitian Daftar Pustaka
Judul PTK Sebagaimana telah disinggung sebelumnya, judul penelitian harus singkat tetapi jelas. Isinya sama dengan hipotesis tindakan tetapi dengan rumusan yang berbeda. Judul harus mengandung variabel bebas (tindakan yang diberikan) dan variable terikat (variabel yang akan ditingkatkan). Contohnya adalah sebagai berikut:
“Peningkatan Hasil Belajar IPS siswa kelas I SMP IX Jakarta Melalui Metode Concept Attainment” Variabel bebasnya metode concept attainment dan variabel terikatnya hasil belajar sejarah. Jumlah kata sebaiknya tidak lebih dari 15. Topik atau pokok bahasan kurang perlu untuk dicantumkan dalam judul karena keterangan “Hasil Belajar IPS siswa kelas I SMP IX Jakarta “ sudah cukup spesifik. Jika topik dicantumkan, misalnya “Kemagnetan”, seolah-olah metode concept attainment itu hanya berlaku pada topik Kemagnetan. Masalah yang dipecahkan dalam PTK seharusnya yang bersifat lintas pokok bahasan, seperti: hasil belajar, motivasi, dan kreativitas. Dengan demikian penggunaan siklus akan lebih leluasa, tanpa dibatasi oleh topik. Judul sebaiknya menampilkan hal-hal yang inovatif untuk menarik pembaca; pertama kali orang membaca hasil penelitian Anda adalah pada judulnya. PTK pada dasarnya adalah sarana untuk melakukan inovasi pembelajaran. Sejak munculnya PTK orang menganggap bahwa cooperative learning merupakan pembelajaran inovatif. Hampir semua peneliti PTK memilih judul itu kalau diminta membuat proposal. Akibatnya cooperative learning sudah diteliti oleh banyak orang, dan menjadi hal yang biasa. Sayangnya PTK yang mereka lakukan bersifat semu; setelah selesai PTK mereka kembali ke pembelajaran biasa. Pendahuluan (Bab 1) Fungsi utama pendahuluan adalah untuk menjelaskan mengapa penelitian Anda perlu dilakukan. Sampai halaman kedua, pendahuluan harus sudah dapat mengemukakan masalah penelitian secara jelas. Uraian di halaman-halaman berikutnya masih dapat ditambahkan, tetapi sifatnya hanya menegaskan dan melengkapi. Sebaiknya dihindarkan uraian kesana-kemari sampai berhalaman-halaman, dan baru mengemukakan masalah penelitian di bagian akhir. Latar belakang masalah berfungsi untuk membuat masalah penelitian Anda terlihat lebih menonjol, penting, dan mendesak. Masalah penelitian tidak lain adalah deskripsi masalah yang sudah Anda tulis sebelumnya, di Bagian A; sifatnya mikro, yaitu tentang pembelajaran di kelas Anda. Agar terlihat penting, masalah mikro itu harus dibingkai dengan masalah makro yang berskala nasional. Hal itu sekaligus menunjukkan bahwa Anda sebagai peneliti memahami isu-isu nasional yang relevan. Namun perlu dihindari kesan bahwa penelitian Anda berskala nasional; kenyataannya
penelitian Anda hanya berskala kelas. Oleh larena itu uraian latar belakang maksimal dua alinea, dan segera disambung dengan masalah mikro yang berupa deskripsi masalah itu. Berikut ini adalah contohnya. Bab 1 Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah Standar kompetensi luluan yang ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) melalui Permendiknas Nomor 22 Tahun 2002 tentang Standar Isi untuk Pendidikan Dasar dan Menengah menuntut kompetensi yang tinggi dari para lulusan sekolah menengah. Bersamaan dengan itu dikeluarkan juga Standar Proses yang menuntut proses pembelajaran yang berkualitas, menuju lulusan yang “cerdas dan komprehensif”, sesuai dengan moto Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Implikasinya guru harus senantiasa meningkatkan kompetensi agar kualitas pembelajarannya terus meningkat. Menurut UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, guru adalah tenaga profesional yang dilatih secara khusus melalui pendidikan profesi, untuk mendapatkan sertifikat sebagai pendidik profesional. Salah satu ciri guru profesional adalah bersifat reflektif. Setiap kali melaksanakan pembelajaran ia selalu melakukan refleksi untuk mengetahui kelemahan-kelemahannya, dan selanjutnya berusaha untuk memperbaiki. Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan cara yang sistematis untuk melakukan refleksi secara intensif dan melakukan perbaikan pembelajaran secara sistematis. Di SMP Negeri IX Jakarta nilai IPS Kelas I pada umumnya rendah. Mereka tampak mengerti penjelasan dan contoh soal yang diberikan guru, tetapi ketika soal diganti sedikit saja mereka menjadi bingung dan tidak dapat mengerjakan. Seakan-akan mereka hanya mengerti tentang hal yang dijelaskan; hal-hal baru sekecil apapun akan menimbulkan kebingungan, tidak mampu diatasi. Pemahamannya barulah sampai di permukaan, belum mendalam.
Pada ulangan akhir yang mencakup satu standar kompetensi nilai rata-rata siswa 5; pada ulangan akhir semester rata-rata juga 5. Hal itu dialami oleh sekitar 60% siswa dalam kelas, terjadi di hampir seluruh SK, dan sudah berlangsung dari tahun ke tahun. Berbagai upaya telah dilakukan guru untuk mengatasi masalah itu. Guru telah menggunakan salat-alat peraga untuk demonstrasi di kelas, dan melakukan eksperimen di laboratorium. Guru juga sudah menggunakan media Power Point untuk menjelaskan; sekali-sekali penjelasan guru diselingi dengan program animasi flash. Tetapi hasilnya belum seperti yang diharapkan. Siswa-siswa yang hasil belajarnya rendah sudah disediakan program remedial; waktunya di luar jam pelajaran tatap muka. Tetapi hasilnya juga belum seperti yang diharapkan; siswa yang nilainya rendah cenderung ingin menghindar dari kegiatan itu. Secara singkat dapat dikatakan bahwa pemahaman konsep siswa kurang mantap ketika diterangkan. Kemungkinan contohcontoh yang diberikan guru kurang banyak sehingga siswa mengalami under-generalization; noncontoh juga tidak disertakan sehingga siswa mengalami over-generalization. Kedua-duanya membuat pemahaman siswa tidak mantap. Perlu dicarikan metode alternatif yang membuat siswa belajar secara mantap. Rumusan masalah penelitian telah tersirat dalam hipotesis tindakan yang ada dalam proposal sederhana yang telah Anda buat di Bagian A; Anda tinggal memindahkan ke sini. Masalah penelitian biasanya disajikan dalam bentuk pertanyaan, tetapi tidak harus. Inilah contohnya. B. Rumusan Masalah Apakah metode concept attainment dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas I SMP IX Jakarta? Bagian terakhir pendahuluan adalah tujuan dan manfaat penelitian. Tujuan PTK tidak sekedar ingin “mengetahui peningkatan” variabel terikat (yang akan ditingkatkan), tetapi lebih pada “meningkatkan”
variabel terikat itu. Ingin “mengetahui peningkatan” mempunyai konotasi “setelah tahu akan selesai” sehingga peneliti PTK banyak yang kembali ke metode semula setelah penelitian selesai; sedangkan “meningkatkan” mempunyai arti ingin menggunakan metode baru yang ditemukan untuk seterusnya. Manfaat penelitian sebaiknya dirinci untuk berbagai pihak agar makna penelitian menjadi labih besar, misalnya bagi siswa, guru, dan sekolah. Inilah contohnya. C. Tujuan Penelitian Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar sejarah siswa. D. Manfaat Penelitian Bagi siswa penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan pemahamannya. Bagi guru penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan membiasakan diri menjadi guru yang reflektif, yang senantiasa berusaha meningkatkan kualitas pembelajaran. Bagi sekolah, penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan citra sebagai sekolah yang efektif, yang membimbing siswa menjadi insan yang cerdas dan komprehensif. Kajian Pustaka (Bab 2) Deskripsi teori memberikan dasar teori pada variabel-variabel yang Anda teliti. Baik variabel bebas (tindakan yang diberikan) dan variabel terikat (yang ditingkatkan) dua-duanya harus didukung dengan teori. Ini sejalan dengan ciri seorang profesional, yang setiap tindakannya didukung dengan teori yang sudah mantap. Analoginya dengan dokter, setiap obat yang diresepkan harus didukung dengan teori atau hasil penelitian yang sudah mantap. Jika tidak, dokter itu akan lebih tepat disebut dukun. Namun fungsi teori dalam PTK agak berbeda dengan fungsinya dalam penelitian formal. Asumsinya, peneliti PTK adalah guru profesional yang sudah berusaha menerapkan teori-teori yang sudah mantap itu dalam pembelajaran, tetapi belum berhasil. Sebagaimana kita ketahui banyak sekali teori-teori yang mantap itu berasal dari negara Barat, yang berbeda budaya dengan kita. Dalam PTK Anda dapat saja menemukan teori yang sama sekali baru—disebut grounded theory—yang sesuai dengan konteks sekolah Anda. Jadi teori yang dirujuk dalam PTK sifatnya hanya sebagai bahan pertimbangan.
Kata “pustaka” digunakan untuk membedakan dengan “teori’ yang bersifat akademis. Pustaka lebih bersifat umum; UndangUndang dan Peraturan Menteri dapat dimasukkan ke dalamnya. Dokumen-dokumen itu merupakan kebijakan sehingga tidak dapat dimasukkan dalam kategori teori. Selain variabel bebas dan variabel terikat, Anda perlu mencari teori yang berkenaan dengan pembelajaran khusus, untuk mata pelajaran Anda. Gunanya agar temuantemuan yang Anda peroleh nanti tidak menyimpang dari karakteristik mata pelajaran yang Anda ampu. Sebaiknya penyajian hakikat variabel bebas didahulukan agar pembaca langsung dapat mengetahui inovasi yang ditawarkan pada kesempatan pertama. Berikut ini adalah contoh deskripsi teori untuk judul “Peningkatan Hasil Belajar IPS siswa kelas I SMP IX Jakarta melalui Metode Concept Attainment”. Bab 2 Kajian Pustaka A. Deskripsi Teori 1. Concept Attainment Pendekatan pembelajaran pemrosesan informasi dengan model concept attainment menurut Uno (2008) dikembangkan berdasarkan karya Jerome Brunner, dkk. yang yakin bahwa lingkungan sekitar manusia beragam dan sebagai manusia kita harus mampu membedakan, mengkategorikan dan menamakan semua itu. Kemampuan manusia dalam membedakan, mengelompokkan dan menamakan sesuatu inilah yang menyebab kan munculnya sebuah konsep. Concept attainment adalah suatu metode pembelajaran yang bertujuan untuk membantu siswa memahami suatu konsep tertentu. Metode ini dapat diterapkan untuk semua umur, dari anak-anak sampai orang dewasa. Untuk taman kanak-kanak, tentunya, pendekatan ini dapat digunakan untuk memperkenalkan konsep yang sederhana. Pendekatan ini, lebih tepat digunakan ketika penekanan pembelajaran
lebih pada pengenalan konsep baru, melatih kemampuan berpikir induktif dan melatih berpikir analisis. Prosedur pembelajarannya melalui tiga tahap yaitu: kategorisasi, penemuan konsep, penyimpulan. Kategorisasi adalah upaya mengkategorikan sesuatu yang sama atau tidak sesuai dengan konsep yang diperoleh. Setelah kategori yang tidak sesuai disingkirkan, kategori yang sesuai digabungkan sehingga membentuk suatu konsep. Setelah itu, suatu konsep tertentu baru dapat disimpulkan. Tahap terakhir inilah yang dimaksud dengan concept attainment. 2. Hasil Belajar Belajar merupakan suatu kekuatan atau sumber daya yang tumbuh dari dalam diri sesorang (individu). Belajar berhubungan dengan tingkah laku seseorang terhadap situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, di mana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atas dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan sesaat seseorang seperti kelelahan dan pengaruh obat (Purwanto, 2003). Jadi perubahan perilaku adalah hasil belajar (Munir, 2008); perilaku itu meliputi aspek pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotorik). Hasil belajar pada aspek pengetahuan adalah dari tidak tahu menjadi tahu, pada aspek keterampilan dari tidak mampu menjadi mampu. Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang meliputi perubahan dalam persepsi dan pemahaman yang tidak selalu dalam bentuk perilaku yang dapat diamati. Proses belajar dipandang sebagai proses pengolahan informasi yang meliputi tiga tahap, yaitu: perhatian (attention),
penulisan dalam bentuk simbol (encoding), dan mendapatkan kembali informasi (retrieval). Mengajar merupakan upaya dalam rangka mendorong (menuntun dan menemukan hubungan) antara pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang telah ada. 3. Pembelajaran IPS Sesuai dengan yang disampaikan Suparno (2005) bahwa selama proses pembelajaran terjadi interaksi yang khas antara siswa dan guru, siswa berupaya menyerap informasi dan guru bertugas mendampingi siswa dalam belajar. Dalam filsafat pendidikan modern, siswa dipandang bukan sebagai objek dalam pembelajaran tetapi juga sebagai subjek. Siswa tidak dipandang sebagai orang yang tidak tahu, tapi dipandang sebagai orang yang tahu meskipun belum sempurna. Sejarah merupakan cabang dari ilmu sosial yang mempelajari tentang manusia pada masa lampau yang mencakup konsep ruang dan waktu serta perubahan. Dalam standar isi mata pelajaran sejarah dijelaskan bahwa pembelajaran. Pembelajaran sejarah (IPS) dengan pendekatan proses sains baik bagi saintis maupun guru-guru sains karena dirasakan sebagai yang paling baik dan tepat (Druxes, 1996). Di samping itu siswa dapat menikmatinya sebab mereka adalah subjek belajar yang aktif. Keaktifan siswa dalam pembelajaran menimbulkan suasana yang menyenangkan. Melihat pemaparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran fisika merupakan rangkaian pengembangan, pengetahuan dan keterampil an yang menekankan proses berpikir dengan mengguna kan keterampilan sains.
Penelitian yang relevan diperlukan untuk mengetahui state of the art atau perkembangan terbaru tentang masalah yang diteliti. Penelitian seperti itu dapat diperoleh dari jurnal ilmiah. Berbeda dengan buku, jurnal ilmiah menyajikan informasi yang relatif lebih baru. Berikut ini adalah contohnya. B. Penelitian yang Relevan Concept attainment didesain untuk memberi latihan pada siswa menganalisis data dan mengembangkan keterampil an berfikir kritis tanpa menggunakan alat-alat lab. yang merepotkan. Struktur pelajaran induktif membimbing siswa untuk memahami materi pelajaran tahap demi tahap menuju pemahaman yang mendalam atas ide-ide baru dan memberi kerangka berfikir sistematis seiring dengan proses menggabung-gabungkan atribut-atribut esensial dari kon-sep yang dituju. (Reid, 2010). Rerata hasil belajar kelas yang diajar menggunakan model concept attainment berbantuan CD Interaktif yaitu X1= 75,83 jauh lebih besar dari kelas yang diajar menggunakan model konvensional yaitu X2 = 67,93. Berdasarkan hal tersebut maka dapat diperoleh bahwa kelas yang diajar menggunakan model concept attainment berbantuan CD Interaktif lebih baik dari pada kelas yang diajar menggunakan model konvensional (Winasmadi, 2011). Setelah mendeskripsikan berbagai teori tentang concept attainment berdasarkan buku teks dan temuan-temuan terbaru dari artikel jurnal, Anda perlu mengemukakan kerangka berfikir. Isinya adalah uraian singkat, sekitar 2—3 paragraf, untuk meyakinkan pembaca bahwa metode concept attainment memang efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Kerangka berfikir merupakan hasil pemikiran Anda sendiri, yang merupakan sintesis dari berbagai teori yang Anda rujuk sebelumnya. Kerangka berfikir yang baik dapat membuat pembaca mengemukakan sendiri kesimpulannya sebelum Anda menuliskan di bagian akhir. Berikut ini adalah contohnya:
C. Kerangka Berfikir Siswa akan memperoleh pemahaman yang mantap jika dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran, menemukan sendiri konsepkonsep yang dipelajari. Contoh-contoh yang cukup banyak akan menghindarkan siswa dari under-generalization atau penyimpulan terlalu sempit. Sementara penyajian noncontoh akan menghindarkan siswa dari overgeneralization atau penyimpulan terlalu luas. Baik under-generalizatin maupun overgeneralization dua-duanya akan membuat pemahaman konsep siswa menjadi lemah. Metode concept attainment memberi contoh yang cukup banyak kepada siswa, disertai dengan noncontohnya. Siswa diberi kesempatan yang luas untuk berfikir secara aktif dalam mengelompokkan contoh-contoh itu ke dalam konsep-konsep yang dipelajari. Karena masing-masing siswa mempunyai yang dipercayai pendapat sendiri kebenarannya, proses pengelompokkan itu akan menimbul kan perbedaan pendapat yang mendorong terjadinya diskusi yang seru dan menyenangkan. Dapat disimpulkan bahwa metode concept attainment akan meningkatkan pemahaman siswa. Hipotesis tindakan merupakan bagian akhir dari kajian teori di Bab 2. Isinya sama dengan kalimat terakhir kerangka berfikir, yang merupakan kesimpulan. Dalam proposal sederhana yang sudah Anda buat di pasal sebelumnya, sudah terdapat hipotesis tendakan. Anda tinggal memindahkannya ke sini. Seperti telah dijelaskan, hipotesis tindakan sebaiknya disertai dengan tindakan operasional, yang merupakan operasionalisasi dari hipotesis itu. Analoginya dengan kedokteran, hipotesis tindakan adalah resepnya; tindakan operasional adalah dosis atau aturan minumnya. Inilah contohnya. D. Hipotesis Tindakan Metode concept attainment akan meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas I SMP IX Jakarta.
Tindakan Operasional: 1. Tiap peristiwa yang esensial disajikan menggunakan metode concept attainment. Sejumlah contoh yang berupa nama-nama peristiwa diletakkan dalam kolom-kolom yang diberi kata “Ya” dan “Tidak”. Siswa kemudian diminta menambahkan tiga nama peristiwa lain di masing-asing kolom. Di antara contohcontoh itu disertai noncontoh. 2. Contoh soal yang diberikan guru harus cukup banyak dan bervariasi. 3. Dihindari pemberian contoh soal yang terbatas tetapi pemberian PR yang terlalu banyak. Metodologi Penelitian (Bab 3) Metodologi penelitian diawali dengan mendeskripsikan setting; sebagaimana sudah disinggung sebelumnya. Gunanya adalah untuk memberikan gambaran kepada pembaca tentang konteks penelitian Anda. Setelah itu uraian Bab 3 ini disusul berturut-turut dengan: metode penelitian, siklus penelitian, kriteria keberhasilan, instrumen penelitian, analisis data, kolaborasi, dan jadual penelitian. Berikut ini adalah contohnya. Bab 3 Metodologi Penelitian A. Setting Penelitian ini akan dilakukan dalam mata pelajaran sejarah pada semester ke ... tahun ... di SMP IX Jakarta. Subyek penelitian adalah siswa kelas I yang berjumlah 32 orang siswa. Sekolah ini merupakan Sekolah Standar Nasional yang berukuran besar, mempunyai 27 kelas. Gurunya 80% berkualifikasi S1 dengan program studi yang relevan dengan mata pelajaran yang diampu. Yang sudah memperoleh Sertifikat Pendidik Profesional sekitar 50%. B. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) model Kemmis dan McTaggart yang prosesnya disajikan seperti pada Gambar berikut.
Gambar. PTK Model Kemmis & McTaggart Penelitian direncanakan akan berlangsung selama tiga siklus, yang masing-masing terdiri dari: perencanaan (plan), pelaksanaan (act), pengamatan (observe), dan refleksi (reflect). Tiap siklus minimal akan terdiri dari tiga pertemuan tatap muka sehingga keseluruhan penelitian akan terdiri dari sekitar sembilan pertemuan tatap muka. C. Siklus Penelitian Plan yang tidak lain adalah hipotesis tindakan akan dilaksanakan secara berulang-ulang dalam siklus I, sebanyak beberapa kali pertemuan tatap muka. Pelaksanaan tindakan akan diamati dan dicatat dengan seksama. Pada akhir siklus pengamatan terhadap variabel terikat dilakukan dengan tes. Data hasil tes dianalisis atau direfleksi untuk mengetahui keberhasilan dan kegagalannya. Refleksi diakhiri dengan merencanakan tindakan alternatif atau revised plan, yang akan diterapkan pada siklus II.
Plan untuk siklus II sepenuhnya tergantung pada hasil refleksi siklus I; demikian juga plan untuk siklus III sepenuhnya tergantung pada hasil refleksi siklus II. D. Kriteria Keberhasilan Siklus “plan-act-observe-reflect” akan berlangsung terus sampai criteria keberhasilannya tercapai, yaitu skor rata-rata kelas mencapai 75, yang disebut kriteria ketuntasan minimal (KKM). Walaupun penelitian telah berlangsung sebanyak tiga siklus, akan terus dilanjutkan selama KKM belum tercapai. E. Instrumen Penelitian Instrumen untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa (variable yang ditingkatkan) akan dilakukan dengan tes hasil belajar. Kisikisinya adalah sebagai berikut:
KD 1 Indikator 1.1 Indikator 1.2 KD 2 Indikator 2.1 Indikator 2.2 Di samping itu peningkatan hasil belajar akan diukur juga dengan menggunakan lembar observasi dan pedoman wawancara atau tes lisan. Kedua instrumen itu akan dibuat berdasarkan kisi-kisi pada Tabel di atas. Tujuannya adalah untuk melakukan triangulasi, yaitu melihat satu variabel dari berbagai instrumen yang berbeda. Pengukuran akan dilakukan secara sampling, yaitu terhadap beberapa orang siswa yang
Kreasi
Evaluasi
Analisis
Aplikasi
Pemahaman
Kompetensi dan Indikator
Ingatan
Tabel. Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Proses Kognitif
dipilih secara acak. Teknik ini dipilih karena jika dilakukan terhadap seluruh siswa akan memakan waktu yang lama; peneliti praktis akan sangat sibuk dan kehilangan waktu untuk membimbing siswa secara intensif. Pelaksanaan metode concept attainment, sebagai variabel bebas atau tindakan yang diberikan, tidak akan diukur secara kuantitatif, tetapi cukup secara kualitatif menggunakan catatan lapangan. Sifatnya lebih global dan fleksibel dengan memperhatikan hal-hal yang penting, yaitu: 1.
Kemampuan siswa menambahkan namabenda baru pada kolom “ya” dan “Tidak” 2. Kemampuan siswa menemukan konsep yang ada pada kolom “Ya” dan “Tidak” 3. Kemampuan siswa berargumentasi dalam diskusi kelompok atau diskusi kelas. Data tidak akan ditabulasi seperti halnya skor hasil belajar, tetapi cukup dituliskan secara naratif berupa catatan lapangan, seperti telah disinggung di atas, sebanyak ½--1 halaman tiap akhir pertemuan tatap muka. F. Analisis Data Data hasil belajar siswa akan dianalisis dengan statistik deskriptif, seperti rata-rata dan persentase. Peningkatan hasil belajar akan dilihat dari kecenderungan kenaikan skor rata-rata dari siklus ke siklus. Data dari lembar observasi dan pedoman wawancara akan dianalisis secara kualitatif, kemudian dilihat juga kecenderungannya dari siklus ke siklus. G. Kolaborasi Kolaborator penelitian adalah teman sejawat, semata pelajaran, di SMA X Jakarta. Proses kolaborasi dilakukan pada saat penulisan proposal penelitian dan pengembangan perangkat-perangkat pembelajaran. Pada saat-saat tertentu, kolaborator ikut masuk kelas untuk membantu mengamati
pelaksanaan metode concept attainment, sebagai variable bebas atau tindakan dalam PTK, dan pada akhir pembelajaran diadakan diskusi singkat. Pada akhir minggu pertemuan kolaborasi kembali dilakukan untuk menganalisis keberhasilan dan kegagalan penelitian dalam satu minggu, dan merencanakan tindakan untuk minggu berikutnya. H. Jadual Penelitian Tabel Jadual Penelitian
No
Minggu Ke
Kegiatan 1
1
2
3
2
3
4
5
6
7
8
Persiapan a. Menyusun RPP b. Membuat Perangkat Pembelajaran c. Membuat Media d. Menyusun Jadual e. Menyusun Instrumen Pelaksanaan a. Menyiapkan Siklus 1 b. Membuat Laporan Siklus 1 c. Melaksanakan Siklus 2 d. Membuat Laporan Siklus 2 e. Melaksanakan Siklus 3 f. Membuat Laporan Siklus 3 Pelaporan a. Membuat Laporan Gabungan Siklus 1, 2, dan 3 b. Membuat Makalah Seminar c. Seminar hasil penelitian d. Merevisi Laporan Berdasarkan Hasil Seminar e. Menulis Artikel Jurnal f. Mengirimkan Artikel Jurnal Ke Pengelola Jurnal
Berbeda dengan penelitian formal, pada penelitian tindakan kelas laporannya sebaiknya dibuat secara bertahap, per siklus. Maksudnya agar hal-hal yang bersifat kualitatif tidak terlupakan; dengan demikian laporan akan bersifat lebih holistik, melihat berbagai aspek pembelajaran. pembuatan laporan secara bertahap juga akan membuat pekerjaan terasa lebih ringan. Laporan akhirnya lebih berupa kompilasi dari laporan per siklus.
9
10
11
Bagian terakhir dari Bab 3 adalah Daftar Pustaka. Semua referensi yang ada dalam proposal harus didukung dengan daftar pustaka. Daftar pustaka hendaknya bersifat asli dan baru. Asli artinya diambil dari penulisnya secara langsung; baru artinya tahun penerbitan sedapat mungkin 10 tahun terakhir. Satu atau dua yang usianya lebih dari 10 tahun masih dapat diterima. Anda bebas memilih cara penulisan daftar pustaka asalkan konsisten. Berikut ini adalah contoh dari daftar pustaka: a) Penyusunan Laporan Penelitian Tindakan Kelas Untuk menyusun laporan akhir penelitian harus mengikuti acuan penulisan Karya Tulis Ilmiah (KTI) dalam upaya meningkatkan jabatan/golongan guru melalui pengembangan profesi. 1) Kelengkapan laporan dan sistematika sebagai berikut: SAMPUL HALAMAN PENGESAHAN ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL (KALAU ADA) DAFTAR GAMBAR (KALAU ADA) DAFTAR LAMPIRAN BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian BAB 2 KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori B. Hasil Penelitian Yang Relevan C. Kerangka Pikir D. Hipotesis Tindakan BAB 3 METODE PENELITIAN A. Settin Penelitian B. Metodologi Penelitian C. Siklus Penelitian D. Kriteria Penelitian E. Instrumen Penelitian F. Analisis Data G. Kolaborasi
H. Jadual Penelitian BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil B. Pembahasan BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 1. 2. 3. 4. 5.
Contoh perangkat pembelajaran Instrumen Personalia Data Bukti lain pelaksanaan (foto, CD, hasil pekerjaan siswa, berita acara seminar hasil penelitian)
2) Deskripsi dari tiap-tiap komponen di atas adalah sebagai berikut: SAMPUL LAPORAN Format sampul laporan sesuaikan dengan format yang berlaku di Kementrian Pendidikan Nasional HALAMAN PENGESAHAN Format halaman pengesahan sesuaikan dengan format yang berlaku di Kementrian Pendidikan Nasional ABSTRAK Abstrak berisi ringkasan permasalahan dan cara pemecahan masalahnya, tujuan, prosedur, dan hasil penelitian. Abstrak diketik satu spasi dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris (lebih baik bila ada). Jumlah kata dalam abstrak tidak melebihi 200 kata (ada juga yang menetapkan 250 kata) dan dilengkapi dengan kata kunci 3 – 5 kata KATA PENGANTAR Kata pengantar berisi hal-hal yang akan disampaikan oleh peneliti sehubungan dengan pelaksanaan dan hasil yang dicapai. Di bagian ini dapat pula disampaikan ucapan terima
kasih kepada pihak-pihak yang berjasa dalam pelaksanaan penelitian. DAFTAR ISI Daftar isi memuat bagian awal laporan, bab dan sub-bab, bagian akhir, disertai pencantuman nomor halamannya. DAFTAR TABEL Daftar tabel memuat nomor dan judul semua tabel yang ada dalam laporan disertai pencantuman nomor halamannya. Judul tabel berada di bagian atas tabel. DAFTAR GAMBAR Daftar gambar memuat nomor dan judul semua gambar yang ada dalam laporan disertai pencantuman nomor halamannya. Judul gambar berada di bagian bawah gambar. Gambar yang dimaksud adalah gambar yang diambil selama proses penelitian berlangsung dan berguna antara lain untuk menggambarkan situasi kelas/laboratorium,respon/mimik siswa selama dilaksanakan tindakan, hasil karya siswa, grafik/diagram batang yang menggambarkan data hasil penelitian. BAB 1 – 3 Isi sama dengan proposal Penelitian Tindakan Kelas pada pembahasan sebelumnya. BAB 4 HASIL PENELITIAN Pada awalnya dideskripsikan setting penelitian secara lengkap kemudian uraian masing-masing siklus dengan desertai data lengkap beserta aspek-aspek yang direkam/diamati tiap siklus. Rekaman itu menunjukkan terjadinya perubahan akibat tindakan yang diberikan. Ditunjukkan adanya perbedaan dengan pelajaran yang biasa dilakukan. Pada refleksi diakhir setiap siklus berisi penjelasan tentang aspek keberhasilan dan kelemahan yang terjadi ke dalam bentuk grafik. Kemukakan adanya perubahan/kemajuan/ perbaikan yang terjadi pada diri siswa, lingkungan kelas, guru sendiri, minat, motivasi belajar, dan hasil belajar. Untuk bahan dasar analisis dan pembahasan kemukakan hasil keseluruhan siklus kedalam suatu ringkasan tabel/grafik. Dari tabel/grafik rangkuman itu akan dapat memperjelas adanya perubahan yang terjadi disertai pembahasan secara rinci dan jelas.
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN Sajikan simpulan dari hasil penelitian sesuai dengan analisis dan tujuan penelitian yang disampaikan sebelumnya. Berikan saran sebagai tindak lanjut berdasarkan simpulan yang diperoleh baik yang menyangkut segi positif maupun segi negatifnya. DAFTAR PUSTAKA Daftar pustaka yang dicantumkan dalam laporan hanya yang benar-benar dirujuk dalam naskah. Daftar pustaka ditulis secara konsisten dan alphabetis. Daftar pustaka dapat bersumber dari buku, jurnal, majalah, dan internet. LAMPIRAN Lampiran memuat contoh perangkat pembelajaran: RPP, kurikulum, silabus, instrumen yang digunakan, personalia, data, foto pelaksanaan penelitian dan bukti lain pelaksanaan termasuk berita acara seminar hasil penelitian.