Aprian Subhananto, Pengembangan Bahan Ajar… Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Bilingual Pada Materi Persegi Dan Persegi Panjang Kelas 7 Semester 2 Tahun Pelajaran 2010/2011
Aprian Subhananto1
Abstrak Berawal dari beberapa keluhan guru dan siswa yang mengalami hambatan dan kesulitan saat pembelajaran di rintisan sekolah berbasis bilingual terutama pada penggunaan bahasa asing (bahasa Inggris) dalam pembelajaran matematika yang unik kemudian dilakukan penelitian mengembangkan bahan ajar berbasis bilingual pada materi persegi dan persegi panjang kelas 7 semester 2. Subyek penelitian adalah ahli pembuatan bahan ajar berbasis bilingual di bidang matematika, Ahli bahasa asing (bahasa Inggris) dalam pembelajaran matematika, Guru matematika yang telah berpengalaman atau ahli di bidang materi matematika di rintisan sekolah berbasis internasional, Siswa kelas 7C SMP Negeri 5 Semarang pada semester 2 tahun pelajaran 2010/2011. Penelitian dilakukan dengan cara analisis kurikulum, penetapan judul bahan ajar yang akan disusun, analisis sumber belajar, penyusunan bahan ajar, dan validasi, revisi, dan finalisasi (pembuatan laporan kelayakan) bahan ajar. Hasil penelitian menunjukkan bahan ajar layak digunakan oleh khalayak umum. Hal ini terlihat pada perolehan presentase angket oleh tim ahli didapatkan presentase 86%, perolehan presentase uji bahan ajar berupa cloze test secara klasikal kelas 86%, perolehan KKM siswa yang di atas KKM yang ditetapkan SMP Negeri 5 Semarang, perolehan presentase angket oleh siswa secara klasikal kelas yang mencapai 86% sehingga dapat disimpulkan bahwa bahan ajar layak digunakan dan dapat dipertanggungjawabkan kepada khalayak umum. Adapun saran yang dapat disampaikan kepada pembaca yang berminat terhadap pengembangan bahan ajar adalah perlu diperhatikan analisis terhadap kurikulum dan materi yang diperlukan siswa guna memenuhi kebutuhan mereka yang sesuai dengan karakteristik pembelajarannya. Kata kunci: Pengembangan, Bahan Ajar, Basis Bilingual, Materi Persegi dan Persegi Panjang
1
Aprian Subhananto, Dosen Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, STKIP Bina Bangsa Getsempena, Email:
[email protected]
ISSN 2086 – 1397
Volume VI Nomor 1. Januari – Juni 2015 | 34
Aprian Subhananto, Pengembangan Bahan Ajar… A. Pendahuluan
Perilaku tersebut merupakan regulasi diri
Pendidikan saat ini berkembang
penting yang membantu belajar siswa.
sangat cepat seiring perkembangan ilmu
Anak yang bertanya dan memperoleh
pengetahuan dan teknologi. Kebutuhan
bantuan ketika bantuan ini diperlukan
masyarakat akan pendidikan bertambah
tidak hanya mengurangi kesulitan dengan
dan pendidikan menjadi prioritas utama
segera,
dalam era globalisasi seperti saat ini.
meningkatkan
Sekolah beserta warga sekolah sebagai
keterampilan yang dapat digunakan untuk
pembangun pendidikan dituntut peran
menolong diri mereka sendiri.
akan
tetapi
juga
akan
pengetahuan
dan
aktifnya dalam meningkatkan kualitas
Siswa SMP sebagaimana anak-
pembelajaran, kemudian hal ini tidak
anak berkembang menjadi remaja awal,
terlepas
keterampilan
pula
akan
campur
tangan
metakognitif
mereka
pemerintah dalam ikut bertanggung jawab
meningkat. Secara umum pada usia
mengembangkan
remaja awal ini siswa masih berkeinginan
dan
meningkatkan
kualitas pembelajaran. Matematika
untuk
merupakan
disiplin
mencoba
sesuatu
yang
baru,
merefleksikan performansi mereka, dan
ilmu yang mempunyai sifat khusus bila
menentukan
kebutuhan
mereka
dibandingkan dengan disiplin ilmu yang
bantuan dalam situasi akademik.
akan
lain. Kekhususan matematika di antaranya
Dalam kenyataannya tidak semua
matematika berkenaan dengan penalaran
siswa khususnya usia remaja awal secara
cara berpikir dan bersikap secara analitis
aktif
dan logis sehingga siswa akan terbiasa
membutuhkannya.
berpikir secara matematik yaitu berpikir
menahan diri dari tindakan mencari
logis,
kreatif.
bantuan ketika mereka membutuhkan.
Kemampuan berpikir semacam ini sangat
Akibatnya, mereka akan merasa kesulitan
dibutuhkan
dan
rasional,
kritis,
dalam
dan
menyongsong
era
mencari
mengalami
bantuan
ketika
Beberapa
siswa
kejenuhan
modern dan sangat cocok diterapkan pada
pembelajaran
pembelajaran yang berbasis bilingual
mereka tidak mau berhubungan lagi
yang menuntut kompetisi seperti sekarang
dengan matematika bahkan mereka rela
ini. Di dalam kegiatan belajar mengajar
meninggalkan
matematika perlu diciptakan situasi yang
matematika
membuat siswa terlibat secara aktif dan
pembelajaran matematika.
siswa
mengalami
kehidupan
sehari-hari.
sendiri
dalam
Dalam situasi
jam atau
Salah dilakukan
matematika
akan
satu oleh
sehingga
pembelajaran membolos
upaya guru
dalam
rangka
mengurangi
teman yang lebih mengetahui diharapkan
belajar
dapat
mengembangkan bahan ajar. Bahan ajar
dijadikan harapan yang adaptif.
ISSN 2086 – 1397
siswa
dan
dapat
semacam ini, bantuan kepada guru atau
pada
kesulitan
yang
saat
kejenuhan
adalah
dengan
Volume VI Nomor 1. Januari – Juni 2015 | 35
Aprian Subhananto, Pengembangan Bahan Ajar… memiliki banyak ragam atau bentuk.
tersebut belum bisa memenuhi kebutuhan
Salah satu bentuk bahan ajar yang paling
yang sesuai dengan kondisi pembelajaran
mudah dibuat oleh guru (karena tidak
di sekolah berbasis bilingual dan guru
menuntut
dan
lagi-lagi harus dituntut membuat materi
keterampilan yang tinggi) adalah bahan
yang menarik dan soal-soal yang sesuai
ajar dalam bentuk cetak.
dengan kebutuhan dan kondisi siswanya.
alat
yang
mahal
Pengembangan bahan ajar sudah selayaknya
merupakan
kemampuan
seharusnya
1. Bahan Ajar
dapat
Dalam buku Konstruksi Pengemba-
dikuasai dan terus menerus ditingkatkan
ngan Pembelajaran, bahan ajar adalah
oleh
kemampuan
segala bentuk bahan yang digunakan
ajar
yang
untuk membantu guru atau instruktur
bervariasi tidak dimiliki seorang guru
dalam melaksanakan kegiatan belajar
maka guru akan terjebak pada situasi
mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud
pembelajaran
bisa berupa bahan tertulis maupun bahan
setiap
yang
sesuatu
B. Kajian Pustaka
guru.
mengembangkan
Jika
bahan
yang
monoton
dan
cenderung membosankan bagi siswa.
tidak tertulis (Sofan Amri 2010:159).
Berdasarkan pengalaman yang ada,
Kemampuan
mengembangkan
guru matematika mengungkapkan alasan
bahan ajar yang sesuai dengan kurikulum,
buku
karakteristik sasaran, tuntutan pemecahan
dari
Directorate
General
Management of Primary and Secondary
masalah
belajar
perlu dimiliki
oleh
sebagai buku pegangan wajib guru dan
seorang guru. Hal ini diperlukan agar
siswa sekolah berbasis bilingual jarang
siswa memperoleh alternatif bahan ajar
digunakan karena buku tersebut murni
yang sesuai dengan karakteristik dan
menggunakan bahasa inggris, tidak ada
kebutuhan siswa di samping buku-buku
dalam bahasa Indonesia padahal dilihat
teks yang terkadang sulit dipelajari dan
dari kemampuan baik dari siswa maupun
dipahami.
guru belum begitu menguasai bahasa
Pada prinsip pengembangan harus
inggris secara baik terutama bahasa
secara berurutan harus disusun dari materi
inggris dalam pembelajaran matematika
yang mudah untuk memahami yang lebih
yang di dalamnya terdapat keunikan dan
sulit, dan dari yang konkret untuk
sedikit berbeda dengan bahasa inggris
memahami
pada umumnya. Beberapa pihak sekolah
abstrak; Pengulangan untuk memperkuat
sudah berupaya melakukan kerja sama
pemahaman; Umpan balik yang positif
dengan
untuk
diberikan sebagai penguatan terhadap
menyediakan buku pendamping buku dari
siswa; Memotivasi adalah salah satu
Directorate
upaya
penerbit
General
ternama
Management
of
Primary and Secondary, namun buku ISSN 2086 – 1397
yang
yang
semi
dapat
konkret
dan
menentukan
keberhasilan belajar; Pencapaian tujuan Volume VI Nomor 1. Januari – Juni 2015 | 36
Aprian Subhananto, Pengembangan Bahan Ajar… ibarat naik tangga, setahap demi setahap,
secara luas dan kreativitas bagi individu;
akhirnya
ketinggian
Bahan ajar cetak relatif ringan dan dapat
tertentu; Latihan dan tugas untuk menguji
dibaca di mana saja; Bahan ajar cetak bisa
diri sendiri.
memotivasi
akan
mencapai
siswa
untuk
melakukan
Ada beberapa jenis bahan ajar yang
aktivitas, seperti menandai, mencatat,
dapat disesuaikan dengan kurikulumnya
membuat sketsa; Bahan ajar cetak dapat
dan
rancangan
dinikmati sebagai sebuah dokumen yang
pembelajarannya, antara lain bahan ajar
bernilai besar; Siswa dapat mengatur
pandang (visual) terdiri atas bahan cetak
tempo belajar secara mandiri.
setelah
itu
dibuat
(printed) dan bahan non cetak (non
Menurut Elfis (2006), ada berbagai
printed); bahan ajar dengar (audio) seperti
jenis bahan ajar cetak, antara lain
kaset, radio, piringan hitam, dan compact
handout, buku, modul, Lembar Kerja
disk audio; bahan ajar pandang dengar
Siswa, wallchart, dan foto atau gambar.
(audio visual) seperti video compact disk,
Handout adalah bahan tertulis yang
film; bahan ajar multimedia interaktif
disiapkan
(interactive teacing material) seperti CAI
memperkaya pengetahuan siswa. Handout
(Computer Assisted Instruction), compact
biasanya
disk
pembelajaran
literatur yang memiliki relevansi dengan
interactif, dan bahan ajar berbasis web
materi yang diajarkan atau KD dan materi
(web based learning materials).
pokok yang harus dikuasai oleh siswa.
(CD)
multimedia
oleh
seorang
diambilkan
guru
dari
untuk
beberapa
Bahan cetak dapat ditampilkan
Saat ini handout dapat diperoleh dengan
dalam berbagai bentuk. Jika bahan ajar
berbagai cara, antara lain dengan cara
cetak tersusun secara baik maka bahan
download dari internet, atau menyadur
ajar
dari sebuah buku.
akan
mendatangkan
beberapa
keuntungan seperti yang dikemukakan
Buku adalah bahan tertulis yang
oleh Steffen Peter Ballstaedt (dalam
menyajikan
Majid 2007) yaitu: bahan tertulis biasanya
pikiran
menampilkan
sehingga
pengarangnya isi buku didapat dari
memudahkan bagi seorang guru untuk
berbagai cara misalnya: hasil penelitian,
menunjukkan kepada siswa bagian mana
hasil
yang sedang dipelajari
pengalaman,
daftar
isi,
ilmu
dari
pengetahuan
pengarangnya.
pengamatan, otobiografi,
buah Oleh
aktualisasi atau
hasil
Ada beberapa keunggulan dalam
imajinasi seseorang yang disebut sebagai
pengembangan bahan ajar cetak, antara
fiksi. Buku yang baik adalah buku yang
lain: Biaya untuk pengadaannya relatif
ditulis dengan menggunakan bahasa yang
murah;
mudah
baik dan mudah dimengerti, disajikan
digunakan dan dapat dipindah-pindah;
secara menarik dilengkapi dengan gambar
Susunannya
dan keterangan-keterangannya, isi buku
Bahan
ISSN 2086 – 1397
ajar
cetak
menawarkan
kemudahan
Volume VI Nomor 1. Januari – Juni 2015 | 37
Aprian Subhananto, Pengembangan Bahan Ajar… juga menggambarkan sesuatu yang sesuai
digunakan untuk mata pembelajaran apa
dengan ide penulisannya. Buku pelajaran
saja. Tugas-tugas sebuah lembar kegiatan
berisi tentang ilmu pengetahuan yang
tidak akan dapat dikerjakan oleh siswa
dapat digunakan oleh siswa untuk belajar,
secara baik apabila tidak dilengkapi
buku fiksi akan berisi tentang fikiran-
dengan buku lain atau referensi lain yang
fikiran fiksi si penulis, dan seterusnya.
terkait dengan materi tugasnya. Tugas-
Modul adalah sebuah buku yang
tugas yang diberikan kepada siswa dapat
ditulis dengan tujuan agar siswa dapat
berupa teoritis dan atau tugas-tugas
belajar secara mandiri tanpa atau dengan
praktis. Tugas teoritis misalnya tugas
bimbingan guru, sehingga modul berisi
membaca
sebuah
petunjuk belajar (Petunjuk siswa atau
kemudian
membuat
guru), kompetensi yang akan dicapai,
dipresentasikan. Sedangkan tugas praktis
content
atau
tertentu,
resume
untuk
materi,
Informasi
dapat berupa kerja laboratorium atau kerja
latihan-latihan,
Petunjuk
lapangan, misalnya survey tentang harga
kerja, dapat berupa lembar kerja ,
cabe dalam kurun waktu tertentu di suatu
evaluasi, balikan terhadap hasil evaluasi.
tempat.
Sebuah modul akan bermakna kalau siswa
kegiatan adalah bagi guru, memudahkan
dapat dengan mudah menggunakannya.
guru dalam melaksanakan pembelajaran,
Pembelajaran
modul
bagi siswa akan belajar secara mandiri
yang
dan belajar memahami dan menjalankan
pendukung,
isi
artikel
dengan
memungkinkan
seorang
siswa
Keuntungan
suatu
akan lebih cepat menyelesaikan satu atau
menyiapkannya guru harus cermat dan
lebih KD dibandingkan dengan siswa
memiliki pengetahuan dan keterampilan
lainnya. Dengan demikian maka modul
yang memadai, karena sebuah lembar
harus menggambarkan KD yang akan
kerja
dicapai oleh siswa, disajikan dengan
kriteria yang berkaitan dengan tercapai
menggunakan bahasa yang baik, menarik,
atau tidaknya sebuah KD dikuasai oleh
dilengkapi dengan ilustrasi.
siswa.
worksheet)
adalah
harus
tertulis.
lembar
memiliki kecepatan tinggi dalam belajar
Lembar kegiatan siswa (student
tugas
adanya
memenuhi
Wallchart
adalah
Dalam
paling
bahan
tidak
cetak,
lembaran-lembaran
biasanya berupa bagan siklus atau proses
berisi tugas yang harus dikerjakan oleh
atau grafik yang bermakna menunjukkan
siswa.Lembar kegiatan biasanya berupa
posisi tertentu. Agar wallchart terlihat
petunjuk,
lebih menarik bagi siswa maupun guru,
langkah-langkah
untuk
menyelesaikan suatu tugas. Suatu tugas
maka
yang
lembar
menggunakan tata warna dan pengaturan
kegiatan harus jelas KD yang akan
proporsi yang baik. Wallchart biasanya
dicapainya.
masuk
diperintahkan
ISSN 2086 – 1397
Lembar
dalam
kegiatan
dapat
wallchart
dalam
didesain
kategori
alat
dengan
bantu
Volume VI Nomor 1. Januari – Juni 2015 | 38
Aprian Subhananto, Pengembangan Bahan Ajar… melaksanakan
pembelajaran,
namun
Dalam
penyusunan
bahan
ajar
dalam hal ini wallchart didesain sebagai
cetak, ada beberapa hal yang harus
bahan ajar. Karena didesain sebagai
diperhatikan. Hal tersebut sebagai berikut.
bahan
ajar,
maka
wallchart
harus
a.
Susunan Tampilan
memenuhi kriteria sebagai bahan ajar
Tampilan bahan ajar dikatakan
antara lain bahwa memiliki kejelasan
baik apabila tampilan baik pada
tentang KD dan materi pokok yang harus
sampul dan materi dapat menarik
dikuasai oleh siswa, diajarkan untuk
minat siswa. Pada tampilan bahan ajar
berapa
cara
harus tetap berkaitan dengan materi
contoh
yang dikaji pada bahan ajar sehingga
wallchart tentang siklus makhluk hidup
pembelajaran dapat berjalan sesuai
binatang
dengan harapan yaitu pembelajaran
lama,
dan
menggunakannya.
antara
bagaimana Sebagai
ular,
tikus
dan
lingkungannya.
yang berjalan lancar dan kondusif.
Foto atau gambar memiliki makna
Susunan tampilan yang dimaksud
yang lebih baik dibandingkan dengan
adalah mengenai urutan materi yang
tulisan. Foto atau gambar sebagai bahan
mudah, judul yang singkat, terdapat
ajar tentu saja diperlukan satu rancangan
daftar isi, struktur kognitifnya jelas,
yang baik agar setelah selesai melihat
rangkuman, tugas siswa, dan gambar-
sebuah atau serangkaian foto atau gambar
gambar yang sesuai dengan kaitannya
siswa dapat melakukan sesuatu yang pada
materi yang dikaji.
akhirnya menguasai satu atau lebih KD.
1)
Bahasa yang Mudah
Sebuah gambar yang bermakna
Bahasa yang baik dan mudah
paling tidak memiliki kriteria: Gambar
harus
memperhatikan
mengalirnya
harus mengandung sesuatu yang dapat
kosa kata, jelasnya kalimat, jelasnya
dilihat dan penuh dengan informasi atau
hubungan kalimat, kalimat yang yang
data sehingga gambar tidak hanya sekedar
digunakan tidak terlalu panjang dan
gambar yang tidak mengandung arti atau
kemampuan siswanya.
tidak ada yang dapat dipelajari; Gambar
Bahasa yang baik dan mudah
bermakna dan dapat dimengerti serta
ada beberapa unsur yang harus harus
tidak menimbulkan salah pengertian;
terpenuhi, antara lain: Gaya bahasa
Lengkap, rasional, dapat digunakan dalam
yang akrab dengan siswa; Tata bahasa
proses
yang sederhana; Penyusuna paragraph
pembelajaran,
dan
bahannya
diambil dari sumber yang benar sehingga
yang jelas, padat, dan pendek-pendek
jangan sampai gambar miskin informasi
2)
yang berakibat penggunanya tidak belajar apa-apa.
Pengujian Terhadap Pemahaman Pengujian terhadap pemahaman
siswa dapat dilakuan antara lain dengan check list dan cloze test untuk
ISSN 2086 – 1397
Volume VI Nomor 1. Januari – Juni 2015 | 39
Aprian Subhananto, Pengembangan Bahan Ajar… pemahaman.Pengujian bertujuan untuk
bahasa
mengetahui seberapa jauh bahasa dan
dwibahasaan). Sedangkan kemampuan
materi yang dibuat sesuai dengan
untuk menggunakan dua bahasa disebut
situasi dan kondisi siswa. Materi dan
bilingualitas dan penggunaan dua bahasa
bahasa yang digunakan harus sesuai
oleh seorang penutur dalam pergaulannya
dengan siswa sehingga memudahkan
dengan orang lain secara bergantian
siswa dalam memahami materi yang
disebut
disajikan dalam bahan ajar.
fishman dalam Abdul Chaer 2004:84).
3)
Stimulan
untuk
(Mackey
umum
dan
bahwa
bilingualisme adalah digunakannya dua buah bahasa oleh seorang penutur dalam
membaca, memahami, dan belajar. Dalam
pergaulannya dengan orang lain secara
hal ini bahan ajar yang dibuat hendaknya
bergantian telah menimbulkan sejumlah
bisa menjadikan seorang siswa menjadi
masalah yang biasa dibahas kalau orang
terdorong untuk belajar lebih giat dan
membicarakan
semangat dalam mengikuti pembelajaran
Pembahasannya
sehingga
masalah itu adalah
stimulan
sedemikian
lebih
juga
giat
berupa
siswa
disebut
bilingualisme
Konsep
Stimulan adalah penggiat dan pendorong
Indonesia
hendaknya
menarik.
dibuat
Stimulan
gambar-gambar
dapat
terhadap
a. Sejauhmana
taraf
masalah-
kemampuan
sesuai
seseorang akan B2 (B1 tentunya
dengan materi yang disajikan, bahasa
dapat dikuasai dengan baik) sehingga
yang mudah dipahami siswa, kejelasan
dia dapat disebut seseorang yang
keterangan, dan penyusunan materi yang
bilingual. Bilingualisme merupakan
jelas yaitu penyusunan materi dari yang
satu rentangan berjenjang mulai
mudah ke materi yang kompleks.
menguasai B1 ditambah mengetahui
2. Basis Bilingual
sedikit
Dalam
buku
yang
bilingualisme.
Sosiolinguistik
B2,
penguasaan
dilanjutkan B2 yang
dengan
berjenjang
perkenalan awal, basis bilingual adalah
meningkat sampai menguasai B2
asas pemakaian dua bahasa dengan
sama baiknya dengan penguasaan
baik.Untuk
B1.
bahasa
dapat
tentunya
menggunakan seseorang
dua harus
Kalau
sampai
tahap
bilingualisme ini
maka
sudah berarti
menguasai kedua bahasa itu. Pertama,
seorang penutur yang bilingual itu
bahasa
bahasa
akan dapat menggunakan B2 dan B1
pertamanya (disingkat B1) dan yang
sama baiknya, untuk fungsi dan
kedua adalah bahasa lain yang menjadi
situasi apa saja dan dimana saja.
bahasa keduanya (disingkat B2). Orang
Namun penutur bilingual yang sama-
yang dapat menggunakan kedua bahasa
sama baik penggunaan bahasa B1
itu disebut orang yang bilingual (dalam
dan B2 jarang ada.
ibunya
ISSN 2086 – 1397
sendiri
atau
Volume VI Nomor 1. Januari – Juni 2015 | 40
Aprian Subhananto, Pengembangan Bahan Ajar… b. Pengertian
bahasa
dalam
Kekurangfasihan
seorang
penutur
bilingualisme sangat luas, mulai dari
bilingual terhadap B2, sehingga B2-
sebuah bahasa dalam pengertian
nya sering dipengaruhi oleh B1-nya
langue sampai berupa dialek atau
lazim terjadi pada para penutur yang
ragam dari sebuah bahasa.
sedang
c. Saat penggunaan dan pembelajaran
mempelajari
B2
itu.Sedangkan penggunaan bahasa
kedua bahasa oleh seorang bilingual
B2
memiliki kesempatan yang sama.
penggunaan
Dalam situasi yang sama yang biasa,
penutur bahasa bilingual itu jarang
kesempatan untuk menggunakan B1
menggunakan bahasa B1 karena si
lebih terbuka daripada kesempatan
penutur dalam jangka waktu lama
menggunakan
tinggal
bahasa
B2
atau
dapat
berpengaruh bahasa
dalam
terhadap
B1
masyarakat
apabila
tutur
sebaliknya, seseorang yang yang
monolingual B2 (Nababan dalam
terlalu
Abdul Chaer 1984:32).
lama
tinggal
dalam
masyarakat tutur B2-nya (terlepas
C. Prosedur Penelitian
dari masyarakat tutur B1-nya), akan
penelitian ini adalah penelitian
mempunyai kesempatan yang luas
dan pengembangan atau research and
untuk menggunakan B2-nya daripada
development yaitu rangkaian proses atau
B1-nya. Jadi tetap saja kesempatan
langkah-langkah
yang sama untuk menggunakan B1
mengembangkan suatu produk baru atau
dan B2 itu tidak ada
menyempurnakan produk yang telah ada
d. Pengaruh terhadap B1 ke B2 adalah
agar
dapat
dalam
rangka
dipertanggungjawabkan.
pengaruh interfensi baik pada tataran fonologi,
morfologi,
sintaksis,
maupun
tataran
leksikon.
ISSN 2086 – 1397
Volume VI Nomor 1. Januari – Juni 2015 | 41
Aprian Subhananto, Pengembangan Bahan Ajar…
Analisis Kurikulum Penetapan Judul Bahan Ajar Analisis Sumber Belajar
Penulisan Bahan Ajar
Perumusan
Menentukan
Penyusunan
Pembuatan
Kompetensi
Alat
Materi
Struktur
Dasar yang
Penilaian
Bahan Ajar
Harus Dikuasai
Validasi, Revisi dan Finalisasi Draft Bahan ajar Santyasa, 2009:4-7
Penelitian R&D ini dilakukan
Analisis
kurikulum
dengan menggunakan model Santyasa
dimaksudkan untuk menentukan materi-
yang melalui beberapa langkah yaitu
materi mana yang memerlukan bahan
analisis kurikulum, menetapkan judul
ajar. Dalam menentukan materi dianalisis
bahan ajar yang akan disusun, analisis
dengan cara melihat inti dari materi yang
sumber belajar, penyusunan bahan ajar,
akan diajarkan, kemudian kompetensi
melakukan validasi, revisi, dan finalisasi
yang harus dimiliki oleh siswa dan hasil
terhadap draf bahan ajar.
belajar kritis yang harus dimiliki oleh
1. Analisis Kurikulum
siswa (critical learning outcomes).
ISSN 2086 – 1397
Volume VI Nomor 1. Januari – Juni 2015 | 42
Aprian Subhananto, Pengembangan Bahan Ajar… 2. Menetapkan Judul Bahan Ajar yang Akan Disusun
Persiapan sumber belajar yang sudah ada di sekolah dan sumber belajar referensi
Penetapan
dalam
lain diharapkan akan menambah khasanah
penyusunan bahan ajar sangat penting
ilmu yang terkandung di dalam bahan
untuk membatasi materi yang akan
ajar.
dibahas
4. Penyusunan Bahan Ajar
dalam
judul
bahan
ajar
tersebut
sehingga materi yang dibahas tidak
Adapun langkah-langkah dalam
meluas. Pada penelitian ini, Peneliti
penyusunan bahan ajar antara lain:
membatasi materi yang dibahas adalah
a. Perumusan Kompetensi yang Harus
materi persegi dan persegi panjang.
Dikuasai
Pemberian judul Smart Square and Rectangle
Mathematic
Bilingual
Kompetensi sejumlah
merupakan
kemampuan
menguasai
siswa
kemudian dari kompetensi ini nantinya
membaca
dan
belajar
pelajaran
untuk
diharapkan dapat memancing perhatian untuk
mata
siswa
membaca bahan ajar tersebut.
digunakan
3. Analisis Sumber Belajar
pembuatan indikator. Dari perumusan
Sumber
belajar
yang
akan
sebagai
tertentu,
rujukan
kompetensi ini, dapat dilihat semua
digunakan sebagai bahan penyusunan
kebutuhan
dalam
bahan ajar perlu dilakukan analisis.
diharapkan
kebutuhan
Analisis dilakukan terhadap ketersediaan,
dipenuhi.
kesesuaian,
b. Menentukan Alat Penilaian
dan
dalam
pembelajaran tersebut
dan dapat
kemudahan
dalam
Caranya
adalah
Penilaian berasal dari kata dasar
menginventarisasi ketersediaan sumber
nilai yang maknanya adalah angka ubahan
belajar yang dikaitkan dengan kebutuhan.
dari skor dengan menggunakan acuan
Sumber belajar yang digunakan meliputi
tertentu, yakni acuan normal atau acuan
buku paket yang biasa dipakai siswa
standar.
memanfaatkannya.
dalam mengikuti pembelajaran, buku
Penilaian
dilakukan
terhadap
sekolah elektronik dari pusat perbukuan
proses kerja dan hasil kerja siswa. Karena
departemen pendidikan nasional, buku
pendekatan pembelajaran yang digunakan
wajib Book Mathematic dari Directorate
adalah kompetensi, dimana penilaiannya
General Management of Primary and
didasarkan pada penguasaan kompetensi,
Secondary
maka alat penilaian yang cocok adalah
dan
kumpulan-kumpulan
sumber referensi lain yang peneliti miliki,
menggunakan
baik yang berupa buku paket dari penerbit
Acuan Patokan (PAP) atau Criterion
ternama, LKS, buku-buku yang terkait
Referenced Assesment. Dengan demikian
dengan
materi
guru dapat menilainya melalui proses dan
panjang,
dan
ISSN 2086 – 1397
persegi artikel
dan dari
persegi internet.
pendekatan
Penilaian
hasil kerjanya. Volume VI Nomor 1. Januari – Juni 2015 | 43
Aprian Subhananto, Pengembangan Bahan Ajar… c. Penyusunan Materi
sumberdaya dan kegiatan belajar yang
Materi atau isi bahan ajar cetak
akan dilakukan. Struktur bahan ajaryamg
sangat tergantung pada kompetensi dasar
dibutuhkan dalam penyusunan materi
yang akan dicapai. Materi bahan ajar akan
sebagai berikut.
sangat baik jika menggunakan referensi–
1) Judul
referensi
2) Kompetensi yang akan dicapai
mutakhir
yang
memiliki
relevansi dari berbagai sumber misalnya
3) Informasi pendukung
buku, internet, majalah, jurnal hasil
4) Content atau isi materi
penelitian. Materi bahan ajar tidak harus
5) Latihan-latihan
ditulis seluruhnya, dapat saja dalam bahan
6) Petunjuk kerja
ajar
7) Evaluasi atau Penilaian
itu
ditunjukkan
referensi
yang
digunakan agar siswa membaca lebih jauh
5. Melakukan
Validasi,
Revisi,
dan
tentang materi itu. Tugas-tugas harus
Finalisasi Terhadap Draft Bahan
ditulis secara jelas guna mengurangi
Ajar
pertanyaan dari siswa tentang hal-hal
a. Validasi (Uji Coba) dan Revisi
yang
1) Validasi Ahli dan Revisi Bahan Ajar
seharusnya
siswa
dapat
melakukannya. Misalnya tentang tugas
Validasi bahan ajar dilakukan
diskusi. Judul diskusi diberikan secara
dengan responden yang berkompeten di
jelas dan didiskusikan dengan siapa,
bidang pembuatan bahan ajar, ahli bahasa
berapa orang dalam kelompok diskusi dan
asing dalam pembelajaraan matematika,
berapa lama.
dan
tenaga
ahli
di
bidang
studi
Kalimat yang disajikan tidak
matematika. Kemudian diadakan revisi
terlalu panjang, yaitu Maksimal 25 kata
guna memperbaiki bahan ajar berbasis
per kalimat dan dalam satu paragraf 3-7
bilingual menjadi lebih baik dan layak
kalimat. Hal ini bertujuan agar siswa
digunakan dalam proses pembelajaran.
melihat bahan ajar yang disajikan tersebut
2) Uji Coba Skala Kecil dan Revisi
sederhana dan siswa bersemangat untuk mempelajarinya
Hal-hal yang dilakukan pada
Gambar-gambar yang sifatnya mendukung isi materi sangat diperlukan, karena
di
samping
memperjelas
penjelasan juga dapat menambah daya tarik bagi siswa untuk mempelajarinya. d. Pembuatan Struktur Bahan Ajar Struktur bervariasi,
Bahan Ajar
bahan
tergantung
ajar
pada
tahap ini sebagai berikut. a) Melakukan uji coba terbatas terhadap kelompok kecil sebagai pengguna bahan ajar berbasis bilingual b) Pengguna bilingual
dapat karakter
bahan dapat
ajar
berbasis
menggunakannya
sebagai bahan ajar mandiri dalam kegiatan pembelajaran
materi yang akan disajikan, ketersediaan ISSN 2086 – 1397
Volume VI Nomor 1. Januari – Juni 2015 | 44
Aprian Subhananto, Pengembangan Bahan Ajar… c) Setelah selesai menggunakan bahan
Pada pertemuan kedua, bahan
ajar tersebut, pengguna bahan ajar
ajar siap dilakukan atau digunakan tanpa
berbasis bilingual mengisi rubrik
revisi.
penilaian berupa skala likert bahan
pembuatan bahan ajar melakukan validasi
ajar yang telah disediakan
dengan mengisi angket yang berupa skala
Langkah
selanjutnya
ahli
d) Menganalisis data yang diperoleh
likert.
e) Melakukan revisi bahan ajar
2) Revisi bahan ajar oleh ahli bahasa
b. Finalisasi
asing
Tahap terakhir yang dilakukan
(bahasa
Inggris)
dalam
pembelajaran matematika
adalah finalisasi yaitu menyusun bahan
Pada
pertemuan
pertama,
ajar yang telah direvisi dan menyusun
dilakukan uji bahan ajar dan kemudian
laporan yang dibutuhkan.
revisi
D. Hasil Penelitian
pemberian identitas pada gambar karena
1.
Validitas
dan
revisi
bahan ajar oleh tim ahli
yang
harus
adalah
pada bahan ajar sebagian gambar ada yang belum diberi identitas gambar
a. Revisi bahan ajar oleh tim ahli
sehingga
pada
1) Revisi bahan ajar oleh ahli dalam
menunjuk
gambar
pembuatan bahan ajar Pada
dilakukan
penjelasan yang
kurang dimaksud,
penggunaan plural (kalimat jamak) dan
pertemuan
pertama,
singular (kalimat tunggal), dan penulisan
dilakukan uji bahan ajar dan kemudian
istilah
revisi
adalah
penggantian kata picture dengan figure
pemberian motivasi pada bahan ajar.
karena kata figure lebih ilmiah dari pada
Karena bahan ajar diharapkan dapat
kata picture.
yang
digunakan
harus
sebagai
dilakukan
matematika
yaitu
belajar
Pada pertemuan kedua, bahan
mandiri, maka pemberian motivasi dalam
ajar telah dilakukan perbaikan dengan
bahan ajar diperlukan agar siswa atau
cukup baik. Langkah selanjutnya ahli
pengguna dapat tetap termotivasi untuk
bahasa asing (bahasa Inggris) dalam
belajar. Kemudian revisi lainnya adalah
pembelajaran
warna dan desain bahan ajar. Agar bahan
validasi dengan mengisi angket yang
ajar menarik pengguna untuk mempelajari
berupa skala likert.
yaitu
3) Revisi bahan ajar oleh tenaga ahli
dengan
sumber
dalam
membuat
desain
dan
perpaduan warna yang sesuai. Dan revisi
komunikatif.
Bahasa
yang
melakukan
dalam pembelajaran matematika
yang terakhir adalah penggunaan bahasa yang
matematika
Pada
pertemuan
pertama,
dilakukan uji bahan ajar dan kemudian
komunikatif inilah yang membuat siswa
revisi
yang
harus
lebih bisa memahaminya dan lebih mudah
pemberian simbol
dilakukan
adalah
dipelajari. ISSN 2086 – 1397
Volume VI Nomor 1. Januari – Juni 2015 | 45
Aprian Subhananto, Pengembangan Bahan Ajar… Pada pertemuan kedua, bahan
sumber belajar mandiri siswa. Untuk
ajar telah dilakukan perbaikan dengan
mengetahui
cukup baik. Langkah selanjutnya tenaga
tersebut, maka dipergunakan perhitungan:
ahli dalam pembelajaran matematika melakukan
validasi
dengan
%Layak=
perolehan
mengisi
bahan
poin angket
ajar
x100%
12
Dengan
angket yang berupa skala likert.
kriteria
jika
presentase
kelayakan butir pernyataan angket ≥ 75%
b. Hasil validitas tiap butir pernyataan
maka dikatakan bahan ajar layak untuk
angket tim ahli dan pembahasannya
dipergunakan sebagai bahan ajar mandiri.
1) Hasil validitas tim ahli Hasil
kelayakan
validitas
inilah
Adapun
yang
analisis
terhadap
kelayakan
tersebut dapat dilihat pada tabel 1.
menentukan kelayakan bahan ajar sebagai
Tabel 1. Analisis kelayakan bahan ajar Kelayakan per butir 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 Jumlah Hasil
analisis
Persentase
Kelayakan
92% 75% 83% 83% 92% 83% 75% 75% 92% 83% 83% 83% 100% 83% 92% 92% 83% 83% 92% 83% 92% 86%
Layak Layak Layak Layak Layak Layak Layak Layak Layak Layak Layak Layak Layak Layak Layak Layak Layak Layak Layak Layak Layak Layak
tersebut
menunjukkan bahwa bahan ajar layak
Uji bahan ajar berupa cloze test kepada kelompok kecil siswa
untuk diterapkan pada pembelajaran baik
Uji bahan ajar berupa cloze test ini
dari segi kurikulum, kebahasaan, sajian,
dimaksudkan untuk mengetahui keterbacaan
kommpitabel.
bahan ajar terhadap siswa. Untuk mengetahui
ISSN 2086 – 1397
Volume VI Nomor 1. Januari – Juni 2015 | 46
Aprian Subhananto, Pengembangan Bahan Ajar… sejauhmana taraf keterbacaan, dipergunakan
%TK=
penggunaan hitungan:
kata yang dijawab
benar
x100%
378
Dengan kriteria penilaian:
Dalam satu kelas tersebut (kelas
a. > 50 % “Mudah” dalam arti pembaca mengerti isi bacaan.
7C) dibagi menjadi beberapa kelompok dimana satu kelompok terdiri dari 4
b. 35%-50% “Agak Sukar” dalam arti
siswa. Setelah pembagian tersebut, siswa
pembaca memerlukan bantuan untuk
diminta mengisi instrumen yang berupa
mengerti isi bacaan
cloze test sehingga didapat perhitungan
c. < 35 % “Sangat Sukar”, dalam arti
tiap kelompok kecil pada Tabel 2.
pembaca tidak dapat memahami isi bacaan.
Tabel 2. Analisis Cloze Test Kelompok 1 2 3 4 5 6 7 Jumlah Hasil
Kriteria Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah
tersebut
sehingga hal ini menyatakan bahwa siswa
menunjukkan bahwa dari jumlah 378
dapat memahami dan menguasai materi
kata, siswa dapat membaca dengan
persegi dan persegi panjang dengan baik.
mudah bahan ajar.
3.
2.
analisis
Persentase 93% 83% 83% 83% 89% 78% 91% 91%
Hasil Analisis Jawaban
Validitas bahan ajar oleh siswa
Soal Siswa Setelah
Setelah dilakukan uji instrumen dilakukan
pengujian
cloze
test
kepada
siswa,
cloze test, dilakukan uji soal. Setelah
dilakukan
dilakukan uji soal kemudian dilakukan
menggunakan instrumen angket skala
analisis terhadap jawaban soal siswa
likert. Pada validitas bahan ajar oleh
tersebut. Pada analisis jawaban soal
siswa ini yang nantinya menyatakan
siswa, siswa dapat lulus dengan poin
kelayakan bahan ajar sebagai sumber
jawaban mereka di atas KKM (≥ 75)
belajar
ISSN 2086 – 1397
validasi
kemudian
mandiri.
Untuk
bahan
ajar
mengetahui
Volume VI Nomor 1. Januari – Juni 2015 | 47
Aprian Subhananto, Pengembangan Bahan Ajar… kelayakan
bahan
ajar
tersebut,
%Layak =
perolehan
dirumuskan perhitungan sebagai berikut.
poin angket
x 100%
112
Dengan hasil analisis di Tabel 3. Tabel 3. Validasi Bahan Ajar oleh Siswa Kelayakan per butir 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Jumlah Hasil
analisis
Persentase
Kriteria
79% 79% 80% 79% 85% 81% 79% 88% 80% 79% 89% 79% 85% 81% 80% 91%
Layak Layak Layak Layak Layak Layak Layak Layak Layak Layak Layak Layak Layak Layak Layak Layak
tersebut
menunjukkan bahwa bahan ajar layak digunakan validasi yang dilakukan siswa
telah
diujikan
yang
mencapai
presentase 86% (≥ 75%) 2. Keseluruhan
keterbacaan
secara
berdasarkan tampilan bahan ajar, isi
klasikal setelah dianalisis diperoleh
bahan ajar, dan minta siswa.
presentase 86% (≥ 75%) sehingga
E. Simpulan
dapat disimpulkan bahwa bahan ajar
Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan
atau
research
and
development yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa bahan ajar
mudah dimengerti dan dipahami siswa tanpa dibutuhkan orang lain sebagai tutor. 3. Pada analisis jawaban soal siswa,
Smart Square and Rectangle Mathematic
siswa
Bilingual layak digunakan sebagai bahan
jawaban mereka di atas KKM (≥ 75)
ajar mandiri. Hal ini ditunjukkan.
sehingga hal ini menyatakan bahwa
1. Perolehan presentase angket berupa
siswa dapat memahami materi persegi
skala likert oleh tim ahli secara keseluruhan terhadap bahan ajar yang
dapat
lulus
dengan
poin
dan persegi panjang dengan baik. 4. Hasil
analisis
dari
seluruh
butir
pernyataan yang disediakan diperoleh ISSN 2086 – 1397
Volume VI Nomor 1. Januari – Juni 2015 | 48
Aprian Subhananto, Pengembangan Bahan Ajar… presentase sebesar 82% (≥ 75%). Hal
digunakan sebagai sumber belajar
ini berarti bahan ajar sudah baik
mandiri.
ISSN 2086 – 1397
Volume VI Nomor 1. Januari – Juni 2015 | 49
Aprian Subhananto, Pengembangan Bahan Ajar… Daftar Pustaka Amri, Sofan dan Lif Khoiru Ahmadi. 2010. Konstruksi Pengembangan Pembelajaran. Jakarta: Prestasi Pustaka. Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 2004. Sosiolinguistik perkenalan awal. Jakarta: PT Rineka Cipta. Directorate of Junior High School Development. 2009. Student Book Mathematic. Jakarta: Directorate General Management of Primary and Secondary Education. Elfis, 2006. Materi Bahan Ajar Materi Mata Kuliah Telaah Buku Teks. FKIP UIR: Pekanbaru. Majid, Abdul. 2007. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. Santyasa, I Wayan. 2009. Metode Pengembangan dan Teori Pengembangan Modul. www.freewebs.com/santyasa/pdf2/METODE_PENELITIAN.pdf, diakses pada 15 desember 2010.
ISSN 2086 – 1397
Volume VI Nomor 1. Januari – Juni 2015 | 50