EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MEDIA “BEBERAN” SIMULASI DALAM MEMAHAMI NILAI – NILAI PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA DAN PANDANGAN HIDUP BANGSA SISWA KELAS VIII SMPN 1 GRESIK NASKAH KARYA INOVASI DALAM RANGKA SIMPOSIUM GURU NASIONAL 2015
OLEH : AHMAD HANIF HASAN, M.Pd.
PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN GRESIK SMP NEGERI 1 GRESIK
TAHUN 2015
LEMBAR PENGESAHAN
Naskah Karya Inovasi ini Judul
: Efektifitas penggunaan media “beberan” simulasi dalam memahami nilai – nilai pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa siswa kelas VIII SMPN 1 Gresik
Penulis
: Ahmad Hanif Hasan, M.Pd.
Jabatan
: Guru mata pelajaran PPKn
Instansi
: SMPN 1 Gresik Jawa Timur
Benar-benar merupakan karya asli saya dan tidak merupakan plagiasi. Apabila di kemudian hari terbukti bahwa karya ini merupakan hasil plagiasi, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Meyetujui dan mengesahkan:
Gresik, 4 Nopember 2015
Kepala SMPN 1
Penulis,
Drs. H. DJAMALI, M.Si. NIP. 19600208 198412 1 004
AHMAD HANIF HASAN, M.Pd. NIP. 19691215 199903 1 007
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, atas karunia, taufik serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tulisan karya inovatif dengan judul Efektifitas penggunaan media “beberan” simulasi dalam memahami nilai – nilai pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa siswa kelas VIII SMPN 1 Gresik. Sholawat serta salam selalu saya sanjungkan kepada nabi Muhammad SAW, sebagai nabi akhir zaman yang selalu menjadi tauladan terbaik bagi umatnya. Penulisan karya inovatif ini, dengan harapan bisa dijadikan inspirasi bagi teman – teman guru dalam mengajar PPKn di tingkat SMP. Oleh karena itu disampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada : 1. Kepala SMPN 1 Gresik 2. Siswa kelas VIII SMPN 1 Gresik Karya Inovatif ini dijadikan sebagai acuan untuk mengikuti simposium guru tingkat Nasional tahun 2015, jalur karya inovasi pembelajaran. Semoga karya inovatif ini bermanfaat. Amin.
Gresik, 4 Nopember 2015
Penulis
iii
ABSTRAK Ahmad Hanif Hasan, dkk. 2015. Efektifitas penggunaan media “beberan” simulasi dalam memahami nilai – nilai pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa siswa kelas VIII SMPN 1 Gresik. Karya inovatif pembelajaran. Kata Kunci : Efektifitas, Simulasi pembelajaran, Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa Karya inovasi pembelajaran ini bertujuan untuk untuk mengetahui: a) Keefektifan penggunaan media “beberan” simulasi pembelajaran PPKn dalam memahami nilai – nilai Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa pada siswa kelas VIII SMPN 1 Gresik. b) Implementasi penggunaan media “beberan” simulasi pembelajaran dalam memahami Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa pada siswa kelas VIII SMPN 1 Gresik. Media “beberan” simulasi pembelajaran, kami gunakan untuk memahamkan materi yang bahasanya sulit dimengerti siswa SMP, seperti dalam memahami Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa. Ternyata media pembelajaran yang dilaksanakan di kelas VIII SMPN 1 Gresik sangat efektif. Dilihat dari keefektifan tujuan pembelajaran, hasil uji kompetensi menunjukkan rata rata 83,98, sedangkan dari hasil angket, menunjukkan yang mendukung dalam mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan adalah 68,38% menyatakan sangat setuju, 31,25% setuju, dan 0,40% menyatakan tidak setuju, sedangkan yang sangat tidak setuju 0%. Dilihat dari pembelajaran yang memberikan pengalaman belajar yang aktraktif dan melibatkan siswa secara aktif yang menunjang tujuan instruksional, yang menyatakan sangat setuju 82,86% dan setuju 17,74%, sedangkan yang tidak setuju dan sangat tidak setuju 0 %. Implementasi simulasi pembelajaran PPKn dalam memahami Pancasila sebagai Dasar Negara dan pandangan hidup bangsa pada siswa kelas VIII SMPN 1 Gresik yaitu dimulai dengan do’a, menyanyikan lagu Indonesia Raya, membaca teks Pancasila, dan menjelaskan aturan permainan simulasi pembelajaran, melaksanakan simulasi, membuat kesimpulan, penutup dan do’a. Sedangkan salah satu kesimpulannya mengatakan permainan ini sangat menarik dan asik. Selain itu, permainan ini untuk pembelajaran yang mengikuti perkembangan jaman, permainan ini juga melatih kerjasama antar teman. Disamping itu Pembelajaran seperti ini juga tidak membuat kita mudah bosan. Kita menjadi lebih senang, meningkatkan cinta kita kepada tanah air, selalu mentaati peraturan yang ada, dan paling penting kita semangat dalam belajar.
iv
DAFTAR ISI Halaman Judul
.............................................................
i
Halaman Pengesahan
.............................................................
ii
Kata Pengantar
..............................................................
iii
Abstrak
..............................................................
iv
Daftar Isi
............................................................... v
Daftar Tabel
............................................................... vi
Daftar Gambar/Foto
............................................................... vii
Daftar Lampiran
............................................................... viii
BAB I Pendahuluan
................................................................ 1
A. Identifikasi maslah
............................................................... 1
B. Rumusan Masalah
................................................................ 3
C. Tujuan
................................................................ 3
D. Manfaat
................................................................ 3
BAB II Kajian Teori
..............................................................
4
A. Efektifitas Pembelajaran
... ..........................................................
4
B. Alat /Instrtumen dalam Kegiatan simulasi ... .........................................
8
C. Tempat dan waktu
............................................................... 10
D. Pengumpulan data
................................................................ 10
BAB III Pembahasan dan Hasil
.............................................................
11
A. Hasil tentang keefektifan penggunaan media “ beberan” simulasi pembelajaran PPKn dalam memahami nilai – nilai Pancasila .. 11 B. Implementasi penggunaan media ”beberan” simulasi pembelajaran PPKn dalam memahami Pancasila
..............................................................
14
BAB IV Simpulan dan Rekomendasi ........................................................... 18 A. Simpulan
..............................................................
B. Rekomendasi
................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
v
18
DAFTAR TABEL Tabel 1 Rata – rata hasil uji kompetensi (tes tulis) KD 3.1
11
Tabel 2 Hasil angket simulasi pembelajaran tentang ketercapaian tujuan pembelajaran
12
Tabel 3 Hasil angket simulasi pembelajaran memberikan pengalaman belajar yang aktraktif dan melibatkan siswa secara aktif dalam mencapai tujuan
13
vi
DAFTAR GAMBAR / FOTO
Gambar 1 Beberan simulasi
8
Gambar 2 Contoh Kartu soal
8
Gambar 3 Contoh Kartu Konstitusi
9
Gambar 4 Contoh Kartu Merah Putih
9
Gambar 5 Dadu dan gaco permainan simulasi
9
Gambar 6 kegiatan siswa VIIIA dalam simulasi pembelajaran PPKn
15
Gambar 7 Implementasi siswa Menyanyikan lagu Indonesia Raya
17
Gambar 8: Implementasi siswa mencari sumber informasi
17
Gambar 9 Implementasi siswa mengasosiasi
17
Gambar 10 Implementasi siswa memperagakan sosiodrama
17
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Hasil angket siswa Hasil Uji Kompetensi Hasil dari lembar kerja siswa
viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Identifikasi Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara sebagaimana termaktub dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pendidikan juga berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini, dan untuk membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan. Sementara tantangan ekstrenal pendidikan adalah antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat internasional. Oleh karena itu pola pikir dalam proses pembelajaran dengan : 1) Penguatan pola pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang dipelajari dan gaya belajarnya (learning style) untuk memiliki kompetensi yang sama; 2) Penguatan pola pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakat-lingkungan alam, sumber/media lainnya); 3) Penguatan pola pembelajaran secara jejaring (peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet); 4) Penguatan pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan pendekatan pembelajaran saintifik); 5) Penguatan pola belajar sendiri dan kelompok (berbasis tim); 6) Penguatan pembelajaran berbasis multimedia; 7) Penguatan pola pembelajaran berbasis klasikal-massal dengan tetap memperhatikan
pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik; 8) Penguatan pola pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines); dan 9) Penguatan pola pembelajaran kritis. Oleh karena itu guru dalam Proses pembelajarannya
diselenggarakan
secara
interaktif,
menyenangkan,
menantang, inspiratif, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan merupakan salah satu muatan kurikulum pendidikan dasar dan menengah sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 2, Pasal 3, dan Pasal 37 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Penjelasan Pasal 37 “... dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air”. Berdasarkan rumusan tersebut, telah
dikembangkan
Mata
pelajaran
Pendidikan
Pancasila
dan
Kewarganegaraan (PPKn) yang diharapkan dapat menjadi wahana edukatif dalam mengembangkan peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air yang dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila, Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, semangat Bhinneka Tunggal Ika dan komitmen Negara Kesatuan Republik Indonesia. Persoalannya adalah bahasa PPKn banyak menggunakan bahasa abstrak yang kadangkala anak usia SMP sulit memahami. Begitu juga materi yang terkait dengan pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa. Sehingga tidak mudah dipahami secara cepat oleh anak. Oleh karena itu sebagai guru dituntut untuk mengembangkan strategi dan model pembelajaran yang bisa membuat anak lebih mudah memahami materi tersebut. Dalam rangka memahamkan anak terhadap kompetensi dasar Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa, maka model pembelajaran yang kami lakukan dan kami anggatp efektif adalah dengan simulasi pembelajaran PPKn.
2
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut : 1. Apakah penggunaan media “beberan” simulasi pembelajaran PPKn Efektif dalam memahami Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa pada siswa kelas VIII SMPN 1 Gresik ? 2. Bagaimana
implementasi
penggunaan
pembelajaran PPKn dalam memahami
media
“beberan”
simulasi
Pancasila sebagai Dasar Negara
dan Pandangan Hidup Bangsa pada siswa kelas VIII SMPN 1 Gresik ? C. Tujuan penulisan best practice Tujuan dari penulisan best practice ini adalah untuk mengetahui : 1. Keefektifan
penerapan
penggunaan
media
“beberan”
simulasi
pembelajaran PPKn dalam memahami nilai – nilai Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa pada siswa kelas VIII SMPN 1 Gresik. 2. Implementasi penggunaan media “beberan” simulasi pembelajaran dalam memahami Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa pada siswa kelas VIII SMPN 1 Gresik. D. Manfaat penulisan best practice Manfaat dari penulisan best practice adalah : 1. Terdapatnya proses pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan dalam rangka memahami Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa. 2. Memberikan gambaran kepada hususnya guru PPKn bahwa ada model pembelajaran yang inspiratif dan bisa diterapkan di tempat lain karena model ini bersifat ekonomis dan efisien.
3
BAB II KAJIAN TEORI
A. Efektfitas Pembelajaran Salah satu kegiatan yang membuat siswa aktif, menyenangkan dan meminta untuk diulang dengan melakukan permainan / game dalam bentuk simulasi pembelajaran PPKn yang bersifat efektif. Karena dengan model ini semua kompetensi, baik kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan dan kompetensi ketarmpilan dapat dipantau dan dilakukan oleh siswa. Untuk lebih jelasnya tentang efektifitas pembelajaran simulasi, dapat dijabarkan teorinya sebagai berikut : Pembelajaran yang Efektif Efektivitas berarti berusaha untuk dapat mencapai sasaran yang telah ditetapkan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan, sesuai pula dengan rencana, baik dalam penggunaan data, sarana, maupun waktunya atau berusahan melalui aktivitas tertentu baik secara fisik maupun non fisik untuk memperoleh hasil yang maksimal baik secara kuantitatif maupun kualitatif (Said, 1981:83). Sedangkan menurut Purwadarminta (1994:32) “di dalam pengajaran efektivitas berkenaan dengan pencapaian tujuan, dengan demikian analisis tujuan merupakan kegiatan pertama dalam perencanaan pengajaran”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) definisi efektivitas adalah sesuatu yang memiliki pengaruh atau akibat yang ditimbulkan, manjur, membawa hasil dan merupakan keberhasilan dari suatu usaha atau tindakan, dalam hal ini efektivitas dapat dilihat dari tercapai tidaknya tujuan instruksional khusus yang telah dicanangkan. Metode pembelajaran dikatakan efektif jika tujuan instruksional khusus yang dicanangkan lebih banyak tercapai. Pembelajaran dikatakan efektif apabila dalam proses pembelajaran setiap elemen berfungsi secara keseluruhan, peserta merasa senang, puas dengan hasil pembelajaran, membawa kesan, sarana/fasilitas memadai, materi dan
4
metode affordable, guru profesional. Tinjauan utama efektivitas pembelajaran adalah outputnya, yaitu kompetensi siswa. Efektivitas dapat dicapai apabila semua unsur dan komponen yang terdapat pada sistem pembelajaran berfungsi sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ditetapkan. Efektivitas pembelajaran dapat dicapai apabila rancangan pada persiapan, implementasi, dan evaluasi dapat dijalankan sesuai prosedur serta sesuai dengan fungsinya masing-masing. Menurut Harry Firman (1987) keefektifan program pembelajaran ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut : a. Berhasil menghantarkan siswa mencapai tujuan-tujuan instruksional yang telah ditetapkan. b. Memberikan pengalaman belajar yang atraktif, melibatkan siswa secara aktif sehingga menunjang pencapaian tujuan instruksional. c. Memiliki sarana-sarana yang menunjang proses belajar mengajar. Berdasarkan ciri program pembelajaran efektif seperti yang digambarkan diatas, keefektifan program pembelajaran tidak hanya ditinjau dari segi tingkat prestasi belajar saja, melainkan harus pula ditinjau dari segi proses dan sarana penunjang. Aspek hasil meliputi tinjauan terhadap hasil belajar siswa setelah mengikuti program pembelajaran yang mencakup kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Aspek proses meliputi pengamatan terhadap keterampilan siswa, motivasi, respon, kerjasama, partisipasi aktif, tingkat kesulitan pada penggunaan media, waktu serta teknik pemecahan masalah yang ditempuh siswa dalam menghadapi kesulitan pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Aspek sarana penunjang meliputi tinjauan-tinjauan terhadap fasilitas fisik dan bahan serta sumber yang diperlukan siswa dalam proses
belajar
mengajar
seperti ruang
kelas,
laboratorium,
media
pembelajaran dan buku-buku teks. Simulasi pembelajaran Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya pura-pura atau berbuat seolah-olah. Kata simulation artinya tiruan atau perbuatan yang pura-pura. Dengan demikian, simulasi dalam metode mengajar dimaksudkan sebagai 5
cara untuk menjelaskan sesuatu (bahan pelajaran) melalui perbuatan yang bersifat pura-pura atau melalui proses tingkah laku imitasi, atau bermain peranan mengenai suatu tingkah laku yang dilakukan seolah-olah dalam keadaan yang sebenarnya. Dalam kamus Bahasa Inggris karangan Echols dan Shadily (1992:527) bahwa simulasi berarti pekerjaan tiruan/meniru. Sementara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2002:1068) bahwa simulasi merupakan metode pelatihan yang meragakan sesuatu dalam bentuk tiruan yang mirip dengan keadaan yang sesungguhnya. Metode permainan simulasi adalah sebuah metode penggambaran yang dinamis tentang suatu sistem sosial (manusia) atau fisik (bukan manusia) yang diabstraksi dari realita dan disederhanakan untuk alasan studi). (Richard Kindsvatter, 1996:269) Berdasarkan pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa unsur-unsur pada metode permainan simulasi adalah: sistem sosial atau fisik (physical or social system), abstraksi (abstracted), realitas (reality) dan penyederhanaan (simplified) dan alasan studi (study purposes). Penekanan dalam metode simulasi adalah pada kemampuan siswa untuk berimitasi sesuai dengan objek yang diperankan. Pada titik finalnya diharapkan siswa mampu untuk mendapatkan kecakapan bersikap dan bertindak sesuai dengan situasi sebenarnya. Jadi, permainan simulasi adalah metode yang mengilustrasikan atau menggambarkan baik sistem sosial maupun sistem fisik yang diabstraksi dari realitas dan disederhanakan. Berdasarkan peristiwa yang sebenarnya, dilakukan
abstrak
atau
pemindahan
terhadap
kondisi-kondisi
yang
mendukung terjadinya peristiwa tersebut, ditambah dengan penyederhanaanpenyederhanaan, kemudian menyusun ulang peristiwa tersebut sesuai dengan kondisi-kondisi yang telah disederhanakan. Di samping itu, metode permainan simulasi cocok diterapkan pada semua tingkatan siswa, dari siswa taman kanak-kanak, sampai siswa pada tingkatan yang lebih tinggi. Hal ini seperti pernyataan Richard Kindsvatter (1996:273), bahwa area simulasi yang
6
diterapkan oleh guru pada semua tingkatan siswa. Simulasi sudah pernah diterapkan dari taman kanak-kanak sampai pada tingkatan yang lebih tinggi). Simulasi adalah tiruan dinamis sebuah model nyata. Prinsip-prinsip dalam melaksanakan metode simulasi yakni : a) simulasi dilakukan oleh kelompok siswa; b) tiap kelompok mendapatkan kesempatan melaksanakan simulasi yang sama atau dapat juga berbeda; c) semua siswa harus terlibat langsung menurut peranan masing-masing; d) penentuan topik disesuaikan dengan tingkat kemampuan kelas; e) dibicarakan oleh siswa dan guru; f) petunjuk simulasi diberikan terlebih dahulu; g) dalam simulasi hendaknya digambarkan situasi yang lengkap; h) hendaknya diusahakan terintegrasi dengan beberapa ilmu (Hasibuan dan Moedjiono, 1993:27). Permainan simulasi didesain untuk membantu siswa mempelajari dan menganalisis dunia nyata secara aktif. Siswa yang terlibat dalam simulasi mempunyai peranan masing-masing dan berinteraksi dengan siswa yang lainnya. Siswa mengambil keputusan sendiri dan menanggung konsekuensi dari keputusannya. Metode pembelajaran yang seperti ini, tentunya memudahkan siswa memahamai konsep-konsep pelajaran, karena objek yang dipelajari siswa dapat mereka alami dalam kehidupan sehari-hari. Dalam bermain simulasi, hambatan – hambatan yang harus diatasi yaitu pada penentuan kelompok dan kecepatan dalam bermain peran dan rasa malu dari sebagian anggota kelompok. Untuk penentuan kelompok, setiap siswa berhak memilih anggota kelompoknya, dengan syarat setiap siswa harus bisa diterima dalam kelompok, tidak boleh ada penolakan terhadap anggota kelompok, serta prinsip kolektifitas dalam menjawab soal, menampilkan peragaan atau sosiodrama maupun dalam berpendapat. Sedangkan kecepatan bermain peran, guru memberikan batas waktu dan membimbing siswa apabila mengalami kesulitas atau tidak mengerti terhadap tugas. Sedangkan untuk mengurangi rasa malu dengan memberikan motivasi tentang menampilkan potensi diri dalam belajar. 7
B. Alat / Instrumen “beberan” dalam Simulasi Pembelajaran Alat yang digunakan dalam memecahkan masalah adalah : a) beberan, dengan kelengkapannya (kartu soal, kartu pancasila/merah putih, kartu konstitusi dan kartu kosong serta dadu dan gaco), b) lembar kerja siswa, c) uji kompetensi, d) angket dan e) observasi kegiatan a) Beberan adalah suatu bentuk perimainan yang membuat sejumlah gambar dan kolom yang berisi perintah soal, kolom konstitusi dan kolom merah putih/Pancasila yang mengarah kepada pemahaman terhadap kompetensi dasar Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa. Seperti dalam gambar berikut :
Gbr 1: Beberan simulasi Kartu adalah kartu soal, kartu konstitusi, kartu merah putih, seperti dalam contoh gambar 2, 3 dan 4 berikut :
Mengapa Pancasila dijadikan sebagai dasar negara Indonesia ?
Gambar 2 : Contoh kartu pertanyaan 8
Siswa SMP tidak diperbolehkan membawa sepeda motor sendiri ke sekolah. Mengapa undang – undang melarang anak di bawah umur mengendarai motor? Jelaskan !
Gambar 3: Contoh kartu Konstitusi
Buatlah sosiodrama singkat yang menunjukkan toleransi antarumat beragama.
Gambar 4: Contoh kartu Pancasila / Merah Putih Untuk dadu dan gaco, kami gunakan dari barang bekas, seperti dalam foto di bawah ini :
Gbr. 5 Dadu dan gaco
b) Lembar kerja siswa dipakai untuk menuliskan kegiatan siswa berisi kolom untuk menuliskan soal, perintah dari kartu merah putih, tanggapan dari kartu konstitusi dan kesimpulan. (terlampir). c) Uji kompetensi diberikan guru kepada siswa berupa pernyataan – pernyataan yang memerlukan jawaban benar atau salah dari siswa, setelah melaksanakan kegiatan simulasi pembelajaran (terlampir) d) Angket merupakan alat atau instrumen untuk mengetahui pendapat dsn keinginan siswa terkait dengan bermain simulasi pembelajaran PPKn, 9
yang berisi pernyataan dan pilihan jawaban yang terdiri atas 4 item, yaitu Sangat setuju, Setuju, Tidak setuju dan Sangat tidak setuju (terlampir) e) Observasi berupa alat untuk melaksanakan pemantauan pelaksanaan simulasi, yang berisi kolom putaran, kelompok, kategori yang dijawab, point dari kategori jawaban, jumlah dan catatan. C. Tempat dan waktu. Tempat dan waktu dalam melaksanakan best practice untuk mengetahui Efektifitas penggunaan media simulasi dalam memahami nilai – nilai pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa, yaitu : Tempat
: Kelas VIII SMPN 1 Gresik
Waktu
: pelaksanaan Semester 1 tahun pembelajaran 2015 – 2016.
D. Pengumpulan data Sesuai pendapat dari Harry Firman (1987), bahwa keefektifan program pembelajaran ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut : 1) Berhasil menghantarkan siswa mencapai tujuan-tujuan instruksional yang telah ditetapkan. 2) Memberikan pengalaman belajar yang atraktif, melibatkan siswa secara aktif sehingga menunjang pencapaian tujuan instruksional. 3) Memiliki sarana-sarana yang menunjang proses belajar mengajar. Maka untuk mengetahui mencapai tujuan instruksional yang telah ditetapkan, data diambil dari hasil tes tulis dari kelas VIII A – VIII H dan angket kelas VIII A dan VIII B. Sedangkan untuk mengetahui apakah media “beberan” simulasi pembelajaran memberikan pengalaman belajar yang atraktif dan melibatkan siswa secara aktif, data diambil dari angket oleh kelas VIII A dan VIII B.
10
BAB III PEMBAHASAN DAN HASIL Penggunaan media “beberan” simulasi pembelajaran dalam memahami nilai – nilai pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa, kami jabarkan dalam dua hal : A. Hasil tentang keefektifan penerapan penggunaan media “beberan” simulasi
pembelajaran PPKn dalam memahami nilai – nilai Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa pada siswa kelas VIII SMPN 1 Gresik. Untuk mengetahui keefektifan penggunaan media “beberan” bermain simulasi dalam memahami nilai-nilai dasar Negara dan Pandangan hidup bangsa, maka indikatornya dapat dilihat dari ciri – ciri pembelajaran yang efektif, yaitu 1). Berhasil menghantarkan siswa mencapai tujuan-tujuan instruksional yang telah ditetapkan. 2). Memberikan pengalaman belajar yang atraktif, melibatkan siswa secara aktif sehingga menunjang pencapaian tujuan instruksional, dan 3). Memiliki sarana-sarana yang menunjang proses belajar mengajar. Dilihat dari tujuan pembelajaran, hasil yang dicapai dapat dilihat dari uji kompetensi dan angket siswa. Untuk hasil yang dicapai dari uji kompetensi yang berupa tes tulis, dapat dilhat pada tabel berikut : Tabel 1 rata – rata nilai Uji Kompetensi (tes tulis) KD 3.1. No Kelas rata-rata 1 VIII A 91,12 2 VIII B 84,16 3 VIII C 82,88 4 VIII D 78,99 5 VIII E 84,88 6 VIII F 82,84 7 VIII G 83,28 8 VIII H 83,71 Jumlah 671,86 Rata-rata Nilai kelas VIII 83,98 Dengan demikian, hasil dari uji kompetensi KD 3.2. berupa tes tulis menunjukkan rata – rata nilai siswa adalah 83,98.
11
Sedangkan dari angket, maka pernyataan yang mendukung dalam mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan, dapat dilihat pada tabel berikut :
No 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Tabel 2 Hasil Angket Simulasi pembelajaran tentang ketercapaian tujuan pembelajaran yang ditetapkan Pernyataan Kelas Jawaban SS S TS STS Dengan bermain simulasi, saya lebih VIIIA 21 11 0 0 memahami materi Pancasila sebagai VIIIB 22 8 0 0 dasar negara dan pandangan hidup bangsa Bermain simulasi pembelajaran, VIIIA 23 9 0 0 membuat saya selalu ingin terlibat dalam mempelajari materi Pancasila VIIIB 18 12 0 0 sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa Bermain simulasi pembelajaran, saya VIIIA 20 12 0 0 lebih cepat bisa menjawab soal soal terkait dengan Pancasila sebagai dasar VIIIB 16 13 1 0 negara dan pandangan hidup bangsa pada kartu pertanyaan yang ada. Bermain simulasi pembelajaran, saya VIIIA 27 5 0 0 lebih memahami sikap yang seharusnya dimiliki oleh siswa dalam VIIIB 23 7 0 0 melaksanakan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan di lingkungan sekolah dan masyarakat. Dengan bermain simulasi VIIIA 20 12 0 0 pembelajaran, menumbuhkan sikap bertanggungjawab, disiplin, jujur, VIIIB 25 5 0 0 peduli dan percaya diri serta santun. Bermain simulasi pembelajaran, VIIIA 18 14 0 0 membuat saya tidak malu untuk memperagakan sosiodrama tentang VIIIB 14 16 0 0 pengamalan nilai-nilai Pancasla sebagai dasar negara dan pndangan hidup bangsa Dibandingkan ceramah dan VIIIA 24 8 0 0 penugasan, simulasi pembelajaran PPkn lebih membantu saya dalam mempelajari Pancasila sebagai dasar VIIIB 18 11 1 0 negara dan pandangan hidup bangsa baik dari segi pengetahuan, keterampilan maupun sikap. Dengan bermain simulasi VIIIA 24 8 0 0 12
pembelajaran PPKn, menumbuhkan sikap bertoleransi terhadap sesama teman. Jumlah Jumlah keseluruhan (VIIIA + VIIIB) Jumlah maksimal (32+30) x 8 Prosentase
VIIIB
26
4
0
0
VIIIA VIIIB
177 162 339 496
78 76 155 496
0 2 2 496
0 0 0 496
68,35
31,25
0,40
0
Dari data tersebut, menunjukkan bahwa terdapat 68,35% yang menyatakan sangat setuju, dan 31,25% yang menyatakan setuju, jika simulasi pembelajaran sangat efektif dalam mendukung tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Sedangkan 0,40% menyatakan tidak setuju, serta 0% yang menyatakan sangat tidak setuju. Sedangkan dilihat dari cara guru memberikan pengalaman belajar yang atraktif, melibatkan siswa secara aktif sehingga menunjang pencapaian tujuan instruksional, maka hasilnya seperti dalam tabel berikut :
No 9.
10.
Tabel 3 : hasil angket simulasi pembelajaran memberikan pengalaman belajar yang aktraktif dan melibatkan siswa secara aktif dalam mencapai tujuan intruksional Pernyataan Kelas Jawaban SS S TS STS Dengan bermain simulasi pembelajaran, VIIIA 26 6 0 0 membuat saya bersemangat dan terlibat VIIIB 22 8 0 0 aktif dalam pembelajaran PPKn Bermain simulasi sangat menyenangkan VIIIA 27 5 0 0 dan berharap sering dlakukan oleh guru VIIIB 27 3 0 0 dengan tema yang berbeda Jumlah VIIIA 53 11 0 0 VIIIB 49 11 0 0 Jumlah keseluruhan (VIIIA + VIIIB) 102 22 0 0 Jumlah maksimal (32+30) x 2 124 124 124 124 Prosentase 82,26 17,74 0 0 Dari data tersebut, menunjukkan jika simulasi pembelajaran memberikan pengalaman belajar yang atraktif dan melibatkan siswa secara aktif yang menunjang tujuan instruksional, yang menyatakan sangat setuju 82,26% dan setuju 17,74%, sedangkan yang tidak setuju dan sangat tidak setuju 0 %. Dengan demikian simulasi pembelajaran sangat efektif, baik dalam mendukung tujuan pembelajaran yang ditetapkan maupun dalam memberikan pengalaman belajar yang atraktif, dan melibatkan siswa secara aktif. 13
Sedangkan untuk mengetahui keefektifan pembelajaran dilihat dari sarana prasarana yang menunjang proses pembelajaran, maka guru membuat media “beberan” simulasi pembelajaran PPKn, gaco, dadu, kartu soal, kartu Garuda Pancasila/merah putih, kartu konstitusi dan kartu kosong, seperti yang sudah dijelaskan pada kajian teori.
B.
Implementasi Penggunaan Media “beberan” simulasi pembelajaran PPKn dalam memahami Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa pada siswa kelas VIII SMPN 1 Gresik Untuk menunjang hasil dari pelaksanaan simulasi pembelajaran PPKn dalam memahami Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa, dibantuk dengan beberan, yang dideskripsikan sebagai berikut : 1. Untuk bahan kartu soal, merupakan rangkaian keingintahuan siswa yang tertuang dalam proses bertanya, setelah guru memberikan materi dalam bentuk video dan power point tentang Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa 2. Untuk beberan simulasi, kartu konstitusi dan kartu merah putih serta sarana penunjangnya merupakan kreatifitas dari guru. 3. Pelaksanaan simulasi, dimulai dengan do’a, menyanyikan lagu Indonesia Raya, membaca teks Pancasila, dan menjelaskan aturan permainan simulasi pembelajaran, melaksanakan simulasi, membuat kesimpulan, penutup dan do’a. 4. Hasil observasi guru terhadap pelaksanaan simulasi Kelas VIIIA Menurut siswa, dengan bermain simulasi ini kita lebih mudah memahami materi yang diberikan. Kita mempelajari tentang Pancasila, baik sebagai dasar negara maupun pandangan hidup bangsa. Pembelajaran seperti ini juga tidak membuat kita mudah bosan. Kita menjadi lebih senang, meningkatkan cinta kita kepada tanah air, selalu mentaati peraturan yang ada, dan paling penting kita semangat dalam belajar. Kegiatan simulasi ini kita lebih mudah mempelajari PPKn, dan lebih asyik serta menyenangkan. Kegiatan ini lebih efektif. 14
Tekad : a.Saling menghargai perbedaan satu sama lain, b. menjaga persa-tuan dan kesatuan, c. Bergotong royong, d. Mengamalkan nilai – nilai pancasila, e.Mendapatkan hak dan kewajiban sebagai warga negara Indonesia yang baik. f. Menolak ajakan aliran–aliran komunisme, dll, g. mempertahan kan Pancasla karena Pancasila merupakan ideologi bangsa, h. Menunjung tinggi rasa toleransi dan persatuan, i. Memperkenalkan Pancasila/jati diri bangsa kepada generasi sekarang, supaya ideologi pancasila tidak pudar, j. Menerapkan dan mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. k. Menghapuskan ideologi yang dapat mengubah Pancasila sebagai dasar Negara, l. Bersatu agar dasar negara kita tidak terpecah – pecah, m. Menyadari diri bahwa negara Indonesia memiliki posisi yang strategis sehingga rawan untuk dipecah – pecah oleh bangsa lain. n.Menunjukkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan cinta tanah air. Gambar 6 : kegiatan siswa VIIIA dalam simulasi pembelajaran PPKn kesadaran terhadap Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa
Kelas VIIIB Kelompok 1: dari 5 putaran, Tidak dapat menjawab pertanyaan sekali, 3 kali dapat menunjukkan pendapat dan sikap yang tepat ketika mengambil kartu konstitusi, namun masih dijumpai anggota kelompok yang diam, begitu juga saat bersama kelompok menyanyikan lagu Bagimu Negeri. Kelompok 2 : dari 5 putaran, dapat menjawab soal terkait impelementasi sila kedua Pancasila, dapat bersikap dan berpendapat dengan tepat tentang 15
larangan membawa HP dan sekolah gratis sesuai perintah dari kartu konstitusi, serta dapat melaksanakan sosiodrama dengan benar tentang tema tekad mempertahankan Pancasila. Dan kelompok 2 kerjasamanya bagus dan kompak. Kelompok 3 : dari 5 putaran, dapat menjawab dengan tepat soal terkait dengan implementasi sila ketiga Pancasila, dan kurang sempurna saat menjawab soal terkait pemahaman terhadap staatsfundamnetalnorm, dapat menunjukkan pendapat dan sikap yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, serta dapat memperagakan sosiodrama ketaatan terhadap peraturan sekolah dengan baik. Sedangkan kekompakan kelompok juga sngat bagus. Kesimpulan : Kelompok 4 : dari 5 putaran, dapat melengkapi jawaban dari kelompok 3 terhadap pemahaman staatsfundamentalnorm, 2 kali dapat memberikan tanggapan yang sesuai dengan aturan yang berlaku, dan dapat menyanyikan lagu garuda pancasila dengan baik. Terjadi kerjasamanya yang bagus, semua aktif dan saling peduli satu sama lain. Kesimpulan : Dengan kegiatan ini, dapat melatih kerjasama antar anggota kelompok dan melatih diri dalam berlapang dada menerima kekalahan. Serta dapat menerapkan sila-sila Pancasila dalam kegiatan ini. Permaian ini adalah dapat mempelajari Pancasla sebagai pandangan hidup dan mengamalkan nilai-nilainya dengan menyenangkan. Kita dapat lebih mengetahui tentang Pancasla dan sejarah, kita juga bisa meningkatkan rasa solidaritas dan rasa emapti terhadap sesama. Permainan ini sangat menarik dan asik. Selain itu, permainan ini untuk pembelajaran yang mengikuti perkembangan jaman, permainan ini juga melatih kerjasama antar teman.
Gbr 7 : Menyanyikan lagu Indonesia Raya
Gbr. 8 mencari sumber informasi 16
Gbr. 9 Kegiatan mengasosiasi
Gbr. 10 Memperagakan sosiodrama, sebagi bagian mengkomunikasikan
17
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Penggunaan metode “beberan” Simulasi pembelajaran dalam memahami Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa yang dilaksanakan di kelas VIII SMPN 1 Gresik sangat efektif. Hal ini dapat dilihat dari 1) tujuan pembelajaran, yang menunjukkan hasil uji kompetensi rata rata 83,98, sedangkan dari hasil angket, menunjukkan yang mendukung dalam mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan adalah 68,38% menyatakan sangat setuju, 31,25% setuju, dan 0,40% menyatakan tidak setuju, sedangkan yang sangat tidak setuju 0%. 2). Dilihat dari pembelajaran yang memberikan pengalaman belajar yang aktraktif dan melibatkan siswa secara aktif yang menunjang tujuan instruksional, yang menyatakan sangat setuju 82,26% dan setuju 17,74%, sedangkan yang tidak setuju dan sangat tidak setuju 0 %. Implementasi simulasi pembelajaran PPKn dalam memahami Pancasila sebagai Dasar Negara dan pandangan hidup bangsa pada siswa kelas VIII SMPN 1 Gresik yaitu dimulai dengan do’a, menyanyikan lagu Indonesia Raya, membaca teks Pancasila, dan menjelaskan aturan permainan simulasi pembelajaran, melaksanakan simulasi, membuat kesimpulan, penutup dan do’a. Sedangkan salah satu kesimpulannya mengatakan permainan ini sangat menarik dan asik. Selain itu, permainan ini untuk pembelajaran yang mengikuti perkembangan jaman, permainan ini juga melatih kerjasama antar teman. Disamping itu Pembelajaran seperti ini juga tidak membuat kita mudah bosan. Kita menjadi lebih senang, meningkatkan cinta kita kepada tanah air, selalu mentaati peraturan yang ada, dan paling penting kita semangat dalam belajar. B. Saran Agar implementasi nilai-nilai pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa tidak terlalu verbal dan sulit dipahami siswa, maka simulasi pembelajaran PPKn bisa dijadikan alternatif model pembelajaran. Karena semua kompetensi dilaksanakan dalam proses pembelajaran simulasi. 18
DAFTAR PUSTAKA
Adam Murron, Faisal. 2013. Penerapan Metode Permainan Simulasi Dalam Pembelajaran Pkn Untuk Menumbuhkan Etika Warga Negara Pada Siswa. (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa TSM X-B SMK Medikacom Bandung). Skripsi: Universitas Pendidikan Indonesia BP-7. 1982. Petunjuk pelaksanaan (Juklak) Permainan Simulasi. BP-7: Propinsi Jawa Timur. Djm’an Satori, et. al. dalam Dharma Andinandra, 2015. Konsep efektifitas dalam pembelajaran, (online) (http://dharmabelimbing.blogspot.com/2012/03/ konsep-efektivitas-dalam-pembelajaran.html. diakses tanggal 14 Juli 2015) Echols dan Sadily. 1992. Kamus Indonesia Inggris. Jakarta: PT. Gramedia. Hasibuan dan Moedjiono. 1993. Tipe-tipe model pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara Harry Firman (1987) dalam wicaksono. blogspot.com., Efektivitas pembelajaran, (online), (https://ahmadmuhli. wordpress.com/2011/08/02/efektivitas-pembelajaran/, diakses tanggal 14 Juli 2015) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2014. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan kelas VIII. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Halaman 1 – 17 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2014. Buku guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan kelas VIII. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Halaman 55 – 78. Marhiyanto, Bambang. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Surabaya: Terbit Terang Said, 1981:83 dan Purwadarminta (1994:32), 2011. Efektivitas pembelajaran, dikutip sepenuhnya dari wicaksono.blogspot.com. https://ahmadmuhli. wordpress.com/ 2011/ 08/02/efektivitas-pembelajaran/, diunduh tanggal 14 Juli 2015) Sukmadewi. 2003. Model – model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara Sudono. 2000. Permainan dalam Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Undang – undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional
HASIL ANGKET EFEKTIFITAS BERMAIN SIMULASI DALAM MEMAHAMI NILAI – NILAI PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA DAN PANDANGAN HIDUP BANGSA SISWA KELAS VIII B SMPN 1 GRESIK No
Pernyataan
Jawaban SS
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Dengan bermain simulasi, saya lebih memahami materi Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa Bermain simulasi pembelajaran, membuat saya selalu ingin terlibat dalam mempelajari materi Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa Bermain simulasi pembelajaran, saya lebih cepat bisa menjawab soal soal terkait dengan Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa pada kartu pertanyaan yang ada. Bermain simulasi pembelajaran, saya lebih memahami sikap yang seharusnya dimiliki oleh siswa dalam melaksanakan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan di lingkungan sekolah dan masyarakat. Dengan bermain simulasi pembelajaran, menumbuhkan sikap bertanggungjawab, disiplin, jujur, peduli dan percaya diri serta santun. Bermain simulasi pembelajaran, membuat saya tidak malu untuk memperagakan sosiodrama tentang pengamalan nilai-nilai Pancasla sebagai dasar negara dan pndangan hidup bangsa Dibandingkan ceramah dan penugasan, simulasi pembelajaran PPkn lebih membantu saya dalam mempelajari Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa baik dari segi pengetahuan, keterampilan maupun sikap. Dengan bermain simulasi pembelajaran PPKn, menumbuhkan sikap bertoleransi terhadap sesama teman. Dengan bermain simulasi pembelajaran, membuat saya bersemangat dan terlibat aktif dalam pembelajaran PPKn Bermain simulasi sangat menyenangkan dan berharap sering dlakukan oleh guru dengan tema yang berbeda
S
TS
STS
22
8
0
0
17
13
0
0
16
13
1
0
23
7
0
0
25
5
0
0
14
16
0
0
18
11
1
0
26
4
0
0
22
8
0
0
27
3
0
0
Penilaian Pengetahuan a. Beberapa soal disiapkan dan saat kartu soal diambil, peserta menjawab Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar ! 1) Jelaskan apa yang dimaksud dengan dasar negara! 2) Mengapa Pancasila dijadikan sebagai dasar negara Indonesia ? 3) Apa arti Pancasila sebagai dasar negara? 4) Apa kedudukan dan dan fungsi Pancasila sebagai dasar negara? 5) Apa arti penting Pancasila sebagai dasar negara ? 6) Apa akibatnya apa-bila Negara Indonesia tidak memiliki dasar Negara? 7) Apa pengaruhnya apabila dasar negara Pancasila berubah bagi negara dan bangsa Indonesia? 8) Jelaskan , aa yang dimaksud Pancasila sebagai staatsfundamentalnorm ! 9) Jelaskan pengertian Pancasila sebagai pandangan hidup ! 10) Jelaskan akibat suatu negara tidak memiliki pandangan hidup bangsa ! 11) Jelaskan Pancasila sebagai satu kesatuan ! 12) Jelaskan hubungan sila – sila dalam Pancasila ! 13) Jelaskan 5 (lima) nilai yang terkandung dalam sila Ketuhanan yang Maha Esa ! 14) Jelaskan 4 (empat) perwujudan silan Kemanusiaan yang adil dan beradab di lingkungan masyarakat ! 15) Jelaskan 4 (empat) perwujudan sila Persatuan Indonesia di lingkungan sekolah ! 16) Jelaskan 4 (empat) perwujudan sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, di lingkungan sekolah !
Lampiran hasil Tes Tulis Hasil Tes Tulis PPKn KD. 3.1 Semester 1 kelas 8A SMPN 1 Gresik No Nama Nilai 1 AKBAR ROSYID AL HAKIM 98 2 AQSA YUDHISTIRA REDI 98 3 AUDREY KAREN PUTRI O 100 4 AZALIA SHAFARA PUTRI 83 5 DHIRA RARI PRATITA 93 6 DIANAH NABILAH AD 95 7 DIVA MEILIA ANGGRAENI 83 8
FAIZ FANANI
9
FARIS IDAN AULIARAHMAN
10
GEDE ARTHA SASTRA K
11
GILANG FAJRUL FALAH
12 13
No 1 2 3 4 5 6 7
83
8 9
HANIFA AQILIA TSABITA
80 77 80 100
HARUM RAHMADANI INDRYA
100
13
14
HIMMATUS SHOLIHAH
95
14
15
INDRA MAULANA MAHENDRA
97
15
16
IRNAZ SANIKA ADILAH
16
17
JIHAAN FARAHIYAH
18
MUHAMAD ZULQI PRISHANDI
19
MUHAMMAD 'ARIQ GHONIM H
20
MUHAMMAD RAFIF FASYA R
21
NADHIFA AZ ZAHRA
22
NISMA ADELYA MELVANI
23
NUGRAHA AKTWOVHIDAY A
24
NUR SHAFA ERINDA
100 95 83 75 95 100 100 82 100
25
RAHMAT FARIS AKBAR
83
25
26
RAIHAN FIKRI ALI AKBAR
88
26
27
RIFNA FADHILA MULYA PUTRI
27
28
SABRINA 'ADANI
29
SALMAN AL FARISY
30
STELLA ALDORA DEVI P
31
SURYA PRAJA DWI BAWANA
32
VANYA JASMINE HANINDA
33
VINI CAHYA FITRIANI
98 95 78 98 80 100 95
Jumlah
3007
Rata - rata
91,12
10 11 12
17 18 19 20 21 22 23 24
28 29 30 31 32
Hasil Tes Tulis PPKn KD. 3.1 Semester 1 kelas 8A SMPN 1 Grs Nama Nilai ACHMAD CANDI ABADI M 95 ADAWIYAH PUTRI DIANA 88 ADYMAS TRENALDY P B 94 AFIF RAYHAN WIRATAMA 87 AIDA ADHANI PUTRI D 88 ALDIAN FAIZZUL ANWAR 85 ALIFA RAFIDAH FITRI 93 98 ALYA OKTIA PUTRI HAFIZ SILMI WISNUMURTI 84 HASHFI EL MUHANDISH 88 INTAN PERMATA A 88 JASMINE PUTRI F 98 90 JONATHAN DIVEN S KARINA NAURA SAFA 90 75 MARSHANDA FASYA N MOCHAMMAD ALVIAN Y 78 MUHAMMAD FARHAN M 68 MUHAMMAD IZZATITO R 88 MUHAMMAD ZIDAN HA 55 NAUFAL ZHAFIR C S 43 PEPI FEBRILIA SARI 86 QOMARULLAH AGUSTIYA 95 RAHMA LESTARIAWATI 100 RAHMADIAN PUTRI ARINI 75 81 RAKHSHANDRINA KAYSA S 82 RISWANA ADJIE P RIZKA FITRAH AMALIA 95 SAFINA NUR RAHMAH 75 SALSABILA SHABRINA 98 SISKA MAULIDIAH 83 SITI FAUZIYATUR R 75 SRI RANGGA WIRA K 75 Jumlah 2693 Rata - rata 84,16
Lampiran : Hasil Kerja siswa kelas VIIIA
Lampiran : Lembar Kerja Siswa kelas VIII B
Lampiran : salah satu hasil angket siswa