KARYA TULIS ILMIAH PADA SIMPOSIUM TINGKAT NASIONAL TAHUN 2015
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATERI LUAS LINGKARAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PENEMUAN TERBIMBING MELALUI MEDIA “KERBASI” PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII F SMP NEGERI 2 DEMAK TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Nama NIP
: Khusnul Khotimah, S.Pd : 19740312 200801 2008
SMP Negeri 2 Demak Tahun 2015 1
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ILMIAH
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama Lengkap : Khusnul Khotimah, S.Pd NIP : 19740312 200801 2 008 NUPTK : 9644752654300072 Sekolah : SMP Negeri 2 Demak Dinas Pendidikan : Demak Jawa Tengah Judul PTK : Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Materi Luas Lingkaran dengan Menggunakan Model Penemuan Terbimbing melalui Media “Kerbasi” Pada Peserta Didik Kelas VIII F SMP Negeri 2 Demak Tahun Pelajaran 2014/2015 Menyatakan dengan sebenarnya bahwa karya ilmiah yang saya tulis ini benar merupakan hasil karya saya sendiri dan bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil atau pikiran sendiri. Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa karya ilmiah ini bukan hasil karya saya sendiri, maka saya bersedia menerima sangsi atas perbuatan tersebut sesuai ketentuan yang berlaku.
Demak, 24 Oktober 2015 Yang membuat pernyataan
Khusnul Khotimah, S.Pd. NIP. 19740312 200801 2 008
2
KATA PENGANTAR
Puji
syukur
peneliti panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena rahmat dan
hidayahNya, karya ilmiah yang berjudul Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Materi Luas Lingkaran dengan Menggunakan Model Penemuan Terbimbing melalui Media “Kerbasi” Pada Peserta Didik Kelas VIII F SMP Negeri 2
Demak Tahun Pelajaran
2014/2015” ini dapat peneliti selesaikan dengan baik. Karya tulis ilmiah ini dapat peneliti selesaikan karena mendapat dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan yang baik ini peneliti menghaturkan banyak terima kasih dan memberi penghargaan yang setinggi-tingginya kepada; 1.
Bapak Drs. Setyobudi, M.Pd, selaku Kepala SMP Negeri 2 Demak Kabupaten Demak yang telah memberikan dukungan kepada peneliti untuk melakukan penelitian ini;
2.
Bapak Eka Purjiyanta, S.Pd, M.Pd, selaku teman guru di SMP Negeri 2 Demak yang telah memberikan waktu dan dukungan dalam menyelesaikan penelitian ini;
3.
Rekan-rekan guru dan karyawan SMP Negeri 2 Demak yang telah memberi motivasi sehingga laporan penelitian ini dapat terselesaikan;
4.
Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu-persatu yang telah membantu sehingga penelitian karya tulis ilmiah ini dapat selesai. Semoga laporan ilmiah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, khususnya para
rekan guru untuk mengembangkan kreativitas dan inovasinya dalam pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran mata pelajaran matematika.
Demak, 24 Oktober 2015 Peneliti
3
ABSTRAK
Dalam pembelajaran luas lingkaran, peserta didik hanya diberi tahu bahwa luas lingkaran adalah r2, peserta didik tidak diajak untuk menemukan bagaimana cara mendapatkan konsep luas lingkaran, sehingga peserta didik tidak tahu proses dari mana r2 itu didapatkan. Dalam pembelajaran seperti ini pengetahuan peserta didik terhadap konsep luas lingkaran menjadi sempit dan tidak berkembang, peserta didik tidak mempunyai kreativitas dalam berfikir dan kreativitas dalam beraktivitas, mengakibatkan pembelajaran menjadi tidak menyenangkan, pembelajaran yang membosankan sehingga hasil belajar peserta didik tidak maksimal, cenderung mendapatkan hasil di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Penemuan terbimbing melalui media “kerbasi” sebagai model dalam pembelajaran matematika untuk memudahkan peserta didik dalam membuktikan konsep luas lingkaran. Media “kerbasi” adalah media yang dibuat oleh peserta didik secara berkelompok untuk menemukan konsep luas lingkaran dengan menggunakan pendekatan luas persegi panjang maupun luas segitiga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model penemuan terbimbing melalui media “kerbasi” dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik kelas VIII F pada materi luas lingkaran. Berdasarkan hasil penelitian, aktivitas peserta didik meningkat dari kisaran 35% - 80% pada materi persamaan kuadrat meningkat menjadi 53,33% - 100% pada materi luas lingkaran. Hasil belajar peserta didik pada penilaian pegetahuan dari nilai rata-rata kelas 72 menjadi 84,25 dari kategori B menjadi kategori B+. Persentase peserta didik yang tuntas dari 47% menjadi 83% terjadi peningkatan 26%. Dan juga terjadi peningkatan nilai keterampilan peserta didik kelas VIII F yang sangat signifikan dari nilai rata-rata kelas 70 menjadi 84 dari kategori B menjadi kategori B+. Persentase peserta didik yang tuntas dari 43% menjadi 85% terjadi peningkatan 27%. Kata kunci: aktivitas, hasil belajar, luas lingkaran, penemuan terbimbing, media “kerbasi”
4
DAFTAR ISI
Halaman Judul ............................................................................................................ Pernyataan Keaslian Karya Tulis Ilmiah...................................................................... Kata Pengantar.............................................................................................................. Abstrak.......................................................................................................................... Daftar Isi........................................................................................................................
1 2 3 4 5
Bab I. Pendahuluan..................................................................................................... 1.1. Latar Belakang................................................................................................ 1.2. Ruang Lingkup................................................................................................ 1.3. Tujuan............................................................................................................. 1.4. Manfaat...........................................................................................................
6 6 8 9 9
Bab II Studi Pustaka.................................................................................................. 2.1. Aktivitas Peserta didik................................................................................ 2.2. Belajar dan Hasil Belajar........................................................................... 2.3. Penemuan Terbimbing.................................................................................. 2.4. Luas Lingkaran............................................................................................. 2.5. Media Pembelajaran.....................................................................................
10 10 12 13 14 16
Bab III Laporan hasil dan Pembahasan.................................................................. 3.1. Deskripsi hasil pembelajaran........................................................................ 3.2. Analisis hasil pembelajaran.........................................................................
17 17 26
Bab IV Penutup....................................................................................................... 4.1. Simpulan.......................................................................................................... 4.2. Rekomendasi...................................................................................................
34 34 34
Daftar Pustaka..........................................................................................................
35
Lampiran-lampiran
5
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Dalam pembelajaran lingkaran, terdapat materi luas lingkaran. Selama ini pembelajaran yang diterapkan kepada peserta didik adalah pembelajaran dengan model ceramah, peserta didik tidak diajak untuk menemukan sendiri konsep dari luas lingkaran. Pembelajaran yang diterima oleh peserta didik hanya diberi tahu bahwa luas lingkaran adalah r2, peserta didik tidak diajak untuk menemukan bagaimana cara mendapatkan konsep luas lingkaran, sehingga peserta didik tidak tahu proses dari mana r2 itu didapatkan. Dalam pembelajaran seperti ini pengetahuan peserta didik terhadap konsep luas lingkaran menjadi sempit
dan tidak berkembang,
peserta didik tidak mempunyai kreativitas dalam berfikir dan kreativitas dalam beraktivitas. Proses
pembelajaran
dengan
model
penemuan
terbimbing
membuat
pembelajaran menjadi lama dan bertele-tele, memerlukan waktu yang lama, kelas menjadi ramai dan materi pembelajaran di kelas VIII menjadi kurang waktunya. Akibatnya kegiatan-kegiatan praktik yang memerlukan aktivitas peserta didik jarang dilakukan oleh guru karena memburu waktu agar materi dapat selesai sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Pembelajaran yang berpusat pada guru dengan guru memberikan materi, menerangkan, memberikan latihan soal kemudian mengerjakan latihan soal dan memberi pekerjaan rumah kepada peserta didik mengakibatkan pembelajaran menjadi tidak menyenangkan, pembelajaran yang membosankan sehingga peserta didik menjadi pasif dan hasil belajar peserta didik tidak maksimal,
cenderung
mendapatkan hasil di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Di samping itu peserta didik tidak cakap dalam berpikir, bekerjasama dengan teman lain, berpresentasi
di
depan
publik
dan
tidak
cakap
dalam
mengambil
keputusan/kesimpulan. Lingkaran adalah materi pembelajaran matematika di
kelas VIII yang
sebagian besar merupakan aplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Di dalam 6
lingkungan sekitar kita benda yang berbentuk lingkaran, antara lain: jam dinding, compact disk (CD), toples, bola, roda, ember, gelas, piring dan sebagainya. Bentukbentuk tersebut selalu digunakan oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Subjek penelitian adalah peserta didik kelas VIII F SMP Negeri 2 Demak tahun pelajaran 2014/2015 yang terdiri dari 30 peserta didik dengan 14 peserta didik laki-laki dan 16 peserta didik perempuan. Data keaktifan belajar peserta didik kelas VIII F terlihat pada tabel 1.1. berikut. Tabel 1.1. Persentase aktivitas belajar peserta didik kelas VIII F pada materi Persamaan Kuadrat
Kelas
Berta nya
Mengemu kakan pendapat
Mengerja kan tugas
Menja wab perta nyaan
Bekerja sama
Tang gung jawab
VIII F
40%
40%
70%
35%
40%
70%
Dari tabel di atas diketahui bahwa kelas VIII F mempunyai persentase yang rendah sekitar
35% - 40% pada aktivitas bertanya, mengemukakan pendapat,
menjawab pertanyaan dan bekerjasama. Pada aktivitas mengerjakan tugas dan tanggung jawab mempunyai persentase 70%. Di samping itu kelas VIII F adalah kelas yang sebagian besar peserta didiknya yaitu sekitar 45% tidak tuntas pada penilaian pengetahuan materi persamaan kuadrat dan
50 % tidak tuntas pada penilaian keterampilannya. Hasil persentase
ketuntasan nilai pengetahuandan keterampilan
pada
materi persamaan kuadrat
kelas VIII F dapat dilihat pada tabel 1.2. berikut ini. Tabel 1.2. Rata-rata nilai pengetahuan dan keterampilan serta presentase ketuntasan peserta didik kelas VIII F pada materi persamaan kuadrat.
Kelas
Penilaian
Nilai Ratarata kelas
% Peserta didik yang tuntas
% Peserta didik yang tidak tuntas
Pengetahuan
72 (2,88)
47%
53%
Keterampilan
70 (2,80)
43%
57%
VIII F
7
Pada tabel 1.2. didapat keterangan bahwa rata-rata kelas pada penilaian pengetahuan materi persamaan kuadrat adalah 72 dengan 53% peserta didik tidak tuntas dan pada penilaian keterampilan rata-rata kelas adalah 70 dengan 57% peserta didik tidak tuntas. Berdasarkan data
penilaian sikap (tabel 1.1.), penilaian pengetahuan dan
keterampilan (tabel 1.2.) pada materi Persamaan Kuadrat, sebagian besar peserta didik kelas VIII F mendapatkan nilai di bawah KKM. Karena rendahnya keaktifan dan hasil belajar materi Persamaan Kuadrat peserta didik di kelas VIII F, maka peneliti menggunakan kelas VIII F sebagai subjek pada penelitian ini. Dalam pembelajaran matematika kurikulum 2013, penilaian terhadap peserta didik meliputi: penilaian pengetahuan, penilaian keterampilan dan penilaian sikap. Penilaian Sikap yang peneliti nilai adalah aktivitas peserta didik dalam bertanya, mengemukakan pendapat, menjawab pertanyaan, mengerjakan tugas, bekerjasama tanggungjawab. Penilaian sikap terdiri atas penilaian diri, penilaian antar teman, jurnal dan observasi. Penilaian pengetahuan adalah penilaian potensi intelektual terhadap indikator yang sedang dipelajari, dilakukan melalui tes tertulis, tes lisan atau penugasan sedangkan penilaian keterampilan meliputi praktik, projek dan portofolio. Pada penelitian ini peneliti melakukan penilaian sikap yang teridiri atas penilaian diri dan observasi, penilaian pengetahuan dan penilaian keterampilan. Penilaian pengetahuan dan keterampilan berdasarkan hasil postes peserta didik selesai pembelajaran. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan media “Kerbasi” (Kertas BC, dan solasi) sebagai media dalam pembelajaran matematika untuk memudahkan peserta didik dalam membuktikan konsep luas lingkaran. Media “Kerbasi” adalah media yang dibuat oleh peserta didik secara berkelompok untuk menemukan konsep luas lingkaran melalui pendekatan luas persegi panjang maupun luas segitiga.
1.2. Ruang Lingkup Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, ruang lingkup dalam penelitian adalah sebagai berikut: 1) Apakah dengan model penemuan terbimbing melalui media “kerbasi” dapat meningkatkan aktifitas belajar peserta didik kelas VIII F, pada materi luas lingkaran? 8
2) Apakah hasil belajar luas lingkaran kelas VIII F
mengalami peningkatan
setelah menggunakan model penemuan terbimbing melalui media “kerbasi”?
1.3. Tujuan Penelitian Berkaitan dengan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Meningkatkan aktivitas pembelajaran peserta didik kelas VIII F SMP Negeri 2 Demak tahun pelajaran 2014/2015 pada
materi luas lingkaran dengan
menggunakan model penemuan terbimbing melalui media “kerbasi”. 2) Meningkatkan hasil belajar matematika materi luas lingkaran pada kelas VIII F SMP Negeri 2 Demak semester genap tahun pelajaran 2014/2015.
1.4. Manfaat Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti mempunyai dua manfaat yaitu manfaat teoretis dan manfaat praktis. Manfaat teoretis adalah penelitian ini mampu memberikan inovasi dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan model penemuan terbimbing melalaui pemanfaatan media “kerbasi”
pada materi luas lingkaran.
Secara praktis manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini dibagi menjadi manfaat bagi siswa, guru, sekolah, dan peneliti. Manfaat bagi siswa adalah dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar luaslingkaran mendapat pengalaman tentang pembelajaran yang berkesan dan bermakna. Penggunaan media
“Kerbasi”
diharapkan peserta didik dapat secara aktif dalam bekerjasama menggunakan media dan membuat kesimpulan serta dapat memaparkannya di depan kelas. Manfaat bagi guru adalah dapat dijadikan alternatif dalam upaya meningkatkan aktivitas pembelajaran dan hasil belajar matematika materi luaslingkaran. Manfaat bagi sekolah adalah dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam rangka memajukan dan meningkatkan prestasi sekolah yang dapat disampaikan dalam pembinaan guru ataupun kesempatan lain bahwa penggunaan media “kerbasi” sebagai salah satu cara dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik. Manfaat bagi peneliti adalah untuk dijadikan pembanding terutama dalam hal cara meningkatkan aktivitas pembelajaran matematika dan hasil belajar matematika materi luas lingkaran.
9
BAB II STUDI PUSTAKA
2.1. Aktivitas Belajar Menurut Mulyono (2001: 26), Aktivitas artinya “kegiatan atau keaktivan”. Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik, merupakan suatu aktivitas. Sedangkan menurut Sriyono aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani. Aktivitas peserta didik selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan peserta didik untuk belajar. (Rosalia, 2005: 2). Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas peserta didik merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses belajar mengajar. Kegiatan – kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat, mengerjakan tugas–tugas, dapat menjawab pertanyaan guru dan bisa bekerjasama dengan peserta didik lain, serta tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan Keaktivan peserta didik dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan peserta didik ataupun dengan peserta didik itu sendiri. Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif, dimana masing - masing peserta didik dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Aktivitas yang timbul dari peserta didik akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi. Aktivitas belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan
perubahan
pengetahuan-pengetahuan,
nilai-nilai
sikap,
dan
keterampilan pada peserta didik sebagai latihan yang dilaksanakan secara sengaja. Dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan peserta didik) dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas yang dimaksudkan di sini penekanannya adalah pada peserta didik, sebab dengan adanya aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran terciptalah situasi belajar aktif, seperti yang dikemukakan oleh Natawijaya dalam Depdiknas (2005: 31), belajar aktif adalah “Suatu sistem belajar 10
mengajar yang menekankan keaktifan peserta didik secara fisik, mental intelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek koqnitif, afektif dan psikomotor.” Keaktivan peserta didik selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan atau motivasi peserta didik untuk belajar. Peserta didik dikatakan memiliki keaktivan apabila ditemukan ciri-ciri perilaku seperti: sering bertanya kepada guru atau peserta didik lain, mau mengerjakan tugas yang diberikan guru, mampu menjawab pertanyaan, senang diberi tugas belajar, dan lain sebagainya (Rosalia, 2005: 4).
2.2.
Hasil Belajar Hasil belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri atas dua kata yaitu “ hasil “ dan “ belajar “ yang memiliki arti yang berbeda. Oleh karena itu untuk memahami lebih mendalam mengenai makna hasil belajar, akan dibahas dulu pengertian “ hasil “ dan “ belajar”. Menurut Djamarah (2000: 45), hasil adalah prestasi dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individu maupun kelompok. Hasil tidak akan pernah dihasilkan selama orang tidak melakukan sesuatu. Untuk menghasilkan sebuah prestasi dibutuhkan perjuangan dan pengorbanan yang sangat besar. Hanya dengan keuletan, sungguh–sungguh, kemauan yang tinggi dan rasa optimisme dirilah yang mampu untuk mancapainya. Sementara itu, Arikunto ( 1990: 133) mengatakan bahwa hasil belajar adalah hasil akhir setelah mengalami proses belajar, perubahan itu tampak dalam perbuatan yang dapat diaamati,dan dapat diukur”. Nasution ( 1995 : 25) mengemukakan bahwa hasil adalah suatu perubahan pada diri individu. Perubahan yang dimaksud tidak halnya perubahan pengetahuan, tetapi juga meliputi perubahan kecakapan, sikap, pengrtian, dan penghargaan diri pada individu tersebut. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar yang dicapai peserta didik melalui plroses belajar mengajar yang optimal cenderung menunjukan hasil yang berciri sebagai berikut: (1) kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi pada diri peserta didik, (2) menambah keyakinan akan kemampuan dirinya, (3) hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya seperti akan tahan lama diingatannya, membentuk prilakunya, bemanfat untuk mempelajarai aspek lain, dapat digunakan sebagai alat untuk memperoleh informasi dan 11
pengetahuan yang lainya, (4) kemampuan peserta didik untuk mengontrol atau menilai dan mengerndalikan dirinya terutaman adalam menilai hasil yang dicapainya maupun menilai dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Individu yang belajar akan memperoleh hasil dari apa yang telah dipelajari selama proses belajar itu. Hasil belajar yaitu suatu perubahan yang terjadi pada individu yang belajar, bukan hanya perubahan mengenai pengetahuan, tetapi juga untuk membentuk kecakapan, kebiasaan, pengertian, penguasaan, dan penghargaan dalam diri seseorang yang belajar. Menurut Purwanto (1990: 3), evaluasi dalam pendidikan adalah penafsiran atau penilaian terhadap pertumbuhan dan perkembangan peserta didik menuju kearah tujuan-tujuan dan nilai-nilai yang ditetapkan dalam kurikulum. Hasil penillaian ini pada dasarnya adalah hasil belajar yang diukur. Hasil penilaian dan evaluasi ini merupakan umpan balik untuk mengetahui sampai di mana proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan.
2.3. Penemuan terbimbing model discovery (penemuan) sengaja dirancang untuk meningkatkan keaktifan siswa yang lebih besar, berorientasi pada proses, untuk menemukan sendiri informasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan instruksional. Dengan demikian model discovery berorientasi pada proses dan hasil secara bersama-sama. Kegiatan pembelajaran semacam ini menjadikan siswa aktif dalam proses pembelajaran, guru hanya berperan sebagai fasilitator untuk mengatur jalannya pembelajaran. Proses pembelajaran yang demikian membawa dampak positif pada pengembangan kreativitas berpikir siswa. Keuntungan model penemuan adalah akan membantu siswa mengembangkan disiplin intelektual dan kebutuhan keterampilan untuk membangkitkan rasa ingin tahu dan mencari jawaban dari keingintahuannya.model penemuan dibagi menjadi 2 jenis yaitu: (1) penemuan terbimbing (guided inquiry); (2) penemuan bebas (free inquiry). Dalam penemuan terbimbing, guru menyediakan data dan siswa diberi pertanyaan atau masalah untuk membantu mereka mencari jawaban, kesimpulan generalisasi dan solusi. Pada penemuan bebas murid merencanakan solusi,mengumpulkan data dan selebihnya sama dengan penemuan terbimbing.
12
Berdasarkan uraian di atas, model penemuan yang lebih efektif untuk digunakan untuk menyampaikan materi pembelajaran adalah model penemuan terbimbing. Model penemuan terbimbing merupakan kegiatan inquiry yang masih membutuhkan keterlibatan guru dalam proses pembelajaran, di mana masalah dikemukakan oleh guru atau bersumber dari buku teks kemudian siswa berpikir untuk menemukan jawaban terhadap masalah tersebut di bawah bimbingan intensif guru. Menurut Sanjaya (2008;196), ada beberapa hal yang menjadi ciri utama model pembelajaran inquiry, di antaranya adalah sebagai berikut: (1) Model pembelajaran inquiry menenkankn pada aktivitas peserta didik secara maksimal untuk mencari dan menemukan. Dengan ungkapan lain pembelajaran inquiry menempatkan peserta didik sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, peserta didik tidak hanya berperan sebagai
penerima pelajaran, tetapi
juga berperan untuk menemukan
sendiri inti dari materi pelajaran tersebut. (2) Seluruh aktivitas yang dilakukan oleh peserta didik diarahkan untuk mencari dan menemukan sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief) artinya, dalam pendekatan inquiry
guru bukan sebagai sumber belajar ,
namun fasilitator dan motivator belajar bagi peserta didik. (3) Tujuan penggunaan model
pembelajaran inquiry
adalah mengembangkan kemampuan intelektual
sebagai bagian dari bagian proses
mental sehingga
peserta didik tidak hanya
dituntut untuk menguasai pelajaran, melainkan juga bias menggunakan potensi lain yang dimilikinya.
2.4. Luas lingkaran Lingkaran merupakan suatu lengkung tertutup karena lingkaran membatasi suatu daerah atau bidang tertentu yang berada di dalamnya. Perhatikan gambar 2.1. di bawah. Daerah yang diarsir merupakan daerah yang dibatasi oleh lingkaran.
Gambar 2.1. Daerah pada lingkaran
13
Luas lingkaran adalah luas daerah yang dibatasi oleh lengkung lingkaran. Luas lingkaran sama dengan kali kuadrat jari-jarinya. Jika jari-jari lingkaran adalah r maka luasnya adalah sebagai beikut.
L = r2 Rumus luas lingkaran yaitu
L = r2
ini dapat ditemukan dengan
pendekatan. Pendekatan ini dilakukan dengan membagi lingkaran ke dalam sejumlah juring yang kongruen. Kemudian membentuk segi-n beraturan yang bersesuaian dengan juring yang terbentuk. Luas segi-n beraturan akan mendekati luas lingkaran. Luas segi-n beraturan dalam lngkaran =
x apotema x keliling segi-n. Jika
n besar sekali maka keliling segi-n akan mendekati keliling lingkaran dan nilai apotema akan mendekati nilai jari-jari lingkaran. Semakin besar nilai n, maka luas segi-n akan semakin mendekati luas lingkaran. Sehingga dapat kita tulis: Luas segi-n =
x apotema x keliling segi-n
Jika n = Maka
keliling segi-n
keliling lingkaran
Apotema
jari-jari
Luas segi-n
mendekati luas lingkaran
Jadi Luas lingkaran
=
x jari-jari x keliling lingkaran
=
x r x 2r = r2
Dengan demikian kita telah membuktikan bahwa luas lingkaran sama dengan x kuadrat jari-jari. Pembuktian luas lingkaran di atas dapat pula ditempuh dengan cara membagi sebuah lingkaran ke dalam 16 juring yang identik, seperti cara beikut:
14
Gambar 2.2. Menghitung Luas lingkaran dengan memotong juringjuring lingkaran menjadi sebuah persegi panjang
Bentuk potongan-potongan yang tersusun berupa persegi panjang dengan ukuran: Panjang = Kebar
x 2r=r
x keliling lingkaran =
= jari-jari lingkaran = r
Luas Persegi Panjang = Luas Lingkaran = r x r = r2
2.5. MEDIA PEMBELAJARAN Menurut
Schramm: “media pembelajaran adalah teknologi pembawa
pesan (informasi) yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.” Gerlach & Ely: “media pembelajaran memiliki cakupan yang sangat luas, yaitu termasuk manusia, materi atau kajian yang membangun suatu kondisi yang membuat peserta didik mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Media pembelajaran mencakup semua sumber yang diperlukan untuk melakukan komunikasi dalam pembelajaran, sehingga bentuknya bisa berupa perangkat keras (hardware), seperti computer, TV, projector, dan perangkat lunak (software) yang digunakan pada perangkat keras itu. Oemar Hamalik (1980): “Mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan media pendidikan adalah alat, model, dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah
15
Arief S. Sadiman, dkk (1984) mengemukakan bahwa kata media berasal dari bahasa Latin yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Latuheru (1988:14), menyatakan bahwa media pembelajaran adalah bahan, alat, atau teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar proses interaksi komunikasi edukasi antara guru dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan berdaya guna. Berdasarkan definisi tersebut, media pembelajaran memiliki manfaat yang besar dalam memudahkan siswa mempelajari materi pelajaran.
Media sebagai sumber belajar, karena belajar adalah proses aktif dan konstruktif melalui suatu pengalaman dalam memperoleh informasi. Dalam proses aktif tersebut, media pembelajaran berperan sebagai salah satu sumber belajar bagi siswa. Artinya melalui media peserta didik memperoleh pesan dan informasi sehingga membentuk pengetahuan baru pada siswa. Dalam batas tertentu, media dapat menggantikan fungsi guru sebagai sumber informasi/pengetahuan bagi peserta didik. Media pembelajaran sebagai sumber belajar merupakan suatu komponen system pembelajaran yang meliputi pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan lingkungan, yang dapat mempengaruhi hasil belajar peserta didik. (Mudhoffir,dalam Munadi, 2008).
16
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
3.1. Deskripsi Hasil Pembelajaran Hasil penelitian diperoleh dari hasil pembelajaran di kelas VIII F pada pembelajaran materi lingkaran dalam
menentukan luas lingkaran
dengan
menggunakan model penemuan terbimbing melalui media “kerbasi”. Hasil yang diperoleh adalah aktivitas dan hasil belajar peserta didik kelas VIII F. Hasil tes digunakan untuk mengukur hasil belajar peserta didik pada materi luas lingkaran. Adapun hasil nontes berupa uraian aktivitas peserta didik selama melaksanakan pembelajaran, meliputi kegiatan bertanya, menjawab pertanyaan, mengemukakan pendapat,
mengerjakan
tugas
dan
tanggungjawab
berbagi/bekerjasama. Data mengenai aktivitas peserta didik
serta
kemampuan
didapatkan melalui
instrumen nontes. Instrumen nontes untuk mengukur keaktifan peserta didik menggunakan penilaian diri, observasi, jurnal guru dan dokumentasi foto. Guru
sebagai
peneliti
melakukan perencanaan dalam
melaksanakan
pembelajaran dengan menggunakan model penemuan terbimbing melalui media “kerbasi”, yaitu: (1).
Membuat jadwal pelaksanaan pembelajaran menggunakan model terbimbing melalui media “Kerbasi” yang akan dilakukan. Jadwal disesuaikan dengan jadwal pembelajaran di kelas dalam1 minggu yaitu sebagai berikut: Tabel 3.1 Jadwal pelaksanaan pembelajaraan luas lingkaran dengan menggunakan model penemuan terbimbing melalui media “Kerbasi”
NO
Hari/Tanggal
1
Selasa/
2
3
Uraian Kegiatan
Alokasi Waktu Keterangan
24 Membuat Pembuktian 2 JP Luas Lingkaran dengan Maret 2015 Pendekatan Persegi Panjang melalui Media Kerbasi Kamis/26 Presentasi hasil dari 2 JP Media “Kerbasi” tiapMaret 2015 tiap kelompok Jum’at/27 Pos tes 1 JP
Pertemuan
Maret 2015
ke-3 5 JP 17
ke-1
Pertemuan ke-2 Pertemuan
(2). Membuat
perangkat
pembelajaran
yang
meliputi
silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP), terlampir (3). Membuat Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), terlampir (3). Menyiapkan media “Kerbasi”,
Gambar 3.1. Media “Kerbasi” dan LKPD dalam map
(4). Membuat instrumen penilaian (penilaian pengetahuan, penilaian diri, observasi dan jurnal guru), terlampir (5). Menyiapkan ruang pembelajaran (6). Menyiapkan dokumentasi.
Pertemuan 1 Proses pembelajaran pada pertemuan ke-1,
sesuai
dengan
rencana
pelaksanaan pembelajaran yang telah di buat. Peneliti sebagai guru membagi pembelajaran ke dalam tiga tahap yaitu pendahuluan, kegiatan inti dan penutup. Pada kegiatan pendahuluan guru sebagai peneliti mengawali pembelajaran dengan menyuruh salah satu peserta didik untuk memimpin do’a, kemudian memberikan tujuan pembelajaran, memberikan motivasi
dan memberitahukan model
pembelajaran serta sistem penilaian yang akan di terapkan di dalam pembelajaran, dan di akhir pembelajaran peserta didik melakukan penilaian diri. Pada kegiatan pendahuluan waktunya adalah 10 menit. Memberikan pengarahan model pembelajaran dan sistem penilaian yang digunakan dalam pembelajaran guna menambah pengetahuan peserta didik tentang 18
proses pembelajaran yang dijalani oleh peserta didik
sehingga mereka
dapat
mengetahui apa yang harus dilakukan dalam pembelajaran, sehingga semua peserta didik melakukan aktivitas, tidak ada yang menganggur atau melamun. Pada kegiatan inti, guru membagi peserta didik ke dalam 7 kelompok, tiap kelompok terdiri dari 4/5 peserta didik. Tiap kelompok mendapatkan seperangkat 1 map plastik yang terdiri dari kertas BC, pensil, jangka, solasi, penggaris, gunting dan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD). bagaimana bekerja di dalam kelompok,
Guru memberikan pengarahan dan bagaimana
menggunakan
memanfaatkan media. Setiap peserta didik melakukan kegiatan karena setiap kelompok harus bekerjasama, ada yang membuat lingkaran dengan jangka, menggunting, membuat juring lingkaran,
menyatukan juring-juring lingkaran
menjadi sebuah persegi panjang atau segitiga dengan menggunakan solasi dan ada yang mengisi lembar kerja dan ada peserta didik yang mempresentasikan ke depan kelas tentang hasil diskusi kelompoknya. Setiap peserta didik melakukan kegiatan dan beraktivitas sesuai dengan peranan dan tugasnya. Kegiatan-kegiatan peserta didik dalam membuat pembuktian luas lingkaran dengan pendekatan luas persegi panjang dan luas segitiga dengan model penemuan terbimbing melalui media “kerbasi” adalah sebagai berikut 1.
Membuat lingkaran berdiameter 20 cm di dua kertas BC yang berbeda warna. Tiap kelompok mendapatkan 1 map plastik yang berisi kertas BC dua warna, solasi, gunting, jangka, penggaris, pensil dan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD). Langkah pertama yang dilakukan adalah membaca petunjuk yang terdapat dalam LKPD, petunjuk yang pertama yaitu membuat lingkaran dengan diameter 20 cm di dua kertas BC yang telah disediakan.
Gambar 3.2. Membuat lingkaran pada kertas BC
19
2.
Memotong lingkaran dengan gunting Setelah lingkaran telah terbuat, langkah selnjutnya adalah memotong lingkaran dengan menggunakan guting, Untuk menghasilkan dua buah lingkaran yang sama dalam dua warna.
Gambar 3.3. Memotong lingkaran dengan gunting
3.
Membuat juring-juring lingkaran pada kedua lingkaran Membuat juring-juring lingkaran pada lingkaran yang telah dipotong. Setiap lingkaran dibuat 16 juring.
Gambar 3.4. Membuat juring-juring lingkaran
20
4.
Memotong lingkaran menjadi dua bagian pada tiap-tiap lingkaran dan menempelkan dengan solasi menjadi sebuah lingkaran dengan dua warna. Setiap lingkaran dipotong menjadi dua bagian yang sama besar, kemudian ditempel dengan solasi dengan potongan setengah lingkaran yang lain, agar menjadi sebuah lingkaran dengan du warna.
Gambar 3.5. Memotong lingkaran menjadi 2 bagian sama besar kemudian ditempel dengan bagian setengah lingkaran yang lain
5.
Memotong juring-juring lingkaran, tiap setengah lingkaran menjadi 8 juring Memotong juring-juring lingkaran, setiap setengah lingkaran menjadi 8 juring lingkaran, sehingga terdapat 16 juring lingkaran, dengan rincian 8 juring dari warna merah dan 8 juring yang lain dari warna kuning.
Gambar 3.6. Memotong juring-juring lingkaran
21
6.
Menempelkan juring-juring lingkaran menjadi persegi panjang atau segitiga Hasil potongan-potongan juring lingkaran di tempelkan sesuai
petunjuk di
dalam Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), terdapat kelompok yang membuat persegi panjang dan terdapat beberapa kelompok lain yang membuat segitiga.
Gambar 3.7. Menempelkan juring-juring lingkaran menjadi segitiga atau perseg panjang
7. Tiap kelompok berdiskusi mengisi Lembar Kerja untuk menemukan konsep luas lingkaran dengan menggunakan pendekatan luas segitiga ataupun menggunakan pendekatan luas persegi panjang.
Gambar 3.8. Mengisi Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
22
8. Hasil karya pembuktian luas lingkaran dengan pendekatan luas persegi panjang dan luas segitiga yang dihasilkan oleh tiap-tiap kelompok dari kertas BC dan solasi.
Gambar 3.9. Lingkaran-lingkaran yang dihasilkan
Alokasi waktu pada pertemuan pertama adalah 2 x 40 menit, Di kegiatan pendahuluan pembelajaran
adalah
waktu yang digunakan adalah 10 menit, kegiatan inti kegiatan membuat media
dalam membuktikan luas
lingkaran dengan pendekatan persegi panjang maupun segitiga yang dilakukan oleh peserta didik kelas VIII F adalah 50 menit, kemudian dilanjutkan dengan diskusi kelompok dalam mengisi lembar kerja dibutuhkan waktu selama 10 menit. Melakukan penilaian diri 5 menit. Dan memberikan kilas balik pembelajaran serta memberitahukan petunjuk untuk kegiatan presentasi pada pertemuan selanjutnya 5 menit.
Pertemuan 2 Pada pertemuan ke-2 peserta didik masih berkelompok sesuai dengan kelompoknya. Di kegiatan pendahuluan guru kembali menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan diterapkan. Pada pertemuan ini setiap kelompok harus mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya yang telah ditulis di dalam Lembar Kerja. Setiap kelompok mempunyai waktu untuk presentasi 8 menit, sehingga total
waktu presentasi yang dibutuhkan untuk 7 kelompok adalah
56 menit.
Sedangkan waktu untuk refleksi terhadap presentasi kelompok dan penarikan kesimpulan oleh guru pada kegiatan penutup yaitu 20 menit. 23
Gambar 3.10. Presentasi dari kelompok yang mendapatkan tugas untuk membuktikan luas lingkaran dengan pendektan persegi panjang
Gambar 3.11. Presentasi dari kelompok yang mendapatkan tugas untuk membuktikan luas lingkaran dengan pendektan luas segitiga
24
Pertemuan 3 Pada pertemuan ke-3, peneliti mengadakan postes terhadap kemampuan peserta didik dalam memahami konsep luas lingkaran. Postes diadakan dalam waktu 40 menit dengan 5 soal uraian.
Gambar 3.12. Lingkaran-lingkaran yang dihasilkan
Selama kegiatan pembelajaran (pada pertemuan 1 dan 2), guru sebagai peneliti melakukan penilaian aktivitas peserta didik dalam bekerjasama dengan peserta didik lainnya, dalam bertanya dan menjawab pertanyaan dari teman, dalam bertanggung jawab atas tugas yang diterimanya, dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam lembar kerja, dan dalam
mengemukakan pendapatnya.
Selama pembelajaran, peserta didik aktif dalam peranan dan kegiatannya, peserta didik merasa senang dengan model pembelajaran seperti ini, karena guru tidak banyak menerangkan (berceramah), guru hanya sebagai fasilitator, membantu peserta didik yang merasa kesulitan dalam membuat media, memanfaatkan media dan dalam mempresentasikan media tersebut, untuk membuktikan luas lingkaran dengan pendekatan luas persegi panjang maupun pendekatan luas segitiga. Dengan model penemuan terbimbing ini peserta didik mempunyai waktu untuk mendalami materi yang sedang dipelajari sehingga mereka paham dan mengerti bagaimana cara menentukan luas lingkaran dengan menggunakan pendekatan luas persegi panjang dan luas segitiga. Di samping itu, peserta didik mempunyai kesempatan untuk menyampaikan/mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas. Peserta didik merasa dihargai pendapatnya dan diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya di depan teman-temannya. Pembelajaran
dengan menggunakan model penemuan terbimbing yang
peneliti terapkan melalui media “kerbasi” membuat peserta didik menjadi aktif, 25
kreatif, berpikir dan bekerjasama. Pembelajaran seperti ini memudahkan peserta didik dalam menentukan bagaimana menemukan luas lingkaran r2.
3.2. Analisis Hasil Pembelajaran Hasil aktivitas peserta didik didasarkan pada observasi yang dilakukan oleh guru selama pembelajaran dan penilaian diri yang dilakukan oleh peserta didik sendiri
berdasarkan instrumen yang telah disiapkan oleh guru
setelah
pembelajaran. Hasil aktivitas peserta didik kelas VIII F terdapat pada tabel berikut Tabel 3.2. Hasil aktivitas peserta didik kelas VIII F berdasarkan observasi guru
No
Nama kelompok
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Kegiatan bertanya
Kegiatan menge mukakan pendapat
Mengerj akan tugas
Beker jasama
Menjawab perta nyaan
Tang gung jawab
Kelompok 2 pd 1 (4 pd) (50%)
3 pd (75%)
4 pd (100%)
4 pd (100%)
2 pd (50%)
4 pd (100%)
Kelompok 4 pd 2 (5 pd) (80 %)
3 pd (60%)
5 pd (100%)
5 pd
3 pd (60%)
5 pd (100%)
Kelompok 4 pd 3 (4 pd) (100%)
2 pd
4 pd (100%)
4 pd
2 pd (50%)
4 pd (100%)
Kelompok 4 pd 4 (5 pd) (80 %)
4 pd
5 pd (100%)
5 pd
3 pd (60%)
5 pd (100%)
Kelompok 3 pd 5 (4 pd) (75%)
3 pd
4 pd (100%)
4 pd
2 pd (50%)
4 pd (100%)
Kelompok 2 pd 6 (4 pd) (50%)
3 pd
4 pd (100%)
4 pd
2 pd (50%)
4 pd (100%)
Kelompok 3 pd 7 (4 pd) (100%)
3 pd
4 pd
(75%)
4 pd (100%)
(100%)
2 pd (50%)
4 pd (100%)
Jumlah
21 pd 70%
30 pd 100%
30 pd 100%
16 pd 53,33%
30 pd 100%
22 pd 73,33%
(50%)
(80%)
(75%)
(75%)
keterangan pd = peserta didik sumber observasi guru terlampir
26
(100%)
(100%)
(100%)
(100%)
(100%)
Berdasarkan tabel 3.2. mengenai hasil aktivitas peserta didik kelas VIII F berdasarkan
pengamatan/observasi
guru
selama
pembelajaran
dengan
menggunakan model penemuan terbimbing melalui media “kerbasi”, terdapat pada tabel 3.3. berikuit ini. Tabel 3.3. Rekapitulasi aktivitas peserta didik kelas VIII F berdasarkan observasi guru
Aktivitas Kegiatan Bertanya Kegiatan mengemukaan pendapat Mengerjakan tugas Bekerjasama Menjawab pertanyaan Tanggung jawab
Melakukan Jumlah Persentase 22 pd 73,33%
Tidak melakukan Jumlah Persentase 8 pd 26,67%
21 pd
70 %
9 pd
30 %
30 pd
100%
-
-
30 pd 16 pd
100% 53,33%
14 pd
46,67%
30 pd
100%
-
-
Berdasarkan tabel 3.2 dan 3.3 terdapat 22 peserta didik sekitar 73,33% yang mampu bertanya kepada teman/guru mengenai bagaimana cara dalam menemukan konsep luas lingkaran terbimbing
luas lingkaran dengan menggunakan model penemuan
melalui media “kerbasi”,
sedangkan yang
dapat mengemukakan
pendapatnya baik didepan kelas maupun di tempat duduk terdapat 21 peserta didik (70%), dan semua peserta didik yaitu 100% peserta didik mengerjakan tugas, dapat bekerjasama dengan peserta didik yang lain dan dapat bertanggungjawab atas tugas dan peranannya dalam memanfaatkan media “Kerbasi”. Tabel 3.4. Persentase aktivitas peserta didik berdasarkan penilaian diri
Aktivitas
Kegiatan Bertanya Kegiatan mengemukaan pendapat Mengerjakan tugas Bekerjasama
Sangat Baik JumPersen lah tase
Baik JumPersen lah tase
Cukup Jum- Persen lah tase
Kurang Jum- Persen lah tase
21 pd
70%
8 pd
30%
-
-
-
-
20 pd
67 %
10 pd
33 %
-
-
-
-
30 pd
100%
-
-
-
-
-
-
30 pd
100%
-
-
-
-
-
-
27
Menjawab pertanyaan Tanggung jawab
18 pd
60%
12 pd
40%
-
-
-
-
30 pd
100%
-
-
-
-
-
-
keterangan pd = peserta didik sumber penilaian diri terlampir
Tabel 3.5. skor dan predikat penilaian diri berdasarkan kurikulum 2013
No. 1 2 3 4
Skor
Predikat
3,50 < x ≤ 4,00 2,50 < x ≤ 3,50 1,50 < x ≤ 2,50 1,00 < x ≤ 1,50
Sangat Baik (SB) Baik (B) Cukup (C) Kurang (K)
Berdasarkan data tersebut di atas dapat diambil simpulan bahwa sebagian besar peserta didik kelas VIII F matematika
bagaimana cara
melakukan aktivitas dalam pembelajaran
dalam menemukan konsep luas lngkaran dengan
pendekatan luas persegi panjang dan luas segitiga
dengan model penemuan
terbimbing melalui media “kerbasi”. Hasil penilaian pengetahuan peserta didik kelas VIII F pada kompetensi luas lingkaran didasarkan pada hasil postes.
Hasil penilaian pengetahuan
didik dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini. Tabel 3.6. Hasil penilaian pengetahuan menyelesaikan soal-soal luas lingkaran
No.
Interval Nilai Pengetahuan (KI - 3)
Predikat
1 2
3,83 < x ≤ 4,00 3,50< x ≤ 3,83 3,17< x ≤ 3,50 2,83< x ≤ 3,17 2,50< x ≤ 2,83 2,17< x ≤ 2,50 1,83 < x ≤ 2,17 1,50< x ≤ 1,83 1,17< x ≤ 1,50 1,00 ≤ x ≤ 1,17
A AB+ B BC+ C CD+ D
3 4 5 6 7 8 9 10
sumber penilaian pengetahuan terlampir
28
Jumlah Peserta didik
Persentase
4 12
13% 40%
9 5
30% 17%
-
-
-
-
peserta
Berdasarkan hasil postes diketahui bahwa sebagian besar pengetahuan peserta didik pada materi konsep luas lingkaran di kelas VIII F yaitu 83% (25 peserta didik) tuntas
dalam
mengerjakan soal-soal luas lingkaran. Dengan rincian
peserta didik mendapatkan nilai
4
3,83 < x ≤ 4,00, 12 peserta didik mendapatkan
nilai diantara 3,50 dan 3,83 serta 9 peserta didik mendapatkan nilai antara 3,17 dan 3,50. Sedangkan sebanyak 17 % (5 peserta didik ) yang belum tuntas dalam pengetahuan menyelesaikan soal-soal luas lingkaran. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang diterapkan di SMP N 2 Demak adalah 3,17 dengan kategori B+. Hasil postes digunakan pengetahuan
untuk mengetahui prestasi belajar peserta didik dalam
menyelesaikan soal-soal luas lingkaran setelah peserta didik
menggunakan model penemuan terbimbing
melalui media “kerbasi”
pada
pembelajaran sebelumnya. Hasil penilaian keterampilan peserta didik kelas VIII F pada kompetensi luas lingkaran didasarkan pada hasil postes.
Hasil penilaian keterampilan
peserta
didik dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut ini. Tabel 3.7. Hasil penilaian keterampilan menyelesaikan soal-soal luas lingkaran
No.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Interval Nilai Keterampilan (KI - 4)
3,83 < x ≤ 4,00 3,50< x ≤ 3,83 3,17< x ≤ 3,50 2,83< x ≤ 3,17 2,50< x ≤ 2,83 2,17< x ≤ 2,50 1,83 < x ≤ 2,17 1,50< x ≤ 1,83 1,17< x ≤ 1,50 1,00 ≤ x ≤ 1,17
Predikat
Jumlah Peserta didik
Persentase
3 9
10% 30%
12 6
40% 20%
-
-
-
-
A AB+ B BC+ C CD+ D
sumber penilaian keterampilan terlampir
Berdasarkan hasil postes diketahui bahwa
sebagian besar keterampilan
peserta didik kelas VIII F yaitu 80% (24 peserta didik) tuntas dalam keterampilan mengerjakan soal-soal luas lingkaran. Dengan rincian 29
3
peserta didik
mendapatkan nilai 3,83 < x ≤ 4,00, 9 peserta didik mendapatkan nilai diantara 3,50 dan 3,83 serta 12 peserta didik mendapatkan nilai antara 3,17 dan 3,50. Sedangkan sebanyak
20 %
(6 peserta didik )
yang belum tuntas
dalam
keterampilan menyelesaikan soal-soal luas lingkaran. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang diterapkan di SMP N 2 Demak adalah 3,17 dengan kategori B+. Hasil postes digunakan keterampilan
untuk mengetahui prestasi belajar peserta didik dalam
menyelesaikan soal-soal luas lingkaran setelah peserta didik
menggunakan model penemuan terbimbing melalui media “kerbasi”
pada
pembelajaran sebelumnya Perbandingan aktivitas peserta didik kelas VIII F pada materi persamaan kuadrat (tidak menggunakan media)
dan materi luas lingkaran
(dengan
menggunakan model penemuan terbimbing melalui media “kerbasi” ) terdapat pada tabel berikut: Tabel 3.8. Perbandingan aktivitas peserta didik kelas VIII F pada materi persamaan kuadrat dan luas lingkaran
Materi Persamaan Kuadrat (dalam %)
Materi Luas lingkaran dengan media “Kerbasi” (dalam %)
40
73,33
35
70
80
100
Bekerjasama
40
100
Menjawab pertanyaan Tanggungjawab
30
53,33
80
100
Aktivitas Kegiatan Bertanya Kegiatan mengemukakan pendapat Mengerjakan tugas
Dari tabel 4.7. menunjukkan bahwa aktivitas peserta didik kelas VIII F mengalami peningkatan. Berani bertanya kepada guru atau teman semula 40% peserta didik
menjadi 73,33% peserta didik, kegiatan mengemukakan pendapat
dari 35% menjadi 70%, kegiatan mengerjakan tugas
dari 80% peserta didik
menjadi 100%, kegiatan bekerjasama dengan peserta didik lainnya dari 40% 30
menjadi 100% dan dapat menjawab pertanyaan dari guru atau teman lainnya meningkat dari 30 % ke 53,33% serta
peserta didik yang bertanggungjawab
terhadap tugas yang diberikan guru meningkat dari 80% menjadi 100%.
Diagram batang yang menunjukkan perbandingan antara aktivitas peserta didik kelas VIII F pada materi persamaan kuadrat dan materi luas lingkaran dengan menggunakan model penemun terbimbing melalui media “Kerbasi” adalah sebagai berikut:
Gambar 3.13. diagram batang perbandingan aktivitas peserta didik pada materi persamaan kuadrat dan luas lingkaran
Pada materi persamaan kuadrat pembelajaran tidak menggunakan media, pembelajaran menjadi kurang bermakna sehingga prestasi belajar peserta didik menjadib kurang memuaskan. Pembelajaran luas lingkaran dengan menggunakan media “kerbasi”, peserta didik diajak beraktivitas untuk menemukan sendiri konsep luas lingkaran, pembelajaran menjadi bermakna dan hasil belajar peserta didik dapat meningkat. Perbandingan
prestasi belajar pada materi persamaan kuadrat dengan
materi luas lingkaran berdasarkan penilaian pengetahuan dan keterampilan dapat dilihat pada tabel dan diagram batang berikut.
31
Tabel 3.9. Perbandingan hasil belajar peserta didik kelas VIII F pada materi persamaan kuadrat dan luas lingkaran
Pengetahuan Materi
Rata-rata kelas
Persamaaan Kuadrat
72 (2,88)
Luas Lingkaran
84,25 (3,4)
Keterampilan
Peserta didik yang tuntas
Peserta didik yang tidak tuntas
47%
53%
83%
17%
Ratarata kelas
70 (2,8)
84 (3,36)
Peserta didik yang tuntas 43%
80%
Peserta didik yang tidak tuntas
57%
20%
Dari tabel 4.8. menunjukkan bahwa peningkatan hasil belajar peserta didik pada penilaian pengetahuan materi persamaan kuadrat dengan materi luas lingkaran, rata-rata kelas VIII F yang sebelumnya adalah 72 (2,88) dengan kategori B meningkat menjadi 84,25 (3,4) dengan kategori B+, dengan banyaknya peserta didik yang tuntas meningkat dari 47% menjadi 83%. Pada penilaian keterampilan juga mengalami peningkatan dari rata-rata kelas yang semula 70 (2,8) dengan kategori B meningkat menjadi 84 (3,36) dengan kategori B+ dengan peserta didik yang tuntas dari 43% menjadi 80%. Diagram batang yang menunjukkan
perbandingan
antara penilaian
pengetahuan peserta didik kelas VIII F pada materi persamaan kuadrat dan materi luas lingkaran dengan menggunakan model penemuan terbimbing melalui media “kerbasi” adalah sebagai berikut.
32
Gambar 3.14. diagram batang perbandingan nilai pengetahuan pada materi persamaan kuadrat dan luas lingkaran
Diagram batang yang menunjukkan
perbandingan
antara penilaian
keterampilan peserta didik kelas VIII F pada materi persamaan kuadrat dan materi luas lingkaran dengan menggunakan model penemuan terbimbing melalui media “kerbasi” adalah sebagai berikut:
Gambar 3.15 diagram batang perbandingan nilai keterampilan pada materi persamaan kuadrat dan luas lingkaran
Pada materi luas lingkaran terjadi peningkatan nilai pegetahuan peserta didik kelas VIII F dari nilai rata-rata kelas 72 menjadi 84,25 dari kategori B menjadi kategori B+. Persentase peserta didik yang tuntas dari 47% menjadi 83% terjadi peningkatan 26%. Dan juga terjadi peningkatan nilai keterampilan peserta didik
kelas VIII F yang sangat signifikan dari nilai rata-rata kelas 70
menjadi 84 dari kategori B menjadi kategori B+. Persentase peserta didik yang tuntas adalah dari 43% menjadi 80% terjadi peningkatan 27%.
33
BAB IV PENUTUP
A. Simpulan Berdasarkan hasil
pengamatan dan penilaian penilaian
konsep luas lingkaran dengan menggunakan
dalam menemukan
model penemuan terbimbing melalui
media ”kerbasi”, pada peserta didik kelas VIII F SMP Negeri 2 Demak tahun pelajaran 2014/2015, dapat disimpulkan: 1.
Model penemuan terbimbing melaui media
“kerbasi”
dapat meningkatkan
aktivitas pembelajaran pada materi luas lingkaran peserta didik kelas VIII F SMP Negeri 2 Demak tahun pelajaran 2014/2015. 2.
Model Penemuan Terbimbing melaui media “kerbasi” dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi luas lingkaran pada peserta didik kelas VIII F SMP Negeri 2 Demak tahun pelajaran 2014/2015.
B. Rekomendasi Keberhasilan pembelajaran materi lingkaran dalam menemukan konsep luas lingkaran dengan menggunakan model penemuan terbimbing melalui media “kerbasi” adalah salah satu upaya yang dilakukan guru dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik. Dengan model pembelajaran yang tak biasanya dilakukan akan menjadikan pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna. Peserta didik terlibat langsung di dalam menemukan konsep dan melakukan aktivitas yang mendukung untuk menemukan konsep tersebut akan meningkatkan kompetensi dasar, dan memudahkan peserta didik untuk memahami konsep yang sedang dipelajarinya. Diharapkan dengan penelitian ini dapat mendorong guru-guru untuk: 1.
Melakukan inovasi pembelajaran dengan membuat media atau alat peraga yang dibuat dengan bahan-bahan yang ada di lingkungan sekitar, yang dapat dibuat sendiri dengan mudah dan biaya murah.
2.
Selalu mengembangkan kreativitas dan inovasi dalam pembelajaran dengan pendekatan kontekstual, sehingga pembelajaran menjadi bermakna menyenangkan.
34
dan
DAFTAR PUSTAKA
Anton, M, Mulyono. 2001. Aktivitas Belajar. Bandung. Yrama Arikunto,Suharsimi, 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta. Bumi Aksara Dimyati, Mujjiono. 2002. Hasil Belajar. Jakarta. Rineka Cipta Mulyati. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Bandung. Bumi Aksara. Oemar Hamalik,2011, Proses Belajar Mengajar, Jakarta, Bumi Aksara Sanjaya Wina, 2008, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta, Kencana Prenada Media Group Sardiman AM, 2003, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada Sriyono, 2000, Aktivitas Belajar, ctrl+click tofollow link Sudjana, 2004, 2008, Pengertian Pembelajaran,http://belajarpsikologi.com/macammacam-teori-belajar/#ixzz1mEQZ9jGe Sugiyono, 2011, Makalah Alat Peraga dalam Pembelajaran matematika Sukino, Wilson Simangunsong, 2007, Matematika untuk SMP Kelas VIII, Jakarta, Erlangga ________.(2013). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013, tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan Menengah _______________, 2010. Prosedur Penelitian. Yogyakarta. Rineka Cipta. . _______________, https://id.wikipedia.org/wiki/luaslingkaran
35