KARYA TULIS ILMIAH
PENERAPAN GERAKAN BIJAK GURITA (GUDANG DAPUR MANDIRI RUMAH TANGGA) DALAM MEWUJUDKAN KEMANDIRIAN PANGAN RUMAH TANGGA MELALUI POSDAYA (POS PEMBERDAYAAN KELUARGA) DI KELURAHAN TASIKMADU KOTA MALANG
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Pemilihan Mahasiswa Berprestasi Tingkat Nasional Tahun 2016
Adhiajeng Putri Ananda Pradana 1442620008
POLITEKNIK NEGERI MALANG KOTA MALANG 2016 i
2016
ii
iii
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji, syukur, hormat dan kemuliaan bagi Allah yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini yang berjudul Penerapan Gerakan Bijak Gurita (Gudang Dapur Mandiri Rumah Tangga) dalam Mewujudkan Kemandirian Pangan Rumah Tangga melalui Posdaya (Pos Pemberdayaan Keluarga) Di Kelurahan Tasikmadu Kota Malang. Banyak pihak yang telah memberikan dukungan baik moral maupun spiritual secara langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Ir. Tundung Subali Patma, M.T. selaku Direktur Politeknik Negeri Malang. 2. Bapak Drs. Sidik Ismanu, M. Si. selaku Pembantu Direktur III Bidang Kemahasiswaan Politeknik Negeri Malang. 3. Bapak Heru Utomo, SE., MelecComm. selaku Ketua Jurusan Administrasi Niaga Politeknik Negeri Malang. 4. Ibu Dra. Ita Rifiani Permata Sari, MM. selaku Dosen Pembimbing. 5. Bapak Bambang Suryanto, S. Pd., M.Pd. Dalam pembuatan karya ilmiah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun akan sangat berguna demi penyusunan yang lebih baik. Semoga karya tulis ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca dan pihak terkait, terima kasih.
Malang, 19 Mei 2016 Penulis
Adhiajeng Putri Ananda Pradana iv
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL............................................................................................. i LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii LEMBAR ORISINALITAS KARYA .................................................................. iii KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv DAFTAR ISI ......................................................................................................... v DAFTAR TABEL DAN GAMBAR ..................................................................... vi PENDAHULUAN ................................................................................................ 1 A. Latar Belakang ............................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 2 C. Uraian Singkat Gagasan Kreatif .................................................................... 3 D. Tujuan Penulisan ............................................................................................ 3 E. Manfaat Penulisan .......................................................................................... 3 F. Metode Pengembangan Produk ..................................................................... 4 TELAAH PUSTAKA ........................................................................................... 5 A. Konsumsi Beras Masyarakat Indonesia ......................................................... 5 B. Impor Beras Indonesia ................................................................................... 5 C. Faktor yang Mempengaruhi Impor Beras ...................................................... 6 D. Posdaya (Pos Pemberdayaan Keluarga) ......................................................... 7 DESKRIPSI PRODUK ......................................................................................... 9 A. Spesifikasi ...................................................................................................... 9 B. Sistem Kerja Gerakan Gurita ......................................................................... 10 C. Waktu Pelaksanaan ........................................................................................ 11 PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN................................................................... 12 A. Gerakan Gurita ............................................................................................... 12 B. Kemanfaatan Gerakan Gurita......................................................................... 16 SIMPULAN DAN REKOMENDASI .................................................................. 18 A. Simpulan ........................................................................................................ 18 B. Rekomendasi .................................................................................................. 18 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 19 LAMPIRAN .......................................................................................................... 20
v
DAFTAR TABEL
1.
Jumlah Impor Beras Indonesia dari Tahun ke Tahun .................................... 5
2.
Produksi, konsumsi, Selisih, dan Impor Beras (dalam kg) di Indonesia Tahun 2001-2010 ........................................................................................... 6
3.
Waktu Pelaksanaan Implementasi Gerakan Gurita ........................................ 11
DAFTAR GAMBAR
Sistem Kerja Gerakan Gurita ................................................................................ 10
vi
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Nasi di masyarakat Indonesia juga dianggap sebagai suatu prestise.
Fenomena yang berkembang di masyarakat kita, mereka yang mengkonsumsi makanan pokok selain beras kerap kali diidentikkan dengan golongan masyarakat yang serba kekurangan (Christianto, 2013: 38 ). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) seperti dikutip detik finance, Minggu (10/6/2012) impor terbesar beras ke Indonesia datang dari negara Vietnam yaitu sebanyak 416 ribu ton dengan nilai US$ 233 juta, beras asal Thailand yang masuk ke Indonesia sebanyak 222 ribu ton dengan nilai US$ 128 juta, disusul beras dari India sebanyak 150 ribu ton dengan nilai US$ 70 juta, beras dari Pakistan sebanyak 36 ribu ton dengan nilai US$ 14 juta dan beras dari China sebanyak 1.880 dengan nilai US$ 7 juta, total nilai impor beras yang dilakukan Indonesia selama tahun 2012 adalah US$ 438 juta yang dapat dikatakan bahwa Indonesia kehilangan devisa negara sebesar US$ 438 juta untuk melakukan impor beras. Di tahun 2016 juga impor beras tidak dapat dielakkan. Menteri Perdagangan Thomas Lembong menyatakan, pemerintah sulit menghindari impor pangan pada tahun 2016 untuk menjaga ketersediaan dan meredam kenaikan harga di pasar dalam negeri. Tim Peneliti Pangan IPSK-LIPI menjelaskan bahwa ketergantungan terhadap pangan impor yang semakin besar sebenarnya tidak bisa dikatakan sebagai suatu kondisi ketahanan pangan yang baik. Kondisi ini, sebenarnya hanya memberikan kondisi ketahanan pangan yang semu karena negara menjadi rapuh oleh ketergantungan impor pangan yang dapat berfluktuasi sewaktu-waktu ketika terjadi gejolak produksi pangan dunia. Implikasinya, akan sangat mempengaruhi kondisi ketahanan pangan apabila terjadi perubahan harga yang tidak dapat terjangkau oleh daya beli masyarakat. Jika Indonesia mampu melakukan 1
diversifikasi pangan tentu akan mengurangi konsumsi beras antara 90 sampai 100 kilogram per kapita per tahun. Tanaman pangan pokok tidak harus berasal dari padi, saat ini sudah saatnya masyarakat lebih sadar dan paham untuk mendukung program pemerintah tentang diversifikasi pangan yang tertuang dalam Permentan No. 15 Tahun 2013 tentang Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan. Rencana Strategis Kementerian Pertanian yaitu Empat Sukses Pertanian juga salah satunya adalah diversifikasi pangan. Untuk itu Menteri Pertanian juga mengeluarkan Pemertan No.
09
Tahun
2014
tentang
Pedoman
Gerakan
P2KP
(Percepatan
Penganekaragaman Konsumsi Pangan) yang telah diimplementasikan dalam bentuk kegiatan pekarangan melalui konsep Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL), Model Pengembangan Pangan Pokok Lokal (MP3L), serta Sosialisasi dan Promosi P2KP. Melihat fakta-fakta yang telah dijelaskan di atas, penulis merasa perlu untuk adanya peran mahasiswa dalam membantu dan mengoptimalkan program pemerintah P2KP (Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan) dengan suatu sistem yang tertuang pada karya ilmiah ini, berupa “Penerapan Gerakan Bijak GURITA (Gudang Dapur Mandiri Rumah Tangga) dalam Mewujudkan Kemandirian Pangan Rumah Tangga melalui Posdaya (Pos Pemberdayaan Keluarga) di Kelurahan Tasikmadu Kota Malang.” B.
Rumusan Masalah a. Apakah gerakan GURITA (Gudang Dapur Mandiri Rumah Tangga) dapat membantu pemerintah wujudkan ketahanan pangan? b. Bagaimana peran mahasiswa dalam pelaksanaan gerakan GURITA (Gudang Dapur Mandiri Rumah Tangga)? c. Bagaimana sistem pelaksanaan GURITA (Gudang Dapur Mandiri Rumah Tangga)? 2
C.
Uraian Singkat Gagasan Kreatif Gerakan GURITA (Gudang Dapur Mandiri Rumah Tangga) sesuai dengan
namanya, merupakan gerakan rumah tangga mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangannya melalui pekarangan rumah atau bisa disebut gudang dapur karena merupakan tempat penyuplai kebutuhan dapur rumah tangga dengan difokuskan pada penanaman tanaman pokok pengganti beras untuk mewujudkan diversifikasi pangan. Gerakan Gurita akan efektif dilakukan oleh anggota Posdaya dengan digerakkan, dibimbing dan dimonitoring oleh para mahasiswa relawan Posdaya yang melakukan pengabdian masyarakat. Gerakan Gurita menjadi kegiatan yang terus berkelanjutan karena berdampak pada usaha menurunkan tingkat impor beras dan perwujudan ketahanan pangan serta bisa menjadikan rumah tangga wirausaha dari pengolahan tanaman pekarangan rumah. D.
Tujuan Penulisan a. Untuk mengetahui apakah gerakan GURITA (Gudang Dapur Mandiri Rumah Tangga) dapat membantu pengoptimalan program pemerintah mewujudkan ketahanan pangan. b. Untuk mendeskripsikan peran mahasiswa dalam pelaksanaan gerakan GURITA (Gudang Dapur Mandiri Rumah Tangga). c. Untuk menjelaskan sistem kerja GURITA (Gudang Dapur Mandiri Rumah Tangga).
E.
Manfaat Penulisan a. Bagi rumah tangga, bermanfaat sebagai sarana pemenuhan konsumsi pangan mandiri keluarga sehingga ikut berkontribusi dalam membantu pemerintah untuk swasembada pangan dengan cara diversifikasi pangan dan berpeluang untuk menjadi rumah tangga wirausaha.
3
b. Bagi Posdaya, membatu perwujudan keluarga sejahtera sesuai tujuan adanya Posdaya. c. Bagi pemerintah dapat mengurangi tingkat impor beras sehingga mengurangi ketergantungan pemerintah terhadap suatu negara. d. Bagi mahasiswa, sebagai bentuk implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan mengabdikan diri kepada masyarakat. e. Bagi peneliti lain, sebagai referensi untuk dikaji lebih lanjut. F.
Metode Pengembangan Produk Fokus hasil produk dari gerakan Gurita (Gudang Dapur Mandiri Rumah
Tangga) ini adalah berupa pekarangan rumah yang berisi tanaman produktif yaitu tanaman makanan pokok selain beras. Pekarangan rumah diberdayakan oleh setiap rumah tangga masing-masing. Supaya dapat berjalan berkelanjutan, mahasiswa relawan Posdaya akan memantau perkembangan pekarangan selama 2 bulan sekali dan melakukan pembinaan serta turut aktif dalam upaya penyebarluasan gerakan Gurita ke daerah lain hingga penerapanya dapat meluas dan berdampak signifikan terhadap pencapaian ketahanan pangan Indonesia.
4
BAB II TELAAH PUSTAKA
A.
Konsumsi Beras Masyarakat Indonesia Tingkat konsumsi beras di Indonesia saat dapat dikatakan tinggi karena
setiap orang di Indonesia mengkonsumsi beras setiap tahunnya sebesar 139,5 kg. Konsumsi beras Indonesia lebih besar dua kali lipat konsumsi beras dunia pada angka 60 kg per tahun. Ditambah lagi beras merupakan makanan pokok warga (Hermanto, 2012). Hal yang dilakukan pemerintah untuk mencukupi kebutuhan beras dalam negerinya yaitu dengan cara mengimpor beras dari negara dengan penetapan bea masuk impor beras yang rendah (Christianto, 2013: 38). B.
Impor Beras Indonesia Impor adalah arus masuk dari sejumlah barang dan jasa ke dalam pasar
sebuah negara baik untuk keperluan konsumsi ataupun sebagai barang modal atau bahan baku produksi dalam negeri. Semakin besar impor, disatu sisi baik karena menyediakan kebutuhan rakyat negara itu akan produk atau jasa tersebut, namun sisi lainnya bisa mematikan produk dan jasa sejenis dalam negeri, dan yang paling mendasar menguras devisa negara yang bersangkutan (Larassati, 2007). Tabel 1. Jumlah Impor Beras Indonesia dari Tahun ke Tahun.
Sumber : BPS (Badan Pusat Statistik) Indonesia, www.bps.go.id 5
C.
Faktor yang Mempengaruhi Volume Impor Beras a. Produksi Beras dan Ketersediaan Lahan Tabel 2. Produksi, Konsumsi, Selisih dan Impor Beras (dalam kg) di Indonesia Tahun 2001 – 2010
Sumber : BPS (Badan Pusat Statistik) 2012 Dari tahun ke tahun dapat kita lihat bahwa produksi beras dari tahun ke tahun meningkat. Tetapi bukan berarti dapat mencukupi ketersediaan beras karena setiap tahun pula jumlah penduduk meningkat sehingga peningkatan jumlah produksi beras dilakukan untuk mengimbangi tingginya jumlah penduduk Indonesia yang mengkonsumsi beras. Ketika produksi beras terus meningkat tetapi pada kenyataannya stok beras yang ada masih kurang mencukupi kebutuhan masyarakat sehingga hal tersebut mempengaruhi volume impor beras meningkat sedangkan apabila produksi beras masih bisa mencukupi kebutuhan masyarakat maka volume impor beras dapat menurun dimana impor beras tersebut digunakan untuk cadangan beras (Christianto, 2013: 40). Selain itu, lahan pertanian semakin menyusut. Alih fungsi lahan pertanian produktif rata-rata 110.000 ha per tahun. Bahkan selama 2007-2010, hasil audit lahan kementerian pertanian menunjukan lahan pertanian produktif di Jawa mengalami penyusuatan sebesar 600.000 ha, dari 5,1 juta ha menjadi 4,5 juta 6
ha. Alih fungsi lahan subur pertanian terutama untuk sektor industri dan properti (INDEF : 2011). b. Pengaruh Iklim Terjadinya perubahan iklim baik El Nino dan atau La Nina berdampak pada perubahan luas tanam, luas panen dan produktivitas komoditas pangan utama yang pada akhirnya akan menyebabkan perubahan produksi komoditas tersebut. Faktor cuaca yang tidak menentu seperti iklim ekstrem mengganggu siklus panen di banyak negara. Kekhawatiran kelangkaan stok atau ketersediaan pangan akibat perubahan iklim merebak sejak mantan Wakil Presiden Amerika Serikta/AS Al Gore meluncurkan buku mengenai bahaya perubahan iklim “An Inconvenient Truth”. Perubahan iklim ekstrem menyebabkan masa tanam dan masa panen tidak bisa diperkirakan (INDEF : 2011). c. Harga Beras Dunia Beras merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia dan juga sebagai kebutuhan sehingga komoditas beras termasuk dalam permintaan yang inelastis. Harga beras internasional yang lebih murah membuat pemerintah melakukan impor beras karena dari sisi impor, pemerintah mendapatkan harga jauh lebih murah sehingga efisiensi bisa dilakukan karena harga beli dengan HPP (Harga Pokok Pembelian) dalam negeri terdapat selisih lebih dari Rp 1.000/Kg (Purnomo, 2012). D.
Posdaya (Pos Pemberdayaan Keluarga) Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat menutup Kongres Pembagunan
Manusia Indonesia pada akhir November 2006, menyerukan agar semua pihak bekerjasama menyingsingkan lengan baju untuk ikut membangun manusia Indonesia. Sebagai respon terhadap seruan tersebut, Yayasan Damandiri 7
menigkatkan inisiatif untuk memelopori dan menganjurkan pembentukan Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) sebagai pusat pengembangan swadaya masyarakat baik di pedasaan maupun di perkotaan. Podaya adalah forum silaturrahmi, advokasi, komunikasi, informasi, edukasi dan sekaligus bisa dikembangkan menjadi wadah koordinasi kegiatan penguatan fungsi-fungsi keluarga secara terpadu. Dalam hal-hal tertentu bisa juga menjadi wadah pelayanan keluarga secara terpadu, yaitu pelayanan pengembangan keluarga secara berkelanjutan, dalam berbagai bidang, utamanya agama, pendidikan, kesehatan, wirausaha dan lingkungan hidup, sehingga keluarga secara harmonis bisa tumbuh mandiri di desanya (Suyono, 2013 : 6). Guna mempercepat pengembangan Posdaya perlu dirangsang peningkatan partisipasi masyarakat yang didukung oleh fasilitasi SKPD, Perguruan Tinggi, lembaga keuangan, LSM/Ormas dan juga partisipasi perusahaan melalui program CSR (Corporate Social Responsibility). Namun demikian perlu diperhatikan dengan sungguh-sungguh agar dukungan program dari berbagai lembaga tersebut itu tetap diarahkan sebagai fasilitasi yang memancing pastisipasi dalam kegiatan gotong-royong yang mandiri dalam 5 bidang utama yaitu: a. Pendidikan b. Kewirausahaan c. Kesehatan dan KB d. Lingkungan Hidup khususnya dengan Kebun Bergizi e. Dukungan untuk kursus-kursus keterampilan baik untuk perbaikan pendidikan maupun untuk mencerdaskan dan meningkatkan kemampuan hidup mandiri. Program pemancing tidak boleh menghasilkan ketergantungan yang merugikan upaya untuk membangun Posdaya dan keluarga yang mandiri (Yayasan Damandiri, 2013 : 19).
8
BAB III DESKRIPSI PRODUK
A.
Spesifikasi : 1. Implementasi gerakan Gurita akan diterapkan di Posdaya Kelurahan Tasikmadu Kota Malang yang merupakan Posdaya binaan Politeknik Negeri Malang. 2. Komponen pihak yang terlibat: a. Pengurus Posdaya Polinema b. Mahasiswa relawan Posdaya Polinema c. Anggota Posdaya Kelurahan Tasikmadu Kota Malang d. Pihak aparat kelurahan. 3. Jenis tanaman gerakan Gurita adalah tanaman pokok non beras yang mengandung karbohidrat dan mudah ditanam di Kelurahan Tasikmadu. a. Kentang b. Singkong c. Sukun d. Jagung e. Ubi jalar 4. Untuk meningkatkan partisipasi maka akan ada reward khusus dari aparat kelurahan bagi rumah tangga yang paling produktif memberdayakan pekaranganya.
9
B.
Sistem Kerja Gerakan Gurita
Gambar 1. Sistem Kerja Gerakan Gurita 10
Keterangan : 1. Peraturan Menteri Pertanian No. 09 tahun 2014 merupakan landasan pelaksanaan gerakan Gurita. 2. Posdaya dengan bimbingan mahasiswa relawan Posdaya menerapkan gerakan Gurita. 3. Gurita merupakan kombinasi dari program pemerintah P2KP yang terdiri atas KRPL, MP3L, sosialisasi dan promosi. Maka Gurita adalah suatu gerakan dimana: a. Dilaksanakan oleh setiap rumah tannga. b. Untuk mengoptimalkan fungsi pekarangan rumah. c. Melakukan penanaman berbagai macam tanaman makanan pokok selain beras yang mengandung karbohidrat. d. Menyebarluaskan gerakan Gurita. 4. Akan tercipta ketahanan pangan jika gerakan Gurita telah dilakukan secara maksimal. 5. Setelah terwujudnya ketahanan pangan rumah tangga, maka dengan adanya gerakan Gurita juga dapat membantu rumah tangga dalam berwirausaha dengan mengolah berbagai macam makanan dari tanaman di pekarangan rumahnya. C.
Waktu Pelaksanaan
Tabel 3. Waktu Pelaksanaan Implementasi Geakan Gurita Kegiatan
Waktu Pelaksanaan
Sosialisasi
Telah dilaksanakan pada 17 Mei 2016
Pengajuan proposal kegiatan Posdaya
Bulan Juni 2016
Realisasi gerakan Gurita
Bulan Agustus 2016
Pengecekan
Secara berkala setiap 2 bulan
11
BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Gerakan Gurita Melihat tingkat impor beras Indonesia yang tinggi membuat berbagai pihak
tergerak untuk berupaya dalam membantu ketersedian pangan bagi masyarakat Indonesia. Hal ini cukup ironi karena mengingat Indonesia adalah negara agraris dan memiliki tanah yang subur. Untuk itu pemerintah juga telah mendeklarasikan program diversikasi pangan yang tertuang dalam Permentan No. 15 Tahun 2013 tentang Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan. Selaras dengan peraturan tersebut, Menteri Pertanian juga mengeluarkan Pemertan No. 09 Tahun 2014 tentang Pedoman Gerakan P2KP (Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan) yang telah diimplementasikan dalam bentuk kegiatan pekarangan melalui konsep Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL), Model Pengembangan Pangan Pokok Lokal (MP3L), serta Sosialisasi dan Promosi P2KP. Sebagai kombinasi dari implementasi ketiga program P2KP tersebut maka gerakan Gurita (Gudang Dapur Mandiri Rumah Tangga) merupakan upaya dari mahasiswa untuk mendukung dan mengoptimalkan program pemerintah. Berbeda dengan KRPL atau MP3L, gerakan Gurita lebih mudah dikenal masyarakat karena memiliki nama yang tidak asing di telinga mereka sehingga mudah dingat dan dilaksanakan. Namun tetap terdapat persamaan konsep di dalamnya yang dikombinasikan. Sesuai dengan namanya yaitu Gurita (Gudang Dapur Mandiri Rumah Tangga) maka diharapkan setiap rumah tangga bisa mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangannya melalui pekarangan rumah atau bisa disebut gudang dapur karena merupakan tempat penyuplai kebutuhan dapur rumah tangga dengan berfokus pada tanaman makanan pokok pengganti beras. Dilihat dari sisi filosofi 12
hewan laut invertebrata paling cerdas yaitu gurita, maka seperti halnya hewan gurita tersebut, gerakan ini merupakan gerakan cerdas dalam memperkokoh pangan rumah tangga serta hewan gurita yang memiliki tangan banyak juga memberikan makna bahwa gerakan Gurita ini mampu menjangkau dan menularkan kegiatan positifnya pada semua daerah di Indonesia. Seperti pada Gambar 1 di BAB III, sistem pelaksanaan gerakan Gurita adalah demikian, yaitu: 1. Peraturan Menteri Pertanian No. 09 tahun 2014 merupakan landasan pelaksanaan gerakan Gurita. Peraturan Menteri Pertanian No. 09 tahun 2014 adalah tentang Pedoman Gerakan P2KP (Percepatan Penganekaragman Konsumsi Pangan) yang terdiri atas KRPL (Kawasan Rumah Pangan Lestari), MP3L (Model Pengembangan Pangan Pokok Lokal, sosialisasi dan promosi. KRPL merupakan pemanfaatan pekarangan yang dilakukan melalui upaya pemberdayaan wanita untuk mengoptimalkan manfaat pekarangan sebagai sumber pangan keluarga dengan membudidayakan berbagai jenis tanaman yang menganung karbohidrat, vitamin, mineral dan protein. Sedangkan MP3L yaitu mengembangkan pangan lokal sumber karbohidrat selain beras dan terigu oleh UMKM dan secara khusus dipersiapkan untuk mendukung pelaksanaan program pangan bersubsidi bagi keluarga berpenghasilan rendah. Kemudian sosiaslisasi dan promosi dilakukan untuk menyebarluaskan program P2KP kepada seluruh masyarakat. 2. Posdaya dengan bimbingan mahasiswa relawan Posdaya menerapkan gerakan Gurita. Sebagai bentuk implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pengabdian masyarakat, maka dalam hal ini mahasiswa relawan Posdaya Polinema melakukan kegiatan pengabdian masyarakat kepada Posdaya Kelurahan Tasikmadu Kota Malang berupa pembinaan, bimbingan dan 13
bersama-sama merealisasikan gerakan Gurita. Mahasiswa relawan Posdaya Polinema juga secara berkala melakukan monitoring setiap 2 bulan sekali terhadap gerakan Gurita untuk memastikan bahwa gerakan Gurita masih akan terus berjalan, juga akan dicarikan dan dilakukan perbaikan jika terdapat suatu masalah yang menghambat perkembangan gerakan Gurita. Pada saat gerakan Gurita ini telah berjalan dengan baik dan telah dapat memenuhi diversifikasi kebutuhan pangan keluarga, maka mahasiswa relawan Posdaya juga akan mengarahkan setiap rumah tangga untuk bisa kreatif dalam pengolahan makanan hasil penanaman di pekarangannya sehingga bisa bernilai ekonomis. Dalam hal ini setiap rumah tangga terutama ibu-ibu diajak untuk berwirausha. Hasil pengolahan makanan tersebut dapat dipasarkan di Politeknik Negeri Malang sebagai konsumsi sehat mahasiswa. 3. Gurita merupakan kombinasi dari program pemerintah P2KP yang terdiri atas KRPL, MP3L, sosialisasi dan promosi. Maka Gurita adalah suatu gerakan dimana: a. Dilaksanakan oleh setiap rumah tannga. Gerakan Gurita ini diperuntukkan dan dilaksanakan oleh setiap rumah tangga. Baik golongan keluarga sejahtera maupun yang belum sejahtera. Berbeda dengan MP3L yang sasaran khusunya adalah keluarga yang berpenghasilan rendah. Sehingga semua rumah tangga di Kelurahan Tasikmadu Kota Malang merealisasikan gerakan Gurita dengan tujuan bukan untuk subsidi pangan, namun lebih kepada ikut berpartisipasi aktif dalam membantu pemerintah merealisasikan Indonesia swasembada pangan. b. Untuk mengoptimalkan fungsi pekarangan rumah. Kebanyakan masyarakat Indonesia lebih suka menanam tanaman hias daripada tanaman produktif. Apalagi ada sebagian masyarakat yang rela membeli tanaman hias dengan harga sangat mahal hanya untuk memenuhi gengsi. Untuk itu maka sebagai langkah pengoptimalan fungsi pekarangan 14
rumah, gerakan Gurita ini mengajak dan mempersuasi setiap rumah tangga di Kelurahan Tasikmadu Kota Malang bahwa pekarangan rumah juga bisa sebagai sarana untuk bisa memenuhi kebutuhan pangan keluarga jika difungsikan secara bijak. c. Melakukan penanaman berbagai macam tanaman makanan pokok selain beras yang mengandung karbohidrat. Dalam pengoptimalan fungsi pekarangan rumah sebagai cara bijak untuk turut serta mengurangi impor beras Indonesia, maka setiap rumah tangga di Kelurahan Tasikmadu Kota Malang melakukan penanaman berbagai macam tanaman makanan pokok selain beras yaitu kentang, singkong, sukun, jagung dan ubi jalar. Tanaman yang ditanam di pekarangan rumah tidak semua yang tersebut di atas, namun setiap rumah tangga bisa memilih tanaman mana yang cocok ditanam di pekarangan rumahnya. Kegiatan ini merupakan kegiatan inti gerakan Gurita. d. Menyebarluaskan gerakan Gurita. Gerakan Gurita merupakan gerakan bijak yang sudah seharusnya dapat ditularkan dan diikuti oleh semua daerah di Indonesia. Gerakan Gurita ini disebarluaskan oleh mahasiswa relawan Posdaya melalui media sosial yaitu dengan cara memiliki website atau blog dan instragram khusus untuk gerakan Gurita di Kelurahan Tasikmadu Kota Malang. Di akun media sosial tersebut mahasiswa relawan Posdaya selalu update memposting kegiatan gerakan Gurita. Di akun pribadi media sosial mahasiswa relawan Posdaya juga memposting tentang gerakan Gurita supaya semakin banyak orang yang mengetahui nilai positif gerakan Gurita. Tidak hanya mahasiswa relawan Posdaya, anggota keluarga setiap rumah tangga juga bisa menyebarluaskan kegiatan positif gerakan Gurita ini dengan cara mereka sendiri.
15
4. Akan tercipta ketahanan pangan jika gerakan Gurita telah dilakukan secara maksimal. Untuk mewujudkan ketahanan pangan, bisa dimulai dari hal kecil seperti gerakan Gurita ini. Apalgi jika gerakan Gurita ini bisa dilaksanakan di seluruh daerah di Indonesia mengingat tanah Indonesia merupakan tanah yang subur. Tim Peneliti Pangan IPSK-LIPI juga menyatakan bahwa jika Indonesia mampu melakukan diversifikasi pangan tentu akan mengurangi konsumsi beras antara 90 sampai 100 kilogram per kapita per tahun. 5. Setelah terwujudnya ketahanan pangan rumah tangga, maka dengan adanya gerakan Gurita juga dapat membantu rumah tangga dalam berwirausaha dengan mengolah berbagai macam makanan dari tanaman di pekarangan rumahnya. Sehingga tidak hanya ketahanan pangan saja yang dihasilkan dari adanya gerakan Gurita, namun juga bisa membantu untuk berwirausaha dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. B.
Kemanfaatan Gerakan Gurita 1. Menurunkan tingkat impor beras Indonesia Pada saat masyarakat bisa mengurangi konsumsi beras, maka kebutuhan akan beras juga turun sehingga dapat mengurangi ketergantungan Indonesia pada negara lain. 2. Mengoptimalkan pekarangan rumah Pekarangan rumah yang biasanya hanya digunakan untuk menanam tanaman hias, dengan adanya gerakan Gurita maka pekarangan rumah bisa menjadi lebih produktif. 3. Membantu pemerintah menciptakan ketahanan pangan Gerakan Gurita membantu masyarakat untuk bisa memenuhi kebutuhan pangan secara mandiri melalui pekarangan rumahnya sehingga tidak ada masyarakat yang kekurangan pangan. 16
4. Mempersiapkan rumah tangga wirausaha Tidak hanya memenuhi kebutuhan pangan keluarga, gerakan Gurita juga membantu setiap rumah tangga untuk berwirausaha dari hasil tanaman pekarangan rumahnya saat kebutuhan pangan telah terpenuhi. 5. Sebagai implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi Gerakan Gurita memfasilitasi mahasiswa untuk dapat mengabdikan diri kepada masyarakat sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
17
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A.
Simpulan 1. Mahasiswa relawan Posdaya dalam kegiatan pengabdian masyaralat, dapat menjadi penggerak gerakan Gurita bagi setiap rumah tangga di Kelurahan Tasikmadu Kota Malang guna membantu merealisasikan progam P2KP pemerintah. 2. Gerakan Gurita dapat membantu masyarakat mengurangi konsumsi beras dengan menanam berbagai jenis makanan pokok non beras di pekarangan rumah supaya lebih bermamfaat juga pekarangan rumahnya daripada menanam tanaman hias. 3. Ketahanan pangan dapat dilakukan dari lingkungan rumah sendiri, saat ini juga dan dari hal yang kecil. Indonesia mampu ciptakan kemandirian pangan rumah tangga melalui gerakan sadar Gurita.
B.
Rekomendasi 1. Bagi pemerintah supaya lebih memperkenalkan gerakan Gurita ke masyarakat luas dan membantu memaksimalkan kelancaran gerakan Gurita. 2. Bagi setiap rumah tangga supaya aktif berpartisipasi merealisasikan gerakan Gurita. 3. Bagi mahasiswa supaya dapat secara berkelanjutan dan berpastisipasi aktif mensosialisasikan dan merealisasikan gerakan Gurita. 4. Bagi peneliti lain hendaknya dapat dikaji lebih lanjut.
18
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. http://www.bps.go.id/. Diakses pada 15 Mei 2016. Christianto, Edward. 2013. FAKTOR YANG MEMENGARUHI VOLUME IMPOR BERAS DI INDONESIA. Jurnal JIBEKA Volume 7 No 2 Agustus 2013: 38 – 43. Malang: Universitas Ma Chung. INDEF (Institute for Development of Economics of Finance). 2011. KRISIS PANGAN DAN KEGAGALAN NEGARA. Press Release. Peraturan Menteri Pertanian Republik 09/Pementan/OT.140/1/2014 tentang Pedoman Penganekaragaman Konsumsi Pangan Tahun 2014.
Indonesia Nomor Gerakan Percepatan
Suryono, Haryono. Haryanto, Rohadi. 2013. BUKU PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA). Jakarta Pusat: Balai Pustaka. Tim Peneliti IPSK-LIPI. 2001. PENERAPAN KEBIJAKAN KETAHANAN PANGAN BAGI PENCAPAIAN KEDAULATAN PANGAN. Jakarta. Wangke, Humprey. 2014. PERAN INDONESIA DALAM MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015 Vol. VI, No. 10/II/P3DI/Mei/2014. Jakarta: Peneliti Utama Masalah-Masalah Hubungan Internasional pada bidang Hubungan Internasional, Pusat Pengkajian, Pengolahan Data, dan Informasi (P3DI) Setjen DPR RI. Yayasan Damandiri. 2013. POKOK-POKOK STRATEGI OPERASIONAL POSDAYA. Jakarta Pusat: PT Citra Kharisma Bunda.
19
LAMPIRAN
Dokumentasi Sosialisai Gerakan Gurita pada anggota Posdaya di Kelurahan Tasikmadu Kota Malang Tanggal 17 Mei 2016
20