BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asuransi adalah suatu perjanjian (timbal balik), dengan nama seorang atau penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung dengan menerima suatu premi untuk memberikan pergantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa tak tentu, hal ini di jelaskan dalam Kitab Undang-Undang Dagang (KUHD) pasal 246. 1 Asuransi dalam konsep syariah disebut dengan takaful yang berasal dari kata kafala. Sedangkan dalam ilmu sharaf Takaful ini termasuk bina muta’aadi yaitu takaf’aala yang berarti saling menanggung. Sementara ada yang mengartikan makna saling menjamin.2 Melihat pada pengertian asuransi tersebut, dapat diketahui bahwa asuransi syariah dan asuransi konvensional mempunyai persamaan yaitu sama-sama saling menanggung risiko diantara sesama manusia, diantara satu dan lainnya menjadi penanggung atas risiko masing-masing. Akan tetapi mempunyai
perbedaan,
dalam
asuransi
syariah
(takaful)
tanggung
menanggung risiko dilakukan atas dasar tolong menolong dalam kebaikan dengan cara masing-masing mengeluarkan dana yang ditunjukan untuk menanggung risiko tersebut, seperti dalam hadist nabi yang diriwayatkan oleh
1
AM. Hasan Ali, Asuransi Dalam Perspektif Hukum Islam, Suatu Tinjauan Analisis, Historis, Teoritis dan Praktis, (Jakarta: Pernada Media, 2005), hlm. 59 2 Muhamad, Lembaga-lembaga Keuangan Umat Kontemporer, (Yogyakarta: UII Press, 2000), hlm. 71
1
2
Abu Hurairah r.a. yang artinya “Barang siapa melepaskan dari seorang muslim suatu kesulitan di dunia, Allah SWT akan melepaskan kesulitan darinya pada hati kiamat dan allah SWT senantiasa menolong hamba_Nya selama ia (suka) menolong saudaranya”.3
Asuransi syariah di Indonesia berkembang sejak awal tahun 90-an, yaitu dengan berdirinya Asuransi Takaful Indonesia memlalui SK Men.Keu No Kep 385/KMK.017/1994. Perusahaan yang bergerak di bidang asuransi syariah dengan jalan menghindari hal-hal yang diharamkan dalam syariat Islam, seperti transaksi gharar (ketidakjelasan), maisir (perjudian), riba (bunga). Untuk mendukung penerapan operasionalnya asuransi syariah di Indonesia Dewan Syariah Nasional MUI telah mengeluarkan fatwa No.21/DSN-MUI/X/2001 tentang pedoman umum Asuransi syariah.4 Adapun bunyi fatwa DSN MUI No 21 Tahun 2001 pasal tujuh mengenai klaim adalah sebagai berikut:5 1. Klaim dibayarkan berdasarkan akad yang disepakati pada awal perjanjian. 2. Klaim dapat berbeda jumlah sesuai dengan premi yang dibayarkan. 3. Klaim atas akad tijarah sepenuhnya merupakan hak peserta dan merupakan kewajiban perusahaan untuk memenuhinya. 4. Klaim atas akad tabarru’, merupakan hak peserta dan merupakan kewajiban perusahaan sebatas yang disepakati dalam akad. 3
Abdul Manan, Hukum Ekonomi Syariah, Dalam Perspektif Kewenangan Peradilan Agama, (Jakarta:Kencana Prenada Media Group, 2012), hlm. 247 4 Muhamad Firdaus, Sistem Operasional Asuransi Syariah, (Jakarta: Renaisan,2005), hlm 18 5 Dewan Syariah Nasional MUI, Himpunan Fatwa Keuangan Syariah, (Jakarta: Erlangga, 2014), hlm. 505
3
Sedangkan untuk asuransi kesehatan dimulai dengan adanaya asuransi sosial yaitu asuransi kesehatan pegawai negeri diikuti oleh asuransi sosial kesehatan
bagi
para
pegawai
swasta
dalam
program
Jamsostek.
Perkembangan kehidupan sosial di Indonesia yang semakin komplek telah mendorong meningkatnya kebutuhan atas biaya pemeliharaan kesehatan dan biaya pengobatan. Untuk memenuhi kebutuhaan tersebut maka berbagai sistem pemeliharaan kesehatan dikembangkan.6 Dilihat
dari
perkembangannya
selama
periode
1994-2005
perkembangan Asuransi Syariah sangatlah mengembirakan dibandingkan konvensional yang hanya mencapai rata-rata 20%. Pertumbuhan Asuransi Syariah bisa mencapai rata-rata 40% dalam 5 tahun terakhir. Hal ini cukup menggambarkan bahwa peminat Asuransi Syariah semakin bertambah setiap tahunnya, walaupun pada akhir 2005 pangsa pasar Asuransi Syariah tercatat baru mencapai 1,5% dari total asuransi di Indonesia.7 Melihat prospek yang sangat cerah ini, sejak tahun 2003 banyak perusahan asuransi konvensional yang membuka cabang syariah. Situasi ini juga didorong oleh keluarnya KMK (Keputusan Menteri Keuangan) terbaru tahun 2003 yang mengatur regulasi syariah serta semakin berkembangnya bank-bank syariah dan lembaga keuangan syariah lainnya di Indonesia. Selain itu, adanya otonomi daerah yang semakin kuat, tingkat kesadaran masyarakat
6
Sutopo Patria Jati, Perkembangan Asuransi Kesehatan, http//eprints.undip.ac.id/35426/2/4 diakses pada tanggal 8 Maret 2015 7 Hermawan Kertajaya dan Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing, (Bandung: Mizan, 2006), hlm. 199
4
terhadap produk asuransi meningkat dan juga agama Islam yang dianut mayoritas penduduk Indonesia merupakan faktor pendukung yang penting dalam perkembangannya asuransi syariah di Indonesia.8 Takafulink Salam merupakan produk investasi murni syariah dengan 4 jenis investasi campuran melalui sistem pengelolaan syariah, dimana peserta asuransi mendapat tambahan manfaat asuransi kesehatan.9 Masa perjanjian Takafulink Salam hingga 70 tahun, atau umur dikurangi usia saat masuk sebagai peserta dengan ansuran minimal Rp. 300.000,00/bulan, Adapun untuk jumlah peserta asuransi kesehatan pada produk Takafulink Salam di Hijrah Agency Takaful Keluarga Kota Pekalongan mengalami naik turun. Gambar 1.1 Jumlah peserta Takafulink Salam di Hijrah Agency Takaful Keluarga Kota Pekalongan 50 40 30 20 10 0 2010
2011
2012
2013
2014
Sumber : Data admin asuransi Takaful Pekalongan tahun 2014
Dari gambar diatas produk Takafulink Salam mengalami peningkatan mencapai 43 peserta pada tahun 2013 dari 6 peserta pada tahun
8 9
Ibid, hlm. 254 Buku panduan administrasi Takaful keluarga
5
2010, namun mengalami penurunan pada tahun 2014 hanya 33 peserta hal ini dikarenakan aktifitas agen yang menurun.10 Terdapat dua akad yang melandasi mekanisme asuransi syariah yaitu akad Tijarah dan akad Tabarru’. Akad Tijarah adalah semua bentuk akad yang dilakukan dengan tujuan komersial. Akad tijarah yang digunakan dalam asuransi syariah adalah akad mudharabah dimana perusahaan asuransi bertindak sebagai mudharib (pengelola) dan peserta bertindak sebagai shabibul mall (pemegang polis/pemilik dana). Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi, ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian tersebut bukan akibat kelalaian pihak pengelola. Seandainya kerugian itu disebabkan karena kecurangan atau kelalaian si pengelola, maka pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut. Sedangkan akad tabarru’ adalah semua bentuk akad yang dilakukan dengan tujuan kebaikan dan tolong menolong, bukan semata untuk tujuan komersial. Dalam hal ini peserta memberikan hibah yang akan digunakan untuk menolong peserta lain yang mendapatkan musibah. Sedangkan perusahaan sebagai pengelola dana hibah. Tujuan dari dana tabarru’ adalah memberikan dana kebajikan dengan niat ikhlas untuk tujuan saling membantu satu dengan yang lain sesama peserta asuransi syariah apabila diantaranya ada yang terkena musibah. Oleh karenanya, dana tabarru’ disimpan dalam satu rekening khusus, dimana bila terjadi risiko, dana klaim yang diberikan adalah dari rekening dana tabarru’
10
Wawancara dengan Bapak Ahmad Zaini pada tanggal 13 Maret 2015, pukul 09.15 WIB
6
yang sudah diniatkan oleh semua peserta untuk kepentingan tolong menolong.11 Asuransi memang tidak bisa mencegah musibah tapi setidaknya bisa menanggulangi akibat keuangan yang terjadi.12 Dalam prakteknya asuransi tidak menawarkan penanggulangan risiko kehilangan jiwa, harta, maupun manfaat tetapi menawarkan suatu bentuk penanggulangan risiko hilangnya pendapatan, harta, manfaat atau risiko ketidakpastian finansial yang disebabkan oleh meninggal dini, cacat, terkena penyakit, kecelakaan, bencana alam, melapetaka yang dapat dihalangi kemampuan seseorang/alat untuk mencapai tujuan keuangan serta dapat dikategorikan sebagai bentuk tabungan untuk jangka waktu menengah maupun jangka panjang misalnya untuk pemeliharaan kesehatan. Masalah terbesar pada asuransi adalah pada saat pengajuan klaim yang dilakukan oleh peserta asuransi. Terkadang ada juga klaim yang tidak dibayar/ditanggung. Itu karena kondisi peserta yang pada saat masuk tidak jujur atau tidak melakukan medical check up. Masyarakat di Indonesia pada umumnya berpendapat bahwa bilamana mereka membeli polis dan membayar premi, maka segala risiko akan ditanggung oleh perusahaan asuransi. Pemahaman yang terlalu sederhana inilah yang seringkali menjadi pemicu munculnya sengketa dalam klaim asuransi karena tertanggung kurang memahami kontrak dari asuransi yang dimilikinya. Faktanya adalah didalam
11 12
Wawancara dengan Bapak Zaini pada tanggal 13 Maret 2015, pukul 10. 10 Muhamad Firdaus dkk, Op.cit
7
polis
berisi
ketentuan-ketentuan
lain
yang
memuat
risiko
yang
dipertanggungkan.13 Selain pemahaman yang demikian, tidak bisa dipungkiri bahwa peran agen juga mempunyai dampak terhadap nasabahnya. Ada pengakuan dari nasabah asuransi yang merasa dikorbankan oleh agennya. Mereka tidak menawarkan produk yang menguntungkan nasabahnya, sikap agen yang hanya memberi pelayanan baik ketika masih dalam taraf penawaran dan ketika nasabah sudah membeli, kondisi sikap agen berbalik seratus delapan puluh derajat. Susah dihubungi, dan tidak membantu nasabah ketika membutuhkan bantuan pertanyaan seputar polisnya. Hal yang demikian yang menjadikan nasabah kecewa, dan kekesalannya tidak ditumpahkan ke agen, melainkan berbentuk kekecewaan pada produk asuransinya.14 Hijrah Agency Takaful Keluarga Pekalongan selaku obyek dari penelitian
adalah
perusahaan
yang
bergerak
dalam
bidang
jasa
pertanggungan. Pertanggungan Asuransi Takaful mempunyai beberapa produk saving maupun non saving, salah satunya adalah produk Takafulink Salam yang memberikan ganti rugi/santunan kesehatan kepada seseorang (tertanggung) berupa sejumlah uang biaya pengobatan dan perawatan bila diluar kehendak ia diserang penyakit. Pada prinsipnya, tolak ukur kualitas dan profesionalisme jasa yang ditawarkan di dunia asuransi adalah dalam hal penyelesaian klaim kepada tertanggung. Dikarenakan produk dalam asuransi adalah suatu janji masa 13
Abdul Aziz, Potensi Sengketa Klaim Asuransi, www.klaimasuransi.com, diakses pada tanggal 21 Maret 2015 14
Wawancara dengan Bapak Ahmad Zaini pada tanggal 6 April 2015
8
datang, maka orang dapat merasakan pelayanan itu memuaskan atau tidak tertanggung pada saat terjadinya suatu musibah atau kerugian (klaim). Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengakaji secara mendalam tentang “MEKANISME PENCAIRAN KLAIM ASURANSI PADA PRODUK TAKAFULINK SALAM DI HIJRAH AGENCY TAKAFUL
KELUARGA
RO
PEKALONGAN”.
Alasan
penulis
mengambil judul tersebut karena ingin mengetahui mekanisme pencairan klaim asuransi kesehatan pada produk Takaulink Salam apabila terjadi klaim dan
kesesuaian pencairan klaim asuransi kesehatan pada Hijrah Agency
Takaful Keluarga Kota Pekalongan menurut pandangan Fatwa DSN No. 21 Tahun 2001 Pasal Ketujuh. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang dijadikan fokus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana mekanisme pencairan klaim asuransi kesehatan pada produk Takafulink Salam di Hijrah Agency Takaful Keluarga RO Kota Pekalongan? 2. Apakah pembayaran Klaim Asuransi Kesehatan pada produk Takafulink Salam di Hijrah Agency Takaful Keluarga RO Kota Pekalongan sesuai dengan Fatwa DSN MUI No. 21 Tahun 2001 Pasal Ketujuh?
9
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui mekanisme pencairan klaim Asuransi pada produk Takafulink Salam di Hijrah Agency Takaful Keluarga RO Kota Pekalongan. 2. Untuk mengetahui kesesuaian pencairan klaim asuransi pada Produk Takafulnik Salam di Hijrah Agency Takaful Keluarga RO Kota Pekalongan. D. Kegunaan Penelitian Penelitian ini mempunyai 2 kegunaan, yaitu: 1. Secara akademis Untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar A.Md Perbankan Syariah di STAIN Pekalongan. 2. Secara praktis Sebagai bahan evaluasi terhadap perkembanagn pencairan klaim pada produk takafulink salam dan dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada di Hijrah Agency Takaful Keluarga Pekalongan. E. Penegasan Istilah Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap istilah yang digunakan dari judul “Mekanisme Pencairan Klaim Asuransi pada Produk Takafulnik
10
Salam di Hijrah Agency Takaful Keluarga RO Kota Pekalongan” antara lain sebagai berikut: a) Mekanisme Mekanisme adalah suatu cara yang digunakan untuk mengelola suatu usaha atau kegiatan tertentu.15 b) Klaim Klaim adalah proses pengajuan oleh peserta asuransi untuk mendapatkan kewajibannya
uang
pertanggungan
kepada
perusahaan
setelah asuransi
melaksanakan berupa
seluruh
penyelesaian
pembayaran premi sesuai denagan kesepakatan sebelumnya.16 c) Takafulnik salam Takafulink Salam merupakan produk investasi murni syariah dengan 4 jenis investasi campuran melalui sistem pengelolaan syariah, dimana peserta asuransi mendapat tambahan manfaat asuransi kesehatan.17 F. Telaah Pustaka Guna melengkapi penulisan Tugas Akhir ini, penulis mengumpulkan beberapa referensi guna menghasilkan karya ilmiah. Penulis menganalisisnya dari berbagai sumber tersebut untuk menghasilkan penelitian yang benarbenar ilmiah. Diantara sumber-sumber tersebut: Pertama, Tugas akhir yang berjudul “Sistem Pembayaran Klaim Asuransi Kesehatan pada PT. Takaful Indonesia cabang Semarang” oleh 15
Departemen Pendidikan dan kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,1993), hlm. 460 16 Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution, Current Issue; Lembaga Keaungan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2009), hlm. 349 17 Buku panduan administrasi Takaful keluarga
11
Novita Sulastri. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa sistem pembayaran klaim asuransi kesehatan pada PT. Takaful Indonesia cabang Semarang menggunakan sistem provider dan reimbursment. Asuransi Takaful Indonesia cabang Semarang sudah menjalankan ketentuan-ketentuan yang dianjurkan oleh fatwa DSN MUI No. 21 Tahun 2001.18 Kedua, Tesis yang berjudul “Penyelesaian klaim Asuransi Kesehatan di PT. ASKES (PERSERO) cabang utama Semarang” oleh Wiyda Sofyanto. Penelitian ini menggunakan metode yuridis empiris yaitu suatu penelitian yang menekankan pada fakta-fakta yang diperolehnya dari hasil penelitian yang didasarkan pada metode ilmiah serta juga berpedoman pada teori-teori hukum dan perundang-undangan yang ada. Hasil dari penelitian ini adalah penyelesaian klaim asuransi kesehatan PT. ASKES (Persero) Indonesia mempunayai dua cara yaitu Pertama, pengajuan klaim perseorangan dimana yang mengajukan klaim adalah peserta sendiri, Kedua pengajuan klaim kolektif dimana yang mengajukan adalah Unit Pelayanan yang telah mengadakan ikatan kerja sama dengan PT. Askes (Persero) sehingga peserta tidak mengeluarkan biaya apapun atas pelayanan yang telah diterimanya.19 Ketiga, Skripsi yang berjudul “Analisis Implementasi Produk Asuransi Takaful Dana Siswa PT. Takaful cabang Surakarta” oleh Ida wahyuningsih. Hasil penelitian ini menyatakan implementasi produk asuransi Syariah 18
Novita Sulastri, Sistem Pembayaran Klaim Asuransi Kesehatan pada Takaful Indonesia Cabang Semarang, perpustakaan STAIN Pekalongan 2010, TA tidak diterbitkan 19 Widya Sofyan, Penyelesaian Klaim Asuransi Kesehatan di PT. ASKES (PERSERO) cabang utama Semarang, http://Eprints.undip.ac.id diakses pada tanggal 12 November 2014
12
Takaful yang meliputi pemohonan asuransi,aqad, underwriting, premi, pengelolaan dana, loading, klaim dan tempat kedudukan penelitian yang kurang sesuai dengan fatwa DSN No. 21 tahun 2001 dan yang lainnya telah sesuai dengan prinsip-prinsip yang terdapat dalam fatwa DSN.20 Keempat, Skripsi yang berjudul “Mekanisme Pengajuan kalim Produk Individu Asuransi Jiwa pada PT. MAA Life Assurance Syariah” oleh Tety Anggreani. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa mekanisme pengajuan klaim cukup sederhana apabila pengaju mengisi formulir dan dilengkapi semua dokumen yang telah dipersyaratkan oleh pihak asuransi, maka perusahaan akan membayarkan klaim yang diajukan peserta. Namun klaim akan ditunda apabila ada beberapa prosedur dan syarat yang kurang dan klaim akan ditolak seluruhnya bila ditemukan data klaim tidak lengkap.21 Dalam penelitian ini terdapat persamaan dan perbedaan. Yang pertama, dari keempat sumber referensi diatas sama-sama membahas tentang prosedur dan mekanisme penyelesaian klaim. Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Novita Sulatri dan Ida Wahyuningsih kedua penelitian ini membahas tentang pembayaran klaim dan kesesuainnya dengan fatwa DSN MUI No. 21 tahun 2001 pasal tujuh, namun yang membedakan adalah objek yang di kaji didalam nya dimana produk yang di bahas sebelumnya adalah asuransi kesehatan kumpulan dan takaful dana siswa sedanagkan penelitian 20
Ida Wahyuningsih, Analisis Implementasi Produk Asuransi Takaful Dana Siswa PT. Takaful cabang Surakarta, STAIN Peklaongan 2006, TA tidak diterbitkan. 21 Tety Anggreani, Mekanisme Pengajuan Klaim Produk Individu Asuransi Jiwa pada PT. MAA Life Assurance Syariah, http://repository.uinjkt.ac.id diakses pada tanggal 12 November 2014
13
ini objeknya takafulink salam. Ketiga, tahun periode yang digunakan berbeda dengan penelitian-penelitian lain sebelumnya. G. Kerangka Teori Klaim
adalah
mendapatkan
proses
uang
pengajuan
pertanggungan
oleh setelah
peserta
asuransi
melaksanakan
untuk seluruh
kewajibannya kepada perusahaan asuransi berupa penyelesaian pembayaran premi sesuai denagan kesepakatan sebelumnya.22 Secara khusus, dalam proses klaim perusahaan akan memberitahukan bagaiamana suatu kejadian harus dilaporkan kepada perusahaan asuransi, tindakan apa yang harus segera dilakukan, informasi apa yang diperlukan oleh perusahaan asuransi untuk mendukung pengajuan klaim peserta. Dalam penentuan apakah perusahaan harus membayar atau menolak suatu klaim, penilai mengikuti prosedur penyelesaian dengan 4 langkah : 1) Pemberitahuan klaim 2) Bukti klaim 3) Penyelidikan klaim 4) Penyelesaian klaim23 Kerangka teori ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran / batasan-batasan tentang teori yang akan digunakan sebagai penelitian dalam tugas akhir ini.24 Dalam karya ilmiah ini penulis mencoba mengungkapkan suatu yang bersifat umum tentang mekanisme pencairan klaim asuransi pada
22
Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution, Op.Cit AM. Hasan Ali, Op.Cit, hlm. 90 24 Mardalis, Metode Penelitian suatu Pendekatan Aksara,cet9,2007),hlm.41 23
Proposal,
(Jakarta:
Bumi
14
produk Takafulink Salam di
Hijrah Agency Takful Keluarga RO Kota
Pekalongan dan kesesuaiannya dengan fatwa DSN MUI No.21 tahun 2001 tentang pedoman umum Asuransi Syariah mengenai klaim. Oleh karena asuransi merupakan persoalan baru yang masih dipertanyakan, apakah status hukum maupun cara aktifitasnya sejalan dengan prinsip-prinsip syariah. Maka untuk memenuhi dan menjawab pertanyaan masyarakat, Dewan Syariah Nasional bekerjasama dengan Majelis Ulama Indonesia telah mengeluarkan fatwa No.21 Tahun 2001 tentang asuransi syariah, dimana pasal ketujuh yang ada dalam fatwa tersebut juga terdapat aturan tentang klaim. Baik dari segi akad maupun dari batas pembayaran klaim. H. Metode Penelitian Penulisan penelitian ini menggunakan beberapa metode penelitian, diantaranya: 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian menggunakan penelitian lapangan (Field Research) artinya data-data yang digunakan dalam penelitian diperoleh melalui studi lapangan dengan cara mencatat dan mengumpulkan berbagai data dan informasi yang ditemukan di lapangan.25yaitu dengan melihat mekanisme pencaian klaim asuransi pada Hijrah Agency Takaful Keluarga RO Kota Pekalongan.
25
hlm.3
Lexy J Meleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,1998),
15
2. Pendekatan Metode ini berupa pendekatan penelitian kualitatif, yaitu dengan mendeskripsikan data-data yang terkait dengan permasalahan dalam penelitian kemudian melakukan penekanan makna terhadap kondisi obyek.26 Data kualitatif adalah data yang tidak dapat diukur dalam skala numerik.27Dari pendekatan kualitatif penulis dapat mengambil kesimpulan tentang mekanisme pencaian klaim asuransi kesehatan. Dan penelitian ini bersifat deskriptif karena analisis data yang dilakukan tidak untuk menerima atau menolak hipotesis melainkan berupa deskriptif atas gejalagejala yang dialami. 3. Sumber Data Dalam penelitian ini penulis menggunakan 2 sumber data yaitu sumber data primer dan data sekunder. a. Data Primer Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari obyek penelitian, data primer ini diperoleh dari wawancara dengan Bapak Ahmad Zaini selaku TAD dan Ibu Ratna Dian selaku admin serta peserta asuransi takafulink salam yang mengetahui tentang masalah yang dibahas, yang berakaitan dengan masalah mekanisme pencairan klaim dana asuransi kesehatan pada produk Takafulink Salam di Hijrah Agency Takaful Keluarga RO Kota Pekalongan.
26 27
Saifudin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), hlm.5 Ibid. hlm.8
16
b. Data Sekunder Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumbernya yaitu diperoleh dari pihak lain, bukan dari subyek
penelitian.28
Data
sekunder
biasanya
berwujud
data
dokumentasi atau data laporan yang telah tersedia, serta arsip-arsip resmi.29 Data sekunder biasanya berwujud data dokumentasi atau laporan yang telah tersedia. Dokumen yang menjadi data sekunder yaitu brosur-brosur, laporan dan arsip-arsip dari perusahaan yakni Hijrah Agency Takaful Keluarga RO Kota Pekalongan. 4. Teknik Pengumpulan Data Adapun dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut: a. Metode Observasi Yaitu pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena yang diteliti.30 Metode ini penulis gunakan untuk mendapatkan data tentang kondisi fisik perusahaan. Dalam hal ini penulis melakukan observasi ke tempat obyek yaitu Hijrah Agency Takaful Keluarga RO Kota Pekalongan Jl. Jendral Sudirman No 18E, depan Politeknik Batik Pusmanu yang merupakan salah satu cara untuk mendapatkan data primer.
28
Anwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1989), hlm. 91 Ibid, hlm. 92 30 Sutrisno Hadi, Metode Research, (Yogyakarta: yayasan fakultas psikologi UGM, 1995), hlm.176 29
17
b. Wawancara Merupakan dialog tanya jawab sepihak yang sistematis dan berlandaskan dengan tujuan penelitian.31 Dalam hal ini penulis melakukan wawancara dengan Bapak Ahmad Zaini
selaku TAD
(Takaful Agency Directur) Perusahaan dan Ibu Ratna Dian selaku admin, serta peserta takafulink salam melalui metode ini peneliti bermaksud mencari data-data tentang mekanisme pencairan klaim asuransi pada Hijrah Agency Takaful Keluarga RO Kota Pekalongan. c. Dokumentasi Dokumentasi adalah penelitian yang dilakukan terhadap informasi yang didokumentasikan dengan gambar, tulisan, atau lainlain.32 Dalam hal ini data-data yang diambil berupa arsip-arsip tentang mekanisme pencairan klaim asuransi pada produk Takafulink Salam di Hijrah Agency Takaful Keluarga RO Kota Pekalongan. 5. Metode Analisis Data Metode analisis data yaitu metode dimana data yang dikumpulkan hanya sebagai gambaran atau pandangan yang kemudian dari gambaran tersebut dibuat narasi atau kalimat sendiri yang hanya untuk menjawab rumusan masalah.33 Dalam penulisan Tugas Akhir ini, penulis menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif diartikan sebagai prosedur pemecahan
31
Ibid,hlm. 193 Husein Umar, Research Methods in Finance and Banking, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2000), hlm. 118 33 Sutrisno Hadi, Op.Cit,hlm.46 32
18
masalah yang diselidiki dengan menggunakan atau melukiskan keadaan subyek atau obyek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lainlain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana mestinya34. I. Sistematika Pembahasan BAB I Pendahuluan yang akan menguraikan mengenai pendahuluan, yang memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah, telaah pustaka, kerangka teori, metode penelitian, sistematika pembahasan. BAB II Landasan Teori, yang menelusuri semua teori yang relevan dengan topik yang diteliti mengenai gambaran umum tentang asuransi meliputi pengertian asuransi, dasar hukum asuransi,prinsip-prinsip asuransi, akad dalam asuransi dan produk asuransi Takafulink salam. BAB III Gambaran umum Hijrah Agency Takaful Keluarga RO Pekalongan, mulai dari sejarah berdirinya, visi dan misi perusahaan, struktur organisasi, dan produk Hijrah Agency Takaful Keluarga RO Pekalongan. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisi tentang penjabaran mengenai hasil penelitian berdasarkan rumusan masalah yang ada, meliputi bagaimana “MEKANISME PENCAIRAN KLAIM ASURANSI PADA PRODUK TAKAFULINK SALAM DI HIJRAH AGENCY TAKAFUL KELUARGA RO PEKALONGAN” BAB V Penutup, berisi tentang: kesimpulan dan saran. 34
Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1998), hlm. 63