MOTIF PELAKU KEJAHATAN DALAM “MOERU” , BAGIAN DARI KARYA HIGASHINO KEIGO YANG BERJUDUL “TANTEI GALILEO” (Teori Psikologi Humanistik Abraham Maslow)
JURNAL
Oleh DIRCK JULIAN ABRAHAM SAMALLO H1F050033
UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS ILMU BUDAYA JURUSAN SASTRA JEPANG AGUSTUS, 2012
Motif pelaku dalam “Moeru” , bagian dari novel karya Higashino Keigo Oleh Dirck Julian Abraham Samallo 1 ABSTRAK Dalam skripsi ini penulis meneliti mengenai motif kejahatan yang dilakukan oleh pelaku dalam bab “Moeru” sebuah bagian dari novel karya Higashino Keigo. Telaah akan motif kejahatan ini penulis lakukan dengan menggunakan pendekatan Psikologi Humanistik Abraham Maslow, terutama Teori Hierarki Kebutuhan Dasar. Penulis berharap bahwa setelah melakukan telaah ini, dapat sedikit lebih memahami dorongan yang menyebabkan seseorang dapat melakukan kejahatan. Dalam melakukan telaah ini, metode pengumpulan data dilakukan dengan studi kepustakaan, dan dilanjutkan dengan penulisan karya tulis secara deskriptif analisis. Setelah menelaah perilaku pelaku yang digambarkan dalam novel ini, penulis menemukan bahwa dalam diri pelaku terdapat kebutuhan-kebutuhan dasar yang tidak terpenuhi, maupun pemenuhan kebutuhan dasar yang teranggu oleh pihak lain, yang mana menyebabkan pelaku melakukan tindak kejahatan. Setelah melakukan telaah mengenai motivasi sang pelaku dalam bab “Moeru” , penulis berkesimpulan bahwa terdapat dua kebutuhan dasar pada diri Kanamori Tatsuo yag tidak terpenuhi dan/atau terganggu pemenuhannya, yaitu kebutuhan akan rasa aman dan kebutuhan akan memberikan cinta. Terganggunya pemenuhan kedua kebutuhan tersebut adalah dasar motif sang pelaku melakukan pembunuhan.
Kata Kunci : Higashino Keigo, Motif Kejahatan , Tantei Galileo, Psikologi Humanistik, Teori Hierarki Kebutuhan Dasar, Abraham Maslow.
1
Penulis adalah mahasiswa Jurusan Sastra Jepang UNPAD yang lulus pada 31 Mei 2012.
ABSTRACT
This research was focused on motive of a crime done by the suspect in “Moeru” a chapter of the novel by Higashino Keigo. This research was done using Basic Needs Hierarchy Theory found on Abraham Maslow’s Humanistic Psychology as an approach. This research was conducted so that we can understand more about the motivation that made man done crimes. In this research, data collection was done using literature study. The data was then used in writing the research as an analytical description. After studying the suspect’s conduct depicted in this novel, author found that the suspect has some basic needs that is unfulfilled or the fulfillment itself is being disturbed, which basically became the motive of his crime. After studying the suspect motivation depicted, author came to conclude that the disturbance in fulfilling his needs of safety and his needs of love was eventually became a basis of the suspect’s crime motive.
Keywords :
Higashino Keigo, Crime Motive
, Tantei Galileo, Humanistic
Psychology, Basic Needs Hierarchy Theory, Abraham Maslow
I. Pendahuluan Yang disebutdengan motif adalah alasan yang mempengaruhi tindakantindakan manusia. Skripsi ini akan meneliti mengenaimotif kejahatan Kanamori Tatsuo, tokoh pelaku dalam bab “Moeru” , sebuah bagian pada novel “Tantei Galileo” karya Higashino Keigo. Mengenai alasan yang mempengaruhi tindakan manusia, atau motif, Abraham Maslow mengemukakan “ Teori Hierarki Kebutuhan Dasar”, sebuah teori dasar dalam Psikologi Humanistik. Teori ini mengklaim bahwa manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan dasar yang harus dipenuhi. Skripsi ini akan meneliti hubungan antara motif kejahatan Kanamori Tatsuo dengan kegagalan pemenuhan 4 kebutuhan dasar yaitu kebutuhan fisiologis,kebutuhan rasa aman, kebutuhan akan cinta, dan kebutuhan akan penghargaan diri. II. Isi LANDASAN TEORI Teori Abraham Maslow mengenai motivasi manusia adalah sebuah teori yang dapat diterapkan pada hampir seluruh aspek kehidupan manuisa, baik yang bersifat pribadi maupun sosial. Maslow sendiri merumuskan beberapa kriteria agar suatu sifat dapat dianggap sebagai suatu kebutuhan dasar. eskipun kebutuhan-kebutuhan yang ada pada diri manusia sangat banyak, namun pada hakikatnya,Maslow membuat hierarki kebutuhannya berpusat pada kebutuhan fisiologis, rasa aman, cinta, penghargaan,dan sebuah kebutuhan yang akan muncul di saat kebutuhan yang lain telah atau cukup terpenuhi, namun hanya ditemui pada segelintir orang saja, yaitu kebutuhan akan aktualisasi diri. Kebutuhan manusia yang paling kuat yang sudah tertanam pada diri manusia sejak zaman azali adalah kebutuhan yang bersifat fisiologis, yang mana mempengaruhi berkelanjutannya hidup suatu makhluk hidup secara langsung. Sedemikian pentingnya kebutuhan yang bersifat fisiologis seperti makanan, dan
tempat tinggal ini, sampai-sampai orang rela membuang kebutuhanlainnya demi terpuaskannya satu kebutuhan ini Setelah kebutuhan-kebutuhan fisiologis terpuaskan, setelahnya muncullah kebutuhan lainnya yang oleh Maslow digambarkan sebagai suatu kebutuhan akan rasa aman. Bagi orang-orang yang tidak aman, setiap ketidakteraturan, setiap gangguan pada ritme dan rutinitas mereka bisa jadi adalah ancaman besar bagi kehidupan mereka, sehingga mereka dapat menggunakan berbagai cara untuk mengembalikan ritme dan rutinitas mereka. Dalam kasus dimana orang berkekurangan dalam tingkatan yang kronis dalam pemenuhan kebutuhan akan mendapatkan maupun memberi cinta, kasih sayang dan tempat dalam kelompoknya ini, maka ia akan berusaha sekuat tenaganya dengan segala cara untuk memenuhi kebutuhannya tersebut, seakan-akan kebutuhan itu adalah hidupmatinya. Menurut Maslow setiap orang memiliki dua kategori kebutuhan akan penghargaan, yakni harga diri dan penghargaan dari orang lain. Karena seorang yang memiliki cukup harga diri akan lebih percaya diri serta lebih mampu, maka mereka lebih produktif. Sebaliknya orang yang harga dirinya kurang akan diliputi rasa rendah diri dan tidak berdaya yang dapat menimbulkan rasa putus asa serta tingkah laku neurotik.
RINGKASAN CERITA Di suatu malam terjadilah sebuah kasus yang misterius. Di tengah malam, seorang pemuda bernama Yamashita Ryousuke mendadak tewas dengan kepala terbakar tanpa ada api yang menyebabkannya. Petugas yang bertanggung jawab dalam pengusutan kasus ini adalah Kusanagi Shunpei. Kusanagi yang mencari saksi mata di apartemen yang berada di dekat TKP mendengar mengenai perbuatan Yamashita dan temanb-temannya yang mengganggu ketenangan kota dari Kanamori Tatsuo dan Maejima Kazuyuki yang tinggal di apartemen tersebut. Kusanagi yang dibingungkan oleh kasus pembunuhan yang aneh itu pun meminta
nasihat pada teman masa kuliahnya, Yukawa Manabu, seorang asisten profesor pada Jurusan Fisika Fakultas Sains Universitas Teito. Setelah mendengar berbagai hal yang berhubungan dengan kasus ini dari Kusanagi, Yukawa dan Kusanagi pergi ke TKP. Tidak menemukan banyak hal yang menjadi petunjuk, mereka berdua bermaksud pergi ke kafe dengan menaiki mobil Kusanagi untuk memikirkan dengan perlahan mengenai kasus ini. Di tengah jalan menuju kafe, secara kebetulan Kusanagi melihat anak perempuan yang mengatakan melihat benang merah pada malam kejadian perkara. Yukawa yang mendengar itu muncul minatnya, dan bersama Kusanagipergi untuk menanyakan secara mendetail kepada anak itu mengenai cerita bahwa ia melihat benang merah pada malam kejadian perkara. Anak itu melihat benang merah sebelum terjadinya perkara. Menurutnya, benang merah itu menggantung di udara , setinggi kepala orang dewasa.
Setelah
mengakhiri pertanyaan mengenai kisah anak itu, Yukawa berpisah jalan dengan Kusanagi, berkata bahwa ia ingin berjalan-jalan sendirian di daerah tersebut dan menyuruh kusanagi pulang terlebih dahulu. Malam itu, pabrik tempat Maejima bekerja kedatangan seorang aneh yang menanyakan mengenai mesin yang dipakai di pabrik itu dan berkata bahwa ia adalah seorang asisten profesor dari suatu universitas. Disaat Kusanagi menemui Yukawa sekali lagi,Yukawa berkata bahwa ia telah menaruh jebakan untuk membuat sang pelaku menampakkan dirinya sendiri. Kusanagi yang mematuhi instruksi dari Yukawa dan menunggu di dekat tempat kejadian perkara akhirnya berhasil menangkap sang pelaku sebenarnya, Kanamori. Padaakhirnya, setelah mendengar hasil Interogasi dari Kusanagi, Yukawa mengerti bahwa Kanamori melakukan kejahatan tersebut karena suara motor pelaku mengganggu perekaman pembacaan novel Kanamori sebagai seorang relawan suara. UNSUR INTRINSIK Penokohan:
-
Tokoh Utama: Yukawa Manabu, Kusanagi Shunpei, Kanamori Tatsuo
-
Tokoh pembantu: Yamashita Ryousuke, Maejima Kazuyuki, Adik Perempuan Kanamori
Latar : -
Latar tempat: Kamar nomor 205 Kamar nomor 105 Tempat Kejadian Perkara Ruang kerja Yukawa Jalan di dekat TKP Di dalam mobil pribadi Kusanagi Pabrik Tokita Seisakusho
-
Latar waktu: Jumat malam Jam 11 malam
Alur cerita: Alur cerita yang digunakan adalah alur maju. Tema: Kejahatan berteknologi tinggi Amanat: Berkembangnyateknologi adalah hal yang bagus, namun harus digunakan secara bertanggungjawab agar tidak disalahgunakan.
Selalu bertenggangrasa dan memikirkan perasaan orang lain adalah cara hidup yang baik. ANALISIS Diantara kebutuhan dasarmanusia, tentunya kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan yang paling penting. Contohnya, manusia tidak bisa bertahan hidup jika tidak makan dalam jangka waktu yang panjang. Orang yang kekurangan makan pasti akan berusaha sekuat tenaga mencari barang yang bisa dimakan sebelum berusaha memenuhi kebutuhannya yang lain. Sosok pelaku yang muncul pada bab “Moeru” di “Tantei Galileo”, Kanamori Tatsuo memiliki tempat tinggal dan pekerjaan tetap, sehingga tentu ia berkecukupan dalam hal makanan. Selain itu, korban tidak dirampok. Jika kejahatan itu terjadi karena pelaku ingin mengambil makanan atau uang, sudah tentu selain dibunuh, korban akan dirampok juga. Dengan kata lain, karena kebutuhan fisiologis sang pelau sudah terpenuhi, maka hal itu tidak dapat dipikirkan sebagai suatu motif tindakan kejahatan. Mengharapkan keseharian yang stabil adalah salah satu bentuk kebutuhan akan rasa aman. Kanamori, sang pelaku selalu melakukan perekaman pembacaan novel pada malam hari. Tetapi, karena suara mesin motor Yamashita dan temantemannya, perekaman itu tidak berjalan dengan baik. Karena rutinitas itu terganggu setiap hari, Kanamori kesal dan menjadikan hal itu sebagai motif untuk membunuh. Pada kenyataannya, kebutuhan akan cinta terbagi menjad kebutuhan untuk memberi cinta dan kebutuhan untukmenerima cinta. Bagi Kanamori, sang tokoh pelaku yang muncul pada bab “Moeru” di novel “Tantei Galileo”, objek cinta itu sendiri adalah adik perempuannya, Haruko, seorang penyuka novel yang buta. Sang adik jelas memberi cukup kasih sayang kepada Kanamori, namun Kanamori hanya memiliki sedikit cara untuk membalas kasih sayang tersebut. Di antara cara yang sedikit itu, salah satunya adalah menjadi relawan suara, yang merekam pembacaan novel bagi orang-orang tunanetra. Namun, karena perbuatan
Yamashita dan teman-temannya, hal itu tidak berjalan dengan baik. Setiap kali ia berpikir telah membuat trekaman yang baik, di bagian yang penting terekam suara mesin. Kanamori yang kehilangan cara untuk memberikan kasih sayangpada adiknya melakukan kejahatan untuk mengembalikan cara tersebut. Demikianlah, kebutuhan akan cinta menjadi motif kejahatannya. Kebutuhan akan penghargaan diri terbentuk atas penghargaan diri dan penghargaan dari orang lain. Nampaknya tidak ada masalah mengenai penghargaan diri padadiri Maejima sebelum melakukan kejahatan. Ia mulai kehilangan rasapercaya dirinya setelah melakukan kejahatan, namun hal ini tidak ada hubungannya dengan motif kejahatannya.
III. Kesimpulan Hasil dari penelitian mengenai motif pelaku melakukan kejahatan pada “Moeru”, sebuah bagian novel karya Higashino Keigo adalah: 1. Penyebab Kanamori membunuh korban adalah karena korban dan teman-temannya selalu membuat suara bisingdi tengahmalam yang mengganggu perekaman pembacaan novel yang sedang dilakukan oleh Kanamori. 2. Terganggunya kegiatan merekam pembacaan novel yang dilakukan tiap hari adalah motif yang lemah. Biasanya, ketidakterpenuhinya kebutuhan akan rasa aman seperti itu tidak akan menjadi alasan membunuh, namun, bagi Kanamori, perekaman pembacaan novel itu memiliki arti lain yang lebih mendalam. Rekaman tersebut nampaknya menjadi lambang kasih sayang yang ia persembahkan untuk adik perempuannya. Pemenuhan dua kebutuhan ini, yang terganggu oleh satu orang kemudian menjadi motif yang jahat.
DAFTAR SUMBER
Abrams, M.H. 1981. A Glossary of Literary Terms. New York: Holt, Rinehart and Winston. Garner, Bryan A.
2005. Blacks Law Dictionary, Abridged Eight Edition.
Thomson / West. Goble, Frank G. 1987. Mazhab Ketiga (Psikologi Humanistik Abraham Maslow). Yogyakarta : Kanisius. Hartoko, Dick dan Rahmanto, Bernadus. 1986. Pemandu di Dunia Sastra. Yogyakarta : Kanisius. Higashino,Keigo. 2007. Tantei Galileo. Tokyo: Bungeishunjuu. Kutha Ratna. Nyoman. 2006. Teori, Metode, dan Teknik penelitian Sastra. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Mohyi, Ach. 1999. Teori Dan Perilaku Organisasi. Malang: UMM Pres.