BAB IV KESIMPULAN
Skripsi yang berjudul “Makna Motif dan Warna Hollyebok (혼례복) dalam Pakaian pada Pernikahan Korea” ini membahas mengenai pakaian pernikahan tradisional hollyebok yang dikenakan oleh keluarga kerajaan pada masa Dinasti Joseon kisaran tahun 1392-1910. Hal ini disebabkan karena melihat dari sejarah Korea beberapa masa sebelum dinasti Joseon yang masih memiliki kekompleksan dalam berkebudayaan. Pada masa dinasti Joseon inilah, dirasa kebudayaan Korea sudah memiliki sebuah ketetapan dan tidak begitu mengalami banyak perubahan hingga saat ini. Hal ini pula yang mendasari penelitian mengenai hollyebok hanya pada masa dinasti Joseon, serta kalangan pengguna hollyebok dari keluarga atau pengikut kerajaan. Dalam menganalisa makna simbolis yang ada pada hollyebok digunakan teori semiotika dengan acuan Charles Sanders Pierce. Semiotika yang dikemukakan oleh Pierce ini banyak menjelaskan hal yang berhubungan dengan tanda, serta makna simbolisasi dari tanda tersebut. Melalui teori semiotika ini terdapat beberapa kesimpulan yang bisa diperoleh dari makna setiap bentuk bagian pakaian, motif serta warna. Setiap bentuk dari tiap-tiap bagian memiliki makna, selain berfungsi sebagai penutup tubuh secara keseluruhan, melindungi bagian tubuh dari udara dingin dan serangan serangga juga menunjukkan kedudukan seseorang dalam masyarakat. Motif pada pakaian tidak hanya berfungsi sebagai sebuah hiasan atau dekorasi tapi juga merupakan ekspresi doa dan pengharapan bagi pemakai. Keadaan
65
tersebut terjadi karena Korea pada masa itu mendapat pengaruh ajaran Budha dan Konfusianisme. Motif yang timbul dari pengaruh ajaran-ajaran tersebut merupakan simbol cerminan ajaran itu sendiri. Simbol-simbol yang terlihat pada motif kain yang digunakan dalam hollyebok adalah doa dan pengharapan supaya kedua mempelai bisa menjadi keluarga yang penuh berkah rejeki, selalu panjang umur, diberikan keturunan yang baik, bisa memberikan cinta dalam keluarga. Berdasarkan sejarah panjang Korea, berbagai macam pola kebudayaan berkembang. Terlihat dari hasil karya budaya yakni sebuah busana yang memiliki berbagai macam bahan dasar, bentuk, warna dan motif yang berbeda. Setiap bagian, motif dan warna tersebut memiliki fungsi, serta maksud dan tujuan yang berbeda terhadap penggunanya. Melihat sejarah panjang Korea, berbagai macam pola kehidupan berkembang. Motif dan warna yang ada pada hollyebok, memiliki arti yang menggambarkan doa dan pengharapan orang tua dan tetua tentang bagaimana pernikahan yang seharusnya dijalani sebagaimana yang dicita-citakan oleh ajaran Konfusius, Budha dan Taois. Selain itu disaat hollyebok dikenakan pada saat upaca ritual pernikahan maka kedudukan orang tersebut akan dapat terlihat. Motif dan warna yang digunakan pada hollyebok bukanlah sembarang motif atau warna melainkan motif dan warna yang hanya kaum istana dan
yangban yang dapat
menggunakan. Beberapa dari motif dan warna memiliki kesamaan makna, yang berarti pula penekanan atas doa dan pengharapan orang tua dan tetua.
66
Melihat bagian-bagian pakaian beserta fungsinya, beberapa makna yang sudah dijabarkan di bab sebelumnya dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Bagian yang paling pribadi setiap manusia atau istilah lainnya adalah alat kelamin haruslah ditutup, karena merupakan hal yang tabu dan tidak seharusnya terlihat. Sehingga baik pria maupun wanita menggunakan alat atau sarana sebagai penutup. 2. Wanita selain bagian tubuh yang sangat pribadi (alat kelamin), bagian tubuh lain seperti dada kaki juga harus tertutup dengan lapisan-lapisan pakaian sebagaimana ajaran konfusianisme bahwa seorang wanita tidak diperkenankan mempertontonkan tubuh telanjang mereka. 3. Cuaca yang ekstrim juga mempengaruhi jumlah lapisan pakaian yang digunakan. Serta bahan yang digunakan juga mempengaruhi, karena fungsi pakaian selain sebagai penutup tubuh adalah pelindung dari cuaca yang ekstrim. Baik dalam cuaca dingin maupun cuaca panas. 4. Menentukan kedudukan sang pemakai dalam masyarakat. Karena masyarkat Korea pada masa dinasti Joseon masih menggunakan sistem kelas sosial yang diadaptasi dari budaya ajaran Budha, Konfusius dan Taois. Untuk makna yang terkandung dari motif dan warna yang digunakan oleh keluarga istana pada masa dinasti Joseon pada busana pernikahan hollyebok (혼례복) terangkum dalam beberapa hal sebagai berikut: 1. Motif binatang imajiner seperti naga dan phoenix dalam masyarakat Korea memiliki nilai yang tinggi karena dianggap sebagai penyimbolan
67
kewibawaan, kekuasaan, ketangkasan dan kebaikan. Selain itu juga menjadi simbol sesorang raja dan ratu. 2. Motif lain yang digunakan merupakan sebuah bentuk akulturasi ajaran Budha, Konfusius dan Taois dengan budaya Korea. 3. Warna yang digunakan juga memiliki makna yang hampir sama dengan motif yang digunakan. Warna merupakan elemen penting bagi masyarakat Korea karena dianggap sebagai simbolisasi sarana yang membantu manusia untuk memperhatikan keselarasan dalam hidup didunia. Gabungan antara warna dan motif yang dipadukan dengan bentuk busana hollyebok merupakan simbolisasi harapan dan doa orang tua terhadap kedua pengantin, agar dapat menciptakan sebuah harmonisasi kehidupan berumah tangga layaknya simbol-simbol yang digunakan pada busana. Diharapkan kedua pasangan pengantin untuk bisa bebas mengekspresikan rasa cinta mereka dalam pernikahan, dan mendapatkan banyak keberuntungan serta kebagiaan. Serta diberikan banyak keturunan dan kemakmuran. Bagi suami diharapkan menjadi pemimpin dalam keluarga serta bisa menjadi orang yang melindungi keluarga. Sedangkan untuk istri diharapakan untuk bisa menjadi pendamping yang baik bagi suami dan ibu yang bisa menjaga keluarga serta senantiasa bisa menjaga kehormatan suami dan keluarga, serta menghasilkan anak-anak yang banyak dan hebat. Lima warna yang digunakan oleh masyarkat Korea dalam setiap bagian dekorasi disetiap elemen kehidupan memiliki sebuah nilai keindahan. Perpaduan tersebut menjadikan harmonisasi warna yang disesuaikan dengan motif yang ada.
68
Sehingga nampak indah bagi kita yang disuguhi pemandangan perpaduan warna dan motif yang digunakan pada busana Korea, khususnya busana hollyebok. Masyarakat
Korea
memiliki
pedoman
yakni
keindahan
dalam
kesederhanaan. Hal ini dibuktikan dari bentuk busana yang dikenakan. Walaupun untuk busana yang dikenakan oleh keluarga istana dalam kerajaan dan kaum yangban pasti lebih terlihat mewah. Secara umum masyarakat Korea menggunakan hanbok dalam kesederhanaan sehari-hari namun tetap menonjolkan sisi keindahan dari hanbok itu sendiri.
69