BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan Dari penilitian skripsi yang berjudul “Kesenian Tradisional Mak Yong di Kabupaten Bintan Tahun 1980-2007” diketahui bahwa kesenian Mak Yong merupakan seni pertunjukan rakyat yang di dalamnya terdapat unsur seni musik, seni tari, dan seni peran. Asal usul penamaan Mak Yong pun tidak diketahui kapan mulai dipakainya, sama sepeti Mak Yong kapan mulai dikenal atau lahirnya dan tidak ada catatan yang jelas. Pada awal kemunculannya, kesenian Mak Yong dipentaskan sebagai hiburan pada saat ada yang memintanya untuk pentas Perkembangan pada kesenian Mak Yong mengalami pasang surut dalam perjalanannya meskipun keberadaan kesenian Mak Yong telah berlangsung sejak lama dan dijadikan ciri khas kesenian Kabupaten Bintan, namun realita di lapangan ternyata wilayah penyebaran dan penggemarnya masih terbatas, kesenian ini masih belum dapat dikenal secara luas oleh masyarakat di Kabupaten Bintan. Kesenian Mak Yong hanya dapat dikenal sebatas pada lingkungan pelaku dan orang-orang yang menggemarinya, serta lebih dikenal di wilayah pelosokpelosok atau perkampungan. Keadaan yang menunjukkan bahwa kesenian Mak Yong belum dikenal secara luas oleh masyarakat Kabupaten Bintan disebabkan oleh adanya kendala atau faktor penghambat berupa minimnya kreativitas langsung dari seorang seniman, sistem pewarisannya yang tidak berjalan dengan baik. Selain dari dalam, pengaruh budaya modern yang dikemas dalam berbagai bentuk media komunikasi 142
143
dan informasi ikut mempengaruhi turunnya apresiasi masyarakat terhadap keberadaan kesenian yang bersifat tradisional seperti Mak Yong. Hadirnya masyarakat pendatang juga mengakibatkan hilangnya rasa kepemilikan terhadap nilai-nilai budaya yang dimiliki daerah setempat. Para masyarakat pendatang lebih bangga terhadap nilai-nilai budaya dari mana mereka berasal dan berupaya untuk mengembangkan budayanya, sehingga lambat laun kebudayaan pendatang tersebut kemungkinan bisa dapat lebih berkembang dibandingkan kebudayaan asli daerah setempat. Untuk mengantisipasi agar kesenian ini tidak terkikis dengan kesenian modern dan kurang peminatnya, maka para seniman mengeluarkan sedikit inovasi baru dengan ditambahkan dengan tarian kreasi daerah. Dengan adanya pertambahan tersebut, memang kesenian Mak Yong sudah tidak seperti pada awal kemunculannya, walaupun perubahan tersebut tidak terlihat dan tidak banyak mengalami perubahan. Sebagai sebuah tradisi, kesenian Mak Yong perlu dijaga keberadaan dan kelestariannya. Upaya-upaya pelestarian kesenian Mak Yong terus digalakan oleh berbagai pihak terutama para seniman dan masyarakat Kabupaten Bintan. Para seniman terus berupaya menjaga kesenian Mak Yong agar tetap lestari, bahkan melakukan pengembangan dengan berbagai pengemasan yang lebih menarik sehingga masyarakat Kabupaten Bintan lebih tertarik dan perhatian terhadap kesenian tersebut, serta menumbuhkan kebanggaan terhadap tradisi-tradisi lokal. Upaya pelestarian yang dilakukan oleh seniman dan masyarakat juga perlu
144
mendapat dukungan dari pihak pemerintah daerah dengan membantu dan memfasilitasi upaya pelestarian kesenian Mak Yong.
5.2 Saran Sehubungan dengan kesimpulan yang telah diuraikan, maka penulis akan memberikan beberapa hal yang ingin penulis sampaikan sebagai bahan dasar pertimbangan dalam rangka turut melestarikan kesenian Mak Yong sebagai warisan leluhur masyarakat Bintan dan memupuk nilai-nilai budaya lokal yang terkandung di dalamnya, maka penulis memiliki beberapa masukan atau saran kepada pemerintah maupun seniman, di antaranya : a. Pengembangan dan pelestarian kesenian Mak Yong saat ini perlu dilakukan dengan cara mensosialisasikan kepada masyarakat luas khususnya generasi muda melalui Dinas Pendidikan dengan cara memasukkan pengetahuan kesenian tradisional baik secara teori maupun praktek ke dalam kurikulum melalui tingkat Sekolah Dasar samapi tingkat Sekolah Menengah Atas. b. Mengupayakan untuk mengadakan pementasan dan apresiasi melalui media masa baik cetak maupun elektronik seperti televisi lokal, nasional untuk masyarakat luas sehingga kesenian Mak Yong ini tetap lestari. c. Mengadakan pendokumentasian atau pendataan terhadap kesenian Mak Yong di Kabupaten Bintan secara periodik dan teliti, agar kesenian Mak Yong tidak mengalami kepunahan. Hasil pendokumentasian dapat dibaca dan dipelajari oleh generasi berikutnya.
145
d. Mengadakan pertemuan dengan tokoh-tokoh seniman Mak Yong, untuk menampung aspirasi mereka dan hasilnya dapat dibuat suatu tulisantulisan maupun majalah yang dipakai sebagai alat komunikasi yang baik itu dengan para seniman maupun masyarakat umum. e. Tiap-tiap grup kesenian di Kabupaten Bintan sebagai wadah pelestarian kesenian Mak Yong, hendaknya agar selalu tetap mempertahankan nilai keaslian dan juga eksistensinya dalam mempertunjukan kesenian Mak Yong. f. Kepada pelaku seni di antaranya ketua dan pemimpin kesenian Mak Yong serta para personilnya, kiranya perlu dilakukan pembenahan susunan sajian dan penataan kembali manajemen organisasi dengan langkahlangkah yang tepat sehingga penyajian keseluruhannya akan lebih menarik lagi. g. Pelaku seni Mak Yong hendaknya melakukan sistem pewarisan dini yang utuh dan berkesinambungan yaitu dengan cara mengajarkan kesenian Mak Yong pada anak-anaknya atau generasi muda di lingkungannya. h. Mengemas kesenian Mak Yong dengan cara mengikuti atau menyesuaikan terhadap pesrkembangan zaman, ilmu teknologi, budaya setempat, dan lingkungan masyarakat dengan tidak mengesampingkan nilai budaya yang mendasar dari kesenian Mak Yong. i. Mengadakan kerjasama dengan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) untuk mengadakan pertunjukkan kesenian bagi tamu Hotel.
146
j. Mengadakan kerjasama dengan panitia-panitia hari besar antara lain dengan panitia Hari Pendidikan Nasional.