MODEL PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE POINT (Purpose, Overview, Interpret, Note, Test) TERHADAP SISWA KELAS XI SMK MA’ARIF SUKAWENING TAHUN AJARAN 2011/2012
MAKALAH
Oleh WITA SUPYANTINI 10.21.0415
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG 2012
MODEL PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE POINT (Purpose, Overview, Interpret, Note, Test) TERHADAP SISWA KELAS XI SMK MA’ARIF SUKAWENING TAHUN AJARAN 2011/2012
Oleh WITA SUPYANTINI 10.21.0415 Jurusan Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung 2012 ABSTRAK Latar belakang penelitian ini adalah masih kurangnya minat membaca siswa, sehingga mempengaruhi tingkat pemahaman terhadap suatu bacaan atau wacana Penulis ingin memberikan suatu metode yang dapat mempermudah dalam memahami suatu bacaan atau wacana, serta dapat memahami bacaan tersebut dengan baik. Perumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1) bagaimana profil membaca pemahaman siswa SMK? 2) bagaimana rencana pembelajaran membaca pemahaman dengan metode POINT? 3) apakah metode POINT efektif dalam meningkatkan membaca pemahaman? Tujuan umum yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu memberikan sebuah alternatif metode pembelajaran pada bidang studi bahasa dan sastra Indonesia, terutama dalam hal membaca. Metode membaca POINT diharapakan dapat membantu meningkatkan pemahaman siswa pada sebuah bacaan. Tujuan khususnya adalah penulis ingin mengetahui gambaran tentang: 1) mengetahui profil membaca pemahaman siswa SMK; 2) mengetahui rencana pembelajaran membaca pemahaman dengan metode POINT; 3) mengetahui efektif atau tidaknya metode POINT. Metode yang digunakan dalam penelitin ini adalah metode kuasi eksperimen yang menggunakan kelas kontrol dan kelas eksperimen. Populasi yang digunakan adalah seluruh kelas XI SMK Ma’arif Sukaweningtahun ajaran 2011/2012. Sampel diambil secara acak sebanyak dua kelas yaitu kelas XI TT A sebagai kelas kontrol dan XI TP A sebagai kelas eksperimen. Berdasarkan hasil penghitungan dengan menggunakan uji-t untuk menguji hipotesis, diperoleh t-hitung 4,61 > t-tabel2,39, pada taraf signifikan 99% karena t-hitung lebih besar dari t-tabel, maka hipotesis (Ha) yang berbunyi "Pembelajaran membaca dengan menggunakan metode membaca POINT, efektif dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa SMK" diterima, sedangkan hipotesis no! (HO) yang berbunyi Pembelajaran membaca dengan menggunakan metode membaca POINT, tidak efektif dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa SMK" ditolak. Kata Kunci : Membaca, POINT (Purpose, Overview, Interpret, Note, Test)
PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Penelitian Pengajaran bahasa Indonesia pada hakekatnya adalah pengajaran keterampilan berbahasa, bukan pengajaran tentang berbahasa. Keterampilanketerampilan berbahasa yang perlu ditekankan dalam pengajaran berbahasa Indonesia adalah kemampuan reseptif (mendengarkan dan membaca) kemampuan produktif (menulis dan berbicara). Membaca adalah kegiatan yang tersusun dari 4 komponen: strategi, kelancaran, pembaca, dan teks. Strategi adalah kemampuan pembaca menggunakan beragam strategi untuk mencapai tujuan dalam
membaca. Kelancaran ialah kemampuan membaca dengan kecepatan tertentu dengan pemahaman yang cukup. Gabungan dari teks, strategi, kelancaran, dan pembaca ini yang disebut membaca. Pemahaman dalam hal ini merupakan tujuan dari membaca. Membaca bukanlah kegiatan alamiah, tetapi seperangkat komponen yang dikuasai secara pribadi dan bertahap, yang kemudian terintegrasi dan menjadi otomatis. Membaca tidak lain daripada kegiatan pembaca menerapkan sejumlah keterampilan mengolah tuturan tertulis (bacaan) yang dibacanya dalam rangka memahami bacaan. Buku adalah jendela dunia. Kita tahu membaca adalah simbol kemajuan sebuah peradaban.
Melihat begitu pentingnya membaca, ia pun dijadikan salah satu indeks prestasi manusia, sebagai ukuran keberhasilan pembangunan sebuah negara. Kampanye gemar membaca pun sudah lama kita dengar. Namun, ada yang luput dari perhatian kita bahwa gerakan membaca harusnya tidak berpuas demi sekadar menghapus angka buta huruf. Namun, lebih jauh lagi harusnya diiringi pula kampanye peningkatan kemampuan memahami bacaan. Pada hasil penelitian PISA (Pro-gramme for International Student Assessment) untuk mengukur tingkat pengetahuan dan keterampilan anak usia 14-15 tahun tahun 2003, Indonesia berada pada peringkat terbawah dalam kemampuan membaca di antara 40 negara. Artinya, anak-anak Indonesia hanya mampu memahami satu atau beberapa informasi pada teks yang tersedia. Kemampuan untuk menafsirkan dan menghubungkan isi teks dengan situasi sekitarnya ternyata masih terbatas. Kegiatan membaca perlu dibiasakan sejak dini, yakni mulai dari anak mengenal huruf. Jadikanlah kegiatan membaca sebagai suatu kebutuhan dan menjadi hal yang menyenangkan bagi siswa. Tentunya ini memerlukan ketekunan dan latihan yang berkesinambungan untuk melatih kebiasaan membaca agar kemampuan membaca, khususnya membaca pemahaman dapat dicapai. Membaca pemahaman memerlukan strategi dalam membacanya. Strategi adalah ilmu dan kiat di dalam memanfaatkan segala sumber yang dapat dikerahkan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pengupayaan pencapaian tujuan akhir digunakan sebagai acuan dalam menata kekuatan serta menutupi kelemahan yang kemudian diterjemahkan menjadi program kegiatan. Dalam usaha memperoleh pemahaman terhadap teks, pembaca menggunakan metode tertentu. Pemilihan strategi berkaitan erat dengan faktor-faktor yang terlibat dalam pemahaman, yaitu pembaca teks dan konteks. Dalam teori membaca dikenal beberapa metode membaca. Pada dasarnya metode membaca menggambarkan bagaimana pembaca memproses bacaan sehingga dia memperoleh pemahaman terhadap bacaan tersebut. Salah satu metode yaitu POINT (Purpose, Overview, Interpret, Note, Test). Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis mengajukan penelitian dengan rumusan judul “Model Pembelajaran Membaca Pemahaman Dengan Menggunakan Metode POINT (Purpose, Overview, Interpret, Note, Test) Terhadap Siswa Kelas Xi SMK Ma’arif Sukawening Tahun Ajaran 2011/2012.
KAJIAN TEORI DAN METODE Arti Pembelajaran Model menurut KBBI (2002 : 751) adalah contoh, pola, acuan ragam atau wacana. Sedangkan pembelajaran adalah proses yang diatur dengan langkah-langkah tertentu, agar pelaksanaannya mencapai hasil yang diharapkan (Abdul Majid, 2005: 103). Model pembelajaran merupakan bentuk kegiatan pembelajaran yang dikembangkan atas kelengkapan dan dipilih karakteristik strategi pembelajaran (Abdulhak, 2000 : 85). Dari definisi di atas penulis berpendapat bahwa yang dimaksud model pembelajaran adalah pola dalam proses belajar mengajar yang diatur dengan langkah-langkah tertentu, supaya pelaksanaannya mencapai hasil yang diharapkan atau mencapai tujuan yang telah ditentukan. Model juga berupa rancangan pembelajaran yang disusun dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Pengertian Membaca Anderson dalam Tarigan (1986:20) secara singkat dan sederhana mendefinisikan membaca sebagai proses mencocokan huruf atau melafalkan lambang-lambang bahasa tulis atau reading is recording and decoding process. Kegiatan membaca semacam ini termasuk level yang paling redah. Sebab, kegiatan membaca seperti ini hanya terbatas pada mengemukakan atau membunyikan lamabanglambang bahasa tulis. Dalam tataran yang lebih tingi membaca bukan hanya sekedar memahami lambang bahasa tulis belaka, melainkan pula memahami, menerima, menolak, membandingkan, dan meyakini pendapatpendapat yang ditemukan pengarang. Pengertian Membaca Pemahaman Membaca pemahaman merupakan kegiatan membaca sesungguhnya yang ditunjukkan kepada kemampuan memahami bacaan secara tepat dan cepat. Membaca pemahaman merupakan salah satu ragam dari membaca telaah isi. Hal ini karena dalam membaca menelaah isi suatu bacaan dituntut ketelitian. pemahaman, kekritisan berpikir serta keterampilan menangkap ide-ide yang tersirat dalam bacaan. Sebuah pemahaman akan terjadi bila pembaca memiliki sarana pemahaman seperti mengenal dan memahami kata-kata, kalimat dan mampu menghubungkan ide-ide yang terdapat dalambahan bacaan dengan pengetalwan yang telah dimilikinya. Seperti dinyatakan Tampubolon (1990: 60) bahwa membaca pemahaman merupakan suatu proses yang melibatkan penalaran dan ingatan dalam upaya menemukan dan memahami informasi yang
dikomunikasikan pengarang. Dalam proses membaca pemahaman, pembaca juga mempelajari cara-cara pengarang dalam fnenyajikan pikirannya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa dalam membaca pemahaman pembaca memperoleh dua pengetahuan, yaitu informasi-informasi dan cara penyajian pengarang. Dengan demikian, selain memperkaya pengetahuan membaca pemahaman dapat meningkatkan daya nalar pembaca. Pengertian Metode Sapani (1989:29) menyatakan bahwa metode itu cara untuk mencapai tujuan. Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara-cara menyeluruh (dari awal sampai akhir) dalam mencapai tujuan pembelajaran. Metode ini bersifat prosedural, artinya menggambarkan prosedur bagaimana mencapai tujuan pembelajaran. Kamus besar bahasa Indonesia merumuskan metode yaitu (1) cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki, cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan, (2) sikap sekelompok sarjana terhadap bahasa atau linguistik, (3) prinsip dan praktik pengajaran (2005: 740). Dengan demikian metode adalah suatu cara yang digunakan seorang pendidik untuk merealisasikan rencana pembelajaran yang sudah disusun agar pembelajaran dapat tercapai secara optimal. Pengertian Metode Membaca POINT POINT merupakan singkatan dari inti kegiatan Purpose, Overview, Interpret, Note, Test. POINT sebenarnya merupakan suatu metode atau strategi membaca buku yang terutama ditujukan untuk kepentingan studi, untuk siswa-siswa yang sudah tergolong pembaca tingkat lanjut (Soedarso, 1989: 59). Metode POINT di dalam penelitian ini adalah metode membaca teks bacaan yang terdiri dari lima kegiatan Purpose, Overview, Interpret, Note, dan Test, serta beberapa kegiatan tambahan terdiri atas membahas pertanyaan, membahas jawaban, menentukan kalimat utama, kalimat penjelas, ide pokok dan ide penjelas. Metode Penelitian Setiap penelitian tentu saja harus menggunakan metode untuk mencapai hasil yang memuaskan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen atau disebut experimental reseach. Metode eksperimen merupakan metode penelitian yang menguji hipotesis berbentuk hubungan sebab akibat melalui pemanipulasian variabel independen (misal treatment, stimulus, kondisi) dan menguji perubahan yang diakibatkan
oleh pemanipulasian tadi (Subana, 2001: 95). Pada penelitian ini, peneliti berusaha menyelidiki pengaruh suatu tindakan (treatment) yang sengaja ditimbulkan terhadap suatu kelompok subjek penelitian. Berdasarkan perlakuan tersebut, lalu diteliti bagaimana akibatnya. Pemilihan metode ini disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai yaitu mendeskripsikan hasil pembelajaran membaca cepat pemahaman siswa. HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Data Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti memiliki data dari hasil pretes dan postes para siswa kelas XI A sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas XI A sebagai kelas kontrol. Analisis data hasil pretes dan postes ini digunakan untuk mendapatkan nilai yang berguna untuk pengolahan data selanjutnya. Analisis ini memperhatikan adanya suatu perbedaan rata-rata nilai antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Keberhasilan suatu eksperimen yang menggunakan analisis statistik dapat ditentukan setelah data yang diperoleh dianalisis dan disimpulkan. Oleh karena itu, penulis terlebih dahulu akan mendeskripsikan data hasil tes pembelajaran membaca pemahaman di kelas kontrol dan kelas eksperimen. Tes ini meliputi nilai pretes dan postes. Dekripsi Data Pretes dan Postes Kemampuan Membaca Pemahaman Pretes ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas XI sebelum digunakannya metode POINT. Data tes ini diambil dari hasil siswa menjawab soal yang berbentuk pilihan ganda yang pertanyaannya merujuk pada teks bacaan. Pretes ini berjumlah 20 soal pilihan ganda. X skor ideal (100) Nilai pretes ini menggunakan skala penilaian 0-100. Nilai tersebut didapat dengan menggunakan rumus sebagai berikut. Skor yang diperoleh × (100) skor maksimal (20) Dari data yang telah diperoleh, terlihat bahwa 5 siswa termasuk kriteria baik dengan nilai kriteria 80, 22 siswa yang mendapat kriteria cukup dengan nilai 60-70, siswa termasuk kriteria kurang dengan rentang nilai antara 50-55 berjumlah 6 orang. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa dalam pretes ini adalah 65,45 (lihat tabel 4.1) nilai rata-rata tersebut berkriteria mencukupi batas maksimal kelulusan. Deskripsi Hasil Pretes dan Postes Membaca Pemahaman Kelas Eksperimen Dari data yang ada, dapat terlihat bahwa 4 siswa termasuk kriteria baik dengan nilai kriteria 75-
80, siswa yang mendapat kriteria cukup dengan nilai 75-60 berjumlah 21 orang, siswa termasuk kriteria kurang dengan rentang nilai antara 55-50 berjumlah 8 orang. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa dalam pretes ini adalah 63,78 (lihat tabel 4.3). Uji Normalitas Data Pretes Kelas Kontrol Langkah awal yang harus dilakukan dalam menguji normalitas adalah menghitung rata-rata dan simpangan baku. Uji normalitas data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut. Berdasarkan tabel di atas, diperoleh hitung data pretes hitung = 3,68 sedangkan tabel dengan dk = 3 dan a = 0,01 dengan taraf kepercayaan 99% didapat nilai 11,3. Jadi, hitung < tabel atau 3,68 < 11,3. Dengan demikian, data pretes tersebut berdistribusi normal. Artinya, hasil penelitian belaku untuk seluruh populasi. Uji Normalitas Data Postes Kelas Kontrol Uji normal itas data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: Berdasarkan tabel di atas, diperoleh hitung data postes = 5,12, sedangkan tabel dengan dk = 3 dan a = 0,01 dengan taraf kepercayaan 99% didapat nilai 11,3. Jadi, hitung < tabel atau 5,66 < 11,3. Dengan demikian, data postes tersebut berdistribusi normal. Artinya, hasil penelitian belaku untuk seluruh populasi. Uji Normalitas Data Pretes Kelas Eksperimen Uji normalitas data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: Berdasarkan tabel di atas, diperoleh hitung data pretes = 4,02, sedangkan tabel dengan dk = 3 dan a = 0,01 dengan taraf kepercayaan 99% didapat nilai 11,3. Jadi, hiumg < tabel atau 4,02 < 11,3. Dengan demikian, data pretes tersebut berdistribusi normal. Artinya, hasil penelitian berlaku untuk seluruh populasi. Uji Normalitas Data Postes Kelas Eksperimen Uji normalitas data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: Berdasarkan tabel di atas, diperoleh hjumg data postes = 5,34, sedangkan tabel dengan dk = 3 dan a = 0,01 dengan taraf kepercayaan 99% didapat nilai 11,3. Jadi, hitung < tabel atau 5,34 < 11,3. Dengan demikian, data postes tersebut berdistribusi normal. Artinya, hasil penelitian berlaku untuk seluruh populasi. Uji Hipotesis Uji hipotesis ini dilakukan untuk menguji kesamaan dua rata-rata, yaitu rata-rata antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Untuk melakukan uji hipotesis digunakan kriteria >
Hasil penelitian ini menunjukkan = 4,61 dan = 2,39 sehingga = 4,61 > = 2,39, maka HO ditolak dan Ha diterima. Hal ini membuktikan bahwa metode POINT (Purpose, Overview, Interpret, Note, Test) efektif digunakan dalam pembelajaran membaca pemahaman siswa SMK kelas XI. Pembahasan Hasil Penelitian Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat keandalan dari metode POINT dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa, khususnya kelas XI. Setelah nilai pretes dan postes didapat dan peneliti mengeceknya, peneliti melihat adanya peningkatan kemampuan membaca pemahaman pada siswa. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas yang mengalami peningkatan dari hasil postes kelas kontrol dan postes kelas eksperimen (lihat tabel 4.13). Berdasarkan hasil analisis data yang penulis lalukan bahwa data hasil postes kelas kontrol 78,18 lebih rendah daripada kelas eksperimen 86,21. Jika kita melihat grafik penilaian, hasil pretes kelas kontrol dan eksperimen tergolong cukup. Akan tetapi, setelah penulis memberikan perlakuan metode membaca POINT, data hasil postes menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan di kelas eksperimen dari 63,78 menjadi 86,21. Begitu pun, setelah data pretes dan postes mengalami pengujian perbedaan rata-rata pertambahan dengan menggunakan rumus t, diperoleh nilai 4,61 > = 2,39, maka ditolak dan diterima. Dengan kata lain, siswa berhasil meningkatkan pemahaman membacanya setelah diberi perlakuan metode POINT. Dengan demikian, hal ini menunjukkan bahwa metode POINT dapat dijadikan salah satu alternatif pembelajaran membaca. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan data di lapangan dengan melalui berbagai rangkaian penelitian, pengolahan data serta menjawab hipotesis, maka diperoleh simpulan akhir untuk menjawab rumusan masalah penelitian mengenai pembelajaran membaca pemahaman dengan metode POINT, di antaranya sebagai berikut. 1) Profil kemampuan membaca pemahaman siswa kelas XI SMK Ma’arif Sukawening – Garut dalam pembelajaran membaca sebelum diberi tindakan dengan menggunakan metode POINT tergolong kurang terlihat jelas setelah penulis melakukan tes awal. Profil kemampuan membaca, penulis lihat dari hasil tingkat pertanyaan dalam tes awal. Pada tes awal terlihat dalam membaca siswa kelas XI, bahwa siswa mudah mengingat bacaannya dan redah
menganalisis bacaannya. 2) Proses pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan metode membaca POINT dilakukan tiga kali pertemuan, karena metode POINT mempunyai 5 tahap pembelajaran. Setiap kali pertemuan menggunakan 2 langkah metode POINT. Dalam setiap langkah terdapat tujuan-tujuan bagi siswa, seperti menambah pegetahuan, berbagi pengetahuan, dan sebagainya. 3) Keterampilan membaca pemahaman siswa kelas XI SMK Ma’arif Sukawening - Garut lebih efektif menggunakan metode membaca POINT. Hal tersebut terlihat dari nilai rata-rata tes akhir yang diperoleh kelas eksperimen yaitu 86,21 dan nilai tes akhir kelas kontrol yaitu 78,18 penelitian ini dibuktikan pula dengan perhitungan statistik. Berdasarkan perhitungan statistik diperoleh data bahwa 4,61 > = 2,39 maka, HO ditolak dan Ha diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara kelas yang diberi tindakan dengan menggunakan metode membaca POINT (kelas eksperimen) dengan kelas yang diberi tindakan dengan metode konvensional (kelas kontrol). DAFTAR PUSTAKA Agustin, Ridha Ekawati. (2009). Pembelajaran metode SQ4R Dalam Pembelajaran Membaca Teks Feature (Eksperimen Semu Pada Siswa Kelas VIISMP N1 Lembang TahunAjaran 2008/2009). Skripsi: Tidak diterbitkan. Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. (2007). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Harjasujana. (1987). Proses Belajar Mengajar Membaca. Bandung: Yayasan BHF. Harjasujana, A.S dan Yeti Mulyati. (1997). Membaca 2. Jakarta: Depdikbud. Harjasujana, Ahmad Slatnet. (1999). Keterampilan Membaca. Jakarta: Depdikbud. Harjasujana, A.S dan Vismaia S. Damayanti. (2003). Membaca dalam Teori dan Praktik. Bandung: Mutiara. Harsiati, T. (2003). Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Irman, Mokhamad at.all. (2008). Buku ajar Bahasa Indonesia Tingkat Sementara. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Nurhadi. (1987). Membaca Cepat dan Efektif. Bandung: Sinar Baru. Punvantini, Desi. (2009). Peningkatan Kecepatan Efektif Membaca Dengan Menggunakan
Teknik Trifokus dalam Pembelajaran Membaca Cepat (Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas X SMAN 2 Garut Tahun Ajaran 2008/2009). Skripsi: Tidak diterbitkan. Saadie, Ma”mur at.all. . Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia. Sapani. S. (1989). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: IKIP. Soedarso. (1989). Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta: PT. Gramedia. Subana, M dan Sudrajat. (2001). Dasar-dasar Penelitian Umiak. Bandung: Pustaka Satia. Subana, M dan Sunarti. (2001). Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka Setra. Subyantoro, Nuni Pratiwi. (2000). Membaca II. Jakarta: Universitas Terbuka. Sudijono, A. (2008). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo. Sudjana, Nana. (2001). Penilaian Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Sudjana. (2005). Metode Statistika. Bandung: Tarsito. Suhendar, Supinah. (1992). MKDU (Mata Kuliah Dasar Umum) Bahasa Indonesia. Bandung: Pionir Jaya. Susetyo. (1992). Model Tes Membaca Pemahaman Dalam Pengajaran Bahasa Indonesia. Syamsuddin, dan Vismaia S. Damayanti. (2006). Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: Rosda. Tampubolon, D. P. (1987). Kemampuan Membaca: Tes Membaca Efektif dan Efisien. Bandung: Angkasa. Tampubolon, D. P. (1990). Kemampuan Membaca. Bandung: Angkasa. Tarigan, H.G. (1979). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Tarigan, H.G. (1987). Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Tarigan, H.G. (1993). Membaca Ekspresif. Bandung: Angkasa.