MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MEMBACA AKROSTIX PADA SISWA KELAS IX SMPN 2 SINGAJAYA KABUPATEN GARUT TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh : TIKA ROHMATIKA NIM.1021.0253
PROGRAM STUDI PBS INDONESIA DAN DAERAH SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG 2012
MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MEMBACA AKROSTIX PADA SISWA KELAS IX SMPN 2 SINGAJAYA KABUPATEN GARUT TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Tika Rohmatika NIM.1021.0253 Program Studi PBS Indonesia Dan Daerah Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung 2012 ABSTRAK Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini yaitu: (1) Mendeskripsikan kemampuan siswa dalam menulis puisi sebelum diberi perlakuan dengan menggunakan teknik akrostik; (2) Mendeskripsikan kemampuan siswa dalam menulis puisi setelah diberi perlakuan dengan menggunakan teknik akrostik; dan (3) Mendeskripsikan ada tidaknya perbedaan kemampuan siswa dalam menulis puisi antara sebelum dan setelah diberi perlakuan dengan menggunakan teknik akrostik. Hasil dari penelitian ini yaitu: Hasil postes menulis siswa dengan menggunakan teknik akrostik setelah dibandingkan dengan hasil pretes ternyata terdapat perbedaan yang signifikan. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil penghitungan uji t rata-rata data pretes dan tes akhir. Adapun thitung yang dihasilkan dari penerapan teknik akrostik tersebut sebesar 5,93 dan ttabel 1,71 dalam taraf kepercayaan 95%. Pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan teknik akrostik berhasil dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari perbedaan rata-rata pretes dan tes akhir, yaitu nilai ratarata pretes 6.21 dan nilai rata-rata postes sebesar 7.31. Ini berarti ada kenaikan nilai sebesar 1.10. Teknik akrostik efektif digunakan guru dalam proses pembelajaran menulis puisi. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan skor rata-rata yang diperoleh siswa pada kegiatan tes akhir. Dengan hal tersebut, ini menunjukkan kemampuan siswa dalam kegiatan menulis mengalami peningkatan yang signifikan. Kata kunci : Menulis Puisi/Teknik Akrostik
PENDAHULUAN Puisi merupakan kumpulan kata-kata indah yang penuh dengan makna. Keindahan rangkaian kata dalam puisi itulah yang menyebabkan puisi digolongkan ke dalam karya seni yang bernilai estetika tinggi. Hal itu didukung oleh pendapat Atmazaki (1993 : 15) yang menyatakan bahwa bentuk karya sastra puisi mempunyai salah satu ciri dan sifat antara lain lebih mengutamakan nilai keindahan dalam pengungkapannya. Puisi sebagai karya seni yang melibatkan kreativitas diungkapkan oleh Semi (1990 : 52) yang menyatakan bahwa unsur dan nilai seni dalam karya sastra belum cukup, ia mesti dikaitkan dengan daya kreativitas, yakni kreativitas sastrawan dalam menemukan dan memilih kemungkinan-kemungkinan yang terbaik untuk memancarkan atau menghasilkan nuansa makna dan kenikmatan. Kreativitas bagi penulis puisi pemula adalah kemandirian. Artinya penulis puisi pemula bebas menciptakan kata-kata sesuai dengan hal yang dipikirkannya. Penulis pemula dapat mengungkapkan pikiran kedalam puisinya sesuai dengan kepekaannya terhadap realitas manusia dan budayanya. Dalam
mencapai kemandirian bagi penulis pemula memerlukan proses terutama latihan-latihan yang dilakukan secara berkesinambungan. Penggunaan Teknik Membaca Akrostik bagi penulis puisi pemula merupakan jalan untuk mencapai kemandirian dalam menulis puisi. Teknik Membaca Akrostik merupakan suatu teknik penulisan puisi bagi penulis pemula yang membantu penulis pemula merangkaikan kata-kata sesuai dengan objek yang akan digambarkan oleh penulis. Siswa sekolah menengah pertama (SMP) merupakan salah satu penulis puisi pemula. Dengan menggunakan Teknik Membaca Akrostik dalam penulisan puisi bagi siswa diharapkan muncul kemandirian berkreativitas dalam menulis puisi. Setidaknya dengan teknik membaca akrostik siswa memperoleh pijakan dasar dalam mengembangkan imajinasi dan kreativitasnya ke dalam bentuk tulisan yakni puisi. Secara formal pengembangan sastra Indonesia dilakukan melalui jenjang sekolah. Dalam kurikulum tahun 2006 disebutkan bahwa mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia adalah program untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Ruang
lingkup mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia meliputi kemampuan memahami, mengekspresikan sastra, dan kemampuan berbahasa Indonesia (Depdikbud, 1994: 1). KAJIAN TEORI DAN METODE Pengertian Pembelajaran Pembelajaran menurut Dimyati dan Mudjiono (1999:297) adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. UUSPN No. 20 tahun 2003 menyatakan pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Model Pembelajaran Menulis Puisi Model pembelajaran menulis puisi yaitu suatu rencana pembelajaran yang akan digunakan dalam mengatur atau menyusun materi mengenai menulis puisi dan memberi petunjuk bagi pengajar dalam menyampaikannya. Menulis puisi dalam penelitian ini merupakan proses beraktivitas untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan siswa dalam bentuk puisi melalui media tulis, setelah siswa melihat, mendengar, atau merasakan segala sesuatu yang berada di alam sekitarnya. Pengertian Akrostik Akrostik adalah karangan yang tersusun dalam baris-baris yang huruf-huruf pertama, terakhir, atau yang lain membentuk sebuah karya, kata, frase, atau kalimat (Sujiman, :1990 : 3). Bermain Akrostik adalah merupakan suatu permainan bahasa. Tujuan permainan ini adalah menuliskan satu atau beberapa baris puisi, tetapi huruf awal tiap baris diurutkan menjadi nama seseorang, hewan, atau benda lainnya, sedangkan isi bait menjelaskan keadaan orang atau benda di depannya. (Muchlishoh, 1991 : 72). Atas dasar pendapat di atas, maka akan disimpulkan bahwa teknik bermain akrostik merupakan cara untuk membuat puisi dengan menitikberatkan pada pengembangan huruf awal tiap-tiap larik. Metode Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode eksperimen Eksperimen yang digunakan dalam Quasi experimental atau eksperimen semu. Dalam eksperimen ini terdapat dua kelompok subjek, yakni kelompok eksperimen dan kelompok pembanding (kelompok kontrol). Kelompok eksperimen yaitu kelompok yang sengaja dikenai perlakuan (treatment), sedangkan kelompok pernbandingan tidak dikenai perlakuan. Dalam kelompok eksperimen, sebelum diberi perlakuan dilakukan pengukuran terlebih dahulu (pretes), kemudian dikenai perlakuan dalam jangka waktu
tertentu, kernudian dilakukan peugukuran kembali (postes) untuk mengetahui pengaruh dari perlakuan yang sudah diberikan. Dalam desain ini, pengaruh perlakuan (treatmen) dilihat dari perbedaan pencapaian antara kelompok eksperimen dengan pencapaian kelompok kontrol. Teknik Penelitian Untuk memperlancar jalannya penelitian, penulis memanfaatkan beberapa teknik yang akan menunjang pengumpulan data. Teknik-teknik tersebut adalah: 1. Teknik wawancara, penulis melakukan wawancara dengan wali kelas IX Sekolah Menengah Pertama tempat penulis melakukan penelitian. Dalam wawancara tersebut penulis menanyakan bagaimanakah pembelajaran yang biasa dilakukan oleh guru yang bersangkutan dalam menulis puisi dan apa masalah yang sering muncul ketika siswa disuruh menulis puisi. 2. Observasi, dilakukan ketika pembelajaran menulis puisi berlangsung dalam setiap siklusnya. 3. Tes, penulis menyuruh siswa menulis puisi akrostik. Puisi itulah yang akan dijadikan objek atau data penelitian. Teknik yang akan dilakukan dalam pengolahan data setelah data terkumpul adalah: 1. Menganalisis rencana pembelajaran 2. Menganalisis implementasi tindakan 3. Menganalisis hasil puisi siswa yang meliputi: a. Analisis penggunaan diksi yang terdapat dalam karangan puisi siswa. b. Analisis rima/bunyi c. Analisis penggunaan imajinasi HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Data Data yang penulis peroleh dalam penelitian ini terdiri atas dua jenis, yaitu kemampuan awal siswa (pretes) dan kemampuan akhir siswa (postes). Data yang penulis peroleh berupa hasil karya siswa berupa puisi. Analisis Hasil Pembelajaran Pembelajaran yang telah dilaksanakan dinyatakan berhasil atau tidak jika telah diadakan evaluasi dengan menampakkan hasil yang nyata. Demikian juga dengan kegiatan yang penulis lakukan dalam penelitian ini, tentunya juga perlu dievaluasi agar dapat diketahui berhasil atau tidaknya hipotesis yang telah dirumuskan untuk dibuktikan. Selanjutnya di bawah ini penulis sajikan hasil karya siswa kelas IX SMPN 2 Singajaya kabuapaten Garut dalam menulis puisi. Dalam penyajian sebagian hasil karya siswa ini penulis membagi ke dalam dua bagian, yaitu:
Kemampuan Awal (Pretes) Menulis Puisi Siswa Berdasarkan hasil dapat penulis ilustrasikan bahwa nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada pelaksanaan pretes menulis puisi dari ketiga aspek kriteria penilaian adalah 8,1 sedangkan skor terendah pada pretes ini adalah 5,4. Sedangkan nilai rata-rata kemampuan awal menulis puisi siswa adalah 6,21. Pencapaian rata-rata tersebut diperoleh dari tiga aspek kriteria penilaian dibagi sepuluh, di antaranya dari aspek rima mendapat skor rata-rata 19.36, dari aspek diksi 22.68, dan dari aspek imaji mendapat skor 20,04. Kemampuan Akhir (Postes) Menulis Puisi Siswa Berdasarkan tabulasi hasil dapat penulis ilustrasikan bahwa nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada pelaksanaan postes menulis puisi dari ketiga aspek kriteria penilaian adalah 9,0 sedangkan skor terendah pada pretes ini adalah 6,3. Sedangkan nilai rata-rata kemampuan akhir menulis puisi siswa kelas IX SMPN 2 Singajaya Kabupaten Garut adalah 7,31. Pencapaian rata-rata tersebut diperoleh dari tiga aspek kriteria penilaian dibagi sepuluh, di antaranya dari aspek rima mendapat skor rata-rata 23.68, dari aspek diksi 26.32, dan dari aspek imaji mendapat skor 23.12. Setelah penulis sajikan hasil pretes dan postes kemampuan menulis puisi di atas, pada bagian ini akan penulis sajikan pengolahan data berdasarkan perhitungan statistik. Namun, sebelum penulis ilustrasikan hasil perhitungan atas data awal dan akhir kemampuan menulis siswa tersebut, terlebih dahulu penulis gambarkan bahwa terdapat perbedaan antara kemampuan siswa sebelum dan setelah diberi perlakuan dengan menggunakan teknik akrostik. Perbandingan Skor Rata-Rata Pretes dan Postes Berdasarkan hasil penelitian bahwa kemampuan akhir siswa dalam menulis puisi mengalami peningkatan pada ketiga aspek kriteria penilaian. Hal ini terbukti bahwa pada aspek rima skor rata-rata yang diperoleh siswa dalam pretes adalah 19.36, sedangkan dalam postes mencapai 23.68. Dengan demikian terdapat selisih antara skor rata-rata pretes dan postes sebesar 4.32. Sementara itu, dilihat dari aspek diksi skor ratarata yang diperoleh siswa dalam pretes adalah 22.68, sedangkan dalam postes memperoleh 26.32. Dari pencapaian skor rata-rata tersebut maka terdapat selisih antara skor rata-rata pretes dan postes sebesar 3.64. Apabila dilihat dari aspek kosa kata skor rata-rata yang diperoleh siswa dalam pretes adalah 11.70, sedangkan dalam postes mencapai 13.58. Dengan demikian terdapat selisih antara skor rata-rata pretes dan postes sebesar 1,88. Sedangkan pencapaian pada aspek terakhir, yakni aspek imaji pretes mencapai skor rata-rata 20.04 dan postes memperoleh skor rata-rata 23.12. Dengan demikian silisihnya adalah 3.08.
Berdasarkan hal tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa peningkatan kemampuan siswa dalam kegiatan menulis, khususnya menulis puisi yang sangat menonjol antara pretes dengan postes terjadi pada aspek rima. Hal ini menunjukkan bahwa pengulangan bunyi bahasa pada setiap bait dapat mempertegas makna puisi karena sudah tepat dalam penggunaannya. Dengan demikian hal tersebut dapat membuktikan bahwa penggunaan teknik akrostik pada pembelajaran menulis, khususnya menulis puisi sangat efektif untak meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis. Deskripsi Hasil Pengolahan Data Berdasarkan hasil pengolahan data seperti yang telah dituangkan pada tabel-tabel tersebut di atas antara hasil pretes dan postes dapat diketahui bahwa kemampuan awal siswa terhadap pembelajaran menulis puisi hanya mencapai rata-rata 6,21. Sedangkan nilai rata-rata postes yang diperoleh siswa mencapai rata-rata 7,31. Pencapaian nilai rata-rata antara pretes dan postes tersebut mengalami peningkatan sebesar 1,10. Berdasarkan hasil pengolahan data tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan teknik akrostik dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami pembelajaran menulis puisi. Dengan kata lain, teknik akrostik sangat efektif digunakan dalam proses pembelajaran menulis, khususnya menulis puisi. Keberhasilan pembelajaran menulis puisi salah satu faktor utamanya disebabkan adanya kelebihan yang terdapat dalam teknik akrostik. Teknik ini membimbing siswa dalam bermain bahasa untuk dikembangkan dalam bentuk kata-kata sehingga menjadi sebuah bait yang memiliki makna. Dengan permainan bahasa seperti ini siswa dituntut untuk berpikir aktif dan kreatif sehingga akhirnya siswa terbiasa dengan cara seperti ini dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. SIMPULAN Setelah penulis menganalisis dan mengolah data hasil menulis puisi siswa maka ada beberapa simpulan yang dapat penulis uraikan, di antaranya : 1. Hasil postes menulis siswa dengan menggunakan teknik akrostik setelah dibandingkan dengan hasil pretes ternyata terdapat perbedaan yang signifikan. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil penghitungan uji t rata-rata data pretes dan tes akhir. Adapun t hitung yang dihasilkan dari penerapan teknik akrostik tersebut sebesar 5,93 dan t tabel 1,71 dalam taraf kepercayaan 95%. 2. Pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan teknik akrostik berhasil dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari perbedaan rata-rata pretes dan tes akhir, yaitu nilai rata-rata pretes 6,21 dan nilai rata-rata postes sebesar 7,31. Ini berarti ada kenaikan nilai sebesar 1,10.
3. Teknik akrostik efektif digunakan guru dalam proses pembelajaran menulis puisi. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan skor rata-rata yang diperoleh siswa pada kegiatan tes akhir. Dengan hal tersebut, ini menunjukkan kemampuan siswa dalam kegiatan menulis mengalami peningkatan yang signifikan.
DAFTAR PUSTAKA Abdul Rani, Supratman. (1996). Ikhtisar Sastra Indonesia. Bandung : Pustaka Setia. Alisyahbana, ST. (1983). Kreativitas. Akademi Jakarta : PT. Dian Rakyat Aminuddin. (2000). Pengantar Apresiasi Karya Sastra Malang : Sinar Baru Algesindo. Depdiknas.
(2003). Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta : Depdiknas.
Depdikbud. (2000). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Depdikbud Depdikbud. (1999). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Depdikbud Joko Paradopo, Rachmat. (2000). Pengkajian Puisi. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. Muchlisoch. (1991). Telaah Kritik Sastra Indonesia dan Teater. PGSD Jakarta : Projek PSD Semi, M. Atar. (1993). Metode Penelitian Sastra. Bandung : angkasa Semi, M. Atar. (1990). Rancangan Pengarang Bahasa dan Sastra. Bandung : angkasa Situmorang, BP. (1993). Puisi Teori Apresisi Bentuk dan Struktur. Ende Flores : Nusa Indah Tarigan, Henry Guntur.(1994). Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Waluyo, Herman. (1987). Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta : Erlangga