MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ALFA (EKSPERIMEN KUASI) Icah 08210351
[email protected] Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung ABSTRAK Penelitian yang penulis lakukan yaitu MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ALFA (EKSPERIMEN KUASI) DI KELAS VII. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan menguji coba sebuah teknik yaitu teknik Alfa dalam pembelajaran menulis pengalaman pribadi. Adapun teknik Alfa ini adalah situasi dan kondisi siswa dalam keadaan sangat rileks namun tetap konsentrasi dengan diiringi musik klasik. Dengan iringan musik inilah imajinasi siswa diharapkan berperan dalam menuangkan ide dan pikirannya terhadap tulisan. Penelitian yang penulis lakukan ini bertujuan untuk menghasilkan model pembelajaran yang dapat membangkitkan motivasi belajar siswa dan motivasi mengajar guru dalam pelajaran bahasa Indonesia terutama dalam pembelajaran menulis. Langkah awal yang dilakukan adalah memberikan tes awal (pretes) berupa menulis karangan narasi dengan tema pengalaman pribadi tanpa menggunakan teknik Alfa. Selanjutnya setelah pemberian materi tentang karangan lebih jauh dilakukan tes akhir (postes) dengan jenis tes yang sama tetapi menggunakan teknik Alfa. Dalam kegiatan pembelajaran ini diikuti oleh tiga orang guru yang berperan sebagai penilai pembelajaran mulai dari persiapan sampai proses penilaian hasil karangan siswa. Hal ini dilakukan untuk menghindari penilaian yang subjektif. Hasil pembelajaran menulis pengalaman pribadi mengalami peningkatan yang signifikan antara pembelajaran tanpa teknik Alfa dengan pembelajaran menulis yang menggunakan teknik Alfa. Rata-rata kelas hasil pretes sebesar 5,131 sedangkan rata-rata postes sebesar 7,171 setelah diberikan perlakukan belajar. Hasil perhitungan statistik menunjukkan thitung 0,53 sedangkan t-tabel pada angka 68 adalah 2386 sehingga dapat dikatakan signifikan karena t-hitung>t-tabel, dan selisih rata-rata pretes dan postes mencapai 1,79 pada taraf kepercayaan 99%. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hasil yang positif dan uji coba kegiatan belajar mengajar dapat berhasil dengan baik. Kata kunci : model pembelajaran, teknik alfa , eksperimen kuasi
Kesulitan menulis seringkali disebabkan oleh kompleksnya permasalahan yang ada dalam penulis. Di antaranya penelitian yang dilakukan oleh Cecep Suryana. Dikutip dalam Nurhayati (2001:13) terhadap siswa Kelas 3 SLTP di Bandung diketahui bahwa hanya 52% siswa yang mampu menghasilkan tulisan yang memadai. Mereka merasa sulit dalam memilih kata dan lemah merangkai kalimat.
PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Di negara-negara maju seperti Amerika dan Jepang, kegiatan membaca dan menulis menjadi lebih populer dibandingkan dengan kegiatan menyimak berbicara. Oleh karena itu, negaranegara tersebut memiliki peluang yang lebih besar dalam memperoleh dan mengolah informasi. Salah satu cara untuk mendapatkan kemajuan tersebut, yaitu dengan membiasakan kegiatan membaca dan menulis dalam kegiatan sehari-hari.
Permasalahan ini menjadi tantangan bagi para pengajar atau guru bahasa Indonesia, khususnya bagi peneliti untuk memberikan pembelajaran yang lebih baik dan mampu mengubah anggapan negatif siswa terhadap keterampilan menulis. Penemuan-penemuan tersebut didasarkan pada penelitian para ahli dalam bidang fisiologi, Alfa versi Quantum Teaching. Teknik ini digunakan untuk memotivasi siswa dan guru agar proses pembelajaran menjadi lebih menarik. Melalui pengembangan teknik menulis tersebut dan melihat sejauh mana keefektifannya.
Pada dasarnya keterampilan menulis dengan keterampilan berbahasa lain sama pentingnya, akan tetapi kenyataannya sekarang bahasa tulis semakin maju dan dibutuhkan. Hermowo (2001:42) mengemukakan bahwa "Anakanak sudah diberikan pelajaran tentang membaca, menulis, dan berhitung mulai dari sekolah tingkat rendah hingga sekolah tingkat tinggi."
KAJIAN TEORI DAN METODE
1
2 A. Model Pembelajaran dengan Menggunakan Teknik Alfa sebagai Salah Satu Model Pembelajaran Menulis Pengalaman Pribadi 1. Pengertian Model Pembelajaran Model pembelajaran dapat dikatakan sebagai alat yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Model atau alat inilah yang digunakan guru agar proses belajar mengajarnya berjalan sukses dan menyenangkan. Bruner (dalam Hidayat dkk., 1995:2) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses yang terjadi secara bertahap (episode). 2. Pengertian Teknik Alfa Manusia memancarkan empat keadaan kegiatan gelombang otak yaitu: beta, alfa, teta, dan delta. Dalam beta, kita akan merasa awas dan aktif. Alfa adalah konsentrasi yang santai.
Suasana yang memerlukan konsentrasi tinggi namun santai dapat dibantu dengan musik. Stephanie Merritt mengatakan bahwa teknik Alfa dengan media musik ini memberikan banyak manfaat di antaranya: 1) menurunkan stres dan mendukung proses penyembuhan; 2) menemukan aspek-aspek kepribadian yang tersembunyi: pribadi yang berani berisiko, gembira, dan bebas; B. Menulis Pengalaman Pribadi sebagai Salah Satu Kompetensi Dasar dalam Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Berdasar Kurikulum 2006 Tingkat Satuan Pendidikan 1. Pengertian Menulis
3. Langkah-Langkah Teknik/l//a
Pelaksanaan
Langkah-langkah dalam pelaksanaan teknik Alfa adalah: 1) perdengarkan sebuah musik klasik; 2) guru berbicara lambat-lambat dengan nada tenang dan santai; 3) siswa disuruh memejamkan mata dan menarik nafas dalamdalam beberapa kali; 4) siswa dibawa untuk membayangkan tempat yang membuat dirinya merasa santai dan damai; 5) siswa diminta untuk membayangkan suara di tempat itu, rupa tempat itu, dan bendabenda di sekitar mereka; 4. Teknik Alfa sebagai Alternatif untuk Mengajarkan Kompetensi Dasar Menulis Pengalaman Pribadi Proses pembelajaran bahasa Indonesia akan terasa sangat menyenangkan jika menggunakan metode atau teknik yang cocok. Dalam teknik Alfa ini musik dianggap berperan besar.
Pengertian menulis secara sederhana adalah mencoret-coret dengan alat tulis. Pengertian menulis secara sesungguhnya adalah suatu jenis keterampilan berbahasa yang dimiliki dan digunakan oleh manusia sebagai alat komunikasi tidak langsung. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diterangkan bahwa menulis adalah melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang, membuat surat) dengan tulisan. Menulis merupakan bentuk komunikasi untuk menyampaikan gagasan penulis pada khalayak yang dibatasi oleh jarak, tempat, dan waktu (Sabarti Akhadiah, 1997:9). Menulis menurut Tarigan adalah: "menurunkan atau melukiskan lambing-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca lambing-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu" (Tarigan, 1986:21).
3 Menulis pada dasarnya merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Menulis atau mengarang adalah proses menggambarkan suatu bahasa sehingga pesan yang disampaikan penulis dapat dipahami pembaca (Tarigan, 1986:24) C. Kedudukan KD Menulis Pengalaman Pribadi dalam Kurikulum Tahun 2006 Tingkat Satuan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di SMP Standar kompetensi bahasa Indonesia bersumber pada hakikat pembelajaran bahasa, yaitu belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi dan belajar sastra adalah belajar menghargai manusia dan nilai-nilai kemanusiaannya. Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua metode penelitian, yakni metode deskriptif dan metode eksperimen. Metode deskriptif digunakan untuk aspek penyusunan silabus dan model pembelajaran sementara eksperimen kuasi, yaitu penelitian dalam bentuk uji coba pembelajaran beserta hasil pembelajarannya dalam bentuk nilai pretes dan postes.
2.
Menulis Pengalaman Pribadi sebagai Kompetensi Dasar Keterampilan Berbahasa Menulis pengalaman pribadi adalah salah satu kompetensi dasar keterampilan berbahasa. Biasanya orang mengalami kesulitan ketika akan memulai menulis. Suatu pengalaman memberikan pelajaran bahwa jika ingin terampil menulis maka tulislah apa saja yang dialami setiap harinya. Berikut akan diuraikan jenis-jenis pengalaman yang biasanya dituangkan dalam bentuk tulisan: 1) 2) 3) 4) 5) 6)
Pengalaman Lucu Pengalaman Aneh Pengalaman Mendebarkan Pengalaman Mengharukan Pengalaman Memalukan Pengalaman Menyakitkan
3. Fungsi dan Tujuan Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMP a) Fungsi Fungsi mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SMP adalah:
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Jenis-jenis tulisan Jenis-jenis tulisan dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu: eksposisi, deskripsi, narasi, dan argumentasi. Brook dan Waren mengklasifikasikan jenis tulisan berupa eksposisi, deskripsi, persuasi, dan argumentasi. Rusyana (1984:135) mengelompokkan tulisan berdasarkan fungsinya yaitu lukisan, bahasan, kisahan, dan cakapan. Berikut akan dijelaskan satu persatu jenis-jenis tulisan tersebut: a) b) c) d) e)
Deskripsi Narasi Eksposisi Persuasi Argumentasi
1) sarana pembinaan kesatuan dan persatuan bangsa, 2) sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka pelestarian dan pengembangan budaya, 3) sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan untuk meraih dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, 4) sarana penyebarluasan pemakaian bahasa Indonesia yang baik untuk berbagai keperluan menyangkut berbagai masalah, 5) sarana pengembangan penalaran, dan 6) sarana pemahaman beragam budaya Indonesia melalui khazanah kesusastraan Indonesia." b) Tujuan Tujuan mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SMP adalah: 1) Siswa menghargai mengembangkan bahasa
dan Indonesia
4 sebagai bahasa persatuan (nasional) dan bahasa negara. 2) Siswa memahami bahasa Indonesia dari segi bentuk, makna, dan fungsi, serta menggunakannya dengan tepat untuk bermacam-macam tujuan, keperluan, dan keadaan. 3) Siswa memiliki kemampuan menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, kematangan emosional, dan kematangan sosial. 4) Siswa memiliki disiplin dalam berpikir dan berbahasa (berbicara dan menulis). 5) Siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa. 6) Siswa menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia." (Kurikulum 2006, 2003) 4. Komponen Kurikulum Tahun 2006 Tingkat Satuan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia a) Standar Kompetensi Standar kompetensi adalah seperangkat kemampuan yang mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat ditampilkan atau didemonstrasikan oleh siswa sebagai hasil belajar. Melalui mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia ini diharapkan siswa mampu mengembangkan keterampilan berbahasa Indonesia dengan baik dan benar secara lisan maupun tulisan. b) Kompetensi Dasar Kompetensi dasar adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap minimal yang harus dikuasai oleh siswa. Kompetensi dasar ini merupakan penjabaran dari standar kompetensi sehingga harus lebih terinci, khusus, dan tajam, baik dalam hal tuntutan penguasaan bahan ajar maupun pemilihan pengalaman belajar. c) Hasil Belajar
Sesuatu yang ingin dicapai dari proses pembelajaran adalah hasil belajar. Dari hasil belajar ini siswa diharapkan memiliki kemampuan yang sudah dirumuskan dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar. Apabila hasil belajar tersebut belum mencerminkan keberhasilan, maka perlu dilakukan evaluasi terhadap proses pembelajarannya. d) Indikator Indikator merupakan bagian yang perlu mendapat perhatian pula karena memuat rincian kompetensi dasar yang paling spesifik. Berdasarkan indikator inilah siswa diharapkan memiliki kemampuan untuk mencapai aspek-aspek yang sudah dirumuskan dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar melalui kegiatan belajar mengajar. 1) Materi Pokok Materi pokok adalah sekumpulan bahan ajar yang harus dikuasai oleh siswa untuk mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Materi pokok atau materi pembelajaran dirumuskan dalam bentuk kata atau frasa benda. Jenis bahan ajar dapat berupa fakta, konsep, prinsip, dan prosedur. Prinsip penyusunan materi pokok ini adalah relevansi, konsistensi, dan adequasi yang harus diikuti. Relevansi artinya terdapat kaitan antara materi pembelajaran dengan kompetensi dasar, sedangkan adequasi berarti cakupan materi pelajaran yang diberikan kepada siswa cukup lengkap untuk merealisasikan standar kompetensi dan kompetensi dasar. 5. Hasil Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Diharapkan Hasil pembelajaran bahasa Indonesia yang diharapkan antara Iain: a) siswa mampu mendengarkan dan memahami beragam wacana lisan; b) siswa mampu mengungkapkan pikiran, pendapat gagasan, dan perasaan dalam berbagai bentuk wacana lisan nonsastra; c) siswa mampu membaca dan memahami beragam teks nonsastra dengan berbagai cara membaca;
5 d) siswa mampu mengekspresikan berbagai pikiran, gagasan, pendapat, dan perasaan dalam berbagai ragam tulisan nonsastra; e) siswa mampu mendengarkan dan memahami serta menanggapi berbagai ragam wacana lisan sastra; f) siswa mampu mengungkapkan pikiran. pendapat, gagasan, dan perasaan dalam berbagai bentuk wacana lisan sastra; g) siswa mampu membaca dan memahami beragam teks sastra dengan berbagai cara membaca, dan h) siswa mampu mengekspresikan berbagai pikiran, gagasan, pendapat, dan perasaan dalam berbagai ragam tulisan sastra. 6.
Pendekatan dan Pengorganisasian Materi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMP Setiap warga Indonesia dituntut untuk terampil berbahasa karena bahasa adalah alat untuk berkomunikasi. Jika setiap warga sudah terampil berbahasa, maka komunikasi antarwarga akan berlangsung dengan baik. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian maksud pembicara kepada orang Iain dengan menggunakan saluran tertentu. Komunikasi ini dapat berupa pengungkapan pikiran, gagasan, ide, pendapat, persetujuan, keinginan, penyampaian informasi tentang suatu peristiwa, dan Iain-lain. Ini disampaikan dalam aspek kebahasaan berupa kata, kalimat, paragraf (komunikasi tulis), ejaan dan tanda baca dalam bahasa tulis, serta unsur-unsur intonasi, nada, irama, tekanan, tempo dalam bahasa lisan.
7.
Rambu-Rambu Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMP Dalam Kurikulum Tahun 2006 Tingkat Satuan Pendidikan bahasa dan sastra Indonesia terdapat rambu-rambu mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia yaitu: a) Pendekatan Pembelajaran Fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Komunikasi yang dimaksud adalah suatu proses penyampaian maksud pembicara kepada orang lain dengan menggunakan saluran tertentu. Maksud komunikasi dapat berupa
pengungkapan pikiran, gagasan, ide, pendapat, persetujuan, keinginan, penyampaian informasi tentang suatu peristiwa, dan Iain-lain. Hal itu disampaikan dalam aspek berupa kata, kalimat, paragraf (komunikasi tulis) atau komunikasi lisan, ejaan dan tanda baca dalam bahasa tulis, serta unsur-unsur intonasi, nada, irama, tekanan, dan tempo dalam bahasa lisan. b) Pengorganisasian Materi Standar kompetensi mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia merupakan kerangka tentang standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia yang harus diketahui, dilakukan, dan dimahirkan oleh siswa pada setiap tingkatan. Kerangka ini disajikan dalam lima komponen utama, yaitu 1) Standar Kompetensi, 2) Kompetensi Dasar, 3) Hasil Belajar, 4) Indikator, dan 5) Materi Pokok. Standar kompetensi mencakup aspek mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Aspek-aspek tersebut dalam pembelajarannya dilaksanakan secara terpadu. Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Hasil Belajar, Indikator, dan Materi Pokok ini merupakan bahan yang harus dikuasai oleh siswa. Oleh karena itu, daerah, sekolah, atau guru dapat mengembangkan, menggabung, atau menyesuaikan bahan dengan situasi dan kondisi setempat. c) Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dapat dimanfaatkan untuk mempelajari bahasa asing. Teknologi komunikasi dapat berupa media cetak dan elektronik. Media cetak meliputi surat kabar, majalah, buku, bosur, radio, internet, VCD, CD, dan Iain-lain. d) Diversifikasi Kurikulum Diversifikasi pada kurikulum ini ditunjukkan dengan tanda bintang (*)
6 bagi siswa yang memiliki kemampuan lebih. e) Bacaan Sastra Setiap siswa diperkenalkan pada jenis-jenis karya sastra yaitu puisi, cerita, drama, dongeng, atau cerita rakyat. Siswa diharapkan mampu mengapresiasi karya sastra tersebut. Pembelajaran apresiasi sastra ini hams disesuaikan dengan kompetensikompetensi yang terdapat pada setiap aspek. Pemilihan bahan ajar untuk kompetensi-kompetensi tersebut dapat dicari pada sumber-sumber yang relevan.
menghasilkan sebuah tulisan yang layak dan bernilai sastra. Hasil pembelajaran menulis pengalaman pribadi mengalami peningkatan yang signifikan antara pembelajaran tanpa teknik Alfa dengan pembelajaran menulis yang menggunakan teknik Alfa. Rata-rata kelas hasil pretes sebesar 5,131 sedangkan rata-rata postes sebesar 7,171 setelah diberikan perlakukan belajar. Hasil perhitungan statistik menunjukkan t-hitung 0,53 sedangkan t-tabel pada angka 68 adalah 2386 sehingga dapat dikatakan signifikan karena t-hitung>t-tabel, dan selisih rata-rata pretes dan postes mencapai 1,79 pada taraf kepercayaan 99%. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hasil yang positif dan uji coba kegiatan belajar mengajar dapat berhasil dengan baik.
SIMPULAN 8.
Menulis Pengalaman Pribadi Merupakan Salah Satu Kompetensi Dasar dalam Kurikulum Tahun 2006 Tingkat Satuan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di SMP Menulis merupakan salah satu kompetensi dasar keterampilan berbahasa. Dalam Kurikulum Tahun 2006 Tingkat Satuan Pendidikan bahasa dan sastra Indonesia menulis dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mengekspresikan berbagai pikiran, pendapat, gagasan, dan perasaan dalam berbagai ragam tulisan sastra maupun nonsastra. Pembelajaran menulis berkaitan erat dengan latihan yang dilakukan siswa dalam menggali perasaan dan pikirannya. Seorang siswa akan dapat menulis dengan baik jika ia rajin melatih dirinya dalam tulis-menulis. Di bawah bimbingan guru, siswa dapat melatih dirinya untuk menulis sesering dan sebanyak mungkin agar menjadi terampil. Oleh karena itu, guru sangat berperan aktif melatih keterampilan siswa dalam menulis. Menulis pengalaman pribadi merupakan salah satu bagian dari kompetensi dasar menulis. Dalam menulis pengalaman pribadi ini siswa seolah-olah menulis buku harian karena menulis pengalaman hampir mirip dengan menulis buku harian. Dari proses pembelajaran ini siswa diharapkan mampu mengekspresikan seluruh pikiran dan perasaannya sehingga
1. Berdasarkan kajian teori banyak yang berpendapat bahwa teknik Alfa sangat berarti dalam penggunaan model pembelajaran menulis pengalaman pribadi 2. Berdasarkan pengamatan penulis penggunaan teknik Alfa sangat berpengaruh dalam model pembelajaran menulis pengalaman pribadi 3. Disimpulkan bahwa teknik Alfa sangat baik digunakan terhadap siswa-siswi SMP untuk melatih menulis pengalaman pribadi DAFTAR PUSTAKA Hermowo. (2001). Mengikat Makna. Bandung : Kaifa. Nurhayati. (2001). Model Pembelajaran Menulis Feature. Bandung. Tarigan, H.G. (1986). Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung.