An-Nuur www.masjidannuur.com
Ayo Makmurkan Masjid
Buletin
Masjid An-Nuur Perumahan Permata Timur Kalimalang Jakarta Timur
Qur’an-Hadits
Larangan ke Dukun
Keistimewaan Shalat Fardhu y Menyempurnakan Keimanan Diri y 4 Kiat Hidup Tenang y Jauhi Praktik Perdukunan y Cobaan dan Ujian y
Menyiapkan Diri
HADIS Dari Abu Hurairah RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang membuat ikatan buhul kemudian meniupnya, maka sungguh ia telah berbuat sihir. Dan barangsiapa berbuat sihir, sungguh ia telah mensekutukan Allah. Dan barangsiapa yang menggantungkan jimat, maka ia diserahkan kepada jimat itu (Allah tidak akan menolongnya). [HR. Nasai] Dari Ibnu Mas’ud RA, ia berkata, “Barangsiapa yang datang kepada tukang ramal, atau tukang sihir atau dukun menanyakan sesuatu kepadanya dan percaya kepada apa yang dikatakannya, maka sungguh dia telah kafir kepada apa yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW”. [HR. Al-Bazzar dan Abu Ya’la]
Bertemu Allah Dewan Penasehat: H Muhammad Bhakty Kasry | Pemimpin Redaksi: Emil Azman Sulthani | Redaktur: Fathurroji NK | Tim Redaksi: Syaiful Atmar, Dedeng Syahbudin | Photografer: Fathur | Desain & Layout: Langit Putera Cahya | Ditribusi : Tim DKM | Alamat Redaksi: Masjid An-Nuur Perum. Permata Timur Curug Kalimalang Pondok Kelapa Jakarta Timur 13450 | Telp. 021-86900849 | Faks. 021-86900877 | Email:
[email protected] | Website: www.masjidannuur.com
Dari Wailah bin Asqa’ RA, ia berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa datang kepada dukun menanyakan sesuatu kepadanya, maka tertutup taubat darinya selama empat puluh malam, dan jika ia mempercayai perkataan dukun itu, ia kafir”. [HR. Thabrani]]
DAFTAR ISI : v Info Kegiatan - 2 v Pengajian - 3 v Nurani - 6 v Galeri - 8
1 | Buletin An-Nuur | Vol.60 /Tahun 06/ Jumadil Awal 1436 - Maret 2015
Al-Qur’an “Allah mengetahui yang gaib, tetapi Dia tidak memperlihatkan kepada siapapun tentang hal itu kecuali kepada Rasul yang diridhai-Nya.” (Al Jinn 26-27)
Kegiatan Setahun 2015
1. Sholat Qiyamullail seminggu dua kali setiap Jumat dan Ahad dini hari. Imamnya; ustadz. H Hasanudin Sinaga SQ. ( imam tetap Masjid Istiqlal), Ustadz H. Nur Syarifudin Zaky SQ ( Al Hafiz, Qori Nasional), Ustadz H. Ali Imron, Ustadz Biron, dan Ustadz Tafsirudin. 2. Pengajian Dhuha setiap sebulan sekali. 3. Pengajian Tematik setiap malam Senin setelah Maghrib. 4. Dzikir dg ustadz HM Arifin Ilham setiap Sabtu awal bulan. 5. Pengajian al-Qur’an setiap hari Kamis setelah Isya’ (Pengajar Ustadz H. Nur Syarifudin Zaky) 6. Pengajian ibu-ibu Khoirunnisa setiap Jumat sore, Jumat pertama dan ketiga (Pengajar Ustadz H Ali Imron) 7. Santunan sembako setiap sebulan sekali. 8. Program santunan anak yatim. 9. Sunatan masal setahun sekali pada bulan Muharam. 10. Klinik sehat An-Nuur di buka setiap; Senin, Rabu dan Jumat pukul 16.30-20.00 wib 11. Yayasan Roudlatul Jannah (pelayanan kematian) 12. Setiap Ramadhan mengadakan buka bersama bersama kaum dhuafa & anak yatim sebulan penuh. 13. Setiap Ramadhan di hari ke 21 mengadakan sahur bersama (700-1000 nasi kotak) di sediakan oleh PT. Pandu Siwi Sentosa/donatur tetap ) 14. Setiap Ramadhan di 10 hari terakhir mengadakan shalat Qiyamullail plus sahur bersama. 15. Pengurus DKM An-Nuur (Sie peribadatan) menerima pengislaman para mualaf yang akan masuk Islam.
Laporan Keuangan JANUARI 2015: Saldo awal Rp 58.247.503 Penerimaan Rp 33.374.152 Pengeluaran Rp 29.375.729 Saldo Akhir Rp 62.245.926
AGENDA MARET 2015 2 | Buletin An-Nuur | www.masjidannuur.com
Khotib Jumat Tanggal
Peristiwa Penting
Bulan Jumadil Awal BANYAK peristiwa bersejarah yang terjadi pada bulan Jumadil Awal. Beberapa peristiwa penting yang berlaku dalam sejarah Islam pada bulan ini antara lain:
01 02 03
Tanggal 5 Jumadil Awwal tahun 5 Hijriyah, Sayyidah Zainab, cucu Rasulullah SAWW, putri Imam Ali a.s. dan Fathimah Az-Zahra s.a., terlahir ke dunia. Putri Imam Ali a.s. ini terkenal atas ketakwaan, ketinggian ilmu, kefasihan bahasa, dan keberaniannya dalam membela kebenaran. Tanggal 13 Jumadil Awal tahun 11 Hijriah, berdasarkan sebagian riwayat Islam, pada hari ini, Fatimah Az Zahra r.a. , putri Rasulullah SAW, gugur syahid. Pada usia kanak-kanak, Fatimah ditinggal ibunya, Khadijah, karena wafat. Sejak itu pula, Fatimah Az Zahra mendampingi ayahnya, Nabi Muhammad mendakwahkan Islam. Tanggal 17 Jumadil Awwal tahun 450 Hijriah, Imam Muhammad Ghazali, seorang filsuf muslim terkemuka, terlahir ke dunia di Persia (Iran). Pada usia 28 tahun, Imam Ghazali telah dianggap sebagai ahli fiqih terbesar pada zamannya. Beliau kemudian diundang untuk mengajar di sekolah Nizhamiyah, Bagdad. Pada tahun 488, Imam Ghazali meninggalkan pekerjaannya tersebut dan pergi menunaikan haji. Kemudian, tinggal beberapa waktu di Baitul Maqdis dan di sana menyusun kitabnya yang terkenal, Ihyaa’ Ulumuddin.
Struktur Organisasi Masjid An-Nuur Dewan Pembina dan Penasehat Ketua : H Muhammad Bhakty Kasry Anggota : M Ichtiadi, Nuratim, Maryono Saliyam, Soewarno, Agus Herman
06
Nama Khotib H. HUMAIRA BASIR
13
H. IBNU RAHMAN ALBUGHRI
Ketua : Dedeng Syahbudin Wakil : Dadang S Munir
20 27
H. UBAIDILLAH H. ARIF UNTUNG
Majelis Syariah: Sjaiful Atmar, Yan Kuryana, Emil Azman Sulthani
Pengajian Ahad Shubuh Tanggal
Nama Penceramah
01 08 15
H. ARIFIN NUGROHO H. ABDULLAH HAFIDZI H. SUBHAN
22 29
H. KEMAL SYAH H. TENGKU ZULKARNAIN
PENGAJIAN TEMATIK AHAD 01 (FIKIH)
Nama Penceramah H. DJAELANI HUSNAN
02 (SHIRAH)
H. PANGADILAN DAULAY
03 (TAFSIR)
H. HUSNUL HAKIM
04 (AKHLAQ)
H. YUSUF USMAN BAIZA
pengajian
Dewan Kemakmuran Masjid
Sekretariat/ Humas: Ketua : Harto Suwito Anggota : Nur Syamsi KEUANGAN: Ajie Kusumantoro, Ning Kuryana, Yanti Bambang PERIBADATAN: Ketua : Emil Azman Sulthani Anggota : Nugroho, Nur Syarifudin Zaky, M. Nurman, Syahrul Romdhon, Ahmad Ali Syuhada PEMBINAAN SOSIAL: Ketua : Alex BA Muharam Anggota : Liliek Ichtiadi, Satria, Solikhan, Dhani. SARANA PRASARANA: Bambang Widjanarko, Harry Utomo, Rojak, Joko Santoso, Dian Santosa, Adi Setiawan
Menyiapkan Diri untuk Bertemu Allah
H
idup di dunia merupakan bagian perjalanan panjang menuju akhirat. Perjalanan sesaat ini akan menjadi ujian bagi manusia, sehingga ia berhasil melalui ujian itu atau tidak. Ketika manusia tidak berhasil dalam ujian maka ia akan masuk neraka, sebaliknya jika berhasil melampui ujian di dunia maka syurga ganjarannya. Pengajian bulanan yang digelar setiap Sabtu pekan pertama tepatnya tanggal 30 Januari 2015 ini membahas seputar hal-hal pokok tujuan hidup manusia di dunia ini. Pengajian yang disampaikan oleh Ustadz HM Arifin Ilham ini berlangsung lancar dan jama’ah yang mendengarkan nampak antusias. Ustad Arifin menjelaskan, kematian yang datang setiap saat menjemput manusia membuat manusia tidak bisa mengetahui kapan ajal akan menjemputnya. Ajaran Islam telah banyak menjabarkan bahwa manusia harus mempersiapkan diri sebelum kematian menjemput. Sebab jika tidak, ia akan celaka di akhirat kelak. Kematian merupakan kiamat sughra atau kiamat kecil, kematian juga bentuk dari pintu keadilan Allah untuk hambanya. Ia datang pada yang sakit, yang sehat, anak-anak maupun dewasa, kaya maupun miskin, saat ajal tiba tak akan bisa
menghalanginya. Untuk itu, hidup sekali-kali janganlah disia-siakan. “Alhamdulillah kita diciptakan oleh Allah dalam keadaan berIslam, sehingga kita tahu apa yang menjadi tujuan hidup di dunia ini, yakni beribadah,” katanya. Meskipun sebagian orang mencibir dengan Islam, umat Islam harus tetap kuat dalam aqidah yang kokoh. Semakin dihina agama Allah ini, Allah akan selalu menjaganya dan menjadikannya Islam semakin besar. Islam mengajarkan umatnya untuk mengetahui tujuan pokok hidup manusia di dunia, setidaknya ada lima hal, yakni; beribadah, beramal shaleh, berakhlakul karimah, berdakwah dan bermuhasabah. Beribadah sudah menjadi tujuan utama diciptakannya manusia ke dunia ini. “Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepadaKu.” (QS. Adz-Dzariyaat [51]: 56) Sedangkan amal shaleh dan akhlak mulia itu segaris lurus, memang dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan karena saling berkaitan. Semakin kuat iman seseorang, semakin nikmat ibadahnya, semakin semangat amal shalehnya dan semakin mulia akhlaknya, sebaliknya lemah
iman, malas ibadah, tidak bergairah beramal shaleh dan akhlakpun menjadi kurang baik. Karena itu perhatikan dalam Al-Qur’an, iman ibadah, iman amal, iman akhlak (QS Al Mu’minuun1-10). Jadi orang beriman yang khusyu’ ibadah itu akhlaknya mulia, setelah takbir iapun tebarkan salam, seseorang semakin mengenal Allah, semakin menghinakan diri dihadapan Allah, maka tidak heran kalau seseorang banyak istighfar, buahnyapun ia sangat rendah hati pada umat manusia. Sebagaimana sabda Rasulullah, ”Semakin dalam iman seseorang maka semakin mulia akhlaknya”. Kita tidak pernah tahu kapan, di mana dan bagaimana cara kita mati, ”mastuurun” dirahasikan Allah, kapan, dimana dan bagaimana? ”We don’t know!” yang pasti, pasti mati. Hikmahnya agar kita selalu bersiap siap menghadapinya. “Jangan lengah, sibukkan diri dengan ibadah,
amal shaleh, hidup dalam Sunnah Nabi Muhammad, jangan sekali kali nekat berbuat maksiat. Jadilah hamba Allah yang beriman, cerdas lagi mulia akhlaknya. Jangan terkecoh lagi dengan permainan dunia ini, ta’atlah pada Allah, bangunlah shalat malam, tadabburi Alqur’an, penuhi panggilan Allah untuk berjama’ah di RumahNya, tebarkan sedekah dan kebaikan, bimbing keluarga agar semakin takut pada Allah, rendahkan hati, duduklah di majlis-majlis yang membuat kita semakin dekat padaNya.y
3 | Buletin An-Nuur | Vol.60 /Tahun 06/ Jumadil Awal 1436 - Maret 2015
info kegiatan
pengajian
SHOLAT FARDHU
4 | Buletin An-Nuur | www.masjidannuur.com
S
halat sebagai pembeda seseorang dianggap sebagai kafir atau muslim. Shalat merupakan ibadah yang istimewa di banding yang lain. Bahkan shalat merupakan tiang agama, jika shalatnya tidak baik maka agama seseorang tidak akan sempurna. Pengajian pekanan Masjid Annuur pada Ahad 11 Rabiul Akhir 1436/ 1 Februari 2015 usai shalat qiyamullail berjamaah dan shalat shubuh berjamaah disampaikan oleh Ustadz H. Syafarudin Tanjung dengan tema ‘Sholat Pembeda Muslim’. Dalam ceramahnya, Ustadz Syafarudin menjelaskan tentang shalat yang dikutip dari seorang ulama besar bernama Ibnul Qayyim, bahwa shalat merupakan ibadah badaniyah yang harus dilakukan oleh tubuh masingmasing. Lima pondasi dasar yang ada dalam Islam, satu terkait komitmen dan empat lainnya pelaksanaannya dilakukan oleh tubuh. Dari empat ibadah itu tiga bisa dikerjakan melalui perwakilan. Zakat bisa diwakilkan, puasa bagi yang sakit bisa diganti dengan fidyah, haji dapat diganti dengan baddal haji. Tapi shalat tidak bisa diwakilkan. “Shalat satu-satunya bentuk ibadah yang tidak bisa digantikan oleh siapapun,” ujarnya. Shalat ibadah yang sangat istimewa. Istimewanya shalat perintahnya pun diterima langsung Nabi Muhammad setelah ke langit ketujuh di shidratul munthaha. Berbeda dengan empat rukun yang lainnya syahadat,
zakat, puasa dan haji melalui perwakilan malaikat. “Karena itu shalat itu ibadah yang bukan main-main. Itu untuk kepentingan sebagai hamba Allah. Nilainya tinggi, sehingga shalat sebagai tiang agama,” tuturnya. Ustadz Syafarudin menjelaskan, shalat itu sebuah gerakan, tidak ada shalat tanpa gerakan. Bagi yang sehat gerakannya ada dua, tubuhnya dan jiwanya. Gerakan itu diatur oleh Allah, karena itu banyak orang celaka di dalam shalat karena hanya tahu shalat tapi tidak mengerti gerakan shalat. Ada SOP dalam menjalankan shalat. Begitu juga, pelaksana shalat juga sudah ditentukan oleh Allah waktunya, lebih tepat waktu lebih baik. Mengucapkan kalimat dalam shalat juga ada standarnya, karena standar mengucapkan akan menentukan maknanya. Jadi ada standar pelaksaan, standar gerakan dan standar ucapan dalam shalat. Shalat yang baik akan mengeluarkan kekuatan. Di antara kekuatan dalam shalat adalah lahirnya Mashadul Tauhid, kekuatan tauhid kepada Allah. Ini juga yang dikenal dengan tauhid rububiyyah. Sebuah bentuk keyakinan sepenuhnya kepada Allah terhadap apa yang dijalaninya di dunia ini. Kedua, Miftahul Ibadah, shalat itu kunci dari semua ibadah kepada Allah. Jika tidak benar shalat kita, maka amal yang lainnya akan cacat. Semakin kita perdalam ilmunya semakin menemukan kebodohan kita. Shalat simbol keimanan yang paling tinggi nilainya.y
Menyempurnakan
Keimanan Diri
I
man seseorang layaknya sebuah pohon, yang terurai seperti cabangcabangnya, masing-masing saling menyempurnakan keindahan pohon. Jika cabang tumbang atau patah, maka pohon pun tak sempurna. Begitu juga iman, ketika cabangcabangnya tadi dijalankan maka iman seseorang kurang sempurna. Pengajian pekanan pada Ahad setelah Shubuh berjamaah tanggal 3 Jamadil Awal 1436/ 22 Februari 2015 disampaikan oleh Ustadz H. Sofwan Jauhari, Lc, MAg dengan mengambil tema ’77 Cabang Iman’. Dalam kajiannya, Ustadz Sofwan menjelaskan sebuah kitab berjudul ”Syu’abul Iman” yang ditulis Imam Al-Baihaqi. 77 cabang iman yang ada bisa menjadi acuan tentang kualitas iman kita selama ini. Diantara cabang iman yang jadi pembahasan saat itu adalah cabang tentang iman kepada wajibnya takut kepada Allah. Kedua, iman kepada wajibnya berharap kepada Allah. Ketiga menuntut ilmu, yakni ilmu syari. Ketiga, menyebarkan ilmu, berdasarkan firman Allah : Agar engkau menjelaskannya kepada manusia dan tidak menyembunyikannya. Keempat, mengagungkan Al-Quran, dengan cara mempelajari dan mengajarkannya, menjaga hukum-hukumnya, mengetahui halal haramnya, memuliakan para ahli dan huffazh-nya, serta takut pada ancaman-ancamannya. y
4 Kiat menggapai Hidup yang Tenang
S
etiap manusia ingin hidup bahagia, baik di dunia dan akhirat. Bahkan Allah telah menyuruh manusia untuk mencari kebahagiaan keduanya, tanpa harus meninggalkan salah satunya. Karena ada sebagian orang yang mengejar kebahagiaan dunia tapi lupa akan akhiratnya, begitu juga mengejar akhirat tapi mengabaikan dunia. Pengajian pekanan yang digelar pada Ahad 20 Rabiul Awal 1436/ H atau 11 Januari 2015 di Masjid An-Nuur Permata Timur ini disampaikan oleh Ustadz H. Sugiharto membahas tema seputar “Empat kiat menggapai hidup tenang.” Dalam sebuah ayat Al-Qashash [28]: 77 Allah memerintahkan manusia untuk mencari kebahagiaan dunia dan akhirat, “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” Menurut Ustadz Sugiharto, untuk menggapai kedua kebahagiaan di atas, seseorang harus memperhatikan keduanya, baik dunia maupun akhirat. Tidak bisa salah satunya di tinggalkan. Jika kebahagiaan di dunia
didapatkan, maka dalam kematian ia akan merasakan ketenangan diri, sehingga surga tinggalnya kelak. Untuk mencapai ketenangan dalam hidup di dunia ini, setidaknya manusia harus melakukan empat hal; beriman, istiqomah beramal sholeh, meningkatkan kualitas shalat dan dermawan. Pertama, iman. Seseorang yang memiliki keimanan kuat akan diuji oleh Allah. Semakin tinggi iman seseorang maka semakin berat pula ujiannya. Untuk mempertahankan iman seseorang hendaknya berteman dengan orang sholeh, mengkaji alQur’an dan lain sebagainya. Ujian iman itu bisa melalui langsung oleh Allah da nada juga yang melalui perantara manusia. Jika seseorang lolos dari ujian keimanan, maka Allah akan tambahkan kemuliaan dalam hidup. “Itulah orangorang yang beriman dengan sebenarbenarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezki (nikmat) yang mulia.“ (QS. Al-Anfal [8]:4) Kedua, beramal sholeh secara terus menerus atau istiqomah. Ciri dari orang yang sholeh adalah ia selalu menyegerakan dalam kebaikan. “Mereka beriman kepada Allah dan hari penghabisan, mereka menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar dan bersegera kepada (mengerjakan) pelbagai kebajikan; mereka itu
termasuk orang-orang yang saleh.” (QS. Ali Imran [3]: 114) Ketiga, menjalankan shalat dengan khusyuk. Umat Islam memiliki waktu lima kali untuk melakukan shalat. Shalat lima waktu ini harus terus ditingkatkan kualitas shalatnya dengan cara mengerjakan yang sunnah. Misalnya, menjalankan shalat tepat waktu dan berjamaah. Sebab ada korelasinya antara shalat tepat waktu dengan berjamaah. Kebanyakan orang yang shalatnya tepat waktu kecenderungan untuk berjamaah sangat besar. Keempat, beramal dengan harta benda. Sedekah akan membawa manusia diampuni dosa-dosanya. Sedekah juga akan bisa menjadi tolak balak seseorang. “Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya;….” (QS. Al-An’am [6]: 160) Allah akan melipat gandakan kebaikan bagi yang mau mengeluarkan hartanya untuk agama Allah. Dan ini jelas sekali telah disampaikan dalam surat Al-Baqarah [2]: 261 yang artinya, “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.”y
5 | Buletin An-Nuur | Vol.60 /Tahun 06/ Jumadil Awal 1436 - Maret 2015
KEISTIMEWAAN
nurani
pengajian
A
Cobaan dan Ujian
Jauhi Praktik
PERDUKUNAN
Istilah dukun, dalam kitab AlIrsyad al-Ibad yaitu menyebarkan hal yang ghaib yang akan terjadi pada masa mendatang, mengaku memiliki ilmu ghaib dan menyatakan jin telah memberitahukan kepadanya. Padahal dalam hadits jelas, barangsiapa yang mendekati dukun lalu meyakini apa yang dikatakannya maka ia telah kufur terhadap apa yang diturunkan Muhammad (HR. Ahmad & Tirmidzi) Ada klasifikasi dukun, yaitu du-
6 | Buletin An-Nuur | www.masjidannuur.com
Dalil Adzan Pertama sebelum Masuk Subuh 1. Dari Umar dan A’isyah ra berkata : Rasulullah saw bersabda: “Bahwasanya Bilal beradzan di malam hari (sebelum masuk waktu Shubuh). Karena itu makanlah dan minumlah sehingga Ibnu Ummi Mak-tum membaca Adzannya. Ibnu Ummi Maktum adalah orang buta, yang beradzan Shubuh di kala orang mengatakan kepadanya :”Telah pagi, telah pagi.” (Hadits Shahih Riwayat Al Bukhari, Muslim dan Ahmad). 2. Dari Ibnu Mas’ud ra me-nerangkan: Bahwasanya Rasulullah saw bersabda : “Janganlah adzan Bilal menghalangi kamu makan sahur. Ia membacakan adzan masih malam hari (sebelum masuk Shubuh) untuk memberi peringatan kepada orang yang shalat malam dan untuk
membangunkan orang yang masih tidur.” (Hadits shahih Riwayat Al Jamaah selain At Tirmidzi) 3. Dari Abu Mahzurah ra berkata : “Adalah aku membaca adzan fajar yang pertama : hayya ‘alal falah, ash sholatu khairun minan naum, ash sholatu khairun minan naum. Allahu akbar Allahu akbar, laa ilaaha illa Allah (Hadits Riwayat Nasai, kata Ibnu Hazm sanadnya shahih). 4. Dari Nafi’ Maula Ibnu Umar ra berkata: Ibnu Umar berkata: “hendaklah dibaca dalam adzan yang pertama dari Shubuh sesudah hayya alal falah : ash sholatu khairun minan naum dua kali”. (Hadits riwayat At Thabarani dan Al Baihaqi, kata Ibnu Hajar dalam At Talkhish : sanadnya hasan).
kun yang ‘menguasai’ jin, padahal jin berpura-pura dikuasai oleh manusia. Sebab jin dalam kehidupannya selalu mempunyai imbalan yaitu tunduk dan patuh pada permintaan jin. Kedua, dukun yang dikuasai jin. Misalnya jin datang melalui mimpi, tiba-tiba orang tersebut dianggap sebagai orang pintar oleh orang lain dan ini tidak ada ritual khusus. Ketiga, dukun palsu, yaitu yang memakai alat di luar persoalan ghaib.y
Pendapat para ulama 1. Imam Al Baihaqi berkata: “Seluruh ulama membenarkan adanya adzan Shubuh yang dikumandangkan sebelum terbit fajar.” 2. Imam Nawawi dalam Syarah Muslim berkata : “Para ulama menetapkan, bahwa Bilal ditugaskan membaca adzan sebelum fajar . Sesudah ia membacakan adzannya, duduklah ia menunggu fajar sambil berdzikir. Apabila terbit fajar, ia mengambil wudhu. Sesudah itu dia naik untuk membacakan adzan yang kedua di permulaan fajar (shubuh). 3. Dinukilkan oleh Ibnu Jarir bahwa para ulama telah berijma menetapkan adzan sebelum waktu tidaklah sah. Hendaklah adzan itu dilakukan apabila telah masuk waktu, kecuali untuk shalat shubuh. Demikianlah pendapat Malik, Asy Syafi’i, Ahmad, Al Auzai, Abu Yusuf, Abu Tsaur, Ishaq dan Daud.y
Diasuh Oleh: H Emil Azman Sulthani (Penanggung Jawab Sie Peribadatan)
A
llah berfirman dalam Al Quran surat Al ‘Ankabuut(29) ayat 2: “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?”. Para mufassirin berpendapat bahwa cobaan atau ujian ini, pasti ada dan diperlukan dalam kehidupan manusia di alam dunia ini. Secara historis, malaikat, iblis dan nabi Adam AS juga pernah diuji oleh Allah SWT. QS Al Baqarah(2) berturut-turut pada ayat: 30, 34 dan 35, menunjukkan bagaiman Allah menguji malaikat dan iblis. Ternyata malaikat lulus dalam ujian ini, karena mau mengikuti perintah Allah untuk bersujud kepada Adam AS, sementara iblis tidak mau, berarti tidak lulus dalam cobaan ini. Begitu juga dengan nabi Adam AS, tidak lulus dalam pendidikan dan pelatihan ini, tatkala tidak berhasil untuk tidak mendekati “pohon”, karena rayuan iblis dan syetan yang terlaknat, sehingga nabi Adam AS tergelincir. Selanjutnya para ahli tafsir juga mengatakan bahwa cobaan ini, merupakan cara Allah untuk mengevaluasi manusia, apakah mereka lulus dalam percaturan dan perjalanan kehidupan di dunia ini. Adakalanya diberikan Allah SWT dalam bentuk nikmat, azab, peringatan dan untuk mengangkat derajat manusia ke level yang lebih tinggi atau mulia di sisiNya. Secara umum ada tiga jenis cobaan yang pasti menimpa diri manusia: Pertama hal yang negatif yang menimpa diri
kita sendiri, kedua hal positif yang menimpa diri kita sendiri dan ketiga hal yang menimpa diri orang lain. Allah SWT berfirman dalam QS Al Baqarah(2) ayat 155,: “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-oarng yang sabar”. Terlihat disini Allah memberikan cobaan dan sekaligus memberikan solusi untuk mengatasi cobaan ini, yaitu sabar. Dengan kata lain Allah mengatakan kepada kita manusia, “selalulah mengambil hikmah dari musibah tersebut”. Para ahli tashawuf memberikan kiat-kiat untuk meningkatkan kesabaran. Pertama, mengikhlaskan segala niat perbuatan kita hanya kepada Allah SWT. Kedua, memperbanyak membaca atau tilawah Al Quran, terutama disertai perenungan dan pentadabburannya. Ketiga, memperbanyak puasa sunah. Keempat, mujahadatun nafs, yaitu berusaha secara giat untuk mengalahkan dan mengendalikan hawa nafsu. Kelima, mengingat-ingat kembali tujuan hidup di dunia. Keenam, mengadakan latihan dan pelatihan sabar secara pribadi dan intensif seperti beramal, beribadah, bersedekah dan mengikuti majelismajelis ilmu baik langsung maupun tidak langsung secara fii sabilillaah. “ …. Dan bersyukurlah kepadaKu dan janganlah kamu mengingkari (nikmat) Ku. “… Sesungguhnya Allah benar-benar mempunyai karunia (yang dilimpahkan) atas manusia,
tetapi kebanyakan mereka tidak mensyukurinya” (QS Al Baqarah(2):152 dan Yunus(10): 60). Demikian Allah berfirman dalam Al Quran tentang cobaan yang baik bagi diri kita manusia dan memberikan sikap kita apabila menerima nikmat ini, yaitu harus selalu bersyukur. Cara bersyukur yang diajarkan Rasulullah adalah dengan hati (mengakui sepenuh hati), dengan lisan (mengakui dengan ucapan) dan dengan perbuatan (mengimplementasikan dalam amalan). Para ulama mengajarkan kiat untuk meningkatkan rasa syukur ini, Pertama, luangkan waktu untuk merenungkan nikmat Allah SWT. Kedua, berbaik sangka dengan Allah, karena banyak nikmat Allah yang mudah dan sederhana yang tidak terlihat atau tidak disadari oleh kita manusia. Tugas kita orang beriman adalah mendeteksi cobaan dan ujian yang diberikan Allah ini, sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasulullah. Berdoa kita semoga hari demi hari, kita isi dengan usaha yang lebih baik dalam menghadapi semua cobaan ini. Sehingga pada akhirnya kita dapat sukses mengatasinya dan menemui Allah SWT dengan penuh ketenangan, kesabaran dan ke’arifan. Dan semoga Allah membukakan hati dan pikiran kita untuk ini,aamiin yaa rabbal ‘aalamiin . Wallaahu a’lam bishshawaab.y
7 | Buletin An-Nuur | Vol.60 Vol.51 /Tahun 06/ Jumadil Sya’ban Awal 1435 1436 - Juni-2014 Maret 2015
llah menciptakan jin dan manusia semata-mata hanya untuk menyembah kepada Allah. Namun masih banyak manusia yang menjalin hubungan dengan jin untuk keperluan pribadi yang keluar dari ajaran Islam. Misalnya, untuk praktik perdukunan, paranormal, sihir, dan lainnya. Pengajian pekanan yang diselenggarakan Masjid An-Nuur pada Ahad 25 Rabiul Akhir 1436/15 Februari 2015 setelah shalat Shubuh disampaikan oleh Ustad H. Ahmad Junaidi dengan mengambil tema seputar ‘Mengenal Dukun, Paranormal, Tukang Sihir dan Ahli Nujum. Menurut Ustadz Junaidi, praktik perdukunan yang melibatkan makhluk ghaib di sekitar kita masih banyak terjadi, bahkan seseorang rela keluar harta banyak hanya sekedar percaya kepada dukun. Padahal praktik semacam ini sangat dilarang dalam Islam, karena perbuatan tersebut termasuk syirik yang dilarang oleh Allah.
galeri
1
2
8 | Buletin An-Nuur | www.masjidannuur.com
3
5
4
6
KEGIATAN PENGAJIAN DI MASJID AN-NUUR Untuk memakmurkan masjid, DKM Masjid An-Nuur menyelenggarakan pengajian bulanan yang diisi langsung oleg Ustadz H. Muhammad Arifin Ilham setiap hari Sabtu setelah shalat Ashar berjamaah dipekan pertama setiap bulan. 1) - 2) Ustadz HM Arifin Ilham saat memberikan kajian Islam di depan para jamaah Masjid An-Nuur. 3) - 4) Ustadz HM Arifin Ilham usai pengajian bersalaman dengan sebagian jamaah pengajian. 4) - 6) Suasana pengajian pekanan yang diadakan setiap Ahad pagi setelah shalat Shubuh berjamaah.