LEMBAR DISPOSISI I CATATAN
m
DINAS KOMUNIKASI, INFORMATIKA DAN KEHUMASAN PROVINSI DK! JAKARTA
Indek'. G:tJIp~
,
.
Tanggal Masuk
: ..
o..?.fl.o..!~~.:
,
Kode
:
4'Cl4~· J ~
.
.f\lt)'; !\~V\l'A.v4v l~rn"" IV\f-or""d~ ~II~
Hal/isi Ringkas
. U~··£·p{
·p.~iit~f]i&7··~~0~:.£1~.~H$ • • • l~·····················~·····························, :.. &u:lr;~f:/~ :J·Vj1:.I.~: . .
Tgl./Nomor Sural
As a I
Inslruksi /Informasi :
Dileruskan / kepada : 1. Sekrelaris
<~
IV- \lit "'"
~'V
I -1
2. Kabid Media Massa 3. Kabid Informasi Publik 4. Kabid SIM 5. Kabid Infraslruklur Perangkal Lunak 6. Kabid Infraslruklur Perangkal Keras 7. Kabid POSTEL
Sesudah digunakan harap segera dikembalikan Kepada: " .. ""." " "" " • Coret yang tidak perlu
;;
" .. " .. """ """".,,
,,~:
,,
\"1..
•
ijj No. Urut
KARTU
KENDALl
Kode
0_
Indek
Tgl@/M: Dar! / Kepada .)
1
Perihal / lsi ringkas .
."
No. Sri.:
Tgl. Sri Pengolah
(
...
I
7
Diteruskan
Lampiran : Disimpan
Keterangan : .) Coret yang tidak perlu
t
Lembar kesatu
ii W A
,
,
.
DARI
'0. ,." 021718
....
/ \ .Tgi. KIM
Tgl. Surat
30 SEPTEMBER 2015"
P
. ': '- ,
,'
,~,
-'-t'- " "
"\
", (,'
o.
30 SEPTEMBER 2." "1. ,,)
BPLHD
0 ~-p .)t. ,<'oJ,;)
'\
.".,
'(
KEPADA: GUBERNUR PROVINSI OKI JAKARTA
~ / " ''-:-
Rlngkasan sural / disposlsl
'__'n_'__n. n
m
~ \ \A ~ \Vvl 'U I \ V) l)
, I_ ~
\lktv2'~ h
n___________
u~)
(sY'Arv!
1 ('/'iin
~
AR
.
ISekretaris Oaerah 0
IOepullGubernurBldang: "
V
ro '
/:.ro
1'1JI
Asisten: I Pemerinlahan
"
y
I
701q /'1
D
D
[J IAdm, & Keuangan I Pembangunan & LH D IPerekonomian Iinspe~oral D IKesra IB P K A 0 D I Bappeda
0 0 0
Iwalikota:
D
/ (~t:t<.E\..\\PI~:t l
.. '."
0 1,'--"-1 _.l: ' ,\. ...-
Iwakil Gubernur
MENYAMPAIKAN LAPORAN TENTANG RENCANA INTEGRASI INFORMASI KUALITAS UOARA 01 OKI JAKARTA YANG BERASAL OARI STASIUN PEMANTAU KUALITAS UOARA (SPKU) OTOMATIS YANG TERLETAK 01 5 WILAYAH KOTA AOMINISTRASI OAN PETA EKOREGION OKI JAKARTA KEOALAM SISTEM SMART CITY, SEBAGAIMANA BUTIR 1·2 HURUF A-J
___________m
~'.
Bupali Kepulauan Seribu
<'-~ r-Qinas
,'J u.~'o;~
I
\.;~ '~'J'~!I{l Teknis I
N '.i I () S OC1 ,"'e'~ ~\ I
RS'~j'
o Lalnnya
i
Y -.--;;.
~
'l7l I I
D D
lirff! ~
JAYA _RAYA
w BADAN PENGELOLA L1NGKUNGAN HIDUP DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBU KOTAJAKARTA NOTA DINAS
Kepada Dari Nomor Sifat Lampiran Hal
021'7;d3
Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta / Kepala Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah
.:t~ / ~ l1llt-
IJ!J
Penling 1 (satu) berkas Rencana Integrasi Informasi Kualitas Udara di DKI Jakarta yang berasal dari Stasiun Pemantau Kualitas Udara (SPKU) Otomatis yang terletak di 5 Wilayah Kota Administrasi dan Peta Ekoregion DKI Jakarta kedalam Sistem Smart City
Menindaklanjuti hasil rapat pada hari Jumat tanggal 11 September 2015 tentang Pembahasan Integrasi Data BPLHD ke dalam Sistem Smart City, bersama ini saya ~ laporkan hal-hal sebagai berikut : 1. Rapat dilaksanakan dengan mengundang Dinas Komunikasi dan Informasi Masyarakat yang di wakili oleh Bapak Setiadji dan Bapak Yoga. 2. Pembahasan a. Tujuan dari diadakannya pertemuan ini, yaitu untuk memberikan informasi kualitas udara di Jakarta dan Peta Ekoregion DKI Jakarta pada masyarakat melalui Smart City. b.
Laboratorium Lingkungan Hidup Daerah (LLHD) sebagai UPT BPLHD Provinsi DKI Jakarta mempunyai tugas fungsi sebagai pengambil contoh uji (monitoring) dan analisis komponen Iingkungan sehingga menghasilkan data-data kualitas Iingkungan, salah satunya adalah data kualitas udara di DKI Jakarta.
c.
Saat ini UPT LLHD Provinsi DKI Jakarta mempunyai 5 Unit Fixed Stasiun Pemantau Kualitas Udara (SPKU) yang berlokasi di 5 (lima) wilayah Kota Administrasi dan 1 Unit Mobile Station yang digunakan untuk mengukur kualitas udara padasaat pelaksanaan HBKB di Wilayah Kota Administrasi. Data kualitas udara dihasilkan secara otomatis dan realtime. ~
d.
Data-data yang berasal dari Stasiun Pemantau Kualitas Udara (SPKU) langsung dikirim melalui jaringan internet ke Regional Center yang beradadi Kantor BPLHD Provinsi DKI Jakarta untuk dilakukan proses validasi dan diproses lebih lanjut.
e.
Saatini informasi kualitas udara di DKI Jakarta menggunakan nilai Indek Standar Pencemar Udara (ISPU) berdasarkan Keputusan Kepala Bapedal No. 107/KABAPEDALl11/1gg7dan data konsentrasi yang dibandingkan dengan Baku Mutu/Nilai Ambang Balas yang berlaku.,...
-
-
f.
g.
.3 0 SEP 2015
Informasi ini disampaikan langsung ke publik melalui papan tayang (LCD) yang ada di halaman depan di Kantor BPLHD Prov. DKI Jakarta, Jr.''y~bJanca Kav. 1 Kuningan dan melalui buku Status !-.ingkung,!n _Hid_up Daerah~~ (!Sbi"HD) serta Website BPLHD Provinsi DKI Jakarta sehingga masyarakat yang meridapatkan informasi tentang kualitas udara di wilayah DKI Jakarta masih terbat~ Dalam pengembangannya UPT LLHD Provinsi DKI Jakarta membuat Sistem Informasi Pengelolaan Pencemaran (SIPU) berbasis Web yang dapat diakses secara online yang memuat informasi tentang Nilai ISPU, data?nsentrasi k~alitas ."
'0• •" ,
'il}-IL -
,
~I[~: -,'-) 01~ }s),~ ~t:r L '"
..,
4td
udara secara realtime, data kualitas udara harian, bulanan dan tahunan serta ./ informasi tentang simulasi model udara di wilayah OKI Jakarta. /' h.
Oleh karena itu dengan adanya penjelasan dari Oinas Kominfomas terhadap fungsi Smart City, maka kami ingin mengintegrasikan informasi kualitas udara yang ada di Kantor BPLHO ke dalam Smart City dengan sistem yang sudah ada, sehingga informasi kualitas udara di OKI Jakarta dapat di akses oleh masyarakat.,.. luas secara realtime. .-/
i.
Oisamping informasi kualitas udara, BPLHO Provinsi OKI Jakarta juga akan memasukkan Peta Ekoregion OKI Jakarta ke dalam sistem Smart City. Peta Ekoregion adalah peta yang memuat informasi tentang bentang alam / bentang lahan wilayah Provinsi OKI Jakarta; bermanfaat sebagai pedoman strategis dalam penyusunan kebijakan pemanfaatan ruang, rencana dan program perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Peta Ekoregion Provinsi OKI Jakarta terdiri dari 11 ekoregion, meliputi 6 ekoregion wilayah darat dan 5 ekoregion wilayah laut. Keterangan masing-masing ekoregion terlampir. Oengan dimasukkannya Peta Ekoregion ini dalam smart city, diharapkan dalam pembahasan di Forum BKPRO, informasi terse but bisa diakses sebagai masukan dalam pembahasan izin-izin pemanfaatan ruang di BKPRO. Selain itu, Peta Ekoregion dapat digunakay sebagai masukan dalam review RTRW 2030.
J.
Untuk tercapainya maksud di atas, kami sepakat berkoordinasi dan bekerjasama dengan Oinas Kominfomas dalam hal ini UPT Smart City.
Oemikian Nota Oinas ini disampaikan. Mohon arahan Bapak lebih lanjut.
Jakarta.::!.$. September 2015
Tembusan 1. Wakil Gubernur Provinsi OKI Jakarta 2. Sekda Provinsi OKI Jakarta 3. Asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup Sekda Provinsi OKI Jakarta 4. Oinas Komunikasi dan Informasi Masyarakat Provinsi OKI Jakarta
LAMPIRAN
Deskripsi Peta Ekoregion Pravinsl DKI Jakarta
NO
..
EKOREGION
LU~S (km') Wi(%tho ., hfas DKI
Jail3tt~
EKOREGION WILAYAH OARAT OATARAN MARIN
1
Dataran pasang surut
berlumpur
Kekuatan : aksesibilitas mudah (relief datar); habitat flora-fauna spesifik (air payau) Kelemahan : banyak genangan air (rerawaan); rentan banjlr (sungai, pasang-surut/rab) Peluang : kawasan budidaya (seperti
tarnbakl
62.84 (9.5%)
dan kawasan lindung
(mangrove) Ancaman : rentan konversi lahan/ rentan penyakit yang bersumber
dari nyamuk Kllmatologl
Beriklim sedang, suhu udara rata-r.ata 26-28°C. Curah hujan tahunan 1750 - 2000 mm/tahun
Geologi
Tersusun atas material aluvium lempu:r.gan, dengan beberapa lokasi tersusun atas endapan pematang pantai dan tuf banten.
Geomorfologi Topografi berupa dataran, dengar. morfologl atau relief datar, dan kemiringan lereng secara umum 0-3?I.,} pada beberapa lokasi ogak miring (3-8%). Pada Kajapah OKI Jakarta, terbentuk oleh proses pengendapan marin (gelombang) yang berkerja sama dengan ali ran 5ungai (fluvial) yang bermuara ke laut. ' Hidrologi
Dikontrol oleh aliran 5ungai-sungai dengan debit aliran dan beban sedimen yang tinggi, khususnya p3dz l11usim penghujan, dan kondisi air tanah pada umumnya berasa payau hingga asin, yang hampir merata di seluruh satuan dataran marin yang berlumpur (endapan
aluvium).
Tanah dan Penggunaan Lahan
Umumnya berupa tanah-tanah berbahan induk endapan liat dan endapan Hat dan pasir. Pemanfaatan lahan secara umum berupa pertanian, perikanan tambak, hutan mangrove, permukiman (kotaL dan industrL Sementara pada daerah yang tersusun atas endapan pematang pantai, umumnya tanah-tanah yang berupa datan pasang surut lumpur dengan tekstur pasiran halus-kasar dan kurang subur, sehingga umumnya dimanfaatkan sebagai daerah pertambakan.
Hayati (FloraFauna)
Kultural (50sialBudaya)
Ekosistem Hutan Mangrove pertanian lahan kering, pandanus, rum putrumputan, kaktus, Vegetasi Air ~:;a5.in. Vegetasi Air Masin Pamah, Vegetasi Monsun Air Pamah Sebagian besar masyarakat industri, pe1agang, dan nelayan, dengan pertumbuhan pendl,Jduk tinggi, dan ...:eb:'."yakan usia produktif.
Kerawanan
Lingkungan relatif (entan terhadap' pencemaran perairan sungai akibat
Lingkungan
lim bah domestik (perkotaan) dan 'ndustri, sedangkan saat kemarau menjac:li kering mutlak dan retak-retav, drainase permukaan buruk,
dan mudah menjebak peneemar, sehingga menyebabkan lingkungan kumuh dan kotor, yang pada akhirnya menimbulkan wabah penyakit, seperti: malaria, penyakit salura~ peneernakan, penyakit kulit, dan ISPA sa at kemarau.
Jasa
Penyediaan
Pengembangan lahan tambak bandeng, udang, dan garam
ekosistem Pengaturan
Penyerapan karbon, pemelihara siklus air, dan keanekaragaman mangrove
2
Dataran beting-gisik dan lembah antar gisik
hayatr dalam ~.
ekosistem hutan
-'
Budaya
Pengembangan pendidikan dan estetika lingkungan
Pendukung
Perlindungan plasma nutfah dan habitat mangrove
Kekuatan
: beting : aman dari genangan/banjir; swale/lembah: kele:nbaban tanah tinggi Kelemahan : beting : kelembaban tanah rendah;
50.88 (7.7%)
swale/lembah: rentan genangan Peluang
Ancaman
: beting: kawasan budidaya (permukiman): swale/lembah: kawasan budidaya (sawah, tambak) : rentan konversi lahan
Klimatologi
Beriklim sedang, suhu udara rata~rata 46-28°C. Curah hujan tahunan 1750 - 2000 mm/tahun
Geologi
Secara umum tersusun atas material a!uvium lempungan, dengan beberapa lokasi tersusun atas endapan pematang pantai dan tuf banten.
Geomorfologi
Topografi berupa
data rani dengan mor.ologl atau relief datar, dan
kemiringan Jereng secara umum 0-3%, pada beberapa lokasi agak miring (3-8%). Terbentuk oleh proses p,engendapan marin (gelombang) yang berkerja sama dengan ali ran sungai (fluvial) yang bermuara ke laut.
Hidrologi
Dikontrol oleh aliran sungai-sungai dengan debit aliran dan beban sedimen yang tinggi, khususnya pada muslm penghujan, dan kondisi air tanah pada umumnya berasa payau hingga asin, yang hampir merata di seluruh satuan dataran marin yang berlumpur (endapan aluvium).
Tanah dan
Umumnya berupa tanah-tanah berbahan induk endapan Iiat dan endapan liat dan pasir, Pemanfaatan lahan secara umum berupa pertanian, perikanan tambak, hutan mangrove, permukiman (kotaL dan industrL Sementara pada daerah yang tersusun atas endapan pematang pantai, umumnya tanah-tanah yang berupa datan pasang surut lumpur dengan tekstur pasiran halus-kasar dan kurang subur, sehingga umumnya dimanfaatkan sehagai daerah pertambakan.
Penggunaan Lahan
Hayat; (FloraFauna)
Pertanian lahan kering, pandanus, rumput-rumputan, kaktus, Vegetasi Air Masin, Vegetasi Air Masin Pamah, Vegetasi Monsun Air Pamah
Kultural (50slalBudaya)
Sebagian besar masyarakat industri, pedagang, dan nelayan, dengan pertumbuhan penduduk ttnggi, dan kebanyakan usia produktif.
Kerawanan Lingkungan
Ungkungan relatjf rentan terha~ap pencemaran perairan sungai
akibat iimbah domestik (perkot.''"1 dan industri, sedangkan saat kem~rau menjadi kering mut"lak dan retakRretak, drainase permukaan buruk, dan mudah r-~::\.l;ebak pencemar, sehingga
menyebabkan lingkungan kumuh' da' '.kotor, yang pada akhirnya menimbulkan wabah penyakit, s-"=pel ti: malaria, penyakit saluran pencernakan, penyakit kulit, dan ISPA saat kemarau. Jasa ekosistem
Penyediaan
Pengembangan lahan tambak bandeng. udang, dan
garam Pengaturan
Penyerapan karbc.n, pemelihara siklu5 air, dan keanekaragaman hayati dalam ekosistem hutan
mangrove
Budaya
Pengernbangan pendidikan dan estetika Iingkungan
Pendukung
Perlindungan plasma nutlah dan habitat mangrove
DATARAN FLUVIAL
Dataran Fluvial
Klimatologi
Bertipe iklim agak basah hingga sedang, hutan rimba dan hutan musiman, Suhu udara rata-rata 2}-3Zoc:. Curah hujan tahunan 1.750 - 2.000 mm I tahun.
Geologi
Material penyusun umumnya berup~ aluvium, dengan komposisi lempung, laman, pasir, kerikil, kertlkal don bongkah yang seimbang.
Geomorfologi
Topografi berupa data rani dengan- morfologi atau relief datar, dan kemiringan lereng secaraumum 0-3%, pada beberapa lokasi berombak hingga bergelombang (:l-8%Y
Hidrologi
Materia! Aluvium mampu membentuk akuifer yang potensial, dengan dukungan morfo!ogi yang datar, maka menyebabkan cadangan atau ketersediaan air tanah dangkal sangat potenslal. Material aluvium merupakan material yang mudah untuk mengalami pengikisan oleh aUran sungai, sehingga pada umumnya satuan ini dicirikan oleh pola ali ran seperti cabang pohon (dendritik). Aliran sungai bersilat mengalir sepanjang tahun (perreniaf) dengan debit aliran relatil besar, karena mendapat input dari air hujan dan aliran air tanah yang masuk ke dalam badan atau lernbah sungai (effluent).
Tanah dan
Material aluvium akan berkembang :nenjadi tanah dengan tekstur geluhan, struktur remah, dan solum sangat tebal, sehingga dengan tersedianya air yang melimpah menjadikan tanah ini sangat subur, yang disebut tanah Alluvial. Tanar: ini potensial untuk pengembangan lahan-Iahan pertanian tanaman semusim dengan irigasi intensif. Pemanfaatan lahan secara umum berupa lahan pertanian tanaman semusim yang potensial dan produktif, serta permukiman dapat berkembang dengan pesat, sehingga membentuk wiiayah perkotaan yang serna kin padat.
Penggunaan Lahan
Hayati (FloraFauna)
Flora dominan berupa tan-aman bUdid,lya semusim (pertanian), Vegetasi Monsun Rawa Air Tawar, Vegetasi Rawa Air Tawar Pamah.
Kultural (50sialBudaya)
Dominan pedagang, dan pegawai perkantoran, dengan komposisi penduduk membentuk pol a piramida (jumlah usia produktil mampu menopang usia muda dan tL!a), pertumbuhan penduduk pesat, dan kepadatan tinggi. Didukung lagi oleh migras! masuk yang
tinggi, karena aspek urbanisasi Kerawanan lingkungan
Alih fungsi lahan pertanian menjadi permukiman. Pencemaran
Jasa
Penyediaan
Iingkungan semakin tinggi (udara, air, tanahl, yang dalam jangka panjang menyebabkart degradasi lingkungan global, seperti elek rumah kaca, hujan a5am, penuruni;'In lo..nHtas air, banjir kota, dan sebagainya. Ancaman bencana alam dapat berupa potensi luapan aliran sungai (penggenangan). Penyedia lahan pertanian, 5umberdaya air bersih, dan
bahan dasar lainnya.
ekosistem Pengaturan
Pengaturan sistem pemanfaatan air, kualitas udara, dan Iimbah.
Budaya
Pengembangan budaya, '3gama, dan pendidikan, dan infrastruktur lainnya.
Pendukung
Perlindungan sumberdaya alam dan plasma nutfah.
Dataran Fluvial terbagj menjadi dataran rawa, dataran banjir, dan datarao fluviomarin
3
Dataran rawa
Kekuatan : kelembaban tanah tinggi Kelemahan : rentan genangan/banjir, aksesibilitas rendah Peluang : kawasan budidaya, seperti budidaya ikan atau pertanian (sawah) Ancaman : rentan penimbunan dan konversi lahan :
16.76 (2.5%)
4
Dataran banjir
Kekuatan : tanah gem bur dan subur Kelemahan : rentan banjir Peluang : kawasan budidaya semusim (pada musim ken~2.rau) Ancaman : penimbunan dan konversi lahan
38.41 (5.8%)
5
Dataran fluvio-marin
Kekuatan : tanah gem bur, agak subur Kelemahan : rentan genangan/rob/banjir Peluang: kawasan budidaya (tambak, sawah) Ancaman : penimbunan dan konversi lahan
189.48 (28.6%)
DATARAN VULKANIK / FLUVIO-VULKANIK 6
Dataran fluvlovulkanik
Kekuatan : aksesibilitas tinggi (reliel datar), kemampuan lahan tinggi, tanah gem bur dan subur Kelemahan : lembah sunga; agak dalam Peluang: kawasan budidaya (pertanian) Ancaman : konversi lahan (pertanian ke non-pertanian)
298.25 (45.03%)
Klimatologi
Kondisi iklim relatil basah dengan curah hujan sedang hingga tinggi yang berkisar antara 2.000 - 2.50" mm/tahun
Geologi
material penyusun umumnya berupa kipas aluvium yang tersusun dari tuf halus berlapis, tuf paskn berse!ing dengan tuf konglomeratan, dengan proses pengendapan dibantu oleh aktivitas aliran sungai.
,"
I
Geomorfologi
Topografi berupa data ran, dengan morfologj atau relief datar hingga landai, dan kemiringan lereng Secara umum 0-3%, berombak (3-8%), hingga bergelombang (8-15%).
Hidrologi
Sungai-sungai mengalir searah deng3r, ..emiringan lereng dan relatif saling sejajar, sehingga membentu~ puia aliran semi para lei hingga para lei, dengan debit aliran bervariasi "
Tanah dan
Jenis tanah Aluvial (Epiaquepts). Tanah ini merupakan tanah yang subur dengan kandungan hara tinggi, solum tebal, dengan tekstur pasir bergeiuh hingga geluh berpasir, struktur remah hingga pejal, dan mampu meresapkan air hujan sebagai imbuh air tanah dengan baik.
Penggunaan Lahan
Hayati (FioraFauna)
Flora dominan berupa tanaman budidaya perkebunan, tanaman semuslm (pertanian), dan kebun campur (tanaman pekaranganl, dengan fauna katak, ikan air tawar, reptilia, burung, dan hewan hewan domestik.
Kuitural (50siaiBudaya)
Dominan masyarakat sebagai pedagdng, pengusaha, dan pegawai perkantoran, pertumbuhan penduduk pesat, dan kepadatan tinggi dengan penyebaran merata. Didukur.g lagi oleh arus migrasi masuk yang tinggi, karena aspek urbanisasi ulang alik (commuter)
Kerawanan Lingkungan
Alih fungsi lahan pertanian menjadi permukiman, pencemaran lingkungan.
Jasa ekosistem
Penyediaan
Penyedia lahan pert 90 l')iao, sumberdaya air bersih, dan bahan dasar lainnya.
Pengaturan
Pengaturan sistem pemanfaatan air, kualitas udara, dan iimbah
Budaya
Pengembangan budaya, dan infrastruktur lainnya,
Pendukung
Perlindungan sumberdaya alam dan plasma nutfah.
agama,
dan
pendidikan,
EKOREGION WILAYAH lAUT
7
PE5151R UTARA JAWA (63.1 )
mempunyai peran penting karena langsung berhadapan dengan metropolitan Jakarta memiliki ked ala man laut berkisar antara 0 - 30 m. Morfologi pantai di sepanjang Teluk Jakarta sangat beragam, yakni panta; landai dengan lereng 0°_5°, pantai miring 5°_15° dan pantai terjaI15°-90o memiliki kecepatan pola pergerakan arus yang lebih rendah dari ekoregion [ainnya (berkisar 0,01 - 0,1 rnidtk, tergantung pergerakan angin monsun) tipe pasang surut adalah campuran cenderung diurnal, dengan ketinggian muka laut saat pasang tertinggi sekitar 0,3225 m dari muka laut rata-rata sedangkan surut terendah sekitar -0,3475 m ~ dari muka laut rata-rata kondisi terumbu karang mengalami degradasi parah P. Onrust dan P. Bidadari, ditumbuhi padang lamun lebat, tetapi dengan keragaman spesies yang rendah P. Rambut (ditetapkan sebagai suaka margasatwa), ditumbuhi mangrove dengan lebat dan tegakan yang cukup tinggi
~ '.
;.'
523,66 (10,61%)
tereemar oleh bahan organik, logam berat (Hg,Pb, Cd, Cr, 5n, Cu, dan Ni), dan air ballast dilihat dari sisi keragaman spesies, perairan Tel~k Jakarta masih potensial
sebagai
sumberdaya
perlkanan
bagi
nelayan
tradisional , budidaya Kerang Hijau (Perna viridis) eukup baQyak tersebar di wilayah Teluk Jakarta Pulau Onrust, P. Kelor dan P. Kayangan sebagai tujuan wisata
peninggalan sejarah
8
DANG KALAN UTARA JAWA (6.3.2 )
Memiliki kedalaman laut berkisar antara 5 - 4S rn/
dengan
sedimen dasar laut berupa lumpur (63,14%) dan pasir dan lanau (36,86%) .
956,21 (19,38%)
Merupakan peralihan antara perairan pesisir utara Jawa yang
dangkal dan keruh dibagian selatan dan perairan dalam aiur laut utara Jawa
.
Tipe pasang surut adalah campuran cenderung diurnal, dengan ketinggian muka laut saat pasang tertinggi sekitar 0,3246 m dad muka laut rata-rata sedangkan surut terendah sekitar -0,3489 m
dari muka laut rata-rata P. Bokor sebagai Cagar Alam, dihuni oleh ke'ra ekor panjang, penyu sisik, biawak, kadal, dan burung; ditumbuhi oleh jenis-
jenis pohon pantai seperti kepuh, ketapang, asam, melinjo dan bakau Hutan Mangrove banyak terdapat di Pulau Laneang Besar dan Laneang Kecil, juga di P. Bokor dengan tutupan yang lumayan tinggi yaitu 83% dan dengan luas sekitar 18 Ha. Kerapatan hutan mangrove di Pulau Bokor meneapai 3.500 individu/ha Lamun ditemukan di Pulau Bokor, Pulau Damar Besar, Pulau Damar kedl, PuJau Lancang Besar dan Lancang Kedl (2 famili) Jenis terumbu karang tepi hampir dijumpai dl semua perairan
pulau-pulau pada ekoregion ini, namun dengan kondisi tutupan karang hidup dengan kategori buruk hingga sedang Abrasi yang terjadi di ekoregion ini mengakibatkan hilangnya empat pulau vaitu Pulau Ubi Besar (dulu Rotterdam), Pulau Ubi Kcil (dulu 5ehiedam), Pulau Aver Kecil (duiu Haarlem), dan Pulau Nyamuk Besar (dulu Leiden), selain itu juga menyebabkan perubahan bentuk pada Pulau Laneang Besar, I aneang Kecil, dan Pulau Bokor Ekoregion ini masih mendapat eukup banyak sampah yang terbawa dari daratan Jakarta yang mengakibatkan meningkatnya pencemaran organik Perikanan tangkap dan budidaya merupakan sektor andalan mata pencaharian di ekoregion ini
9
ALUR UTARA JAWA (6.3.3)
Merupakan perairan dalam, memiliki kedaraman laut berkisar antara 30 - 75 m (dapat dikatakan sebagai "pemisah" antara perairan pesisir Laut Jawa dengan perairan Teluk Jakarta) Termasuk didalamnya perairan sekitar Gugus P. Pari, P. Tidung,
P. Pavung, P. Tanjungkulit dan P. Paniki Tipe pasang surut adalah campuran cenderung diurnal,dengan
ketinggian muka laut saat pasang tertlnggi sekitar 0,3297 m dari muka laut rata-rata sedangkan surut terendah 0,3339 m dari
muka laut rata-rata Ekosistem lamun tumbuh subur; gUgllS P. Pari memiliki padang
lamun yang luas yaitu sekitar 3.215,6 Ha (tutupan berkisar antara 22% dan 30%), P. Tidung Besar memiliki luasan lamun
,
"
.
716,75 (14,35%)
:
~
..
~;
sekitar 711,4 Ha, P, Tidung keell 464 Ha, P. Payung 316,5 Ha, P. Payung Keeil 5,6 Ha, dan P. Paniki memiliki luasanJamun 58 Ha (tutu pan 5%) P. Tidung Besar memiliki luas tutu pan kara"g 470,9 Ha - P. Tidung Kedl 289,8 Ha (baik: 50,41 %); P. Payung 9'"ar 289 Ha P. Payung Keeil 21,6 Ha (baik: 68,61 %), dan P. Paniki memiliki iuas tutupan karang hampir 100 Ha Keragaman ikan karang di P, Pari cukup tinggi, tetapi menurun
kurang dari 200 spesies sejak tahun 2012 Diduga
pencemaran
organik akan
tinggi
karen a tingginya
aktivitas wisata 10
PERAIRAN KEPULAUAN SERIBU
Termasuk didalamnya perairan sekitar Pulau Karangberas, Pulau Air, Pulau Pramuka, Pulau Kelapadua, Pulau Gosong hingga
(6.3.4)
tergabung dalam gugusan Kepulauan Seribu; sehagian besar masuk dalam zona Taman Naslonal Kepulauan S~ribu (TNKS) Memilki kedalaman laut berkisar antara 40 m Mempunyai sedimen da,ar laut berupa lumpur (70,90 %) dan pasir dan lanau (29, 10%) Tipe pasang surut adalah campuran cenderurr.e. ci:~rnal, dengan
2078,70 (42,14%)
Pulau Dua Timur dan Barat, serta pulau-pulau lainnya yang
°-
ketinggian muka laut saat pasang tertinggi adalah 0,517 meter dari muka laut rata-rata sedangkan surut terendah mencapai angka - 0.384 meter dari muka laut rata-rata
Mangrove tumbuh baik hanya di P. Panjaliran Barat dan P. Panjaliran
Timur
yang
keduanya
merupakan
kawasan
konservasi (zona inti TNKS) Padang lamun terdapat di 32 pulau dari 40 pulau di ekoregion ini, dengan tutupan % sid 61,8 % Kondisi karang: 30% dengan kondisi karang yang ielek (di 3 stasiun: P, Karya, P. Pamegaran Besar dan P.' Melinjo), 30% dengan kondisi karang yang baik (di 3 Stasiun: P. Pramuka, P.
°
Bira Besar dan P. Pete[oran), sedangkan 40%) dengan kondisi
sedang (di 4 5tasiun: P. Penjaliran Timur, P. Penjaliran Barat, P. 5ebaru dan P. Kayu Angin Genteng) Terdapat 180 jenis ikan karang yang terdiri atas 71 Jenis Ikan target yang mewakili 16 famili, 9 jenis ikan indikator yang mewakili 1 famili Chaetodontidae dan 100 jenis ikan mayor
yang mewaklli 15 lamili Nilai pH laut mengalami penurunan yang signifikan (walau
masih dalam batas normal), memperlihatkan bahwa diduga peneemaran organik di wilayah inl eukup tinggi 11
DANG KALAN LAMPUNG (6.2.2)
Letaknya paling utara dalam Provinsi OKl Jfk'lrta l hanya terdapat satu pulau kedl yakni Pulau Sebira (Sabin); berada di luar Taman Nasional Kepulauan Seribu Ikon Pulau Seblra adalah mercu suar setinggi 48 m yang
dibangun oleh Pemerintah kolonial Belanda di tahun 1869 Memilki kedalaman laut berkisar antara 5 - 30 m Mempunyai sedimen dasar laut berupa lumpur (55,24 %) dan pasir dan lanau (44,76%) Tipe pasang surut adalah campuran cenderung diurnal, dengan ketinggian muka laut saat pasang tertinggi mencapai angka 0,3718 m dari muka laut rata~rata sedangkan surut terendah mencapai angka -0,3633 m dari muka laut rata-rata Karang keras (hard corals) tumbuh dengan sangat baik di sekitar pulau. Bentuk-bentuk karang massif seperti karang Porites
';,;
658,08 (13,34 %)
dapat dijumpai dalam ukuran yang sangat besar Pulau ini menjadi tempat pendaratan penyu untuk bertelurl terutama penyu sisik
Mata pencaharian penduduk yang utama adelah sebagai nelayan dengan menggunakan jaring payang
LOKASI PEMANTUAN KUALITAS UDARA METODA OTOMATIS DAN METODA MANUAL AKTIF
STASIUN PEMANTAU KUALITAS UDARA METODA OTOMATIS/KONTINU
~ -.e"",.
•
5 units Fixed Station ~
Bundaran HI, Jakarta Pusat (Road Side)
~
Kepala Gading, Jakarta Utara (Pemukiman)
~
Lubang Buaya, Jakarta Timur (Pemukiman)
~
Jagakarsa, Jakarta Selatan (Pemukiman)
~
Kebun Jeruk, Jakarta Barat (Pemukiman)
•
Mobile Station/ Car Free Day/ Industri/Riset
•
Parameters: ~
PM-10, 502, N02, NO, NOx, CO, alaN, THC (DKI1, DKi3, DKIS )
~
PM-10, 502, N02, NO, NOx, CO, alaN, (DKI2, DKI4)
~
PM-10, 502, N02, NO, NOx, CO, alaN, THC, NH3 and H2S ( Mobil Station)
~
Meterologi Data (Wind Speed, Wind direction, Temperature, Humidity, Global Radiation)
....,s
LOKASI PENGUKURAN SPKU METODA MANUAL AKTIF NO
LOKA51
KEGIATAN
PARAMETER
1
Kantor BPLHD Kuningan, Jaksel
Perkantoran
T5P, N02, 502, Pb
2
Masjid AI - Ijtihad Tebet Jaksel
Pemukiman
T5P, N02, 502, Pb
3
5DN Kramat Pela 12 Jakarta 5elatan
Pemukiman
T5P, N02, 502, Pb
4
JIEP Jakarta Tlmur
Industri
T5P, N02, 502, Pb
5
Dinas 50sial Ciracas, Jakarta Timur
Pemukiman
T5P, N02, 502, Pb
6
KBN Cilincing Jakarta Utara
Industri
T5P, N02, 502, Pb
7
DUFAN Ancol, Jakarta Utara
Pariwisata
T5P, N02, 502, Pb
8
Pegadungan Kalideres Jakarta Barat
Pemukiman
T5P, N02, 502, Pb
9
Masjid Istiqlal Jakarta Pusat
Jasa dan Niaga
T5P, N02, 502, Pb
\
DIAGRAM SISTEM PEMANTUAN
.. Data WEB SITE, Bidang Tarling Data
I
Data
.... ....
•
.... ....
.... ....
.... ....
....
Data
Papan Tayang Stasiun Pemantau
STASIUN PEMANTAU KUALITAS UDARA (SPKU) METODA OTOMATIS
: OKI 2, Kelapa Gading : 7.42.39.82 S /106.54.32.89 E : JI. Nias Raya Kelapa Gading Jakarta Utara Tahun Beroperasi : Tahun 2011 Peruntukan Pengukuran : Pemukiman Nama SPKU Kordinat Alamat
Nama SPKU : OKI 1 Bundaran HI : 6°11'40.09"5 106°49'25.01"E : Bundaran HI, JI. M.H Thamrin Jakarta Pusat Tahun Beroperasi : Tahun 2010 Peruntukan Pengukuran : Roadside Nama SPKU Kordinat Alamat
: OKI 3, Jagakarsa
Kordinat : 6°21'24.9"5 106°48'13.3"E Alamat : JI. Kahfi, Kebon Pembibitan Oinas Pertamanan, Jagakarsa Jak-Sel Tahun Beroperasi : Tahun 2011 Peruntukan Pengukuran : Pemukiman
STASIUN PEMANTAU KUALITAS UDARA ( SPKU) METODA OTOMATIS
Nama SPKU
: OKI 5, Perumahan Kebon Jeruk Kordinat : 6°12'25.984"5 06°45'08.988"E Alamat : Peru mahan Kebon Jeruk Blok J6, Srenseng Jakarta Barat Tahun Beroperasi : Tahun 2013 Peruntukan Pengukuran : Pemukiman
Nama SPKU : OKI 4, Museum Lubang Buaya : 6°17'20.2"5; 106°54'33.1" Kordinat : Moseum Lubang Buaya, Alamat Pondok Gede Jakarta Timur Tahun Beroperasi : Tahun 2011 Peruntukan Pengukuran : Pemukiman
Nama SPKU Alamat
: JMS, Jakarta Mobile Station
: JI. Casablanca Kav. 1
Kuningan, Jakarta Selatan Tahun Beroperasi : Tahun 2010 Peruntukan Pengukuran : Hari Bebas Kendaraan, Industri, Pemukiman, Riset
AQMS REGIONAL CENTER Regional Center (RC) adalah pusat control stasiun dan pengolahan data dari sistem pemantauan kualitas udara. ../ Remote Stasiun Pemantau (service tools) ../ Pengolahan Data (data inspection) ../ Laporan Data (AQMS-Report) ../ Distribusi Data melalui e-mail, SMS, LAN, Printer dll ../ Sistem Alarm melalui Printer, SMS ../ Pengecekan Stasus Stasiun dan Analyzer ../ Managemen Papan Tayang
PAPAN TAYANG INFORMASI KUALITAS UDARA
Papan tayang memuat Informasi tentang Data ISPU setiap Wilayah Data Konsentrasi real time setiap 1 jam - Tabel dan grafik informasi tentang kualitas udara
SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN PENCEMARAAN UDARA (SIPPU)
WEBSITE INFORMASI BPLHD PROVINSI DKIIAKARTA M(NYAMPAlKAN
INfOR~1
prMANTAUAN.llASIS DATA DAN PEMOmLAN DAR! KUAUTAS UDAAA DI DKljA)(ARTA
~ RPLHO I I"......... ~ -=::J 1.1'(1 L ...
0< [
t og Out
H'L",l PerT4lI\t.lU,lIl ::)I'KU
Q ....
----~--~-----~~~~~~~~~-~~~-
POt>
....
OKl4 LURANG BUAYA
76-
~
'
,.
---.
.. for,,!:.,; ---
...",....
-
._.!~ :.~~~._~._
'. .·M.
. ,
~
20.~
Bekas.
'"
, :.• ~ .•:
C./
t"
Oep,,"
,
".
.'q'
....,••...,Pc..
....
, ,-,. ,.
~...~.
.
-'
, :'4"olC. ' ..
, •
.."
"
""
_.
--!-.,....... :.
••..
26 .
77
(
B n ,-
B.
,SED
'18.:
_
.,.
:1..
58. ~
Jak..rta Sel:1ttan~
P.,,,,
;SED
0..
'N
B
~~
C )1
SIPPU memuat Informasi meliputi : Data konsentrasi real time Data ISPU setiap Lokasi Data hasil Simulasi model udara Data konsentrasi harian dan Tahunan
POLLUTION STANDARD INDEX (PSI) Jakarta Validity: 01.06.2015 15:00 - 02.06.2015 15:00 Report prepared at: Data Center Jakarta
Station
PM10
S02
co
03
N02
Critical component PM10 PM10
03 S02
03 Overall for: Jakarta
ISEDANG
74
20
35
53
17
Scale due to norm: KEP-107/KABAPEDALl11/1997 51 -100 101 -199 MODERATE
UNHEALTHY
PM10
Lampiran
Nota Dinas Kepala Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 28/-1.774.129 Tanggal 28 September 201S