LAPOR RAN KINERJ K JA KEMENT TERIAN PE EMBERDA AYAAN PE EREMPUA AN DAN PER RLINDUNGAN ANA AK TAHUN T 20 014
KATA PENGANTAR Isu
gender
dan
anak
merupakan
masalah utama dalam pembangunan, khususnya pembangunan sumber daya manusia. upaya
Walaupun
yang
sudah
dilakukan
banyak
pemerintah
untuk meningkatkan kualitas hidup
perempuan dan anak serta penguatan
kapasitas kelembagaan pengarusutamaan gender (PUG) dan anak, namun data menunjukan masih adanya kesenjangan dalam
hal akses, partisipasi, manfaat dan penguasaan (kontrol)
terhadap sumber daya seperti pada bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan bidang strategis lainnya. Kesetaraan
gender,
pemberdayaan
perempuan,
dan
perlindungan anak merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan pembangunan yang dapat dinikmati secara adil,
efektif dan akuntabel oleh seluruh penduduk, bagi perempuan, laki-laki, anak perempuan, dan anak laki-laki. Secara khusus
dalam rangka mewujudkan kesetaraan gender, RPJP 2005-2025 telah merumuskan strategi kebijakan pemberdayaan perempuan dan menetapkan konsep gender sebagai utama
yang
harus
salah satu prinsip
“diarusutamakan”
di
seluruh
program/kegiatan pembangunan, dan pemenuhan hak anak sebagai bagian dari pendekatan lintas bidang.
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak (Kementerian PP-PA) yang mendapatkan mandat untuk menyelenggarakan urusan di bidang PP-PA, menginformasikan tentang berbagai hal yang telah dilakukan dan capaian dalam
mewujudkan kesetaraan gender, perlindungan perempuan, dan
perlindungan dan tumbuh kembang anak melalui penyusunan Laporan Kinerja. Mengingat bahwa tahun 2014 merupakan
tahun terakhir pelaksanaan RPJMN 2010 – 2014. maka laporan kinerja ini mencakup juga perkembangan dari 2010 s.d 2014.
Selain sebagai bentuk pertanggungjawaban (akuntabilitas)
pelaksanaan tugas dan fungsi, laporan ini menjadi bahan untuk menata kembali apa yang akan dilakukan ke depan agar
memberikan hasil maksimal dalam mewujudkan kesetaraan
gender, pemberdayaan perempuan, dan perlindungan dan tumbuh kembang anak.
Jakarta, Februari 2015
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana S. Yembise
DAFTAR ISI Kata Pengantar ........................................................................ Daftar Isi .....................................................................................
Daftar Bagan .............................................................................
i
iii v
Daftar Tabel .............................................................................. vii Daftar Gambar .......................................................................... Daftar Grafik .............................................................................
ix xi
Daftar Lampiran ...................................................................... xii I.
Pendahuluan
A. Aspek Strategis Kementerian PP dan PA ........ B. Permasalahan Utama Bidang PP dan PA ........ II.
1 6
Perencanaan Kinerja A. Perencanaan Strategis ............................................
8
B. Penetapan Kinerja (PK) Tahun 2014 ............... 10 III. Akuntabilitas Kinerja A. Capaian IPG dan IDG ............................................... 11 B. Capaian Kinerja KPP dan PA 2014.................... 16 Tujuan 1: Mewujudkan Pembangunan yang Resposif Gender
Sasaran 1.1. ................................................................ 18 iii
Sasaran 1.2. ................................................................ 26 Sasaran 1.3. ................................................................ 33 Tujuan 2: Mewujudkan Pembangunan yang Peduli Anak Sasaran 2.1. ................................................................ 41 Sasaran 2.2. ................................................................ 48
IV. Penutup............................................................................. 57
iv
DAFTAR BAGAN Bab I Bagan 1.1 Bagan 1.2 Bagan 1.3
PENDAHULUAN Strategi Pembangunan Kesetaraan Gender dalam RPJPN 2005-2025 ............ Kebijakan Pembangunan Keadilan dan Kesetaraan Gender, Perlindungan dan Tumbuh Kembang Anak ............................ RPJMN Buku II - Bab I mengenai Kebijakan/Isu Nasional ..............................
2 5
PERENCANAAN KINERJA
5
Bagan 2.1
Visi, misi dan tujuan Kementerian PPPA 2010-2014 .................................................
8
Bagan 3.1
Hasil Capaian K/L dan Pemda yang sudah menerapkan kebijakan yang responsif gender di bidang ekonomi ....... 21
Bab II
Bab III
Bagan 3.2 Bagan 3.3
AKUNTABILITAS KINERJA
Capaian K/L dan Pemda yang Memanfaatkan Data Gender Bidang Ekonomi ...............................................................
25
Capaian K/L dan Pemda yang Menerapkan Kebijakan yang Responsif Gender di Bidang Polsoskum, 20102014 ....................................................................... 30 v
Bagan 3.4 Bagan 3.5 Bagan 3.6 Bagan 3.7 Bagan 3.8 Bagan 3.8
Hasil capaian sasaran 1 dan 2, 20102014 ....................................................................... 32 Capaian K/L dan Pemda yang Menerapkan Kebijakan Perlindungan Hak Perempuan, 2010-2014 ....................... 35 Capaian Penerapan Kebijakan Perlindungan Hak Perempuan ..................
Persentasi Capaian Perempuan Korban Kekerasan yang Mendapatkan Layanan, 2012-2014 ................................................. Capaian K/L dan Pemda yang Memanfaatkan Data Gender dan Anak, 2010-2014 .................................................
36 37 40
Capaian K/L dan Pemda yang Menerapkan Kebijakan Perlindungan Hak Anak, 2010-2014 ..................................... 42
Bagan 3.10 Capaian K/L dan Pemda yang Memanfaatkan Data Perlindungan Anak, 2010-2014 .............................................. 45 Bagan 3.11 Perkembangan Jumlah K/L dan Pemda yang Menerapkan Kebijakan TKA, 2011-2014 ..........................................................
49
Bagan 3.12 Capaian K/L dan Pemda yang Memanfaatkan Data Tumbuh Kembang Anak, 2011-2014 .............................................. 50 vi
DAFTAR TABEL Bab I
PENDAHULUAN
Bab II
PERENCANAAN KINERJA
Tabel 2.1
Indikator Kinerja Utama (IKU) Kementerian PP dan PA ............................. 10
Bab III
AKUNTABILITAS KINERJA
Tabel 3.1
Hasil Capaian K/L dan Pemda yang menerapkan kebijakan yang responsif gender di bidang ekonomi ........................ 21
Tabel 3.2
Capaian K/L dan Pemda yang Memanfaatkan Data Gender Bidang Ekonomi .................................................... 25
Tabel 3.3
Capaian K/L dan Pemda yang Menerapkan Kebijakan yang Responsif Gender di Bidang Polsoskum .................... 30
Tabel 3.4
Capaian K/L dan Pemda yang Memanfaatkan Data Gender dan Anak ..... 39
Tabel 3.5
Capaian K/L dan Pemda yang Menerapkan Kebijakan Perlindungan Hak Anak ..........................................................
vii
42
Tabel 3.6
Tabel 3.7
Capaian K/L dan Pemda yang Memanfaatkan Data Perlindungan Hak Anak ..........................................................
45
Perkembangan Penerima Penghargaan APE Tahun 2010-2014 ...............................
53
viii
DAFTAR GAMBAR Bab I
PENDAHULUAN
Bab II
PERENCANAAN KINERJA
Bab III
AKUNTABILITAS KINERJA
Gambar 3.1 Usaha Kelompok Perempuan sebagai salah satu bentuk Pemberdayaan Perempuan Bidang Ekonomi .....................
23
Gambar 3.2 Peran Perempuan dalam Bidang Politik, Sosial dan Hukum merupakan aset berharga bagi pembangunan nasional ......
27
Gambar 3.3 Dukungan Pemda dan Masyarakat sangat diperlukan dalam penerapan kebijakan perlindungan perempuan .........................
38
Gambar 3.4 Perlindungan anak demi bertujuan untuk menjamin hak-hak anak ............................
43
Gambar 3.5 Setiap anak berhak untuk hidup, berkembang dan berpartisipasi secara wajar .......................................................... 44 Gambar 3.6 Puskesmas Ramah Anak (PRA) sebagai salah satu bentuk implementasi kebijakan tumbuh kembang anak .............................
ix
51
Gambar 3.7 Rute Aman dan Selamat ke/dari Sekolah (RASS) sebagai salah satu bentuk 52 implementasi kebijakan tumbuh kembang anak ........................................................... Gambar 3.8 Penyerahan Penghargaan APE oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak pada Acara PHI ke-86 Tahun 2014 ........................
x
54
DAFTAR GRAFIK Bab I
PENDAHULUAN
Bab II
PERENCANAAN KINERJA
Bab III
AKUNTABILITAS KINERJA
Grafik 3.1
Perkembangan IPM Dan IPG .....................
11
Grafik 3.2
Perkembangan IDG Indonesia Tahun 2010-2013 .................................................
14
Grafik 3.3
Capaian pembangunan IDG ....................... 15
Grafik 3.4
Indeks Pemberdayaan Gender berdasarkan peringkat provinsi ................. 15
xi
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Penetapan Kinerja Tahun 2014 KPP-PA ....
61
Lampiran 2 Pengukuran Capaian Kinerja KPP-PA Tahun
66
Lampiran 3 Unsur-unsur prasyarat pemenuhan PUG ..
69
Lampiran 4 Bentuk penerapan kebijakan yang responsif gender di bidang ekonomi tahun 2014 ................................................
70
Lampiran 5 Bentuk penerapan kebijakan yang responsif gender di bidang politik, sosial, dan hukum Tahun 2014 ............................
72
Lampiran 6 Bentuk penerapan kebijakan perlindungan hak perempuan tahun 2014
74
Lampiran 7 Bentuk penerapan kebijakan perlindungan anak tahun 2014 .................
77
Lampiran 8 Bentuk penerapan kebijakan tumbuh kembang anak tahun 2014 ........................
80
2014 ................................................................................
xii
BAB I PENDAHULUAN A. Aspek Strategis Kementerian PP-PA Kementerian
Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak
(Kementerian
memiliki garakan
tugas
urusan
PP-PA)
menyelengdi
bidang
pemberdayaan perempuan dan perlindungan
anak
(PP-PA).
Kementerian PP-PA diharapkan mampu menjawab tantangan-tantangan
yang
di-
hadapi pemerintah Indonesia
dalam upayanya meningkatkan kualitas hidup perempuan dan anak.
Fokus
utama
pemberdayaan
pembangunan perempuan
yang dilakukan Kementerian PP-PA
adalah
pendekatan
pembangunan SDM yang responsif gender.
1
Pembangunan SDM yang res-
ponsif gender merupakan satu tujuan
pembangunan
yang
penting. Laki-laki dan perempuan memiliki hak untuk bisa mendapatkan partisipasi, perolehan
kontrol
pembangunan yang
yang
akses,
dan
manfaat
disesuaikan
setara
dengan
pengalaman, kebutuhan dan
permasalahan masing-masing
sehingga mereka mendapatkan keadilan
Perwujudan kesetaraan
dan
kesetaraan.
keadilan
laki-laki
dan
dan
perempuan adalah lebih dari
sekedar meningkatkan derajat
perempuan, tapi juga merupakan hal yang penting untuk bisa mencapai tujuan pem-
bangunan, karena perempuan,
telah
kan aset dan potensi pem-
rempuan
seperti juga laki-laki, merupabangunan. Dalam
rangka
mewujudkan
kesetaraan dan keadilan gen-
der (KKG), RPJP 2005-2025
Bagan 1.1
2
merumuskan
strategi
kebijakan pemberdayaan pedan
menetapkan
konsep gender sebagai salah satu prinsip utama yang harus
“diarusutamakan” di seluruh
program/kegiatan pembangunan.
Dalam
RPJMN
2010-2014,
kebijakan KKG dan PP antara
lain diarahkan pada pening-
(PUG).
katan kapasitas kelembagaan
Selain
(PUG)
dengan
pengarus-utamaan dan
perempuan
gender
pemberdayaan
melalui
pene-
rapan strategi PUG, termasuk
mengintegrasikan perspektif gender
ke
perencanaan
dalam dan
siklus
peng-
anggaran di seluruh K/L. Dalam
prinsip
RPJMN PUG
2010-2014,
dimasukkan
menjadi salah satu dari tiga prinsip
pengarusutamaan
yang menjadi landasan operasional bagi seluruh pelaksanaan pembangunan, meliputi: 1)
pengarusutamaan
pem-
bangunan berkelanjutan; 2)
pengarusutamaan tata kelola
pemerintahan yang baik; dan 3
3) pengarusutamaan gender pembangunan
SDM
yang responsif gender, sesuai tugas
Kementerian fokus
pada
dan
PP-PA
fungsi juga
perlindungan
anak. Kebijakan perlindungan
anak pada RPJMN 2010-2014 diarahkan pada peningkatan
kapasitas kelembagaan perlindungan anak, melalui: (a)
penyusunan dan harmonisasi peraturan
perundang-
undangan
terkait
peningkatan
kapasitas
lindungan laksana
anak;
pelayanan
per(b)
pe-
perlin-
dungan anak; (c) peningkatan penyediaan data dan informasi perlindungan anak; dan
(d)
koordinasi
dan
peningkatan
kemitraan
antar pemangku kepentingan
terkait pemenuhan hak-hak
Bidang PP-PA masuk di dalam
bertujuan
Prioritas
anak. Fokus prioritas tersebut katkan
untuk
kualitas
mening-
tumbuh
kembang dan kelangsungan hidup
anak,
meningkatkan anak
dari
serta
perlindungan
segala
bentuk
kekerasan dan diskriminasi.
4
Prioritas Nasional 14, yaitu teraan
Kesejah-
Rakyat,
mencakup
bagi
penerapan
perumusan pedoman
Bidang
kebijakan
pengarusutamaan
dan
(main-
streaming) Gender dan Anak (PUG&A) oleh K/L lainnya.
Bagan 1.2 Kebijakan Pembangunan Keadilan dan Kesetaraan Gender, Perlindungan dan Tumbuh Kembang Anak
Bagan 1.3 RPJMN Buku II - Bab I mengenai Kebijakan/Isu Nasional
5
B. Permasalahan Utama Bidang PP-PA Tantangan
besar
dalam
pencapaian keadilan dan kesetaraan gender (KKG),
pemberdayaan perempuan yang
masih
harus
mendapatkan
perhatian
implementasi
komitmen
besar antara lain adalah
global untuk KKG, belum mantapnya
kelembagaan
pengarusutamaan (PUG)
bangunan,
dalam
gender
pem-
kekerasan
terhadap perempuan dan anak. Selain itu, PUG dalam
implementasi proses pendidikan, isu gender dan
anak dalam kesehatan, isu gender
dalam
pem-
berdayaan di bidang sosial
budaya dan ekonomi, isu gender
bangunan 6
dalam
pem-
infrastruktur,
isu gender dalam bidang
IPTEK, isu gender dalam ketenagakerjaan, dagangan gender
hukum,
orang,
dalam
perisu
bidang
peranan perem-
puan dalam politik dan pengambilan
keputusan,
serta peranan perempuan dalam isu lingkungan dan perubahan iklim. lahan
Disamping permasaperlindungan
dan
pemberdayaan
perem-
kaitan
perlin-
puan, isu-isu yang berdengan
dungan anak juga merupakan bagian dari tanggung jawab Kementerian PP-PA.
Anak-anak Indonesia
memiliki
jumlah
yang
signifikan dalam populasi
penduduk Indonesia, di-
mana
jumlah
menurut
statistik
penduduk
yang
berusia di bawah 15 tahun mencapai lebih dari 30%
dari total penduduk Indonesia. Dengan demikian,
kemajuan kualitas hidup anak tidak saja penting jika dilihat
dari
sisi
anak
sebagai masa depan bangsa, tetapi juga dari sisi jumlahnya yang signifikan dalam
menentukan
kemajuan bangsa.
laju
Segala kebijakan dan
program
berkaitan
kerja
yang
dengan
pemberdayaan perempuan
7
dan
perlindungan
direncanakan, diputuskan,
anak
disusun,
dilaksanakan
dan dimonitor berdasarkan
berbagai
komitmen
yang telah disetujui dan diratifikasi
oleh
Peme-
rintah Indonesia baik di
tingkat nasional maupun
internasional seperti Beijing Platform For Action (BPFA),
Konvensi
Hak
Anak (Convention on the Rigths of the Child/CRC),
dan tujuan pembangunan
milenium (Milennium Development Goals/MDGs).
BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Perencanaan Strategis Rencana
Strategis
Perubahan
tersebut
(Renstra) Kementerian PP-
dilaku-kan dengan maksud
tetapkan melalui Peraturan
kebijak-an,
PA Tahun 2010-2014 diMenteri PP-PA No. 15 Tahun 2010 dan telah dilakukan
perubahan melalui Peraturan Menteri PP-PA No. 70 Tahun 2011.
untuk mempertajam arah sasaran yang akan
tujuan
dicapai,
dan
khususnya
dengan memuat perubahan indikator (IKU).
kinerja
utama
Bagan 2.1 Visi, misi dan tujuan Kementerian PP-PA 2010-2014 VISI:
Terwujudnya kesetaraan gender dan terpenuhinya hak anak
MISI: Meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup perempuan dan anak
8
TUJUAN:
1. Mewujudkan pembangunan yang responsif gender; 2. Mewujudkan pembangunan yang peduli anak; 3. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik di lingkungan KPP-PA
Penjelasan visi:
Terwujudnya kesetaraan
nomi dan sosial, khususnya
gender merupakan keingin-
lam
an untuk menciptakan suatu kondisi di mana porsi dan
pendapatan
tangga.
rumah
siklus sosial perempuan dan
Terpenuhinya hak anak
imbang dan harmonis, tanpa
menciptakan suatu kondisi
laki-laki setara, serasi, se-
merupakan keinginan untuk
ada salah satu kelompok
di mana 5 (lima) kluster hak
yang merasa dirugikan atau dimarginalkan.
Kesetaraan
gender tidak hanya merujuk
pada persoalan persamaan status
dan
puan,
tetapi
kedudukan
antara laki-laki dan perembisa
juga
bermakna pada persoalan persamaan peranan. Persamaan peranan dalam hal ini seperti partisipasi dalam
proses pengambilan kepu-
tusan di bidang politik maupun penyelenggaraan pemerintahan, kehidupan eko9
kontribusi perempuan da-
anak yang tertuang dalam Konvensi Hak anak (KHA)
dan sudah diakomodir da-
lam Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak (UU PA), dipenuhi
sehingga
kembang
secara
dapat
tumbuh
dan
anak
ber-
optimal
serta mendapatkan perlindungan dari segala bentuk kekerasan dan diskriminasi.
Indikator Kinerja Utama (IKU) IKU
Kementerian
PP-PA
tertuang dalam Peraturan Menteri PP-PA No. 70 Tahun No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
2011
tentang
Rencana
Strategis Tahun 2010-2014 Kementerian PP-PA.
Tabel 2.1 Indikator Kinerja Utama (IKU) Kementerian PP dan PA Indikator Kinerja Utama (IKU)
Jumlah K/L dan Pemda yang melaksanakan pembangunan yang responsif gender Jumlah K/L dan Pemda yang melaksanakan pembangunan yang peduli anak Peningkatan Nilai Indeks Pembangunan Gender (IPG) Peningkatan Nilai Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) Jumlah Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA) Jumlah K/L dan Pemda yang menerapkan sistem data gender dan anak Persentase pelaksanaan reformasi birokrasi di Kementerian PP dan PA
B. Penetapan Kinerja (PK) Tahun 2014
Berdasarkan Renstra 2010-2014, Penetapan Kinerja (PK)
Tahun 2014 telah ditetapkan dengan mencantumkan lima
sasaran strategis dengan 16 (enam belas) indikator kinerja.
Masing-masing sasaran memiliki target sebagaimana tertuang dalam Lampiran 1.
10
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A.
Capaian IPG Dan IDG
Capaian
dalam
setaraan
penting
pembangunan dan
ke-
keadilan
gender (KKG) dan pemberdayaan
perempuan
ditunjukan dengan mening-
Grafik 3.1 Perkembangan IPM Dan IPG
Sumber: Kementerian PPPA, 2014
11
katnya
Indeks
Pem-
bangunan Gender (IPG) dan
Indeks Pemberdayaan Gender (IDG).
Grafik
3.1
menun-
Pembangunan Gender (IPG)
(IPM)
yang sama dengan IPM,
jukan bahwa Indeks Pembangunan
sebagai hidup
Manusia
ukuran dalam
kualitas bidang
pendidikan, kesehatan dan
ekonomi, menunjukkan per-
kembangan yang semakin membaik dari waktu ke waktu. IPM
Pada tahun 2010
nasional
mencapai
72,27, meningkat menjadi 73,81 pada tahun 2013.
Kondisi ini menunjukkan bahwa pembangunan manusia Indonesia dalam bidang
pendidikan, kesehat-an dan ekonomi terus menunjukkan peningkatan. Untuk
mengetahui
apakah pembangunan manusia telah setara antara laki-laki maka 12
dan
perempuan,
digunakan
Indeks
yang menggunakan dimensi tetapi
telah
memper-
hitungkan pencapaian pembangunan antara laki-laki
dan perempuan. Semakin kecil
kesenjangan
antara
IPM dan IPG menunjukkan bahwa semakin kecil pula kesenjangan
pencapaian
pembangunan antara lakilaki dan perempuan. Pencapaian
ngunan
Indonesia
pemba-
gender
di
menunjukkan
peningkatan setiap tahunnya,
seperti
yang
ditunjukkan pada Grafik 3.1 di atas. IPG Nasional pada
tahun
2010-2013
telah meningkat dari 67,20
pada tahun 2010 menjadi 69,57 pada tahun 2013.
Peningkatan kurun
IPG
waktu
selama
tersebut
merupakan dampak kebijakan
pemberdayaan
perempuan melalui strategi PUG di berbagai bidang pembangunan yang
secara terus menerus dilakukan pemerintah untuk
mencapai kesetaraan gender.
Selain
bangunan
Indeks
Gender
Pem-
(IPG),
terdapat juga indikator yang mengukur
persamaan
peranan antara perempuan dan laki-laki dalam kehidupan ekonomi, politik dan pengambilan
keputusan
yakni Indeks Pemberdayaan Gender (IDG). Kedua ukuran ini,
diharapkan
mampu
memberikan penjelasan tentang kesetaraan dan ke13
adilan gender yang telah dicapai
melalui
program-program bangunan
serta
berbagai
pem-
dapat
digunakan sebagai bahan dalam
kebijakan
menentukan arah yang
bekaitan
dengan peningkatan kesetaraan dan keadilan gender. IDG
dibentuk
berdasarkan tiga komponen, yaitu
keterwakilan
perempuan
dalam
parlemen;
pe-rempuan
sebagai tenaga profesional,
manajer, admi-nistrasi, dan teknisi; serta sumbangan pendapatan.
Besaran
nilai
indikator yang terekam dari
kegiatan pengumpulan data (survei) merupakan hasil akumulasi kebijakan
dari
baik
berbagai
bersifat
langsung langsung program yang
maupun
kondisi terkini (riil) peranan
pemba-ngunan
bilan keputusan di berbagai
dari
telah
Hasilnya
tidak
program-
dilaksanakan.
menggambarkan
perempuan dalam pengambidang kehidupan.
Grafik 3.2 Perkembangan IDG Indonesia Tahun 2010-2013
70.46
70.07
69.14
68.15
2010
2011
Sumber: Kementerian PPPA, 2014
Meskipun
2013
secara
kan laki-laki bisa disebab-
jukkan peningkatan, namun
bahwa pembangunan yang
umum IDG terus menuncapaian komponen IDG pada
tahun 2013 untuk perempuan masih lebih rendah
dari laki-laki, baik dalam
partisipasi politik, pengambilan keputusan, maupun dalam perekonomian. Masih
relatif rendahnya capaian perempuan jika dibanding14
2012
kan oleh dua hal. Pertama, selama ini dilakukan lebih banyak
menguntungkan
laki-laki. Kedua, walaupun pembangunan
manusia
telah memberikan kesempatan
kepada
semua
penduduk tanpa terkecuali, tetapi kesempatan ini tidak
digunakan secara optimal
oleh kelompok lain (dalam hal
ini
hingga
perempuan),
terkesan
se-
bahwa
perempuan
marginalkan.
Grafik 3.3 Capaian pembangunan IDG
Laki-laki
selalu
ter-
Perem puan
81,96
55,18
64,83 44,82
35,17
18,04 Ket er libatan di parlem en
Tenaga man ag er, Profesional, Administrasi, Tekn isi
Sumb angan Pend ap atan
Sumber: Kementerian PPPA, 2014
Grafik 3.4 Indeks Pemberdayaan Gender berdasarkan peringkat provinsi.
Sumber: Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2014, Kerjasama Kementerian PPPA dan BPS
15
Grafik
menunjukan
bahwa 5 (lima) provinsi
yang pencapaian IPG-nya diatas
nasional,
yaitu
Maluku, DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Sulawesi Utara,
dan
Bengkulu.
Hal
ini
menunjukan bahwa ketimpangan kondisi laki-laki dan perempuan masih tinggi di sebagian besar provinsi di Indonesia.
B. Capaian Kinerja Kementerian PP-PA Tahun 2014 Sesuai dengan ren-
ditetapkan dalam PK 2014
ditetapkan pada tahun 2014,
itu, untuk melihat capaian
cana
kinerja
Kementerian
yang
telah
PP-PA
ber-
kewajiban untuk mencapai
target-target tersebut sebagai
bentuk
pertanggung-
jawaban kinerja instansi. Pengukuran
capaian
kinerja
tingkat
Kemen-
terian PP-PA tahun 2014 dilakukan
dengan
mem-
bandingkan antara target capaian indikator yang telah 16
dengan realisasinya. Selain kinerja, diuraikan juga data sejak tahun 2010 sampai 2014.
Namun
demikian,
pada pengukuran beberapa indikator kinerja tidak dapat disajikan
data
capaian
kinerja tahun 2010, karena pada
tahun
2011
telah
dilakukan perubahan beberapa indikator kinerja.
Secara
keseluruhan,
tingkat
capaian
Kemen-
sebesar
100%
dengan
terian PP-PA tahun 2014
diatas
100%.
Rincian dapat dilihat pada Lampiran 2.
Capaian
kinerja
perhitungan bahwa dari 16
Kementerian PP-PA tahun
indikator
kinerja diuraikan berdasar-
indikator dicapai
indikator
kinerja,
kinerja
bahkan
kinerja
15
dapat
ada
7
dengan
Pembangunan yang responsif gender diartikan sebagai pembangunan yang adil dan merata bagi seluruh
penduduk Indonesia, baik laki-laki
maupun
perem-
2014 untuk setiap indikator
kan sasaran pada masingmasing tujuan.
mengakses dan mendapatkan manfaat pembangunan,
serta meningkatkan partisipasi dan mengontrol proses pembangunan.
Pembangunan
puan. Atau dengan kata lain,
responsif
ada
rapan
dapat diartikan bahwa tidak kesenjangan
penduduk
laki-laki
antara
dan
perempuan Indonesia dalam 17
capaian
gender
yang
dapat
diwujudkan melalui penestrategi
pengarus-
utamaan gender (PUG) yang dilakukan
dengan
meng-
integrasikan perspektif (su-
paten/kota. Penerapan PUG
dalam proses pembangunan
jakan
dut pandang) gender ke di setiap bidang, termasuk mengintegrasikan pektif
gender
siklus
ke
pers-
perencanaan
penganggaran K/L,
provinsi
dan
dalam
dan
di
seluruh
serta
kabu-
pemerintah
akan
menghasilkan publik
kebi-
yang
lebih
efektif untuk mewujudkan
pembangunan yang lebih adil dan merata bagi seluruh
penduduk Indonesia, baik laki-laki puan.
maupun
perem-
Sasaran 1.1: Meningkatnya K/L dan Pemda yang menerapkan kebijakan yang responsif gender di bidang ekonomi Penerapan kebijakan
yang responsif gender di
bidang ekonomi dilakukan oleh
K/L
yang
terkait
Pemda.
Untuk
dengan sektor ekonomi dan seluruh
18
mendukung penerapan tersebut, jakan
dirumuskan
sebagai
kebi-
pedoman
dalam pelaksanaannya.
Capaian Target Kinerja 1.1.a INDIKATOR KINERJA Jumlah kebijakan yang responsif gender di bidang ekonomi.
TARGET
REALISASI
CAPAIAN
KETERANGAN
1
1
100%
Peraturan Menteri PP-PA No. 4 Tahun 2014 tentang Pedoman Pengawasan Pelaksanaan PPRG untuk Pemda.
Peraturan Menteri PP-PA
oleh
Pedoman
K/L,
No. 4 Tahun 2014 tentang Perencanaan anggaran Gender
sebagai menilai
dan
yang
(PPRG)
Peng-
Responsif
pedoman
disusun
komitmen
pelaksanaan khususnya
perencanaan anggaran
Pengawasan
dan
PUG,
pelaksanaan
dan
yang
gender (PPRG).
dalam
peng-
responsif
Peraturan Menteri PP-PA 4/2014 telah dipergunakan
19
aparat
pengawasan
internal pemerintah (APIP) provinsi,
dan
kabupaten/kota dalam melakukan pengawasan PPRG,
di-antaranya Itwilkab Purworejo, Temanggung, Itwilprov. Jawa Tengah, Jawa Timur,
Sumatera
Utara,
Itjen. Kementerian Kehutanan,
dan
Dalam Negeri.
Kementerian
Capaian Target Kinerja I.1.b INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI
CAPAIAN
Jumlah K/L dan Pemda yang menerapkan kebijakan yang responsif gender di bidang ekonomi.
12 K/L 11 Prov.
16 K/L 14 Prov.
133% 127%
Dari 12 K/L dan 11
rapan
tahun
ekonomi yang dilakukan oleh
provinsi pada
yang
ditargetkan
2014,
dapat
direalisasikan 16 K/L dan 14 provinsi atau capaian kinerja
masing-masing sebesar 133% dan
127%.
kebijakan gender
yang
Penerapan
dilihat
responsif dari
pemenuhan 7 pra syarat PUG, dan inovasi yang dilakukan. 7 (tujuh)
prasyarat
PUG
bentuk
pene-
tertuang dalam Lampiran 3. Sedangkan
20
kebijakan
yang
responsif gender di bidang
16 K/L dan 14 provinsi tahun 2014
tertuang
dalam
Lampiran 4.
Sampai
pada
akhir
periode Renstra 2010-2014,
capaian penerapan kebijak-an yang
responsif
dalam
tabel
bidang
berikut.
ekonomi
gender
dan
di
tertuang bagan
Tabel 3.1 Hasil Capaian K/L dan Pemda yang menerapkan kebijakan yang responsif gender di bidang ekonomi, tahun 2010-2014. Instansi/Tahun K/L Pemdaprov.
2010 3 2
2011 5 11
2012 8 26
2013 18 33
2014 19 33
Bagan 3.1 Hasil Capaian K/L dan Pemda yang sudah menerapkan kebijakan yang responsif gender di bidang ekonomi, 2010-2014. 33
35 30
33
26
25
15
K/L
11 3
5 0
5 2
2010
Di
dalam
2011
2012
Renstra
2010-2014, target kinerja
telah ditetapkan 19 K/L
terkait sektor ekonomi dan
33 provinsi. Dari 19 K/L yang ditargetkan dalam 5
21
Provinsi
8
10
tahun,
19
18
20
telah
terpenuhi
2013
2014
dengan kondisi: 11 K/L masih
dalam
pemenuhan kunci,
8
pra
K/L
tarap
syarat sudah
melakukan inovasi yakni: Kementerian
Nakertrans,
KUKM, Kehutanan, Kelautan
dan Perikanan, Pertanian,
Lampung.
Kementerian Keuangan. Dan
masuk kategori sangat baik
Perhubungan,
PU,
dan
dari 8 K/L yang sudah
melakukan inovasi, 2 K/L masuk dalam klaster mentor yakni: Kementerian PU dan Kementerian Keuangan. Sedangkan
capaian
Pemda (provinsi), dari 33
provinsi yang ditargetkan selama
5
tahun
(2010-
2014), juga telah tercapai
dengan kondisi: terdapat 8 (delapan)
Provinsi
dikategorikan
yang
memuaskan
dalam melaksanakan PUG atau
telah
sepenuhnya
memenuhi
7
(tujuh)
Provinsi
Jawa
prasyarat kunci diantaranya adalah
Tengah,
Jawa
Timur,
Provinsi
4
dinilai
dalam melaksanakan PUG atau memenuhi prasyarat Sumatera Sumatera
7 (tujuh)
kunci
yaitu
Barat,
Jambi,
Selatan
dan
Kalimantan Selatan. 1(satu) Provinsi kategori
dinilai baik
melaksanakan Sumatera
masuk
PUG
Utara,
dalam
yaitu
dan
8
(delapan) Provinsi dinilai
masuk kategori kurang baik
dalam implementasi PUG yakni Gorontalo, Bengkulu, Sulawesi
Barat,
Sulawesi
Utara, Kalimantan Tengah,
NTB, Bangka Belitung dan NAD.
Kegiatan yang dila-
Kepulauan Riau, Jawa Barat,
kukan
Sulawesi
melalui penandatangan MoU
DI Yogyakarta, DKI Jakarta 22
(empat)
Terdapat
Selatan
dan
untuk
mencapai
target tersebut antara lain
dengan K/L dan Pemda,
Pemda,
kum/kebijakan di tingkat
dan
penguatan
payung
nasional
dan
penguatan
hu-
daerah,
Forum/Pokja/
Focal Point di K/L dan
pengembangan
model di daerah, advokasi fasilitasi
bimbingan
teknis ke K/L dan Pemda, dan kajian potensi Industri Rumahan (IR).
Gambar 3.1. Usaha Kelompok Perempuan sebagai salah satu bentuk Pemberdayaan Perempuan Bidang Ekonomi Capaian Target Kinerja 1.1.c
INDIKATOR
TARGET
REALISASI
CAPAIAN
5 K/L
9 K/L
180%
KET.
KINERJA Jumlah K/L dan Pemda yang memanfaatkan data gender di bidang ekonomi.
23
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
RISTEK, KPDT, Kominfo, BPPT, LIPI, Batan, Keuangan, Perhubungan, BPN.
6 prov.
8 prov.
Dari 5 K/L dan 6
provinsi yang ditargetkan pada tahun 2014, dapat direalisasikan 9 K/L dan 8 provinsi kinerja
atau
capaian
masing-masing
sebesar 180% dan 133%. Pemanfaatan tersebut dari
mulai penyusunan pedoman data terpilah, pengumpulan
dan analisis, sampai pada penyusunan profil gender. 2014,
Pada Renstra 2010untuk
indikator
kinerja ini telah ditetapkan 19 K/L dan 33 provinsi.
24
133%
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Kaltim, DKI, Jatim, Sulteng, Bengkulu, NTB, Sumsel, Sulut
Sampai pada tahun 2014, 19 K/L
data
telah
ekonomi.
memanfaatkan
gender
Demikian
bidang
juga
dengan target 33 provinsi, sampai tahun 2014 sudah
menyediakan data statistik gender
dan
memanfaat-
kannya dalam penyusunan program
dan
kegiatan.
Bahkan 15 provinsi sampai
pada pembentukan Forum
Data. Perkembangan capaian selama 2010-2014 dapat dilihat pada tabel dan bagan berikut.
Tabel 3.2 Capaian K/L dan Pemda yang Memanfaatkan Data Gender Bidang Ekonomi, 2010-2014. Instansi/Tahun K/L Pemdaprov.
2010 3 2
2011 5 11
2012 8 26
2013 12 33
2014 19 33
Bagan 3.2 Capaian K/L dan Pemda yang Memanfaatkan Data Gender Bidang Ekonomi, 2010-2014. 33
35 30
33
26
25 19
20 15
11
10 5 0
3
8
Provinsi
5 2
2010
2011
2012
2013
2014
Capaian indikator 1.1.b dan
menjadi pra syarat keenam
2010-2014
pelaksanaan PUG, sehingga
indikator 1.1.c dari tahun
menunjukan
angka yang sama, kecuali tahun
2013.
mengingat
Hal
bahwa
ini
keter-
sediaan data statistik gender
25
K/L
12
dari
tujuh
pra
syarat
K/L dan Pemda menjadikan ketersediaan data statistik gender
menjadi
untuk dipenuhi.
prioritas
Sasaran 1.2: Meningkatnya K/L dan Pemda yang menerapkan kebijakan yang responsif gender di bidang politik, sosial dan hukum Capaian Target Kinerja I.2.a INDIKATOR KINERJA Jumlah kebijakan yang responsif gender di bidang polsoskum.
TARGET
REALISASI
CAPAIAN
KETERANGAN
6
2
33.3%
1. Pedoman PPRG Polri 2. Buku “Bahan Ajar Kasus Berbasis Kesetaraan Gender pada Pendidikan dan Pelatihan Aparatur Sipil Negara” 3. Draft Pedoman Penyu-sunan Bahan Ajar yang Berperspektif Gender 4. Draft Pedoman pening-katan pemahaman tentang gender melalui PT Agama 5. Draft Pedoman Pengintegrasian Isu Gender dalam Strategi Nasional dan Daerah Penang-gulangan HIV/AIDS 6. Draft Final Panduan Umum Adaptasi Perubahan Iklim yang responsif gender dan peduli anak
Dari 6 (enam) kebijakan
dan
2014, 2 (dua) kebijakan
pada
yang ditargetkan pada tahun dapat
dicapai
yaitu
Pedoman PPRG Kepolisian Negara Republik Indonesia 26
Bahan
Ajar
Kasus
Pendidikan
dan
Berbasis Kesetaraan Gender Pelatihan Negara.
(empat)
Aparatur
Sementara
sisanya
Sipil
4
masih
dalam bentuk draf. Salah
Pembahasan konsep akan
penyebab adalah penghe-
prioritas tahun 2015.
satu
hal
yang
menjadi
matan APBN tahun 2014.
dilanjutkan
dan
menjadi
Gambar 3.2. Peran Perempuan dalam Bidang Politik, Sosial dan Hukum merupakan aset berharga bagi pembangunan nasional
27
Capaian Target Kinerja I.2.b INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI
CAPAIAN
Jumlah K/L dan Pemda yang menerapkan kebijakan yang responsif gender di bidang polsoskum.
11 K/L 26 prov.
11 K/L 22 prov.
100% 85%
Pada tahun 2014, dari
inovasi yang dilakukan oleh
26 Pemda, tercapai 11 K/L
bentuk penerapan kebijakan
target sebanyak 11 K/L dan dan
22
capaian
provinsi
kinerja
atau
masing-
masing se-besar 100% dan
pada tahun 2014 tertuang dalam Lampiran 5. Dari
29
K/L
yang
85%. Target provinsi tidak
menjadi target selama lima
perkembangan baru terkait
bahwa
ter-penuhi karena tidak ada dengan pelaksanaan PUG di
9 provinsi. Namun demikian,
provinsi
tersebut
sudah memenuhi prasyarat PUG.
Penerapan
kebijakan
yang responsif gender di
bidang polsoskum dilihat
dari pemenuhan 7 (tujuh) pra syarat kunci PUG dan 28
K/L dan Pemda. Adapun
tahun, dapat disimpulkan 29
K/L
tercapai
dengan kondisi yakni:
1. 1 K/L sudah pada tahap terbaik
Bappenas,
2. 13
K/L
(mentor): sudah
melakukan inovasi,
3. 15 K/L masih dalam
tahap pemenuhan pra syarat PUG.
Sedangkan
33
berikan perhatian khusus
target dalam lima tahun,
dalam kategori kurang baik
provinsi
yang
dari
menjadi
dapat dicapai dengan kondisi:
1. 8
provinsi
gorikan dalam
dikate-
memuaskan
melaksanakan
PUG (telah memenuhi
sepenuhnya 7 prasyarat kunci.
2. 4 provinsi masuk kategori sangat baik
3. 1 provinsi dinilai masuk kategori baik
4. 20
provinsi
kurang baik.
Melihat
kondisi
kategori
tersebut,
untuk 2015-2019, Kemen-
terian PP-PA akan mem-
29
bagi Provinsi yang masuk dan K/L yang masih dalam
tahap pemenuhan pra syarat dalam
pelaksanaan
PUG
secara
intensif
dan
melalui pembinaan teknis berkesinambungan. Pembinaan
terhadap
pemerintah daerah
dalam
rangka melaksanakan percepatan PUG melalui PPRG yang dapat dilakukan secara
komprehensif dengan meng-
upayakan tersedianya dana dekonsentrasi.
Perkembangan capaian 5 (lima) tahun tertuang dalam tabel dan bagan berikut.
Tabel 3.3 Capaian K/L dan Pemda yang Menerapkan Kebijakan yang Responsif Gender di Bidang Polsoskum, 2010-2014. Instansi/Tahun K/L Pemdaprov.
2010 6 7
2011 14 12
2012 18 26
2013 22 30
2014 29 33
Bagan 3.3 Capaian K/L dan Pemda yang Menerapkan Kebijakan yang Responsif Gender di Bidang Polsoskum, 2010-2014. 35
30
30
26 22
25 18
20
14
15 10
33
29
6
12
K/L
Provinsi
7
5 0
2010
2011
2012
2013
2014
Capaian
Target Kinerja 1.2.c
30
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI
CAPAIAN
KET.
Jumlah K/L dan Pemda yang memanfaatkan data gender di bidang polsoskum.
10 K/L
13 K/L
130%
Dikbud, Kemkes, KLH, KPU, Kum-HAM, Dagri, Kejaksaan, Polri, Kemenpora, MA, BNPB, Kesra, Parektif.
18 prov.
17 prov.
94,44%
Lampung, Bali, Kalteng, Sumut, Banten, NTT, DIY, Gorontalo, Riau, Papua Barat, Jabar, Sulsel, Jambi, Sulbar, Babel, Kalbar, Sultra.
Dari 10 K/L dan 18
provinsi yang ditargetkan pada tahun 2014, dapat
data terpilah.
direalisasikan 13 K/L dan
Sedangkan provinsi, dari 33
kinerja masing-masing sebe-
terdapat:
17 provinsi atau capaian sar
130%
dan
94,44%.
Pemanfaatan tersebut mulai
dari penyusunan pedoman data terpilah, pengumpulan dan analisis, sampai pada penyusunan profil gender.
provinsi yang ditargetkan, 1. 18
Provinsi
sudah
membentuk
Forum
Data.
2. 8 Provinsi sudah memiliki
namun
data
gender
belum
mem-
bentuk Forum Data.
Pada Renstra 2010-2014,
Berdasarkan
telah ditetapkan sebanyak
penilaian Anugerah Parahita
untuk indikator kinerja ini
29 K/L dan 33 provinsi. Sampai pada tahun 2014, hasil yang dicapai adalah:
1. 23 K/L telah memanfaatkan
data
gender
bidang polsoskum,
2. 6 K/L baru pada tahap
melakukan penyusunan
31
pedoman dan analisis
evaluasi
dengan menggunakan form Ekapraya evaluasi
(APE)
lapangan,
dan
hasil
capaian kinerja sasaran 1
dan 2 selama 2010-2014 dapat digambarkan dalam bagan berikut.
Bagan 3.4 Hasil capaian sasaran 1 dan 2, 2010-2014 Kondisi awal:
Komitmen pelaksanaan PUG sebagaimana Inpres 9/200 tentang PUG dalam pembangunan nasional belum sepenuhnya ditindaklanjuti K/L dan Pemda; Perencanaan program dan anggaran di K/L dan Pemda belum responsif gender (RG); Program dan anggaran yang RG merupakan entry point untuk mewujudkan kesetaraan gender; Masih ada peraturan perundangan yang diindikasikan diskriminatif dan bias gender yang berakibat menghambat kemajuan perempuan
Langkah Strategis:
Advokasi tentang pentingnya pelaksanaan PUG kepada pimpinan K/L dan Pemda; Fasilitasi dalam bentuk sosialisasi, RTD, FGD, bimtek tentang pelaksanaan PUG dan PPRG; Merumuskan parameter kesetaraan gender untuk digunakan para legal drafter.
Hasil:
32
25 K/L telah memiliki peraturan pelaksanaan PUG; 16 Renstra K/L dan 25 RPJMD Prov. telah mengintegrasikan isu gender; 23 K/L dan 26 Prov telah membentuk Pokja PUG; 28 K/L dan 26 Prov telah melakukan PPRG; 19 K/L dan 33 prov telah memiliki data statistik gender; 33 prov telah memiliki SDM terlatih PUG dan PPRG. Pedoman Parameter Kesetaraan Gender dalam Pembentukan Peraturan Perundangan.
Sasaran 1.3: Meningkatnya K/L dan Pemda yang menerapkan kebijakan perlindungan hak perempuan Capaian Target Kinerja 1.3.a INDIKATOR KINERJA Jumlah kebijakan perlindunga n hak perempuan.
TARGET
REALISASI
CAPAIAN
KETERANGAN
1
4
400%
1. Perpres. No 18 Tahun 2014 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Perempuan dan Anak dalam Konflik Sosial; 2. Permen PP-PA No. 07 tahun 2014 tentang Panduan Penilaian Perusahaan Terbaik Pembina Pekerja Perempuan; 3. Permen PP-PA No. 05 tahun 2014 tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem Data Gender dan Anak ; 4. Peraturan Ketua Harian Gugus Tugas PP TPPO No 1 tahun 2014 ttg Evaluasi Pelaksanaan Tugas GT PP TPPO, perubahan dari Peraturan Ketua GT No.53 tahun 2011;
Kebijakan perlindungan hak
3) pemberdayaan perem-
3 (tiga) hal yakni: 1) pen-
Dari
perempuan difokuskan pada
cegahan; 2) pelayanan; dan 33
puan korban kekerasan. 1
kebijakan
yang
ditargetkan, dapat direalisasikan 4 (empat) kebi-
jakan atau capaian kinerja sebesar 400%.
Capaian Target Kinerja 1.3.b
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI
CAPAIAN
Jumlah K/L dan Pemda yang menerapkan kebijakan perlindungan hak perempuan.
8 K/L 11 prov. 6 kab/ko
8 K/L 11 prov. 6 kab/ko
100% 100% 100%
Dari 8 K/L, 11 prov,
dan 6 kabupaten/kota yang ditargetkan
pada
tahun
2014, dapat dieralisasikan 8 K/L,
11
kab/kota masing 100%.
prov, atau
capaian
dan
6
masingkinerja
Selama 2010-2014, dari 19 K/L, 33 provinsi, dan 245
kabupaten/kota yang ditargetkan, telah terpenuhi 19
34
K/L, 33 provinsi, dan 247 kab/kota.
Perkembangan
capaian selama 5 tahun tertuang berikut.
penerapan
dalam
Adapun
perlindungan perempuan
di
bagan
bentuk
kebijakan
K/L
hak
dan
Pemda tahun 2014 tertuang dalam Lampiran 6.
Bagan 3.5 Capaian K/L dan Pemda yang Menerapkan Kebijakan Perlindungan Hak Perempuan, 2010-2014. 247
250 200
166
152
K/L
126
150
Provinsi
100 50 0
8 11
33
2010
12 14 2011
14 21 2012
Capaian dalam lima tahun (2010-2014) dari penerapan kebijakan perlindungan hak perempuan dapat digambarkan sebagai berikut.
35
17
30
2013
19
33
2014
Kab/kota
Bagan 3.6 Capaian Penerapan Kebijakan Perlindungan Hak Perempuan Kondisi Awal:
Perempuan dan anak merupakan kelompok paling rentan mengalami kekerasan; Layanan pemenuhan kebutuhan perempuan, termasuk hak reproduksinya, belum banyak tersedia di K/L;
Langkah Strategis: Menyusun RAN Penghapusan Perdagangan Orang Tahun 2009-2014; Memperkuat kapasitas kelembagaan Gugus Tugas Pencegahan Perdagangan Orang; Mendorong pelaksanaan SPM Bidang Layanan Terpadu Bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan; Mendorong terbentuknya lembaga layanan korban kekerasan.
Hasil Capaian:
36
Alokasi anggaran penanganan kekerasan pada 25 provinsi dan 83 pemkab/ko; Berdiri P2TP2A di 33 prov dan 247 kab/ko Terbentuk Gugus Tugas PTPO di 30 prov dan 166 kab/ko; 123 lembaga layanan berbasis rumah sakit; Unit layanan pengaduan kasus kekerasan di 7 K/L; Ruang laktasi/pojok ASI di 17 K/L; TPA di 14 K/L
Capaian Target Kinerja 1.3.c INDIKATOR KINERJA Persentasi perempuan korban kekerasan yang mendapatkan layanan.
Data
menunjukan
TARGET
REALISASI
CAPAIAN
40%
60%
150%
bahwa
baru muncul pada tahun
dapat direalisasikan sebesar
capaian 2012-2014 sebagai
dari 40% yang ditargetkan, 60% atau capaian kinerja
sebesar 150%. Indikator ini
2012, dan perkembangan berikut.
Bagan 3.7 Persentasi Capaian Perempuan Korban Mendapatkan Layanan, 2012-2014. 40
40
Kekerasan
yang
35
35 30
25
25 20
% korban
15 10 5 0
2012
2013
2014
Dilihat dari capaian tahun
dapatkan
persentase perempuan kor-
menunjukan trend positif
2012-2014 nampak bahwa
ban kekerasan yang men37
layanan
sesuai
dengan kebutuhan korban atau ada peningkatan yang
cukup
signifikan.
positif
terhadap
Trend
capaian
layanan korban kekerasan yang ditunjukan pada bagan di atas, tentu tidak lepas dari
dukungan K/L dan
Pemda terkait. Dari seluruh korban
yang
datang
ke
pusat-pusat pelayanan seperti
rumah
sakit,
ruhnya
dapat
dilayani
Puskesmas,
women
center, P2TP2A dll selumeskipun beberapa kasus
membutuhkan waktu pelayanan lebih dari 1 tahun.
Gambar 3.3. Dukungan Pemda dan Masyarakat sangat diperlukan dalam penerapan kebijakan perlindungan perempuan
38
crisis
Capaian Target Kinerja 1.3.d INDIKATOR KINERJA Jumlah K/L dan Pemda yang memanfaatkan data perlindungan hak perempuan.
TARGET
REALISASI
CAPAIAN
KET.
11 K/L
11 K/L
100%
12 prov.
12 prov.
100%
Kesra, Polri, Kejaksaan, MA, Nakertrans, Kemkes, Kemsos, KUKM, BPNB, Polhukam, BNP2TKI. Jateng, Jatim, Jabar, Sumut, Aceh, Lampung, Kepri, Riau, Banten, Kalbar, Sulsel, DIY.
Tabel menunjukan bahwa
Sampai tahun 2014, dari 19
provinsi,
dapat
direali-
ditargetkan,
provinsi
atau
capaian
dari target 11 K/L dan 12
K/L, dan 33 provinsi yang
sasikan 11 K/L dan 12
seluruhnya
sudah dapat dicapai dengan perkembangan
kinerja sebesar 100%.
berikut.
sebagai
Tabel 3.4 Capaian K/L dan Pemda yang Memanfaatkan Data Gender dan Anak, 2010-2014. Instansi/Tahun K/L Pemdaprov.
39
2010 3 2
2011 5 11
2012 8 26
2013 12 33
2014 19 33
Bagan 3.8 Capaian K/L dan Pemda yang Memanfaatkan Data Gender dan Anak, 2010-2014. 33
35 30
33
26
25 19
20 15
8
10 5 0
40
K/L
12
11 3
5 2
2010
2011
2012
2013
2014
Provinsi
Sasaran 2.1 Meningkatnya K/L dan Pemda yang menerapkan kebijakan perlindungan hak anak Capaian Target Kinerja 2.1.a INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI
CAPAIAN
Jumlah K/L dan Pemda yang menerapkan kebijakan perlindungan hak anak.
9 K/L 20 prov.
9 K/L 20 prov.
100% 100%
Dari 9 K/L dan 20 provinsi
K/L dan Pemda yang mene-
2014, dapat direalisasikan
dungan hak anak selama
yang ditargetkan di tahun sebanyak 9 K/L dan 20 provinsi
atau
capaian
kinerja masing-masing sebesar 100%. Perkembangan
41
rapkan
kebijakan
2010-2014 dalam
berikut.
tabel
perlin-
tergambarkan dan
bagan
Tabel 3.5 Capaian K/L dan Pemda yang Menerapkan Kebijakan Perlindungan Hak Anak, 2010-2014. Instansi/Tahun K/L Pemdaprov.
2010 -
2011 7 15
2012 12 20
Bagan 3.9 Capaian K/L dan Pemda yang Perlindungan Hak Anak, 2010-2014.
33
35 30
25
25
20
20
Menerapkan
2014 27 33
Kebijakan
27
18
15
15 10
2013 18 25
K/L
12
Provinsi
7
5 0
2011
2012
2013
2014
Adapun bentuk penerapan kebijakan
anak di K/L dan Pemda tertuang dalam Lampiran 9.
perlindungan
Capaian Target Kinerja 2.1.b INDIKATOR KINERJA Persentasi anak korban kekerasan yang mendapatkan layanan.
42
TARGET
REALISASI
CAPAIAN
40%
40%
100%
KET.
Dilihat dari capaian tahun
dari
persentase
korban
2012-2014 nampak bahwa kekerasan dapatkan
anak
korban
layanan
sesuai
yang
men-
dengan kebutuhan korban
menunjukan trend positif atau ada peningkatan yang cukup
positif
signifikan.
terhadap
Trend
capaian
layanan korban kekerasan yang ditunjukan pada bagan di atas, tentu tidak lepas
dukungan K/L dan
Pemda terkait. Dari seluruh yang
didamping
untuk datang ke pusat-pusat pelayanan sakit,
seperti
Puskesmas,
rumah
Rumah
Perlindungan Sosial Anak, P2TP2A dapat
dll
dilayani
beberapa
seluruhnya
meskipun
kasus
mem-
butuhkan waktu pelayanan lebih dari 1 tahun.
Gambar 3.4. Perlindungan anak demi bertujuan untuk menjamin hak-hak anak 43
Gambar 3.5. Setiap anak berhak untuk hidup, berkembang dan berpartisipasi secara wajar Capaian Target Kinerja 2.1.c
INDIKATOR KINERJA Jumlah K/L dan Pemda yang memanfaatkan data perlindungan anak.
Capaian
TARGET
REALISASI
CAPAIAN
KET.
6 K/L
6 K/L
100%
17 prov.
17 prov.
100%
Kesra, Polri, Kejaksaan, MA, Dagri, Kemsos. Jateng, Jatim, Jabar, Sumut, Aceh, Lampung, Kepri, Riau, Banten, Kalbar, Sulsel, DIY, Jambi, NTB, Sumsel, Bali, dan Banten.
tersebut
sesuai
dengan target yang ditetapkan pada tahun 2014 yakni 6 K/L dan 17 provinsi atau 44
capaian masing
kinerja
100%.
masing-
Perkem-
bangan capaian K/L dan
Pemda yang memanfaatkan
data
perlindungan
anak
bagan berikut.
dapat dilihat pada tabel dan
Tabel 3.6 Capaian K/L dan Pemda yang Memanfaatkan Data Perlindungan Hak Anak, 2010-2014. Instansi/Tahun K/L Pemdaprov.
2010 -
2011 7 15
2012 12 20
2013 18 25
2014 27 33
Bagan 3.10 Capaian K/L dan Pemda yang Memanfaatkan Data Perlindungan Anak, 2010-2014. 33
35 30
25
25
20
20
18
15
15 10
27
K/L
12
Provinsi
7
5 0
2011
2012
2013
Berdasarkan hasil evaluasi,
disimpulkan sebagai ber-
dungan anak di provinsi
11
penerapan kebijakan perlinselama
45
2014
2010-2014
dapat
ikut.
provinsi
kurang
baik
pelaksanaan
termasuk dalam
kebijakan
perlindungan
anak,
khususnya perlindungan dari tindak kekerasan;
21 provinsi lihatkan
memper-
kondisi
jauh lebih baik;
yang
1 provinsi belum memiliki kelembagaan perlindungan
anak,
Bangka Belitung.
yakni
Oleh karena itu, kedepan
perlu memberikan perhatian khusus
bagi
pemerintah
provinsi yang masuk dalam No. 1.
2.
46
Peraturan Perundangan
UU No. 9 Tahun 2011 tentang pengesahan optional protokol convention on the rights of the child on the involvement of children in armed conflict (protokol optional konvensi hak anak mengenai keterlibatan anak dalam konflik bersenjata) UU No.10 Tahun 2012 tentang pengesahan protokol optional KHA mengenai penjualan anak, prostitusi anak, dan pornografi anak.
kategori kurang baik dalam
pelaksanaan kebijakan perlindungan advokasi,
anak
melalui
sosialisasi
dan
bentuk fasilitasi lainnya yang harus
dilakukan
secara
komprehensif dan berkesinambungan. Capaian yang
cukup signifikan pada tahun
2010-2014 adalah ditetapkannya
beberapa
produk
perundangan terkait perlindungan anak sebagai berikut. Penjelasan
Memperkuat komitmen Indonesia dalam upaya perlindungan, termasuk mencegah anak dari keterlibatan dalam konflik bersenjata. Diantaranya dengan memastikan manusia belum berumur 18 tahun tidak direkrut dalam wajib militer. Melindungi anak agar tidak menjadi korban dari tindak pidana penjualan anak, prostitusi dan pornografi anak. Diantaranya dengan melakukan upaya mencegah. Memberantas, dan menghukum pelaku baik di DN maupun di LN.
3.
UU No. 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak (SPPA)
4.
UU No. 35 Tahun 2014 tentang Perubahan UU No.23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Inpres No. 5 Tahun 2014 tentang GN Anti Kejahatan Seksual Anak (GN Aksa)
5.
47
Perlindungan khusus kepada anak anak yang berhadapan dengan hukum yang lebih komprehensifmengganti UU 3/1997 tentang Pengadilan Anak. Penyesuaian terhadap beberapa ketentuan dalam UU 23/2002 tentang perlindungan anak.
Sasaran 2.2: Meningkatnya K/L dan Pemda yang menerapkan kebijakan tumbuh kembang anak Capaian Target Kinerja 2.2.a INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI
CAPAIAN
Jumlah K/L dan Pemda yang menerapkan kebijakan tumbuh kembang anak.
22 K/L 27 prov 100 kab/ko
22 K/L 27 prov 100 kab/ko
100% 100% 100%
Setelah dilakukan evaluasi,
kator
provinsi
Penerapan tersebut dapat
dari target 22 K/L, 27 dan
kabupaten/kota, terpenuhi
100
realisasi
masing-masing
100%. Penerapan kebijakan tumbuh kembang anak di pemda
(provinsi
dengan
pemenuhan
kabupaten/kota)
48
dan
terkait
indi-
Kabupaten/Kota
Menuju Layak Anak (KLA). dilihat pada Lampiran 9.
Perkembangan jumlah K/L dan Pemda yang menerapkan kebijakan tumbuh kembang anak dapat dilihat pada bagan berikut.
Bagan 3.11 Perkembangan Jumlah K/L dan Pemda yang Menerapkan Kebijakan TKA, 2011-2014. 187
200
132
150
72 39 21 2333 32 27 11 59
100 50 0
K/L
2011
5
Prov insi 11
Kab/ Kota 32
2012
9
21
72
2013
27
23
132
2014
39
33
187
Dilihat dari capaian 20112014 nampak bahwa perkembangan jumlah K/L dan Pemda yang menerapkan kebijakan
2011 2012 2013 2014
tumbuh kembang anak menunjukan trend positif atau ada peningkatan yang cukup signifikan.
Capaian Target Kinerja 2.2.c INDIKATOR KINERJA Jumlah K/L dan Pemda yang memanfaatkan data tumbuh kembang anak.
49
TARGET
REALISASI
CAPAIAN
5 K/L
5 K/L
100%
33 prov. 100 kab/ko
33 prov. 110 kab/ko
100% 110%
KET. Dalam Negeri, Kesehatan, Dikbud, Agama, Sosial. Kecuali Kaltara. Terlampir.
Dari 5 K/L, 33 provinsi dan
masing
ditargetkan
Perkembangan jumlah K/L
100 kabupaten/kota yang pada
tahun
dan Pemda yang meman-
K/L, 33 provinsi, dan 110 capaian
kinerja
100%,
100% dan 110%.
2014, dapat direalisasikan 5 kabupaten/kota
sebesar
faatkan data TKA dari tahun
atau
2011-2014
masing-
dapat
pada bagan berikut.
dilihat
Bagan 3.12 Capaian K/L dan Pemda yang Memanfaatkan Data Tumbuh Kembang Anak, 2011-2014. 100
100 90 80 70
60 K/L
60 50
40
40
30
30
20
20 10 0
1
5
2011
20 6
10
2012
11
2013
17
Prov. Kab/Kota
2014
Capaian Target Kinerja 2.2.d INDIKATOR KINERJA Jumlah kab/kota menuju layak anak (KLA).
50
TARGET
REALISASI
CAPAIAN
100 kab/ko
124 kab/ko
124% (terlampir)
Dari target 100 kabupaten/
gugus
terealisasi
desa/keluarahan layak anak.
kota yang ditargetkan, dapat sebanyak
kabupaten/kota
124
menuju
layak anak (KLA). Upaya yang dilakukan oleh 124 kab/kota antara
menuju
lain
KLA
berupa:
penyusunan regulasi daerah
untuk mendukung pelak-
sanaan KLA, pembentukan
tugas
pengembangan
KLA,
dan
model
Sejak 2009, penghargaan KLA
diberikan
kepada
kab/kota yang menginisiasi
KLA, dan sampai dengan 2014,
penghargaan
diberikan Kab/kota
terlampir.
kepada
dengan
telah
62
rincian
Gambar 3.6. Puskesmas Ramah Anak (PRA) sebagai salah satu bentuk implementasi kebijakan tumbuh kembang anak 51
Gambar 3.7. Rute Aman dan Selamat ke/dari Sekolah (RASS) sebagai salah satu bentuk implementasi kebijakan tumbuh kembang anak
Perkembangan K/L dan Pemda Penerima APE Penerapan kebijakan yang
Evaluasi dilakukan secara
tifikasi dari sejauhmana K/L
PA
responsif gender
diiden-
dan Pemda telah memenuhi
melalui
penilaian
Anugerah Parahita Eka-
7 (tujuh) prasyarat kelem-
praya (APE). Penghargaan
kedalam
kategori yakni : 1) utama; 2)
bagaan PUG yang dijabarkan 44
variabel
penilaian sebagaimana ter-
tuang dalam Lampiran 3. 52
rutin oleh Kementerian PP-
APE terbagi dalam 3 (tiga) madya; dan 3) pratama.
Berdasarkan kriteria diatas,
dibandingkan dengan tahun
diketahui bahwa pada tahun
Perkembangan jumlah K/L
maka dari hasil evaluasi
2014, 8 K/L, 13 provinsi dan 48
kab/kota
telah
menerapkan kebijakan yang
responsif gender dan dan berhak mendapatkan APE.
2013 dan 2012.
dan Pemda penerima APE sejak tahun 2010 s.d 2014
tertuang dalam tabel berikut ini.
Jumlah tersebut lebih kecil
Tabel 3.7 Perkembangan Penerima Penghargaan APE Tahun 2010-2014 Tahun 2010 2011 2012 2013 2014
53
Kategori APE
Utama Madya Pratama Utama Madya Pratama Utama Madya Pratama Utama Madya Pratama Utama Madya Pratama
K/L 5 5 1 5 5 11 3 5 4 12 4 5 7 16 5 3 16
Jumlah K/L dan Pemda Prov. Kab/Kota 5 4 9 2 3 7 12 3 9 9 21 6 8 4 18 8 4 1 18
5 3 8 8 9 17 4 19 19 42 6 27 23 56 10 23 15 56
Jumlah 10 12 22 3 16 21 40 10 33 32 75 16 40 34 90 23 30 16 69
Gambar 3.8. Penyerahan Penghargaan APE oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak pada Acara PHI ke-86 Tahun 2014 Jakarta, 22 Desember 2014
54
C. Realisasi Anggaran Alokasi anggaran Kemen-
dengan akhir tahun 2014
mulai
berikut:
terian PP-PA tahun 2014
No.
dari
awal sampai
proses
sebagai
Proses Alokasi Anggaran
Uraian
PAGU (RP)
1.
Pagu Indikatif
241.837.700.000,-
2.
Pagu Anggaran
214.695.552.000,-
3.
AlokasiAnggaran
214.695.552.000,-
4.
Alokasi Anggaran di Akhir Tahun 2013
191.629.656.000,-
Dari
alokasi
Dasar Surat Bersama Menteri PPN/Kepala Bappenas dan Menteri Keuangan No.: 1949/M.PPN/04/2013 dan No.: S-279/MK.02/2013 tentang Pagu Indikatif dan Rancangan awal RKP Tahun 2014. Surat Keputusan Menteri Keuangan No: 258/KMK.02/2013 tentang Pagu Anggaran K/L Tahun 2014
Surat Menteri Keuangan No: S-760/MK.02/2013 tentang Penyampaian Kebijakan Belanja & Alokasi Anggaran KL TA. 2014. Surat Keputusan Menteri Keuangan No: S760/MK.02/2013 tentang penyampaian kebijakan belanja dan alokasi anggaran K/L Tahun 2014
sebesar
mendukung pelaksanaan 3
sebut dipergunakan untuk
penyerapan anggaran ta-
Rp.191.629.656.000,- ter55
melalui
(tiga) program. Realisasi
hun 2014 adalah sebesar
Rp.184.782.226.125,- atau No. 1. 2. 3.
56
Program Kesetaaraan Gender dan PP Perlindungan Anak Dukungan Manajemen
95,99 persen, yang terdiri dari:
Pagu 24.940.000.000
Realisasi 15.784.235.518
% 90
172.755.552.000
158.412.204.890
97
17.000.000.000
10.585.785.717
88
BAB IV PENUTUP Penyusunan Kinerja
Tahun
dilakukan melalui
Laporan
Kementerian PP-PA Tahun
proses
Renstra 2010-2014. Secara
2014
pengukuran capaian kinerja. LAKIP
merupakan
Tahun
2014
LAKIP
tahun
kelima pelaksanaan RPJMN 2010-2014
dan
Renstra
Kementerian PP-PA Tahun 2010-2014.
Namun
demikian, informasi kinerja
yang disajikan tidak hanya
untuk tahun yang berjalan saja
tetapi
membandingkan
juga
capaian
selama 5 (lima) tahun.
Pengukuran kinerja terbagi
dalam dua kategori yakni :
1) capaian IPG dan IDG, dan 2) 57
capaian
kinerja
2014 yang mengacu pada
umum, pencapaian sasaran strategis
ditetapkan
yang
dalam
telah
tahun
2014 telah sesuai dengan
yang ditargetkan, bahkan ada yang memperoleh nilai capaian lebih dari 100%. Secara
ringkas,
capaian
kinerja dari masing-masing kategori
dapat
sebagai berikut.
diuraikan
1. Capaian IPG dan IDG.
Pencapaian pembangunan gender
di
Indonesia
menunjukkan peningkatan setiap
tahunnya.
IPG
Nasional pada tahun 2010-
2013 telah meningkat dari
marginalkan.
menjadi 69,57 pada tahun
2. Capaian Kinerja 2014.
digunakan
PA
67,20 pada tahun 2010 2013.
Selain
juga
Meskipun IDG
terus
IDG.
secara
peningkatan, capaian
IPG,
umum
menunjukkan
namun
komponen
IDG
pada tahun 2013 untuk perempuan rendah Masih
masih
dari
capaian
relatif
lebih
laki-laki.
rendahnya
perempuan
jika
dibandingkan laki-laki bisa disebabkan
oleh
bahwa
pembangunan yang selama ini dilakukan lebih banyak menguntungkan dan,
laki-laki,
kesempatan
tidak
digunakan secara optimal oleh kelompok lain (dalam
hal ini perempuan), sehingga
terkesan
perempuan 58
selalu
bahwa
ter-
Sesuai dengan Renstra KPPTahun
2010-2014,
terdapat 5 sasaran strategis yang
ditargetkan
untuk
dicapai pada tahun 2014.
Hasil pengukuran terhadap kinerja sasaran strategis ini
menunjukan bahwa secara umum capaian kinerja telah
sesuai dengan target yang ditetapkan. Merujuk
pada
analisis
kinerja pada Bab III, seluruh sasaran
strategis
telah
tercapai kinerjanya sesuai target
dan
beberapa
capaiannya
bahkan
indikator
ada
yang
melampaui
target. Namun masih ada 4 (empat) indikator kinerja
yang capaian kinerja sedikit di bawah target.
Komitmen Langkah Perbaikan Ke Depan Seluruh capaian kinerja di
melalui pembinaan tek-
luasi untuk mendapatkan
berkesinambungan.
atas telah dilakukan evaumpan balik guna perbaikan
b. Substansi materi form
datang. Hal ini merupakan
perlu ditinjau kembali
kinerja di masa-masa menpelajaran yang sangat berharga bagi Kementerian PPPA
untuk
kinerja
meningkatkan
organisasi
pada
periode berikutnya. Langkah-langkah ke depan yang harus
dilakukan
oleh
Kementerian PP-PA dalam upaya memperbaiki kinerja
dan menghadapi tantangan ke depan, antara lain:
a. Perlu memberikan perhatian khusus bagi pemerintah
provinsi
yang
kurang
baik
dalam
masuk dalam kategori implementasi 59
nis secara intensif dan
PUG
evaluasi APE dan KLA dan disempurnakan agar lebih relevan.
c. Melanjutkan
penyempurnaan konsep beberapa kebijakan.
Akhirnya,
dengan
disu-
sunnya LAKIP Kemen-terian PP-PA
Tahun
2014
ini
diharapkan dapat memberikan informasi yang transparan dan akuntabel kepada semua pihak dan menjadi umpan
balik
untuk
perbaikan kinerja Kementerian PP-PA.
60
Lampiran 2:
Tujuan 1.
Pengukuran Capaian Kinerja Kementerian PP-PA Tahun 2014
Sasaran Stratagies 1.1. Indikator Kinerja 1.1.a. Jumlah kebijakan yang responsif gender di bidang ekonomi. 1.1.b. Jumlah K/L dan Pemda yang menerapkan kebijakan yang responsif gender di bidang ekonomi. 1.1.c. Jumlah K/L dan Pemda yang memanfaatkan data gender di bidang ekonomi.
Mewujudkan pembangunan yang responsif gender. Meningkatnya K/L dan Pemda yang menerapkan kebijakan yang responsif gender di bidang ekonomi. TARGET REALISASI CAPAIAN (%) 1 kebij. 1 kebij. 100 12 K/L 11 provinsi
16 K/L 14 Prov.
133 127
5 K/L 6 provinsi
9 K/L 8 provinsi
180 133
Rata-rata capaian sasaran 1.1. 134,6 Meningkatnya K/L dan Pemda yang menerapkan kebijakan yang responsif gender di bidang politik, sosial dan hukum (polsoskum). Indikator Kinerja TARGET REALISASI CAPAIAN (%) 1.2.a. Jumlah 6 kebij. 2 33.3% kebijakan yang responsif gender di bidang polsoskum. 1.2.b. Jumlah K/L 11 K/L 11 K/L 100 dan Pemda yang 26 provinsi 22 prov. 85 menerapkan kebijakan yang responsif gender di bidang polsoskum. Sasaran Stratagies 1.2
66 | L a m p i r a n
1.2.c. Jumlah K/L dan Pemda yang memanfaatkan data gender di bidang polsoskum.
10 K/L 18 provinsi
13 K/L 17 provinsi
130 94,44
Tujuan 2.
Mewujudkan pembangunan yang peduli anak. Meningkatnya K/L dan Pemda yang menerapkan kebijakan perlindungan anak. TARGET REALISASI CAPAIAN (%) 9 K/L 9 K/L 100 20 provinsi 20 prov. 100
Rata-rata capaian sasaran 1.2 81,88 Meningkatnya K/L dan Pemda yang menerapkan kebijakan perlindungan hak perempuan. Indikator Kinerja TARGET REALISASI CAPAIAN (%) 1.3.a. Jumlah 1 kebij. 4 kebij. 400 kebijakan perlindungan hak perempuan. 1.3.b. Jumlah K/L 8 K/L 8 K/L 100 dan Pemda yang 11 provinsi 11 prov. 100 menerapkan 6 kab/kota 6 kab/ko 100 kebijakan perlindungan hak perempuan. 1.3.c. % perempuan 40% 60% 150 korban kekerasan yang mendapatkan layanan. 1.3.d. Jumlah K/L 11 K/L 11 K/L 100 dan Pemda yang 12 provinsi 12 provinsi 100 memanfaatkan data di bidang perlindungan hak perempuan. Rata-rata capaian sasaran 1.3 150 Sasaran Stratagies 1.3
Sasaran Stratagies 2.1 Indikator Kinerja 2.1.a. Jumlah K/L dan Pemda yang menerapkan kebijakan
67 | L a m p i r a n
perlindungan anak. 2.1.b. % anak korban kekerasan yang mendapatkan layanan. 2.1.c. Jumlah K/L dan Pemda yang memanfaatkan data perlindungan anak.
40%
40%
100
6 K/L 17 provinsi
6 K/L 17 provinsi
100 100
Rata-rata capaian sasaran 2.1 100 Meningkatnya K/L dan Pemda yang menerapkan kebijakan tumbuh kembang anak. Indikator Kinerja TARGET REALISASI CAPAIAN (%) 2.2.a. Jumlah K/L 12 K/L 12 K/L 100 dan Pemda yang 27 provinsi 27 provinsi 100 menerapkan 100 kab/ko 100 100 kebijakan tumbuh kab/ko kembang anak. 2.2.b. Jumlah K/L 5 K/L 5 K/L 100 dan Pemda yang 33 provinsi 33 provinsi 100 memanfaatkan data 100 kab/ko 100 100 tumbuh kembang kab/ko anak. 2.2.c. Jumlah 100 kab/ko 124 124 kabupaten/kota kab/ko layak anak (KLA) Rata-rata capaian sasaran 2.2. 103,43 Rata-rata capaian sasaran strategis 2014 113,98 Sasaran Stratagies 2.2.
68 | L a m p i r a n
Lampiran 3
Unsur-unsur prasyarat pemenuhan PUG: 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7)
Komitmen politik dan kepemimpinan di masingmasing K/L dan Pemda yang dapat dilihat dari produk peraturan pelaksanaan PUG yang diterbitkan. Kerangka
kebijakan,
pengintegrasikan
isu
ditunjukan
gender
dan
dokumen perencanaan K/L dan Pemda.
anak
dengan dalam
Struktur dan mekanisme ditunjukan dengan adanya penunjukan Pokja dan focal point PUG disertai dengan penyusunan rencana kerja.
Ketersediaan SDM aparatur yang memiliki kapasitas
dan kapabilitas dalam melaksanakan strategi PUG dan PPRG;
Memiliki sistem informasi dan data terpilah berdasarkan jenis kelamin; Menggunakan
alat
analisis
perencanaan dan penganggaran;
gender
dalam
Dukungan masyarakat madani terhadap K/L dan Pemda dalam pelaksanaan PUG .
69 | L a m p i r a n
Lampiran 4 Bentuk penerapan kebijakan yang responsif gender di bidang ekonomi tahun 2014. No.
K/L
A.
K/L
1.
Kemenakertrans (APE Pratama diterima tahun 2011) Kemen. Kelautan dan Perikanan.
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.
Keterangan
Menandatangani MoU 4 Menteri (Menakertrans, Mendagri, MenPPN/Bappenas, dan Men.PP-PA) tentang optimalisasi penerapan kesempatan dan perlakuan yang sama tanpa diskriminasi dalam pekerjaan (equal employment opportunity/EEO). Bekerja sama dengan Kemen. Kehutanan mengembangkan model pengelolaan hutan yang responsif gender di kab. Agam dan Sumba Timur. Bappenas Menandatangani MoU 4 Menteri (Menakertrans, Mendagri, MenPPN/Bappenas, dan Men.PP-PA) tentang optimalisasi penerapan kesempatan dan perlakuan yang sama tanpa diskriminasi dalam pekerjaan (equal employment opportunity/EEO). BNP2TKI Pembentukan Pokja PUG dan Gender Focal Point melalui SK Kepala BNP2TKI Nomor:KEP.120/KA-SU/III/2014; Penyusunan Pedoman PUG Bidang Penelitian dan Pedoman PPRG di BNP2TKI Kemen. Memasukan aspek gender pada pembangunan pasar tradisional Perdagangan dan modern. Penyusunan Pedoman Umum Penyusunan Data Terpilah Bidang Perindagkop. Kemenko Mengeluarkan kebijakan dukungan pemasaran produk industri Perekonomian rumahan secara sinergi lintas sektor, khususnya di provinsi Jawa Barat (industri tikar). BPS Penyediaan data terpilah bidang IPTEK di Kominfo, KPDT, Ristek, LIPI, Batan, dan BPPT. Kemen.Kehutanan Pembuatan model pengelolaan hutan yang responsif gender di kab. Agam dan Sumba Timur. Kemen.PERA Penyusunan grand desain pelaksanaan PUG bidang perumahan swadaya dan kawasan. Penyusunan pedoman monev PPRG. Kemen. Keuangan Menerbitkan modul e-learning PUG yang dapat diakses seluruh staf. BPN Optimalisasi kebijakan reformasi agraria melalui percepatan legalisasi aset tanah masyarakat kepada laki-laki dan perempuan. Kemen. ESDM Menyusunan buku gender dan energi Menyusun profil perempuan penggagas energi baru terbarukan. Kemen. PU Penyusunan rencana kerja tahunan Pokja PUG PU. BPPT Penyusunan pedoman data terpilah bidang iptek. Pembentukan Community Acces Point di Pekalongan. Kemen. Penyusunan Pedoman Umum Penyusunan Data Terpilah Bidang Perindustrian Perindagkop. Kemen. KUKM Penyusunan Pedoman Umum Penyusunan Data Terpilah Bidang Perindagkop.
70 | L a m p i r a n
B.
PEMDA
No.
Pemda
1.
Bengkulu
2.
Jatim
3.
NTB
5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
Sumsel DKI Jakarta Sulteng Maluku Utara Kalsel Kep. Riau Jateng Papua Maluku Aceh
4.
Sulut
71 | L a m p i r a n
Keterangan Penyusunan back ground studi RPJMD 2015-2019 yang mengintegrasikan isu gender. Keputusan Gubernur No.: L.178.XXVII/Tahun 2014 tentang Tim Sekretariat PPRG. SK Gubernur No.:188/3/Kpts/013/2014 tentang Sekretaris Bersama untuk Percepatan Pelaksanaan PPRG (perencanaan dan penganggaran yang responsif gender) Prov. Jatim Penyusunan anggaran yang responsif gender (ARG) bagi SKPD sesuai dengan isu prioritas daerah. Penyusunan anggaran yang responsif gender (ARG) bagi SKPD sesuai dengan isu prioritas daerah Penyusunan SE Gubernur tentang PPRG dan Renja SKPD. Pengintegrasian isu gender dalam RPJMD Penyusunan Raperda PU Pembentukan Pokja PUG. Penunjukan focal point PUG di seluruh SKPD Pengintegrasian isu gender dalam RPJMD Pemenuhan 7 prasyarat PUG Kebijakan penerapan PPRG 10 SKPD menjadi percontohan penerapan rencana kerja ARG. Pembentukan Pokja PUG.
Lampiran 5 Bentuk penerapan kebijakan yang responsif gender di bidang politik, sosial, dan hukum Tahun 2014. No.
K/L
A.
K/L
1.
Kemen. Agama
2. 3. 4. 5. 6.
Badan POM BNPB BNN Kemenkokesra Kemen. Pariwisata
8.
KPU
7. 9. 10.
MA
Kemen.Pertahanan Kemendagri
11. B.
Kemes. Sosial PEMDA
No.
Pemda
1. 2. 3.
Banten DIY Jabar
6. 7.
Lampung Babel
4. 5.
8. 9. 10. 11. 12.
Sumut Jambi
Riau Kep. Riau NTB NTT Maluku
72 | L a m p i r a n
Keterangan
Program sertifikasi guru laki-laki dan perempuan di seluruh Indonesia. 10 SDM perencanaan program mampu melakukan analisis GAP di Kemen. Agama. Penyusunan GBS pada unit eselon 1. Memiliki SDM terlatih PPRG Penyusunan GBS dan TOR pada 3 unit eselon 1. 41 SDM terlatih tentang PPRG Penyediaan anggaran kelembagaan PUG dan memiliki SDM terlatih PPRG Pembentukan Pokja PUG. Penghargaan APE Tk. Madya di terima tahun 2013. Pelatihan tentang gender bagi caleg perempuan. Penyusunan data Penyusunan GBS pada 4 program dan 4 kegiatan. Menandatangani MoU 4 Menteri (Menakertrans, Mendagri, MenPPN/Bappenas, dan Men.PP-PA) tentang optimalisasi penerapan kesempatan dan perlakuan yang sama tanpa diskriminasi dalam pekerjaan (equal employment opportunity/EEO). Pembentukan Permendagri No. 27/2014 ttg Pedoman Penyusunan, pengendalian, dan evaluasi pencapaian kinerja Pemda yang mengarah pada Stranas PPRG. Melakukan Audit Gender
Keterangan Memasukan isu gender dalam RPJMD , Renstra, dan Renka SKPD Penyusunan RAD PUG dan Peraturan Gubernur tentang Data Terpilah. Penyusunan ARG di seluruh kabupaten/kota Penyusunan Rancangan Perda Penguatan Keluarga Pembentukan Pokja PUG dan forum data. Penyusunan ARG di SKPD Provinsi dan kabupaten/kota.. Penghargaan APE Tk. Madya di terima tahun 2013. Tersedia GBS di 29 SKPD Keputusan Gubernur No. 188.44/221/BPPKB/2014 tentang Pembentukan Sekretariat Bersama PPRG SE Gubernur tentang pelaksanaan PUG pada semua kab/kota. Pengintegrasian isu gender dalam RPJMD Pengintegrasian isu gender dalam RPJMD Pembentukan Pokja PUG dan forum data. 10 SKPD menjadi percontohan penerapan rencana kerja ARG.
13. 14. 15. 16.
Papua Barat Bali Gorontalo Sulbar
18. 19. 20. 21. 22.
Sultra Kalsel Kalteng Kaltim Kalbar
17.
Sulsel
73 | L a m p i r a n
Rakor PUG dan Pembentukan focal point PUG Pembentukan Pokja dan Focal Point PUG di seluruh SKPD Pembentukan Pokja dan Focal Point PUG di seluruh SKPD Memiliki SDM terlatih PPRG. Penghargaan APE Tk. Madya di terima tahun 2013. Penyusunan ARG di SKPD Provinsi dan kabupaten/kota.. Penghargaan APE Tk. Madya di terima tahun 2013. Integrasi isu gender dalam RPJMD Pembentukan Pokja dan Focal Point PUG di seluruh SKPD Tersedia GBS di 48 SKPD Tersedia GBS di 28 SKPD Sekretariat Bersama PPRG Penerimaan APE Pratama pada 2013.
Lampiran 6 Bentuk penerapan kebijakan perlindungan hak perempuan tahun 2014. No.
K/L
A.
K/L
1.
Kepolisian
2.
Kejaksaan
3.
MA
4.
Ombudsman
6.
Kemlu
7.
Kemenakertrans
8.
BPS
5.
BNPB
74 | L a m p i r a n
Keterangan
Menandatangani MOU Enam K/L dan lembaga non pemerintah (KPP-PA, Komnas Perempuan, Kepoisian, Kejaksaan, MA, Peradi) tentang Akses Keadilan Perempuan Korban Kekerasan yang outputnya Naskah Sistem Peradilan Pidana terpadu Penanganan Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan. Terlibat aktif dalam penyusunan RPP tentang Sita Restitusi yang bertujuan untuk memberikan pedoman / arah pelaksanaan Restitusi bagi APH Menandatangani MOU Enam K/L dan lembaga non pemerintah (KPP-PA, Komnas Perempuan, Kepoisian, Kejaksaan, MA, Peradi) tentang Akses Keadilan Perempuan Korban Kekerasan yang outputnya Naskah Sistem Peradilan Pidana terpadu Penanganan Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan. Terlibat aktif dalam penyusunan RPP tentang Sita Restitusi yang bertujuan untuk memberikan pedoman / arah pelaksanaan Restitusi bagi APH Menandatangani MOU Enam K/L dan lembaga non pemerintah (KPP-PA, Komnas Perempuan, Kepoisian, Kejaksaan, MA, Peradi) tentang Akses Keadilan Perempuan Korban Kekerasan yang outputnya Naskah Sistem Peradilan Pidana terpadu Penanganan Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan. Terlibat aktif dalam penyusunan RPP tentang Sita Restitusi yang bertujuan untuk memberikan pedoman / arah pelaksanaan Restitusi bagi APH Menandatangani MoU dengan Ombudsman ttg Pengawasan Lembaga Layanan Publik bagi Korban Kekerasan termasuk korban TPPO. Menyusun Panduan teknis pelaksanaan Advokasi Sosial tanggap darurat korban bencana alam yang responsif gender Pelatihan Penanggulangan Bencana bagi Pengelola P2TP2A yang responsive gender
Koordinasi pembahasan Revisi UU No.39/2004 tentang Penempatan dan Perlindungan TKI di Luar Negeri . Kompilasi data korban dan kasus TPPO berbasis negara tujuan
Koordinasi dalam pembahasan RUU Perlindungan PRT. Koordinasi dalam Satgas Pemulangan TKI Bermasalah
Publikasi Indeks Pembangunan Manusia, Indek Pembangunan Gender dan Indeks Pemberdayaan Gender (Pembangunan Manusia Berbasis Gender) 2014
B.
PEMDA
No.
Provinsi
1.
Kalbar
2.
Aceh
4.
Jawa Timur
5.
Jawa Barat
3.
NTB
Keterangan Sosialisasi peningkatan peran perempuan dalam penanggulangan bencana alam. Penyusunan rancangan Perda terkait perlindungan perempuan dan anak dari HIV/AIDS Penyusunan RAD tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Perempuan dan Anak dalam konflik sosial. Sosialisasi peningkatan peran perempuan dalam penanggulangan bencana alam. Terbentuknya kelompok BK-TKI di kab. Lombok Barat, dan Lombok Tengah sebagai bentuk dari Gerakan Perempuan Mandiri di Negeri Sendiri Terbentuknya kelompok BK-TKI di kab. Magetan dan Kab. Ngawi sebagai pelaksanaan Gerakan Perempuan Mandiri di Negeri Sendiri. Merancang perubahan tugas dan fungsi P2TP2A dengan memasukan penanganan Lansia dan Penca masuk dalam layanan P2TP2A.
6.
Sumatera Utara
7.
Kep. Riau
8.
Kep. Babel
9.
Banten
75 | L a m p i r a n
Sosialisasi peningkatan peran perempuan dalam penanggulangan bencana alam. Advokasi penyediaan Rumah Edukasi bagi TKI dan Keluarganya di Indramayu sebagai pilot project (bekerjasama dengan BNI 46). Advokasi kepada kabupaten/kota untuk menerapkan kebijakan perlindungan perempuan dalam bentuk alokasi anggaran, pembuatan perangkat hukum, pembentukan kelompok bina keluarga TKI, pembentukan gugus tugas/kelompok kerja. Hasilnya: 18 kabupaten/kota telah menerapkan.
Merancang perubahan tugas dan fungsi P2TP2A dengan memasukan penanganan Lansia dan Penca masuk dalam layanan P2TP2A. Advokasi kepada kabupaten/kota untuk menerapkan kebijakan perlindungan perempuan dalam bentuk alokasi anggaran, pembuatan perangkat hukum, pembentukan kelompok bina keluarga TKI, pembentukan gugus tugas/kelompok kerja. Hasil: 10 kabupaten/kota telah menerapkan kebijakan perlindungan hak perempuan. Advokasi kepada kabupaten/kota untuk menerapkan kebijakan perlindungan perempuan dalam bentuk alokasi anggaran, pembuatan perangkat hukum, pembentukan kelompok bina keluarga TKI, pembentukan gugus tugas/kelompok kerja. Hasilnya: 3 kabupaten/kota telah menerapkan. Advokasi kepada kabupaten/kota untuk menerapkan kebijakan perlindungan perempuan dalam bentuk alokasi anggaran, pembuatan perangkat hukum, pembentukan kelompok bina keluarga TKI, pembentukan gugus tugas/kelompok kerja. Hasilnya: 7 kabupaten/kota telah menerapkan. Advokasi kepada kabupaten/kota untuk menerapkan kebijakan perlindungan perempuan dalam bentuk alokasi anggaran, pembuatan perangkat hukum, pembentukan kelompok bina keluarga TKI, pembentukan gugus tugas/kelompok kerja. Hasilnya: 8 kabupaten/kota telah menerapkan.
10.
Jawa Tengah
11.
DIY
No.
Kabupaten/Kota
1.
Kab. Ngawi
3.
Kab. Lombok Barat Kab. Lombok Tengah Kab. Sidoarjo Kab. Langkat
2. 4. 5. 6.
Kab. Magetan
76 | L a m p i r a n
Penyusunan Perda Kesejahteraan dan Pemberdayaan Lansia Integrasi perlindungan perempuan lansia dalam Sosialisasi peningkatan peran perempuan dalam penanggulangan bencana alam. Advokasi kepada kabupaten/kota untuk menerapkan kebijakan perlindungan perempuan dalam bentuk alokasi anggaran, pembuatan perangkat hukum, pembentukan kelompok bina keluarga TKI, pembentukan gugus tugas/kelompok kerja. Hasilnya: 12 kab/kota telah menerapkan. Sosialisasi peningkatan peran perempuan dalam penanggulangan bencana alam. Advokasi kepada kabupaten/kota untuk menerapkan kebijakan perlindungan perempuan dalam bentuk alokasi anggaran, pembuatan perangkat hukum, pembentukan kelompok bina keluarga TKI, pembentukan gugus tugas/kelompok kerja. Hasilnya: 5 kab/kota telah menerapkan. Keterangan
Terbentuknya kelompok BK-TKI sebagai pelaksanaan Gerakan Perempuan Mandiri di Negeri Sendiri Terbentuknya kelompok BK-TKI sebagai pelaksanaan Gerakan Perempuan Mandiri di Negeri Sendiri Terbentuknya kelompok BK-TKI sebagai pelaksanaan Gerakan Perempuan Mandiri di Negeri Sendiri Terbentuknya kelompok BK-TKI sebagai pelaksanaan Gerakan Perempuan Mandiri di Negeri Sendiri Pembentukan Pusat informasi dan Komunikasi Penca Pembentukan jejaring kerja perlindungan perempuan dan anak.
Lampiran 7 Bentuk penerapan kebijakan perlindungan anak tahun 2014. No.
K/L
A.
K/L
1.
Kemdagri
2.
Bappenas
4.
Polri
5.
MA
7.
Kem.KUMHAM
8. 9.
BPS Kesra
3.
6.
B. No. 1.
Kejaksaan
Kemsos
Pemda Provinsi Sulut
Keterangan
Menerbitkan SE Mendagri No.: 470/377/Sj tentang Sistem jemput bola dalam pelayanan akta kelahiran. Menerbitkan SE Mendagri No.: 470/377/S900/320/Sj tentang larangan pungutan uang dalam pelayanan administrasi kependudukan, termasuk akta kelahiran. Hasil survey kekerasan terhadap anak menjadi masukan dalam penyusunan RPJMN 2015-19. Penuntutan kasus ABH dengan menggunakan UU SPPA (UU 11/2012) Menyusun instrumen pelaksanaan UU SPPA. Penanganan kasus ABH dengan menggunakan UU SPPA (UU 11/2012). Menyusun instrumen pelaksanaan UU SPPA. Pelatihan UU SPPA (UU 11/2012) bagi APH. Menyusun instrumen pelaksanaan UU SPPA. Menyusun rekomendasi untuk penyusunan RUU Perubahan UU 23/2002 tentang PA menjadi UU 35/2014. Hasil survei kekerasan terhadap anak (SktA) menjadi masukan dalam penyusunan program kerja 2014. Menyusun instrumen pelaksanaan UU SPPA; Menyusun rekomendasi untuk penyusunan RUU Perubahan UU 23/2002 tentang PA menjadi UU 35/2014. Sosialisasi hasil SktA. Menyusun rekomendasi untuk penyusunan RUU Perubahan UU 23/2002 tentang PA menjadi UU 35/2014. Keterangan
2.
Sulsel
77 | L a m p i r a n
Pameran Pembangunan Promosi Hasil Karya Perempuan Dan Sosialisasi Perlindungan Perempuan Dan Anak Di Provinsi Sulawesi Utara, Kesepakatan Kerja Sama Antara Gubernur Provinsi Jawa Barat Dengan Gubernur Jawa Barat tentang Penanganan Korban Perdagangan Orang. Advokasi Perda Tentang Sistem Perlindungan Anak Implementasi Modul Parenting Skill dilakukan pada kelurahan di Kota Makassar dan Kabupaten Gowa yang sangat rawan dengan kekerasan dan biasanya dalam konflik sosial melibatkan anakanak Penyusunan dan implementasi Panduan Dakwah Perlindungan Anak dalam Perspektif Islam. Panduan Dakwah ditujukan untuk masyarakat yang religius dan ditemukan masih melakukan kekerasan terhadap anak . Pemberdayaan Remaja Putus Sekolah di Kab. Jenepontodan Kab. Maros tahun 2014 oleh BPPKB Prov. Sulsel. Penyusunan dan implementasi modul anak sebagai agen perubahan
3. 4.
Sumsel Sumut
5.
Lampung
7.
Sumbar
6.
Riau
8.
Kepri
9. 10.
Aceh Kaltim
11.
Kalsel
12.
Kalbar
13.
Jatim
78 | L a m p i r a n
Mengidentifikasi anggota Forum Anak Sulawesi Selatan (FASS) dengan membuatkan Kartu Anggota sehingga mudah untuk melakukan pendataan anak untuk berbagai informasi yang diperlukan. Kampanye Menentang Pekerja Anak Se Sulawesi Selatan. Kajian untuk penyediaan data Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Pos PAUD terintegrasi Integrasi isu anak dan gender dalam RPJMD Membangun koordinasi (MOU) lintas provinsi se- sumatera dalam penanganan kasus-kasus kekerasan termasuk trafikkcing yang menjadi bagian agenda rakor gubernur se- sumatera. Pergub No. 32 tahun 2014 tentang Grand Design Pembangunan Kependudukan provsu, bertujuan untuk menanggulangi dampak pertumbuhan penduduk yang tinggi dan mengendalikan arah perkembangan kependudukan agar dapat mendukung pembangunan daerah. Pembentukan Kelompok-kelompok Perempuan Dan Anak Desa model Pemetaan tentang permasalahan anak pelatihan keterampilan dan bantuan modal usaha dalam rangka peningkatan produktifitas ekonomi perempuan bagi remaja putri putus sekolah.
Mou Antara Badan PP dan PA Dengan Polda Tentang Penanganan Dan Pemulangan Korban Trafiking Pembangunan Lapas Anak (Rehabilitasi Anak) Di Batam Memfasilitasi penyediaan pulau layak anak dari badan perbatasan Usaha Mini Market Keluarga Anak Jalanan Di Kota Batam Advokasi Perda Perlindungan Anak SUrat Edaran Dari Kepala Dinas Pertambangan Dan Energi Prov. Kaltim Kepada Seluruh Pemerintah Kab/Kota Agar Memperhatikan Dan Mengevaluasi Lokasi Pertambangan Yang Tidak Memperhatikan Lingkungan Dan Melanggar Hak Azasi Perempuan Dan Anak Segera Ditindaklanjuti Mou pemerintah provinsi kalimantan timur dengan pemerintah kabupaten/kota se-kaltim tentang kinerja di bidang pembangunan pemberdayaan perempuan, pemenuhan hak-hak anak Membuat Spot Layanan oleh Forum Peduli Anak Berkebutuhan Khusus Dan Forum Anak Kalimantan Timur Melalui Media Elektronik Khususnya TVRI dan RRI Provinsi Kalimantan Timur . Pada Tahun 2015 S.D 2019 Merencanakan (Yang Akan Dituangkan Dalam Renstra Bpppa Prov Kalsel) Yaitu : Sinergitas Program/Kegiatan Berkaitan Dengan Pembangunan Bidang Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Antar :SKPD Provinsi Terkait Kajian untuk penyediaan data Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Food estate (Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikulutura) Desa siaga (Dinas Kesehatan) Kampanye anti kekerasan terhadap perempuan dan anak Pembentukan tim reaksi cepat penanganan kejahatan seksual terhadap anak, trafficking anak di daerah perbatasan Kajian untuk penyediaan data Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Peraturan Daerah Tentang Perlindungan Anak (Dalam Proses Pembahasan Bersama DPRD Diklat Teknis Pengembangan Desa/Kelurahan Layak Anak
14.
DKI
15.
DIY
16.
Banten
17.
Jabar
18.
Jateng
19.
NTB
20.
Bali
79 | L a m p i r a n
Dicanangkan Provinsi Jawa Timur Menuju Provinsi Layak Anak Tahun 2014 Oleh Gubernur Jawa Timur Pada Acara Puncak Hari Anak Provinsi Jawa Timur Tanggal 26 Juni 2013 Percontohan SKPD Ramah Anak Transportasi Mudik Balik Lebaran Gratis Yang Responsive Gender Dan Anak (Kereta Api & Bus) Dimasukannya Materi Sekolah Ramah Anak Dan Peran Guru Bk Dalam Sekolah Ramah Anak Pada Sekolah Di Kab. Trenggalek, Kab. Tulungagung, Optimalisasi Pusat Informasi Konsultasi Keluarga (Pik Keluarga) Dalam Pembentukan Satgas Perlindungan Anak Pemberlakuan Jam Belajar Sejak Pukul 19.00 - 21.00 Wib Di 12 (Dua Belas) Rw Provinsi Dki Jakarta SE Gubernur ttg Ruang Laktasi Tim Penanggulangan Kesehatan Reproduksi Dan Seksual Dalam Situasi Bencana Kajian Data Perkawinan Usia Dini Buruh Tani
Jaminan Sosial Rakyat Banten Bersatu (Jamsosratu) Adalah Skema Yang Melembaga Untuk Menjamin Rakyat Banten Yang Berasal Dari Kelompok Rumah Tangga Sangat Miskin Motekar (motivator ketahan keluarga) Rehabilitasi 100 ribu rumah rakyat miskin. Pembangunan pusat seni & budaya jawa barat di kab/kota. Pembangunan gelanggang olahraga di kab/kota Menyusun Modul Pengarustamaan Hak Anak (Puha) (Proses Finalisasi) Menyusun Modul Pengasuhan Yg Responsif Hak Anak (Draf) Advokasi Perda No. 7 Tahun 2013 tentang Perlindungan Anak Advokasi penyusunan RAD Kab. Lombok Barat tentang pencegahan dan perlindungan perempuan dan anak korban kekerasan 2014-2018. Program Gerbangsasu Jaminan Kesehatan Bali Mandara (Jkbm) Program Simantri Advokasi pengembangan KLA.
Lampiran 8 Bentuk penerapan kebijakan tumbuh kembang anak tahun 2014. No.
K/L
A.
K/L
1.
Kemdagri
2. 3. 4. 5. 6.
Kemen. Perhubungan. Kemen. Kesehatan Kemenakertrans Kemen. Dikbud Kemen. LH
8. 9. 10.
Kemen. PORA Badan POM Bappenas
7.
11. 12. B. No. 1.
Kemen. Agama
BNPB BNN Pemda Provinsi Sulut
Keterangan
Menerbitkan SE Mendagri No.: 470/377/Sj tentang Sistem jemput bola dalam pelayanan akta kelahiran. Menerbitkan SE Mendagri No.: 470/377/S900/320/Sj tentang larangan pungutan uang dalam pelayanan administrasi kependudukan, termasuk akta kelahiran. Advokasi rute/zona ramah anak dan pengembangannya.
Integrasi BKB dalam Posyandu. Pelatihan bagi anggota forum anak daerah. Penerapan sekolah menengah aman. Mengembangan sekolah hijau yang mengintegrasikan SRA (sekolah ramah anak) Pengembangan madrasah berbudaya lingkungan hidup, inklusif, dan ramah anak. Pembentukan forum anak. Survey 13.500 sekolah terkait jajan sehat dan aman. Hasil survey kekerasan terhadap anak menjadi masukan dalam penyusunan RPJMN 2015-19. Penerapan sekolah/madrasah aman bencana. Sosialisasi bahaya narkoba Keterangan
2.
Sulsel
80 | L a m p i r a n
Buku data TKA Pameran Pembangunan Promosi Hasil Karya Perempuan Dan Sosialisasi Perlindungan Perempuan Dan Anak Di Provinsi Sulawesi Utara, Kesepakatan Kerja Sama Antara Gubernur Provinsi Jawa Barat Dengan Gubernur Jawa Barat tentang Penanganan Korban Perdagangan Orang. Advokasi Perda Tentang Sistem Perlindungan Anak Implementasi Modul Parenting Skill dilakukan pada kelurahan di Kota Makassar dan Kabupaten Gowa yang sangat rawan dengan kekerasan dan biasanya dalam konflik sosial melibatkan anakanak Penyusunan dan implementasi Panduan Dakwah Perlindungan Anak dalam Perspektif Islam. Panduan Dakwah ditujukan untuk masyarakat yang religius dan ditemukan masih melakukan kekerasan terhadap anak . Pemberdayaan Remaja Putus Sekolah di Kab. Jenepontodan Kab. Maros tahun 2014 oleh BPPKB Prov. Sulsel. Penyusunan dan implementasi modul anak sebagai agen perubahan Mengidentifikasi anggota Forum Anak Sulawesi Selatan (FASS) dengan membuatkan Kartu Anggota sehingga mudah untuk melakukan pendataan anak untuk berbagai informasi yang
3. 4. 5.
Sulbar Sultra Bali
6. 7. 8.
Papua Papua Barat Sumsel
10.
Lampung
12.
Sumbar
9.
11. 13.
Sumut
Riau
Kepri
14. 15. 16.
Bengkulu Aceh Kaltim
17.
Kalsel
18.
Kalbar
19.
Jatim
81 | L a m p i r a n
diperlukan. Kampanye Menentang Pekerja Anak Se Sulawesi Selatan. Merintis 1 KLA. Penerapan PRA (Puskesmas Ramah Anak) di Kota Kendari. Pelaksanaan PRA di Kab. Gianyar Jaminan Kesehatan Bali Mandara (Jkbm) Program Simantri Advokasi pengembangan KLA. Melakukan rintisan 1 kabupaten/kota layak anak (KLA) Melakukan rintisan 6 KLA Kajian untuk penyediaan data Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Pos PAUD terintegrasi Integrasi isu anak dan gender dalam RPJMD Membangun koordinasi (MOU) lintas provinsi se- sumatera dalam penanganan kasus-kasus kekerasan termasuk trafikkcing yang menjadi bagian agenda rakor gubernur se- sumatera. Pergub No. 32 tahun 2014 tentang Grand Design Pembangunan Kependudukan provsu, bertujuan untuk menanggulangi dampak pertumbuhan penduduk yang tinggi dan mengendalikan arah perkembangan kependudukan agar dapat mendukung pembangunan daerah. Pembentukan Kelompok-kelompok Perempuan Dan Anak Desa model Penyediaan buku data tentang TKA Pemetaan tentang permasalahan anak Pelaksanaan puskesmas ramah anak (PRA) di kota Pariaman dan Sawahlunto Mou Antara Badan PP dan PA Dengan Polda Tentang Penanganan Dan Pemulangan Korban Trafiking Pembangunan Lapas Anak (Rehabilitasi Anak) Di Batam Memfasilitasi penyediaan pulau layak anak dari badan perbatasan Usaha Mini Market Keluarga Anak Jalanan Di Kota Batam Profil TKA di Bengkulu Tengah sebagai hasil advokasi. Advokasi Perda Perlindungan Anak Penyelenggaran workshop anak SUrat Edaran Dari Kepala Dinas Pertambangan Dan Energi Prov. Kaltim Kepada Seluruh Pemerintah Kab/Kota Agar Memperhatikan Dan Mengevaluasi Lokasi Pertambangan Yang Tidak Memperhatikan Lingkungan Dan Melanggar Hak Azasi Perempuan Dan Anak Segera Ditindaklanjuti Mou pemerintah provinsi kalimantan timur dengan pemerintah kabupaten/kota se-kaltim tentang kinerja di bidang pembangunan pemberdayaan perempuan, pemenuhan hak-hak anak Membuat Spot Layanan oleh Forum Peduli Anak Berkebutuhan Khusus Dan Forum Anak Kalimantan Timur Melalui Media Elektronik Khususnya TVRI dan RRI Provinsi Kalimantan Timur . Workshop anak dan lingkungan Pada Tahun 2015 S.D 2019 Merencanakan (Yang Akan Dituangkan Dalam Renstra Bpppa Prov Kalsel) Yaitu : Sinergitas Program/Kegiatan Berkaitan Dengan Pembangunan Bidang Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Antar :SKPD Provinsi Terkait Pelaksanaan PRAdi Kab. Sanggau Integrasi SRA kedalam sekolah hijau, piloting di Singkawang Penerepan PRA di Kota Surabaya Diklat Teknis Pengembangan Desa/Kelurahan Layak Anak
20.
DKI
21.
DIY
Dicanangkan Provinsi Jawa Timur Menuju Provinsi Layak Anak Tahun 2014 Oleh Gubernur Jawa Timur Pada Acara Puncak Hari Anak Provinsi Jawa Timur Tanggal 26 Juni 2013 Percontohan SKPD Ramah Anak Transportasi Mudik Balik Lebaran Gratis Yang Responsive Gender Dan Anak (Kereta Api & Bus) Dimasukannya Materi Sekolah Ramah Anak Dan Peran Guru Bk Dalam Sekolah Ramah Anak Pada Sekolah Di Kab. Trenggalek, Kab. Tulungagung, Penerapan PRA di Jakarta Timur dan Jakarta Pusat Optimalisasi Pusat Informasi Konsultasi Keluarga (Pik Keluarga) Dalam Pembentukan Satgas Perlindungan Anak Pemberlakuan Jam Belajar Sejak Pukul 19.00 - 21.00 Wib Di 12 (Dua Belas) Rw Provinsi Dki Jakarta SE Gubernur ttg Ruang Laktasi Tim Penanggulangan Kesehatan Reproduksi Dan Seksual Dalam Situasi Bencana Kajian Data Perkawinan Usia Dini Buruh Tani
22.
Banten
23.
Jabar
24.
Jateng
25.
NTB
26. 27. No.
NTT Gorontalo Kab/Kota
Jaminan Sosial Rakyat Banten Bersatu (Jamsosratu) Adalah Skema Yang Melembaga Untuk Menjamin Rakyat Banten Yang Berasal Dari Kelompok Rumah Tangga Sangat Miskin Deklarasi siswa bersatu mewujudkan sekolah ramah anak (SRA) Bansos bagi 5 SRA Pembangunan pusat seni & budaya jawa barat di kab/kota Pembangunan gelanggang olahraga di kab/kota Penerapan PRA di Solo, Wonosobo dan Temanggung Menyusun Modul Pengarustamaan Hak Anak (Puha) (Proses Finalisasi) Menyusun Modul Pengasuhan Yg Responsif Hak Anak (Draf) Advokasi Perda No. 7 Tahun 2013 tentang Perlindungan Anak Pembentukan madrasah aman bencana Advokasi penyusunan RAD Kab. Lombok Barat tentang pencegahan dan perlindungan perempuan dan anak korban kekerasan 2014-2018. Penerapan PRA di kota Kupang Merintis 1 KLA Keterangan
100 kab/kota
Berkomitmen menuju KLA
82 | L a m p i r a n