LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS
PELATIHAN PEMBELAJARAN TEMA PERUBAHAN IKLIM BAGI GURU-GURU SD SE KECAMATAN BULELENG
Oleh: Dr. I Made Gunamantha, S.T., MMT (Ketua) NIP. 196808282002121001 I Putu Parwata, S.Si.,M.Si (Anggota) NIP. 197806032002121004 Ni Putu Sri Ayuni, S.Si.,M.Sc (Anggota) NIP. 198110292008122002
Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Universitas Pendidikan Ganesha SPK No. 161/UN48.15/LPM/2015 Tanggal 5 Maret 2015.
JURUSAN ANALIS KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2015 i
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN AKHIR PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT
1.
2.
Pelatihan Pembelajaran Tema Perubahan Iklinr Bagi Guru-Guru SD Se Kecamatan Buleleng
JudLrl Proposal
Ketua Pelaksana
Dr. I Made Gunamantha.ST.,MMT Laki-laki
a. Narna Lengkap b. Jenis Kelamin c. NIDN d. Disiplirr Ilmu
0024086806
Kimia Lingkungan
e. Pangkat/Golongan
f.
Penata/llld Lektor Kepala
Jabatan
g. Fakultas/Jurusan h. Alamat
i. j.
MIPA/Analis Kimia
Telp/Faks/E-mail
JL Udayana No I I (0362) 2s0',72t (0362) 2s33s
Alamat Rumah
Jl. A. Yani Gang Wedapurana III No. 1l7P Singaraja
3. 4.
k. Telp/Faks/E-mail
081797828'.75
Jumlah Anggota I-okasi Kegiatan a. Nama Desa
3 (tiga) orang
Kampus UNDIKSHA Kelurahan Banyuasri Buleleng Buleleng Bali Kampus UNDI KSHA Singaraja Rp. 1 1.200.000 (sebelas juta rupiah) 8 (delapan) br-rlan
b. Kecamatan
5. 6. 7.
c. d.
Kabupaten/Kota Propinsi
Lokasi Kegiatan Jumlah Biaya Kegiatan Lama Kegiatan
dua ratus
Singaraja, 1 Oktober 20i5 Ketua Pelaksana,
enga-R
Dr.I
de Gunamantha, S.T., M.MT. NIP. 1 96808282002121001
Suparta,
196s071 l 1990031003
eta h ui,
ndiksha
t Suma, M.S. NIP.
19590101 1984031003
ribLr
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, yang senantiasa melimpahkan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat (P2M) dan penulisan laporan akhir dengan judul “Pelatihan Pembelajaran Tema Perubahan Iklim Bagi Guru-Guru SD Se Kecamatan Buleleng”. Laporan akhir ini dapat diselesaikan berkat bantuan berbagai pihak baik bersifat moral maupun material. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Rektor Universitas Pendidikan Ganesha yang telah memberikan kesempatan menggunakan dana DIPA untuk melaksanakan penelitian ini. 2. Dekan FMIPA Universitas Pendidikan Ganesha yang telah memberikan kepercayaan kepada tim untuk melaksanakan penelitian. 3. Kepala Lembaga Pengabdian pada Masyarakat Universitas Pendidikan Ganesha beserta jajarannya yang telah membantu mulai dari pengajuan sampai pelaporan kemajuan. 4. Kepala UPP Kecamatan Buleleng yang telah membantu untuk memperlancar kegiatan P2M ini. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan keterbatasan dalam kegiatan P2M ini, sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan laporan kemajuan P2M ini. Semoga laporan kemajuan P2M ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat menumbuhkan ide bagi pengabdian selanjutnya.
Singaraja, Oktober 2015
Panitia Pelaksana
iii
DAFTAR ISI
i ii iii iv v vi vii
HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN KATA PENGANTAR D AFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I
BAB II
BAB III
BAB IV
PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi 1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah 1.3 Tujuan Kegiatan 1.4 Manfaat Kegiatan
1 3 4 4
METODE PELAKSANAAN 2.1 Pelatihan, Ceramah dan Diskusi 2.2 Menonton Film Perubahan Iklim 2.3 Evaluasi 2.4 Tanggapan Peserta
5 5 6 6
HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Pelatihan 3.2 Hasil Evaluasi Kegiatan
8 14
PENUTUP 4.1 Simpulan 4.2 Saran
16 16 17
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Tujuan, Indikator, dan Cara Pengukuran Keberhasilan P2M
v
7
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Sambutan dari Sekretaris LPM Undiksha Sekaligus Membuka Kegiatan 3.2 Peserta Mengerjakan Pre-Tes 3.3 Mengawali Presentasi 3.4 Presentasi Narasumber 3.5 Aktivitas Peserta dan Tahap Diskusi
vi
9 10 11 12 12
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 2 3 4 5
Absensi Soal Pre-Test Materi Post-Tes Kuisioner
vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Analisis Situasi Perubahan iklim adalah topik yang banyak mendapatkan perhatian pada beberapa dekade terakhir karena kenyataan tersebut menimbulkan berbagai persoalan bagi kelangsungan kehidupan di muka bumi. Artinya, bagi umat manusia dampak yang ditimbulkan karena perubahan iklim tidak hanya dihadapi oleh generasi sekarang tetapi juga oleh generasi yang akan datang dan mungkin dalam bentuk yang lebih mengkhawatirkan. Hal ini tentu saja secara langsung akan mempengaruhi kehidupan umat manusia. Oleh karena itu, sudah saatnya umat manusia perlu bersatu untuk memerangi perubahan iklim bagi keselamatan planet ini dan umat manusia sendiri. Pendidikan adalah salah satu instrumen penting untuk mengatasi ancaman tersebut. Dunia pendidikan memainkan peran yang sangat penting dalam menciptakan generasi penerus bangsa yang diharapkan dapat berperan aktif dalam mengatasi permasalahan perubahan iklim. Pembelajaran tentang perubahan iklim sejak dini adalah yang paling mendasar di antara praktik terbaik global untuk mencegah atau mengurangi efek perubahan iklim terhadap manusia. Oleh karena itu, pendidikan dasar adalah sarana yang relevan untuk menciptakan karakter sadar lingkungan termasuk perubahan iklim. Namun demikian, walaupun perubahan iklim kini telah menjadi isu global yang terus bergulir, sekolah-sekolah di Indonesia justru belum serius memperkenalkan perubahan iklim sebagai salah satu langkah yang diperlukan guna mengatasi ancaman ini. Padahal dengan pengetahuan dan informasi terkait perubahan iklim yang dimiliki siswa akan menciptakan kesempatan keterlibatannya untuk berbuat bagi sistem iklimnya sejak dini. Pada sisi lain, para guru adalah orang-orang yang dapat mempengaruhi belajar siswa termasuk yang berkaitan dengan perubahan iklim. Selain itu, dengan pendekatan tematik yang digunakan dalam kurikulum 2013 sangat dimungkinkan untuk menyelipkan isu-isu perubahan iklim dalam berbagai materi pelajaran. Namun demikian, sumber-sumber materi terkait perubahan iklim yang relevan diberikan pada siswa khususnya untuk siswa sekolah dasar (SD) masih sangat terbatas. 1
Kegiatan P2M ini dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman guru terkait perubahan iklim. Dalam hal ini akan disiapkan modul pembelajaran dan pelatihan
membuat
alat-alat
peraga
sederhana
untuk
lebih
memudahkan
guru
memperkenalkan konsep dan langkah-langkah sederhana dalam melakukan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim bagi anak-anak sekolah dasar. Harapannya adalah dengan pengetahuan dan pemahaman yang diperoleh akan dapat menumbuhkan kesadaran lingkungan dan etika, nilai dan sikap, keterampilan dan perilaku siswa untuk mengubah gaya hidup yang lebih ramah lingkungan. Pengajaran perubahan iklim di sekolah-sekolah masih minim, sekalipun dalam muatan pendidikan lingkungan hidup. Pendidikan perubahan iklim belum menjadi perhatian sekolah-sekolah Indonesia termasuk di Bali dan Buleleng khususnya. Beberapa guru mengakui terbatasnya pendidikan perubahan iklim di sekolah karena secara resmi memang belum diakui dalam sistem pendidikan nasional. Kurikulum masih belum fokus memberikan porsi pendidikan perubahan iklim. Pada dasarnya beberapa guru menyadari pentingnya pendidikan perubahan iklim akan tetapi mereka memiliki pemahaman yang terbatas soal perubahan iklim. Pada sisi lain, masih banyak masyarakat yang berpandangan bahwa perubahan iklim sebagai kehendak Tuhan. Pandangan ini dapat mengesampingkan kontribusi individu dan masyarakat sebagai penyebab masalah, sekaligus menganggap diri tidak berdaya untuk menciptakan so lusi dari masalah perubahan iklim. Di sisi lain, pendidikan punya peran penting untuk meningkatkan kesadaran tentang penyebab dan dampak perubahan iklim. Sayangnya, sekolah-sekolah belum sepenuhnya menyadari perannya sehingga kesadaran dan persepsi guru dan siswa tentang perubahan iklim yang merupakan isu global itu masih minim. Pada dasarnya, dengan pendekatan tematik yang menjadi penekanan dalam kurikulum 2013 terdapat peluang yang luas untuk menyelipkan materi perubahan iklim. Namun demikian mengingat terbatasnya pemahaman guru tentang perubahan iklim menjadi persoalan tersendiri untuk hal tersebut. Guru mengalami dilema menghadapi tantangan dalam menemukan cara yang tepat untuk mengajarkan tentang topik lingkungan terutama tentang perubahan iklim yang sesuai diberikan bagi siswa sekolah dasar. Oleh karena itu, guru menjadi terkesan kurang memberikan perhatian untuk membangunkan kesadaran 2
siswa bahwa diperlukan pencegahan sedini mungkin dan kontribusi setiap individu bisa agar perubahan iklim tidak semakin buruk. Dalam hal ini, perlu kesadaran yang lebih besar dari semua pihak dalam kehidupan sekolah mulai dari kepala sekolah dan guru untuk memahami isu-isu lingkungan dan perubahan iklim dengan mengenalkan cara-cara praktis untuk melestarikan lingkungan dan ancaman perubahan iklim. Dalam hal ini diperlukan kreativitas guru untuk meningkatkan pemahaman khususnya terkait perubahan iklim dan menularkannya kepada siswa.
1.2 Identifikasi Dan Perumusan Masalah Berdasarkan analisis situasi di atas diidentifikasi permasalahan sebagai berikut. 1.
Pemahaman dan ketrampilan guru dalam mengajarkan atau menyelipkan tema perubahan iklim masih terbatas.
2.
Upaya guru dalam membangun kesadaran lingkungan, etika dan sikap, ketrampilan dan prilaku siswa untuk melakukan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim yang dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari masih minim.
3.
Sekolah belum sepenuhnya menyadari perannya sehingga kesadaran dan persepsi guru tentang perubahan iklim masih minim. Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka diformulasikan ke dalam masalah
kegiatan P2M sebagai berikut. 1. Bagaimana meningkatkan pemahaman dan ketrampilan guru dalam mengajarkan atau menyelipkan isu perubahan iklim sehingga dapat dipaahami oleh siswa dengan mudah? 2. Bagaimana membangun kesadaran lingkungan, etika dan sikap, ketrampilan dan prilaku siswa untuk melakukan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim yang dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari? 3. Bagaimana menumbuhkan kesadaran sekolah akan perannya dalam membangun kesadaran dan persepsi guru dan siswa tentang perubahan iklim?
3
1.3 Tujuan Kegiatan Tujuan kegiatan pengabdian pada masyarakat ini adalah: a.
Meningkatkan pemahaman guru tentang beberapa konsep atau beberapa terminilogi terkait perubahan iklim
b.
Meningkatkan ketrampilan dan peran guru untuk menciptakan karakter siswa yang sadar lingkungan khususnya terkait perubahan iklim
1.4 Manfaat Kegiatan Kegiatan pengabdian pada masyrakat ini diharapkan dapat bermanfaat: a. Guru 1. Memiliki pemahaman yang utuh tentang perubahan iklim 2. Memiliki pengetahuan dan ketrampilan untuk mengenalkan sejak dini persoalan iklim b. Jurusan Analis kimia 1. Mengimplementasikan pengetahuan dan ketrampilan dosen 2. Terjalinnya kerja sama dengan pihak sekolah untuk menerapkan kompetensi program studi 3. Menambah pengalaman dosen dalam pemberdayaan masyarakat c. Pemerintah 1. Tersosialisasikannya program-program pemerintah khususnya tentang kebijakan penanganan perubahan iklim 2. Dapat meningkatkan kualitas sumber daya sekolah 3. Terbantu dalam menciptakan karakter sadar linkungan 4. Bahan pertimbangan dalam pengadaan peralatan laboratorium uji
4
BAB II METODE PELAKSANAAN
Langkah-langkah yang ditempuh untuk mencapai tujuan dari kegiatan P2M ini adalah menggunakan dua metode utama yaitu : ceramah dan diskusi dan pemutarah video pembelajaran perubahan iklim bagi anak-anak sekolah dasar. Melalui ceramah dan diskusi dihara[kan peserta mampu mengenal, menjelaskan, dan melaksanakan pelatihan/pengajaran terkait perubahan iklim bagi anak didiknya. Adapun setelah menonton video film perubahan iklim, diharapkan peserta termotivasi dan memperoleh inspirasi untuk mengajarkan materi perubahan iklim pada anak didiknya.
2.1 Pelatihan dengan Ceramah dan Diskusi Peserta pelatihan adalah 21 (dua puluh satu) orang guru sekolah dasar di wilayah UPTD Kecamatan Buleleng dan melibatkan 10 (sepuluh) orang Mahasiswa Jurusan Analis Kimia. Sebelum kegiatan presentasi dan diskusi, peserta diberikan tes awal (Lampiran 2) untuk mengetahui pemahaman awal peserta tentang perubahan iklim dengan konteks materi uji untuk tingkat penguasaan bagi anak-anak sekolah dasar. Selajutnya ceramah dilakukan dengan tahapan meliputi: pembukaan, membangun komitmen belajar/bina suasana, dan penyajian materi yang meliputi : latar belakang dan pentingnya mengajarkan siswa tentang perubahan iklim, perbedaan konsep antara cuaca dan iklim, perubahan iklim, efek gas rumah kaca, faktor penyebab perubahan iklim, dampak perubahan iklim, dan strategi menghadapi perubahan iklim. Pada setiap akhir pembahasan, peserta diberikan pertanyaan atau bahan diskusi memastikan bahwa apa yang telah disampaikan dapat diterima dan dipahami.
2.2 Menonton Film Perubahan Iklim Setelah kegiatan ceramah dan diskusi, peserta diajak menonton film dengan tema perubahan iklim. Kegiatan ini bertujuan untuk membantu peserta memahami beberapa 5
contoh aktual sebagai dampak dari perubahan iklim serta langkah-langkah mitigasi dan adaptasi yang telah dilakukan.
2.3 Evaluasi Untuk mengetahui tercapainya tujuan P2M ini, maka evaluasi dilakukan melalui proses tes dan observasi. 2.3.1 Tes Evaluasi ini untuk mengungkap sejauh mana pemahaman peserta terhadap perubahan iklim sebelum mengikuti pelatihan dan sejauh mana peningkatannya setelah mengikuti pelatihan. Peserta akan mengisi kuisioner dengan cara demikian akan dapat diestimasi seberapa banyak mereka telah pelajari. 2.3.2 Observasi Observasi
pelaksanaan
program
dilakukan
terhadap
para
peserta
dengan
menggunakan lembar observasi. Observasi dilakukan selama kegiatan berlangsung. Observasi ketika kegiatan berlangsung bertujuan mengetahui aktivitas dan keseriusan peserta dalam mengikuti kegiatan. Aspek-aspek yang diobservasi meliputi keseriusan dan aktivitas para peserta dalam mengikuti program.
2.4 Tanggapan Peserta Pada akhir seluruh kegiatan kepada peserta dimintakan tanggapan dan masukan terhadap seluruh rangkaian pelaksanaan kegiatan. Tujuannya adalah untuk memperoleh respon peserta terhadap urgensi, efektivitas, kebermanfaatan pengabdian, serta harapan dan masukan-masukannya dengan menggunakan kuisionar yang berisikan pertanyaan tertutup dan terbuka (Lampiran 5). Pertanyaan pada kuisioner terbuka berkaitan dengan (1) kebaruan materi pelatihan; (2) keefektifan media; (3) pelaksanaan kegiatan (ketertarikan pada sajian dan nonton video); (4) penyajian; (5) kemungkinan penerapannya di sekolah; (6) keseuaian penyelenggaraan;
dan (7) akomodasi dan konsumsi. Dalam pertanyaan
terbuka, peserta diminta untuk memberikan tanggapan dan masukan dari kegiatan ini dengan menuliskan secara singkat tentang: (1) apa yang telah diperoleh/dipelajari selama 6
pelatihan, (2) apa yang sudah baik dalam pelatihan ini, dan (3) apa yang masih perlu diperbaiki dalam pelatihan ini. Secara ringkas, tujuan, metode, indikator, dan metode evaluasi program P2M ini disajikan dalam Tabel 2.1. Tabel 2.1. Tujuan, indikator dan cara pengukuran keberhasilan program pengabdian pada masyarakat No Tujuan Metode Indikator Cara pengukuran 1 Meningkatkan pemahaman Ceramah dan Dapat menjelaskan Tes dengan guru tentang beberapa diskusi konsep-konsep pertanyaan konsep atau beberapa dasar perubahan tertutup dan terminilogi terkait iklim terbuka perubahan iklim 2 Meningkatkan ketrampilan Membagi Dapat Observasi guru untuk membuat alat peserta ke menggunakan dan peraga yang dapat dalam mengembangkan membantu guru untuk kelompokalat peraga menjelaskan materi kelompok perubahan iklim. untuk mendiskusikan tema dan alat peraga yang diberikan 3 Meningkatkan peran guru Nonton film Dapat Angket untuk menciptakan dan diskusi mengembangkan ide-ide atau inovasi karakter siswa yang sadar untuk memotivasi lingkungan khususnya siswa sadar terkait perubahan iklim lingkungan
7
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Pelatihan Kegiatan pengabdian masyarakat pelatihan tema Pembelajaran Perubahan Iklim Bagi Guru-guru Sekolah Dasar se Kecamatan Buleleng ini dilaksanakan selama 1 (satu) hari. Tepatnya, hari Sabtu, 18 April 2015 mulai pukul 08.30 sampai pukul 13.30 Wita di Ruang Seminar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UNDIKSHA. Kegiatan diawali dengan registrasi peserta. Sesuai dengan daftar hadir 21 orang peserta dari guru-guru SD se Kecamatan Buleleng, 10 orang dari mahasiswa semester IV Jurusan Analis Kimia, dan 1 orang Dosen Jurusan analis kimia yang tidak terlibat langsung sebagai pelaksana dalam kegiatan ini. Tepat pukul 08.30 Wita, pembukaan dilakukan oleh pewara dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, doa, laporan ketua panitia, dan sambutan serta sekaligus membuka acara oleh Sekretaris Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat (LPM) UNDIKSHA. Laporan ketua panitia disampaikan oleh ketua pelaksana dengan menekankan pada tujuan pelatihan ini dilaksanakan. Berikutnya, dalam sambutannya sebelum membuka acara (Gambar 3.1), sekretaris LPM menegaskan bahwa sangat mengapresiasi ide pelatihan yang dirancang oleh pelaksana. Dalam sambutannya, Sekretaris LPM menekankan bahwa pendidikan adalah salah satu instrumen penting untuk mengatasi ancaman perubahan iklim. Melalui pendidikan pengetahuan dan informasi terkait perubahan iklim akan menciptakan kesempatan keterlibatan seseorang untuk berbuat bagi sistem iklimnya. Dengan demikian manusia sebagai penyebab dan sekaligus sebagai penerima dampak perubahan iklim perlu dibangun kesadaran dan keterlibatannya termasuk dikalangan anak-anak. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya peran sekolah. Disisi lain sekolah-sekolah kurang menyadari perannya tersebut sehingga kesadaran dan persepsi guru dan siswa soal perubahan iklim masih minim. Oleh karena itu, LPM UNDIKSHA sangat mendorong kegiatan ini dan juga kegiatan-kegiatan pengabdian masyarakat lainnya yang dilaksanakan oleh civitas akademika UNDIKSHA. 8
Gambar 3.1 Sambutan dari Sekretaris LPM UNDIKSHA Sekaligus Membuka Kegiatan Setelah proses pembukaan, peserta diberikan pre-test untuk mengetahui pemahaman awal peserta terhadap perubahan iklim. Materi yang ditanyakan dalam pre-test adalah materi yang berkaitan dengan apa yang dipresentasikan dan juga test yang sama diberikan pada akhir kegiatan. Gambar 3.2 menunjukkan kondisi saat peserta melaksanakan test. Pretest disiapkan dalam pertanyaan tertutup yang terdiri dari 15 (lima belas) pertanyaan dengan waktu pengerjaan 15 menit. Hasil pre-test menunjukkan bahwa terdapat kelahpamahaman peserta terhadap dua hal berkaitan dengan perubahan iklim. Dalam pertanyaan “bagaimana kita dapat berperan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca diberikan pilihan: a, menggunakan kendaraan pribadi ke sekolah, b. menimbun sampah oreganik, c. membakar sampah plastik, dan d. menghemat penggunaan listrik di rumah. Hampir seluruh peserta memilih b (menimbun sampah organik)”. Kesalahpemahaman yang terjadi berikutnya adalah untuk pertanyaan “manakah dari pernyataan berikut yang merupakan langkah adaptasi terhadap perubahan iklim? a. menanam pohon, b. menghemat penggunaan bahan bakar, c. mengganti bibit padi dengan yang lebih unggul, dan d. mengolah kotoran sapi menjadi biogas”. Untuk pertanyaan terkait contoh strategi adaptasi ini, hanya satu peserta yang menjawab benar yakni memilih jawaban c. Hal ini 9
menunjukkan bahwa peserta sebagian peserta belum memahami dengan baik sumber emisi gas rumah kaca dan perbedaan antara stertegi mitigasi dan adaptasi. Berdasarkan kenyataan tersebut, pada tahap presentasi kedua hal tersebut mendapatkan perhatian khusus dari narasumber.
Gambar 3.2. Peserta Mengerjakan Pre-Test
Sebelum presentasi dimulai didahului dengan perkenalan. Setelah mengenalkan timnya, pelaksana meminta peserta untuk mengenalkan diri masing-masing. Hal ini sebagai upaya bina suasana serta untuk membangun komitmen belajar. Tahapan ini ditujukan untuk mempersiapkan peserta agar dapat mengikuti pelatihan dengan baik.
10
Gambar 3.3. Mengawali Presentasi
Dalam kegiatan presentasi dan diskusi, narasumber mengelompokkan materi presentasinya ke dalam enam isu penting terkait pembelajaran perubahan iklim bagi anakanak sekolah dasar. Kelima isu tersebut adalah: latar belakang dan pentingnya mengajarkan siswa tentang perubahan iklim, perbedaan konsep antara cuaca dan iklim, efek gas rumah kaca dan perubahan iklim, sumber emisi gas rumah kaca, dampak perubahan iklim, dan strategi menghadapi perubahan iklim. Pada setiap akhir pembahasan, peserta diberikan pertanyaan atau bahan diskusi untuk memastikan bahwa apa yang telah disampaikan dapat diterima dan dipahami. Selama kegiatan presentasi dan diskusi berlangsung, peserta sangat antusias dan bersemangat. Setiap pertanyaan atau bahan diskusi yang diberikan pada setiap akhir isu dapat didiskusikan dan dipahami dengan baik oleh peserta. Beberapa pertanyaan dan tanggapan juga ditujukan kepada narasumber. Gambar 3.4 dan 3.5 menunjukkan situasi saat kegiatan presentasi dan diskusi.
11
Gambar 3.4 Presentasi oleh Narasumber
Gambar 3.5 Aktivitas Peserta dan Tahap Diskusi
12
Pada akhir presentasi peserta diajak menonton 2 (dua) film perubahan iklim. Film pertama berupa film kartun yang menggambarkan dua orang anak Nadya dan Bagas mendiskusikan perubahan-perubahan lingkungan di sekitar tempat tinggalnya masing-masing yang dirasakannya telah terjadi. Pembelajaran perubahan iklim bagi anak-anak melalui film kartun ini sangat menarik minat peserta. Peserta berjanji akan mengajak anak didiknya untuk menonton film ini. Pesan perubahan iklim bagi level anak-anak sekolah dasar yang disampaikan
melalui
film
kartun
tersebut
diyakini
akan
mempermudahnya
untuk
ditransformasikan kepada anak didiknya. Selain itu, para peserta juga menyadari bahwa guru memiliki posisi yang strategis dalam menumbuhkan kesadaran terhadap dampak dari perubahan iklim dan upaya-upaya mitigasi dan adaptasi yang dapat dilakukan oleh anak-anak dalam aktivitas kesehariannya baik di sekolah maupun di rumah. Pada pemutaran film kedua, disajikan film yang dipublikasikan oleh Dewan Nasional Perubahan Iklim. Film yang berjudul setelah hujan datang ini lebih menekankan pada upaya adaptasi yang telah dilakukan pada tiga wilayah di Indonesia. Pertama langkah adaptasi yang dilakukan oleh masyarakat di Desa Sawah Luhur di Desa Serang Banten akibat curah hujan yang tidak menentu dan kemarau yang berkepanjangan. Kedua langkah adaptasi yang dilakukan oleh masyarakat di Kampung Kramat Jakarta dalam menghadapi banjir
akibat
perubahan iklim. Ketiga langkah adaptasi yang dilakukan oleh masyarakat adat di Desa Bayan Lombok Utara dengan menjaga mata air dan daerah serapannya. Melalui film ini akan membantu para guru untuk dapat memahami dalam lingkup yang lebih luas terhadap strategi adaptasi dalam menghadapi berbagai dampak yang ditimbulkan akibat perubahan iklim. Setelah pemutaran film peserta diberikan kesempatan untuk menyampaikan tanggapannya terhadap film yang telah disaksikan. Dari tiga peserta yang menyampaikan tanggapannya, semuanya mengatakan sangat senang dengan pola pembelajaran yang diterapkan melalui pelatihan ini. Materi yang disajikan melalui presentasi dan dilengkapi dengan sajian film terkait sangat memudahkan peserta untuk lebih memahami isu-isu perubahan iklim berbasis ilmiah yang dapat dtransformasikan kepada anak-anak sekolah dasar. Menurut peserta melalui
pelatihan
ini telah
membangkitkan kesadaran
dan
ide-ide
kreatif dalam
mentransformasikan isu-isu kompleks sehingga dapat dimengrti lebih mudah untuk tingkatan tertentu dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-harinya.
13
3.2 Hasil Evaluasi Kegiatan Untuk kegiatan evaluasi di lakukan pada tanggal 28 Juli 2015. Peserta mengerjakan post-test dengan isi pertanyaan sama persis dengan pre-test. Hal menggembirakan yang tercermin dari hasil post-test ini adalah dua pertanyaan yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya dapat dijawab dengan baik oleh seluruh peserta. Selain itu, peserta juga lebih terbuka wawasannya menyangkut materi terkait dengan pertanyaan-pertanyaan yang lainnya. Hal ini ditunjukkan oleh isian kuisioner tanggapan terhadap pelaksanaan pelatihan. Ada tujuh aspek yang dimintakan kepada peserta untuk menilai pelaksanaan pelatihan ini. Ketujuh aspek tersebut adalah: aspek pelatihan, aspek media, jenis-jenis kegiatan, penyajian, kemungkinan penerapan hasil pelatihan, penyelenggaraan, dan akomodasi dan konsumsi. Dari aspek materi, seluruh peserta memberikan kriteria baik sekali pada sisi kemanfaatan pada pengkayaan materi pengajaran di SD dan peningkatan kualitas pembelajaran. Dalam aspek yang sama untuk kandungan hal baru dalam materi pelatihan, 61,90 % peserta memberikan kriteria baik dan sisanya (38,10 %) memberikan kriteria sangat baik.
Demikian pula untuk aspek-aspek yang lain, seluruh peserta hanya
memberikan kriteria baik dan baik sekali. Hal ini juga dipertegas isian lembar informasi balikan berupa kuisioner terbuka yang diberikan kepada peserta. Tiga jenis informasi balikan dimintakan dari kuisioner tersebut; (1) apa yang telah diperoleh/dipelajari hari ini, (2) apa yang sudah baik dari kegiatan pelatihan ini, dan (3) apa yang masih perlu diperbaiki dalam kegiatan ini. Untuk pertanyaan pertama sebagian besar peserta menyatakan mendapatkan pengetahuan dan pengalaman baru, dari pertanyaan kedua sebagian besar menyampaikan kombinasi penyampaian materi dan ilustrasi atau contoh kasus melalui penayangan film yang membantu pemahaman, dan untuk pertanyaan ketiga semua peserta menyatakan kegiatan sudah terencana dan terlaksana dengan baik. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pelatihan ini telah terselenggara dengan baik dan menegaskan bahwa pembelajaran tentang perubahan iklim penting diberikan bagi guru-guru sekolah dasar tanpa memperhatikan mata ajar yang diampunya mengingat perubahan iklim merupakan persoalan multidimensional. Pembelajaran tentang perubahan iklim, termasuk dampak yang diproyeksikan, penyebab, dan pilihan untuk mitigasi dan adaptasi, adalah (dan akan terus menjadi) bagian 14
penting dari menanggapi fenomena global yang kompleks ini. UNESCO telah mengakui pentingnya pendidikan sebagai bagian dari respon terhadap pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan. Dalam hal ini aspek lingkungan adalah salah satu pilar utamanya dan Dengan demikian, seyogyanya guru-guru didorong untuk mengintegrasikan perubahan iklim ke dalam praktek mengajar mereka saat ini. Oleh karena itu meningkatkan pemahaman serta membangkitkan kesadaran dan kreativitas guru dalam membelajarkan perubahan iklim menjadi sangat penting sehingga tidak hanya mudah dipahami tetapi juga merangsang siswa untuk menerapkannya dalam kehidupan kesehariannya. Dengan demikian, ada banyak alasan yang dapat dijadikan pertimbangan untuk mengajarkan tema perubahan iklim penting bagi
siswa.
Beberapa pertimbangan
diantaranya; banyak penelitian telah menunjukkan bahwa adanya kebingungan, kesalahpahaman, dan kesenjangan pengetahuan yang umum terkait perubahan iklim di antara siswa dalama segala usia peserta didik (SD sampai perguruan tinggi), masalah dunia nyata dapat menarik perhatian siswa dan membuat belajar terasa lebih relevan, pengetahuan tentang perubahan iklim dapat membantu memberdayakan siswa untuk mengambil tindakan termasuk mengadopsi perilaku yang lebih berkelanjutan sejak dini, dan membantu meringankan kekhawatiran tentang risiko yang terkait dengan perubahan iklim.
15
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN
4.1 Simpulan Berdasarkan identifikasi dan perumasan masalah, tujuan kegiatan, serta dari hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa: 1. Pelatihan pembelajaran tema perubahan iklim dapat meningkatkan pemahama, wawasan, dan pengalaman guru. 2. Pelatihan pembelajaran tema perubahan iklim dapat membangkitkan kreatifitas guru untuk membangun kesadaran lingkungan, etika dan sikap, ketrampilan dan prilaku siswa untuk melakukan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim yang dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari 3. Pelatihan pembelajaran tema perubahan iklim dapat mendorong sekolah kearah perannya dalam membangun kesadaran dan persepsi guru dan siswa tentang perubahan iklim
4.2 Saran Saran yang dapat disampikan melalui kegiatan ini: 1. Meningkatkan porsi tema perubahan iklim pada kurikulum 2. Mengingat perubahan iklim merupakan persoalan multidimensional, tema pembelajaran perubahan iklim dapat disampaikan melalui semua mata pelajaran sesuai konteksnya.
16
DAFTAR PUSTAKA BAPPENAS. 2014. Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim. Jakarta Houghton, D.D. 2002. Introduction To Climate Change: Lecture Notes For Meteorologists. World Meteorological Organization. Secretariat of the World Meteorological Organization Geneva – Switzerland Surakusumah, W. 2014. Adaptasi dan Mitigasi. http://file.upi.edu/Direktori/ FMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/197212031999031-WAHYU SURAKUSUMAH /Adaptasi_dan_mitigasi.pdf IPCC, 2001: Climate Change 2001: The Scientific Basis, Contribution from Working Group I to the Third Assessment Report, Intergovernmental Panel for Climate Change. Cambridge University Press, Cambridge, UK. Papadimitriou, V. (2004). Prospective primary teachers’ understanding of climate change, greenhouse effects and ozone layer depletion. Journal of Science Education and Technology, 13(2), 299-307. Perpres. 61. 2001. Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca. United Nations. 1992. Agenda 21. United Nations Conference on Environment & Development Rio de Janerio, Brazil, 3 to 14 June 1992.
17
Lampiran 1. Absensi Peserta
18
Daftar Hadir Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (P2M) Pelatihan Pembelajaran Perubahan lklim bagi Guru-Guru SD se-Kecamatan Buleleng
Tahun 2015 Tanggal : 18 April 2015 Tempat: Ruang Seminar FMIPA Tanda Tangan
Keterangan
Nama Peseda
No
t
7 2
Dr" I Made Gunamantha, S.T., M.MT
3
Ni Putu Sri Ayuni, S.Si., M.Sc
+
Ni Wayan Yuningrat, S.T., M.Sc
5
Luh Tutik Sutrisna Sari
HNI\ hnc'\rt Kiwrra
6
Made Rai Windavani
Ei\t\ Ano\u krm\o
7
Kadek Agus Sugiadnyana
8
Kadek Anggi Apriliani
9
Anegit Dewi Fatonah
3
4 4(.
l't
Kadek Yuliani
12
I Dewa Gede Wira Adiyasa
\+rv\t Ana\u ktmla
13
Ni Made Novianti Dewi
HMI
t4
\l
15
lJi
CuAcT
l, S.?A.eD
KZ\DEK suBJAN\tu6rtH,s,?d.S?
, S ?d
-Lb
KM grq-{ suNnAPt
77
! .laptgw-(rA
18
Nrt2E 9ur91 p$T-tHl
ur\,(q*.
Ot .
20
I
2t
I
buttr, M"wg
Mrr!
eR\sA,\H(
, 9Fd.
Made Vtd
24
Ni \t'Jura^ Mackmu{^
25
Nt Koarf
qD
28
ftt+v
29 30
ND.
-
?L
I
PElvl4KorV
)$eo
ffi
Ltt
13-]]E> !4 hil,*+d
1sj w 17
* ra (lffu(u7
E
jM'.Pb
^tos n 20 (^) Ar\ 2 l5aV*aain^ 2L ,4-?.r JD uo t ur,
T4l '
(F
22'w-
\ Bar,tr$wi',t4 hl-
fi,dt
2s I,g'
9err.fr
,,7
zaffi 286ry.
2s l0l/\^*
Qu ata
4.rr.r sRi wAHYud
Kft)4JN6Bp,/
tllbrr^
24
tdtdrra.hvrr r'r
toi
I
A+lMhD MUFrP
- I RrTu f,5i
SDsso
rc
12
Ni nrtu ffi fur.r6 ?^/*',- Fn^*e* Ib'rn
27
N0.l 6R. !41,ilA tD No'7 ttANY uN\Nb sD
eD \f0
1viqu,+ay(
P.rt.^ U0tdvraa
\
tD tvo 3 Y..?. PAev
gD
CtxatMfa-
23
26
Ana\it
8
9D.N 9 rUE4DMuH66A
Qrar U.r\ \znn r *'.
ruru
22
3t
9 ?4
1,9
6t 7
Ni Kadek Sinta Lusiani
i
\).
f
tHM) Aoo\*' krmio HN\\ Asa\r kunio UMI [oa\rs Krmia s Qor
H\\\j Ano[r Krnnio H\,\\ Aoa\t k\rnr,a
10
&,g
{aru\4'11'qwAtrJ
o
+
3uE
Daftar Hadir Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat {P2M) Pelatihan Pembelajaran Perubahan lklim bagi Guru-Guru 5D se-Kecamatan Buleleng
Tahun 20i5 Tanggal : 18 April 2015 Tempai : Ruang Seminar FMIPA No I
-
FJama Pesefta I Wayan Rudi S.Pd
Ni Nengah !Vidayani, 5.Pd
Tanda Tangan
nEEEt 6tE6tt
SD Negeri 5
jineng Dalem
L&
5D Negeri 1 Kalibukbuk SD Negeri 2 Liligundi
Ni Ketut Sariani, S.Pd.SD n
Komang tyut Sudarsifti
q
Ni Nyoman Trimujiharti, S.Pd
6
lda Ayu Kade Widyarini, S.Pd.SD
7
Ni Putu Ayu Kusumaningsih, S.Pd
c
Ni Ketut Novi Ariani, S.Pd
SD Negeri 3 Jineng Dalern
9
Made Purnamini, S.Pd.SD
5D Negeri 1 Petandakan
L0
Ni KetLit Purniwantini. S.Pd.5D
5D I!egeri
11
Made Laksmi Hadi Atmaji, S.Pd.SD
L2
I Putu Susila Darma, S-Pd
13
I Gusti Ayu Ketut Sudiani, A.Md.Pd
!4
lCa Ayu Erni l\4ahayani
3
t\,u;,)
SD Negeri 8 Banyuning SD Negeri L Kampung Baru SD
Negeri 4 Benyuning
5D Negeri 2 Tukad Mungga
1-
tQ{ g
\z
rcAo 1i Le
Laboratorium Undiksha
SD Negeri 3 Penarukan SD Negeri 4 Penarungan
, AINr {"4_
Baktiseraga
SD Negeri 4 Kaliuntu SD
5 4W4W
,,
4fi)V"'.
,,8 n
A,!..
Daftar Hadir
peratihanr".o",r{:::",liliT"TllIilIT#:H:EJ:J$(1"2-T1""-","nBurereng Tahun 2O15 Tanggal : 28 Juli 2015 Tempat : Ruang Seminar FMIPA No
Nama Peserta
Keteranian
t
Dr. I Made Gunamantha, S.T., M.MT
Pan
2
Ni Putu Sri Ayuni, S.Si., M.Sc
Panitia
3
\iWayan Yuningrat,
Panitia
4
Luh Tutik Sutrisna Sari
S.T., M.Sc
itia
Pan
6
(adek Agus Sugiadnyana
Panitia
7
Kadek Anggi Apriliani
Panitia
8
Anggit Dewi Fatonah
10 77
i Kadek Sinta Lusian
i
Kadek Yuliani Dewa Gede Wira Adiyasa
2B o y?'
itia
Made Rai Windayani
N
C./
Panitia
5
9
Tanda Tangan
Pa n
itia
Pan
itia
Panitia Panitia
8W s arge 10
\ilI-
Daftar Hadir Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (P2M) Pelatihan Pembelajaran Perubahan lklim bagi Guru-Guru SD se-Kecamatan Buleleng
Tahan 2O15 Tanggal
:28Juli 2015
Tempat: Ruang Seminar FMIPA hlama Peserta
No
Wayan Rudi S.Pd
SD Negeri 5 Jineng Dalem
7
I
2
Ni Nengah Widayani, S.Pd
3
Ni Ketut Sariani, S.Pd.SD
4
Komang Iyut Sudarsini
5
Ni Nyoman Trimujiharti, S.Pd
6
lda Ayu Kade Widyarini, S.Pd.SD
7
Ni Putu Ayu Kusumaningsih, S.Pd
8
Ni Ketut Novi Ariani, S.Pd
SD Negeri 3 Jineng Dalem
9
Made Purnamini, 5.Pd.SD
5D Negeri 1 Petandakan
10
Ni Ketut Purniwantini, S.Pd.SD
SD Negeri 1 Baktiseraga
71,
Made Laksmi Iladi Atmaji, S.Pd.SD
72
Putu Susila Darma, S.Pd
L3
I Gusti Ayu Ketut Sudiani, A.Md.Pd
L4
lda Ayu Emi Mahayani
Tanda Tangan
KeteraEgan
tdrf)
SD Negeri 1 Kalibukbuk SD Negeri 2 Liligundi
2 3
SD Negeri 8 Banyuning SD Negeri 1 Kampung Baru SD Negeri
6
4 Banyuning
SD Negeri 2 Tukad Mungga
SD Negeri 4 Kaliuntu SD Laboratorium Undiksha
\l ^rl-
5
-4t:,>.
7
,ru] I 10
Li IA
In 72
SD Negeri 3 Penarukan
5D Negeri 4 Penarungan
M4/
Lampiran 2. Soal Pre-test NAMA ASAL SEKOLAH
:…………………………………………………………… :……………………………………………………………
PRE-TEST PELATIHAN PEMBELAJRAN PERUMABAHN IKLIM WAKTU : 15 MENIT TGL. : 18 APRIL 2015 1. Selama beberapa dekade terakhir, rata-rata temperatur permukaan bumi telah mengalami; a. Penurunan b. Peningkatan c. Tetap d. Tidak menentu 2. Kondisi atmosfer dalam suatu periode waktu yang singkat (bersifat sementara) dan selalu berubah-ubah serta berbeda antar tempat disebut a. Iklim b. Cuaca c. Gas rumah kaca d. Pemanasan global 3. Rata-rata kondisi cuaca pada suatu wilayah yang luas dalam suatu periode waktu yang panjang disebut a. Cuaca b. Iklim c. Gas rumah kaca d. Pemanasan global 4. Energi yang menjaga bumi tetap hangat berasal dari a. Matahari b. Bulan c. Laut d. Bintang 5. Gas yang menyebabkan terperangkapnya energi matahari (panas) pada permukaan bumi adalah: a. Gas rumah kaca b. Gas belerang c. Gas oksigen d. Gas nitrogen 19
6. Terperangkapnya energi matahari (panas) pada permukaan bumi oleh gas rumah kaca disebut a. Efek refrigrasi b. Efek rumah kaca c. Efek rumah panas d. Efek pelangi 7. Gas-gas berikut yang bukan merupakan gas rumah kaca adalah a. Karbondioksida (CO2) b. Methan (CH4) c. Dinitrogen oksida (N2O) d. Ozon 8. Gas utama dari gas rumah kaca a. Oksigen b. Karbondioksida c. Nitrogen d. Hidrogen 9. Yang tidak termasuk sumber pelepasan karbondioksida adalah: a. Pembakaran bahan bakar fosil b. Pembusukan kotoran hewan c. Pembusukan sampah d. Fotosintesis 10. Apa yang dapat terjadi bila terjadi peningkatan karbondioksida (gas rumah kaca) di atmosfer? a. Peningkatan temperatur pada permukaan bumi, akibatnya terjadi pemanasan global b. Penurunan temperatur pada permukaan bumi, akibatnya terjadi pendinginan global c. Lautan mongering, akibatnya terjadi pengeringan global d. Peningkatan temperatur pada permukaan bumi, akibatnya terjadi penurunan permukaan air laut 11. Bagaimana kita dapat berperan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca? a. menggunakan kendaraan pribadi ke sekolah b. menimbun sampah organik c. membakar sampah plastik d. menghemat penggunakan listrik di rumah
20
12. Pembakaran bahan bakar fosil melepaskan sejumlah besar gas ________________ke atmosfer berkontribusi pada pemanasan global a. Karbon monoksida b. Karbon dioksida c. Sulfur dioksida d. Nitrogen dioksida 13. Apa hubungan antara bahan bakar fosil dan efek gas rumah kaca? a. Pembakaran bahan bakar fosil mengurangi radiasi matahari yang sampai ke bumi b. Pembakaran bahan bakar fosil mengurangi efek gas rumah kaca c. Pembakaran bahan bakar fosil mengurangi kapasitas penyerapan energy matahari oleh gas rumah kaca d. Pembakaran bahan bakar fosil melepaskan karbon dioksida ke atmosfer 14. Manakah dari pernyataan berikut yang merupakan cara untuk mengurangi emisi gas rumag kaca (mitigasi perubahan iklim) dari aktivitas di sekolah a. Membiarkan komputer dan lampu menyala ketika meninggalkan ruangan b. Mendaur ulang sampah dan menggunakan lampu hemat energi c. Menggunakan kertas hanya pada satu sisi d. Menimbun sampah organik 15. Manakah dari pernyataan berikut yang merupakan langkah adaptasi terhadap perubahan iklim a. Menanam pohon b. Menghemat penggunaan bahan bakar fosil c. Mengganti bibit padi dengan bibit unggul d. Mengolah kotoran sapi menjadi biogas
21
Lampiran 3. Materi Kegiatan
22
D
ampak Perubahan Iklim
&
Adaptasi Masyarakat Lokal
D
ampak Perubahan Iklim
&
Adaptasi Masyarakat Lokal
Prakata
T
idak diragukan lagi bahwa perubahan iklim dunia disebabkan oleh kegiatan manusia seperti konsumsi bahan bakar fosil yang berlebihan. Peningkatan penggunaan kendaraan, listrik, dan plastik yang berlebihan serta perusakan hutan yang sedang terjadi saat ini. Pemanasan global diindikasikan dengan adanya perubahan cuaca yang ekstrim dan bencana alam dalam kurun 10 tahun terakhir. Orang miskin akan menderita lebih parah karena hampir keseluruhan mata pencaharian mereka bergantung pada sumber daya alam yang secara langsung terpengaruh adanya perubahan iklim. Mereka memperoleh dampak kerusakan tersebut tetapi memiliki keterbatasan dalam sumber informasi, kapasitas, dan keuangan. Kita menghadapi krisis yang sangat serius dan mengancam keberlanjutan dunia. Kita wajib mengambil tindakan sekarang juga dan menemukan jawaban yang tepat melalui kerjasama antar masyarakat. Buku ini memperkenalkan kita pada apa yang terjadi dengan perubahan iklim dan apa yang harus kita lakukan untuk menghadapi perubahan iklim pada tingkat masyarakat. Ada berbagai dampak dari perubahan iklim dan solusi yang berbeda namun buku ini memberikan gambaran beberapa cara bagaimana mengawali untuk menghadapi dampak di masyarakat.
1
I. apa itu perubahan iklim? 1. Pemanasan Global dan Perubahan Iklim
daftar isi I. apa itu perubahan iklim? 1. Pemanasan Global dan Perubahan Iklim .......................................................
3
2. Dampak Perubahan Iklim ...............................................................................
5
II. dampak bagi masyarakat 1. Dampak dalam Kehidupan ............................................................................... 6 2. Pencegahan Bencana .....................................................................................
7
3. Dampak dalam Sektor Perikanan ....................................................................
8
III. adaptasi perubahan iklim berbasis masyarakat 1. Perencanaan dan Strategi Adaptasi .................................................................
8
2. Pencegahan Bencana ........................................................................................ 9 3. Penggunaan Informasi Meteorologi .................................................................... 12
IV. tantangan perubahan iklim dan MENCAPAi masyarakat yang berkelanjutan
Di alam, Gas Rumah Kaca (GRK) seperti Karbon Dioksida (CO2) dan methane, penting untuk menjaga permukaan bumi tetap hangat. Sinar matahari masuk menuju bumi, menyentuh permukaan, dan sejumlah energi dipantulkan kembali ke alam semesta namun sebagian besar terperangkap oleh GRK yang menyelimuti bumi. Peristiwa tersebut disebut dengan Efek Rumah Kaca. Akan tetapi, berlebihnya gas tersebut akan menyebabkan pemanasan yang tidak lazim (Pemanasan Global). Konsumsi bahan bakar fosil yang berlebih seperti minyak, batu bara, dan gas alam yang terbuat dari sisa-sisa tanaman dan binatang purba serta perubahan tata guna lahan oleh manusia menjadi penyebabnya. Hal tersebut mengakibatkan perubahan iklim yang merupakan krisis serius bagi ekosistem, mata pencaharian, dan keberlangsungan hidup kita.
REFERENSI
2
3
CFCs 12%
2. dampak perubahan iklim
HCFCs & HFCs 2%
Efek Rumah Kaca
Whats goingterjadi on global Apa yang temperature? dengan suhu Changeglobal? of temperature from A.D. 700 - 2100
Nitrous Oxide 4%
Kenaikan Suhu, Perubahan Curah Hujan, Es Mencair, Perubahan Arus Laut dan Sirkulasi Udara
perubahan suhu dr th 700 - 2100 Methane 20%
prosentase Gas Rumah Kaca
Carbon Dioxide 62%
suhu global
Konsentrasi Karbon Dioksida adalah 60 % dari keseluruhan GRK yang merupakan proporsi paling besar dalam GRK. Karbon dihasilkan dari aktifitas manusia, seperti proses pembakaran bahan bakar dan penebangan hutan. Proses pembakaran bahan bakar fosil terjadi pada proses pembangkit tenaga listrik, industri, dan transportasi. Proses tersebut menghasilkan emisi yang besar. Kenaikan GRK di atmosfer dalam kurun waktu 100 tahun membuat suhu bumi meningkat. Kenaikan suhu global selama 100 tahun terakhir mencapai 0.74ºC. Perubahan ini terjadi secara global. Sebagian besar dunia akan mengalami kenaikan suhu ini. Hal ini memungkinkan suhu rata-rata global akan naik maksimum 6.4ºC pada abad ini jika kita tetap bertahan pada pertumbuhan ekonomi saat ini. Ketika suhu naik karena adanya pemanasan global, iklim akan terpengaruh olehnya. Pola angin dan arus laut serta daur hidrologi juga akan berubah. Atmosfer yang hangat memicu banyak uap air dan menyebabkan keadaan iklim yang tidak stabil. Kerusakan lingkungan dan pemanasan global telah menimbulkan banyak masalah bagi kita. Awal musim hujan pada beberapa daerah datang terlambat dari biasanya, sementara di daerah lain hujan sering datang lebih awal. Awalnya, hujan berlangsung sebentar dan intensitasnya tidak deras, tetapi saat ini berlangsung lebih lama dan deras. Buruknya kondisi hutan dan lingkungan mengakibatkan air tidak dapat diserap oleh akar-akar pohon. Akibatnya, banjir dan tanah longsor semakin sering terjadi. Sementara pada musim kemarau, air semakin sulit tersedia karena sungai-sungai menjadi kering. Kalaupun ada air, maka volumenya sangat sedikit dan
4
kenaikan permukaan air laut
hujan deras longsor
gagal panen, kekeringan banjir
badai
risiko untuk pembangunan berkelanjutan
Kekurangan air, kelaparan, gagal panen, Ancaman Gangguan Kesehatan (penyakit Infeksi, demam, penyakit endemik), Kebakaran Hutan, Kepunahan Beberapa Species, Rob.
5
hujan pun jarang terjadi. Gejala ini menunjukkan bahwa iklim kita sudah mengalami perubahan. Apabila laju pencemaran udara oleh gas-gas rumah kaca yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar minyak; pembusukan sampah organik dari pertanian dan perternakan; serta pembukaan dan pembakaran hutan yang tidak bisa kita kurangi, maka di masa depan iklim akan semakin tidak bersahabat dengan kita. Kejadian iklim yang ekstrim akan lebih sering terjadi lagi, seperti hujan badai, kemarau panjang, angin kencang, atau suhu pada musim kemarau yang terlalu tinggi. Rizaldi Boer (Kepala Laboratorium Klimatologi, Departemen Geomet FMIPA IPB)
II. Dampak bagi Masyarakat Lokal 1. Dampak bagi Kehidupan Perubahan suhu secara global mempengaruhi berbagai sektor studi kasus investigasi di kehidupan. Masyarakat lokal dapat merasakan dampak Kota Yogyakarta dan Semarang, Indonesia oleh perubahan iklim dalam kurun waktu beberapa tahun ini. Yayasan BINTARI, Walhi Yogyakarta dan FoE Jepang , 2007
Kenaikan suhu mencapai 0,2º C dari 1986 hingga 2006 (di Semarang) Hujan yang tidak normal. Hujan mengalami perubahan besar. Curah hujan yang turun di musim kemarau seringkali lebat (di Semarang) Bencana alam sering terjadi seperti kekeringan dan badai yang kemungkinan besar menimbulkan tanah longsor dan kerusakan di beberapa wilayah (di Yogyakarta). Perubahan pola musim di mana musim penghujan terjadi lebih awal dan berlangsung singkat (di Semarang dan Yogyakarta) Peningkatan jumlah serangan penyakit. Beberapa sumber penyakit seperti demam berdarah dan demam menyebar dengan mudah karena nyamuk pembawa sumber penyakit tersebut berkembang seiring dengan naiknya suhu. Terdapat 288 kasus demam berdarah yang terjadi selama tahun 2007 (di Semarang).
6
2. Dampak bagi Sektor Pertanian Menurunnya luasan area pertanian. Penurunan ini disebabkan karena perubahan fungsi lahan tanam, produksi pertanian mengalami penurunan. Petani mengalami gagal panen. Kegagalan panen disebabkan karena kemarau dan banjir. Kondisi tersebut disebabkan oleh pola musim yang berubah. Pola tanam biasanya juga dipergunakan untuk meramalkan waktu tanam dan panen. Saat ini, petani hanya dapat memanen dua kali dalam setahun. Kondisi ini berbeda pada kondisi beberapa tahun silam ketika petani dapat melakukan kegiatan panen tiga kali dalam setahun. Kegagalan panen di sektor pertanian menyebabkan petani tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Kekurangan persediaan air irigasi memicu terjadinya konflik antar anggota masyarakat. Mereka berebut air untuk mengairi lahan pertanian masing-masing. Kekurangan air juga mengakibatkan berkurangnya sumber nutrisi bagi ternak. Nilai jual ternak mengalami penurunan karena ternak-ternak tersebut tidak layak untuk dijual. Penghasilan petani dari sektor peternakan menurun. Dengan kondisi ini, para petani mengambil inisatif untuk membeli air bersih dari PDAM maupun perusahaan swasta. Beban petani di Yogjakarta semakin berat karena penghasilannya menurun. Dampak perubahan iklim sangat mempengaruhi sektor pertanian.
Berjangkitnya beberapa jenis penyakit di lingkungan petani menjadikan kondisi kelayakan hidup para petani menurun. Petani tidak memiliki penghasilan yang cukup dan mampu untuk memenuhi standar minimal pelayanan kesehatan bagi keluarga mereka. Kondisi ekonomi yang tidak menentu akibat gagal panen menjadikan petani tidak dapat memenuhi kebutuhan gizi yang layak bagi keluarga mereka. Perubahan iklim berdampak pada kondisi sosial petani.
7
3. Dampak bagi Sektor Perikanan Penurunan wilayah tambak sekitar 10 ha dalam 3 tahun. Petani tambak mengalami penurunan dalam produksi tambak. Mereka tidak mendapatkan pendapatan sebagaimana biasanya, akibatnya kualitas kesehatan dan hidup mereka mengalami penurunan. Pendapatan mereka tidak mampu menutup seluruh kebutuhan dasar pangan, sandang dan perumahan. Mereka kehilangan ratusan dan bahkan ribuan bibit ikan yang telah dibudidayakan dalam tambak. Penurunan pendapatan ealayan tambak mencapai 30%. Hujan lebat yang diiringi angin besar menyebabkan badai di lautan. Ombak yang besar dan panjang menyerang bibir pantai dan tidak dapat ditahan oleh penahan ombak dan tanaman bakau. Ombak mencapai daratan dan menyapu tambak di sekitar garis pantai. Ombak menerjang rumah di pesisir pantai. Mayarakat di garis pesisir harus berpindah karena rumah tinggal mereka terancam tersapu oleh ombak. Air laut mencapai daratan dan tambak. Banyak ikan dalam tambak hilang dan hanyut terbawa oleh arus air laut. Petani sawah yang bekerja di dekat desa nelayan harus beralih profesi menjadi petani tambak karena meningkatnya kadar garam di sawah mereka sehingga tidak dapat ditanami. Sektor perikanan mengalami dampak yang besar akan terjadinya perubahan iklim.
III. Adaptasi Perubahan Iklim BERBASIS Masyarakat 1. Rencana dan Startegi Adaptasi Dampak perubahan iklim dapat dirasakan oleh masyarakat, dan hal ini merupakan tantangan bagi masyarakat dalam bertahan hidup. Pengembangan strategi yang menyeluruh (komprehensif) dalam menghadapi perubahan iklim secara berkesinambungan harus disusun untuk keberlangsungan hidup masyarakat sebagaimana juga alam dan ekosistem yang menjadi kebutuhan dasar manusia. Rizaldi Boer (Kepala Laboratorium Klimatologi, Departemen Geomet FMIPA IPB)
8
Contoh Startegi Adaptasi di Wilayah Pesisir
Pentingnya Jaringan dalam konservasi Bakau
Wilayah pesisir seringkali dilanda badai, ombak besar, dan kenaikan air laut. Masyarakat pesisir juga perlu upaya untuk menyesuaikan diri (beradaptasi). Upaya untuk berdaptasi dari dampak di atas adalah : Merancang jaringan untuk wilayah konservasi pesisir dalam upaya menjaga dan melindungi wilayah hutan bakau dan terumbu karang. Mereka merupakan bagian ekosistem di laut yang dapat memberikan perlindungan terhadap terjangan badai dan ombak besar serta menjamin keberadaan habitat penting lainnya. Melindungi dan memperbaiki kualitas wilayah hutan bakau. Hal ini dapat mengurangi erosi tanah dan banjir jika badai menyerang. Memelihara sumber persediaan makanan dan air bersih. Mempersiapkan lahan daratan untuk penanaman bakau dan lahan basah. Lahan basah dipergunakan untuk tempat migrasi bagi hewanhewan jika terjadi kenaikan air laut sehingga perlindungan komunitas dan habitat pesisir tetap tersedia bagi ikan, kepiting dan udang. Jaringan adalah penting untuk memperbaiki kemampuan dan kesadaran terhadap proses adaptasi dengan melakukan konservasi hutan bakau oleh nelayan. Jaringan merupakan pusat untuk bertukar informasi mengenai bagaimana teknik yang paling baik untuk membudidayakan dan mengembangkan bakau di wilayah tambak. Kegiatan beberapa orang membudidayakan bibit bakau akan tetap memberikan pendapatan yang lebih bagi masyarakat.
2. Pencegahan Bencana [Contoh Pencegahan pada Angin Besar] Munculnya berbagai bencana alam sebagai dampak perubahan iklim telah banyak terjadi. Salah satu bencana alam akibat perubahan iklim yang ekstrim adalah angin topan. Bencana ini tidak hanya terjadi di daratan tetapi juga di laut, sehingga banyak nelayan yang tidak bisa melaut. Bentuk adaptasi dalam menghadapi angin topan sebagai dampak perubahan iklim adalah mengurangi resiko terjadinya kerugian terutama korban jiwa. Detik-detik pertama terjadinya bencana alam merupakan saat yang sangat penting dalam mengurangi dampak bencana yang lebih besar.
9
langkah-langkah adaptasi untuk dampak perubahan iklim adaptasi Sektoral Sektor rentan
Sumber Air
Adaptasi untuk dampak saat ini
Menjaga sumber air bawah tanah dan daerah tangkapan air Pengembangan penyediaan air
Pertanian dan Ketahanan Pangan
Pembangunan waduk untuk irigasi Pengenalan sistem panen baru Perubahan waktu tanam dan masa panen
adaptasi lintas Sektoral Adaptasi untuk dampak masa depan
Daur ulang air Perbaikan sistem dalam manajemen air
Pengembangan bibit yang tahan pada kekeringan, garam dan hama
Kesehatan Masyarakat
Reformasi manajemen kesehatan umum
Pengembangan sistem peringatan dini
Ekosistem
Promosi Wanatani
Identifikasi spesies yang tahan dengan perubahan
Wilayah Pesisir
Perlindungan dan konservasi pada terumbu karang, bakau dan rumput laut
Penelitian dan monitoring pada pesisir dan ekosistem pesisir
10
Perbaikan sistem pengamatan Perbaikan Penyadaran Umum
Perlu upaya untuk membangun kesadaran dan pengetahuan di kalangan masyarakat dalam upaya mengurangi resiko bencana. Bagaimanapun masyarakatlah yang akan secara langsung menghadapi dan menanggung akibat dari bencana. Bantuan hanya akan datang setelah terjadi korban jiwa dan kerugian. Tiga tahap yang penting yang harus kita kenali dan buat untuk mengurangi resiko bencana adalah : (1) persiapan sebelum terjadinya bencana (2) tindakan yang perlu dilakukan jika terjadi bencana (3) tindakan yang perlu dilakukan setelah terjadinya bencana
Rencana strategi untuk Manajemen Bencana
Beberapa tip dan trik untuk masing-masing tahap tersebut adalah :
Pendidikan, Pelatihan
Beberapa persiapan bagi masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana angin topan, terutama daerah pesisir antara lain adalah : Menyadari resiko dan membuat rencana pengungsian. Melakukan latihan dengan menelusuri jalur evakuasi. Menguatkan atap rumah, mengikat dengan baik. Mengembangkan rencana tindak dalam persiapan menghadapi bencana angin besar.
Pendanaan
Sumber United Nations Framework Convention on Climate Change - UNFCCC
Persiapan Sebelum Terjadi Angin Topan
Menyiapkan kebutuhan yang diperlukan jika terjadi angin topan, seperti lilin, senter, baterai, dan makanan minimal selama tiga hari. Seringkali pada waktu angin topan jaringan listrik akan mati untuk itu diperlukan penerangan, selain itu juga perlu menyiapkan makanan. Pencegahan di rumah dengan menutup jendela dan pintu dengan papan. Bangunan akan lebih tahan terhadap angin besar jika tidak ada angin yang masuk. Mendegarkan radio untuk informasi darurat. BMG merupakan badan yang bertanggung jawab terhadap penelitian dan peringatan akan ancaman. Mereka menginformasikannya melalui radio.
11
Tindakan Pada Saat Terjadi Angin Topan Meskipun dalam kondisi panik, kita harus tetap bisa bepikir untuk melakukan penyelamatan untuk mengurangi resiko bencana. Dianjurkan untuk tetap berada di dalam rumah, sampai ada pemberitahuan untuk mengungsi atau bencana telah selesai. Jika berada di dalam rumah maka : Semua persediaan telah disiapkan Jika diperlukan tinggal di suatu ruangan paling aman di dalam rumah Matikan semua sumber api, aliran listrik, dan peralatan elektronik Terus mendengarkan radio agar mengetahui perubahan kondisi Jika terjadi banjir, hindari banjir dengan naik ke tempat yang lebih tinggi. Tindakan Setelah Angin Besar Tindakan yang harus dilakukan setelah terjadi badai angin topan : Pastikan untuk benar-benar dalam kondisi aman dan angin besar telah selesai. Untuk memperlancar proses dalam membenahi daerah yang terlanda bencana, sebaiknya orang yang tidak berkepentingan dilarang masuk. Gunakan senter atau lilin sebagai penerangan dan jangan menyalakan aliran listrik sebelum dinyatakan aman. Jauhi kabel-kabel listrik yang terjatuh di tanah. Matikan gas dan aliran listrik. Apabila tercium bau gas segera matikan aliran gas, begitu juga dengan aliran listrik untuk segera mencabut sekering (sebaiknya dilakukan oleh orang yang ahli mengenai listrik) Mendengarkan radio untuk mengetahui perubahan kondisi 3. Penggunaan Informasi Cuaca Perkembangan teknologi peramalan atau prakiraan iklim saat ini sudah semakin baik dibanding dengan masa lalu. Hasil prakiraan sudah lebih sering benar dari pada salahnya atau dikatakan skill prakiraan iklim kita sudah baik. Dengan teknologi prakiraan sekarang, informasi
12
tentang bagaimana kira-kira kondisi musim pada waktu tertentu sudah dapat diketahui dua atau tiga bulan sebelumnya. Informasi ini seharusnya dapat digunakan oleh petani untuk menyusun strategi apa yang sebaiknya dilakukan untuk menghindari kondisi iklim yang tidak menguntungkan atau memanfaatkan secara optimal kondisi iklim yang diprakirakan akan baik. Sudah barang tentu bahwa peramalan tidak selalu benar pasti ada juga salahnya. Kalau dikatakan skill prakiraan iklim 70% artinya apabila prakiraan diberikan 10 kali maka 7 kali benar dan hanya 3 kali salah. Apabila informasi ini digunakan secara konsisten maka dalam jangka panjang petani akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari pada petani yang tidak memanfaatkan informasi ini. Hasil penelitian di Bandung menunjukkan bahwa petani padi yang mau memanfaatkan informasi iklim dalam menentukan strategi pola tanam, secara rata-rata akan mempunyai penghasilan lebih tinggi dibanding petani yang tidak memanfaatkan informasi iklim Rizaldi Boer (Kepala Laboratorium Klimatologi, Departemen Geomet FMIPA IPB) Setiap terjadi kejadian iklim ekstrim yang berasosiasi dengan fenomena El-Nino, kegagalan panen tanaman padi ke dua selalu meluas akibat terkena kekeringan. Hal ini terjadi terjadi karena dua hal, yaitu : (i) mundurnya waktu tanam padi pertama akibat dari mundurnya awal musim hujan sehingga penanaman padi kedua mangalami kemunduran pula yaitu saat musim hujan hampir berakhir, dan/atau, (ii) musim hujan berakhir lebih cepat. Apabila hal ini diketahui petani 2-3 bulan sebelumnya, petani dapat menyiasatinya dengan melakukan percepatan tanam untuk padi yaitu penanaman musim hujan atau menerapkan sistem padi gogo rancah, atau bila sudah terlambatmengambil langkah ini, tanaman kedua diganti dengan tanaman non-padi atau tetap padi dengan menggunakan varietas yang berumur lebih pendek dan tahan kering atau dengan melakukan sistem culik. Sistem culik dilakukan dengan cara melakukan pemanenan padi pertama lebih awal 20-25 hari dari biasanya (panen muda) untuk luasan 100 m2 per hektarnya untuk persemaian. Dengan cara ini, penanaman padi kedua dapat dilakukan segera setelah pemanenan padi pertama karena bibit yang ditanam pada luasan 100 m2 sudah siap untuk dipindah sehingga risiko kekeringan dapat dikurangi.
Kasus1. Kasus Petani Padi
13
Indramayu merupakan tempat dimana kegagalan panen udang sering terjadi akibat tidak mampunyai mengantisipasi kejadian banjir, sehingga hasil udangnya hanyut bersama banjir. Apabila waktu kejadian banjir dapat diperkirakan dengan baik, petani tambak dapat menyiasatinya dengan cara melakukan panen tambak lebih awal yaitu sebelum prakiraan waktu banjir. Produksi tambak udang juga bisa menurun tajam kalau salinitas air tambak meningkat. Salinitas air tambak meningkat apabila musim kemarau berlangsung lebih lama dari biasa sehingga ketersediaan air tawar berkurang. Untuk menyiasati ini, petani tambak dapat mengurangi luas usaha tambak dan modal tambak yang tidak digunakan dapat dialihkan untuk usaha tani lain seperti untuk usaha tani garam. Usaha tani garam akan menguntungkan karena produksi garam akan lebih tinggi apabila musim kemarau lebih panjang.
[Kasus2. Studi Kasus Nalayan Tambak
Bagi petani/nelayan, kemampuan beradaptasi terhadap perubahan iklim harus dilakukan dengan meningkatkan kemampuan mereka untuk mengatasi risiko iklim saat ini, yakni : (i) meningkatkan kemampuan petani/nelayan untuk menyesuaikan sistem usaha tani mereka dengan kondisi iklim atau informasi prakiraan iklim yang mereka terima, dan (ii) mengembangkan dan menyediakan lebih banyak teknologi pemanfaatan informasi iklim. Teknologi pemanfaatan informasi iklim adalah cara, atau teknik, atau strategi yang disusun berdasarkan informasi prakiraan iklim dalam rangka meminimumkan dampak risiko iklim yang mungkin muncul atau memaksimumkan keuntungan dari suatu kondisi iklim yang diperkiraan baik pada dari musim tertentu. Selanjutnya, pemerintah di lain pihak perlu menyiapkan sarana dan prasarana serta kebijakan pendukung sehingga petani/nelayan mampu memanfaatkan informasi iklim secara efektif. Di antara kebijakan pendukung yang penting adalah menyiapkan kelembagaan penyuluh dan tenaga penyuluh yang cukup yang memiliki pengetahuan memadai tentang iklim disertai penguasaan teknologi pemanfaatan informasi iklim yang baik.
IV. Tantangan Perubahan Iklim dan mencapai Masyarakat yang Berkelanjutan Perubahan iklim terjadi terus menerus selama beberapa dasawarsa ini. Hal ini dapat mempercepat terjadi pemanasan global dan kerusakan yang hebat. Di tingkat komunitas, emisi GRK dijaga pada level yang rendah jika kita memilih untuk mencapai masyarakat berkelanjutan yang tidak berkontribusi pada pemanasan global. Hal yang mudah untuk mencapai keberlanjutan adalah dengan mempergunakan pengetahuan dan teknologi tradisional. Berikut ini langkah-langkah untuk masyarakat yang berkelanjutan : Transportasi Ramah Lingkungan Setiap tahun, jumlah kendaraan pribadi terus bertambah, baik kendaraan bermotor maupun mobil. Kenaikan jumlah kendaraan di jalan juga berarti kenaikan konsumsi bahan bakar. Bensin untuk kendaraan adalah hasil proses bahan bakar fosil yang dapat menyebabkan pemanasan global. Pengurangan konsumsi bahan bakar juga berarti menghemat energi di masa depan. 1. Berjalan kaki Berjalanlah ketika berpergian di sekitar rumah dan tetangga. Langkah yang tidak menghasilkan polusi termasuk pemanasan global dan baik juga untuk kesehatan.
2. Transportasi Umum Pergunakan transportasi umum karena ini dapat menghemat konsumsi bahan bakar. Penggunaan mobil dengan hanya satu penumpang saja harus dihindari dari sekarang. Hal ini lebih baik jika menggunakan transportasi umum seperti bus atau angkutan umum sehingga konsumsi bahan bakar dapat ditekan.
Rizaldi Boer (Kepala Laboratorium Klimatologi, Departemen Geomet FMIPA IPB)
14
15
3. Kendaraan Ramah LIngkungan Pilihlah kendaraan yang ramah lingkungan. Memilih kendaraan yang membutuhkan bahan bakar yang sedikit merupakan upaya yang sangat bagus untuk menghemat penggunaan bahan bakar energi. Kendaraan ini tidak memerlukan energi yang banyak sehingga produksi bahan bakar untuk pemenuhan kebutuhan umum dapat berkurang. Sepeda lebih baik kerena tidak membutuhkan bahan bakar. 4. Mengemudi Ramah Lingkungan Mulailah menjadi pengemudi yang ramah lingkungan, dengan 60-80 km/jam selalu berpikir untuk menghemat energi. Untuk itu, pergunakanlah kecepatan standar yakni 60-80 km/jam, penggunaan bahan bakar akan lebih hemat.
Penghematan Listrik Listrik adalah salah satu kebutuhan dasar dari masyarakat modern. Kebutuhan listrik meningkat setiap tahunnya. Sebagian besar pembangkit tenaga listrik menggunakan bahan bakar fosil untuk beroperasi dan hal tersebut berkontribusi pada pemanasan global. Beberapa upaya untuk menghemat listrik sangat diperlukan. Hal ini berhubungan erat dengan penghematan energi. Sikap menghemat energi sebaiknya dimulai dari sekarang. 1. Cabut peralatan listrik yang tidak dipergunakan 2. Matikan lampu bila tidak ada orang di dalam ruangan 3. Pilihlah produk yang memerlukan daya yang rendah dan bersifat tahan lama 4. Merancang rumah ramah lingkungan yang tidak membutuhkan penerangan yang besar dimana sinar matahari dapat masuk dan menerangi ruangan.
16
5. Melaksanakan program hemat listrik 17.00 22.00 Pada rentang waktu tersebut, pergunakan listrik dengan bijaksana. Nyalakan listrik seperlunya pada pukul 17.00 22.00 karena penggunaan listrik mencapai beban puncak. Langkah-langkah tersebut merupakan langkah kecil untuk menghemat energi. Energi dapat disimpan untuk kehidupan masa depan yang lebih baik. Mengurangi Penggunaan Plastik Untuk memproduksi sebuah tas plastik, diperlukan sejumlah bahan bakar yang sama dengan sebuah mobil yang berjalan sejauh 115 m (VOA). Industri tas plastik memerlukan banyak bahan bakar untuk menjalankan produksinya. Beberapa upaya menghemat bahan bakar dengan mengurangi plastik, misalnya: 1. Membawa tas belanja sendiri Biasakan diri untuk selalu membawa tas belanja sendiri ketika berbelanja ke pasar atau supermarket. Selain itu, menolak pemberian tas plastik ketika berbelanja merupakan langkah bijaksana. 2. Membawa wadah makanan sendiri ketika membeli makanan Bawalah wadah makanan sendiri ketika membeli makanan. 3.
Pilihlah piring atau produk-produk tradisional yang menggunakan bahan organik seperti daun pisang.
4. Pilihlah produk dengan bungkus yang sedikit dan dapat dimanfaatkan kembali
17
Pengomposan Pengomposan adalah salah satu upaya untuk mendaur ulang (recycle) sampah organik yang dapat terurai menjadi kompos. Komposting dapat mengurangi jumlah sampah organik. Hasil pengomposan juga dapat bermanfaat bagi tanaman. Melakukan komposting dapat mendorong orang untuk melakukan upaya pemilahan jenis sampah yang lainnya, semisal plastik atau kertas. Dengan demikian, sampah akan lebih mudah untuk didaur ulang.
REFEENSI Perencanaan dan Pelaksanaan Upaya Adaptasi Rizaldi Boer (Kepala Laboratorium Klimatologi, Departemen Geomet FMIPA IPB) IPCC Forth Assessment Report Fact Sheet of Climate Change Impact for local Community and Adaptation Effort (Yayasan BINTARI, Walhi Yogyakarta, FoE Japan) IMPACTS, VULNERABILITYES AND ADAPTAION IN DEVELOPING COUTRIES (UNFCCC) www.menlh.go.id UNFCCC Adaptation cases IDEP Foundation (Indonesia Development of Education and Perm culture) Penerbit FoE Jepang - Yayasan BINTARI Pengarang/Editor Feri Prihantoro - Dr. Rizaldi Boer - Amalia Wulansari - Mayuko Yanai Ilustrasi Danny KratuN Yustiniadi Kerjasama WALHI Yogyakarta - Andrew John Grover - Cécile Corda - Shizuka Yasui Miwako Yanai - Katsuo Suzuki - Yuriko Shinohara - Abdul Roviq Muiz YAYASAN BINTARI Jl. Tirto Agung Barat V/21 Banyumanik - Semarang 50268 Tel. : (024) 70777220 Website : www.bintarifoundation.org
FoE Japan 1st fl. 3-30-8 Ikebukuro, Toshima-ku, Tokyo, 171-0014 Japan Tel. : +81-3-6907-7217 Fax. : +81-3-69-7-7219 Web. : http://www.foejapan.org E-mail : [email protected]
Booklet ini didukung oleh Japan Fund for Global Environment.
18
19
Lampiran 4. Soal Post-Test NAMA ASAL SEKOLAH
:…………………………………………………… :……………………………………………………………
POST-TEST PELATIHAN PEMBELAJRAN PERUMABAHN IKLIM WAKTU : 15 MENIT TGL. : 28 Juli 2015 1. Selama beberapa dekade terakhir, rata-rata temperatur permukaan bumi telah mengalami; a. Penurunan b. Peningkatan c. Tetap d. Tidak menentu 2. Kondisi atmosfer dalam suatu periode waktu yang singkat (bersifat sementara) dan selalu berubah-ubah serta berbeda antar tempat disebut a. Iklim b. Cuaca c. Gas rumah kaca d. Pemanasan global 3. Rata-rata kondisi cuaca pada suatu wilayah yang luas dalam suatu periode waktu yang panjang disebut a. Cuaca b. Iklim c. Gas rumah kaca d. Pemanasan global 4. Energi yang menjaga bumi tetap hangat berasal dari a. Matahari b. Bulan c. Laut d. Bintang 5. Gas yang menyebabkan terperangkapnya energi matahari (panas) pada permukaan bumi adalah: a. Gas rumah kaca b. Gas belerang c. Gas oksigen d. Gas nitrogen 23
6. Terperangkapnya energi matahari (panas) pada permukaan bumi oleh gas rumah kaca disebut a. Efek refrigrasi b. Efek rumah kaca c. Efek rumah panas d. Efek pelangi 7. Gas-gas berikut yang bukan merupakan gas rumah kaca adalah a. Karbondioksida (CO2) b. Methan (CH4) c. Dinitrogen oksida (N2O) d. Ozon 8. Gas utama dari gas rumah kaca a. Oksigen b. Karbondioksida c. Nitrogen d. Hidrogen 9. Yang tidak termasuk sumber pelepasan karbondioksida adalah: a. Pembakaran bahan bakar fosil b. Pembusukan kotoran hewan c. Pembusukan sampah d. Fotosintesis 10. Apa yang dapat terjadi bila terjadi peningkatan karbondioksida (gas rumah kaca) di atmosfer? a. Peningkatan temperatur pada permukaan bumi, akibatnya terjadi pemanasan global b. Penurunan temperatur pada permukaan bumi, akibatnya terjadi pendinginan global c. Lautan mongering, akibatnya terjadi pengeringan global d. Peningkatan temperatur pada permukaan bumi, akibatnya terjadi penurunan permukaan air laut 11. Bagaimana kita dapat berperan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca? a. menggunakan kendaraan pribadi ke sekolah b. menimbun sampah organik c. membakar sampah plastic d. menghemat penggunakan listrik di rumah 12. Pembakaran bahan bakar fosil melepaskan sejumlah besar gas ________________ke atmosfer yang berkontribusi pada pemanasan global a. Karbon monoksida b. Karbon dioksida 24
c. Sulfur dioksida d. Nitrogen dioksida 13. Apa hubungan antara bahan bakar fosil dan efek gas rumah kaca? a. Pembakaran bahan bakar fosil mengurangi radiasi matahari yang sampai ke bumi b. Pembakaran bahan bakar fosil mengurangi efek gas rumah kaca c. Pembakaran bahan bakar fosil mengurangi kapasitas penyerapan energy matahari oleh gas rumah kaca d. Pembakaran bahan bakar fosil melepaskan karbon dioksida ke atmosfer 14. Manakah dari pernyataan berikut yang merupakan cara untuk mengurangi emisi gas rumag kaca (mitigasi perubahan iklim) dari aktivitas di sekolah a. Membiarkan komputer dan lampu menyala ketika meninggalkan ruangan b. Mendaur ulang sampah dan menggunakan lampu hemat energi c. Menggunakan kertas hanya pada satu sisi d. Menimbun sampah organik 15. Manakah dari pernyataan berikut yang merupakan langkah adaptasi terhadap perubahan iklim a. Menanam pohon b. Menghemat penggunaan bahan bakar fosil c. Mengganti bibit padi dengan bibit unggul d. Mengolah kotoran sapi menjadi biogas
25
Lampiran 5. Kuisioner KUISIONER PELATIHAN PEMBELAJARAN TEMA PERUBAHAN IKLIM SINGARAJA, .................................. Petunjuk Untuk mendapatkan bahan evaluasi dari kegiatan ini, anda diminta untuk menilai pelaksanaan pelatihan ini. Berilah tanda X pada kolom yang tersedia sesuai dengan kriteria yang diberikan, yaitu: 1=Kurang Sekali; 2=Kurang; 3=Baik, dan; 4=Baik Sekali No. Aspek yang dinilai 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Kriteria 1 2
Materi pelatihan: a. Mengandung hal baru b. Bermanfaat bagi pengkayaan materi pengajaran di SD c. Bermanfaat bagi peningkatan kualitas pembelajaran Media: a. Makalah Pelatihan efektif dalam menyampaikan pesan b. Video pelatihan efektif untuk menyampaikan pesan Jenis-jenis kegiatan a. Penyajian dan Diskusi menantang b. Nonton bareng Video perubahan iklim menyenangkan Penyajian: a. Menyenangkan b. Interaktif c. Mudah dipahami Kemungkinan penerapan hasil pelatihan di lsekolah dari segi: a. Waktu b. Sarana dan prasarana c. SDM Penyelenggaraan: a. Pengalokasikan waktu dalam jadual b. Kesesuaian kegiatan dengan jadual Akomodasi dan konsumsi: a. Akomodasi memuaskan b. Konsumsi memuaskan
26
3
4
LEMBAR INFORMASI BALIKAN 1. Apa yang telah anda peroleh/pelajari pada kegiatan pelatihan ini?
2. Apa yang sudah baik dalam kegiatan pelatihan ini?
3. Apa yang masih perlu diperbaiki dalam kegiatan pelatihan ini?
27