LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS
PEMETAAN DIGITAL BAGI GURU GEOGRAFI SMA SEKABUPATEN BULELENG
Oleh:
I Putu Ananda Citra, S.Pd., M.Sc. (Ketua) NIDN 0018088401 I Gede Budiarta, S.Pd., M.Si. (Anggota) NIDN 0028078301 I Made Sarmita, S.Pd., M.Sc. (Anggota) NIDN 0023058902
JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS HUKUM DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2016
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN KEMAJUAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 1. Judul Proposal
: Pemetaan Digital ArcView Bagi Guru
Geografi SMA se-Kabupaten Buleleng 2. Ketua Tim Pengusul a. Nama Ketua b. NIP/NIDN c. Bidang Keahlian d. Jabatan/Pangkat/Gol. e. Jurusan/Fakultas f. Alamat Rumah/Telp. 3. Jumlah Anggota Tim a. Identitas Anggota 1 - Nama Lengkap - NIP - Jabatan/Pangkat/Gol. b. Identitas Anggota 1 - Nama Lengkap - NIP/NIDN - Jabatan/Pangkat/Gol. 4. Lokasi Kegiatan 5. Biaya Tahun Berjalan
: : I Putu Ananda Citra, S.Pd., M.Sc. : 198408182008121001/0018088401 : Geografi (Pengembangan Wilayah) : Lektor/Penata Muda Tk. I/IIIb : Pendidikan Geografi/Ilmu Sosial : Perumahan Liligundi Permai, Jln Gn. Tambora III No. 14 Singaraja : 2 orang : : I Gede Budiarta, S.Pd., M.Si. 19830728200812 1/0028078301 : Asisten Ahli/Penata Muda/IIIa : : I Made Sarmita, S.Pd., M.Sc : 198905232015041003/0023058902 : Asisten Ahli/Penata Muda/IIIb : Kabupaten Buleleng : Rp. 13.700.000,-
Mengetahui, Ketua LPPM Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, 30 Juni 2016 Ketua Pelaksana
Prof. Dr. Nengah Suandi, M.Hum. NIP. 195612311983031022
I Putu Ananda Citra, S.Pd., M.Sc. NIP. 19830728 200812 1 001
i
DAFTAR ISI Halaman Pengesahan .................................................................................................
i
Daftar Isi .....................................................................................................................
ii
Ringkasan ....................................................................................................................
iii
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................................
1
1.2. Analisis Situasi .............................................................................................
2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................... 4 BAB III. IDENTIFIKASI DAN PERUMUSAN MASALAH......................................
8
3.1. Tujuan Kegiatan …………………………………………………………….……
9
3.2. Manfaat Kegiatan ………….……………………………………………………..
9
3.3. Kerangka Pemecahan Masalah……………………………………………………
9
3.4 Khalayak Sasaran ……………………………………………………………..….
11
3.5. Keterkaitan………………………………………………………………………..
11
BAB IV. METODE……………………………………………………………..……..
13
3.1. Metode Kegiatan………………………………………………………………….
13
3.2.Evaluasi………………………………………………………………………….
14
BAB V. Organisasi Pelaksana………………………………………………………
15
5.1. Penyediaan Fasilitas Pemetaan.………………………………………..……..
16
5.2. Pelatihan dan Pendampingan Pemetaan Digital………………………………
16
BAB VI PENUTUP 6.1 Simpulan…………………………………………………………………….…..
20
6.2 Saran………………………………………………………………………………
20
DAFTAR PUSTAKA Lampiran 1. Modul Lampiran 2. Peta Hasil Pelatihan Lampiran 3. Dokumentasi Kegiatan
ii
RINGKASAN
Kegiatan yang dirancang adalah dalam bentuk pelatihan, dan setelah berakhirnya kegiatan, diharapkan terjadi perubahan ke arah yang lebih baik bagi khayalak sasaran. Tujuan utama program penerapan Ipteks ini adalah perubahan tersebut terkait dengan: (1) Memfasilitasi para guru geografi se-Kabupaten Buleleng terkait dengan perangkat lunak dan modul (pedoman praktikum) yang digunakan untuk pemetaan dan SIG. (2) Meningkatkan kompetensi guru geografi di Kabupaten Buleleng dalam hal pemetaan digital dan peningkatan peningkatan kemampuan dalam mentransfer materi yang terkait dengan pemetaan dan SIG. Pencapaian tujuan program sebagaimana yang dipaparkan di atas dilakukan dengan mengkonfigurasikan beberapa metode sesuai dengan kebutuhan. Untuk mengatasi persoalan kurangnya kemampuan guru dalam hal pemetaan digital, akan dilakukan melalui metode pelatihan dan pendampingan pemetaan digital. Untuk mengatasi permasalahan kurangnya sarana dan prasarana khususnya software dan data pemetaan akan diberikan pada saat pelatihan beserta modul sebagai pedoman praktikum pemetaan digital. Berdasarkan tujuan program kegiatan, hasil yang dipeoleh yaitu pelatihan pemetaan digital bagi guru geografi SMA se-Kabupaten Buleleng terkatagori berhasil. Peserta yang menjadi perwakilan diharapkan mampu menyebarkan pengetahuan dan keterampilan dalam membuat peta digital kepada Guru Geografi lain di Kabupaten Buleleng. Luaran program ini adalah produk berupa “modul sebagai petunjuk praktikum dan peta hasil praktikum”.Selain luaran berupa produk, hasil pelatihan dan pendampingan pemetaan digital juga berupa artikel ilmiah yang akan dipublikasikan pada jurnal nasional yang ber ISSN. Kata kunci: Pemetaan Digital, Guru Geografi, Penerapan Ipteks
iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Geografi sebagai suatu disiplin ilmu pengetahuan, pada hakekatnya mengkaji persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan dan kewilayahan, dalam konteks keruangan (Seminar dan Lokakarya Peningkatan Mutu Pengajaran Geografi, 1989). Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan bahwa dalam upaya mentransfer ilmu kepada siswa, seorang guru semestinya mengurangi kesan verbalisme. Dalam pengertian ini, seorang guru khususnya guru geografi diwajibkan untuk memiliki kompetensi dalam menggambarkan suatu fenomena yang bersifat abstrak ke dalam wujud riilnya. Kompetensi tersebut akan dapat dikuasai dengan baik apabila pembelajaran yang dilakukan memanfaatkan berbagai media pembelajaran secara optimal. Hal ini akan sangat membantu siswa dalam memahami dan menerjemahkan materi yang dijelaskan. Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, media pembelajaran pun mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal ini dapat dilihat dari semakin beragamnya jenis dan spesifikasi media pembelajaran yang ada. Merupakan hal positif bagi pengembangan keilmuan mengingat pembelajaran seharusnya menekankan sesuatu yang inovatif, dan didukung adanya media yang relevan untuk proses dan hasil belajar siswa. Namun demikian, media pembelajaran yang relevan dan memiliki banyak keunggulan tidak akan memiliki peran besar dalam meningkatkan kompetensi peserta didik apabila tidak diimbangi dengan kompetensi sumber daya manusia (pendidik) yang memadai. Sebagai agen pembaharu pendidikan, seorang guru setidak-tidaknya harus memiliki kompetensi dalam bidang keilmuan, serta metode-metode dan pemberdayaan media pembelajaran secara efektif. Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan
1
pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Dengan demikian, proses dan hasil belajar seperti yang diamanatkan oleh Undang-Undang dapat direalisasikan. Geografi sebagai ilmu yang menganalisis keruangan, kompleks wilayah, ekologi, serta masing-masing interelasinya, tidak jarang mengkaji suatu fenomena daerah dalam lingkup yang sangat luas. Teknik pemetaan dan aplikasi sistem informasi geografis akan sangat berperan dalam hal ini. Teknik pemetaan dewasa ini sudah berkembang dengan pesat. Pemetaan manual kini sudah berkembang menjadi teknik pemetaan digital dengan berbagai jenis dan spesifikasi perangkat lunak. Kondisi ini perlu mendapat respon dari kalangan pendidik, khususnya guru geografi, dalam upaya mengikuti laju perkembangan teknologi pembelajaran.
1.2 Analisis Situasi Mata pelajaran Geografi merupakan mata pelajaran pokok yang diberikan di jenjang SMA. Kompetensi inti dan kompetensi dasar dalam pelaksanaan kurikulum 2013 menuntut siswa untuk dapat menguasai dan mengimplementasikan berbagai materi yang bersifat psikomotorik seperti studi pengelolaan wilayah dan Sistem Informasi Geografis (SIG). Di sisi lain, berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan perwakilan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Geografi Kabupaten Buleleng, materi SIG dan pemetaan hanya diajarkan dalam tataran teori. Fenomena ini sesungguhnya tidak hanya terjadi di Bali utara saja, tetapi juga di seluruh wilayah Provinsi Bali. Khusus untuk
wilayah
Kabupaten
Buleleng,
MGMP
Geografi
memiliki
program
mengembangkan kualitas pembelajaran sesuai dengan tuntutan kurikulum. Seiring dengan program pengembangan kualitas pembelajaran, maka pelatihan yang akan diselenggarakan akan sangat mendukung keberhasilan program-program MGMP, khususnya terkait dengan inovasi media pembelajaran. Berdasarkan hasil pengamatan sementara, setidak-tidaknya ada dua hal belum mendukung sehingga memicu kondisi tersebut, yaitu 1) ketersediaan sarana dan prasarana, khususnya perangkat lunak pemetaan; 2) kompetensi guru. Ditinjau dari ketersediaan perangkat keras, sebagian besar SMA di Kabupaten Buleleng telah memiliki perangkat komputer yang digunakan untuk mendukung proses
2
pembelajaran. Hanya perangkat lunak dalam bidang pemetaan dan SIG yang masih jarang ditemukan. Sesungguhnya dalam hal ini faktor kompetensi guru (dalam bidang pemetaan dan SIG) yang sangat minim atau bahkan tidak ada sama sekali. UndangUndang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas mewajibkan seorang guru untuk dapat menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis; serta mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut maka pelatihan pemetaan dan SIG bagi guru geografi se-Kabupaten Buleleng sesungguhnya merupakan salah satu langkah nyata yang secara parsial akan memberikan dampak positif dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sistem Informasi Geografis Definisi Sistem Informasi Geografis selalu berkembang, bertambah, dan bervariasi. Hal ini terlihat dari banyaknya definisi SIG yang beredar. Selain itu, SIG juga merupakan suatu bidang kajian ilmu dan teknologi yang relatif baru, digunakan oleh berbagai bidang disiplin ilmu, dan berkembang dengan cepat (Prahasta, 2002). Berikut ini beberapa pengertian Sistem Informasi Geografis. Sistem Informasi Geografis adalah sistem komputer yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memeriksa, mengintegrasikan, memanipulasi, menganalisa, dan menampilkan data yang berhubungan dengan posisi-posisi di permukaan bumi (Rice, dalam Prahasta 2002). “Geographyc Information System is a komputer system capable of holding and using data describing places on the earth’s surface”. Sistem komputer yang mampu menangani dan menggunakan data yang menjelaskan tempat pada permukaan bumi (Bakosurtanal, 1985). Dari pengertian tersebut, dapat diketahui bahwa SIG adalah tools yang salah satu fungsinya digunakan untuk membuat berbagai peta. Produk SIG paling sering disajikan dalam bentuk peta. Kekuatan
SIG yang sebenarnya terletak pada
kemampuannya dalam melakukan analisis dan manipulasi data dalam volume yang besar. Data Input
Data Management
Output
& Manipulation Tabel Laporan Pengukuran lapangan Data digital lain Peta (Tematik, topografi, dan sebagainya) Data citra satelit Foto udara Data lainnya
Storage (database)
Peta Tabel
Retrieval
Laporan
Processing
Informasi digital lainnya
Gambar 2.1. Sub-Sistem SIG
4
2.2. Fungsi Sistem Informasi Geografis SIG memiliki banyak fungsi yang mendukung berbagi keperluan. Fungsi SIG di antaranya 1) perolehan data dan pemrosesan awal; 2) pengolahan, penyimpanan, dan pengambilan ulang data; 3) manipulasi dan analisis data; dan 4) menghasilkan output (Dulbahri, 1985). SIG memiliki kemampuan dalam hal memadukan data untuk memperoleh informasi baru, dan analisis keruangan serta integrasi data vektor, data raster, dan data atribut. Kemampuan ini memberi kemudahan bagi berbagai kegiatan yang terkait dengan analisis wilayah dan perwilayahan. Penggunaan komputer akan menambah efektivitas SIG. Keuntungannya adalah 1) pengumpulan, pengolahan, serta penyajian data dan informasi dapat dilakukan secara otomatis; dan 2) cepat dalam analisis dan pengambilan keputusan secara lebih obyektif. Dewasa ini SIG telah diterapkan dalam berbagai bidang, tidak terkecuali dalam bidang pendidikan. Pelatihan tentang pemetaan digital juga kerap dilakukan untuk meningkatkan kompetensi para pendidik. Treman, dkk., (2012) melaksanakan program pengabdian kepada masyarakat terkait dengan pelatihan penggunaan GPS (Global Positioning System) dan teknik pemetaan Surfer sebagai media digital dalam pembelajaran geografi bagi guru SMP se - Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung-Bali. Metode yang diterapkan dalam pelatihan adalah 1) memberikan latihan untuk mengoperasikan GPS untuk mencari titik koordinat UTM sebagai data dasar pembuatan peta kontur dan analisis program Surfer, 2) melatih guru untuk membuat peta sendiri baik peta 2 dimensi atau model 3 dimensi sebagai media digital yang digunakan dalam pembelajaran geografi di SMP. Hasil evaluasi terkait penggunaan GPS menunjukkan bahwa dari 20 orang peserta pelatihan, 4 orang masuk dalam kriteria sangat mampu dalam penggunaan GPS dan 16 orang tergolong mampu mengoperasikan alat tersebut. Evaluasi terkait penggunaan perangkat pemetaan surfer untuk menghasilkan peta 2 dimensi dan 3 dimensi juga menunjukkan hal yang sama dengan evaluasi penggunaan GPS, yaitu 4 orang peserta tergolong sangat mampu mengoperasikan program surfer, sementara 16 orang lainnya tergolong mampu dalam mengoperasikan program tersebut.
5
2.3. Pemetaan Digital Dengan Perangkat Lunak ArcView Perangkat lunak (software) untuk pemetaan digital cukup banyak jenis dan spesifikasinya.
Masing-masing
perangkat
lunak
yang
dikembangkan
memiliki
keunggulan dan kemampuan tersendiri. ArcView adalah salah satu software
yang
digunakan untuk mengolah data citra dan mengkonversinya ke dalam wujud peta. Pengolahan data citra merupakan suatu cara memanipulasi data citra atau mengolah suatu data citra menjadi suatu keluaran (output) yang sesuai dengan harapan (LAPAN, 2007). Dalam hal ini, output yang diharapkan adalah dalam bentuk peta citra satelit (PCS), petapeta tematik digital yang mampu mampu mewakili realita kenampakan di permukaan bumi. Pengolahan data citra satelit merupakan sesuatu yang kompleks dan melalui beberapa tahapan. Tahap akhir dari pengolahan data citra adalah suatu output yang sesuai dengan tujuan pemetaan. Pengolahan citra dimaksudkan untuk
mempertajam
kenampakan geografis dalam bentuk digital sehingga menjadi tampilan yang lebih berguna bagi pengguna dan dapat memberikan informasi kuantitatif terhadap suatu obyek, serta dapat mendukung aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG). Pelatihan pemetaan digital telah banyak dilakukan dewasa ini. Salah satunya adalah pelatihan yang dilakukan oleh Budiarta, dkk., (2008). Pelatihan tersebut ditujukan kepada guru geografi SMA di Kabupaten Buleleng. Metode yang digunakan adalah pelatihan pemetaan digital dengan menggunakan perangkat lunak ER Mapper. Jumlah guru peserta dalam pelatihan tersebut adalah 15 orang. Indikator pencapaian dalam pelatihan tersebut adalah 1) para guru dapat menghasilkan peta citra satelit sesuai dengan kaidah kartografi, 2) mampu menghasilkan peta tematik sesuai kaidah kartografi, dan 3) mampu menghasilkan peta 3 dimensi. Hasil evaluasi dalam pelatihan tersebut menunjukkan bahwa semua peserta telah mampu menghasilkan ketiga produk peta yang dimaksud.
6
2.4. Pentingnya Teknik Pemetaan Digital Dalam Pembelajaran Geografi Geografi adalah ilmu yang berorientasi keruangan yang mempelajari variasi daerah yang ada di permukaan bumi, seperti letak, topografi, tanah, iklim, kondisi air, dan penduduk dengan kehidupannya baik persamaan maupun perbedaannya (Garret, 1997). Mengkaji keruangan dalam konteks makro memerlukan waktu, biaya, dan tenaga yang tidak terbatas. Oleh karena itu, diperlukan adanya teknik pengkajian keruangan yang efektif dan efisien tanpa mengurangi nilai keobyektifan data keruangan yang dikaji. Teknik pemetaan digital sangat diperlukan dalam berbagai aspek kehidupan, baik dalam bidang pendidikan maupun nonpendidikan. Dalam dunia pendidikan, khususnya dalam pembelajaran geografi, teknik pemetaan digital merupakan komponen utama dalam mendukung pokok bahasan Sistem Informasi Geografis (SIG). Bagi kalangan pendidik, khususnya guru geografi, beberapa manfaat yang dapat dirasakan dari penerapan teknik pemetaan dan SIG dalam mendukung pembelajaran adalah 1) dapat mempermudah dan memperjelas penyampaian informasi geospasial, 2) mempermudah dalam melakukan klasifikasi wilayah, 3) mempermudah dalam mempelajari kondisi fisik di suatu daerah, 4) lebih efektif, dan 5) pembelajaran akan menjadi lebih menarik dan menyenangkan bagi siswa sehingga lebih memungkinkan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
7
BAB III IDENTIFIKASI DAN PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan analisis situasi yang telah dikemukakan maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan yang terdapat pada masyarakat (sasaran) dalam hal ini guru geografi SMA di Kabupaten Buleleng. Permasalahan-permasalahan tersebut antara lain 1) pembelajaran geografi yang berkaitan dengan analisis wilayah dan perwilayahan selama ini belum berjalan dengan optimal karena terkendala kuangnya media pembelajaran geografi, khususnya perangkat-perangkat lunak terkait pemetaan dan sistem informasi geografis, 2) tidak tersedianya data (raster, vektor, atribut) yang akan diolah sehingga mau tidak mau pembelajaran hanya terfokus kepada teori semata, 3) kompetensi guru-guru geografi khususnya dalam bidang pemetaan dan sistem informasi geografis masih sangat minim sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan inovasi pembelajaran geografi, khususnya terkait dengan materi pemetaan dan sistem informasi geografis. Kondisi tersebut terasa sangat kontradiktif dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tenkologi dewasa ini. Dengan demikian maka dirasa sangat penting untuk dilakukan suatu pengabdian kepada masyarakat (guru-guru geografi di Kabupaten Buleleng) untuk meningkatkan kompetensi para guru terkait permasalahan yang telah diidentifikasi. Pengabdian ini akan menjadi bagian dari upaya meningkatkan kualitas pembelajaran geografi pada jenjang SMA. Berdasarkan identifikasi permasalahan tersebut maka perumusan masalah diprioritaskan kepada hal-hal yang menyangkut: 1) upaya peningkatan kompetensi melalui bentuk pelatihan bagi guru geografi SMA di Kabupaten Buleleng, terkait pemetaan digital dan SIG sehingga pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan harapan, 2) upaya memfasilitasi keterbatasan media, khususnya ketersediaan perangkat lunak terkait pemetaan dan SIG.
8
3.1. Tujuan Kegiatan Kegiatan yang dirancang adalah dalam bentuk pelatihan, dan setelah berakhirnya kegiatan, diharapkan terjadi perubahan ke arah yang lebih baik bagi khayalak sasaran. Perubahan tersebut terkait dengan: a. Memfasilitasi para guru geografi se-Kabupaten Buleleng terkait dengan perangkat lunak yang digunakan untuk pemetaan dan SIG. b. Meningkatkan kompetensi guru geografi di Kabupaten Buleleng dalam hal pemetaan digital dan peningkatan peningkatan kemampuan dalam mentransfer materi yang terkait dengan pemetaan dan SIG.
3.2. Manfaat Kegiatan Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa: a. Guru-guru geografi dapat meningkatkan kompetensi dan menguasai materi Sistem Informasi Geografis serta pemetaan digital, serta dapat mengaplikasikannya dalam proses belajar mengajar di sekolah masing-masing. Kegiatan ini juga diharapkan dapat meningkatkan profesionalisme guru yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan prestasi siswa, khususnya dalam bidang kegeografian. b. Menyiapkan sumber daya manusia yang memiliki pengetahuan tentang konsep wilayah, lingkungan dan sumberdaya, sehingga menumbuhkan kesadaran akan pentingnya pelestarian lingkungan hidup. c. Memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang pemetaan digital sehingga dapat digunakan sebagai landasan dalam melaksanakan pengabdian kepada masyarakat di waktu yang datang.
3.3. Kerangka Pemecahan Masalah Kegiatan ini menargetkan guru-guru geografi se-Kabupaten Buleleng. Aspek keterjangkauan menjadi kendala sehingga kegiatan akan dilakukan di Laboratorium Sistem Informasi Geografis dan Penginderaan Jauh Jurusan Pendidikan Geografi
9
Undiksha. Terlepas dari kondisi keterjangkauan, alternatif dalam pemecahan masalah yang dihadapi mitra dijabarkan sebagai berikut. a. Memberikan materi secara menyeluruh melalui tatap muka di ruangan, kemudiaan dilanjutkan dengan praktikum kepada masing-masing guru. b. Menyiapkan materi secara komprehensif serta pedoman praktikum yang akan dibagikan kepada peserta kegiatan sebelum kegiatan dimulai. Tujuan dari pemberian materi ini adalah agar para peserta lebih awal memahami apa dan bagaimana kegiatan tersebut akan dilakukan. Pada alternatif pemecahan masalah ini, kegiatan yang diberikan lebih banyak berupa praktikum. c. Menyiapkan materi terkait dengan pemetaan dan sistem informasi geografis, serta pedoman praktikum pemetaan digital. Dengan pendampingan ke sekolagh mitra. Setelah dicermati dan didiskusikan dengan seksama, alternatif ketiga menjadi pilihan dalam memecahkan permasalahan karena alternatif tersebut memberikan pemahaman yang lebih komprehensif terhadap mitra, meskipun akan menghabiskan waktu, biaya, dan tenaga yang lebih besar dari alternatif pemecahan masalah yang lain. Secara lebih rinci mengenai tahapan pemecahan masalah dijabarkan sebagai berikut. 1) Menyiapkan Pedoman Praktikum Pemetaan Digital (ArcView) Kegiatan yang dilakukan adalah menyusun langkah-langkah pemetaan secara detil untuk memberikan pemahaman secara komprehensif terkait pemetaan digital ArcView kepada mitra. Dibuat pula indikator tingkat pencapaian dari masing-masing perserta dalam kegiatan praktikum. 2) Praktikum Pemetaan Digital Kegiatan praktikum dilakukan di Laboratorium Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis Jurusan Pendidikan Geografi Undiksha, dengan langkah-langkah pemetaan digital hingga menghasilkan peta tematik digital sesuai dengan yang dimuat di dalam pedoman praktikum.
10
3) Mengevaluasi Tingkat Keberhasilan Praktikum Digital Seperti halnya praktikum pemetaan manual, tingkat keberhasilan praktikum pemetaan digital dilihat dari seberapa jauh pemahaman para peserta terhadap kaidah kartografi. Peta yang dihasilkan oleh masing-masing peserta praktikum akan diamati dan jika kesesuaiannya mencapai > 85 %, maka tingkat keberhasilannya tergolong tinggi, 7084 % tergolong sedang dan < 69 % tergolong rendah.
Penyiapan Pedoman Praktikum Pemetaan Digital (ArcView) Tim Pelatih, Peserta
Tim Pelatih
Praktikum Pemetaan Digital Evaluasi Praktikum Pemetaan Digital
Tim Pelatih
Gambar 3.1. Diagram Alir Pelatihan 3.4. Khalayak Sasaran Khalayak sasaran dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah guruguru geografi di Kabupaten Buleleng. Guru-guru geografi yang menjadi khalayak sasaran adalah perwakilan dari wilayah Buleleng bagian timur, tengah, dan barat. Jumlah guru yang mangikuti pelatihan ini adalah 10 Guru Geografi (5 Guru di Sekolah Negeri dan 5 Guru Sekolah Swasta) Pemilihan lokasi di Buleleng bagian timur, tengah, dan barat terkait dengan penyebaran informasi dan kompetensi secara merata dan diharapkan dapat memicu para guru untuk meningkatkan kompetensinya melalui kegiatan serupa di tahun-tahun mendatang. Guru geografi yang telah diberikan pelatihan diharapkan bisa menjadi agen dalam mengembangkan teknik pemetaan digital kepada peserta didik di sekolah masingmasing.
11
3.5. Keterkaitan Jurusan Pendidikan Geografi Undiksha Singaraja, sebagai barometer kemajuan pemetaan, khususnya di Bali, melakukan kerja sama dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) terkait dengan pemetaan serta data penginderaan jauh, baik berupa foto udara maupun citra satelit dengan beragam resolusi spasial. Selanjutnya, sebagai induk pemetaan wilayah, Jurusan Pendidikan Geografi Undiksha Singaraja berusaha menyebarluaskan kemajuan-kemajuan yang ada sehingga teknik pemetaan di Bali bisa mengalami peningkatan. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini merupakan wujud nyata dari Jurusan Pendidikan Geografi dalam upaya mentransformasi ilmu dan teknologi, khususnya dalam bidang pemetaan digital.
12
BAB IV METODE 3.1. Metode Kegiatan Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah dalam bentuk pelatihan. Di dalam pelatihan ini, dirancang kegiatan berupa: a. Ceramah bervariasi, terkait ruang lingkup materi pemetaan manual dan digital. b. Praktikum pemetaan digital. Dilaksanakan di Laboratorium Sistem Informasi Geografis Jurusan Pendidikan Geografi Undiksha Singaraja. Materi praktikum sejalan dengan teori, yaitu mengaplikasikan perintah-perintah ke dalam visualisasi, yang akhirnya menghasilkan output yang dikehendaki. c. Cek lapangan. Kegiatan ini dilakukan untuk mengevaluasi hasil interpretasi yang dilakukan dengan kenyataan sesungguhnya di lapangan. Kegiatan ini dapat menghasilkan revisi yang sangat bermanfaat untuk penyempurnaan peta.
3.2. Evaluasi Terkait dengan rencana evaluasi, aspek yang dijadikan indikator pencapaian adalah kemampuan peserta dalam menggunakan perangkat pemetaan digital sebagai media pembelajaran hingga menghasilkan peta tematik yang sesuai dengan kaidah kartografi. Matriks indikator kegiatan dan cara pengukurannya disajikan pada Tabel 1 berikut. Tabel 1. Indikator Ketercapaian Kegiatan No
Kriteria Penilaian
Bobot (%)
Skor *)
Nilai
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
Kompetensi Pemetaan Manual Delineasi peta
10
Layout peta
15
Labelling peta
15
13
2
Kompetensi Pemetaan Digital Interpretasi fenomena
20
degitasi-delineasi
10
Layout
15
Labelling
15
Total
100 %
*) Rentangan skor 1-7 (Skor 1-3: kurang, 4-5: sedang, 6-7: baik).
14
BAB V HASIL YANG DICAPAI
Pelaksanaan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat “Penerapan Ipteks bagi Guru Geografi SMA di Kabupaten Buleleng” pada Kelompok Guru Geografi SMA dilaksanakan dari bulan Maret sampai pada bulan Juni 2016 yang telah dilaksanakan 70% program yaitu: Pelatihan dan Pendampingan Pemetaan Digital. Program yang sampai saat ini masih berlangsung adalah pendampingan pembuatan peta di sekolah guru masing-masing yaitu bulan Juli sampai Agustus 2016. Pada tahap awal pelaksanaan program dilaksanakan kegiatan berupa perencanaan disain dan kegiatan pelatihan, persiapan tutor, persiapan hardware dan software pemetaan, dan sosialisasi dan koordinasi dengan peserta dan narasumber, dan pembuatan pedoman/ modul pemetaan digital. Kegiatan pelatihan dilaksanakan bersama antara tim pengusul dengan kelompok Guru Geografi SMA yang didasarkan pada analisis situasi yang dibuat berdasarkan permasalahan yang dihadapi oleh Guru Geografi SMA. Kegiatan sudah dilaksanakan pada bulan April 2016 yang juga melibatkan peran serta aktif peserta program pengabdian kepada masyarakat untuk membuat skala prioritas program yang dilaksanakan. Perencanaan ini berjalan dengan sangat baik berkat peranan aktif tim pelaksana dan peserta yang menjadi mitra program pengabdian masyarakat ini. Pada tahap selanjutnya adalah mempersiapkan tutor atau pakar yang menguasai bidang-bidang yang akan dilatihkan kepada para peserta. Persiapan tutor dan instruktur dilaksanakan pada awal kegiatan untuk mematangkan kembali program – program yang akan dilaksanakan kepada mitra, sehingga terjadi sinergi yang baik dalam kegiatan ini. Persiapan tutor dan instruktur ini meliputi: pembuatan materi pelatihan secara terstruktur, baik dalam bentuk bahan cetak mapun media power point, mencetak dan memperbanyak materi pelatihan untuk Pelatihan dan Pendampingan pembuatan peta digital yang dapat meningkatkan kompetensi guru geografi.
Setelah semua tim pakar siap, tahap
berikutnya yaitu pada bulan Mei melakukan negosiasi dan musyawarah untuk menentukan waktu dan tempat kegiatan yang dalam hal ini melibatkan ketua MGMP Geografi SMA yaitu Bapak Nyoman Sukanara di SMA N 4 Singaraja, Kabupaten
15
Buleleng. Hal ini dilaksanakan untuk mendapatkan kesepakatan waktu dalam pelaksanaan program. Sehingga muncul kesepakatan akan dilaksanakan pertengan Juni 2016. Karena sebelum bulan Juni Sekolah melaksanakan libur semester.
Gambar 5.1. Pelaksanaan Instalasi Program Pemetaan Digital
Gambar 5.2. Pelaksanaan Pelatihan Pemetaan Digital
16
5.1. Penyediaan Fasilitas Pemetaan Digital Fasilitas yang dimaksud yaitu segala sesuatu yang dapat memperlancar kegiatan seperti materi pelatihan yaitu disusunnya modul pelatihan pemetaan, hardware dan software pemetaan digital dan data vector berupa peta dasar. Modul sebagai panduan atau langkah-langkah dalam pembuatan peta. Modul disusun pada bulan April dan selaesai pada bulan Mei. Selain Modul hal yang sering dikeluhkan para guru adalah ketersediaan aplikasi pemetaan (software) dan data. Guru sudah membawa laptop (hardware) sehingga lebih praktis karena akan dapat dipraktekkan kembali di rumah dan di sekolah. Masing-masing Laptop dilakukan isntallisasi software pemetaan. Kesalahan teknis sering terjadi pada saat proses instalasi software seperti yang dialami pada laptop para guru yaitu penuhnya memori, system operasi yang berbeda, dan kekuatan prosesor yang berbeda. Mengatasi masalah tersebut, tim pelaksana menyiasati dengan meminta bantuan mahasiswa meminjamkan laptop mereka yang sudah berisi aplikasi pemetaan. Pada proses pelatihan disaat yang bersamaan tim berusaha menginstall software pemetaan dan hanya 3 (tiga) dari 6 (enam) laptop yang berhasil. Lankah selanjutnya adalah melakukan isntallasi saat pendampingan selanjutnya. Adapun produk dari kegiatan ini adalah modul pemetaan digital (Lampiran 1)
5.2. Pelatihan dan Pendampingan Pemetaan Digital untuk Meningkatkan Kompetensi Guru di Bidang Pemetaan Digital Pelatihan dan pendampingan pemetaan digital yang diberikan kepada guru geografi SMA dalam membuat peta digital pada dasarnya adalah sebagai fasilitator dalam pelaksana Penerapan Ipteks. Memberikan pelatihan dan pendampingan secara detail kepada Guru Geografi SMA se- Kabupaten Buleleng, sehingga mampu membuat Peta Digital secara mandiri. Pelatihan dan Pendampingan Pemetaan Digital dilaksanakan pada tanggal 23 Juni sampai 30 Juni 2015. Pelatihan dilaksanakan di Lab Geografi Undiksha selama 2 hari yaitu tanggal 23 -24 Juni 2016. Kegiatan pendampingan dilaksanakan di sekolah mitra (SMA Lab Undiksha, SMA N 4 Singaraja dan SMA 2 Singaraja) dan selanjutnya akan dilanjutkan ke sekolah SMA N 1 Sukasada, dan SMA N 2 Banjar. Produk yang
17
dihasilkan dalam pelatihan dan pendampingan ini adalah berupa Peta Digital dengan daerah yang dipetakan adalah Kota Singaraja. Adapun pemilihan daerah yang dipetakan adalah Kota Singaraja sudah menjadi bagian dari kehidupan para guru sehingga pengenalan objek (alamiah maupun atribut) akan sangat memudahkan identifikasi dan penamaan p eta yang dibuat. Berdasarkan pada pelatihan dan pendampingan Pemetaan Digital tersebut hampir semua Guru Geografi SMA mampu memahaminya dengan baik. Dengan demikian Pelatihan dan Pendampingan Pemetaan Digital pada Guru Geografi SMA di Kabupaten Buleleng ini tidak mengalami kendala yang berarti, bahkan para guru sangat kooperatif dan antusias dalam pelaksanaan pelatihan dari awal sampai akhir. Adapun produk dari pelatihan adalah berupa peta administrasi Kota Singaraja yang dihasilkan oleh masing-masing guru geografi (Lampiran 2). Kegiatan Pelatihan (Lampiran 3) 5.3 Evaluasi Kegiatan Program Pelatihan Pemetaan Digital Berdasarkan pedoman evaluasi yang telah ditetapkan, dapat dijelaskan mengenai indikator yang dinilai yaitu sebagai berikut. Tabel 5.1 Penilaian Peserta Pelatihan Pemetaan Digital Nama Peserta
Aspek Penilaian (skor) Interpretasi
degitasi-
Rata-
Layout
Labelling
Rata
Ket
delineasi 1. Bu Kodiani
90
90
90
95
91.25
Baik
2. Sukanara
95
80
85
90
87.5
Baik
3. Kartika
85
85
80
95
86.25
Baik
4. Lilis
90
85
80
90
86.25
Baik
5. Made Sumatra
85
80
85
85
83.75
Baik
6. Putu Micana
90
80
90
90
87.5
Baik
Sumber: Analisis data primer, 2016
18
Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan nilai masing-masing peserta pelatihan pada tiap aspek kegiatan tergolong baik. Mulai dari tahap interpretasi yaitu mengidentifikasi objek, selanjutnya mendigitasi/ mendeliniasi yaitu memberikan batas, melayout peta yaitu menyajikan untuk di cetak dan member label yaitu pada penamaan objek dan melengkapi atribut peta berdasarkan kaedah kartografi. Hal ini berarti bahwa peserta telah mampu mengikuti dan memahami cara pembuatan peta secara digital setelah mendapat pelatihan dan pendampingan di sekolah masing-masing. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pelatihan pemetaan digital bagi guru geografi SMA se-Kabupaten Buleleng terkatagori berhasil. Peserta yang menjadi perwakilan diharapkan mampu menyebarkan pengetahuan dan keterampilan dalam membuat peta digital kepada Guru Geografi lain di Kabupaten Buleleng.
19
BAB VI PENUTUP
6.1. Simpulan Berdasarkan pada rencana program dan hasil yang telah dicapai dalam pelaksanaan program “Penerapan Ipteks Kelompok Guru Geografi SMA se Kabupaten Buleleng” dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1) Penyediaan Fasilitas Pemetaan atau Prasarana dan Sarana pemetaan, terlaksana cukup baik karena sebagian dari peserta laptopnya tidak bisa diinstall program. Akan tetapi sudah diberikan softwar maupun data jika dibutuhkan. Antisipasi dilakukan dengan menyediakan laptop yang sudah berisi program dan data pemetaan. 2) Pelaksanaan pelatihan dan pendampingan Pemetaan Digital, terlaksana dengan baik, karena adanya motivasi dan partisipasi yang sangat efektif dari semua anggota Guru Geografi SMA se-Kabupaten Buleleng. Hal ini dapat dilihat dari wawasan dan pengetahuan para Guru Geografi SMA yang sebelumnya tidak memiliki kemampuan yang memadai dalam membuat Peta Digital. Namun setelah pelatihan anggota kelompok Guru Geografi SMA mampu membuat Peta Digital secara mandiri sesuai dengan pelatihan yang diberikan oleh Tim.
7.2. Saran Berdasarkan pada pelatihan dan pendampingan yang dilakukan terhadap Guru Geografi SMA di Kabupaten Buleleng yang sedemikian antosias dalam mengikuti pelatihan, tampaknya dibutuhkan pelatihan dan pendampingan yang bersifat kontinyu untuk meningkatkan kompetensi guru geografi terutama di bidang pemetaan seiring perkembangan zaman.
20
DAFTAR PUSTAKA
Bidang Penyelenggaraan Pelatihan Bakosurtanal. 1985. Sistem Informasi Geografis Arc/Info. Jakarta: BAKOSURTANAL. Budiarta, I Gede. dkk. (2008). Pelatihan Pemetaan Digital ER Mapper Bagi Guru SMA Se-Kabupaten Buleleng. Singaraja: LPM Undiksha. Dulbahri. 1985. Garis Besar Uraian Sistem Informasi Geografis. Yogyakarta: Pusat Pemetaan dan Interpretasi Citra Satelit (PUSPICS) Fakultas Geografi UGM. Garrett.S.1997. Remote Sensing and Interpretation. New York: John Wiley and Sons. LAPAN. 2007. Modul Bimbingan Teknis Pengolahan dan Pemanfaatan Data Satelit Penginderaan Jauh Untuk Pengelolaan Potensi Daerah. Jakarta: Pusat Data Penginderaan Jauh LAPAN. Prahasta, Eddy.2002. Konsep-Konsep Dasar Sistem Informasi Geografis. Bandung: Informatika. Seminar dan Lokakarya Pengembangan Pengajaran Geografi (1989). Upaya Peningkatan Kualitas Pengajaran Geografi di Indonesia. Semarang: IKIP Semarang. Treman, I Wayan., Astawa, Ida Bagus Made., Atmaja, Dewa Made., Suryadi, Made., Suratha, I Ketut. 2012. Pelatihan Penggunaan GPS dan Surfer Sebagai Media Digital Dalam Pembelajaran Geografi Guru-Guru SMP Se – Kecamatan Nusa Penida. Singaraja: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Undiksha. Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301.
21
Lampiran 1. Produk Berupa Modul Pelatihan Pemetaan Digital
MODUL KEGIATAN P2M PEMETAAN DIGITAL BAGI GURU GEOGRAFI SMA SE-KABUPATEN BULELENG
Disusun Oleh : 1. I Putu Ananda Citra, S.Pd., M.Sc. 2. I Gede Budiarta, S.Pd., M.Si. 3. I Made Sarmita, S.Pd., M.Sc.
JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS HUKUM DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2016
22
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya kami telah berhasil menyusun Modul Kegiatan P2M “Pemetaan Digital Bagi Guru Geografi SeKabupaten Buleleng” yang digunakan sebagai pedoman dalam pembuatan peta dasar secara digital. Penyusunan modul ini, tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, baik yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung. Kami berharap, Modul ini bisa bermanfaat bagi peningkatan Sumber Daya Manusia untuk sekarang dan masa depan terutama dalam kaitannya dengan penerapan IPTEKS.
Singaraja, Juni 2016
Tim Penyusun
23
A. MEMULAI PROGRAM ARCGIS Untuk memulai program ArcGis, klik Start, Program, ArcGis, ArcMap. Bisa juga dengan double klik shortcut ArcGis pad desktop kalu sudah dibuat.
Kemudian akan tampil menu utama ArcGis. Pilih “A New Empty Map” atau “New Map, Blank Map” untuk pertama kali kerja di ArcGis. Kemudian klik OK.
Pertama yang perlu ditampilkan pada view adalah memeanggil data raster berupa peta hasil scan yang sudah dalam image JPG. Klik File, Add Data.
1
Tentukan alamat folder kerja yang di dalamnya sudah ada image JPG. Pada contoh ini alamat folder kerjanya adalah di D: PEMETAAN DIGITAL dengan nama file JPG yaitu SINGARAJA-SUKASADA.jpg.
Pilih Add setelah diaktifkan SINGARAJA-SUKASADA.jpg.
Pilih Yes pada kotak dialog di atas.
2
Dilanjutkan klik OK. Maka akan tampil gambar jpg seperti di bawah ini.
B. KOREKSI GEOMETRIK (REGISTRASI KOORDINAT) Proses berikutnya registrasi koordinat (penentuan titik ikat) yaitu menyamakan koordinat peta JPG dengan grid koordinat yang ada atau dikenal sebagai tahap koreksi geometrik. Aktifkan menu Georeferncing, klik menu Customize, Toolbars, Georeferencing.
3
Setelah muncul tombol perintah Georeferencing, lakukan proses titik ikat dengan memanfaatkan grid koordinat peta yang sudah ada. Jumlah titik ikat yang dimasukkan dalam proses ini minimal 3 titik, namun semakin banyak titik ikatnya juga semakin baik. Lokasi titik ikat pada sudut peta pas di perpotongan garis grid X dan Y. Pada proyeksi koordinat UTM angka X dan Y yang dimasukkan sama persis dengan angka yang ada/tertera pada grid koordinat peta karena angka tersebut sudah dalam bentuk decimal sedangkan pada proyeksi koordinat Geografis maka harus diubah terlebih dahulu ke dalam bentuk decimal derajat. Contoh: X = 115° 00’ 30” BT maka diubah dengan cara: 115 + (00/60) + (30/3600) = 115 + 0.0083333333 sehingga X = 115,0083333333 penulisan tanda koma diganti titik (.) Y = 08° 00’ 30” LS maka diubah dengan cara: 7 + (00/60) + (30/3600) = 7 + 0.0083333333 sehingga Y = 7.0083333333 karena LS maka bernilai negative (-) Menjadi Y = -7.0083333333
Perbesar dahulu sudut kiri atas grid koordinat peta dengan tombol Zoom In. lihat gambar di atas
4
Pada gambar di atas klik tombol Add Control Points kemudian arahkan kursor mouse tepat di garis persimpangan X dan Y. pertama klik mouse sebelah kiri kemudian lepas lalu geser sedikit sembarang mousenya, kemudian baru klik mouse sebelah kanan sambil ditahan pilih input X dan Y.
Maka akan muncul kotak dialog di bawah ini. Ketik angka koordinatnya pada kotak X dan Y
Kemudian klik OK. Setelah selesai satu titik ikat maka peta akan hilang dari tampilan, untuk menampilkan kembali klik tombol full extent, seperti di bawah ini 5
Lakukan kembali proses seperti di atas sampai ke-empat titik ikat tersebut dengan melakukan Zoom In terlebih dahulu pada masing-masing sudut Grid Koordinat. Setelah selesai semua proses Georeferencing, kemudian disimpan image JPG tersebut dengan mengaktifkan perintah rectify atau bisa juga dengan melakukan File, Export Data. Untuk FORMAT diganti menjadi TIFF. Kemudian Save
Setelah selesai, untuk menampilkan data raster dengan tipe TIFF yang sudah berkoordinat, klik Add Data atau File, Add Data. Pilih file SINGARAJASUKASADA.tiff. kemudian Add
Setelah dipanggil data TIFF tersebut maka akan ada 2 data raster peta , yakni bentuk JPG dan bentuk TIFF. Raster yang bentuk JPG dihapus dengan cara klik mouse kanan pada leyers, pilih Remove.
6
C. PROSES DIGITASI DAN MENGOLAH TABEL ATRIBUT Setelah selesai langkah persiapan di atas langkah berikutnya adalah Digitasi. Sebelum proses Digitasi, perlu dibuat terlebih dahulu layer-layer peta sesuai dengan yang ada di legenda peta. Untuk membuat layer, buka terlebih dahulu Arc Catalog seperti gambar di bawah ini.
Semua layer yang dibuat harus disimpan di dalam folder kerja yaitu di D: PEMETAAN DIGITAL. klik mouse kanan di dalam folder tersebut lalu pilih New, Shapefile.
7
Nama Shapefile yang baru menyesuaikan keterangan peta dasar Tiff. Tipe featurenya juga dipilih sesuai tipe data spasial, yaitu: point, polyline, atau polygon. Perhatikan kotak dialog di bawah ini.
Penting juga untuk membuat data spasial mempunyai system proyeksi koordinat peta dengan cara klik Edit, perhatikan gambar di atas. Kemudian untuk data yang berkoordinat geografis maka pilih folder Geographic Coordinate System, World, WGS 1984. Lalu OK
Semua data Shapefile dibuat dengan cara yang sama seperti di atas, baik bentuk point, line, maupun polygon. Setelah selesai membuat layer-layer yang diperlukan, kemudian semua layer tersebut ditampilkan pada ArcMap. Klik menu File, Add Data. Panggil semua layer-layer yang sudah dibuat di Arc Catalog sebelumnya.
8
Setelah semua muncul di ArcMap, untuk mulai digitasi klik tombol Editor, Start Editing. Seperti gambar di bawah ini.
Untuk memulai digitasi data point gunakan tool point, untuk line atau polygon memakai tool yang sama yaitu Straight Segment Tool. Pada bagian Task harus dalam posisi Create New Feature dan pada kotak target juga harus dipilih sesuai dengan layer yang akan diDigitasi.
Pada kotak Skala dapat diatur supaya selalu konsisten saat melakukan Digitasi, misalnya pada skla 1 : 100.000. Klik Straight Segment, ikuti garis yang akan di digitasi dengan mouse. Untuk menggeser peta bisa menggunakan arah panah pada keyboard; kanan, kiri, atas, dan bawah. Bisa juga menggunakan tool
9
Pan (gambar tangan). Untuk data polygon, digitasi terlebih dahulu semua area dengan tombol Straight Segment Tool, setelah selesai semua di buat maka selanjutnya di potong-potong sesuai batas polygon
kecil-kecil dengan
menggunakan Cut Polygon Features pada kotak Task namun polygon yang akan dipotong harus diklik dahulu sampai garisnya berwarna biru. Perhatikan gambar di bawah ini.
Setelah selesai proses digitasi semua layer, untuk menyimpan proses kerjanya klik menu File, Save. Type penyimpanannya dalam ArcMap Document (mxd).
Untuk membuka kembali project tersebut, aktifkan program ArcMap kemudian pilih An Existing Map, klik nama projectnya lalu OK. Langkah berikutnya adalah mengolah data atribut. Khusus untuk layer yang dibuat dalam satu layer namun ada pembedaan jenis atau kelas (keterangan). Contohnya adalah layer jalan yang dibuat dalam satu layer namun didalamnya terdapat pembedaan kelas jalan yaitu: Jalan Arteri, Jalan Kolektor, Jalan Lain, 10
Jalan Lokal, dan Jalan Setapak. Untuk memudahkan pembedaan jalan, pada ArcMap aktifkan Start Editing, Edit Tool untuk memilih jalan yang berstatus sama yang merupakan hasil digitasi. Dapat dimulai dari Jalan Arteri atau kolektor jika ada. Klik semua vektor jalan kolektor dengan Edit Tool sambil menekan tombol Shift di Keyboard. Perhatikan gambar di bawah ini.
Setelah semua vektor jalan kolektor terpilih, maka garis jalan arteri akan berubah warna menjadi biru muda (berarti sudah di klik dengan Select Feature). Kemudian klik kanan mouse pada layer jalan, terus pilih Open Attribute Table seperti terlihat pada gambar di atas. Setelah atribut layer jalan terbuka maka akan ada baris yang berubah warnanya biru muda. Tambahkan satu kolom (field) baru, klik kanan pada tombol Options, pilih Add Field. Seperti contoh berikut ini.
Nama kolom/field misalkan “Keterangan Jalan”. Sedangkan type fieldnya untuk huruf pilih Text. Sedangkan untuk angka pilih Short Integrer, Long Integrer atau Double.
11
Setelah field baru muncul, untuk mengisinya secara bersama klik kanan mouse pada judul field (keterangan). Pilih Field Calculator. Ketik pada kotak (box) yang bawah sesuai dengan nama kelas jalan di awali dan diakhiri tanda petik double (“Jalan Arteri”). Kemudian OK.
Maka akan nampak hasilnya dibawah ini. Ulangi lagi proses pemberian keterangan jalan dengan cara yang sama. Setelah selesai proses pemberian keterangan untuk layer jalan maka akan nampak hasil keseluruhannya pada data atribut di bawah ini.
12
Untuk menampilkan warna layer jalan yang sudah diberi keterangan pada data atributnya klik kanan mouse di layer jalan, pilih Properties (paling bawah). Akan muncul kotak dialog layer Properties seperti di Bawah ini. Pada kolom Show, pilih Categories, Unique Value. Pada kotak Value Field pilih Keterangan, kemudian klik Add All Values. Untuk merubah warna klik pada masing-masing garis jalan terus dirubah warna dan simbolnya. Lihat contoh di bawah ini.
Kalau sudah selesai klik OK. Lakukan juga proses Unique Value seperti di atas untuk semua layer yang mempunyai keterangan di data atributnya. Begitu juga pada layer point, misalnya kantor kelurahan maka masingmasing titik harus diberi keterangan nama kelurahan pada field data atribut.
13
kemudian untuk menampilkan nama kelurahan tersebut ke dalam peta, dapat dilakukan dengan cara klik mouse di layer kantor kelurahan, pilih Proerties. Pada kotak dialog di bawah ini pilih Labels, checklist Label Features in this Layer. Di kotak Label Fields pilih Nama_Desa. Lalu OK.
D. LAYOUT PETA Setelah semua keterangan dibedakan dan warna serta simbol juga sudah sesuai maka langkah berikutnya yaitu membuat Layout Peta. Sebelumnya hapus dahulu raster Peta Tiff (peta dasar). Klik mouse kanan di layer rasternya kemudian pilih Remove. Membuat tampilan Layout, klik menu View, Layout View. Langkah-langkah layout peta diawali dengan mengatur ukuran kertas dan orientasi kertasnya. Klik menu File, Page and Print Setup. Pada latihan ini kertas diganti A4, checklist pada perintah Scale Map Elements Proportional to Changes n Page Size. Kemudian OK.
14
Membuat skala peta bisa langsung dilakukan pada kotak skala. Kemudian proses berikutnya yaitu membuat Grid Koordinat Peta. Klik menu View, Data Frame Properties. Kemudian pilih Grids. Kemudian klik New Grid.
Ikuti langkah-langkah pembuatan grid koordinat seperti gambar-gambar di bawah ini. Boleh di coba-coba dengan checklist pada pilihannya.
15
16
Jika masih ingin diatur lagi, maka klik kanan pada muka peta (grid), kemudian properties, dan properties lagi sehingga dapat disesuaikan gridnya sesuai kebutuhan. Langkah berikutnya adalah mengatur informasi tepi peta. Pertama masukkan dahulu judul peta, klik menu Insert, Title. Klik dua kali di teks yang muncul, kemudian ketikkan judul petanya termasuk atur juga ukuran huruf dan font yang digunakan, lalu OK.
Selanjutnya masukkan orientasi peta (penunjuk arah peta), menu Insert, North Arrow.
17
Memasukkan scale Bar, scale text, pilih menu Insert, Scale Bar atau scale text. Kemudian atur sesuai kebutuhan kartografis pada bagian properties, lalu OK.
18
Langkah berikutnya yaitu menampilkan legenda peta/keterangan. Pada kotak Map Layers pilih layer-layer yang akan dimasukkan ke dalam kotak Legend Items dengan klik tanda ke kanan (>) sampai semua layer masuk, kemudian Next. Legend Title bisa diketik LEGENDA atau KETERANGAN. Jenis font dan size diatur sesuai kebutuhan, kemudian Next. Legend Frame menampilkan kotak atau bingkai untuk legenda peta. Pilih di kotak Border, ukuran bingkai juga disesuaikan, kemudian Next selanjutnya atur lagi sesuai keinginan atau Next langsung sampai akhirnya proses tersebut selesai klik Finish. LEGENDA !
Kantor Kelurahan Batas Kota Singaraja Batas Kelurahan Jalan Kolektor Jalan Lain Jalan Lokal Sungai Garis Pantai Kota Singaraja Desa Lain Laut
Maka akan nampak hasil pengaturan legenda peta seperti terlihat pada gambar di atas. Selanjutnya adalah memasukkan objek gambar image seperti logo, pilih Insert, Picture.
Tambahkan pula informasi mengenai pembuat peta, sumber peta dan sistem peta dengan menggunakan tool drawing dan pilih Text. Langkah terakhir adalah memasukkan Inset Peta. Buat terlebih dahulu Data Frame yang baru. Klik Insert, Data Frame. Ubah juga nama Data Frame yang baru misalkan Inset Peta. Sebelum peta inset ditampilkan maka harus dibuatkan dahulu peta inset yang sudah dalam bentuk Shp. di Arc Catalog. Kemudian panggil Shapefile tersebut dengan klik mouse kanan Add Data di layer Inset Peta. Atur dan posisikan inset tersebut sesuai kaidah kartografi.
19
Hasil layout peta dapat di convert dalam bentuk raster/image JPG atau type lain. Klik menu File, Export Map. Pilih type file file image yang diinginkan dan atur resolusi gambar (kualitas gambar). Contoh hasil layout Peta Administrasi Kota Singaraja Tahun 2016.
20
21
Lampiran 2. Peta Hasil Pelatihan
22
23
Lampiran 3. Dokumentasi Kegiatan Pelatihan
24