Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI PETANI KELAPA DI DESA PARIT BARU KECAMATAN TELUK PAKEDAI KABUPATEN KUBU RAYA Oleh: ADI WAHYUDI NIM. E11107042 Program Studi Ilmu Sosiatri Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura Pontianak. 2015. e-mail:
[email protected]
Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan kondisi sosial ekonomi petani Kelapa dan mengungkapkan hambatan petani, dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Metode diskriftif memaparkan masalah petani Kelapa dalam memenuhi kebutuhan hidup dan sumber pendapatan ekonomi berdasarkan data maupun fakta dan informasi yang ada di lapangan. Lokasi penelitian di Desa Parit Baru Kecamatan Teluk Pakedai Kabupaten Kubu Raya. Teknik yang penulis gunakan dalam menentukan subjek penelitian adalah Metode Purposive sampling. Adapun yang menjadi objek dalam proposal penelitian ini adalah kehidupan sosial petani Kelapa di Desa Parit Baru Kecamatan Teluk Pakedai Kabupaten Kubu Raya. Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah pedoman observasi dan pedoman wawancara, sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan observasi, selanjutnya teknik analisa data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data dan menarik kesimpulan, sedangkan teknik keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi metode. Hasil penelitian Rata-rata lahan yang dimiliki oleh petani Kelapa di desa Parit Baru Kecamatan Teluk Pakedai Kabupaten Kubu Raya yaitu 15m x 200m, dalam pengolahannya dilakukan dengan cara di oleh sendiri oleh pemilik dan ada yang disewakan atau bagi hasil dengan penggarap. Sedangkan jika dilihat dari hasil buah kelapa dengan luas lahan 15m x 200m rata-rata selama tiga bulan memperoleh ± 2.000 buah kelapa, jika harga kelapa saat ini Rp. 1.000, maka pendapatan petani Kelapa selama tiga bulan sebesar Rp. 2.000.000. Saran Kepada aparat pemerintah di Desa Parit Parit Baru Kecamatan Teluk Pak Kedai yang terkait, agar dapat lebih memperhatikan kehidupan petani Kelapa dan mengetahui apa-apa saja yang mereka butuhkan untuk peningkatan produksi tani serta meningkatkan kesejahteraan yang lebih baik. Kata-kata Kunci : Desa Parit Baru, Kehidupan Sosial Ekonomi dan Petani Kelapa,.
1 ADI WAHYUDI, NIM. E11107042 Program Studi Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Abstract The aim of this study is to reveal the socio-economic conditions of farmers and reveal barriers Coconut farmers, in meeting the needs of everyday life. The method used is descriptive method. Diskriftif method describes the problem of coconut farmers in meeting the needs of life and source of economic revenue based on data and facts and information in the field. The research location in Parit Baru Teluk Pakedai Kubu Raya. Techniques that I use in determining the subject of research is purposive sampling method. As for the objects in this research proposal is the social life of coconut farmers in Parit Baru Teluk Pakedai Kubu Raya. Data collection instruments used were observation and interview, while the data collection techniques used were interviews and observations, further data analysis techniques used are data reduction, data presentation and draw conclusions, while the validity of the data using triangulation techniques sources and triangulation methods. Result The average land owned by coconut farmers in the village of Parit Baru Teluk Pakedai Kubu Raya is 15m x 200m, the processing is done in a way in by himself by the owners and no rent or for results with tenants. Meanwhile, if seen from the results of coconuts with a land area of 15m x 200m on average over the three months to obtain ± 2,000 coconuts, if the current oil price of Rp. 1000, the income of coconut farmers during the three months amounted to Rp. 2,000,000.Suggestion To the government officials in Parit Parit Baru Teluk Pak-related shops, in order to pay more attention to the lives of coconut farmers and find out what-what they need in order to increase farm production and improve the better welfare. Keywords: Parit Baru, Economic Social Life and Farmers coast.
2 ADI WAHYUDI, NIM. E11107042 Program Studi Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
mengalami pembaharuan, antara lain isolasi
PENDAHULUAN
wilayah, yaitu desa yang wilayahnya berada Kelapa juga merupakan komoditi unggulan
di
Kalbar
berdasarkan
SK
jauh dari pusat ekonomi daerah, desa yang mengalami
ketertinggalan
pembangunan
505 tahun 2002 tentang komoditi unggulan
lainnya, sulitnya akses dari luar, bahkan
daerah Kalbar. Lahan yang dialokasikan
desa yang mengalami kemiskinan dan
untuk komoditi kelapa adalah 300.000 ha.
keminiman
Luas lahan kelapa di Kalimantan Barat
umumnya masyarakat desa diidentikkan
sampai dengan tahun 2008 tercatat 110.403
dengan masyarakat petani ini dikarenakan
ha dengan jumlah petani yang terlibat sekitar
masyarakat
pedesaan
916.08 KK. Kelapa merupakan sebuah
pencaharian
dari
komoditi
belum
merupakan petani-petani miskin yang mata
maksimal di Kalimantan Barat, padahal
pencahariannya di bawah garis kemiskinan.
kelapa memiliki multifungsi yang semua
Hal ini menunjukkan kesenjangan yang
bagiannya
sangat jauh dari masyarakat perkotaan,
pemanfaatannya
bisa
dimanfaatkan
menjadi
barang yang bernilai ekonomis.
tingkat
dan
bidang
Gubernur Provinsi Kalimantan Barat nomor
yang
jalan
di
sarana-sarana
pendidikan.
dominan
hasil
Pada
bermata
pertanian
yang
termasuk juga Desa Parit Baru.
Masyarakat desa adalah komunitas
Kabupaten Kubu Raya merupakan
yang tinggal di dalam satu daerah yang
salah satu daerah penghasil kelapa di
sama, yang bersatu dan bersama-sama,
Kalimantan Barat dan salah satu Desa di
memiliki ikatan yang kuat dan sangat
Kabupaten Kubu Raya yang masyarakatnya
mempengaruhi satu sama lain. Hal ini
banyak memiliki perkebunan kelapa adalah
dikarenakan pada masyarakat desa tradisi itu
Desa Parit Baru, berdasarkan data monografi
masih sangat kuat dan kental. Bahkan
Desa Parit Baru Tahun 2012, masyarakat
terkadang
sangat
yang memiliki kebun kelapa berjumlah 186
mempengaruhi perkembangan desa, karena
orang. Meskipun masyarakat di Desa Teluk
terlalu
tinggi
Pakedai
nenek
moyang
tradisi
ini
juga
menjunjung
kepercayaan
mengakibatkan
sulitnya
untuk melakukan pembaharuan desa. Di
sisi
lain
banyak
hal
rata-rata
memiliki
perkebunan
kelapa namun hanya sedikit produk yang dihasilkan oleh masyarakat dari tanaman
yang
kelapa tersebut. Terdapat salah satu produk
mengakibatkan sebuah desa sulit untuk
yang diunggulkan yang menjadi komoditi 3
ADI WAHYUDI, NIM. E11107042 Program Studi Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
utama bagi masyarakat petani Kelapa di
KAJIAN TEORI
Desa Parit Baru Kecamatan Teluk Pakedai Kabupaten Kubu Raya yaitu kopra.
1.
Konsep Pembangunan Desa
Rata-rata lahan yang dimiliki oleh
Wresniwiro
(2007:27),
petani Kelapa di desa Parit Baru Kecamatan
mengemukakan suatu konsep pembangunan
Teluk Pakedai Kabupaten Kubu Raya yaitu
untuk
15m
tersebut
x
200m,
dalam
pengolahannya
mengurangi
ketimpangan
dengan
spasial
menyeimbangkan
dilakukan dengan cara di oleh sendiri oleh
pembangunan-kota yang dilakukan secara
pemilik dan ada yang disewakan atau bagi
terpadu. Keseimbangan spasial tersebut
hasil dengan penggarap. Sedangkan jika
dapat tercapai apabila dalam perencanaan
dilihat dari hasil buah kelapa dengan luas
pembangunan
lahan 15m x 200m rata-rata selama tiga
berbagai
bulan memperoleh ± 2.000 buah kelapa, jika
pembangunan diarahkan untuk mencapai
harga kelapa saat ini Rp. 1.000, maka
tujuan: 1) pemerataan, 2) pertumbuhan, 3)
pendapatan petani Kelapa selama tiga bulan
keterkaitan,
sebesar Rp. 2.000.000.
kemandirian, dan 6) keberlanjutan.
Melihat kondisi yang terjadi pada
pedesaan
faktor
memperhatikan
yang
4)
terkait
keberimbangan,
Pendekatan
pembangunan
dan
5)
ke
petani Kelapa di Desa Parit Baru, membuat
wilayah pedesaan harus dilakukan tidak
penulis
mengambil
hanya kegiatan fisik saja (infrastruktur),
permasalahan ini sebagai judul skripsi,
melainkan yang lebih penting sebagai entry
sebab tanaman kelapa yang seharusnya bisa
point-nya adalah kegiatan ekonomi (non
diolah menjadi berbagai macam produk dari
fisik) berdasarkan pada potensi unggulan
setiap bagian pohonnya tidak dimanfaatkan
dimasing-masing
masyarakat
kesejahteraan rakyat pedesaan dapat segera
tertarik
memerlukan mengeluarkan
dengan
untuk
maksimal.karena
tenaga
yang
banyak
dan
upah
lagi
untuk
para
pekerjanya
wilayah,
sehingga
terwujud.
2.
Hubungan Kerja Hubungan kerja merupakan hasil
dari
adanya
interaksi
yang
dapat
menimbulkan kerjasama, karena orientasi orang perorangan terhadap kelompoknya 4 ADI WAHYUDI, NIM. E11107042 Program Studi Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
dan bahkan terhadap kelompok lainnya,
Dengan demikian dapat dikatakan
seperti yang dikemukakan oleh Soekanto
bahwa kerjasama adalah suatu bentuk
(2009:192) bahwa: “di dalam kelompok-
kesepakatan antara orang-perorangan atau
kelompok
memerlukan
kelompok manusia untuk mencapai satu atau
perlindungan dari rekan-rekannya, manusia
beberapa tujuan yang ingin dicapai serta
mempunyai
manfaat yang diperolehnya. Sejalan dengan
didalam
manusia
kemampuan
pergaulan
yang
hidup
terbatas
dan
lain
sebagainya”.
hal di atas yang sering pula dengan perkembangan
Pentingnya kerja sama dalam suatu
dan
pengetahuan
dan
kemajuan
ilmu
teknologi,
maka
hubungan kerja merupakan suatu proses,
spesialisai-spesialisasi dalam bidang-bidang
yang
kehidupan semakin Nampak. Oleh karena
ditandai
mengurangi
dengan
terdapat
itu sesuatu hal yang tidak dapat dipungkiri
dengan
lagi yaitu adanya rasa ketergantungan yang
kelompok, seperti yang dikemukakan oleh
cukup tinggi antar manusia hal tersebut jelas
Mayor Polak (1982-29) sebagai berikut
apabila
interaksi itu akan berupa aksi dan reaksi
sebagai mahluk yang senantiasa hidup
yang tidak berkesinambungan. Aksi dan
bersama
reaksi dari kedua belah pihak
demikian, kerjasamalah yang merupakan
diantara
menjurus
perbedaan
usaha-usaha yang
orang-perorangan
pada
keseimbangan.
selalu Apabila
salah
kembali
dengan
satu
pada
kodrat
orang
alternative
manusia
lain.
Dengan
dalam
rangka
diperhatikan dalam kehidupan sehari-hari
mengembangkan dan memajukan kehidupan
jelas sekali bahwa manusia senantiasa
bersama, bila ada orang perorangan atau
bergelut dengan berbagai macam kegiatan
kelompok-kelompok manusia mempunyai
yang sudah tentu sesuai dengan bidangnya
kepentingan
masing-masing oleh karena itu suatu hal
tujuan-tujuan
yang tidak bisa dipungkiri lagi yaitu adanya
melahirkan kerjasama dengan orang lain.
bersama tertentu,
untuk
mencapai
maka
akan
rasa ketergantungan yang cukup tinggi antara sesamanya, mahluk yang senantiasa
3.
Sosial Ekonomi Petani Kelapa
hidup bersama orang lain dengan demikian,
a.
Hubungan Sosial dan Interaksi Sosial
maka kerjasama merupakan salah satu
Berbagai
kepustakaan
memberi
alternative dalam rangka menyeimbangkan
penjelasan tentang hubungan sosial dan
dan memajukan kehidupan bersama.
interaksi sosial baik langsung maupun tidak 5
ADI WAHYUDI, NIM. E11107042 Program Studi Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
langsung memberikan arti yang sama dalam
hidupnya
kedua hal tersebut. Hal ini lebih jelas dapat
menunjukkan tingkat hidup seseorang atau
dilihat
uraian
sehari-hari.
Hal
ini
dapat
Syani
(2007:52)
yang
sekelompok orang. Apakah segala macam
bahwa
interaksi
sosial
kebutuhan hidup itu tersebut dapat dipenuhi
identik dengan hubungan sosial khektarna,
secara keseluruhan atau hanya terbatas pada
adanya hubungan sosial berarti sekaligus
kebutuhan pokok saja. Parsudi Suparlan
sudah merupakan interaksi sosial. ikatakan
(2009:90) menyatakan:
mengemukakan
demikian karena didalam interaksi sosial
Tingkat
hidup
terdapat hubungan antara satu dengan yang
terwujud pada sebagai interaksi antara
lainnya yang saling memberi dan menerima
aspek
dengan mewujudkan suatu kerja sama atau
sosial antara sesama warga masyarakat
mungkin terjadi suatu persaingan maupun
yang bersangkutan, yang bersumber
pertentangan.
pada pendistribusian sosial yang ada
sosial
masyarakat
adalah
telah
ketidaksamaan
Menurut Gillin (2009) ada dua
dalam masyarakat tersebut, sedangkan
macam proses sosial yang timbul sebagai
yang termasuk dengan aspek ekonomi
akibat adanya interaksi sosial yaitu:
adalah
dalam
1) Proses yang asosiatif (Processes Of
masyarakat dalam hak dan kewajiban
Assosiation) yang terbagi kedalam
yang berkenaan dengan pengalokasian
tiga bentuk khusus lagi yaitu:
sumber-sumber daya ekonomi.
a) Akomodasi
Apabila dikaji lebih lanjut mengenai
b) Asimilasi dan
pendapatan di atas, merupakan tingkat
c) Akulturasi
kehidupan sosial, dalam hal ini merupakan
2) Proses yang desosiatif (Processes Of
tingkat kehidupan sosial, misalnya tingkat
Dissosiation) yang mencakup:
pendidikan, keterampilan, kesejahteraan dan
a) Persaingan
lain
b) Persaingan kontraversi
b.
ketidaksamaan
yang dan
sebagainya
dari
pendidikan
dan
meliputi
keterampilan yang dimiliki seseorang atau
pertentangan
sekelompok orang dengan diperolehnya
atau pertikaian (konflik)
suatu pekerjaan yang layak dengan tingkat
Konsep Tentang Aspek Sosial Ekonomi
pendidikan yang layak pula akan membawa
Perkembangan
manusia
dalam
kearah tingkat pendidikan yang layak pula
hidupnya dapat dilihat dalam hal pemenuhan
akan membawa kearah tingkat kesejahteraan 6
ADI WAHYUDI, NIM. E11107042 Program Studi Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
sosial. Selanjutnya Mubyarto (2005:20)
Baru Kecamatan Teluk Pakedai Kabupaten
menyatakan bahwa: “kesejahteraan berasal
Kubu Raya, pekerjaan sampingan atau
dari kata sejahtera yang berarti sentosa aman
pekerjaan tambahan sebagai paten sawah
dan makmur terlepas dari segala macam
merupakan
gangguan dan kesulitan”.
melelahkan, karena sistem persawahan di
pekerjaan
yang
sangat
desa tersebut adalah sawah tadah hujan.
PEMBAHASAN
2. Kepemilikan
Alat
Produksi
dan
Kegiatan Pencaharian Ikan di Laut 1. Luas Pemilikan Lahan a.
Lahan
Pertanian
a. (Kebun
dan
Pemilikan Alat Produksi
Pemilikan alat produksi merupakan faktor yang dapat menentukan tingkat
Sawah). rata-rata keluarga petani di wilayah
pendapatan
petani.
penelitian memiliki luas lahan pertanian
pemilikan
alat-alat
relatif sempit yaitu rata-rata 0,25 Ha
mempengaruhi
tingkat
penduduk
keluarga
b.
Lahan Pekarangan
secara umum proporsi keluarga di wilayah
penelitian
memiliki
atau
Di
samping
itu,
produksi
dapat
status
sosial
dalam
suatu
masyarakat. Faktor-faktor produksi petani di
lahan
wilayah penelitian meliputi seperti, perahu,
pekarangan sempit. Sekitar 182 keluarga
perahu bermotor bagan, pukat pantai, dan
(97,8 %) memiliki dan pekarangan seluas <
pancing.
2
75 M , sedangkan proporsi pemilikan lahan seluas 75 -150 M2 dan > 150 M2
b.
Pemilikan Perahu
Perahu merupakan salah satu alat
menunjukkan angka relatif kecil yaitu
tangkap
masing-masing 3 keluarga (1,6 %) dan 1
memegang peranan penting dalam produksi
keluarga (0,5 %)
petani. Perahu bermesin dan tidak bermesin,
c.
Pekerjaan Sampingan
berpengaruh terhadap jarak atau jangkauan
Pekerjaan sampingan yang dilakukan
seorang petani untuk mencari ikan
oleh keluarga petani adalah terutama di bidang
pertanian
(perkebunan
c.
atau
faktor
produksi
yang
Status Pemilikan Bagan
dan
Pemilikan bagan perahu maupun bagan
persawahan), mengolah kayu (kayu bahan
tancap di wilayah penelitian relatif kurang.
bangunan, dan kayu bakar). Di Desa Parit
Hal ini terbukti, bahwa sekitar 95,2 % dan 7
ADI WAHYUDI, NIM. E11107042 Program Studi Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
87,6 % keluarga petani tidak memiliki bagan
b.
perahu maupun bagan tancap sebagai salah
Fasilitas Rumah
Fokus
bahasan
berhubungan
petani Kelapa yang memiliki bagan tancap
meliputi,
dan bagan perahu menunjukkan angka
penerangan rumah, dan penggunaan MCK c.
memiliki bagan perahu dengan status milik
fasilitas
yang
satu alat tangkap ikan. Sebaliknya, keluarga
relatif sedikit yaitu, sekitar 4,8 % keluarga
dengan
penelitian
seperti,penggunaan
rumah lampu
Penerangan
Di wilayah penelitian terdapat tiga
sendiri, dan 12,4 % keluarga petani memiliki
variasi
bagan tancap dengan status milik sendiri
rumah, yaitu listrik, Non-PLN sebanyak 12
d.
Pemilikan Pancing
Penggunaan pancing dapat dioperasikan oleh satu orang saja tanpa ketergantungan pada orang lain, tidak banyak tergantung
lampu
penerangan
keluarga (8,6 %), petromaks sebanyak 165 keluarga (88 %), dan lampu teplok sebanyak 9 keluarga (4,8 %) d.
pada keadaan musim e.
penggunaan
Sumber Air Untuk Mandi, Masak, dan Mencuci
Ada
Pemilikan Pukat Pantai
dua
jenis
sumber
air
yang
Rata rata keluarga petani di wilayah
digunakan untuk mandi, mencuci, dan
penelitian memiliki pukat pantai sepanjang
memasak di wilayah penelitian yaitu air
86,3M. Selanjutnya sekitar 49,5 % keluarga
ledeng dan sumur mata air. Terdapat 75,27
petani tidak memiliki pukat pantai
% keluarga menggunakan air ledeng, dan
3. Pola Pemukiman dan Organisasi Sosial
selebihnya 24,73 % menggunakan sumur
a.
Kondisi Perumahan
Kualitas pemilikan rumah berdasarkan
mata air e.
Tempat Buang Air Besar
atap, terlihat bahwa mayoritas keluarga di
WC bagi keluarga petani relatif sangat
wilayah penelitian menggunakan atap dari
kurang yaitu hanya sekitar 6,5%. Selebihnya
rumbia dan sejenisnya yaitu sekitar 92,5%.
adalah sekitar 81,2% keluarga petani Kelapa
Selanjutnya proporsi keluarga menggunakan
membuang air besar (tinja) di laut, dan
seng menunjukkan angka sebesar 7 %.
selebihnya sekitar 12,3 % yang membuang
Sementara keluarga yang menggunakan atap
atau buang air besar di sembarang tempat
dari genteng,menunjukkan proporsi yang terkecil yaitu hanya 0,5 %.
f.
Pola Hubungan Sosial Petani Para petani di Desa Parit Parit Baru
mempunyai hubungan sosial yang baik 8 ADI WAHYUDI, NIM. E11107042 Program Studi Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
antara
petani
pemilik,
antara
petani
i.
Hubungan kekeluargaan antara
penggarap, dan buruh tani, semua warga
pemilik tanah, petani penggarap
yang tinggal di lingkungan Desa Parit Parit
dan buruh tani.
Baru
merasa
masih
ada
hubungan
kekerabatan g.
Hubungan kekeluargaan yang terjadi antara pemilik tanah, petani penggarap dan
Hubungan pemilik
kerja tanah
sama
antara
buruh tani terjalin selama berapa tahun
dan
petani
mereka bekerja sama, baik mereka ada hubungan keluarga maupun baru kenal saat
penggarap. Hubungan kerja petani penggarap sama
mulai bekerja sama. Ketergantungan antara
dengan apa yang dituturkan oleh petani
pemilik tanah, petani penggarap dan buruh
pemilik, hubungan kerja mereka baik-baik
tani menjadi hal yang membuat satu sama
saja tidak ada hambatan dalam menjalin
lain untuk selalu mengadakan hubungan
hubungan
kerja yang baik, serasi, dan harmonis dalam
kerja
perbedaan
sama,
pendapat
terkadang
tetapi
itu
ada tidak
menjadikan hubungan kerja sama di antara
melaksanakan tugas atau pekerjaannya j.
Bantuan-bantuan yang diberikan
mereka terputus. Mereka saling mengerti
petani penggarap kepada pemilik
bagian
tanah
kerja
masing-masing
melalui
kesepakatan bersama h.
Bantuannya biasa hasil kebunnya dia
Peranan pemilik tanah dan petani
bawakan, macam-macam ada sayur, ubi,
pengarap
sama pisang
dalam
melaksanakan
sistem kerja.
k.
Peranan pemilik tanah dan petani
Bantuan-bantuan yang diberikan pemilik
penggarap mengolah kelapa disini sangat
tanah
kepada
petani
penggarap
terlihat hubungan kerja yang sangat tinggi di
Bantuannya, kalau dikelapa tidak ada
antara keduanya karena saat petani pemilik
tapi kalau bantuan lain biasa kalau mau
memiliki perhatian yang tinggi kepada
lebaran atau puasa datang di rumah bawakan
pekerjaan kelapa maka petani pemilik
istriku sembako, kalau mau lebaran baju
memberikan
atau sarung dikasihkan
informasi
dan
memenuhi
semua kebutuhan yang tidak bisa dipenuhi oleh petani penggarap, begitupun sebaliknya
l.
Bantuan-bantuan yang diberikan petani penggarap kepada buruh tani. 9
ADI WAHYUDI, NIM. E11107042 Program Studi Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
karena
petani
pemilik
memiliki
bagian-bagian atau unsure-unsur yang saling
kepercayaan penuh dan petani penggarap
berhubungan sebagai salah satu kesatuan
memiliki tanggung jawab penuh terhadap
yang tak terpisahkan dalam melaksakan
pengerjaan kelapa
suatu pekerjaan. Pola hubungan kerja yang terjadi diantara mereka terlihat dalam bentuk usaha sesuai dengan peran masing-masing. Pola hubungan kerja yang terjadi melahirkan
PENUTUP
dua aspek yang saling menguntungkan Berdasarkan
uraian
yang
telah
dikemukakan berupa hasil dari pembahasan
diantara mereka, yaitu aspek sosial dan aspek ekonomi.
data dan informasi yang telah diperoleh di
Hubungan kerja antar petani pemilik
lokasi penelitian, maka dapat disimpulkan
dan penggarap terlihat dalam bentuk usaha.
beberapa hal sebagai berikut:
Petani penggarap senantiasa bekerja dengan
Latar belakang terjadinya hubungan
penuh
perhatian
dalam
melaksanakan
kerja pemilik kelapa tidak mampu lagi
pekerjaannya guna mendapatkan hasil yang
bekerja sibuk dengan pekerjaan lain dan
lebih baik. Pemilik sebagai pemilik kelapa
untuk
penggarap.
mengaharapkan hasil dari kelapanya yang
Sedangkan petani penggarap dikarenakan
dikerjakan oleh petani penggarap. Jadi
tidak
dalam
membantu
punya
penghasilan.
petani
lahan
untuk
Hubungan
menambah
yang
terjalin
diantara mereka yaitu hubungan kerja pada prinsipnya,
didasarkan
ini
ada
hubungan
saling
ketergantungan yang menguntungkan kedua belah pihak.
pengertian
Pendapatan dari hasil kelapa yang
bahwa, kehidupan sosial adalah keseluruhan
bervariasi. Hal ini di pengaruhi oleh luas
bagian-bagian atau unsur-unsur yang saling
lahan yang digarap serta hasil kerjaan yang
berhubungan sebagai suatu kesatuan yang
lain. Pendapatan dari hasil pengolahan
tak
kelapa sangat tidak memungkinkan untuk
terpisahkan,
pada
hal
untuk
mengadakan
kerjasama dalam melaksanakan pekerjaan.
memenuhi kehidupan mereka. Dilihat dari
Hubungan antara petani pemilik dengan
jumlah hasil panen yang begitu minim dan
petani penggarap berlangsung dengan baik.
harga penjualan kelapa yang begitu rendah,
Pada prinsipnya didasarkan pada pengertian
serta perlengkapan untuk menggarap kelapa
bahwa kehidupan social adalah keseluruhan
yang sangat besar biayanya. Ini membuat 10
ADI WAHYUDI, NIM. E11107042 Program Studi Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
para petani kewalahan dalam mengelola kelapa dan membuat mereka terjebak dalam
Kebijakan
pemerintah
belum
bisa
mengatasi masalah kemiskinan khususnya bagi para petani Kelapa disebabkan karena perhatian
serta
bantuan
pemerintah dalam peningkatan produksi hasil panen. Pemerintah belum maksimal dalam menjalankan programnya. Pemerintah juga
kurang
memperhatikan
petani
akibatnya pemerintah tidak memahami apaapa saja yang menjadi penghambat petani dalam mengelolah kelapanya.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 2004. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Anwar, A. 2005. Ketimpangan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan: Tinjauan Kritis. P4Wpress. Bogor. Faisal,
Bahasa
Moleong, 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Al-Fabeta.
kemiskinan.
kurangnya
KBBI,1996. Kamus Besar Indonesia. Jakarta: Indeks.
Sanfiah, 1999. Format-Format Penelitian Sosial. Jakarta:Raja Grafindo Persada.
Gillin, 2009. Cultural Sociology. A Revision Of An Introduction to Sociology. New York: The Macmillan Company. Harsono, 2008. Model-model Pengelolaan. Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Pustaka Setia.
Moleong, 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Al-Fabeta. Moleong, 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Al-Fabeta. Mubyarto, 1997. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES. Yogyakarta. Parsudi Suparlan, 2009. Segi Sosial dan Ekonomi Permukiman Kumuh. Online. Raharjo, 2004. Dasar-Dasar Ekonomi Wilayah. Jakarta: Penerbit Graha Ilmu. Simanjuntak, Payaman J. 1996. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Fakultas Ekonomi UI, Jakarta. Soelaeman, M. Munandar, 2008. Ilmu Sosial Dasar (Teori dan Konsep Ilmu Sosial). Bandung: PT. Eresco. Soerjono Soekanto, 2009. Sosiologi Suatu Pengantar. Rajawali Pers, Jakarta. Sugiono, 2007. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. Sugiono, 2009. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. Sugiono, 2012. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. Sugiono, 2013. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Al-Fabeta. Syani, Abdul. 2007. Sosiologi Skematika, Teori, dan Terapan. Jakarta: Bumi Aksara. Yulianti, Yayuk. 2003. Sosiologi Pedesaan. Yogyakarta: Lappera Pustaka Utama.
11 ADI WAHYUDI, NIM. E11107042 Program Studi Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN