Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 3 Nomor 2 Edisi Juni 2014 http://jurmafis.untan.ac.id
HUBUNGAN PATRON KLIEN PADA MASYARAKAT NELAYAN DESA KUALA KARANG KECAMATAN TELUK PAKEDAI KABUPATEN KUBU RAYA Oleh: AHMAD MAULANA NIM. E51110044 Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Tanjungpura Pontianak, 2015. Email :
[email protected]
Abstrak Pendapatan ekonomi utama masyarakat di Desa Kuala Karang adalah menangkap ikan dengan pendapatan yang tidak menentu serta hanya bermodal pengalaman dan keterampilan seadanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan sosial ekonomi yaitu mengenai hubungan kerja baik dalam pembagian kerja, pembagian hasil serta hubungan sosialnya antara patron klien. Selain itu mengenai dampak dari hubungan patron klien terhadap kehidupan masyarakat nelayan. Penelitian ini mengunakan penelitian deskriptif yaitu tipe yang memberikan gambaran tentang hubungan sosial, hubungan kerja dan sistem bagi hasil antara juragan dan nelayan serta pengaruhnya terhadap kehidupan masyarakat nelayan dan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan proses wawancara. Penelitian ini mengunakan teori Strukturasi Anthony Giddens dengan menganalisis tiga gugus yang membentuk struktur signifikasi, dominasi dan legitimasi bagaimana patron dapat mengikat dan mmepertahankan status quo terhadap klien. Berdasarkan hasil penelitian yang didapat diketahui bahwa hubungan kerja serta pembagian hasil antara juragan dan nelayan bukan hanya didasari pada aspek sosial melainkan juga didasari pada aspek ekonomi dan juga aspek ketergantungan namun dengan posisi tawar menawar yang tidak seimbang karena kehidupan nelayan sangat tergantung dengan adanya pinjaman dan fasilitas yang diberikan oleh juragan dan juragan pun memanfaatkan hal tersebut sebagai jaminan dan kontrak kerja untuk mengikat sehingga timbul hubungan patron klien antara juragan dan nelayan. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan keilmuan dalam upaya pengembangan disiplin ilmu, khusunya sosiologi yang menyangkut tentang hubungan sosial ekonomi masyarakat nelayan serta kerjasama yang dapat terjalin. Kesimpulan penelitian ini adalah hubungan patron klien melalui utang dimanfaatkan juragan dalam membentuk skema utang budi dalam mengikat nelayan dan dimanfaatkan juragan dalam membentuk skema utang budi dalam mengikat nelayan dan kemudian melakukan monopoli jual beli hasil tangkapan nelayan dengan harga yang murah. Kata-kata kunci: Kemiskinan, Masyarakat Nelayan, Patron Klien
1 AHMAD MAULANA, NIM. E51110044 Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN Pontianak
Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 3 Nomor 2 Edisi Juni 2014 http://jurmafis.untan.ac.id
ekonomi di masyarakat nelayan perlahan
Pendahuluan
telah mengikat nelayan melalui jaminan Secara
geografis
Kuala
dan kontrak kerja sehingga setiap hasil
Karang berada dipesisir dan menghadap
tangkapan nelayan harus dijual kepada
langsung ke laut Natuna yang terhubung
juragan yang telah meminjamkan modal
dengan laut Cina selatan. Memanfaatkan
sehingga terbanggunlah hubungan patron-
sumber daya laut dengan menjadi nelayan
klien dimana pada posisi ini juragan
adalah
sebagai patron memberikan apa yang
sumber
Desa
pendapatan
utama
masyarakat desa baik secara langsung
menjadi kebutuhan si nelayan (klien).
maupun tidak langsung untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga sehari-hari. Hasil tangkapan yang tidak menentu
Hubungan sosial ekonomi yang timpang antara patron dan klien telah menjadikan permasalahan tersendiri bagi si
serta tidak adanya kerja sampingan ketika
klien
musim peceklik datang membuat beberapa
Dengan sistem yang tidak adil bahkan
nelayan terpaksa meminjam uang kepada
sangat eksploitatif dengan bentuk hasil
juragan untuk memenuhi logistik melaut
tangkapan nelayan akan dijual kepada
maupun kebutuhan hidupnya sehari-hari.
juragan yang telah menjamin kehidupan
Hubungan antara nelayan dengan para
nelayan pada saat paceklik atau saat
pemilik modal/juragan semakin kuat seiring
membutuhkan modal untuk melaut dan
dengan tidak adanya lembaga keuangan
keperluan sehari-hari dengan harga yang
formal yang dapat menggantikan peran para
sangat tidak politis sehingga sulit bagi
juragan tersebut.
nelayan untuk mensejahterakan dirinya
Selain meminjamkan modal kepada
dalam
mensejahterakan
dirinya.
dan melunasi hutang kepada juragan.
nelayan pada saat musim paceklik, juragan
Pembahasan pada sektor ekonomi
juga memperbesar pengaruhnya melalui
merupakan satu dari berbagai masalah
penguasaan atas kapal dan peralatan kerja,
yang dihadapi oleh masyarakat nelayan,
dan pola bagi hasil serta distribusi hasil
oleh karena itu penulis tertarik meneliti
tangkapan nelayan. Selain itu juragan juga
masalah kajian yang akan dititikberatkan
sebagai
pada
penampung
hasil
tangkapan
hubungan
patron-klien
pada
nelayan, karena mereka yang menguasai
masyarakat nelayan Desa Kuala Karang
relasi penjualan hasil nelayan keluar dari
Kecamatan Teluk Pakedai
desa.
Kubu Raya.
Kabupaten
Begitu besarnya pengaruh juragan dalam
menguasai
kehidupan
sosial 2
AHMAD MAULANA, NIM. E51110044 Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN Pontianak
Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 3 Nomor 2 Edisi Juni 2014 http://jurmafis.untan.ac.id
masyarakat
Tinjauan Pustaka
merupakan
kelompok-
kelompok makhluk hidup dengan realitasPatron klien di desa Kuala Karang
realitas baru yang berkembang menurut
masih begitu kental. Hubungan patron-
hukum-hukumnya sendiri dan berkembang
klien merupakan hubungan keatas dan
menurut
kebawah yang mengandung pengertian
tersendiri.
pola
perkembangan
yang
bahwa dari atas bersifat member servis
Nelayan merupakan salah satu
ekonomi, perlindungan, sedangkan dari
masyarakat marginal yang sering kali
bawah hubungan mengandung muatan
tersisihkan dari perhatian dan kebijakan
ketaatan dan tanggung jawab.
pemerintah.
Seperti yang di oleh Usman (2004, 132):
dihadapi
Dimana
nelayan
masalah
sangatlah
yang
kompleks
mulai dari yang bermuara pada minimnya Istilah
patron
berasal
dari
penghasilan
mereka
ungkapan bahasa Spanyol yang
pemenuhan
kebutuhan
secara etimologis berarti ‘seseorang
rumah tangga nelayan.
yang memiliki kekuasaan (power), status,
wewenang
sampai
pada
kesejahteraan
Pembagian kelas pada masyarakat
dan
nelayan telah dapat terlihat dari siapa yang
pengaruh sedangkan klien berarti
memiliki modal dan siapa menguasai alat
‘bawahan’
yang
produksi tersebut. Jumlah klien jauh lebih
disuruh.
banyak dibandingkan juragan yang ada
Selanjutnya, pola hubungan patron-
telah membawa implikasi pada tingkatan
klien merupakan aliansi dari dua
pendapatan dan kesejahteraan sebagian
kelompok komunitas atau individu
besar dari masyarakat nelayan di Desa
yang tidak sederajat, baik dari segi
Kuala Karang.
atau
diperintah
status,
dan
orang yang
kekuasaan,
penghasilan,
sehingga
menempatkan
klien
kedudukan
yang
(inferior),
dan
kedudukan
maupun
yang
dalam
lebih
rendah
patron
dalam
lebih
tinggi
(superior).
Tinjauan Teori Teori Struktural fungsional ini cenderung
memusatkan
perhatiannya
kepada fungsi namun mengabaikan konflik yang terjadi di dalam struktur tersebut.
Menurut
Aguste
Comte
Merton (Ritzer, 1985; 26) mengajukan satu
(Abdulsyani, 2002; 31) mengatakan bahwa
konsep dis-fungsi bahwa struktur sosial 3
AHMAD MAULANA, NIM. E51110044 Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN Pontianak
Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 3 Nomor 2 Edisi Juni 2014 http://jurmafis.untan.ac.id
atau pranata sosial dapat menyumbang
suatu masalah dengan cara menganalisa
terhadap pemeliharaan fakta-fakta sosial
dan mengambarkan fenomena-fenomena
dan sebaliknya juga dapat menimbulkan
sosial ekonomi pada masyarakat nelayan
akibat-akibat yang bersifat negatif.
dengan tujuan memperoleh gambaran
Merton membedakan sifat fungsi
secara sistematika, aktual dan akurat serta
menjadi dua yaitu fungsi manifes dan
membandingkan,
fungsi laten. Fungsi manifes adalah fungsi
memilah-milah serta mengkombinasikan
yang diharapkan (intended), sedangkan
data yang ada atau informasi yang ada
fungsi laten (uninteded) adalah fungsi
dengan dilapangan.Penelitian deskriptif
yang tidak diharapkan.
bertujuan untuk memberikan gambaran
Dalam menganalisa hasil penelitian ini
penulis
juga
strukturasi
dan
secara rinci mengenai suatu keadaan,
teori
gejala atau objek tertentu pada saat
Giddens.
penelitian dilakukan berdasarkan fakta
mengunakan
Anthony
menghubungkan
Menurut Giddens (Priyono, 2002; 20),
yang tampak sebagaimana mestinya.
bahwa setiap struktur besar memiliki tiga gugus
struktur
yang
membangunnya.
Bentuk Hubungan Kerja
Ketiga gugus struktur itu adalah: 1.
2.
3.
Dalam penjelasan hubungan kerja
Struktur signifikasi yang berkaitan
ini mengenai hubungan juragan dengan
dengan
nelayan atas kerjasama pada keperluan
skemata
simbolik
dan
wacana
peminjaman modal, menangkap ikan dilaut
Struktur dominasi, yang mencakup
dan penjualan hasil tangkapan kepada
skemata
juragan
penguasaan
atas
orang
yang
kemudian
akan
di
(politik) dan barang (ekonomi)
distribusikan keluar desa.Hubungan kerja
Struktur legitimasi yang berkaitan
ini tidak dapat terjalin dengan sendirinya
dengan skemata aturan normatif
melainkan adanya komunikasi ataupun
yang
adanya hubungan kerabat atau keinginan
tertuang
dalam
tata
untuk bekerjasama yang dimana juragan
hukum/aturan main.
juga merangkap sebagai pemilik kapal melakukan hubungan kerja dengan nelayan
Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan
berdasarkan kemampuan dan keterampilan
dalam penelitian ini adalah jenis penelitian
dalam hal melaut atau menangkap ikan
deskriptif
yang dimiliki oleh nelayan yang memang
dengan
metode
kualitatif.
Penelitian deskriptif, yaitu menjelaskan
sudah disepakati bersama. 4
AHMAD MAULANA, NIM. E51110044 Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN Pontianak
Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 3 Nomor 2 Edisi Juni 2014 http://jurmafis.untan.ac.id
Pembagian hasil kerja terdapat dua
dikhianati, begitu pula halnya juragan
jenis Pertama, peralatan kerja, kebutuhan
wajib menjaga nama baik keluarga nelayan
logistik melaut dan keperluan di rumah
yang menjadi kliennya.
disediakan oleh pemilik kapal. Sistem bagi hasil tangkapannya adalah 70% pemilik
Dampak Hubungan Patron Klien
kapal dan 30% anak buah kapal (ABK).
1.
Kedua, kebutuhan logistik melaut dan
Bagi hasil yang didapatkan oleh seorang
keperluan di rumah ditanggung bersama-
juragan sebagai pemilik modal (mesin,
sama oleh pemilik kapal dan anak buah
perahu
kapal (ABK). Sistem ini bagi hasil
bertambah besar jumlahnya dibanding
tangkapannya adalah 50% pemilik kapal
seorang nelayan. Sistem hubungan patron
dan 50% anak buah kapal (ABK). Perlu
klien yang dilakukan dengan cara produksi
diingat bahwa kebutuhan logistik melaut
yang memisahkan nelayan (klien) dengan
dan keperluan di rumah tersedia di Toko
alat-alat produksi (cara kapitalisme) telah
yang dimiliki oleh juragan, sehingga hasil
menyebabkan keuntungan (nilai lebih)
kerja tangkapan nelayan dengan jenis
tidak jatuh ketangan nelayan melainkan
kapal ini akan di beli langsung oleh
jatuh ketangan juragan sebagai patron.
juragan tersebut, sehingga hasil kerja anak buah kapal(ABK) sudah dalam bentuk uang tunai.
2.
Dampak Terhadap Juragan (patron)
dan
tangkap)
semakin
Dampak Terhadap Nelayan (klien) Kegagalan lembaga keuangan formal
dalam
Secara ekonomi hal ini dapat
alat
memberikan
nelayan
pada
bantuan
kepada
musim
paceklik
saat
dilihat dari kemampuan juragan dalam
sehingga banyak nelayan yang akhirnya
mempermainkan
mencari bantuan kepada juragan untuk
tangkapan
harga-harga
nelayan.
Praktek
hasil ini
membantu
mengatasi
permasalahan
menyebabkan harga-harga hasil tangkapan
ekonomi yang dihadapinya. Keberadaan
nelayan fluktuatif tidak menentu, karena
nelayan
yang mengendalikan harga adalah Juragan.
klien berada
Hubungan diantara juragan dan
lemah dan
dalam
hubungan
pada posisi cenderung
patron
yang paling
tidak
mampu
nelayan harus menjunjung tinggi saling
memenuhi kebutuhan hidup keluarga tanpa
kepercayaan. Seseorang nelayan harus
bantuan dari juragan.
menaati perintah dengan segala aturan yang diberikan oleh juragan. Kepercayaan yang diberikan tidak boleh sekali-kali
Dalam
kondisi
demikian,
maka seorang nelayan berada dalam posisi yang
sangat
lemah
karena disamping 5
AHMAD MAULANA, NIM. E51110044 Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN Pontianak
Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 3 Nomor 2 Edisi Juni 2014 http://jurmafis.untan.ac.id
memiliki peranan yang sangat kecil,
Saran
juga tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri
tanpa
adanya
bantuan
dari seorang juragan. Sebaliknya, juragan berada dalam posisi yang sangat kuat, karena disamping ia sebagai pemilik modal, juga sebagai orang yang memiliki atau menguasai peranan dalam hubungan patron-klien.
Diharapkan
dan
mendorong
pemerintah sebagai pihak yang memiliki kekuasaan dan kebijakkan agar lebih memperhatikan
kehidupan
masyarakat
baik dari mulai dari pendidikan yang merupakan tolak ukur maju mundurnya peradaban
suatu
masyarakatnya
masyarakat,
cerdas
ketika
mereka
akan
mampu memanfaatkan sumber daya alam secara Kesimpulan
yang
membelit
nelayan
skema politik utang budi dalam mengikat dan
kemudian
melakukan
monopoli jual beli hasil tangkapan yang nantinya akan dijual keluar desa dengan harga jual yang lebih tinggi dibandingkan
Dampak hubungan patron klien di Kuala
Karang
mengakibatkan
terjadinya kemiskinan, kesenjangan sosial, kebodohan, keterbelakangan dan tekanantekanan
kehidupan
(eksploitasi)
yang
secara intensif yang melanda rumah tangga nelayan telah banyak menghabiskan tenaga dan
pikiran
serta
pergi melaut. Dihimbau
untuk
lembaga
kepada
pembangunan
lembaga-
seperti
Bank
pemerintah (BRI dan BNI), KUD maupun Bank Swasta kiranya dapat bermitra dengan
kelompok
kerja
nelayan.
Disamping itu juga memberikan bantuan kepada masyarakat nelayan lapisan bawah
saat membeli dengan nelayan.
Desa
efisien
musim paceklik datang maupun untuk
dimanfaatkan juragan dalam membentuk
nelayan
dan
memberikan modal kepada nelayan disaat
Bentuk hubungan patron klien melalui utang
efektif
menghadapi
yang
masih
menjalankan
kegiatan
penangkapan ikan dengan alat tangkap tradisional, dapat berupa pinjaman modal usaha dengan bunga yang rendah sehingga diharapkan terjadi peningkatan taraf hidup nelayan dan berkesempatan menikmati hasil pembangunan khususnya dibidang perikanan.
permasalahan semakin kompleks.
6 AHMAD MAULANA, NIM. E51110044 Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN Pontianak
Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 3 Nomor 2 Edisi Juni 2014 http://jurmafis.untan.ac.id
Daftar Pustaka Buku Abdulsyani.2002. Sosiologi Skematika, Teori, dan Terapan. Jakarta : PT. Bumi Aksara. Almutahar, H. 2012. Dinamika Pembangunan Masyarakat Pesisir dan Perbatasan Maritim. Pontianak: STAIN Pontianak Press. Bungin, B.2008. Sosiologi Komunikasi (Teori, Paradigma,dan Discourse Teknologi Komunikasi di Masyarakat). Jakarta: Penerbit Kencana Prenada Media Group. Doloksaribu, L.2009. Hubungan Kerja Antara Nelayan Dengan Juragan Didesa Sungai Jawi Kecamatan Matan Hilir Selatan Kabupaten Ketapang. Tesis: Magister Ilmu Sosial Universitas Tanjungpura. Julita.2013. Aktivitas Ekonomi Masyarakat Nelayan Sungai Di Dusun Teayar Desa Sejegi Kabupaten Pontianak. Skripsi: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UniversitasTanjungpura. Khadijah.2013. Studi Hubungan Kerja Masyarakat Nelayan Kelurahan Ponjalae Kecamatan Wara Timur Kota Palopo. Skripsi: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin. Laila.2006.Stratifikasi Sosial Dan Hubungan Kerja Nelayan Desa Jatimalang Kecamatan Purwodadi Kabupaten Purworejo. Skripsi: Fakultas Pertanian Universitas Gajah Mada. Maliki. Z. 2003. Narasi Agung Tiga Teori Sosial Hegemonik. Surabaya: Lembaga Pengkajian Agama dan Masyarakat (LPAM). Moleong. J.L. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya:
Priyono, B.H. 2002. Anthony Giddens Suatu Pengantar. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia. Ritzer,
G.1985. Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda. Jakarta: CV. Rajawali.
Ritzer, G. & Doodman, D.J.2010. Teori Sosilogi Modern. Jakarta: Penada Media Group. Soekanto, S. 2012. Sosiologi Pengantar. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Suatu PT.
Sugiyono.2009. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Suharto, E. 2009. Kemiskinan & Perlindungan Sosial di Indonesia. Bandung:Alfabeta.Suhari, H.2013. Kemiskinan Nelayan Tradisonal di Desa Sungai Kakap Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya. Tesis: Magister Ilmu Sosial Universitas Tanjungpura. Susanto, T. 2012. Upaya Nelayan Dalam Meningkatkan Ekonomi Keluarga di Desa Sungai Nyirih Kecamatan Selakau Kabupaten Sambas : Skripsi: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura. Sztompka, P.2007. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta: Penada Media Group. Usman, S. 2004. Sosiologi; Sejarah, Teori dan Metodologi. Yogyakarta: Center for Indonesian Research and Development [CIReD]. Widoyoko, J.A.2013. Menguras Bumi Merebut Kursi. Jakarta: Indonesia Corupption Wacth. Wulansari, D.2009. Sosiologi Konsep & Teori. Bandung: PT. Refika Aditama. Yustika, A.E.2003. Negara Vs Kaum Miskin. Yogjakarta: Pustaka Pelajar. 7
AHMAD MAULANA, NIM. E51110044 Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN Pontianak
Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 3 Nomor 2 Edisi Juni 2014 http://jurmafis.untan.ac.id
Elektronik Innacc, H.2012 Patron Klien. Diakses pada tanggal 8 September 2014 dari http://primsacc12.blogspot.com/20 12/10/patron-klien.html Prasetijo. A.2008. Hubungan Patron Klien. Diaksespadatanggal 12 Mei 2014 dari http://etnobudaya.net/2008/07/31/h ubungan -patron-klien/. Sarjilus.2011. Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Nelayan Tanjung Mutiara Kabupaten Agam. Fakultas Sastra Universitas Andalas
8 AHMAD MAULANA, NIM. E51110044 Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN Pontianak