Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAKALAN REMAJA DI DESA KAPUR KECAMATAN SUNGAI RAYA KABUPATEN KUBU RAYA Oleh: ARIS SETIAWAN NIM. E11108059 Program Studi Ilmu Sosiatri Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura Pontianak, 2015 Email:
[email protected]
ABSTRAK Penulisan jurnal ini dimaksudkan untuk mengungkapkan faktor-faktor yang mempengaruhi kenakalan remaja di Desa Kapur Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya. Permasalahan mengenai kenakalan remaja ini cukup menarik untuk diteliti karena masih adanya kasus-kasus kenakalan remaja yang meresahkan warga di Desa Kapur Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah Ingin mendeskripsikan tentang kenakalan remaja di Desa Kapur, Ingin mengungkapkan faktor-faktor pendorong terjadinya kenakalan remaja, Ingin mengungkapkan Bentuk-bentuk kenakalan remaja di Desa Kapur, serta Ingin mengungkapkan upaya penanggulangan kenakalan remaja. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriftif dengan metode penelitian kualitatif. Hasil penelitian mengungkapkan bentuk Kenakalan remaja yang terjadi di Desa Kapur, yaitu suka berkelahi, suka keluyuran, membolos sekolah, pergi dari rumah tanpa pamit. Setelah itu kenakalan remaja Desa Kapur yang menjurus pada tindakan kriminal adalah mengendarai sepeda motor tanpa SIM, mengambil barang orang tua tanpa ijin, penyalahgunaan narkotika, hubungan seks diluar nikah, pemerkosaan, Faktor yang menyebabkan terjadinya kenakalan remaja yaitu faktor internal meliputi kepribadian. Kondisi fisik mencakup cacat atau tidak cacatnya fisik seseorang, bila cacat akan menjadi bahan olokan teman-teman maka akan mudah emosi dan melakukan sesuatu dibatas normal. Selanjutnya status dan peranannya dalam masyarakat akan mempengaruhi sikap dalam masyarakat, seperti mantan narapidana akan dikucilkan oleh masyarakat. Faktor eksternal meliputi kondisi lingkungan keluarga, remaja yang sering mengalami kekosongan akan menyebabkan anaknya melakukan kenakalan remaja untuk mengisi waktu kosong akibat kurangnya kasih sayang orang tua. Selain itu, kondisi kesenjangan ekonomi dan disintegrasi politik, antara remaja kaya dan remaja miskin akan membentuk kelompok-kelompok teman permainan yang kaya akan menyudutkan yang miskin. Upaya penanggulangan kenakalan remaja yang dilakukan yaitu melakukan penyuluhan tentang masalah remaja, memberikan sanksi yang tegas, mendirikan pusat pelatihan dan tempat rehabilitasi, dan mendirikan lembaga pendidikan formal. dari masyarakat seperti mendirikan lembaga pendidikan swasta, dan lembaga sosial kemasyarakatan seperti RT dan RW. Kata-kata Kunci : Kenakalan Remaja, Keluarga, Lingkungan, Masyarakat
1 ARIS SETIAWAN, NIM. E11108059 Program Studi Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
FACTORS THAT INFLUENCE JUVENILE DELINQUENCY IN KAPUR VILLAGE SUNGAI RAYA SUB-DISTRICT KABUPATEN KUBU REGENCY By: ARIS SETIAWAN NIM. E11108059 Sosiatri Study Program Faculty of Social and Polotical Sciences of the University of Tanjungpura Pontianak, 2015 Email:
[email protected]
ABSTRACT This journal article aims to reveal the factors that influence juvenile delinquency in Kapur Village, Sungai Raya Sub-district, Kubu Raya Regency. Problem about juvenile delinquency is quite interesting to examine because the cases of juvenile delinquency were raising concern among the residents in Kapur Village, Sungai Raya Subdistrict, Kubu Raya Regency. The specific goals of this research are to describe the juvenile delinquency in Kapur Village; to reveal the driving factors for the juvenile delinquency; to reveal the forms of juvenile delinquency in Kapur Village; and to reveal efforts in tackling juvenile delinquency. The type of research used in this study was qualitative research with descriptive method. The results showed that the forms of juvenile delinquency that occurred in Kapur Village were fighting, street doings, ditching school, being away from home without notice. Other forms of juvenile delinquency Kapur Village leading to criminal action were riding a motorcycle without a driver’s license, taking parents’ belongings without permission, drug abuse, sex outside of marriage and rape. The internal factors that cause the juvenile delinquency include personality. Physical conditions include physical disability; a physically challenged person may be subject to harassment by friends resort to extreme action. One’s status and his role in society will affect one’s attitudes in society, for example the ex-convict will be ostracized by society. External factors include environmental conditions that lead to juvenile delinquency to kill time due to a lack of parental affection. In addition to economic disparity and political disintegration between the rich and the poor, teens form friendship groups with the rich looking down on the poor. Efforts to combat juvenile delinquency include socialization on the subject, giving strict punishment, setting up training and rehabilitation centers, and establishing institutions of formal education, establishing private educational institutions as well as social institutions such as neighborhood/ward association. Keywords: Juvenile Delinquency, Family, Environment, Society
2 ARIS SETIAWAN, NIM. E11108059 Program Studi Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
sendiri maupun orang-orang di sekitar
PENDAHULUAN
mereka. Remaja adalah seorang anak yang Remaja pada hakikatnya sedang
bisa dibilang berada pada usia tanggung,
dirinya
mereka bukanlah anak kecil yang tidak
sendiri, jika dihadapkan pada keadaan luar
mengerti apa-apa, tapi juga bukan orang
atau lingkungan yang kurang serasi penuh
dewasa yang bisa dengan mudah akan
kontradiksi dan labil, maka akan mudahlah
membedakan hal mana yang baik dan
mereka jatuh kepada kesengsaraan batin,
mana yang berakibat buruk.
berjuang
untuk
menemukan
hidup penuh kecemasan, ketidakpastian
Peran
dan kebimbangan. Hal seperti ini telah
perlukan,orang harus
menyebabkan
Indonesia
mengawasi putra-putri mereka dengan
jatuh pada kelainan-kelainan kelakuan
melarang hal-hal tertentu. Namun, bagi
yang membawa bahaya terhadap dirinya
sebagian anak remaja, larangan-larangan
sendiri
tersebut malah dianggap hal yang buruk
baik
remaja-remaja
sekarang,
maupun
di
dan
kemudian hari. Masa dimana
remaja
seorang
mendapatkan
merupakan
anak
akan
pembelajaran
orang
mengekang
tua
sangat
mengontrol
mereka.
di dan
Akibatnya,
masa
mereka akan memberontak dengan banyak
banyak
cara. Tidak menghormati, berbicara kasar
tentang
pada
orang
tua,
atau
kehidupan. Seorang anak akan sangat
perkataan
produktif di usia ini, tergantung orang tua,
contoh kenakalan remaja dalam keluarga.
lingkungan sekitar dan budaya yang akan
orang
mengabaikan
Remaja
tua
berusaha
adalah
menghindari
mengarahkan seorang anak menjadi seperti
pengawasan yang ketat dari orang tua dan
apa. Salah satu permasalahan yang sangat
guru dan ingin mendapatkan kebebasan.
kompleks tentang remaja adalah kenalan
Mereka mencari tempat untuk bertemu
remaja.
dimana mereka tidak terlalu diawasi.
Kenakalan
remaja (juvenile
delinquency) adalah suatu perbuatan yang
Meskipun
melanggar norma, aturan atau hukum
mendapatkan privasi dan tempat dimana
dalam masyarakat yang dilakukan pada
mereka dapat mengobrol dengan teman
usia remaja atau transisi masa anak-anak
temannya tanpa didengar oleh keluarganya.
dan
tidak
Remaja mulai banyak berinteraksi dengan
jumlahremaja yang
teman sebaya dari jenis kelamin yang
melakukan hal-hal negatif. Bahkan, akibat
berbeda. Walaupun anak perempuan dan
kenakalan remaja tersebut, banyak sekali
laki laki berpartisipasi dalam kegiatan dan
kerugian yang terjadi, baik bagi remaja itu
berkelompok persahabatan yang berbeda
dewasa. Saat
terhitung
berapa
ini,
hampir
dirumah
mereka
ingin
3 ARIS SETIAWAN, NIM. E11108059 Program Studi Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
selama masa pertengahan kanak-kanak,
tentu situasi ini merupakan tantangan
tetapi pada masa remaja interaksi dengan
sekaligus tanggungjawab moral bagi para
remaja
yang
meningkat,
berbeda sejalan
jenis
semakin
remaja agar dapat berinteraksi dengan
dengan
semakin
masing-masing remaja dari berbagai latar
menjauhnya remaja dengan orang tua
belakang yang berbeda.
mereka. Selama masa remaja, kelompok teman sebaya menjadi lebih memahami nilai-nilai dan perilaku dari sub-budaya
TINJAUAN PUSTAKA
remaja yang lebih besar. Mereka juga mengidentifikasikan diri dalam kelompok pergaulan tertentu.
Kenakalan remaja adalah prilaku yang diluar batas toleransi kebudayaan,
Kenakalan remaja di Desa Kapur
nilai
dan
norma
yang
ada
dalam
rentang waktu 6 bulan terdapat 5 kasus.
masyarakat. Dimana suatu waktu nilai dan
Satu kasus pencurian sepeda motor, satu
norma tersebut dilanggar maka terjadilah
kasus
kasus
kenakalan remaja, kasus kenakalan remaja
pencurian biasa, satu kasus penganiayaan,
sangat sering terjadi pada remaja atau yang
satu kasus pengeroyokan. Kesemuanya itu
biasa lebih dikenal dengan Anak Baru
dilakukan oleh remaja. Dimana seharusnya
Gede (ABG), dimana para remaja masih
remaja di arahkan ke hal positiv dalam
sangat labil dalam mengendalikan emosi,
kapasitas pengembangan diri, namun pada
tanpa
kenyataannya sesuai data di atas masih ada
melakukan tindakan diluar akal sehatnya
remaja yang melakukan tindakan di batas
(Kartini, 2003:23).
pencurian
berat,
satu
norma.
pikir
panjang
mereka
akan
Remaja merupakan kelompok yang Desa Kapur merupakan salah satu
rentan
terlibat
dalam
penyimpangan
Desa yang berada di wilayah Kabuapten
perilaku. Hal ini kurang lebih dikarenakan
Kubu Raya. Dalam interaksi remaja di
usia
Desa
pencarian jati diri dan mudah terpengaruh.
Kapur,
cenderung
kurang
remaja
yang
Kenakalan
yang bereda latar belakang maupun dengan
umum, khususnya terjadi di kota-kota
para orang yang lebih tua. Kondisi ini tentu
besar yangkehidupannya diwarnai dengan
akan
dan
adanya
baik
memenuhi kebutuhan hidup, baik yang
maupun
dilakukan secara sehat maupun secara
lingkungan masyarakat umumnya. Sudah
tidak sehat. Persaingan-persaingan tersebut
kehidupan dilingkungan
sosial
pola
para
pikir
remaja,
keluarga,
merupakan
usia
bersosialisasi, baik dengan sesama remaja
mempengaruhi
remaja
merupakan
persaingan-persaingan
gejala
dalam
4 ARIS SETIAWAN, NIM. E11108059 Program Studi Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
terjadi dalam segala aspek kehidupan
sosial yang terdiri atas bagian-bagian atau
khususnya
kesempatan
elemen-elemen yang saling berkaitan dan
pendidikan
dan
memperoleh
pekerjaan.
Betapa
saling
menyatu
dalam
keseimbangan.
kompleksnya
kehidupan
tersebut
Perubahan yang terjadi pada suatu bagian
memungkinkan
terjadinya
kenakalan
akan membawa perubahan pula terhadap
remaja.
Penyebab
kenakalan
remaja
bagian
yang lain, dengan kata
sangatlah kompleks, baik yang berasal dari
masyarakat
dalam
maupun
keadaan berubah secara berangsur-angsur
penyebab yang berasal dari lingkungan,
dengan tetap memelihara keseimbangan.
lebih-lebih
ini
Setiap peristiwa dan setiap struktur yang
pengaruh lingkunganakan lebih terasa.
ada, fungsional bagi sistem sosial itu
Pemahaman terhadap penyebab kenakalan
(Durkheim dalam Sopyanasauri.com).
diri
remaja
dalam
tersebut,
era
globalisasi
remaja mempermudah upaya-upaya yang harus
dilakukan
untuk
mengatasinya.
senantiasa
berada
lain dalam
Setiap struktur dalam sistem sosial, fungsional terhadap yang lain. Sebaliknya
Sesungguhnya masalah kenakalan remaja
jika
ini merupakan tanggung jawab kita semua
tersebut tidak akan ada atau akan hilang
sebagai warga negara demi kebaikan
dengan sendirinya. Masyarakat juga lebih
generasi
dari
muda
yang
kelak
akan
tidak
fungsional
sekedar
jumlah
maka
dari
struktur
seluruh
menentukan nasib bangsa ini. Remaja
bagiannya. Kesadaran kolektif sepenuhnya
masa kini banyak sekali tekanan-tekanan
mencakup kesadaran individual, norma-
yang
dari
norma sosial kuat dan prilaku diatur
perkembangan fisiologi, ditambah dengan
dengan rapi.yang terpenting adalah teori
kondisi lingkungan dan sosial budaya serta
fungsionalis menjadi garis tengah untuk
perkembangan teknologi yang semakin
menjadikan sebuah perbedaan menjadi alat
pesat.
untuk bersatu.
mereka
Hal
dapatkan,
ini
dapat
mulai
mengakibatkan
munculnya
masalah-
Berkaitan dengan penelitian ini
masalah psikologis berupa
gangguan
memang dalam diri dan masing-masing
penyesuaian
diri
mengakibatkan
atau
perilaku
bentuk
yang
remaja tentu memiliki banyak dan berbagai
penyimpangan
perbedaan, namun semuanya bila ditangani
perilaku yang disebut kenakalan remaja.
dengan tepat maka dapat disatukan dalam sebuah ikatan demi tercapainya tujuan bersama.
A. Teori Fungsional Menekankan
pada
keteraturan
bahwa masyarakat merupakan suatu sistem
Teori
fungsionalisme
yang
menekankan kepada keteraturan bahwa 5
ARIS SETIAWAN, NIM. E11108059 Program Studi Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
masyarakat merupakan suatu sistem sosial
'mekanis' dan dipersatukan oleh kenyataan
yang
atau
bahwa setiap orang lebih kurang sama, dan
elemen-elemen yang saling berkaitan dan
karenanya mempunyai banyak kesamaan
saling
keseimbangan.
di antara sesamanya. Dalam masyarakat
Perubahan yang terjadi pada suatu bagian
tradisional, menurut Durkheim kesadaran
akan membawa perubahan pula terhadap
kolektifsepenuhnya mencakup kesadaran
bagian
individual, norma-norma
terdiri
atas
menyatu
bagian-bagian
dalam
yang lain, dengan kata
masyarakat
senantiasa
berada
lain dalam
keadaan berubah secara berangsur-angsur
sosial kuat
dan perilaku sosialdiatur dengan rapi. Sedangkan dalam
masyarakat
dengan tetap memelihara keseimbangan.
modern, pembagian kerja yang sangat
Setiap peristiwa dan setiap struktur yang
kompleks
ada, fungsional bagi sistem sosial itu.
menghasilkan solidaritas 'organik'.
Demikian pula semua institusi yang ada
Spesialisasi
diperlukan oleh sistem sosial itu, bahkan
bidang pekerjaan dan peranan sosial
kemiskinan
menciptakan
serta
kepincangan
sosial
yang berbeda-beda dalam
ketergantungan
yang
sekalipun. Masyarakat dilihat dari kondisi
mengikat orang kepada sesamanya, karena
dinamika dalam keseimbangan.
mereka tidak lagi dapat memenuhi seluruh
Asumsi dasarnya adalah bahwa setiap
struktur
dalam
mereka
sendiri.
Dalam
sosial,
masyarakat yang 'mekanis', misalnya, para
fungsional terhadap yang lain. Sebaliknya
petani gurem hidup dalam masyarakat
jika tidak fungsional maka struktur itu
yang swasembada dan terjalin bersama
tidak akan ada atau akan hilang dengan
oleh warisan bersama dan pekerjaan yang
sendirinya. Durkheim juga menekankan
sama. Dalam masyarakat modern yang
bahwa masyarakat lebih daripada sekadar
'organik', para pekerja memperoleh gaji
jumlah dari seluruh bagiannya. Dalam
dan harus mengandalkan orang lain yang
bukunya
dalam
mengkhususkan diri dalam produk-produk
meneliti
tertentu seperti bahan makanan, pakaian,
bagaimana tatanan sosial dipertahankan
dll untuk memenuhi kebutuhan mereka.
dalam berbagai bentuk masyarakat ia
Akibat daripembagian kerja yang semakin
memusatkan perhatian pada pembagian
rumit ini. Menurut Durkheim bahwa
kerja dan meneliti bagaimana hal itu
kesadaran individual berkembang dalam
berbeda dalam masyarakat tradisional dan
cara yang berbeda dari kesadaran kolektif.
masyarakat modern. Ia berpendapat bahwa
Seringkali
masyarakat-masyarakat tradisional bersifat
kesadaran kolektif.
"Pembagian
Masyarakat",
sistem
kebutuhan
Kerja
Durkheim
malah
berbenturan
dengan 6
ARIS SETIAWAN, NIM. E11108059 Program Studi Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Mengutamakan
keseimbangan,
Menurut
teori
ini
masyarakat
dengan kata lain teori ini memandang
merupakan suatu sistem sosial yang terdiri
bahwa semua peristiwa dan struktur adalah
atas bagian-bagian atau elemen yang saling
fungsional bagi suatu masyarakat. Dimana
berkaitan dan saling menyatu dalam
jika
keseimbangan. Perubahan yang terjadi
sekelompok
masyarakat
ingin memajukan kelompoknya, mereka
pada
akan melihat apa yang akan d kembangkan
perubahan pula terhadap bagian yang lain.
dan
Penganut teori ini cenderung untuk melihat
tetap
mempertahankan
bahkan melestarikan
tradisi-tradisi
satu
bagian
akan
membawa
dan
hanya kepada sumbangan satu sistem atau
budaya yang sudah berkembang dan
peristiwa terhadapa sistem yang lain dan
menjadikannya sebagai alat modernisasi.
karena itu mengabaikan kemungkinan
Namun dalam hal ini penganut teori
bahwa suatu peristiwa atau suatu sistem
fungsional
mengabaikan
dapat menentang fungsi-fungsi lainnya
variabel konflik dan perubahan sosial
dalam suatu sistem sosial. Secara ekstrim
dalam analisa mereka, akibatnya mereka
penganut teori ini beranggapan bahwa
seringkali
kelompok
semua peristiwa dan semua struktur adalah
konservatif karena terlalu menekankan
fungsional bagi suatu masyarakat. Maka
kepada keteratuan dalam masyarakat dan
jika
mengabaikan
fungsionalisme
seringkali
di
cap
sebagai
variabel
konflik
dan
terjadi
konflik,
penganut
struktural
teori
memusatkan
perubahan yang terjadi di masyarakat.
perhatiannya kepada masalah bagaimana
Dalam
cara
masyarakat
yang
beragam
kebudayaan akan sangat mudah terjadi
menyelesaikannya
sehingga
masyarakat tetap dalam keseimbangan.
konflik, namun teori fungsional akan
Singkatnya
adalah
masyarakat
menjadi garis tengah untuk menjadikan
menurut kaca mata teori (fungsional)
sebuah perbedaan menjadi alat untuk
senantiasa berada dalam keadaan berubah
bersatu.
secara
berangsur-angsur
memelihara B. Teori Struktural (Keseimbangan) Teori keteraturan
ini (order)
menekankan dan
dengan
keseimbangan.
tetap Setiap
peristiwa dan setiap struktur fungsional
kepada
bagi sistem sosial itu. Demikian pula
mengabaikan
semua institusi yang ada, diperlukan oleh
konflik serta perubahan dalam masyarakat.
sosial
itu,
bahkan
kemiskinan
serta
Konsep-konsep utamanya adalah: fungsi,
kepincangan sosial sekalipun. Masyarakat
disfungsi, fungsi laten, fungsi manifest,
dilihat dalam kondisi: dinamika dalam
dan keseimbangan (equilibrium). 7 ARIS SETIAWAN, NIM. E11108059 Program Studi Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
keseimbangan (Samaronjie, 2013 dalam
Desa Kapur Kecamatan Sungai Raya.
https://dhayassamaronjie.wordpress.com).
Subjek yang menjadi informan dalam penelitian ini terdiri dari : 1. Kepala Desa; 2.Polresta Kecamatan Sungai Raya;
METODE PENELITIAN
3. Tokoh Masyarakat Desa Kapur Tempat penelitian ini adalah di Kubu
Raya,
khususnya
Desa
KapurKecamatan Sungai Raya. Dengan
4. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Desa Kapur 5. Remaja Desa Kapur
pertimbangan dalam pemilihan tempat tersebut
adalah
bahwasanya
Data terbaru di Desa Kapur pada
masih
tahun 2010 jumlah remaja laki-laki adalah
banyaknya terjadi kenakalan remajayang
620 dan perempuannya adalah 637 dengan
belum di tangani dan dicegah secara
jumlah
tepat.Jenis
digunakan
adalah 1.257 mengingat banyaknya jumlah
dalam penelitian ini adalah jenis penelitian
laki-laki dan perempuan maka penelitian
kualitatif dalam bentuk deskriftif, yaitu
ini dilakukan di Desa Kapur.
penelitian
yang
menggambarkan fenomena-fenomena yang
total laki-laki dan perempuan
Teknik pemilihan subjek penelitian
terjadi dilapangan sesuai keadaan yang
digunakan
sebenarnya, dengan prosedur pemecahan
(purposive) maksudnya penentuan sumber
masalah berdasarkan keadaan sebagaimana
data diambil kepada orang-orang yang
adanya (apa adanya). Menurut Nawawi
banyak mengetahui permasalahan atas
(1996:40), bahwa penelitian deskriftif
yang terlibat langsung dalam permasalahan
dapat
yang akan diteliti.
diartikan
sebagai
prosedur
dengan
Teknik
bertujuan
pemecahan masalah, diselidiki dengan
Teknik dalam mengumpulkan data
menggambarkan atau melukiskan keadaan
yaitu dengan Observasi atau melakukan
subyek atau obyek penelitian (seseorang,
pengamatan secara langsung dan dilakukan
lembaga, masyarakat, dan lain-lain) pada
secara terbatas, mengenai aktifitas dari
saat sekarang berdasarkan fakta yang
subjek yang diteliti dengan didukung oleh
tampak sebagaimana adanya.
alat panduan observasi yaitu catatan-
Objek dalam penelitian adalah Kenakalan
Remaja
di
Desa
Kapur
catatan
yang
sudah
dipersiapkan
sebelumnya dan pencatatan dilakukan saat
Kecamatan Sungai Raya, sedangkan yang
pengamatan
berlangsung.
menjadi subjek dalam penelitian ini adalah
informasi
seluruh elemen masyarakat yang ada di
observasi adalah ruang (tempat), pelaku,
yang
diperoleh
Beberapa dari
hasil 8
ARIS SETIAWAN, NIM. E11108059 Program Studi Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau
seperi alat perekam suara, kamera digital,
peristiwa, waktu, dan perasaan. Alasan
note, dan alat tulis. Dan yang terakhir
peneliti melakukan observasi adalah untuk
adalah dengan Menggunakan alat seperti
menyajikan gambaran realistik perilaku
kamera, alat perekam suara, catatan-
atau kejadian, untuk menjawab pertanyaan,
catatan panduan agar penelitian tetap fokus
untuk
ke permasalahan yang diangkat. Setelah itu
membantu
manusia,
dan
mengerti
untuk
perilaku yaitu
menginput data-data yang didapat dari
melakukan pengukuran terhadap aspek
informan yang menjadi subjek penelitian
tertentu melakukan umpan balik terhadap
ini.
pengukuran tersebut.
tersimpan dalam bahan yang berbentuk
Selanjutnya yang
dengan
merupakan
pembuktian
evaluasi
wawancara
alat re-cheking atau
terhadap
informasi
atau
Sejumlah
besar
fakta
dan
data
dokumentasi. Sebagian besar data yang tersedia
adalah
berbentuk
catatan
harian,
laporan,
surat-surat, foto,
dan
keterangan yang diperoleh sebelumnya.
sebagainya. Sifat utama data ini tak
Tehnik wawancara yang digunakan dalam
terbatas pada ruang dan waktu sehingga
penelitian kualitatif adalah wawancara
memberi peluang kepada peneliti untuk
mendalam. Wawancara mendalam (in–
mengetahui hal-hal yang pernah terjadi di
depth
proses
waktu
tujuan
dokumenter terbagi beberapa macam, yaitu
penelitian dengan cara tanya jawab sambil
otobiografi, surat-surat pribadi, buku atau
bertatap muka antara pewawancara dengan
catatan
informan atau orang yang diwawancarai,
dokumen pemerintah atau swasta, data di
dengan atau tanpa menggunakan pedoman
server dan flashdisk, data tersimpan di
(guide) wawancara, di mana pewawancara
website, dan lain-lain.
interview)
memperoleh
adalah
keterangan
untuk
silam.
Secara
harian,
detail
memorial,
bahan
klipping,
dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama. Dalam
penelitian
ini
peneliti
PEMBAHASAN
melakukan tanya jawab secara langsung dan mendalam kepada subjek penelitian, guna pengumpulan data primer dengan mengacu
kepada
wawancara
yang
suatu
1.
Kenakalan Remaja di Desa Kapur Berdasarkan
hasil
penelitian
panduan
dilapangan, kenakalan remaja di Desa
dipersiapkan
Kapur masih dalam batas penyelesaian
sebelumnya agar tidak menyimpang dari
kekeluargaan. Menurut Anggota Pos Polisi
tujuan penelitian. Didukung dengan alat
Desa Kapur (PosPol) bahwa disini lebih
sudah
9 ARIS SETIAWAN, NIM. E11108059 Program Studi Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
baik diselesaikan secara kekeluargaan,
timbulnya kenakalan remaja atau perilaku
setelah
menyimpang.
proses
kekeluargaan
tidak
menemukan hasil yang memuaskan baru ditangani pihak kepolisian.
Berdasarkan
hasil
wawancara
dengan salah satu masyarakat mengatakan
Kenakalan remaja yang terjadi di
bahwa
faktor
kepribadian
sangat
Desa Kapur, seperti suka berkelahi, suka
mempengaruhi tingkah laku seorang anak,
keluyuran, membolos sekolah, pergi dari
apakah anak tersebut sehat secara fisik
rumah tanpa pamit. Selanjutnya kenakalan
maupun psikologis. Fisik sehat namun
remaja Desa Kapur yang menjurus pada
psikologis
tindakan kriminal adalah mengendarai
mempengaruhi pola tingkah laku seorang
sepera motor tanpa SIM, mengambil
anak tersebut. Disini peranan orang tua,
barang
keluarga dan masyarakat serta pendidik di
orang
tua
tanpa
ijin,
tidak
sehat
sangat
maka
dibutuhkan
akan
penyalahgunaan narkotika, hubungan seks
sekolah
untuk
diluar nikah, pemerkosaan.
mengarahkan seorang anak agar bisa membatasi diri dari hal-hal negatif.
2.
Faktor Kenakalan Remaja
b. Faktor Fisik Faktor ini dapat mencakup segi cacat atau tidaknya secara fisik dan segi
1) Faktor Internal
jenis kelamin. Ada suatu
menjelaskan adanya kaitan antara cacat
a. Faktor Kepribadian Kepribadian
teori yang
adalah
suatu
tubuh
dinamis
pada
(meskipun teori ini belum teruji secara
sistempsikosomatis dalam individu yang
baik dalam kenyataan hidup). Menurut
turut menentukan caranya yang unik dalam
teori
menyesuaikan
mengalami
organisasi
yang
dirinya
dengan
dengan
ini,
tindakan
seseorang cacat
menyimpang
yang
fisik
sedang cenderung
lingkungannya (biasanya disebut karakter
mempunyai rasa kecewa terhadap kondisi
psikisnya). Masa remaja dikatakan sebagai
hidupnya. Kekecewaan tersebut apabila
suatu masa yang berbahaya. Pada periode
tidak disertai dengan pemberian bimbingan
ini, seseorang meninggalkan masa anak-
akan menyebabkan si penderita cenderung
anak untuk menuju masa dewasa. Masa ini
berbuat melanggar tatanan hidup bersama
di rasakan sebagai suatu Krisis identitas
sebagai
perwujudan kekecewaan akan
karena belum adanya pegangan, sementara
kondisi
tubuhnya.Kepribadian
kepribadian mental untuk menghindari
suatu organisasi
adalah
yang dinamis pada
system psikosomatis dalam individu yang 10 ARIS SETIAWAN, NIM. E11108059 Program Studi Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
turut menentukan caranya yang unik dalam
tua
menyesuaikan
daripada perhatian kepada anaknya akan
dirinya
dengan
yang lebih mementingkan karier
lingkungannya (biasanya disebut karakter
menyebabkan
psikisnya). Masa remaja dikatakan sebagai
menyimpang terhadap anaknya. Kasus
suatu masa yang berbahaya. Pada periode
kenakalan remaja yang muncul pada
ini, seseorang meninggalkan masa anak-
keluarga kaya bukan karena kurangnya
anak untuk menuju masa dewasa. Masa ini
kebutuhan
di rasakan sebagai suatu Krisis identitas
kurangnya perhatian dan kasih sayang
karena belum adanya pegangan, sementara
orang tua kepada anaknya.
kepribadian mental untuk menghindari
munculnya
materi
Apabila
menyimpang
pernah
terhadap
sistem
lembaga-lembaga
pengawasan
sosial
masyarakat
terhadap pola perilaku anak muda sekarang
di Masyarakat yang
karena
Masyarakat Kurang Baik
menyimpang.
Anak
melainkan
b. Kontak Sosial dari Lembaga
timbulnya kenakalan remaja atau perilaku
c. Faktor Status dan Peranannya
perilaku
berbuat
hukum
yang
kurang
berjalan
memunculkan
dengan
tindakan
baik,
akan
penyimpangan
berlaku, setelah selesai menjalankan proses
terhadap nilai dan norma yang berlaku.
sanksi hukum (keluar dari penjara), sering
Misalnya, mudah menoleransi tindakan
kali pada saat kembali ke masyarakat
anak muda yang menyimpang dari hukum
status atau sebutan “eks narapidana” yang
atau norma yang berlaku, seperti mabuk-
diberikan
sulit
mabukan yang dianggap hal yang wajar,
tersebut
tindakan perkelahian antara anak muda
tindakan
dianggap hal yang biasa saja. Sikap kurang
oleh
masyarakat
terhapuskan
sehingga
kembali
melakukan
penyimpangan
hukum
anak
karena
meresa
tertolak dan terasingkan.
tegas
dalam
menangani
tindakan
penyimpangan perilaku ini akan semankin meningkatkan kuantitas dan kualitas tindak
2) Faktor Eksternal
penyimpangan di kalangan anak muda.
a. Kondisi Lingkungan Keluarga Khususnya di kota-kota besar di
3) Upaya
Penanggulanagan
Indonesia, generasi muda yang orang
Kenakalan Remaja
tuanya disibukan dengan kegiatan bisnis
Dari
sering mengalami kekosongan batin karena
penerangan
bimbingan dan kasih sayang langsung dari
memberikan sanksi yang tegas, mendirikan
orang tuanya sangat kurang. Kondisi orang
pusat pelatihan dan tempat rehabilitasi, dan
pemerintah tentang
melakukan
masalah
remaja,
11 ARIS SETIAWAN, NIM. E11108059 Program Studi Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
mendirikan lembaga pendidikan formal di
kurangnya
Desa Kapur. Selanjutnya adalah dari pihak
keagamaan yang mereka serap, sehingga
sosial
kegiatan-
perbuatan tercela seperti ini pun, akhirnya
organisasi
merekajalani.Oleh sebab itu, mulai saat ini,
seperti
kegiatan
mengadakan
sosial
melalui
kemasyarakatan, pendidikan
mendirikan
swasta,
dan
lembaga mendirikan
kita
pendidikan
selaku
moral
pendidik,
sebagai orang
tua,
pengajar,
harus
sigap
dan
dan dan
lembaga sosial kemasyarakatn seperti RT
waspada, akan bahaya narkoba yang
dan
sewaktu-waktu dapat menjerat anak-anak
RW.Upaya
pencegahan
terhadap
penyebaran narkoba di kalangan pelajar,
kita sendiri. Dengan
sudah seyogianya menjadi tanggung jawab
tersebut di atas, mari kita jaga dan awasi
kita bersama. Dalam hal ini semua pihak
anak didik kita, dari bahaya narkoba
termasuk orang tua, guru, dan masyarakat
tersebut,
harus
dalam
menelurkan generasi yang cerdas dan
mewaspadai ancaman narkoba terhadap
tangguh di masa yang akan datang dapat
anak-anak kita.
terealisasikan dengan baik.
turut
berperan
aktif
berbagai
sehingga harapan
kita
upaya
untuk
Adapun upaya-upaya yang lebih
Pemerintah maupun instansi terkait
kongkret yang dapat kita lakukan adalah
telah banyak melakukan upaya pencegahan
melakukan kerja sama dengan pihak yang
maupun
berwenang untuk melakukan penyuluhan
sosialisasi
tentang bahaya narkoba, atau mungkin
nampak hasil yang besar, justru semkin
mengadakan
banyak saja remaja yang terjerat dalam
razia
mendadak
secara
rutiN, Kemudian pendampingan dari orang
penanggulangan dan
lainnya
dengan
cara
namun
tidak
jurang narkoba.
tua siswa itu sendiri dengan memberikan
Upaya pencegahan dan dimulai dari
perhatian dan kasih sayang, Pihak sekolah
diri rmaja itu sendiri perlu membentengi
harus melakukan pengawasan yang ketat
pengaruh dari laur dengan kefahaman
terhadap gerak-gerik anak didiknya, karena
agama yang kuat, moral yang baik, dan
biasanya penyebaran (transaksi) narkoba
sebagai penerus bangsa hendaknya seorang
sering
remaja dapat berpikir positif dan harus
terjadi
di
sekitar
lingkungan
sekolah. Yang tak kalah penting adalah, pendidikan moral dan keagamaan harus
pandai dalam bergaul dan memilih teman dekat
agar
tidak
terpengaruh
oleh
pergaulan yang semakin rusak.
lebih ditekankan kepada siswa, Karena
Dalam upaya penanggulangan ini
salah satu penyebab terjerumusnya anak-
perlu peran aktif dari orang tua, guru dan
anak ke dalam lingkaran setan ini adalah
masyarakat sekitar tempat tinggal remaja. 12
ARIS SETIAWAN, NIM. E11108059 Program Studi Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Peran oran tua dalm pembinaan remaja
mereka. Sehingga dalam kegiatan yang ada
sangatlah vital karena pendidikan moral,
dimasyarakat hendaknya remaja di ikut
agama, dan pengatahuan berawal dari
sertakan agar mereka merasa dihargai dan
keluarga. Keluarga yang telah memenuhi
menjadi
bagian
dalam
kebutuhan materi bagi anggotanya tetapi
tersebut.
Juga
perlunya
kurang memenuhi kebutuhan psikologis
terhadap kelompok remaja, seperti karang
seperti
perhatian, kasih sayang akan
taruna dan pengembangan bakat remaja,
menyebabkan remaja merasa jenuh dan
karena bakat tersebut tidak hanya dan
merasa
harus dikembangkan di sekolah melainkan
kehilangan
orang
tempat
mengadukan perasaan seperti kecewa,
masayarakat bimbingan
juga diterapkan dalam masayarakatnya.
stress. Sehinggga remaja mencari perhatian dan kebutuhan psikologis dari temannya. Agar dalam bergaul dengan temannya,
KESIMPULAN DAN SARAN
seorang remaja tidak terpengaruh hal-hal negatif pergaulan, maka adanya kontrol dari orang tua sangatlah penting walaupun sibuk dalam urusan kariernya.
A. Kesimpulan Berdasarkan pemaparan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa:
Seorang guru yang ramah serta
1. Bentuk-Bentuk Kenakalan Remaja
membuka diri untuk berdialog dengan
Kenakalan remaja yang terjadi di
remaja, akan membuka peluang bagi
Desa Kapur, seperti suka berkelahi, suka
remaja
tentang
keluyuran, membolos sekolah, pergi dari
Sehingga
rumah tanpa pamit. Selanjutnya kenakalan
seorang remaja dapat menemukan orang
remaja Desa Kapur yang menjurus pada
tua kedua selain dirumah dan akan
tindakan kriminal adalah mengendarai
membuat seoarang remaja untuk dapat
sepera motor tanpa SIM, mengambil
berpikir positif
barang
untuk
menyatakan
kesulitan/masalahnya
sendiri.
dan lebih aktif dalam
kegiatan yang berdampak positif dirinya,
Seperti
aktif
bagi dalam
ekstrakulikuler olah raga, keagamaan, kesenian dan lain sebagainya. Para tokoh masyarakat hendaknya
orang
tua
tanpa
ijin,
penyalahgunaan narkotika, hubungan seks diluar nikah, pemerkosaan. 2. Faktor
Pendorong
Terjadinya
Kenakalan Remaja Faktor
internal
meliputi
menyadari bahwa para pelajar memerlukan
kepribadian, dimana pribadi yang sehat
keterbukaan dan penghargaan terhadap
tentu akan mempengaruhi sikap dan pikiran bila pikiran tidak sehat maka akan 13
ARIS SETIAWAN, NIM. E11108059 Program Studi Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
mudah
terpengaruh
hal-hal
negatif.
dan
RW.Upaya
pencegahan
terhadap
Kondisi fisik mencakup cacat atau tidak
penyebaran narkoba di kalangan pelajar,
cacatnya fisik seseorang, bila cacat akan
sudah seyogianya menjadi tanggung jawab
menjadi bahan olokan teman-teman maka
kita bersama. Dalam hal ini semua pihak
akan mudah emosi dan melakukan sesuatu
termasuk orang tua, guru, dan masyarakat
dibatas normal. Selanjutnya status dan
harus
peranannya
mewaspadai ancaman narkoba terhadap
dalam
masyarakat
akan
mempengaruhi sikap dalam masyarakat,
berperan
aktif
dalam
anak-anak kita.
seperti mantan narapidana akan dikucilkan oleh masyarakat.
turut
Adapun upaya-upaya yang lebih kongkret yang dapat kita lakukan adalah
Faktor eksternal meliputi kondisi
melakukan kerja sama dengan pihak yang
lingkungan keluarga, remaja yang sering
berwenang untuk melakukan penyuluhan
mengalami kekosongan akan menyebabkan
tentang bahaya narkoba, atau mungkin
anaknya melakukan kenakalan remaja
mengadakan
untuk
akibat
rutiN, Kemudian pendampingan dari orang
kurangnya kasih sayang orang tua. Kedua,
tua siswa itu sendiri dengan memberikan
kondisi
dan
perhatian dan kasih sayang, Pihak sekolah
disintegrasi politik, antara remaja kaya dan
harus melakukan pengawasan yang ketat
remaja miskin akan membentuk kelompok-
terhadap gerak-gerik anak didiknya, karena
kelompok teman permainan, yang kaya
biasanya penyebaran (transaksi) narkoba
akan menyudutkan yang miskin.
sering
3. Upaya Penanggulanagan Kenakalan
sekolah.
mengisi
waktu
kesenjangan
kosong
ekonomi
terjadi
di
mendadak
sekitar
secara
lingkungan
Yang tak kalah penting adalah,
Remaja Dari penerangan
razia
pemerintah tentang
melakukan remaja,
lebih ditekankan kepada siswa, Karena
memberikan sanksi yang tegas, mendirikan
salah satu penyebab terjerumusnya anak-
pusat pelatihan dan tempat rehabilitasi, dan
anak ke dalam lingkaran setan ini adalah
mendirikan lembaga pendidikan formal di
kurangnya
Desa Kapur. Selanjutnya adalah dari pihak
keagamaan yang mereka serap, sehingga
sosial
kegiatan-
perbuatan tercela seperti ini pun, akhirnya
organisasi
merekajalani.Oleh sebab itu, mulai saat ini,
seperti
kegiatan
pendidikan
mengadakan
sosial
kemasyarakatan,
masalah
pendidikan moral dan keagamaan harus
melalui mendirikan
swasta,
dan
lembaga mendirikan
lembaga sosial kemasyarakatn seperti RT
kita
selaku
sebagai orang
pendidikan
pendidik, tua,
moral
pengajar,
harus
sigap
dan
dan dan
waspada, akan bahaya narkoba yang 14
ARIS SETIAWAN, NIM. E11108059 Program Studi Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
sewaktu-waktu dapat menjerat anak-anak
menyebabkan remaja merasa jenuh dan
kita sendiri. Dengan
merasa
berbagai
upaya
kehilangan
orang
tempat
tersebut di atas, mari kita jaga dan awasi
mengadukan perasaan seperti kecewa,
anak didik kita, dari bahaya narkoba
stress. Sehinggga remaja mencari perhatian
tersebut,
untuk
dan kebutuhan psikologis dari temannya.
menelurkan generasi yang cerdas dan
Agar dalam bergaul dengan temannya,
tangguh di masa yang akan datang dapat
seorang remaja tidak terpengaruh hal-hal
terealisasikan dengan baik.
negatif pergaulan, maka adanya kontrol
sehingga harapan
kita
Pemerintah maupun instansi terkait telah banyak melakukan upaya pencegahan maupun
penanggulangan
dari orang tua sangatlah penting walaupun sibuk dalam urusan kariernya.
dengan
cara
Seorang guru yang ramah serta
namun
tidak
membuka diri untuk berdialog dengan
nampak hasil yang besar, justru semkin
remaja, akan membuka peluang bagi
banyak saja remaja yang terjerat dalam
remaja
jurang narkoba.
kesulitan/masalahnya
sosialisasi
dan
lainnya
untuk
menyatakan sendiri.
tentang Sehingga
Upaya pencegahan dan dimulai dari
seorang remaja dapat menemukan orang
diri rmaja itu sendiri perlu membentengi
tua kedua selain dirumah dan akan
pengaruh dari laur dengan kefahaman
membuat seoarang remaja untuk dapat
agama yang kuat, moral yang baik, dan
berpikir positif
sebagai penerus bangsa hendaknya seorang
kegiatan yang berdampak positif
remaja dapat berpikir positif dan harus
dirinya,
pandai dalam bergaul dan memilih teman
ekstrakulikuler olah raga, keagamaan,
dekat
kesenian dan lain sebagainya.
agar
tidak
terpengaruh
oleh
pergaulan yang semakin rusak.
dan lebih aktif dalam
Seperti
aktif
bagi dalam
Para tokoh masyarakat hendaknya
Dalam upaya penanggulangan ini
menyadari bahwa para pelajar memerlukan
perlu peran aktif dari orang tua, guru dan
keterbukaan dan penghargaan terhadap
masyarakat sekitar tempat tinggal remaja.
mereka. Sehingga dalam kegiatan yang ada
Peran oran tua dalm pembinaan remaja
dimasyarakat hendaknya remaja di ikut
sangatlah vital karena pendidikan moral,
sertakan agar mereka merasa dihargai dan
agama, dan pengatahuan berawal dari
menjadi
bagian
dalam
keluarga. Keluarga yang telah memenuhi
tersebut.
Juga
perlunya
kebutuhan materi bagi anggotanya tetapi
terhadap kelompok remaja, seperti karang
kurang memenuhi kebutuhan psikologis
taruna dan pengembangan bakat remaja,
seperti
karena bakat tersebut tidak hanya dan
perhatian, kasih sayang akan
masayarakat bimbingan
15 ARIS SETIAWAN, NIM. E11108059 Program Studi Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
harus dikembangkan di sekolah melainkan
observasi
peneliti
juga diterapkan dalam masayarakatnya.
penanggulangan namun
hanya
dilakukan
sebatasa
tindakan
organisasi,
dilapangan
secara
langsung belum ada. Seperti remaja yang
B. Saran-saran Berdasarkankasus diatas maka
bermasalah hanya dikembalikan kepada
penulis memberikan saran bahwa:
oran tua agar dibina kembali, hal ini akan
a. Faktor
memungkinkan
Pendorong
Terjadinya
remaja
tersebut
mengulangi kembali tindakan kenakalan
Kenakalan Remaja Saran peneliti adalah ketika ada
remaja, ada baiknya remaja tersebut dibina
remaja yang bermasalah cepat ditangani
dulu di tempat rehabilitasi dan di beri
dan beri sanksi yang tegas agar remaja
latihan yang bersifat positif.
yang bermasalah bisa memahami bahwa
Dalam
memberikan
pengarahan
remaja tersbut melakukan hal yang tidak
dan pengawasan terhadap remaja yang
sesuai dengan nilai dan norma dalam
sedang
masyarakat.
bersikap
tumbuh,
orangtua
seimbang,
hendaknya
seimbang
antar
Dan salah satu budaya indonesia
pengawasan dengan kebebasan. Semakin
yang sangat buruk adalah ketika ada teman
muda usia anak, semakin ketat pengawasan
sepermainan
yang diberikan tetapi anak harus banyak
yang
cacat
atau
tidak
sempurna akan menjadi bahan olokan dan
diberi
gunjingan, hal demikian tidak boleh terjadi
ketakutan dengan orangtua yang akhirnya
karena anak yang diolok bisa jadi akan
membuat mereka tetap melakukannya
emosi dan melakukan hal diluar batas
namun dengan sembunyi-sembunyi.
pengertian
agar
mereka
tidak
kendali. Setelah itu adalah kesenjangan
Apabila usia makin meningkat,
sosial antara miskin dan kaya, dimana yang
orangtua dapat memberi lebih banyak
kaya
teman
kebebasan kepada anak. Namun, tetap
sepermainan yang menurutnya memiliki
harus dijaga agar mereka tidak salah jalan.
kelas
Menyesali kesalahan yang telah dilakukan
akan
yang
bergaul
sama,
dengan
hal
tersebut
menyebabkan yang miskin merasa minder
sesungguhnya
dan susah bergaul.
bermanfaat.Penyelesaian masalah dalam
b. Upaya Penanggulanagan Kenakalan
hal ini dibutuhkan kerja sama orangtua
Remaja
dengan
anak.
kurang
Jangan
hanya
Dirikan lembaga rehabilitasi khusus
kekerasan
dan
bagi masing-masing kenakalan remaja
pengertian
sebaik-baiknya.
yang
terjadi, selama
ini
kekuasaan. Bila
dengan Berilah tidak
berdasarkan 16
ARIS SETIAWAN, NIM. E11108059 Program Studi Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
berhasil, gunakanlah pihak ketiga untuk menengahinya. Hal yang paling penting di sini adalah adanya komunikasi dua arah antara
Garungan. 1996. Psikologi Sosial Suatu Ringkasan. Bandung: Enresco Nawawi, Hadari. 1996. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.
orangtua dan anak. Orangtua hendaknya menjadi sahabat anak. Orangtua hendaknya
Kartini, Kartono. 1988. Psikologi Sosial 2, Kenakalan Remaja. Jakarta : Rajawali.
selalu menjalin dan menjaga komunikasi dua arah dengan sebaik-baiknya sehingga anak tidak merasa takut menyampaikan masalahnya
Moleong, J Lexy. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya
kepadaorangtua.Dalam menghadapi masalah pergaulan bebas antar jenis di masa
kini,
memberikan
orangtua
hendaknya
bimbingan
pendidikan
terbuka, sabar, dan bijaksana kepada para remaja.
Remaja
hendaknya
diberi
pengarahan tentang kenakalan remaja dan narkoba serta segala akibat baik dan buruk dari adanya hal tsb. Orangtua hendaknya memberikan teladan dalam menekankan bimbingan
serta
pelaksanaan
......................... 2003. Patologi Sosial, Kenakalan Remaja. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Pudja, Darmansyah, 1989. Ilmu Sosial Dasar. Surabaya:Usaha Nasional Ratrioso, Imam. 2008. Remaja Ungul Kamukah Itu?. Jakarta: Nobel Edumedia Riduwan. 2010. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan Dan Peneliti Pemula. Bandung. Alfabeta Sarwono, Sarlito Wiarawan. 2002. Psikologi Remaja. Jakarta: Raja Grafindo Perada
latihan
kemoralan yang sesuai agama.
Soerjono Soekanto. 1988. Sosiologi Penyimpangan. Jakarta : Rajawali. Soekanto, S. 2005. Sosiologi Pengantar. Jakarta: Rajawali Press
Suatu
REFERENSI Sumber Buku
Surya, Mohammad. 2003. Psikologi Konseling. Bandung: Pustaka Bani Quraisy. Cet I
Abin Syamsudin Makmun. 2000. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Sudarsono. 1995. Kenakalan Remaja : Jakarta : Rineka Cipta.
Ahmadi, A. 1991. Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta
Sarwono, Sarlito Wirawan. 2002. Psikologi Remaja. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Faisal, sanapiah. 2002. Format-Format Penelitian sosial. Jakarta: Rajawali
Sugiyono. 2007. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta 17
ARIS SETIAWAN, NIM. E11108059 Program Studi Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Satori, Djam’an dan Aan Komariah. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : Alfabeta
http://suparlan.com/62/2009/08/02/tatatertib-sekolah/(Dikases pada tanggal 22 Mei 2014, Pukul 14.53 WIB)
Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah. Jakarta: Raja Grafindo Persada
http://odaysaputra.blogspot.com/2011/11/b ab-2-pengertian-kenakalanremaja.html(Dikases pada tanggal 22 Mei 2014, Pukul 20.31 WIB)
Taufiq Rohman Dhohiri, Tarsisius Wirtono, dkk, Sosiologi 3, Suatu Kajian Kehidupan Masyarakat SMA/MA Kelas XII, Yudistira, Bandung:2001
Sumber Dokumen Pemerintah Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Pembimbing Sekolah Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Standar Sistem Pendidikan Nasional Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2006 Tentang Guru dan Dosen Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
https://www.google.com/search?q=makala h+tentang+kenakalan+remaja&ie=utf8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:enUS:official&client=firefox-a&channel=sb (Dikases pada tanggal 22 Mei 2014, Pukul 20.44 WIB) http://www.wilayahindonesia.com/kelurah an/kode-wilayah-desa-kapur kecamatansungai-raya-kabupaten-kubu-rayapropinsi-kalimantan-barat http://widyago.wordpress.com/2011/04/03/ pengertian-kependudukan/ https://dhayassamaronjie.wordpress.com/m akalah/sosiologi-dakwah/teorifungsionalisme-struktural-teori-konflik/
Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Sertifikasi Guru dalam Jabatan Buku Profil Desa Kapur 2009
Sumber Internet www.google.com belajarpsikologi.com/pengertianpsikologi/(diakses pada tanggal 08 Mei 2014, Pukul 20.14 WIB) sopyanasauri.com/teorifungsionalis/(diakse s pada tanggal 08 Mei 2014, Pukul 20.47 WIB) http://sarianggrainni.wordpress.com/2010/ 11/29/12/(Dikases pada tanggal 22 Mei 2014, Pukul 14.53 WIB) 18 ARIS SETIAWAN, NIM. E11108059 Program Studi Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN