KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI BADOKKA I. PENDAHULUAN Latar Belakang Luas lahan pekarangan secara nasional sekitar 10,3 juta ha atau 14 % dari keseluruhan luas lahan pertanian dan merupakan salah satu sumber potensial penyedia bahan pangan yang bernilai gizi dan memiliki nilai ekonomi tinggi. Lahan pekarangan tersebut sebagian besar masih belum dimanfaatkan sebagai areal pertanaman aneka komoditas pertanian, khususnya komoditas pangan. Berdasarkan hasil pengamatan Badan Litbang Pertanian, perhatian petani atau warga masyarakat terhadap pemanfaatan lahan pekarangan relatif masih terbatas, sehingga pemanfaatan dan pengembangan berbagai inovasi yang terkait dengan lahan pekarangan belum banyak berkembang sebagaimana yang diharapkan. Pemanfaatan lahan pekarangan untuk tanaman obat-obatan, tanaman pangan, tanaman hortikultura, ternak, ikan dan lainnya, selain dapat memenuhi kebutuhan keluarga sendiri, juga berpeluang memperbanyak sumber penghasilan rumah tangga, apabila dirancang dan direncanakan dengan baik. Badan Litbang Pertanian melalui UK/UPT siap mendukung upaya optimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan melalui dukungan inovasi teknologi dan bimbingan teknis. Presiden RI berturut-turut menyampaikan arahannya agar memanfaatkan pekarangan untuk mewujudkan kemandirian pangan rumah tangga, antara lain pada Konferensi Dewan Ketahanan Pangan Oktober 2010, kemudian pada acara Gerakan Nasional Pencanangan Anomali Iklim di Sidoarjo, 14 Januari 2011, dan Pencanangan Gerakan Perempuan Optimalisasi Pekarangan di Pontianak. Pencanangan Gerakan Rumah Pangan Lestari secara nasional oleh Presiden dilaksanakan saat berkunjung ke Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (MKRPL) Kayen, kabupaten Pacitan. Arahan Presiden tersebut ditindaklanjuti oleh Kementan dan memberikan arahan kepada Badan Litbang Pertanian untuk membuat suatu percontohan pemanfaatan lahan pekarangan. Kemudian dirancang suatu model yang 1 www.sulsel.litbang.deptan.go.id
selanjutnya dikenal dengan “Model Kawasan Rumah Pangan Lestari” (MKRPL). Model ini kemudian menjadi program nasional yaitu KRPL, adalah kawasan desa/kampung/RW/RT yang di dalamnya terdapat Rumah Pangan Lestari (RPL), yaitu rumah yang menerapkan pemanfaatan pekarangan secara intensif dan ramah lingkungan untuk pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi keluarga, sehingga menghemat pengeluaran, serta pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraannya. Pemanfaatan pekarangan tersebut juga dirancang untuk meningkatkan konsumsi aneka ragam sumber pangan lokal dengan prinsip gizi seimbang yang diharapkan berdampak menurunkan konsumsi beras. Melalui penanaman dan pengelolaan sumber pangan lokal tersebut, maka petani dan masyarakat
telah
melakukan
pelestarian
tanaman
pangan
yang
sangat
bermanfaat bagi kehidupan masa depan. Siklus penanaman, pemeliharaan, panen dan konsumsi dalam rancangan pemanfaatan pekarangan harus berlangsung tanpa putus, sehingga memerlukan dukungan kebun benih/bibit yang mampu memenuhi kebutuhan. Dengan demikian, terciptalah Rumah Pangan Lestari yang akan mewujudkan kemandirian pangan rumah tangga, melakukan upaya diversifikasi pangan berbasis sumber daya lokal, sekaligus pelestarian sumber daya genetik pangan untuk masa depan dan tercapai pula upaya peningkatan kesejahteraan. Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB) bekerja sama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) dalam program Indonesia Sehat antara lain mengadopsi RPL untuk aktivitas berbasis alam bagi para pengelola, warga pasca rehab BNN, dan masyarakat sekitar BNN. Kegiatan menanam dengan konsep RPL diharapkan dapat menjadi bagian dari terapi, seperti disampaikan oleh Hidayati (2012), bertanam dapat menyehatkan/menenteramkan jiwa. Mengikuti proses tumbuh kembang tanaman dapat memberikan hiburan dan sikap optimis. Selanjutnya, memelihara tanaman juga dapat mengurangi stres dan memberikan kesehatan karena menghirup oksigen yang dihasilkan tanaman. Dalam upaya mendiseminasikan KRPL, Badan Litbang Pertanian memberikan pelatihanbagi pengelola dan warga pasca rehab serta masyarakat sekitar Unit Rehabilitasi dan Terapi BNN tentang kawasan rumah pangan lestari, sekaligus menampilkan demplot rumah pangan lestaridan mengembangkan satu MKRPL di Badokka, Makassar.
2 www.sulsel.litbang.deptan.go.id
Tujuan 1. Melaksanakan
Model-KRPL
di
Badokka,
kelurahan
Pai,
kecamatan
Biringkanaya, Makassar, untuk meningkatkan keterampilan keluarga dan masyarakat dalam pemanfaatan pekarangan untuk budidaya tanaman pangan,
buah,
sayuran
dan
tanaman
obat
keluarga
(toga)
serta
pemeliharaan ternak dan ikan. 2.
Memberikan pelatihan kepada pengelola dan warga pasca rehab serta pembelajaran melalui display RPL di Unit Rehabilitasi BNN, Badokka, Makassar.
3.
Menyebarluaskan
perspektif
baru
tentang
potensi
lahan
pekarangan/halaman dan ruang terbuka sekitar rumah sebagai alternative sumber pangan keluarga sebagai antisipasi terhadap ancaman krisis pangan dan perubahan iklim. Luaran 1. Model KRPL Badokka terwujud dengan partisipan 50 KK dusun Badokka, kelurahan Pai, kecamatan Biringkanaya, Makassar. 2. Display RPL di Unit Rehabilitasi BNN Badokka sebagai peragaan saat peresmian dan tempat belajar bagi pengelola dan warga binaan/pasca rehab 3. Peningkatan pemahaman masyarakat tentang pemanfaatan pekarangan sebagai alternatif sumber gizi keluarga. Sasaran Sasaran yang ingin dicapai dari kegiatan ini adalah terselenggaranya pembelajaran dan pengembangan Model KRPL dalam rangka peningkatan kemampuan keluarga dan masyarakat secara ekonomi dan sosial, dalam memenuhi kebutuhan pangan dan gizi secara lestari, menuju keluarga dan masyarakat yang mandiri dan sejahtera.
3 www.sulsel.litbang.deptan.go.id
Perkiraan Manfaat dan Dampak 1. Berkembangnya berbagai inovasi hasil Badan Litbang Pertanian dalam upaya peningkatan produktivitas dan kontribusinya terhadap peningkatan ketahanan pangan, melalui percontohan KRPL di Badokka, Makassar, Sulawesi Selatan. 2. Berkembangnya
apresiasi
terhadap
pemanfaatan pekarangan sebagai
alternatif terapi yang mampu memberikan sikap positif bagi warga pasca rehab
sekaligus
pemanfaatan
pekarangan
sebagai
sumber
pangan
berkelanjutan.
4 www.sulsel.litbang.deptan.go.id
II. PROSEDUR 1. Model Kawasan Rumah Pangan Lestari Badokka Kegiatan
ini
dilaksanakan
di
Badokka,
kelurahan
Pai,
kecamatan
Biringkanaya,kota Makassar, Sulawesi Selatan melibatkan 50 keluarga/rumah tangga. Waktu kegiatan dilaksanakan mulai bulan April sampai dengan Juli 2012, dan jadwal terperinci dapat dilihat pada Bab III. Tahapan kegiatan adalah sebagai berikut: a. Persiapan, meliputi pengumpulan informasi awal tentang potensi sumber daya dan kelompok sasaran; b. Koordinasidengan BPTP Sulawesi Selatan, dalam perencanaan kegiatan dan pelaksanaan MKRPL; c.
Sosialisasi, dilakukan terhadap target sasaran di Baddoka, beserta Dinas dan pemda setempat, untuk menyampaikan maksud dan tujuan kegiatan dan membuat kesepakatan jadwal kegiatan.
d. Pelaksanaan kegiatan, yaitu pembentukan MKRPL di Badokka, kelurahan Pai, kecamatan Biringkanaya, kota Makassar, Sulawesi Selatan. Pelaksanaan kegiatan
ini
dilakukan
dengan
melibatkan
kelompok
sasaran
dan
pendampingan teknologi oleh Peneliti/teknisi, Penyuluh dan Dinas terkait. e. Monitoring dan Evaluasi, dilaksanakan secara partisipatif untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan kegiatan yang sedang dilakukan, dan menilai apakah kegiatan yang telah dilaksanakan tersebut sudah sesuai dengan perencanaan yang telah disusun. f.
Pelaporan, adalah sebagai bentuk pertanggung jawaban terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan dan penggunaan anggaran kegiatan.
5 www.sulsel.litbang.deptan.go.id
2. Display RPL di Unit Terapi dan Rehabilitasi BNN Badokka dan pelatihan bagi Pengelola dan Warga Pasca Rehab Display Rumah Pangan Lestari (RPL) ditampilkan di halaman Unit Terapi dan Rehabilitasi BNN Badokka, Makassar, Sulawesi Selatan, lokasi Acara Hari Anti Narkoba Internasionalpada 26 Juni 2012. Pada saat acara Hari Anti Narkoba Internasionaltersebut, berlangsung kegiatan peresmian Unit Terapi dan Rehabilitasi BNN Baddoka, Makassar dan teleconference dengan Unitra Lido. Display mengetengahkan halaman yang ditata dilengkapi dengan pemanfaatan halamannya untuk sumber pangan keluarga (tanaman dalam bedengan, vertikultur, pot, tanaman gantung, dan lainnya). Pelatihan diberikan kepada pengelola kantor Unitra BNN dan warga pasca rehab saat pembentukan RPL. Tahapan kegiatannya adalah sebagai berikut: a. Persiapan, meliputi perencanaan jenis tanaman dan plotting di lokasi. Penyiapan vertikultur dan tanaman lainnya; b. Pelaksanaan: Penanaman dan penataandilaksanakan sejak 2 bulan sebelum acara berlangsung, sekaligus dilakukan pelatihan; c.
Peninjauan: saat acara Hari Anti Narkoba Internasional, 26 Juni 2012.
d. Evaluasi: dilaksanakan setelah selesai kegiatan, apakah sesuai dengan perencanaan dan luaran dapat terpenuhi. e. Pelaporan: dibuat setelah selesai kegiatan.
6 www.sulsel.litbang.deptan.go.id
III. A.
HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN
Model Kawasan Rumah Pangan Lestari Baddoka kelurahan Pai, sebagai Percontohan Pertanian Perkotaan Percontohan pertanian perkotaan telah dilaksanakan dengan penerapan
Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (MKRPL) yang terletak di Jalan Batara Bira, RT 05/RW06, kelurahan Pai, Kecamatan Biringkanaya, kotamadya Makassar. Percontohan tersebut diberinama Model Kawasan Rumah Pangan Lestari Baddoka (MKRPL Baddoka). Kegiatan tersebut merupakan pemberdayaan masyarakat yang sejakawal perencanaan, pelaksanaan, pemeliharaan dan keberlanjutannya sangat ditentukan oleh partisipasi masyarakat. MKRPL adalah percontohan suatu kawasan pemukiman dengan pemanfaatan pekarangan yang intensif, ramah lingkungan dan dirancang untuk ketahanan dan kemandirian pangan, melakukan diversifikasi berbasis sumber daya lokal, konservasi sumber daya genetic pangan (tanaman, ternak, ikan) mempertahankan kelestarian melalui kebun bibit desa, menuju peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Penerapan MKRPL di perkotaan bertujuan : (1) Memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga dan masyarakat melalui optimalisasi pemanfaatan pekarangan secara lestari; (2). Meningkatkan kemampuan keluarga dan masyarakat dalam pemanfaatan lahan pekarangan di perkotaan untuk budidaya tanaman pangan, buah, sayuran dan tanaman obat keluarga (toga), pemeliharaan ternak dan ikan, pengolahan hasil serta pengolahan limbah rumah tangga menjadi kompos; (3) Mengembangkan sumber benih/bibit untuk menjaga keberlanjutan pemanfaatan pekarangan dan melakukan pelestarian tanaman pangan local untuk masa depan. (4) Mengembangkan kegiatan ekonomi produktif keluarga sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan keluarga dan menciptakan lingkungan hijau yang bersih dan sehat secara mandiri. Untuk mewujudkan MKRPL Baddoka, telah dilaksanakan beberapa kegiatan secara partisipatif, koordinasi dengan pemerintah setempat dan berbagai pihak yang dapat memberikan dukungan, pelaksanaan kegiatan, pelatihan-pelatihan teknis, dan pengawalan untuk keberlanjutan program.
7 www.sulsel.litbang.deptan.go.id
1. Kondisi awal lokasi calon MKRPL Baddoka Kondisi lingkungan perumahan penduduk di RT 05/RW06 Baddoka, Kelurahan Pai adalah rumah permanen, terdapat tiga kelompok yaitu rumah tanpa halaman
atau
hanya
memiliki
teras/pekarangan
sempit,
rumah
dengan
pekarangan sedang, dan beberapa rumah memiliki halaman dan pekarangan yang luas. Halaman atau pekarangan umumnya belum dimanfaatkan dengan baik, sebagian masyarakat mengisi pekarangannya dengan tanaman hias baik dalam pot maupun tanam langsung dipekarangan. Selain tanaman hias, beberapa rumah juga dijumpai menanam tanaman obat dan rempah seperti sereh dapur, jahe, kunyit dan lengkuas, demikian pula tanaman cabai rawit. Pada rumah yang memiliki pekarangan luas, terdapat beberapa pohon buah-buahan seperti mangga, jambu air, srikaya dan sirsak. Sedangkan ternak ayam masih dibiarkan berkeliaran dan bertengger dipohon pada malam hari. Masyarakat lebih memperhatikan tanaman hias disbanding tanaman lainnya seperti terekam dalam foto pada Gambar 1. Lingkungan di sekitar perumahan penduduk di RT 05/RW 06 ini belum tertata rapi. Mata pencarian warga sebagian besar adalah pegawai negeri.Kawasan perumahan RT 05/RW 06 Baddoka, kelurahan Pai terletak berseberangan dengan kantor BNN Baddoka.
8 www.sulsel.litbang.deptan.go.id
Gambar 1. Kondisi rumahdan halaman/pekarangan warga RT 05/RW 06 Kelurahan Pai pada awal April 2012
9 www.sulsel.litbang.deptan.go.id
2. Sosialisasi dan Koordinasi Berawal dari permintaan Deputi BNN melalui Ir. Andi Sololipu sebagai konsultan agar halaman BNN dan kawasan perumahan di sekitar kantor BNN ditata dengan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari, maka Kementerian Pertanian melalui BPTP Sulsel sebagai Unit Kerja Badan Litbang Pertanian yang ada di daerah ditunjuk untuk melakukan sosialisasi MKRPL kepada masyarakat yaitu minggu kedua bulan Maret. Lokasi tersebut mendapat kunjungan ibu-ibu SIKIB pada tanggal 4 April 2012. BPTP melakukan survei lokasi dan sosialisasi MKRPL di RT 05/RW 06 yang difasilitasi oleh ketua RW 06 kelurahan Pai. Sebagai tindak lanjutnya dibentuk Kebun Bibit Desa (KBD), yang selanjutnya dipertahankan sebagai sumber bibit bagi 50 KK masyarakat anggota KRPL Baddoka. Untuk memantapkan persiapan rencana kunjungan Bapak Presiden dan ibu Negara dalam rangka Peresmian di Unit Terapi dan Rehabilitasi BNN Badokka, Makassar pada acara Hari Anti Narkoba Internasional tepatnya tanggal 26 Juni 2012, sekali lagi dilakukan sosialisasi program dan perencanaan partisipatif bertempat di salah satu ruangan BNN yang dihadiri oleh masyarakat RW 06 kelurahan Pai,pihak Kelurahan dan Ibu-IbuPKK kecamatan Biringkanaya dan Camat dan Ketua Penggerak PKK kecamatan Biringkanaya, dan staf/pengelola BNN Unitra Baddoka pada tanggal 30 Mei 2012 (Gambar 2).
10 www.sulsel.litbang.deptan.go.id
Gambar 2. Sosialisasi dan perencanaan partisipatif pertama berlangsung pada bulan Maret 2012, bertempat di rumah Bp. Iwan Ketua RW 06 dan sosialisasi kedua berlangsung 30 Mei 2012 di Kantor BNN Unitra Baddoka.
11 www.sulsel.litbang.deptan.go.id
Kegiatan sosialisasi pertama dihadiri sekitar 40 orang terutama kaum ibu calon peserta KRPL RT05/RW06 kelurahan Pai dan Tim BPTP Sulsel. Selanjutnya sosialisasi kedua dihadiri sekitar 60 orang terdiri dari Tim BPTP Sulsel, Camat Biringkanaya, Lurah Pai dan limaLurah sekecamatan Biringkanaya, penyuluh, petugas dinas setempat, dan para dokter/perawat staf BNN serta masyarakat RW 06 kelurahan Pai (Gambar 2).Masyarakat
antusias dan
menyambut baik rencana program tersebut. Sebagai tindak lanjut setelah sosialisasi, masyarakat peserta MKRPL dipandu oleh Tim dari BPTP Sulsel, para Lurah, Camat dan Ketua Penggerak PKK berkumpul mengisi polybag untuk ditanami berbagai jenis sayuran untuk ditata dihalaman/pekarangan rumah masing-masing (Gambar 3). Beberapa jenis sayuran, terutama yang berumur panjang (> 3 bulan) seperti cabai besar, cabai rawit, tomat, dan terong diberikan kepada masyarakat dalam bentuk bibit siap tanam yang sebelumnya disemai/dibibitkan di halaman kantor BPTP Sulsel, sedangkan jenis sayuran daun seperti Caisim, kangkung, bayam, kacang panjang, paria, dan timun yang tidak perlu melalui pesemaian dibagikan kepada masyarakat dalam bentuk benih. Selanjutnya, kegiatan fisik penyiapan media tanam dan penataan pekarangan dimulai pada 1 Juni 2012, sedangkan pembuatan rak vertikultur telah dilakukan lebih awal, demikian pula penataan ulang/pembuatan KBD dimulai pada 17 Mei 2012, rekaman foto pada Gambar 4.
Gambar 3.
Para staf kelurahan sekecamatan Pai membantu memandu masyarakat mengisi polybag dengan media tanam.
12 www.sulsel.litbang.deptan.go.id
Gambar 4. Penyiapan rak vertikultur, rumah bibit, dan bibit sayuran siap tanam
13 www.sulsel.litbang.deptan.go.id
3. MKRPL BaddokasebagaiPercontohanPertanianPerkotaan 3.a. Penerapan di rumah warga Dalam menerapkan RPL, rumah para peserta dikelompokkan menjadi dua, yaitu RPL tanpa halaman sampai pekarangan sempit dan RPL pekarangan sedang. Untuk RPL pekarangan sempit dengan koordinator ibu Hartati, sesuai dengan Pedoman Umum MKRPL telah menerapkan vertikultur (Rak wadah dari talang PVC) berisi tanaman sayuran (caisim, kangkung, bayam, bawang daun), tanaman sayuran dalam polybag dan wadah bekas (cabai rawit, cabai besar, terong, tomat, paria, kemangi, dll.), pot/polybag berisi TOGA (jahe, binahong). RPL pekarangan sedang (120-400 m2) selain dengan wadah pot/polybag, dan vertikultur, juga menanam dalam bedengan (sayuran mentimun, kacang panjang, terong, paria, bayam, kangkung, dan TOGA).
Untuk menerapkan MKRPL, secara partisipatif warga diajak mengenali potensi pertanian setempat, sementara para fasilitator mengidentifikasi kondisi biofisik dan sosial budaya masyarakat. Dalam rancangan MKRPL, komoditas yang dipilih adalah yang memiliki manfaat bagi kebutuhan pangan dan gizi keluarga. Warga partisipan selain mendapat bimbingan dan pelatihan, juga mendapat benih, bibit, pupuk, wadah vertikultur, polibag dan bahan pembantu lainnya untuk penerapan RPL. Jenis sayuran yang paling diminati peserta adalah sayuran daun seperti bayam, kangkung dan caisim karena jenis sayuran ini mudah dibudidayakan dan umur petik cepat hanya 3-4 minggu setelah tanam. Selain itu, cabai rawit juga sangat diminati karena fungsi jenis sayuran satu ini sebagai penambah selera makan, sehingga dikonsumsi setiap hari dan harga di pasar relatif tinggi. Namun masyarakat yang memiliki pekarangan sedang, juga tetap menanam jenis sayuran lain seperti terong, tomat, paria dan mentimun. Rekaman foto pada Gambar 5a, 5b, 5c.
14 www.sulsel.litbang.deptan.go.id
Gambar 5a. Penempatan rak vertikultur dan tanaman pot/polybag pada halaman sempit/tanpa pekarangan.
15 www.sulsel.litbang.deptan.go.id
Gambar 5b.
Penempatan rak vertikultur dan tanaman pot/polybag pada halaman sempit/tanpa pekarangan.
16 www.sulsel.litbang.deptan.go.id
Gambar 5c. Penempatan rak vertikultur dan tanaman pot/polybag serta penataan tanaman dibedengan pada halaman dengan luas sedang.
17 www.sulsel.litbang.deptan.go.id
Warga partisipan sudah mulai merasakan manfaat MKRPL karena sayuran dihalaman mereka sudah mulai berproduksi.Saat ini warga sudah mulai mencari/membeli sendiri bibit tanaman. 3.b. KebunBibitDesa (KBD) sebagaiJantung MKRPL KBD Baddoka berada di bagian belakang pekarangan Bpk. Bunging seluas 50 m2, memiliki pembibitan berbagai jenis sayuran, percontohan kolam ikan, dan kebun kelompok. Kebun kelompok berisi percontohan budidaya sayuran dalam bedengan, pot, polybag dan tanaman obat keluarga (jahe, tagetes, binahong, kunyit, dll.). Kebun kelompok berfungsi sebagai tempat belajar anggota kelompok dan masyarakat yang berkunjung. Pelatihan tentang pembibitan dan budidaya sayuran berlangsung di KBD. Disamping itu, juga terdapat kolam ikan sebagai percontohan pemeliharaan/budidaya ikan Nila, diharapkan bagi masyarakat yang memiliki lahan dengan luasan sedang/luas dapat mencontoh pembuatan kolam tersebut (Gambar 6 dan 7).
18 www.sulsel.litbang.deptan.go.id
Gambar 6. Suasana pelatihan budidaya sayuran dan TOGA. Peserta langsung melakukan persemaian berbagai jenis (caisim, pakcoy, cabai rawit, tomat, terong) dan menanam kangkung, bayam, cabai besar, cabai rawit, kacang panjang, dan tomat.
19 www.sulsel.litbang.deptan.go.id
Gambar 7. Kondisi KBD yang sudah dipenuhi berbagai jenis sayuran bedengan, TOGA, maupun pot/polybag.
20 www.sulsel.litbang.deptan.go.id
Salah satu hambatan yang dihadapi warga dalam pengelolaan KBD adalah sumber air untuk penyiraman sangat terbatas, terutama saat memasuki musim kemarau. Hal ini harus diatasi dengan mencari sumber air yang bisa memenuhi kebutuhan tanaman. 3.c. Display RPL di BNN Baddoka
Display RPL di Unit Rehabilitasi BNNBaddoka, Makassarberfungsi sebagai tempat pelatihan/pembelajaranbagi pengelola dan warga pasca rehab. Pelatihan budidaya tanaman sayuran, tanaman pangan, dan TOGA dilakukan dengan praktik langsung mulai dari pesemaian, penanaman, sampai kepada pemeliharaan (penyiraman, pengendalian hama lalat buah dengan pembungkusan, penyulaman tanaman yang mati, dll). Penataan halaman kantor BNN dengan konsep RPL telah diwujudkan seperti terekam pada gambar 8, 9, 10 dan 11. Halaman tersebut telah lengkap dengan percontohan veltikultur aneka sayuran dan TOGA, sayuran dalam pot, sayuran dalam bedengan dan kolam lele.
Gambar 8. Pembibitan yang dilakukan dihalaman kantor BPTP Sulsel (kiri) dan seorang staf BNN belajar melakukan pembibitan berbagai jenis sayuran (kanan).
21 www.sulsel.litbang.deptan.go.id
Gambar 9. Pembentukan bedengan bertingkat yang akan ditanami berbagai jenis sayuran daun (kiri) dan penanaman sayuran kangkung, bayam dan caisim (kanan)
Gambar 10. Tampilan tanaman vertikultur (kiri) dan Tanaman dalam pot (kanan)
Gambar 11. Tampilan display kolam ikan lele (kiri) dan tanaman sayuran dalam bedengan (kanan) 22 www.sulsel.litbang.deptan.go.id
Warga pasca rehab nampak menikmati suasana hijau di sekitar tanaman, bahkan ada yang mau menanam dan ikut memelihara tanaman seperti yang terekam pada
Gambar 12. Berarti kegiatan ini sesuai dengan apa yang
diharapkan yakni kegiatan menanam dengan konsep RPL dapat menjadi bagian dari terapi, seperti disebut dalam QS 2:22 dan QS 80:24-32. Menurut Hidayati (2012), bertanam menyehatkan/menenteramkan jiwa, mengikuti proses tumbuh kembang tanaman dapat memberikan hiburan dan sikap optimis. Demikian pula para pengelola (dokter dan perawat) yang bertugas, sangat antusias membantu memelihara tanaman (Gambar 13).
Gambar 12. Seorang residen belajar menanam cabai (kiri) dan sedang memelihara tanaman caisim (kanan)
Gambar 13. Salah seorang dokter BNN sedang menanam tomat (kiri) dan seorang perawat sedang melakukan penyiraman tanaman sayuran 23 www.sulsel.litbang.deptan.go.id
Para pengunjung terutama dari kalangan ABRI yang bertugas dalam pengamanan acara,sangat respon terhadap model percontohan budidaya tanaman sayuran yang dilakukan di BNN ini. Bapak Panglima Kodam saat mengevaluasi persiapan pengamanan Acara yang akan berlangsung pada tanggal 26 Juni 2012 menginstruksikan agar pemeliharaan ikan lele dumbo dikolam disosialisasikan secara luas. Beliau mengetengahkan nilai gizi yang terkandung dalam ikan lele sehingga baik untuk dikonsumsi secara rutin, terutama bagi orang yang berusia di atas 40 tahun.
Gambar 14. Peninjauan display tanaman sayuran dan kolam ikan yang akan dikunjungi bpk Wakil Presiden beserta rombongan oleh Kepala BNN dan Deputi Rehabilitasi BNN.
24 www.sulsel.litbang.deptan.go.id
Saat Acara Puncak peresmian BNN Unit Terapi dan Rehabilitasi Baddoka, Makassar yang berlangsung pada Hari Anti NarkobaInternasional, tgl 26 Juni 2012, bapak Wakil Presiden dan ibu Herawati Boediono, Menteri Pertanian dan Ibu Meike Suswono, beserta 7 Ketua Organisasi Perempuan, serta Gubernur Sulawesi Selatan mengunjungi area display RPL BNN.Ketika memasuki area display RPL, Wakil Presiden dan Ibu Herawati Boediono mendapat penjelasan dari Kepala BPTP Sulsel Dr. Ir. Fadry Djufry, M.Si. tentang MKRPL terutama tujuan display RPL di BNN Baddoka (Gambar 15). Dalam kunjungan ke display RPL tersebut, Ibu Herawati Boediono melakukan kegiatan panen sayuran yaitu Caisim, kangkung dan bayam (Gambar 16).
Gambar 15. Kepala BPTP SulSel Dr. Ir. Fadjry Djufry, M.Si. memberi penjelasan mengenai manfaat MKRPL di hadapan Wakil Presiden dan Ibu Herawati Boediono, Mentan, Gubernur SulSel, dan Kepala BNN.
25 www.sulsel.litbang.deptan.go.id
Gambar
16. Ibu Herawati Boediono didampingi ibu Meike Suswono dan ibu Ratna Djoko Suyanto panen sayuran kangkung pada display KRPL BNN Baddoka.
3.d. Keberlanjutan MKRPL Badokka dan Pengelolaan Display RPL di BNN
Badokka, Makassar Keberlanjutan merupakan bagian penting dari MKRPL. Persiapan agar kawasan yang terdiri dari sekitar 50 RPL tersebut tetap mampu memprtahankan diri telah dilakukan melalui unit KBD dan pendampingan oleh BPTP Sulsel. Pendampingan tersebut antara lain melalui pelatihan tambahan dalam mengelola tanaman di pekarangan, perbenihan sayuran, dan pengolahan/pemanfaatan hasil. BPTP Sulsel telah merencanakan pendampingan untuk MKRPL Badokka dan display RPL di BNN Badokka Makassar, sebagai berikut: Pendampingan MKRPL Badokka KBD merupakan hal penting bagi keberlanjutan MKRPL, karena dari KBD akan mensuplai benih bagi warga masyarakat peserta RPL maupun masyarakat umum di sekitarnya yang ingin menerapkan RPL. Untuk itu, langkah awal yang dilakukan BPTP Sulsel adalah membenahi KBD, antara lain jaminan suplai air untuk penyiraman. KBD diputuskan dipindahkan ke pekarangan di belakang rumah Ketua RT yang memiliki sumber air dan dapat digunakan oleh warga.
26 www.sulsel.litbang.deptan.go.id
Sementara waktu KBD belum menghasilkan benih, dan terus dalam pendampingan menghasilkan benih sendiri, maka untuk keperluan penggantian tanaman di RPL, suplai benih berasal dari BPTP Sulsel. Kondisi saat ini sedang melakukan penataan di KBD baru, sementara RPL di rumah warga mengalami kekurangan air. Untuk warga yang masih memiliki air untuk menyiram saja yang bisa mempertahankan tanamannya. Direncanakan setelah KBD baru terwujud dan memproduksi benih tanaman sayuran, bersamaan dengan berakhirnya musim kemarau yang sangat kering, RPL di rumah warga dapat diaktifkan kembali. Beberapa rencana tindak lanjut adalah: a). Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani, b). Pelatihan pembuatan kompos dari limbah organik rumah tangga, c). Sosialisasi pemanfaatan kembali kelor sebagai sayuran nutrisi tinggi, dan sosialisasi manfaat konsumsi sayuran dan buah untuk menjaga kesehatan, d). Sosialisasi diversifikasi pangan, e). Pendampingan kelembagaan KRPL. Pendampingan display RPL di BNN Badokka Display RPL di halaman kantor BNN bertujuan untuk pembelajaran dan bagian dari terapi bagi para residen dan warga pasca rehab. Juga diharapkan hasil panen dapat dimanfaatkan sebagai bagian dari pemenuhan kebutuhan sayuran bagi staf BNN, para staf keamanan dan lainnya. Sampai saat ini, konsumsi bagi residen dan para tenaga medis sudah ditangani katering, sehingga tidak ada pemenfaatan hasil panen RPL. Untuk itu pada saat acara Hari Anti Narkotika Internasional hasil RPL di kantor BNN dimanfaatkan oleh staf yang tinggal di luar kompleks dan warga sekitarnya. Pendampingan yang dilakukan saat ini sampai bulan Oktober 2012 adalah menanam kembali sayuran di lokasi peragaan RPL secara bersama oleh pihak BNN dan bimbingan dua teknisi dari BPTP Sulsel yang datang seminggu sekali. Pendampingan ini dilaksanakan sampai para petugas di BNN menguasai budidaya tanaman dan perbenihannya. Suplai benih juga masih dilakukan oleh BPTP. Selanjutnya BPTP Sulsel berperan sebagai nara sumber sesuai kebutuhan.
27 www.sulsel.litbang.deptan.go.id
IV. PENUTUP Kegiatan Pertanian Perkotaan mendukung Indonesia Sehat tahun 2012 telah dilaksananakan di Baddoka Kelurahan Pai, kecamatan Biringkanaya, Kodya Makassar. Kegiatan yang dilaksanakan meliputi (1) Percontohan Pertanian Perkotaan melalui Penerapan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari diikuti oleh 50 KK warga RT 05/RW 06; dan (2) Display RPL untuk pembelajaran bagi pengelola dan warga pasca rehab di Unit Terapi dan Rehabilitasi BNN Baddoka. Percontohan Pertanian Perkotaan melalui Penerapan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari Baddoka Kelurahan Pai (MKRPL Baddoka) merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat RT 05/RW 06, untuk mengenali potensi pekarangan dan wilayahnya serta mengembangkannya menjadi suatu kawasan dengan rumah tangga yang mampu memenuhi sebagian kebutuhan pangandan gizi keluarga dan meningkatkan pendapatannya melalui pengelolaan pekarangan yang intensif dan terencana. Meskipun pada awalnya sebagian masyarakat kurang menunjukkan partisipasi terhadap MKRPL ini, namun setelah mereka memetik hasil sayuran di pekarangan mereka sendiri, mereka merespon positif program MKRPL. Hal ini ditunjukkan dengan adanya kemauan mereka terus menanam dengan meminta benih/bibit sayuran dari BPTP, bahkan sudah ada yang mulai mencari sendiri bahan tanaman. Displai RPL di BNN Baddoka selain menjadi sarana pembelajaran dan bagian terapi bagi warga pasca rehab, juga menjadi model percontohan pertanian perkotaan dengan penataan dan pemanfaatan halaman untuk sumber pangan keluarga (tanaman dalam bedengan, vertikultur, pot, tanaman gantung, dan lainnya), dan sumber protein keluarga (kolam ikan). Display dikunjungi oleh Wakil Presiden dan Ibu Herawati Boediono beserta rombongan 7 organisasi perempuan, Menteri Pertanian dan seluruh undangan acara peresmian Gedung BNN Unitra Baddoka pada Hari Anti Narkoba Internasional, tanggal 26 Juni 2012. Ibu Herawati Boediono dan para pengunjung sangat antusias melihat tampilan display rumah pekarangan pangan. Beberapa respon pengunjung langsung konsultasi dan ingin mengadakan pelatihan untuk lingkungannya, baik pada saat acara puncak maupun pengunjung pada hari-hari sebelumnya.
28 www.sulsel.litbang.deptan.go.id
Untuk menjaga keberlanjutan kegiatan MKRPL Baddoka dan Display RPL di BNN, maka BPTP melakukan pendampingan pada KBD dan pelatihan – pelatihan mendukung pemanfaatan pekarangan
29 www.sulsel.litbang.deptan.go.id
DAFTAR BACAAN Anonymous. Pedoman Umum Model Kawasan Rumah Pangan Lestari. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2011.
30 www.sulsel.litbang.deptan.go.id
LAMPIRAN: 1 Daftar Nama Keluarga dalam MKRPL Badokka Nama-nama anggota Kelompok Wanita Tani Bunga Baddoka No. No. Nama Peserta Skala pekarangan 1. 7 Nuraeni/ Rani Sempit 2. 10 Hasdiniati Sempit 3. 8 Sumarni Sempit 4. 11 Hasni/Saeni Sedang 5. 17 Hasnah/Samsul Sempit 6. 14 Hasni/Taking Sedang 7. 28 Dg. Saido Sempit 8. 38 Hasniar/Mansyur Sempit 9. 13 Ny. Rauf Sempit 10. 39 Juma Sempit 11. 48 Ny. Arifin Sempit 12. 9 Kasmawati Sempit 13. 18 Nurmala Sempit 14. 26 Sitti Sedang 15. 31 Hapsani/Muddin Sedang 16. 27 Ny. Samaila Sedang 17. 36 Dg.Sunni Sempit 18. 29 Safia Sempit 19. 25 Ny. Hendra Sedang 20. 45 Suriati Sempit 21. 52 Andi Murdianti Sedang 22. 53 Darmina/Muhiddin Sempit 23. 5 Ny. Bunging Sedang 24. 51 Ny. Nawir Sedang 25. 41 Ny. Saminto Sedang 26. 4 Ny. Salam Sedang 27. 3 Hj. Dewi Sedang 28. 2. HJ. Syamsuddin Sedang 29. 33 Nurhayati Sedang 30. 20 Salma/Hamsa Sempit 31. 44 Ny. Rudi Sempit 32. 24 Andi Farida Sedang 33. 37 Dg. Salija Sedang 34. 15 Hasna S. Sedang 35. 55 Ny. Asis Sempit 36. 49 Ria Sempit 37. 34 Jusnawati Sempit 38. 1 Hj. Mardiani M. Sedang 39. 16 Darmina Sempit 40. 22 Bondeng Sempit 41. 21 Attaya Sedang 42. 54 Nursia Sempit No. 43. 44.
No. 50 35
Nama Paeserta Salma Syamsia
Skala Pekarangan Sempit Sempit
Keterangan Ada kebun ditanami
Ada kebun
Ada kebun
Ada tanah kosong bisa ditanami Keterangan
31 www.sulsel.litbang.deptan.go.id
45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55.
32 Rosdiana 43 Ny. Daud 23 A. A.Ida 19 Cica 56 Sumiati 40 Ny. Gatot 6 Fatima 30 Ny. Razak 12 Ny. Baga 46 Rifa Santi 47 Jumaria
Sempit Sedang Sempit Sempit Sempit Sempit Sedang Sempit Sempit Sempit Sedang
32 www.sulsel.litbang.deptan.go.id