HUBUNGAN KEBISAAN MEROKOK DAN KONSUMSI ALKOHOL DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA PASIEN LAKI-LAKI YANG BEROBAT DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG Febby Aprillia Tatuho*, Franckie R.R. Maramis*, Sulaemana Engkeng* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Penyakit Hipertensi adalah sebuah kondisi medis yang dimana tekanan darah berada diatas normal. Akibatnya, volume darah meningkat dan saluran darah menyempit. Menurut WHO tekanan darah dianggap normal bila kurang dari 135/85 mmHg dan dikatakan hipertensi bila lebih dari 140/90. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Hubungan Kebisaan Merokok dan Konsumsi Alkohol Dengan Kejadian Hipertensi Pada Pasien Laki-laki Yang Berobat di Puskesmas Bitung Barat Kota Bitung. Jenis penelitian ini adalah Kuantitatif menggunakan desain penelitian cross-sectional. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Bitung Barat Kota Bitung selama 2 bulan sejak Agustus-Oktober 2015. Jumlah sampel dalam penelitian sebanyak 83 Pasien yang berobat di bulan Januari -Oktober. Pengumpulan data melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner. Analisis data meliputi analisis univariat dan analisis bivariat menggunakan uji chi-square. Kebiasaan Merokok paling banyak terdapat pada kelompok yang memiliki kebiasaan merokok yaitu 61 (73,5%) dan yang paling sedikit terdapat pada kelompok tidak memiliki kebiasaan merokok yaitu 22 Pasien lakilaki (26,5%) .Alkohol paling banyak terdapat pada kelompok yang mengkonsumsi alkohol yait sebanyak 45responden (54,2%) dan yang paling sedikit terdapat pada kelompok tidak mengkonsumsi alkohol yaitu 38 responden (45,8%).Hasil uji statistic menunjukkan faktor risiko kebiasaan merokok mempunyai hubungan yang bermakna dengan hipertensi (p = 0,015) dan untuk konsumsi alkohol menunjukkan adanya hubungan bermakna dengan hipertensi (p = 0,002). Kata kunci: kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, hipertensi, laki-laki ABSTRACT Hypertension is a medical condition which blood pressure increased above normal. As a result, the volume of blood increases and narrowed blood vessels. According to the WHO blood pressure is considered normal if it is less than 135/85 mmHg and hypertension if more than 140/90. This study aimed to analyze the relationship between smoking habit and Alcohol Consumption in patients with the incidence of hypertension among men who treated in health center West Bitung Bitung city. This research is a quantitative research using cross-sectional design. This research was conducted at the health center West Bitung for 2 months from August to October 2015. The number of samples in the study were 83 patients who has been treated in January-October. Collecting data through interviews using a questionnaire. Data analysis included the analysis of univariate and bivariate analysis using the chi-square test. Smoking habit are most numerous in the group who have the habit of smoking which 61 (73.5%) and the least present in the group do not have the habit of smoking which 22 male patients (26.5%) are most numerous in Alcohol those who consume alcohol yait as 45 respondents (54.2%) and the least present in the group did not consume alcohol is 38 respondents (45.8%). The results of statistical tests showed a risk factor of smoking habits have a significant association with hypertension (p = 0.015) and for the consumption of alcohol showed a significant association with hypertension (p = 0.002). Keywords: smoking, alcohol consumption, hypertension, men
PENDAHULUAN
Mengembangkan temuan atas perilaku
Kesehatan adalah sehat, baik secara fisik,
adalah
mental, spiritual maupun sosial yang
berhubungan dengan pencegahan masalah
memungkinkan setiap orang untuk hidup
kesehatan (misalnya: berheni merokok atau
produktif secara sosial dan ekonomis (UU
jangan
Kes 36, 2009). Pembangunan kesehatan
minuman
adalah upaya yang dilaksanakan oleh
jangan dimulai dan lanjut dengan olahraga
komponen bangsa bertujuan meningkatkan
teratur. (3) Rangking perilaku berdasarkan
kesadaran,
kemampuan
urgensinya. Perilaku dikatakan penting jika
orang
agar
data yang ada secara jelas berhubungan
peningkat derajat kesehatan masyarakat
dengan masalah kesehatan dan perilaku itu
yang setinggi-tingginya dapat terwujud
sering terjadi. Perilaku dikatakan tidak
(Depkes RI, 2009).
penting jika tidak berhubungan langsung
hidup
kemauan,
sehat
bagi
dan
setiap
identifikasi
dimulai,
perilaku
berheti
beralkohol
yang
meminum-
berlebihan
atau
Perilaku kesehatan menurut Kurt
dengan masalah kesehatan dan perilaku
Lewin, harus dilihat dalam konteksnya
tersebut jarang muncul. (4) Rangking
artinya dalam situasi dan kondisi apa
perilaku berdasarkan kemudahan diubah.
perilaku itu terjadi. Perhatian pada dua
Perilaku mudah diubah jika masih dalam
konteks
perilaku
tahap dini atau baru muncul, tidak terkait
manusia bukan sekedar respon terhadap
kuat dengan gaya hidup atau budaya
stimulant yang diterimanya saja, akan
(Kairupan & Engkeng, 2014).
tetapi
ini
penting
merupakan
resultan
dari
karena
produk
berbagai
mempengaruhinya
akhir gaya
secara
atau yang
spontan.
Abad ke-21 ini diperkirakan terjadi peningkatan penyakit
insidens
tidak
dan
menular
(PTM)
merupakan
sebagai berikut : (1) Membedakan antara
kesehatan dimasa yang akan datang. World
penyebab perilaku dan non penyebab
Health Organization memperkirakan, pada
perilaku dari masalah kesehatan (Misalnya:
tahun 2020 penyakit tidak menular (PTM)
berikut ini adalah faktor resiko dari
akan menyebabkan 73%
penyakit
60% kesakitan di dunia. Salah satu
diantaranya
kematian dan
penyakit
dan
menjadi masalah kesehatan yang sangat
alkohol).
(2)
menular
masalah
merokok, gender, gaya hidup, hipertensi konsumsi
tidak
utama
yang
Langkah-langkah dalam diagnosis perilaku
kardiovaskuler
tantangan
prevalensi
(PTM)
yang
serius saat ini adalah hipertensi disebut
Surveilans
Terpadu Penyakit
sebagai the silent killer (Rahajeng &
Penyakit
Dinas
Kesehatan
Tuminah, 2009).
Sulawesi
Utara
penderita
Berbasis Provinsi hipertensi
Menurut catatan Badan Kesehatan
sebanyak 32.072 kasus. Jumlah tersebut
Dunia/World Health Organization tahun
menempati urutan kedua penyakit tertinggi
2011, satu milyar orang didunia menderita
setelah influenza (Profil Dinas Kesehatan
hipertensi. Dua pertiga diantaranya berada
Provinsi
di
yang
Bitung Barat berada di Kecamatan Maesa
berpenghasilan rendah-sedang. Prevalensi
Kota Bitung, penyakit hipertensi termasuk
hipertensi
tajam,
dalam 10 penyakit menonjol dan berada
diprediksikan pada tahun 2025 nanti sekitar
pada peringkat pertama , dengan jumlah
29% orang dewasa diseluruh dunia akan
kunjungan penderita hipertensi pasien laki-
menderita
laki pada bulan Januari-Oktober 2015
Negara
berkembang
akan
meningkat
hipertensi.
Hipertensi
telah
mengakibatkan sekitar 8 juta orang setiap
yang
menderita
sepertiga
hipertensi
populasinya
Utara).
Puskesmas
(Profil Puskesmas Bitung Barat, 2014).
tahun, 1,5juta kematian terjadi di Asia Tenggara,
Sulawesi
Riskesdas masyarakat
di
2007, Sulawesi
prevalensi Utara
yang
(Direktorat
mengkonsumsi alkohol mencapai 17,4%
Pengendalian Penyakit Tidak Menular,
melebihi angka rata-rata 4,6% nasional.
2013).
gejala
Hal tersebut mungkin merupakan salah
yang
satu factor yang menyebabkan tingginya
mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi
angka prevalensi hipertensi di Sulawesi
yang dibawa oleh darah terhambat sampai
Utara (Departemen Kesehatan Republik
ke jaringan tubuh yang membutuhkan.
Indonesia, 2007).
Pada penderita tekanan darah tinggi,
Tembakau
Hipertensi
peningkatan
adalah
tekanan
darah
yang
diastolik (Khasanah, 2002).
menciutkan arteri kecil hingga sirkulasi
Sulawesi
Utara,
prevalensi
darah
berkurang
kerja
Nikotin
biasanya terjadi kenaikan darah sistolik dan
Di
memperkuat
mengandung
jantung
dan
dan
tekanan
darah
(Triyanto,
2014).
Data
penderita hipertensi lebih tinggi dari
meningkat
prevalensi nasional yaitu sebesar 27,1%
Riskesdas 2010 menunjukkan prevalensi
(Departemen
Republik
perokok 16 kali lebih tinggi pada laki-laki
Indonesia, 2013). Berdasarkan Laporan
(65,9%) dibandingkan perempuan (4,2%)
Kesehatan
(Direktorat PPTM, P2PL Kemenkes RI, 2012). Menurut survey Riset Kesehatan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dasar 2013, rata-rata batang rokok yang
Karakteristik Responden
dihisap per hari per orang di Indonesia
Tabel
adalah 12,3 batang atau setara 1 bungkus
Karakteristik Responden
(DepKes Republik Indonesia, 2013).
Karakteristik Umur 30-50 tahun 51-70 tahun >70 tahun Pendidikan Terakhir SD-Tamat SMP-SMA D3 S1 Pekerjaan Tidak Bekerja Buruh Pekerja Pabrik Pedagang Pegawai Wiraswasta Pensiunan Supir Security Swasta Ojek Pelayaran Status Perkawinan Sudah Kawin Belum Kawin
METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan menggunakan penelitian cross
sectional
study.
Penelitian
ini
dilakukan di Puskesmas Bitung Barat Kota Bitung yang dilaksanakan selama AgustusOktober 2015. Populasi dari penelitian yaitu semua pasien laki-laki yang datang berobat pada bulan Januari-Oktober 2015 di Puskesmas Bitung Barat. Jumlah populasi dari penelitian ini yaitu 482 pasien laki-laki. Sampel adalah wakil populasi yang akan diteliti Penelitian ini
menggunakan
metode
1.
Distribusi
Berdasarkan
n
%
14 42 17
16,9 62,7 20,4
17 40 11 15
20,5 48,2 13,3 18,0
2 4 5 10 11 16 11 3 2 3 14 2
2,4 4,8 6,0 12,0 13,3 19,3 13,3 3,6 2,4 3,6 16,9 2,4
81 2
97,6 2,4
kuantitatif
dengan pendekatan cross sectional study.
Pasien laki-laki paling banyak terdapat
Jumlah sampel dalam penelitian sebanyak
pada kelompok umur 51-70 tahun yaitu
83 Pasien laki-laki. Pengumpulan data
sebanyak 42 pasien laki-laki (62,7%)
melalui wawancara dengan menggunakan
kemudian kelompok umur > 70 tahun
kuesioner.
sampel
dengan jumlah 17 pasien laki-laki (20,5%)
ditentukan dengan rumus Taro Yamane
dan yang paling sedkit terdapat pada
(Nasir,
kelompok
Penentuan
2011).
Besar
jumlah
sample
yang
umur
30-50
tahun
yaitu
dibutuhkan dibulatkan menjadi 83 orang.
sebanyak 14 pasien laki-laki (16,9%).
Pengambilan sampel dalam penelitian ini
Distribusi pasien laki-laki berdasarkan
menggunakan Quota Sampling.
tingkat pendidikan yang paling banyak
terdapat pada kelompok SMP-SMA 40
Tabel 3. Distribusi Responden berdasarkan
pasien laki-laki (48,2%) dan yang paling
Konsumsi Alkohol
sedikit terdapat dikelompok D3 11 pasien
Konsumsi Alkohol Ya Tidak
laki-laki (13,3%). Distribusi pasien lakilaki berdasarkan pekerjaan paling banyak yaitu pasien laki-laki yang bekerja sebagai Wiraswasta 16 pasien laki-laki (19,3%) dan paling sedikit yaitu security dan pelayaran 2 pasien laki-laki (2,4%). distribusi Pasien laki-laki berdasarkan status perkawinan paling banyak terdapat di kelompok sudah kawin yaitu Pasien laki-laki ( 97,6%) dan
n
%
45 38
54,2 45,8
Distribusi Pasien laki-laki berdasarkan Konsumsi Alkohol paling banyak terdapat pada
kelompok
yang
mengkonsumsi
alkohol yaitu sebanyak 45 Pasien laki-laki (54,2%) dan yang paling sedikit terdapat pada
kelompok
tidak
mengkonsumsi
alkohol yaitu 38 Pasien laki-laki (45,8%).
paling sedikit terdapat dikelompok belum kawin yaitu 2 Pasien laki-laki (2,4%) . Hubungan Antara Kebiasaan Merokok Dengan Kejadian Hipertensi Kebiasaan
Merokok
dan
Konsumsi Pengujian
Alkohol Tabel
2.
Dsitribusi
Responden
berdaasarkan Kebiasaan Merokok Kebiasaan Merokok Ya Tidak
n
%
61 22
73,5 26,5
hubungan
antara
kebiasaan
merokok dengan kejadian hipertensi yang dilakukan dengan menggunakan uji chi square
dengan
menggunakan
batas
signifikansi 0,05. Nilai signifikansi yang didapatkan yaitu 0,015 kurang dari 0,05. Hal ini berarti bahwa H1 di terima dan H0
Distribusi pasien laki-laki berdasarkan
di tolak atau terdapat hubungan antara
Kebiasaan Merokok paling banyak terdapat
kebisaan
pada kelompok yang memiliki kebiasaan
hipertensi di Puskesmas Bitung Barat.
merokok yaitu 61 (73,5%) dan yang paling
merokok
Hipertensi
dengan
dirangsang
kejadian
oleh
sedikit terdapat pada kelompok tidak
adanya nikotin dalam batang rokok yang
memiliki kebiasaan merokok yaitu 22
dihisap seseorang. Penelitian yang sejalan
Pasien laki-laki (26,5%).
juga dilakukan oleh Ivana Paat. Jenis penelitian ini yaitu observasional analitik dengan desain penelitian Cross sectional
study (studi potong-lintang). Penelitian
Pengujian
dilakukan
Dua
alkohol dengan kejadian hipertensi yang
Kecamatan Motoling Kabupaten Minahasa
dilakukan dengan menggunakan uji chi
Selatan pada bulan Juli-Oktober tahun
square
2014. Berdasarkan hasil uji analisis pada
signifikansi 0,05. Nilai signifikansi yang
analisis
bahwa
didapatkan yaitu 0,002 kurang dari 0,05.
responden yang merokok dengan riwayat
Hal ini berarti bahwa H1 di terima dan H0
hipertensi berjumlah 71 responden dengan
di tolak atau terdapat hubungan antara
persentase 53,0%, responden yang tidak
konsumsi
merokok tapi memiliki riwayat hipertensi
hipertensi di Puskesmas Bitung Barat.
di
bivariat
berjumlah
63
Berdasarkan
uji
Desa
di
Motoling
peroleh
responden
menggunakan
alkohol
Penelitian
konsumsi
dengan
ini
batas
kejadian
didukung
oleh
penelitian yang dilakukan oleh Jurgen.
membuktikan bahwa ada hubungan antara
Jenis penelitian yang digunakan adalah
status merokok dengan kejadian hipertensi
penelitian observasional analitik dengan
pada laki-laki usia 40-65 tahun di Desa
desain cross sectional study, dari hasil
Motoling Dua dengan nilai p = 0,001. Zat-
penelitian mengenai konsumsi alkohol
zat kimia beracun seperti nikotin dan
yang, didapatkan hasil bahwa dari 165
karbon monoksida yang dihisap melalui
responden (100%) yang mengkonsumsi
rokok yang masuk kedalam aliran darah
alkohol sebanyak 123 responden (74,54%)
dapat merusak lapisan endotel pembuluh
sedangkan
darah arteri, dan mengakibatkan proses
alkohol 42 responden (25,46%). Analisis
arterosklerosis dan tekanan darah tinggi.
hubungan antara konsumsi alcohol dengan
Merokok
denyut
kejadian hipertensi menunjukkan bahwa
jantung dan kebutuhan oksigen untuk
terdapat hubungan yang bermakna antara
disuplai ke otot-otot jantung. Merokok
konsumsi
pada
tinggi
hipertensi pada laki-laki usia 40 – 65 tahun
semakin meningkatkan risiko kerusakan
di Desa Winebetan Kecamatan Langowan
pad pembuluh dara arteri (Depkes, 2006).
Selatan
penderita
Chi
dengan
antara
Square
juga
statistik
(47,0%).
hubungan
meningkatkan
tekanan
darah
yang
tidak
alkohol
Kabupaten
mengkonsumsi
dengan
Minahasa.
kejadian
Hasil
analisis statistik menggunakan chi-square Hubungan Antara Konsumsi Alkohol
diperoleh nilai p = 0,017 dengan nilai RP
Dengan Kejadian Hipertensi
sebesar, 1,38 (CI 95% = 1,015 – 1,880).
KESIMPULAN
pola hidup kebiasaan merokok dan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan
konsumsi alkohol agar membiasakan
dalam
pola hidup yang sehat bebas asap
penelitian
Kebiasaan Alkohol
Hubungan
Merokok Pada
dan
Pasien
Antara Konsumsi
Laki-laki
rokok dan minuman beralkohol.
yang
Berobat di Puskesmas Bitung Barat, dapat
DAFTAR PUSTAKA
disimpulkan bahwa:
Direktorat PPTM, P2PL Kemenkes RI.
1.
2012.Aliansi Bupati Walikota
Terdapat hubungan yang bermakna
Dalam Pengendalian Masalah
antara kebiasaan merokok dengan kejadian
hipertensi
di
Kesehatan Akibat Tembakau
Puskesmas
Dan Penyakit Tidak Menular.
Bitung Barat Kota Bitung. 2.
Terdapat hubungan yang bermakna antara
konsumsi
kejadian
alkohol
hipertensi
di
dengan
Puskesmas
BuletinJendela
Data
Informasi
2(2)
pp.
[Diakses
pada
dan 29-41.
tanggal
11
Agustus 2015]
Bitung Barat Kota Bitung.
Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak SARAN
Menular.
1.
Disarankan bagi petugas kesehatan
Teknis
yang ada di Puskesmas Bitung Barat
Penatalaksanaan
agar dapat melakukan penyuluhan
Hipertensi.
Jakarta:
tentang hipertensi dan faktor-faktor
Kementrian
Kesehatan
yang dapat mempengaruhi hipertensi
Republik Indonesia.
kepada masyarakat khususnya laki-laki yang ada diwilayah kerja Puskesmas Bitung
Barat
melalui
kegiatan-
kegiatan yang ada dimasyarakat. 2.
Disarankan khususnya
bagi laki-laki
masyarakat yang
berada
diwilayah kerja Puskesmas Bitung Barat agar lebih memperhatikan pola hidup yang sehat termasuk merubah
Departemen
2013.
Pedoman
Penemuan
Penyakit
Kesehatan Indonesia. Kesehatan
dan
Republik
2007.
Riset Dasar
(RISKESDAS). Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
Departemen
Kesehatan.
2009.
Sistem
Paat,Ivana.2014.
Antara
Kesehatan Nasional: Bentuk
Konsumsi Alkohol dan Status
dan
Merokok
cara
pembangunan
kesehatan.
Jakarta:
Kesehatan.
2013.
cara
Dua
Sistem
Jakarta:
Kecamatan
Di akses 29 Oktober 2015 Profil Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara. 2013. Laporan Surveilans
Departemen Kesehatan RI
Terpadu
Kairupan, R., Engkeng, S., 2014. Dasar-
Manado:
Profil Puskesmas Bitung Barat. 2014. Laporan Bulanan.
Fakultas
Ratulangi Kesehatan
Bitung:
Puskesmas
Bitung Barat.
Pendidikan dan Kebudayaan Sam
Berbasis
Kesehatan.
Kementrian
Universutas
Penyakit
Penyakit. Sulawesi Utara: Dinas
dasar Promosi Kesehatan Ilmu Perilaku dan Kesehatan Jiwa.
Motoling
Kabupaten Minahasa Selatan.
pembangunan
kesehatan.
Kejadian
40-65 Tahun di Desa Motoling
Kesehatan Nasional: Bentuk dan
Dengan
Hipertensi Pada Laki-laki Usia
Departemen Kesehatan RI Departemen
Hubungan
Rahajeng,
E
&Tuminah,
S.
2009.
Prevalensi dan determinannya di Indonesia. Artikelpenelitian:
Masyarakat.
Majalah kedokterean Indonesia Khasanah, N.2002. Waspadai Beragam
59(12) pp. 580-587
Penyakit Degeneratif Akibat Pola Makan. Jakarta Selatan: Trans Media
Diaksestgl 3 agustus 2015) Triyanto, E. 2014. Pelayanan Keperawatan
Nasir, A. 2011. Buku Ajar Metodologi Penelitian Kesehatan: konsep
Bagi Penderita Hipertensi Secara Terpadu. Yogyakarta: GrahaIlmu.
pembuatan karya tulis dan thesis
untuk
mahasiswa
kedokteran. Yogyakarta: Nuha Medika.
Undang-undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan.