Hubungan antara Lama Bekerja, Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) dan Kebiasaan Merokok dengan Kapasitas Vital Paru (KVP) pada Polisi Lalu Lintas Kepolisian Resort Kota Manado Relations Between Years Of Work, Use Of Personal Protective Equipment And Smoking Habits With The Vital Capacity Of Lung To The Traffic Police Of Manado City Randi M. Tulu, Paul A. T. Kawatu, S. H. R. Ticoalu
ABSTRAK Pencemaran udara merupakan masalah yang dihadapi hampir seluruh dunia dan sangat berpengaruh terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. Polisi lalu lintas yang dalam pelaksanaan pekerjaannya sangat rentan terpapar oleh pencemar udara. Gas buang kendaraan, debu, serta karateristik individu akan mempengaruhi penurunan Kapasitas Vital Paru (KVP) dan dalam jangka panjang dapat menyebabkan kanker. Untuk mengetahui hubungan antara lama bekerja, penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) dan kebiasaan merokok dengan Kapasitas Vital Paru (KVP) pada Polisi lalu lintas Polres kota Manado. Penelitian ini menggunakan metode survei analitik dengan pendekatan cross-sectional. Jumlah sampel 40 responden yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan pengukuran kapasitas paru dengan alat Spirometer. Analisis data dilakukan dengan pengujian statistik chi square dengan program SPSS version 20 for windows. Terdapat 42,5% responden yang mengalami gangguan kapasitas vital paru. Berdasarkan hasil uji statistik diketahui bahwa tidak terdapat hubungan antara lama bekerja (p= 0,19>0,05) dengan Kapasitas Vital Paru (KVP). Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) (p= 0,01<0,05) dan kebiasaan merokok (p= 0,009< 0,05) memiliki hubungan terhadap Kapasitas Vital Paru (KVP). Kata kunci : Lama bekerja, penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), Kebiasaan merokok, Kapasitas Vital Paru (KVP).
ABSTRACT The air pollution is a problem faced by people all of the world and have an impact on human health and environment. The traffic policeman/ The police is one of the individual/people that extremely susceptible exposed to the air pollution. The vehicle exhaust gases, the dust as well as individual characteristics will influence the capacity of lungs and in the long term can cause cancer too. To identify the relationship between Work time, use of Personal Protective Equipment and smoking with the vital lung capacity of the traffic police. In this research use method analytic survey with cross-sectional approach. The number of the sample in this study were 40 respondents where who satisfy the inclusion ad exclusion criteria. Data collection we did with the interviews and measuring the lung capacity by spirometer. Analysis of data was conducted/done with chi-square statistical test by using SSPS version 20 for windows. There are 42.5% respondents that who have interference of vital lung capacity. And based of the statistical test results known that there was no correlation between years of work (p= 0,19> 0.05. The use of the Personal Protective Equipment (p= 0.01< 0.05) and smoking habits (p=0,009< 0,05) there is exists associations to the lung vital capacity. Keyword : Work time/years of work, use of Personal Protective Equipment, Smoking, Lung Vital Capacity.
1
Penelitian ini yaitu penelitian survei analitik dengan menggunakan pendekatan cross-sectional. Penelitian dilakukan pada Satuan lalu lintas Polres kota Manado pada bulan September – November 2013. Populasi dalam penelitian ini yaitu semua anggota Polisi lalu lintas Polres kota Manado yang berjumlah 89 anggota. Sampel penelitian berjumlah 40 responden yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Definisi Operasional: 1. Umur yaitu lama waktu hidup responden (dalam tahun) dari sejak lahir sampai penelitian berlangsung. Penilaian umur mengambil nilai tengah (Median) dari umur termuda sampai umur yang tertua. Skala pengukuran nominal. 2. Lama bekerja yaitu lamanya waktu sejak responden bekerja sebagai Polisi lalu lintas. Kategori yang di tetapkan sesuai dengan Suma’mur (1993) yang dikutip oleh Kandung (2013) yang di bagi menjadi 2 yaitu <5 tahun dan >5 tahun. Skala pengukuran nominal. 3. Penggunaan APD yaitu alat yang dipakai sebagai penutup hidung guna melindungi paparan debu dan asap buang kendaraan bermotor saat bertugas di jalan raya. Skala pengukuran nominal. 4. Kebiasaan merokok yaitu kebiasaan merokok responden baik pada saat bekerja maupun pada saat istirahat. Skala pengukuran nominal. 5. Kebiasaan olahraga yaitu kegiatan fisik yang dilakukan berulang-ulang dalam berolahraga minimal 2 kali seminggu. Skala pengukuran nominal. 6. Kapasitas vital paru yaitu kemampuan untuk mengambil dan mengeluarkan udara secara paksa dengan menggunakan alat spirometri untuk mengetahui terjadinya gangguan pada paru. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah 1. Kuesioner 2. Alat spirometri Spirolad III merk MIR 3. Mouth Piece 4. Microtoise 5. Noise clip 6. Timbangan berat badan
PENDAHULUAN Kesehatan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi produktivitas dan peningkatan produktivitas tenaga kerja selaku sumber daya manusia. Untuk bekerja produktif dan menghasilkan hasil yang maksimal, pekerjaan harus dilakukan dengan cara kerja dan pada lingkungan kerja yang memenuhi syarat kesehatan (Suma’mur,2009). Pencemaran udara merupakan masalah yang dihadapi hampir seluruh dunia dan sangat berpengaruh terhadap semua segi kehidupan antara lain terhadap kesehatan manusia dan lingkungannya (Prayudi & Susanto, 2001). Menurut badan dunia International Labour Organization (ILO) yang dikutip oleh Hutama (2013) mengemukakan bahwa sekitar 21% penyakit saluran pernapasan yang mengakibatkan kematian. Di Indonesia terdapat sekitar 70% angka kesakitan dari pekerja yang terpapar oleh pencemaran udara. Sebagian besar penyakit paru akibat kerja mempunyai akibat yang serius yaitu terjadinya penurunan fungsi paru dengan gejala utama yaitu sesak napas (Meita, 2012). Karateristik individu yang terdapat pada seorang pekerja dapat menjadi suatu jalan bagi penyakit saluran napas untuk mempengaruhi kesehatan seorang pekerja. Budiono (2007) mengungkapkan bahwa terdapat dua kelompok faktor yang mempengaruhi gangguan fungsi paru, yaitu penyebab langsung (bahan pencemar atau debu terinhalasi langsung) dan penyebab tidak langsung (karateristik pekerja dan lingkungan kerja). Penelitian yang dilakukan oleh Mila (2006) menyatakan bahwa terdapat hubungan antara massa kerja dan pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) dengan fungsi paru pada PT. Accent House Pecangan Jepara. Salah satu profesi yang rentan terkena penyakit saluran pernapasan yaitu Polisi lalu lintas. Lingkungan yang panas dan berdebu serta gas buang dari kendaraan bermotor serta karateristik individu yang dapat mengakibatkan menurunnya fungsi paru pada Polisi lalu lintas. Faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan Kapasitas Vital Paru (KVP) pada Polisi lalu lintas Polres kota Manado? METODE PENELITIAN 2
komando dari Kepala Kepolisian Resort Manado. Jumlah anggota lantas terdapat sekitar 89 orang yang terbagi atas beberapa bagian. 49 anggota di bagian administrasi dan 40 anggota di bagian lapangan.
PENGUMPULAN DATA Pengumpulan data disesuaikan dengan jenis data sebagai berikut 1. Data primer Yaitu data yang dikumpulkan secara langsung oleh peneliti dari responden. Data primer diperoleh dengan cara sebagai berikut. a. Observasi yaitu pengamatan langsung yang dilakukan oleh peneliti terhadap responden. Dalam hal ini yang diamati adalah kondisi udara di jalan, penggunaan APD, kebiasaan merokok. b. Wawancara yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan tanya jawab secara langsung maupun tidak langsung. Data penunjang dilakukan dengan menggunakan kuesioner. c. Pengukuran kapasitas vital paru dengan menggunakan alat spirometri, timbangan berat badan dan tinggi badan. 2. Data sekunder Yaitu data yang dikumpulkan dari pihak lain dan tidak dilakukan oleh peneliti sendiri. Data sekunder diperoleh dari instansi terkait guna melengkapi penelitian yang meliputi gambaran umum tempat penelitian, jumlah populasi di tempat kerja, jenis pekerjaan, lama bekerja, umur pekerja.
1. Karateristik Responden Umur diklasifikasikan dengan cara mengambil nilai tengah (median) dan didapatkan 2 kelompok umur yaitu ≤ 34 tahun dan > 34 tahun. Kelompok umur ≤ 34 tahun didapatkan ada 20 orang dengan persentase 50% dan kelompok umur > 34 tahun terdapat 20 orang dengan persentase 50%. Lama kerja dibagi menjadi 2 kelompok yaitu lama kerja ≤ 5 tahun dan > 5 tahun. Hasil penelitian mendapatkan bahwa responden yang telah bekerja selama ≤ 5 tahun ada 14 orang dengan persentase 35% dan responden yang telah bekerja selama > 5 tahun ada 26 orang dengan persentase 65%. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) di dapatkan ada sekitar 29 orang dengan persentase 72,5% responden yang tidak menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) saat bekerja dan yang menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) ada sekitar 11 orang dengan persentase 27,5%. Kebiasaan merokok pada Polisi lalu lintas didapatkan ada 21 orang dengan persentase 52,5% responden yang memiliki kebiasaan merokok dan yang tidak merokok ada 19 orang dengan persentase 47,5%. Responden yang memiliki Kapasitas Vital Paru (KVP) normal berjumlah 23 orang dengan persentase sebesar 57,5%, dan responden yang memiliki gangguan penurunan Kapasitas Vital Paru (KVP) berjumlah 17 orang dengan persentase 42,5%.
ANALISIS DATA 1. Analisis Univariat Digunakan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian yang menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel.
Tabel 1. Distribusi berdasarkan Kelompok Umur Umur N % ≤ 34 tahun 20 50 > 34 tahun 50 20
2. Analisis Bivariat Untuk melihat hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat dengan menggunakan pengujian statistic chi square dengan tingkat kepercayaan α 0,05. Analisis data di bantu oleh program SPSS version 20 for windows.
Total
40
100
Tabel 2. Distribusi berdasarkan Lama Bekerja Lama Bekerja N % ≤ 5 tahun 14 35 >5 Tahun 26 65
HASIL Satuan lalu lintas Polres kota Manado merupakan satuan yang dibentuk oleh Kepolisian Resort Manado untuk mengatur lalu lintas di dalam kota Manado dan dikepalai oleh KaSatLantas dibawah 3
Total
40
100
Tabel 3. Distribusi Responden berdasarkan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Penggunaan N % APD Ya 11 27,5 Tidak 29 72,5 Total
40
≤ 5 Tahun
13
50
13
50
26
100
> 5 tahun
4
28,6
10
71,4
14
100
40
100
Total
0,19
Berdasarkan hasil yang sudah di uji dengan menggunakan Pearson Chi-Square didapatkan nilai p value= 0,19 yang berarti tidak ada hubungan antara lama bekerja dengan Kapasitas Vital Paru (KVP) pada Polisi lalu lintas Polres kota Manado.
100
3. Hubungan antara Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) dengan Kapasitas Vital Paru (KVP)
Tabel 4. Distribusi berdasarkan kebiasaan merokok Kebiasaan N % Merokok Ya 21 52,5 Tidak 19 47,5
Tabel 7. Hubungan antara Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) dengan Kapasitas Vital Paru (KVP) Kapasitas Vital Paru (KVP)
Total
40
Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
100
Tabel 5. Distribusi berdasarkan Kapasitas Vital Paru (KVP) Kapasitas Vital N % Paru Normal 23 57,5 Gangguan 17 42,5 Total
40
Tabel. 6. Hubungan antara Lama bekerja dengan Kapasitas Vital Paru Gangguan
Normal
N
N
%
%
Total N
Total
%
N
%
N
%
Ya
1
9,1
10
90,9
11
100
Tidak
16
55,2
13
44,8
29
100
40
100
11 dari responden yang menggunakan Alat Pelindung Diri (APD), hanya 1 responden (9,1%) yang mengalami gangguan Kapasitas Vital Paru (KVP) dan responden yang memiliki Kapasitas Vital Paru (KVP) normal sebanyak 10 responden (90,9%). Responden yang tidak menggunakan Alat Pelindung Diri (APD), ada 16 responden (55,2%) yang mengalami gangguan Kapasitas Vital Paru (KVP) dan sebanyak 13 responden (44,8) memiliki Kapasitas Vital Paru (KVP) normal. Dari hasil uji statistik dengan menggunakan Fisher’s Exact Test diperoleh nilai p value= 0,01< α 0,05 yang berarti ada hubungan yang signifikan antara penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) dengan Kapasitas Vital Paru (KVP).
2. Hubungan antara Lama Bekerja dengan Kapasitas Vital Paru (KVP) Responden yang bekerja ≤ 5 Tahun yang mempunyai gangguan KVP sebesar 50% dan responden yang memiliki KVP normal sebesar 50%. Responden yang telah bekerja >5 tahun yang mempunyai gangguan KVP sebesar 28,6% dan yang mempunyai KVP normal sebanyak 71,4%.
Lama Kerja
Normal
N
Total
100
Kapasitas Vital Paru (KVP)
Gangguan
4. Hubungan antara Kebiasaan merokok dengan Kapasitas Vital Paru (KVP) P Value Tabel 10. Hubungan Kebiasaan Merokok dengan Kapasitas Vital Paru (KVP)
%
4
P Value
0,01
Kapasitas Vital Paru (KVP) Kebiasaan Merokok
Gangguan
Normal
Total
N
%
N
%
N
%
Ya
13
61,9
8
38,1
21
100
Tidak
4
21,1
15
78,9
19
100
40
100
Total
yang dilakukan oleh Haliim dkk (2011) mendukung penelitian ini dengan menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara lama kerja dengan kapasitas vital paru (KVP) pada pekerja operator Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Sokaraja-Purwokerto dengan nilai p= 0,35. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) merupakan salah satu aspek dari keseluruhan usaha-usaha pencegahan timbulnya Penyakit Akibat Kerja (Rikmiarif dkk, 2012). Penelitian yang sudah dilakukan menunjukan nilai p= 0,01 < 0,05 yang berarti bahwa terdapat hubungan pada penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) dengan Kapasitas Vital Paru (KVP). Hasil penelitian ini di dukung oleh penelitian yang telah dilakukan Khumaidah (2009) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) dengan Kapasitas Vital Paru (KVP) dengan nilai p= 0,002 pada pekerja mebel PT. Kota Jati Furnindo Jepara. Penelitian Budiono (2007) juga menyatakan bahwa terdapat hubungan antara masker dengan Kapasitas Vital Paru (KPV) pada pekerja pengecetan mobil di kota Semarang dengan nilai p= 0,0001. Kebiasaan merokok dapat menurunkan fungsi paru karena zat-zat yang terkandung didalam rokok merupakan zat adiktif yang dapat merusak organ tubuh manusia termasuk paru-paru. Hasil penelitian yang telah dilaksanakan di dapatkan dengan menggunakan uji statistik Chi-Square di dapatkan nilai p= 0,009 yang berarti bahwa terdapat hubungan antara kebiasaan merokok dengan Kapasitas Vital Paru (KVP) pada Polisi lalu lintas Polres kota Manado. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Mengkidi (2006) pada Karyawan PT. Semen Tonasa Pangkep Sulawesi Selatan yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara faktor kebiasaan merokok dengan gangguan fungsi paru dengan nilai p= 0,036. Menurut keterangan yang disampaikan oleh beberapa polisi lalu lintas merokok pada saat
P Value
0,009
Responden yang memiliki kebiasaan merokok mempunyai penurunan Kapasitas Vital Paru (KVP) sebesar 61,9% atau 13 orang, sedangkan yang memiliki Kapasitas Vital Paru (KVP) normal sebesar 38,1% atau 8 orang. 19 responden yang tidak merokok, ada 4 orang (21,1%) mempunyai gangguan Kapasitas Vital Paru (KVP) dan 15 orang (78,9) memiliki Kapasitas Vital Paru (KVP) normal. Berdasarkan hasil uji dengan menggunakan Pearson Chi-Square di peroleh nilai p value= 0,009 < α 0,05, yang berarti ada hubungan yang signifikan antara kebiasaan merokok dengan Kapasitas Vital Paru (KVP). PEMBAHASAN Paru merupakan organ tubuh dalam yang berhubungan langsung dengan lingkungan di luar tubuh yaitu melalui sistem pernapasan. Kapasitas Vital Paru (KVP) merupakan cara untuk mengetahui kemampuan paru-paru seseorang untuk menampung udara dengan cara meniup dan menghirup udara secara paksa ke dalam alat spirometri untuk mengetahui apakah seseorang mengalami gangguan paru atau tidak. Penelitian yang dilakukan oleh Setiawan dan Hariyono (2011) pada operator Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Jogjakarta menyatakan bahwa terdapat hubungan antara lama kerja dengan Kapasitas Vital Paru (KVP) dengan nilai p=0,018 < α= 0,05. Hasil penelitian yang berbeda ini mungkin disebabkan oleh waktu berada di pos lebih lama dibandingkan dengan lama waktu Polisi lalu lintas berdiri di jalan raya untuk mengatur lalu lintas dan adanya pergantian shift kerja yang telah di terapkan di satuan lalu lintas Polres kota Manado. Penelitian 5
Semarang. Tesis Program Studi Magister Epidemiologi. Universitas Diponegoro. Semarang.
responden bertugas di setiap pos jaga merupakan salah satu cara untuk mengatasi rasa kantuk yang menyerang dan juga sebagai selingan ketika rasa kebosanan menyerang.
Hutama, A P. 2013. Hubungan antara Masa Kerja dan penggunaan Alat Pelindung Diri dengan Kapasitas Vital Paru pada Pekerja Unit Spinning I bagian Frame PT. Pisma Putra Textil Pekalongan. UNNES Journal of Public Health Volume 2 No 3.ISSN 2252-6528. http://Unnes.ac.id/sju/index.php/ujph
KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisa data penelitian yang telah dilakukan pada Polisi lalu lintas Kepolisian Resort kota Manado serta pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Tidak terdapat hubungan antara lama bekerja dengan Kapasitas Vital Paru (KVP) pada polisi lalu lintas Kepolisian Resort kota Manado dengan nilai p value 0,19. 2. Terdapat hubungan antara penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) dengan Kapasitas Vital Paru (KVP) pada Polisi lalu lintas Kepolisian Resort kota Manado dengan nilai p value sebesar0,01. 3. Terdapat hubungan antara kebiasaan merokok dengan Kapasitas Vital Paru (KVP) pada Polisi lalu lintas Kepolisian Resort kota Manado dengan nilai p value sebesar 0,009.
Khumaidah.2009. Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Gangguan Fungsi Paru pada Pekerja Mebel PT Kota Jati Furnindo Desa Suwawal Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara. Tesis Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang. Meita, A C. 2012. Hubungan Paparan Debu dengan Kapasitas Vital Paru pada Pekerja Penyapu Pasar Johar Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Vol.1 No.2. http://ejournal1.undip.ac.id/index.php/jkm
SARAN 1. Polisi lalu lintas selalu membiasakan menggunakan alat pelindung diri dalam melakukan pekerjaan mengatur lalu lintas, dan membiasakan hidup sehat dengan mengurangi kebiasaan merokok bahkan dapat berhenti merokok 2. Bagi Peneliti Diharapkan bagi peneliti di masa yang akan datang agar dapat melakukan penelitian yang menambahkan status gizi, riwayat penyakit, kebiasaan olahraga ke dalam variabel bebas serta dapat melanjutkan analisis sampai multivariat.
Suma’mur. 2009. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Hiperkes).Jakarta : Sagung Seto.
Mila, S. M. 2006. Hubungan Antara Masa Kerja, Pemakaian Alat Pelindung Pernafasan (Masker) Pada Tenaga Kerja Bagian Pengamplasan Dengan Kapasitas Fungsi Paru Pt. Accent House Pecangaan Jepara. Skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan. Universitas Negeri Semarang. Setiawan, I dan Haryono W. 2011. Hubungan Masa Kerja dengan Kapasitas Vital Paru Operator Empat Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Kota Yogyakarta. Jurnal Kesehatan
DAFTAR PUSTAKA Budiono, I. 2007. Faktor Risiko Gangguan Fungsi Paru pada Pekerja Pengecatan Mobil (Studi pada Bengkel Pengecatan Mobil di Kota 6
Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Vol 5 No 3: 1978-0575. http://kedokteran.unsoed.ac.id/Files/Jurnal/man dala%20september%202011 Haliim, D P dan Ghozali P A. 2011. Korelasi Lama Bekerja dengan Nilai Kapasitas Vital Paru pada Operator Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Sokaraja-Purwokerto. Mandala of Health Vol 5 No 3. http://kedokteran.unsoed.ac.id/Files/Jurnal/man dala%20september%202011 Rikmiarif, D E, Pawenang E T dan Cahyati W H. 2012. Hubungan Pemakaian Alat Pelindung Pernapasan dengan Tingkat Kapasitas Vital Paru. UNNES Journal of Public Health 1 (1) : 2252-6781. http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujph/art icle/download/175/183 Mengkidi, D. 2006. Gangguan Fungsi Paru dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya pada Karyawan PT Semen Tonasa Pangkep Sulawesi Selatan. Tesis Program Pascasarjana.Universitas Diponegoro Semarang.
7