HUBUNGAN ANTARA LAMA KERJA DAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI DENGAN KAPASITAS VITAL PARU PADA PENAMBANG EMAS WILAYAH PERTAMBANGAN RAKYAT TATELU KECAMATAN DIMEMBE Griffit J. Budiak*, A. J. M. Rattu*, Paul Kawatu* * Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado
ABSTRAK Penyakit paru akibat kerja disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja. Debu adalah faktor yang menyebabkan timbulnya penyakit paru akibat kerja. Pekerja Tambang Emas rentan terkena gangguan fungsi paru yang disebabkan oleh debu yang ada dilingkungan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara lama kerja dan penggunaan (APD) dengan kapasitas vital paru (KVP) penambang emas di wilayah pertambangan rakyat Tatelu. Penelitian menggunakan metode survei analitik dengan pendekatan cross sectional study. Sampel sebanyak 41 pekerja. Sampel ditentukan secara Purposive Sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan pengukuran kapasitas paru menggunakan alat spirometer. Analisis data dilakukan dengan Fisher’s Exact test. Hasil Penelitian menunjukkan yang bekerja > 8 jam 5 pekerja (12,2%) dan ≤ 8 jam 36 pekerja (87,8%). Yang menggunakan APD 21 pekerja (51,2%) dan yang tidak menggunakan APD 20 pekerja (48,8%). Hasil uji statistik antara lama kerja dan KVP diperoleh p value = 0,497 > 0,05, dan untuk APD dan KVP diperoleh p value = 0,021 < 0,05. Hasil penelitian tidak terdapat hubungan antara lama kerja dengan KVP dan untuk penelitian hubungan penggunaan APD dengan KVP menyatakan bahwa ada hubungan. Saran untuk pekerja hendaknya sadar dalam penggunaan APD saat bekerja dikarenakan banyaknya partikel debu yang ada di tempat kerja. Kata Kunci: Lama Kerja, Penggunaan Alat Pelindung Diri, Kapasitas Vital Paru ABSTRACT Occupational lung disease caused by a job or work environment. Dust is factors that cause occupational lung disease. The miners susceptible to lung function impairment caused by dust in the environment. The purpose of this study was to determine the Relationship Between The Length of Work and The Use of Personal Protective Equipment (PPE) with Vital Lung Capacity (VLC) In The Gold Miners Mining Areas of The People Tatelu. Research use a survey method using cross sectional analytic study. Samples 41 workers. Samples was determined by purposive sampling. Data was collected using a questionnaire and measurement of lung capacity using a spirometry. Data were analyzed by fisher’s exact test. Results of study indicate that work > 8 hours 5 workers (12,2%) and ≤ 8 hours 36 workers (87,8%). The use PPE 21 workers (51,2%) and were not using PPE 20 workers (48,8%). Results of statistical tests between the length of work and VLC obtained p value = 0,497 > 0,05, and the use of PPE and VLC obtained p value = 0,021 < 0,05. Results of the study there was no correlation between length of work with VLC and to study the relationship the use of PPE with VLC stating there is a relationship. Suggestion for workers is they should be aware in using PPE while working due to the quantity of dust particles that exist in the workplace. Keywords : The Length of Work, The Use of Personal Protective Equipment, Vital Lung Capacity
1
akibat kerja termasuk dalam pola peningkatan
PENDAHULUAN Sehat merupakan karunia Tuhan yang perlu
peran sumberdaya manusia (Lientje, 2010). Sebuah penelitian yang dilakukan oleh
disyukuri, karena sehat merupakan hak asasi manusia yang harus dihargai. Sehat juga
Dwi (2011) pada operator SPBU Sokaraja
investasi untuk meningkatkan produktivitas
Purwokerto bahwa tidak terdapat korelasi yang
kerja
kesehjateraan
bermakna antara variabel lama bekerja dengan
keluarga. Di antara populasi usia produktif (15-
variabel nilai Kapasitas Vital Paru, seperti
55
guna
meningkatkan
tahun), 89,7%
diantaranya
merupakan
pekerja aktif atau pada saat ini memiliki pekerjaan tertentu. Di antara orang yang bekerja, 44% bekerja di sektor pertanian, 19,9%
penelitian yang dilakukan oleh Marianti (2013) tidak ada hubungan yang signifikan tentang masa kerja dengan kapasitas vital paru terhadap pekerja
pengecetan
mobil
CV.
Kombos
bekerja di sektor perdagangan, 12,3% bekerja di
Manado, sedangkan penelitian yang dilakukan
sektor
sektor
Hutama (2013) menyatakan ada hubungan
sektor
antara masa kerja dengan kapasitas vital paru
industri,
transportasi,
5,8%
0,9%
bekerja bekerja
di di
pertambangan dan 0,2% bekerja di sektor listrik, air dan gas dan sisanya bekerja di sektor
Gangguan kesehatan dapat disebabkan beberapa
lingkungan
faktor
tempat
frame PT. Pisma Putra Tekstil Pekalongan. Penggunaan APD merupakan faktor
lainnya. (Atikah, 2012).
oleh
terhadap pekerja unit Spinning I bagian ring
yang
kerja,
berasal dimana
dari debu
merupakan salah satu sumber gangguan yang tidak dapat diabaikan. Lingkungan kerja yang
yang mempengaruhi penurunan kapasitas vital paru pekerja. Beberapa penelitian yang telah dilakukan menyatakan ada hubungan antara masa kerja dengan kapasitas paru seperti yang dilakukan
David
(2012)
menyatakan
ada
sering dipenuhi oleh debu, uap, gas dapat
hubungan antara praktik penggunaan APD
mengganggu produktivitas serta mengganggu
pernapasan dengan tingkat kapasitas vital paru
kesehatan kerja. Hal ini sering menyebabkan
pada pekerja.
gangguan
pernapasan
ataupun
dapat
mengganggu fungsi paru (Suma’mur, 2009).
METODE PENELITIAN
Salah satu usaha atau pekerjaan yang
Penelitian ini yaitu penelitian survei analitik
perlu mendapat perhatian lebih yaitu pada
dengan menggunakan rancangan survei cross
bagian pekerja Tambang Emas di Tatelu yang
sectional (potong lintang). Tempat penelitian ini
dapat meningkatkan kasus penyakit akibat kerja. Pengendalian penyakit akibat kerja pada tiap unit usaha merupakan tugas yang berat bukan hanya bagi pekerja yang bersangkutan tetapi juga
bagi
pengelola,
masyarakat
dilaksanakan di Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) Desa Tatelu Kecamatan Dimembe Kabupaten Minahasa Utara. Waktu pelaksanaan penelitian
bulan
Agustus
sampai
dengan
dan
November 2014. Populasi pada penelitian ini
pemerintah. Di Indonesia pengendalian penyakit
yaitu pekerja tambang emas di WPR Desa 2
Tatelu yang diambil di satu titik lokasi pertambangan. Sampel pada sebagian penelitian
Tabel 1. Distribusi responden berdasarkan karakteristik
ini ditentukan secara purposive sampling yakni
Karakteristik
pekerja yang hanya bekerja di satu titik lokasi
Kelompok Umur : 15 – 25 Tahun 26 – 35 Tahun 36 – 45 Tahun 46 – 55 Tahun Tingkat Pendidikan : Sekolah Dasar (SD) Sekolah Menengah Pertama (SMP) Sekolah Menengah Atas (SMA) Masa Kerja : >5 Tahun ≤ 5 Tahun Kebiasaan Merokok : Ya Tidak
pertambangan. Pengambilan sampel disesuaikan dengan kriteria inklusi dan eksklusi sehingga jumlah
sampel
sebanyak
41
responden.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: Kuesioner, alat Spirometer, timbangan berat badan, microtoise, mouth piece, nose clip, komputer. Pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian
menggunakan
ini
metode
adalah
dengan
pengamatan
secara
langsung terhadap responden dan wawancara dilakukan dengan tanya jawab secara langsung maupun tidak langsung menggunakan kuesioner serta
pengukuran
menggunakan
fungsi
spirometer,
paru
dengan
pengukur
tinggi
badan dan berat badan.
program komputer untuk analisis univariat mendeskripsikan
karakteristik
setiap
variabel penelitian dan Analisis bivariat untuk mengetahui hubungan antara Lama Kerja dan Penggunaan
Alat
Pelindung
Diri
dengan
variabel terikat Kapasitas Vital Paru Pada pemambang
Emas
Wilayah
Pertambangan
Rakyat Tatelu. Uji statistik yang digunakan yaitu Fisher’s Exact Test. Nilai confidence interval (CI) atau tingkat kepercayaan = 95% dan
α
Persentase (%)
26 9 4 2
63,3 22,0 9,8 4,9
8 18
19,5 43,9
15
36,6
17 24
41,5 58,5
39 2
95,1 4,9
Berdasarkan tabel 1. Bahwa kelompok umur tertinggi terdapat pada kelompok umur 15-25 tahun berjumlah 26 orang (63,3%), dan terendah terdapat pada kelompok umur 46-55 tahun berjumlah 2 orang (4,9%). Responden yang
Analisis data menggunakan bantuan
untuk
Frekuensi
(significance
interval/
tingkat
signifikansi) = 0,05 jika p < 0,05.
memiliki tingkat pengetahuan terakhir SD terdapat 8 responden dengan presentase 19,5%, yang memiliki tingkat pengetahuan terakhir SMP terdapat 18 responden dengan presentase 43,9%, dan yang memiliki tingkat pengetahuan terakhir SMA terdapat 15 responden dengan presentase 36,6%. Responden yang memiliki masa kerja lebih dari 5 tahun berjumlah 17 orang dengan nilai presentase 41,5%, dan responden yang memiliki masa kerja kurang dari 5 tahun berjumlah 24 orang dengan nilai presentase 58,5%. Jumlah responden yang merokok sebanyak 39 orang dengan nilai presentase
HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak
95,1%
sedangkan
yang
tidak
merokok berjumlah 2 orang dengan nilai presentase 4,9%.
41 orang. Distribusi responden berdasarkan karakteristik dapat dilihat pada tabel 1. 3
Distribusi responden berdasarkan analisis data
memiliki gangguan sedang ada 15 responden
dapat dilihat pada tabel 2.
(37%). Distribusi tersebut menunjukan bahwa
Tabel 2. Distribusi responden berdasarkan analisis data
gangguan restriksi yang paling banyak yaitu
Analisis Data
Frekuensi
Gangguan Kapasitas Vital Paru : Normal Tidak Normal Derajat Obstruksi : Normal Gangguan Ringan Gangguan Sedang Kapasitas Paru Derajat Restriksi : Normal Gangguan Ringan Gangguan Sedang Lama Kerja : ≤8 Jam >8 Jam Penggunaan Alat Pelindung Diri : Menggunakan APD Tidak Menggunakan APD Frekuensi Penggunaan APD : (1-2 hari) perminggu (3-4 hari) perminggu (setiap kali bekerja)
Persentase (%)
dengan jumlah responden 21 orang atau presentase 51%. Lama kerja kurang dari 8 jam berjumlah 5 responden (12,2%) dan lama kerja
5 36
12 88
21 8 12
51 20 29
lebih dari 8 jam berjumlah 36 responden (87,8%). Responden yang menggunakan alat pelindung diri sebanyak 21 orang dengan presentase 51,2% dan responden yang tidak menggunakan alat pelindung diri berjumlah 20 orang dengan presentase 48,8%. Frekuensi
5 21 15
12 51 37
5 36
12,2 36
21 20
51,2 48,8
13 3 5
61,9 14,3 23,8
penggunaan APD pekerja bervariasi yaitu Presentase terbanyak ada pada responden yang menggunakan APD 1-2 hari perminggu yaitu 61,9%. Tabel 3. Hubungan Antara Lama Kerja dengan Kapasitas Vital Paru Pada Penambang Emas Wilayah Pertambangan Rakyat Tatelu KVP Lama Kerja
atau 12%. Sedangkan terdapat 36 orang atau 88% responden yang memiliki gangguan atau tidak normal terhadap kapasitas vital paru.
Total
Tidak Normal
%
n
%
n
%
4
9,7
32
78,2
36
87,9
≤8 Jam
1
2,4
4
9,7
5
12,1
Jumlah
5
41
100
˃8 Jam
P value
n
Berdasarkan tabel 2. Responden yang memiliki kapasitas vital paru normal sebanyak 5 orang
Normal
0,497 36
Terdapat 21 responden atau presentase 51% yang tidak memiliki gangguan obstruksi paru atau normal. Terdapat 8 responden atau presentase
20%
yang
memiliki
gangguan
obstruksi ringan, dan terdapat 12 responden atau presentase 29 % yang memiliki gangguan obstruksi sedang. Tidak memiliki gangguan atau normal ada 5 responden (12%), memiliki
Berdasarkan tabel 3, hasil yang didapatkan melalui uji statistik Fisher’s Exact Test antara lama kerja dengan kapasitas vital paru yaitu p value = 0,497 > α = 0,05 maka dapat disimpulkan Ho diterima dan H1 di tolak. Jadi, tidak terdapat hubungan antara lama kerja dengan kapasitas vital paru pada penambang
gangguan ringan 21 responden (51%), dan yang 4
emas Wilayah Pertambangan Rakyat Tatelu
terdapat hubungan antara penggunaan alat
Kecamatan Dimembe Kabupaten Minahasa
pelindung diri dengan kapasitas vital paru pada
Utara.
penambang Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Dwi (2011)
emas
Wilayah
Pertambangan
Rakyat Tatelu Kecamatan Dimembe Kabupaten Minahasa Utara.
menunjukan bahwa tidak terdapat korelasi yang
Gangguan fungsi paru juga dipengaruhi
bermakna antara variabel lama bekerja dengan
oleh sejumlah faktor, dalam penggunaan APD
variabel nilai kapasitas vital paru pada pekerja
dilihat juga melalui frekuensi penggunaan APD
dibagian operator Stasiun Pengisian Bahan
saat bekerja. Dalam lingkungan kerja udara
Bakar Umum (SPBU) Sokaraja-Purwokerto
yang memenuhi persyaratan merupakan faktor
dengan hasil p value 0,35 > 0,05.
yang sangat penting bagi kesehatan pekerja.
Paparan debu yang berlebihan dapat
Persyaratan tersebut tidak hanya kebersihanya,
mempengaruhi fungsi paru-paru, dengan begitu
tapi juga suhu dan kelembapannya (Irianto,
paparan akan semakin banyak terhadap pekerja
2013). Pada lingkungan kerja penambang emas
yang bekerja terlalu lama di lingkungan yang
sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan
penuh debu (Suma’mur, 2009). Berbeda dengan
para pekerja haruslah menggunakan APD pada
penelitian yang dilakukan oleh Meita (2012)
saat
menyatakan tidak ada hubungan paparan debu
pernapasan untuk melindungi dari paparan debu
dengan kapasitas vital paru pada pekerja
yang ada, dan saat keluar masuk lubang bisa
penyapu pasar Johar kota Semarang.
terhindar dari gas metan, gas CO2 yang ada di
Tabel 4. Hubungan Antara Penggunaan Alat Pelindung Diri dengan Kapasitas Vital Paru Pada Penambang Emas Wilayah Pertambangan Rakyat Tatelu
khususnya
alat
pelindung
bawah lubang tambang atau debu arang batu halus yang dapat terhirup. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh David (2012) menyatakan
KVP Total
Normal
Tidak Normal
n
%
n
%
n
%
Ya
0
0
21
51,3
21
51,3
Tidak
5
12,1
15
36,6
20
48,7
Jumlah
5
41
100
APD
bekerja,
adanya p value
hubungan
yang
signifikan
antara
penggunaan masker dengan kapasitas vital paruparu dengan p value = 0,0001 pada pekerja pembuat genteng di Desa Singorojo Kabupaten Jepara.
36
0,021
Serupa
dengan
penelitian
yang
dilakukan Hutama (2013) pada pekerja unit spinning I bagian ring frame PT. Pisma Putra Tekstil
Pekalongan
menunjukan
adanya
Berdasarkan tabel 4, hasil yang didapatkan
hubungan antara penggunaan alat pelindung diri
melalui uji statistik Fisher’s Exact Test antara
dengan kapasitas vital paru dengan p value =
penggunaan alat pelindung diri dengan kapasitas
0,028. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan
vital paru yaitu didapatkan p value 0,021 < α =
alat pelindung diri sangatlah diperlukan saat
0,05 maka Ho ditolak dan H1 diterima. Jadi
bekerja, pekerja yang menggunakan APD tetapi 5
belum sesuai standar dapat terkena gangguan
1.
Lama kerja penambang emas di WPR
fungsi paru apalagi dengan pekerja yang tidak
Tatelu yang bekerja > 8 jam dalam sehari
menggunakan APD, ketaatan dalam penggunaan
lebih banyak dengan 36 pekerja (87,8%).
juga
harus
diperhatikan,
karena
dengan
2.
Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
penggunaan APD khususnya masker akan
pada penambang emas di WPR Tatelu
meminimalkan jumlah paparan partikel debu
terdapat
yang dapat terhirup.
menggunakan
Pertambangan penuh dengan risiko kecelakaan, baik terjatuh, atau tertimpa benda
21
pekerja
(51,2%)
yang
APD, dan 20 pekerja
(48,8%) yang tidak menggunakan APD. 3.
Kapasitas Vital Paru penambang emas di
jatuh termasuk atap tambang atau dinding yang
WPR Tatelu ada sebanyak 5 pekerja KVP
rontok bahkan tidak mustahil rubuh, terbentur
normal (12%) dan 36 Pekerja yang ada
maupun terjadi peledakan. Di tinjau dari
gangguan atau KVP tidak normal (88%).
besarnya risiko kecelakaan kerja sangat penting
4.
Tidak terdapat hubungan antara lama kerja
penyelenggaraan upaya pencegahan kecelakaan
dengan
yang
penambang emas di WPR Tatelu.
dilaksanakan
dengan
sebaik-baiknya.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
5.
kapasitas
vital
paru
pada
Terdapat hubungan antara penggunaan alat
Handayani (2010) ada hubungan antara alat
pelindung diri dengan kapasitas vital paru
pelindung diri dengan kecelakaan kerja pada
pada penambang emas di WPR Tatelu.
pekerja bagian rustic PT. Borneo Melintang Buana Eksport Yogyakarta, dengan nilai p value 0,009 < 0,05. Dengan demikian menjelaskan Alat Pelindung Diri diperlukan untuk menjaga
SARAN Saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini yaitu: 1.
keselamatan dan kesehatan dari pekerja, dengan
Selalu
menggunakannya sesuai dengan persyaratan keselamatan kecelakaan
agar dan
dapat
gangguan
terhindar
dari
kesehatan
saat
Bagi penambang emas di WPR Tatelu menggunakan
APD
pada
saat
bekerja karena dapat melindungi diri dari kecelakaan saat bekerja dan mengurangi risiko terpaparnya debu di lingkungan
bekerja.
bekerja
sehingga
tidak
menyebabkan
gangguan kesehatan atau penyakit akibat KESIMPULAN Berdasarkan hasil pembahasan dalam penelitian “Hubungan antara lama kerja dan penggunaan alat pelindung diri dengan kapasitas vital paru pada penambang emas Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) Tatelu Kecamatan Dimembe“ dapat disimpulkan bahwa:
kerja. 2.
Bagi peneliti Diharapkan bagi peneliti dimasa yang akan datang agar dapat melakukan penelitian lanjutan mengenai faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi produktivitas pekerja dan kesehatan pekerja yang berhubungan dengan fungsi paru. 6
3.
Bagi
Dinas
Kesehatan
Kabupaten
Minahasa Utara Diharapkan
dapat
mengawasi
dan
memperhatikan kondisi kesehatan pekerja, khususnya
pekerja
yang
tidak
menggunakan APD pada saat bekerja, supaya
ketika
terjadi
paparan
akan
mengurangi risiko terjadinya gangguan kesehatan, serta pekerja dapat sehat dan produktif.
DAFTAR PUSTAKA Atikah. 2012. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS). Yogyakarta: Penerbit Nuha Medika David,
Irianto. 2013. Pencegahan dan Penanggulangan Keracunan Bahan Kimia Berbahaya. Bandung: Penerbit Yrama Widya
Eram, Widya. 2012. Hubungan Pemakaian Alat Pelindung Pernapasan Dengan Tingkat Kapasitas Vital Paru. Unnes Journal of Public Health. Vol. 1 No. 1. Universitas Negeri Semarang Indonesia
Lientje. 2010. Selintas Tentang Kelelahan Kerja. Yogyakarta: Penerbit Amara books Marianti. 2013. Hubungan Antara Masa Kerja Dengan Kapasitas Vital Paru Pada Pekerja Dibagian Pengecatan Mobil di CV. Kombos Manado. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vol 2. No. 1 Meita. 2012. Hubungan Paparan Debu Dengan Kapasitas Vital Paru Pada Pekerja Penyapu Pasar Johar Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vol. 1 No. 2 Hal 654-662 Soekidjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Penerbit PT Rineka Cipta Suma’mur. 2009. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Hiperkes). Jakarta: Sagung Seto
Dwi. 2011. Korelasi Lama Bekerja Dengan Nilai Kapasitas Vital Paru Pada Operator Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Sokaraja Purwokerto. Mandala of Health. Vol. 5 No. 3 Handayani. 2010. Hubungan Antara Penggunaan Alat Pelindung Diri, Umur, dan Masa Kerja dengan Kecelakaan kerja Pada Pekerja Bagian Rustic di PT. Borneo Melintang Buana Eksport Yogyakarta. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vol. 4 No. 3 Hal 144-239 Hutama. 2013. Penyakit Antara Masa Kerja dan Penggunaan Alat Pelindung Diri Dengan Kapasitas Vital Paru Pada Pekerja Unit Spinning I Bagian Ring Frame PT Pisma Putra Tekstil Pekalongan. Unnes Journal of Public Health. Vol. 2 No. 3. Universitas Negeri Semarang Indonesia
7