KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI BALI TRIWULAN I 2015
Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi : Tim Asesmen dan Advisory Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Jl. Letda Tantular No. 4 Denpasar – Bali, 80234 Tel. (0361) 248982 Fax. (0361) 222988 Email :
[email protected] [email protected] [email protected] [email protected]
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
1
2
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
kata pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyusun Laporan Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Bali triwulan I 2015. Laporan ini disusun untuk memenuhi kebutuhan stakeholders internal maupun eksternal Bank Indonesia mengenai informasi perkembangan ekonomi, moneter, perbankan, keuangan, dan sistem pembayaran di Provinsi Bali. Bank Indonesia berpandangan bahwa perekonomian daerah khususnya Bali mempunyai posisi dan peran yang strategis terhadap pembangunan ekonomi nasional serta dalam upaya menjaga kestabilan nilai rupiah. Hal ini didasari oleh fakta pembangunan nasional merupakan agregasi dari pembangunan daerah dan semakin meningkatnya proporsi inflasi daerah dalam menyumbang inflasi nasional. Oleh sebab itu Bank Indonesia, sebagai Bank Sentral Republik Indonesia, menaruh perhatian yang besar terhadap upaya-upaya mendorong pertumbuhan ekonomi daerah guna semakin mendorong pertumbuhan ekonomi nasional termasuk dalam upaya pengendalian inflasi daerah guna mencapai target inflasi nasional. Salah satu wujud dari kepedulian Bank Indonesia terhadap dinamika perekonomian daerah adalah melakukan berbagai kajian dan diseminasi hasil-hasil kajian kepada stakeholders. Salah satunya melalui KEKR yang berisikan kajian dan informasi mengenai perekonomian daerah dan dipahami secara luas oleh seluruh pihak terkait. Selanjutnya, stakeholders dapat memanfaatkan informasi dari KEKR ini sesuai dengan kepentingan masing-masing dalam upaya perbaikan kinerja ekonomi Bali di masa depan. Kami juga berharap akan muncul ide-ide konstruktif yang dapat memberikan nilai tambah serta menjadi stimulus upaya-upaya pengembangan ekonomi daerah melalui kebijakan maupun kajian – kajian lanjutan. Pada kesempatan ini, kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyediaan data dan informasi yang kami perlukan antara lain Pemerintah Daerah Provinsi Bali, Badan Pusat Statistik (BPS), perbankan, akademisi, dan instansi pemerintah lainnya. Kami menyadari bahwa cakupan dan analisis dalam Kajian Ekonomi dan Keuangan Daerah masih belum sepenuhnya sempurna, sehingga saran, kritik dan dukungan informasi/data dari Bapak/Ibu sekalian sangat diharapkan guna peningkatan kualitas dari kajian tersebut. Akhir kata, kami berharap semoga Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional ini bermanfaat bagi para pembaca. Denpasar, 20 Mei 2015 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI BALI
Dewi Setyowati Kepala Perwakilan Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
3
Daftar Isi Kata Pengantar Ringkasan Umum
3 12
Tabel Indikator Ekonomi Provinsi Bali 15 Bab I Ekonomi Makro Regional 19
1.1. KONDISI UMUM
21
1.2. SISI PENAWARAN
21
1.2.1. Kategori Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
23
1.2.2. Kategori Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
24
1.2.3. Kategori Lapangan Usaha Konstruksi dan Lapangan Usaha Real Estate.
25
1.2.4. Kategori Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
26
1.2.5. Kategori Transportasi dan Pergudangan
27
1.2.6. Kategori Industri Pengolahan
28
1.2.7. Kategori Jasa Perusahaan, Jasa Keuangan, dan Jasa Lainnya
29
1.2.8. Kategori lainnya
30
30
1.3. SISI PERMINTAAN
1.3.1. Konsumsi
31
1.3.2. Investasi
31
1.3.3. Neraca Perdagangan
32
35
1.4. PERKEMBANGAN PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA PROVINSI BALI
Bab II Perkembangan Inflasi 43
2.1. PERKEMBANGAN UMUM INFLASI
45
2.2. ANALISIS PERKEMBANGAN INFLASI
45
2.2.1. Inflasi Menurut Kelompok Barang dan Jasa
45
2.2.2. Inflasi Menurut Kota
50
53
2.3. DISAGREGASI INFLASI
a) Volatile Food 50 b) Administered Prices 52 c) Core Inflation 54
2.4. PERGERAKAN HARGA DI KOTA NON SAMPEL INFLASI
55
2.5. INFLASI PEDESAAN
56
4
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
Bab III Perbankan dan Sistem Pembayaran 63
3.1. PERKEMBANGAN KEGIATAN USAHA BANK UMUM
65
3.1.1. Pelaksanaan Fungsi Intermediasi
65
3.1.2. Non Performing Loan (NPL)
68
3.2. PERKEMBANGAN BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR)
69
3.3. PERKEMBANGAN PERBANKAN KABUPATEN/KOTA
70
3.3.1. Financial Inclusion Kabupaten/Kota Provinsi Bali
70
71
3.4. PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN
3.3.1. Perkembangan Transaksi Pembayaran Tunai
71
3.3.2. Perkembangan Transaksi Pembayaran Nontunai
72
Bab IV Keuangan Pemerintah 77
4.1 ANGGARAN PENDAPATAN PEMERINTAH PROVINSI BALI
79
4.2 ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PROVINSI BALI
79
4.3 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA KABUPATEN/KOTA DI BALI
80
4.4 PERANAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PEREKONOMIAN BALI
81
Bab V Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan 85
5.1 KONDISI KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI
87
5.2 KONDISI KESEJAHTERAAN PROVINSI BALI
88
Bab VI Prospek Perekonomian 91
6.1. MAKRO EKONOMI REGIONAL
93
6.2. INFLASI BALI TRIWULAN II 2015
96
6.3. UPAYA PENGENDALIAN INFLASI BALI
98
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
5
Daftar Grafik Grafik 1. 1 Nominal PDRB dan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Bali Grafik 1. 2 Pangsa Kategori Ekonomi terhadap PDRB Provinsi Bali Triwulan I 2015 Grafik 1. 3 Andil Kategori terhadap Perekonomian Provinsi Bali Triwulan I 2015 Grafik 1. 4 Kunjungan Wisman ke Bali Triwulanan Grafik 1. 5 Perkembangan Kunjungan Wisman Berdasarkan Negara Grafik 1. 6 Asal Wisman yang Berkunjung ke Bali Grafik 1. 7 Penyaluran Kredit Kategori Penyediaan Akomodasi Makan Minum Grafik 1. 8 Tingkat Penghunian Kamar dan Rata-rata Lama Menginap di Hotel Grafik 1. 9 Perkembangan Visa on Arrival Grafik 1. 10 Perkembangan Produksi Padi di Bali Grafik 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi Semen Provinsi Bali Grafik 1. 14 Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) Grafik 1. 15 Kredit Kategori Konstruksi Grafik 1. 16 Indeks Penjualan Riil Provinsi Bali Grafik 1. 17 Penyaluran Kredit Kategori Perdagangan Besar dan Eceran Grafik 1. 18 Pertumbuhan Indeks Penjualan Grafik 1. 19 Arus Penumpang Laut Pelabuhan Benoa Grafik 1. 20 Arus Kapal Pelabuhan Provinsi Bali Grafik 1. 21 Penyaluran Kredit Transportasi dan Pergudangan Grafik 1. 22 Jumlah Penumpang Pesawat Udara Ngurah Rai Grafik 1. 23 Konsumsi Listrik Industri Grafik 1. 24 Kredit Kategori Industri Grafik 1. 25 Penyaluran Kredit di Kategori Jasa Keuangan Grafik 1. 26 Penyaluran Kredit di Kategori Jasa Perusahaan Grafik 1. 27 Penyaluran Kredit di Adm. Pemerintah Grafik 1. 28 Konsumsi Listrik di Bali Grafik 1. 29 Jumlah Pelanggan Listrik Grafik 1. 30 Indeks Keyakinan Konsumen Grafik 1. 31 Kredit Konsumsi Grafik 1. 32 Perkembangan Nilai Tukar Petani Grafik 1. 33 Kredit Investasi Grafik 1. 34 Perkembangan Nilai Impor Barang Modal Grafik 1. 35 Perkembangan Volume Impor Barang Modal Grafik 1. 36 Nilai Ekspor Luar Negeri Bali Grafik 1. 37 Volume Ekspor Luar Negeri Bali Grafik 1. 38 Pangsa Nilai Ekspor Komoditas Utama Grafik 1. 39 Pertumbuhan Nilai Ekspor Komoditas Utama
6
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
21 22 22 23 23 23 24 24 24 25 25 25 26 26 26 26 27 27 27 28 28 28 28 29 29 29 29 30 30 31 31 31 32 32 32 32 32 33 33
Grafik 1. 40 Pangsa Ekspor Berdasarkan Negara Tujuan Grafik 1. 41 Pertumbuhan Ekspor berdasarkan Negara Tujuan Grafik 1. 42 Perkembangan Nilai Impor Luar Negeri Bali Grafik 1. 43 Perkembangan Volume Impor Luar Negeri Bali Grafik 1. 44 Pangsa Impor Berdasarkan Klasifikasi BEC Grafik 1. 45 Perkembangan Impor Berdasarkan Klasifikasi BEC Grafik 2. 1 Inflasi Kota di Bali (%yoy) Grafik 2. 2 Perkembangan Inflasi Nasional dan Provinsi Bali (% yoy) Grafik 2. 3 Inflasi Triwulanan Kelompok Bahan Makanan di Prov. Bali Grafik 2. 4 Inflasi Tahunan Kelompok Bahan Makanan di Prov. Bali Grafik 2. 5 Kondisi Produksi dan Surplus Defisit Komoditas Bawang Merah di Bali & Nusa Tenggara Grafik 2. 6 Perkembangan Sumbangan Inflasi Grafik 2. 7 Perkembangan Sumbangan Inflasi Grafik 2. 8 Inflasi Triwulanan Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau di Prov. Bali Grafik 2. 9 Inflasi Tahunan Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau di Prov. Bali Grafik 2. 10 Pergerakan Sumbangan Inflasi Rokok Grafik 2. 11 Pergerakan Sumbangan Inflasi Gula Pasir (% mtm) Grafik 2. 12 Inflasi Triwulanan Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar di Prov. Bali Grafik 2. 13 Inflasi Tahunan Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar di Prov. Bali Grafik 2. 14 Inflasi Triwulanan Kelompok Sandang Grafik 2. 15 Inflasi Tahunan Sandang di Prov. Bali Grafik 2. 16 Inflasi Triwulanan Kelompok Kesehatan Grafik 2. 17 Inflasi Tahunan Kelompok Kesehatan Grafik 2. 18 Inflasi Triwulanan Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga di Prov. Bali Grafik 2. 19 Inflasi Tahunan Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga di Prov. Bali Grafik 2. 20 Inflasi Triwulanan Kelompok Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan di Prov. Bali Grafik 2. 21 Inflasi Tahunan Kelompok Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan di Prov. Bali Grafik 2. 22 Bobot Tahun Dasar (2012=100) Grafik 2. 23 Bobot Tahun Dasar (2012=100) Grafik 2. 24 Perkembangan Inflasi Berdasarkan Penyebabnya (% yoy) Grafik 2. 25 Sumbangan Inflasi Berdasarkan Penyebabnya (% yoy) Grafik 2. 26 Pergerakan Nilai Tukar Rupiah Grafik 2. 27 Perbandingan Nilai Tukar Kawasan Grafik 2. 28 Indeks Penjualan Riil Grafik 2. 29 Ekspektasi Konsumen Grafik 2. 30 Pergerakan Harga Komoditas Pertanian di Kabupaten Karangasem Grafik 2. 31 Pergerakan Harga Komoditas Peternakan di Kabupaten Karangasem Grafik 2. 32 Pergerakan Harga Komoditas Pertanian di Kabupaten Tabanan Grafik 2. 33 Pergerakan Harga Komoditas Peternakan di Kabupaten Tabanan Grafik 2. 34 Perkembangan Inflasi Pedesaan (mtm) Grafik 2. 35 Perkembangan Inflasi Pedesaan (ytd) Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
33 33 34 34 34 34 45 45 46 46 46 46 47 47 47 47 48 48 48 48 49 49 49 49 50 50 50 50 51 53 53 54 54 54 55 55 55 55 56 56 56
7
Grafik 2. 36 Perkembangan Inflasi Pedesaan dan Nilai Tukar petani (NTP) Provinsi Bali Grafik 3. 1 Pertumbuhan Tahunan Asset, DPK dan Kredit Grafik 3. 2 Komposisi dan Pertumbuhan Asset Menurut Kelompok Bank Grafik 3. 3 Perkembangan LDR dan Komposisi Kredit Terhadap Asset Bank Umum Grafik 3. 4 Perkembangan LDR menurut Kelompok Bank Grafik 3. 5 Komposisi Kredit terhadap Asset Grafik 3. 6 Pertumbuhan DPK Menurut Kelompok Bank Grafik 3. 7 Pertumbuhan DPK Grafik 3. 8 Pertumbuhan Kredit Perbankan Grafik 3. 9 Komposisi Kredit Grafik 3. 10 Perkembangan NPL Kredit Grafik 3. 11 NPL Berdasarkan Kelompok Bank Grafik 3. 12 Pertumbuhan Asset, Kredit dan DPK Grafik 3. 13 Komposisi Kredit terhadap Asset dan LDR Grafik 3. 14 Jumlah Kantor Bank per 1.000 Penduduk Dewasa Grafik 3. 15 Penyebaran Kantor Bank di Provinsi Bali Grafik 3. 16 Jumlah ATM per 10.000 Penduduk Dewasa Grafik 3. 17 Penyebaran ATM di Provinsi Bali Grafik 3. 18 Perkembangan Uang Kartal di Bali Grafik 3. 19 Perkembangan Kegiatan Kas Keliling Grafik 3. 20 Perkembangan Kliring Grafik 3. 21 Perkembangan Tolakan Cek/BG kosong Grafik 3. 22 Perkembangan Transaksi RTGS dari Bali Grafik 3. 23 Perkembangan Transaksi RTGS ke Bali Grafik 4. 1 Rasio PAD Terhadap Total Pendapatan di Seluruh Kabupaten/Kota di Prov. Bali (%) Grafik 4. 2 Pagu Pendapatan APBD diSeluruh Kab/Kota di Prov. Bali Grafik 4. 3 Pagu BelanjaAPBD diSeluruh Kab/Kota di Prov. Bali Grafik 4. 4 Realisasi Pendapatan APBD di Seluruh Kab/Kota di Prov. Bali Grafik 4. 5 Realisasi Belanja APBD di Grafik 4. 6 Peranan APBD Provinsi Bali Terhadap Perekonomian Bali Grafik 4. 7 Kontribusi APBD terhadap Perekonomian Kabupaten/Kota di Bali Grafik 5. 1. Indeks Kebahagiaan Grafik 6. 1 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Bali Grafik 6. 2 Perkembangan Dunia Usaha Grafik 6. 3 Indeks Keyakinan Konsumen Grafik 6. 4 Proyeksi Inflasi Bali Grafik 6. 5 Pergerakan Dolar-Asia Dolar Indeks Grafik 6. 6 Ekspektasi Konsumen terhadap Perubahan Harga Barang & Jasa
8
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
56 65 65 66 66 66 66 67 67 67 68 68 69 69 70 70 70 70 71 72 72 72 73 73 80 81 81 81 81 82 82 88 93 94 94 96 97 97
Daftar Tabel Tabel 1. 1 Pertumbuhan PDRB Provinsi Bali dari Sisi Penawaran (%, yoy-TD 2010) 22 Tabel 1. 2 Pertumbuhan PDRB Provinsi Bali di Sisi Permintaan (%, yoy) 30 Tabel 1. 3 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota Provinsi Bali 35 Tabel 2. 1 Perkembangan Inflasi Kota Denpasar Per Kelompok Pengeluaran 51 Tabel 2. 2 Ranking Komoditas Berdasarkan Sumbangan dan Frekuensi Inflasi di Kota Denpasar 51 Tabel 2. 3 Perkembangan Inflasi Kota Singaraja Per Kelompok Pengeluaran 52 Tabel 2. 4 Ranking Komoditas Berdasarkan Sumbangan dan Frekuensi Inflasi di Kota Singaraja Triwulan I 2015 52 Tabel 3. 1 Perkembangan Usaha Bank Umum di Bali 65 Tabel 3. 2 Perkembangan Kredit Menurut Kategori 68 Tabel 3. 3 Kinerja Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Bali 69 Tabel 3. 4 Perkembangan Rekening DPK dan Kredit per Kabupaten di Bali Maret 2015 71 Tabel 3. 5 Perkembangan Transaksi Uang Kartal di Bali 71 Tabel 3. 6 Perkembangan Perputaran Kliring dan Cek/BG Kosong 73 Tabel 3. 7 Perkembangan Transaksi RTGS 73 Tabel 4. 1 Rata-rata Realisasi Pendapatan dan Belanja Daerah Periode 2012 – 2015 79 Tabel 4. 2 APBD Provinsi Bali 83 Tabel 5. 1 Kondisi Ketenagakerjaan di Provinsi Bali 87 Tabel 5. 2 Time dan Saving Deposits per Kabupaten/Kota Provinsi Bali 89 Tabel 5. 3. Indeks Kesulitan Geografis di Provinsi Bali 90 Tabel 6. 1 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran 94 Tabel 6. 2 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan 95 Tabel 6. 3 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Negara Tujuan Ekspor Utama Bali 95
Daftar Boks BOKS BOKS BOKS BOKS BOKS
A DIAGNOSTIK KENDALA PROVINSI BALI UNTUK MENCAPAI PERTUMBUHAN EKONOMI INKLUSIF (GROWTH DIAGNOSTIC) 36 B HASIL SURVEI KILAT DAMPAK DEPRESIASI NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP KINERJA PEREKONOMIAN PROVINSI BALI 39 C WARUNG SEMBAKO TPID PROVINSI BALI SIAP PANTAU HARGA 60 D MENDORONG MINAT BERTRANSAKSI NON TUNAI 74 E PELUANG PENINGKATAN DAYA SAING PARIWISATA BALI 99
Seri Mengenal Bank Indonesia SERI MENGENAL BANK INDONESIA DAN EKONOMI 1 “Apa itu Inflasi?”
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
57
9
perkembangan pere
Provinsi Bali Triwulan I 2015
perkembangan inflasi
Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Bali triwulan I mengalami perlambatan mencapai 6.20% yoy. Dari sisi penawaran disebabkan oleh penurunan kinerja sebagian besar kategori lapangan usaha terutama pertanian dan konstruksi. Dari sisi permintaan perlambatan seiring dengan melambatnya kinerja investasi dan ekspor. Perkembangan harga menunjukkan kinerja cukup baik dengan tingkat inflasi yang terjaga sebesar 6.42% (yoy).
8.99% yoy singaraja
6.42%
5.88% yoy denpasar
yoy
Rp
perkembangan perbankan
15.18%
13.78%
kredit
Aset
npl
1.34
dpk
yoy
yoy
yoy
12.71%
ldr
80.49
perkembangan sistem pembayaran tunai net inflow
Rp1.9t 10
inflow
Rp4t
Rp Rp Rp Rp
non tunai kliring
551 lembar 13.5T 2t Regional (KERK) Provinsi BaliRp Kajian Ekonomi dan Rp Keuangan Triwulan I 2015 outflow
uang elektronik
Rp
RTGS ke bali
dari bali
Rp15.6T Rp35.1T
rekonomian keuangan pemerintah daerah
realisasi
6.20%
ketenagakerjaan & kesejahteraan
1.37%
tingkat pengangguran terbuka
103.41
Nilai tukar petani
proyeksi perekonomian
25% pendapatan
7% belanja
pertumbuhan ekonomi Triwulan II 2015
2015
5.53%-6.53%
5.80%-6.80%
yoy
yoy
inflasi Triwulan II 2015
2015
6.45%-7.45%
4.2%-5.2%
yoy
yoy
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
11
Ringkasan Umum Sejalan dengan perekonomian nasional, pertumbuhan ekonomi Bali triwulan I 2015
Perekonomian Bali
mengalami perlambatan sebesar 6,20% (yoy) melambat dari triwulan IV 2014 yang
triwulan I 2015
tumbuh sebesar 7,88% (yoy). Selain itu, angka pertumbuhan tersebut juga berada
melambat menjadi
di bawah angka rata-rata pertumbuhan ekonomi Bali triwulan I selama empat tahun
sebesar 6,20% (yoy)
terakhir yang sebesar 6,62% (yoy). Namun demikian, pertumbuhan ekonomi Bali triwulan laporan masih lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional yang sebesar 4,71% (yoy). Dari sisi penawaran perlambatan tersebut disebabkan oleh perlambatan kinerja sebagian besar kategori lapangan usaha. Sementara itu, perlambatan pertumbuhan ekonomi pada sisi permintaan disebabkan oleh perlambatan pertumbuhan investasi dan perlambatan kinerja ekspor luar negeri. Secara spasial, kesenjangan antar kabupaten/kota di Provinsi Bali masih terjadi, khususnya antara wilayah Bali Selatan dan Bali non-Selatan. Wilayah Bali Selatan yang mendominasi aktivitas perekonomian dan pusat pertumbuhan industri pariwisata yang menjadi tonggak perekonomian Bali seperti Badung dan Denpasar mampu tumbuh tinggi mencapai 6,75%(yoy) dan 6,77%(yoy) pada tahun 2014. Sementara itu, Kabupaten Bangli yang berada di wilayah Bali non-Selatan mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 5,67%(yoy) pada tahun 2014. Awal tahun 2015 menjadi tonggak yang menggembirakan bagi inflasi di Bali. Sete-
Tekanan inflasi Provinsi
lah meningkat pada triwulan sebelumnya, inflasi Bali kembali melandai sehingga be-
Bali pada triwulan I
rada pada kisaran bawah proyeksi Bank Indonesia yang sebesar 6,28% s/d 7,28%
2015, menurun seiring
(yoy). Pada triwulan I 2015 inflasi Bali tercatat sebesar 6,42% (yoy), jauh lebih rendah
penurunan tekanan
dibandingkan dengan triwulan lalu yang sebesar 8,43% (yoy). Berdasarkan disagre-
inflasi volatile food dan
gasinya, penurunan tekanan inflasi pada triwulan laporan terutama didorong oleh kelompok administered prices dan volatile food. Sementara itu kelompok inti menunjukkan pergerakan pada level moderat. Secara spasial tekanan inflasi tertinggi pada triwulan laporan dialami kota Singaraja dengan laju inflasi mencapai 8,99% (yoy), sedangkan kota Denpasar mengalami inflasi sebesar 5,88% (yoy). Pemantauan pergerakan harga di kota-kota nonsampel inflasi di Bali dilakukan oleh Tim Pengendali Inflasi Daerah Provinsi Bali (TPID) melalui Sistem Informasi Harga Komoditas Pangan Strategis (SiGapura) Provinsi Bali.Hasil pemantauan harga terhadap 7 komoditas (penyumbang utama inflasi Bali) di Kabupaten Karangasem menunjukkan bahwa sepanjang triwulan I 2015 harga-harga relatif stabil, dengan kecendurungan terjadi tren penurunan harga. Sementara itu, pergerakan harga di Kabupaten Tabanan lebih berfluktuasi, dengan tekanan inflasi yang lebih tinggi. Sejalan dengan inflasi di kota-kota sampel perhitungan inflasi di Bali, tekanan inflasi pedesaan Bali yang dihitung dengan menggunakan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) di sepanjang triwulan I 2015 menunjukkan penurunan dibandingkan triwulan
12
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
administered prices
sebelumnya. Tren melandainya tekanan inflasi pedesaan pada triwulan laporan mendorong perbaikan daya beli/kesejahteraan petani, sebagaimana tercermin pada peningkatan rata-rata triwulanan Nilai Tukar Petani (NTP). Pertumbuhan ekonomi
Pada triwulan I 2015, kinerja bank umum di Provinsi Bali masih terjaga. Asset bank
masih didukung oleh
umum masih mencatat pertumbuhan yang terjaga dan stabil seiring dengan pening-
kinerja perbankan
katan pertumbuhan DPK yang dihimpun bank umum dan masih tertahan oleh perlam-
yang terjaga.
batan pertumbuhan penyaluran kredit. Sejalan dengan itu, BPR mencatat kinerja yang cukup terjaga meskipun terdapat perlambatan asset, kredit, dan DPK. Secara spasial penyaluran kredit per kabupaten/kota di Provinsi Bali berdasarkan lokasi proyek masih menunjukkan ketimpangan penyebaran layanan perbankan, terlihat dari konsentrasi perbankan yang masih berpusat pada daerah Bali Selatan.
Sistem pembayaran tu-
Perlambatan pertumbuhan ekonomi Provinsi Bali pada triwulan I 2015 diikuti oleh
nai maupun nontunai
penurunan transaksi sistem pembayaran, baik transaksi tunai maupun nontunai. Hal
mengalami penurunan
ini sebagaimana tercermin dari posisi net inflow pada triwulan laporan. Seiring dengan
pada triwulan I 2015
penurunan transaksi pembayaran tunai, transaksi pembayaran nontunai (dengan mekanisme kliring dan RTGS) juga mengalami penurunan baik secara nominal maupun jumlah transaksi.
Realisasi pendapatan
Realisasi anggaran pendapatan dan belanja Provinsi Bali pada triwulan I 2015 lebih
dan belanja triwulan
rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Realisasi pendapatan tercatat mencapai
I 2015 cenderung
25,08%, sedikit lebih rendah dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang
menurun dibanding
sebesar 26,51% Sementara itu realisasi anggaran belanjanya sebesar 7,01%, lebih
tahun lalu
rendah dibandingkan realisasi belanja triwulan I 2014 yang sebesar 9,58%. Secara spasial, sampai dengan triwulan I 2015 seluruh Kabupaten/Kota di Bali telah merealisasikan anggarannya, dengan rata-rata tingkat realisasi pendapatan 21,73% dan rata-rata tingkat realisasi belanja sebesar 11,15%. Pemerintah Kabupaten Karangasem tercatat memiliki realisasi pendapatan tertinggi, yakni sebesar 27,83%. Sementara realisasi belanja tertinggi terjadi di Kabupaten Tabanan, yang tercatat sebesar 27,22%. Dukungan fiskal terhadap perekonomian Bali semakin membaik, sebagaimana tergambar pada realisasi belanja modal yang berada di atas rata-ratanya selama 4 tahun terakhir. Membaiknya realisasi belanja juga didukung oleh masih tingginya rasio kemandirian fiskal Provinsi Bali.
Terdapat perbaikan
Ditengah-tengah melambatnya ekonomi, penyerapan tenaga kerja di Bali masih kon-
kualitas hidup seiring
dusif. Membaiknya investasi yang tumbuh sebesar 2,36% (yoy) telah memberikan efek
dengan pertumbuhan
positif terhadap meningkatnya penduduk yang bekerja sebanyak 152,5 ribu tenaga
ekonomi.
kerja. Dampak akhirnya adalah relatif masih rendahnya tingkat pengangguran terbuka yang hanya mencapai 1,37%. Di sisi kesejahteraan, pendapatan masyarakat Bali
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
13
di perdesaan masih kondusif meskipun terdapat penurunan. Nilai Tukar Petani sebagai indikator pendapatan masyarakat desa masih di atas 103,41, meskipun menurun sebesar 0,75% dibandingkan triwulan sebelumnya. Penurunan terutama terjadi bagi petani di sektor holtikultura yang banyak berlokasi di kabupaten Bangli sebagai pusat holtikultura Bali. Secara spasial, kemampuan finansial sebagai salah satu indikator kesejahteraan masyarakat mengalami kesenjangan. Beberapa kabupaten/kota yang dikategorikan dengan aktivitas ekonomi pesat memiliki masyarakat dengan financial deposits capac-
ity yang lebih baik dibandingkan kabupaten/kota dengan aktivitas ekonomi moderat. Kabupaten Badung, kota Denpasar, dan kabupaten Klungkung termasuk daerah yang memiliki financial deposits capacity yang masih kuat sebagaimana tercermin dari meningkatnya dana pihak ketiga perbankan di ketiga daerah tersebut. Ditinjau secara geografis, Kabupaten Bangli yang termasuk yang memiliki kesulitan akses transportasi, rendahnya pelayanan dasar, dan terbatasnya infrastruktur. Perekonomian Bali pada triwulan II 2015 diperkirakan akan mengalami perlambatan
Perekonomian Bali
dengan rentang 5,53% – 6,53% (yoy), sehingga secara keseluruhan tahun 2015 pere-
triwulan II 2015
konomian Bali akan tumbuh melambat pada kisaran 5,80% s/d 6,80% (yoy). Per-
diperkirakan tumbuh
lambatan perekonomian Bali di tahun 2015 terutama disebabkan oleh tertahannya
di kisaran 5,53% –
konsumsi (Rumah Tangga dan Pemerintah), investasi, dan perkiraan kinerja ekspor
6,53% (yoy), dan
yang tidak sebaik sebelumnya. Dari sisi produksi, pertumbuhan ekonomi didukung oleh perlambatan kinerja beberapa kategori lapangan usaha, antara lain kategori lapangan Pertanian, Kehutanan dan Perikanan serta kategori lapangan usaha konstruksi
pada tahun 2015 dikisaran 5,8% – 6,80% (yoy)
dan real estate. Inflasi Bali 2015 diperkirakan dalam kisaran 4,2% s/d 5,2% (yoy), menurun dibanding-
Inflasi Bali pada
kan proyeksi sebelumnya yang sebesar 5,1% -6,1 % (yoy). Penurunan proyeksi inflasi
triwulan II 2015
didorong oleh berakhirnya dampak lanjutan dari kenaikan BBM bersubsidi pada 18
diperkirakan pada
November 2014 yang diikuti tren penurunan harga pangan seiring semakin solidnya
kisaran 6,45% s.d.
upaya pengendalian inflasi oleh TPID Provinsi Bali selama 3 bulan pertama di tahun
7,45% (yoy), dan
2015. Tekanan inflasi pada triwulan II 2015 diperkirakan akan lebih tinggi dibandingkan dengan periode sebelumnya dengan kisaran sebesar 6,45% s/d 7,45% (yoy). Berdasarkan disagregasinya, peningkatan tekanan inflasi pada triwulan II 2015 diperkirakan terutama bersumber dari kelompok administered prices. Sementara kelompok
core inflation diperkirakan akan sedikit meningkat, dan kelompok volatile food meng alami inflasi pada level moderat.
14
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
pada kisaran 4,2% s.d. 5,2% (yoy) pada tahun 2015/
Tabel Indikator Ekonomi Provinsi Bali Tabel Indikator Provinsi Bali Tabel IndikatorEkonomi Ekonomi Provinsi Bali■ ■
Kajian Regional Bali I I2015 Kajiandan Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201513 KajianEkonomi Ekonomi danKeuangan Keuangan Regional(KEKR) (KEKR)Provinsi Provinsi BaliTriwulan Triwulan 2015 13
15
14
16
Kajian dan Keuangan Regional Regional (KEKR) Provinsi Bali Triwulan I 2015 I 2015 14 Ekonomi Kajian Ekonomi dan Keuangan (KEKR) Provinsi Bali Triwulan Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
17
Halaman ini sengaja dikosongkan
18
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
bab I Pertumbuhan ekonomi Provinsi Bali triwulan I 2015 mengalami perlambatan Sejalan dengan perekonomian nasional, pertumbuhan ekonomi Bali triwulan I 2015 mengalami perlambatan sebesar 6,20% (yoy) melambat dari triwulan IV 2014 yang tumbuh sebesar 7,88% (yoy).
kajian ekonomi dan keuangan regional
ekonomi makro regional
Secara spasial, kesenjangan antar Kabupaten/Kota di Provinsi Bali masih terjadi, khususnya antara wilayah Bali Selatan dan Bali non Selatan.
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
19
20
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
1.1. Kondisi Umum Grafik 1. 1 Nominal PDRB dan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Bali ÖmaR_=Eëâ~ä~=â~å~åF
POIMMM
VKM
TKUU=
PNIMMM
UKM
SKRR=
TKM
PMIMMM SKOM=
OVIMMM
BIó çó
Ré=jáäá~ê
maR_
SKM RKM QKM
OUIMMM
PKM
OTIMMM
OKM
OSIMMM
NKM
ORIMMM
MKM f
ff
fff
fs
f
OMNP
ff
fff
OMNQ
fs
f OMNR
Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah
Perekonomian Provinsi Bali pada triwulan I 2015 men-
perlambatan di sebagian besar kate gori lapangan
galami perlambatan dari 7,88% (yoy) pada triwulan IV
usaha. Lapangan usaha yang mengalami perlambat-
2014 menjadi 6,20% (yoy). Secara aggregate, output
an pertumbuhan antara lain adalah lapangan usaha
riil pada periode laporan tercatat mencapai Rp 31,02
pertanian, kehutanan dan perikanan, pertambangan
triliun (ADHK). Dari sisi penawaran, perlambatan per-
dan penggalian, industri pengolahan, konstruksi, per-
tumbuhan tersebut terutama bersumber dari perlam-
dagangan besar dan eceran, dan administrasi pemer-
batan pada sebagian besar kategori lapangan usaha,
intah, pertahanan, dan sosial wajib. Secara umum per-
beberapa diantaranya adalah lapangan usaha pertani-
lambatan diakibatkan oleh masih lesunya permintaan
an, perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan
pasar, belum optimalnya realisasi APBD pemerintah,
sepeda motor, konstruksi, real estate dan administrasi
dan peningkatan biaya produksi.
pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib.
Berdasarkan struktur ekonominya, kategori pe nye
Di sisi lain, laju pertumbuhan lapangan usaha penye-
diaan akomodasi, makan, dan minum yang me
diaan akomodasi makan dan minum ser ta lapangan
representasikan industri pariwisata masih menjadi kat-
usaha informasi dan komunikasi belum mampu men-
egori utama dalam perekonomian Bali dengan pangsa
dorong akselerasi pertumbuhan ekonomi Bali di triwu-
mencapai 23%. Sementara kategori lainnya yang me-
lan I 2015. Dari sisi permintaan, perlambatan pertum-
miliki pangsa yang relatif besar adalah kategori perta-
buhan ekonomi Bali terjadi seiring dengan perlambatan
nian yang memiliki pangsa sebesar 14% terhadap to-
investasi serta kinerja ekspor yang tidak sebaik dengan
tal perekonomian provinsi Bali (Grafik 1.2). Dilihat dari
perkiraan sebelumnya.
andil kategorinya, struktur perekonomian provinsi Bali pada triwulan I 2015 secara umum masih didominasi
1.2. SISI PENAWARAN
oleh lapang an u sa ha yang merepresentasikan indus-
Dari sisi penawaran, perlambatan pertumbuhan ekono-
tri pariwisata mencapai 2,13% yang terdiri dari lapa-
mi Provinsi Bali pada triwulan I 2015 bersumber dari
ngan usaha penyediaan akomodasi makan dan minum
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
21
Tabel 1. 1 Pertumbuhan PDRB Provinsi Bali dari Sisi Penawaran (%, yoy-TD 2010) OMNQ
hçãéçåÉå
f
mÉêí~åá~åI=hÉÜìí~å~åI=Ç~å=mÉêáâ~å~å mÉêí~ãÄ~åÖ~å=Ç~å=mÉåÖÖ~äá~å= fåÇìëíêá=mÉåÖçä~Ü~å mÉåÖ~Ç~~å=iáëíêáâI=d~ë mÉåÖ~Ç~~å=^áê
ff QKUN
OKVP
OKSS
QKTP
OKVP
ERKNSF
EOKTVF
NKUV
PKST
EMKSMF
ERKMTF
VKTP
VKPR
VKMR=
TKRM=
UKUU
SKTO
EOKQTF
RKMN
PKPR=
QKSQ=
OKSQ=
VKUO=
ENKMQF
fff
OMNR
fs UKSP
RKQV=
hçåëíêìâëá
OMNQ
f
TKTR=
VKNV=
TKNR
TKQM=
MKVP=
NKQS=
OKON=
QKSM=
NKUM=
OKST=
mÉêÇ~Ö~åÖ~å=_Éë~ê=Ç~å=bÅÉê~åI=Ç~å=RÉé~ê~ëá= jçÄáä=Ç~å=pÉéÉÇ~=jçíçê qê~åëéçêí~ëá=Ç~å=mÉêÖìÇ~åÖ~å=
UKUT=
RKUV=
SKPQ=
UKMT=
TKOT=
TKRU=
TKMQ
SKOO
RKTM=
QKMQ=
RKTN
QKQU
mÉåóÉÇá~~å=^âçãçÇ~ëá=Ç~å=j~â~å=jáåìã
TKSP
RKRS
RKRP=
TKQS=
SKRP
TKRP
fåÑçêã~ëá=Ç~å=hçãìåáâ~ëá
SKPO=
TKMQ
TKMS=
UKQM=
TKON
VKTV
NMKOS
NMKUT=
RKVT=
NMKVP=
VKQV=
NMKVP=
RÉ~ä=bëí~íÉ
UKTQ=
UKSS
VKRS=
UKSM=
UKUV
RKUS
g~ë~=mÉêìë~Ü~~å
SKNP=
TKRO
TKUO=
UKQN=
TKQV
RKOP
^Çãáåáëíê~ëá=mÉãÉêáåí~Ü~åI=mÉêí~Ü~å~å=Ç~å= g~ãáå~å=pçëá~ä=t~àáÄ g~ë~=mÉåÇáÇáâ~å
PKSQ=
UKRO
NPKRS=
NSKRN=
NMKTR
TKOU
NQKNN=
NQKSS
UKRR=
SKMU=
NMKRU
UKTR
g~ë~=hÉëÉÜ~í~å=Ç~å=hÉÖá~í~å=pçëá~ä
NPKVS=
NOKQM
NQKSM=
VKMT=
NOKQP
UKMS
g~ë~=hÉì~åÖ~å=
g~ë~=ä~áååó~
SKRM=
TKST
UKNV=
UKNP=
TKSP
UKVS
maR_
SKRR
SKON
SKON
TKUU
SKTO
SKOM
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bali
Grafik 1. 2 Pangsa Kategori Ekonomi terhadap PDRB Provinsi Bali Triwulan I 2015
mencapai 0,64%. Sedangkan lapangan usaha perta-
Transportasi dan Pergudangan 9%
satu lapang an usaha Provinsi Bali mengalami penu-
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 23%
Informasi dan Komunikasi 5%
Jasa Keuangan dan Asuransi 4%
nian, kehutanan, dan perikanan yang merupakan salah runan andil menjadi hanya sebesar 0,44%.
Real Estate 4% Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 8%
Jasa Perusahaan 1%
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 5%
Jasa Pendidikan Konstruksi Pengadaan Air, Pertanian, Kehutanan, 5% 9% Pengelolaan Sampah, dan Perikanan Limbah dan Daur Ulang Jasa Kesehatan dan 14% 0.2% Kegiatan Sosial Jasa 2% Pengadaan Listrik lainnya Pertambangan 2% dan dan Gas Industri Pengolahan Penggalian 0.2% 7% 1%
Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah
(1,47%) dan lapangan usaha perdagangan besar dan eceran (0,66%).
Grafik 1. 3 Andil Kategori terhadap Perekonomian Provinsi Bali Triwulan I 2015
Lapangan usaha lain yang memiliki andil cukup besar adalah lapangan usaha informasi dan komunikasi yang
22
0.14 0.18
Jasa lainnya Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Jasa Pendidikan Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan… Jasa Perusahaan Real Estate Jasa Keuangan dan Asuransi Informasi dan Komunikasi Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Transportasi dan Pergudangan Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan… Konstruksi Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur… Pengadaan Listrik dan Gas Industri Pengolahan Pertambangan dan Penggalian -‐0.06 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
-‐0.2
Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
0.45 0.41
0.06 0.29 0.47 0.64 1.47 0.33 0.66 0.26 0 0.02 0.46 0.44
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
1.6
dibandingkan dengan triwulan IV 2014 yang sebesar
Grafik 1. 4 Kunjungan Wisman ke Bali Triwulanan
988 ribu orang. Di sisi lain, kunjungan wisatawan nusantara berdasarkan hasil survei dan liaison cenderung
UMM
NR
melambat dikarenakan karakteristik wisatawan nu-
SMM
NPKTR= NM
VUU
RáÄì=çê~åÖ
NIMMM
NPKNQ=
QMM
R
OMM
M
M
B=óçó
OR VQS OM
NIOMM
ERF f
ff
fff fs
f
OMNN
ff
fff fs
f
OMNO
ff
fff fs
f
OMNP
gìãä~Ü=táëã~å
ff
fff fs
OMNQ
f OMNR
Ötáëã~åEëâ~ä~=â~å~åF
santara yang sangat dipengaruhi oleh periode liburan. Tingginya kunjungan wisman asal Tiongkok juga ter lihat dari perkembangan kunjungan wisman asal Tiongkok pada triwulan I 2015 mencapai 27,21% (yoy). Terlebih jumlah wisman asal Tiongkok sempat melewati jumlah wisman dari Australia yang hanya sebesar 71,3
Sumber : Dinas Pariwisata Provinsi Bali, diolah
ribu orang atau pangsa sebesar 21% pada bulan Feb-
1.2.1. Kategori Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Kategori penyediaan akomodasi makan dan minum tumbuh stabil pada triwulan I 2015 sebesar 7,53% (yoy)
ruari dengan jumlah wisman mencapai 93,9 ribu orang dan pangsa sebesar 27,7%. Grafik 1. 6 Asal Wisman yang Berkunjung ke Bali
dari sebesar 7,46% (yoy) pada triwulan IV 2014. Per-
Australia 25%
tumbuhan pada lapangan usaha penyediaan akomo-
PRC 20%
Japan 6%
Malaysia 5%
dasi, makan, dan minum ini seiring dengan tingginya kunjungan wisman asal Tiongkok terutama menjelang perayaan imlek di bulan Februari, meskipun triwulan
South of Korea 4%
Other Nationality 15%
I merupakan periode low season industri pariwisata. Dengan demikian, untuk keseluruhan triwulan I 2015 kunjungan wisman mampu tumbuh mencapai 13,75% (yoy) lebih tinggi dibandingkan triwulan IV 2014 yang
New Zealand 1%
Rusia Germany France India 1% Netherland 2% 2% 3% 2%
USA 3%
UK 3%
Singapore Taiwan 3% 3%
Sumber : Dinas Pariwisata Provinsi Bali, diolah
sebesar 13,14% (yoy). Meskipun dari segi jumlah pada triwulan I 2015 ini jumlah kunjungan wisman mengala-
Dengan demikian fenomena peningkatan animo wis-
mi sedikit penurunan menjadi sebesar 948 ribu orang
man asal Tiongkok yang telah berlangsung dari ta-
Grafik 1. 5 Perkembangan Kunjungan Wisman Berdasarkan Negara
2015 ini. Namun demikian secara keseluruhan triwulan I 2015, wisman asal Australia tetap menempati posisi
100.00
%,yoy
hun 2014 masih berlanjut sampai dengan awal tahun
80.00
pertama negara asal wisman dengan pangsa sebesar
60.00
25%, sedikit lebih tinggi dari Tiongkok yang memiliki
40.00
pangsa 20%, disusul dengan Jepang sebesar 6%, Ma-
20.00
laysia sebesar 5%, dan Korea Selatan sebesar 4%. Akselerasi pertumbuhan pada triwulan I 2015 ini dialami
0.00 (20.00)
I II IIIIV I II IIIIV I II IIIIV I II IIIIV I II IIIIV I II IIIIV I II IIIIV I II IIIIV I 2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014 2015
oleh kunjungan wisman asal Jepang dan Korea Selatan.
(40.00)
Hasil survei dan liaison menyatakan bahwa meredanya
(60.00)
isu keamanan di dunia telah mengembalikan keper-
Australia
PRC
Malaysia
Sumber : Dinas Pariwisata Provinsi Bali, diolah
Japan
South of Korea
cayaan wisman asal Jepang khususnya untuk melakukan wisata ke Bali.
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
23
Miliar Rp
Kredit Penyediaan Akmamin
gKredit Akmamin 6,515
7,000
80.00
6,252
6,000
70.00
%,yoy
Grafik 1. 7 Penyaluran Kredit Kategori Penyediaan Akomodasi Makan Minum
60.00
5,000
50.00
4,000
40.00
3,000
30.00
2,000
20.00
1,000
10.00
16.04
0 II III IV
I
2011
II III IV
I
II III IV
2012
I
2013
II III IV 2014
B VM UM TM SM RM QM PM OM NM M
e~êá R RUKQO
Q RRKVV P
PKPN
PKOR O
N f
ff
fff
fs
OMNN
0.00
13.14
I
Grafik 1. 8 Tingkat Penghunian Kamar dan Rata-rata Lama Menginap di Hotel
I
2015
f
ff
fff
fs
f
ff
fff
fs
f
ff
fff
OMNO OMNP OMNQ qmh=_áåí~åÖ qmh=kçå=_áåí~åÖ R~í~O=ãÉåÖáå~é=_áåí~åÖ=Eëâ~ä~=â~å~åF R~í~O=ãÉåÖáå~é=kçå=_áåí~åÖ=Eëâ~ä~=â~å~åF
fs
f
M
OMNR
Sumber : BPS Provinsi Bali
Sejalan dengan perkembangan wisman, perkembangan
dan dapat digunakan oleh kenalan atau kerabatnya
kredit penyediaan akomodasi makan, dan minum men-
yang berdampak pada penurunan TPK di Provinsi Bali.
unjukkan percepatan pertumbuhan. Kredit penyediaan
Perlambatan juga terlihat pada pertumbuhan visa on
akomodasi, makan, dan minum pada triwulan I men-
arrival yang sedikit melambat pada triwulan I 2015 den-
galami peningkatan pertumbuhan sebesar 16,04%
gan pertumbuhan sebesar 56,99% (yoy) dari 74,28%
(yoy) lebih tinggi dibanding kan dengan triwulan IV
(yoy) pada triwulan IV 2014.
2014 yang hanya sebesar 13,14% (yoy). Perkembangan tri pariwisata di Provinsi Bali.
1.2.2. Kategori Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
Di sisi lain, perkembangan Tingkat Penghunian Kamar
Setelah mengalami akselerasi pada triwulan IV 2014
(TPK) menunjukkan kondisi berbeda. TPK pada triwu-
mencapai 8,63% (yoy), pada triwulan I 2015 kinerja
lan I 2015 mengalami penurunan sebesar 55,99% dari
sektor pertanian kembali mengalami perlambatan men-
sebesar 58,42% pada triwulan IV 2014. Berdasarkan
capai 2,93%(yoy). Perlambatan tersebut disebabkan
hasil survei dan liaison, selain dikarenakan maraknya
oleh perlambatan di sebagian besar subkategori lapa-
city hotel dan pembangunan hotel yang meningkatkan
ngan usaha pertanian. Dari subkategori tabama, per-
persaingan, wisatawan mancanegara mulai beralih un-
lambatan terlihat dari kontraksi pertumbuhan produksi
tuk menyewa villa atau properti dalam jangka panjang
padi pada triwulan I 2015 yang lebih dalam mencapai
tersebut seiring dengan masih tingginya potensi indus-
-22,88%(yoy), lebih dalam dari triwulan IV 2014 yang
Grafik 1. 9 Perkembangan Visa on Arrival gìí~=rpa PQKMM POKMM PMKMM OUKMM OSKMM OQKMM OOKMM OMKMM NUKMM NSKMM NQKMM NOKMM NMKMM UKMM SKMM QKMM OKMM MKMM f
OU=
OT=
TQKOU RSKVV
ff
fff fs
OMNN
f
ff
Sumber : BUMN, diolah
fff fs
OMNO
mÉåÉêáã~~å=sç^
24
mencapai -3,45% (yoy). Berdasarkan hasil FGD yang B=óçó NMM
f
ff
fff fs
OMNP
f
ff
fff fs
OMNQ
f
OMNR
Ö=mÉåÉêáã~~å=sç^=Eëâ~ä~=â~å~åF
dilakukan, penurunan tersebut diakibatkan oleh be-
UM
lum tuntasnya pembangunan irigasi dimana pengairan
SM
induk belum selesai sehingga proses irigasi masih ter-
QM
ganggu yang berdampak juga kepada terjadinya gagal
OM
panen. Selain itu, anomali cuaca dan serangan hama
M
(OPT) masih menjadi masalah yang belum sepenuhnya
JOM
diselesaikan di Provinsi Bali. Sejalan dengan melambatnya subkategori tabama, subkategori perikanan turut mengalami penurunan kinerja. Meskipun pertumbuhan hasil penangkapan ikan di PPN
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian
ingkatan mencapai 180% (yoy) dari triwulan IV 2014
hêÉÇáí=mÉêí~åá~å
angkapan ikan pada triwulan I 2015 ini mengalami penuru nan mencapai 6,35 ribu ton dari triwulan IV
jáäá~ê=Ré
yang hanya mencapai 97%(yoy), namun jumlah pen-
ÖhêÉÇáí=mÉêí~åá~å
NIQMM
NIONV SMKMM
NIOMM
NINQS
NIMMM
RMKMM QMKMM
2014 yang mencapai 10,68 ribu ton. Hasil survei dan
UMM
liaison mendapatkan penurunan hasil tangkapan terse-
SMM
but disebabkan oleh peraturan kemaritiman yang ber-
QMM
OUKSQ OMKMM OSKPR
dampak pada penurunan efisiensi hasil tangkapan ikan
OMM
NMKMM
Provinsi Bali antara lain larangan transshipment serta
M
PMKMM
MKMM f
pelarangan penggunaan kapal asing.
BIó çó
Pengambengan pada triwulan I 2015 mengalami pen-
ff fff fs f
ff fff fs f
ff fff fs f
ff fff fs f
OMNN
OMNO
OMNP
OMNQ
OMNR
Grafik 1. 10 Perkembangan Produksi Padi di Bali
yang sebesar 26,35% (yoy). Peningkatan pertumbuhan
ÖK=mêçÇ=m~Çá=Eëâ~ä~=â~å~åF
PRM PMM ORM OMM NRM NMM
RM M f
ff fff fs f
ff fff fs f
ff fff fs f
ff fff fs f
OMMV
OMNM
OMNN
OMNO
ff fff fs f
OR OM NR NM R JPKRQ M JR JNM JNR JOOKUU JOM JOR ff fff fs f
penyaluran kredit pertanian tersebut terjadi sebagai dampak peningkatan optimisme masyarakat akan sekBIó çó
RáÄì=qçå
mêçÇK=m~Çá
OMNP=E^q^mF OMNQ=E^pbjF OMNR Emma=j~êÉí=OMNRF
tor pertanian seiring dengan semakin kuatnya komitmen pemerintah untuk mencapai kedaulatan pangan. Berdasarkan hasil FGD, Pemerintah berkomitmen dalam memprioritaskan pembangunan infrastruktur pendu kung pertanian pada tahun 2015 dan peternakan pada 2016.
ingkat. Pertumbuhan penyaluran kredit sektor perta-
1.2.3. Kategori Lapangan Usaha Konstruksi dan Lapangan Usaha Real Estate
nian pada triwulan I 2015 mencapai 28,64% (yoy) atau
Pertumbuhan kategori konstruksi pada triwulan I
sebesar Rp 1,21 triliun meningkat dari triwulan IV 2014
2015 kembali mengalami perlambatan. Pertumbuhan
Meskipun demikian, pertumbuhan penyaluran kre dit sektor pertanian mengalami pertumbuhan yang men-
kategori lapangan usaha konstruksi pada triwulan I Grafik 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan mÉå~åÖâ~é~å=fâ~å
qçå NOIMMM
2015 melambat menjadi 2,67%(yoy) dari 4,6% (yoy) pada triwulan IV 2014. Perlambatan tersebut seiring
Ö=q~åÖâ~é~å=Eëâ~ä~=â~å~åF
BI=óçó SMM
dengan terlambatnya APBD pemerintah Provinsi Bali
RMM
pada triwulan I 2015. Berdasarkan hasil FGD, terlam-
QMM
batnya realisasi tersebut seiring dengan DIPA yang be-
NMISUM= NMIMMM UIMMM SIMMM
SIPRM= PMM
lum diputuskan. Seiring dengan perlambatan lapangan
NUMKMU= OMM
usaha konstruksi, lapangan usaha real estate juga turut
NMM
mengalami perlambatan, tercatat melambat dari 8,6%
M
(yoy) pada triwulan IV 2014 menjadi sebesar mencapai
ENMMF
5,86% (yoy) pada triwulan I 2015.
QIMMM VTKTM=
OIMMM M f
ff
fff
fs
OMNN
Sumber : BUMN, diolah
f
ff
fff
OMNO
fs
f
ff
fff
OMNP
fs
f
ff
fff
OMNQ
fs
f OMNR
Perlambatan pertumbuhan kedua lapangan usaha tersebut terkonfirmasi dari perlambatan konsumsi se-
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
25
Grafik 1. 15 Kredit Kategori Konstruksi
hçåëìãëá=pÉãÉå
Ö=âçåëìãëá=ëÉãÉå=J=Eëâ~ä~=â~å~åF
RáÄì=qçå
hêÉÇáí=hçåëíêìâëá
SMM
QM
RMM OM
NOKMR
QMM
jáäá~ê=Ré
B=óçó
ÖhêÉÇáí=hçåëíêìâëáEëâ~ä~=â~å~åF OIOPM NOMKMM OINST
OIRMM
NMMKMM
OIMMM
UMKMM
NIRMM
PMM
JVKNN M
SMKMM NIMMM
OMM
ORKQU
JOM NMM f
ff
fff
fs
f
ff
OMNN
fff
fs
f
ff
OMNO
fff
fs
f
ff
OMNP
fff
fs
f
OMNQ
M
OMNR
MKMM f
NUM
NUMKRV
NMM
U
UM PKTU
SM QM
S PKNO
Q O
OM M
M OMNN
f
ff
fff
OMNO
fs
f
ff
fff
OMNP
fs
f
ff
fff
OMNQ
fs
fff fs
f
OMNO
ff
fff fs
f
OMNP
ff
fff fs
OMNQ
f OMNR
konstruksi dan real estate yang mengalami peningkaBIó çó
NM
fs
ff
dan liaison menunjukkan bahwa seiring dengan biaya
NO
NOM
fff
f
outstanding kredit sebesar Rp2,23 triliun. Hasil survei
NQ
NQM
ff
fff fs
2014 dengan pertumbuhan sebesar 25,48% (yoy) dan NUNKMT NU NS
Ö=femR=EóçóF=J=Eëâ~ä~=â~å~åF
NSM
f
ff
OMNN
Grafik 1. 14 Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) femR
OMKMM
JQM
Sumber : Asosiasi Semen Indonesia
OMM
QMKMM
NUKTS
RMM
JOOKST
M
BIó çó
Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi Semen Provinsi Bali
f
tan di awal tahun 2015, maka margin perusahaan pada industri ini di tahun 2015 diperkirakan akan menyesuaikan kebawah seiring dengan masih terjadinya kelesuan pasar.
OMNR
men Provinsi Bali yang mengalami kontraksi mencapai
1.2.4. Kategori Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
-9,11% (yoy) pada triwulan I 2015 setelah pada tri-
Pertumbuhan kategori lapangan usaha perdagangan
wulan IV 2014 mengalami peningkatan pertumbuhan
besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor
mencapai 12,05%(yoy). Hasil survei dan liaison menun-
mengalami sedikit perlambatan sesuai siklusnya pada
jukkan perlambatan tersebut seiring dengan beberapa
triwulan I 2015 mencapai 7,58% (yoy) dari pertumbu-
Sumber : Survei Harga Properti Residensial, Bank Indonesia
permasalahan pembebasan lahan untuk proyek pemerintah serta terus meningkatnya harga lahan di Provinsi Bali yang mendorong biaya produksi. Namun demikian
Grafik 1. 16 Indeks Penjualan Riil Provinsi Bali 300.00
peningkatan biaya produksi tersebut tidak diiringi deng an peningkatan minat di pasar, kejenuhan mulai terlihat
250.00 207.84
dari Indeks Harga Properti Residensial triwulan I 2015
200.00
yang menunjukkan pergerakan yang stabil.
150.00
Seiring dengan perlambatan yang terjadi, pertumbuhan
174.28
100.00
kredit kategori konstruksi menunjukkan per lambatan pertumbuhan maupun jumlah kredit. Pertumbuhan penyaluran kredit ke kategori bangunan pada triwulan I 2015 mencapai 18,76% (yoy) dengan outstanding kredit sebesar Rp 2,16 triliun, melambat dari triwulan IV
26
50.00
0.00 I
II
III
2011
IV
I
II
Sumber : Survei Penjualan Eceran
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
III
2012
IV
I
II
III
2013
IV
I
II
III
2014
IV
I 2015'
han sebesar 8,07% (yoy) pada triwulan IV 2014. Perlambatan tersebut terjadi seiring dengan kenaikan harga listrik, LPG serta depresiasi nilai tukar Rupiah yang mendorong peningkatan biaya produksi. Kondisi tersebut dihadapkan dengan penurunan daya beli masyarakat seiring dengan kenaikan harga beberapa kebutuhan tersebut. Berdasarkan hasil survei dan liaison penjualan industri mobil dan sepeda motor di triwulan I 2015 mengalami perlambatan, meskipun optimisme penjualan pada triwulan berikutnya dan keseluruhan tahun
Grafik 1. 18 Pertumbuhan Indeks Penjualan BI ó çó TMM
Ö=pìâì=`~Ç~åÖ Ö=mÉêäÉåÖâ~é~å=Rìã~Ü=q~åÖÖ~ Ö=j~â~å~åI=jáåìã~å=Ç~å=qÉãÄ~â~ì Ö=_~Ü~å=háãá~ Ö=_~Ü~å=_~â~ê=C=båÉêÖá
SMM RMM QMM
PMM OMM NMM M
JNMM
f
ff
fff
fs
f
ff
OMNN
JOMM
fff
fs
f
ff
OMNO
fff
fs
f
ff
OMNP
fff
fs
OMNQ
f OMNR
Sumber : Survei Penjualan Eceran, KPwBI Prov. Bali
2015 masih terjaga. deks penjualan riil yang didapatkan dari Survei Hasil
1.2.5. Kategori Transportasi dan Pergudangan
Penjualan Eceran mengalami peningkatan pada triwu-
Pertumbuhan kategori transportasi dan pergudangan
lan I 2015 mencapai 207,84 dari sebesar 174,28 pada
mengalami sedikit peningkatan dari 4,04% (yoy) pada
triwulan IV 2014.
triwulan IV 2014 menjadi 4,48% (yoy) pada triwulan I
Sejalan dengan optimisme tersebut, pertumbuhan in-
2015. Peningkatan pada lapangan usaha transportasi Grafik 1. 17 Penyaluran Kredit Kategori Perdagangan Besar dan Eceran
OMIMMM
NTIVSS
NUIMMM
PRKMM
NTIQSM
NSIMMM
NQIMMM NOIMMM NMIMMM
PMKMM
arus kapal di Provinsi Bali pada triwulan I 2015 mencapai 8,97% (yoy) meskipun arus penumpang laut di
SIMMM QIMMM
OIMMM M
OMKMM NRKMM
Pelabuhan Benoa mengalami perlambatan pertumbu-
NMKMM
han mencapai mencapai 12,13% (yoy) pada triwulan
RKMM
I 2015. Peningkatan ini seiring dengan peningkatan
MKMM f
ff
fff fs
OMNN
f
ff
fff fs
OMNO
f
ff
fff fs
f
OMNP
ff
fff fs
OMNQ
pergudangan terlihat pada peningkatan pertumbuhan
ONKVO ORKMM
ONKOP
UIMMM
QMKMM
gunaan transportasi darat dan laut. Peningkatan kategori lapangan usaha transportasi dan
ÖhêÉÇáí=mÉêÇ~Ö~åÖ~å=Eëâ~ä~=â~å~åF
BIó çó
jáäá~ê=Ré
hêÉÇáí=mÉêÇ~Ö~åÖ~å=_Éë~ê
dan pergudangan ini didorong oleh peningkatan peng-
f OMNR
net ekspor antardaerah serta peningkatan penggunaan moda transportasi darat oleh wisatawan yang berkun-
Peningkatan tersebut terjadi juga pada seluruh komponen utamanya yaitu suku cadang, perlengkapan rumah tangga, makanan, minuman dan tembakau, bahan kimia, dan bahan bakar dan energi. Peningkatan tersebut didorong oleh penjualan yang tinggi pada bulan Januari 2015 seiring dengan berakhirnya dampak kenaikan BBM serta masih tingginya penjualan pasca perayaan hari besar keagamaan. Sementara itu, peningkatan juga terlihat pada pertumbuhan penyaluran
Grafik 1. 19 Arus Penumpang Laut Pelabuhan Benoa lê~åÖ NUMIMMM NSMIMMM NQMIMMM NOMIMMM NMMIMMM UMIMMM SMIMMM QMIMMM OMIMMM M
B=óçó RM QM NSKNQ= NOKPT=
OM NM M
ENMF EOMF f
ff
fff fs
f
ff
kredit subkategori perdagangan yang bertumbuh men-
OMNN
capai 21,92% (yoy) dengan total outstanding kredit
^êìë=mÉåìãé~åÖ
perdagangan sebesar Rp 17,96 triliun.
PM
fff fs
OMNO
f
ff
fff fs
OMNP
f
ff
fff fs
OMNQ
f
EPMF
OMNR
Ö=éÉåìãé~åÖ=EóçóF=J=Eëâ~ä~=â~å~åF
Sumber : BUMN, diolah
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
27
Grafik 1. 20 Arus Kapal Pelabuhan Provinsi Bali
2,500
8.97
Unit
2,000 1,500
1.14
1,000
B=óçó UM
RáÄì=lê~åÖ OIUMM
gUnit Kapal 15.00
OIQMM
10.00
OIMMM
5.00
NISMM
0.00
NIOMM
-‐5.00
-‐0.72
%,yoy
Unit Kapal
Grafik 1. 22 Jumlah Penumpang Pesawat Udara Ngurah Rai
M
JPKMS JOM f
ff
II
III
IV
I
2012
II
III
IV
2013
I
II
III
IV
2014
fff fs
f
ff
OMNN
-‐20.00 I
OM M
UMM
-‐15.00
0
TKUV
QMM
-‐10.00
500
ONVT SM NVSQ QM
fff fs
f
OMNO
ff
fff fs
f
OMNP
ff
fff fs
OMNQ
JQM
f
OMNR
I
hÉÄÉê~åÖâ~í~å
2015
Ö=hÉÄÉê~åÖâ~í~å=Eëâ~ä~=â~å~åF
Sumber : BUMN, diolah
Sumber : Angkasa Pura
jung ke Provinsi Bali.
1.2.6. Kategori Industri Pengolahan
Sejalan dengan peningkatan pertumbuhan lapang
Pada triwulan I 2015, pertumbuhan kategori indus-
an usaha transportasi dan pergudangan, penyaluran
tri pengolahan kembali menunjukkan perlambatan
kredit kategori transportasi mengalami peningkatan
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pertum-
dari 19,52% (yoy) pada triwulan IV 2014 dengan jum-
buhan kategori industri pengolahan melambat dari
lah outstanding kredit sebesar Rp541 miliar menjadi
7,50% (yoy) pada triwulan IV 2014 menjadi sebesar
26,94%(yoy) atau outstanding kredit sebesar Rp 549 miliar. Peningkatan tersebut terjadi seiring dengan optimisme pelaku usaha transportasi akan potensi industri pariwisata yang masih besar seiring dengan ren-
Grafik 1. 23 Konsumsi Listrik Industri RáÄì=hte
cana penambahan 30 negara bebas visa serta rencana
QRIMMM
dukungan promosi pariwisata yang masih besar.
QMIMMM
Sementara itu dari sisi perkembangan moda angkutan
PRIMMM
udara menggunakan pesawat terbang, pertumbuhan
PMIMMM
batan dari 7,89%(yoy) pada triwulan IV 2014 menjadi kontraksi 3,06% (yoy) pada triwulan I 2015.
hêÉÇáí=qê~åëéçêí~ëá=C=mÉêÖìÇ~åÖ~å
549 30.00 26.94
400
19.52
300
OM NM M
PKMR
JNM JOM
f
ff
fff
fs
f
ff
fff
OMNO
fs
f
ff
fff
OMNP
fs
f
ff
fff
OMNQ
fs
f
JPM
OMNR
Sumber : BUMN, diolah
tukar Rupiah yang masih berlanjut dan mendorong ke-
5.00 0.00 II III IV I
II III IV I
II III IV I
2011
2012
2013
2014
2015
yang meningkat, antara lain dampak kenaikan harga LPG, listrik, UMP, dan BBM. Selain itu, depresiasi nilai
100 II III IV I
lambatan yang terjadi diakibatkan oleh biaya produksi
15.00 10.00
I
VKOQ
20.00
200
0
28
25.00
%,yoy
Miliar Rp
500
PM
ORIMMM OMIMMM
QM
6,72%(yoy). Berdasarkan hasil survei dan liaison, per-
ÖhêÉÇáí=qê~åëéçêCmÉêÖìÇ~åÖ~å=Eëâ~ä~=â~å~åF
541
RM
QNTUT
OMNN
Penyaluran Kredit Transportasi dan Pergudangan
600
SM
Ö=âçåëìãëá=áåÇìëíêá=Eëâ~ä~=â~å~åF
QMQPN
penumpang dari bandara turut meng alami perlam-
Grafik 1. 21
BI=óçó
hçåëìãëá=iáëíêáâ=fåÇìëíêá
RMIMMM
naikan biaya produksi terutama pada perusahaan yang memiliki konten impor yang cukup tinggi sehingga peningkatan kinerja pada industri pengolahan ini cukup terhambat.
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
Selain itu, perlambatan ini juga terlihat dari penyalu-
masing tercatat sebesar 5,23% (yoy) dan 7,28% (yoy)
ran kredit kategori industri pengolahan dari 17,55%
pada triwulan I 2015. Sementara itu jasa keuangan
(yoy) menjadi 13,55%(yoy) dengan outstanding kredit
masih tumbuh stabil pada ang ka 10,93%(yoy). Per-
sebesar Rp 1,8 triliun. Kondisi tersebut terjadi seiring
lambatan yang terjadi seiring dengan perkembangan
dengan masih terjadinya ketidakpastian untuk keun-
kategori penyedia an akomodasi makan dan minum
tungan perusahaan ke depan. Di sisi lain, pertumbuhan
serta kategori per dagangan besar dan eceran yang
konsumsi listrik industri terlihat mengalami peningka-
cenderung melambat. Perlambatan pertumbuhan kate
tan mencapai 9,24% (yoy) pada triwulan I 2015 dari
gori tersebut juga sejalan dengan perlambatan penya
sebesar 3,05%(yoy) pada triwulan IV 2014.
luran kredit di kredit jasa perusahaan sehingga tercatat sebesar 5,10% (yoy) dan kontraksi penyaluran kredit jasa keuangan yang tercatat sebesar -2,65%(yoy). Se-
Grafik 1. 24 Kredit Kategori Industri
mentara itu penyaluran kredit administrasi pemerintah ÖhêÉÇáí=fåÇK=mÉåÖçä~Ü~å=Eëâ~ä~=â~å~åF
OIRMM
SMKMM
NIVPR NIUPU
OIMMM
RMKMM
menunjukkan peningkatan hingga tercatat mencapai BIó çó
jáäá~ê=Ré
hêÉÇáí=fåÇK=mÉåÖçä~Ü~å
67,70% (yoy).
QMKMM
NIRMM
PMKMM NIMMM
NTKRR NPKRR OMKMM
RMM
Grafik 1. 26 Penyaluran Kredit di Kategori Jasa Perusahaan
NMKMM hêÉÇáí=g~ë~=mÉêìë~Ü~~å
MKMM ff
fff fs
f
OMNN
ff
fff fs
f
OMNO
ff
fff fs
f
OMNP
ff
fff fs
OMNQ
f
jáäá~ê=Ré
f
OMNR
ÖhêÉÇáí=g~ë~=mÉêìë~Ü~~å=Eëâ~ä~=â~å~åF
NITTV
OIMMM
OMMKMM
NIUMM
NITTR NRMKMM
NISMM
BIó çó
M
NIQMM NIOMM
NMMKMM
NIMMM
1.2.7. Kategori Jasa Perusahaan, Jasa Keuangan, dan Jasa Lainnya
UMM QMM
RKNM
OMM
Secara umum pertumbuhan kategori jasa-jasa yang
RMKMM
NPKUS
SMM
M
MKMM JRMKMM
f
mendukung kinerja industri pariwisata Provinsi Ba li
ff
fff fs
f
ff
OMNN
fff fs
f
ff
OMNO
fff fs
f
OMNP
ff
fff fs
OMNQ
f OMNR
mengalami perlambatan seperti pada kategori jasa perusahaan dan administrasi pemerintahan yang masing-
Grafik 1. 27 Penyaluran Kredit di Adm. Pemerintah
OINSU
NMMKMM UMKMM
OIMMM
SMKMM
OINUR
NIRMM
NTKNO
OMKMM
JOKSR
RMM M ff
fff fs
OMNN
f
ff
fff fs
OMNO
f
ff
fff fs
OMNP
f
ff
fff fs
OMNQ
ÖhêÉÇáí=^Çã=mÉãÉêáåí~Ü=Eëâ~ä~=â~å~åF
NQ
OMMKMM
NO
NRMKMM
NM
STKTM
f OMNR
RMKMM
S
QKOO
Q
MKMM
O
JOMKMM
M
NMMKMM
RMKNU
U QMKMM
NIMMM
jáäá~ê=Ré
OIRMM
f
hêÉÇáí=^ÇãK=mÉãÉêáåí~Ü
ÖhêÉÇáí=gëK=hÉì~åÖ~åEëâ~ä~=â~å~åF
BIó çó
jáäá~ê=Ré
hêÉÇáí=gëK=hÉì~åÖ~å
BIó çó
Grafik 1. 25 Penyaluran Kredit di Kategori Jasa Keuangan
QKMM
MKMM
JRMKMM JNMMKMM
f
ff
fff fs
OMNN
f
ff
fff fs
OMNO
f
ff
fff fs
OMNP
f
ff
fff fs
OMNQ
f OMNR
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
29
1.2.8. Kategori lainnya
Grafik 1. 28 Konsumsi Listrik di Bali àìí~=hte
Kategori informasi dan komunikasi mengalami peningkatan pertumbuhan dari 8,40% (yoy) pada triwulan IV
B=óçó
NIQMM
RM
NIOMM
QM
NIMMM
PM
UMM
2014 menjadi 9,79%(yoy) pada triwulan I 2015 seiring dengan peningkatan intensitas komunikasi.
NM UKMM
QMM
Seiring dengan peningkatan tersebut, kategori lapang
OMM
an pengadaan listrik dan gas turut menunjukkan pen-
M
f
ff
fff
fs
f
ff
OMNN
2014 menjadi 9,82%(yoy) pada triwulan I 2015 sebagai
fff
fs
f
ff
OMNO
fff
fs
f
ff
OMNP
hçåëìãëá=iáëíêáâ
fff
OMNQ
fs
dampak terjadinya kenaikan harga listrik dan elpiji pada triwulan laporan.
Grafik 1. 29 Jumlah Pelanggan Listrik
OMNR
RáÄì=råáí NIOMM
sebesar 9,06%(yoy) menjadi 9,11%(yoy) pada triwulan
NIMMM
I 2015. Pertumbuhan konsumsi listrik mengalami per-
UMM
JOM
f
Ö=hçåëìãëá=iáëíêáâ=Eëâ~ä~=â~å~åF
Sumber : BUMN, diolah
pertumbuhan jumlah pelanggan dari triwulan IV 2014
M JNM
ingkatan dari sebesar 4,64% (yoy) pada triwulan IV
Peningkatan pertumbuhan kategori listrik terlihat dari
OM
VKQN
Sumber : BUMN, diolah SMM
B=óçó VKNN NM VKMS
U
S
SMM
lambatan hingga tercatat sebesar 8%(yoy) pada triwu-
Q
QMM
lan I 2015 dari 9,41% (yoy) pada triwulan IV 2014. Hal
OMM
ini mengkonfirmasi bahwa peningkatan pertumbuhan
M
pada lapangan usaha pengadaan listrik lebih didorong
O f
ff
fff fs
f
OMNN
oleh kenaikan harga listrik.
ff
fff fs
f
ff
OMNO
fff fs
f
ff
OMNP
gìãä~Ü=mÉä~åÖÖ~å
fff fs
OMNQ
f
M
OMNR
Ö=gìãä~Ü=mÉä~åÖÖ~å=Eëâ~ä~=â~å~åF
Sumber : BUMN, diolah
1.3. SISI PERMINTAAN Dari sisi permintaan, perlambatan pertumbuhan ekono-
investasi terutama PMTB, perlambatan kinerja ekspor
mi pada triwulan I 2015 disebabkan oleh perlambatan
luar negeri, serta peningkatan net ekspor antardaerah.
Tabel 1. 2 Pertumbuhan PDRB Provinsi Bali di Sisi Permintaan (%, yoy)
hçãéçåÉå
OMNQ
hçåëìãëá
OKPV
PKVQ
RKNM
fs EMKQUF
hçåëKRq
NKTN
QKOS
SKQP
UKNT
NNKNP
TKOV
EPKUSF
SKVV
NKVU
MKNR=
hçåëKikmRq hçåëK=mÉãÉêáåí~Ü
f
ff
fff
OMNR f
OKSS
TKRV
RKNS
UKQO
ETKOSF
NKOQ
ENKVMF
EORKMTF
EUKSPF
OKNS=
fåîÉëí~ëá
ETKQUF
EPKONF
SKSV=
NNKNT
NKQT=
RKPO=
==mjq_
ESKQTF
EOKSRF
SKMT=
NNKNP=
NKUN=
TKQP=
EPSKNVF
ENUKTTF
QQKMR=
NUKQR=
ENOKROF
==bâëéçê=ik
NQKQV
ONKTQ
NVKPP=
NVKVS=
NUKVP
NUKRR
==fãéçê=ik
PUKUN=
TKTR
RKNM=
NOKQU=
NTKNQ
JPNKUQ
EPMKOTF
QKRU=
OOKMN=
QKOU=
NKUT=
STKSP=
SKRR
SKON
SKON
TKUU
SKTO
SKOM
==mÉêìÄ~Ü~å=fåî
==kÉí=bâëéçê=~åí~ê=Ç~Éê~Ü maR_ Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah
30
OMNQ
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
EUPKMUF
1.3.1. Konsumsi
Grafik 1. 32 Perkembangan Nilai Tukar Petani
Pada triwulan I 2015, pertumbuhan konsumsi secara umum mengalami peningkatan mencapai 7,59% (yoy) meningkat dari triwulan lalu yang mengalami kontraksi sebesar -0,48%(yoy). Peningkatan tersebut didorong oleh sedikit peningkatan pada pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang mengalami peningkatan dari 8,17% (yoy) pada triwulan IV 2014 menjadi 8,42% (yoy) dan perbaikan kinerja konsumsi pemerintah yang mengalami peningkatan dari -25,07% (yoy) menjadi 2,16% (yoy).
NUM NSM NQM NOM NMM UM SM QM OM M
NOMKRP NNVKUM NNPKUS NNRKPU NMRKUT NMPKUM
f
ff
fff
OMNN
fs
f
ff
fff
fs
OMNO
f
ff
fff
OMNP
kqm fåÇÉâë=óÖ=aáÄ~ó~ê=mÉí~åá
fs
f
ff
fff
fs
OMNQ
f
OMNR
fåÇÉâë=óÖ=aáíÉêáã~=mÉí~åá fåÇÉâë=Z=NMM
Sumber : Badan Pusat Statistik
Grafik 1. 30 Indeks Keyakinan Konsumen
wulan I 2015. Meskipun terjadi penurunan daya beli di akhir triwulan I 2015, namun secara keseluruhan aktivi-
fåÇÉâë NQM
NNSKVQ
NPM
NNSKSN
NOM
tas konsumsi di triwulan I 2015 lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.
NNM
Seiring dengan penurunan daya beli pada akhir triwulan
NMM VM
I 2015, pertumbuhan kredit konsumsi mengalami per-
UM TM
NNOKRM
SM RM
fåÇÉâë
NMTKVT
f
ff
fff
fs
f
ff
OMNN
fff
fs
f
ff
OMNO
fff
fs
f
ff
OMNP
fåÇÉâë=hÉó~âáå~å=hçåëìãÉå=EfhhF fåÇÉâë=bâëéÉâí~ëá=hçåëìãÉå=EfbhF
fff
fs
OMNQ
f OMNR
fåÇÉâë=hçåÇáëá=bâçåçãá=EfhbF fåÇÉâë=Z=NMM
lambatan dari sebesar 14,04 % (yoy) pada triwulan IV 2014 menjadi 12,72%(yoy) pada triwulan I 2015. Perlambatan tersebut seiring dengan penurunan NTP dari 105,87 pada triwulan IV 2014 menjadi 103,08 pada triwulan I 2015 seiring dengan peningkatan indeks yang
Sumber : Survei Konsumen Bank Indonesia
dibayar petani yang lebih besar dibandingkan indeks Peningkatan konsumsi rumah tangga didorong oleh tingginya konsumsi pada awal triwulan I 2015 sebagai dampak dari penurunan harga BBM yang terlihat juga dari peningkatan indeks ekspektasi konsumen pada tri-
yang diterima petani.
1.3.2. Investasi Pertumbuhan investasi pada triwulan I 2015 menunjukkan perlambatan dari 11,17% (yoy) pada triwulan IV 2014 menjadi 5,32% (yoy) pada triwulan I 2015. Ber-
Grafik 1. 31 Kredit Konsumsi
dasarkan komponennya, perlambatan investasi terutama didorong oleh perlambatan pertumbuhan PMTB
Ö=hêÉÇáí=hçåëìãëá=Eëâ~ä~=â~å~åF
ORIMMM
PMKMM ONIQMR ORKMM
OMIMMM
ONIMRS OMKMM
NRIMMM
NQKMQ
NMIMMM
NRKMM
NOKTO NMKMM
RIMMM
RKMM
M
MKMM f
ff
fff fs
OMNN
f
ff
fff fs
OMNO
f
ff
fff fs
OMNP
f
ff
fff fs
OMNQ
f OMNR
BIó çó
jáäá~ê=Ré
hêÉÇáí=hçåëìãëá
dari 11,13%(yoy) menjadi 7,34%(yoy) pada triwulan I 2015. Perlambatan tersebut terjadi seiring dengan perlambatan pada lapangan usaha konstruksi yang diakibatkan oleh terlambatnya realisasi APBD pada triwulan I 2015. Selain itu, perlambatan investasi juga disebabkan oleh sikap wait and see dari calon investor seiring fluktuasi harga BBM (pasca reformasi energi) dan depresiasi nilai tukar Rupiah terhadap dollar.
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
31
1.3.3. Neraca Perdagangan
Grafik 1. 33 Kredit Investasi Ré=jáäá~ê
fåîÉëí~ëá
BI=ó çó
ÖêçïíÜ=fåîÉëí~ëá==Eëâ~ä~=â~å~åF
NSIMMM
TM
NQIMMM
SM
NOIMMM
RM
NMIMMM UIMMM OMKVR
SIMMM
OMKMQ
OIMMM f
ff
fff fs
f
OMNM
ff
fff fs
f
OMNN
ff
fff fs
f
ff
OMNO
fff fs
f
OMNP
ff
fff fs
OMNQ
kan kinerja yang cukup baik. Ekspor luar negeri sedikit mengalami perlambatan dari 19,96% (yoy) pada triwu-
PM
lan IV 2014 menjadi 18,55% (yoy) pada triwulan I 2015.
NM M
M
neraca perdagangan pada triwulan I 2015 menunjuk-
QM
OM
QIMMM
Meskipun tidak sebaik perkiraan sebelumnya, kinerja
f
Kondisi ini terjadi seiring dengan perkiraan perbaikan perekonomian Amerika Serikat yang tidak sebaik sebelumnya, sehingga peningkatan ekspor ke negara tujuan
OMNR
Perlambatan investasi juga terkonfirmasi dari perlambatan pertumbuhan kredit investasi dari 20,9% (yoy) pada triwulan IV 2014 menjadi sebesar 20,04%(yoy)
tersebut tidak setinggi perkiraan. Selain itu, berdasarGrafik 1. 36 Nilai Ekspor Luar Negeri Bali BI=ó çó
gìí~=rpa
pada triwulan I 2015. Selain itu, perlambatan investasi
OMM
QM
juga terlihat dari kontraksi impor barang modal yang
NSM
PM
semakin dalam baik dari nilai maupun volume. Ber-
NOM
dasarkan hasil survei dan liaison, selain dengan belum
UM
terealisasinya proyek pemerintah di triwulan I 2015,
QM
depresiasi nilai tukar Rupiah terhadap dollar menahan
M
OM QKMT= NM
keputusan impor secara signifikan.
JNM
OMMT
OMMU
OMNM
OMNN
OMNO
OMNP
OMNQOMNR
Ö=káä~á=bâëéçê=ERepF
BI ó çó
NOMM
Grafik 1. 37 Volume Ekspor Luar Negeri Bali
NMMM UMM
RáÄì qçå
SMM
NSM
BI=ó çó OMM
QMM OMM EVRKSQFM ESRKROF EOMMF f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f OMMV
OMNM
OMNN
`~éáí~ä=dççÇë
OMNO
OMNP
NRM
NOM
NMM
UM
RM EOKOSF MKUP= M
QM
OMNQ OMNR
Ö=`~éáí~ä=dççÇë=ERepF
M
JRM f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f OMMV
OMNM
Grafik 1. 35 Perkembangan Volume Impor Barang Modal
OMNN
sçäìãÉ=bâëéçê
OMNO
OMNP
JNMM
OMNQ OMNR
Ö=sçäìãÉ=bâëéçê=ERepF
BI óçó
gìí~=rpa
NOMM NMMM UMM SMM QMM OMM
EVRKSQF M ESRKROF f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f OMMV
OMNM
OMNN
`~éáí~ä=dççÇë
32
OMMV
káä~á=bâëéçê
gìí~=rp a
NMMIMMM VMIMMM UMIMMM TMIMMM SMIMMM RMIMMM QMIMMM PMIMMM OMIMMM NMIMMM M
JOM
f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f
Grafik 1.34 Perkembangan Nilai Impor Barang Modal NMMIMMM VMIMMM UMIMMM TMIMMM SMIMMM RMIMMM QMIMMM PMIMMM OMIMMM NMIMMM M
M
NKTS=
OMNO
OMNP Ö=`~éáí~ä=dççÇë
OMNQ
OMNR
EOMMF
kan hasil survei dan liaison untuk komoditas perikanan yang juga merupakan komoditas unggulan Provinsi Bali, peraturan Pemerintah terkait pelarangan trans-
shipment serta pelarangan penggunaan kapal asing untuk penangkapan ikan berdampak pada penurunan hasil tangkapan ikan segar yang terutama di ekspor ke Jepang. Penurunan ini terlihat dari volume ekspor luar
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
Grafik 1. 38 Pangsa Nilai Ekspor Komoditas Utama
Grafik 1. 40 Pangsa Ekspor Berdasarkan Negara Tujuan
qê~îÉä=dççÇë bäÉâíêáâ OKNOB MKNVB i~áååó~ j~åìÑ~âíìê= TKRNB jÉí~ä qÉâëíáä OKQSB PKQNB kçå=jÉí~äáâ= jáåÉê~äë NOKRRB
mÉêáâ~å~å ONKVVB
mÉêÜá~ë~å NQKQRB m~â~á~å=g~Çá NUKTTB
cìêåáíìêÉ TKPOB tççÇ= j~åìÑ~ÅíìêÉ VKOPB
Grafik 1.39 Pertumbuhan Nilai Ekspor Komoditas Utama
rp NVKPQB
líÜÉê=`çìåíêáÉë OTKPQB
^ìëíê~äá~ NTKPUB
`áå~ OKOVB
_Éä~åÇ~ OKRRB fåÖÖêáë OKTNB cê~åÅÉ QKTVB qÜ~áä~åÇ OKNSB
g~é~å UKTUB
páåÖ~éçêÉ UKORB
eçåÖâçåÖ QKQNB
Grafik 1. 41 Pertumbuhan Ekspor berdasarkan Negara Tujuan BI=óçó
B=ó çó UM SM
NQM
QM
NNM
OM
UM RM
M f EOMF
ff fff fs f
ff fff fs f
ff fff fs f
ff fff fs f
ff fff fs f
ff fff fs f
OMMV
OMNM
OMNN
OMNO
OMNP
OMNQ
OMNR
OM
JNM
EQMF
JQM
ESMF mÉêáâ~å~å
mÉêÜá~ë~å
tççÇ=j~åìÑ~ÅíìêÉ
cìêåáíìêÉ
m~â~á~å=g~Çá
f
ff
fff
fs
OMMV
f
ff
fff
fs
f
OMNM
ff
fff
fs
f
OMNN
ff
fff
OMNO
fs
f
ff
fff
fs
f
OMNP
ff
fff
fs
OMNQ
N OMNR
JTM rp
^ìëíê~äá~
g~é~å
páåÖ~éçêÉ
eçåÖâçåÖ
negeri Provinsi Bali yang mengalami penurunan menca-
Berdasarkan negara tujuan ekspor, Amerika Serikat
pai 27,8 ribu ton pada triwulan I 2015 dari 32,84 ribu
masih mendominasi mencapai 19,34%, Australia
ton pada triwulan IV 2014.
17,38%, Jepang 8,784%, serta Singapura 8,25%.
Pada triwulan I 2015 ini, komoditas perikanan masih
Jika ditinjau berdasarkan pertumbuhannya, pertumbu-
menjadi komoditas unggulan Provinsi Bali meskipun
han ekspor ke Amerika, Australia, dan Singapore pada
mengalami penurunan. Berdasarkan komoditasnya,
triwulan I 2015 cenderung mengalami peningkatan
komposisi ekspor luar negeri pada triwulan I 2015 ter-
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Kondisi
diri dari komoditas perikanan sebesar 21,99%, perhi-
tersebut seiring dengan depresiasi nilai tukar Rupiah
asan sebesar 14,45%, pakaian jadi sebesar 18,77%,
yang meningkatkan daya saing produk ekspor Provinsi
kemudian disusul komoditas kayu olahan dan produk
Bali.
furniture masing-masing sebesar 9,23% dan 7,32%.
Sejalan dengan terjaganya pertumbuhan ekspor, per-
Hampir semua komoditas unggulan tersebut mengala-
tumbuhan impor mengalami perlambatan bahkan
mi perlambatan kecuali komoditas pakaian jadi yang
kontraksi sebesar -31,84% (yoy) pada triwulan I 2015.
mayoritas di ekspor ke negara Amerika Serikat yang
Kontraksi pertumbuhan impor Provinsi Bali ini meru-
terus menunjukkan tanda-tanda perekonomian yang
pakan yang pertama terjadi dalam dua tahun terakhir
membaik.
setelah kontraksi pada tahun 2012. Kontraksi ini ter-
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
33
jadi seiring dengan depresiasi nilai tukar Rupiah yang
capital goods sebesar 13% dan consumption goods
terus terjadi sepanjang triwulan I 2015 yang berdampak
sebesar 24%.
pada penundaan keputusan impor yang signifikan oleh
Pertumbuhan net ekspor antardaerah Provinsi Bali se-
importir. Kondisi ini terlihat dari kontraksi nilai impor
lalu mengalami defisit selama beberapa tahun terakhir
yang lebih dalam mencapai -76,33 % (yoy) pada triwu-
dan masih berlanjut sampai dengan triwulan I 2015.
lan I 2015. Namun demikian, peningkatan volume im-
Fenomena tersebut terjadi terkait dengan kapasitas
por masih terjadi mengingat cukup banyaknya industri
produksi Provinsi Bali yang belum mampu memenuhi
yang memiliki konten impor dalam hasil produksinya.
kebutuhan domestiknya. Kondisi ini telah menjadi pri-
Dominasi impor barang mentah (raw material) yang
oritas perhatian Pemerintah, oleh karena itu Pemerintah
mendorong peningkatan volume impor terlihat dari
mengupayakan terwujudnya kedaulatan pangan dan
komposisi nilai impor barang mentah (raw material)
berbagai pembangunan infrastruktur penunjang kebu-
yang mencapai 63% kemudian sisanya merupakan
tuhan lainnya.
Grafik 1. 42 Perkembangan Nilai Impor Luar Negeri Bali
Grafik 1. 44 Pangsa Impor Berdasarkan Klasifikasi BEC B=óçó
gìí~=rpa káä~á=fãéçê
NSM
Ö=káä~á=fãéçê=ERepF
`~éáí~ä=dççÇë NPB
QMM
`çåëìãéíáçå= dççÇë OQB
PMM NOM OMM
UM
NMM
EONKVSF
R~ï=j~íÉêá~ä=C= ^ìñáäá~êó=dççÇë SPB
M
QM ETSKPPFENMMF
M
f
ff fff fs f OMMT
ff fff fs f OMMU
ff fff fs f OMMV
ff fff fs f OMNM
ff fff fs f OMNN
ff fff fs f OMNO
ff fff fs f OMNP
ff fff fs f
EOMMF
OMNQ OMNR
Grafik 1. 43 Perkembangan Volume Impor Luar Negeri Bali RáÄì=qçå PR
PM OR OM NR NM R M
34
B=óçó sçäìãÉ=fãéçê
Ö=îçäìãÉ=áãéçê=ERepF
OIMMM NIUMM NISMM NIQMM NIOMM NIMMM UMM SMM QMM NSPKQM= OMM M QRKMU= JOMM JQMM f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f OMMT
Grafik 1. 45 Perkembangan Impor Berdasarkan Klasifikasi BEC
OMMU
OMMV
OMNM
OMNN
OMNO
OMNP
BIó çó ORM OMM NRM NMM RM M ERMF
ENMMF
f
ff fff fs
OMNM
f
ff fff fs
OMNN
f
ff fff fs
OMNO
f
ff fff fs
OMNP
f
ff fff fs
OMNQ
f
OMNR
ENRMF Ö=`çåëìãéíáçå=dççÇë
OMNQ OMNR
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
Ö=R~ï=j~íÉêá~ä
Ö=`~éáí~ä=dççÇë
1.4. PERKEMBANGAN PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA PROVINSI BALI
kan kabupaten/kota lainnya cenderung memiliki angka
Sampai dengan tahun 2014, disparitas pertumbuhan
mencapai 6,77% sedangkan pertumbuhan Kabupaten
ekonomi di Provinsi Bali masih terjadi. Secara konsisten
Klungkung hanya mencapai 5,82%.
kabupaten/kota yang memiliki angka pertumbuhan di
Fenomena tersebut mengkonfirmasikan disparitas yang
atas angka pertumbuhan Bali merupakan kabupaten/
masih terjadi di Provinsi Bali, dimana meskipun Provinsi
kota yang berada di wilayah Bali selatan yang terdiri
Bali masih dapat tumbuh kuat di tengah perlambatan
dari Denpasar, Badung, dan Gianyar yang juga meru-
perekonomian nasional dan dunia, pertumbuhan terse-
pakan konsentrasi pusat pemerintahan serta kategori
but belum dinikmati secara merata oleh seluruh daerah
pariwisata yang menjadi andalan Provinsi Bali. Sedang-
di Bali.
pertumbuhan di bawah angka pertumbuhan Bali. Pada tahun 2014, perekonomian Kota Denpasar mampu
Tabel 1. 3 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota Provinsi Bali
No. Kabupaten/Kota 1 Jembrana 2 Tabanan 3 Badung 4 Gianyar 5 Klungkung 6 Bangli 7 Karangasem 8 Buleleng 9 Denpasar 1 2
Laju Pertumbuhan Ekonomi*) 2010 2011 2012 2013 2014 4.57 5.61 5.9 5.38 5.88 5.68 5.82 5.91 6.03 6.35 6.48 6.69 7.3 6.41 6.75 6.04 6.76 6.79 6.43 6.59 5.5 5.81 6.03 5.71 5.82 4.97 5.84 5.99 5.61 5.67 5.09 5.19 5.73 5.81 5.85 5.88 6.11 6.52 6.71 6.73 6.57 6.77 7.18 6.54 6.77
Tahun dasar 2000 Rata-rata pertumbuhan triwulan I tahun 2011 s/d 2015
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
35
BOKS A
DIAGNOSTIK KENDALA PROVINSI BALI UNTUK MENCAPAI PERTUMBUHAN EKONOMI INKLUSIF (GROWTH DIAGNOSTIC) Dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi
inklusif ini merujuk pada East Java Growth Di-
yang berkesinambungan serta pertumbuhan yang
agnostic: Identifying the Constraints to Inclusive
inklusif, perlu adanya analisis kendala kritikal yang
Growth in Indonesia’s Second-Largest Province
merupakan diagnostik awal mengenai faktor pe-
yang dilakukan oleh Bank Dunia pada Tahun 2011
nentu dan hambatan pertumbuhan ekonomi.
dan mengacu pada kerangka Hausmann, Rodric
Diagnostik awal terkait dengan kendala pro vin
and Velasco (2005) terkait The Business Environ-
si bali untuk mencapai pertumbuhan ekonomi
ment seperti pada gambar berikut:
Grafik A.1. Growth Diagnostic Decision Tree
36
Mengacu pada decision tree di atas, telah dilaku-
1. The (shadow) price of the constraint should be
kan identifikasi awal sehubungan dengan kendala
high
atau contraints dari pertumbuhan ekonomi di
2. Movements in the constraint should produce
Provinsi Bali.
significant movements in the objective function
Adapun identifikasi dilakukan mengacu pada Ri-
3. Agents in the economy should be attempting to
cardo Hausmann, Bailey Klinger, Rodrigo Wagner
overcome or bypass the constraint
(2008) bahwa suatu kondisi dinyatakan sebagai
4. Agents less intensive in that constraint should
binding contraints adalah jika;
be more likely to survive and thrive, and vice versa
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
Grafik A.2. Angkatan Kerja Berdasarkan Pendidikan Provinsi Bali 2013
Sumber : BPS
Low Return to Economic Activity
standar Nasional atau bahkan Internasional. Pada
Melalui teori di atas, telah dilakukan diagnosis
kriteria ini kami mengemukakan akan adanya indi-
awal sehubungan dengan Low Return to Eco-
kasi bahwa Human Capital merupakan constraints
nomic Activity melalui kondisi infrastruktur, human
dengan mempertimbangkan kondisi kedua, agents
capital, tingkat penghunian kamar, indeks persepsi
in the economy should be attempting to overcome
korupsi, pergerakan inflasi, dan perkembangan
or bypass the constraint. Dengan terbatasnya sup-
ekspor di Provinsi Bali.
ply sumber daya manusia dengan kualitas yang baik,
Dilihat dari persentase rumah tangga yang dapat
pelaku bisnis cenderung mendatangkan pekerja dari
akses listrik maka Provinsi Bali merupakan Provinsi
Luar Negeri untuk memenuhi standar Internasional.
yang hampir 100% (99,10%) penduduk di Bali tel-
Untuk risiko mikro, dilihat dari jumlah hotel yang ter-
ah memperoleh akses listrik. Selain itu, jika diband-
us berkembang dalam kurun waktu 5 tahun terakhir,
ingkan dengan Provinsi lainnya (DKI Jakarta, Yo-
jumlah kamar, dan tingkat penghunian kamar, serta
gyakarta, Jawa Timur, dan NTB), Bali merupakan
ditinjau melalui indeks persepsi pelaku bisnis tentang
Provinsi yang memiliki kondisi umum jalan baik.
usaha pemda membrantas korupsi. Pada kedua hal
Sehingga dapat dikatakan bahwa infrastruktur bu-
ini tidak terdapat indikasi bahwa hal ini merupa-
kan merupakan suatu kendala utama dalam per-
kan constraints. Untuk risiko makro, dilihat di tahun
tumbuhan ekonomi di Provinsi Bali.
2014, tingginya laju inflasi di Bali dipengaruhi oleh
Sehubungan dengan kriteria human capital, kami
masih tingginya laju inflasi di Singaraja. Faktor yang
menggunakan data IPM, angka partisipasi murni,
mempengaruhi adalah masih tingginya ketergantun-
dan angka partisipasi ka sar. Perlu diperhatikan
gan pasokan bahan makanan dari daerah lain. Pada
bahwa wajib belajar 12 tahun belum dinikmati
kriteria ini terdapat indikasi bahwa tingginya inflasi
oleh berbagai kalangan. Kualitas pendidikan
merupakan constraints dengan mempertimbangkan
juga perlu dilakukan kajian lebih dalam mem-
kondisi pertama, the (shadow) price of the constraint
pertimbangkan bahwa kebutuhan sumber daya
should be high karena adanya biaya tambahan terse-
manusia di Provinsi Bali cenderung tinggi meng-
lubung yang menyebabkan tingginya harga untuk
ingat banyaknya wisatawan yang menginginkan
distribusi barang.
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
37
High Cost of Finance
a. Letak geografis yang strategis dan memiliki
Loan to Deposit Ratio (LDR) Bali lebih rendah dari
natural resources yang dapat mendorong PDRB
LDR Nasional. Tren kenaikan dalam LDR Bali dari
b. Ketersediaan dana dan akses yang memadai
tahun 2010 sampai tahun 2014 menunjukkan
ke lembaga keuangan (melalui banyaknya LPD
bahwa penyaluran kredit oleh perbankan di Bali
dan pendanaan masyarakat)
tidak mengalami permasalahan berarti. Sedan-
c. Kuatnya pertumbuhan sektor PHR
gkan untuk Non Performing Loan (NPL) di Bali
Sedangkan hambatan yang terindikasi menjadi
relatif rendah jika dibandingkan dengan provinsi
kendala bagi pertumbuhan di Provinsi Bali adalah;
lain di Indonesia. NPL yang rendah dapat menjadi
i. Rendahnya kapasitas tenaga kerja dikarenakan
indikasi bahwa perbankan di Bali memiliki finan-
keterbatasan akses ke pendidikan menengah
cial risk yang lebih rendah jika dibandingkan den-
yang dapat menjadi kendala untuk mencapai
gan perbankan di Provinsi lain di Indonesia.
pertumbuhan inklusif
Ditinjau dari penyaluran kredit, secara domestik,
ii. Belum adanya intervensi pemerintah dalam
rasio kredit terhadap PDRB Bali relatif rendah jika
promosi pariwisata serta belum adanya regu-
dibandingkan dengan Nasional. Walaupun rasio
lasi pemerintah dalam mengendalikan pertum-
kredit yang rendah terhadap PDRB dapat meny-
buhan hotel serta persaingan pasar yang da-
iratkan permasalahan dalam hal akses terhadap
pat menyebabkan sektor PHR menurun
pembiayaan, namun hal ini tidak serta merta
iii. Ditinjau dari IHK Bali yaitu Kota Denpasar dan
mengindikasikan binding constraints untuk per-
Kota Singaraja, dapat dilihat bahwa pergera-
tumbuhan. Terlepas dari rasio kredit terhadap
kan inflasi di Kota Singaraja cenderung lebih
PDRB yang rendah, share dari alokasi kredit yang
volatile jika dibandingkan dengan Kota Den-
digunakan untuk investasi dan modal kerja di Bali
pasar. Hal ini disebabkan karena Kota Singaraja
menunjukkan tren peningkatan dari tahun 2010
memerlukan jalur distribusi yang lebih panjang
sampai tahun 2014.
dan kurang baik
Melalui analisa awal metode analisis deskriptif dan
iv. Pertumbuhan ekspor di Bali mulai mengala-
pengumpulan data sekunder, faktorfaktor yang
mi tren penurunan. Hal ini perlu diwaspadai
mendukung pertumbuhan di Provinsi Bali adalah
mengingat kompetitor yang semakin beragam.
sebagai berikut; Grafik A.3. Credit Ratio to Private Sector QMKMM= PRKMM= `êÉÇáí=íç=dam=EBF=
PMKMM= ORKMM= OMKMM= NRKMM= NMKMM= RKMM= MKMM= OMNM=
OMNN=
OMNO=
OMNP=
q~Üìå=
_~äá=
38
k~ëáçå~ä=
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
OMNQ=
BOKS B
HASIL SURVEI KILAT DAMPAK DEPRESIASI NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP KINERJA PEREKONOMIAN PROVINSI BALI Pada April 2015, Kantor Perwakilan Bank Indone
(35%), Industri Makanan dan Minuman (31%),
siaProvinsi Bali melaksanakan kegiatan survei kilat
Perdagangan Besar dan Eceran bukan Mobil dan
Dampak Depresiasi Nilai Tukar Rupiah terhadap Ki
Sepeda Motor (17%), Industri Tekstil dan Pakaian
nerja Perekonomian Provinsi Bali. Survei dilakukan Jadi (7%), Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Ga kepada 29 responden (eksportir dan importir) yang
bus serta Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan
bergerak pada beberapa kategori lapangan usaha
Sejenisnya (7%), Jasa Kesehatan dan KegiatanSo-
terdiri atas subkategori Penyediaan Akomo dasi
sial (3%). Rincian profil responden sebagai berikut:
Grafik B.1. Profil Responden berdasarkan Subkategori NSK=g~ë~= hÉëÉÜ~í~å= VKNK= mÉåóÉÇá~~å= Ç~å=hÉÖá~í~å= pçëá~ä= ^âçãçÇ~ëá= PB= PRB= TKOK= mÉêÇ~Ö~åÖ~å= _Éë~ê=Ç~å= bÅÉê~åI=_ìâ~å= jçÄáä=Ç~å= pÉéÉÇ~=jçíçê=
PKOK=fåÇìëíêá= j~â~å~å=Ç~å= jáåìã~å= PKQK=fåÇìëíêá= PNB= qÉâëíáä=Ç~å= m~â~á~å=g~Çá= TB= PKSK= fåÇìëíêá= h~óìI= _~ê~åÖ=Ç~êá= h~óì=Ç~å= d~Äìë=Ç~å=
1. Sumber Pasokan Bahan Baku dan Komposisi Penjualan
yang terlalu rendah (melemah) akan berpotensi
Berdasarkan sumber pasokan bahan baku dan
pada tingginya biaya untuk membeli bahan baku
ori entasi penjualan, responden dikelompokan
impor. Sedangkan bagi perusahaan yang memi-
menjadi 3 kategori yang meliputi 100% orientasi
liki bahan baku impor rendah, namun orientasi
domestik, 100% orientasi impor, dan campuran
penjualannya adalah ekspor maka lebih meng
(domestik dan impor). Sebagian besar responden
anggap depresiasi Rupiah menguntungkan usaha
survei memenuhi pasokan bahan baku dari impor
mereka terhadap melemahnya nilai tukar Rupiah.
dan orientasi penjualannya ekspor (campuran).
Sementara kisaran nilai tukar Rupiah yang diang-
Sehingga pelemahan nilai tukar yang terjadi saat
gap ideal oleh responden cenderung bervariasi
ini terindikasi berdampak pada kinerja usaha res
yaitu berada pada kisaran rata-rata Rp 10.000 per
ponden.
US$ untuk responden yang mayoritas bahan ba-
Berdasarkan hasil analisa diketahui bahwa un-
kunya impor (>40%), Rp 8.500-12.500 per US$
tuk perusahaan yang memiliki kandungan bahan
untuk responden yang kandungan impor bahan
baku impor yang tinggi, cenderung lebih meng-
bakunya <40% dan Rp.10.000-Rp13.000 untuk
harapkan penguatan nilai tukar (nilai Rupiah men-
responden yang menggunakan bahan baku lokal.
guat) dan menganggap bahwa nilai tukar Rupiah
Sedangkan kisaran nilai tukar yang dianggap da-
mengganggu ki nerj a usaha karena berdampak
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
39
Grafik B 2. Hubungan Sumber Bahan Baku dan Penjualan dengan Nilai Tukar Rp
% 120
16,000 14,000
100
12,000
80
10,000
60
8,000 6,000
40
4,000
20 0
2,000 1
2
3
4
5
6
7
8
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
-
Komposisi Penjualan Ekspor
Pasokan Bahan Baku Import
Level Nilai Tukar Rp yang Ideal (skala kanan)
Level Nilai Tukar yang Dapat Mengganggu Usaha (skala kanan)
pat mengganggu kinerja usaha berkisar antara
dampak positif ini didominasi oleh sub kategori
Rp12.000-15.000 per US$ untuk responden yang
lapangan usaha penyediaan akomodasi (perhotel
mayoritas bahan bakunya impor (>40%) dan Rp
an) yang mencapai 31% dan subkategori perda-
10.000 – Rp 15.000 per US$ untuk responden
gangan besar dan eceran bukan mobil dan sepeda
yang konten impor bahan bakunya <40%.
motor (31%). Sementara sub kategori lainnya ya
Sementara terkait penjualan, berdasarkan grafik
itu industri makanan dan minuman serta subkat-
di atas menunjukkan bahwa semakin besar share
egori industri kayu dan barang dari kayu mem-
ekspor responden, maka res ponden cenderung
perkirakan penjualan akan meningkat signifikan
mengharapkan nilai tukar yang melemah. Nilai tu
selama triwulan II-2015 dan sepanjang tahun
karRupiah yang berpotensi mengganggu usaha
2015, karena responden tersebut berorientasi ek-
eksportir berkisar antara Rp 8.000 - Rp 10.000 per
spor dengan bahan baku yang dominan bersum-
US$, sementara nilai tukar ideal yang diharapkan
ber dari bahan lokal.
oleh perusahaan eksportir berada dalam kisaran Rp 10.000-Rp13.000 per US$.
Pada sisi lain, pelemahan nilai tukar Rupiah juga memberikan dampak negatif terhadap perkembangan kinerja usaha (36% responden) khusus
40
2. Dampak Depresiasi Nilai Tukar Rupiah Terhadap Volume Penjualan
nyaresponden pada sub kategori penyediaan
Secara umum, pelemahan nilai tukar Rupiah telah
Responden memperkirakan penjualan akan menu
memberikan dampak terhadap perkembangan ki
run pada triwulan II-2015 karena besarnya share
nerja usaha responden. Sejumlah responden (43%
kandungan impor bahan baku terhadap biaya pro
responden) mengkonfirmasi bahwa penu runan
duksi, sehingga perusahaan terpaksa menaikkan
nilai tukar Rupiah memberikan dampak po sitif
harga jual untuk mempertahankan margin usaha.
pada perkembangan usaha responden (responden
Sementara itu, terdapat 21% responden yang
memperkirakan penjualan akan meningkat pada
mengkonfirmasi bahwa depresiasi nilai tukar Rupi-
triwulan II-2015). Responden yang merasakan
ah tidak pengaruh terhadap penjualan (penjualan
akomodasi (30%) dan industri makan dan minum.
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
stabil), khususnya perusahaan yang bergerak da
penjualan ekspor yang besar dan kandungan ba
lam subkategori lapangan usaha penyediaan ako-
hanbaku impor yang mi nim. Responden yang
modasi dan industrimakan dan minum. Meskipun
mengkonfirmasi hal ini umumnya bergerak dalam
demikian, apabila pelemahan nilai tukar terusber-
subkategori lapangan usaha industri makan dan
lanjut maka diperkirakan akan berpotensi terha
minum (72%). Sedangkan 25% responden (khu
dap penurunan penjualan sepanjang tahun 2015.
susnya yang bergerak dalam kategori usaha indus trikayu mengkonfirmasi bahwa nilai tukar Rupiah
3. Dampak Depresiasi Nilai Tukar Rupiah Terhadap Perkembangan Margin Usaha
tidak berpengaruh terhadap perubahan margin
Secara umum, 46% responden mengkonfirmasi
adalah sebesar 8,75%.
usaha. Rata-rata kenaikan margin usaha sebesar 10,5% (yoy), dan rata-rata penurunan margin
bahwa pelemahan nilai tukar Rupiah diperkirakan
te gori lapangan usaha pe nyediaan akomodasi
4. Dampak Pelemahan Nilai Tukar Terhadap Struktur Biaya dan Preferensi Nilai Tukar
(55%) dan sub kategori perdagangan besar dan
Pelemahan nilai tukar Rupiah terindikasi memiliki
eceran (27%). Kondisi ini disebabkan karena res
dampak yang signifikan seiring dengan besarnya
ponden pada sub kategori lapangan usaha terse-
komposisi valas pada struktur biaya dari suatu per
but tetap mempertahankan harga jual mengingat
usahaan. Berdasarkan tabel B.1., dapat disimpul-
tingginya tingkat persaingan dan sensitifnya kon-
kan bahwa semakin besar komposisi valas dalam
sumen terhadap perubahan harga (meskipun disisi
struktur biaya perusahaan (yang umumnya diper
lain terdapat potensi kenaikan biaya).
untukkan untuk pembelian bahan baku), maka
Sementara itu, 29% responden mengkonfirmasi
nilai tukar Rupiah yang diharapkan cenderung
akan memperoleh kenaikan margin pada triwulan
me nguat. Kondisi ini terlihat pada subkategori
II-2015 terutama responden yang memiliki share
lapangan usaha industri makanan dan minuman,
akan berdampak pada penurunan margin usaha selama triwulan II-2015, khususnya untuk subka
Grafik B.3. Rata-Rata Struktur Biaya Responden/Perusahaan
UM= SM= QM= OM= M= fåÇìëíêá=j~â~å~å= fåÇìëíêá=qÉâëíáä=Ç~å= fåÇìëíêá=h~óìI= mÉêÇ~Ö~åÖ~å=_Éë~ê= Ç~å=jáåìã~å= m~â~á~å=g~Çá= _~ê~åÖ=Ç~êá=h~óì= Ç~å=bÅÉê~åI=_ìâ~å= Ç~å=d~Äìë=Ç~å= jçÄáä=Ç~å=pÉéÉÇ~= jçíçê= _~ê~åÖ=^åó~ã~å= Ç~êá=_~ãÄìI=Rçí~åI= Ç~å=pÉàÉåáëåó~= B=_á~ó~=_~Ü~å=_~âì=EáåÅK=_~Ü~å=mÉåÇìâìåÖF= B=_á~ó~=d~àá= B=_á~ó~=båÉêÖá= B=_á~ó~=_ìåÖ~=rí~åÖ=
mÉåóÉÇá~~å= ^âçãçÇ~ëá=
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
41
perdagangan besar dan eceran, bukan mobil dan
9.500-Rp 10.611, lebih rendah dibanding sub-
sepeda motor yang mengharapkan nilai tukar
kategori usaha lain yang memiliki komposisi valas
Rupiah (terhadap USD) berada pada kisaran Rp
relatif kecil dalam struktur biayanya.
Tabel B.1. Rata – rata Struktur Biaya Perusahaan R~í~Jê~í~
kçK
B=_á~ó~= _~Ü~å= _~âì=EáåÅK= _~Ü~å= mÉåÇìâìå ÖF
pìÄâ~íÉÖçêá
N
fåÇìëíêá=ã~â~å=Ç~å=ãáåìã
O
fåÇìëíêá=qÉâëíáä=C=m~â~á~å=g~Çá
P
fåÇìëíêá=h~óìI=_~ê~åÖ=Ç~êá=h~óì=Ç~å= d~Äìë=Ç~å=_~ê~åÖ=^åó~ã~å=Ç~êá= _~ãÄìI=Rçí~åI=Ç~å=pÉàÉåáëåó~
Q
mÉêÇ~Ö~åÖ~å=_Éë~ê=Ç~å=bÅÉê~åI= _ìâ~å=jçÄáä=Ç~å=pÉéÉÇ~=jçíçê
R
mÉåóÉÇá~~å=^âçãçÇ~ëá
B=s~ä~ë
B=_á~ó~= d~àá
B=s~ä~ë
B=_á~ó~= båÉêÖá
B=s~ä~ë
B=_á~ó~= _ìåÖ~= rí~åÖ
B=s~ä~ë
B=_á~ó~= i~áååó~
káä~á=qìâ~ê= káä~á=qìâ~ê= ó~åÖ= fÇÉ~ä ãÉåÖÖ~åÖ Öì
RUKPP
RSKNR
NQKVU
MKMM
SKSN
MKMM
NPKOO
MKMM
OOKSV
NMISNN
NOISST
QQ
SR
PP
MKMM
OKR
MKMM
MKR
MKMM
OMKOR
NOIMMM
NNIMMM
PTKTN
MKR
PNKP
NKMM
TKUO
MKMM
MKMM
MKMM
OPKNR
NOIMMM
UIRMM
SMKR
TP
OMKO
MKMM
NM
MKMM
VKNT
RMKMM
PMKNT
VIRMM
NOIOMM
PPKOT
NQKQ
OTKN
PMKVP
NNKRQ
MKMM
NRKU
MKMM
NVKOU
NNIPNM
NNIURM
Strategi yang diterapkan Perusahaan dalam Menghadapi Pelemahan Nilai Tukar Orientasi Penjualan
dilakukan secara kontrak dengan rekanan.
Secara umum, strategi yang ditempuh responden untuk menghadapi pelemahan nilai tukar adalah
Biaya Produksi dan Tenaga Kerja
dengan meningkatkan volume penjualan baik un-
Secara umum, perusahaan berusaha untuk mel-
tuk pasar domestik maupun untuk pasar ekspor.
akukan efisiensi dan menekan biaya produksi.
Peningkatan akses ke tradisional market, mem-
Dalam kaitannya dengan tenaga kerja, mayoritas
perbanyak pasar di luar negeri, dan meningkatkan
responden memiliki kebijakan untuk tidak me-
pemasaran adalah beberapa cara yang dilakukan
nambah tenaga kerja dan memilih untuk men-
oleh responden khususnya yang bergerak pada
goptimalkan tenaga kerja yang ada dan/ meng-
kategori industri pengolahan.
ganti penggunaan karyawan kontrak dengan daily
worker.
Volume Produksi dan Sumber Bahan Baku
42
Beberapa perusahaan mengkonfirmasi akan men-
Pembiayaan/utang
ingkatkan volume produksi seiring dengan per-
Secara umum, responden memilih untuk tidak
mintaan yang ada, khususnya menjelang puasa
melakukan peminjaman baru dan menunda
dan hari raya Lebaran. Seiring dengan pelemahan
penambahan hutang. Meskipun demikian, bagi
nilai tukar Rupiah, mayoritas perusahaan juga
responden yang telah memiliki hutang, reschedul-
mulai memprioritaskan penggunaan bahan baku
ing pembayaran dan permohonan dispensasi jatuh
lokal, dan sekalipun bahan baku memang harus
tempo pembayaran menjadi salah satu pilihan/
menggunakan bahan baku impor, pembeliannya
strategi untuk mengelola keuangan dengan baik.
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
bab II Tekanan inflasi Provinsi Bali triwulan I 2015 melandai Awal tahun 2015 menjadi tonggak yang menggembirakan bagi inflasi di Bali. Setelah meningkat pada triwulan sebelumnya, inflasi Bali kembali melandai sehingga tercatat sebesar 6,42%, atau berada pada kisaran bawah proyeksi Bank Indonesia.
kajian ekonomi dan keuangan regional
perkembangan inflasi
Secara spasial tekanan inflasi tertinggi pada triwulan laporan dialami kota Singaraja dengan laju inflasi mencapai 8,99% (yoy), sedangkan kota Denpasar mengalami inflasi sebesar 5,88% (yoy). Sejalan dengan inflasi di kota-kota sampel perhitungan inflasi di Bali, tekanan inflasi pedesaan Bali yang dihitung dengan menggunakan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) di sepanjang triwulan I 2015 menunjukkan penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya.
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
43
44
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
2.1. PERKEMBANGAN UMUM INFLASI
Kota Singaraja dan Kota Denpasar yang cukup besar
Searah dengan inflasi nasional, inflasi Provinsi Bali pada
tidak lepas dari masih minimnya kondisi infrastruktur
triwulan I 2015 mengalami penurunan. Pada Maret
perhubungan menuju Kota Singaraja ditengah masih
2015 Bali tercatat mengalami inflasi sebesar 6,42%
tingginya ketergantungan pasokan bahan pokok Kota
(yoy), atau lebih rendah dibandingkan dengan triwulan
Singaraja terhadap daerah lainnya.
sebelumnya yang sebesar 8,43% (yoy). Realisasi terse-
Berdasarkan penyebabnya, penurunan tekanan inflasi
but sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat
pada tahun 2015 terutama disebabkan oleh kelompok
inflasi nasional yang sebesar 6,38% (yoy). Terjaganya
administered prices dan volatile food, didukung oleh
tekanan inflasi Bali di sepanjang triwulan I tahun 2015
terjaganya inflasi kelompok inti (core inflation).
tidak lepas dari semakin solidnya upaya pengendalian inflasi yang dilakukan pemerintah daerah melalui forum Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID).
2.2.1. Inflasi Menurut Kelompok Barang dan Jasa
Grafik 2. 1 Inflasi Kota di Bali (%yoy)
Tekanan tahunan inflasi pada hampir seluruh kelompok
NO
barang dan jasa mengalami penurunan yang terutama
NMKPO
NM
UKVV
UKMP
U
didorong oleh kelompok Transportasi & Komunikasi dan SKQO
kelompok Bahan Makanan. Penurunan tekanan inflasi
SKPU
pada seluruh kelompok barang dan jasa tersebut meru-
RKUU
S
2.2. ANALISIS PERKEMBANGAN INFLASI
Q
pakan dampak melandainya tekanan permintaan dan
O
membaiknya kondisi pasokan. Selain itu, penyesuaian
M aÉåé~ë~ê
páåÖ~ê~à~
qï=f=OMNR
(ke bawah) harga BBM dan ongkos angkutan darat
qï=fs=OMNQ
pada triwulan I 2015 membawa dampak positif pada
Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah
membaiknya ekspektasi pelaku usaha seiring dengan
Grafik 2. 2 Perkembangan Inflasi Nasional dan Provinsi Bali (% yoy)
penurunan ongkos produksi dan distribusi sehingga berpengaruh pada terjaganya harga barang dan jasa secara keseluruhan.
V U T S R Q P O N M
SKQO SKPU
a) Kelompok Bahan Makanan Setelah pada triwulan sebelumnya mengalami inflasi cukup tinggi, tekanan inflasi kelompok bahan makanan
f
ff
fff
fs
f
OMNO
ff
fff
fs
f
ff
OMNP
k~ëáçå~ä
fff
OMNQ
fs
f OMNR
(baik secara triwulanan maupun tahunan) pada triwulan I 2015 mengalami penurunan, hingga tercatat sebesar 0,06% (qtq) atau 5,65% (yoy). Penurunan tekanan
_~äá
inflasi kelompok ini pada periode laporan disebabkan
Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah
oleh melandainya permintaan dan membaiknya kondisi Berdasarkan kota pembentuknya, inflasi terutama ter-
pasokan.
jadi di Kota Singaraja yang tercatat mengalami inflasi
Komoditas bahan makanan yang menjadi penyumbang
sebesar 8,99% (yoy) pada Maret 2015. Realisasi inflasi
utama deflasi di sepanjang triwulan I 2015 diantaranya
di Singaraja berada jauh di atas Kota Denpasar yang
cabai rawit, cabai merah, minyak goreng, kangkung,
tercatat sebesar 5,88% (yoy). Disparitas inflasi antara
buncis, udang basah, pisang dan tongkol. Sementara
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
45
itu komoditas yang masih menjadi penyumbang inflasi
Kabupaten Jembrana gagal panen karena serangan
di antaranya beras, bawang merah dan daging ayam
hama wereng. Dari total area 86 hektar, 15 hektar di
ras. Beras masih menjadi salah satu komoditas utama
antaranya terjadi gagal panen karena serangan hama
penyumbang inflasi di Bali pada triwulan I 2015.
wereng.
Peningkatan harga beras pada periode laporan dise
• Setelah sebelumnya irigasi di kawasan pertanian aba
babkan oleh terlambatnya panen raya beras, yang se-
di Jatiluwih, Desa Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Ta-
harusnya mulai terjadi pada akhir Maret 2015. Hal ini
banan jebol dan belum mendapatkan perbaikan, kini
disebabkan oleh terjadinya serangan hama dan gang-
bagian lain saluran irigasi di kawasan Warisan Budaya
guan irigasi di beberapa wilayah pertanian di Bali, di
Dunia (WBD) tersebut kembali jebol.
antaranya :
Bawang merah masih terus menunjukkan kena ik an
• Gagal panen dialami sebagian petani disekitar Desa
harga dengan rata-rata kenaikan sebesar 2%. Hal ini
Padang Kerta, Kecamatan Karangasem. Ma yo ritas
tidak lepas dari masih tingginya ketergantungan paso-
padi mengalami puyung (kosong) isinya dan me-
kan bawang merah Provinsi Bali dari daerah lainnya
nyebabkan hasil menurun sebesar kurang lebih 50%.
(produksi bawang merah di Bali relatif minim, hanya
• Belasan hektar padi di Kelurahan Sangkaragung,
ada di Kabupaten Bangli). Kebutuhan bawang merah di
Grafik 2. 3 Inflasi Triwulanan Kelompok Bahan Makanan di Prov. Bali
Grafik 2. 5 Kondisi Produksi dan Surplus Defisit Komoditas Bawang Merah di Bali & Nusa Tenggara
NQ
Pola Produksi
B
NO NM U S
Kondisi Surplus Defisit
Q O MKMS=
M JO
qï=fff
JQ
qï=fs
qï=f
OMNO
qï=ff
qï=fff
qï=fs
OMNP
qï=f
qï=ff
qt=fff
qt=fs
qï=f
OMNQ
OMNR
JS
Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah
Sumber : Penelitian Bank Indonesia, tahun 2013
Grafik 2. 4 Inflasi Tahunan Kelompok Bahan Makanan di Prov. Bali
Grafik 2. 6 Perkembangan Sumbangan Inflasi Beras (% mtm)
MKQ NU
B
MKP
NS NQ
MKO
NO NM U
TKQP
S
Q
MKN M
O
N
M
O
P
Q
R
S
T
qï=f qï=ff qï=fff qï=fs qï=f qï=ff qï=fff qï=fs qï=f qï=ff qï=fff qï=fs qï=f
OMNO
OMNP
OMNQ
OMNR
OMNQ JMKO JMKP
Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah
46
U
V
NM NN NO
N
O
JMKN
Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
OMNR
P
Grafik 2. 7 Perkembangan Sumbangan Inflasi Bawang Merah (% mtm)
Grafik 2. 8 Inflasi Triwulanan Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau di Prov. Bali
MKMU
P
MKMS
OKR
MKMQ
O
MKMO
NKR
M JMKMO
N
O
P
Q
JMKMQ
R
S
T
U
V
NM
NN
NO
N
OMNQ
O
P
OMNR
N
MKTV=
MKR
M
JMKMS
qï=fff qï=fs qï=f
JMKMU
qï=ff qï=fff qï=fs qï=f
OMNO
Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah
OMNP
qï=ff qt=fff qt=fs qï=f OMNQ
OMNR
Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah
Provinsi Bali masih dipenuhi dari pulau Jawa (Mojoker to, Nganjuk). Di sisi lain fasilitas penyimpanan masih minim sehingga harga komoditas ini relatif berfluktuasi, dan harga sangat dipengaruhi oleh suplai nasional.
Grafik 2. 9 Inflasi Tahunan Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau di Prov. Bali NM
b) Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Inflasi kelompok makanan jadi, minuman jadi, ro kok
V U T S Q
0,79% (qtq), lebih rendah dibandingkan triwulan lalu
O
inflasi kelompok ini tercatat sebesar 5,65% (yoy), lebih
RKSR
R
dan tembakau pada triwulan I 2015 tercatat sebesar yang sebesar 2,27% (qtq). Sementaraitu secara tahunan
B
P N M qï=f qï=ff qï=fff qï=fs qï=f qï=ff qï=fff qï=fs qï=f qï=ff qï=fff qï=fs qï=f
rendah dibandingkan dengan periode sebelumnya yang sebesar 8,47% (yoy).
OMNO
OMNP
OMNQ
OMNR
Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah
Penurunan tekanan inflasi kelompok bahan makanan jadi pada periode laporan terutama disumbangkan oleh deflasi pada komoditas gula pasir, dengan sum-
Grafik 2. 10 Pergerakan Sumbangan Inflasi Rokok (% mtm)
bangan ±-0,02% dan stabilnya harga komoditas bahan makanan lainnya seiring dengan melandainya tekanan permintaan. Namun demikian, masih terjadi inflasi
MKMU MKMT MKMS
pada komoditas rokok kretek filter, rokok putih dan air
MKMR
kemasan dengan sumbangan masing-masing sebesar
MKMQ
0,04%; 0,02% dan 0,01%.
MKMP MKMO
MKMN
c) Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar Inflasi pada kelompok perumahan, air, listrik dan gas mengalami peningkatan baik dibandingkan deng an
M JMKMN
N
O
P
Q
R
S
T
OMNQ Rçâçâ=hêÉíÉâ=cáäíÉê
U
V
NM NN NO
N
O
P
Q
OMNR Rçâçâ=mìíáÜ
Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
47
triwulan sebelumnya maupun dengan periode yang
Grafik 2. 13 Inflasi Tahunan Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar di Prov. Bali
sama tahun sebelumnya. Pada Maret 2015 kelompok ini tercatat mengalami inflasi sebesar sebesar 9,38%
NM
(yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan periode sebe-
V
lumnya yang sebesar 7,89% (yoy) maupun tahun lalu
T
B
VKPU
U S R Q
Grafik 2. 11 Pergerakan Sumbangan Inflasi Gula Pasir (% mtm)
P O
MKMP
N
MKMOR
M qï=f qï=ff qï=fff qï=fs qï=f qï=ff qï=fff qï=fs qï=f qï=ff qï=fff qï=fs qï=f
MKMO MKMNR
OMNO
OMNP
OMNQ
OMNR
MKMN
Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah
MKMMR M JMKMMR
N
O
P
Q
R
JMKMN
S
T
U
V
NM NN NO
OMNQ
N
O
P
OMNR
JMKMNR
Q
Pada triwulan IV 2014 Pemerin tah melakukan penyesuaian listrik untuk industri dan rumah tangga tahap
JMKMO
II (1 September s/d 31 Oktober 2014) dan tahap ketiga
Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah
(1 November 2014). Sedangkan pada triwulan I 2015 terdapat kebijakan penundaan tariff adjustment listrik
Grafik 2. 12 Inflasi Triwulanan Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar di Prov. Bali Q
oleh PLN, dimana kenaikan tarif listrik hanya diberlakukan untuk golongan teretentu (2200 Va) ke atas. Dengan demikian sumbangan inflasi tarif listrik pada
PKR P OKST=
OKR
periode ini tercatat sebesar 0,09% atau lebih rendah dibanding periode sebelumnya yang sebesar 0,37%.
O NKR
d) Kelompok Sandang
N
Inflasi pada kelompok sandang tercatat sebesar 4,09%
MKR
(yoy), relatif stabil dibandingkan dengan triwulan sebe-
M qï=fff qï=fs qï=f
OMNO
qï=ff qï=fff qï=fs qï=f
OMNP
qï=ff qt=fff qt=fs qï=f
OMNQ
lumnya yang sebesar 4,26% (yoy). Sementara secara
OMNR
Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah
Grafik 2. 14 Inflasi Triwulanan Kelompok Sandang di Prov. Bali O
yang sebesar 3,72% (yoy). Sementara secara triwula-
NKR
nan inflasi tercatat sebesar 2,67% (qtq) , masih lebih
N
rendah dibandingkan dengan triwulan lalu yang sebe-
MKR
sar 3,67% (qtq).
M
Peningkatan tekanan inflasi pada kelompok ini didorong
JMKR
oleh komoditas bahan bakar rumah tangga, kayu balo-
JN
kan, sewa rumah dan kontrak rumah. Sementara penu-
JNKR
runan tekanan inflasi triwulanan terutama disebabkan
JO
oleh melandainya inflasi tarif listrik.
48
NKMN=
qï=fff qï=fs qï=f
OMNO
qï=ff qï=fff qï=fs qï=f
OMNP
Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
qï=ff qt=fff qt=fs qï=f
OMNQ
OMNR
dorong oleh meningkatnya harga emas perhiasan do-
Grafik 2. 15 Inflasi Tahunan Sandang di Prov. Bali U
mestik sebagai pengaruh terhadap peningkatan harga
B
emas perhiasan dunia. Sumbangan emas di sepanjang
S
triwulan I 2015 tercatat sekitar 0,02%. QKMV
Q
e) Kelompok Kesehatan
O
Inflasi pada kelompok kesehatan mengalami penurunan baik secara triwulanan maupun tahunan. Pada
M
qï=f qï=ff qï=fff qï=fs qï=f qï=ff qï=fff qï=fs qï=f qï=ff qï=fff qï=fs qï=f JO
OMNO
OMNP
OMNQ
Maret 2015 kelompok ini tercatat mengalami inflasi
OMNR
JQ
sebesar 0,61% (qtq) atau lebih rendah dibandingkan dengan triwulan lalu yang sebesar 1,34% (qtq). Se-
Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah
mentara itu secara tahunan inflasi kelompok ini tercatat sebesar 4,01% (yoy), lebih rendah dibandingkan deng Grafik 2. 16 Inflasi Triwulanan Kelompok Kesehatan di Prov. Bali
an periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 7,86% (yoy).
R Q
f) Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga
P O
Inflasi pada kelompok pendidikan, rekreasi dan olah
N MKSN= M qï=fff qï=fs qï=f
qï=ff qï=fff qï=fs qï=f
qï=ff qt=fff qt=fs qï=f
JN
OMNO
OMNP
OMNQ
OMNR
Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah
raga tercatat sebesar 0,33%(qtq) atau relatif stabil dibandingkan dengan triwulan lalu yang sebesar 0,35% (qtq). Sementara itu secara tahunan inflasi kelompok ini tercatat menurun dari sebesar 5,6%(yoy) pada triwulan sebelumnya menjadi 5,04%(yoy) pada periode laporan. Penurunan tekanan inflasi pada kelompok ini merupa-
Grafik 2. 17 Inflasi Tahunan Kelompok Kesehatan di Prov. Bali NM V
kan faktor musiman dimana tidak terdapat penyesuaian ongkos pendidikan di awal tahun.
B
U T
Grafik 2. 18 Inflasi Triwulanan Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga di Prov. Bali
S R Q
QKMN
P
S
O N
R
M qï=f qï=ff qï=fff qï=fs qï=f qï=ff qï=fff qï=fs qï=f qï=ff qï=fff qï=fs qï=f
OMNO
OMNP
OMNQ
OMNR
Q P O
Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah
N
triwulanan inflasi kelompok ini tercatat sebesar 1,01%
M
(qtq), relatif stabil dibandingkan dengan triwulan lalu
JN
MKPP=
qï=fff qï=fs qï=f OMNO
yang sebesar 1,58% (qtq). Tekanan inflasi pada kelompok sandang terutama di-
qï=ff qï=fff qï=fs qï=f OMNP
qï=ff qt=fff qt=fs qï=f OMNQ
OMNR
Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
49
Grafik 2. 19 Inflasi Tahunan Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga di Prov. Bali U
Grafik 2. 21 Inflasi Tahunan Kelompok Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan di Prov. Bali NQ
B
B
NO
T
NM
S
RKMQ
R
U
Q
S
P
Q
O
PKSO
O
N
M
M
qï=f qï=ff qï=fff qï=fs qï=f qï=ff qï=fff qï=fs qï=f qï=ff qï=fff qï=fs qï=f
qï=f qï=ff qï=fff qï=fs qï=f qï=ff qï=fff qï=fs qï=f qï=ff qï=fff qï=fs qï=f
OMNO
OMNP
OMNQ
OMNO
OMNR
OMNP
OMNQ
OMNR
Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah
Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah
g) Kelompok Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan
2.2.2. Inflasi Menurut Kota
Inflasi pada kelompok transpor, komunikasi dan jasa
Denpasar dan Singaraja. Karakteristik inflasi Kota Den-
keuangan mengalami penurunan dibandingkan deng an
pasar maupun Singaraja terutama dipengaruhi oleh
triwulan sebelumnya. Pada Maret 2015 kelompok ini ter-
kelompok pengeluaran bahan makanan, makanan jadi
catat mengalami deflasi sebesar -5,42% (qtq) atau jauh
dan perumahan sebagaimana tercermin pada dominan-
lebih rendah dibandingkan dengan triwulan lalu yang ter-
nya bobot kelompok pengeluaran tersebut dalam ker-
catat mengalami inflasi sebesar 9,13% (qtq). Sementara itu
anjang IHK Kota Denpasar maupun Singaraja.
Inflasi provinsi Bali memperhitungkan inflasi di Kota
secara tahunan inflasi kelompok ini tercatat sebesar 3,62% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan periode lalu yang sebesar 10,68% (yoy). Penurunan tekanan inflasi ini terjadi karena sudah berangsur hilangnya dampak langsung penyesuaian harga BBM bersubsidi di tahun 2014 serta ter-
Grafik 2. 22 Bobot Tahun Dasar (2012=100) Kelompok Pengeluaran Kota Denpasar _^e^k=j^h^k^k=
VB=
j^h^k^k=g^afI=jfkrj^kI= RlhlhI=a^k=qbj_^h^r=
NVB= NVB=
jadinya penurunan harga BBM yang diikuti dengan penu-
NSB=
runan ongkos angkutan pada awal Januari 2015.
OSB=
mbRrj^e^kI=^fRI=ifpqRfhI= d^pI=a^k=_^e^k=_^h^R= p^ka^kd= hbpbe^q^k=
Grafik 2. 20 Inflasi Triwulanan Kelompok Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan di Prov. Bali
RB= SB=
NM U
mbkafafh^kI=RbhRb^pfI=a^k= li^eR^d^= qR^kpmlRI=hljrkfh^pfI= a^k=g^p^=hbr^kd^k=
Sumber : Bank Indonesia
S Q
a) Kota Denpasar
O
Pada triwulan I 2015 laju inflasi Kota Denpasar men-
M JO JQ
qï=fff qï=fs qï=f OMNO
qï=ff qï=fff qï=fs qï=f OMNP
OMNQ
OMNR
ERKQOF
JS
galami penurunan dari dari 8,03% (yoy) pada triwulan IV 2014 menjadi 5,88% (yoy) pada triwulan I 2015. Penurunan tekanan inflasi tertinggi terjadi pada kelompok bahan makanan dan kelompok transportasi, komu-
JU
Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah
50
qï=ff qt=fff qt=fs qï=f
nikasi dan jasa keuangan.
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
Kelompok bahan makanan tercatat mengalami inflasi
peningkatan produksi ikan-ikanan dan sayuran serta
sebesar 7,65% (yoy) pada Maret 2015, lebih rendah
terjaganya kelancaran distribusi pasokan.
dibandingkan dengan triwulan lalu yang tercatat sebe-
Sementara itu, kelompok transportasi, komunikasi dan
sar 11,23% (yoy). Penurunan tekanan inflasi bahan ma-
jasa keuangan mengalami penurunan tekanan inflasi
kanan terutama disebabkan oleh melandainya demand
dari 9,78% (yoy) pada triwulan sebelumnya menjadi
pasca high season pariwisata yang jatuh pada triwu-
3,45% (yoy) pada triwulan laporan. Penurunan te-
lan lalu. Sisi pasokan juga relatif terjaga seiring dengan
kanan inflasi disebabkan oleh penyesuaian harga BBM yang diikuti dengan penurunan ongkos angkutan pada
Grafik 2. 23 Bobot Tahun Dasar (2012=100) Kelompok Pengeluaran Kota Singaraja RB= SB=
awal Januari 2015. Penurunan harga BBM memberikan sumbangan deflasi cukup signifikan baik di Kota Den-
fK=_^e^k=j^h^k^k=
NOB= OSB= NVB=
OTB= QB=
pasar (-0,35% mtm) maupun di Kota Singaraja (-0,23%
ff=j^h^k^k=g^afI=jfkrj^kI= RlhlhI=a^k=qbj_^h^r= fffK=mbRrj^e^kI=^fRI=ifpqRfhI= d^pI=a^k=_^e^k=_^h^R= fsK=p^ka^kd=
mtm). Penurunan harga BBM ini diikuti dengan penurunan ongkos angkutan dalam kota dan ongkos angkutan dalam kota memberikan sumbangan -0.02% (mtm)
sK=hbpbe^q^k=
terhadap inflasi Bali.
sfK=mbkafafh^kI=RbhRb^pfI=a^k= li^eR^d^= sffK=qR^kpmlRI=hljrkfh^pfI= a^k=g^p^=hbr^kd^k=
Kelompok yang mengalami peningkatan harga adalah kelompok perumahan, air dan LGA yang terutama dise babkan oleh peningkatan harga bahan bakar rumah
Sumber : Bank Indonesia
Tabel 2.1 Perkembangan Inflasi Kota Denpasar Per Kelompok Pengeluaran
OMNQ kçK
hÉäçãéçâ=_~ê~åÖ ãíã
qï =f ó íÇ
ó çó
ãíã
qï =fs ó íÇ
ó çó
ãíã
OMNR qï =f ó íÇ
ó çó
N
_~Ü~å=j~â~å~å
MKRU
PKRU
PKTU
QKVN
NNKOP
NNKOP
JMINP
MIOS
TISR
O
j~â~å~å=g~Çá
MKMS
OKVU
TKTO
MKNP
SKOV
SKOV
MIQO
MIRM
PITP
P
mÉêìã~Ü~åI=^áêI=id^
MKMV
MKUR
PKTO
MKUP
TKOM
TKOM
JMIMS
OISN
VIMS
Q
p~åÇ~åÖ
JMKNM
NKMR
NKRP
MKSQ
PKSM
PKSM
JMIMR
MIVS
PIRM
R
hÉëÉÜ~í~å
NKPN
RKVU
TKRN
MKRN
VKVV
VKVV
MIOQ
MISS
QIQT
S
mÉåÇáÇáâ~åI=RÉâêÉ~ëáI=C=lR
MKMU
MKPU
PKQM
MKMQ
QKPQ
QKPQ
MIMT
MIPN
QIOT
T
qê~åëéçêí~ëá=C=hçãìåáâ~ëá
MKRN
MKUN
NMKQR
PKVN
VKTU
VKTU
MIRP
JRIMM
PIQR
MKPO
NKVS
RKSS
NKVV
UKMP
UKMP
MKNQ
JMKMU
RKUU
rjrj Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah
Tabel 2.2 Ranking Komoditas Berdasarkan Sumbangan dan Frekuensi Inflasi di Kota Denpasar Triwulan I 2015
hçãçÇáí~ë _bR^p _^e^k=_^h^R=Rrj^e=q^kdd^ h^vr=_^ilh^k pbt^=Rrj^e q^Rfm=ifpqRfh
pìãÄ~åÖ~å=B=Eó íÇF =============================MKPQ =============================MKOU =============================MKMV =============================MKMV =============================MKMV
hçãçÇáí~ë qlkdhli=mfka^kd _bR^p a^dfkd=^v^j=R^p q^er=jbkq^e _^t^kd=jbR^e
cêÉâìÉåëá= P P O O O
*) Treshold > 0,005% (mtm) Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
51
tangga jenis Liquid Petroleum Gas (LPG).
Berdasarkan kelompoknya, penurunan terja di pa da
Apabila ditinjau pergerakannya sepanjang triwulan I ta-
kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan;
hun 2015, maka 5 komoditas yang memberikan sum-
kelompok bahan makanan jadi,minuman, rokok dan
bangan tertinggi terhadap inflasi Kota Denpasar adalah
tembakau; serta kelompok pendidikan, rekreasi dan
beras, bahan bakar rumah tangga, kayu balokan, sewa
olah raga. Sementara itu kelompok lainnya masih
rumah dan tarif listrik. Sementara komoditas yang paling mengalami peningkatan tekanan inflasi. sering mengalami inflasi adalah tongkol pindang, beras,
Apabila ditinjau pergerakannya sepanjang Januari s/d
daging ayam ras, tahu mentah dan bawang merah.
Maret tahun 2015, maka 5 komoditas yang memberikan sumbangan tertinggi terhadap inflasi Singaraja adalah
b) Kota Singaraja
tukang bukan mandor, sewa rumah, beras, bawang me-
Sejalan dengan kondisi nasional dan Kota Denpasar, laju
rah, dan kopi manis. Sementara komoditas yang paling
inflasi Kota Singaraja pada triwulan I 2015 juga men-
sering mengalami inflasi adalah beras, daging babi, ma-
galami penurunan dari dari 10,32% (yoy) pada triwulan
kanan ringan/snack, rokok putih dan mie kering instan.
IV 2014 menjadi 8,99% (yoy) pada triwulan I 2015.
Tingginya sumbangan inflasi tukang bukan mandor
Realisasi inflasi di Kota Singaraja masih jauh diatas in-
dan sewa rumah di Singaraja tidak lepas dari peningka-
flasi nasional maupun inflasi Kota Denpasar. Disparitas
tan aktivitas sektor konstruksi di kota tersebut. Wacana
inflasi antara Kota Singaraja dan Kota Denpasar yang
pembangunan bandara telah mendorong peningkatan
cukup besar tidak lepas dari masih belum optimalnya
harga tanah di Singaraja, sehingga turut berdampak
pemanfaatan infrastruktur perhubungan menuju Kota
pada harga sewa/kontrak rumah. Di samping itu ter-
Singaraja serta belum efisiennya jalur logistik ditengah
jadi peningkatan demand kontrak/sewa rumah seiring
masih tingginya ketergantungan pasokan bahan pokok
deng an semakin berkembangnya fasilitas pendidikan
Kota Singaraja terhadap daerah lainnya.
tinggi di Singaraja.
Tabel 2.3 Perkembangan Inflasi Kota Singaraja Per Kelompok Pengeluaran OMNQ kçK
hÉäçãéçâ=_~ê~åÖ
OMNR
ãíã
qêáï ìä~å=f ó íÇ
ó çó
ãíã
qêáï ìä~å=fs ó íÇ
ó çó
ãíã
qêáï ìä~å=f ó íÇ
ó çó
JMKNV
MKTS
QKPO
PKTP
UKMV
UKMV
NIMN
JMIVM
SIPN
N
_~Ü~å=j~â~å~å
O
j~â~å~å=g~Çá
NKMV
OKPO
NMKRU
MKSQ
NRKMM
NRKMM
MIOP
OIMV
NQITQ
P
mÉêìã~Ü~åI=^áêI=id^
JMKMP
OKNS
NNKQR
PKNU
VKVT
VKVT
JMIMN
OIVV
NMIUS
Q
p~åÇ~åÖ
MKRU
MKTN
QKSU
OKNR
SKOR
SKOR
MITP
NIOS
SIUP
R
hÉëÉÜ~í~å
MKNV
MKNV
MKUP
MKOV
NKQR
NKQR
MIMM
MIPR
NISO
S
mÉåÇáÇáâ~åI=RÉâêÉ~ëáI=C=lR
MKOT
MKSQ
NKRO
MKMO
VKPT
VKPT
JMINQ
MIQN
VINO
T
qê~åëéçêí~ëá=C=hçãìåáâ~ëá
JMKNT
MKRQ
NQKOR
SKMR
NPKPS
NPKPS
JMIMP
JTIPS
QIQR
rjrj
MKNT
NKPU
UKOM
OKUM
NMKPO
NMKPO
MKPQ
MKNR
UKVV
Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah
Tabel 2.4 Ranking Komoditas Berdasarkan Sumbangan dan Frekuensi Inflasi di Kota Singaraja Triwulan I 2015
hçãçÇáí~ë qrh^kd=_rh^k=j^kalR pbt^=Rrj^e _bR^p _^t^kd=jbR^e hlmf=j^kfp
pìãÄ~åÖ~å=B=Eó íÇF =============================MKSP =============================MKON =============================MKOM =============================MKNN =============================MKMT
hçãçÇáí~ë _bR^p a^dfkd=_^_f j^h^k^k=Rfkd^kLpk^`h Rlhlh=mrqfe jfb=hbRfkd=fkpq^kq
*) Treshold > 0,005% (mtm) Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah
52
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
cêÉâìÉåëá= P P P P O
2.3. DISAGREGASI INFLASI Berdasarkan disagregasi inflasi, penurunan laju inflasi tahunan pada triwulan I 2015 terutama bersumber pada kelompok volatile food dan administered prices, sementara itu sumbangan inflasi kelompok inti tercatat relatif stabil.
babi terjadi seiring dengan semakin mahalnya harga pakan ternak. Disamping itu, kenaikan harga daging ayam juga terjadi sebagai dampak Kepu tusan Menteri Pertanian dan Gabungan Perusahaan Pembibitan Unggas (GPPU) yang memangkas produksi bibit ayam
Grafik 2. 24 Perkembangan Inflasi Berdasarkan Penyebabnya (% yoy)
(DOC) sebesar 40%. Pemangkasan produksi dilakukan untuk menaikkan harga jual ayam potong agar dapat menutupi kerugian peternak mengingat harga jual se-
B=ó çó 18 16
jak tahun 2014 (nilai penjualan dibawah HPP). Hal ini
14 12
terkonfirmasi oleh hasil liaison kepada salah satu con-
10 8
tact yang menginformasikan terjadinya kenaikan harga
6 4
ayam potong pada kisaran 15%-20% pasca pember-
2 0
Sementara kenaikan harga daging ayam dan daging
1
2
3
4
5
6
7
8
9 10 11 12 1
2013 yoy
2
3
4
5
6
7
8
9 10 11 12 1
2014 CORE
VOLATILE
2
3
lakuan peraturan tersebut.
2015 ADMINISTERED
b) Administered Prices
Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah
Seiring dengan hal tersebut, tekanan inflasi kelompok
a) Volatile Food
administered prices juga tercatat menurun, meski masih
Tekanan inflasi kelompok volatile foods masih menun-
memberikan sumbangan inflasi. Penurunan tekanan
jukkan tren melandai, jauh berada dibawah rata-rata
inflasi kelompok ini disebabkan oleh mulai hilangnya
historisnya. Hal ini tidak lepas dari semakin solidnya
dampak kenaikan BBM bersubsidi pada tahun 2014
upaya pengendalian inflasi yang dilakukan oleh TPID
serta penyesuaian (kebawah) harga BBM dan ongkos
Provinsi Bali.
angkutan pada awal Januari 2015.
Beberapa komoditas yang tercatat memberikan sum-
Dampak penurunan harga BBM terhadap inflasi Bali
bangan
Denpasar diantaranya cabai ra wit
(bensin dari Rp8500 menjadi Rp7.950 pada minggu
(-48,05% yoy), kacang panjang (-35,09% yoy), jagung
I Januari 2015 dan turun lagi menjadi Rp7.000 pada
manis (-15,30% yoy), cakalang (-12,17%) minyak gore-
minggu III Januari 2015 serta solar dari Rp7.950 men-
ng (-12,16%). Sedangkan komoditas yang memberi-
jadi Rp7.250 pada minggu I Januari 2015 dan turun lagi
kan sumbangan deflasi di Singaraja diantaranya kan-
menjadi Rp.6.400 pada minggu III Januari 2015) mem-
gkung(-66,95% yoy), tongkol (-20,96% yoy), cakalang
berikan sumbangan sebesar -0,5% (mtm) terhadap in-
(-18,05% yoy) dan salak (-16,04% yoy).
flasi Bali.
Sementara itu komoditas yang memberikan sumbangan
Sementara itu penurunan tekanan inflasi kelompok
inflasi di Kota Denpasar dan Singaraja diantaranya be-
ini tertahan oleh kenaikan harga tarif listrik pada awal
ras, daging ayam dan daging babi. Meskipun masih
tahun 2015 dan kenaikan harga bahan bakar rumah
memberikan sumbangan inflasi, harga komoditas be-
tangga. Meskipun terdapat kebijakan penundaan tariff
ras di Bali mulai menunjukkan penurunan seiring mulai
adjustment listrik oleh PLN, masih terjadi kenaikan tarif
masuknya masa panen raya beras yang terjadi di Kabu-
listrik untuk golongan teretentu (2200 Va keatas) yang
paten Gianyar dengan produksi sebanyak 14.377 ton,
tercatat memberikan sumbangan inflasi sebesar 0.05%
Tabanan sebanyak 13.845 ton, dan Buleleng sebanyak
di Denpasar dan 0.02% (mtm) di Singaraja. Penyesuai
11.782 ton.
an 12 golongan tarif (dari total 37) yang ditetapkan
deflasi
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
53
oleh Permen ESDM nomor 31/2014 dilakukan setiap
oleh masih memadainya sisi supply dan terjaganya ek-
bulan dengan Tariff Adjustment (TA). Adapun besaran
spektasi inflasi.
tarif listrik nonsubsidi ditentukan oleh Nilai Tukar USD (Kurs Tengah BI), Indonesian Crude Price (data Kemen-
Interaksi permintaan dan penawaran
trian Migas), dan Inflasi (data BPS) yang kemudian di-
Tekanan permintaan dapat direspon dengan baik oleh
hitung menggunakan formula penyesuaian. Sementara
sisi penawaran.Hal ini terindikasi dari hasil Survei Peda-
itu peningkatan harga bahan bakar rumah tangga jenis
gang Eceran Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi
Liquid Petroleum Gas (LPG) yang tercatat memberikan
Bali.
sumbangan inflasi sebesar 0,35%. Pergerakan Rupiah
c) Core Inflation
Nilai tukar Rupiah mengalami depresiasi terhadap dol-
Secara fundamental tekanan inflasi kelompok inti ter-
lar AS seiring dengan penguatan dollar AS terhadap
catat cukup stabil dan masih berada dalam tren penu-
hampir seluruh mata uang di dunia. Pada Maret 2015,
runan. Ditengah bayang-bayang risiko pelemahan Ru-
secara rata-rata Rupiah melemah 2,37% (mtm) ke
piah, laju inflasi kelompok inti cukup stabil didukung
level Rp13.066 per dollar AS. Secara poin to poin Ru-
Grafik 2. 26 Pergerakan Nilai Tukar Rupiah
piah terdepresiasi dan ditutup pada level Rp13.074 per dollar AS. Meskipun melemah, depresiasi Rupiah lebih terbatas dibandingkan dengan pelemahan mata uang negara emerging lainnya. Pergerakan Rupiah ke depan masih akan dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi global serta domestik. Menghadapi kondisi tersebut, Bank Indonesia tetap konsisten menjaga stabilitas nilai Rupiah sesuai dengan kondisi fundamentalnya. Ekspektasi Inflasi Ekspektasi inflasi masyarakat Bali, terutama dari sisi
Sumber : Bank Indonesia, diolah
konsumen cukup terjaga, meskipun sedikit mengalami
Grafik 2. 27 Perbandingan Nilai Tukar Kawasan
Grafik 2. 28 Indeks Penjualan Riil 300.00 250.00 207.84 200.00
174.28
150.00 100.00 50.00
0.00 I
II
III
2011
Sumber : Bank Indonesia, diolah
54
IV
I
II
III
2012
IV
I
II
Sumber : Survei Penjualan Eceran, Bank Indonesia
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
III
2013
IV
I
II
III
2014
IV
I 2015'
ranya beras, cabai merah, bawang merah, cabai rawit
Grafik 2. 29 Ekspektasi Konsumen
dan bawang putih. Sementara harga komoditas lainnya (daging ayam ras dan daging babi) menunjukkan pergerakan yang relatif stabil. Grafik 2. 30 Pergerakan Harga Komoditas Pertanian di Kabupaten Karangasem ORIMMM= OMIMMM=
NRIMMM= NMIMMM=
Sumber : Survei Konsumen, Bank Indonesia RIMMM=
peningkatan sebagai kenaikan BBM bersubsidi. Hal ini
J
g~å
tercermin pada hasil Survei Konsumen Kantor Perwakil an Bank Indonesia Provinsi Bali. Konsumen berpendapat akan terjadi kenaikan harga secara umum dalam 3
cÉÄ
j~ê
_Éê~ë
`~ÄÉ=jÉê~Ü
_~ï~åÖ=jÉê~Ü
_~ï~åÖ=mìíáÜ
^éêáä
jÉá
`~ÄÉ=R~ïáí
Sumber : SiGapura, diolah
yang akan datang dibandingkan dengan saat ini, tercermin dari indeks ekspektasi konsumen yang berada di atas 100. Dengan demikian, pengendalian ekspektasi inflasi sebagai langkah antisipatif menjadi sangat pen
Grafik 2. 31 Pergerakan Harga Komoditas Peternakan di Kabupaten Karangasem PRIMMM= PMIMMM=
ting untuk dilaksanakan. Optimalisasi forum strategis
ORIMMM=
TPID dalam pemeliharaan ekspektasi inflasi masyarakat
OMIMMM=
dapat menjadi salah satu alternatif solusi.
NRIMMM= NMIMMM=
2.4. PERGERAKAN HARGA DI KOTA NON SAMPEL INFLASI
RIMMM= J
g~å
Pemantauan pergerakan harga di kota-kota nonsampel inflasi di Bali dilakukan oleh Tim Pengendali Inflasi Daerah Provinsi Bali melalui Sistem Informasi Harga Komoditas Pangan Strategis (SiGapura) Provinsi Bali.
j~ê
a~ÖáåÖ=_~Äá
^éêáä
jÉá
a~ÖáåÖ=^ó~ã
Sumber : SiGapura, diolah
Grafik 2. 32 Pergerakan Harga Komoditas Pertanian di Kabupaten Tabanan
Hasil pemantauan harga terhadap 7 komoditas (peny-
PMIMMM=
umbang utama inflasi Bali) di Kabupaten Karangasem
ORIMMM=
menunjukkan bahwa sepanjang triwulan I 2015 harga-
OMIMMM=
harga relatif stabil, dengan kecendurungan terjadi tren
NRIMMM=
penurunan harga, ke cu ali untuk komoditas bawang
NMIMMM=
merah dan bawang putih.
cÉÄ
RIMMM=
Sementara itu, pergerakan harga di Kabupaten Ta banan lebih berfluktuasi, dengan tekanan inflasi yang lebih tinggi. Beberapa komoditas yang menunjukkan peningkatan harga di Kabupaten Ta ba nan dianta-
J
g~å
cÉÄ
j~ê
_Éê~ë
_~ï~åÖ=jÉê~Ü
`~ÄÉ=jÉê~Ü
`~ÄÉ=R~ïáí
^éêáä
jÉá
_~ï~åÖ=mìíáÜ
Sumber : SiGapura, diolah
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
55
Dengan asumsi tidak terjadi penurunan indeks yang
Grafik 2. 33 Pergerakan Harga Komoditas Peternakan di Kabupaten Tabanan
diterima petani (It), maka penurunan harga pada kom-
ORIMMM=
ponen IKRT akan mendorong menurunnya indeks yang
OMIMMM=
dibayar petani (Ib). Dengan demikian, Nilai Tukar Petani
NRIMMM=
(NTP) yang mencerminkan tingkat kesejahteraan petani akan meningkat. Hal ini sebagaimana terlihat dari pen-
NMIMMM=
ingkatan rata-rata NTP dari 105.87 pada triwula IV
RIMMM=
2014 menjadi 107.43 pada triwulan I 2015.
J
g~å
cÉÄ
j~ê
^éêáä
a~ÖáåÖ=_~Äá
jÉá
Grafik 2. 35 Perkembangan Inflasi Pedesaan (ytd)
a~ÖáåÖ=^ó~ã
Sumber : SiGapura, diolah
NM U
2.5.
INFLASI PEDESAAN
S
Sejalan dengan inflasi di kota-kota sampel perhitungan inflasi di Bali, tekanan inflasi pedesaan Bali yang dihi-
Q O M
tung dengan menggunakan Indeks Konsumsi Rumah
JO
Tangga (IKRT) di sepanjang triwulan I 2015 menunjuk-
JQ
N O P Q R S T U V NM NN NO N O P Q R S T U V NM NN NO N O P OMNP
OMNQ _~äá
kan penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya. Inflasi pedesaan Provinsi Bali menurun dari 2,85% (mtm)
OMNR
k~ëáçå~ä
Sumber : BPS, diolah
pada Desember 2014 menjadi 0.88% (mtm) pada Maret 2015. Secara akumulasi (Januari s/d Maret 2015) inflasi pedesaan Provinsi Bali tercatat sebesar -0.55% (ytd), lebih rendah dibandingkan akumulasi inflasi triwulan IV 2014 yang sebesar 4,61%. Tingkat akumulasi inflasi Provinsi Bali triwulan I 2015 juga lebih rendah dibanding angka nasional yang sebesar -0.29% (ytd). Tren melandainya tekanan inflasi pedesaan dapat menjadi faktor pendorong perbaikan daya beli/ kesejahter-
Grafik 2. 36 Perkembangan Inflasi Pedesaan dan Nilai Tukar petani (NTP) Provinsi Bali NNM NMV NMU NMT NMS NMR NMQ NMP NMO NMN
P OKR O
NKR N
MKR M JMKR f
aan petani.
ff
fff
fs
OMNO
f
ff
fff
OMNP kqm=E^îÉê~ÖÉ=èì~êíÉêäóF
Grafik 2. 34 Perkembangan Inflasi Pedesaan (mtm)
Sumber : BPS, diolah
Q PKR P
OKR O NKR N
MKR M JMKR JN
JNKR
N
P
R
T
V
NN
N
OMNO
P
R
T
V
NN
N
P
OMNP _~äá
R
T OMNQ
V
NN
N
P
OMNR
k~ëáçå~ä
Sumber : BPS, diolah
56
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
fs
f
ff
fff
OMNQ fåÑä~ëá=ERepF
fs
f OMNR
SERI MENGENAL BANK INDONESIA DAN EKONOMI 1
“Apa Itu Inflasi” Mulai awal tahun 2015, Kajian Ekonomi Keuangan
menunjukkan pergerakan harga dari paket ba-
Regional provinsi Bali akan menyajikan sekilas
rang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat. Sejak
mengenai siapa itu Bank Indonesia dan apa yang
Juli 2008, paket barang dan jasa dalam keranjang
dilakukannya guna mendukung upaya kemajuan
IHK telah dilakukan atas dasar Survei Biaya Hidup
ekonomi Indonesia melalui tugas di bidang mon-
(SBH) Tahun 2007.
eter dalam menjaga kestabilan nilai Rupiah yang
2. Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB). Harga
tercermin dari stabilitas dan rendahnya inflasi dan
Perdagangan Besar dari suatu komoditas ialah
stabilitas nilai tukar Rupiah. Di samping itu, dalam
harga transaksi yang terjadi antara penjual/peda-
rangka memperluas wawasan pembaca tentang
gang besar pertama dengan pem beli/pedagang
ekonomi maka ruangan ini akan pula menyajikan
besar berikutnya dalam jumlah besar pada pasar
mengenai pengetahuan ekonomi. Bagi pembaca
pertama atas suatu komoditas.
yang ingin mengenal lebih jauh Bank Indonesia
3. Deflator Produk Domestik Bruto (PDB) meng-
dapat mengakses pada ; http://www.bi.go.id/id/
gambarkan pengukuran level harga barang akhir
moneter/.
(final goods) dan jasa yang diproduksi di dalam
Untuk seri per tama KEKR Triwulan I-2015 akan
suatu ekonomi (negeri). Deflator PDB dihasilkan
mengulas tentang ‘Apa itu Inflasi’
dengan membagi PDB atas dasar harga nominal dengan PDB atas dasar harga konstan.
a. Definisi Inflasi
Badan Pusat Statistik (BPS) secara berkala, meng
Inflasi diartikan sebagai meningkatnya harga-
umpulkan data harga, menghitung dan mengu-
harga secara umum dan terus menerus. Kenaikan
mumkan indicator harga-harga tersebut. Dari
harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat
ketiga indikator inflasi tersebut di atas, IHK meru-
disebut inflasi kecuali bila kenaik an itu meluas
pakan indikator yang kerapkali dijadikan sebagai
(atau mengakibatkan kenaikan harga) pada ba-
rujukan dalam menjelaskan pergerakan inflasi. Hal
rang lainnya. Kebalikan dari inflasi disebut deflasi.
ini dilakukan mengingat IHK lebih dapat disajikan
dalam periode yang cepat (setiap bulan) dan meTerdapat beberapa indikator untuk menentukan
nyentuh langsung pada masyarakat rumah tang-
inflasi, yaitu :
ga.
1. Indeks Harga Konsumen (IHK). IHK merupakan
Inflasi yang diukur dengan IHK di Indonesia
sekumpulan (paket) barang dan jasa yang dikon-
dikelompokan ke dalam 7 kelompok pengeluaran
sumsi oleh rumah tangga dalam rentang periode
(berdasarkan the Classification of individual con-
tertentu. Perubahan IHK dari waktu ke waktu
sumption by purpose - COICOP), yaitu: (1) Kelom-
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
57
pok Bahan Makanan; (2) Kelompok Makanan
pun perkembangan harga komoditas pangan
Jadi, Minuman, dan Tembakau; (3) Kelompok Pe-
internasional.
rumahan; (4) Kelompok Sandang; (5) Kelompok
• Inflasi Komponen Harga yang diatur Pemerintah
Kesehatan; (6) Kelompok Pendidikan dan Olah
(Administered Prices), yaitu Inflasi yang dominan
Raga; (7) Kelompok Transportasi dan Komunikasi.
dipengaruhi oleh shocks (kejutan) berupa kebijakan harga Pemerintah, seperti harga BBM bersub-
58
b. Disagregasi Inflasi
sidi, tarif listrik, tarif angkutan, dll.
Di samping pengelompokan berdasarkan COICOP
Terjadinya inflasi disebabkan oleh beberapa fak-
tersebut, BPS saat ini juga mempublikasikan inflasi
tor, yaitu : (1) adanya tekanan dari sisi supply
berdasarkan pengelompokan lain yang dinama-
(cost push inflation); (2) dari sisi permintaan (de-
kan disagregasi inflasi. Dis agregasi inflasi terse-
mand pull inflation); dan (3) dari ekspektasi inflasi.
but dilakukan untuk menghasilkan suatu indika-
Faktor-faktor terjadinya cost push inflation dapat
tor inflasi yang lebih menggambarkan pengaruh
disebabkan oleh depresiasi nilai tukar, dampak in-
dari faktor yang bersifat fundamental dan bukan
flasi luar negeriterutama negara-negara partner
fundamental. Di Indonesia, disagegasi inflasi IHK
dagang, peningkatan harga-harga komoditi yang
tersebut dikelompokkan menjadi:
diatur pemerintah (administered price), dan ter-
1. Inflasi Inti, yaitu komponen inflasi yang
jadi negative supply shocks akibat bencana alam
cenderung menetap atau persisten (persistent
dan terganggunya distribusi. Faktor penyebab
component) di dalam pergerakan inflasi dan
terjadi demand pull inflation adalah tingginya
dipengaruhi oleh faktor fundamental, seperti: In-
permintaan barang dan jasa relatif terhadap ket-
teraksi permintaan-penawaran, Lingkung an ek-
ersediaannya. Dalam konteks makroeko nomi,
sternal (pergerakan nilai tukar, harga komoditi in-
kondisi ini digambarkan oleh output riil yang me-
ternasional, inflasi mitra dagang), dan Ekspektasi
lebihi output potensialnya atau permintaan total
Inflasi dari pedagang dan konsumen.
(aggregate demand) lebih besar dari pada kapasi-
2. Inflasi noninti, yaitu komponen inflasi yang
tas perekonomian.
cenderung tinggi volatilitasnya karena dipengaruhi
Sementara itu, faktor ekspektasi inflasi di peng
oleh selain faktor fundamental. Komponen inflasi
aruhi oleh perilaku masyarakat dan pelaku ekono-
non inti terdiri dari :
mi dalam menggunakan ekspektasi angka inflasi
• Inflasi Komponen Bergejolak (Volatile Food), yai-
dalam keputusan kegiatan ekonominya. Ekspek-
tu Inflasi yang dominan dipengaruhi oleh shocks
tasi inflasi tersebut apakah lebih cenderung bersi-
(kejutan) dalam kelompok bahan makanan sep-
fat adaptif atau forward looking. Hal ini tercermin
erti panen, gangguan alam, atau faktor perkem-
dari perilaku pembentukan harga di tingkat pro-
bangan harga komoditas pangan domestik mau-
dusen dan pedagang terutama pada saat men-
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
jelang hari-hari besar keagamaan (lebaran, natal,
c. Pentingnya Kestabilan Inflasi
dan tahun baru) dan penentuan upah minimum
Kestabilan inflasi merupakan prasyarat bagi per-
regional (UMR).
tumbuhan ekonomi yang berkesinambungan
Meskipunketersediaan
barang
secara
umum
yang pada akhirnya memberikan man faat bagi
diperkirakan mencukupi dalam mendukung ke-
peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pentingn-
naikan permintaan, namun harga barang dan jasa
ya pengendalian inflasi didasarkan pada pertim-
pada saat-saat hari raya keagamaan meningkat
bangan bahwa inflasi yang tinggi dan tidak stabil
lebih tinggi dari kondisi supply-demand terse-
memberikan dampak negatif kepada kondisi so-
but. Demikian halnya pada saat penentuan UMR,
sial ekonomi masyarakat.
pedagang ikut pula meningkatkan harga barang
Pertama, inflasi yang tinggi akan menyebabkan
meski kenaikan upah tersebut tidak terlalu signifi-
pendapatan riil masyarakat akan terus turun se-
kan dalam mendorong peningkatan permintaan.
hingga standar hidup dari masyarakat turun dan akhirnya menjadikan semua orang, terutama orang
Adapun alur penyebab inflasi dapat terlihat pada
miskin, bertambah miskin.
skema berikut :
Kedua, inflasi yang tidak stabil akan menciptakan ketidakpastian (uncertainty) bagi pelaku ekonomi dalam mengambil keputusan. Pengalaman empiris menunjukkan bahwa inflasi
Grafik Skema Inflasi
yang tidak stabil akan menyulitkan
keputusan
ma
sya rakat dalam melakukan konsumsi, investasi, dan pro duksi, yang pada akhirnya akan menurunkan pertumbu han ekonomi. Ketiga, tingkat inflasi domestik yang lebih tinggi dibanding dengan tingkat inflasi di negara
tetangga
menjadi-
kan tingkat bunga domestik riil menjadi tidak kompetitif sehingga dapat memberikan tekanan pada nilai Rupiah.
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
59
BOKS C
WARUNG SEMBAKO TPID PROVINSI BALI SIAP PANTAU HARGA Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi
tauan harga komoditas bahan pangan utama di
Bali memberikan hibah satu unit mobil bertuliskan
Bali. Sehingga pengendalian inflasi untuk target
Warung Sembako TPID kepada Perum Bulog Divisi
inflasi rendah di bawah 8 persen bisa tercapai.
Regional Bali. Mobil berjenis Van tersebut meru-
Kepala Perum Bulog Bali I Wayan Budita sangat
pakan mobil operasional KPw BI Provinsi Bali yang
mengapresiasi hibah mobil ini. Baginya, hal ini
telah habis umur ekonomisnya, namun masih san-
juga menjadi tantangan tersendiri dalam mengen-
gat layak pakai. Penyerahan hibah mobil Warung
dalikan harga terutama yang berkaitan dengan
Sembako TPID secara resmi diserahkan oleh Kepala
tugas pokok Bulog. “Rencana operasional mobil
Gambar C.1. Hibah Mobil Warung Sembako TPID
60
Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Dewi Sety-
ini nantinya adalah dimana ada informasi harga
owati kepada Kepala Bulog Divre Bali, I Wayan Bu-
bergejo lak nanti akan kami datangi,” katanya.
dita, dengan disaksikan oleh Wakil Gubernur Bali
Misalnya, hingga saat ini dirinya masih mendeng-
yang juga merupakan Ketua Tim Pengendalian In-
ar ada harga beras yang cukup tinggi, Bulog akan
flasi Daerah (TPID) Provinsi Bali, I Ketut Sudikerta.
berencana turun ke wilayah tersebut dengan ken-
Penyerahan dilakukan di halaman Kantor BI, Renon
daraan baru ini. Jadi ketika harga naik, pihaknya
(Senin, 27/4) dengan dihadiri oleh seluruh perwaki-
akan mengantisipasi dengan operasi pasar.
lan anggota TPID dari 9 Kabupaten/Kota.
Selain hibah mobil, masih dalam rangka se rang
Dewi Setyowati mengatakan bahwa mobil ini
kaian kegiatan pengendalian inflasi di Provinsi
nantinya akan digunakan untuk stabilisasi harga,
Bali, TPID Provinsi Bali kembali mengadakan High
terutama pada komoditas bahan pangan utama
Level Meeting. Dalam kesempatan itu, Ketua TPID
di Bali. “Apalagi mulai Mei hingga Desember,
Provinsi Bali, I Ketut Sudikerta mengapresiasi kinerja
banyak upacara agama. Harga komoditas seperti
TPID Kabupaten/Kota hingga dapat mengendalikan
buah-buahan dan bahan makanan memiliki po-
laju inflasi pada triwulan pertama tahun 2015. Saat
tensi naik”, ujarnya.
ini laju inflasi terkendali pada kisaran 0,15%, jauh
Mo bil ini juga bisa digunakan sebagai peman-
dibawah inflasi tahun 2014 yang terakumulasi pada
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
Gambar C.2. Rapat Koordinasi TPID
angka 8,43%(yoy). “Capaian ini jangan membuat
dilakukan adalah pemanfaatan lahan pekarangan
TPID cepat berpuas diri, namun sebaliknya terus
untuk menanam bahan kebutuhan pokok seperti
mengintensifkan koodinasi guna menjaga stabilitas
cabe. Selain itu, dia akan mengkampanyekan
perekonomian,” harapnya. Capaian ini, tambahnya
diversifikasi konsumsi pangan dari beras ke non-
merupakan modal untuk mempertahankan sta-
beras dan menerapkan “One Day No Rice” untuk
bilitas harga pada bulan-bulan berikutnya. Ia juga
mengurangi ketergantungan masyarakat akan
menyampaikan TPID Kabupaten/Kota terus men-
konsumsi beras. Hal ini untuk mengimbangi agar
gawal dan memantau pergerakan harga sembako,
gejolak/shock yang terjadi di masyarakat tidak
khususnya menjelang hari-hari besar keagamaan.
terlalu besar disaat harga beras melambung naik.
Selain itu, TPID juga diminta terus memantapkan
Dari kegiatan High Level Meeting pada hari itu
koodinasi guna berbagi pengalaman dalam men-
dapat ditarik kesimpulan bahwa langkah-langkah
gantisipasi laju inflasi di wilayah masing-masing.Un-
pengendalian inflasi memang sangat beragam.
tuk mendukung kinerja TPID, Pemerintah Provinsi
Langkah kecil yang dilakukan masyarakat-pun
Bali berkomitmen memberi dukungan penuh mela-
dapat membantu mengendalikan harga yang ber-
lui penyediaan anggaran dan dukungan sarana IT.
pengaruh pada pencapaian target inflasi. Oleh ka-
Selain langkah penanggulangan, Sudikerta juga
rena itu mulailah dari diri kita sendiri untuk mena-
menekankan pentingnya upaya mendorong ma
namkan kebiasaan misalnya menanam kebutuhan
syarakat agar ikut berperan aktif dalam mengen
pokok di pekarangan dan mengonsumsi pangan
dalikan harga kebutuhan pokok yang berpeng
non beras. Semua itu merupakan bentuk kontri-
aruh pada laju inflasi. Hal kecil yang dapat
busi kita terhadap upaya pengendalian inflasi.
Gambar C.3. Warung Sembako TPID
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
61
Halaman ini sengaja dikosongkan
62
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
63
64
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
3.1.
PERKEMBANGAN KEGIATAN USAHA BANK UMUM
Stabilitas sistem keuangan Provinsi Bali pada triwulan I
(yoy). Stabilnya pertumbuhan asset tersebut didorong
2015 masih terjaga, kondisi tersebut terlihat dari indi-
oleh peningkatan pertumbuhan kelompok asset bank
kator fungsi intermediasi dan kualitas kredit yang cukup
umum pemerintah mencapai 16,50% (yoy) dan per-
baik. Asset bank umum pada triwulan I 2015 menca-
tumbuhan kelompok asset bank umum swasta nasional
pai Rp 85,3 triliun atau tumbuh stabil sebesar 13,7%
sebesar 9,9% (yoy), serta bank asing campuran yang tumbuh 10,32% (yoy).
Grafik 3. 1 Pertumbuhan Tahunan Asset, DPK dan Kredit BI=óçó
kçãáå~ä=^ëÉí
QM
NMMIMMM ÖêçïíÜ==amh=_~äá VMIMMM UMIMMM TMIMMM SMIMMM RMIMMM NSKNS NRKNU QMIMMM PMIMMM NPKRR OMIMMM NPKTU NMIMMM VKTT NOKTN M fff fs f ff fff fs f
PM OR OM
NR NM
R
f
ff
fff
fs
f
ff
OMNN
Ré=jáäá~ê
ÖêçïíÜ=^ëÉí
ÖêçïíÜ=hêÉÇáí=_~äá
PR
fff
fs
f
ff
OMNO
Pada triwulan I 2015 share asset kelompok bank umum
OMNP
OMNQ
OMNR
pemerintah mengalami peningkatan dari 59,46% menjadi 59,87%. Sementara itu share asset kelompok bank umum swasta nasional dan kelompok bank umum asing mengalami penurunan menjadi masing-masing sebesar 37,9 % dan 2,12%. Peningkatan share bank umum pemerintah yang diiri ngi oleh penurunan share asset kelompok lainnya berdampak pada peningkatan pengaruh bank pemerintah terhadap kinerja bank umum secara keseluruhan.
Grafik 3. 2 Komposisi dan Pertumbuhan Asset Menurut Kelompok Bank
pÜ~êÉ
pÜ~êÉ=_~åâ=mÉãÉêáåí~Ü
pÜ~êÉ=_~åâ=^ëáåÖ=C=`~ãéìê~å
pÜ~êÉ=_~åâ=pï~ëí~=k~ëáçå~ä
ÖêçïíÜ=_~åâ=pï~ëí~=k~ë
ÖêçïíÜ=_~åâ=^ëáåÖ=C=`~ãéìê~å
ÖêçïíÜ=_~åâ=mÉãÉêáåí~Ü
3.1.1. Pelaksanaan Fungsi Intermediasi
BI=óçó
NMMB
RM QM
UMB
PM SMB
OM NM
QMB
M OMB
MB
JNM
f
ff
fff
fs
f
OMNN
ff
fff
OMNO
fs
f
ff
fff
fs
f
OMNP
ff
fff
OMNQ
fs
JOM
f OMNR
Fungsi intermediasi bank umum pada triwulan I 2015 menunjukkan kinerja yang cukup baik. Rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) pada triwulan laporan ini cukup terjaga, tercatat sebesar 80,49%, sedikit lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 81,14%. Sejalan dengan terjaganya LDR tersebut, rasio kredit terhadap asset menunjukkan peningkatan pada
Tabel 3.1 Perkembangan Usaha Bank Umum di Bali (dalam miliar Rp)
^ëÉí= hêÉÇáí=rãìã
OMNN fs ROINMN PMIRTS
OMNO fs SPISOR PVISSO
f SQIUQS QNIQON
OMNP ff fff SUIMQN TPINUS QQITTM QTINSP
fs TRIRQV QVIORN
f TRIMRP RMIPOV
OMNQ =ff fff TVIRMQ UPIUOV ROIUOS RRIMUU
fs URITUO RTIOMV
2015 I URIPVP RTIVST
========jçÇ~ä=hÉêà~ ========fåîÉëí~ëá ========hçåëìãëá =====hêÉÇáí=rjhj ========m~åÖë~=hêÉÇáí=rjhj
NOITRM RITOT NOIMVV NOITTS QNKTU
NSIRNO TIUUQ NRIOSS NRIVRV QMKOQ
NSISSV UISRO NSINMM NSINNS PUKVN
NTIPTP NMIOSV NTINOU NTITUO PVKTO
NUIPNV NMISRU NUINUS NUISTT PVKSM
NVITMR NNIMUP NUIQSP NVITQM QMKMU
NVIVUV NNIPRN NUIVUV OMIONM QMKNS
ONIOVO NNIUVU NVISPS ONISNN QMKVN
OOIORT NOIRRO OMIOTV OOIOOQ QMKPQ
OOITQV NPIQMQ ONIMRS OOIVRN QMKNO
OOIVQN NPISOS ONIQMM OPIUTV QNKNV
a~å~=máÜ~â=hÉíáÖ~ ========aÉéçëáíç ========dáêç ========q~ÄìåÖ~å
QRISMQ NQIRQT UIUPU OOIONV
RQIVQU NSIQPM NMIQVM OUIMOU
RRIVUO NSIRQN NNIVMN OTIRQM
RTIUQM NSIVTN NOIMQR OUIUOQ
SOIORV NUIMQQ NPIPTV PMIUPR
SQIOPQ NVITST NNITNQ POITRP
SPIUVS OMIQVQ NOIOOV PNINTQ
SSIRMM ONITNN NPIUOV PMIVSM
TMIRPS OPIRPN NQINNM POIUVR
TMIRNM OQITOR NNIVSR PPIUOM
TOIMNR OSISVM NOIUSO POIQSP
NKRN STKMR
MKRM TOKNU
MKSN TPKVV
MKRQ TTKQM
MKRN TRKTR
MKQV TSKST
MKTM TUKTT
NKSS TVKQQ
MKVR TUKNM
MKVN UNKNQ
NKPQ UMKQV
fåÇáâ~íçê
kmi=EdêçëëF iaR
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
65
triwulan I 2015 mencapai 67,88%, lebih tinggi diband-
Grafik 3. 4 Perkembangan LDR menurut Kelompok Bank
ing triwulan sebelumnya yang sebesar 66,69%. Berdasarkan kelompok bank, LDR terbesar pada kelompok bank umum pemerintah terjaga sebesar 84,08%. Sedangkan pada kelompok bank umum swasta nasional dan bank umum asing campuran memiliki LDR lebih rendah dibanding bank umum pemerintah, yaitu ma sing-masing sebesar 77,39% dan 39,22%. LDR bank
B
iaR=_~åâ=pï~ëí~=k~ëáçå~ä
iaR=_~åâ=^ëáåÖ=Ç~å=`~ãéìê~å
iaR=_~åâ=mÉãÉêáåí~Ü
iaR=qçí~ä=_~åâ=rãìã USKUP=
NMM VM UM TM SM RM QM PM OM NM M
UQKMU
UNKNQ=
UMKQV
TRKSV=
TTKPV PVKOO
PRKSM= f
umum pemerintah dan bank umum swasta nasional
ff
fff
fs
f
ff
OMNN
fff
fs
f
ff
OMNO
fff
fs
f
OMNP
ff
fff
fs
f
OMNQ
OMNR
mengalami penurunan sementara LDR bank umum asing campuran mengalami peningkatan dibanding tri-
Grafik 3. 5 Komposisi Kredit terhadap Asset
wulan sebelumnya. B
_~åâ=pï~ëí~=k~ëáçå~ä
_~åâ=^ëáåÖ=C=`~ãéìê~å
_~åâ=mÉãÉêáåí~Ü
qçí~ä=_~åâ=rãìã
=UMKMM
Grafik 3. 3 Perkembangan LDR dan Komposisi Kredit Terhadap Asset Bank Umum pÜ~êÉ=hêÉÇáí=íÉêÜ~Ç~é=^ëÉí
B
iaR
TMKUS=
TNKSQ SPKSN
=SMKMM
SOKPS=
=QMKMM
PUKQS PPKOP=
NMM
UNKNQ= UMKQV
=OMKMM
UM
=J f
SM
ff
SSKSV= STKUU
fff
fs
f
ff
OMNM
fff
fs
f
OMNN
ff
fff
fs
f
OMNO
ff
fff
fs
f
ff
OMNP
fff
fs
OMNQ
f OMNR
QM OM
meningkat dibanding triwulan sebelumnya yang sebe-
M f
ff
fff fs
OMNN
f
ff
fff fs
OMNO
f
ff
fff fs
OMNP
f
ff
fff fs
OMNQ
f OMNR
sar 3,26% (yoy). Sementara itu, deposito yang dihimpun oleh bank umum tumbuh 30,24% (yoy) dengan nominal sebesar Rp26,6 triliun. Pertumbuhan tersebut lebih tinggi
3.1.1.1
Penghimpunan Dana
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang sebe-
Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) oleh bank
sar 25,08% (yoy). Pertumbuhan deposi to tersebut
umum pada triwulan I 2015 mencapai Rp72,01 triliun,
menjadi jenis simpanan dengan pertumbuhan yang pa
atau tumbuh 12,71% (yoy). Pertumbuhan DPK di tri-
ling besar dibandingkan jenis simpanan lainnya. Kondisi
wulan I 2015 meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang sebesar 9,77% (yoy). Peningkatan
Grafik 3. 6 Pertumbuhan DPK Menurut Kelompok Bank
pertumbuhan DPK tersebut terjadi di seluruh jenis sim-
_~åâ=pï~ëí~=k~ëáçå~ä
_~åâ=^ëáåÖ=C=`~ãéìê~å
panan (giro, tabungan dan deposito).
_~åâ=mÉãÉêáåí~Ü
qçí~ä=_~åâ=rãìã
Giro yang dihimpun oleh bank umum di Provinsi Bali pada triwulan I 2015 tercatat sebesar Rp12,8 triliun atau
B PM OR
NSKOS
OM
tumbuh sebesar 5,17% (yoy), lebih tinggi dibandingkan
NR
NOKTN
pertumbuhan triwulan IV 2014 yang sebesar 2,15%
NM
NNKTM
R
TKQN
(yoy). Sedangkan DPK jenis tabungan pada triwulan
M
I 2015 tercatat sebesar Rp33,4 triliun, atau tumbuh
JR
sebesar 4,14% (yoy). Pertumbuhan tabungan tersebut
JNM
66
f
ff
fff fs
OMNN
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
f
ff
fff fs
OMNO
f
ff
fff fs
OMNP
f
ff
fff fs
OMNQ
f OMNR
tersebut menunjukkan minat masyarakat terhadap de-
Grafik 3. 9 Komposisi Kredit
posito masih cukup tinggi. Suku bunga deposito sepanjang triwulan I 2015 masih menunjukkan pergerakan yang stabil. Suku bunga rata-rata tertimbang deposito
pÜ~êÉ
jçÇ~ä=hÉêà~
fåîÉëí~ëá
hçåëìãëá
ÖêçïíÜ=jçÇ~ä=hÉêà~
ÖêçïíÜ=fåîÉëí~ëá
ÖêçïíÜ=hçåëìãëá
BI=óçó
NMMB
pada triwulan I 2015 sebesar 7,80%, sedikit menurun
UMB
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang sebe-
SMB
sar 7,90%.
QMB
PSKVO
SM RM QM PM OMKMQ OM NQKTT NM NOKTM
OMB
Grafik 3. 7 Pertumbuhan DPK MB
B
pÜ~êÉ=dáêç
pÜ~êÉ=q~ÄìåÖ~å
pÜ~êÉ=aÉéçëáíç
dêçïíÜ=dáêç=ERepF
dêçïíÜ=q~ÄìåÖ~å=ERepF
dêçïíÜ=aÉéçëáíç=ERepF
PMKOQ
PM
UMB ORKMU=
fff
fs
f
ff
OMNN
fff
fs
f
ff
OMNO
fff
fs
f
OMNP
ff
fs
f
ff
fff
OMNO
fs
f
ff
fff
OMNP
fs
f
ff
fff
fs
OMNQ
f
M
OMNR
OKNR= fff fs f
OMNQ
penu run an daya beli masyarakat seiring dengan pe ningkatan harga komoditas kebutuhan utama.
OM
Berdasarkan jenis penggunaan, sebagian besar kredit
NM
PKOS=
OMB
ff
fff
OR
NR
QMB
f
ff
BI=ó çó PR
NMMB
MB
f
OMNN
SMB
TM
RKNT R QKNQ M
OMNR
yang disalurkan digunakan sebagai modal kerja dengan
share mencapai 39,58% dari total kredit. Pada triwulan I 2015, kredit modal kerja tercatat sebesar Rp22,9 triliun, tumbuh sebesar 14,77% (yoy) lebih rendah dari pertumbuhan triwulan sebelumnya yang mencapai
3.1.1.2.
Penyaluran Kredit
15,45% (yoy). Sementara itu, kredit produktif lainnya
Penyaluran kredit bank umum pada triwulan I 2015
yaitu kredit investasi yang pada triwulan I 2015 menca-
masih melanjutkan tren perlambatan pertumbuhan
pai Rp13,6 triliun, memiliki share sebesar 23,51% dari
seiring dengan perlambatan perekonomian Provinsi Bali
total kredit. Pada triwulan I 2015 kredit investasi mam-
di triwulan I 2015. Selain itu, perlambatan pertumbu-
pu tumbuh sebesar 20,04%(yoy), sedikit lebih rendah
han kredit Provinsi Bali yang sejalan dengan perlam-
dibandingkan triwulan IV 2014 yang tumbuh sebesar
batan pertumbuhan kredit nasional ini juga disebabkan
20,95% (yoy). Perlambatan kredit investasi tersebut
oleh tren peningkatan suku bunga bank yang masih
seiring dengan perlambatan pertumbuhan investasi
berlanjut, meskipun Bank Indonesia telah menurunkan
seiring perilaku wait and see calon investornya.
suku bunga acuan. Kondisi tersebut diperparah dengan
Sejalan dengan perlambatan kredit investasi, kredit konsumsi pada triwulan I 2015 tumbuh melambat mencapai
Grafik 3. 8 Pertumbuhan Kredit Perbankan Ré jáäá~ê
kçãáå~ä=hêÉÇáí
12,70% (yoy) dengan nominal sebesar Rp21,4 triliun.
mÉêíìãÄìÜ~å=hêÉÇáí
TMIMMM SMIMMM RMIMMM
BI=ó çó
Pertumbuhan kredit konsumsi tersebut kembali men-
PRKM RTIVST
galami perlambatan setelah pada triwulan sebelumnya
PMKM
sempat meningkat menjadi 14,04% (yoy). Perlambatan
ORKM
pertumbuhan kredit konsumsi tersebut terjadi seiring
RTIOMV
QMIMMM PMIMMM NSKNS=
OMIMMM
OMKM NRKM
NMIMMM
NRKNU
M
NMKM
f
ff
fff
OMNN
fs
f
ff
fff
OMNO
fs
f
ff
fff
OMNP
fs
f
ff
fff
OMNQ
fs
f OMNR
dengan perlambatan konsumsi di triwulan laporan sebagai akibat penurunan daya beli masyarakat. Berdasarkan kategori ekonomi yang produktif, sejak beberapa tahun terakhir sebagian besar kredit yang disalurkan oleh bank umum di Provinsi Bali terkonsen-
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
67
Tabel 3.2 Perkembangan Kredit Menurut Kategori
(dalam miliar Rp) pÉâíçê=bâçåçãá mÉêÇ~Ö~åÖ~å=_Éë~ê=Ç~å=bÅÉê~å mÉåóÉÇá~~å=^âçãçÇ~ëá=Ç~å= j~â~å=jáåìã RÉ~ä=bëí~íÉI=rë~Ü~=mÉêëÉï~~åI= g~ë~=mÉêìë~Ü~~å fåÇìëíêá=mÉåÖçä~Ü~å mÉê~åí~ê~=hÉì~åÖ~å g~ë~=hÉã~ëó~ê~â~í~å hçåëíêìâëá mÉêí~åá~å i~áååó~
OMNN fs UIOPV
OMNO fs NNIMQR
f NNIQRO
OMNP ff fff NOIVNP NPIRNU
OIQMR
PIVPT
QIMUN
RIMNR
NIPQS NIMRS UQP UPN TSO RNV NQIRTS
NINSQ NIQOT NIRPS NIQPP NIOOM TRP NTINQU
NIORP NIQQS NIQNR NIQUN NIQRM TVV NUIMQP
NIQVV NIRPO NISNR NINNU NISSS UQT NUIRSQ
trasi kepada kedua kategori yang merepresentasikan
OMNQ =ff fff NRIUSR NSIRTQ
fs NQIQMP
f NQITPS
RIOOR
RIROS
RISNQ
RIUOR
NIRQR NIRUS NITQS NIONR NITRU UUM NVISUV
NIRSP NISQS NIUSS NISUP NITTU VMT NVIUTV
NISUV NISNV OIOOT NIPPM NIUOR VQU OMIPQO
NISNS NISSV OINPM NIQTR OIMVM NIMNN ONINQR
fs NTIQSM
OMNR f NTIVSS
RIVSV
SIORO
SIRNR
NISTU NIUUS OINQM NISVO OIOMS NIMTR ONIUSU
NITTV NIVPR OINUR NIQRO OIOPM NINQS OOITSU
NITTR NIUPU OINSU NIPNM OINST NIONV OPIMMU
Grafik 3. 11 NPL Berdasarkan Kelompok Bank
perkembangan pariwisata Provinsi Bali yaitu pelaku usaha kategori perdagangan besar dan eceran, serta
kmiI=B P
penyediaan akomodasi dan makan minum. Kredit kat-
P
egori perdagangan besar dan eceran memiliki share
O
sebesar 31%, relatif stabil dibanding triwulan sebel-
O
umnya yang sebesar 30,52%. Kredit terbesar selan-
N
jutnya adalah kategori penyediaan akomodasi dan makan minum dengan share mencapai 11%.
_~åâ=mÉãÉêáåí~Ü
qçí~ä=_~åâ=rãìã
_~åâ=^ëáåÖ=C=`~ãéìê~å
_~åâ=pï~ëí~=k~ëáçå~ä
NKUM
NKPQ NKNP
N
MKPV
M f
ff
fff
fs
OMNN
f
ff
fff
OMNO
fs
f
ff
fff
OMNP
fs
f
ff
fff
OMNQ
fs
f OMNR
3.1.2. Non Performing Loan (NPL) Rasio kredit bermasalah atau biasa dikenal dengan Non
gori ekonomi.
Performing Loan Provinsi Bali masih terjaga dibawah
Berdasarkan jenis penggunaannya, perkembangan ra-
5%. NPL pada triwulan I 2015 yang tercatat sebesar
sio NPL dari triwulan IV 2014 ke triwulan I 2015 masih
1,34% menunjukkan peningkatan jika dibandingkan
terjaga di bawah 5% meskipun mengalami peningka-
triwulan sebelumnya yang sebesar 0,91%. Peningkatan
tan. Rasio NPL pada kredit investasi mengalami pening-
rasio NPL pada triwulan I 2015 terkait dengan penu-
katan mencapai sebesar 2,31% pada triwulan I 2015
runan kolektibilitas pada pelaku usaha beberapa kate
seiring dengan kinerja komponen investasi yang mengalami perlambatan. Rasio NPL kredit modal kerja sebesar 1,49% pada triwulan I 2015. Sementara itu, NPL
Grafik 3. 10 Perkembangan NPL Kredit
kredit konsumsi terjaga sebesar 0,56% pada triwulan kmiI=B R
kmi=qçí~ä=hêÉÇáí
kmi=hêÉÇáí=jçÇ~ä=hÉêà~
kmi=hêÉÇáí=fåîÉëí~ëá
kmi=hêÉÇáí=hçåëìãëá
I 2015.
Q Q P OKPN=
P
O
NKPT=
O
MKVS=
N
MKVN=
NKPQ
MKRT=
MKRS=
N M f
ff
fff
OMNN
68
fs
f
ff
fff
OMNO
fs
f
ff
fff
OMNP
fs
f
ff
fff
OMNQ
fs
NKQV=
f OMNR
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
3.2. PERKEMBANGAN BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) Seiring dengan perlambatan perekonomian, kinerja BPR
Dari sisi kualitas kredit, meskipun masih terjaga, NPL
pada triwulan I 2015 turut mengalamipenurunan. As-
BPR mengalami peningkatan mencapai 3,31% pada tri-
set BPR pada triwulan I 2015 mengalami perlambatan
wulan I 2015. Fungsi intermediasi BPR turutmengalami
pertumbuhan mencapai 20,31%(yoy) lebih lambat dari
perbaikan pada triwulan I 2015 mencapai 80,11% dari
triwulan IV 2014 sebesar 21,80% (yoy). Perlambatan
78,96% pada triwulan IV 2014.
tersebut sei ringdengan perlambatan pertumbuhan
Penghimpunan dana dari masyarakat pada triwulan I
Dana PihakKetiga (DPK) serta penyaluran kredit.
2015 oleh BPR tercatat sebesar Rp6,05 triliun atau tum-
Tabel 3.3 Kinerja Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Bali
(dalam miliar Rp) OMNO OMNP OMNQ OMNN OMNR fs fs f ff fff fs f ff fff fs f QIUMN =====SIPOS =====SIQQP =====SIVPQ =====TIQNS =====TITMN ========TIVUO =======UIORM ======UITNV ======VIPUM ========VISMQ
fåÇáâ~íçê=_mR ^ëÉí=
Ö=^ëëÉí=EBI=óçóF ========jçÇ~ä=hÉêà~ ========fåîÉëí~ëá ========hçåëìãëá
PVKVO PIROM NIUPQ PNM NIPTR
PNKTR QITRQ OIPVT QQV NIVMU
OVKVM QIVTV OIQVM RMT NIVUO
PMKRS RIPSO OISVT RTM OIMVQ
OUKQV RITNT OIUTP SNU OIOOS
ONKTR RIVQN PIMRP SPN OIORT
OPKUV SIORT PIOOQ SVV OIPPQ
NUKVU SIROM PIPPM TQP OIQQT
NTKRT SIUMU PIQSS UNU OIROQ
ONKUM TINOM PISMT USV OISQP
OMKPN TIPOU PITNM VMU OITNM
a~å~=máÜ~â=hÉíáÖ~ ========aÉéçëáíç ========q~ÄìåÖ~å
PIORQ OIOTU VTR
QIMRQ OITVU NIORS
QINTN OIURR NIPNS
QIQPR OIVRN NIQUQ
QITOT PINTU NIRQV
QIVRU PIPRM NISMU
RINVQ PIROM NISTR
RIOSR PIRNM NITRR
RIRMN PIRNR NIVUR
RIVMR PITTQ OINPN
SIMRP QIMPV OIMNR
kmi=EdêçëëF iaR
OKTM TSKQV
OKNT TVKMR
OKVM UNKTR
OKQU UOKTO
OKQR UOKSP
OKMS UTKQM
OKRS UOKRT
OKVT UOKTN
OKSU UQKNP
OKPT TUKVS
PKPN UMKNN
hêÉÇáí=rãìã
buh sebesar 16,53% (yoy), lebih lambat dibandingkan
Perlambatan pertumbuhan DPK pada BPR diikuti oleh
triwulan sebelumnya sebesar 19,09% (yoy). Pening-
perlambatan pertumbuhan penyaluran kredit. Pada tri-
katan pertumbuhan DPK tersebut disebabkan pening-
wulan I 2015, kredit yang disalurkan mencapai Rp7,3
katan deposito yang pada triwulan I 2015 mencapai
triliun atau mengalami perlambatan per tumbuhan
14,75% (yoy), lebihtinggi dibanding pertumbuhan tri-
mencapai 17,11% (yoy) dari triwulan IV 2014 sebesar
wulan sebelumnya yang sebesar 12,65% (yoy) dengan
19,85% (yoy). Secara klasifikasi jenis penggunaan, kredit
nominal sebesar Rp4,03 triliun. Sedangkan tabungan
yang disalurkan oleh BPR didominasi oleh kredit produk-
pada triwulan I 2015 tumbuh 20,33% (yoy) lebih tinggi
tif yaitu kredit modal kerja dan kredit investasi dengan
rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebe-
porsi masing-masing sebesar 50,62% dan 12,3% dari
sar 32,50% (yoy).
total kredit, sedangkan kredit konsumsi mencapai 37%.
Grafik 3. 12 Pertumbuhan Asset, Kredit dan DPK
Grafik 3. 13 Komposisi Kredit terhadap Asset dan LDR
Miliar Rupiah
Aset
12,000
Growth Aset
Growth DPK
%
Growth Kredit
10,000 8,000
45.00 40.00 9,380 9,360 35.00
=VMKMM
30.00
=URKMM
21.80
6,000
20.00 17.11
4,000
15.00 16.53 10.00
19.09
5.00
0
-‐ I
II
III
2011
IV
I
II
III
2012
IV
I
II
III
2013
IV
I
II
III
2014
IV
iaR
20.31 25.00
19.85
2,000
hçãéçëáëá=âêÉÇáí=íÉêÜ~Ç~é=~ëÉí B
I 2015
TUKVS=
=UMKMM =TRKMM
TUKVS
TRKVN= TRKUU=
=TMKMM f
ff
fff OMNN
fs
f
ff
fff OMNO
fs
f
ff
fff OMNP
fs
f
ff
fff OMNQ
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
fs
f OMNR
69
3.3. PERKEMBANGAN PERBANKAN KABUPATEN/KOTA Perkembangan terakhir persebaran penyaluran kredit
Ketimpangan juga terlihat dari persebaran DPK dan
perbankan masih terkonsentrasi pada kabupaten/kota
kredit per Kabupaten/Kota di Provinsi Bali pada sam-
di daerah Bali Selatan yang merupakan pusat pemer-
pai dengan Maret 2015 dimana Kabupaten Badung
intahan dan pariwisata Provinsi Bali sebagai contoh
dan Gianyar masih menjadi Kabupaten/Kota yang men-
adalah Kabupaten Badung dan Kota Denpasar. Kondisi
dominasi penyerapan kredit ataupun DPK di sistem
tersebut membawa implikasi pada tidak adanya ketim-
keuangan Provinsi Bali.
pangan perekonomian yang terjadi namun juga penyaluran kredit pembiayaan yang dapat menstimulus perekonomian. Berikut penjelasan lebih jauh mengenai
financial inclusion di Kabupaten/Kota Provinsi Bali.
Grafik 3. 15 Penyebaran Kantor Bank di Provinsi Bali aÉåé~ë~ê
OVU
h~ê~åÖ~ëÉã
QU
_~åÖäá
3.3.1. Financial Inclusion Kabupaten/Kota Provinsi Bali Perkembangan terakhir akan persebaran ketersediaan layanan perbankan di Provinsi Bali masih didomina
PT
dá~åó~ê
NPQ
_~ÇìåÖ
ORO
q~Ä~å~å
NMQ
gÉãÄê~å~
PU
_ìäÉäÉåÖ
si oleh kuatnya peranan Kota Denpasar dan Kabupa ten Badung dari sisi ekonomi juga berdampak pada
OR
häìåÖâìåÖ
VU M
RM
NMM
NRM
OMM
ORM
PMM
PRM
Sumber : Otoritas Jasa Keuangan
ke tidakseimbangan jasa pelayanan keuangan inklusif yang dilakukan perbankan di Bali. Secara umum konsentrasi layanan perbankan masih berada di Bali Sela-
Grafik 3. 16 Jumlah ATM per 10.000 Penduduk Dewasa Denpasar
tan khususnya daerah Denpasar dan Badung. Kondisi
Karangasem
ekstrim terlihat pada jumlah kantor Bank di Kota Den-
Bangli
pasar mencapai 298, sedangkan di Kabupaten Bangli
Klungkung
hanya mencapai 25 bank. Sama halnya dengan keter-
16.85 2.11 1.18
3.14
Gianyar
8.23
Badung
32.61
sediaan layanan ATM di Kota Denpasar mencapai 1054
Tabanan
sedangkan di Bangli hanya mencapai 26 ATM. Kondisi
Jembrana
3.01
tersebut merupakan kondisi umum ketika bank follows
Buleleng
2.93
the trade dimana pusat perkembangan perekonomian Provinsi Bali terkonsentrasi di Bali Selatan. Grafik 3. 14 Jumlah Kantor Bank per 1.000 Penduduk Dewasa
4.04
0.00
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
30.00
Grafik 3. 17 Penyebaran ATM di Provinsi Bali Denpasar
aÉåé~ë~ê h~ê~åÖ~ëÉã _~åÖäá häìåÖâìåÖ dá~åó~ê _~ÇìåÖ q~Ä~å~å gÉãÄê~å~ _ìäÉäÉåÖ
MKQU
Bangli
46 302
Badung
MKUN
1017
Tabanan
MKPO
132
Jembrana
MKNV MKOO MKO
26
Gianyar
MKPT
Sumber : Otoritas Jasa Keuangan
70
72
Klungkung
MKOR
M
1054
Karangasem
MKNQ MKNN
60
Buleleng
MKQ
MKS
MKU
N
35.00
Sumber : Otoritas Jasa Keuangan
132
0
200
400
Sumber : Otoritas Jasa Keuangan
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
600
800
1000
1200
Tabel 3.4 Perkembangan Rekening DPK dan Kredit per Kabupaten di Bali Maret 2015
h~Äìé~íÉå
amh
hêÉÇáí Eiçâ~ëá mêçó ÉâF
L hçí~
kçãáå~ä=ERìéá~ÜF
RÉâÉåáåÖ
gÉãÄê~å~
NIMTOISUUINUSIRUO
NPMIVUP
OINNUIPQOIMRNIQNV=
PTIQRN
q~Ä~å~å
NIVVOIQONINOSISOO
NRTIVOT
RIONRIOPVIQQQITUS=
RUITNN
_~ÇìåÖ
NNITOQIMSRIRSPIVOR
PSTIPMN
ONINORITMQISPUIOSM=
UQIUSQ
dá~åó~ê
OIQMOIQMMINMUIVUP
NRMIRPV
RIQNUIQRRIQOTITQP=
QSIQQR
häìåÖâìåÖ
NIMPTIMMRIRMPISTV
TQINPM
NIQRNISVOIRNVIPNS=
ONIMRT
_~åÖäá
UOSIRVTIPOVIOST
SSIRQO
NIRPMIUVPIVRMIVMM=
OMIQOM
h~ê~åÖ~ëÉã
NIQVTIUVRIVRUIVSM
NORIOPQ
OIPTUIQTQITUOITTT=
PVIMMN
_ìäÉäÉåÖ
PIMPSIVVTIQQMINUU
ORUIURP
aÉåé~ë~ê
QUIQORINUMIQVMIPVP
_~äá
TOIMNRIORNITMUIRVV
kçãáå~ä=ERìéá~ÜF
RÉâÉåáåÖ
RIRVRIQQMIMUSIUNP
RSIMVU
NISOOISTP
OVIPVRISMQIOVVIMNO=
OMMIVVS
OIVRQINUO
TQIOPMITVPIPMOIVQU=
RSRIMQR
3.4. PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN 3.3.1. Perkembangan Transaksi Pembayaran Tunai 3.3.1.1. Perkembangan Aliran Masuk (Inflow)
dan Keluar (Outflow) serta Kegiatan
Penukaran Berbeda dengan triwulan sebelumnya, aliran uang kar-
Grafik 3. 18 Perkembangan Uang Kartal di Bali jáäá~ê=Ré RIMMM QIMUS=
tal pada triwulan I 2015, menunjukkan tren net inflow.
QIMMM
Kondisi tersebut sejalan dengan perlambatan pereko-
PIMMM
nomian yang diiringi deng an berkurangnya aktivitas
OIMMM
penggunaan uang kartal di masyarakat, sehingga uang
NIMMM
kartal yang ber edar dimasyarakat pada triwulan se-
M
belumnya masuk kembali ke dalam sistem keuangan.
ENIMMMF
Relatif sedikitnya perayaan hari raya besar dan masih
EOIMMMF
PISPM=
OIMUV= OIPVO=
ENIOPUF
f
ff
fff
fs
f
ff
OMNP
kÉí=fåÑäçïLElìíÑäçïF
fff
NIVVS=
fs
OMNQ
fåÑäçï
f OMNR
lìíÑäçï
belum optimalnya realisasi APBD pada triwulan I 2015 juga berdampak pada pengurangan kebutuhan uang
kat sebesar 41,4% (qtq) dari triwulan sebelumnya.
tunai. Inflow yang tercatat oleh Bank Indonesia pada
Dengan demikian posisi aliran uang kartal pada periode
triwulan laporan adalah sebesar Rp 4,08 triliun mening
laporan tercatat sebesar Rp1,9 triliun (net inflow)
Tabel 3.5 Perkembangan Transaksi Uang Kartal di Bali
Indikator Inflow (Rp Miliar) Outflow (Rp Miliar) Net Inflow/(Outflow) Penukaran Temuan Uang Palsu (lembar)
2013 2014 2015 I II III IV I II III IV I 2,906 2,503 2,797 2,194 3,331 2,607 3,269 2,392 4,086 2,280 2,468 4,154 3,494 2,382 2,669 4,422 3,630 2,089 626 35 (1,357) (1,301) 949 (62) (1,153) (1,238) 1,996 63 60 71 72 84 81 94 93 64 925 1,216 887 919 1,155 1,001 986 1,591 1,477
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
71
Grafik 3. 19 Perkembangan Kegiatan Kas Keliling cêÉâìÉåëá
gìí~=Ré
NT=
NUIMMM NSIMMM
NU NS
NQ=
NQIMMM
NQ
NOIMMM
NO
NMIMMM
NM
UIMMM
U
SIMMM
S
QIMMM
Q
OIMMM M
TIMMR= NQIPQO= f
ff
fff
fs
f
OMNP
kçãáå~ä=h~ë=hÉäáäáåÖ
ff
fff
fs
OMNQ
f
O M
OMNR
cêÉâìÉåëá=Eëâ~ä~=â~å~åF
3.3.2. Perkembangan Transaksi Pembayaran Nontunai 3.3.2.1. Perkembangan Kliring Seiring dengan perlambatan perekonomian dan penurunan penggunaan uang kartal, aktivitas transaksi nontunai juga menunjukkan sedikit pe nu runan, baik secara nominal maupun jumlah transaksi. Pada triwulan I 2015 jumlah perputaran kliring mencapai Rp13,5 triliun, menurun sebesar -6,6% (qtq). Sejalan dengan hal tersebut, jumlah transaksi kliring pada triwulan I 2015 juga menunjukkan penurunan sebesar -1,78% (qtq).
3.3.1.2. Penyediaan Uang Layak Edar
Pada triwulan I 2015 jumlah tolakan cek/bilyet giro ko-
Bank Indonesia terus berkomitmen dalam mening-
song tercatat sebesar 8 ribu lembar dengan nominal
katkan kualitas uang layak edar di masyarakat (clean
sebesar Rp356 miliar. Jumlah lembar tolakan tersebut
mo ney policy), dengan menarik uang lusuh/rusak
meningkat 5,92%(qtq) dibanding triwulan sebelumnya
dari aliran uang yang masuk ke Bank Indonesia (in-
yang tercatat sebesar 7,60 ribu lembar. Lembar tolakan
flow).
tersebut mencapai 1,36% dari total lembar kliring yang
Penyediaan uang layak edar tersebut dilakukan dengan
ditransaksikan pada triwulan I 2015.
kegiatan penukaran uang dan kegiatan kas keliling. Di Provinsi Bali, kegiatan kas keliling dilakukan hingga ke Nusa Penida (Kabupaten Klungkung). Dalam rangka pemenuhan kebutuhan akan uang kartal yang layak edar dan pecahan yang tepat direspon oleh Bank Indonesia dengan melakukan kegiatan penukaran
Grafik 3. 20 Perkembangan Kliring jáäá~ê=Ré
RáÄì=iÉãÄ~ê
NSIMMM
NQIRMT=
NQIMMM
NPIRQU=
NOIMMM
UMM
TMM SMM
NMIMMM
RSN=
RRN=
RMM
UIMMM
QMM
uang dan perkasan. Kegiatan penukaran selain dilaku-
SIMMM
PMM
QIMMM
OMM
kan di kantor Bank Indonesia juga ditambah dengan
OIMMM
NMM
M
kegiatan kas keliling.
f
ff
fff
Frekuensi layanan kas keliling pada triwulan I 2015 se-
Jumlah uang palsu yang teridentifikasi pada triwulan I 2015 sebanyak 1.477 lembar, berkurang dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 1.591 lembar.
kan peredaran uang palsu.
72
f
M
iÉãÄ~ê
RáÄì=iÉãÄ~ê SQM=
SMM QMM
sifkan kerjasama dengan pihak kepolisian dalam mene-
fs
OMNR
TMM
wakilan Bank Indonesia Provinsi Bali terus dilakukan ke-
Di samping itu, Bank Indonesia senantiasa menginten-
fff OMNQ
jáäá~ê=Ré
RMM
meminimalisir peredaran uang palsu.
ff
Grafik 3. 21 Perkembangan Tolakan Cek/BG kosong
Sosialisasi ciri-ciri keaslian uang Rupiah oleh Kantor Perpada masyarakat umum dan pelaku usaha di Bali untuk
f
kçãáå~ä=häáêáåÖ
banyak 17 kali, sedikit meningkat dibandingkan triwulan lalu yang sebanyak 14 kali.
fs
OMNP
TKSM=
UKMR=
PRS=
PMM OMM NMM M
f
ff
fff
fs
OMNP kçãáå~ä=`ÉâL_d=hçëçåÖ
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
f
ff
fff
fs
OMNQ iÉãÄ~ê=Eëâ~ä~=â~å~åF
f OMNR
NM V U T S R Q P O N M
Tabel 3.6 Perkembangan Perputaran Kliring dan Cek/BG Kosong OMNP
fåÇáâ~íçê
f
mbRmrq^R^k=hifRfkd iÉãÄ~ê kçãáå~ä=häáêáåÖ J=R~í~Jê~í~=äÉãÄ~ê=éÉê=Ü~êá=EêáÄì=äÉãÄ~êF J=R~í~Jê~í~=åçãáå~ä=éÉê=Ü~êá=Eãáäá~ê=êìéá~ÜF
ff
OMNQ fff
fs
f
ff
fff
ROV RQN ROR RRP RQP RQM RRP NNITUO NOIQST NPIMMV NPISNS NOIURP NOIUPP NPITRP VKOV ======VKPP ======UKPP ======VKOO ======UKVN ======VKQT ======VKMS OMT ONR OMS OOT ONN OOR OOR
qli^h^k=`bhL _d=hlplkd= iÉãÄ~ê= kçãáå~ä=`ÉâL_d=hçëçåÖ J=R~í~Jê~í~=äÉãÄ~ê=éÉê=Ü~êá=EêáÄì=äÉãÄ~êF J=R~í~Jê~í~=åçãáå~ä=éÉê=Ü~êá=Eãáäá~ê=êìéá~ÜF
UKNT POP MKNQ RKSS
OMNR f
fs RTQ NQIRMT OT SVO
RRN NPIRQU OT SRS
TKSM SQM MKPS OVKN
UKMR PRS MKPV NTKP
UKQO ======TKTR ======UKPV ======UKMS ======VKMV ======UKRS PQQ POS QNM PON PNQ ROO MKNR MKNO MKNQ MKNP MKNS MKNQ RKVP RKNU SKUP RKOS RKRN UKRS
Sedangkan secara nominal, tolakan cek/bilyet giro ko-
Transaksi RTGS dari Bali mencapai Rp35,1 triliun atau
song mengalami penurunan mencapai -44,37% (qtq).
turun -1,28% (qtq). Sedangkan transaksi RTGS ke
Nominal tolakan tersebut mencapai 2,6% dari keselu-
Bali mencapai Rp15,6 triliun atau menurun -14,08%
ruhan nominal transaksi kliring triwulan I 2015.
(qtq). Begitu pula dengan transaksi RTGS yang terjadi di dalam
3.3.2.1. Perkembangan Real Time Gross Settlement (RTGS)
Provinsi Bali juga mengalami penurunan dari Rp6,2
Seiring dengan perlambatan transaksi tunai dan non-
(qtq). Jika dilihat dari jumlah transaksi, RTGS dari Bali,
tunai (kliring), transaksi nontunai RTGS pada triwulan I
RTGS ke Bali dan RTGS di dalam Provinsi Bali mengala-
2015 juga menunjukkan penurunan dibandingkan tri-
mi penurunan masing-masing sebesar -44,18% (qtq),
wulan sebelumnya.
-34,75% (qtq) dan -33,27% (qtq).
Grafik 3. 22 Perkembangan Transaksi RTGS dari Bali
Grafik 3. 23 Perkembangan Transaksi RTGS ke Bali
jáäá~ê=Ré
NNIMMM
gìãä~Ü=qê~åë~âëá
RMIMMM
RMIMMM QMIMMM
VIMMM
NMIMMM
QMIMMM
UIMMM
VIMMM
PMIMMM
TIMMM
UIMMM
SIONV
RIMMM RINVT
PIMMM OIMMM
f
ff
fff OMNP
fs
f
ff
fff
fs
OMNQ
RIMMM
PIQSU
NQIMMO OMIMMM
NUINSS
NMIMMM
SIMMM
QIMTS
QIMMM
NMIMMM
NRISMU
M
f
QIMMM
ff
fff
fs
f
ff
OMNP
PIMMM
f
PMIMMM
ONIQSM
OMIMMM
TIMMM
SIMMM
sçäìãÉ
jáäá~ê=Ré
sçäìãÉ
káä~á=qê~åë~âëá=Ejáäá~ê=RéF
NMIMMM
triliun menjadi Rp4,07 triliun atau menurun -34,46%
fff
káä~á=qê~åë~âëá=Ejáäá~ê=RéF
OMNR
fs
OMNQ
f
M
OMNR
gìãä~Ü=qê~åë~âëá
Tabel 3.7 Perkembangan Transaksi RTGS fåÇáâ~íçê Rqdp=Ç~êá=_~äá káä~á=íê~åë~âëá gìãä~Ü=íê~åë~âëá Rqdp=âÉ=_~äá káä~á=qê~åë~âëá=Ejáäá~ê=RéF gìãä~Ü=qê~åë~âëá Rqdp=^åí~ê~ káä~á=qê~åë~âëá=Ejáäá~ê=RéF gìãä~Ü=qê~åë~âëá=
OMNP f
ff
OMNQ fff
fs
f
ff
fff
fs
OMNR f
OVIVQN ONIOPR
PPIUSR OQINTO
PQIVQM PQITOS
OTIUTR OPISPU
QOIMOQ OMIRMT
PNIUTU OMIVTP
OVITOU NVISPQ
PRIRUR OPINVO
PRINOV NOIVQR
ONINUT OMISOP
OPIQRM OOIRUM
QRIUPN QOIQNR
ONITMO ONIOON
NVIOMN NVIURR
NTITOQ OMIOSU
NRIPRR NUISQO
NUINSS ONIQSM
NRISMU NQIMMO
PIVVM RINMT
QINQQ RISPM
VIOUM VISVO
QIMPU RIMOV
PIUSS QISPN
QIOUN QISTT
QIUQM QIOSM
SIONV RINVT
QIMTS PIQSU
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
73
BOKS D
MENDORONG MINAT BERTRANSAKSI NON TUNAI Tunai
daerah harus disesuaikan dengan kondisi infras-
(GNNT) pada 14 Agustus 2014 ditujukan untuk
truktur di masing-masing daerah. Untuk Provinsi
meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap
Bali, khususnya di Kota Denpasar dan Kabupaten
penggunaan instrumen non tunai, sehingga be-
Badung pengenalan pembayaran dengan meng-
rangsur-angsur terbentuk suatu komunitas atau
gunakan uang elektronik melalui pembayaran
masyarakat yang lebih menggunakan instrumen
sarana transportasi umum masal kurang dapat
nontunai sebagai alat pembayaran (Less Cash So-
menyentuh masyarakat luas karena kurangnya
ciety/LCS). GNNT menjadi suatu gerakan tahunan
ketersediaan sarana transportasi umum masal.
yang dilaksanakan dengan berbagai kegiatan un-
Pendekatan di Bali dapat dilakukan dengan me-
tuk meningkatkan pemahaman dan mendorong
nargetkan transaksi pembayaran retail untuk
minat masyarakat akan penggunaan instrumen
pembelanjaan baik itu di pusat-pusat perbelan-
non tunai.
jaan maupun pusat-pusat hidangan serta sarana
Pencanangan
Gerakan
Nasional
Non
Gambar D.1 Kawasan Less Cash Society (LCS) di Food Court Tiara Dewata
74
Pertumbuhan jumlah uang elektronik di Provinsi
umum lainnya.
Bali pada tahun 2014 adalah sebesar 106,39%
Kerjasama Bank Indonesia Provinsi Bali dengan
(yoy) dari jumlah sebanyak 54,103 kartu pada
perbankan dan retail dalam mendorong peng-
tahun 2013 menjadi sebanyak 111,663 kartu
gunaan instrumen non tunai khususnya uang
pada tahun 2014. Sedangkan dari sisi nominal
elektronik yaitu dengan membuka kawasan Less
transaksi, nominal transaksi pada tahun 2013 ter-
Cash Society (LCS) di salah satu food court di
catat sebesar Rp 13,8 milyar dan tumbuh sebe-
Kota Denpasar pada 24 April 2015. Salah satu
sar 3,13% (yoy) menjadi sebesar Rp 14,23 milyar
Food Court di Kota Denpasar tersebut merupakan
pada tahun 2014.
salah satu pusat hidangan yang paling ramai di
Dalam rangka mendorong minat akan penggu-
Kota Denpasar diharapkan dapat menjadi trend-
naan uang elektronik untuk transaksi pembayaran
setter dalam transaksi pembayaran menggunakan
ritel, pendekatan yang digunakan pada setiap
non tunai khususnya uang elektronik. Pengem-
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
bangan kawasan LCS ini juga diharapkan dapat
kasian masyarakat mengenai produk-produk ins
menghilangkan keengganan penggunaan uang
trument pembayaran non tunai dan keuntungan-
elektronik karena adanya keterbatasan merchant.
keuntungannya.
Pembukaan kawasan LCS tersebut kemudian di-
Pengubahan mindset dari transaksi tunai ke non
lanjutkan dengan Kegiatan Pekan Belanja Non Tu-
tunai perlu dilakukan semenjak dini dan sebagai
nai selama lima hari. Jumlah total transaksi non tu-
salah satu wujudnya adalah dengan mengedukasi
nai yang dilakukan selama kegiatan Pekan Belanja
generasi muda. Bank Indonesia Provinsi Bali sam-
Non Tunai tersebut mencapai 27 juta Rupiah dan
pai dengan Mei 2015 telah melakukan edukasi
penyebaran uang elektronik sebesar 1652 kartu.
kepada mahasiswa-mahasiswa Universitas Ngurah
Pendorongan minat akan penggunaan instrumen
Rai Denpasar dan mahasiswa Politeknik Negeri
non tunai juga tidak bisa dilepaskan dari pengedu-
Bali.
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
75
Halaman ini sengaja dikosongkan
76
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
bab IV Realisasi pendapatan dan belanja Provinsi Bali pada triwulan I 2015 relatif rendah
kajian ekonomi dan keuangan regional
Realisasi anggaran pendapatan dan belanja Provinsi Bali pada triwulan I 2015 lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Secara spasial, sampai dengan triwulan I 2015 seluruh Kabupaten/Kota di Bali telah merealisasikan anggarannya, dengan rata-rata tingkat realisasi pendapatan 21,73% dan rata-rata tingkat realisasi belanja sebesar 12,77%.
keuangan pemerintah
Dukungan fiskal terhadap perekonomian Bali semakin membaik, sebagaimana tergambar pada realisasi belanja modal yang berada diatas rata-ratanya selama 4 tahun terakhir.
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
77
78
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
4.1 ANGGARAN PENDAPATAN PEMERINTAH PROVINSI BALI Realisasi Pendapatan Pemerintah Provinsi Bali hingga
Dari sisi kemandirian fiskal, kemampuan Pemerintah
triwulan I 2015 tercatat mencapai Rp 1,15 triliun atau
Provinsi Bali dalam membiayai anggarannya cukup baik,
sebesar 25,08% dari total pendapatan yang ditarget-
sebagaimana tercermin pada rasio PAD terhadap total
kan. Persentase realisasi terhadap target pada tahun
anggaran pada tahun 2015 yang sebesar 61,64%.
2015 sedikit lebih rendah dibandingkan tahun sebelPenurunan tersebut terutama disebabkan oleh ter-
4.2 ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PROVINSI BALI
batasnya realisasi di pos pendapatan asli daerah (PAD),
Anggaran Belanja Pemerintah Provinsi Bali pada tahun
dan dana perimbangan. Realisasi pos Pendapatan Asli
2015 ditargetkan sebesar Rp 4,99 triliun yang dialokasi-
Daerah pada tahun 2015 hanya 23,93%, lebih ren-
kan dalam dua bagian, yaitu belanja tidak langsung
dah dibandingkan dengan tahun 2014 yang sebesar
yang sifatnya rutin dengan porsi 69,41% dan belanja
27,88%. Berdasarkan komponen PAD, penurunan
langsung dengan porsi 30,59%. Alokasi belanja modal
persentase realisasi terhadap target terjadi di semua
lebih besar dibandingkan dengan tahun 2014, tercer-
komponen pembentuknya, baik di Pendapatan Pajak
min dari rasio belanja modal terhadap total belanja
Daerah, Retribusi Daerah, Hasil PMD dan Hasil Pengelo-
yang sebesar 10,72% atau lebih besar dibandingkan
laan Kekayaan Daerah yg dipisahkan, serta Lain-lain
tahun sebelumnya yang sebesar 9,73%.
PAD yang sah. Penurunan terbesar terjadi pada Retribu-
Realisasi belanja Pemerintah Provinsi Bali pada triwulan
si Daerah dari 43,61% pada tahun sebelumnya menjadi
I 2015 lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2014,
21,29% pada tahun 2015.
baik secara nominal maupun prosentase. Realisasi be-
Sementara pos Dana Perimbangan mengalami pening-
lanja pemerintah pada periode laporan mencapai Rp349
katan dari 27,21% pada tahun 2014 menjadi 31,24%,
miliar atau lebih rendah apabila dibandingkan dengan
terutama didorong oleh komponen hasil pajak dan bu-
tahun 2014 yang sebesar Rp430 miliar. Prosentase re-
kan pajak triwulan I tahun 2015 yang sudah terealisasi
alisasi belanja daerah Provinsi Bali terhadap pagunya
sebesar 19,96%.
di triwulan I 2015 tercatat hanya sebesar 7,01%, atau
Realisasi pendapatan yang juga mengalami percepatan
jauh lebih rendah dibandingkan periode yang sama ta-
dibandingkan tahun sebelumnya adalah pos Lain-lain
hun sebelumnya sebesar 9,58%.
Pendapatan yang Sah. Persentase realisasi pos tersebut
Berdasarkan klasifikasi belanja, realisasi belanja tidak
pada 2015 mencapai 20,94% lebih tinggi dibandingkan
langsung pada triwulan I 2015 tercatat Rp291 miliar
periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 19,86%.
atau 8,42% terhadap pagu. Prosentase realisasi belanja
umnya yang tercatat mencapai 26,51%.
Tabel 4.1 Rata-rata Realisasi Pendapatan dan Belanja Daerah Periode 2012 – 2015
mÉåÇ~é~í~å=a~Éê~Ü
RÉ~äáë~ëá=^m_a= RÉ~äáë~ëá=^m_a= RÉ~äáë~ëá=^m_a= RÉ~äáë~ëá=^m_a= OMNO OMNP OMNQ OMNR R~í~Jê~í~ EÇ~ä~ã=BF EÇ~ä~ã=BF EÇ~ä~ã=BF EÇ~ä~ã=BF ====================OPKUQ= ====================OPKVV= ====================OSKRN= ====================ORKMU= ==========OQKUR=
mÉåÇ~é~í~å=^ëäá=a~Éê~Ü
====================OPKUV= ====================ORKVS= ====================OTKUU= ====================OPKVP= ==========ORKQO=
_Éä~åà~=a~Éê~Ü
======================RKTU= ======================UKOQ= ======================VKRU= ======================TKMN= ============TKSR=
_Éä~åà~=qáÇ~â=i~åÖëìåÖ
======================TKOU= ======================VKTM= ====================NNKQR= ======================UKQO= ============VKON=
_Éä~åà~=jçÇ~ä
======================MKMT= ======================TKUQ= ======================MKMV= ======================NKNO= ============OKOU=
rê~á~å
Sumber : Pemda Provinsi Bali
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
79
tidak langsung terhadap pagu di triwulan I 2015 lebih
pertumbuhan perekonomian Bali. Pemerintah diharap-
rendah dibandingkan dengan periode yang sama ta-
kan mampu menggenjot penyerapan anggaran, teru-
hun lalu yang sebesar 11,45%. Berdasarkan komponen
tama di sektor produktif dalam mendukung percepatan
pembentuknya, penurunan prosentase realisasi ter-
roda perputaran perekonomian Bali.
hadap pagu terutama terjadi pada komponen belanja rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang
4.3 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA KABUPATEN/KOTA DI BALI
sebesar 30,75%. Sementara itu realisasi belanja lang-
Secara spasial, Anggaran Pendapatan dan Belanja Dae-
sung pada triwulan laporan hanya sebesar 3,81%, lebih
rah (APBD) tertinggi dimiliki oleh Kabupaten Badung
rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebel-
yang merupakan Kabupaten dengan skala ekonomi
umnya sebesar 5,57%. Berdasarkan komponen pem-
terbesar di Bali. Pada tahun 2015 Pagu Pendapatan
bentuknya, terjadi penurunan prosentase realisasi pada
Kabupaten Badung tercatat sebesar Rp3,2 triliun dan
belanja barang dan jasa yang tercatat sebesar 4,64%
Pagu Belanja tercatat sebesar Rp.3,5 triliun. Disisi lain,
pada periode laporan, atau lebih rendah dibandingkan
Kabupaten Bangli tercatat memiliki APBD terendah,
dengan tahun lalu yang sebesar 8,04%.
dengan Pagu Pendapatan tercatat sebesar Rp826 miliar
Perbandingan antar tahun menunjukkan bahwa reali
dan Pagu Belanja tercatat sebesar Rp930 miliar.
sasi pendapatan triwulan I 2015 (25,08%), masih be-
Dari sisi kemampuan daerah dalam membiayai belan-
rada di atas rata-rata (24,85%). Namun demikian, re-
janya, Kabupaten Badung juga memiliki kemandirian
alisasi komponen Pendapatan Asli Daerah tahun 2015
fiskal tertinggi dibandingkan dengan Kabupaten/Kota
(23,93%) yang berada dibawah rata-ratanya (25.42)
lainnya di Bali. Hal ini sebagaimana tercermin dari rasio
perlu mendapat perhatian pemerintah, untuk memper-
Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Total Penda-
tahankan kemandirian fiskal di kemudian hari.
patan yang cukup tinggi, yakni sebesar 79,41%. Se-
Sementara itu, realisasi belanja pada triwulan I 2015
mentara itu, Kabupaten/Kota lainnya memiliki rasio ke-
(7,01%) lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata
mandirian fiskal di bawah 50%, dan masih tergantung
empat tahun terakhir (7,65%). Masih belum opti-
pada Dana Perimbangan dalam membiayai belanjanya.
malnya penyerapan anggaran belanja pemerintah di
Kabupaten Jembrana tercatat memiliki rasio kemandi-
triwulan I 2015 turut berkontribusi pada perlambatan
rian fiskal terendah, yakni sebesar 8,7%.
hibah yang tercatat sebesar 19,25% atau jauh lebih
Pagu anggaran seluruh Kabupaten/Kota di Provinsi Bali
Grafik 4. 1 Rasio PAD Terhadap Total Pendapatan di Seluruh Kabupaten/Kota di Prov. Bali (%)
pada tahun 2015 mengalami peningkatan, baik dari sisi pendapatan maupun belanja. Pening-
PVKQU= QMKNO=
aÉåé~ë~ê
katan pagu pendapatan terbesar terjadi
NTKPR= NSKQS=
q~Ä~å~å
di Kabupaten Klungkung, dari Rp667
NMKSU= TKVN=
häìåÖâìåÖ
miliar menjadi Rp838 miliar atau menin-
NSKTQ= NQKTP=
h~ê~åÖ~ëÉã
gkat sebesar 25,69% (yoy). Sedangkan
UKTM= TKVM=
gÉãÄê~å~ dá~åó~ê
ONKQR=
peningkatan terendah terjadi di Kabu-
OTKSS=
NPKPM= VKVR=
_ìäÉäÉåÖ
paten Jembrana, meningkat dari Rp766
VKVP= SKQP=
_~åÖäá
miliar menjadi Rp836 miliar atau menin-
TVKQN= TRKNR=
_~ÇìåÖ M
NM
OM
PM
QM
RM
SM
TM
UM
VM
gkat 9,19% (yoy). Sementara itu peningkatan pagu belan-
OMNR
OMNQ
Sumber : Direktorat Jendral Perbendaharaan
80
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
ja tertinggi terjadi di Kabupaten Klung-
kung yakni dari Rp710 miliar menjadi Rp912 miliar atau meningkat sebesar 28,54% (yoy). Peningkatan pagu
Grafik 4. 4 Realisasi Pendapatan APBD di Seluruh Kab/Kota di Prov. Bali
belanja terendah terjadi di Kabupaten Badung (7,78%
PIRMMIMMM
yoy), meningkat Rp3,2 triliun menjadi Rp3,5 triliun.
PIMMMIMMM
Sampai dengan triwulan I 2015 seluruh Kabupaten/
OIRMMIMMM
Kota di Bali telah merealisasikan anggarannya, dengan
OIMMMIMMM
rata-rata tingkat realisasi pendapatan 21,73% dan rata-
NIRMMIMMM
rata tingkat realisasi belanja sebesar 11,15%. Pemerin-
NIMMMIMMM
tah Kabupaten Karangasem tercatat memiliki realisasi
RMMIMMM
pendapatan tertinggi, yakni sebesar 27,83%. Sementa-
M
PMKMM= ^îÉê~ÖÉ= RÉ~äáë~ëá=W= ONITPB
ORKMM= OMKMM= NRKMM= NMKMM= RKMM= J
_~ÇìåÖ
ra realisasi belanja tertinggi terjadi di Kabupaten Jem-
_~åÖäá m~Öì
_ìäÉäÉåÖ RÉ~äáë~ëá
dá~åó~ê h~ê~åÖ~ëÉãhäìåÖâìåÖ q~Ä~å~å aÉåé~ë~ê gÉãÄê~å~ B=RÉ~äáë~ëá
brana, yang tercatat sebesar 13,41%.
Sumber : Direktorat Jendral Perbendaharaan
Grafik 4. 2 Pagu Pendapatan APBD diSeluruh Kab/Kota di Prov. Bali
Grafik 4. 5 Realisasi BelanjaAPBD di Seluruh Kab/Kota di Prov. Bali
PIRMMIMMM
QIMMMIMMM
NS
PIRMMIMMM
NQ
PIMMMIMMM PIMMMIMMM
OIRMMIMMM
^îÉê~ÖÉ= RÉ~äáë~ëá=W= NNINRB
OIRMMIMMM
OIMMMIMMM
NO
NM
OIMMMIMMM
U
NIRMMIMMM
S
NIMMMIMMM
Q
RMMIMMM
O
NIRMMIMMM NIMMMIMMM
M
RMMIMMM
M _~ÇìåÖ
M _~ÇìåÖ
_~åÖäá
_ìäÉäÉåÖ dá~åó~ê OMNQ
gÉãÄê~å~ h~ê~åÖ~ëÉã häìåÖâìåÖ q~Ä~å~å OMNR
_~åÖäá
_ìäÉäÉåÖ
dá~åó~ê
h~ê~åÖ~ëÉã
m~Öì
aÉåé~ë~ê
häìåÖâìåÖ
RÉ~äáë~ëá
q~Ä~å~å
aÉåé~ë~ê
gÉãÄê~å~
B=RÉ~äáë~ëá
Sumber : Direktorat Jendral Perbendaharaan
Sumber : Direktorat Jendral Perbendaharaan
Grafik 4. 3 Pagu Belanja APBD di Seluruh Kab/Kota di Prov. Bali
4.4 PERANAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PEREKONOMIAN BALI
QIMMMIMMM=
Peranan APBD Provinsi Bali terhadap perekonomian
PIRMMIMMM=
Bali cukup terbatas, baik dari sisi konsumsi maupun
PIMMMIMMM=
investasi. Kontribusi Belanja Tidak Langsung terhadap
OIRMMIMMM=
komponen Konsumsi Pemerintah dalam PDRB ADHB
OIMMMIMMM=
Bali pada tahun 2014 hanya sebesar 19,42%, sedikit
NIRMMIMMM=
meningkat dibandingkan tahun 2013 yang sebesar
NIMMMIMMM=
15,68%.
RMMIMMM=
Sementara itu, kontribusi Belanja Modal terhadap
J _~ÇìåÖ
_~åÖäá
_ìäÉäÉåÖ
dá~åó~ê OMNQ
gÉãÄê~å~ OMNR
Sumber : Direktorat Jendral Perbendaharaan
h~ê~åÖ~ëÉã
häìåÖâìåÖ
q~Ä~å~å
aÉåé~ë~ê
komponen Investasi dalam PDRB ADHB Bali pada tahun 2014 sangat kecil, hanya sebesar 0,76% atau menurun dibandingkan dengan tahun sebelumnya
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
81
yang sebesar 1,01%.
APBD terhadap PDRB ADHB terendah terjadi di Kota
Di sisi lain, peranan fiskal terhadap perekonomian se-
Denpasar.
luruh Kabupaten/Kota di Bali cukup besar. Hal ini se-
Sebagai stimulus dalam perekonomian, belanja fiskal
bagaimana tercermin pada rata-rata kontribusi APBD
pemerintah diharapkan tidak hanya disalurkan dalam
terhadap PDRB ADHB seluruh Kabupaten/Kota di Bali
bentuk belanja rutin, namun juga diarahkan pada pem-
yang sebesar 15,26%.
bangunan dan perbaikan infrastruktur yang berkualitas.
Kabupaten Bangli, Tabanan dan Karangasem merupa-
Hal ini dapat diwujudkan melalui ekspansi belanja mod-
kan 3 Kabupaten yang memiliki kontribusi APBD terha-
al yang terarah dan mempertimbangkan pembangunan
dap PDRB ADHB terbesar di Bali. Sementara kontribusi
ekonomi dalam jangka panjang.
Grafik 4. 6 Peranan APBD Provinsi Bali Terhadap Perekonomian Bali
Grafik 4. 7 Kontribusi APBD terhadap Perekonomian Kabupaten/Kota di Bali
ORB
OR
%
NVKQOB
OMB
OMKQS= OM
NRKSUB
NUKRU=
NUKQV=
NTKUR=
NRB NR
OMNP
NMB
NM OMNQ
NQKQO=
NQKNM=
NPKNP= NNKOV= UKVU=
RB NKMNB MKTSB
R
MB hçåíêáÄìëá= _Éä~åà~=i~åÖëìåÖ= hçåíêáÄìëá= _Éä~åà~=jçÇ~ä= ^m_a=mêçî=_~äá=íÜÇ= hçåëìãëá= mÉãéêçî=_~äá=íÜÇ= fåîÉëí~ëá=_~äá mÉãÉêáåí~Ü=mêçîáåëá= _~äá Sumber : Pemerintah Provinsi Bali
82
M aÉåé~ë~ê
_~ÇìåÖ
dá~åó~ê
q~Ä~å~å
_ìäÉäÉåÖ
Sumber : Direktorat Jendral Perbendaharaan
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
h~ê~åÖ~ëÉã häìåÖâìåÖ
_~åÖäá
gÉãÄê~å~
Tabel 4.2 APBD Provinsi Bali
(dalam jutaan Rupiah) rR^f^k mbka^m^q^k=a^bR^e
^m_a=OMNR
Rb^ifp^pf=^m_a=qt=f=OMNR
B
^m_a=m=OMNQ
Rb^ifp^pf=^m_a= qt=f=OMNQ
B
=============QISMUISMUKTO= =========================NINRRISORKRN= ======ORKMU= ===PIVRUINTPKMN= ========NIMQVINSNKMS= ======OSKRN=
mbkaK=^pif=a^bR^e=Em^aF
=============OIUQMIVOTKVR= ============================STVIUNUKQR= ======OPKVP= ===OIPMPIUNOKOP= ===========SQOIPNTKVM= ======OTKUU=
J=mÉåÇ~é~í~å=m~à~â=a~Éê~Ü
=============OIRUPIPURKMP= ============================SPNIVUOKOU= ======OQKQS= ===OINMQIPUNKMR= ===========RUVIPQVKRV= ======OUKMN=
J=RÉíêáÄìëá=a~Éê~Ü
==================PTIPVPKON= ================================TIVSNKQV= ======ONKOV= ========PRIMPNKMP= =============NRIOTUKST= ======QPKSN=
J=eëä=mja=C=eëä=mÉåÖÉäK=hÉâK=a~Éê~Ü=óÖ=Çáéáë~Üâ~å
==================UTIMQMKNN= ===========================================J=== ===========J=== ========TQIQTSKQP= ==================VMRKVS= ========NKOO=
J=i~áåJi~áå=m^a=óÖ=p~Ü
================NPPINMVKSM= ==============================PVIUTQKSV= ======OVKVS= ========UVIVOPKTP= =============PSITUPKSV= ======QMKVN=
a^k^=mbRfj_^kd^k
=============NIMORIVQTKNT= ============================POMIQSQKOP= ======PNKOQ= ===NIMSRIRPPKMP= ===========OUVIVNOKTN= ======OTKON=
J=_~Öá=Ü~ëáä=é~à~â=Ç~å=Äìâ~å=é~à~â
================NQVIURPKNV= ==============================OVIVNSKNQ= ======NVKVS= ======NVNISPQKUM= ==
J=a~å~=^äçâ~ëá=rãìã=Ea^rF
================UPNIRVTKOT= ============================OTTINVVKMU= ======PPKPP= ======UPOIOVTKQT= ===========OTTIQPOKQU= ======PPKPP=
J=a~å~=^äçâ~ëá=hÜìëìë=Ea^hF
==================QQIQVSKTN= ==============================NPIPQVKMN= ======PMKMM= ========QNISMMKTR= =============NOIQUMKOP= ======PMKMM=
J=a~å~=mÉåÖì~í~å=fåÑê~ëíêìâíìê=a~Éê~Ü
==============================J=== ===========================================J===
i^fkJi^fk=mbka^m^q^k=vd=p^e
================TQNITPPKSM= ============================NRRIPQOKUO= ======OMKVQ= ======RUUIUOTKTR= ===========NNSIVPMKQS= ======NVKUS=
J=mÉåÇ~é~í~å=eáÄ~Ü
====================QIPNSKSM= ================================NINSUKPR= ======OTKMT= ==========QIPNSKSM= ====================TUKTQ= ========NKUO=
J=a~å~=Ä~Öá=Üëä=é~à~â=Çê=mêçî=C=éÉãÇ~=ä~áååó~
==============================J=== ===========================================J===
J=a~å~=mÉåóÉëì~á~å=C=çíçåçãá=âÜìëìë
================RORISQTKMM= ============================NPMISQSKQR= ======OQKUR= ======PVNIPNUKSR= =============VRIMVSKPQ= ======OQKPM=
J=_~åíì~å=hÉì~åÖ~å=Çê=mêçî=~í~ì=mÉãÇ~=ä~áå
================ONNITTMKMM= ==============================OPIROUKMO= ======NNKNN= ======NVPINVOKRM= =============ONITRRKPU= ======NNKOS=
J=pìãÄ~åÖ~å=máÜ~â=hÉíáÖ~
==============================J=== ===========================================J===
J=^äçâ~ëá=hìê~åÖ=_~ó~ê=a^h
==============================J=== ===========================================J===
_bi^kg^=a^bR^e
=============QIVUVIQSRKNM= ============================PQVIUOOKMN= ========TKMN= ===QIQUVISSTKMQ= ===========QPMIOTRKQM= ========VKRU=
_bi^kg^=qfa^h=i^kdprkd
=============PIQSPIOUPKVT= ============================OVNITQMKUR= ========UKQO= ===PIMSOIQPPKTM= ===========PRMITOPKPO= ======NNKQR=
J=_Éä~åà~=mÉÖ~ï~á
================VMPIRMNKQM= ============================NQTITRNKVT= ======NSKPR= ======VMQIOPOKTT= ===========NPTISQTKOO= ======NRKOO=
J=_Éä~åà~=_~ê~åÖ=
==============================J=== ===========================================J===
J=_Éä~åà~=pìÄëáÇá
==================NMIMMMKMM= ===========================================J=== ===========J=== ========NMIMMMKMM=
J=_Éä~åà~=eáÄ~Ü
================TPQISMTKVN= ============================NQNIQOSKNT= ======NVKOR= ======SVMIQTMKTT= ===========ONOIPMTKNM= ======PMKTR=
J=_Éä~åà~=_~åíì~å=pçëá~ä
================NRVIOUMKSM= ===================================UTMKTN= ========MKRR= ======NRSIQQNKOO= ==================TSVKMM= ========MKQV=
J=_Éä~åà~=_~Öá=eëä=âéÇ=mêçîLh~ÄLhçí~=C=mÉãÇ~
================VTTIOUQKRT= ===========================================J=== ===========J=== ======TRRITOPKVM=
===========J===
J=_Éä~åà~=_~åíì~å=hÉì~åÖ~å=âéÇ=mêçîLh~ÄLhçí~LaÉë~
================SQUISMVKQV= ================================NISVOKMM= ========MKOS= ======ROPINSUKSM=
===========J===
J=_Éä~åà~=qáÇ~â=qÉêÇìÖ~
==================PMIMMMKMM= ===========================================J=== ===========J=== ========OOIPVSKQQ=
===========J===
_bi^kg^=i^kdprkd
=============NIROSINUNKNP= ==============================RUIMUNKNS= ========PKUN= ===NIQOTIOPPKPQ= =============TVIRROKMU= ========RKRT=
J=_Éä~åà~=mÉÖ~ï~á
==================VNIMOSKTP= ==============================NMIORPKST= ======NNKOS= ========QTIOUOKSR= ===============PIPQVKPM= ========TKMU=
J=_Éä~åà~=_~ê~åÖ=Ç~å=g~ë~
================VMMISPTKMN= ==============================QNIUORKVO= ========QKSQ= ======VQOIVUUKON= =============TRIUMRKRU= ========UKMQ=
===========J===
J=_Éä~åà~=jçÇ~ä
================RPQIRNTKPV= ================================SIMMNKRT= ========NKNO= ======QPSIVSOKQU= ==================PVTKNV= ========MKMV=
=prRmirpLEabcfpfqF=
J==============PUMIURSKPU= ============================UMRIUMPKQV= J==ONNKRU=
=mbj_f^v^^k=
==============================J=== ===========================================J===
mbkbRfj^^k=a^bR^e
================RUMIURSKPU= ============================VMRITQOKTU= ====NRRKVP= ======TRNIQVQKMP= ========NIMPVITMVKVQ= ====NPUKPR=
mÉåÖÖìå~~å=páë~=iÉÄáÜ=mÉêÜáíìåÖ~å=^åÖÖ~ê~å=Epfim^F
================RUMIURSKPU= ============================VMRITQOKTU= ====NRRKVP= ======TRNIQVQKMP=
mbkdbir^R^k=a^bR^e
================OMMIMMMKMM= ===========================================J=== ===========J=== ======OOMIMMMKMM=
===========J===
mÉåóÉêí~~å=jçÇ~ä=EfåîÉëí~ëáF=mÉãÉêáåí~Ü=a~Éê~Ü
================OMMIMMMKMM= ===========================================J=== ===========J=== ======OOMIMMMKMM=
===========J===
mÉåÖì~í~å=jçÇ~ä=mÉãÉêáåí~Ü=a~Éê~Ü
==============================J=== ===========================================J===
mbj_f^v^^k=kbqql
================PUMIURSKPU= ============================VMRITQOKTU= ====OPTKUO= ======RPNIQVQKMP= ========NIMPVITMVKVQ= ====NVRKSO=
===========J===
=pfp^=ib_fe=mbj_f^v^^k=^kdd^R^k=Epfim^F=
Sumber : Pemerintah Provinsi Bali & Website DJPK
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
83
Halaman ini sengaja dikosongkan
84
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
baB V Penyerapan tenaga kerja dan kesejahteraan masyarakat di Provinsi Bali masih kondusif Ditengah-tengah melambatnya ekonomi, tenaga kerja di Bali masih kondusif.
penyerapan
kajian ekonomi dan keuangan regional
ketenagakerjaan dan kesejahteraan
Secara spasial, kemampuan finansial sebagai salah satu indikator kesejahteraan masyarakat mengalami kesenjangan.
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
85
86
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
5.1 KONDISI KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI Perkembangan ketenagakerjaan di Provinsi Bali selama
angkatan kerja yang baru masuk bursa tenaga kerja.
triwulan I 2015 menunjukkan kemampuan daya serap
Membaiknya aktivitas investasi selama triwulan I 2015
tenaga kerja yang membaik. Penyerapan tenaga kerja
telah mendorong penyerapan tenaga kerja di Provinsi
meningkat sebesar 152,5 ribu tenaga kerja, sehingga
Bali.
sampai dengan bulan Februari 2015, penduduk yang
Jumlah tenaga kerja di Bali mengalami penambahan
bekerja di Bali mencapai 2,42 juta orang.
sebanyak 152,54 ribu orang dibanding Agustus 2014
Meningkatnya jumlah tenaga kerja mengakibatkan
menjadi 2,42 juta orang, atau bertambah sebanyak
tingkat pengangguran terbuka dapat dipertahankan
47,7 ribu orang dibanding keadaan Februari 2014.
sebesar 1,37%.
Meningkatnya penyerapan tenaga telah berdampak
Membaiknya kegiatan investasi selama triwulan I 2015
positif terhadap terjaganya Tingkat Pengangguran
telah memberikan efek positif terhadap penyerapan
Terbuka (TPT) di Provinsi Bali yang hanya mencapai
tenaga kerja di Provinsi Bali.
1,37%, atau turun dibanding TPT Agustus 2014 sebe-
Perkembangan ketenagakerjaan di Provinsi Bali menun-
sar 1,90%, namun stagnan dibandingkan Februari
jukkan terjadinya peningkatan jumlah angkatan kerja
2014.
selama triwulan laporan. Pada Februari 2015 terjadi
Secara sektoral, penyerapan tenaga kerja pada Febru-
kenaikan jumlah angkatan kerja sebanyak 142,03 ribu
ari 2015 relatif bervariasi. Beberapa sektor yang meng
orang dari 2,31 juta orang pada Agustus 2014 menjadi
alami peningkatan mencakup sektor industri, perda-
2,45 juta orang.
gangan, dan keuangan masing-masing sebesar 18,3%,
Apabila dibandingkan dengan posisi Februari 2014,
6,9%, dan 47,5%.
terdapat kenaikan angkatan kerja sebanyak 48,36
Sementara sektor pertanian, konstruksi, transportasi,
ribu orang. Peningkatan angkatan kerja menunjukkan
jasa kemasyarakatan, dan lainnya (pertambangan dan
bahwa, penduduk yang dalam usia produktif di Provinsi
penggalian serta LGA) mengalami penurunan mas-
Bali terus meningkat yang memiliki konsekuensi terha-
ing-masing sebesar 3,5%, 22,9%, 7,8%, 2,4%, dan
dap penciptaan lapangan pekerjaan, khususnya bagi
40,4%.
Tabel 5. 1 Kondisi Ketenagakerjaan di Provinsi Bali
Sumber : BPS, diolah
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
87
5.2 KONDISI KESEJAHTERAAN PROVINSI BALI Kesejahteraan masyarakat di Bali pada triwulan lapo-
indeks yang dibayarkan turun dari 116,25 menjadi
ran menunjukkan pendapatan masyarakat di perdesaan
115,76. Di sisi biaya, yang menggembirakan adalah
yang masih kondusif meskipun terdapat penurunan.
turunnya biaya konsumsi petani dari 119,74 menjadi
Di sisi lain, dalam laporan triwulan I 2015, terdapat
119,09.
tiga indikator yang dipergunakan untuk menentukan
Ditinjau secara subsektor pertanian, penurunan teru-
perkembangan kesejahteraan masyarakat di Provinsi
tama terjadi bagi petani di subsektor holtikultura yang
Bali, khususnya ditinjau secara spasial per kabupaten/
banyak berlokasi di Kabupaten Bangli sebagai pusat
kota. Ketiga indikator tersebut adalah financial depos-
holtikultura dari 104,89 pada akhir tahun 2014 men-
its capacity, Indeks Kesulitan Geografis (IKG), dan In-
jadi 103,04 atau turun sebesar 1,76%. Subsektor hol-
deks Kebahagian (IK) dimana IKG dan IK merupakan
tikultura merupakan aktivitas pertanian yang banyak
indikator yang dirilis oleh BPS. Meskipun terlihat sumir
menyerap tenaga kerja di Provinsi Bali. Sementara itu,
sebagai indikator kesejahteraan, namun ketiganya di-
subsektor lainnya mengalami peningkatan indeks NTP,
harapkan mampu menggambarkan kemampuan finan-
yang menunjukkan terdapat kenaikan pendapatan ber-
sial dan kesejahteraan masyarakat secara geografis di
sih.
Provinsi Bali.
Kesejahteraan masyarakat Bali juga relatif diatas rata-
Nilai Tukar Petani sebagai indikator pendapatan
rata ditinjau dari Indeks Kebahagian (IK). Nilai IK men-
masyarakat desa masih di atas 103,41, meskipun men-
capai 68,48 dengan skala 0-100. Semakin tinggi nilai
galami penurunan sebesar 0,75% dibandingkan den-
IK menunjukkan bahwa kebahagiaan suatu masyarakat
gan triwulan sebelumnya. Penurunan NTP lebih dis-
semakin tinggi. Terdapat 10 aspek esensial yang dihi-
ebabkan oleh lebih besarnya penurunan indeks yang
tung dalam IK tersebut, yaitu kesehatan, pendidikan,
diterima petani (pendapatan) dibandingkan penurunan
pekerjaan, pendapatan rumah tangga, keharmonisan
indeks yang dibayarkan (biaya konsumsi dan opera-
keluarga, ketersediaan waktu luang, hubungan sosial,
sional) petani. Indeks yang diterima petani turun dari
kondisi rumah dan asset, keadaan lingkungan, dan
121,12 pada akhir 2014 menjadi 119,70, sedangkan
kondisi keamanan.
Grafik 5. 1. Indeks Kebahagiaan
Sumber : BPS
88
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
Tabel 5. 2 Time dan Saving Deposits per Kabupaten/Kota Provinsi Bali
DEPOSiTO TABUNGAN KABUPATEN TW IV-2014 TW I-2015 TW IV-2014 TW I-2015 /kOTA Nilai Rekening Nilai Rekening Nilai Rekening Nilai Rekening (miliar Rp) (ribu) (miliar Rp) (ribu) (miliar Rp) (ribu) (miliar Rp) (ribu) Buleleng 975.01 6.87 1,007.04 7.00 2,171.11 334.39 1,996.59 319.94 Jembrana 362.19 3.2 372.68 3.24 904.52 163.30 845.54 152.29 Tabanan 1,082.19 13.71 1,089.33 13.82 2,062.12 266.59 1,973.08 258.28 Badung 4,869.17 25.49 4,963.00 25.76 6,852.59 662.30 6,850.05 646.04 Gianyar 1,656.95 16.15 1,682.98 16.51 2,598.99 318.33 2,538.27 305.73 Klungkung 382.83 5.13 447.27 5.18 852.62 120.80 787.63 113.12 Bangli 210.62 2.69 231.06 2.75 623.55 100.52 558.80 95.35 Karangasem 427.31 4.22 435.15 4.25 1,019.29 147.45 939.01 140.39 Denpasar 17,158.88 59.06 17,471.27 59.92 17,195.72 1,318.43 16,865.14 1,290.84 TOTAL 27,125.17 136.58 27,701.81 138.45 34,280.55 3,432.16 33,363.16 3,322.02
Secara spasial, masing-masing Kabupaten/Kota di
memiliki aset finansial. Sementara itu tabungan yang
Provinsi Bali memiliki financial deposits capaci ty dan
turun mencerminkan bahwa beban pengeluaran yang
IKG yang bervariasi. Beberapa Kabupaten/Kota dengan
meningkat sehingga masyarakat di seluruh Kabupaten/
aktivitas ekonomi yang kuat memiliki financial deposits
Kota harus menarik tabungannya untuk memenuhi ke-
capacity dan IKG yang lebih baik. Financial deposits ca-
butuhannya.
pacity yang dicerminkan dari nilai dan jumlah rekening
Secara geografis, kesejahteraan masyarakat di masing-
simpanan deposito dan tabungan (time dan savings de-
masing Kabupaten/Kota se-Provinsi Bali beragam. Den-
posits) mengalami penurunan. Nilai dan jumlah reken-
gan mempertimbangkan aspek ketersediaan pelayanan
ing deposito mengalami peningkatan dari Rp27,13 trili-
dasar, kondisi infrastruktur, dan aksesibilitas/transpor-
un dengan jumlah rekening 136,5 ribu menjadi Rp27,7
tasi BPS telah menghitung tingkat kesulitan geografis
triliun dengan jumlah rekening 138,4 ribu. Sementara
masing-masing Kabupaten/Kota. Semakin tinggi an-
tabungan turun dari Rp34,28 triliun denganjumlah re-
gka IKG maka semakin sulit secara geografisnya yang
kening 3,43 juta rekening menjadi Rp33,36 triliun den-
berdampak pada makin berkurangnya kesejahteraan.
gan jumlah rekening 3,32 juta rekening.
Kota Denpasar, Kabupaten Badung dan Kabupaten
Peningkatan nilai dan jumlah rekening deposito terja-
Klungkung termasuk yang memiliki tingkat kesulitan
di di hampir seluruh Kabupaten Jembrana. Kondisi ini
geografis yang rendah, sedangkan Kabupaten Bangli
mengindikasikan semakin banyak masyarakat Bali yang
adalah yang tertinggi.
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
89
Tabel 5. 3. Indeks Kesulitan Geografis di Provinsi Bali
Sumber : BPS Provinsi Bali
90
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
bab VI Perekonomian Provinsi Bali triwulan II 2015 diperkirakan mengalami perlambatan sementara tekanan inflasi diperkirakan akan sedikit meningkat
kajian ekonomi dan keuangan regional
Perekonomian Bali pada triwulan II 2015 diperkirakan akan mengalami perlambatan dengan rentang 5,53 %– 6,53% (yoy), sehingga secara keseluruhan tahun 2015 perekonomian Bali akan tumbuh melambat pada kisaran 5,80% s/d 6,80% (yoy).
prospek perekonomian
Inflasi Bali pada triwulan II 2015 diperkirakan berada dalam rentang 6,45 % s/d 7,45%. Sedangkan untuk keseluruhan tahun 2015 diperkirakan akan berada pada rentang 4,2% s/d 5,2% (yoy), menurun dibandingkan proyeksi sebelumnya yang sebesar 5,1% s/d 6,1 % (yoy).
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
91
92
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
6.1. MAKRO EKONOMI REGIONAL Seiring dengan realisasi pertumbuhan ekonomi triwu-
Survei Konsumen sepanjang Januari s/d Maret 2015
lan I 2015 yang berada di bawah perkiraan sebelumnya,
yang memiliki tren menurun. Dari sisi investasi, masih
tren perlambatan pertumbuhan ekonomi diperkirakan
tertahannya lapangan usaha konstruksi serta perkiraan
akan berlanjut sampai dengan triwulan II 2015, seh-
APBD yang masih belum terealisasi membawa pesi-
ingga diperkirakan melambat dibandingkan triwulan
misme peningkatan pertumbuhan investasi pada triwu-
I 2015. Perekonomian Bali triwulan II 2015 diperkira-
lan II 2015.
kan tumbuh pada kisaran 5,53% – 6,53% (yoy) (Grafik
Di sisi lain, neraca perdagangan Provinsi Bali terutama
6.1), lebih rendah dibandingkan peri-
Grafik 6. 1 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Bali
Dari sisi penawa ran, proyeksi per oleh masih tertahannya pertumbuhan kate gori pertani an, perikanan, dan kehutanan. Mes kipun diperkirakan akan terjadi panen raya padi pada
Ré=jáäá~ê
lambatan pertumbuhan disebabkan
maR_
ÖmaR_=Eëâ~ä~=â~å~åF
PPIMMM
VKM
POIMMM
UKM SKOM=
PNIMMM
TKM
SKM RKRPJSKRP= RKM
PMIMMM OVIMMM
QKM
OUIMMM
PKM
periode mendatang, namun kinerja
OTIMMM
tanaman bahan pangan tertahan
OKM
OSIMMM
NKM
oleh serangan hama, dan gangguan
ORIMMM
MKM f
irigasi. Kategori per dagangan besar
ff
fff
fs
OMNP
dan eceran juga diperkirakan masih
BIóçó
ode sebelumnya.
f
ff
fff
OMNQ
fs
f
ffé
OMNR
Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah Keterangan : *) Angka Proyeksi Bank Indonesia
tertahan seiring dengan kenaikan biaya produksi sebagai akibat kenaikan be-
berapa komoditas pokok serta UMP. Selain itu, pertum-
ekspor luar negeri diperkirakan akan mengalami pen-
buhan kategori administrasi pemerintahan diperkirakan
ingkatan seiring membaiknya perekonomian negara
turut tertahan seiring dengan belum terlihatnya realisasi
Amerika Serikat meskipun perbaikan tidak setinggi
APBD. Seiring dengan kondisi tersebut, kategori lainnya
yang diperkirakan. Perkiraan pening katan pertumbu-
yang diperkirakan akan mengalami perlambatan adalah
han ekspor tersebut diiringi oleh perlambatan impor
kategori konstruksi yang perkembangannya masih ter-
seiring dengan masih terdepresiasinya Rupiah. Prospek
tahan akibat tingginyaharga tanah di Provinsi Bali dan
perekonomian negara tujuan ekspor utama Provinsi Bali
kelesuan pasar.
secara umum mengalami peningkatan.
Dari sisi permintaan, proyeksi perlambatan pertumbu-
Peningkatan perekonomian terutama dialami oleh ne-
han triwulan I 2015 terutama disebabkan oleh masih
gara USA yang merupakan negara tujuan utama ek-
tertahannya pertumbuhan konsumsi pemerintah, seiring
spor Provinsi Bali yang akan mendorong kinerja ekspor
dengan belum terlihatnya realisasi proyek-proyek pemer-
Provinsi Bali meskipun tidak sekuat proyeksi sebelumn-
intah. Di samping itu, perlambatan juga disebabkan oleh
ya. Selain itu, negara utama tujuan ekspor Bali lainnya
penurunan konsumsi rumah tangga dan investasi.
turut diperkirakan mengalami peningkatan mengacu
Dari sisi konsumsi rumah tangga, perlambatan terjadi
pada data International Monetary Fund (IMF) pada April
seiring dengan menurunnya optimisme konsumen akan
2015 (Tabel 6.3).
kon disi perekonomian sebagaimana ter cermin pada
Sementara itu, kinerja net ekspor antardaerah diper
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
93
kirakan mengalami perbaikan dengan panen padi yang
triwulan II 2015 sejalan dengan hasil Survei Kegiatan
akan dilakukan dan diperkirakan mampu menekan de-
Dunia Usaha yang dilakukan oleh Bank Indonesia yang
fisit perdagangan antardaerah Provinsi Bali.
menunjukkan kontraksi Saldo Bersih Tertimbang (SBT)
Perkiraan perlambatan pertumbuhan ekonomi pada
kegiatan usaha mencapai -0,11%.
Tabel 6. 1 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran
OMNR
OMNQ
hçãéçåÉå
f
mÉêí~åá~åI=hÉÜìí~å~åI=Ç~å=mÉêáâ~å~å
OMNRé
ffé PKRTJQKRT
QKTP
OKVP
EMKSMF
ERKMTF
fåÇìëíêá=mÉåÖçä~Ü~å
UKUU
SKTO
RKTOJ=SKTO
RKVNJSKVN
mÉåÖ~Ç~~å=iáëíêáâI=d~ë
OKSQ=
VKUO=
RKSQJSKSQ
SKVMJTKVM
mÉåÖ~Ç~~å=^áê
TKQM=
MKVP=
NKSRJOKSR
NKUVJOKUV
hçåëíêìâëá
NKUM=
OKST=
NKRTJOKRT
NKUNJOKUN
mÉêÇ~Ö~åÖ~å=_Éë~ê=Ç~å=bÅÉê~åI=Ç~å=RÉé~ê~ëá= jçÄáä=Ç~å=pÉéÉÇ~=jçíçê qê~åëéçêí~ëá=Ç~å=mÉêÖìÇ~åÖ~å=
TKOT=
TKRU=
SKQUJTKQU
TKTNJUKTN
RKTN
QKQU
QKSOJRKSP
SKMOJTKMO
mÉåóÉÇá~~å=^âçãçÇ~ëá=Ç~å=j~â~å=jáåìã
SKRP
TKRP
SKRV=J=TKRV
TKTPJUKTP
fåÑçêã~ëá=Ç~å=hçãìåáâ~ëá
TKON
VKTV
UKVRJVKVR
VKPTJNMKPT
g~ë~=hÉì~åÖ~å=
VKQV=
NMKVP=
UKURJVKUR
NMKNOJNNKNO
RÉ~ä=bëí~íÉ
UKUV
RKUS
QKMTJRKMT
PKUVJQKUV
g~ë~=mÉêìë~Ü~~å
TKQV
RKOP
QKUQJRKUQ
RKQSJSKQS
mÉêí~ãÄ~åÖ~å=Ç~å=mÉåÖÖ~äá~å=
OKQSJPKQS
EJOKVOFJEJPKVOF EJNKVTFJEJMKVTF
^Çãáåáëíê~ëá=mÉãÉêáåí~Ü~åI=mÉêí~Ü~å~å=Ç~å= g~ãáå~å=pçëá~ä=t~àáÄ g~ë~=mÉåÇáÇáâ~å
NMKTR
TKOU
QKUQJRKUQ
QKONJRKON
NMKRU
UKTR
UKTQJVKTQ
TKSNJUKSN
g~ë~=hÉëÉÜ~í~å=Ç~å=hÉÖá~í~å=pçëá~ä
NOKQP
UKMS
NMKPTJNNKPT
UKQSJVKQS
g~ë~=ä~áååó~
TKSP
UKVS
VKPTJNMKPT
UKTRJVKTR
maR_
SKTO
SKOM
RKRPJSKRP
RKUMJSKUM
Sumber : BPS Provinsi Bali 2015p, IIp angka proyeksi Bank Indonesia
Grafik 6. 2 Perkembangan Dunia Usaha p_q=EBF QM
hÉÖá~í~å=rë~Ü~
Grafik 6. 3 Indeks Keyakinan Konsumen e~êÖ~=gì~ä
ORKSU
PM
OOKPT
NM M JNM
ff
fff
OMNN
fs
f
ff
fff
OMNO
fs
f
ff
fff
OMNP
fs
f
ff
OMNQ
fs
f
fåÇÉâë=bâëéÉâí~ëá=hçåëìãÉå=EfbhF
NOM
ffG
OMNR
UM
SM QM
JOM
N O P Q R S T U VNMNNNON O P Q R S T U VNMNNNON O P Q R S T U VNMNNNON O P OMNO
JPM
Sumber: Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU), Bank Indonesia
94
fff
fåÇÉâë=hçåÇáëá=bâçåçãá=p~~í=fåá=EfhbF
NMM
JMKNN f
fåÇÉâë=hÉó~âáå~å=hçåëìãÉå=EfhhF
NSM NQM
NRKUU
OM
fåÇÉâë
OMNP
Sumber : Survei Konsumen (SK), Bank Indonesia
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
OMNQ
OMNR
Tabel 6. 2 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan
hçãéçåÉå
OMNQ
OMNR
OMNRé
hçåëìãëá
OKSS
TKRV
ffé SKTT=J=TKTT
hçåëKRq
RKNS
UKQO
SKVN=J=TKVN
TKTJUKT
hçåëKikmRq
NKOQ
ENKVMF
EJNKOPFJMKOP
MKVNJNKVN
OKNS=
SKVR=J=TKVR
SKQTJTIQT
hçåëK=mÉãÉêáåí~Ü
f
OMNR
EUKSPF
TKPPJUKPP
fåîÉëí~ëá
NKQT=
RKPO=
SKNO=J=TKNO
SKRRJTKRR
==mjq_
NKUN=
TKQP=
TKRQ=J=UKRQ
TKQOJUKQO
==mÉêìÄ~Ü~å=fåî
ENOKROF
EUPKMUF
EJPNKQUFJEJPMKQUF
EJQNKOSF=J=EJQMKOSF
==bâëéçê=ik
NUKVP
NUKRR
NRKMSJNSKMS
NVKQTJOMKQT
==fãéçê=ik
NTKNQ
JPNKUQ
EJONKQPFJEJOMKQPF
EJNPKNSFJEJNQKNSF
==kÉí=bâëéçê=~åí~ê=Ç~Éê~Ü
NKUT=
STKSP=
PMKOJPNKO
PTKMQJPUKMQ
maR_
SKTO
SKOM
RKRPJSKRP
RKUMJSKUM
Sumber : BPS Provinsi Bali 2015IIp, 2015p angka proyeksi Bank Indonesia
Tabel 6. 3 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Negara Tujuan Ekspor Utama Bali
Negara Pangsa Ekspor Bali USA 19.34 Japan 8.78 Australia 17.38 Singapore 8.25 Hongkong 4.41 World Output
Pertumbuhan Ekonomi 2013 2014 2015* 2016* 2.21 2.4 3.1 3.1 1.51 -0.1 1.0 1.2 2.32 2.7 2.8 3.2 3.85 2.96 3.0 3.0 2.94 2.3 2.8 3.1 3.27 3.31 3.5 3.8
Sumber : World Economic Outlook, International Monetary Fund (IMF) April 2015 Keterangan : *) angka proyeksi IMF
Dengan perkembangan terakhir tersebut, perekono-
belumnya juga turut menahan pertumbuhan ekonomi
mian Bali untuk keseluruhan tahun 2015 diperkirakan
tahun 2015. Dari sisi penawaran, tertahannya per-
akan berada pada kisaran 5,8% - 6,8% (yoy), lebih
tumbuhan lapangan usaha pertanian disebabkan oleh
rendah dibandingkan tahun 2014 yang sebesar 6,72%
masih terdapat nya tantangan pada lapangan usaha
(yoy). Perkiraan ini lebihrendah dari proyeksi sebelumn-
tersebut. Namun demikian industri pariwisata yang di-
ya yang sebesar 6,16% - 7,16% (yoy).
wakilkan oleh kategori penyediaan akomodasi makan
Dari sisi permintaan, perlambatan diperkirakan dis-
dan minum dan kategori perdagangan besar dan ecer-
ebabkan oleh masih terhambatnya realisasi proyek
an diperkirakan masih akan tumbuh kuat pada tahun
pemerintah yang menahan kinerja investasi. Selain
2015, seiring dengan dukungan pemerintah akan pro-
itu konsumsi masih tertahan oleh kenaikan harga be-
mosi pariwisata cukup kuat serta rencana pembebasan
berapa kebutuhan primer meskipun inflasi diperkirakan
visa untuk 30 negara tambahan berpotensi mendorong
terjaga. Perbaikan kinerja ekspor yang tidak sekuat se-
peningkatan kinerja industri pariwisata.
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
95
6.2.
INFLASI BALI TRIWULAN II 2015 Grafik 6. 4 Proyeksi Inflasi Bali NO
NM U S Q
O
f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ffGF fffGF fsGF
M
OMMU
OMMV
OMNM
OMNN
OMNO
OMNP
OMNQ
OMNR
Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah Keterangan : *) Angka Proyeksi BI
Inflasi Bali 2015 diperkirakan dalam kisaran 4,2 s/d
nugasan Jawa Madura Bali harga BBM Premium naik
5,2% (yoy), menurun dibandingkan proyeksi sebelumn-
dari Rp 6.900 menjadi Rp 7.400. Sedangkan untuk so-
ya yang sebesar 5,1 -6,1 % (yoy). Penurunan proyeksi
lar naik dari Rp 6.400 menjadi Rp 6.900. Untuk wilayah
inflasi didorong oleh berakhirnya dampak lanjutan
penugasan luar Jawa Madura Bali, harga Premium naik
dari kenaikan BBM bersubsidi pada 18 November 2014
dari Rp 6.800 menjadi Rp 7.300. Sedangkan harga solar
yang diikuti tren penurunan harga pangan seiring se-
sama dengan area jawa, Rp 6.900.
makin solidnya TPID Provinsi Bali selama 3 bulan per-
Peningkatan harga bensin Bali diperkirakan akan
tama di tahun 2015.
memberikan sumbangan inflasi Bali sebesar 0,29%,
Tekanan inflasi pada triwulan II 2015 diperkirakan akan
sementara peningkatan harga solar memberikan sum-
sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan periode sebe-
bangan inflasi sebesar 0,01%. Dengan demikian sum-
lumnya, berada pada rentang 6,45% s/d 7,45% (yoy).
bangan total penyesuaian kedua jenis BBM ini terhadap
Berdasarkan disagregasinya, tekanan inflasi pada tri-
inflasi Bali adalah sebesar 0,3%.
wulan II 2015 diperkirakan terutama bersumber dari
Implementasi kebijakan di akhir Maret 2015 menyebab-
kelompok administered prices. Sementara kelompok
kan dampak inflasi tersebut didistribusikan pada 2 pe-
core inflation dan kelompok volatile foods mengalami
riode, yakni Maret dan April 2015. Adapun dampak
inflasi pada level moderat.
kenaikan BBM tersebut lebih mempengaruhi inflasi
Peningkatan tekanan inflasi kelompok administered
Bali April 2015, dimana dampak terhadap inflasi April
prices diperkirakan bersumber pada kenaikan harga
diperkirakan sebesar 0,29%.
BBM. Menyusul kenaikan harga minyak dunia dan
Tekanan inflasi kelompok inti juga diperkirakan sedi
fluktuasi kurs Rupiah terhadap dolar, pemerintah resmi
kit meningkat, seiring dengan tren depresiasi Rupiah
memutuskan harga BBM jenis Bensin Premium RON 88
yang masih berlanjut dan peningkatan demand pada
di Wilayah Penugasan Luar Jawa-Madura-Bali dan jenis
triwulan mendatang. Sesuai dengan siklus musiman-
Minyak Solar Subsidi perlu mengalami kenaikan harga,
nya, demand diperkirakan akan meningkat seiring den-
masing-masing sebesar Rp. 500/liter pada 28 Maret
gan musim liburan sekolah dan high season kunjungan
2015. Untuk harga Minyak Tanah dinyatakan tetap,
wisatawan mancanegara ke Bali. Hal ini diperkirakan
yaitu Rp. 2.500/liter (termasuk PPN).Untuk wilayah pe
akan mendorong peningkatan inflasi perumahan, ma-
96
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
kanan jadi dan transportasi (sewa kendaraan).
wulan II 2015 diperkirakan akan terjadi panen raya be-
Namun demikian, inflasi diperkirakan relatif ter ken
ras, sesuai dengan siklus musimannya. Berikut berapa
dali, didukung oleh terjaganya ekspektasi masyarakat
daerah yang sudah mulai mengalami panen beras pada
dan masih kuatnya sisi penawaran dalam merespon
periode laporan:
permintaan. Ekspektasi konsumen ter ha dap peruba-
• Petani yang terhimpun dalam organisasi pengairan
han harga ke depan cukup terjaga. Hasil Survei Kon-
tradisional (subak) Gedang Gading Atas Kabupat-
sumen (SK) periode April 2015 menunjukkan indeks
en Tabanan melakukan panen perdana padi jenis
perubahan harga periode 3 bulan ke depan sebesar
Ciherang di atas lahan seluas 130 hektar.
185 relatif stabil dibandingkan periode lalu yang sebe-
• Panen Raya juga tercatat telah dilaksanakan di Subak
sar 182,5. Sementaraitu, sisi penawaran diperkirakan
Tegan, Banjar Basantamiang,Desa Kapal, Kecamatan
akan dapat me respon sisi permintaan. Pertumbuhan
Mengwi Kabupaten Badung.
investasi pada beberapa tahun terakhir diperkirakan
Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Prov. Bali mem-
Grafik 6. 5 Pergerakan Dolar-Asia Dolar Indeks
Grafik 6. 6 Ekspektasi Konsumen terhadap Perubahan Harga Barang & Jasa 200 195 190 185 180 175 170 165 160 155 150 145 140 135
185.00
1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 2011
2012
2013
2014
2015
Indeks Ekspektasi Harga Konsumen 3 bln yad
Sumber : Bank Indonesia
Sumber : Survei Konsumen, Bank Indonesia
dapat meningkatkan kemampuan sisi pasokan dalam
perkirakan terjadi penambahan produksi di tahun 2015
mengimbangi tetap kuatnya permintaan ke depan.
sebagai berikut : kenaikan ikan Jengki sebesar 33.45%
Tekanan pada komponen volatile food pada triwulan II
(dari 195.5 ton di th. 2014 menjadi 260.9 ton di tahun
2015 diproyeksikan akan berada pada level moderat,
2015); Ikan Kembung sebesar 20% (dari 7.045 ton di
meskipun akan terjadi peningkatan demand seiring
tahun 2014 menjadi 8.454 ton di tahun 2015) dan Ikan
dengan high season kunjungan wisatawan dan jatuhn-
Tongkol sebesar 20% (dari 17.328 ton di tahun 2014
ya perayaan Hari Raya Keagamaan di triwulan II 2015.
menjadi 20.793 ton di tahun 2015).
Optimisme ini didukung o leh membaiknya kondisi
Meskipun tekanan inflasi IHK di tahun 2015 diperkira-
produksi dan suplai serta semakin solidnya upaya pen-
kan melandai, masih terdapat sejumlah risiko (upward
gendalian inflasi oleh TPID Provinsi Bali.
risk) yang perlu diwaspadai, diantaranya : (i) Masih
Dari sisi suplai, perkiraan membaiknya pasokan
tingginya ketergantungan pasokan bahan pangan dari
didukung oleh peningkatan prognosa produksi pangan
luar Bali untuk memenuhi kebutuhan Provinsi Bali, (ii)
2015 sebesar 5% (yoy) oleh Dinas Pertanian Tanaman
Masih belum optimalnya utilisasi sarana pelabuhan
Pangan (Distan) Provinsi Bali. Disamping itu, pada tri-
yang tersedia (arus barang dan penumpang terpusat di
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
97
pelabuhan Gilimanuk), (iii) Infrastruktur pertanian sep-
frekuensinya, terutama pada saat tekanan inflasi untuk
erti perbaikan irigasi belum selesai, (iv) Struktur pasar
komoditas bahan makanan dan pangan di Bali mening
yang belum efisien dan pola perdagangan yang belum
kat.
efektif, (v) Maraknya pembangunan fisik serta kegiatan
Salah satu upaya untuk mendukung pelaksanaan pasar
pendidikan (khususnya di Singa raja) yang berpotensi
murah, telah dilakukan penyerahan hibah 1 (satu) unit
mendorong inflasi kelompok perumahan, (vi) Peningka-
mobil “ Warung Sembako TPID Provinsi Bali ” dari Bank
tan ekspektasi inflasi seiring dengan rencana pengha-
Indonesia Provinsi Bali kepada Perum Bulog divre Bali
pusan premium RON 88 dan LPG bersubsidi terbuka,
pada tanggal 27 April 2015. Acara penyerahan hibah
serta (vii) Berlanjutnya tren depresiasi Rupiah yang ber-
tersebut dirangkaikan bersamaan dengan pelaksanaan
dampak pada kenaikan harga barang dan jasa.
kegiatan High Level Meeting TPID se-Bali yang yang disaksikan secara langsung oleh Wakil Gubernur Bali
6.3 UPAYA PENGENDALIAN INFLASI BALI
selaku Ketua TPID Provinsi Bali beserta dengan seluruh
Pada akhir triwulan I tahun 2015, akumulasi inflasi Bali
anggota TPID Provinsi, Kabupaten/Kota se Bali. Dihara-
periode Januari sd Maret 2015 yang tercatat sebesar
pkan dengan tambahan unit mobil tersebut akan mem-
-0,04% merupakan inflasi year to date terendah selama
perlancar kegiatan operasional pasar murah oleh Bulog
8 tahun terakhir jika dibandingkan dengan periode yang
di seluruh wilayah Bali.
sama. Rendahnya angka inflasi ini tentunya tidak ter-
Bank Indonesia Provinsi Bali pada tanggal 5 Mei 2015
lepas dari berbagai upaya koordinasi yang intensif serta
juga telah menfasilitasi pertemuan antara PD Pasar
berbagai langkah kebijakan yang telah diambil oleh TPID
Buleleng, PD Pasar Denpasar, PD Pasar Badung, Pe-
Provinsi Bali dalam rangka menjaga stabilitas harga.
rum Bulog Divre Bali, Disperindag Provinsi Bali, dan
Menyikapi kenaikan harga beras yang sempat terjadi
pihak perbankan di Provinsi Bali mengenai inisiasi usu-
di bulan Februari dan Maret 2015 yang dise babkan
lan model kerjasama stabilisasi harga PD Pasar dengan
oleh gangguan pasokan dan distribusi, TPID Provinsi
Perum Bulog. Diharapkan model kerjasama ini dapat
Bali bekerjasama dengan Perum Bulog Divre Bali se-
segera diimplementasikan sehingga akan lebih menin-
cara berkelanjutan melakukan program operasi pasar
gkatkan efektivitas mekanisme stabilisasi harga melalui
maupun pasar murah di seluruh wilayah Bali dengan
optimalisasi peran PD Pasar.
intensitas yang cukup tinggi. Kegiatan ini ditujukan un-
Dengan adanya koordinasi, kerjasama dan dukungan
tuk menjaga kestabilan harga beras, namun juga harga
anggaran yang memadai diharapkan stabilitas inflasi
kebutuhan pokok sehingga inflasi dapat terjaga. Keg-
provinsi Bali dapat tercapai sehingga pada gilirannya
iatan stabilisasi harga melalui pasar murah ke depan-
dapat mendukung pencapaian target sasaran inflasi
nya akan terus ditingkatkan baik dari sisi waktu dan
Nasional sebesar 4 +1% pada tahun 2015 s.d 2017.
98
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
BOKS E
PELUANG PENINGKATAN DAYA SAING PARIWISATA BALI Ditengah perlambatan pertumbuhan ekonomi
menjadi intangible asset juga menjadi faktor pen-
global, pertumbuhan sektor pariwisata dunia masih
dorong pertumbuhan sektor ini. Bahkan, berdasar-
berada pada tren peningkatan. Berdasarkan World
kan survei yang dilakukan oleh UNWTO, kebutuhan
Travel and Tourism Council (WTTC), sektor pari-
akan travelling kini telah menjadi prioritas tertinggi
wisata diperkirakan akan mengalami pertumbuhan
kedua (setelah kendaraan) bagi keluarga middle
4% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan sektor
class income di dunia. Adapun negara pasar tour-
keuangan, transportasi dan manufaktur.
ism & travelling terbesar menurut UNWTO adalah
UNWTO juga memproyeksikan peningkatan 3-4%
Tiongkok.
Grafik. E. 1 Perkembangan Kunjungan Wisata Dunia
Sumber : World Tourism Organization,UNWTO Report
jumlah turis internasional pada tahun 2015 dan
Perubahan demografi juga diperkirakan memberi-
akan terus bertambah hingga diperkirakan jum-
kan andil yang besar bagi pertumbuhan kinerja
lah turis akan meningkat dua kali lipat (dari 1
pariwisata di dunia. Jumlah penduduk dunia yang
miliar orang menjadi 2 miliar orang) dalam kurun
berusia diatas 60 tahun diperkirakan akan mening-
waktu 2013 s/d 2035. Daerah tujuan wisata juga
kat dari 900 juta di tahun 2010 menjadi 1,4 miliar
diperkirakan akan mengalami konvergensi, searah
di tahun 2030. Pelancong lansia umumnya memiliki
dengan perkembangan historis destinasi wisata du-
standar kualitas yang lebih tinggi, sehingga cend-
nia dalam kurun waktu 20 tahun terakhir.
erung akan lebih banyak membelanjakan uangnya
Perkembangan sektor pariwisata dunia tidak lepas
Kondisi ini tentunya menjadi peluang bagi Bali,
dari peningkatan daya beli di negara emerging dan
yang ekonominya berbasis pada sektor pariwisata.
negara berkembang. Pergeseran preferensi alokasi
Ditengah perlambatan lapangan usaha lainnya,
untuk membelanjakan uang dari tangible asset
sektor pariwisata masih menjadi penopang per-
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
99
tumbuhan ekonomi di Bali. Daya tarik Bali sebagai
naik 20 peringkat dari tahun 2013. Sementara itu,
daerah destinasi utama dunia masih cukup kuat,
secara regional peringkat Indonesia naik dari per-
sebagaimana terlihat pada masih tingginya per-
ingkat 12 menjadi peringkat ke-4 (dibawah Sin-
tumbuhan kunjung an wisatawan mancanegara
gapura, Malaysia dan Thailand).
(wisman). Pada triwulan I 2015 pertumbuhan kun-
Menurut WEF penetapan sektor pariwisata nasion-
jungan wisman di Bali tercatat sebesar 13,75%
al sebagai prioritas pembangunan nasional dan
(yoy), masih jauh lebih tinggi dibandingkan rata-
keberlanjutan pembangunan infrastruktur telah
rata pertumbuhan selama 5 tahun terakhir yang
mendorong peningkatan daya saing pariwisata
sebesar 11,54% (yoy)
Indonesia. Berikut beberapa main competitive ad-
Peluang pengembangan pariwisata di Bali juga
vantage pariwisata Indonesia : Price competitive-
semakin terbuka lebar seiring dengan membaikn-
ness (3rd); Rich Natural Resouces (19th); Including
ya daya saing pariwisata Indonesia sebagaimana
Biodiversity (4th); Several Heritages sites (10th).
tercermin dari peningkatan peringkat Indonesia
Sementara faktor yang masih menjadi kendala di-
dalam Laporan Tourism Competitiveness Index
antaranya : environmental sustainability (134th);
(TCI) 2015 , World Economic Forum (WEF). Pada
deforestation (97th); endangering species (129th);
laporan yang direlease setiap 2 tahun ini, WEF
safety and security, specifically the business cost of
menempatkan Indonesia pada peringkat 50, atau
terrorism (104th).
Tabel. E. 1 Tourism Competitiveness Index Indonesia
2013
Overal Indeks
2015
Regional Rank Overal Rank Score
12 70 4.03
Regional Rank Overal Rank Score
4 50 4.04
Component
Score Rank
Component
Score Rank
Travel & Tourism (T & T) Regulatory Framework
4.18
95
Sub Indeks Business Environment & Infrastructure T & T Human, Cultural & Natural Resouces
T & T Policy & Enabling Condition
4.59
9
Infrastructure
3.38
75
3.36
84
Enabling Environment
4.46
80
4.56
31
Natural & Cultural Resources
3.74
17
Sumber : World Economic Forum Report th 2013 & 2015 Keterangan : Score (skala 1-7), Rank dari 114 negara
Rata-rata pertumbuhan triwulan I tahun 2011 s/d 2015 the set of factors and policies that enable the sustainable development of the Travel & Tourism sector, which in turn, contributes to the development and competitiveness of a country
2 3
100
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
Gambar E. 1 Komponen Tourism Competitiveness Index Indonesia 2015
Sumber : World Economic Forum Report th 2015
Dalam skala regional, hasil survey Key Performance
katkan untuk mendorong daya saing pariwisata
Indicator industri Pariwisata Bali yang dilakukan
Bali. Dari 7 komponen dan 32 sub komponen in-
oleh Bank Indonesia Provinsi Bali menunjukkan
dikator, masih terdapat beberapa indikator yang
masih terdapat beberapa aspek yang perlu diting-
belum optimal, diantaranya :
Komponen Sub Komponen Prioritas Hospitality the cleanliness of hotel environment 1st Tourist Attraction the cleanliness of tourist attraction 2nd the fame of tourist attraction 1st Short Distance Transportation the availability of transportation tools 1st the price of transportation tools 2nd Long distance transportation the flight availability 1st Supporting Infrastructure the highway infrastructure 1st Electricity 2nd Entry the ease of visa process 1st Promotion the international promotion 1st
4
Berdasarkan hal tersebut diatas, terlihat bahwa
law enforcement peraturan pemerintah terkait
potensi pengembangan pariwisata Bali ma sih
pembangunan pariwisata yang lebih ramah ling-
sangat menjanjikan. Namun demikian, diten-
kungan merupakan beberapa hal yang harus men-
gah upaya-upaya pengembangan yang telah
jadi perhatian. Lebih lanjut perlu digarisbawahi
dilakukan,masih terdapat bebe rapa aspek yang
bahwa daya saing pariwisata bukan hanya diben-
perlu ditingkatkan. Identifikasi prioritas pemban-
tuk oleh banyak faktor, namun juga melibatkan
gunan pariwisata dengan tepat, upaya berkelan-
banyak pihak. Untuk itu komitmen bersama dari
jutan peningkatan infrastruktur, kalibrasi insentif
seluruh pihak untuk membangun keberlanjutan
fiskal, peningkatan promosi internasional, dan
sektor pariwisata di Bali sangatlah diperlukan.
The Development of Key Indicators In Optimizing Tourism Service In Bali, Bank Indonesia of Bali Province, 2011
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015
101
102
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015